Anda di halaman 1dari 22

TAMAN EDEN

Fakta yang saya lihat jelas selama 40 tahun pelayanan ialah kurangnya
pemahaman secara umum tentang “hidup kekristenan”. Sedikit sekali orang
Kristen yang tampaknya mengetahui tentang apa yang Tuhan minta dari kita,
atau proses pertumbuhan dan perkembangan yang akan mencapai maksud
Allah dalam hidup kita. Untuk itu, saya akan berupaya memaparkan garis-besar
maksud Allah serta cara yang telah Ia tetapkan untuk pencapaiannya.
Pertama-tama, saya ingin mengungkapkan konsensus umum yang diajarkan di
gereja-gereja saat ini. Konsep yang umum dianut ialah bahwa manusia
ditempatkan di muka bumi sebagai kelinci percobaan; mereka berada di bawah
kutuk “kematian kekal” yang eksekusinya hanya dapat dihindari dengan cara
bertobat dan menerima Kristus sebagai Juruselamatnya. Bagi mereka yang
menolak hanya tersedia “neraka kekal” dengan penghukuman yang tidak ada
akhirnya.
Akibat pengajaran ini, kebanyakan orang yang memberi respon terhadap “injil”,
berbuat demikian hanya agar terhindar dari ancaman “neraka”; sehingga mereka
jarang memikirkan dan merenungkan bahwa Allah memiliki suatu RENCANA
bagi umat manusia, yang telah dirumuskan sebelum dunia dijadikan. Orang tidak
pernah merenungkan kenyataan bahwa Alkitab dimulai dengan “PADA
MULANYA ALLAH”, dan akhir rencana Allah bagi jaman-jaman diungkapkan
dengan kalimat “ALLAH SEMUA DAN DI DALAM SEMUA”.
Saya hampir tidak bisa mengerti mengapa dikatakan bahwa ALLAH YANG
MAHA-BIJAK dan MAHATAHU memenuhi bumi dengan umat manusia,
mengharuskan mereka bertanggung-jawab penuh atas takdir “kekal” mereka,
padahal mereka memasuki ras manusia sebagai mahluk-mahluk “yang mati
dalam pelanggaran dan dosa”. Para teolog memberitahu kita bahwa kondisi ini
adalah akibat dari dosa Adam yang membawa dosa dan kematian atas seluruh
umat manusia, dan menempatkan umat manusia di bawah penghakiman Allah.
Konsep ini menjadikan Allah sebagai pribadi yang ditakuti sehingga sedapat
mungkin harus dihindari dengan segala cara.
Mungkin masalah terbesar yang perlu kita renungkan saat ini ialah ketidak-
mengertian akan maksud yang ada di benak Allah ketika Dia menciptakan
manusia. Kita perlu memahami SIAPA KITA SEBENARNYA dan MENGAPA
KITA ADA DI SINI. Tampaknya hanya segelintir orang yang memiliki jawaban

TAMAN EDEN – By Des walter Page 1


yang memadai atas pertanyaan penting ini. Falsafah manusia yang telah
merasuki teologi Gereja tidak dapat menolong kegelapan hati manusia. Hal ini
justyru telah menimbulkan sikap arogan dari manusia terhadap Allah, dengan
beranggapan kita tidak perlu bertanggung-jawab terhadap siapa pun mengenai
apa yang kita lakukan atau tidak-lakukan.
Kerancuan ini terjadi karena kita gagal memahami apa yang telah dicatat bagi
kita di kitab awal-mula (kitab Kejadian) tentang manusia. Mari kita mempelajari
beberapa pasal pertama di Alkitab yang memberi kita gambaran jelas tentang
siapa kita sebenarnya dan dari mana kita berasal. Lalu kita akan menyimak
hukum-hukum “tersembunyi” yang mengatur dan menentukan jalan hidup kita.
Semua ini terpampang dengan jelas dalam tulisan-tulisan yang Musa terima dari
Tuhan di Gunung Sinai.

ASAL-USUL DAN TUJUAN MANUSIA

Kata-kata pertama Alkitab menetapkan suatu pijakan bagi segala sesuatu yang
mengikutinya. “PADA MULANYA ALLAH.” Istilah ini bukan menunjuk pada awal-
mula ALLAH, karena Dia kekal. Namun karena kita adalah ciptaan yang dibatasi
oleh “waktu”, maka kekekalan bukanlah suatu konsep yang dapat dipahami oleh
kefanaan kita, sehingga “pada mulanya” ini jauh melebihi jangkauan pikiran kita
yang terbatas. Di Kejadian 1-3 terdapat catatan tentang ASAL-USUL manusia
dan pembentukan manusia dari debu, beserta perubahan situasi yang terjadi
akibat ketidaktaatan manusia. Penciptaan MANUSIA terdapat di Kej. 1:26-28,
“Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia MENURUT
GAMBAR DAN RUPA KITA, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas SELURUH BUMI dan
atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah
MENCIPTAKAN MANUSIA itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya MEREKA. Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang
yang merayap di bumi.”
Inilah MANUSIA ketika berasal dari tangan sang Pencipta, dalam rupa dan
gambar Allah. Kata Ibrani yang digunakan untuk Manusia ialah “ADAM,” yang
bukan nama seseorang, tetapi istilah umum untuk UMAT MANUSIA. Perhatikan
pula bahwa di Pasal 2:23, kata Ibrani untuk Manusia berubah menjadi “IYSH”,
yaitu: dia yang daripadanya perempuan diambil. Hal ini sangat penting karena
Yohanes mengidentifikasi MANUSIA MULA-MULA YANG DICIPTAKAN itu

TAMAN EDEN – By Des walter Page 2


sebagai FIRMAN atau LOGOS (Yoh. 1:1); dan perempuan tidak diambil dari
LOGOS, tetapi dari “MANUSIA” YANG DIBENTUK dari DEBU BUMI (Kej. 2:7).
MANUSIA mula-mula di Kej. 1:26-28 diciptakan dari Allah sebagai Roh murni
tanpa disebut-sebut adanya “Tubuh”. Namun kemudian, dalam kegenapan
waktu, ia juga diberi tubuh daging dan darah, melalui Perawan Maria. Yohanes
mengungkapkannya demikian, “FIRMAN itu telah menjadi manusia, dan diam
di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai ANAK TUNGGAL BAPA, penuh kasih
karunia dan kebenaran.” Yoh. 1:14. Seluruh UMAT MANUSIA diwakili dalam
salah satu dari kedua manusia ini. Namun kita diberitahu bahwa Manusia
pertama, yang dibentuk dari debu tanah ini, hanyalah GAMBARAN,
BAYANGAN atau CONTOH dari Dia yang akan datang, yang adalah Kristus.
Perlu diperhatikan bahwa MANUSIA yang diciptakan dalam rupa dan gambar
Allah diberi kekuasaan, tetapi tidak pernah disebut-sebut bahwa otoritas tersebut
diberikan kepada manusia “debu”. Juga pantas disimak bahwa perintah untuk
bertambah-banyak dan memenuhi bumi diberikan kepada manusia YANG
DICIPTAKAN itu. Secara jasmani sekarang bumi telah dipenuhi oleh keturunan
dari “manusia yang dibentuk”, tetapi bukan ini yang ada di benak Elohim sang
Pencipta. Manusia yang diciptakan dalam rupa dan gambar Allah itu harus
memenuhi bumi dengan keturunan DARI DIRINYA SENDIRI. Yakobus berkata
“Atas kehendakNya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran,
supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara
semua ciptaanNya (BEGOTTEN of his own will with the WORD OF TRUTH,
so that we should be a kind of FIRSTFRUITS of his creatures, OF THE
HIMSELF KIND = DIPERANAKKAN dari kehendak-Nya sendiri dengan
FIRMAN KEBENARAN, agar kita dapat menjadi sejenis BUAH SULUNG dari
ciptaan-Nya, DARI JENIS DIRI-NYA SENDIRI).” Yakobus 1:18. Dengan
perkataan lain, keturunannya DI DALAM DUNIA INI harus sama SEPERTI DIA,
bukan sekedar berupa gambaran atau bayangan diri-Nya.
Sekarang mari kita akan mencari TUJUAN Allah menjadikan Manusia itu.
Seluruh ciptaan dirancang untuk memanifestasikan kemuliaan Allah karena
Allah berada di dalam SELURUH ciptaan tersebut, namun bentuk ciptaan yang
tertinggi adalah MANUSIA. Dia diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dengan
kemampuan unik untuk memanifestasikan kemuliaan Allah. Daud Pemazmur
berkata tentang manusia, “Namun Engkau telah membuatnya hampir sama
seperti Elohim, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tanganMu; segala-galanya
telah Kauletakkan di bawah kakinya.” Maz. 8:5.

