Fakta yang saya lihat jelas selama 40 tahun pelayanan ialah kurangnya
pemahaman secara umum tentang “hidup kekristenan”. Sedikit sekali orang
Kristen yang tampaknya mengetahui tentang apa yang Tuhan minta dari kita,
atau proses pertumbuhan dan perkembangan yang akan mencapai maksud
Allah dalam hidup kita. Untuk itu, saya akan berupaya memaparkan garis-besar
maksud Allah serta cara yang telah Ia tetapkan untuk pencapaiannya.
Pertama-tama, saya ingin mengungkapkan konsensus umum yang diajarkan di
gereja-gereja saat ini. Konsep yang umum dianut ialah bahwa manusia
ditempatkan di muka bumi sebagai kelinci percobaan; mereka berada di bawah
kutuk “kematian kekal” yang eksekusinya hanya dapat dihindari dengan cara
bertobat dan menerima Kristus sebagai Juruselamatnya. Bagi mereka yang
menolak hanya tersedia “neraka kekal” dengan penghukuman yang tidak ada
akhirnya.
Akibat pengajaran ini, kebanyakan orang yang memberi respon terhadap “injil”,
berbuat demikian hanya agar terhindar dari ancaman “neraka”; sehingga mereka
jarang memikirkan dan merenungkan bahwa Allah memiliki suatu RENCANA
bagi umat manusia, yang telah dirumuskan sebelum dunia dijadikan. Orang tidak
pernah merenungkan kenyataan bahwa Alkitab dimulai dengan “PADA
MULANYA ALLAH”, dan akhir rencana Allah bagi jaman-jaman diungkapkan
dengan kalimat “ALLAH SEMUA DAN DI DALAM SEMUA”.
Saya hampir tidak bisa mengerti mengapa dikatakan bahwa ALLAH YANG
MAHA-BIJAK dan MAHATAHU memenuhi bumi dengan umat manusia,
mengharuskan mereka bertanggung-jawab penuh atas takdir “kekal” mereka,
padahal mereka memasuki ras manusia sebagai mahluk-mahluk “yang mati
dalam pelanggaran dan dosa”. Para teolog memberitahu kita bahwa kondisi ini
adalah akibat dari dosa Adam yang membawa dosa dan kematian atas seluruh
umat manusia, dan menempatkan umat manusia di bawah penghakiman Allah.
Konsep ini menjadikan Allah sebagai pribadi yang ditakuti sehingga sedapat
mungkin harus dihindari dengan segala cara.
Mungkin masalah terbesar yang perlu kita renungkan saat ini ialah ketidak-
mengertian akan maksud yang ada di benak Allah ketika Dia menciptakan
manusia. Kita perlu memahami SIAPA KITA SEBENARNYA dan MENGAPA
KITA ADA DI SINI. Tampaknya hanya segelintir orang yang memiliki jawaban
Kata-kata pertama Alkitab menetapkan suatu pijakan bagi segala sesuatu yang
mengikutinya. “PADA MULANYA ALLAH.” Istilah ini bukan menunjuk pada awal-
mula ALLAH, karena Dia kekal. Namun karena kita adalah ciptaan yang dibatasi
oleh “waktu”, maka kekekalan bukanlah suatu konsep yang dapat dipahami oleh
kefanaan kita, sehingga “pada mulanya” ini jauh melebihi jangkauan pikiran kita
yang terbatas. Di Kejadian 1-3 terdapat catatan tentang ASAL-USUL manusia
dan pembentukan manusia dari debu, beserta perubahan situasi yang terjadi
akibat ketidaktaatan manusia. Penciptaan MANUSIA terdapat di Kej. 1:26-28,
“Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia MENURUT
GAMBAR DAN RUPA KITA, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas SELURUH BUMI dan
atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah
MENCIPTAKAN MANUSIA itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya MEREKA. Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang
yang merayap di bumi.”
Inilah MANUSIA ketika berasal dari tangan sang Pencipta, dalam rupa dan
gambar Allah. Kata Ibrani yang digunakan untuk Manusia ialah “ADAM,” yang
bukan nama seseorang, tetapi istilah umum untuk UMAT MANUSIA. Perhatikan
pula bahwa di Pasal 2:23, kata Ibrani untuk Manusia berubah menjadi “IYSH”,
yaitu: dia yang daripadanya perempuan diambil. Hal ini sangat penting karena
Yohanes mengidentifikasi MANUSIA MULA-MULA YANG DICIPTAKAN itu
Kita telah mengetahui asal-usul dan tujuan manusia. Oleh sebab itu,
sekarang kita perlu menggali Kebenaran yang terkait dengan Taman yang
disiapkan bagi Adam. Kata “Taman” yang digunakan di sini menunjuk pada
daerah tertutup yang menunjuk khusus kepada pohon-pohon. “Pohon-pohon”
inilah yang menjadi fokus dari taman. Kej. 2:9. Kebanyakan orang Kristen
memandang “taman” ini secara jasmani, dan pencarian terus dilakukan hingga
saat ini untuk mengetahui jejak tempat seperti itu di muka bumi. Namun coba
kita mulai bagian studi ini dengan menegaskan bahwa “taman” bukanlah taman
jasmani, tetapi bentuk kiasan dimana di dalamnya kebenaran ilahi telah
dinyatakan. Kebenaran rohani ini tidak dapat disampaikan kepada umat manusia
dengan cara lain.
Mungkin sebab utama mengapa timbul kerancuan di kalangan orang
Kristen mengenai apa yang dinamakan “Hidup Kekristenan” adalah kegagalan
mereka melihat bahwa prinsip-prinsip rohani yang terkait dengan HIDUP
semuanya terpapar di dalam pasal-pasal Kitab Kejadian ini. Seandainya pasal-
pasal ini hanya berupa catatan SEJARAH, berarti semua itu tidak ada
relevansinya dalam hidup kita saat ini. Tetapi yang tertera di sana bukan hanya
sejarah, tetapi penyingkapan prinsip-prinsip HIDUP bagi umat manusia segala
jaman.
Kita diberitahu bahwa Tuhan Allah menumbuhkan pohon dari TANAH.
Kata Ibrani yang digunakan adalah ADAMAH yang terkait dengan ADAM yang
dibentuk dari ADAMAH atau bumi. Jadi “taman” ini ada DI DALAM hati setiap
manusia yang menghasilkan “pohon-pohon” yang adalah tanaman Tuhan. Di
tengah-tengah semua pohon tersebut terdapat POHON KEHIDUPAN dan
POHON pengetahuan yang baik dan yang jahat. Setiap manusia di atas bumi
berjalan dalam TAMAN EDEN-nya masing-masing dengan kondisi yang sama
seperti Adam.
Aturan HIDUP ditentukan oleh Tuhan yang berkata bahwa masing-masing
dari kita bertanggung-jawab “mengusahakan” atau mengolah taman kita, dan
juga untuk “menjaga”nya. Kej. 2:15. Tidak ada seorangpun yang dapat
melakukannya untuk kita, dan apa yang dihasilkan oleh taman (hidup) kita
menjadi tanggung-jawab kita sendiri. Kedua, kita diberitahu bahwa kita dapat
“memakan” atau memasukkan ke dalam hidup kita “buah” setiap pohon di taman
kita, TETAPI kita tidak boleh makan “POHON” PENGETAHUAN YANG BAIK
dan YANG JAHAT, karena jika kita berbuat demikian maka KITA AKAN MATI.
GANGGUAN (DISRUPTION)
KESIMPULAN