Anda di halaman 1dari 3

Bahan KTB kelas 7 Bab 1: manusia dan dosa (bacalah: Kejadian 1:26-28; Roma 3:23; Roma 6:23)

1. Apa artinya manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah?


Jawaban: Manusia diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, seluruh keberadaan manusia diciptakan
untuk Allah, bagi kemuliaanNya. Manusia dapat berinteraksi dalam persekutuan yang dekat dengan
Allah, catatan ini kita dapatkan dalam Alkitab bahwa di Taman Eden, manusia pertama menikmati
persekutuan itu. Seluruh keberadaan manusia (Adam dan Hawa) ketika itu murni di hadapan Allah,
bersih (suci) karena belum dikotori/dicemari oleh dosa sehingga dapat hidup bersama-sama dengan
Allah yang suci.

Allah membentuk manusia dari debu tanah dan memberinya hidup dengan menghembuskan nafas-Nya
sendiri (Kejadian 2:7). Dengan demikian, manusia memiliki keunikan dibanding dengan ciptaan-ciptaan
Allah lainnya, yaitu memiliki bagian materi (tubuh) dan non-materi (jiwa/roh). Memiliki “gambar” atau
“rupa” Allah, dalam pengertian yang paling sederhana, berarti manusia dibuat menyerupai Allah. Adam
tidak serupa dengan Allah dalam arti memiliki darah dan daging. Alkitab berkata bahwa “Allah itu Roh”
(Yohanes 4:24) dan karena itu memiliki keberadaan tanpa tubuh. Namun, tubuh Adam mencerminkan
hidup Allah karena diciptakan dengan kesehatan yang sempurna dan tidak tunduk kepada kematian.
Gambar Allah menunjuk pada bagian non-material dari manusia. Hal ini membedakan manusia dari
binatang dan memampukan manusia mengemban “kekuasaan,” sebagaimana direncanakan Allah
(Kejadian 1:28), dan memampukan manusia berkomunikasi dengan Pencipta-Nya. Keserupaan ini
termasuk dalam hal mental, moral dan sosial. Secara moral, manusia diciptakan dalam kebenaran dan
kepolosan yang sempurna, suatu refleksi dari kesucian Allah. Allah melihat semua yang diciptakan-Nya
(termasuk manusia) dan mengatakan, “sangat baik” (Kejadian 1:31). Hati nurani kita atau “kompas
moral” itu sisa dari keadaan yang asli itu. Ketika seseorang menaati hukum, berbalik dari kejahatan,
memuji kelakuan baik, atau merasa bersalah, orang itu meneguhkan fakta bahwa ia diciptakan menurut
gambar Allah. 

2. Apa tujuan Allah menciptakan manusia? (ayat 28)


Jawaban: menurut katekismus besar Westminster, tujuan utama Allah menciptakan kita adalah untuk
memuliakan dan menikmati Allah selamanya. Dia menciptakan manusia dalam kasih dan Ia mengasihi
manusia milikNya itu. Allah menginginkan manusia hidup suci seperti halnya Dia adalah Allah yang suci,
supaya manusia dapat hidup bersama-sama dengan Dia, hidup dalam persekutuan yang penuh kasih
dengan Dia yang adalah kasih.

Tuhan tidak perlu menciptakan manusia, namun Ia menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya sendiri. Di
dalam beberapa bagian Alkitab dicatat dan mengajarkan bahwa Allah tidak membutuhkan kita atau
ciptaan lainnya untuk apa pun, namun kita dan ciptaan lainnya memuliakan-Nya dan memberi-Nya
sukacita. Sejak di sana ada kasih dan persekutuan yang sempurna di antara para Pribadi Tritunggal untuk
selama-lamanya (Yohanes 17: 5, 24), Allah tidak menciptakan kita karena Dia kesepian atau karena Dia
membutuhkan persekutuan dengan orang lain — Allah tidak membutuhkan kita untuk alasan apa pun.
Namun demikian, Allah menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya sendiri (Yes. 43: 7; lih. Ef 1: 11-12).
Karena itu, kita harus “melakukan semuanya untuk kemuliaan Allah” (1 Kor. 10:31). Fakta ini menjamin
bahwa hidup kita penting. Ketika kita pertama kali menyadari bahwa Tuhan tidak perlu membuat kita
dan tidak membutuhkan kita untuk apa pun, kita bisa menyimpulkan bahwa hidup kita sama sekali tidak
penting. Tetapi Alkitab memberitahu kita bahwa kita diciptakan untuk memuliakan Tuhan, menunjukkan
bahwa kita penting bagi Tuhan sendiri.
Selanjutnya tujuan Allah menciptakan kita adalah memberikan kepada manusia tanggung jawab untuk
memelihara bumi dan mengerjakan apa yang ada di dalamnya untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat. Artinya kita tidak hanya mendapatkan segala sesuatu dari ciptaan Allah tetapi juga
memelilhara dan mengusahakan bumi agar senantiasa baik, menghasilkan dan bermanfaat untuk
kelangsungan hidup manusia.