TAMAN EDEN – By Des walter Page 3


Salomo berkata tentang manusia bahwa kuasa HIDUP dan KEMATIAN berada
pada lidahnya, Ams. 18:21. Pernyataan ini luarbiasa dan menunjukkan kuasa
yang telah Allah tempatkan di dalam diri kita. Kebanyakan orang tidak pernah
merenungkan bahwa perkataan yang mereka ucapkan menentukan HIDUP atau
KEMATIAN. Saudara membaca perkataan ini, tetapi jauh di alam bawah-sadar
saudara mungkin berkata bahwa hal itu tidak mungkin demikian. Inilah perkataan
Yesus tentang pokok ini, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap KATA SIA-
SIA yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari
penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan DIBENARKAN, dan
menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” Mat. 12:36-37.
“Setiap kata sia-sia.” Kata yang tidak efektif, yang tidak berguna, yang negatif.
Kata yang tidak membawa kebaikan dan dengan demikian sangat berbahaya
(bersifat merusak) seperti anemia. Betapa sering kita mengucapkan KEMATIAN
kepada tubuh kita dan kepada orang lain melalui kata yang “sia-sia”, tidak
efektif, dan tidak berguna. Alasan mengapa perkataan kita mengandung
kekuatan yang sedemikian besar ialah karena BAPA KITA di surga menciptakan
segala sesuatu dengan BERKATA/ BERFIRMAN. Manusia yang memiliki rupa
dan gambar-Nya mendapati adanya dampak yang sama dalam hidupnya.
Sebenarnya, kitalah yang menciptakan dunia tempat kita hidup, negatif maupun
positif, dan kita mengajari anak-anak kita berbuat hal yang sama, tetapi kita
menyalahkan masyarakat, sahabat mereka atau obat-obat terlarang atas
permasalahan yang menimpa mereka.
Kebanyakan orang, termasuk orang Kristen, percaya bahwa kita adalah orang-
orang yang terpenjara oleh lingkungan kita, dan benar-benar tidak berkuasa
mengubahnya. Tetapi Yesus BERBICARA kepada orang mati dan orang mati itu
pun keluar dari kubur. Yesus BERKATA, bukan memberikan obat, kepada orang
yang telah terbaring 38 tahun di tempat tidurnya, “Bangkit, angkatlah tempat
tidurmu dan berjalanlah.” Semua itu hanyalah perkataan, tetapi orang itu taat
dan ia sembuh. Saya yakin orang ini setiap hari dikunjungi dan dirawat oleh
keluarganya yang memberitahu dia bahwa dia terlihat sakit, dan mereka terus-
menerus berkata kepadanya bahwa suatu saat nanti dia akan mati. Perkataan
mereka sama ampuhnya dengan perkataan yang Yesus ucapkan, tetapi bersifat
negatif.
Manusia diberi kekuasaan atas seluruh “BUMI.” Kita berpikir yang dimaksud
ialah gumpalan lumpur fisik yang kita sebut bumi. Tetapi “bumi” itu hanyalah
debu, batu-batuan, serta air dan sesuatu yang mati (tidak bergerak). Bagaimana
kita menerapkan kekuasaan atas bumi itu? Saya tidak tahu. Tetapi
sesungguhnya “bumi” yang harus kita kuasai ialah TUBUH SAUDARA & SAYA,
yang berasal dari debu. Berapa banyak dari kita yang mampu menundukkan

TAMAN EDEN – By Des walter Page 4


tubuh kita? Banyak orang tidak dapat mengendalikan emosi, mengumbar
kemarahan dan kecenderungan merusak lainnya. Biasanya kita menyalahkan
orang tua atau lingkungan kita atau berkata bahwa memang begitulah saya.
Mengapa kita bisa cemburu, tertekan atau iri hati? Tidakkah kita memiliki kuasa
untuk menangani tubuh kita? Apakah kita korban dari setiap tingkah dan
hasratnya?
Kita harus memahami bahwa sebenarnya Taman Eden adalah suatu kiasan.
Seandainya saudara termasuk kaum fundamentalis, tentu saudara akan
membakar saya atas pernyataan saya di atas, yang saudara anggap sebagai
hujat. Menurut para teolog, taman ini adalah TAMAN JASMANI. Saya ingin
bertanya kepada saudara, “Pernahkah saudara menyaksikan pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, atau pernahkah saudara
menyaksikan Pohon KEHIDUPAN? Pernahkah saudara menyaksikan ular
berbicara?” Saya rasa tidak pernah. Lalu mengapa kita bersikeras bahwa taman
ini adalah taman jasmani? Seandainya taman itu adalah taman jasmani, berarti
Kejadian 2 dan 3 sama sekali tidak relevan dengan keadaan kita saat ini. Itulah
sebabnya mengapa sekarang pasal-pasal tersebut hanya diberitakan di Sekolah
Minggu dalam bentuk cerita Alkitab yang indah untuk anak-anak.
Tidak heran kita tidak pernah tahu bagaimana seharusnya kita menjalani hidup
kita, dan berfungsi sebagai ciptaan yang diciptakan dalam rupa dan gambar-
Nya, melalui siapa Kemuliaan Allah dapat dimanifestasikan kepada dunia. Oleh
sebab itu buanglah pikiran kanak-kanak selama ini yang telah diajarkan kepada
kita dan marilah kita mendengarkan suara Tuhan.
Kita adalah SURGA/LANGIT dan BUMI yang telah Allah ciptakan. Kemudian kita
tahu pula bahwa “Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang
hutan dan segala burung di udara. DibawaNyalah semuanya kepada
manusia itu untuk melihat, bagaimana IA MENAMAINYA; dan seperti nama
yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap mahluk yang hidup,
demikianlah nanti nama mahluk itu.” Kej. 2:19. Hewan dan burung jasmani
semuanya melambangkan sesuatu di dunia rohani. Atau apakah saudara
beranggapan ketika Adam melewati seekor gajah, ia berkata, “Ah, yang ini saya
sebut saja gajah?”
Semua hewan ini melambangkan berbagai emosi di dalam diri manusia. Apabila
kita membaca berita tentang orang yang memperkosa dan membunuh seorang
wanita, seringkali kita mendengar orang berkata, “Benar-benar binatang!” Ketika
seseorang melecehkan anaknya sendiri dan kita melihat perilaku binatang yang
sama. Ya, Adam memberi nama untuk semua “hewan” atau emosi yang
berfungsi di buminya. Di dalam Alkitab, nama diberikan sesuai dengan

TAMAN EDEN – By Des walter Page 5


karakter/watak. Ketika Kefas berada di bawah otoritas Roh Allah, namanya
berubah menjadi Petrus.
Tahukah saudara bahwa saudara memiliki hak untuk MENAMAI atau
menyatakan seluruh karakter emosi Saudara? Apa pun nama atau karakter yang
Saudara berikan, begitulah mereka akan berfungsi, karena SAUDARA memiliki
kekuasaan atas “BUMI” saudara. “Kuasa” yang luarbiasa ini menggerakkan
hewan (emosi) di dalam diri saudara sehingga apa yang sebelumnya saudara
sebut Amarah dapat diganti-nama menjadi KASIH-SAYANG. Coba bayangkan
seandainya seluruh energi yang kita habiskan untuk marah dapat diubah
arahnya menjadi KASIH, sungguh luarbiasa akibatnya. Saya tidak percaya Allah
menjadikan berbagai binatang dan burung-burung agar mereka saling
membunuh dan memangsa. Allah menjadikan SINGA untuk berbaring bersama
anak-domba dalam keselarasan yang indah.
Banyak orang Kristen yang telah berdoa dan berpuasa selama bertahun-tahun,
meminta Allah berbuat sesuatu untuk emosi mereka yang tidak terkendali.
Mereka tidak sadar bahwa Allah telah memberi kita kekuasaan (hak untuk
memerintah) atas segenap “BUMI”, yaitu diri kita sendiri. Allah membawa hewan
yang dibentuk-Nya dari tanah kepada Adam untuk dinamai. Kita memiliki kuasa
atas emosi kita dan bagaimana emosi tersebut berfungsi. Kita memiliki hak
untuk menentukan karakternya.
Burung melambangkan pikiran kita, yang sebagian naik tinggi ke surga/langit,
memberi kita pemahaman dan wawasan seperti burung rajawali. Yang sebagian
lagi berfungsi di daerah yang lebih rendah, hidup bergantung pada bangkai dan
sampah. Begitulah lingkup hidup pemikiran kita. Kita dapat memikirkan apa yang
baik dan murni... KEBENARAN, atau kita dapat berpikir secara negatif dan
mengijinkan pikiran kita menarik diri kita ke lembah depresi. Nuh menunjukkan
perbedaan ini ketika ia melepas Burung untuk mengetahui apakah keadaan
bumi kondusif (mendukung) bagi HIDUP. Berita dari Burung Gagak yang senang
makan bangkai tidak dapat dipercaya karena bukan KEBENARAN. Tetapi
“BURUNG MERPATI,” yang melambangkan Roh Kudus, memberitahukan
KEBENARAN yang perlu diketahui oleh Nuh.
Secara praktis, berkenaan dengan fungsi pikiran, kita lihat POHON
melambangkan kelahiran pikiran kita dan dihasilkannya “buah.” Pikiran yang
dihasilkan di dalam benak manusia semuanya berdampak nyata pada hidup kita,
sebagian positif sebagian negatif. Namun Yesus lah yang membuat orang Farisi
tersandung karena Ia berkata bahwa bukan yang MASUK KE DALAM manusia
yang mencemarkannya, tetapi yang KELUAR DARI DALAM diri manusia. Jelas
bahwa yang dibicarakanNya di sini adalah tentang proses PIKIRAN kita, yang

