Anda di halaman 1dari 9

“MISI KERAJAAN ALLAH”

Kelompok 8 :

Gloria Amanda Mumpel

Yeremia Rattu Kereh

Bravo Rikho Rondonuwu

Dosen :

Pdt. Denny Najoan, S.Th M.si

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TOMOHON

YAYASAN GMIM DS. A. Z. R. WENAS

FAKULTAS TEOLOGI

2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam sebuah studi yang tajam Avery Dulles (1976) mengidentifikasikan lima tipe
utama gereja. Gereja, katanya dapat dipandang sebagai lembaga, sebagai Tubuh yang mistis
dari Kristus, sebagai sakramen, sebagai bentara, atau sebagai hamba. Masing-masing dari tipe
ini menyiratkan penafsiran yang berbeda tentang hubungan antara gereja dan misi 1. Tetapi
kita dapat menarik garis yang menghubungkan dari masing-masing tipe yakni gereja
memiliki serta menjalankan tugas karena gereja digambarkan sebagai media Allah untuk
menjalankan tugas / misi-Nya.

Kerajaan Allah atau Pemerintahan Allah bertujuan untuk memulihkan segala sesuatu
di bawah pemerintahan-Nya kembali. Itulah sebabnya Missio Dei tidak dapat dipisahkan dari
Kerajaan Allah atau Pemerintahan Allah. Pada hakekatnya misi Kerajaan Allah adalah inti
dari segala macam misi gereja, dan gereja dalam perkembangannya menjadi ‘Kerajaan Allah’
di dunia untuk melaksanakan kekuasaan dan otoritas ilahi menghadapi kekuatan dan otoritas
sekuler.

Orang Kristen pada umumnya memiliki pemahaman yang keliru mengenai Kerajaan
Allah yang digambarkan sebagai alam surgawi dan pandangan mengenai pekerjaan misi
Kerajaan Allah dimulai pada Perjanjian Baru atau pada zaman Yesus padahal sesungguhnya
pekerjaan misi Kerajaan Allah sendiri sudah dimulai dari zaman Perjanjian Lama.

1
Transformasi Misi Kristen hal.566

2
BAB II

ISI

 Misi Kerajaan Allah


Suatu gereja dapat dikatakan memiliki misi jika gereja tersebut sudah
melaksanakan misi Allah yaitu misi Kerajaan Allah. Misi Kerajaan Allah yakni Allah
bermaksud untuk memulihkan segala sesuatu di bawah pemerintahan-Nya kembali
sehingga kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran, cinta kasih, dan
kebahagiaan dapat dialami oleh seluruh ciptaan Allah. Misi Kerajaan Allah adalah
sumber dari misi gereja tetapi gereja bukanlah Kerajaan Allah karena gereja hanya
menjalankan tugas panggilan Allah untuk ikut serta dalam misi Allah di dunia ini.
Missio Dei tidak dapat dipisahkan dari Kerajaan Allah atau Pemerintahan Allah.
Seorang Teolog Kristen dari Asia yakni C.S Song sendiri lebih memilih
menggunakan istilah Pemerintahan Allah dibandingkan dengan Kerajaan Allah karena
menurutnya Kerajaan Allah tidak merujuk kepada suatu kerajaan atau teritori. Kata
bahasa Yunani basileia tou theou yang diterjemahkan Kerajaan Allah tidak
memberikan pengertian yang benar mengenai apa yang diberitakan Yesus dengan
Pemerintahan Allah. Istilah Kerajaan Allah mengandung arti wilayah nasional, system
feudal dan struktur monarki. Namun nampaknya dalam konteks gereja-gereja di
Indonesia tidak terlalu mempermasalahkan penggunaan istilah ‘Kerajaan Allah’
ataupun ‘Pemerintahan Allah’ asalkan masih sesuai dengan uraian yang dijelaskan
oleh C.S Song.
Kita akan tetap menggunakan istilah “ke-raja-an” tetapi dengan pengertian
yang menunjukkan cara seorang raja memerintah dan bukan wilayah yang dikuasinya.
Kerajaan Allah disini merujuk pada bagaimana Allah memerintah sebagai Raja.
Kerajaan Allah merupakan berita sentral dalam Alkitab dan sudah ada dari PL tetapi
mendapatkan puncaknya pada Kristus. Baik PL dan PB menunjukkan tindakan Allah
untuk menghadirkan kekuasan-Nya yang membebaskan. Oleh karena itu untuk
memiliki pemahaman teologis misi Kerajaan Allah kita harus melihat dari PL hingga
PB.
 Misi Kerajaan Yahwe
Melihat dari kitab Mazmur dan para nabi menekankan keyakinan bahwa Allah
atau Yahwe dalam PL adalah pencipta dunia dan Allah atau Yahwe diakui sebagai
raja dalam perayaan kultus juga kehidupan sosial politis bangsa Israel.

