Anda di halaman 1dari 9

IMAGO DEI

Kristian, S.Th

Apa itu IMAGO DEI ?

Imago berasal dari bahasa Latin yang artinya tiruan. Dalam PL, kata ini muncul untuk
diletakkan pada manusia. Jadi, secara sederhana manusia tercipta dari Imago Dei (rupa
Allah). Kej 1:27 secara jelas ayat ini menyatakan keterciptaan manusia sebagai ciptaan
satu-satunya yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Membahas mengenai Imago
Dei berarti kita sedang berusaha untuk memahami keberadaan manusia sebagai ciptaan
Allah.

Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26-27)

Ketika Allah menciptakan Adam, Dia membentuk manusia pertama itu dari debu dan
memberinya hidup dengan berbagi nafas-Nya sendiri, Allah menyelesaikan pekerjaan-Nya
dengan memberikan manusia itu sebuah “sentuhan pribadi” (Kej 2:22). Dengan demikian,
manusia manusia adalah unik di antara semua mahluk ciptaan Tuhan lainnya, karena
manusia diciptakan memiliki keduanya yaitu tubuh materi dan jiwa imaterial / roh.

Memiliki “gambar” atau “rupa” Allah, dalam arti sederhana adalah bahwa manusia diciptakan
menyerupai Allah. Penting untuk kita camkan, jika dikatakan Adam diciptakan menyerupai
Allah, tidak berarti bahwa Allah memiliki darah dan daging seperti Adam. Karena
Alkitab berkata bahwa “Allah itu Roh” (Yoh 4:24) dan oleh karena itu Allah ada tanpa tubuh
materi. Adam diciptakan menyerupai Allah, artinya tubuh Adam mencerminkan kehidupan
Allah dalam arti bahwa Adam diciptakan dengan kesehatan yang sempurna dan tidak dapat
mengalami kematian.

Gambar dan rupa Allah mengacu pada bagian imaterial manusia yaitu jiwa / rohnya. Ini
membedakan manusia dan ciptaan Tuhan lainnya, sehingga manusia cocok diberi
kekuasaan sesuai dengan kehendak Allah untuk menaklukkan bumi (Kej 1:28) dan
memungkinkan manusia untuk berkomunikasi dengan Penciptanya. Jadi, manusia
menyerupai Allah, secara mental, moral dan sosial.

Secara mental, karena manusia diciptakan sebagai mahluk rasional, mahluk dengan
kehendak. Dengan kata lain, manusia dapat berpikir dan memilih. Ini mencerminkan akal
dan kebebasan Allah. Contohnya: setiap kali seseorang menciptakan mesin, menulis
sebuah buku, melukis pemandangan, menikmati sebuah simfoni, menghitung jumlah angka-
angka, atau memberi nama hewan peliharaan; inilah yang menunjukkan fakta bahwa
manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.

Secara moral, karena manusia diciptakan dalam kebenaran dan ketidak-berdosaan


(kemurnian) sempurna, ini mencerminkan kekuasaan Allah. Dalam Kej 1:31 menyatakan
“Allah melihat segala sesuatu (termasuk manusia) yang dijadikanNya itu sungguh amat
baik.” Hati nurani kita atau disebut juga “kompas moral” kita saat ini adalah sisa-sisa dari
keadaan manusia semula. Setiap kali seseorang menuliskan suatu hukum, meninggalkan
kejahatan, memuji perilaku yang baik, atau merasa bersalah saat berbuat dosa; ini semua
menegaskan fakta bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, secara
moral.

Secara sosial, karena manusia diciptakan untuk bersekutu. Hal ini mencerminkan sifat
Tritunggal Allah dan kasihNya. Di taman Eden, hubungan utama manusia adalah dengan
Allah (Kej 3:8 menyiratkan adanya persekutuan manusia dengan TUHAN Allah), dan Allah
menciptakan wanita pertama karena menurut Allah “tidak baik kalau manusia itu seorang diri
saja” (Kej 2:18). Setiap kali seseorang berteman, memeluk anaknya, atau menghadiri
kebaktian di gereja; menunjukkan fakta bahwa kita diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah, secara sosial.

Jika Adam diciptakan sempurna, mengapa dia akhirnya jatuh dalam dosa?

Bagian dari diciptakannya manusia menurut gambar dan rupa Allah adalah bahwa manusia
memiliki kapasitas untuk membuat pilihan bebas. Meskipun manusia diciptakan dalam
kebenaran (diberikan hakekat benar) dan ketidakberdosaan / kemurnian sempurna, Adam
membuat pilihan jahat untuk memberontak terhadap Penciptanya. Dengan demikian, Adam
telah merusak gambar dan rupa Allah dalam dirinya, dan ia mewariskan gambar dan rupa
yang telah rusak itu pada semua keturunannya (Roma 5:12). Kita memang diciptakan
menurut gambar dan rupa Allah (Yak 3:9), tetapi kini, kita juga menanggung kerusakan
akibat dosa. Secara mental, moral, sosial dan fisik, manusia menunjukkan akibat dari dosa.

Kabar baiknya adalah bahwa ketika Allah menebus dosa kita, Dia mulai memulihkan
cerminan Allah yang asli dalam kita, menciptakan “manusia baru, yang telah diciptakan
menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya”. (Ef
4:24). Penebusan hanya tersedia oleh kasih karunia Allah melalui iman di dalam Yesus
Kristus sebagai Juruselamat kita dari dosa yang selama ini memisahkan kita dari kasih Allah
(Ef 2:8-9). Di dalam dan melalui Yesus Kristus, kita adlaah ciptaan baru menurut gambar
dan rupa Allah (2 Kor 5:17).

Mengapa Allah menciptakan manusia pada hari ke enam ?

Jika kita memperhatikan urut-urutan penciptaan, kita akan mendapati bahwa manusia
diciptakan pada hari ke enam, hari terakhir dari enam hari penciptaan oleh Allah. Kej 1:27,
31. Jika kita membaca dari ayat 24 maka terlihat bahwa manusia bukan satu-satunya yang
diciptakan pada hari ke enam. Karena pada hari yang sama Allah juga menciptakan segala
binatang. Tetapi penciptaan manusia baru dilakukan setelah penciptaan binatang-binatang
ini. Jd manusia diciptakan paling akhir di hari terakhir dari rangkaian 6 hari penciptaan.

Hal ini mungkin membuat kita bertanya: mengapa Allah menciptakan manusia paling akhir
dari seluruh rangkaian penciptaanNya? Apakah ini kebetulan ataukah ada maksud tertentu
dari Allah? Ingat bahwa Allah bukanlah manusia yang kadang membuat sesuatu tanpa
tujuan. Ia tentu mempunyai tujuan dengan menciptakan manusia pada hari keenam, hari
terakhir dari rangkaian penciptaanNya. Apalagi bahwa di akhir dari penciptaan manusia itu
dikatakan bahwa “Allah melihat segala yang dijadikanNya itu sungguh amat baik” (Kej 1:31).

Dalam kepercayaan agama Abrahamik, Adam dan Hawa adalah dua sosok yang diyakini
sebagai pasangan manusia pertama di bumi dan keseluruhan manusia-manusia masa kini
diyakini merupakan keturunan dari mereka berdua. Garis besar kisah mereka sama dengan
yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Kitab Kejadian, meski terdapat beberapa perbedaan.
Kisah Adam dan Hawa memengaruhi pandangan masyarakat penganut agama Abrahamik;
baik terkait manusia, gender, dan identitas.

Menurut Stephen Tong: Tuhan Allah justru menciptakan segala sesuatu, baru akhirnya
mencipta manusia, karena Allah menghargai manusia. Allah mencipta manusia dengan
kemuliaan dan hormat yang tertinggi, sehingga Ia mencipta manusia di momen terakhir
penciptaanNya. Terakhir, karena segala sesuatu yang dicipta sebelumnya, dipersiapkan
untuk manusia. Terakhir, untuk manusia dapat menikmati dan menguasai semua itu.
Seumpama seorang ibu hamil yang sudah mempersiapkan segala sesuatunya sebelum
kelahiran anaknya.
HUKUM TAURAT

Kristian, S.Th

Hukum Taurat adalah penuntun kita kepada kasih karunia Allah sebab kesimpulan Hukum
Taurat adalah KASIH. Jika kita mengasihi Allah dan sesama kita, kita sudah menggenapi
seluruh maksud Hukum Taurat. Dengan demikian manusia menjadi siap untuk kasih karunia
dari Allah yang Maha adil itu.

