Anda di halaman 1dari 2

Konsekuensi Kejatuhan Pertama Manusia Di Dalam Dosa

Konsekuensi merupakan perihal yang diterima manusia sebagai hasil dari apa
yang dilakukan tidak sejalan dengan apa yang diinginkan manusia. Adapun
konsekuensi atau akibat dari kejatuhan pertama manusia di dalam dosa adalah:

1. Total depravityatau kerusakan total yang hakiki. Adalah kerusakan total dari
natur manusia. Tidak ada sedikitpun dari diri manusia dan natur manusia yang
tidak tersentuh dosa, seluruh tubuh dan jiwa manusia menjadi dicemari dosa.
Manusia tidak memiliki kesanggupan melakukan hal rohani. Orang yang jatuh
dalam dosa mengalami perubahan total dari hamba Allah menjadi hamba dosa.
[13]Kerusakan total di sini bukanlah berarti bahwa natur manusia telah rusak
serusak-rusaknya. Dalam kehendak kerusakan ini menyatakan dirinya sebagai
ketidakmampuan spritual.[14]
2. Komunikasi yang hilang dengan Allah. Pada awalnya manusia diciptakan
segambar dan serupa dengan Allah dan memiliki hubungan yang baik dengan
Allah. Tetapi menjadi putus karena kejatuhan manusia.[15] Keadaan ini
membuat hilangnya persekutuan dengan Allah melalui roh Kudus. Manusia telah
memutuskan hubngan dengan Allah sang sumber hidup dan berkat, dan hasilnya
adalah suatu keadaan kematian rohani, Efesus 2:1, 5, 12,; 4:8.[16]
3. Hati nurani. Manusia pada titik ini merasakan rasa malu, takut, mulai meresap di
dalam hati manusia. Selalu berada dalam tekanan, kegelisahan, dan merasa
bersalah. Manusia sadar akan suatu keadaan kekotorannya yang kemudian
terungkap dalam sikap Adam menutupi ketelanjangannya dan kemudian ada
kesadaran tentang rasa bersalah yang terlihat dalam rasa takut kepada Allah.[17]
4. Kematian rohani. Manusia diusir dari taman Eden dan Allah tidak membiarkan
manusia yang berdosa ada di dalam persekutuan denganNya (Kej. 3:24). Ini
adakah penderitaan bagi manusia karena pada dasarnya manusia diciptakan untuk
untuk berhubungan dengan penciptanya. Roh manusia yang diberikan oleh Allah
mengalami keterpisahan dari Roh Allah yang hidup. Kematian ini menyebabkan
manusia kehilangan kemuliaan Allah yang melekat kepadanya (Rm. 3:23; Ef.
2:1).[18]
5. Kematian jasmani. Merupakan konsekuensi dari keberdosaan manusia seperti
dikatakan oleh Paulus “Sebab upah dosa ialah maut” (Roma 6:23).[19] Semula
Allah tidak menciptakan manusia untuk mati. Akan tetapi kejatuhan manusia
yang pertama ke dalam dosa menyebabkan manusia mengalami kematian
jasmani. Kematian jasmani manusia dengan terjadinya keterpisahan tubuh
manusia dengan jiwa atau roh manusia.[20]
6. Rusaknya hubungan dengan sesama manusia. Hubungan antar manusia tidak
lagi harmonis sejak kejatuhan yang pertama. Berawal dari Adam dan Hawa yang
saling mempersalahkan dan kemudian dilanjutkan peristiwa Kain dan Habel.
Orang-orang saling menyakiti, mengecewakan, saling membenci dan bahkan
saling membunuh. Manusia menjadi makhluk yang tinggi egosentrisnya dan itu
sebabnya mengapa manusia menjadi sulit bersekutu dengan sesamanya. Keadaan
ini bersumber dari rusaknya hubungan manusia tidak tahu membedakan manakah
kehendak Allah dan manakah yang bukan. Semuanya hanya menuruti hawa
nafsunya sendiri.[21]
7. Rusaknya keharmonisan antara manusia dengan Allah. Pada mulanya Allah
menciptakan manusia dan seluruh alam semesta dalam keadaan harmonis dan
sungguh amat baik. Manusia membutuhkan alam untuk mengaktualisasikan
dirinya dan alam membutuhkan manusia untuk memelihara dan menatanya.
Manusia dan memiliki ketergantungan yang kuat. Akan tetapi setelh kejatuhan,
manusia tidak bisa menjaga alam. Manusia yang dikaruniakan mandat untuk
mengolah dan memelihara tidak bisa menjalankannya. Manusia malah
menciptakan kondisi alam yang buruk dan tidak terawat. Manusia hanya bisa
menikmati, tidak bisa memelihara. Krisis lingkungan diciptakan oleh manusia
dan membawa ancaman bagi manusia sendiri. Bumi saat ini sedang diantar oleh
manusia menuju pada kehancuran dan pemusnahan.[22]
8. Hukuman kekal. Dosa mendatangkan Maut dan kebiasaan. Allah tetap
menyiapkan hukuman kekal sebagai tempat kekal manusia yang tidak kembali
kepadaNya yaitu Neraka. Hukuman bagi manusia yang tidak percaya sudah ada
dan sudah menanti. Manusia yang sudah masuk di sana tidak akan kembali dan
bertobat. Ia akan mengalami penyiksaan selamanya.[23]

Anda mungkin juga menyukai