SUNGSANG
Oleh
Yosafat Umbu Rato
Magelang 2021
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kemuliaan-Nya. Namun demikian sekalipun ini masih bersifat Eskatologi,
Kerajaan Allah itu adalah dinamis, dimana Allah sudah mendirikan Kerajaan
Allah sejak penciptaan. Karya dan kemuliaan-Nya sebagai Raja telah
dilaksanakan-Nya sejak zaman purbakala dan segera akan menuju kepada
kesempurnaan yaitu pada saat nanti kedatangan kristus yang kedua kalinya.1
Menurut Injil Matius Kerajaan Allah merujuk pada pemerintahan Allah.
Alasan Matius menggunakan istilah Kerajaan Sorga adalah sebagai bentuk dan
cara bangsa Yahudi untuk tidak menyebut nama Tuhan secara langsung. Makna
Kerajaan Sorga berarti pemerintahan Allah yang bersifat kekal di sorga dan
termasuk juga dibumi Yesus memberitakan kerajaan ini akan digenapi di masa
depan Matius 24:13-30. Karena untuk mencapai penggenapan Kerajaan Sorga
maka dengan itu Yesus mengutus murid-murid-Nya memberitakan Kerajaan
Sorga di atas bumi.
Misi pertama kedatangan Yesus Kristus untuk berkhotbah tentang
Kerajaan Sorga dan Kerjaan Allah fokusnya adalah orang Israel Matius 10:5-7.
Yesus mengutus murid-Nya dan berpesan kepada mereka ‘’janganlah tersesat
dijalan’’ pergilah kepada domba-domba yang hilang dari bani Israel, dan
ketahuilah kerajaan Allah ada di tanganmu.2 Jelas bahwa kedatangan Yesus ke
dunia adalah memberitakan Kerajaan Allah bagi seluruh umat manusia.
Kerajaan Allah sering disebut dalam Perjanjian Baru dan kata yang
digunakan dalam PB adalah Kerajaan Sorga, ini adalah kecenderungan orang
Yahudi yang tidak dengan secara langsung mau menyebut nama Allah. Muncul
dalam pengharapan orang Yahudi setelah pembuangan.3 Dalam pengharapan
orang Yahudi sesudah pembuangan, mengandung unsur campur tangan Allah
yang sungguh di harapkan oleh bangsa Israel untuk kebahagiaan umatnya dan
menjauhkan mereka dari musuh. Kedatangan Kerajaan Allah adalah perspektif
masa depan yang dipersiapkan oleh kedatangan Mesias dan yang meratakan
jalan bagi Kerajaan Allah.
Jika dalam Perjanjian Baru Yesus banyak menggunakan istilah Kerajaan
Allah ini berarti bahwa Kerajaan Allah adalah sesuatu yang penting bagi Allah,
bagi Yesus dan juga bagi umat-Nya.4 Memang dalam Perjanjian Lama istilah
tentang kerajaan Allah masih bersifat misteri (belum banyak dibicarakan) lalu
ketika masuk dalam Perjanjian Baru barulah Kerajaan Allah sering diberitakan
oleh Yesus dan bhakan ini menjadi sasaran kedatangan Yesus ke dunia.
Oleh sebab itu Kerajaan Allah dalam Perjanjian Baru tidak bisa berdiri
sendiri dari Kerajaan Allah dalam Perjanjian Lama. Sebab Kerajaan Allah
1
Sriwahyuni, Kerajaan Allah Dalam PL (Jawa Tengah: Lakeisha, 2021) Hal. 1
2
European Journal of Theology and Philosophy, Revealing the Secret of the Kingdom of
Heaven in the Gospel of Matthew Chapter 13. Hal. 12
3
J.D (Ed) Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih, 1995) Hal. 296
4
Eddy Paimoen, Kerajaan Allah dan Gereja (Bogor: CV. Prabu Dua Satu, Kota Wisata
Batu, 2020) Hal. Pendahuluan
4
dalam Perjanjian Baru merupakan kelanjutan dari Kerajaan Allah dalam
Perjanjian Lama. Oleh sebab itu Kerajaan Allah yang sifatnya misteri dalam
Perjanjian Lama, menjadi sesuatu yang nampak atau nyata melalui kehadiran
Yesus dalam Perjanjian Baru. Dengan kehadiran Yesus di dunia ini sudah
membentuk adanya gereja atau komunitas orang percaya yang akan menjadi
agen dari kehadiran Kerajaan Allah di bumi ini. Terpilih dan terpanggilnya
bangsa Israel merupakan akar sejarah kerajaan Allah. Janji Allah kepada
Abraham digenapi melalui kehidupan umat Allah di dalam PL dan PB.
