Anda di halaman 1dari 152

BAB 1

MISTERI ALLAH YANG ESA :


BAPA, PUTRA, ROH KUDUS
Hanya ada satu Allah, yang diperkenalkan oleh Tuhan
Yesus Kristus sebagai Allah Bapa Surgawi, satu-satunya
Allah yang benar:

Yohanes 17: 3:

“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal


Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus
Kristus yang telah Engkau utus.”

Juga :

 Mark 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama


ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita,
Tuhan itu esa

 Matius 6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami


yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

 Matius 11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus:


"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan
bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi
orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan
kepada orang kecil.

 Matius 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun


bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia
yang di sorga.

1
 Yohanes 20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah
engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada
Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan
katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan
pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku
dan Allahmu."

Istilah "Bapa, Putra, dan Roh Kudus" juga pertama kali


ditemukan dalam kata-kata yang diucapkan juga oleh Tuhan
Yesus sendiri ketika Ia memberikan Amanat Agung kepada
semua murid-Nya, sesaat sebelum kenaikan dan kembaliNya
kepada Allah Bapa di Surga.

Matius 28:

19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku


dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus,
20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Misteri dimulai tatkala Tuhan Yesus Kristus, yang


dikenal sebelumnya sebagai Anak Manusia - Mesias, dan Anak
Allah, kemudian dinyatakan dan diyakini oleh para pengikut-
Nya sebagai Allah juga, di samping Allah BAPA. Ini benar-
benar adalah suatu hal yang Yesus sendiri tidak pernah
menyatakan secara eksplisit kepada siapa pun selama Ia hidup
di bumi. Kebenaran itu terungkap segera setelah Roh Kudus
diutus kepada orang-orang percaya pada hari Pentakosta. Sejak
itu, Roh Kudus menyatakan dan mengajarkan semua kebenaran
seperti yang dijanjikan Tuhan:

2
Yohanes 14:26:

“tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh


Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala
sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua
yang telah Kukatakan kepadamu.”

Roh Kudus mengilhami Rasul Yohanes untuk menulis


bahwa Kristus adalah Firman Allah, oleh karena itu adalah
Allah, yang menjadi manusia (Yohanes 1: 1 - 14), dan Rasul
Paulus menyimpulkan bahwa Kristus, “…adalah Allah yang
harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!” (Roma 9: 5). Juga
penuis surat Ibrani mempertegas hal ini: “Tetapi tentang Anak
Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan
selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat
kebenaran.” (Ibrani 1:8). Sedangkan Rasul Petrus berbicara
tentang keilahian Roh Kudus bahkan lebih awal dari ketiga
rekannya tersebut:

Kisah Para Rasul 5 : 3-4:

3 tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai


Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan
sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap
kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap
dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan
itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi
mendustai Allah.

Kebenaran tentang keilahian Roh Kudus ini telah


menyebabkan misteri paradoksal tentang Allah yang lebih
membingungkan lagi. Roh Kudus yang mengilhamkan seluruh
penulisan Kitab Suci, menyingkapkan, bahwa masing-masing
dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus, adalah Allah, namun hanya
ada SATU Allah yang benar, bukan tiga Allah. Triteisme dan

3
Polyteisme tidak pernah mendapat tempat dalam iman Kristiani
sedikitpun. Alkitab lebih lanjut mengungkapkan adanya relasi
antara Bapa, Putra dan Roh Kudus yang tegas
mengimplikasikan adanya perbedaan antara Bapa, Putra, dan
Roh Kudus: Bapa bukan Anak dan bukan Roh Kudus, dan Anak
tidak identik dengan Roh Kudus. Dengan alasan ini pandangan
Sabellianism telah dikeluarkan dari iman Kristen Orthodoks.
Kebenaran alkitabiah tentang Allah Yang Esa ini juga secara
mutlak menolak dan mengkategorikan Arianisme dalam bentuk
apapun, seperti Saksi Yehuwa dan Gereja Unitarian, sebagai
bidat-bidat yang serius.

Karena Injil telah diberitakan di seluruh dunia hingga


zaman modern ini, misteri ilahi ini juga telah didengar dan
diketahui secara global hingga hari ini, tetapi tetap tidak dapat
dimengerti oleh rasio dan logika manusia. Misteri ini bahkan
jauh lebih besar daripada misteri alam semesta itu sendiri,
karena ini adalah misteri tentang Diri dan Pribadi Allah Yang
Maha Esa, Sang Maha Pencipta - suatu misteri yang terbesar
dan teragung sejak alam semesta ini beserta segala isinya
diciptakan oleh Nya.

4
BAB 2
GAMBAR DAN KESERUPAAN
DENGAN ALLAH

Pada hari terakhir dari penciptaan, Allah berfirman


dalam Kejadian 1:26-27:

Kejadian 1: 26-27

26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia


menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak
dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang
merayap di bumi." 27Maka Allah menciptakan manusia itu
menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya
dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Dalam penciptaan manusia, Allah menyelesaikan


pekerjaan-Nya dengan “sentuhan pribadi”. Dia membentuk
manusia dari debu dan memberinya hidup dengan
menghembuskan nafas kehidupan (Kejadian 2:7), yang diyakini
adalah roh dan jiwa manusia. Oleh karena itu, manusia adalah
unik di antara semua ciptaan Tuhan, memiliki tubuh material
dari daging dan darah, dan “nafas kehidupan” yang adalah roh
atau jiwa yang immaterial. Harus diklarifikasi sebelumnya
bahwa kata "immaterial" untuk "roh" atau "jiwa" tidak berarti
bahwa itu bukan tanpa substansi sama sekali. Kata itu berarti
bahwa substansinya bukan dari alam fisik ini, tetapi bersifat
metafisis.

Sebelumnya perlu ditinjau terlebih dahulu kata dalam


bahasa asli untuk “gambar dan rupa” dalam Kejadian 1: 26.

5
Kata Ibrani yang dipakai adalah “btzlm” untuk “gambar”, dan
“dmuth” yang diterjemahakan “rupa” dalam bahasa Indonesia.
Sebenarnya kata “dmuth” lebih tepat berarti “keserupaan”,
“kemiripan”, atau “kesamaan”, sebagaimana Alkitab bahasa
Inggris menterjemahkannya dengan “likeness”. Jadi terjemahan
Kejadian 1:26 yang lebih tepat adalah : Berfirmanlah Allah:
"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
keserupaan/ kemiripan / kesamaan Kita,..” Memiliki "gambar"
dan "keserupaan" Allah berarti, dalam istilah yang paling
sederhana, bahwa manusia dibuat menyerupai Tuhan, mirip
dengan Dia.

Dan ketika Tuhan berbicara dalam ayat-ayat ini, Dia


tampaknya mengacu pada dua hal yang berbeda dari manusia:

a) Aspek Luar atau Lahirah. Bahwa semua manusia memiliki


karakteristik material. Semua manusia memiliki tubuh yang
mengandung daging, darah, tulang, organ, sel, dll, yang
membuat manusia dapat melakukan aktivitas-aktivitas fisik
berdasarkan kekuatan dan kemampuan dari anggota-anggota
tubuh yang dimilikinya. Namun, Adam tidak menyerupai Tuhan
dalam pengertian Tuhan memiliki daging dan darah. Alkitab
mengatakan bahwa “Allah adalah Roh” (Yohanes 4:24) dan ada
tanpa tubuh material, tetapi spiritual, tubuh rohaniah.

b) Aspek Batin dengan kualitas mental dan moral yang mirip


dengan yang dimiliki Tuhan. Artinya, kita dapat berpikir,
merasakan, dan menghendaki sesuatu. Dalam ayat berikutnya,
ayat 27 kita melihat bahwa keserupaan itu mengacu pada pria
seperti pada perempuan juga.

Oleh karena itu, kemiripan manusia dengan Allah berati


adalah keseluruhan gambar dan keserupaan tubuh, mental,
emosional, dan moral. Ini membuat umat manusia berbeda
dengan dunia binatang, yang membuatnya cocok dan layak
sebagai Penguasa yang dimaksudkanNya dalam Kejadian 1:28,

6
dan memungkinkan dia untuk berkomunikasi dengan
Penciptanya. Namun, tentunya, kualitas luar dan dalam yang
menyerupai Tuhan Allah yang dimiliki manusia, mempunyai
batas-batas yang membedakannya dari Penciptanya.

Paradoks Dikotomi dan Trikotomi Manusia

Dikotomi Manusia

Diciptakan dalam gambar dan keserupaan dengan


Allah, sebagaimana ditulis dalam Kejadian 1:26-27,
menunjukkan bahwa ada sesuatu yang membuat manusia
berbeda dari semua ciptaan lainnya di bumi. Manusia
dimaksudkan untuk memiliki hubungan dengan Tuhan, dan
dengan demikian, Tuhan menciptakan manusia dengan bagian
material dan immaterial. Materi yang jelas adalah yang nyata:
tubuh fisik, tulang, organ, sel, dll, dan ada selama orang itu
hidup di muka bumi ini. Aspek immaterial adalah aspek yang
tidak berwujud: pikiran, emosi, hati, hati nurani, kehendak, dll.,
dan berada di luar dimensi fisik individu. Rasul Paulus
menunjuk pada pembagian dikotomi dari seorang manusia
sebagai manusia lahiriah dan manusia batiniah ::

2 Korintus 4:16

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia


lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari.

Petrus menggunakan "jiwa" 1 Petrus 2:11 daripada


"roh" yang digunakan oleh Paulus dalam Galatia 5: 16,17;
kedua rasul menuliskan tentang hal yang sama - peperangan
rohani melawan keinginan daging:

7
1 Petrus 2:11

Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu,


supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan
diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan
jiwa.

Galatia 5:16-17

16 Maksudku ialah: hiduplah oleh roh, maka kamu tidak akan


menuruti keinginan daging. 17Sebab keinginan daging
berlawanan dengan keinginan roh dan keinginan roh
berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya
bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa
yang kamu kehendaki.

Demikian pula, Yakobus menulis bahwa kematian


terjadi sebagai pemisahan roh dari tubuh, sementara Tuhan
Yesus berbicara tentang "jiwa" seorang pria kaya yang bodoh
yang diambil darinya sebagai penyebab kematiannya:

Yakobus 2:26

Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah


iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Lukas 12: 19-20

19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada


padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun
lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-
senanglah! 20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau
orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari
padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu
nanti?

8
Dan sebenarnya, banyak di tempat-tempat lain di
Alkitab yang menggunakan istilah "roh" atau "jiwa" untuk
merujuk pada hal yang sama, yakni batin dari manusia:

 Mazmur 23: 3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun


aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

 Mazmur 25: 1 Dari Daud. Kepada-Mu, ya TUHAN,


kuangkat jiwaku;

 Amsal 20:27 Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang


menyelidiki seluruh lubuk hatinya.

 Zakharia 12: 1 Ucapan ilahi. Firman TUHAN tentang


Israel: Demikianlah firman TUHAN yang
membentangkan langit dan yang meletakkan dasar
bumi dan yang menciptakan roh dalam diri manusia:

 Roma 8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu,


maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh
adalah kehidupan oleh karena kebenaran.

 Roma 8:15 Sebab kamu tidak menerima roh


perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi,
tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan
kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba,
ya Bapa!" 16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan
roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.

 Roma 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu


kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah
Tuhan.

 1 Korintus 7:34 dan dengan demikian perhatiannya


terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-

9
anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara
Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi
perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya
pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat
menyenangkan suaminya.”

 2Korintus 7:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, karena


kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita
menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani
dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan
kekudusan kita dalam takut akan Allah.

 Galatia 6:18 Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus


menyertai roh kamu, saudara-saudara! Amin.

Etimologi Kata "Roh" dan "Jiwa"

Kata “Spirit”, yang berarti “roh”, dalam bahasa Inggris


berasal dari kata bahasa Latin “spiritus”, yang berarti "nafas",
tetapi juga "jiwa, keberanian, semangat", yang pada akhirnya
berasal dari orang-orang Proto-Indo-Eropa. Kata ini dibedakan
dari kata bahasa Latin “anima”, yang berarti "jiwa", yang juga
berasal dari akar kata Indo-Eropa yang berarti "nafas". Dalam
bahasa Yunani, perbedaan ini ada antara “pneuma”, yang
berarti "nafas, udara yang bisa bergerak, roh," terjadi 379 kali
dalam Perjanjian Baru; dan psykhē, "jiwa", yang ditemukan 103
kali. Istilah psykhē / psūkhē, juga berasal dari akar kata Indo-
Eropa "bernafas": bhes-, bhs- dalam proto-Yunani berubah
menjadi phs-, dan dalam periode sejarah Yunani menjadi ps-,
dimana psūkhein berarti "bernafas", dan psūkhē berati "jiwa".
Kata modern “psikologi” berasal dari kata Yunani ini.

Perbedaan istilah antara jiwa dan roh juga berkembang


dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama Ibrani dan Perjanjian Baru
Yunani: Ibrani nephesh (yang berarti "nafas"), ditemukan lebih
dari 780 kali dalam Perjanjian Lama. Karena variasi makna

10
kontekstualnya, kata ini tidak selalu diterjemahkan sebagai
“soul” dalam bahasa Inggris yang berarti "jiwa." Versi King
James menggunakan 28 kata berbeda yang digunakan untuk
menerjemahkan istilah aslinya. Nephesh, oleh karena itu,
menandakan hal-hal yang berbeda, tergantung pada bagian di
mana itu terjadi. Kata Ruach (rûaħ), ditemukan sekitar 378 kali
dalam Perjanjian Lama Ibrani, mempertahankan makna-makna
yang melibatkan berbagai fenomena udara: "nafas", "angin",
dan bahkan "bau", disamping maknanya sebagai “batin”.

Dari uraian etimologis di atas dari kata-kata "roh" dan


"jiwa" dalam bahasa asli Alkitab mereka, "nafas" lah yang
menjadi arti umum dari kata-kata itu. Ini menunjukkan bahwa
arti harfiah dari kata-kata bahasa Indonesia "roh" dan "jiwa"
dalam bahasa asli kata-kata itu adalah identik. Dengan
demikian, masing-masing kata-kata “roh” dan “jiwa”,
digunakan secara bergantian di seluruh Kitab Suci oleh para
penulisnya sebagai istilah analogis umum untuk substansi atau
esensi dari keseluruhan batin manusia secara dikotomis.
Dengan kata lain, setiap kali seorang penulis Alkitab
menggunakan secara bergantian baik kata “roh” atau “jiwa”
secara tersendiri tanpa didampingi oleh elemen lain dari bagian
batiniah dari seorang manusia, maka dia sebenarnya merujuk
pada seluruh manusia batiniah sebagai bagian dari dikotomi
seorang individu yang terdiri dari manusia lahiriah dan manusia
batiniah: tubuh dan roh/jiwa, di mana roh sama dengan jiwa,
dan berarti “bathin”. Oleh karena itu, pandangan dikotomi
seorang manusia adalah benar menurut Alkitab

Unsur Roh ATAU Jiwa

Baik secara alkitabiah maupun secara universal, dapat


dipahami dan diterima bahwa manusia dalam atau batin
seseorang, yaitu jiwa atau rohnya, terdiri dari tiga elemen atau
unsur dasar:

11
1. Pikiran atau Akal Budi

 Ayub 32: 8 Tetapi roh yang di dalam manusia, dan


nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi
kepadanya pengertian.

 Mazmur 139: 2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk


atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.

 Mazmur 139: 23 Selidikilah aku, ya Allah, dan


kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-
pikiranku;

 Romans 7: 22 Sebab di dalam batinku aku suka akan


hukum Allah, 23 tetapi di dalam anggota-anggota
tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang
melawan hukum akal budiku dan membuat aku
menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam
anggota-anggota tubuhku. 24 Aku, manusia celaka!
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut
ini? 25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita. (26) Jadi dengan akal budiku aku melayani
hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku
melayani hukum dosa.

 1 Korintus 13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku


berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti
kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak.
Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku
meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

12
 Filipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam
Kristus Yesus,

 Filipi 4:10 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan,


bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh
kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu,
tetapi tidak ada kesempatan bagimu.

2. Emosi atau Perasaan

 Ayub 15:12 Mengapa engkau dihanyutkan oleh


perasaan hatimu dan mengapa matamu menyala-
nyala,

 Mazmur 35:12 Mereka membalas kebaikanku dengan


kejahatan; perasaan bulus mencekam aku.

 Mazmur 55:5 Aku dirundung takut dan gentar,


perasaan seram meliputi aku.

 Yesaya 38:15 Apakah yang akan kukatakan dan


kuucapkan kepada TUHAN; bukankah Dia yang telah
melakukannya? Aku sama sekali tidak dapat tidur
karena pahit pedihnya perasaanku.

 Efesus 4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga


mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan
mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.
 Filipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus,

 Filipi 4:10 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan,


bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu

13
bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada
perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.

 Yakobus 3:14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati


dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu
memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan
kebenaran!

 1 Petrus 3:8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia


sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara,
penyayang dan rendah hati,

3. Kehendak, Kemauan, Keinginan

 Mazmur 27: 4 Satu hal telah kuminta kepada TUHAN,


itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur
hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan
menikmati bait-Nya.

 Mazmur 145: 19 Dia akan menggenapi keinginan


mereka yang takut akan dia: dia juga akan mendengar
seruan mereka, dan akan menyelamatkan mereka.”

 Matius 21:31 Ia melakukan kehendak orang-orang


yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka
minta tolong dan menyelamatkan mereka.

 Roma 7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu


di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang
baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku,
tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.

 1 Korintus 7:37 Tetapi kalau ada seorang, yang tidak


dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin
dalam hatinya dan benar-benar menguasai

14
kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak
kawin dengan gadisnya, ia berbuat baik.

 Filipi 2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam


kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya

 Ibrani 4:12 Karena firman Tuhan itu cepat, dan kuat,


dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun,
menusuk bahkan sampai membelah jiwa dan roh, dan
sendi dan sumsum, dan merupakan penyendiri dari
pikiran dan niat hati.

Pikiran berada di kepala manusia, sedang dua aspek


batiniah lainnya, perasaan dan kehendak, berada di dalam
dadanya. Perasaan dan kehendak sebenarnya adalah dua aspek
dari satu unsur batin yang sama, disebut sebagai "hati".

 Ayub 15:12 Mengapa engkau dihanyutkan oleh


perasaan hatimu dan mengapa matamu menyala-
nyala,
 Mazmur 139: 23 Selidikilah aku, ya Allah, dan
kenallah hatiku, ujilah aku, dan kenallah pikiranku.”

 Matius 20:15 Tidakkah aku bebas mempergunakan


milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah
engkau, karena aku murah hati?

 Filipi 4: 7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui


segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu
melalui Kristus Yesus.

Jadi, seorang manusia, baik laki-laki maupun


perempuan, yang diciptakan menurut gambar dan keserupaan
dengan Allah, terdiri dari tubuh lahiriah dan manusia batin,

15
yang disebut sebagai jiwa atau roh. Jiwa atau roh, dalam
pandangan dikotomi alkitabiah, yang selanjutnya dibagi
menjadi dua elemen metafisik dasar, yakni hati dan pikiran,
dilihat sebagai satu kesatuan manusia batiniah.

  Tentu saja semua elemen atau unsur dari manusia


batiniah itu bersifat metafisik dan mereka berinteraksi satu
dengan yang lain dan dengan tubuh biologis manusia itu dengan
“cara yang misterius”. Meskipun kemajuan dalam kecanggihan
ilmu pengetahuan dan teknologi modern, tidak satu pun dari
para ilmuwan modern yang dapat memahami dan menjelaskan
dengan benar dan tepat mengenai misteri interaksi semacam itu
di antara unsur-unsur tubuh fisik dan jiwa / roh metafisik dari
manusia. Banyak dari para ilmuwan ini bahkan tidak percaya
pada keberadaan Tuhan, apalagi realitas metafisik dan spiritual
lainnya.

Trikotomi Manusia

Kebingungan mulai muncul, ketika Rasul Paulus yang


sama secara paradoks juga telah menyatakan anatomi
konnstitusional manusia sebagai gambar dan keserupaan Allah
secara trikotomis sebagai roh, jiwa, dan tubuh dalam 1
Tesalonika 5:23:

1 Tesalonika 5:23

Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya


dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna
dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan
kita.

Allah juga mengilhami penulis surat Ibrani untuk


menegaskan bahwa trikotomi manusia juga nyata dalam ayat-
ayat menyatakan pembedaan yang jelas antara jiwa dan roh:

16
Ibrani 4:12

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada
pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai
memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia
sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Faktanya, penyebab utama paradoks alkitabiah ini atas


dikotomi-trikotomi manusia, yang telah diperdebatkan tanpa
akhir dan mendalam selama berabad-abad sejarah gereja di
antara para teolog Kristen, bahkan hingga hari ini, berakar pada
perbedaan dalam cara menggunakan kata-kata “roh" dan
"jiwa"itu sendiri, yang keduanya merujuk pada bagian batin
dari seorang manusia, antara pembagian dikotomi dan trikotomi
anatomi konstitusional seorang manusia.

Pembagian Manusia Batin Secara Trikotomis

Pandangan trikotomi manusia dari seorang penulis


Alkitab dapat dideteksi manakala dia tidak menggunakan kata
“roh” atau “jiwa” secara sendirian, tetapi penulis biasanya
menggunakan kedua kata tersebut secara bersamaan, seperti
dalam 1 Tesalonika 5: 23 dan Ibrani 4:12, atau ia akan
memasukkan objek lain dari manusia batiniah selain salah satu
dari dua istilah ontologis tersebut. Misalnya, ketika Paulus
menjelaskan karunia berbicara dalam bahasa kepada orang-
orang percaya di Korintus, dia membedakan “roh” dari “akal
budi, keduanya tentu saja adalah milik bagian dalam manusia
batiniah:

1 Korintus 14: 14,15

14 Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah


yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa.15 Jadi,
apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku,

17
tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan
menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi
dan memuji juga dengan akal budiku.

Tidak ada yang akan menyangkal bahwa yang


dimaksud Paulus "akal budi" adalah “pikiran”. Jadi, dalam ayat-
ayat itu, Paulus sedang merujuk pada roh dan pikiran seorang
manusia dan membedakannya satu dari yang lain, masing-
masing sebagai suatu entitas berbeda yang dapat berdoa dan
bernyanyi kepada Allah secara independen seolah-olah mereka
adalah dua individu yang berbeda. Dalam 1 Tesalonika 5:23,
Rasul mencatat bagian-bagian batin dari trikotomi manusia
secara terpisah sebagai roh dan jiwa. Dengan membandingkan
secara paralel 1 Korintus 14: 14,15 dengan 1 Tesalonika 5:23,
Rasul yang sama yang juga menggambarkan pembagian
dikotomis seorang manusia di tempat lain dalam surat-suratnya,
sebenarnya merujuk "pikiran" atau “akal budi” sebagai “jiwa”
seorang manusia dalam mengekspresikan pandangan
trikotomisnya. Demikian pula, jika deduksi secara paralel juga
diterapkan untuk kata "roh", maka dapat disimpulkan bahwa
“roh” merujuk pada “hati” manusia, oleh karena sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya, manusia batiniah hanya terdiri dari
“hati” di samping “pikiran”. .

Dari deduksi logis sederhana ini, karunia berbahasa roh


dapat juga dipahami dengan jelas. Ketika seseorang berdoa dan
bernyanyi “dalam bahasa roh”, memang hatinya atau rohnya
yang berdoa dan bernyanyi, tanpa melibatkan pikiran atau
jiwanya. Hati terdiri dari emosi dan kemauan atau kehendak,
yang hakekatnya adalah dalam bentuk "denyut-denyut
metafisis” atau "getaran-getaran" tanpa kata-kata yang rasional
yang dapat dimengerti maknanya. Tidak ada orang lain, kecuali
Allah sendiri, yang akan dapat memahaminya ketika kata-kata
bahasa roh itu diucapkan keluar. Sedang tatkala seseorang
bernubuat, ia mengucapkan kata-kata yang keluar melalui akal
budi dan pikirannya, sehingga dapat dimengerti oleh orang-

18
orang yang mendengarkannya. Inilah alasan mengapa Paulus
lebih menyukai karunia bernubuat yang dapat dipahami dengan
jelas sehingga seluruh anggota gereja dapat dikuatkan dan
diteguhkan:

1 Korintus 14: 1-5

1 Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh


karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. 2
Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata
kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada
seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia
mengucapkan hal-hal yang rahasia. 3 Tetapi siapa yang
bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun,
menasihati dan menghibur. 4 Siapa yang berkata-kata dengan
bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang
bernubuat, ia membangun Jemaat. 5 Aku suka, supaya kamu
semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada
itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih
berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa
roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga
Jemaat dapat dibangun.

Juga, perlu ditinjau ulang terjemahan bahasa Inggris


versi King James yang lebih tepat untuk Ibrani 4:12.

Hebrews 4:12

For the word of God is quick, and powerful, and sharper than
any twoedged sword, piercing even to the dividing asunder of
soul and spirit, and of the joints and marrow, and is a discerner
of the thoughts and intents of the heart.

Ibrani 4:12

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada
pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai

19
memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia
sanggup membedakan pertimbangan pikiran dan niat hati kita.

Jadi, dalam Ibrani 4:12, sebenarnya yang dimaksud dari


masing-masing "jiwa” dan “roh" telah dipaparkan secara jelas
sebagai "pikiran" untuk “jiwa”, dan "hati" untuk “roh”, semua
dalam kalimat yang sama dari ayat yang sama.

Singkatnya, unsur-unsur anatomi konstitusional dari


pandangan manusia trikotomis sebagai gambar dan rupa Allah
dapat dinyatakan sebagai roh, jiwa, dan tubuh ATAU sebagai
hati, pikiran, dan tubuh masing-masing. Seperti dalam
pandangan dikotomis, penggunaan kata “roh” dan “jiwa” yang
digunakan oleh penulis, merujuk pada substansi ontologis dari
masing-masing objek dari batin manusia, yakni pikiran,
perasaan, dan kehendak, atau pikiran dan hati. Namun, dalam
mengekspresikan pandangan trikotomis tentang manusia,
penulis Alkitab membuat perbedaan antara makna masing-
masing dari dua kata yang mencerminkan bahwa sebenarnya
ada dua unsur atau elemen yang berbeda namun saling terkait
satu dengan yang lain, dari batin manusia : hati dan pikiran,
yang dipandang sebagai satu kesatuan ketika ia
menggambarkan seorang manusia secara dikotomis di tempat
lain dalam Alkitab. Oleh karena itu, pembagian manusia secara
trikotomis, pada kenyataannya, juga dibenarkan dalam Alkitab.
Tidak ada kontradiksi antara dikotomi dan trikotomi manusia.
Perdebatan dan perselisihan yang berkepanjangan atas paradoks
ini sebenarnya tidak perlu sama sekali.

Pandangan Kristus Tentang Trikotomi Manusia

Berikut adalah penegasan pandangan trikotomi manusia


oleh Tuhan kita, Yesus Kristus Sendiri:

20
Markus 12: 29-31

29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai


orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan
dengan segenap kekuatanmu. 31hukum yang kedua ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada
hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Markus menuliskan firman Yesus di ayat 30 bahwa kita


harus mengasihi Tuhan Allah dengan segenap :
1) hati
2) jiwa
3) akal budi
4) kekuatan.

Matius 22:37 menulis pararel dari ayat Injil Markus


tersebut, bahwa kita harus mengasihi Allah dengan segenap:
1) hati
2) jiwa
3) akal budi kita,

Sedang dalam Lukas 10:27 dituliskan bahwa kita harus


mengasihi Allah dengan segenap
1) hati
2) jiwa
3) kekuatan
4) akal budi

Matius 22:37

Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan


segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu.

21
Lukas 10:27

Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap


hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Atas dasar rangkaian kata-kata yang dihubungkan oleh


"dan," beberapa pihak akan bersikeras bahwa anatomi
konstitusional manusia harus terdiri dari empat bagian karena
Yesus menyebutkan hati, jiwa, pikiran, akal budi dan kekuatan,
di mana kekuatan tentunya mengacu pada kekuatan tubuh.
Untuk memperjelas kerancuan ini, kita harus
mempertimbangkan fakta bahwa Tuhan Yesus sebenarnya
mengutip Ulangan 6: 4,5 yang ditulis oleh Musa, dalam
menyatakan perintah pertama. Oleh karena itu, kita harus
kembali ke ayat-ayat dalam Kitab Ulangan yang dikutip oleh
Tuhan kita:

Ulangan 6: 4-5

4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN


itu esa!
5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.(

Ayat-ayat yang tercantum di atas, yang dikutip dan


diajarkan oleh Tuhan Yesus dalam Perjanjian Baru
menunjukkan adanya tiga bagian seorang manusia, bukan
empat: (1) hati, (2) jiwa, dan (3) "kekuatan", yang tentu saja
mengacu pada kekuatan tubuh. Kata keempat, yaitu “akal
budi”, yang disebutkan oleh Tuhan Yesus dalam Perjanjian
Baru, sebenarnya adalah pengulangan, dan bahkan memberikan
penjelasan yang lebih tegas untuk “jiwa”, meskipun kata
penghubung yang digunakan adalah “dan”, bukan “atau”.

22
Juga, Ahli Taurat yang bertanya kepadaNya Yesus,
membenarkan dan mengulangi jawaban Yesus tersebut di ayat
33 dari Markus 12, namun dengan kata yang berbeda untuk
“jiwa” dan “akal budi”. Ia mengganti dua kata tersebut dengan
“pengertian” dengan tidak ada sanggahan sama sekali dari
Tuhan Yesus atas perubahan tersebut. Sekali lagi, ini
menunjukkan bahwa kata “jiwa” dalam hal ini memang artinya
sama dengan “akal budi” dan “pengertian”, yang kedua-
duanya merujuk pada “pikiran” seseorang :

Markus 12: 32-33

32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru,
benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang
lain kecuali Dia.
33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan
segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga
mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh
lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban
sembelihan."

Dengan demikian, dapatlah ditegaskan bahwa Tuhan


Yesus sendiri setuju dengan Musa, Rasul Paulus, dan penulis
Surat Ibrani (jika tidak ditulis oleh Paulus) bahwa pembagian
trikotomis dari manusia sebagai gambar dan keserupaan dengan
Allah, adalah benar adanya, dan sama sekali tidak bertentangan
dengan pembagian manusia secara dikotomis, karena kedua
pandangan tersebut benar adanya secara alkitabiah.

23
24
BAB 3
TRIKOTOMI MANUSIA
SEBAGAI
GAMBAR DAN KESERUPAAN
TRIKOTOMI
ALLAH YANG ESA
Rekonsiliasi Paradoks Antropologi Kristen: Tinjauan Ulang

Pada bab sebelumnya, telah disimpulkan bahwa:

“Tidak ada kontradiksi antara Dikotomi dan Trikotomi


Manusia, dan perdebatan dan perselisihan yang berkepanjangan
atas paradoks ini sebenarnya tidak perlu sama sekali.”;

dan:

“Tuhan Yesus sendiri setuju dengan Musa, Rasul Paulus, dan


penulis Surat Ibrani (jika tidak ditulis oleh Paulus) bahwa
pembagian trikotomis dari manusia sebagai gambar dan
keserupaan dengan Allah, adalah benar adanya, dan sama sekali
tidak bertentangan dengan pembagian manusia secara
dikotomis, karena kedua pandangan tersebut benar adanya
secara alkitabiah.”

Kesimpulan di atas berasal dari deduksi logis sederhana


dari serangkaian proses eksegesis Alkitab untuk menunjukkan
arti sebenarnya dari kata-kata "roh" dan "jiwa" yang merupakan
dua kata kunci dalam Antropologi Kristen, dinyatakan dengan

25
jelas dalam I Tesalonika 5: 23, di samping kata kunci ketiga
yaitu "tubuh". Dua kata kunci ini sebenarnya telah
menyebabkan berabad-abad perdebatan tanpa henti antara para
pendukung dari Pandangan Dikotomi versus mereka yang
berpegang pada Pandangan Trikotomi Manusia. Perbedaan
dalam pengartian kata-kata "roh" dan "jiwa" dalam teologi
Kristen dan hermeneutika Alkitab sejauh ini juga merupakan
cermin dari kebingungan universal dalam memahami
antropologi metafisik. Kekacauan ini tidak hanya terjadi dalam
Kekristenan arus utama yang mencerminkan ekspresi dari
pemikiran Barat, yang tidak dapat disangkal adalah warisan dari
Filsafat Yunani yang jelas mendominasi cara berpikir Bapak-
Bapak Gereja awal kita, dan dengan sendirinya, cara teologisasi
dan penafsiran Kitab Suci, tetapi suatu kerancuan yang ditemui
secara global.

Dunia ini tidak terdiri dari satu budaya yang seragam.


Bangsa Asia, seperti India dan Cina sebagai contoh, memiliki
pemahaman mereka sendiri yang berkembang tentang aspek
metafisis seorang manusia, begitu juga orang-orang dari bagian
lain yang berbeda di seluruh dunia. Setiap pandangan budaya
faktanya dapat berbeda dari yang lain, dan tidak ada satu
pihakpun yang berhak mengklaim bahwa mereka secara
kultural lebih unggul daripada yang lain. Setiap budaya
memiliki hak yang sama dengan para pendukung Antropologi
Kristen yang memiliki latar belakang budaya Barat, dan yang
ternyata masih dalam konflik antara dua pandangan yang
berbeda, antara Dikotomi dan Trikotomi Manusia, untuk
memaksakan pandangan metafisis mereka dalam memberi
makna pada antropologi Alkitab, khususnya kata-kata "roh" dan
"jiwa" manusia.

26
Trikotomi Allah

Didasarkan pada kenyataan dari berbagai macam


kemungkinan untuk menafsirkan Alkitab dan debat yang tidak
putus-putusnya dalam Antropologi Kristen, dapatlah dengan
jelas disimak bahwa masing-masing Pandangan Dikotomi dan
Trikotomi Manusia, yang saling bertentangan satu sama lain,
belum sepenuhnya mencapai kebenaran alkitabiah tentang
hakikat dari seorang manusia: roh, jiwa, dan tubuh, yang
diciptakan menurut gambar dan keserupaan Allah, karena
adalah suatu kemustahilan adanya kontradiksi sama sekali
dalam Alkitab yang adalah firman Allah yang tertulis. Implikasi
dari perbedaan ini sangat penting dan tidak boleh lagi ada orang
Kristen yang mengabaikan fakta bahwa: kegagalan dalam
memahami pandangan alkitabiah tentang Manusia dengan
benar, juga berarti kegagalan untuk memahami Allah, karena
Manusia diciptakan menurut gambar dan keserupaan Allah,
Sang Maha Pencipta.

Manusia diciptakan menurut Gambar dan Keserupaan


dengan Allah, maka dalam diri Manusiapun didapati Gambar
dan Keserupaan Allah. Setelah diciptakan, Manusia pada
kenyataannya terdiri dari roh (hati), jiwa (pikiran), dan
tubuhnya. Ini berarti bahwa Manusia adalah hati, jiwa, dan
tubuhnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hati, jiwa,
dan tubuh Manusia itulah Gambar dan Keserupaan Allah. Jika
Gambar Allah adalah hati, pikiran (jiwa), dan tubuh manusia,
maka pastilah benar bahwa:

- hati manusia adalah Gambar dari Hati Allah, dan


menurut Gambar dan Keserupaan dengan Hati Allah
inilah hati manusia diciptakan oleh Allah.

- pikiran(jiwa) manusia adalah Gambar dari Pikiran


(Jiwa) Allah, dan menurut Gambar dan Keserupaan

27
dengan Pikiran (Jiwa) Allah inilah, pikiran(jiwa)
manusia diciptakan oleh Allah.

- tubuh manusia adalah Gambar dari Tubuh Allah, dan


menurut Gambar dan Keserupaan dengan Tubuh Allah
inilah tubuh manusia diciptakan oleh Allah.

Sebagaimana manusia adalah hati, pikiran (jiwa), dan


tubuhnya pada dirinya sendiri, demikian pula bahwa, Allah
pasti adalah Hati, Pikiran (Jiwa), dan TubuhNya pada DiriNya
sendiri. Dengan kata lain, Trikotomi Manusia memang adalah
Gambar dan Keserupaan dengan Trikotomi Allah.

Adakah ayat-ayat alkitab yang membenarkan


pernyataan tentang adanya Trikotomi Allah ini? Banyak sekali!
Sebagai contoh : 1 Samuel 2:35 dan Yeremia 32:41 menuliskan
tentang “Hati” dan “Jiwa” dari Allah:

1 Samuel 2:35

Dan Aku akan mengangkat bagi-Ku seorang imam


kepercayaan, yang berlaku sesuai dengan hati-Ku dan jiwa-
Ku, dan Aku akan membangunkan baginya keturunan yang
teguh setia, sehingga ia selalu hidup di hadapan orang yang
Kuurapi.

Yeremia 32:41

Aku akan bergirang karena mereka untuk berbuat baik kepada


mereka dan Aku akan membuat mereka tumbuh di negeri ini
dengan kesetiaan, dengan segenap hati-Ku dan dengan
segenap jiwa-Ku.

Menarik untuk diperhatikan bahwa dalam Alkitab


terjemahan bahasa Inggris versi King James, kata Ibrani
“nephes” untuk “jiwa” diterjemahkan dengan kata “soul” - yang
28
berarti “jiwa”, dalam Yeremia 32:41, tetapi dalam 1 Samuel
2:35, kata Ibrani yang sama diterjemahkan dengan kata “mind”,
yang berarti “pikiran” atau “akal budi”.

Jeremiah 32:41  

Yea, I will rejoice over them to do them good, and I will plant
them in this land assuredly with my whole heart and with my
whole soul.

1 Samuel 2:35  

And I will raise me up a faithful priest, that shall do according


to that which is in mine heart and in my mind: and I will build
him a sure house; and he shall walk before mine anointed for
ever.

Terjemahan Alkitab King James dikenal dan dipercayai


sepagai terjemahan yang paling mendekati makna dari yang
dimaksud oleh para penulis Alkitab dalam bahasa aslinya, baik
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Penerjemahan King
James dari kedua ayat tersebut, sekali lagi meneguhkan bahwa
dalam pembagian trikotomis untuk Diri Allahpun, ‘Jiwa” Allah
adalah “Pikiran” atau “Akal Budi”-Nya.

Lampiran di bagian akhir buku ini mencantumkan


beberapa contoh dari ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Allah
memang memiliki Hati dan Pikiran, dan juga: Wajah, Mata,
Mulut, Bibir, Lidah, Telinga, Lubang Hidung, Tangan, Lengan,
dan Kaki, yang semuanya jelas menunjuk pada bagian-bagian
dari suatu tubuh. Jadi jelaslah bahwa Allah itu mempunyai
Tubuh. Oleh karena Allah itu ROH adanya, maka TubuhNya
adalah Tubuh Rohaniah.

29
Kontroversi Tubuh Versus Roh

Banyak pihak yang menentang dengan keras bahwa


Allah memiliki Tubuh karena Allah adalah ROH (Yohanes 4:
24). Pandangan ini tentu saja adalah produk lain dari pikiran
filosofis manusia yang berpendapat bahwa roh adalah antonim
untuk keberadaan tubuh, yang hanya terdiri dari ide dan realitas
abstrak dan metafisis lainnya dalam diri seseorang. Alkitab
tidak setuju dengan pandangan seperti itu sama sekali. Makhluk
spiritual tidak harus menjadi entitas dari hanya realitas ide-ide
saja. Malaikat dan iblis adalah roh, namun masing-masing
memiliki tubuh yang konkrit. Rasul Paulus menulis tentang
tubuh rohaniah manusia dalam 1 Korintus 15:44: “Yang
ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah
tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh
rohaniah. ”

Tuhan Yesus dalam narasi-Nya tentang Lazarus dan


orang kaya dalam Lukas 16: 19 - 31 menunjukkan bahwa ketika
keduanya meninggal, Lazarus “dibawa oleh malaikat-malaikat
ke pangkuan Abraham” dan tubuh orang kaya “dikubur” (ayat
23). Ini adalah deskripsi tentang dunia spiritual, baik neraka di
mana roh orang kaya disiksa, maupun surga, di mana roh
Lazarus berada di pangkuan Abraham, yang keberadaannya
juga rohaniah:

Lukas 16:23-31

23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia


menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan
dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di
pangkuannya.
24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku.
Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke

30
dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat
kesakitan dalam nyala api ini.
25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau
telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan
Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan
engkau sangat menderita.
26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang
jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi
dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ
kepada kami tidak dapat menyeberang.
27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa,
supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia
memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka
jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa
dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada
seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka,
mereka akan bertobat.
31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan
kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau
diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara
orang mati."

Kata-kata yang digarisbawahi menunjukkan bahwa roh


orang yang meninggal memang memiliki tubuh rohani yang
utuh, apakah itu di surga atau di neraka. Fakta bahwa mereka
dapat mengenali dan berkomunikasi satu sama lain dalam
percakapan, mencerminkan bahwa batin masing-masing dari
mereka, yakni dan pikirannya, masih hidup dalam tubuh
rohaniahnya. Oleh karena itu, di dalam Alkitab, antonim untuk
roh adalah daging, dan materi-materi lain yang ada di alam
semesta fisik ini, bukan tubuh, karena ada tubuh rohaniah di
samping tubuh lahiriah. Orang percaya adalah ciptaan baru di

31
dalam Kristus Yesus. Ia harus memiliki pikiran yang alkitabiah
- Roh Allah mengilhaminya dengan pikiran Kristus (1 Korintus
2:16, Filipi 2:5), bukannya terus-menerus menjadi korban dari
pikiran filosofis manusia yang kosong (Kolose 2:8), terlepas
dari latar belakang budayanya. Jadi, seharusnya tidak perlu ada
kontroversi lagi bagi orang percaya untuk menerima bahwa
Tuhan Allah, yang adalah ROH, memiliki Hati, Pikiran, dan
Tubuh. Di dalam Gambar dan Keserupaan Hati, Jiwa, dan
Tubuh Allah inilah, seorang manusia yang juga terdiri dari jiwa,
dan tubuhnya, diciptakan, tidak peduli apakah dia ada di dunia
fisik ini atau di alam spiritual. Allah adalah ROH, karena itu
Hati-Nya adalah ROH, demikian juga Pikiran atau Jiwa-Nya,
dan Tubuh-Nya. Tuhan Allah nyata memiliki Tubuh, Tubuh
Rohaniah.

Komunikasi Internal Dan Interaksi Antara Unsur-Unsur


Dari Pribadi Allah Yang Esa Dan Manusia Trikotomis

Allah tidak hanya menyatakan diri-Nya di dalam


Alkitab bahwa Dia memiliki Hati, Pikiran, dan Tubuh, tetapi
faktanya, sebagaimana telah dijelaskan, bahwa Dia adalah Hati,
Pikiran, atau Jiwa, dan TubuhNya itu sendiri, yang dalam
gambar dan keserupaan dengan unsur-unsur Diri Allah tersebut,
secara paralel masing-masing dari hati, pikiran atau jiwa, dan
tubuh manusia diciptakan. Implikasi lain dari keberadaan
trikotomis yang aksiomatik ini, adalah bahwa baik manusia atau
maupun Allah adalah suatu pribadi. Dengan kata lain, hati,
pikiran, dan tubuh inilah yang mendefinisikan seorang manusia
sebagai suatu pribadi. Manusia adalah suatu pribadi, demikian
juga dengan Tuhan Allah, karena masing-masing memiliki,
terdiri dari, dan adalah hati, jiwa, dan tubuhnya dalam dirinya
sendiri.

32
Jadi, sebagaimana halnya dengan “roh” dan “jiwa”,
seorang percaya perlu mendefinisikan “pribadi” secara
alkitabiah, tidak hanya menuruti definisi-definisi umum yang
bersumber dari filsafat manusia belaka.

Masing-masing elemen-pribadi berbeda satu dari yang


lain, namun mereka berada dalam persatuan yang tak
terpisahkan, dan terus-menerus berkomunikasi dan berinteraksi
satu sama lain secara internal. Hati bukanlah pikiran, juga
bukan tubuh, dan terlalu jelas, bahwa bai pikiran bukanlah
tubuh, namun mereka selalu berhubungan satu sama lain. Jiwa
berpikir berdasarkan kehendak dan emosi yang ada di dalam
hati, tubuh bertindak dengan kekuatan yang melekat untuk
memenuhi kehendak hati dan pikiran. Komunikasi dan interaksi
antara setiap elemen- pribadi ini berjalan dua arah dan saling
timbal balik, terus menerus dan tanpa henti.

 Ayub 23:13 Tetapi Ia tidak pernah berubah--siapa


dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya,
dilaksanakan-Nya juga.

 Mazmur 115:3 Allah kita di sorga; Ia melakukan apa


yang dikehendaki-Nya!

 Yeremia 3:19 Tadinya pikir-Ku: "Sungguh Aku mau


menempatkan engkau di tengah-tengah anak-anak-Ku
dan memberikan kepadamu negeri yang indah, milik
pusaka yang paling permai dari bangsa-bangsa. Pikir-
Ku, engkau akan memanggil Aku: Bapaku, dan tidak
akan berbalik dari mengikuti Aku.

 Yunus 3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka


itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah
lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena

33
malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap
mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.

 Ayub 20: 2 "Oleh sebab itulah pikiran-pikiranku


mendorong aku menjawab, karena hatiku tidak sabar
lagi.

 Daniel 5:6 Lalu raja menjadi pucat, dan pikiran-


pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal
pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan.

 Daniel 11:16 11:16 sehingga raja yang menyerangnya


akan berbuat sekehendak hati, dan tidak ada
seorangpun yang dapat bertahan menghadapinya; ia
akan menduduki Tanah Permai dan seluruhnya akan
ada dalam kekuasaannya.

Semua perbedaan atribut-atribut yang sudah diketahui


antara manusia dan Allah, sepenuhnya berlaku dalam kesatuan,
komunikasi, dan interaksi dari unsur-unsur pribadi, baik
manusia atau Tuhan. Kesatuan anatara unsur-unsur Pribadi
Tuhan di dalam Diri Tuhan itu abadi tanpa awal dan akhir,
sementara kesatuan internal seorang manusia memiliki
permulaannya, tetapi juga kekal tanpa akhir ketika manusia
berada di dalam tubuh rohaninya. Tuhan itu transenden dan
tidak terbatas, absolut dan sempurna, manusia ada di dalam
semua keterbatasannya. Tuhan dalam totalitas kekudusan-Nya,
manusia itu berdosa.

Komunikasi internal dan interaksi timbal balik di dalam


Diri Allah Yang Esa tercermin dalam "percakapan" di antara
unsur-unsur pribadi Allah dalam Kejadian 1:26,27:

34
Kejadian 1:26-27

26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia


menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak
dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang
merayap di bumi."
27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka.

Memang ada pluralitas unsur atau elemen Pribadi


dalam Diri TUHAN Allah dalam Kejadian 1:26. Hati
berkomunikasi secara internal dengan dua anggota lainnya,
Jiwa dan Tubuh Rohaniah Allah, dan menggunakan "KITA"
bukan "AKU" Mereka yang melihat Tuhan sebagai Esensi atau
Dzat simplex dan tunggal mutlak akan selalu menjelaskan
bahwa Tuhan Allah menggunakan kata “KITA” sebagai kata
ganti jamak Majestik. Mereka jelas tidak konsisten ketika Allah
yang sama menyebut diri-Nya sebagai "AKU" ketika Dia
berkomunikasi secara eksternal dengan pribadi lain di luar dari
Diri-Nya, yang dipanggil "kamu" seperti dalam ayat 29.
Kata kepemilikan subyek tunggal “NYA” di ayat 27 juga
mencerminkan keesaan Pribadi Allah sekalipun ada kejamakan
pada Unsur-Unsur PribadiNya, masing-masing adalah ROH
sebagai esensinya, karena Allah itu ROH adanya.

Kejadian 1: 29

Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu


segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan
menjadi makananmu..

35
Hanya ada SATU PRIBADI Allah Yang Maha Esa,
yang secara trikotomis terdiri dari TIGA UNSUR-UNSUR
PRIBADI atau ELEMEN-ELEMEN PRIBADI: Hati, Jiwa,
dan Tubuh RohaniahNya, bukan TIGA PRIBADI Allah!.

36
BAB 4
IDENTITAS PUTRA
DALAM TRIKOTOMI
ALLAH YANG ESA

Putra Tunggal Allah adalah Allah

Yohanes 1: 1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu


bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Wahyu 19:13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup


dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

Siapa saja yang berpikir dan mengajarkan bahwa


Firman, yang dalam bahasa Yunani adalah ho Lógos, dalam
Yohanes 1: 1, Wahyu 19:13, dan yang adalah identitas
keilahian Yesus Kristus sebelum dan sesudah inkarnasi ke
dalam dunia, sebagai hanya sekedar suara dan kata-kata yang
diucapkan, ucapan berbicara, wacana, ucapan, dll ., tidaklah
akan pernah mencapai pemahaman yang benar tentang siapa
sebenarnya Yesus Kristus itu. Dari beberapa arti kata "Logos"
yang ada, Rasul Paulus memberikan definisi dan makna yang
tepat untuk kata itu:

Kolose 2: 2-3

2 supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih,


sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan
pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus,

37
3 sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan
pengetahuan.”.

Kristus di dalam Kodrat KeilahianNya adalah LOGOS


Allah dimana di dalam Dia tersembunyi “SEGALA harta
HIKMAT dan PENGETAHUAN”, yang tentu saja berarti DIA
adalah HIKMAT dan PENGETAHUAN Allah itu sendiri.
Artinya, Kristus adalah PIKIRAN Allah. Dia adalah PIKIRAN
atau AKAL BUDI, tepatnya JIWA Allah yang sudah
dinyatakan oleh para nabi Perjanjian Lama:

 Ayub 12:13 Tetapi pada Allahlah hikmat dan


kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan
pengertian.

 1 Samuel 2:35 Dan Aku akan mengangkat bagi-Ku


seorang imam kepercayaan, yang berlaku sesuai dengan
hati-Ku dan jiwa-Ku, dan Aku akan membangunkan
baginya keturunan yang teguh setia, sehingga ia selalu
hidup di hadapan orang yang Kuurapi..

 Yeremia 32: 41 Aku akan bergirang karena mereka


untuk berbuat baik kepada mereka dan Aku akan
membuat mereka tumbuh di negeri ini dengan
kesetiaan, dengan segenap hati-Ku dan dengan segenap
jiwa-Ku.

 Mazmur 139:17 Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-


Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!

Jiwa Allah adalah salah satu unsur dari Pribadi dan Diri
Allah sendiri. Untuk alasan ini, baik Rasul Yohanes maupun
Paulus dengan keyakinan yang teguh menuliskan bahwa Tuhan
Yesus Kristus, Putra Tunggal Allah, adalah Allah dalam
KeilahianNya !

38
 Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

 Roma 9: 5 Mereka adalah keturunan bapa-bapa


leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-
Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala
sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai
selama-lamanya. Amin!.

 Ibrani 1:8 Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-


Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya,
dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.

Kebersamaan Kristus dengan Allah pada mulanya


dalam Yohanes 1: 1,2 sekarang dapat dipahami sebagai
kesatuan dan persatuan kekal dari Jiwa Allah dengan Allah
Yang Esa, Hati-Nya, Jiwa Nya, dan Tubuh Rohani-Nya, yang
secara trikotomis ada di dalam Keilahian yang transenden dan
tanpa batas:

Kelahiran Kekal Sang Putra Tunggal Allah

Dan sebenarnya, jauh sebelum Yohanes, penulis kitab


Amsal telah menuliskan tentang kebersamaan dan kesatuan
ontologis antara Allah dan Hikmat-Nya - yakni Jiwa-Nya, pada
mulanya sebelum segala sesuatu diciptakan Allah, ketika hanya
Allah sendiri yang ada:

Amsal 8:
22 TUHAN telah memiliki aku sebagai permulaan pekerjaan-
Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala.
23 Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula
pertama, sebelum bumi ada.

39
24 Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum
ada sumber-sumber yang sarat dengan air.
25 Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari
pada bukit-bukit aku telah lahir;
26 sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau
debu dataran yang pertama.

Dalam ayat 22, kata “qnni” yang seharusnya berarti


“memiliki” atau “possessed” dalam bahasa Inggris King James,
telah diterjemahkan menjadi “menciptakan” dalam Alkitab
Bahasa Indonesia oleh penerjemah LAI. Ini adalah suatu
kesalahan yang fatal yang tidak bertanggung jawab. Hikmat
Allah adalah Unsur Diri Allah, yang mustahil adalah ciptaan.
Justru Allah menciptakan segala sesuatu dengan HIKMATNYA
ini. Memang pada ayat 24 dituliskan adanya kenyataan bahwa
Hikmat atau Jiwa Allah itu ‘telah lahir”. Kata Ibrani yang
digunakan penulis Amsal untuk "lahir" adalah "chullthi" yang
berarti "travailed" atau "ada dalam persalinan". Kata tersebut
dapat juga berarti “dibawa keluar”. Jadi jelaslah, bahwa
Hikmat Allah sama sekali tidak diciptakan, tetapi “dilahirkan”
atau “dibawa keluar” oleh Allah.

Adapun proses “kelahiran” Hikmat atau Jiwa Allah itu


tentunya terjadi dalam Diri Allah Sendiri, karena terjadi
sebelum segala sesuatu diciptakan oleh Allah, dimana tidak ada
sesuatupun yang ada kecuali Allah sendiri. Dan juga, kelahiran
tidak berarti bahwa Jiwa Allah dibawa keluar dari ketiadaan
sebab Jiwa adalah Allah yang Maha Ada di dalam Keilahian-
Nya yang kekal tanpa awal. Ini berarti bahwa Jiwa itu
dilahirkan atau dibawa keluar dari keberadaan keilahian-Nya
yang transenden, dengan bentuk yang tak terbatas ke dalam
keberadaan yang wujud dari Gambar Allah dengan Hati, Jiwa,
dan Tubuh-Nya sendiri, tanpa kehilangan kodrat dan sifat-sifat
ilahi-Nya, kecuali bentuk dan ukurannya menjadi terbatas.
Singkatnya, Jiwa Allah “keluar” dari keberadaan keilahian yang

40
tansenden ke keberadaan yang immanen, namun tetap ilahi –
keilahian immanen. Dalam keberadaan yang immanen, dengan
adanya roh, jiwa, dan tubuh yang wujud sebagai Gambar dari
Allah yang transenden, berarti Sang Jiwa, yang adalah unsur-
Pribadi dari Allah transenden, telah menjadi Pribadi yang
dapat dilihat, didengar, berkomunikasi, serta dikenal oleh
semua makhluk yang akan diciptakanNya kemudian. Rasul
Paulus menulis bahwa “Ia adalah gambar Allah yang tidak
kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang
diciptakan,” (Kolose 1:15). Dalam Surat Ibrani tertulis bahwa
“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah
dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh
kekuasaan. (Ibrani 1: 3).

Setelah dibawa keluar dan dibentuk dalam Gambar


Allah yang wujud dan berbentuk, yang menurut Gambar itu
manusia diciptakan, Sang Jiwa sekarang juga adalah Anak atau
Putra : “aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap
hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-
main di hadapan-Nya;” (Amsal 8: 30) Kata Ibrani untuk "anak
kesayangan" adalah "amun" yang berarti "anak angkat", atau
"anak laki-laki". Dan juga, "segambar atau keserupaan dengan"
– pun memiliki makna teologis "adalah seorang anak atau
putra":

Kejadian 5:

1 Inilah daftar keturunan Adam. Pada waktu manusia itu


diciptakan oleh Allah, dibuat-Nyalah dia menurut keserupaan
Allah;
2 laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia
memberkati mereka dan memberikan nama "Manusia" kepada
mereka, pada waktu mereka diciptakan.

41
3 Setelah Adam hidup seratus tiga puluh tahun, ia
memperanakkan seorang laki-laki menurut keserupaan dan
gambarnya, lalu memberi nama Set kepadanya.

Lukas 3:38 anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah..

Oleh karena Allah hanya memiliki satu Jiwa yang


tunggal, Jiwa yang dilahirkanNya adalah Putra Tunggal
Allah. Sebagai yang melahirkan PutraNya yang tunggal, Allah
Yang Maha Esa-pun adalah “Bapa” :

 Yohanes 1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat


Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di
pangkuan BAPA, Dialah yang menyatakan-Nya.
 Ibrani 1: 5 Karena kepada siapakah di antara
malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku
Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?"
dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan
menjadi Anak-Ku?"

Walau sebagai Putra yang ada di dalam keberadaanNya


sebagai Gambar Allah yang memiliki keterbatasan bentuk dan
ukuran, tetaplah Ia memiliki kemuliaan yang SAMA dengan
kemuliaan BAPA yang melahirkanNya, karena pada
hakekatnya, Ia adalah Jiwa Allah itu sendiri:

Yohanes 17: 5

Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri


dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia
ada.

42
Putra Tunggal Allah adalah Pencipta

Putra Tunggal Allah adalah Pencipta, karena Dia adalah


Hikmat dan Pengetahuan Allah, Jiwa Allah yang adalah Allah,
yang oleh-Nya Allah Yang Esa menciptakan segala sesuatu:

Amsal 3:

19 Dengan hikmat TUHAN telah meletakkan dasar bumi,


dengan pengertian ditetapkan-Nya langit,
20 dengan pengetahuan-Nya air samudera raya berpencaran
dan awan menitikkan embun.
Amsal 8:

27 Ketika Ia mempersiapkan langit, Aku di sana, ketika Ia


menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya,
28 ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air
samudera raya meluap dengan deras,
29 ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan
melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar
bumi,

Yohanes 1:

2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.


3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada
suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Kolose 1:

15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung,


lebih utama dari segala yang diciptakan,
16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu,
yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan
yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik

43
pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh
Dia dan untuk Dia.
17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala
sesuatu ada di dalam Dia.

Ibrani 1:

1 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam


pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi-nabi,
2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai
yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah
menjadikan alam semesta.
10 Dan: "Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan
dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu.
11 Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan
semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian;
12 seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan seperti
persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan
tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan."

Inkarnasi Putra Tunggal Allah Menjadi Manusia

Yohanes 1:14

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan
kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran.

Tuhan Yesus Kristus adalah Firman atau LOGOS itu,


Jiwa Allah, yang dilahirkan dalam kekekalan sebagai Putra

44
Tunggal Allah, telah mengosongkan DiriNya untuk dilahirkan
ke dalam dunia dalam kodrat yang sama dengan manusia :

Filipi 2:

5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran


dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu
salib.

Setiap unsur pribadi manusia Yesus Kristus adalah


LOGOS Ilahi yang menjadi hati, jiwa, dan tubuh manusiaNya.
Selama Yesus Kristus berada dibumi, keberadaan pribadiNya,
yakni roh, jiwa, dan tubuhNya, sepenuhnya adalah kodrat
dengan sifat-sifat seorang manusia, sama dengan manusia
lainnya. Dengan demikian, Dosetisme dan semua bentuk lain
Gnostisisme tidak pernah akan menemukan tempat sama sekali
di dalam Alkitab tentang Kristologi mereka.

Keilahian Yesus Kristus Di Dalam KemanusiaanNya

LOGOS adalah JIWA Allah, yang adalah salah satu


Elemen-Pribadi atau Unsur-Pribadi dari Pribadi Allah yang Esa.
Ia adalah SEGALA Hikmat dan Pengetahuan Allah (Kolose
2:3), yang dengan kata lain, Ia adalah KEMAHATAHUAN
Allah dan olehNya Allah Yang Esa itu adalah Allah Yang Maha
Tahu.

45
Kemahatahuan Allah tidak berubah saat Jiwa dilahirkan
menjadi Putra Tunggal Allah di dalam kekekalan, sebelum
segala sesuatu diciptakan, walaupun Putra Tunggal Allah
adalah wujud Gambar Allah yang immanen, yang terbatas
dalam bentuk dan ukuran. Sifat Mahatahu dari Jiwa Allah, pada
DirNya tidak terpengaruh oleh ukuran yang terbatas. Artinya,
sekalipun Jiwa Allah yang tidak terbatas dalam ukuran telah
menjadi jiwa dari Putra Tunggal Allah dengan adanya batas
dalam ukuranNya, tetap tidak kehilangan kemahatahuanNya,
selama Ia berada dalam keberadaanNya yang Ilahi. Ia tetap
adalah Jiwa Allah yang Maha Tahu, LOGOS dan HIKMAT
Allah dalam wujud Gambar Allah sebagai Putra Tunggal Allah
Yang Ilahi. Ia tetap adalah Jiwa dari Allah Yang Maha Esa,
BapaNya.

Tatkala Jiwa Allah, dalam wujud dan bentuk Gambar


Allah Yang Ilahi, mengosongkan DiriNya dan dilahirkan ke
dalam dunia menjadi manusia Yesus Kristus, Ia benar-benar
dalam kodrat dan sifat manusia sepenuhnya (Yohanes 1:14,
Filipi 2:5-8). TubuhNya dapat menjadi lelah, bahkan mati di
kayu salib untuk penebusan manusia berdosa, hati (roh)-Nya
dapat menjadi lemah sehingga harus memerlukan pergumulan
di Getsemani untuk menaklukkan kehendak manusiawiNya di
bawah kehendak BapaNya. Jiwa manusianyapun tidaklah maha
tahu, dimana Ia sama-sekali tidak tahu hari dan saat
kedatanganNya kedua kali untuk mengakhiri zaman : Matius
24:36 Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang
tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak,
hanya Bapa sendiri."

Matius 24:36 di atas seolah-olah kontradiktif dengan


kenyataan yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa Jiwa Allah
adalah Kemahatahuan Allah, dan ketika selama Jiwa Allah
menjadi manusia Yesus Kristus di muka bumi, adalah wajar
jikalau manusia Yesus tidak maha tahu, berarti ada hal-hal yang

46
tidak diketahuiNya. Akan tetapi, jikalau Jiwa Allah itu tunggal
dan yang menjadi sebab Allah itu Maha Tahu, dan ketika Jiwa
itu sepenuhnya menjadi manusia yang terbatas dan, tentunya,
tidak maha tahu, tetaplah dinyatakan oleh Kristus sendiri,
bahwa Allah Bapa tetap Maha Tahu.

Firman yang diucapkan Yesus tersebut mencerminkan


adanya “tahu” dan “tidak tahu” sekaligus dalam Diri manusia
Yesus, khususnya dalam jiwa/pikiran manusiawiNya. Dalam
istilah bahasa masa kini, “tahu” dan “tidak tahu” dapat diartikan
sebagai “kesadaran/ pikiran sadar” dan “alam/pikiran bawah
sadar” dalam jiwa setiap manusia, tanpa terkeculi manusia
Yesus Kristus. Bedanya untuk diri Yesus Kristus, yang adalah
Logos Allah yang menjadi manusia, adalah justru di dalam
alam/pikiran “ketidak-tahuan” atau “bawah sadar”Nya itulah
Logos Allah tetap di dalam keberadaan KemahatahuanNya
yang Ilahi.

Jadi jiwa/pikiran sadar dari manusia Yesus selalu dalam


keadaan tidak tahu tentang alam bawah sadarNya, seperti yang
terjadi pada setiap manusia lainnya. Akan tetapi, alam bawah
sadar manusia Yesus yang tidak diketahuiNya itu, selalu tetap
sadar dan tahu pada diriNya akan alam sadar Yesus Kristus,
bahkan sadar dan tahu akan segala sesuatu. Bagian inilah yang
dimaksud oleh Paulus, bahwa “…di dalam Dialah tersembunyi
segala harta hikmat dan pengetahuan” (Kolose 2:3). Dalam
keberadaanNya sebagai manusia, Kristus tetap adalah Jiwa
Bapa yang Maha Tahu, yang tetap dalam kesatuan dan
persatuan yang kekal dengan dua Unsur-Pribadi lainnya, Hati
dan Tubuh Rohaniah Allah Bapa (eternal hypostatical union).
Disinilah terletak keilahian Tuhan Yesus Kristus yang sebenar-
benarnya tanpa mengkhianati kodratNya sebagai manusia
sepenuhnya sama sekali, karena semua manusia mempunyai
alam sadar, dan alam bawah sadar dalam jiwanya.

47
Jadi, keilahian manusia Putra Tunggal Allah, Yesus
Kristus, selain ada dalam kekudusan-Nya yang mutlak, tetap
ada pada Identitas-Nya sebagai Jiwa Allah yang berada dalam
kesatuan dan persatuan yang kekal dengan Allah BapaNya yang
tetap ada di dalam Kodrat KeilahianNya:

 Ibrani 13: 8 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin


maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.

 Yohanes 10:30 Aku dan Bapa adalah satu.

 Yohanes 10:38 Tetapi jika aku melakukannya,


walaupun kamu tidak percaya aku, percayalah pada
perbuatan itu: supaya kamu tahu dan percaya, bahwa
Bapa ada di dalam Aku, dan Aku di dalam DIA.

 Yohanes 14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku


di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang
Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku
sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah
yang melakukan pekerjaan-Nya. 11Percayalah kepada-
Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Relasi, dan Posisi, “Pribadi” Putra Dengan, dan Dalam,


Pribadi Allah Yang Esa

Relasi “Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku”


disebut “perikhoresis”, artinya “saling berdiam atau
bersemayam satu di dalam yang lain.” Dengan relasi yang
demikian, tidaklah tepat jika Pribadi Putra dikatakan sebagai
“pribadi ke dua” dari Allah. Ia tetap adalah Jiwa Allah yang
tidak terpisahkan, walaupun Jiwa, sebagai Unsur Pribadi, ada

48
sebagai Pribadi, yang terdiri dari hati, jiwa, dan tubuh yang
wujud, yang adalah Gambar Allah Yang Esa. Dalam posisinya
sebagai Jiwa Allah yang berada dalam satu kesatuan kekal
secara perikhoretik dengan Allah, Pribadi Putra adalah “SUB-
PRIBADI” Allah, bukan “pribadi kedua” dari Allah Yang Esa.

Jadi, sebagai Jiwa Allah, Putra Allah adalah UNSUR


PRIBADI Allah Yang Esa, dan sebagai Gambar Allah yang
wujud, Pribadi Putra Allah adalah SUB-PRIBADI Allah, karena
Ia berada dalam Allah dan Allah di dalam Dia, kekal tak
terpisahkan. Pribadi Allah tetap Esa selama-lamanya, bukan
dua, apalagi tiga!

49
50
Bab 5
Identitas Roh Kudus
Dalam Trikotomi
Allah Yang Esa
Penggunaan Kata “Roh” dan “Jiwa” Untuk Allah

Dalam Bab 2, telah dibahas makna etimologis dari kata


“roh” dan “jiwa” untuk manusia. Prinsip-prinsip aplikatif dari
kedua kata tersebut ketika diterapkan untuk Allah, haruslah
dimaknai secara kontekstual. Menggeneralisasi pengartian dari
kedua kata yang bermakna metafisis itu akan berakibat pada
pemahaman yang salah dan membingungkan tentang Allah.
Makna dari masing-masing kedua kata tersebut dapat menjadi
berbeda dalam konteks yang berbeda, baik untuk manusia,
terlebih untuk Allah.

Dalam Yohanes 4:24, sebagai contoh, di sini Yesus


mengacu kepada esensi atau substansi dari Allah. Sama sekali
bukanlah maksud Tuhan untuk membicarakan tentang Roh
Kudus :

Yohanes 4:24

Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus


menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.

Salah satu pemaknaan kata “Roh” yang berakibat fatal


ditemui di Kejadian 6:3:

51
Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya
tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging,
tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.

Sebagian golongan menafsirkan bahwa roh dari semua


manusia adalah Roh Kudus yang adalah Allah, dapat terjerat ke
dalam kesesatan paham panteisme, seperti yang terjadi pada
golongan Gnostik zaman dulu. Padahal kalau dikontraskan
dengan kata-kata berikutnya : “manusia itu adalah daging“,
yang dimaksud oleh Tuhan dengan “Roh-Ku” di sini berarti
adalah roh manusia yang diciptakan olehNya, yang tentu saja
adalah milik Tuhan, tetapi bukan Roh KudusNya. Jadi, makna
dari kata “roh” di ayat itu adalah sama dengan yang dimaksud
sebagai “nafas hidup” dalam Kejadian 2:7, dan juga Yakobus
2:26, yang adalah roh atau jiwa manusia:

Kejadian 2:7

ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu


tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya;
demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Yakobus 2:26

Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah


iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Beda sekali dengan “Roh-Ku” yang ditulis di Zakaria


4:6 yang memang mengacu pada Roh Kudus, oleh karena
Tuhan menyatakan bahwa “keperkasaan dan kekuatan” manusia
yang tidak akan mampu menyelesaikan perkara-perkara besar
tanpa keterlibatan Roh KudusNya :

52
Zakaria 4:6

Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada


Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan
dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN
semesta alam.”

Contoh lain dalam mengartikan kata “Roh” secara


kurang tepat, dapat ditemui di I Korintus 2:10-11:

I Korintus 2:10-11

10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh,


sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang
tersembunyi dalam diri Allah.
11Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang
terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang
ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang
tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah

“Roh” dan “Roh Allah” dalam kedua ayat di atas sering


diartikan sebagai Roh Kudus. Akibatnya, Roh Kudus diartikan
sebagai “Batin” Allah, karena Roh Allah dalam ayat-ayat
tersebut dituliskan sebagai unsur pribadi Allah yang pararel
dengan roh manusia yang memang adalah batin, yakni hati dan
pikiran/akal budi, dari manusia. “Roh Allah” yang dimaksud
Rasul Paulus dalam kedua ayat tersebut, memang adalah Batin
Allah, yakni Hati dan JiwaNya, tetapi sama sekali bukan Roh
Kudus. Kata-kata “Roh Allah” ditemui juga di banyak ayat-ayat
lain di Alkitab, dan memang mengacu kepada Roh Kudus,
tetapi bukan “Roh Allah” yang makna konteksnya paralel
dengan roh manusia, seperti yang ditemui di I Korintus 2:10-11.
Contoh yang jelas adalah Kejadian1:2:

53
Kejadian 1:2

Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi


samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air.

Adalah benar bahwa Roh Kudus adalah salah satu


Unsur Pribadi dari Trikotomi Pribadi Allah Yang Esa, tetapi
Roh Kudus bukanlah Hati Allah, terlebih Ia bukanlaj Jiwa Allah
yang adalah Yesus Kristus, Putra Allah Yang Tunggal yang
telah menjadi manusia. Untuk memahami dengan jelas siapa
Roh Kudus sebenarnya, berikutnya akan di bahas identitas Roh
Kudus dalam trikotomi Allah Yang Esa

Roh Kudus Adalah Unsur Pribadi Allah

Kebanyakan orang berpikir dan bahkan percaya bahwa


Roh Kudus sendiri adalah "pribadi" yang “ketiga” adalam Allah
Yang Esa, Bapa, Putra dan Roh Kudus. Agustinus dan beberapa
Bapak Gereja awal lainnya, bahkan Tertullian sendiri, yang
pertama kali mencetuskan istilah "trinitas/tritunggal" dan
merumuskan Ketuhanan Kristen dalam bahasa Latin sebagai
“tres personae, una substantia”, kata "person" atau “pribadi”,
tidak memiliki arti yang sama seperti pada zaman modern.
Sebaliknya, Bapak-Bapak Gereja awal mengartikan kata
"pribadi" sebagai "subsistensi" yang berarti "sesuatu yang terus
ada". Istilah ini tampaknya lebih aman daripada definisi
filosofis untuk “pribadi” sebagai "pusat kesadaran dan
kecerdasan". Defini seperti ini telah menyebabkan doktrin
Ortodoks tentang Trinitas menjadi mendekati triteisme laten
atau terselubung, atau setidaknya monoteisme “yang
dipaksakan” yang membingungkan. Namun, istilah
"subsistensi" terlalu umum sehingga tetap menyembunyikan
identitas yang tepat dari masing-masing unsur pribadi Tuhan:
Roh Kudus sebagai subsistensi Tuhan berarti Dia adalah

54
"sesuatu yang terus ada" dari Tuhan. Istilah "elemen pribadi"
atau "unsur pribadi", adalah lebih tepati dalam pandangan
trikotomi Allah, karena pribadi satu-satunya Allah yang benar
adalah Esa yang terdiri dari tiga unsur-unsur pribadi: Hati,
Jiwa, dan Tubuh RohaniahNya, bukan tiga pribadi.

Beberapa hal utama yang berkaitan dengan Roh Kudus,


Alkitab menyatakan bahwa :

Roh Kudus Adalah Tangan Kekuatan dan Kuasa Allah

 Mikha 3: 8 Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan,


dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan
keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub
pelanggarannya dan kepada Israel dosanya.

 Zakharia 4: 6 Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah


firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan
dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan,
melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta
alam.

 Matius 12:28 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan


kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah
sudah datang kepadamu.

 Markus 3:15 dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir


setan.

 Markus 5:30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui,


bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia
berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa
yang menjamah jubah-Ku?

55
 Lukas 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh
Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak
yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak
Allah.

 Kisah Para Rasul 1: 8 Tetapi kamu akan menerima


kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan
kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
 Kisah Para Rasul 10:38 Bagaimana Allah mengurapi
Yesus dari Nazareth dengan Roh Kudus dan dengan
kuasa: yang melakukan kebaikan, dan menyembuhkan
semua yang ditindas iblis; karena Tuhan ada
bersamanya.

 Roma 15:19 Tanda-tanda dan keajaiban yang luar


biasa, dengan kuasa Roh Allah; sehingga dari
Yerusalem, dan berputar ke Ilirikum, saya telah
sepenuhnya memberitakan Injil Kristus.

 Wahyu 5: 6 ¶Dan aku melihat, dan, di tengah-tengah


takhta dan keempat binatang, dan di tengah-tengah para
tua-tua, berdiri Anak Domba seperti yang telah
disembelih, memiliki tujuh tanduk dan tujuh mata,
yang adalah tujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh
bumi.

Kekuatan dan kuasa adalah dua atribut Tuhan yang


selalu dihubungkan dengan Roh Kudus. Tujuh tanduk Anak
Domba dalam Wahyu 5: 6 melambangkan kekuatan dan kuasa
Roh Allah yang tidak terbatas.

Sangat menarik untuk memperhatikan bahwa Roh


Allah yang ditulis dalam Matius 12:28 ditulis sebagai “Jari

56
Allah” dalam ayat paralelnya di Injil Lukas. Nabi Yesaya
menuliskan tentang “lekuk tangan “ dan “Jengkal” dari Allah.
Semua ini menunjukkan bahwa Roh Kudus identik dengan
Tangan Allah yang memiliki kekuatan, dan kuasa Allah:

Matthew 12:28  

But if I cast out devils by the Spirit of God, then the kingdom of
God is come unto you.

Matius 12:28

Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.

Luke 11:20  

But if I with the finger of God cast out devils, no doubt the
kingdom of God is come upon you.

Lukas 11:20

Tetapi jika Aku mengusir setan dengan Jari Allah, maka


sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.
Yesaya 40:12-13

12 Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya dan


mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan
takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau
bukit-bukit dengan neraca? 13 Siapa yang dapat mengatur Roh
TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai
penasihat?

57
Alkitab selalu menghubungkatan “Tangan” Allah
dengan Kekuatan dan KuasaNya, menunjukkan Tangan Tuhan
adalah Roh Kudus :

 Keluaran 13: 3 Lalu berkatalah Musa kepada bangsa


itu: "Peringatilah hari ini, sebab pada hari ini kamu
keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan; karena
dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah
membawa kamu keluar dari sana. Sebab itu tidak boleh
dimakan sesuatupun yang beragi.

 Keluaran 32:11 Lalu Musa mencoba melunakkan hati


TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah,
TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang
telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan
kekuatan yang besar dan dengan Tangan yang kuat?

 Ulangan 4:34 Atau pernahkah suatu allah mencoba


datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari
tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-
cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan
peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan
yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan
yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu,
bagimu di Mesir, di depan matamu?

 2 Tawarikh 20: 6 dan berkata: "Ya TUHAN, Allah


nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam
sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap
kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di
dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang
dapat bertahan melawan Engkau.

 Yesaya 8:11 Sebab beginilah firman TUHAN


kepadaku, ketika tangan-Nya menguasai aku, dan

58
ketika Ia memperingatkan aku, supaya jangan
mengikuti tingkah laku bangsa ini:

 Yesaya 41:20 supaya semua orang melihat dan


mengetahui, memperhatikan dan memahami, bahwa
tangan TUHAN yang membuat semuanya ini dan
Yang Mahakudus, Allah Israel, yang menciptakannya..

Lebih lanjut dalam Alkitab, Roh Kudus adalah “Tangan


Kanan” Allah yang membangkitkan Kristus dari kematian dan
meninggikanNya :

Keluaran 15: 6

Tangan Kanan-Mu, ya TUHAN, menjadi mulia dalam


kekuasaan: Tangan Kanan-Mu, ya TUHAN, telah
menghancurkan musuh-musuh.

Para Rasul 5:30

Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang


kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. 31 Dialah
yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan
kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel
dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.

Roma 8:11

Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari


antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah
membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan
menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang
diam di dalam kamu.

59
Dalam Yehezkiel 3:14 dan 37: 1 dapat terlihat dengan
jelas bahwa Tangan Allah itu sebenarnya adalah Roh Allah,
yakni Roh Kudus:

Yehezkiel 3:14

Dan Roh itu mengangkat dan membawa aku, dan aku pergi
dengan hati panas dan dengan perasaan pahit, karena
kekuasaan TUHAN memaksa aku dengan sangat.
Yehezkiel 37: 1 Lalu kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia
membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan
menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini
penuh dengan tulang-tulang.

Roh Kudus Adalah Mata Allah

Wahyu 5: 6

Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat


makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor
Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan
bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh
bumi.

Roh Kudus adalah Nafas Allah

Ayub 33: 4

Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa


membuat aku hidup.

Ayub 34:14

Jikalau Ia menarik kembali Roh-Nya, dan mengembalikan


nafas-Nya pada-Nya,

60
Di dalam Alkitab, Tuhan menyatakan BatinNya sebagai
"Hatiku" dan "Jiwaku" atau "Pikiranku". Kekuatan dan Kuasa,
Tangan dan Jari, Mata dan Nafas, semua merujuk pada
TubuhNya yang selalu dihubungkan dengan Roh Kudus. Dari
bukti ayat-ayat Alkitab yang tercantum di atas, cukup untuk
menegaskan bahwa Roh Kudus adalah Tubuh Rohaniah Allah,
bukan salah satu Pribadi dari Tiga Pribadi Allah.

Roh Kudus, Tubuh Rohaniah Allah Yang Esa, adalah


sumber dari kekuatan dan kuasa Allah yang tak terbatas dan tak
terhingga, sehingga Allah Yang Esa adalah Tuhan Yang Maha
Kuasa. Melalui Roh Kudus-Nya, Allah dalam Keilahian-Nya
melihat, mendengar, dan berbicara serta melakukan semua
pekerjaan-Nya sesuai dengan Hikmat dan Pengetahuan-Nya,
dan Kehendak Hati-Nya. Adalah Roh Kudus yang
menyebabkan tidak ada yang mustahil bagi Allah Yang Esa,
Bapa Surgawi kita.

Lukas 1:

35 awab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun


atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi
engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut
kudus, Anak Allah.
36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang
mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan
inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."

Oleh JiwaNya (Logos), Allah Yang Esa adalah Allah


Yang Maha Tahu, dan oleh Roh KudusNya, Dia adalah Allah
Yang Maha Kuasa.

61
Roh Kudus Sebagai “Pribadi” Allah

Yohanes 14:16 :

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan


kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai
kamu selama-lamanya,

Dalam Alkitab bahasa Yunani dan bahasa Inggiris,


tidak ada kata “seorang” yang menunjuk pada Roh Kudus di
Yohanes 14:16 seperti yang ditemui dalam Alkitab bahasa
Indonesia.

John 14:16 :

And I will pray the Father, and he shall give you another
Comforter, that he may abide with you for ever;

Seharusnyalah ayat tersebut diterjemahkan tanpa kata


“seorang” yang akan membenarkan pendapat bahwa Roh Kudus
itu adalah suatu “pribadi” juga :

Yohanes 14:16 :

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan


kepadamu Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu
selama-lamanya,

Dalam Trikotomi Allah Yang Esa, Roh Kudus, yang


merupakan Tubuh Rohaniah Allah, adalah salah satu dari tiga
unsur pribadi dari Pribadi Allah yang tunggal dan esa: Bapa.
Roh Allah dalam diri-Nya bukanlah Pribadi tersendiri
disamping dua elemen lainnya - Hati dan Jiwa Bapa, tetapi
Elemen Pribadi yang berbeda. Dengan demikian, di mana
Alkitab menyatakan keberadaan Roh Kudus seolah-olah

62
sebagai Pribadi, maka sebenarnya itu adalah Allah Bapa sendiri
yang menyatakan Diri-Nya secara pribadi MELALUI Roh
KudusNya, yakni Tubuh RohaniahNya, karena kehadiran Roh
Kudus adalah hadirat Allah:

Mazmur 139: 7

Ke mana aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu, ke mana aku


dapat lari dari hadapan-Mu?

Untuk ayat di atas terjemahan yang lebih tepat adalah :

Mazmur 139: 7

Ke mana aku dapat pergi menjauhi Roh-Mu, ke mana aku


dapat lari dari hadirat-Mu?

King James Version : Psalms 139:7  Whither shall I go from


thy spirit? or whither shall I flee from thy presence?

Dengan kata lain, di saat Roh Kudus menyatakan


kehadiranNya, Ia tidak hadir “sendirian”, tetapi dalam persatuan
kekal dengan Hati dan Jiwa yang ada di dalam Dia, oleh karena
sebenarnya Allah Bapalah yang hadir dengan dan Roh
KudusNya – Tubuh RohaniahNya.

Kisah Para Rasul 5:

3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai


Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan
sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap
kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap
dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan

63
itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi
mendustai Allah.

"Kata Yunani untuk "Allah" dalam ayat 4, adalah "TO


THEO" dengan artikel definitif netral "TO" atau "the" dalam
bahasa Inggris. Jadi itu sebenarnya merujuk pada “Allah” yang
adalah Allah Bapa. Dengan demikian, Rasul Petrus dengan
sendirinya telah menyatakan keilahian Roh Kudus, oleh karena
Ia adalah Tubuh Rohaniah dari Allah Bapa yang dimaksud oleh
Petrus.

1 Korintus 12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh


yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada
tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Ayat 11 harus ditafsirkan dalam konteks ayat 4 hingga
6 yang menunjukkan keterlibatan semua unsur pribadi dari
Satu-satunya Allah yang Benar mengenai karunia-karunia
Rohani:
1 Korintus 12:

4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.


5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.
6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah
adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua
orang.

Roh Kudus adalah Tangan Allah yang olehnya Tuhan


yang sama membagi karunia rohani kepada setiap orang secara
terpisah seperti yang Dia kehendaki (sesuai kehendak Hati
Allah), “Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya
dalam semua orang.” (ayat 6). Sama sekali tidak berarti
bahwa Roh Kudus mempunya kehendak sebagai Pribadi yang
berbeda dengan Allah Bapa.

64
Ibrani 2: 4 menuliskan tentang hal ini dengan lebih jelas
:
Ibrani 2: 4

Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan


mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan
dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut
kehendak-Nya.

Sama halnya apa yang dikatakan tentang mendukakan


Roh Kudus. Adalah Hati Bapa, yang adalah Hati dari Roh
Kudus sendiri yang didukakan. Sama sekali bukan berarti
bahwa Roh Kudus mempunyai Hati sendiri, yang berbeda dari
Hati Bapa.

Yesaya 63:10

Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-


Nya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri
berperang melawan mereka.

Efesus 4:30

Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah


memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Bapa adalah Pribadi adanya, karena Bapa adalah Hati,


Jiwa, dan Tubuh Rohani, yakni Roh Kudus-Nya. Putra adalah
pribadi juga, dengan hati, jiwa, dan tubuh-Nya sendiri, karena
Putra adalah Jiwa Bapa yang menjadi manusia. Jadi, setiap kali
Alkitab menyatakan keberadaan Roh Kudus seolah-olah
sebagai suatu “pribadi”, sebenarnya itu adalah Allah Bapa
sendiri yang menyatakan hadirat-Nya melalui Roh Kudus,
Tubuh Rohaniah-Nya, yang tentunya berada dalam kesatuan
yang kekal dengan Hati, dan Jiwa-Nya, sekalipun Sang Jiwa

65
dalam keberadaanNya sebagai manusia. Roh Kudus adalah
Elemen-Pribadi dari Pribadi Allah Bapa, Allah Yang Esa, tetapi
bukan Pribadi yang lain dengan Hati dan Jiwa dari Allah Bapa.
Allah adalah Roh dan Ia secara mutlak kekal dan kudus adanya.
Oleh sebab itu, Ia menyatakan Tubuh Rohaniah-Nya sebagai
Roh Kudus.

66
Bab 6
IDENTITAS HATI ALLAH
DALAM TRIKOTOMI
ALLAH YANG ESA
Satu-Satunya Allah Yang Benar

Para Bapak Gereja mula-mula telah berusaha dengan


susah payah untuk menjelaskan misteri "Allah Tritunggal" -
istilah untuk kesatuan Bapa, Putra, dan Roh Kudus yang
diyakini adalah satu-satunya Allah yang sejati. Karya Agustinus
dari Hippo, : “De Trinitate” atau "On the Trinity", merupakan
salah satu upaya yang paling terhormat dalam upaya
menguraikan misteri tersebut, dan mewakili salah satu
pandangan yang paling diterima secara luas oleh Gereja arus
utama tentang masalah ini.

Dalam Bab 2 buku I, Agustinus menulis bahwa Trinitas


adalah satu-satunya dan Allah yang benar:

“Trinitas adalah satu-satunya dan satu-satunya Allah yang


benar, dan juga bagaimana Bapa, Putra, dan Roh Kudus benar
dikatakan, dipercayai, dipahami, untuk menjadi satu substansi
atau esensi yang sama..….Kita harus menunjukkan, sesuai
dengan otoritas Kitab Suci, apakah iman itu benar. ”

Dalam Pasal 4, ia menulis bahwa masing-masing Bapa,


Anak, dan Roh Kudus adalah berbeda dari yang lain: Bapa
67
bukan Anak atau Roh Kudus, atau Anak identik dengan Roh
Kudus, namun mereka tidak tiga Allah, tetapi satu Allah:

“Trinitas, yang adalah Allah, bahwa Bapa, dan Putra, dan Roh
Kudus adalah kesatuan ilahi dari satu substansi yang sama
dalam kesetaraan yang tidak dapat dipisahkan; dan karena itu
mereka bukan tiga Allah, tetapi satu Allah:

 Bapa telah melahirkan Anak, dan karena itu, Dia yang


adalah Bapa bukanlah Anak;
 Anak diperanakkan oleh Bapa, dan karena itu, Dia yang
adalah Anak bukanlah Bapa;
 Roh Kudus bukanlah Bapa maupun Anak, tetapi Roh
dari Bapa dan Putra, DiriNya juga setara dengan Bapa
dan Putra, dan berkaitan dalam kesatuan Trinitas. ”

Dan lebih lanjut Agustinus menuliskan bahwa masing-


masing Bapa, Anak, dan Roh Kudus bukanlah Tritunggal:

“Namun bukan Tritunggal ini lahir dari Bunda Maria, dan


disalibkan di bawah Pontius Pilatus, dikuburkan, bangkit
kembali pada hari ketiga, dan naik ke surga, tetapi hanya Putra.
Juga, sekali lagi, bahwa bukan Tritunggal ini yang turun dalam
bentuk burung merpati kepada Yesus ketika Ia dibaptis; atau
pada hari Pentakosta, setelah kenaikan Tuhan, ketika " Tiba-
tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras
yang memenuhi seluruh rumah," bukanlah Trinitas yang sama
"lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada
mereka masing-masing”, tetapi hanya Roh Kudus.

Juga bukan Tritunggal yang berkata dari surga, "


Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku
berkenan.”, ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes, atau ketika
ketiga murid itu bersama-sama dengan Dia di gunung, atau
ketika suara itu berkata, "Aku telah memuliakanNya , dan akan

68
memuliakanNya lagi; " tetapi itu hanya kata-kata dari Bapa,
yang diucapkan kepada Putra; meskipun Bapa, dan Putra, dan
Roh Kudus, karena mereka tidak dapat dipisahkan, dan bekerja
dengan tanpa terpisah. ”

Dalam Bab 5, Agustinus mengungkapkan kesulitan-


kesulitan yang berkaitan dengan Trinitas:

“Namun, beberapa orang menemukan kesulitan dalam iman ini;


ketika mereka mendengar bahwa Bapa adalah Allah, dan Anak
Allah, dan Roh Kudus Allah, dan bahwa Trinitas ini bukanlah
tiga Allah, tetapi satu Allah; terutama ketika dikatakan bahwa
Tritunggal bekerja secara tidak terpisah dalam segala hal yang
Allah kerjakan, namun suara yang didengar itu adalah suara
Bapa, bukanlah suara Anak; dan bahwa hanya Putra yang
dilahirkan dalam daging, dan menderita, dan bangkit kembali,
dan naik ke surga; dan bahwa hanya Roh Kudus yang datang
dalam bentuk seekor burung merpati.

Mereka ingin memahami: bagaimana Tritunggal


mengucapkan suara yang ternyata hanya Bapa yang
mengucapkan; bagaimana Tritunggal yang sama menjadikan
hanya Putra yang dilahirkan menjadi manusia, bagaimana
Tritunggal yang sama itu sendiri turun seperti burung merpati
itu, di mana ternyata hanya Roh Kudus yang muncul.

Namun, sebaliknya, Tritunggal tidak bekerja dengan


tidak secara terpisah, tetapi Bapa melakukan beberapa hal,
Putra hal-hal lain, dan Roh Kudus yang lain: atau jika mereka
melakukan beberapa hal bersama-sama, beberapa secara
terpisah, maka Tritunggal bukan tidak terpisahkan. Adalah
kesulitan juga bagi mereka bahwa Roh Kudus itu tidak
dilahirkan oleh Bapa maupun Putra, sedang Ia adalah Roh dari
Bapa dan Putra.“

69
Agustinus menulis paham Tritunggalnya jelas dengan
referensi dari kutipan-kutipan berikut dalam Alkitab yang
menuliskan peristiwa baptisan air Tuhan Yesus:

Matius 3:

13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada


Yohanes untuk dibaptis olehnya.
14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu
dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu
terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan
seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.
16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada
waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti
burung merpati turun ke atas-Nya,
17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:
"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Markus 1:

9 Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah


Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes.
10 Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan
Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya.
11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku
yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.".

Lukas 3:

21 Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika


Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke
atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."

70
Dalam Bab 2, Agustinus menuliskan bahwa Trinitas
adalah satu-satunya Allah yang benar. Di sisi lain, dalam Bab 4
dari bukunya, Agustinus secara mengejutkan menulis bahwa
Bapa bukanlah Tritunggal, yang berarti Bapa bukan satu-
satunya Allah yang benar, karena ia menyatakan sebelumnya
bahwa “Trinitas adalah satu-satunya dan satu-satunya Allah
yang benar”. Tentu saja hal ini bertentangan dengan penyataan
Kristus sendiri dalam Yohanes 17: 3, bahwa Allah Bapa adalah
satu-satunya Allah yang benar, karena yang dimaksud
“Engkau” adalah Allah Bapa (Yohanes 17: 1).

Yohanes 17: 3:

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal


Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus
Kristus yang telah Engkau utus.

Pandangan seperti yang dijelaskan oleh Agustinus


tentang Allah Tritunggal inilah yang menyebabkan
kebingungan sepanjang sejarah Gereja hingga hari ini. Dalam
pandangan Tritunggal ini, dirumuskan bahwa Allah Yang Esa
terdiri dari tiga pribadi yang berbeda, Bapa, Putra, dan Roh
Kudus, dalam satu kesatuan esensi atau substansi yang sama.
Beberapa pihak sering menggunakan model aritmatik yang
mustahil diterima logika : 1 + 1 + 1 = 1, atau 3 = 1 dan 1 = 3,
dengan tujuan untuk membantu penjelasan dari paham Allah
Tritunggal yang dipegang teguh sebagai iman Kristiani yang
orthodoks. Tidak sedikit yang juga penggunakan perkalian
sebagai model Tritunggal tersebut : 1 x 1 x 1 = 1. Tentu saja
model perkalian seperti ini hanya untuk pembenaran dari
pendapatnya saja tentang Tritunggal, tanpa penjelasan yang
relevan tentang makna dari 1 Allah yang “dikalikan” dengan 1
Allah sebanyak 3 kali.

71
Kerancuan juga akan timbul jika menyamakan Allah
Bapa adalah Allah Yang Esa (sesuai Yohanes 17:3), dengan
Allah Tritunggal adalah Allah Yang Esa, karena akan menemui
rekursivitas tak berakhir sebagai berikut:
Bapa = Bapa, Putra, Roh Kudus
Berarti  Bapa = (Bapa, Putra, Roh Kudus), Putra, Roh Kudus
Berarti Bapa = ((Bapa, Putra, Roh Kudus), Putra, Roh
Kudus), Putra, Roh Kudus

Dan seterusnya, hingga tak terhingga tanpa akhir, karena setiap


kali ditemui kata “Bapa”, haruslah dituliskan persamaannya
berdasarkan paham dasar bahwa :

Allah Yang Esa = Allah Bapa = Allah Tritunggal = Bapa, Putra


dan Roh Kudus

Akan tetapi, jika Allah Yang Esa dipahami secara


tikotomis, yakni bahwa Allah Yang Esa adalah Allah Bapa,
yang adalah Hati, Jiwa, dan Roh Kudus atau Tubuh
RohaniahNya, tidaklah akan ditemui lagi adanya kontradiksi-
kontradiksi tentang Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Suara Dari Surga

Menurut Agustinus, yang bersuara dari surga ketika Di


Yesus dibaptis oleh Yohanes, atau ketika tiga murid bersama
Dia di gunung, atau ketika terdengar suara berkata"Aku telah
memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi!"
(Yohanes 12:28) adalah Allah Bapa yang tentang Dia
Augustinus menyatakan bahwa “Juga bukan bahwa Tritunggal
yang dikatakan yang bersuara dari surga”. Jadi menurutnya
Allah Bapa bukanlah Tritunggal, oleh karena itu bukanlah satu-
satunya Allah yang benar, walaupun Bapa adalah Allah,
sebagaimana Firman dan Roh Kudus.

72
Yohanes 12:

28 Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara


dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan
memuliakan-Nya lagi!"
29 Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya
berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata:
"Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia."
30 Jawab Yesus: "Suara itu telah terdengar bukan oleh karena
Aku, melainkan oleh karena kamu.

Seperti telah disinggung di atas, pandangan Agustinus


tentang Allah Bapa seolah- bertentangan dengan yang apa
dinyatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 17: 3 dan juga
bertentangan pandangan Trikotomi Allah, dimana Bapa adalah
satu-satunya Allah yang benar sesuai yang dinyatakan oleh
Yesus, diidentifikasikan sebagai Hati, Jiwa, dan Tubuh
Rohaniah Allah, yang hidup berdampingan dalam satu kesatuan
abadi selamanya. Putra adalah Jiwa Bapa yang menjadi
manusia, dan Roh Kudus adalah Tubuh Rohaniah dari Bapa.
Masing-masing dari Hati Bapa, Putra, dan Roh Kudus,
kemudian, juga secara trikotomis dilihat sebagai unsur-unsur
pribadi Allah - yaitu Hati, Jiwa, dan Tubuh Rohaniah dari Allah
Bapa, karena Allah Bapa adalah satu-satunya Allah yang benar.

Dalam penulisan tentang pembaptisan air Tuhan Yesus,


perlu dibahas dahulu di sini tentang Roh Kudus “dalam rupa
burung merpati”. Supaya lebih jelas, di bawah ini dicantumkan
dalam bahasa Yunani, terjemahan bahasa Inggris King James,
disamping terjemahan bahasa Indonesia :

Matius 3 : 16

to pneuma tou theou katabainon hosei

73
THE spirit OF-THE God DOWN-STEPPING AS-IF
peristeran
DOVE

“the Spirit of God descending like a dove”

“Roh Allah seperti burung merpati turun”

Markus 1:10

to pneuma hosei peristeran katabainon


THE spirit AS-IF DOVE DOWN-STEPPING

“the Spirit like a dove descending”

“dan Roh seperti burung merpati turun”

Lukas 3: 22

katabenai to pneuma to agion somatiko eidei


DOWN-STEP THE spirit THE HOLY to-BODY perception
hosei peristeran
AS-IF DOVE

“the Holy Ghost descended in a bodily shape like a dove”

“turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati”

Yohanes 1: 32

to pneuma katabainon hosei peristeran ex


THE Spirit DOWN-STEPPING AS-IF DOVE OUT
ouranou
OF-heaven

74
“the Spirit descending from heaven like a dove”

“Roh turun dari langit seperti merpati”

Dalam Injil Lukas 3:22, turunnya Roh Kudus “dalam


rupa burung merpati” dalam Alkitab Bahasa Yunani dituliskan :
“katabenai to pneuma to agion somatiko eidei hosei
peristeran”, yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris : “the
Holy Ghost descended in a bodily shape like a dove”.
“Somatiko eidei” atau “a bodily shape” lebih tepat
diterjemahkan “wujud sebuah tubuh”. Sedangkan Matius
menuliskan : “to pneuma tou theou katabainon hosei
peristeran”, atau “the Spirit of God descending like a dove”
yang seharusnya lebih tepat kalau diterjemahkan : ”Roh Allah
turun seperti burung merpati” dan bukan “Roh seperti burung
merpati turun”, menunjukkan bahwa yang seperti burung
merpati adalah “turunnya” Roh Kudus, jadi bukan Roh Kudus
yang tampak dalam wujud seekor burung merpati yang turun
dari langit. Rasul Yohanes juga menempatkan “katabainon”
atau “turun”, sebelum “hosei peristeran” yang berarti “seperti
burung merpati”, yang juga menunjukkan adalah tindakan turun
dari langit itulah yang mirip “terbang turunnya” dari seekor
burung merpati, sama sekali bukan Roh Kudus yang mirip
burung merpati. Jadi maksud sebenarnya dari keempat penulis
Injil untuk peristiwa pembaptisan Yesus adalah bahwa Roh
Kudus turun dalam wujud yang dapat dilihat, dan turunnya Roh
Kudus dari surga itu tampaknya seperti terbang turunnya seekor
burung merpati dari langit. Alkitab tidak pernah menuliskan
bentuk seperti apa dari wujud Roh Kudus yang menampakkan
DiriNya saat itu. Tetapi dengan ditafsirkan bahwa Roh Kudus
turun dalam rupa seekor burung merpati, maka Roh Kuduspun
diyakini adalah suatu pribadi tersendiri dan yang ketiga dari
tiga pribadi Allah Yang Esa. Dan dimana-mana burung
merpatipun dipakai sebagai simbol atau lambang dari Roh

75
Kudus, sesuatu hal yang tidak pernah terjadi apabila Allah yang
Esa dilihat secara trikotomis.

Dalam peristiwa pembaptisan di Sungai Yordan,


manusia Yesus Kristus sebagai Putra Tunggal Allah yang
menjadi manusia, tetap adalah Jiwa dari Bapa, Allah Yang Esa.
Tubuh Rohaniah Allah juga secara wujud dinyatakan oleh Roh
Kudus yang turun seperti terbang turunnya seekor burung
merpati. Dengan demikian, suara yang terdengar dari langit
adalah suara dari Hati Allah. .

 1 Raja-Raja 9:3  Firman TUHAN kepadanya:


"Telah Kudengar doa dan permohonanmu yang
kausampaikan ke hadapan-Ku; Aku telah
menguduskan rumah yang kaudirikan ini untuk
membuat nama-Ku tinggal di situ sampai selama-
lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di
situ sepanjang masa.

 2 Raja-Raja 10:30 Berfirmanlah TUHAN kepada


Yehu: "Oleh karena engkau telah berbuat baik
dengan melakukan apa yang benar di mata-Ku, dan
telah berbuat kepada keluarga Ahab tepat seperti
yang dikehendaki hati-Ku, maka anak-anakmu
akan duduk di atas takhta Israel sampai keturunan
yang keempat."

 2 Tawarihk 7:16  Sekarang telah Kupilih dan


Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di
situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan
hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa.

76
Jadi, Hati Allah yang bersuara dan berkata-kata dari
langit, Yesus Kristus yang baru dibaptis dalam air, dan Roh
Kudus yang turun dari langit dalam wujud yang nyata,
ketiganya adalah satu Pribadi Allah Yang Esa, itulah Allah
Bapa, satu-satunya Allah Yang Esa!

Kembali pada paradoks dari pandangan “Allah


Tritunggal” dari Agustinus. Sebenarnya tidaklah salah meyakini
bahwa suara dari langit itu adalah suara Bapa, karena memang
Hati Bapalah yang berkata-kata saat itu. Namun jika “Allah
Tritunggal” yang Esa dipandang sebagai “jumlah” dari tiga
pribadi yang berbeda, yang dianalogikan secara arithmatik
sebagai “1+1+1 = 1”, cara penjelasan seperti inilah yang
menyebabkan Doktrin Allah Tritunggal menjadi mimpi buruk
bagi banyak orang yang mendengar ajaran tersebut.

Kasih dan Kehendak Hati Allah

Sebagai suatu Pribadi yang hidup, Allah Bapa adalah


Allah Yang Maha Tahu oleh karena JiwaNya, Maha Kuasa oleh
karena Roh Kudus, dan di dalam HatiNyalah Kasih dan
Kehendak Allah berada.

1 Yohanes 4:8

Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab


Allah adalah kasih.

1 Yohanes 4:16

Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah


kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada
di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di
dalam dia.

77
2 Raja Raja 10:30

Berfirmanlah TUHAN kepada Yehu: "Oleh karena engkau telah


berbuat baik dengan melakukan apa yang benar di mata-Ku,
dan telah berbuat kepada keluarga Ahab tepat seperti yang
dikehendaki hati-Ku, maka anak-anakmu akan duduk di atas
takhta Israel sampai keturunan yang keempat."

Allah melakukan segala sesuatu sesuai kehendak


HatiNya

 Ayub 23:13 Tetapi Ia tidak pernah berubah--siapa


dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya,
dilaksanakan-Nya juga.

 Mazmur 115:3 Allah kita di sorga; Ia melakukan apa


yang dikehendaki-Nya!

 Mazmur 135:6 TUHAN melakukan apa yang


dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di
segenap samudera raya;

Oleh kehendak Hati Allah, segala sesuatu diciptakan


dan ada :

Wahyu 4:11

Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian


dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala
sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan
diciptakan

Rencana keselamatan oleh karya penebusan Kristus


telah ditetapkan sebelum dunia dijadikan dan terjadi di dalam
kasihNya dan oleh kehendakNya juga:

78
Yohanes 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia


telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.engutus Aku.

Efesus 1:4-9

4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia


dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus
Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan
kehendak-Nya,
6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang
dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-
Nya.
7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh
penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih
karunia-Nya,
8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan
pengertian.
9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada
kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana
kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam
Kristus.

Signifikansi Hati Bapa

Dewasa ini sains dan teknologi modern dapat


membuktikan seseorang adalah anak sejati bagi ayah
kandungnya dengan tes DNA yang canggih. Sang ayah, yang
dikonfirmasi oleh hasil tes, mungkin tahu dalam pikirannya
bahwa anak itu secara biologis adalah anak kandungnyanya.

79
Namun demikian, jika sang ayah menolak anak itu, karena dia
tidak mencintai dan tidak menginginkannya sama sekali,
bahkan mengakuipun tidak, maka kehidupan hubungan ayah
dan anak tidak akan benar-benar terjadi dan menjadi kenyataan.
Artinya, pada kenyataannya, hatilah yang benar-benar
mendefinisikan dan menentukan seseorang sebagai ayah sejati,
bukan secara biologis maupun secara psikis.
Analogi manusia di atas mencerminkan alasan bahwa
Allah Bapa benar-benar memiliki hati seorang ayah yang
menjadikanNya Bapa yang sejati bagi anak-anak-Nya yang
dilahirkan oleh Roh Kudus melalui Kristus, dan dalam Kasih
sesuai dengan kerelaan Kehendak-Nya :

Efesus 1:5

Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus


Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan
kerelaan kehendak-Nya,

Yohanes 1:12-13

12 Tetapi sebanyak yang diterimanya, kepada mereka memberi


dia kekuatan untuk menjadi anak-anak Allah, bahkan bagi
mereka yang percaya kepada nama-Nya:
13 Yang dilahirkan, bukan darah, atau keinginan daging, atau
kehendak manusia, tetapi dari Allah.

Hati Allah inilah yang menentukan satu-satunya Allah


yang benar itu sebagai BAPA, BAPA KAMI yang di surga,
dalam kasih dan sesuai dengan kerelaan kehendak HatiNya,
karena Dia adalah Kasih!

80
BAB 7
ALLAH YANG ESA DALAM
PERJANJIAN LAMA
Dalam seluruh Alkitab Perjanjian Lama, rujukan
kepada Diri Allah selalu digunakan kata pengganti tunggal
“Aku”, “Engkau/Dia/Ia”, dan “Nya” dalam semua komunikasi
yang terjadi antara Allah dengan umatNya. Ini menunjukkan
bahwa dalam Perjanjian Lama, Allah selalu menyatakan Diri
dan dinyatakan sebagai Pribadi yang esa, tunggal, bukan dua,
apalagi tiga.

Allah adalah Pribadi karena Ia adalah Hati, Jiwa, dan


Tubuh RohaniahNya. Hal ini berarti bahwa ada kejamakan
unsur-unsur pribadi dalam Pribadi Allah yang tunggal tersebut
yang tidak pernah terpisah satu dengan yang lain dalam
kekekalan tanpa awal dan tanpa akhir, karena Allah itu kekal
adaNya. Dan antara unsur-unsur pribadi Allah tersebut
senantiasa terjadi saling interaksi dan komunikasi yang terus-
menerus, Hati merasa dan berkehendak, Jiwa berpikir, dan
Tubuh, atau Roh Kudus melaksanakan apa yang dikehendaki
dan dipikirkan oleh Hati dan Jiwa.

Alkitab Perjanjian Lama, khususNya dalam Kitab


Kejadian, dapat ditemui beberapa “pembicaraan” yang terjadi
secara internal dalam Diri Allah yang esa, yang ditulis dengan
menggunakan kata pengganti jamak “Kita”, menunjukkan
adanya lebih dari satu pihak yang terlibat dalam komunikasi
tersebut, dalam hal ini lebih dari satu unsur pribadi Allah :

81
Kejadian 1:26-27

26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia


menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak
dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang
merayap di bumi."
27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka.

Kejadian 1: 3:22

Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah


menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik
dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan
tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu
dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."

Kejadian 11:7 Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di


sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi
bahasa masing-masing."

Allah Sebagai Bapa

Dalam Perjanjian Lama, Allah Yang Esa telah


dinyatakan berulang kali sebagai Bapa:

Ulangan 32:6

Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap


TUHAN, hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana?

82
Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan
dan menegakkan engkau?
2 Samuel 7:14

Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.


Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum
dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang
diberikan anak-anak manusia.

1 Tawarikh 17:13

Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.


Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kuhilangkan dari padanya
seperti yang Kuhilangkan dari pada orang yang mendahului
engkau.

1 Tawarikh 22:10

Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan dialah


yang akan menjadi anak-Ku dan Aku akan menjadi Bapanya;
Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya atas Israel sampai
selama-lamanya.

Mazmur 68:5

Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah
Allah di kediaman-Nya yang kudus;

Mazmur 89:26

Diapun akan berseru kepada-Ku: 'Bapaku Engkau, Allahku


dan gunung batu keselamatanku.'

83
Yesaya 63:16

Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu


apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya
TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus
kami" sejak dahulu kala.

Yesaya 64:8

Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah


tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami
sekalian adalah buatan tangan-Mu.

Yeremia 3:4

Bukankah baru saja engkau memanggil Aku: Bapaku!


Engkaulah kawanku sejak kecil!

Yeremia 3:19

Tadinya pikir-Ku: "Sungguh Aku mau menempatkan engkau di


tengah-tengah anak-anak-Ku dan memberikan kepadamu
negeri yang indah, milik pusaka yang paling permai dari
bangsa-bangsa. Pikir-Ku, engkau akan memanggil Aku:
Bapaku, dan tidak akan berbalik dari mengikuti Aku.

Maleakhi 1:6

Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba


menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat
yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang
kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai

84
para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata:
"Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"

Maleakhi 2:10

Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa?


Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita
berkhianat satu sama lain dan dengan demikian menajiskan
perjanjian nenek moyang kita?

Nama YHVH atau YHWH yang dieja YEHWEH (atau


YAHWEH), atau Yehowah adalah nama yang dinyatakan
sebagai nama pribadi dari Allah Yang Esa. Jadi Yahweh adalah
nama Allah Bapa, Allah Yang Esa.

Relasi Putra Tunggal Yahweh dan Yahweh

Dalam kekekalan, sebelum segala sesuatu diciptakan,


Jiwa Allah dilahirkan dalam wujud Gambar Pribadi Yahweh,
Allah yang esa: roh/hati, jiwa, dan tubuh yang mempunyai
bentuk. Dengan dilahirkan dalam wujud segambar dengan
Allah, Jiwa Yahwehpun dinyatakan oleh Yahweh sebagai
PutraNya, Putra Tunggal Allah :

Amsal 8:30

aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku


menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di
hadapan-Nya;

Ibrani 1: 5

Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu


pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah

85
Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-
Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?"

Yohanes 1:18

Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak


Tunggal Allah, yang ada di pangkuan BAPA, Dialah yang
menyatakan-Nya.

Kelahiran Putra Tunggal Allah terjadi di dalam Diri


Allah Yahweh, karena sebelum segala sesuatu diciptakan dan
ada, yang ada hanya DiriNya. Namun Putra Allah dilahirkan
dalam keberadaan yang wujud, di mana Ia dapat dilihat,
didengar, berkomunikasi dengan semua makhluk yang
diciptakanNya.

Yesaya 6:1-5

1Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di


atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya
memenuhi Bait Suci.
2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing
mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi
muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka
dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya:
"Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi
penuh kemuliaan-Nya!"
4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara
orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan
asap.
5 Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini
seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah
bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang
Raja, yakni TUHAN semesta alam."

86
Dan Ia adalah Allah Pencipta itu sendiri. Di dalam Dia
dan oleh Dialah Yahweh, Bapa yang melahirkan PutraNya,
menciptakan segala sesuatu :

Yohanes 1:3

Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada
suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Kolose 1:15-16:

15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung,


lebih utama dari segala yang diciptakan,
16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu,
yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan
yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik
pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh
Dia dan untuk Dia.

Ibrani 1:2

maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita


dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai
yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah
menjadikan alam semesta.

Namun demikian, pernyataan bahwa Jiwa Yahweh


adalah Putra TunggalNya, hanya terjadi dalam Diri Yahweh
sendiri. Dalam Ibrani 1:5, penulis Ibrani sebenarnya mengutip
dari Perjanjian Lama yang secara harafiah ditujukan pada Raja
Daud dan Salomo, yang kemudian oleh pewahyuan Roh Kudus
dikenakan pada diri Putra Tunggal Allah setelah Ia dilahirkan
sebagai manusia Yesus Kristus.

87
Mazmur 2:7

Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata


kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan
pada hari ini.

2 Samuel 7:14

Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.


Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum
dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang
diberikan anak-anak manusia.

1 Tawarikh 17:13

Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.


Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kuhilangkan dari padanya
seperti yang Kuhilangkan dari pada orang yang mendahului
engkau.

Penulisan seperti ini sering ditemui dalam Alkitab


Perjanjian Baru, contohnya seperti Matius 2:15 adalah kutipan
dari Hosea 11:1, di mana Matius mengenakan “anak-Ku”, yang
adalah Israel di Kitab Hosea, pada bayi Yesus yang harus di
bawa ke Mesir oleh Yusuf dan Maria hingga kematian Herodes
yang mengancam akan membunuh semua anak di Betlehem dan
sekitarnya yang berusia dibawah dua tahun.

Matius 2:14-15

14 Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-


Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,

88
15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi
supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari
Mesir Kupanggil Anak-Ku."
Hosea 11: 1

Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir


Kupanggil anak-Ku itu.

Adapun “hikmat” sebagai “anak kesayangan” yang


dilahirkan Yahweh dalam Amsal 8, dipahami sebagai bentuk
penulisan sastra metaforis yang mempersonifikasi “Hikmat”
oleh Salomo, bukan sebagai pernyataan Yahweh untuk Hikmat
sebagai PutraNya. Setelah Rasul Yohanes dan Paulus
menyingkapkan bahwa Kristus adalah Firman (Logos), Hikmat,
dan Pengetahuan Allah itu sendiri, barulah Hikmat dalam
Amsal 8 dipahami sebagai penulisan tentang kelahiran kekal
dari Putra Tunggal Allah.

Artinya bahwa, Yesus Kristus, yang dalam


keilahianNya adalah Jiwa Yahweh dalam wujud Gambar
Yahweh, dinyatakan kepada makhluk ciptaan sebagai Putra
Allah oleh Allah Bapa melalui RohNya, terjadi setelah
kelahirannya menjadi manusia ke dalam dunia seperti yang
dituliskan dalam Alkitab Perjanjian Baru. Sebelumnya, Jiwa
Yahweh yang ada dalam wujud Gambar Yahweh dinyatakan
dan dikenal sebagai Pribadi Yahweh itu sendiri, sebagai
Yahweh yang tampak, Yahweh yang dapat dilihat oleh seluruh
makhlukNya, di surga maupun di bumi. Yahweh yang
berkomunikasi dengan para malaikat dan orang-orang yang
ditemuinya muka dengan muka di bumi. Yahweh yang
immanen.

Dalam seluruh Perjanjian Lama, tidak pernah


dinyatakan adanya tiga pribadi Allah yang berbeda. Yang ada
hanya SATU PRIBADI Yahweh Yang Esa dalam DUA

89
KEBERADAAN ILAHI yang berbeda : transenden dan
immanen. Walaupun Jiwa Yahweh dilahirkan dalam wujud
Gambar Yahweh yang terdiri dari hati, jiwa, dan tubuhNya
yang berbentuk dan terbatas dalam ukuran, Ia tidak kehilangan
kepribadian Yahweh sama sekali. HatiNya satu dengan Hati
Yahweh, Hati Bapa. JiwaNya adalah Hikmat dan
Kemahatahuan Yahweh. TubuhNya adalah cahaya kemuliaan
dan gambar wujud dari Tubuh Ilahi Allah, yakni Roh Allah
yang tidak kelihatan, dan   Ia tetap adalah Allah Yang Maha
Kuasa oleh karena Roh Kudus yang tetap dalam satu kesatuan
kekal denganNya. Komunikasi internal yang terjadi antara Jiwa
Yahweh yang immanen dengan Hati dan Roh Kudus Yahweh
yang transenden, tetap ada dalam Diri SATU Pribadi Allah
Yahweh, dan dinyatakan Alkitab Perjanjian Lama dengan
“KITA”, bukan “AKU dan ENGKAU, kecuali dituliskan di
dalam kutipan-kutipan seperti yang dijelaskan di atas. Itulah
sebabnya Ia disebutkan orang : Penasihat Ajaib, Allah yang
Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai!

Yesaya 9:6 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang
putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada
di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat
Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

“Kemanusiaan” Yahweh Dalam Perjanjian Lama

Hadirnya Yahweh dalam wujud Gambar Allah ke


dalam dunia sebagai manusia Yesus Kristus bukanlah yang
pertama kali dan satu-satunya inkarnasi yang terjadi. Dalam
Alkitab Perjanjian Lama, ditemui berapa peristiwa yang
menunjukkan kehadiran Yahweh dengan menunjukkan kodrat
keberadaanNya sebagai manusia sejati. Inkarnasi Yahweh yang
ilahi sebagai manusia Yesus Kristus adalah satu-satunya
inkarnasi melalui kelahiran oleh anak dara Maria, ibu dari
manusia Yesus. Sedang inkarnasi-inkarnasi sebelumnya terjadi

90
tanpa melalui kelahiran alamiah oleh seorang perempuan,
seperti yang dialami oleh manusia lainnya.

Saat Yahweh menemui Adam dan Hawa di Taman


Eden setelah mereka makan buah dari pohon Pengetahuan yang
baik dan yang jahat, dituliskan bahwa “mereka mendengar
bunyi langkah TUHAN Allah”. Hal ini tentu saja menunjukkan
bahwa Yahweh sedang berjalan sebagaimana manusia lainnya.

Kejadian 3:8

8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah,


yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk,
bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN
Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman
kepadanya: "Di manakah engkau?"

Pertanyaan Yahweh kepada manusia itu :”Dimana


engkau?” bukanlah pertanyaan untuk menguji manusia yang
telah jatuh dalam dosa, tetapi menunjukkan bahwa Yahweh
dalam kemanusiaanNya memang tidak maha tahu. Saat itu, Ia
benar-benar tidak tahu di mana Adam dan Hawa berada.

Waktu Yahweh bersama dua malaikatNya


menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon terbantin di
Mamre, Ia, bersama-sama dengan dua malaikat yang datang
bersama denganNya, ikut makan hidangan yang disajikan oleh
Abaraham. Yahweh benar-benar dalam keberadaanNya sebagai
manusia yang berdarah-daging saat itu. Demikan juga dengan
kedua malaikat yang ikut bersamaNya.

Kejadian 18:1-2

91
1 Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat
pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya
waktu hari panas terik.
2 Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri
di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu
kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke
tanah,

Kejadian 18:8

8 Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang


telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu;
dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang
mereka makan.
Lebih lanjut, Alkitab mencatat bahwa Yahweh perlu
harus turun untuk melihat perilaku penduduk Sodom dan
Gomora supaya Ia mengetahui kebenaran dari keluh-kesah yang
didengarNya. Sekali lagi, hal ini menunjukkan bahwa waktu
dalam keberadaanNya sebagai manusia, Yahweh telah menjadi
manusia biasa yang tidak memiliki sifat ilahi yang maha tahu.

Kejadian 18:20-22

20 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak


keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan
sesungguhnya sangat berat dosanya.
21 Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar
mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah
sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."
22 Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke
Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan
TUHAN.

Ada satu hal yang menarik untuk diperhatikan di sini.


Waktu Yahweh berkata-kata kepada kedua malaikat :”Baiklah

92
AKU turun untuk melihat”(Kejadian 18:21-22), Ia
menggunakan kata “AKU” sebagai kata ganti untuk DiriNya.
Tetapi dalam peristiwa Kekacauan Menara Babel yang terjadi
dan dicatat dalam Kitab Kejadian 11, Yahweh yang sama
menggunakan kata “KITA” ketika Ia hendak turun untuk
mengacaubalaukan bahasa manusia supaya manusia berhenti
mendirikan kota itu dan diserakkan ke seluruh bumi, karena
tidak ada lagi saling pengertian terhadap bahasa yang diucapkan
satu dengan lainnya :

Kejadian 11:5-8

5 Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang


didirikan oleh anak-anak manusia itu,
6 dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu
bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka;
mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan,
tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.
7 Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa
mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-
masing."
8 Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh
bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.

Dari dua pembicaraan di atas, sekali lagi dapat ditemui


bahwa ketika Yahweh berkata dengan DiriNya sendiri, Alkitab
menuliskannya dengan menggunakan kata ganti majemuk
“Kita” untuk diri Yahweh, karena yang terjadi adalah
komunikasi antara unsur-unsur pribadi dalam Diri Yahweh,
antara Hati, Jiwa, dan Tubuh RohaniahNya, walau Jiwa
Yahweh berada dalam keberadaan manusia sejati, sedangkan
Hati dan Roh KudusNya, masing-masing tetap dalam
keberadaanNya yang transenden mutlak. Akan tetapi, ketika
Yahweh berbicara kepada pihak di luar DiriNya, Ia
menggunakan “Aku” untuk DiriNya. Untuk sekian kalinya

93
Alkitab menunjukkan bahwa dalam keberadaan yang
bagaimanapun, apakah transenden atau immanen, ilahi atau
manusiawi, tetap hanya ada SATU PRIBADI Yahweh, yakni
Allah Bapa, satu-satunya Allah yang benar, yang esa,

Pergulatan pernah benar-benar terjadi secara fisik,


antara Yahweh dengan Yakub, dan Yahweh tidak dapat
mengalahkan Yakub yang tubuhnya tidak sekekar dan sekuat
Esau, kakak kembarnya. Yakubpun menyatakan bahwa ia telah
melihat Allah berhadapan muka, dan ia tidak kehilangan
nyawanya:

Kejadian 32:24

24 Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki


bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat
mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub,
sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat
dengan orang itu.

Kejadian 32:30

Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah


melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"

Dari riwayat pergulatan Yahweh melawan Yakub


dalam Kitab Kejadian, tidaklah sulit untuk meyakinkan, bahwa
kemanusiaan Yahweh saat Ia hadir di bumi, Ia benar-benar
menjadi manusia yang terbatas kekuatan tubuhnya, sehingga Ia
tidak dapat menang melawan Yakub, seorang laki-laki yang
“suka tinggal di kemah” membantu ibunya memasak, dan
“licin” kulitnya. Tentu Yakub secara fisik lebih lemah
dibandingkan dengan Esau, seorang “yang pandai berburu” dan
“yang suka tinggal di padang” dengan “berbulu badannya”,

94
yang biasanya menunjuk pada seorang laki-laki yang kekar dan
kuat.
Kejadian 25:27

Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi


seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di
padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka
tinggal di kemah.

Kejadian 27:11

Lalu kata Yakub kepada Ribka, ibunya: "Tetapi Esau, kakakku,


adalah seorang yang berbulu badannya, sedang aku ini kulitku
licin.

Yahweh adalah Allah yang Maha Tahu dan Maha


Kuasa. Ia berdaulat mutlak dalam kehendakNya. Namun ketika
turun ke dunia, Yahweh benar-benar menjadi manusia
sepenuhnya dengan segala kelemahan dan keterbatasan yang
dimiliki semua manusia, kecuali satu hal : dosa, karena Dia
adalah Allah Yang Maha Kudus!

Keberadaan Allah Yang Esa

Nama Allah Yang Esa,“Yahweh” atau “Yahuwa”,


berarti “Dia Ada” atau “Dia Yang Ada”. Nama ini berasal dari
pernyataan Tuhan Allah sendiri kepada Musa ketika Tuhan
menemuinya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri
ketika ia sedang menggembalakan kambing domba di padang
gurun Midian. Dalam Keluaran 3:14, Tuhan menyatakan
NamaNya adalah “Ehyeh asher Ehyeh” yang berarti “Aku ADA
adalah Aku ADA”. Kemudian Tuhan melanjutkan firmanNya
bahwa “Ehyeh” atau “Aku Ada” telah mengutus Musa kepada
bangsa Israel. Tentunya tidak ada seorangpun dari bangsa Israel
yang berani menyebut “Ehyeh” atau “Aku Ada” sebagai Nama

95
Tuhan Allah. Mereka menggantinya menjadi “Yahweh”,
dengan mengganti “Aku” dengan “Dia”. Kata “Ehyeh” pun
menjadi “Yahweh” yang berarti “Dia Ada”.

Selanjutnya, oleh karena begitu takut dan hormat


kepada Nama Tuhan itu, setiap kali mereka menemui Nama
“Yahweh” di dalam Kitab Suci, orang-orang Israel, dan
kemudian Yahudi, selalu menyebut Nama itu dengan
“Adonai”, bentuk kolektif dari “Adon”, yang berarti “Tuan”
atau “Tuhan”, “Kyrios”, dalam bahasa Yunani, “Lord” dalam
bahasa Inggris. Sebenarnya “Adonai” berarti “Tuan semua
Tuan” atau “Lord of the Lords”, tetapi biasanya diartikan
sebagai “Tuan/Tuhan” atau “Lord” saja dalam terjemahan-
terjemahan bahasa lainnya.

Yahweh adalah Tuhan Yang Ada, Yang Maha Ada. Ia


kekal tanpa awal tanpa akhir. Adanya “Aku” atau “Dia” dalam
Nama Ehyeh atau Yahweh, menunjukkan bahwa Ehyeh atau
Yahweh adalah Pribadi Yang Esa, Yang Hidup. Dengan
menyatakan DiriNya sebagai “Ehyeh asher Ehyeh”, “Aku Ada
adalah Aku Ada”, berarti bahwa Yahweh adalah Allah Yang
Mutlak, Yang Berdaulat Mutlak, Yang Maha Kuat dan Maha
Kuasa.

Kemahaadaan Yahweh, Kemutlakan dan Kemaha-


kuasaanNya, telah memungkinkan Pribadi Yahweh Yang Esa
untuk berada dalam berbagai keberadaan, tanpa sama sekali
mengurangi Keilahian dan Keesaan PribadiNya. Yahweh adalah
Allah yang transenden sekaligus immanen, dapat berada dalam
keberadaanNya sebagai seorang manusia, dan sekaligus tetap
ilahi. Ia adalah Pribadi Yang Esa, Yang Maha Tahu oleh karena
JiwaNya. Kehendak HatiNya berdaulat mutlak, KasihNya kekal
tiada berkesudahan. Oleh Roh Kudus, Tubuh IlahiNya, Ia tetap
adalah Allah Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa, sekalipun saat
berada dalam kelemahan tubuh ketika Ia menjadi manusia. Jiwa

96
KemahatahuanNya tetap berada dalam alam bawah sadar, yang
dimiliki oleh semua orang, dari jiwa manusiawinya yang
dibatasi oleh KehendakNya sendiri. Jiwa ilahiNya tetap dalam
satu kesatuan yang kekal dengan Hati dan Tubuh IlahiNya.
Dengan demikian Ia tetap ilahi sekalipun berada dalam
keberadaan seorang manusia biasa. Tiada sesuatupun yang
mustahil bagiNya, dan tidak ada Tuhan selain Dia, Yahweh,
Allah Bapa, satu-satuNya Allah yang benar, yang esa.

97
98
BAB 8
ALLAH YANG ESA
DALAM PERJANJIAN BARU

Nama “Yesus” atau “Iesous” dalam bahasa Yunani


adalah tansliterasi dari nama Ibrani “Yahshua” atau
“Yehoshua”, yang juga di diterjemahkan dalam Alkitab
Perjanjian Lama bahasa Indonesia menjadi “Yosua”, seperti
Yosua bin Nun, pengganti Musa. Nama “Yahshua” berarti
“Yahweh menyelamatkan”. Sedang “Kristus” atau
“”Christos” adalah sebuah gelar yang diterjemahkan dari kata
Ibrani “Ha Mashiach” yang berarti “Yang diurapi”. Gelar Ha
Masiach atau Kristus inilah yang membedakan Yesus dari
orang-orang lain yang juga bernama Yesus atau Yosua, karena
hanya ada satu Tuhan dan Juruselamet Yang Diurapi, yaitu
Yesus Kristus, Yahsua Ha Masiach.

“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di


dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama
lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan." (Kisah Para Rasul 4:12)

Inkarnasi Yahweh melalui Kelahiran Oleh Manusia

Telah dikemukakan beberapa contoh peristiwa-


peristiwa dalam Perjanjian Lama, dimana Yahweh
menampakkan DiriNya dalam keberadaan seorang manusia
kepada beberapa orang yang ditemuinya dengan berhadapan

99
muka. Inkarnasi-inkarnasi ke dalam dunia tersebut dilakukan
Yahweh proses transfigurasi instan tanpa melalui kelahiran
melalui seorang perempuan. Namun untuk masalah keselamatan
dan penyelamatan umat manusia dari dosa-dosanya, Yahweh
harus turun ke dalam dunia ini melalui kelahiran oleh seorang
perempuan, sebagaimana manusia lainnya. Hal ini perlu
dilakukanNya sendiri, oleh sebab semua manusia telah berdosa,
dan haruslah seorang manusia yang kudus tanpa dosa yang bisa
menebus manusia yang berdosa.

Oleh karena Adam telah berdosa, maka seluruh


keturunannya adalah manusia yang berdosa. Dosa adalah
pemberontakan dan pelanggaran terhadap Kehendak Allah
yang telah tertulis dalam hati semua orang.

Roma 2:14-16

14 Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum


Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut
hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum
Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka
sendiri.
15 Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum
Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka
turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling
membela.
16 Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai
dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala
sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus
Yesus.

Oleh karena Kemahakudusan Allah, hukuman untuk


dosa adalah maut, dipisahkan dari hadirat Allah Yang
Mahakudus, selama-lamanya. Tidak ada yang dapat
membatalkan ketetapan Allah untuk hukuman atas dosa

100
manusia tersebut, termasuk amal perbuatan baik manusia dan
ibadah-ibadah agama dengan berbagai aturan-aturan dan
hukum-hukumnya. Hukum-hukum dan ajaran-ajaran agama
tidak pernah akan menghapus dosa manusia. Justru oleh
banyaknya peraturan dan agama, akan semakin banyaklah
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan umat manusia, oleh
karena kodrat dosa yang ada dalam diri semua manusia.

Selain dengan berbuat amal kebajikan untuk


penghapusan dosa, ada juga agama yang mengajarkan bahwa
dengan terus menerus memohonkan ampun kepada Tuhan,
disertai penyesalan dan pertobatan , bahkan dengan berbagai
macam penyiksaan diri, seseorang akan mendapat
pengampunan dosa dan bebas dari hukuman.

Tetapi Alkitab menyatakan, bahwa manusia berdosa


sudah menjadi jenis dan kodrat dari semua manusia keturunan
Adam yang telah berdosa. Dikatakan harimau adalah binatang
buas bukan setelah harimau tersebut memakan daging dari
mangsa yang diterkamnya, tetapi memang binatang buas adalah
kodrat dan jenis dari semua harimau. Demikian juga dengan
yang dimaksud bahwa semua manusia adalah manusia berdosa.
Manusia disebut manusia berdosa bukan karena ia mencuri,
berbohong, berzinah dan melakukan dosa-dosa lainnya, tapi
karena jenis dan kodratnya adalah makhluk yang berdosa, yang
tidak berdaya melawan atau menghilangkan dosa yang ada
dalam dirinya.

Kemahaadilan dan Kemahakudusan Tuhan menuntut


bahwa setiap dosa harus dihukum, barulah dosa itu hapus, ibarat
hutang yang dilunasi. Jadi sekalipun seseorang minta ampun,
dosanya tetap ada, karena dosa harus dihukum. Pengampunan
dosa berarti penghapusan dosa. Tidak ada hukuman yang
dijalankan, berarti tidak ada penghapusan dosa,
pengampunanpun tidak pernah akan terjadi pada orang itu.

101
Tidak ada jalan lain untuk orang berdosa itu untuk
membebaskan dirinya dari hukuman untuk dosanya, kecuali
menjalani hukuman yang memang harus dijatuhkan untuk
dosanya, atau, ada orang lain yang mau menggantikannya untuk
menerima dan menanggung hukuman atas orang yang berdosa
itu. Dengan demikian, orang berdosa yang seharusnya dihukum,
telah hapus dosanya oleh karena hukuman atas dosanya telah
dijatuhkan kepada orang yang mau menggantikannya.

Untuk supaya layak menjadi pengganti yang


menjalankan hukuman untuk dosa orang lain, diperlukan
seseorang yang tidak berdosa sama sekali, oleh karena jika
orang pengganti itu juga berdosa, maka ia sendiri juga
seharusnya dihukum untuk dosanya sendiri, sehingga tidaklah
seorang yang berdosa dapat menanggung hukuman untuk dosa
orang lain. Dengan kata lain, diperlukan seorang yang tidak
berdosa sama sekali untuk menanggung dosa orang lain.
Namun, semua manusia telah berdosa dan upah dosa adalah
maut, sehingga manusia harus mengalami maut sebagai
hukuman atas dosanya – dipisahkan dari hadirat Allah, kekal
selama-lamanya. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang layak
dan dapat menjadi pengganti untuk menanggung hukuman atas
dosa manusia, sehingga manusia lainnya dapat luput dan
selamat dari hukuman dosa, yaitu maut, karena semua manusia
telah berdosa. Dan pasti tidak ada seorangpun yang mau mati
untuk menggantikan orang-orang berdosa, yang adalah orang-
orang durhaka. Diperlukan kasih yang sangat besar untuk mau
mati menanggung hukuman atas dosa semua manusia, supaya
manusia diselamatkan dari kematian kekal selama-lamanya.
Hanya Allah Yahweh sendiri, Allah Bapa, yang memiliki kasih
itu dan kemahakudusan tanpa dosa. Keselamatan bagi semua
manusia adalah satu-satunya sebab dan tujuan Yahweh datang
ke dalam dunia menjadi manusia, karena manusia berdosa yang
harus dihukum hanya dapat digantikan oleh manusia juga. Dan
hanya melalui kelahiran oleh seorang perempuanlah Yahweh

102
dapat membuktikan bahwa Ia benar-benar menjadi manusia
sejati. Ia adalah Yesus Kristus, Yahshua Ha Mashiach, Yahweh
Yang Menyelamatkan, Yang Diurapi.
Yohanes 3:16-21

16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia


telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.
17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan
untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya
oleh Dia.
18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;
barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman,
sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam
dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada
terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan
tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-
perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;
21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada
terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya
dilakukan dalam Allah."

Efesus 1:5-8

5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh


Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan
kerelaan kehendak-Nya,
6 terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang
dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-
Nya.

103
7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh
penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih
karunia-Nya,
8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan
pengertian.

Kepribadian Bapa Dalam Diri Jiwa Yahweh

Seperti telah dibahas dan diketahui sebelumnya, bahwa


dalam seluruh Alkitab Perjanjian Lama, tidak pernah ditemukan
adanya pribadi Allah yang lain, selain dari Pribadi Yahweh,
Allah Bapa, satu-satunya Allah yang benar, yang esa. Jiwa
Yahweh sebagai “Putra Tunggal Allah” adalah karena Ia, di
dalam kekekalan sebelum segala sesuatu diciptakan, telah di
lahirkan atau dibawa keluar, dari keberadaan ilahiNya yang
transenden tanpa batas, ke dalam Gambar Allah yang berwujud
dan berbentuk. “Dalam wujud Gambar Allah” berarti Jiwa
Allah setelah dilahirkan, ia berada dalam wujud hati, jiwa, dan
tubuh. Dengan kata lain, Ia sekarang ada dalam wujud suatu
Pribadi sendiri namun tetap satu dan tidak terpisah dengan
kedua unsur-unsur Pribadi Allah lainnya, Hati dan Roh Kudus,
Tubuh Rohaniah Allah. Satu kesatuan ini adalah satu kesatuan
yang kekal, tanpa awal, tanpa akhir, dan mustahil untuk
terpisah, karena Yahweh adalah Allah Yang Maha Ada, Maha
Hidup, dan Maha Esa. Dan di dalam kekekalanNya, selalu
terjadi interaksi dan komunikasi yang terus menerus, antara
Hati, Jiwa, dan Roh KudusNya, sekalipun Allah berada dalam
berbagai keberadaan.

Melalui Jiwa Allah dalam wujud Gambar DiriNya


inilah Allah Bapa menyatakan DiriNya dan berkomunikasi
dengan semua makhluknya, baik malaikat-malaikat maupun
manusia. Dialah yang menampakkan DiriNya, baik sebagai
Tuhan Yang Ilahi maupun sebagai manusi, kepada Adam,

104
Abraham, Musa, Yesaya, Yehezkiel, dan tokoh-tokoh lain
dalam Perjanjian Lama.

Dalam seluruh Perjanjian Lama, Jiwa Yahweh dalam


wujud Gambar Allah tetap ber-KEPRIBADIAN Allah Bapa,
Yahweh. KeesadaranNya adalah kesadaran Bapa. Ia berpikir,
merasa, berkehendak sebagai Bapa. Rujukan pada “Anak”
dalam dalam Perjanjian Lama adalah pernyataan sepihak dari
Yahweh sebagai Bapa pada JiwaNya yang berada dalam wujud
GambarNya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan
pada hari ini?" Penulis Ibrani mengutip langsung firman Allah
yang ditulis langsung oleh Daud dalam Mazmur 2:7. Berarti “Ia
berkata kepadaku” menunjuk pada Yahweh yang berfirman
pada Daud. Sedang dalam kalimat "Aku akan menjadi Bapa-
Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?", “akan” di sini
menunjukkan nubuatan tentang masa yang akan datang, terjadi
saat Jiwa Yahweh sudah dilahirkan menjadi manusia Yesus
Kristus dan dinyatakan kepada pihak di luar DiriNya, dengan
adanya “Nya” yang menunjukkan Sang “Anak” sebagai pihak
ketiga.

Ibrani 1: 5

Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu


pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah
Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-
Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?"

Mazmur 2:7

Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata


kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan
pada hari ini.

105
Adapun Amsal 8 adalah Yahweh menghilhamkan
penulisan tentang personifikasi “Hikmat” yang sedang
meriwayatkan DiriNya. Hikmat Yahweh memang adalah Jiwa
Yahweh. Namun bukan berarti bahwa Jiwa Yahweh yang
pernah berbicara sebagai “Anak kesayangan” Yahweh seperti
yang dituliskan dalam pasal itu, tetapi Amsal 8 adalah sebuah
gaya sastra penulisan yang bertujuan untuk menyatakan bahwa
Hikmat Yahweh adalah Putra Yahweh yang dilahirkan sebelum
segala sesuatu diciptakan dan ikut serta bersama Yahweh dalam
penciptaan segala sesuatu. Jadi tetap saja, Amsal 8 adalah
penyataan sepihak dari Yahweh sebagai Bapa bahwa JiwaNya
adalah “Anak”-Nya. Jiwa Yahweh tetap berkepribadian satu
dan sama dengan Pribadi Yahweh, yaitu Bapa.

Dalam seluruh Perjanjian Lama, tidaklah pernah


dituliskan adanya “Anak/Putra Yahweh” yang berkomunikasi
dengan Yahweh dengan memanggil Yahweh “Bapa” atau
“Bapa-Ku”, atau “Engkau”. Yang hanya adalah “Kita”. Dan
jika terjadi komunikasi antara Yahweh dengan pihak di luar
DiriNya, Ia akan merujuk DiriNya dengan “Aku”. Jadi, dalam
seluruh Perjanjian Lama, hanya ada SATU PRIBADI Allah dan
SATU KEPRIBADIAN-Nya, Allah Bapa, Yahweh.

Kepribadian Anak Dalam Diri Jiwa Yahweh

Kepribadian adalah kesadaran identitas diri selain


sifat-sifat dan tabiat-tabiat yang dimiliki oleh satu pribadi yang
terdiri dari hati, jiwa, dan tubuh. Setiap orang yang berdosa
yang dilahirbarukan dalam Kristus Yesus oleh Roh Kudus,
orang itu menjadi manusia baru. Esensi pribadinya, yaitu hati,
jiwa, dan tubuhnya tetap sama, tetapi terjadi perubahan
kepribadian dalam hati dan jiwanya :

2 Korintus 5:17

106
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:
yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang.

Roma 8:15

Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat


kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang
menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya
Abba, ya Bapa!"

Galatia 4:6
Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh
Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya
Bapa!"

1 Korintus 12:3

Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada


seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata:
"Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat
mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.

Efesus 4:22

22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang


dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui
kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan
menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan
yang sesungguhnya.

Allahlah yang mengerjakan semua perubahan


kepribadian dalam pribadi seseorang melalui kuasa Roh

107
KudusNya ketika ia dilahirbarukan. Dari hati dan jiwa seorang
yang tidak mengenal Allah, dirubah menjadi shati dan jiwa
seorang anak Allah yang memanggil Allah : "ya Abba, ya
Bapa!" dan dari roh atau jiwa seorang yang tidak percaya
kepada Kristus, roh dan jiwanya dirubah menjadi hati dan
pikiran seorang hamba Kristus yang mengaku bahwa “Yesus
adalah Tuhan”. Sifat-sifat dan tabiat-tabiat manusia lamanya
yang burukpun akan dirubah, selama ia mau terus hidup
dipimpin oleh Roh Kudus.

Allah mampu mengerjakan segala perkara sesuai


kedaulatan kehendakNya. Tiada yang mustahil bagi
Kemahakuasaan RohNya.

Inkarnasi Jiwa Yahweh menjadi manusia melalui


kelahiran oleh anak dara Maria, diawali dengan “pengosongan
diri”-Nya seperti yang disingkapkan oleh Rasul Paulus :

Filipi 2: 5-8

5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran


dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia.
8 dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-
Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Sejak dalam wujud janin dalam kandungan perawan


Maria, esensi pribadi Kristus adalah sama dan identik dengan
esensi pribadi Yahweh dalam keberadaan manusiaNya, ketika
Ia menampakkan diri pada orang-orang pilihanNya dalam

108
Perjanjian lama, namun KepribadianNya telah dirubah saat Ia
“mengosongkan diri-Nya sendiri” untuk dilahirkan “menjadi
sama dengan manusia” (Filipi 2:7). Dari hati dan jiwa Bapa,
menjadi roh seorang Anak Allah (Matius 3:17; Roma 8:15,
Galatia 4: 6, Yohanes 20:17). Dari hati dan jiwa Allah menjadi
hati dan jiwa seorang Anak Manusia yang sesembahanNya
adalah Allah (Yohanes 20:17). Dari jiwa dan hati Tuhan
semesta alam menjadi pikiran dan perasaan seorang hamba
Tuhan yang “taat sampai mati” melayani Allah dan manusia.
(Matius 11:25;12:18; Filipi 2: 5-8), menjadi kepribadian
Kristus (Filipi2:5). Terjadi perubahan dalam kesadaran identitas
DiriNya, namun tentu saja, berbeda dengan manusia berdosa
yang lahir baru, tidaklah terjadi perubahan sama sekali pada
segala sifat-sifat mental dan moral yang kudus dan sempurna
yang melekat pada DiriNya.

Matius 3:17

"Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku


berkenan."

Galatia 4:6

Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh


Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya
Bapa!"

Yohanes 20:17

Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku,


sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada
saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa
sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu,
kepada Allah-Ku dan Allahmu."

109
Matius 11:25

Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu,


Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau
sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau
nyatakan kepada orang kecil.

Matius 12:18

Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang


kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke
atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-
bangsa.

Jadi, Kristus adalah Pribadi Yahweh, Allah Bapa yang


ber-Kepribadian Putra Tunggal Allah, Yesus Kristus, Yashua
Ha Mashiach, Yahweh Yang Menyelamatkan, Yang Diurapi.
Bukan saja “Yesus Kristus” hanya sebuah nama yang berarti
“Yahweh menyelamatkan” atau “Yahweh Keselamatan Yang
Diurapi”, tetapi Tuhan Yesus adalah benar-benar Allah Yahweh
yang datang ke dalam dunia menjadi manusia melalui kelahiran
seperti manusia lainnya, dengan kepribadianNya sebagai
Anak Allah, Putra Tunggal Allah. Yahshua Ha Masiach,
datang untuk menyelamatkan semua umat manusia, karena
semua manusia telah berdosa, dan upah dosa adalah maut, yang
berarti kebinasaan kekal, selama-lamanya.

Keesaan Pribadi Allah Dalam Perjanjian Baru

Perubahan kepribadian pada pribadi seseorang dapat


diilustrasikan dengan digantinya seluruh atau sebagian dari
program sebuah komputer. Perangkat keras dari komputer
tersebut tidaklah berubah, tetapi apa yang dikerjakan oleh
komputer tersebut menjadi lain dengan sebelumnya oleh karena
program yang berbeda. Sebuah robot yang diprogram menjadi

110
khusus robot yang khusus menjadi juru masak, “ia” akan
berbicara, berperilaku dan berkemampuan sebagaimana seorang
tukang masak, seolah-olah robot itu berkepribadian seorang
tukang masak. Jika program yang menjalankan dan
mengendalikan robot itu diganti dengan program “penari”,
maka robot yang sama akan berperilaku sebagaimana seorang
penari dan tidak lagi seperti seorang tukang masak.
Manusia memang bukan robot, bahkan Manusia adalah
pencipta dari komputer dan robot. Manusia adalah makhluk
hidup yang melebihi segala makhluk lainnya, karena Manusia
diciptakan menurut Gambar dan keserupaan dengan Allah,
Sang Maha Pencipta. Jadi, walaupun ilustrasi-ilustrasi di atas
tidaklah secara sempurna menggambarkan perubahan
kepribadian pada pribadi manusia, namun, pada prinsipnya,
seperti itulah gambaran yang terjadi, yakni perubahan
kepribadian seseorang dapat merubah kesadaran tentang jati
dirinya sendiri, sifat-sifat dan tabiat-tabiat yang ada pada diri
orang tersebut. Dengan sendirinya, sikap dan perilaku, bahkan
kehidupannya, dapat berubah total. Tetapi orang itu tetap adalah
pribadi yang sama, tidak diganti dengan orang yang lain. Hanya
kepribadiannya yang berubah.

Allah adalah Pribadi Yang Esa, terdiri dari Hati, Jiwa


dan Tubuh RohaniahNya, yakni Roh Kudus. Esensi dari Yesus
Kristus adalah Firman dan Firman itu adalah Allah. .

Yohanes 1 : 1-5

1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama


dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada
suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

111
5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu
tidak menguasainya.

Firman Allah adalah Hikmat Allah, yang juga adalah


Jiwa Allah. Jiwa Allah dilahirkan dalam kekekalan sebagai
Anak atau Putra Tunggal Allah, karena Ia telah dilahirkan
dalam wujud Gambar Allah (Amsal 8:22,30, Kolose 1:15),
yakni hati, jiwa, dan tubuh, yang berarti bahwa Ia telah
berwujud dalam suatu Pribadi yang, walaupun kelihatan, tetap
dalam keberadaanNya yang Ilahi, Yahweh, Tuhan Semesta
Alam. Beberapa kali Ia menampakkan diri dalam keberadaan
manusia kepada orang-orang dalam Perjanjian Lama, namun Ia
tetap berkepribadian sebagai Yahweh, Bapa Yang Kekal,
Allah Yang Perkasa (Yesaya 9:6). Ia tetap adalah Pribadi yang
satu dan sama dengan Pribadi Allah Bapa yang
melahirkanNya dalam kekekalan yang berada dalam
keberadaan yang tak terlihat dan tak terhingga, yang
transenden, walaupun Ia sendiri berada dalam keberadaan
manusiawiNya. Tidak ada “Aku” dan “Engkau” dalam
komunikasi internal antara unsur-unsur pribadi dalam Diri
Yahweh. Yang ada adalah “Kita”. Yang ada adalah satu Pribadi
dengan satu Kepribadian Allah Yang Esa dalam dua keberadaan
yang berbeda, yang immanen dan yang transenden, yang
terlihat dan yang tak terlihat, yang terbatas dan yang tak
terhingga.

Ketika Jiwa Allah dilahirkan ke dalam dunia menjadi


manusia, Ia dilahirkan dengan Kepribadian seorang Anak. Ia
sekarang adalah Anak Allah, Yesus Kristus, tidak lagi
berkepribadian Allah Bapa. Keberadaan manusiawi Kristus
tidak berbeda dengan semua umat manusia, kecuali Ia tetap
kudus dan tidak berdosa sepanjang hidupNya sebagai Anak
Manusia di muka bumi ini, bahkan kekal selama-lamanya.

112
Atribut utama dari Firman Allah atau Jiwa Allah
adalah Maha Tahu, karena Jiwa adalah Pikiran, Akal, Hikmat
dan Pengetahuan Allah. Selama Yesus Kristus hidup di dunia
ini sebagai manusia, Ia memang tidak Maha Tahu, tercermin
dari pernyataanNya bahwa Ia tidak tahu hari dan saat
kedatanganNya kedua kali untuk mengakhiri zaman dengan
penghakiman terakhir untuk seluruh makhluk yang akan
dilakukan olehNya sebagai “Raja dari segala Raja dan Tuan
di atas segala Tuan”. (Wahyu 19:16). Hanya Bapa sendiri
yang tahu:
Matius 24:36

Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya
Bapa sendiri.

Perkataan Yesus tersebut bukanlah suatu kontradiksi,


tetapi suatu paradox tentang keilahian dan kemanusiaan Kristus.
Paradox tersebut harus menunggu hampir 20 abad lamanya
untuk terjawab, oleh karena Psikologi, sebagai ilmu, barulah
lahir pada permulaan abad ke 20. Di dalam Psikologi modern,
dibuktikan adanya “alam sadar” dan “alam bawah sadar” dalam
jiwa semua manusia. Dalam alam bawah sadar inilah tersimpan
semua memori dan petensi mental yang relaf batas-batas
kapasitasnya dari orang per orang.

Dilahirkan sebagai manusia sejati, Kristus tentu juga


memiliki jiwa dengan pikiran manusiawiNya yang berada
dalam “alam sadar”, dan juga “alam bawah sadar” dimana sifat
KemahatahuanNya sebagai Jiwa Allah berada. Inilah yang
dimaksud oleh Rasul Paulus tentang : “…rahasia Allah, yaitu
Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta
hikmat dan pengetahuan.” (Kolose 2:2-3). Dengan kata lain,
bahwa di “alam bawah sadar” Kristus inilah Kemahatahuan
Allah berada.

113
Kemahatahuan Allah tidak tergantung dan terbatas pada
ukuran, ruang dan waktu, dan tidak memerlukan DiriNya untuk
bersifat Maha Hadir. Allah Bapa tetap Maha Tahu, walaupun
JiwaNya berada dalam ukuran yang terbatas, dalam alam bawah
sadar manusia Yesus Kristus, AnakNya.