10 HUKUM TAURAT

Sebelum menyampaikan hukum Taurat, Allah memperkenalkan diri kepada Musa sebagai
YHWH. Disini, Allah mengikat diri dengan bangsa Israel melalui sebuah perjanjian.
Perjanjian tersebut berisi tindakan penyelamatan yang dilakukan Tuhan kepada Israel.
Bangsa Israel dituntut untuk menaati seluruh perjanjian tersebut.

1. Akulah Tuhan Allahmu, jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku

Tulisan “allah” dengan huruf kecil menandakan allah yang palsu. Tuhan Allah tidak
menghendaki kita untuk memuja allah lain selain diriNya. Karena dalam hukum Taurat
Dialah yang menciptakan langit dan bumi. Jadi, hanya kepada-Nyalah kita menghambakan
diri. Bukan kepada benda-benda gaib atau kekuatan mistis. Berdasarkan Kel 20:2-3, arti
hukum Allah yang pertama yakni:

 Perkataan “ada padamu allah” yang memiliki arti bahwa kita tidak boleh meletakkan
diri, menyandarkan diri, dan berharap pada kuasa lain. Karena kita sudah memiliki
satu Allah. Yaitu Bapa yang ada di Soranga. Dialah satu-satuNya Allah yang patut
kita sembah dan muliakan. Dia Allah yang hidup, yang membawa kita pada
pembebasan.
 Jadilah Anak Tuhan yang sejati. Artinya jangan percaya pada kekuatan-kekuatan
lain. Apalagi jika kamu harus meminta bantuan mbah dukun [dalam PL: ahli sihir, ahli
nujum, dlsb] untuk memperoleh keselamatan hidup. Namun mintalah kepada Tuhan,
maka akan diberikan juga kepadamu.
2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit, di
bumi, dan di dalam bumi

Pada zaman dahulu, banyak kekuatan mistis yang masih dipercayai oleh masyarakat. Hal ini
juga berlaku hingga sekarang, terutama di daerah pedalaman. Mereka masih sering
menyembah pohon, batu, dan patung-patung. Mereka percaya kalau peran orang yang
berkuasa dalam masyarakat tersebut mampu memberikan perlindungan, keselamatan, dan
kesejahteraan pada penduduk setempat. Pada hal penyembahan patung dan lain
sebagainya merupakan perbuatan menyimpang. Tidak dihendaki oleh Tuhan Allah. Baca
Kel 20:4-6. Arti dari perkataan dalam kitab Suci antara lain:

 Dilarang mematungkan Allah dengan cara atau bentuk apapun itu.