TAMAN EDEN – By Des walter Page 6


DARI DIRINYA SENDIRI menghasilkan kekotoran yang mencemarkan manusia!
SEBAGAIMANA YANG DIPIKIR MANUSIA DALAM HATINYA, BEGITULAH IA.
Ia kemudian melanjutkan dengan berkata bahwa setiap POHON (pikiran)
yang tidak ditanam oleh BapaKu akan dicabut. Ingat bahwa pemikiran yang
salah menghasilkan hidup yang salah pula. Tetapi Yesaya berkata, “...supaya
orang menyebutkan mereka...”tanaman TUHAN” untuk memperlihatkan
keagunganNya (that we might be TREES OF RIGHTEOUSNESS, (the product of
righteous thinking), the planting of the Lord, that he might be glorified = agar kita
dapat menjadi POHON KEBENARAN (hasil dari pemikiran yang benar),
tanaman Tuhan, agar Ia dapat dimuliakan).” Yes. 61:3.
Coba kita rangkum bagian ini dengan mengatakan bahwa Allah berperan
sangat penting bagi manusia pada saat-saat dimana kita hidup. Hal ini mungkin
suatu kejutan bagi banyak orang Kristen yang selama ini percaya bahwa
rencana Allah hanyalah agar kita bertobat dan Lahir Kembali, kemudian
berupaya menginjili seluruh dunia hingga Yesus datang kembali dari langit, atau
kita meninggal dunia dan langsung pergi ke surga! Hal itu jauh sekali dari
Kebenaran dan merupakan akibat dari ketidakmengertian akan maksud
seseungguhnya dari Allah dalam hubungannya dengan manusia.
Saya minta saudara untuk merenungkan secara seksama sabda sang
Pencipta dalam Kej. 1:26-28. Di sini Allah memberikan KEKUASAAN
(keTuhanan atau Kedaulatan) atas segala sesuatu yang hidup di bumi.
Kemudian Ia berkata “Beranak-cuculah dan bertambah-banyak serta
penuhilah bumi, dan TUNDUKKANLAH.” Karena selama ini kepada kita
diajarkan bahwa Kejadian 1-3 adalah catatan jasmani dalam Allah berurusan
dengan manusia tertentu yang dinamakan Adam, maka kita menganggap
perkataan yang diucapkan Allah kepada manusia tidak ada hubungannya
dengan kita saat ini. Namun Saya perlu menekankan kepada saudara sekali lagi
bahwa dalam pasal-pasal ini Allah tengah menyatakan kepada kita kebenaran
penting tentang HIDUP dan kondisi yang mempengaruhinya. Kiasan yang
digunakan di sini tentang taman beserta berbagai pohon dan buahnya
merupakan prinsip yang sama dengan perumpamaan yang digunakan Yesus
untuk mengajar orang banyak di jamanNya. Yang jasmani memuat
KEBENARAN tentang Yang Rohani. Pikiran jasmani menangkap yang jasmani,
berpikir bahwa memang hanya itu saja, tetapi ROH melihat REALITAS yang
dikandungnya dan hidup oleh realitas tersebut.
Kesadaran pertama yang datang kepada kita adalah bahwa Allah telah
memberikan kepada KITA kekuasaan atas segala sesuatu di muka bumi dan
juga atas bumi itu sendiri. Hal ini terutama menunjuk pada MANUSIA tetapi juga
dapat lebih luas. Ada bagian Rohani dari manusia yang tidak kelihatan (langit)

TAMAN EDEN – By Des walter Page 7


dan ada bagian bumi dari manusia yang kita sebut tubuh kita (dari debu).
Berdasarkan Kejadian 1, LANGIT / SURGA memerintah, yang artinya bagian
Rohani dari manusia dimaksudkan untuk MEMERINTAH atas bagian bumi. Oleh
sebab itu kekuasaan yang telah diberikan kepada kita atas bumi dan segala
sesuatu di dalamnya adalah ROHANI.
Sewaktu kita tidur, apa yang membuat jantung kita tetap berdetak, atau
paru-paru kita tetap bekerja? Bagaimana proses pencernaan tetap berfungsi,
atau ginjal atau hati, dan lain sebagainya? Harus ada kekuatan tertentu yang
mengatur di dalam diri kita yang bertindak terpisah dari kesadaran kita. Coba
saja kita potong jari kita dan kita tempel dengan perban dan melupakannya
hingga beberapa hari kemudian, dimana sewaktu kita melihat lagi, luka itu pun
sudah sembuh. Coba jelaskan, apa yang mengorganisasi sel-sel kulit baru dan
mengirimnya ke luka, dan memberitahukan kepadanya untuk memperbaiki
kerusakan yang ada? Jangan katakan semua itu terjadi secara kebetulan!! Lalu
mengapa kita menderita jika kita sakit dan mengalami masalah fisik yang terkait
dengan tubuh? Jawaban atas pertanyaan ini akan kita temukan nanti.
Mungkin apa yang tertera di atas menunjukkan bahwa “Langit / Surga”
atau Roh di dalam diri kita memerintah paling tidak di beberapa wilayah atas
tubuh ini yang adalah “bumi.” Soal bertambah-banyak dan memenuhi bumi
dipandang oleh kebanyakan orang sebagai soal melahirkan anak secara
jasmani, dan sebagian orang mencemaskan masalah KELEBIHAN POPULASI,
dan persediaan makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan seluruh
penduduk bumi. Namun pemikiran seperti ini menunjukkan pendekatan yang
ditempuh MANUSIA secara umum dalam upaya memahami pasal-pasal kitab
Kejadian ini, dimana mereka hanya memandang YANG JASMANI dan
interpretasi jasmani dari kitab Suci.
Kita perlu mendengar Roh Kudus, yang adalah pengajar ilahi untuk
menyatakan kepada kita apa yang ada di hati Allah sewaktu kepada MANUSIA
diperintahkan untuk bertambah-banyak dan memenuhi bumi. Manusia pertama
yang diciptakan dalam rupa dan gambar Allah (Elohim) menaati arahan yang
diberikan kepadanya dan dalam Pasal 2:7 sewaktu TUHAN ALLAH, atau
Jehovah ELOHIM MEMBENTUK (Ibrani “Yatsa” = mencetak seperti seorang
penjunan) MANUSIA dari debu bumi, dan menghembuskan nafas hidup ke
dalam lubang hidungnya, manusia menjadi JIWA YANG HIDUP...Manusia ini
berjalan di Taman dalam persekutuan dengan Allah, dan menamai hewan-
hewan, karena Roh yang sama yang terdapat dalam Yehovah sekarang ada di
dalam Adam. Jadi proses dimana bumi dipenuhi bukanlah proses kelahiran
jasmani / fisik, melainkan rohani.

TAMAN EDEN – By Des walter Page 8


Kita tidak mengambil debu dan mencetak bentuk seorang manusia dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam lubang hidungnya! Tetapi ingat bahwa
kita adalah “BUMI” dalam kitab Kejadian, sehingga materi inilah yang akan kita
gunakan untuk mereproduksi “manusia” dalam rupa dan gambar Allah. Jadi
saudara dapat melihat bahwa jika kita menganggap realitas keberadaan kita
berasal dari DEBU, berarti itulah “manusia” yang akan kita reproduksi, dalam
rupa dan gambar kita sendiri.
Namun “Nafas” yang dihembuskan Tuhan Allah ke dalam diri Adam
adalah ROH ALLAH. Ingat bahwa kata yang digunakan untuk Roh dan Nafas
adalah kata yang sama.dalam bahasa Ibrani. Jadi Roh Allah lah yang
dihembuskan ke dalam diri “manusia” di Taman. BENTUK sudah lengkap tetapi
TIDAK ADA HIDUP sehingga tidak dapat bergerak, HINGGA Roh dihembuskan
ke dalam dirinya. Hal ini membuktikan bahwa TUBUH bukanlah realitas
keberadaan kita, karena di dalam dirinya sendiri, tubuh sama sekali tidak
memiliki hidup. Hanya Roh yang adalah HIDUP kita dan Roh yang adalah
REALITAS keberadaan kita.
Yesus mengajar dengan jelas kepada Nikodemus bahwa DAGING hanya
dapat menghasilkan DAGING, TETAPI apa yang dilahirkan oleh Roh adalah
ROH, yang adalah keberadaan kita. Ef. 2:10 berkata bahwa kita bukan dijadikan
dari debu, tetapi kita DICIPTAKAN DI DALAM KRISTUS YESUS. Itulah
MANUSIA yang diciptakan oleh Elohim pada mulanya. Ia adalah PUTERA
TUNGGAL ALLAH. Allah tidak pernah menciptakan putera lain, HANYA SATU
PUTERA ITU SAJA. Kej. 1:26. Jadi dari mana kita semua berasal? Jawabannya
adalah bahwa kita SEMUA ADA DI DALAM PUTERA TERSEBUT,
sebagaimana dalam alam jasmani, kita semua ada di dalam orang tua kita dan
kakek kita sebelum kita lahir di bumi ini. BENIH SELURUH umat manusia ada
di dalam KRISTUS PADA MULANYA.
Inilah benih ROHANI yang akan memenuhi bumi, bukan BENIH JASMANI
ADAM manusia DEBU. Paulus menjelaskan, “Sebab tidak semua orang yang
BERASAL DARI Israel adalah orang ISRAEL, dan juga tidak semua yang
terhitung KETURUNAN ABRAHAM adalah ANAK Abraham, TETAPI: “Yang
berasal dari Ishak yang akan disebut KETURUNANmu.” Artinya: bukan anak-
anak menurut DAGING adalah ANAK-ANAK ALLAH,
TETAPI ANAK-ANAK PERJANJIAN YANG DISEBUT KETURUNAN YANG
BENAR.” Rom. 9:6-8.
KRISTUS DI DALAM KITA yang adalah hidup kita saat ini tengah
meresapi kita dengan Roh dan memanifestasikan diriNya sendiri dalam rupa dan
gambar Allah. Inilah BENIH ALLAH, dan inilah yang pada akhirnya akan
memenuhi bumi.

TAMAN EDEN – By Des walter Page 9


TAMAN EDEN

Kita telah mengetahui asal-usul dan tujuan manusia. Oleh sebab itu,
sekarang kita perlu menggali Kebenaran yang terkait dengan Taman yang
disiapkan bagi Adam. Kata “Taman” yang digunakan di sini menunjuk pada
daerah tertutup yang menunjuk khusus kepada pohon-pohon. “Pohon-pohon”
inilah yang menjadi fokus dari taman. Kej. 2:9. Kebanyakan orang Kristen
memandang “taman” ini secara jasmani, dan pencarian terus dilakukan hingga
saat ini untuk mengetahui jejak tempat seperti itu di muka bumi. Namun coba
kita mulai bagian studi ini dengan menegaskan bahwa “taman” bukanlah taman
jasmani, tetapi bentuk kiasan dimana di dalamnya kebenaran ilahi telah
dinyatakan. Kebenaran rohani ini tidak dapat disampaikan kepada umat manusia
dengan cara lain.
Mungkin sebab utama mengapa timbul kerancuan di kalangan orang
Kristen mengenai apa yang dinamakan “Hidup Kekristenan” adalah kegagalan
mereka melihat bahwa prinsip-prinsip rohani yang terkait dengan HIDUP
semuanya terpapar di dalam pasal-pasal Kitab Kejadian ini. Seandainya pasal-
pasal ini hanya berupa catatan SEJARAH, berarti semua itu tidak ada
relevansinya dalam hidup kita saat ini. Tetapi yang tertera di sana bukan hanya
sejarah, tetapi penyingkapan prinsip-prinsip HIDUP bagi umat manusia segala
jaman.
Kita diberitahu bahwa Tuhan Allah menumbuhkan pohon dari TANAH.
Kata Ibrani yang digunakan adalah ADAMAH yang terkait dengan ADAM yang
dibentuk dari ADAMAH atau bumi. Jadi “taman” ini ada DI DALAM hati setiap
manusia yang menghasilkan “pohon-pohon” yang adalah tanaman Tuhan. Di
tengah-tengah semua pohon tersebut terdapat POHON KEHIDUPAN dan
POHON pengetahuan yang baik dan yang jahat. Setiap manusia di atas bumi
berjalan dalam TAMAN EDEN-nya masing-masing dengan kondisi yang sama
seperti Adam.
Aturan HIDUP ditentukan oleh Tuhan yang berkata bahwa masing-masing
dari kita bertanggung-jawab “mengusahakan” atau mengolah taman kita, dan
juga untuk “menjaga”nya. Kej. 2:15. Tidak ada seorangpun yang dapat
melakukannya untuk kita, dan apa yang dihasilkan oleh taman (hidup) kita
menjadi tanggung-jawab kita sendiri. Kedua, kita diberitahu bahwa kita dapat
“memakan” atau memasukkan ke dalam hidup kita “buah” setiap pohon di taman
kita, TETAPI kita tidak boleh makan “POHON” PENGETAHUAN YANG BAIK
dan YANG JAHAT, karena jika kita berbuat demikian maka KITA AKAN MATI.

TAMAN EDEN – By Des walter Page 10


Pohon-pohon di “taman” ini bersama-sama melambangkan HATI MANUSIA dari
mana memancar HIDUP.
Tak ada seorangpun yang dapat membantah bahwa POHON
KEHIDUPAN adalah KRISTUS yang ditanam di tengah-tengah “taman” atau
HATI setiap manusia. Hal ini berlawanan dengan teologi moderen, tetapi di
dalam kitab Kejadian inilah Kebenaran terungkap dengan jelas. Namun terlihat
bahwa dalam perjalanan HIDUP “Pohon” lain selain dari pohon KEHIDUPAN
berada di tengah-tengah, yaitu yang dinamakan “pengetahuan YANG BAIK dan
YANG JAHAT.” Mengusahakan “pohon” khusus ini dan makan buahnya berarti
mengundang bahaya KEMATIAN.
Seluruh pengetahuan lain yang dilambangkan oleh “pohon-pohon lainnya
di taman” dapat masuk ke dalam hidup manusia, tetapi “Sistem Pengetahuan”
YANG BAIK dan YANG JAHAT ini memiliki kuasa untuk merampas HIDUP dari
diri kita. Baik YANG BAIK maupun YANG JAHAT kita tentukan bagi diri kita
sendiri, dimana tidak satupun dari keduanya yang bersifat mutlak. Apa yang
dilihat “baik” oleh seseorang, terlihat “jahat” di mata orang lain. Jadi dalam
sistem pengetahuan semacam ini, segala sesuatu dapat diterima oleh kita dan
dibenarkan. “Hidup” semacam ini dengan demikian dijalani terpisah dari ALLAH
dan disebut KEMATIAN. Kematian bukanlah hukuman yang dijatuhkan oleh
Allah, tetapi merupakan akibat langsung dari BUAH ITU SENDIRI.
Lalu bagaimana seorang dapat menjalani hidup tanpa menyentuh pohon
pengetahuan tersebut? Jawabannya adalah bahwa KRISTUS yang adalah
gambar dan rupa Allah menjadi standar dimana seluruh pengetahuan dan
seluruh tindakan harus dihakimi / dinilai. Dia adalah satu-satunya STANDAR
MUTLAK yang telah diberikan Allah kepada kita. Karena ADAM yang mewakili
bukan hanya SATU MANUSIA tetapi SELURUH UMAT MANUSIA tidak menaati
peraturan “taman”, maka KEMATIAN dan DOSA telah menimpa ke atas seluruh
manusia, sehingga kitab suci berkata, “SEMUA TELAH BERDOSA dan
KURANG (tidak mencapai standar ilahi yang adalah KRISTUS) KEMULIAAN
ALLAH.”
Standar dimana hidup kita harus dijalani berdasarkan Kejadian 2 adalah
POHON KEHIDUPAN yang tidak tersembunyi di surga di langit entah di mana,
tetapi berada DI TENGAH-TENGAH KEBERADAAN atau TAMAN KITA. Standar
ini telah ditolak oleh banyak teolog yang bersikeras bahwa sekarang yang
menjadi standar adalah ALKITAB, dan kita sekarang harus hidup berdasarkan
ayat-ayat dalam kitab tersebut! Hal ini telah menimbulkan kerancuan
“Fundamentalisme” yang menjadi landasan bagi hidup kita yang dibangun di
atas pemahaman mental kita akan ayat-ayat Alkitab. Namun Yesus Kristus
berkata, “AKULAH JALAN, KEBENARAN, DAN HIDUP.” Yoh. 14:6.