Pengajaran tentang Kerjaan Sorga menggunakan perumpamaan agar
bisa mengungkapkan hal-hal yang rahasia bagi mereka yang menantang dan
menolak Kerajaan Allah. Pengajaran tentang Kerajaan Allah hanya di
singkapkan bagi mereka yang taat atau menerimanya. Sehingga bagi mereka
yang tidak memahami tentang Kerajaan Allah, di gambarkan sebagai benih
yang di tabur oleh penabur dan akan datang kembali untuk menuai pada hari
yang akan datang. Jadi bagi mereka yang taat, hal Kerajaan Allah itu di
singkapkan tetapi bagi mereka yang tidak taat, hal Kerajaan Allah itu di
sembunyikan atau tidak di nampakkan.5
Kerajaan Allah itu merupakan simbol suatu kuasa yang dinamis di bumi
yang sedang berperang dengan segala macam kejahatan maka dengan itu
dikatakan bahwa kuasa Allah sejak awal telah memasuki perjuangan politik,
setika, sosial dan pembuatan sejarah.6 Oleh sebab itu Perjanjian Baru
merupakan kelanjutan yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Lama
berakhir ketika bangsa Israel berada di bawah pimpinan bangsa Persia, setelah
400 tahun (masa diaspora kedua) dan PB yang di mulai sejak Israel dibawah
penjajahan Romawi.7
Yesus menggunakan Istilah Kerajaan Allah sama dengan istilah
Kerajaan Sorga. Dalam PL istilah Kerajaan Allah (Malkut Yalweh= Tuhan
hadir atau God In Present) sinonim dengan Kerajaan Sorga (Malkut Samayim=
Allah adalah raja).8
5
keterkejutan karena kedatangan Kerajaan Allah yang sifatnya terbalik. Inti
daripada pelayanan Yesus di dunia adalah membentangkan Kerajaan Allah atau
Kerajaan Surga. Bahkan dalam kitab Injil Juga mengatakan bahwa kedatangan
Kerajaan Allah bersifat sungsang atau terbalik dengan kerajaan yang ada di
dunia. Yesus tidak mengharapkan manusia jauh dari kehidupan sosial tetapi
Yesus datang hanya dengan satu pemberitaan yaitu Kerajaan Allah harus di
tegakkan di atas bumi ini.
Jika membicarakan tentang Kerajaan Allah bukanlah suatu tempat atau
ruang dimana Allah ada tetapi kerajaan Allah adalah suatu kegiatan
pemerintahan Allah yang hadir dalam hidup manusia selama manusia
menundukkan diri di bawah pemerintahan Allah. Kerajaan itu sendiri memiliki
suatu pengertian bahwa sesorang memerintah atas hidup beberapa orang atau
kelompok. Sedang kerajaan Allah adalah bagaimana Alllah memerintah dalam
hidup manusia selagi manusia menundukkan diri kepada kewibawaan Allah.
Kerajaan Allah yang bersifat relasional adalah kerajaan Allah yang
dimana manusia dan Allah menjalin hubungan yang baik. Seperti halnya sebuah
pertemuan maka ada yang dinamakan dengan memutuskan bersama ini
menunjukan adanya hubungan atau interaksi yang baik.
6
E. Yesus Sebagai Penguasan di Atas Segalanya
Ketika Yesus dicobai di atas gunung oleh iblis, Yesus tidak terpengaruh
dengan tawaran yang diberikan oleh iblis bahwa segala sesuatu akan kuberikan
kepada-Mu jika Engkau menyembah aku. Alasan Yesus tidak melakukan hal
itu karena ia sangat mengerti bahwa pemegang kekuasaan adalah Yesus itu
sendiri. Pencobaan di padang gurun itu melambangkan bahwa Yesuslah
penguasa di dunia ini. Yesus tidak terkeco dengan tawaran iblis. Tawaran iblis
ini menggambarkan bahwa begitu banyak orang Kristen yang ingin menjadi
pemimpin atau penguasa. Oleh sebab itu tidak menjadi heran mengapa begitu
banyak orang yang terpengaruh dengan kedudukan, jabatan tinggi, posisi yang
baik untuk memperoleh kekuasaan politik dalam suatu bidang. Maka
dengannya ia akan melakukan apa saja untuk bisa menjadi seorang penguasa.