3
Kita dapat melihat kekuasaan Yahwe sebagai raja dalam PL. Pertama, Meneduhkan
dan menguasai lautan yang secara tradisional dianggap sebagai lambang kuasa
kejahatan yang menghancurkan atau disebut dengan Lewiathan (raksasa laut). (Mzm
74:12-14) di pasal yang sama pada ayat-ayat selanjutnya Yahwe dilihat sebagai Raja
yang mengatur dan memelihara seluruh alam semesta yang berhubungan erat dengan
penciptaan. Jadi, sebenarnya Yahwe bukan hanya Raja bangsa Israel melainkan Raja
alam semesta. Ungkapan kekuasaan Yahwe sebagai raja bagi semua bangsa-bangsa di
bumi dalam Mzm 47:2,3,9,10 memperkuat pernyataan di atas.
Nampaklah gambaran mengenai Kerajaan Yahwe yang universal, tanggung
jawab sang Raja untuk menegakkan keadilan di antara bangsa-bangsa di dunia, tugas
yang dilakukan Raja dalam siding pengadilan dengan menaklukkan orang-orang fasik
dan membebaskan orang-orang yang lemah. dalam mazmur-mazmur yang dipakai
dalam liturgy atau perayaan kultus bangsa Israel selain dalam Mazmur pasal 74&47
dapat juga dilihat dalam pasal 93,95-99.
Sikap yang adil dan membela orang yang lemah yang membuat umat Israel
meyakini Yahwe sebagai Allah karena Ia meluruskan hal-hal yang salah.
Sikap-sikap keadilan dan pembelaan bagi yang lemah tidak hanya ditemukan
dalam kitab Mazmur tetapi juga dalam peraturan Israel dalam kitab Ulangan yang
memproyeksikan Kerajaan Yahwe yang memerintah umat-Nya dengan adil.
Dalam kitab nabi-nabi (Proto Yesaya, Yeremia, Amos, Mikha) memilki unsur
keadilan dan perdamaian yang kuat dalam kaitannya dengan nubuat Kerajaan Yahwe.
Nubuat Kerajaan Yahwe dengan pengharapan mesianis akan Israel yang disiksa oleh
raja mereka sendiri akibat kekayaan istana kerajaan yang sudah bengkok(2Raj 16:2-
3), akan adanya penghukuman dan kedatangan raja syalom yaitu Mesias yang akan
memerintah dan tetap dalam relasi perjanjian antara Yahwe dan Daud dan ia disebut
sebagi “tunas dan taruk” yang tumbuh dari keturunan Isai.( Yes 9:5). Teks ini
berbicara mengenai Raja Syalom yang adalah Mesias dengan Anugerah khusus yang
membawa damai sejahtera di antara umat manusia. Syalom atau damai sejahtera yang
di ungkapkan menunjukan perdamaian, keadilan dan pemerataan atau rekonsiliasi di
atara rakyat atau yang diperintah oleh Raja damai itu.
Teks dari kitab nabi-nabi yang lain seperti Yeremia, Amos, dan Mikha sering
menunjukkan kesamaan yaitu suatu kritik terhadap praktek kerajaan yang
menyeleweng dan gambaran yang benar tentang penggunaan kekuasan raja serta
pejabat-pejabat di sekitarnya terhadap rakyat yang lemah dan menderita.
4
Masih banyak PL yang memberikan gambaran tentang Kerajaan Yahwe
sebagai akar history konsep Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus. Dari contoh-
contoh teks PL di atas dan uraiannya, Kerajaan Yahwe pertama-tama dihubungkan
dengan iman kepada Yahwe, pencipta langit dan bumi yang tetap menerima segala
bangsa. Tekanan pada ciri-ciri keadilan terhadap mereka yang lemah, miskin, dan
tertindas sudah tampak menjadi ciri utama.
 Misi Kerajaan Allah Menurut Yesus
Sejak awal penampilan-Nya, Yesus sudah menegaskan misi Kerajaan Allah
yang diemban-Nya seperti dirangkum oleh Lukas pada penampilan pertama Yesus di
Nazaret (Luk 4:18-19). Dengan kutipan dari Yes 61:1-2, Lukas merangkum mengenai
apa yang dimaksud dengan mewartakan Kerajaan Allah. Hal yang sama juga
dilakukan oleh Markus (Mrk 1:15)
Kerajaan Allah adalah pusat dari misi dan berita yang di sampaikan oleh
Yesus. Di dalam semua yang di katakan dan diperbuat Yesus, Ia menjelaskan bahwa
kerajaan Allah pertama-tama berhubungan dengan rakyat yang menjadi korban dalam
masyarakat yang di bedakan atas kelas-kelas dan tradisi keagamaan yang memihak
kepada . Kerajaan Allah merupakan era baru bagi rakyat jelata dan suatu tahapan baru
bagi kehidupan dan sejarah mereka.
Menurut Yesus, Kerajaan Allah bukanlah wilayah atau teritorial yang punya
batas-batas, Kerajaan Allah hanya dapat di kenalkan kehadiranya melalui tanda-tanda.
Tak seorang pun kecuali Allah yang mengetahui kapan Kerajaan itu akan terpenuhi.
Hanya orang yang di lahirkan kembali dalam Roh yang dapat melihat dan masuk ke
dalam Kerajaan Allah. Namun karya Roh itu tidak dapat diduga seperti angin yang
bergerak tanpa di ketahui asalnya dan kemana perginya. Ia dapat menghadirkan tanda-
tanda Kerajaan Allah di luar tembok-tembok Gereja dan karena itu Gereja harus peka
dan terbuka terhadap gerakan dari Roh yang di yakini sebagai Roh Allah, pencipta
langit dan bumi. Itulah sebebanya gerakan yang di sebabkan oleh Roh Kudus juga
harus di mengerti sebagai keterbukaan untuk berkarya bukan hanya dalam kehidupan
sekelompok orang-orang tetapi atas seluruh ciptaan Allah.
Dalam PB, Yesus sering menjelaskan pengertian Kerajaan Allah melalui
perumpamaan- perumpamaan. Hal ini menunjukan bahwa pengertian Kerajaan Allah
sebagai suatu realita baru yang datang dari Allah adalah sesuatu yang sukar di uraikan
dengan kata-kata karena ia jauh melebih segala pikiran Manusia.