TAMAN EDEN – By Des walter Page 11


Kita perlu memahami betapa pentingnya menjamah apa yang dikatakan
Allah kepada kita dalam pelajaran perumpamaan ini yang dicatat bagi kita dalam
Kejadian 2. Inilah landasan hidup setiap manusia, dan perintah ilahi yang
mengarahkan kita saat ini mengenai cara menjalani hidup. Melanggar hukum
yang tidak dapat berubah ini berarti menghasilkan hidup yang terpisah dari Allah,
yang dinamakan KEMATIAN. “Taman Eden” ini ada dalam diri setiap manusia,
dan di hati atau pikiran kita, kita melahirkan pikiran-pikiran setiap hari, dan
pikiran-pikiran ini seperti pohon yang menghasilkan “buah” sewaktu kita
menuangkannya ke dalam tindakan. Apabila KRISTUS menjadi standar untuk
kita menghakimi/menilai pikiran-pikiran tersebut serta tindakan terkait, maka kita
HIDUP, tetapi jika merupakan hasil dari pengetahuan yang baik dan yang jahat,
berarti “buah” tersebut akan menghasilkan KEMATIAN DALAM DIRI KITA,
sebagaimana perkataan yang telah diucapkan Tuhan.
Paulus berbicara tentang proses ini sewaktu ia memandang ke belakang
kepada generasi silam dalam Roma 5, dimana ia menekankan bahwa ADAM
hanyalah GAMBARAN atau LAMBANG dari Dia yang akan datang (Kristus) yang
akan membalik apa yang telah ditetapkan dalam “taman Eden.” Hal-hal ini yang
timbul dari Taman membentuk latar-belakang bagi Kabar Baik Injil yang
diberitakan Paulus.
“Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam
sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa
dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah
gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama
dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang
semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih
karunia Allah dan karuniaNya, yang dilimpahkanNya atas semua orang
karena satu orang; yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak
berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu
pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi
penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan
pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang (Adam), maut telah
berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah
menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup
dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu,
sama seperti oleh satu pelanggaran (Adam) semua orang beroleh
penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran (Kristus)
semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh
ketidaktaatan satu orang (Adam) semua orang telah menjadi orang
berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang (Kristus) semua orang

TAMAN EDEN – By Des walter Page 12


menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya
pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah
banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama
seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan
berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita.” Rom. 5:14-21.
Paulus berbicara tentang DUA MANUSIA ini sebagai kunci dalam upaya
memahami Injil yang terkait dengan diri kita saat ini. Mereka adalah KRISTUS
dan ADAM, dimana keduanya bukan hanya manusia individu, tetapi keduanya
mencakup seluruh umat manusia tetapi dari sudut-pandang yang berbeda.
Namun dilihat dari sudut-pandang “Taman”, kita harus menemukan di dalam
siapa dari keduanya kita termasuk. Jika kita menempatkan diri di dalam ADAM
sebagai yang berasal dari dia, berarti kita termasuk dalam “Taman”nya dan
makan dari Pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat sebagaimana yang
diperbuatnya, sehingga kita memilih hidup di dalam KEMATIAN. TETAPI jika kita
menempatkan diri di dalam Kristus berarti kita mengijinkan Pohon KEHIDUPAN,
yang ADALAH KRISTUS, menjadi Hidup kita dan standar dimana kita
menghakimi / menilai segala sesuatu, dan kita makan dari DIA dan HIDUP.
Paulus melanjutkan dengan memaparkan apa yang dinamakannya
RAHASIA KRISTUS yang dinyatakan kepadanya.
“Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya
pengertianku akan rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan
dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang
dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabiNya yang kudus,
yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, TURUT
MENJADI AHLI-AHLI WARIS dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam
janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Dari Injil itu aku telah menjadi
pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan
kepadaku sesuai dengan PENGERJAAN KUASANYA.” Ef. 3:4-7.
RAHASIA KRISTUS tidak dinyatakan dalam Perjanjian Lama, tetapi tetap
tersembunyi, hingga KRISTUS dinyatakan di muka bumi. Sebelum itu, Allah
berurusan terutama dengan bangsa pilihan Israel JASMANI. Tetapi sekarang DI
DALAM KRISTUS, Allah telah memasukkan umat dari seluruh bangsa, ke dalam
ISRAEL ROHANI ALLAH yang sesungguhnya. Selain itu, untuk meniadakan
hubungan (keterkaitan), Allah menjadikan Kristus MANUSIA DOSA (ADAM) dan
menyebutNya ADAM TERAKHIR, yang kemudian merasakan KEMATIAN BAGI
SETIAP MANUSIA, sehingga dapat membebaskan generasi ADAM pertama. 2
Kor. 5:21.

TAMAN EDEN – By Des walter Page 13


1 Kor. 15:21. “Sebab sama seperti MAUT datang karena satu orang
MANUSIA (Adam), demikian JUGA kebangkitan orang mati datang karena
satu orang MANUSIA (Kristus).” Di sini rasul berbicara tentang DUA
MANUSIA, yang pertama adalah ADAM yang ketidaktaatannya di taman Eden
membawa KEMATIAN ke atas SELURUH MANUSIA, sedang yang lain adalah
YESUS KRISTUS, ADAM terakhir, yang oleh ketaatanNya menghancurkan
kuasa kematian (death = maut), dengan dibangkitkan dari kematian. Dalam
kedua kasus MANUSIA ADALAH INSTRUMEN, dan juga AHLI WARIS,
berdasarkan rencana Allah bagi jaman-jaman.
Dalam wahyu ini yang diberikan kepada rasul Paulus, kita melihat
bagaimana segala sesuatu yang terjadi di Taman Eden merupakan bagian dari
rencana Allah yang dahsyat, yang akan memuncak dalam diri MANUSIA yang
pada akhirnya berdiri di dalam hadiratNya DALAM RUPA DAN GAMBARNYA.
Tidak satupun dari perkara-perkara ini yang terjadi secara kebetulan, tetapi
semuanya adalah bagian dari RENCANA ALLAH yang ditetapkan pada
mulanya.
Sewaktu Tuhan kita Yesus Kristus hidup di muka bumi, kita menyaksikan
bagian pertama dari rencana Allah digenapi. Karena Ia dinyatakan sebagai
“gambaran yang kelihatan dari pribadiNya”. Ia disempurnakan melalui perkara-
perkara yang dideritaNya. Ia dapat berkata tentang diriNya sendiri, “Jika kamu
melihat Aku, berarti kamu melihat BapaKu.” Jadi untuk pertama-kalinya
dalam sejarah, kita menyaksikan MANUSIA darah dan daging yang hidup di
dunia dosa dan kejahatan, namun yang hidup dalam “GAMBAR DAN RUPA
ALLAH”. Ia adalah “BUAH SULUNG” (I Kor. 15:23) yang menjamin sisa tuaian
pun demikian adanya (Rom. 11:16). Paulus memahami pekerjaan rencana Allah
bagi jaman-jaman, dan ia memberikan kepada kita gambaran ringkas jalan yang
ditempuh manusia dalam Rom. 8:19-23, “Sebab dengan sangat rindu seluruh
mahluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh
mahluk telah ditaklukkan kepada KESIA-SIAAN, bukan oleh kehendaknya
sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, tetapi dalam
pengharapan, karena mahluk itu sendiri (manusia) juga akan dimerdekakan
dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan
anak-anak Allah. Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala mahluk
sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan
hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh,
kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan
sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.”
Adam gagal bahkan dalam situasi yang paling ideal sekalipun di taman
Eden. Namun kegagalan ini memberi peluang bagi Allah untuk memperlihatkan