3. Mengapa manusia bisa jatuh ke dalam dosa?


Jawabannya: karena manusia tidak taat kepada Allah. Manusia hidup melanggar, memberontak,
menyimpang, keluar jalur dari segala perintah dan ketetapan Allah sehingga manusia jatuh ke dalam
dosa. Dan dalam keadaannya yang berdosa membuat manusia terpisah dari Allah dan tidak dapat
berelasi dengan Allah karena Allah adalah Pribadi yang Mahasuci dan Mahakudus. Kejatuhan manusia
dalam dosa membuat kerusakan total dan ketidakmampuan total di dalam dirinya untuk dapat hidup
menyenangkan dan memuliakan Allah. Akibat dosa manusia dan keturunan menderita dan
mendapatkan hukuman kebinasaan. Roma 3:23 menyatakan bahwa akibat dosa membuat manusia
kehilangan kemuliaan Allah yang Allah berikan kepada mereka.

4. Apa artinya upah dosa adalah maut? (Roma 6:23)


Jawabannya: akibat dari dosa manusia kepada Allah adalah hukuman kekal Allah, murka Allah,
kebinasaan (kematian atau maut).

Kejadian pasal 3 menceritakan terjadinya peristiwa pencobaan. Serangan iblis ditujukan kepada
keutuhan dan kebenaran Allah (bandingkan dengan Kejadian 3:4). Iblis berkata bahwa Hawa (dan Adam)
tidak akan mati kalau memakan buah pohon tersebut. Padahal Allah telah berkata "pada hari engkau
memakannya (buah pohon pengetahuan), pastilah engkau mati"(Kejadian 2:17). Kematian ini bersifat
mati secara fisik dan mati secara rohani. Dan tanpa penebusan dari Tuhan Yesus manusia akan
mengalami maut, kebinasaan/kematian kekal di dalam neraka.

Diskusi

1. Apa bukti atau ciri manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah? Manusia memiliki atribut-
atribut Allah yang dikomunikasikan: kebaikan, kasih, kesucian, kemuliaan, keadilan, hikmat,
kesetiaan, kekuasaan dan kebenaran.
2. Mengapa Allah mengusir manusia dari taman Eden?
3. Karena manusia telah berbuat dosa dengan memberontak kepada Allah; 2. Supaya manusia tidak
dapat mengambil buah dari pohon kehidupan; 3. Allah membeci dosa karena Allah adalah Pribadi
yang Mahasuci dan Mahakudus. Allah mengusir manusia (Adam dan Hawa) keluar dari Taman Eden.
Sejak itu, manusia telah mati di dalam dosa dan hidup terpisah dari hadirat Allah, maka seluruh
keturunan manusia sejak Adam dan Hawa termasuk kita semua, juga telah mati di dalam dosa,
hidup terpisah dari hadirat Allah, dosa membuat kondisi manusia terkutuk di hadapan Allah. 
4. Apakah kamu setuju dengan konsep dosa kecil dan dosa besar? Mengapa? Tidak! Dosa (setitik saja
pun) menjadikan manusia tidak mungkin lagi dapat hidup lagi bersama-sama dan dekat dengan
Allah, karena Allah itu Mahasuci adanya. Dosa menjadikan manusia suatu kejijikan, kenajisan,
terkutuk di hadapan Allah.
5. Ada yang berpendapat ‘manusia lahir dengan status tidak berdosa’, apa pendapatmu? Seperti
halnya Adam dan Hawa yang telah mati di dalam dosa dan hidup terpisah dari hadirat Allah,
terkutuk di hadapan Allah; maka kita semua keturunannya juga telah mati dalam dosa, terpisah dari
hadapan Allah, terkutuk di hadapan Allah. Siapapun kita, sejak dikandung dalam kandungan, telah
mati di dalam dosa, telah hidup terpisah dari hadirat Allah, telah terkutuk di hadapan Allah. Inilah
kondisi manusia sebagai akibat dosa pertama (dosa asal) yang dilakukan oleh manusia pertama.
6. Sebutkan akibat-akibat dosa! Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa yang pertama itu, seluruh
sifat-sifat yang suci dari Allah telah hilang, terkutuk; manusia terkena kutuk dosa, di antaranya
adalah sbb: 1. Penderitaan - Kejadian 3:16; 2. Susah Payah - Kejadian 3:17; 3. Kematian - Kejadian
3:19. Kutuk kematian adalah yang paling berat. Alkitab memberi tahu kita bahwa oleh karena dosa
manusia, semua manusia tunduk kepada kematian, dan sebenarnya resiko ini bukan hanya kematian
badani saja, tetapi juga kematian kekal, yaitu kematian kedua yang berupa kebinasaan abadi, hal ini
sudah dinyatakan sejak dari mulanya: Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia:
"Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau
memakannya, pastilah engkau mati." (Kejadian 2:16,17). Bandingkan dengan: "Sebab upah dosa
ialah maut..." (Roma 6:23a). Alkitab menggambarkan kematian dalam tiga bentuk, yaitu: a. Mati
secara fisik, yang ditandai dengan berakhirnya kehidupan. b. Mati secara roh, yang ditandai dengan
terputusnya hubungan dengan Allah. c. Kematian kekal, yaitu didalam neraka (kematian kedua).
7. Adakah cara yang terbaik untuk menghindari dosa? Hidup menaati, mematuhi, melakukan perintah,
kehendak, dan firman Allah di dalam kehidupan kita.
8. Dengan cara apa kita mengalahkan dosa? Hidup lekat dengan Allah dan firman-Nya.

Anda mungkin juga menyukai