5
Gereja ada karena misi Allah dan tujuan misi Allah adalah pemenuhan
Kerajaan Allah di dunia ini. Dengan demikian, misi gereja bukalah demi persatuan
Gereja sendiri, melaikan demi persatuan umat manusia dalam segala level kehidupan -
suatu persatuan umat manusia di dalam Kerajaan Allah, yaitu masyarakat atau
komunikasi manusia yang adil, damai, sejahtera, dan memandang semua manusia
sederajat. Itulah misi Kerajaan Allah yang harus dilakukan Gereja dengan menerobos
tembok-tembok Gereja itu sendiri.
Misi Kerajaan Allah yang meluas tanpa tembok-tembok pembatas itu bukan
hanya dasar, melainkan juga sumber misi Gereja. Tidak ada misi Kristen atau misi
Gereja bila Allah tidak melaksanakan misi-Nya sendiri ke tengah-tengah dunia ini.
Orang-orang lain dapat mengalami misi Kerajaan Allah itu bila Allah
menghendakinya. Bahkan, dengan melihat orang-orang lain sebagai sasaran misi
Kerajaan Allah, Gereja tetap setia pada peranannya sebagai persekutuan yang
menghamba dan membuka persekutuan yang kehadiranya tidak mengancam yang
lain. Itulah sebabnya Gereja di sebut hamba Kerajaan Allah karena ia menjadi
persekutuan umat manusia seluruhnya.
Kesaksian Gereja dalam rangka misi Kerajaan Allah dilakukan dalam konteks
yang lebih luas yaitu Missio Dei yang dilakukan dengan mencontoh Kristus sendiri.
Kesaksian Gereja bersifat Dialogis yakni dalam kesaksiannya ia juga
mendengarkan kesaksian yang lain agar semua dapat mengalami dan berada dalam
Anugerah Kasih Allah.
Kesaksian Gereja bukanlah mengenai Gereja itu sendiri untuk menarik
anggota melainkan mengenai Kerajaan Allah. Saksi-saksi dibutuhkan untuk
mewartakan Kerajaan Allah, mereka adalah orang yang telah melihat dan mengalami
tanda-tanda Kerajaan Allah itu sendiri atau yang disebut sebagai the bearer of witness
(pengemban atau pelaku kesaksian) oleh C.S. Song. Dalam Gereja saksi yang seperti
itulah yang merupakan makna sesungguhnya dari ungkapan “Kamu adalah tubuh
Kristus”
Bila Gereja mau menjadi saksi Kerajaan Allah gereja harus Nampak dengan
jelas memiliki tanda-tanda Kerajaan Allah (keadilan, kebenaran, damai sejahtera,
kesembuhan dan keutuhan ciptaan) kesaksian Allah tidak hanya kata-kata tetapi harus
dengan tindakan yang nyata. Gereja adalah orang-orang yang memberlakukan tanda-
tanda Kerajaan Allah dalam setiap aspek kehidupan serta bersama-sama melawan hal-
hal yang menjadikan mereka tidak manusiawi.
6
Karakter Kerajaan Allah adalah ‘un-institution-alized’ atau yang bertentangan
dengan keseragaman, kekakuan, ketertutupan dan control yang keras. Karena
Karakter Allah adalah universal.
Teologi yang eklesio-sentris atau berpusat pada gereja tidak relevan untuk
menghadapi konteks kemajemukkan agama di Asia. Oleh karena itu, teologi yang
berpusatkan pada Gereja harus diganti dengan menjadikan Kerajaan Allah sebagai
pusat teologi Kristen. Konsep Kerajaan Allah membuka bermacam-macam
kemungkinan dengan orang yang beragama lain yang menunjukkan fakta bahwa
Allah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya bukan hanya dunia yang dihuni
orang Kristen. Visi ini sesuai dengan Why 21:24. Dari situ gereja harus bersikap
rendah hati dan menghamba dalam mewujudkan visi Kerajaan Allah yang luas,