 Dilarang menyembah, berdoa, dan memohon kepada patung atau berhala.
 Tidak melakukan kebaktian dengan cara yang salah.
3. Jangan Menyebut Nama Tuhan Allahmu dengan Sembarangan
Kel 3:14 “Firman Allah berfirman kpada Musa: “AKU ADALAH AKU” Lagi Firmannya
“Beginilah kau katakan kpada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kpadamu.”
Maksud perintah Tuhan yang ketiga, antara lain:
 Perintah yang ke 3 ini sebagai pemberitahuan bahwa kita harus menghormati Tuhan.
kita harus menjaga kekudusan nama Tuhan. krn itu sebutlah nama Tuhan di saat
yang tepat, misalnya saat kita berdoa. Jangan pula menyebut nama Tuhan saat kita
melakukan perbuatan dosa, dengan simbol Kristen menjadi arti yang penting dalam
hdp kita.
 Sebagai umat Kristen, kita selalu dituntut untuk melindungi nama Tuhan. Terutama
dalam segala bentuk penyagunaan. Jangan pernah menggunakan nama Tuhan
untuk keuntungan diri sendiri. Utamakanlah untuk melakukan segala sesuatu demi
kemuliaan nama Tuhan.
4. Ingatlah dan Kuduskanlah Hari Sabat / Hari Tuhan
Baca Ul 5:15. Maksud dari perkataan tersebut antara lain:
 Kita sebagai umat Kristiani harus menyediakan waktu yang dikhususkan untuk
Tuhan
 Menyediakan waktu untuk merenung makna dan tujuan hdp kita di hadapan Tuhan
agar kita dpt menemukan rancangan a/ renungan Tuhan didalamnya.
 Jangan lupa pergi beribadah dan melakukan cara berdoa yang benar dengan setiap
hari dan setiap minggu. Selain itu, ikutilah kegiatan keagamaan untuk menguduskan
nama Tuhan. sebagai mana yang dikatakan dalam Kel 20:8-11
5. Hormatilah Ayahmu dan Ibumu
Kita dituntut untuk menghormati sesama manusia. Namun, pertama yang perlu kita hormati
adl kedua orang tua. Mengapa ?
 Karena merekalah yang telah berjasa membesarkan kita hingga skrg. Mereka yang
telah berjuang menafkahi dan memenuhi apa yang kita inginkan
 Orang tua adl orang yang paling mengerti tentang kondisi kita
 Kedua orang tua diutus Allah untuk merawat anaknya. Mereka memenuhi apa yang
diperintahkan Allah kpadanya. Mk dari itu, kita harus menghormati orang tua dengan
sungguh2.
 Orang tua adl orang yang pertama kali berhubungan dengan kita sewaktu kita
dilahirkan.
Namun, pada zaman skrg, byk anak yang kurang menghormati kedua orang tuanya. Mereka
berkata kasar dan membohongi kedua orangtua untuk kesenangan sendiri. Ingatlah kalau
orang tua telah sgt berjasah dalam hdpmu saat ini. Baca Kel 20:12
6. Jangan membunuh
Makna kebangkitan Yesus dalam perkataan ini terdpt dalam Kel 20:13 “Jangan membunuh”.
Apa yang harus kita lakukan pada perintah Tuhan yang keenam ini?
 Sebagai seorang Kristiani, kita harus menghargai hdp sesama kita yang lain. Kita
dituntut
 Jangan merencanakan pembunuhan yang disengaja maupun tidak disengaja
 Menghindari melakukan perbuatan keras, apalagi perbuatan tersebut bsh mematikan
sesama
7. Jangan Berzinah
Perintah Allah yang ketuju ini terdpt dalam Kitab Kel 20:14 “Jangan Berzinah”. Apa yang
dikehendaki Allah kpada kita pada perintah yang ketuju ini?
 Agar manusia selalu menjaga kesucian dirinya, termasuk menjaga kesucian
tubuhnya. Krn anggota tubuh kita digunakan untuk memuji dan memuliakan nama
Tuhan. bkn untuk melakukan perbuatan cabul alias seksual
 Menjauhi perbuatan cabul. Krn perbuatan ini sgt dibenci oleh Tuhan. terlebih lagi jika
keduanya belum terikat sebagai suami istri.
 Jangan berzinah dengan orang lain. Terlebih lagi ketika kamu sdh berkeluarga.
Hormatilah pasanganmu, dan cintailah dia. Seperti yang telah kamu ucapkan dalam
janji pernikahan di hadapan Tuhan.
 Menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang mengarah kpada pornografi.
Berkatalah sewajarnya tanpa mengandung unsur yang tidak senonoh
 Dilarang untuk mengingini istri atau suami orang lain.
8. Jangan mencuri
Pernahkan kamu mencuri?,,,apa yang kamu curi? Sebagai manusia terkadang kita sering
menyepelekan perintah Tuhan yang ke 8 ini. Hal ini terbukti dari byknya tindakan pencurian
yang marak terjadi saat ini. Cara yang digunakan pun semakin modern. Barang yang dicuri
pun jumlahnya sgt besar. Apakah kita tidak takut kalua perbuatan itu akan dicatat di buku
dosa kita nanti ? adapun arti dari perintah “Jangan mencuri antara lain:
 Kita harus selalu menghargai apa yang menjadi hak orang lain. Toh kita jga akan
mempunyai hak yang nantinya kita terima. Kita hanya perlu bersabar
 Selalu mensyukuri apa yang kita miliki.
 Mensyukuri apa yang diberikan Tuhan kepadamu.
9. Jangan mengucapkan Saksi Dusta Tentang Sesamamu
Perintah ini terdpt dalam Kitab Kel 20:16. Hal ini tidak hanya menyuruh kita untuk tidak
memfitnah, namun, agama Kristen selalu mengingatkan juga selalu untuk berkata jujur.
Perbuatan seperti apa yang dituntut dalam perintah Tuhan yang ke 9 ini:
 Selalu berkata jujur. Ingat, kejujuran itu mahal harganya. Biarlah kmu dibenci orang
krn kejujuran yang kmu lakukan. Dibenci oleh manusia lebih baik ketimbang dibenci
oleh Tuhan Allah
 Selalu menjaga dan memperjuangkan kebenaran.
 Mulutmu adl harimaumu. Krn itu jagalah mulut kita sebaik-baiknya. Berkatalah apa
adanya. Jangan melebih-lebihkan a/ menguranginya.
10. Jangan Mengingini Rumah Sesamamu, Jangan Mengingini Istrinya, Atau Apapun
yang menjadi Milik Sesamamu
Perintah yang terakhir ini sifatnya batiniah, yaitu berkaitan dengan keinginan. Kalau kamu
tidak bsh menguasai diri ats keinginan dan hawa nafsumu, kamu tidak akan selamat.
Mengapa? Krn kmu harus tahu tujuan hdp orang Kristen dan tidak akan pernah puas ats
apa yang kamu miliki saat ini. Krn itu yang harus dilakukan manusia pada perintah ke 10 ini
antara lain:
 Mampu menguasai keinginan.
 Dapat menyelaraskan tindakan dengan kata hati nurani. Sebab kejahatan bkn hanya
sebuah tindakan saja. Namun, juga sesuatu yang berpangkal dari hati.
HUKUM ALLAH