TAMAN EDEN – By Des walter Page 14


Kuasa dan KemuliaanNya atas umat manusia yang telah jatuh ke dalam
KEMATIAN dalam pelanggaran dan dosa. Perintis kita di jalan KEMULIAAN ini
adalah TUHAN YESUS KRISTUS, yang menjadi daging (Yoh. 1:14) dan merasai
kematian bagi setiap manusia, namun yang dibangkitkan dari kematian, dan
menerima Nama yang berada di atas setiap Nama, dimana DI DALAM Nama
YESUS, SETIAP LUTUT AKAN BERTELUT! Haleluya.
Paulus merangkum rencana Allah yang dahsyat ini, yang telah disiapkan
sebelum dunia dijadikan, sebagai berikut: “DIALAH yang menyelamatkan kita
dan memanggil kita dengan panggilan kudus, BUKAN BERDASARKAN
PERBUATAN KITA, melainkan berdasarkan MAKSUD DAN KASIH
KARUNIANYA SENDIRI, yang telah dikaruniakan kepada kita DALAM
KRISTUS YESUS SEBELUM PERMULAAN ZAMAN dan yang sekarang
dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil
telah mematahkan kuasa MAUT dan mendatangkan HIDUP yang tidak
dapat binasa. Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita,
sebagai rasul dan sebagai guru.” 2 Tim. 1:9-11.
Terakhir, Kami akan mengutip kembali perkataan Paulus dalam Ef. 1:10-
11, “sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan DI DALAM
KRISTUS SEBAGAI KEPALA SEGALA SESUATU, baik yang di SURGA
maupun yang di BUMI.” Ayat ini sudah memadai bagi mereka yang mempunyai
mata untuk melihat, dan telinga untuk mendengar rencana Allah yang dahsyat
yang telah dilaksanakan tanpa perubahan sejak “Pada Mulanya.” Rencana
tersebut tetap berjalan tepat di jalurnya pada saat ini, dan umat Allah tengah
menemukan bahwa mereka sebenarnya adalah bagian dari RENCANA tersebut.
Dalam pasal-pasal pembuka kitab “PADA MULANYA”, kita telah melihat
rencana dasar bagi keseluruhan wahyu maksud Allah berkenaan dengan
MANUSIA. Sebagai karya sastra, cerita yang tertera di dalamnya begitu luhur,
tetapi juga tidak tertandingi dalam hal kedalaman pemahaman rohaninya. Di sini,
setiap wahyu Allah, dan maksud ilahiNya bagi manusia, terkandung dalam
pasal-pasal tersebut, sehingga memerlukan perhatian dan perenungan dari kita
secara seksama. “Rencana jaman-jaman” secara keseluruhan terpampang di
sini, beserta setiap pengalaman, situasi, kondisi, kapasitas, potensi, dan takdir
umat manusia, beserta seluruh prinsip dan proses dimana Allah akan membawa
manusia kepada kesempurnaan dalam GAMBAR ALLAH.
Perlu dipahami bahwa Alkitab bukan hanya kitab sejarah, atau kitab ilmu
pengetahuan alam. Alkitab adalah wahyu ALLAH, beserta realitas rohani yang
merupakan bagian dari maksudNya. Juga merupakan wahyu MANUSIA itu
sendiri, mengenai asal-usul dan keberadaan kita, dan kondisi dimana kita harus
hidup di dalamnya. Jika kita memahami Kebenaran yang dinyatakan di dalam

TAMAN EDEN – By Des walter Page 15


“Taman”, maka kita akan memahami hubungan yang luarbiasa dan ajaib antara
Allah dan manusia yang diciptakanNya.
Cerita Adam dan Hawa di Taman adalah perumpamaan terbesar dalam
Alkitab. Karena dengan cara lain Allah tidak mungkin menyampaikan informasi
mengenai realitas rohani ini kepada kita. Dengan cara yang sama perumpamaan
ini digunakan oleh Tuhan Yesus untuk mengajar orang banyak di sepanjang
pelayananNya. Pemahaman atas Taman Eden sangat penting dan mutlak, yang
akan membentuk landasan bagi wahyu-wahyu kemudian dari Allah di sepanjang
bagian lain dari Alkitab. Kita tidak dapat menggambar RASA TAKUT, tetapi kita
dapat melukiskan dampaknya dalam situasi hidup tertentu yang melibatkan
manusia. Demikian pula kita tidak dapat menggambar sensualitas,
pemberontakan, rasa benci, damai sejahtera, keselarasan, kasih atau belenggu
rohani, tetapi Allah secara cermat telah memaparkan perkara-perkara ini melalui
hidup manusia beserta pengalaman mereka. Gal. 4:24.
ADAM di taman melambangkan SETIAP MANUSIA DARI RAS
MANUSIA. Oleh sebab itu ia melambangkan SAUDARA dan Saya, beserta
segenap potensi dan kapasitas kita untuk berbagi persekutuan dengan Allah.
Taman Eden lebih dari sekedar tempat jasmani di suatu tempat di Mesopotamia,
karena tidak ada tempat semacam itu yang berhasil ditemukan, dan juga tidak
ada tanda-tanda tentang malaikat dengan pedang yang menyala-nyala. TAMAN
melambangkan realitas setiap manusia dan dasar dari hidup jiwani dan rohani
kita. Di sinilah seluruh respon kita terpapar sehingga kita dapat MENGENAL
DIRI KITA SENDIRI, dan membangun suatu hubungan dengan Allah. Di Taman
Eden hati manusia terbaring telanjang, sewaktu MANUSIA mengambil pilihan
yang menghasilkan KEMATIAN, bahkan sementara ia hidup dalam lingkungan
tanpa dosa.
Sekarang kita dapat melihat diri kita terwakili di taman Eden, di dalam diri
ADAM. Respon dan sikapnya memberi kesaksian kepada hati kita sendiri dan
menjadi gambar dari HIDUP KITA, dengan segenap keputusan dan responnya
terhadap lingkungan dan situasi yang kita hadapi setiap hari. Ingat bahwa Allah
lah yang menjadikan KITA, dan Allah lah yang menjadikan taman dimana kita
hidup di dalamnya, melaksanakan maksudNya sendiri dalam merancang jalan
yang akan kita jalani, untuk membawa kita pada akhirnya ke dalam panggilan
yang tinggi dan kudus ke dalam mana kita telah dipanggil. Kita tidak boleh
melihat kegagalan manusia di Taman sebagai akhir dari cerita, karena
kegagalan dan kematian tersebut tercakup dalam maksud Allah bagi manusia,
sebagaimana juga penebusan, pendamaian dan terakhir, CIPTAAN BARU.
Mari kita gali aturan dasar yang ditetapkan Allah bagi hidup di Taman kita.
Pertama adalah bahwa Allah menjadikan taman sehingga jelas taman tersebut