Pikiran sadar memang tidak sadar akan “alam bawah


sadar”, tetapi “alam bawah sadar” adalah kesadaran tersendiri
pada dirinya sendiri. Dengan kata lain, pikiran sadar tidak tahu
mengenai alam bawah sadar, tetapi alam bawah sadar yang
mempunyai kesadaran tersendiri, tahu dan sadar akan pikiran
sadarnya. Dengan demikian, dengan pikiran manusiawiNya
yang terbatas, Anak tidak tahu hari dan saat Ia datang kembali.
Hanya Bapa yang tahu, karena Kemahatahuan Bapa adalah
alam bawah sadar yang Maha Sadar dari jiwa Kristus, yang
adalah Jiwa Bapa dalam arti yang sebenar-benarNya.

Dengan keberadaan seperti inilah Kristus adalah


sepenuhNya manusia dan sepenuhNya Allah. Kemahatahuan
Allah sebagai alam bawah sadar tidak mengkhianati
kemanusiaan Kristus, sebab semua manusia mempunyai alam
bawah sadar dalam jiwanya. Demikian juga ketidak
mahatahuanNya sama sekali tidak meniadakan keilahianNya
sebagai Allah, sebab alam bawah sadar dalam jiwa Kristus tetap
adalah Kemahatahuan Allah, berarti Kristus tetap adalah Jiwa
atau Firman Allah. Firman Allah adalah Allah.

Akan tetapi, hubungan dan komunikasi antara Yesus


dengan Allah, jika dilihat secara external, seolah-olah terjadi di
antara dua pribadi yang berbeda, seperti antara seorang anak
dengan bapaknya. Juga dari pihak Allah, seolah-olah Ia sedang
berbicara dengan pihak di luar DiriNya, tercermin dalam
hubungan “Aku-Engkau”, “-Ku--Mu”, “AnakKu-BapaKu

114
/Allah-Ku”, terutama saat Yesus berdoa kepada Allah,
BapaNya :

Matius 3:17

lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah


Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Matius 27:46

Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:


"Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Lukas 23:34

Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka


tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang
undi untuk membagi pakaian-Nya.

Lukas 23:46

Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam


tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata
demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.

Yohanes 12:28

28 Bapa, muliakanlah nama-Mu!" Maka terdengarlah suara


dari sorga: "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan
memuliakan-Nya lagi!"

115
29 Orang banyak yang berdiri di situ dan mendengarkannya
berkata, bahwa itu bunyi guntur. Ada pula yang berkata:
"Seorang malaikat telah berbicara dengan Dia."

Yohanes 17:7-10

7 Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan


kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu.
8 Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku
telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah
menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang
dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang
telah mengutus Aku.
9 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa,
tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
sebab mereka adalah milik-Mu
10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah
milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.

Komunikasi yang tampak seperti dilakukan oleh dua


pribadi yang berlainan tersebut, tidak lain adalah dikarenakan
oleh dua kepribadian yang berbeda, kepribadian Kristus sebagai
Anak, dan kepribadian Allah sebagai Bapa. Namun demikian,
yang sebenarnya terjadi tetap adalah komunikasi internal yang
terjadi antara unsur-unsur Pribadi dari Allah yang Esa.

Pribadi Kristus Yesus, Putra Tunggal Allah, walaupun


dalam kepribadiannya sebagai Anak, namun secara esensial Ia
tetap adalah Jiwa Allah yang lahir ke dalam dunia, dan hidup
sebagai manusia. Meskipun Jiwa Allah sedang dalam
keberadaanNya sebagai manusia di bumi, semua elemen pribadi
dari Allah, Hati, Jiwa, dan Roh Kudus, selalu dalam satu
kesatuan kekal satu dengan yang lain seperti yang Kristus
sendiri nyatakan: "Aku dan aku Bapa adalah satu.” Dalam

116
Yohanes 10:30, dan berulang kali Dia mengatakan bahwa“
Bapa ada di dalam Aku, dan Aku ada di dalam Dia ”:

Yohanes 10:38

tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya


kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya
kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam
Aku dan Aku di dalam Bapa.

Yohanes 14:10-11, 20

10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan


Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak
Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di
dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan
Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam


Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.

Yohanes 17:21

21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau,


ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar
mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Setiap komunikasi dan interaksi yang Kristus lakukan


dengan Allah sebagai Anak dengan BapaNya, benar-benar
terjadi dalam konteks satu kesatuan yang kekal dan

117
komunikasi internal dan interaksi antara Jiwa Allah dan
Pribadi Allah, terlepas dari kenyataan bahwa Jiwa Allah Yang
ada di dalam keberadaan manusia dengan darah dan daging
dengan kepribadian seorang Anak, sedang Jiwa, Hati, dan Roh
Kudus, yakni Tubuh Rohaniah Allah, kepada siapa sementara
Anak di bumi memanggil-Nya Bapa, ada di dalam keberadaan
Ilahi yang transenden.

Komunikasi antara Anak dan Bapa dalam Yohanes 17:


11; 21,22 mencerminkan komunikasi internal dari unsur-unsur
pribadi satu dengan yang lain seperti dalam Kejadian 1:26 dan
Kejadian 3:22 yang terjadi di Eden, di mana Yahweh Elohim,
Tuhan Allah, menyebut diriNya sebagai "KITA":

Yohanes 17:11, 21-22

11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih
ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang
kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu
yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi
satu sama seperti Kita.

21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau,


ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka
juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku.
22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang
Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama
seperti Kita adalah satu:

Kejadian 1:26

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia


menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak

118
dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang
merayap di bumi."

Kejadian 3:22

Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah


menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik
dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan
tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu
dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."

Jelaslah bahwa hubungan Aku-Engkau antara Anak


dan Bapa, seperti dalam Yohanes 17: 21 sebagai contoh, masih
mencerminkan komunikasi internal di dalam Yahweh, satu-
satunya Allah yang benar, antara Jiwa dengan HatiNya
bersama RohNya, dan tidak sama seperti dalam Kejadian 3 :
11, di mana Allah berkomunikasi secara eksternal dengan
Adam. Hal ini dikarena Jiwa Allah yang dalam keberadaan
sebagai seorang manusia, memiliki "kesadaran jati diri"-Nya
sendiri, sementara Allah Bapa dalam keberadaanNya sebagai
Allah.

Yohanes 17:21

supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya


Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka
juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku.

Kejadian 3:11

Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu,


bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah
pohon, yang Kularang engkau makan itu?"

119
Adapun “perpisahan” yang terjadi di atas kayu salib,
ketika Yesus berteriak : “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku?”, adalah perpisahan secara
psikis, dimana sebagai manusia, Yesus merasa BapaNya telah
meninggalkanNya oleh karena dosa-dosa umat manusia yang
ditanggungNya. Sama sekali bukan terpisahnya Kristus dengan
Allah secara ontologis atau substansial. Satu kesatuan ilahi
antara unsur-unsur Pribadi Allah adalah kekal dan mustahil
terpisahka, bahkan ketika roh manusia Kristus terpisah dari
tubuh-Nya pada kematian-Nya di kayu salib. Ia tetap tidak
terpisah dari Pribadi Allah Yang Maha Ada dan Maha Hadir.
Kedua unsur pribadi manusia Kristus itu dipersatukan kembali
oleh kuat kuasa Roh Kudus yang membangkitkan Putra
Allah yang berkemenangan mutlak atas maut dalam semua
kemuliaanNya sesuai dengan kehendak Hati Allah, BapaNya.

Dengan demikian, sekalipun manusia Kristus


berkepribadian “Anak Allah” yang berkomunikasi dengan
Allah dengan memanggil Allah “Bapa” atau “Bapa-Ku”, dan
“Engkau”, tetap Kristus adalah Jiwa Ilahi dari Bapa, Allah
Yang Esa, yang tidak terpisah dan tetap satu dalam kesatuan
kekal dengan Hati dan Tubuh Rohaniah Allah, yakni Roh
Kudus. Jadi, dalam Perjanjian Baru, tetap hanya ada SATU
PRIBADI Allah, yakni Allah Bapa, Yahweh, dengan DUA
KEPRIBADIAN, Anak dan Bapa, yang berada dalam DUA
KEBERADAAN yang berbeda, manusiawi dan Ilahi.

Yesus Kristus sendiri yang menyatakan keesaan Pribadi


Allah, BapaNya tersebut, dan Ia termasuk dalam Pribadi yang
esa itu, sebab, pada hakekatnya, Ia adalah Jiwa dari Pribadi
BapaNya, satu-satunya Allah Yang Benar, Yang Esa.

Mark 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah:


Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

120
Yohanes 17: 3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka
mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan
mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

Bab 9
Pandangan Trikotomi Allah
Buku ini adalah suatu permulaan dari pembahasan
tentang pengenalan akan Bapa, Putra, dan Roh Kudus, yang
selama ini diyakini oleh orang-orang Kristen sebagai Allah
Yang Esa, dengan memandang Allah secara trikotomis sebagai
satu Pribadi Tunggal yang terdiri dari Hati, Jiwa, dan Tubuh
RohaniahNya, yakni Roh Kudus.

Unsur-unsur pribadi tersebut sebenarnya sering


ditemui di Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun
Perjanjian Baru, khususnya kata “jiwa” dan “roh”. Kedua kata
ini adalah kunci utama untuk memahami bukan hanya pribadi
manusia, tetapi juga Allah sebagai suatu Pribadi, karena
manusia diciptakan menurut Gambar dan keserupaan dengan
Pribadi Allah yang esa. Namun, pada umumnya, setiap orang
akan mengartikan kedua kata tersebut sesuai dengan latar
belakang budaya dan doktrin gereja yang diyakininya, sehingga
timbullah berbagai macam pendapat tentang hal-hal yang
bersifat abstrak dan batiniah, baik tentang manusia, terlebih

121
tentang Allah, terutama yang selama ini dikenal dengan Doktrin
Allah Tritunggal atau Trinitas.

Perbedaan-perbedaan pendapat dan pemahaman yang


timbul dalam Gereja tidaklah jarang menimbulkan
kebingungan, pertentangan, bahkan perpecahan. Bukan itu saja,
kebingungan terhadap Doktrin Tritunggal telah menyebabkan
tidak sedikit orang Kristen yang murtad dan pindah ke agama
dan keyakinan-keyakinan lain.

Doktrin Allah Tritunggal Hasil Konsili-Konsili Gereja

Khususnya doktrin tentang Allah yang melibatkan


penjelasan tentang Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus,
sebenarnya sudah ada ketentuan-ketentuan yang disepakati
sejak Konsili-Konsili Ouikumenis Gereja yang diadakan pada
zaman Gereja awal, khususnya empat Konsili pertama, Konsili-
Konsili Nicea, Konstantinopel, Efesus, dan Khalsedon, pada
abad ke 3 dan ke 4. Kriteria yang terutama adalah, selain
keilahian sepenuhnya dari Roh Kudus, dan tentunya Allah
Bapa, Gereja wajib mengakui, meyakini, dan mengajarkan
bahwa sebagai Anak Allah, Tuhan Yesus Kristus adalah Firman
atau Logos yang menjadi manusia. Ia adalah satu pribadi
dengan dua kodrat (natur) sepenuhnya manusia dan sepenuhnya
Allah.

Sebagai Firman Allah, yang adalah Allah, yang menjadi


manusia, baik roh, jiwa, dan tubuh manusia Kristus bukanlah
makhluk ciptaan, namun sebagai akibat dari pengosongan
DiriNya (kenosis) untuk menjadi manusia sejati (Filipi 2:6-8).
Yesus menyatakan sendiri bahwa tubuh dagingNya adalah
“Roti” yang turun dari sorga. Roh dan jiwa manusiaNya
mengalami pertumbuhan seperti manusia lainNya.

122
Yohanes 6:51

Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang
makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti
yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan
untuk hidup dunia."

Lukas 2:40

Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh


hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang disepakati, oleh


empat Konsili pertama dari Gereja Awal dengan tegas telah
ditolak pandangan-pandangan yang diyakini telah menyimpang
dari Kitab Suci.

Konsili Efesus mengutuk keras Arianisme, yang


mengartikan Kristus, yang adalah Putra Sulung Allah, sebagai
makhluk sulung dari semua ciptaan Allah Bapa. Ia ikut dalam
penciptaan alam semesta ini, tetapi tetap saja Kristus
mempunyai permulaan dari keberadaanNya, karena ia sendiri
adalah ciptaan Allah yang pertama dan kemudian turun ke
dunia untuk menebus manusia-manusia berdosa yang terancam
binasa selama-lamanya.

Konsili kedua di Konstantinopel, diadakan khusus


untuk menangani Apollinarisme yang juga berkembang subur di
dalam Gereja zaman itu, selain Arianisme yang telah
dinyatakan salah dalam Konsili pertama di Nicea. Pandangan
ini menyatakan bahwa kemanusian Kristus hanyalah jiwa dan
tubuh dagingNya, sedangkan rohNya ( yang diartikan sebagai
akal atau pikiran, sesuai dengan pandangan filsafat yang
berlaku pada zaman itu) ditempati oleh Logos ilahi yang
menyatu dengan jiwa dan tubuh kemanusiaannya. Dengan
demikian Kristus tidak sepenuhnya manusia karena rohNya
tetap adalah Logos yang adalah Allah. Hal ini menunjukkan

123
bahwa, jika Logos hanya menjadi roh manusia Kristus, maka
berarti jiwa dan tubuh daging Kristus adalah ciptaan. Jelas
Gereja tidak dapat menerima dan menjatuhkan anatema atas
ajaran Apollinarisme yang telah menyimpang jauh dari Kitab
Suci.

Nestorianisme ditolak dalam Konsili Efesus karena


menurut pandangan ini didapati adanya dua pribadi Kristus
yang berbeda dalam diri manusia Yesus Kristus, pribadi Logos
yang ilahi dan pribadi manusia Yesus Kristus. Sedangkan
Konsili Khalsedon menolak Monofistisme yang mengajarkan
bahwa hanya ada satu kodrat Kristus yang ilahi, karena kodrat
kemanusian Kristus telah larut kedalam kodrat keilahianNya
sebagai Logos.

Benang merah dari semua pandangan dan ajaran-ajaran


yang ditolak oleh Gereja adalah, bahwa keseluruhan atau
sebagian dari manusia Kristus adalah ciptaan. Pemikiran yang
menyimpang tersebut disebabkan karena begitu kuatnya
pengaruh dari Filsafat Yunani yang memandang adalah
kemustahilan, dan terlalu hina, bagi Allah yang mutlak dan
transenden untuk menjadi manusia material yang
keberadaannya dianggap rendah derajatnya. Mereka juga
memegang teguh immortalitas Allah, sehingga menurut mereka
adalah suatu kebodohan jika menerima kenyataan bahwa Yesus
Kristus, yang mati di atas kayu salib, adalah Allah yang
menjadi manusia. Sampai hari ini masih banyak pemimpin-
pemimpin Gereja yang tidak mau dianggap bodoh oleh karena
percaya bahwa kemanusian Kristus bukanlah ciptaan, tetapi
“roti hidup yang telah turun dari sorga” (Yohanes 6:51). Di
antara mereka juga ada yang mengemukakan alasan bahwa, jika
manusia Kristus bukan manusia sejati dalam arti ciptaan Allah
juga, maka Ia tidak akan bisa benar-benar merasakan apa yang
dirasakan oleh semua manusia. Orang-orang ini lebih percaya
kepada pendapat manusiawi mereka dari pada percaya pada
kuasa Roh Allah yang mampu dan telah menjadikan Jiwa Allah

124
seorang manusia biasa yang dapat merasakan segala apa
dirasakan dan dialami oleh semua manusia lainnya, kecuali
berdosa.

Yesus benar-benar adalah Allah sejati yang telah


menjadi manusia sejati. Logos Allah, yang adalah Jiwa Allah,
menjadi manusia sejati berarti Ia berada dalam keberadaan
manusiawi sepenuhnya, sama sekali bukan berarti menjadi satu
dengan manusia ciptaan yang bernama Yesus Kristus. Dia
sepenuhNya Allah dan sepenuhnya manusia. Jikalau ada salah
satu unsur, atau keseluruhan kemanusiaan Yesus adalah ciptaan,
maka Yesus Kristus tidak bisa lagi dikatakan sepenuhnya Allah,
karena adanya unsur ciptaan dalam PribadiNya. Atau, jika
Logos menjadi hanya sebagian, dan tidak seluruh, dari manusia
Yesus Kristus, maka Ia tidak dapat dikatakan sepenuhnya
manusia, seperti pandangan Apollinarisme.

Dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam


Konsili-Konsili Gereja, dirumuskanlah kredo-kredo yang
menjadi dasar dari Doktrin Allah Tritunggal yang dikenal
hingga hari ini dengan proposisi-proposisi pokok sebagai
berikut :

1. Bahwa hanya ada satu Allah yang esa, yakni Bapa, Putra
dan Roh Kudus. Ini diartikan bahwa Allah itu satu
substansiNya, tetapi terdiri dari tiga Pribadi yang berbeda
dan tidak terpisahkan satu dari yang lain.

2. Masing-masing dari Pribadi Allah memiliki esensi dan


seluruh atribut ilahi yang sama. Bapa adalah Allah, Putra
adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah, tetapi Bapa, Putra,
dan Roh Kudus bukan tiga Allah, melainkan satu Allah.

3. Bapa berbeda dengan Putra dan Roh Kudus. Demikian


juga Putra bukanlah Roh Kudus. Tetapi sekali lagi, Bapa,

125
Putra, dan Roh Kudus bukan tiga Allah, melainkan satu
Allah.

4. Putra Allah, Yesus Kristus, adalah sepenuhnya Allah dan


sepenuhnya manusia.

Doktrin Allah Tritunggal dengan “satu substani dan tiga


pribadi yang tidak terpisah dan berbeda” yang dihasilkan oleh
Konsili-Konsili Bapak-Bapak Gereja ini telah menjadi doktrin
orthodoks yang tidak tergantikan di dalam tubuh Gereja arus
utama, khususnya Gereja-Gereja Barat, hingga hari. Jika ada
doktrin dengan pandangan yang berbeda, maka akan timbul
reaksi perlawanan yang kuat untuk mempertahankan ajaran
yang paradoksal dan kontroversial ini. Dan banyak tokoh-tokoh
Gereja yang justru merasa aman dan nyaman dengan misteri
yang seolah-olah kekekalannya sama dengan kekekalan Allah
itu sendiri.

Dari sisi lain, memang harus diakui, bahwa sekalipun


Doktrin Allah Tritunggal itu serba membingungkan dan tidak
masuk akal dan logika manusia manapun, tetapi kenyataannya,
dalam tubuh Gereja jauh lebih banyak orang-orang Kristen
berpegang teguh pada doktrin tersebut selama lebih dari 15
abad sejak mulai dikembangkan hingga hari ini, dari pada
mereka yang menolaknya. Hal ini patutlah disyukuri karena
semua semata-mata adalah anugerah dari Allah Bapa, yang
dengan kuasa Roh KudusNya telah memelihara iman anak-
anakNya dalam Kristus Yesus, Tuhan. Puji Tuhan!

Pandangan Trikotomi Allah Dan Doktrin Allah Tritunggal

Pandangan Trikotomi Allah tentunya sepakat dengan


Proposisi 1 Doktrin Tritunggal bahwa Tuhan Allah itu esa,
sebagaimana dinyatakan oleh Musa (Ulangan 6:4), dan
kemudian oleh Tuhan Yesus sendiri (Markus 12:29).
Pandangan ini juga sejalan dengan Doktrin Ortodoks, jika yang

126
dimaksud substansi Allah yang esa itu adalah ROH,
sebagaimana yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus sendiri bahwa
“Allah itu ROH” dalam Yohanes 4:24. Akan tetapi jikalau
sudah tiba pada pernyataan tentang adanya “tiga Pribadi yang
berbeda dan tidak terpisahkan” dalam Diri Allah yang esa,
maka perlu untuk dikaji ulang tentang kata “Pribadi” yang
dikenakan pada Allah.

Kata “Pribadi” yang digunakan Bapak-Bapak Gereja


dalam rumusan Trinitas, adalah kata Yunani “hupostasis”.
Dalam surat Ibrani, kata tersebut digunakan dua kali, Ibrani 1:3
yang diterjemahkan “wujud” dan dalam Ibrani 11:1 diartikan
“dasar”. Secara etimologis, kata “hupostasis” mempunyai
makna “esensi” atau “sifat-sifat yang mendasari keberadaan
sesuatu”. Kata ini mempunyai arti yang sama dengan dan sering
digunakan secara bergantian atau tumpang tindih dengan kata
“ousia” yang dipakai untuk keesaan substansi Allah. Jadi
rumusan kata-kata untuk doktrin Trinitas pada awalnya
berbentuk seperti ini : “tiga hupostasis dalam satu ousia yang
sama”, atau “tiga esensi/substansi dalam satu
esensi/substansi yang sama”. Ada yang mengartikan rumusan
itu dengan “tiga sifat dasar dalam satu esensi/substansi yang
sama”.

Dari perbedaan-perbedaan pengartian dari rumusan


Trinitas pada masa-masa mulanya, dapatlah dibayangkan betapa
sulitnya sebenarnya paham tentang Allah tersebut. Akhirnya
disepakatilah penggunaan kata “substantia” untuk “ousia” dan
“personae” oleh Gereja-Gereja Latin yang mengambil dari
ungkapan Tertullianus : “tres personae, una substansia”, yang
berarti “tiga person, satu substansi”. Namun, kata yang perlu
diperhatikan adalah kata “personae” yang digunakan oleh
Tertullianus.

127
Selain sebagai seorang imam Gereja yang ditahbiskan,
Tertullianus adalah seorang pengacara. Istilah “personae” yang
digunakan kemungkinan adalah istilah hukum yang berarti
“pihak” (seperti “pihak terdakwa”, “pihak yang berwajib” dst. ).
Ada berapa fakta, yang berhubungan dengan zaman dan
lingkungan di mana Tertullianus hidup, yang mendukung
bahwa ia sama sekali tidak bermaksud mengartikan kata
“personae” sebagai “pribadi”. Pertama, Tertullianus adalah
anggota dari sekte Montanisme yang biasa mempercayai Bapa,
Putra, dan Roh Kudus sebagai “triad” atau “kelompok tiga”
tanpa mendefinisikan “tiga” apa dengan sesuatu yang pasti.
Kedua, “personae” juga dapat berarti “topeng” atau “peran”
yang digunakan dalam kesenian opera sandiwara zaman itu.
Kecil kemungkinannya, bahkan mustahil, bagi Tertullianus
untuk mengartikan demikian, mengingat gigih dan kerasnya ia
menentang Sabellianisme yang berpendapat bahwa Allah
berpribadi satu yang secara bergantian berperan sebagai Bapa,
Putra, dan Roh Kudus. Pandangan ini sering menggambarkan
bahwa Allah yang satu dan yang sama itu memakai tiga
“topeng” yang berbeda, sebagai Bapa, Putra, dan sebagai Roh
Kudus.

Pada perkembangannya, terjadi perubahan makna dari


kata “personae” atau “person” yang digunakan untuk
“hupostatis” dari keberadaan masing-masing dari Bapa, Putra,
Roh Kudus. Kata itu kemudian benar-benar diartikan sebagai
“pribadi”, dalam arti “individu utuh yang memiliki kesadaran,
pikiran, emosi, dan kehendak”. Beberapa tokoh-tokoh Gereja,
seperti Bapak-Bapak Kapadokia, memperingati akan bahaya
laten triteisme sebagai akibat dari penggunaan kata “person”
yang diartikan sebagai pribadi. Mereka menyarankan Gereja
untuk menggunakan kata” “subsistensi” sebagai gantinya. John
Calvin dalam karya tulisannya “Institutio Christianae
Religionis”, pada bab XIII tentang Trinitas, ia juga
menyarankan hal yang sama. Akan tetapi, sebagaian besar

128
Gereja cenderung lebih suka untuk mempertahankan
penggunaan kata “person” dengan arti pribadi walaupun
beresiko kebingungan yang berkelanjutan. Hal ini didukung
Gereja khususnya pada zaman modern ini, dimana psikologi
telah mengambil alih ilmu filsafat sebagai tanda kemajuan yang
lebih obyektif dalam pengembangan budaya keilmuan manusia,
walaupun psikologi itu sendiri banyak mengadopsi pemikiran
filsafat Barat.

Untuk keluaran dari lingkaran paradoks Doktrin


Trinitas, pandangan Trikotomi Allah lebih memilih untuk
mendefinisikan “pribadi” sebagai “roh/hati, jiwa, dan tubuh”,
sesuai yang digunakan dalam Alkitab. Alkitab juga menyatakan
bahwa Allah adalah Pribadi yang terdiri dari Hati, Jiwa, dan
Tubuh RohaniahNya yang adalah Roh Kudus, karena Allah itu
ROH adanya.

Tubuh adalah sesuatu yang tabu bagi filsafat Yunani


untuk dikenakan pada Diri Allah. Itulah sebabnya Gereja
tertutup selama berada-abad untuk menerima kebenaran bahwa
Allah memiliki Tubuh, yang tidak lain adalah Roh Kudus.
Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus adalah mata, telinga,
nafas, mulut, wajah, tangan Allah, dan lain-lain anggota dari
suatu tubuh. Dengan Roh Kudus Allah Maha Melihat segala
sesuatu, Maha Mendengar segala sesuatu. Roh Kudus adalah
Tangan Kuasa Allah yang olehNya tidak ada suatu perkara yang
mustahil bagiNya.

Alkitab juga menjelaskan, bahwa hakekat Putra Allah,


Yesus Kristus adalah Jiwa Allah dimana atribut Hikmat dan
Kemahatahuan Allah berada. Dinamakan Putra karena Ia
dilahirkan dalam kekekalan, dalam Pribadi yang terdiri dari
roh/hati, jiwa, dan tubuh, sebagai Gambar wujud dari Allah
Bapa yang melahirkanNya. Untuk meyelamatkan umat manusia
berdosa, Pribadi Jiwa Allah telah mengosongkan diriNya, dan
dilahirkan ke dunia menjadi manusia dengan kepribadian
129
sebagai Anak Tunggal Allah, Tuhan Yesus Kristus, Yahshua
Ha Masiach, Yahweh Yang Menyelamatkan, Yang Diurapi.
Yesus Kristus adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya
manusia. Karena Ia adalah Jiwa Allah yang menjadi manusia.

Hati Allah adalah di mana Kasih dan Kehendak Allah


yang berdaulat mutlak nerada. Dalam Kasih inilah Allah
merencanakan dan menetapkan segala sesuatu, khususnya
keselamatan umat manusia di dalam Kristus, sesuai dengan
kerelaan KehendakNya. Allah adalah Kasih. Ia mengasihi
umatNya sebagai anak-anakNya. Hati Allah adalah Hati Bapa.
Allah adalah Bapa Yang kekal, satu-satuNya Allah yang benar.

Dengan menyatakan bahwa Allah Bapa, satu-satunya


Allah yang benar terdiri dari tiga unsur pribadi yang tidak
terpisahkan dan berbeda : Hati, Jiwa, Roh Kudus, yakni Tubuh
RohaniahNya, dan Yesus Kristus adalah Jiwa Allah yang
dilahirkan sebagai manusia, pandangan Trikotomi Allah tidak
melanggar semua proposisi dan kredo yang ditetapkan dalam
Konsili-Konsili Gereja.

Pandangan Trikotomi Allah juga melihat Bapa, Putra


dan Roh Kudus, bukan sebagai penjumlahan tiga pribadi untuk
mendefinisikan keesaan Allah, tetapi sebagai ungkapan untuk
menyatakan bahwa Allah Bapa menyatakan Kasih dan
Kehendak Hatinya melalui FirmanNya atau JiwaNya, yakni
PutraNya yang Tunggal, Yesus Kristus, dan melalui kuat kuasa
TanganNya, yakni Roh Kudus. Hanya ada satu Allah yang Esa,
bukan tiga Allah.

Amin.

130
LAMPIRAN :

A. HATI DAN JIWA ALLAH

 1 Samuel 2:35  Dan Aku akan mengangkat bagi-Ku


seorang imam kepercayaan, yang berlaku sesuai
dengan hati-Ku dan jiwa-Ku, dan Aku akan
membangunkan baginya keturunan yang teguh setia,
sehingga ia selalu hidup di hadapan orang yang
Kuurapi.

 1 Raja-Raja 9:3  Firman TUHAN kepadanya: "Telah


Kudengar doa dan permohonanmu yang kausampaikan
ke hadapan-Ku; Aku telah menguduskan rumah yang
kaudirikan ini untuk membuat nama-Ku tinggal di situ
sampai selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku
akan ada di situ sepanjang masa.

 2 Raja-Raja 10:30  Berfirmanlah TUHAN kepada


Yehu: "Oleh karena engkau telah berbuat baik dengan
melakukan apa yang benar di mata-Ku, dan telah

131
berbuat kepada keluarga Ahab tepat seperti yang
dikehendaki hati-Ku, maka anak-anakmu akan duduk
di atas takhta Israel sampai keturunan yang keempat."

 2 Tawarikh 7:16  Sekarang telah Kupilih dan


Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ
untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku
akan ada di situ sepanjang masa.

 Yeremia 3:15  Aku akan mengangkat bagimu


gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka
akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan
pengertian.

 Yeremia 32:41  Aku akan bergirang karena mereka


untuk berbuat baik kepada mereka dan Aku akan
membuat mereka tumbuh di negeri ini dengan
kesetiaan, dengan segenap hati-Ku dan dengan
segenap jiwa-Ku.

 Ezekiel 21:17 Dan Aku juga akan bertepuk tangan


dan hati-Ku yang panas menjadi tenang kembali. Aku,
TUHAN, yang mengatakannya."

132
B. TUBUH ALLAH

1. Wajah Allah

 Bilangan 6:25-26 25 TUHAN menyinari engkau


dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan
memberi engkau damai sejahtera..

 Ulangan 31:17-18:17  Pada waktu itu murka-Ku akan


bernyala-nyala terhadap mereka, Aku akan
meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku
terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan
banyak kali ditimpa malapetaka serta kesusahan. Maka
pada waktu itu mereka akan berkata: Bukankah
malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Allah kita
tidak ada di tengah-tengah kita?18  Tetapi Aku akan
menyembunyikan wajah-Ku sama sekali pada waktu
itu, karena segala kejahatan yang telah dilakukan
mereka: yakni mereka telah berpaling kepada allah
lain.

133
 1 Tawarikh 16:1 Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya,
carilah wajah-Nya selalu!

 2 Tawarikh 7:14 dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku


disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-
Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka
Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa
mereka, serta memulihkan negeri mereka.Job 13:24
Wherefore hidest thou Thy Face, and holdest me for
thine enemy?

 Mazmur 4:6  Banyak orang berkata: "Siapa yang


akan memperlihatkan yang baik kepada kita?" Biarlah
cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN!

 Mazmur 13:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud.


(13-2) Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku
terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan
wajah-Mu terhadap aku?

 Yeremia 33:5 Orang akan masuk pertempuran


melawan orang-orang Kasdim dan kota ini akan penuh
dengan bangkai-bangkai manusia yang telah Kupukul
mati karena murka-Ku dan kehangatan amarah-Ku,
sebab Aku telah menyembunyikan wajah-Ku dari kota
ini oleh karena segala kejahatan mereka.

 Daniel 9:17 Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah


kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan
sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini
dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri.

 Hosea 5:15 Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku,


sampai mereka mengaku bersalah dan mencari wajah-

134
Ku. Dalam kesesakannya mereka akan merindukan
Aku:

 Mikha 3:4 Mereka sendirilah nanti akan berseru-seru


kepada TUHAN, tetapi Ia tidak akan menjawab
mereka; Ia akan menyembunyikan wajah-Nya terhadap
mereka pada waktu itu, sebab jahat perbuatan-
perbuatan mereka.

 Matius 18:10 Ingatlah, jangan menganggap rendah


seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata
kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu
memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.

 Wahyu 22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan


nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

2. Mata Allah

 Deuteronomy 11:12 suatu negeri yang dipelihara


oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap
mengawasinya dari awal sampai akhir tahun..

 1 Kings 9:3  Firman TUHAN kepadanya: "Telah


Kudengar doa dan permohonanmu yang kausampaikan
ke hadapan-Ku; Aku telah menguduskan rumah yang
kaudirikan ini untuk membuat nama-Ku tinggal di situ
sampai selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku
akan ada di situ sepanjang masa.

135
 2 Tawarikh 6:40 Sebab itu, ya Allahku, kiranya mata-
Mu terbuka dan telinga-Mu menaruh perhatian kepada
doa yang dipanjatkan di tempat ini.

 2 Tawarikh 7:15-16  15 Sekarang mata-Ku terbuka


dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari
tempat ini.16 Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan
rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ untuk
selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada
di situ sepanjang masa.

 Ayub 25:5  Sesungguhnya, bahkan bulanpun tidak


terang dan bintang-bintangpun tidak cerah di mata-
Nya.

 Ayub 34:21  Karena mata-Nya mengawasi jalan


manusia, dan Ia melihat segala langkahnya;

 Ayub 36:7  Ia tidak mengalihkan pandangan mata-


Nya dari orang benar, tetapi menempatkan mereka
untuk selama-lamanya di samping raja-raja di atas
takhta, sehingga mereka tinggi martabatnya.

 Mazmur 32:8  Aku hendak mengajar dan


menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh;
Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju
kepadamu.

 Mazmur 89:36  Anak cucunya akan ada untuk selama-


lamanya, dan takhtanya seperti matahari di depan
mata-Ku,

 Mazmur 139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal


anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari

136
yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari
padanya.

 Yesaya 65:16  sehingga orang yang hendak mendapat


berkat di negeri akan memohon berkat demi Allah yang
setia, dan orang yang hendak bersumpah di negeri
akan bersumpah demi Allah yang setia, sebab
kesesakan-kesesakan yang dahulu sudah terlupa, dan
sudah tersembunyi dari mata-Ku."

 Yeremia 16:17  Sebab Aku mengamat-amati segala


tingkah langkah mereka; semuanya itu tidak
tersembunyi dari pandangan-Ku, dan kesalahan
merekapun tidak terlindung di depan mata-Ku.

 Yeremia 24:6  Maka Aku akan mengarahkan mata-Ku


kepada mereka untuk kebaikan mereka, dan Aku akan
membawa mereka kembali ke negeri ini. Aku akan
membangun mereka, bukan meruntuhkannya; Aku akan
menanam, bukan mencabutnya.

 Yeremia 27:5 Akulah yang menjadikan bumi,


manusia dan hewan yang ada di atas muka bumi
dengan kekuatan-Ku yang besar dan dengan lengan-
Ku yang terentang, dan Aku memberikannya kepada
orang yang benar di mata-Ku.

 Zechariah 12:4  Pada waktu itu, demikianlah firman


TUHAN, Aku akan membuat segala kuda menjadi
bingung, penunggangnya menjadi gila. Atas kaum
Yehuda, Aku akan membuka mata-Ku, tetapi segala
kuda bangsa akan Kubuat menjadi buta.

137
 Maleakhi 2:17  Kamu menyusahi TUHAN dengan
perkataanmu. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara
bagaimanakah kami menyusahi Dia?" Dengan cara
kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat
adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang
yang demikianlah Ia berkenan--atau jika tidak, di
manakah Allah yang menghukum?"

3. Telinga Allah

 2 Raja-Raja 19:28 Oleh karena engkau telah


mengamuk terhadap Aku, dan kata-kata keangkuhanmu
telah naik sampai ke telinga-Ku, maka Aku akan
menaruh kelikir-Ku pada hidungmu dan kekang-Ku
pada bibirmu, dan Aku akan memulangkan engkau
melalui jalan, dari mana engkau datang.

 2 Tawarikh 7:15 Sekarang mata-Ku terbuka dan


telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat
ini.

 Yesaya 37:29 Oleh karena engkau telah mengamuk


terhadap Aku, dan kata-kata keangkuhanmu telah naik
sampai ke telinga-Ku, maka Aku akan menaruh kelikir-
Ku pada hidungmu dan kekang-Ku pada bibirmu, dan
Aku akan memulangkan engkau melalui jalan, dari
mana engkau datang.

4. Mulut, Bibir, Lidah Allah

138
 2 Samuel 22:9  Asap membubung dari hidung-
Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara
menyala keluar dari pada-Nya.

 1 Raja-Raja 8:15  Ia berkata: "Terpujilah


TUHAN, Allah Israel, yang telah menyelesaikan
dengan tangan-Nya apa yang difirmankan-Nya
dengan mulut-Nya kepada Daud, ayahku,
demikian:

 1 Raja-Raja 8:24  Engkau yang tetap berpegang


pada janji-Mu terhadap hamba-Mu Daud, ayahku,
dan yang telah menggenapi dengan tangan-Mu
apa yang Kaufirmankan dengan mulut-Mu,
seperti yang terjadi pada hari ini.

 2 Tawarikh 6:4  Ia berkata: "Terpujilah TUHAN,


Allah orang Israel, yang telah menyelesaikan
dengan tangan-Nya apa yang difirmankan-Nya
dengan mulut-Nya kepada Daud, ayahku,
demikian:

 2 Tawarikh 6:15  Engkau yang tetap berpegang


pada janji-Mu terhadap hamba-Mu Daud, ayahku,
dan yang telah menggenapi dengan tangan-Mu
apa yang Kaufirmankan dengan mulut-Mu,
seperti yang terjadi pada hari ini.

139
 Ayub 11:5  Tetapi, mudah-mudahan Allah sendiri
berfirman, dan membuka mulut-Nya terhadap
engkau,

 Ayub 22:22  Terimalah apa yang diajarkan


mulut-Nya, dan taruhlah firman-Nya dalam
hatimu.

 Ayub 23:12  Perintah dari bibir-Nya tidak


kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan
mulut-Nya.

 Ayub 37:2  Dengar, dengarlah gegap gempita


suara-Nya, guruh yang keluar dari dalam mulut-
Nya.

 Ayub 23:12 Perintah dari bibir-Nya tidak


kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan
mulut-Nya.

 Mazmur 18:8  Asap membubung dari hidung-


Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara
menyala keluar dari pada-Nya.

 Mazmur 33:6  Oleh firman TUHAN langit telah


dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala
tentaranya.

 Mazmur 89:34  Aku tidak akan melanggar


perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku
tidak akan Kuubah.

140
 Mazmur 138:4  Semua raja di bumi akan
bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, sebab mereka
mendengar janji dari mulut-Mu;

 Amsal 2:6  Karena Tuhanlah yang memberikan


hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan
kepandaian.

 Yeremia 9:20  Maka dengarlah firman TUHAN,


hai perempuan-perempuan, biarlah telingamu
menerima firman dari mulut-Nya; ajarkanlah
ratapan kepada anak-anakmu perempuan, dan
oleh setiap perempuan nyanyian ratapan kepada
temannya:

 Yesaya 30:27 TUHAN datang menyatakan diri-


Nya dari tempat-Nya yang jauh- murka-Nya
menyala-nyala, Ia datang dalam awan gelap yang
bergumpal-gumpal, bibir-Nya penuh dengan
amarah, dan lidah-Nya seperti api yang memakan
habis;

 Yesaya 45:23  Demi Aku sendiri Aku telah


bersumpah, dari mulut-Ku telah keluar
kebenaran, suatu firman yang tidak dapat ditarik
kembali: dan semua orang akan bertekuk lutut di
hadapan-Ku, dan akan bersumpah setia dalam
segala bahasa,

 Yesaya 55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar


dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku
dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa

141
yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa
yang Kusuruhkan kepadanya.

 Hosea 6:5  Sebab itu Aku telah meremukkan


mereka dengan perantaraan nabi-nabi, Aku telah
membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku,
dan hukum-Ku keluar seperti terang.

 Matius 4:4  Tetapi Yesus menjawab: "Ada


tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

 Kisah Para Rasul 22:14  Lalu katanya: Allah


nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk
mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang
Benar dan untuk mendengar suara yang keluar
dari mulut-Nya.

5. Hidung, Nafas Allah God

 Keluaran 15:8  Karena nafas hidung-Mu segala air


naik bertimbun-timbun; segala aliran berdiri tegak
seperti bendungan; air bah membeku di tengah-tengah
laut.

 2 Samuel 22:9  Asap membubung dari hidung-Nya,


api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala
keluar dari pada-Nya.

 2 Samuel 22:16  Lalu kelihatanlah dasar-dasar laut,


alas-alas dunia tersingkap karena hardikan TUHAN

142
karena Lalu kelihatanlah dasar-dasar laut, alas-alas
dunia tersingkap karena hardikan TUHAN karena
hembusan nafas dari hidung-Nya.

 Job 4:9  Mereka binasa oleh nafas Allah, dan lenyap


oleh hembusan hidung-Nya.

 Mazmur 18:15 Lalu kelihatanlah dasar-dasar lautan,


dan tersingkaplah alas-alas dunia karena hardik-Mu,
ya TUHAN, karena hembusan nafas dari hidung-Mu.

 Mazmur 18:8   Asap membubung dari hidung-Nya,


api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala
keluar dari pada-Nya.
.
 Isaiah 65:5  yang berkata: "Menjauhlah, janganlah
meraba aku, nanti engkau menjadi kudus olehku!"
Semuanya ini seperti asap yang naik ke dalam hidung-
Ku, seperti api yang menyala sepanjang hari.

6. Tangan, Lengan Allah

 Keluaran 3:20 Tetapi Aku akan mengacungkan


tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala
perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-
tengahnya; sesudah itu ia akan membiarkan kamu
pergi.

 Keluaran 7:4-5 4 Bilamana Firaun tidak


mendengarkan kamu, maka Aku akan mendatangkan
tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-
Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan
hukuman-hukuman yang berat.5 Dan orang Mesir itu
akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku

143
mengacungkan tangan-Ku terhadap Mesir dan
membawa orang Israel keluar dari tengah-tengah
mereka."

 Keluaran 13:3  Lalu berkatalah Musa kepada bangsa


itu: "Peringatilah hari ini, sebab pada hari ini kamu
keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan; karena
dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah
membawa kamu keluar dari sana. Sebab itu tidak boleh
dimakan sesuatupun yang beragi.

 Keluaran 15:6  Tangan kanan-Mu, TUHAN, mulia


karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, TUHAN,
menghancurkan musuh.

 Keluaran 15:16-17  16 Ngeri dan takut menimpa


mereka, karena kebesaran tangan-Mu mereka kaku
seperti batu, sampai umat-Mu menyeberang, ya
TUHAN, sampai umat yang Kauperoleh menyeberang.
17 Engkau membawa mereka dan Kaucangkokkan
mereka di atas gunung milik-Mu sendiri; di tempat
yang telah Kaubuat kediaman-Mu, ya TUHAN; di
tempat kudus, yang didirikan tangan-Mu, ya TUHAN.

 Keluaran 32:11  Lalu Musa mencoba melunakkan hati


TUHAN, Allahnya, dengan berkata: "Mengapakah,
TUHAN, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu, yang
telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan
kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat?

 Keluaran 33:22-23 22 apabila kemuliaan-Ku lewat,


maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk
gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan
tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. 23 Kemudian

144
Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat
belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."

 Ulangan 3:24 Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai


memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu
dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di
langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan
perkasa seperti Engkau?

 Ulangan 5:15 Sebab haruslah kauingat, bahwa


engkaupun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau
dibawa keluar dari sana oleh TUHAN, Allahmu dengan
tangan yang kuat dan lengan yang teracung; itulah
sebabnya TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau
merayakan hari Sabat.

 Ulangan 7:19 yakni cobaan-cobaan besar, yang


kaulihat dengan matamu sendiri, tanda-tanda dan
mujizat-mujizat, tangan yang kuat dan lengan yang
teracung, yang dipakai TUHAN, Allahmu, untuk
membawa engkau keluar. Demikianlah juga akan
dilakukan TUHAN, Allahmu, terhadap segala bangsa
yang engkau takuti.

 Hakim-Hakim 2:15  Setiap kali mereka maju, tangan


TUHAN melawan mereka dan mendatangkan
malapetaka kepada mereka, sesuai dengan apa yang
telah diperingatkan kepada mereka oleh TUHAN
dengan sumpah, sehingga mereka sangat terdesak.

 2 Raja-Raja 17:36  Tetapi TUHAN yang menuntun


kamu dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar
dan dengan tangan yang teracung, kepada-Nyalah
kamu harus berbakti, kepada-Nyalah kamu harus sujud
menyembah dan mempersembahkan korban.

145
 Mazmur 81:14 Seketika itu juga musuh mereka Aku
tundukkan, dan terhadap para lawan mereka Aku
balikkan tangan-Ku.

 Mazmur 89:21 maka tangan-Ku tetap dengan dia,


bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.

 Mazmur 92:4 Sebab telah Kaubuat aku bersukacita,


ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan
tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.

 Mazmur 98:1 Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru


bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-
perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan
kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya
yang kudus.

 Mazmur 109:27 supaya mereka tahu, bahwa tangan-


Mulah ini, bahwa Engkaulah, ya TUHAN, yang telah
melakukannya.

 Mazmur 118:15 15 Suara sorak-sorai dan


kemenangan di kemah orang-orang benar: "Tangan
kanan TUHAN melakukan keperkasaan, 16 tangan
kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan
TUHAN melakukan keperkasaan!"

 Mazmur 138:7-8 7 Jika aku berada dalam kesesakan,


Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah
musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan
tangan kanan-Mu menyelamatkan aku. 8TUHAN akan
menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu
untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan
perbuatan tangan-Mu!

146
 Yesaya 19:25 yang diberkati oleh TUHAN semesta
alam dengan berfirman: "Diberkatilah Mesir, umat-Ku,
dan Asyur, buatan tangan-Ku, dan Israel, milik
pusaka-Ku."

 Yesaya 29:23 Sebab pada waktu mereka, keturunan


Yakub itu, melihat apa yang dibuat tangan-Ku di
tengah-tengahnya, mereka akan menguduskan nama-
Ku; mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah
Yakub, dan mereka akan gentar kepada Allah Israel;

 Yesaya 40:10-12  Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang


dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa.
Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada
bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya
berjalan di hadapan-Nya. 11 Seperti seorang gembala
Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan
menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak
domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-
Nya dengan hati-hati.12 Siapa yang menakar air laut
dengan lekuk tangannya dan mengukur langit dengan
jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran,
menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-
bukit dengan neraca?

 Yesaya 41:20  supaya semua orang melihat dan


mengetahui, memperhatikan dan memahami, bahwa
tangan TUHAN yang membuat semuanya ini dan Yang
Mahakudus, Allah Israel, yang menciptakannya.

 Yesaya 45:11  Beginilah firman TUHAN, Yang


Mahakudus, Allah dan Pembentuk Israel: "Kamukah
yang mengajukan pertanyaan kepada-Ku mengenai

147
anak-anak-Ku, atau memberi perintah kepada-Ku
mengenai yang dibuat tangan-Ku?.

 Yesaya 51:9  Terjagalah, terjagalah! Kenakanlah


kekuatan, hai tangan TUHAN! Terjagalah seperti
pada zaman purbakala, pada zaman keturunan yang
dahulu kala! Bukankah Engkau yang meremukkan
Rahab, yang menikam naga sampai mati?

 Yesaya 59:1  Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak


kurang panjang untuk menyelamatkan, dan
pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk
mendengar;

 Yesaya 62:8  TUHAN telah bersumpah demi tangan


kanan-Nya, demi tangan kekuatan-Nya:
"Sesungguhnya, Aku tidak akan memberi gandummu
lagi sebagai makanan kepada musuhmu, dan
sesungguhnya, orang-orang asing tidak akan meminum
air anggurmu yang telah kauhasilkan dengan
bersusah-susah;

 Yesaya 64:8  Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah


Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang
membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan
tangan-Mu.

 Yesaya 66:2  Bukankah tangan-Ku yang membuat


semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi?
demikianlah firman TUHAN. Tetapi kepada orang
inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas
dan patah semangatnya dan yang gentar kepada
firman-Ku.

148
 Yehezkiel 20: 33Demi Aku yang hidup, demikianlah
firman Tuhan ALLAH, Aku akan memerintah kamu
dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung
dan amarah yang tercurah.

 Yehezkiel 21:17  Dan Aku juga akan bertepuk tangan


dan hati-Ku yang panas menjadi tenang kembali. Aku,
TUHAN, yang mengatakannya."

 Lukas 1:66  Dan semua orang, yang mendengarnya,


merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak
ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

 John 12:38  supaya genaplah firman yang


disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang
percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada
siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?"
7 Kaki Allah

 Yesaya 60:13 Kemuliaan Libanon, yaitu pohon


sanobar, pohon berangan dan pohon cemara, akan
dibawa bersama-sama kepadamu, untuk
mempersemarak tempat bait kudus-Ku, sebab Aku
hendak memuliakan tempat kaki-Ku berjejak.

 Yesaya 66:1 Beginilah firman TUHAN: Langit adalah


takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah
apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat
apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?

 Yehezkiel 43:7 dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak


manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat
tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-
tengah orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum
Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus,

149
baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan
persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja
mereka yang sudah mati;

150
Daftar Pustaka

Abineno, J.L.Ch. 2008. Pokok-Pokok Penting Iman Kristen.


Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Augustine (Of Hippo ). On The Trinity. E-Book. Zeeland,


Michigan :  Trinity College Of Biblical Studies E-Library.

Berkhof, Louis, 1993. Teologi Sistematika volume 1-6. Jakarta:


Lembaga Reformed Injili Indonesia

Budyanto. 2001. Mempertimbangkan Ulang Ajaran Trinitas.


Yogayakarta: Penerbit Taman Pustaka Kristen.

Harnack, Adolf. History of Dogma - Volume I-IV. Grand


Rapids, MI: Christian Classics Ethereal Library. 2005.

151
Hodge, Charles., Systematic Theology I-III. Grand Rapids, MI:
Christian Classics Ethereal Library. 2005

Schaff , Philip, 1882. History of the Christian Church, Volume


I-III. Grand Rapids, MI: Christian Classics Ethereal Library.
2002.
.
Tong, Stephen. 1990. Allah Tritunggal. Jakarta : LRII

152

Anda mungkin juga menyukai