Yesus membuktikan penolakan ini ketika Ia dicobai oleh Iblis dengan
tawaran manisnya bahwa jika kamu menyembah aku semua isi dunia ini ku
kasih. Banyak orang ingin menjadi yang terkemukan atau orang di depan
dengan cara membenarkan paksaan, kekerasan dan bahkan pembunuhan demi
mendapatkan kedudukan. Hal inilah yang ditolak oleh Yesus sehingga Ia
membawa pola yang baru dan sebuah cara memerintah yang baru. Yesus tidak
memakai cara yang lama karena kerajaan-Nya adalah kerajaan yang sungsang.
Banyak diantara orang Kristen yang juga menerapkan pola yang keliru
saat ia menjadi pemimpin. Dia akan menghalalkan segala cara agar apa yang
menjadi tujuannya bisa tercapai. Yesus sangat menolak jika menggunakan
kekerasaan untuk mendapatkan kekuasaan. Oleh sebab itu Yesus tidak bisa
dianggap sebagai pemimpin yang memiliki kekerasan yang walaupun pada
suatu kejadian ketika Yesus mengusir orang yang berjualan di bait Allah itu
bukan berarti menunjukan bahwa Yesus bersifat membenci tetapi memang
Yesus bersifat tegas dan keras. Artinya adalah ini menjadi perhatian khusus bagi
setiap orang Kristen yang dipercaya Tuhan menjadi seorang pemimpin agar
memimpin dengan tangan yang halus bukan dengan kekerasan belaka.
Pencobaan-pencobaan politik yang di hadapai oleh orang Kristen sekarang ini
menunjukan bahwa orang percaya harus terus memancarkan terang kepada
orang lain.
7
Yesus tidak membutuhkan tepuk tangan dari luar sebab kehadiran-Nya
merupakan kesaksian yang hidup. Dalam kehidupan orang Kristen, lebih
memilih ia mendapatkan pujian dari manusia daripada mendapatkan sanjungan
dari Tuhan. Ini adalah pemahaman yang sangat keliru sebab orang lebih suka
mendapatkan tepuk tangan dari luar daripada mendapatkan restu dari Tuhan. Ini
menandakan bahwa manusia harus hidup benar tanpa cacat di hadapan Tuhan.
Yesus melakukan mujizat, Ia tidak perlu tepuk tangan atau sanjungan dari luar
malahan Ia melarang untuk memberitahukan kepada orang lain apa yang
dilakukan-Nya. Orang percaya harus belajar dari Yesus yang tidak mencari
sanjungan atau pujian belaka.
Secara khusus yang berkaitan dengan pergumulan dan harapan kehidupan dalam
upaya pelayanan Gereja-maupun Berteologi.
Seperti yang sudah penulis paparkan diatas bahwa kerajaan Allah adalah
pusat berita Yesus ketika datang kedunia ini. dengan pengajaran-Nya tentang
kerajaan Allah banyak pemimpin dunia yang sepertinya menolak atau tidak
sependapat dengan Yesus. Sebab pemimpin dunia memimpin dengan sifat duniawi
sedangkan Yesus memimpin dengan pola yang terbalik. Secara khusus yang terkait
dengan pergumulan di sumba bahwa banyak pemimpin baik di dunia pelayanan
(gereja), politik dan dunia pendidikan yang menjalankan kepemimpinannya dengan
tidak menerap pola yang Yesus ajarkan. Banyak diantaranya yang memimpin
dengan tujuan untuk kepentingan pribadi dalam hal ini memfokuskan pada
kesuksesan dan kemakmurannya secara pribadi. Ini adalah permasalahan dan
pergumulan yang terjadi di sumba secara khusus.
Dalam dunia pelayanan dan berteologipun tidak terlepas dari gejolak ini.
maka dengan itu melalui tulisan ini penulis menghimbau untuk menerapkan dan
meneladani apa yang Yesus ajarkan kepada setiap orang percaya. Sebab orang
percaya ditetapkan dan dipilih sebagai garam dan terang dunia. Artinya bahwa
kehadirannya harus membawa pengaruh bagi orang lain. Yesus sudah memberikan
contoh dalam ia melakukan mujizat Ia malarang dengan keras suapaya tidak
memberitahukan kepada orang lain mengenai kejaiban yang Ia lakukan. Ini
menunjukan bahwa Yesus tidak mau pamer, menunjukan atau sombong. Harusnya
hal ini juga yang diterapkan oleh pemimpin yang ada di sumba agar dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya bisa menjadi alat dan tangan kanan-Nya
Tuhan.
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Douglas, J.D (Ed). 1995. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II. Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih.
Paimoen, Eddy. 2020. Kerajaan Allah dan Gereja. Bogor: CV. Prabu Dua Satu,
Kota Wisata Batu.
Thillich, Paul. 1979. History and The Kingdom of God in God, History and
Historians: Modern Christian views of History. New York: Oxford
University Press.
10