P. Simatupang, S.Th

Hukum Allah terdiri dari dua suku kata yaitu hukum dan Allah.

1) Kata “hukum” dalam KBBI berarti:


a) Peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat yang dikukuhkan oleh
penguasa,
b) Undang-undang, peraturan yang mengatur pergaulan hidup masyarakat dan masih
banyak yang lain sesuai dengan objeknya, misalnya hukum dagang, hukum ekonomi
dan hukum adat, hukum perkawinan, dll.
2) Kata “Allah” diambil dari bahasa Arab yang berarti Tuhan, yakni yang berhak disembah,
dipuji, dan dimuliakan. Sedangkan dalam bahasa Ibrani dari kata YHWH yang disebut
Adonai, yaitu, Tuhan yang disembah.

Jadi “Hukum Allah” itu berarti peraturan atau undang-undang atau perintah yang ditetapkan
oleh Allah sendiri untuk ditaati dan dilaksanakan oleh umat Allah. Hukum Allah di sini juga
dikenal dengan istilah Hukum Taurat yang berisi perintah dan Titah Allah, yang terdapat
dalam lima Kitab Taurat, dan secara khusus dalam Keluaran 20:1-17 dan Ulangan 6:4-25.
Hukum Allah juga dikenal dengan istilah Dasa Titah atau bahasa Latinnya: Dekalog yaitu
daftar perintah agama dan moral, yang merupakan sepuluh perintah yang ditulis oleh Tuhan
dan diberikan kepada bangsa Israel melalui perantaraan Musa di Gunung Sinai dalam
bentuk dua loh batu.

Hukum Allah ini berisi peraturan dan undang-undang, ketentuan-ketentuan yang dinamis
dan berkembang dalam sejarah kehidupan umat Tuhan, termasuk aturan mengenai
persembahan, peribadahan, serta pelaksana tugas dalam rumah ibadah. Dari sekian banyak
aturan dan Hukum Allah dalam kitab Taurat Musa, yang paling menonjol dan rinci, terdapat
dalam Keluaran 20:1-17. Pasal ini diawali: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa
engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.” Ini merupakan berita sukacita.
Istilah sukacita yang juga dikenal dengan kata “Injil”. Dengan demikian Hukum Taurat tidak
hanya tentang aturan atau perintah tetapi juga berisi tentang kabar sukacita, yaitu Allah
yang membebaskan. Isi Hukum Allah adalah:

1. Loh batu pertama (Kel 20:1-11) berisi hukum 1-4 dalam hubungan manusia dengan
Tuhan Allah, yaitu:
1) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di
atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku,
Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa
kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang
yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang,
yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
3) Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan
memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
4) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan,
Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki,
atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau
hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya
Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari
ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

Dari empat hukum ini sangat berkaitan dengan perintah agar hanya Tuhan Allah yang
harus disembah dan dimuliakan sebab Dialah yang menyelamatkan mereka.