TAMAN EDEN – By Des walter Page 16


milik DIA, sehingga Ia berhak menentukan aturan-aturannya. Tetapi pada saat
yang bersamaan kita juga harus mengakui kepedulianNya atas MANUSIA yang
adalah puncak dari seluruh ciptaanNya, merupakan satu-satunya yang
menikmati persekutuan dengan DiriNya sendiri. Dengan demikian aturan Allah
tidak acak sifatnya, tetapi tertuju pada berkat tertinggi bagi manusia. Ketaatan
penuh rasa cinta kepada Tuhan empunya Taman membawa sukacita yang
besar, sementara ketidaktaatan akan menghasilkan kematian, bukan neraka
kekal.
Aturan taman tidak sulit dipahami. Sederhana sekali. Dalam Kej. 2:15
kepada Adam diberi perintah untuk “mengusahakan Taman dan menjaganya”,
yang artinya memelihara taman sebagai tempat yang disukai sang pemiliknya,
dan agar terpeliharanya persekutuan bersama, sambil menghalau setiap hal
yang dapat mengganggu keselarasannya. Ingat, dalam hikmat Allah Ia telah
memilih TAMAN KITA sebagai tempat dimana Ia akan BERTEMU DENGAN
KITA dan berbagi persekutuan yang manis sebagaimana yang diperbuatNya
dengan Adam. Kita tidak pernah dapat bertemu Allah di suatu tempat di luar
TAMAN kita. Ini sangat penting untuk dipahami, karena TAMAN kita ada DI
DALAM DIRI KITA dan melambangkan HIDUP kita jika dipandang dari pusat
keberadaan kita, dimana keputusan dan respon kita semuanya ditetapkan,
sehingga menjadi pengungkapan hidup kita dari dalam.
Pada setiap tahap dalam hidup kita, kita dapat mengetahui dimana kita
berada dalam hubungannya dengan Allah berdasarkan kondisi yang terjadi di
taman kita. Jika terdapat damai sejahtera dan keselarasan di dalam taman kita,
berarti segenap hidup kita juga akan terpengaruh, dan juga sebaliknya jika yang
ada adalah ketidakselarasan. Sebabnya sederhana saja apabila kita
memperhatikan bahwa di sinilah DI TAMAN KITA ini kita mengadakan hubungan
dengan Tuhan dan menemukan perhentian di dalam hadiratNya. Betapa indah
konsep ini, dimana Allah dan Manusia berjalan dan berbicara bersama dalam
persekutuan yang manis yang tidak dapat dijamah oleh situasi luar apapun juga.
Yang saat ini tengah kita jamah adalah dasar perjalanan kita bersama Allah,
yang tidak bermula di suatu kebaktian tertentu yang tertata rapih, dengan iringan
musik yang sesuai, dan atmosfir agamawi, yang kita namakan “Worship Service
(Kebaktian Penyembahan)”, tetapi DALAM KESENDIRIAN YANG TENANG DI
TAMAN HATI KITA. Penyembahan Adam dilakukan di TAMAN, dan
persekutuannya juga terjadi di taman yang sama.

GANGGUAN (DISRUPTION)

TAMAN EDEN – By Des walter Page 17


Salah satu doktrin mendasar dari “Injil” yang diberitakan saat ini dinamakan
“Kejatuhan Manusia”. Namun Alkitab berbicara tentang “Gangguan (disruption)”
yang sayangnya diterjemahkan menjadi “FOUNDATION” dalam Perjanjian Baru.
Kata Yunaninya adalah “katabole” (kat-ab-ol-ay) yang artinya “Melempar atau
mencampakkan KE BAWAH”. Pencampakan ke bawah ini terjadi sewaktu Adam
tidak menaati arahan Allah untuk tidak makan buah pohon pengetahuan Yang
Baik dan Yang Jahat. Hubungannya yang intim dengan Allah di taman menjadi
berantakan dan “HIDUP”nya diturunkan ke tingkat jiwani dengan persepsi yang
terdistorsi tentang diri sendiri dan tentang Allah.
Episoda ini berputar di sekitar “ular” atau dia yang bercahaya, dimana
tentang ular ini dikatakan terlebih cerdik dari segala binatang di ladang. “Ular”
inilah yang menguji guna menentukan tempat Allah di Taman dari sudut-
pandang manusia. Sekali lagi Kami perlu menekankan bahwa “ular” adalah
bagian dari perumpamaan yang melibatkan keseluruhan cerita. Seandainya
“ular” ini adalah ular JASMANI, tentu tidak ada hubungannya dengan kita di
dunia saat ini, karena Saya tidak pernah berbicara dengan seekor ular dan tentu
saja ular juga tidak pernah berbicara dengan saya.
Pengajaran tradisional memandang ular sebagai ular JASMANI, dan
kemampuannya berbicara dikarenakan ular tersebut digunakan oleh Setan untuk
menyampaikan pesan!! Teori ini adalah hasil dari pikiran kedagingan manusia
dan tidak ada hubungannya dengan KEBENARAN. Kata Ibrani yang digunakan
untuk “Ular” berasal dari akar kata “Nachash” dan menurut Strong artinya:
permainan magic atau nujum atau ramal. Seluruh fungsi psikis adalah hasil dari
PIKIRAN, yang artinya bahwa “ular” ini adalah gambaran dari PIKIRAN
JASMANI MANUSIA. Tidak ada seorangpun yang dapat membantah bahwa
PIKIRAN MANUSIA lebih cerdik dari setiap binatang di ladang, Singa, atau
Macan atau hewan pemangsa lainnya. Hewan-hewan ini memiliki kemampuan
luarbiasa dalam meliciki dan mengalahkan mangsa mereka, namun Allah
berkata pikiran manusia LEBIH CERDIK dari mereka semua.
Bahkan anak-anak dapat menjadi begitu cerdik dalam menipu orang tua
mereka jika mereka menghendaki demikian, dan para penjahat benar-benar ahli
dalam menipu, seringkali mereka dapat terhindar dari penjara selama bertahun-
tahun dan sebagian cukup cerdas untuk tetap bebas. Untuk menetapkan
tahapan bagi Pengujian ini untuk mengetahui apakah Adam akan setia kepada
Allah, ia dibuat tertidur. Sementara ia tertidur perubahan Rohani terjadi dalam
dirinya, sewaktu Jiwa yang adalah bagian PEREMPUAN dari seluruh umat
manusia terpisah dari Adam atau ROH yang adalah LAKI-LAKI. Untuk
membantu kita memahami operasi Rohani ini, perumpamaan menyajikan “Jiwa”
sebagai identitas perempuan yang terpisah dimana ADAM (bukan ALLAH)
memanggilnya HAWA. Ingat bahwa Allah memanggil MEREKA ADAM, tetapi
TAMAN EDEN – By Des walter Page 18
sekarang dalam perumpamaan ini kita melihat DUA orang di Taman, Adam yang
adalah laki-laki dan Hawa yang adalah perempuan dan mereka telanjang.
Kata “Telanjang” ini berasal dari akar kata Ibrani “aram” yang artinya
cerdik, cerdas, atau lihai. Jadi “perempuan” ini memiliki kualitas yang sama
dengan “ular”. JIWA yang diwakili oleh “perempuan” melibatkan Pikiran, Emosi
dan Kehendak. Jadi jelas bahwa pengujian melibatkan fungsi dan kemampuan
PIKIRAN. Perhatikan bahwa dalam Perjanjian Baru tidak pernah disebut HAWA
yang berdosa! Selalu ADAM yang dikatakan telah berdosa, namun dalam
perumpamaan, Hawa atas kehendaknya sendiri bercakap-cakap di dalam
PIKIRANnya yang dilambangkan oleh ular. Hawa dikatakan melihat,
menginginkan dan makan dari buah terlarang, dan bukan Adam. Mengapa?
Perhatikan secara seksama, Allah tidak pernah memanggil “mereka”
ADAM dan HAWA! Sewaktu Allah pergi mencari mereka Ia hanya memanggil
ADAM, karena setiap MANUSIA diciptakan LAKI-LAKI dan PEREMPUAN. Kej.
1:27. Tidak ada pengecualian karena ini adalah tatanan ilahi (divine order).
Tetapi ini menimbulkan masalah bagi kita yang memiliki pandangan terdistorsi
mengenai LAKI-LAKI dan PEREMPUAN. Jadi dengarkanlah apa yang dikatakan
Roh kepada kita. Setiap orang terlepas dari jenis kelaminnya sebenarnya adalah
LAKI-LAKI dan PEREMPUAN. Artinya bahwa DI DALAM DIRI setiap orang di
planet ini terdapat ROH yang adalah ALLAH, dan bahwa ROH tersebut adalah
LAKI-LAKI. Namun DI DALAM DIRI setiap orang terdapat juga JIWA dan jiwa
ini berdasarkan penciptaan adalah bagian PEREMPUAN dari keberadaan kita.
JIWA adalah Pikiran, Emosi dan Kehendak, yang seperti halnya Roh merupakan
bagian yang tidak kelihatan dari keberadaan kita dan seringkali disebut HATI.
”Betapa liciknya HATI, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya
sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” Yer. 17:9. “Karena
dari HATI timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan,
percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” Mat. 15:19. Tidak heran
dikatakan bahwa “ular” lebih cerdik dari segala binatang di ladang.
Jika saudara bertelinga maka saudara akan mendengar apa yang
dikatakan Roh kepada kita saat ini terlepas dari penyimpangan generasi
feminisme dan beragam konsep keliru lainnya mengenai seksualitas. Kita
sebenarnya masih menjalani PERUMPAMAAN Kitab Kejadian, dengan
menganggap laki-laki dan perempuan adalah ciptaan yang berbeda, dimana
LAKI-LAKI berasal dari MARS sedang PEREMPUAN berasal dari VENUS.
Saudaraku yang kekasih, hanya Roh Tuhan yang dapat mengangkat visi kita
sehingga kita dapat memandang realitas dari apa yang saat ini kita lihat sebagai
sesuatu yang jasmani. Dalam bahasa Ibrani laki-laki disebut “ISH” sedang
perempuan “ISHA” (ISHAW).

TAMAN EDEN – By Des walter Page 19


Isha diambil dari Ish, dan sewaktu dalam perumpamaan Allah membawa
perempuan kepada laki-laki, Adam berkata, “Sekarang inilah TULANG dari
TULANG-TULANGku, dan DAGING dari DAGINGku, dan ia akan dinamakan
Isha sebab ia diambil dari Ish.” Namun sewaktu Allah menciptakan manusia Ia
tidak menjadikan DUA ORANG karena mereka adalah laki-laki dan perempuan
namun SATU. Betapa rancunya pikiran jasmani manusia dalam soal laki-laki dan
perempuan. Jangan berbicara lagi siapa yang harus mendominasi siapa, atau
siapa yang harus bertanggung-jawab karena KEDUANYA ADALAH SATU.
Perkawinan hanyalah kelanjutan dari perumpamaan kitab Kejadian yang
memungkinkan kita memanifestasikan dalam dunia jasmani kemuliaan dari
kesatuan tersebut yang diciptakan Allah pada mulanya.
Dalam alam jasmani kita mengerti bahwa dalam keadaan normal wanita
tidak dapat menghasilkan keturunan tanpa pria, dan pria juga tidak dapat
berproduksi kecuali ia menjadi satu dengan wanita. Namun dalam alam Rohani
kita menemukan dalam perumpamaan di Taman, bahwa wanita (jiwa)
mengembara terpisah dari pria (roh) dan menyatu dengan ular, atau pikiran, dan
menganggap ia dapat mencapai status Allah dengan menggali sistem
pengetahuan, yakni pengetahuan tentang Yang Baik dan Yang Jahat, dimana
tentang sistem pengetahuan tersebut Allah telah memberi peringatan kepada
Adam. Adam meyakinkan dirinya sendiri bahwa pengetahuan ini merupakan
kunci untuk menjadi Allah berdasarkan haknya sendiri sehingga menurunkan
Allah dari posisiNya yang tepat sebagai Tuhan atas taman.
Jika asumsi kita benar bahwa keseluruhan cerita Taman Eden merupakan
PERUMPAMAAN, berarti hal itu harus relevan dengan keadaan setiap manusia
saat ini, dan tergenapi dalam setiap HIDUP. Pertama-tama, kebanyakan orang
hidup berdasarkan prinsip bahwa jika sesuatu baik maka Saya akan
melakukannya, tetapi jika sesuatu jahat maka Saya tidak akan menyentuhnya.
Hal ini dianggap oleh kebanyakan orang Kristen sebagai jalan yang Allah ingin
kita tempuh. Namun kita perlu diingatkan bahwa Allah berkata pada hari engkau
memakan atau ambil bagian dalam Pohon pengetahuan Yang Baik dan Yang
Jahat, MAKA ENGKAU AKAN MATI. Lalu mengapa orang hidup berdasarkan
pohon yang dilarang itu? Jawabannya adalah karena setiap orang percaya pada
DUSTA ULAR, dan percaya kita dapat menjadi SEPERTI ALLAH dengan
memakan dari pohon tersebut!!
Artinya setiap orang mengalami percakapan yang sama dengan ular
sebagaimana yang dialami Hawa dengan akibat yang sama pula. “Ular” adalah
pikiran kedagingan manusia, yang lebih cerdik dari segala binatang di ladang.
Pikiran jasmani ini meyakinkan kita bahwa hidup kita cukup baik, karena kita
tidak merokok atau minum minuman keras atau memukul isteri atau berzinah

TAMAN EDEN – By Des walter Page 20


dan lain sebagainya, jadi berarti TIDAKADA MASALAH. Pikiran jasmani ini
berkata kepada kita, “BUKANKAH ALLAH BERKATA kamu akan mati?” Tetapi
toh kita hidup dan baik-baik saja sehingga tentu tidak benar bahwa jika kita
makan dari pohon tersebut KITA AKAN MATI. Di sinilah terletak pokok
berikutnya, setiap orang percaya ia adalah orang berdosa dan dengan demikian
KEDAPATAN TELANJANG di hadapan Allah. Persis sama seperti yang dialami
Adam di taman.
Ayat yang paling banyak dikutip adalah “Semua telah berdosa dan kurang
kemuliaan Allah.” Rom. 3:23. Akibat dari konsep ini adalah kita percaya Allah
marah kepada kita dan kita harus menenangkan Dia dengan cara tertentu,
karena kita juga percaya kita telah dibuang dari Taman dan dengan demikian
kita mencari jalan di seputar pedang yang menyala-nyala. Kita melihat Allah di
balik sakit penyakit dan masalah kita dan merasa itu semua adalah hukuman
atas kegagalan kita. Jadi di kedalaman bawah-sadar kita, kita BERSEMBUNYI
DARI ALLAH.
Tidakkah saudara setuju bahwa kita hidup di Taman Eden kita saat ini
yang ada di dalam diri kita, dalam kondisi yang sama seperti yang dialami Adam.
Perumpamaan itu tetap berlaku bagi kita saat ini sebagaimana yang berlaku bagi
Adam. “Ular” dengan kecerdikannya telah meyakinkan seluruh dunia untuk
percaya pada dusta, “yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya
telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah”. 2 Kor. 4:4.
Namun KEBENARAN adalah cerita lain.
Paulus merangkum rencana Allah yang dahsyat ini, yang telah disiapkan
sebelum dunia dijadikan, “Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil
kita dengan panggilan kudus, BUKAN BERDASARKAN PERBUATAN KITA,
melainkan berdasarkan MAKSUD DAN KASIH KARUNIANYA SENDIRI, yang
telah dikaruniakan kepada kita dalam KRISTUS YESUS SEBELUM
PERMULAAN ZAMAN dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan
Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa
MAUT dan mendatangkan HIDUP yang tidak dapat binasa. Untuk Injil inilah
aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru.” 2
Tim. 1:9-11.

KESIMPULAN

Dalam pasal-pasal pembuka kitab “PADA MULANYA”, kita telah melihat


rencana dasar bagi keseluruhan wahyu maksud Allah berkenaan dengan
MANUSIA. Sebagai karya sastra, cerita yang tertera di sana begitu luhur, tetapi

TAMAN EDEN – By Des walter Page 21


juga tak tertandingi, dalam hal kedalaman pemahaman rohaninya. Di sini, setiap
wahyu Allah dan maksud ilahiNya bagi manusia terkandung di dalam 50 pasal ini
dan memerlukan perhatian serta perenungan yang mendalam. “Rencana jaman-
jaman” secara keseluruhan terpampang di sini, beserta setiap pengalaman,
situasi, kondisi, kapasitas, potensi, dan takdir umat manusia, beserta seluruh
prinsip dan proses dimana Allah akan membawa manusia kepada
kesempurnaan dalam GAMBAR ALLAH.
Penting untuk dipahami bahwa Alkitab bukan hanya buku sejarah atau
buku ilmu pengetahuan alam. Alkitab adalah wahyu ALLAH dan maksudNya,
dan realitas rohani yang tercakup. Alkitab juga merupakan wahyu dari MANUSIA
itu sendiri, mengenai asal-usul dan keberadaan kita serta kondisi dimana kita
hidup di dalamnya. Hubungan manusia dengan Allah telah ditetapkan sehingga
tidak ada sesuatu apapun yang berada di luar yang dapat berpengaruh pada
perkembangannya karena semua itu terjadi di “taman” hati kita.
Dengan merenungkan apa yang sudah Kami paparkan, pastikan bahwa
apa yang saudara percaya berada di atas landasan yang pasti, dan bukan
didasarkan atas doktrin manusia. Ijinkan Roh menjadi pengajar / guru saudara
karena Dialah ROH KEBENARAN.

TAMAN EDEN – By Des walter Page 22

Anda mungkin juga menyukai