Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Materi Agama Kristen Protestan

Nama : Stiven Ediar Simamora


NIM : F1C022058
Materi : Penciptaan dalam Konteks Penulisan Alkitab
Penciptaan dan konteks penulisan Alkitab merupakan langkah berikutnya yang harus
ditempuh ketika kita ingin mempelajari Agama Kristen. Hal ini merupakan landasan awal yang
akan membantu kita untuk memahami Alkitab.
Kitab yang menjadi acuan bagi kita untuk mengetahui tentang penciptaan adalah kitab
Kejadian. Kita bisa mulai membaca dari Kejadian pasal 1 yang berisi mengenai awal mula
proses penciptaan. Pada Kejadian 1:1-2 dikatakan, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air.” Hal ini menunjukkan bahwa yang sudah ada terlebih
dahulu ialah Roh-roh Allah. Roh-roh tersebut melayang di atas samudera yang sangat besar.
Bumi pada awalnya belum memiliki wujudnya dan suasana saat itu hanyalah gelap gulita.
Konteks Alkitab ini sangat bertolak belakang dengan salah teori terkenal dunia mengenai asal
usul terciptanya bumi. Jika kita bandingkan dengan teori yang kerap disebut Teori Big Bang,
maka jelas adanya perbedaan. Perbedaan tersebut bersifat kontradiktif sehingga iman kita sangat
diuji dalam hal ini. Kita dapat memilih untuk meyakini teori yang mana yang benar.
Teori Big Bang sendiri merupakan teori penciptaan yang pertama kali dicetuskan oleh
Alexandra Friedman pada 1922. Friedman adalah ahli fisika asal Rusia. Teori Big Bang
mengatakan bahwa alam semesta ini dimulai dari satu titik tunggal yang sangat panas dan padat
kemudian mengembang hingga membentang jauh. Alam semesta setelah meledak itu
mengembang dengan kecepatan yang tak terbayangkan, tapi kemudian kecepatannya mengecil
menjadi lebih terukur. Setelah itu, partikel-partikel yang sama berkumpul dan membentuk atom.
Proses tersebut pun dilakukan secara terus menerus (ad nauseam) hingga akhirnya membentuk
sebuah planet dan salah satu planet yang menjadi tempat tinggal kita sekarang, yakni Planet
Bumi.
Alkitab menjelaskan proses penciptaan Bumi dengan 180 derajat berbeda dari Teori Big
Bang tersebut. Kemudian lanjutan dari Kejadian 1:2-5, “Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang."
Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari
gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari pertama.” Pada ayat ini dijelaskan bahwa proses penciptaan Bumi pertama kali
dimulai dari proses penciptaan terang. Allah menciptakan terang yang kemudian Ia pisahkan dari
gelap. Itulah hari pertama penciptaan menurut Alkitab. Pada hari kedua, Allah menciptakan
cakrawala atau yang sekarang kita kenal dengan langit. Hal ini dapat kita baca pada kitab
Kejadian pasal 1. Selanjutnya, Allah juga menciptakan daratan, lautan, serta tumbuh-tumbuhan
pada hari ketiga. Setiap kali Allah selesai mencipta, Ia selalu melihat bahwa semuanya itu baik
dan semua hal itu pun tercipta sesuai dengan perkataan firman-Nya. Kemudian, di hari keempat,
Allah menciptakan benda-benda penerang. Ia juga berfirman bahwa yang lebih besar akan
menguasai siang atau yang sekarang ini kita kenal dengan matahari dan yang lebih kecil
menguasai malam atau yang seperti yang kita tahu yaitu bulan beserta bintang-bintang. Allah
pun melihat semuanya itu baik. Ia pun melanjutkan proses penciptaan Bumi. Pada hari kelima,
Allah berfirman untuk menciptakan burung-burung yang berterbangan melintasi Bumi di udara
dan binatang-binatang laut baik yang berenang maupun yang berkeriapan di dalam laut. Lalu,
tiba saatnya Allah menciptakan manusia. Pada hari keenam, dalam Kejadian 1:24, “Berfirmanlah
Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang
melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.” Setelah itu, Allah menciptakan
manusia dari debu tanah yakni seorang laki-laki dan menghembuskan nafas-Nya sehingga
manusia tersebut memiliki gambar dan rupa Allah. Ia juga menciptakan teman bagi manusia
tersebut yang berasal dari tulang rusuknya. Teman tersebut kemudian disebut dengan
perempuan.
Keunikan Allah dalam mencipta telah menunjukkan bahwa Allah kita adalah Allah yang
dahsyat dan tidak perlu diragukan lagi. Kisah penciptaan menurut Alkitab juga sangat berbeda
dari teori-teori penciptaan yang dicetuskan manusia. Jika kita harus memilih yang mana yang
lebih masuk akal, maka tidak ada yang benar-benar masuk akal karena kita adalah manusia yang
terbatas. Meskipun begitu, Allah menciptakan kita dengan sangat spesial. Berbeda dari ciptaan
lainnya yang langsung tercipta seusai Allah berfirman, kita diciptakan dengan baik dan sangat
detail. Allah menciptakan kita dari debu tanah seturut dan segambar dengan-Nya. Ia juga
menghembuskan nafas-Nya, sehingga kita memiliki jiwa yang serupa dengan Allah pula.
Namun, bagaimana para penulis Alkitab bisa mengetahui kisah penciptaan? Allah
sendirilah yang mengungkapkannya pada manusia di zaman Perjanjian Lama. Allah sangat
memahami manusia sehingga Ia memberikan penjelasan kepada manusia sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas manusia dalam menangkap penjelasan tersebut. Maka dari itu, jika
kita bertanya, bagaimana dengan planet-planet lain, mengapa tidak ada penjelasannya dalam
Alkitab? Hal itu semua bisa terjawab karena kemampuan manusia pada zaman itu sangatlah
berbeda dengan kemampuan kita pada zaman modern sekarang ini. Oleh karena itu, Allah hanya
memberikan informasi yang bisa dicerna dengan baik oleh manusia pada zaman itu. Fakta unik
dari Allah adalah Ia juga selalu membukakan tingkap-tingkap pengetahuan manusia. Tidak
heran, kisah-kisah dari Alkitab juga menceritakan permasalahan manusia secara kronologis,
yakni dari permasalahan yang paling sederhana dan mudah dimengerti hingga kompleks dan
perlu pemikiran kritis. Allah juga tetap menciptakan planet-planet lain selain Bumi, tetapi Ia
memilih untuk menjelaskan hal sederhana yang dapat diterima oleh manusia zaman itu. Alasan
tersebutlah yang menjawab mengapa tidak ada penjelasan penciptaan planet-planet di dalam
Alkitab.
Semakin hari, manusia selalu berkembang dan akan mencapai titik maksimalnya. Di saat
itulah, kita akan dapat memahami segala yang benar dari proses penciptaan yang Allah lakukan.
Akan tetapi, jika kita melihat sekilas sejarah kehidupan manusia, terkadang kita tidak pernah
bersyukur. Bahkan, lebih parahnya lagi, kita selalu ingin menyamakan diri kita agar terlihat
setara dengan Allah. Kita pun menggunakan ilmu pengetahuan dan kekuatan kita sendiri untuk
melakukan berbagai dosa yang tidak sepatutnya kita lakukan. Kita telah menyakiti hati dan
perasaan Allah yang telah menciptakan kita. Oleh sebab itulah, mari kita dapat mempelajari lebih
dalam mengenai Alkitab agar kita dapat mengerti maksud Allah dan mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai