Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Alkitab melihat sejarah dunia dan manusia dalam tiga tahap –penciptaan, kejatuhan, dan
penebusan. Manusia diciptakan, lalu jatuhdalam kutuk dosa, kemudian ditebus dengan
kematian dan kebangkitan YESUS KRISTUS., kita akan mengamati karakteristik manusia .
Dalam pelajaran ini, kita akan mengamati manusia sebelum kejatuhan. Dan dalam pelajaran
berikutnya, kita akan mempelajari manusia yang telah jatuh dalam dosa dan manusia yang
telah ditebus.
Pengertian apologetika alkitabiah terletak pada pandangan yang tepat akan kebenaran
mengenai karakter manusia. “Kenalilah dirimu sendiri”merupakan semboyan yang sangat
populer di kalangan para pemikir sejakawal permulaan sejarah filsafat. Pengetahuan tentang
diri sendiri akanmelengkapi manusia untuk dapat melaksanakan berbagai macam tugas
didunia ini dengan lebih baik.
Untuk memahami gambar Allah dalam kandungan alkitabiah yang sepenuhnya, kita harus
melihatnya di dalam terang penciptaan, kejatuhan dan penebusan. Sebelum manusia jatuh
dalam dosa, kita melihat gambar yang orisinal. Meskipun kita tidak tahu bagaimana persisnya
gambar Allah menyatakan diri pada tahap itu, kita bisa mengasumsikan bahwa pasangan
manusia pertama mencitrakan Allah dengan taat dan tanpa dosa.

BAB II
KEJATUHAN MANUSIA DALAM DOSA
Bagaimana dosa masuk ke dalam dunia?keterangan Alkitab tentang ini terdapat dalam Kej 3
yang menyatakan tiga hal yaiitu: [1]Pencobaan manusia.Manusia mengalah kepada
cobaan.Akibat-akibatnya.Mengenai pencobaan Kej 3:1-6 hanya diingat bahwa Tuhan
mengizinkannya. Ia tidak melarngnya,tidak ada jalan lain untuk mendidik manusia mengatsi
dosa kecuali konfrotansi dengan dosa itu dan dengan menghadapakan dengan sesuatu
pemilihan ikut jalan Allah atau ikut jaln iblis. Allah menempatkan manusia di bawah ujian
Kej 2:17 dan justur itulah yang menyebabkan ia mungkin di cobia saja, dosa itu bukannya
sesuatu yang tidak dapat yang tidak terjadi, jadi tak ada alasan bahwa ia tak dapat tidak harus
tunduk.perlu diingat bahwa cobaan itu datang kepada Hawa tatkala ia seorang diri. Inilah
metode yang biasa dilakukan iblis. Harus diingat pula bahwa cobaan itu diselubungi dengan
keelokan sedang sifat yang sesungguhnya tersembunyi: perhatikan bagaimana cobaan itu
dilancarkan tahap demi tahap. Mula-mula iblis hanya bertanya tentang Firman Allah (kej
3:1: kemudian di bantah nyata-nyata (kej 3:4) akhirnya apabila manusia yang dicobai itu
dengan bodoh ma uterus mendengarkannya,maka iblispun melanjutkan dengan memburuk-
burukkan maksud Allah yang baik itu (kej 3:5).Mengenai hal Mengalah kepada Cobaan (kej
3::6) : mula-mula iblis mempengaruhi telinag dan mata, kemudian keinginan hati,dan
akhirnya kemanuan. Hawa membiarkan telingan mendengarkan perkataan pencobaan,
kemudian membiarkan keinginan hatinya menguasai kemauannya. Bandingkan ayat 6
dengan 1 Yoh 2:16. Perempuan itu melihat ,bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan,(hawa
nafsu daging) dan sedap kelihatannya (hawa nafsu mata) lagipula pohon itu menarik hati
karena member pengertian (kemegahan hidup).

Pada dasarnya pencobaan pertama di taman Eden itu sama dengan beribu-ribu pencobaan
lainnya yang setiap kali menjatuhkan manusia ke dalam dosa. Tujuan pencobaan ialah untuk
memisahkan kehendak manusia makin lama makin jauh dari kehendak Allah. Allah sudah
berusaha supaya manusia dapat menolak pencobaan yang sedemikain dengan mudah sekali.
[2]Adam dan Hawa sudah diperingatkan terlebih dahulu mengenai hal yang akan iblis minta
mereka lakukan. Lihat kej 2:17 dan 3:3. Perintah itu jelas sekali,jika mereka mau mudah
sekali bagi mereka untuk setia,karena Allah telah mengaruniai mereka kesenangan yang
berlimpah-limpah, dan tempat yang terindah di muka bumi. Akhirnya bandingkan laporan
kej tentang kekalahan manusia dengan (1 Tim 2:14) Hawa sudah tergoda tapi Adam tidak
Adam memilih dengan sengaja maka Adam lebih bersalah dari Hwaa.
Mengenai Akbat-akibatnya (Kej 3:7-24) iblis berkata kepada Hawa,bahwa dia akan terbuka
matanya,laulu mereka akan tahu tentang yang baik dan yang jahat (yat 5). Memang terjadi
seperti mereka katakan iblis,tapi betapa bahya akibatnya. Mata mereka memang terbuka dan
keduanya tahu pula tapi mata mereka berdua dan mereka tahu,bahwa mereka telanjang.
Hakti mereka kehilangan Kemurniannya dan inilah akibat yang pertama. Mereka mulai
menaruh perasaan malu.lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat (ayat 7).
Syukur kepda Allah bahwa ia telah menuang perasaan malu ke dalam tabiat
manusia.perasaan malu itu telah memelihara manusia dari banyak kejahatan.mempnyai
perasaan malu inilah akibat yang kedua.
Selain itu jelas pula,bahwa telah berlangsung perubahan pada Tubuh Manusia. Ada pendapat
mengatakan bahwa sebelum kejatuhan manusia, tubuh Adam Dan Hawa dikelilingi oleh
cahaya kemuliaan. Alkitab menyatakan bahwa wajah Musa bercahaya sesuadah ia bergaul
dengan Allah 40 hari lamanya di atas gunung Sinai. Bagaimanakah gerenagan cahaya
keindahan yang meliputi tubuh Adam da Hawa sebelum terjatuh dalam dosa? Sebab
pergaulan mereka yang terus-menerus dengan Allah,maka kemungkinan besar tubuh mereka
pun menerima cahaya yang cemerlang. Tapi pada saat kejatuhan lenyaplah segala kemuliaan
itu,dan mereka tahu bahwa mereka telanjang inlah akibat yang ketiga.
Tapi bukan sampai di situ Saja,karena dalam batinnya berlangsung juga suatu perubahan
yang menyedihkan sekonyong-konyong masing-masing mengalami pertentangan dalam
hatinya yang selama ini yang dipenuhi oleh kasih, suka cita dan damai. Dalam hatinya
meletus suatu peperanganyang aneh, ini disebabkan timbulnya kesadaran, yang mulai pada
saat itu selaluakan menghakimi perbuatan manusia. Kesadaran itu ialah Hati Nurani manusia
yang melahirkan [3] kekuatan. Jadi dengan dosa pertama datang pula perasaan TAKUT yang
pertama Adam dan Hawa lari dari hadirat Allah dan berusaha membunyikan diri dihapan-Nya
inilah akibat yang keempat.
Keduanya sedikit pun tidak menunjukkan penyesalan yang sungguh-sungguh, sekalipun
dosanya terbentang di hadapan Allah. Hati mereka telah berubah menjadi asing daripada
Allah. Mulailah mereka di kuasai oleh kematian rohani. Dan disamping semuanya itu, di usir
keluar dari taman taman Eden, tempat pohon kehidupan bumi dan ular menjadi terkutuk,
suami di beri kuasa atas istrinya. Meskipun demikian, di antara segala hukuman itu, Allah
membuat pakain bgi Adam dan Hawa, dan memberikan mereka janji agung mengenai
kedatangan juruslamat (Kej 3:15). Janji yang mulia itu berkembang kemudian beroleh
penggenapannya menurut waktu dan kehendak Allah: tapi dalam kej 3:15 ini janji itu tersebut
dituliskan secara singkat saja, bahwa keturunann perempuan ini akan meremukkan kepala
iblis.
DALAM HUBUNGANYA DENGAN ALLAH
Dampak yang paling utama berkaitan dengan dosa yang dilakukan oleh manusia adalah
dalam [4]hubungannya dengan Allah. Pertama, di mata Allah manusia sudah mati dan akan
menuju maut (Roma 3:23; Rm 6:23).Kedua, manusia tidak layak untuk menghadap Allah.
Pengusiran Adam dan Hawa dari Taman Eden ke luar, merupakan ungkapan geografis dari
pemisahan spiritual manusia dari Allah, serta ketidaklayakan untuk menghadap Dia dan
menikmati keakraban dengan Dia (Kej 3:23). Malaikat dengan pedang yang bernyala-nyala
yang menutupi jalan menuju Eden melambangkan kebenaran mengerikan bahwa dalam
dosanya, manusia menghadapi pertentangan dan perlawanan dari Allah, yaitu murka Allah
(Kej 3:24; Mat 3:7; I Tes 1:10).Ketiga, manusia tidak sanggup lagi melakukan kehendak
Allah. Meskipun Allah memanggil dan memerintahkan manusia dan menawarkan kepada kita
untuk jalan kehidupan, kebenaran dan kebebasan, kita tidak sanggup lagi menjawab
panggilan Allah itu sepenuhnya. Manusia tidak bebas dan tidak sanggup untuk menyesuaikan
diri dengan rencana Allah karena telah menjadi budak dosa (Yohanes 8:34; Roma 7:21-
23).Keempat, manusia tidak benar di mata Allah. Kegagalan untuk mematuhi hukum dan
kehendak Allah membuat manusia berada di bawah kutukan hukum, rasa bersalah dan
penghukuman yang makin bertambah bagi pelanggar hukum (Roma 5:12; Ulangan 27:26;
Galatia 3:10).
Kelima, manusia tidak peka lagi terhadap firman Allah. Allah berbicara baik melalui firman
yang tertulis, yaitu Taurat, Alkitab dan juga lisan melalui nabi-nabi-Nya kepada umat
manusia. Akan tetapi dosa telah membuat manusia menjadi bebal dan lebih memilih untuk
tidak mentaati firman Allah. Akhirnya manusia menjadi tidak mengenal Allah dan tidak
mengerti hal-hal mengenai Roh. Hal-hal ini membuat manusia menjadi angkuh dan dalam
lingkup keagamaan, keangkuhan ini diungkapkan sebagai pembenaran diri.
Manusia menentukan sendiri norma-norma bagi dirinya dan membenarkan dirinya menurut
norma-norma itu. Manusia mencari-cari alasan bagi dosa dan merasa yakin di hadapan Allah
karena prestasi-prestasi moral dan religiusnya dengan berbagai macam agama dan
kepercayaannya. Ada juga yang kemudian menolak eksistensi Allah secara teori (ateisme).
Namun itu semua sesungguhnya hanya untuk bersembunyi dari Allah (seperti Adam dam
Hawa di Eden) dan untuk menghindari “keseraman” apabila harus berdiri di hadapan Allah
dengan kesalahannya terpampang di depan.

DALAM HUBUNGANYA DENGAN MANUSIA


Terputusnya hubungan manusia dengan Allah langsung mempengaruhi hubungan manusia
[5]dengan sesamanya. Adam menuduh Hawa dan menyalahkannya sebagai penyebab dosa
(Kej 3:12). Kisah kejatuhan manusia segera diikuti dengan peristiwa pembunuhan Habel (Kej
4:1-6). Dosa membuat manusia tidak lagi bisa saling mengasihi dengan tulus, yang ada
adalah konflik, [6]perpecahan antar bangsa/suku, prasangka rasial, dan terbentuknya blok-
blok internasional yang saling bermusuhan.Dosa membuat perpecahan, pemisahan dan
pertikaian antara manusia dan sesamanya baik di dalam kelonpok masyarakat, agama, sosial,
keluarga bahkan gereja. Dosa membuat manusia “mengeksploitasi” sesamanya. Eksploitasi
ini dapat dengan jelas kita lihat dalam hubungan antara pria dan wanita. Sejarah mencatat
kaum pria telah mendominasi wanita dengan kekerasannya. Wanita digunakan bagi
kepentingan egois pria, penolakan pria memberikan persamaan hak dan martabat kepada
wanita merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri

BAB III

CARA ALLAH MELENYAPKAN DOSA

Pada bab sebelunya telah dibahas usaha manusia menghapuskan dosanya. Tetapi yang
[7]luput dari pemikiran manusia biasanya adalah hokum yang pernah Allah kumandangkan
kepada seluruh masyarakat pada waktu itu yang baru terdiri dari satu orang, yaitu Adam,
bahwa jika ia memakan buah terlarang maka ia akan di hokum mati, kalau Allah pemerintah
dan Adam dan Hawa adalah rakyat, maka mereka jatuh dalam dosa, tidak mungkin bisa
diampuni dengan cara apapun selain menjalani hukuman yang telah di tentukan.
Pengumuman siapapun yang memakan buah terlarang akan mati adalah undang-undang
pertama yang di umumkan kepada umat manusia..

Karena Allah akan melanggar ketetapanNya, sedangkan Ia mengasihi manusia, maka Ia


segera menyiapkan juruslamat untuk menyelamatkan manusia dari hukuman yang harus
diterima manuisia. Itulah sebabnya segera sesudah kejatuhan, nubuatan tentang usaha tentang
penyelamatan melalui peremukan kepala ular dengan resiko cidera tumit sang penyelamat
dinubuatkan langsung oleg Allah (kej 3:15). Ini adalah indikasi pertama tentang
penyelamatan yang telah dijanjikan Allah kepada manusia yang telah jatuh dalam dosa.

a. Adam dan Hawa Percaya Pada Janji Allah


Adam dan Hawa percaya pada janji pengiriman juruslamat. Untuk itu kita bisa
menyimpulkan bahwa mereka diselamatkan karena mereka percaya pada juruslamat yang di
janjikan Allah. Buktinya ketika Hawa melahirkan Kain, ia menyangkan dirinya telah
melahirkan juruslamat yang di janjikan Allah .kej pasal 4 ayat 1.

b. Konsep Yang Benar Tentang Penebusan


Kosep yang benar adalah,Allah pencipta langit dan bumi, yang maha kasih, dan maha adil,
serta [8]maha suci, telah mengeluarkan undang-undang. Jika manusia berdosa atau melanggar
hokum, atau melakukan sesuatu yang jahat, salah satunya ialah memakan buah pengetahuan
yang baik dan yang jahat, maka resikonya atau hukumannya ialah mati. Resiko atau
hukuman ini sebagai akibat dari hati manusia yang jahat yang tidak bisa berdamai dengan
Allah yang kudus dan adil. Manusia ternyata telah melanggar perintah Tuhan, bahkan telah
berusaha melawan Tuhan secara langsung (Yes 14:12-14). Sehingga tidak ada kebenarannya
bahwa iblis telah berhasil menawan manusia. Keberannya, ialah manusia telah jatuh dalam
dosa dan sedang menunggu penghukuman , yaitu hukuman mati.
Sesungguhnya kematian manusiakarena tua,sakit,kecelakaan, dan lain sebagainya, bukan
kematian karena penghukuman atas pelanggaran perintah Allah, melainkan karena manusia
tidak sempat memakan buah kehidupan. Sejak manusia jatuh dalam dosa, akses menuju
pohon kehidupan oleh kerub itu dengan pedang bernyala-nyala. Seandainya berhasil
memakan buah kehidupan maka manusia akan hidup selamanya.

Pelaksanaan penghukuman mati seungguhnya belum terjadi. Allah memperagakan


pelaksanaan penghukuman mati melalui pembunuhan binatang. Dan karena kemahakasihan
Allah, Ia segera menjanjikan juruslamat yang akan dihukum mati menggantikan umat
manusia. Alla akan menjatuhkan hukuman mati kepada juruselamat ,tidak kepada manusia.

b. Kristus mati untuk semua manusia.


Manusia tidak mungkin menghapus dosanya dengan cara apapun, karena dirinya sudah
[9]berdosa (menempati posisi orang berdosa) sejak Adam dan Hawa berdosa. Di hadapan
Allah, semua manusia sudah berdosa. Dosa harus dihukum karena dosa adalah pelanggaran
terhadap Allah atau hukum Allah. Jika manusia dihukum, maka pasti binasa. Karena manusia
tidak mungkin menghapus dosanya dengan cara apapun, maka Allah menjanjikan kedatangan
Juruselamat. Allah mengutus Yesus Kristus yang mati menebus dosa seluruh umat manusia,
yaitu dosa Adam dan Hawa sampai manusia terakhir sudah ditebus lewat kematian Yesus
Kristus di kayu salib.

c. Penebusan Dosa Umat Manusia


Untuk memecahkan persoalan yang tampaknya tidak terpecahkan ini, Tuhan telah menyusun
sebuah [10]rencana yang cemerlang. Tidak jelas apakah Dia telah membincangkannya
dengan Anak-Nya; atau mereka berdua yang telah menyusunnya secara bersama-sama; atau
hal itu keseluruhannya merupakan ide Tuhan Anak, kemudian diterima oleh Tuhan Bapak.
Bentuk-bentuk rencana itu yang telah dibukakan pada zaman Kristus adalah sebagai berikut:
dua ribu tahun yang lalu Sang Anak Tuhan yang secara harfiah turut menikmati keabadian
dengan Tuhan, telah dilahirkan melalui seorang perempuan. Sebagai “Anak Tuhan,” dia
memiliki kedua-duanya, sifat-sifat sempurna manusia dan juga sifat-sifat sempurna Tuhan
Bapak. Berikutnya kita diberitahukan bahwa seorang perempuan perawan yang saleh,
bernama Maryam, telah dipilih untuk menjadi ibu bagi “Sang Anak Tuhan.” Dia telah
mengandung Yesus karena berhubungan dengan Tuhan. Dalam kaitan ini, sebagai seorang
Anak hakiki Tuhan, Yesus telah lahir tanpa dosa, tetapi walau bagaimana pun dia memiliki
sifat-sifat dan wujud manusia. Demikianlah Yesus suka-rela mempersembahkan dirinya
untuk memikul beban seluruh dosa umat manusia yang mau mengimaninya serta
menerimanya sebagai juru selamat. Melalui muslihat cerdik ini, dinyatakan, Tuhan telah
mengelak mengkompromikan sifat abadi-Nya sebagai Yang Maha Adil Mutlak.

BAB IV

KESIMPULAN
Maka dengan melihat uraian di atas, maka memang sebenarnya bukan menjadi suatu
keharusan mutlak bagi Kristus untuk menderita di salib bagi kita, namun memang itulah yang
dipilih-Nya, dan ini sudah direncanakan-Nya sejak awal mula dunia. Sebab Allah sudah
mengetahui segala sesuatunya, bahwa manusia pertama akan jatuh dalam dosa, dosa asal
inilah yang akan diturunkan kepada semua umat manusia, dan karena manusia tak dapat
menebus dosanya sendiri, maka Allah memutuskan untuk mengutus Putera-Nya sendiri untuk
menebus dosa manusia dengan sengsaraNya di kayu salib. Penderitaan yang tak terlukiskan
di kayu salib tersebut adalah bukti kasih Allah yang tiada terbatas, dan juga bukti keadilan
yang sempurna, yang menunjukkan kejamnya akibat dosa, yang harus dipikul oleh Kristus,
untuk membebaskan kita manusia dari belenggu dosa. Maka walaupun setetes darah-Nya
sebenarnya cukup untuk menebus seluruh dosa manusia, namun Yesus justru mau
menyatakan yang lebih sempurna dan “superabundant” daripada itu. Sebab Ia mau
menunjukkan kasih yang melebihi dari apa yang disyaratkan, kasih yang mengatasi
segalanya. Kerendahan hati Yesus yang ditunjukkan-Nya dengan kerelaan-Nya menjadi
manusia dan menderita di kayu salib merupakan “obat penawar antidote bagi dosa asal
Adam, yaitu kesombongan ingin menjadi/ menyamai Allah. Ketaatan Kristus terhadap
kehendak Allah Bapa menawarkan ketidak-taatan Adam kepada Allah (lih. Rom 5:19).
Mungkin banyak orang berpikir bahwa tak sepantasnya Tuhan menderita. Atau dengan kata
lain, mereka beranggapan bahwa Tuhan tidak pernah bisa menderita, karena Tuhan itu Maha
Sempurna. maka bagi kami umat Nasrani Di sinilah memang letak misteri Kristus, karena
walaupun Ia sungguh-sungguh Allah, namun Ia juga sungguh-sungguh manusia. Maka
walaupun Ke-Allahan-Nya sempurna dan tak bisa menderita, namun dari segi
kemanusiaanNya Ia sungguh-sungguh dapat menderita. Dan betapa besarlah penderitaan-
Nya, justru karena Ia sungguh manusia namun sekaligus Allah: yaitu saat Dia melihat
bagaimana kekejaman dosa manusia terjadi di depan mata-Nya. Dosa menyebabkan manusia
menutup pintu hati bagi Tuhan dan menutup diri terhadap kebenaran. Dosa membuat manusia
menjadi sombong, iri hati, dan kejam. Manusia tidak lagi mau mengasihi, gampang sakit hati,
tidak mau mengampuni dan bahkan dapat merancangkan segala yang jahat kepada
sesamanya. Betapa jauhnya hal ini dengan rencana Allah semula, saat menciptakan manusia
dalam kasih, agar semua manusia hidup dalam kasih, seperti gambaran kehidupan Diri-Nya
sendiri. Maka kepedihan hati Yesus sebagai manusia diperolehNya dari kesatuan-Nya dengan
ke-Allahan-Nya: sebab apa yang pada mulanya diciptakan-Nya dengan baik adanya, sekarang
terancam rusak karena dosa
DAFTAR PUSTAKA
http://krisetan.blogspot.com/2008/10/dosa-dan-penebusan-dosa.html
Dr. Suhento Liauw,Doktrin Allah Keselamatan Alkitabiah,copyright 2007,diterbitkan graphe
international theological seminary,hal-65
http://ukm-kmkusu.co.cc/node/157
J.Sidlow Bakter,Menggali Isi Alkitab,BPK Gunung Mulia,cet,1967,1981,1983,hal 25-28.

Anda mungkin juga menyukai