2. Loh batu kedua (Kel 20:12-17) berisi hukum 5-10 dalam kaitan aturan hidup antara
sesama manusia.
5) Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan
Tuhan, Allahmu, kepadamu.
6) Jangan membunuh.
7) Jangan berzinah.
8) Jangan mencuri.
9) Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10) Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya
laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun
yang dipunyai sesamamu.”

Hukum Allah ini menjadi penuntun, pedoman hidup bagi umat Tuhan, agar umat dapat
mengalami damai, sukacita, dan kebahagiaan bersama Allah, dan sesama manusia.
Akan tetapi karena manusia sudah jatuh ke dalam dosa (Kej 3) maka tidak seorangpun
yang dapat melaksanakan perintah ini. Sebab itu Hukum Allah ini menjadi cermin bagi
kita untuk mengenal bahwa kita berdosa (bdk. Rm 3:9-20). Hukum Allah tidak lagi
menjadi cara untuk memperoleh keselamatan, tetapi keselamatan hanya oleh kasih
karunia Allah dalam Yesus Kristus. Karena itu Allah bertindak dengan kuasaNya untuk
menyelamatkan umatNya bukan lagi dengan melakukan Hukum Taurat ini, melainkan Ia
datang dalam rupa manusia yaitu Yesus Kristus, agar siapa yang percaya kepadaNya
tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16).

Kedatangan Yesus Kristus bukan untuk merombak Hukum Allah ini, tetapi Ia
menggenapiNya (Mat 5:17-28) dengan merumuskan dua Hukum utama dan yang
pertama yaitu: kasih kepada Tuhan Allah (HT 1-4), dan kedua: kasih kepada sesama
manusia (HT 5-10; Mat 22: 37-39) yang pararel dengan Kitab Ulangan 6: 4-25. Dengan
demikian Hukum Allah bukan memenjarakan manusia, melainkan membebaskan
manusia dari belenggu dosa, yang dikerjakan Yesus Kristus melalui kematian dan
kebangkitanNya supaya barangsiapa yang percaya diselamatkan oleh Allah. Anugerah
adalah pemberian Allah yang cuma-cuma, namun harus dijaga dan dipertahankan
dengan tetap menaati hukum-hukumNya.

Rasul Paulus dalam pemberitaannya kepada jemaat di Roma mengatakan: “kasih


adalah kegenapan hukum Taurat” dan kasih inilah yang harus dipraktekkan dalam
kehidupan umat manusia (Rm 13:9-14). Kasih kepada sesama tidak dibatasi oleh suku
bangsa dan ras, serta golongan (perumpamaan orang Samaria yang murah hati dalam
Luk 10:25-37). Dari perumpamaan ini Nampak bahwa kasih Allah yang tidak terbatas
kepada satu suku bangsa,. Hal ini sangat penting karena salah satu sifat Allah yang
hakiki adalah kasih itu sendiri (1 Yoh 4:8).

Hukum Allah berfungsi untuk menyadarkan akan dosa, menjadi tuntunan untuk hidup
dalam kebenaran da acuan dalam mengembangkan nilai-nilai moral hidup
bermasyarakat. Hukum Allah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus meliputi perintah untuk
mengasihi Tuhan Allah, dan mengasihi sesama manusia, sebagaimana kita mengasihi
diri sendiri dan disebut sebagai hukum kaish.

Hukum Allah dalam ajaran Tuhan Yesus adalah untuk saling mengasihi (bdk. Yoh 15:9-
16), sebagaimana Yesus pun mengasihi kita manusia, ia lahir dari Allah dan mengenal
Allah (bdk. 1 Yoh 4:7-10) dengan keyakinan ini maka jika kita mengasihi Allah, itu karena
Allah lebih dahulu mengasihi kita melalui Yesus Kristus. Dalam khotbah Tuhan Yesus di
atas bukit (Mat 5:43-44, Luk 6:38-48) sangat jelas betapa dalamnya kasih itu harus
diwujudkan dalam kehidupan kita.

Hukum Allah meliputi seluruh perintah larangan dan peringatan dan pedoman dan
nasihat untuk kehidupan manusia agar dengan mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama
merupakan perwujudan kepatuhan akan Hukum Allah. Dengan kata lain Hukum Allah
merujuk pada Hukum Kasih karena Allah adalah kasih, hanya dengan kasih-Nya kita
diselamatkan, melalui iman kepada Yesus Kristus yang menebus kita dari dosa dan
pelanggaran kita.

Anda mungkin juga menyukai