meneyeluruh dan meliputi segala sesuatu.
 Misi Pengharapan
Misi Kerajaan Allah yang melibatkan gereja adalah misi yang memberi
pengharapan kepada dunia yang hidup ditengah-tengah pelbagai permasalahan
ditengah tekanan perkembangan zaman. Gereja dituntut memiliki eskatologi yang
kreatif, Misi pengharapan ini tidak bersemi dalam ketakutan masa kini melainkan
pengharapan yang tumbuh karena Kerajaan Allah sudah ada dan hadir pada masa ini/
Eskatologi kreatif itu bergerak dala tuga masa: masa lalu, masa kini dan masa
depan karena Kerajaan Allah sudah datang, sedang datang dan akan datang dalam
kepenuhannya. “Datanglah Kerajaan-Mu… di bumi seperti di surge” (Mat 6:10)
merupakan kerinduan serta tantangan bagi gereja dalam perjuangan melawann
struktur yang jahat di dunia ini demi terwujudnya tanda-tanda Kerajaan Allah dan
demi datangnya Kerajaan Allah secara penuh.
Allah alkitab adalah Allah yang bermisi untuk menyelamatkan dunia ciptaan-
Nya dengan memilih Israel, mengutus para nabi, mengirim putranya Yesus Kristus
dan menetapkan suatu babak akhir dimana seluruh plot drama dunia dibawa kepada
kebenaran, keadilan dan keindahan. Misi dimulai oleh Allah dan akan disempurnakan
oleh Allah. Dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu kita bisa membaca sebuah drama
akbar tentang misi Allah bagi dunia ciptaan-Nya. Karena itu bicara soal misi tidak
terlepas dari pemahaman alkitab tentang dunia ciptaan Tuhan. Misi adalah tindakan
Allah untuk mentransformasi dunia ciptaan-Nya yang telah jatuh ke dalam kuasa
kejahatan agar dipulihkan bagi kebenaran, keadilan dan keindahan. Karena itu untuk
memahami misi kita perlu memiliki pemahaman alkitabiah yang benar mengenai
7
dunia ciptaan, apa yang menjadi masalah dan jawaban apa yang diberikan Tuhan
terhadap masalah tersebut.
Menurut Artanto “Misi adalah tugas total dari Allah yang mengutus gereja
untuk keselamatan dunia”.
Yeremia 29:11, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang
ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai
sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan
yang penuh harapan”.
Misi Allah Adalah aktivitas Allah yang mencakup gereja dan dunia yang di
dalamnya Gereja memperoleh hak istimewa untuk ikut ambil bagian. Pada dasarnya
Penulis melihat bahwa misi gereja itu adalah keterlibatan gereja dalam misi Kerajaan
Allah, sebab apa yang hendak dilaksanakan oleh gereja di tengah-tengah dunia ini
adalah bagian dari kehendak Allah yakni berita tentang kehadiran Kerajaan Allah itu
sendiri. Jadi, misi dapat diartikan sebagai tugas yang berasal dari Allah sendiri untuk
menyelamatkan dunia dan diamanatkan kepada gereja yang sekaligus menjadi tugas
dan panggilan gereja di tengah-tengah dunia ini. Misi gereja sendiri adalah rangkaian
dari misi Allah yang menghendaki dunia dan segala isinya diselamatkan dan Allah
telah melakukan karya penyelamatan tersebut yang terpusat dalam Yesus Kristus
sebagai penebus dosa, sehingga manusia terbebas dari perbudakan dosa. Karena itu
gereja sebagai persekutuan orang percaya harus ikut dalam panggilan bermisi, ikut
berkarya dalam mengabarkan kabar sukacita dari Allah kepada dunia.

