I. BAB 1
Kisah penciptaan langit dan bumi merupakan latar belakang penciptaan Israel
sebagai bangsa pilihan Allah. Sehingga kisah penciptaan langit dan bumi
menjadi pujian dan rasa syukur kepada Tuhan Allah ( Yahweh Elohim ).
Menurut kitab kejadian, allah menciptakan langit dan bumi selama 6 hari.
Padalah menurut penelitian ilmiah terjadi bumi membutuhkan waktu
ratusan juta tahun.
Menurut alkitab, ( sudut pandangan kaum fundamentalis ), bila dihitung
dari kitab kejadian sampai maleakhi umur bumu hanya sekitar 4000
tahun. Sedangkan menurut penelitian ilmiah umur bumi sudah mencapai
ratusan juta tahun.
Menurut kejadian 1 : 9-12, disebutkan bumi terjadi terlebih dahulu, dan
baru pada kej. 1 : 14-19 Allah menciptakan benda – benda penerang.
Padahal, menurut ilmu pengetahuan, bukan bumi yang terjadi lebih
dahulu melainkan matahari yang terjadi terlebih dahulu.
Menurut Mazmur 19 : 6 – 7 matahari yang mengelilingi bumi. Padahal
menurut ilmu pengetahuan, bumi yang mengelilingi matahari.
Karena hal tersebut, muncullah berbagai kelompok yang bersifat menolak baik
alkitab maupun ilmu pengetahuan. Kelompok tersebut antara lain :
Dalam kejadian 1 : 1-27 kita dapat menjumpai 8 buah hasil karya penciptaan
Allah, yaitu :
Terang
Cakrawala
Daratan, lautan
Tumbuh – tumbuhan
Matahari, bulan, bintang
Burung, ikan
Binatang di darat
Manusia
8 buah hasul karya penciptaan tersebut, disusun dalam 6 hari. Perincian kisah
penciptaan adalah sebagai berikut :
Hari 1 : Allah menciptakan terang dan gelap, siang dan malam, pagi dan
petang sehingga memungkinkan pengenalan waktu
Hari 2 : Allah menciptakan cakrawala yang membedakan bumi sebagai
tempat berpijak dengan langit ( angkasa ) yang mewakili keseluruhan di
luar bumi
Hari 3 :Allah memisahkan daratan dan lautan, serta Allah
memungkinkan daratan untuk ditumbuhi segala tumbuhan
Hari 4 : Allah menciptakan benda – benda penerang sehingga terjadi
keteraturan dalam hitungan waktu.
Hari 5 : Allah menciptakan makhluk – makhluk hidup yaitu binatang laut
dan yang di udara.
Hari 6 : Allah menciptakan segala jenis makhluk hidup yang tinggal di
darat dan juga menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya
Hari 7 : allah menyelesaikan seluruh pekerjaanNya dan Allah memberkati
serta menguduskan hari itu.
Kalau kita memperhatikan kisah penciptaan, seluruh rangkaian penciptaan
dipersiapkan untuk kehidupan manusia. Setelah semua siap, Allah berfirman, “
Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu,
berkuasalah atas ikan – ikan di laut dan burung – burung di udara dan segala
binatang yang merayap di bumi.”
Manusia dipilih oleh Tuhan sebagai mitraNya, sebab Allah mempunyai maksud
rencanaNya yang khusus dalam perjanjian yang hendak diikatNya. Rencana
inilah yang membuat manusia memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia.
Manusia diciptakan dari debu tanah, dan ke dalamnya dihebuskan nafas hidup.
Kedua kata itu mempunyai arti dan tujuan khusus untuk menyingkapkan
keberadaan hidup manusia di hadapan Allah.
Walaupun kedua kodrat itu saling berbeda, namun dperlukan untuk saling
melengkapi. Perbedaan kodrat itu tidak meniadakan prinsip kesetaraan. Sebab
pria dan wanita diciptakan Allah dalam kedudukan yang sederajat.
II. Bab 5
Di perjanjian baru, secara khusus kita dapat menjumpai kata “ KERAJAAN
ALLAH” kira – kira sebanyak 150 kali dipergunakan. Kata kerajaan Allah
tersebut merupakah terjemahan dari kata Yunani, yaitu dari kata BASILEIA
TOU THEOU.
Pengertian basileia sebenernya berarti kerjaan, juga dapat berarti tahta. Kedua
arti tersebut, yaitu kata kerajaan dan tahta pada hakikatnya menunjuk pada
pengertian “pemerintahan Allah”. Jadi gagasan dari pengertian basileia tou
theou adalah Tuhan Allah yang duduk memerintah di atas tahta kerajaanNya
sebagai raja.
Dari Matius 6 : 33 kita dapat menjumpai kata – kata Tuhan Yesus, “tetapi
carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan
ditambahkan kepadamu”.
Melalui Injil Matius kita dapat melihat bahwa pemahaman Allah yang rajawi
sebagai Bapa adalah benar – benar ajaran dan pengakuan yang diajarkan oleh
Yesus. Karena sebelum jaman Yesus pemahaman Allah yang rajawi sebagai
Bapa belum terlalu menonjol. Sedangkan pada jaman Yesus, Allah disebut Bapa
dengan mempergunakan kata ABBA. Padahal sebutan ABBA di kalangan
Yahudi hanya dipakai oleh anak – anak Israel untuki menyebut atau memanggil
ayah mereka.
Pernyataan bahwa Yesus Kristus adalah pusat kerajaan Allah bukan suatu tanpa
dasar. Dasar argumentasi pernyataan ini dapat kita lihat di Matius 16 : 28, yaitu
kata – kata Yesus, “apabila anak manusia datang dalam kemuliannya dan semua
malaikat bersama – sama dengan dia, maka ia akan bersemayam di atas tahta
kemulanNya”
Kedudukan Yesus sebagai Tuhan dan pusat kerajaan Allah tidak dapat
disejajarkan dengan semua nabi – nabi. Mereka semua dalah manusia yang telah
jatuh dalam dosa, dan sebagaimanapun juga mereka hanyalah manusia ciptaan
Allah. Sedangkan Kristus adalah Firman Allah yang menciptakan dan menebus
dosa seluruh umat manusia.
Sikap hidup Kristus yang mau menyalibkan sekuruh hidup dan karyaNya adalah
terlebih dahulu mengosongkan diri (kenosis) yaitu merendahkan diriNya secara
total dan radikal, agar sepenuhnya dipenuhi oleh kebenaran dan keadilan
(dikaiosunie) Allah.
Kesimpulan dari misi kerajaan Allah meliputi 2 bagian yang saling berkaitan
secara erat :
Kerajaan Allah telah terwujud dalam sejarah hidup manusia, bahkan terbukti
nyata dalam peristiwa salib di bukit Golgota pada kurang lebih tahun 30 M.
Kerajaan Allah berpijak pada suatu realitas sejarah, bukan pada suatu teori atau
perkiraan – perkiraan manusia. Terutama denngan peristiwa salib.
Adanya hubungan antara Kerajaan Allah dan jemaat, bukan berarti bahwa
Kerajaan Allah memang menampakkan sifat asasinya, yaitu kasih allah yang
menyelamatkan di dalam jemaat.
Pola hidup dari warga Kerajaan Allah adalah terpanggil untuk mewujudkan
kasih kepada Allah dan sesama, yaitu dalam kasih agape. Sifat kasih agape
adalah kasih yang mengosongkan diri, sepi pamrih, berani mengorbankan diri,
bila kasih agape ini dapat kita wujudkan dalam kehidupan kita, maka
kehidupan kita menjadi kehidupan yang disalikan di dalam kristus.