8
BAB III

PENUTUP

Tidak dapat dipungkiri perkembangan zaman merupakan suatu tantangan yang berat
bagi Gereja khususnya dalam kegiatan bermisi. Namun bukan berarti tidak ada hal positif
yang dapat diambil dari perkembangan teknologi yang tak ada habisnya. Gereja juga harus
berkembang mengikuti zaman dan memanfaatkan teknologi demi membantu kelancaran
pekerjaan misi gereja. Seperti yang dikatakan dalam pembahasan materi kita bahwa kita
sebagai gereja harus merobohkan dinding-dinding pembatas dan membiarkan Roh Allah yang
bergerak keseluruh penjuru untuk bekerja dan menuntun kita.

Gereja harus menyadari bahwa pusat dari misi Gereja adalah Kerajaan Allah yang
juga tidak terlepas dari Missio Dei. Gereja tidak boleh berjalan dan memiliki pemahaman
sendiri yang diluar dari Kehendak Allah. Kita sebagai gereja masa kini harus menyatakan
tanda-tanda Kerajaan Allah dengan cara menjadi saksi Kerajaan Allah. Yang bersaksi bukan
hanya dengan perkataan tetapi lewat perbuatan dengan bersikap rendah hati dan rela
berkorban seperti Kristus.

Gereja yang ada pada saat ini harus sadar bahwa Allah yang menciptakan langit dan
bumi serta segala isinya bekerja dengan kuasa-Nya lebih dari yang kita pikirkan dan
bayangkan untuk mewujudkan visi Kerajaan Allah kepada seluruh ciptaan Allah yakni
kesejahteraan, perdamaian, keadilan, kebenaran, cinta kasih, dan kebahagiaan.

Kesenjangan sosial yang dirasakan orang-orang dalam kehidupan bermasyarakat


mulai mereka rasakan juga dalam gereja masa kini yang secara tidak sengaja mulai membuat
hirarki yang kasat mata dalam gereja, mulai membeda-bedakan dan mengelompokkan orang-
orang serta sikap eksklusivisme yang tinggi. Masalah itulah yang menjadi sorotan penulis
dan sangat penting bagi gereja masa kini untuk kembali melihat mengapa misi Kerajaan
Allah dimulai yakni agar yang lemah merasakan keadilan bukan sebaliknya dan agar dari situ
akan terwujud visi Kerajaan Allah yang sesungguhnya bagi seluruh ciptaan-Nya. Dan
merupakan tugas gereja untuk menyebarkan memiliki serta menyebarkan pengertian
mengenai jati diri dari Misi Kerajaan Allah yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai