Anda di halaman 1dari 13

TEORI PENCIPTAAN MENURUT KEJADIAN 1-2

KARYA ILMIAH

DISUSUN

OLEH

NAMA : CRUZ YI (10)

DUSTIN LIM (13)

FELICIA TANJUNG (15)

KELAS : XII MIPA 1

SMA KRISTEN KALAM KUDUS

PEMATANGSIANTAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan pada Tuhan yang telah memberikan
kekuatan dan perlindungan kepada Penulis untuk dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul Teologi Penciptaan yang bertujuan agar
Penulis dapat mahir dalam pembuatan karya ilmiah dan lebih memahami materi
teologi penciptaan serta untuk menyelesaikan tugas materi biologi.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada


berbagai pihak yang telah membantu Penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah
ini, yaitu:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis
untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Kedua orangtua Penulis yang telah memberikan dukungan berupa materi dan
spiritual kepada Penulis.
3. Ibu Vivit Novelia yang telah mengajarkan Penulis dalam materi biologi.

Akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh Pembaca


yang telah memberikan perhatian pada karya ilmiah ini. Penulis juga memohon
maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan dan tidak lupa Penulis memohon
kritik dan saran yang bersifat membangun dari Pembaca agar pada penulisan
karya ilmiah berikutnya dapat lebih baik. Sekian dan terima kasih.

Pematangsiantar, 11 Januari 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….…….….i

DAFTAR ISI…………………………………………………….………….……ii

A. BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………………


1

B. BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Hasil Penelitian ………………………………………………..6

C. BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimupan ……………………………………………………8

3.2. Saran ………………………………………………………….8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………..…………………..9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Teori Penciptaan dalam pandangan kristen adalah teori yang menyatakan bahwa
penciptaan bumi dan segala isinya dilakukan oleh Allah. Proses penciptaan alam
semesta menurut Alkitab diawali dengan Kejadian 1:1,”Pada mulanya Allah
menciptakan langit  dan bumi” sebagai penjelasan dasar bahwa alam semesta itu
diciptakan oleh Tuhan.

1.1. Latar Belakang Masalah

Alkitab adalah Firman Allah dan merupakan sumber doktrin dari


kekristenan yang menjadi otoritas tertinggi dalam kehidupan. Tulisan dalam
Alkitab ada dikarenakan Roh Kudus yang mengarahkan manusia pilihan-Nya
sebagai penerus kebenaran wahyu Allah. Perspektif Alkitab tentang penciptaan
jagat raya sesungguhnya tidak dilihat dari pembentukannya, namun dari
pandangan dilihat dari bagaimana peristiwa itu dinyatakan. Dalam teologi
masalah penciptaan jagat raya berhubungan dengan kepercayaan, dan masalah ini
akan salah kaprah apabila memiliki persepsi yang tidak benar karena akan
melahirkan pengertian dan kepercayaan yang salah sehingga dapat
menjerumuskan manusia, khususnya agama Kristen. Tuhan adalah pencipta alam
semesta, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Kejadian 1-2 dan dunia ada karena
ada penciptanya.

Penciptaan alam semesta dituliskan dalam Alkitab. Kitab Kejadian


memulai dengan kalimat pembuka, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi (Kej. 1: 1).” Allah menyatakan diri-Nya melalui penciptaan (Maz. 19:2).
Penciptaan menunjuk kepada eksistensi Allah dan tanggung jawab manusia.
1

Sebagaimana dituliskan dalam Roma, “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-
Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada
pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat
berdalih”(Roma 1:20). Allah berbicara dan dunia jadilah.

Identifikasi Allah sebagai Sang Pencipta dalam Kejadian 1:1, menunjuk


kepada istilah umum untuk keAllahan yang merupakan sebutan Allah yang sejati.
Kata yang digunakan adalah Elohim. Istilah Elohim memiliki makna majemuk
berhubungan dengan yang Ilahi, yaitu yang kuat, pemimpin yang perkasa,
keallahan yang tertinggi. Dalam bentuk jamaknya bermakna kuasa dan
keagungan-Nya yang luar biasa. Apa yang merupakan jawaban pada awal
sebelum Kejadian. 1:1 adalah Allah. Ini juga dinyatakan oleh Yesus dalam
Yohanes 17:24; 17:5, bahwa yang ada sebelum dunia dijadikan adalah Allah.
Pernyataan dan pengakuan Kejadian 1:1 merupakan penolakan terhadap segala
kepalsuan filsafat manusia. Allah itu sudah ada dengan sendirinya, sebab itu Allah
tidak memiliki asal mula. Allah ada dalam kekekalan masa lampau dengan
kebesaran dan keagungan-Nya. Sebab istilah Elohim menunjuk kepada pribadi
Allah yang Maha Agung, Maha Kuat, Mata Tinggi dan Dahsyat. Jadi Allahlah
yang memulai segala sesuatu dalam totalitas alam semesta ini.

Melalui firman Tuhan langit dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya dan
segala tentara Nya. Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi, Dia memberi
perintah, maka semuanya ada” (Maz. 33:6,9). Allah menciptakan dunia dalam
enam hari dalam arti sebenarnya. Demikian Alkitab menerangkan, "Sebab enam
hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia
berhenti pada hari ketujuh itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan
menguduskannya (Kel. 20:11). Segala sesuatu dijadikan oleh Nya, dan tidak ada
yang dijadikan tanpa Dia” (Yoh. 1:3). Tuhan yang menciptakan langit berfirman,
Dialah Tuhan yang membentuk dan menciptakan. Jadi, Dia tidak
mengosongkannya, tetapi menjadikannya berpenghuni (Yes. 45:18).
2

Pada awalnya, Tuhan menciptakan segala sesuatu di bumi dalam dalam


jangka enam hari lamanya. Pada hari pertama pembentukan jagat raya dan bumi,
hari kedua adalah langit dan atmosfer, hari ketiga adalah benua, dan semua
tumbuhan, bintang, dan benda langit, termasuk matahari dan bulan, adalah hari
ke-4, hari ke-5 adalah burung makhluk air, semua hewan dan manusia di bumi
hari ke-6. Manusia adalah makhluk khusus yang diciptakan menurut gambar
Allah. Keserupaan tersebut menjadikan manusia bertanggung jawab atas
pelestarian dan penaklukan bumi. Jadi, dalam prinsipnya Pencipta adalah Allah
yang ilahi, eksistensi Allah yang Esa dan tidak terdapat pencipta selain
berdasarkan Allah. Dunia awalnya kosong dan mengalami kekosongan tanpa
bentuk.

Dunia ini adalah bukti bahwa Tuhan ada dan memerintah. Dengan
demikian, keberadaan dunia menunjukkan bahwa Allah ada. Jagat raya diciptakan
oleh Tuhan dan terdiri dari unsur-unsur seperti bumi, air, udara, tumbuhan,
hewan, dan manusia. Kejadian 1:1 menunjukkan siapa Allah kepada manusia. Dia
adalah Sang Pencipta. Karena semua dibuat oleh Tuhan, dan tidak ada yang
dijadikan tanpa Allah (Yoh. 1:3). Tuhan memberi kehidupan dan segalanya dari
ketiadaan. Namun, pencipta adalah aktor dalam penciptaan dan Sang Pencipta
tidak dapat diamati menggunakan objek indra. Allah tidak dapat dilihat, dan
diraba.

Dalam Alkitab, istilah penciptaan digunakan dalam proses jadi. Proses jadi
dilakukan secara independen melalui Allah Tritunggal. Dengan demikian Tuhan
melakukan semua hal yang terlihat dan tidak terlihat untuk keagungan Allah,
tanpa menggunakan bahan yang awalnya lebih dahulu ada dalam penciptaan dunia
dan untuk tujuan sekunder. Penciptaan langsung bukan pembentukan ulang
bahan-bahan yang sudah ada dahulu, melainkan tindakan Tuhan secara langsung
yang juga langsung menunjukkan hasil. Alam semesta yang diciptakan terjadi
tanpa menggunakan materi yang ada.
3

Dunia materi dan manusia, juga para malaikat dan eksistensi dari segala-
sesuatu di segala tempat di segala waktu selain Allah, telah diciptakan oleh Allah
melalui karyaNya, bukan dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya yaitu bukan
dari bahan baku. Hal ini merupakan ajaran yang selalu ditekankan dalam seluruh
Alkitab.

Kitab Suci mencatat hal tentang penciptaan dari ketidak-adaan ini dalam
kitab kedua dari Makabe: “Aku tidak tahu bagaimana kamu muncul dalam
kandunganku. Bukan akulah yang memberi kepadamu napas dan hidup atau
menyusun bagian-bagian pada badanmu masing-masing. Melainkan Pencipta
alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian
segala sesuatunya. Tuhan akan memberikan kembali roh hidup kepadamu, justru
oleh karena kamu kini memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-
Nya… Aku mendesak, ya anakku, lihatlah ke langit dan ke bumi dan kepada
segala sesuatu yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah tidak
menjadikan kesemuanya itu dari barang yang sudah ada. Demikianlah bangsa
manusia dijadikan juga…” (2 Mak 7:22-23,28).

Pemeliharaan Jagat Raya Providensia berarti pemeliharaan Allah akan


jagat raya terhadap segala hal dan mengarahkan ke tujuan yang direncanakan.
Setelah Allah menciptakan jagat raya, Ia tidak meninggalkannya begitu saja tanpa
dipelihara-Nya. Fakta ini dinyatakan dalam Mazmur 93, Tuhan adalah Raja, ia
memerintah segala makhluk. Mazmur 121 menyatakan bahwa Allah menjaga,
dalam Ibrani 1:3 Allah menopang segala yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa
Allah tidak pernah membiarkan ciptaan-Nya, namun ia selalu menjaga dan
memelihara segala sesuatu. Segalanya terjadi atas kehendak Allah, Ia memakai
manusia sebagai alat untuk melakukan perintah-Nya (Kej. 1:26-28; 2:15), tetapi
pada dasarnya, Allah mengarahkan manusia kepada hal yang Ia rencanakan.
4

Manusia harus bekerja, karena itu ada perintah Allah dan Allah memberi
kemampuan kepada manusia agar dapat melakukan perintah Allah. Pemeliharaan
ini mencakup seluruh umat-Nya.

Tuhan menyebabkan semua peristiwa di alam fisik, spiritual, dan moral


untuk melaksanakan rencana Tuhan. Inilah strategi dan rancangan utama Tuhan
dalam penciptaan dunia ini. Hal ini menunjukkan segala sesuatu bersumber dari
perintah atau tujuan Tuhan untuk menciptakan seluruh alam semesta. Tuhan
adalah yang berdaulat, akan berkelanjutan memelihara seluruh karya-Nya, dengan
memberikan kemampuan bagi manusia untuk memelihara bumi. Pemeliharaan
berarti tidak hanya menyelamatkan apa yang dihancurkan dan diciptakan, tetapi
juga bekerja untuk mencegah ciptaan Tuhan dihancurkan.

Hakikat Tuhan dan alam semesta adalah bahwa Tuhan tidak hanya pribadi
dengan kepribadian, kebijaksanaan, kemurahan hati, dan kekuasaan, tetapi juga
Pencipta dan pemilik alam semesta, sehingga sangat besar dalam dirinya sendiri.
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hasil Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diketahui, kami setuju dengan teori
penciptaan menurut Kejadian 1-2 yang menyatakan bahwa penciptaan dunia
diciptakan langsung oleh Allah karena dapat dibuktikan dengan Firman Tuhan
yang terdapat dalam Alkitab. Firman Tuhan dalam Alkitab itu benar dan tidak
daapt berubah. Dimana Alkitab itu ditulis oleh orang-orang yang sudah dipilih
oleh Allah yang diberkati oleh roh kudus untuk menulis Firman Tuhan. Ini disebut
proses inspirasi roh kudus. Akitab pada naskah aslinya melewati proses
kanonisasi sehingga isinya dapat dipertanggungjawabkan dan tidak mengandung
kesalahan. Alkitab bukanlah buku teks ilmiah dan tujuannya bukan untuk
memperlihatkan kebenaran-kebenaran ilmiah, melainkan menyatakan kehendak
dan maksud Allah bagi manusia.

Kami tidak setuju dengan teori Darwin. Teori Darwin menyatakan bahwa
semua makhluk hidup yang ada di bumi berhubungan satu sama lain dan
mempunyai common ancestor (berasal dari satu garis keturunan) dan kemudian
berevolusi dan berkembang menjadi makhluk hidup yang bervariasi. Isi teori
Darwin bertentangan dengan isi Alkitab.

Proses penciptaan alam semesta menurut Alkitab diawali dengan Kejadian


1:1, sebagai penjelasan dasar bahwa alam semesta itu diciptakan oleh Tuhan. Lalu
pada Kejadian 1:2-31 menjelaskan rincian atau urutan waktu penciptaan mulai
dari penciptaan bumi, langit, daratan, lautan, tumbuh-tumbuhan, binatang dan
manusia.
6

Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Allah


menjadikannya secara langsung dan lengkap. Ini artinya Allah tidak
menjadikan manusia dari makhluk yang lebih rendah. Allah tidak
menciptakan manusia dari bahan yang sudah ada, melainkan dari sebuah
ketiadaan. Sebaliknya, sifat fisik dan sifat rohani manusia diciptakan secara
khusus oleh Allah. Makhluk hidup lain tidak memiliki sifat-sifat tersebut
maka itulah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan lainnya.
Manusia diberi tanggung jawab untuk memelihara dan menaklukkan bumi.
Allah menciptakan setiap makhluk hidup sesuai fungsinya masing-masing
dan.

Manusia, hewan, bahkan tumbuhan memiliki DNA yang berbeda-beda.


DNA tidak dapat diubah maupun diganti sehingga tidak memungkinkan apabila
semua makhluk hidup yang berada di bumi saat ini berasal dari satu garis
keturunan. Ini berarti menyatakan bahwa semua makhluk hidup memiliki DNA
yang sama. Maka teori Darwin melanggar hukum genetika DNA.

Fosil-fosil yang ditemukan pada saat itu (1859) belum dapat dipastikan
secara 100% dikarenakan zaman belum canggih dan teknologi masih seadanya.
Fosil-fosil tersebut belum tentu fosil manusia dan bisa saja fosil makhluk lainnya.
Bahkan banyak ilmuwan-ilmuwan yang juga menentang teori Darwin karena
tidak dapat dibuktikan secara ilmiah dan argumen-argumen yang dikemukakan
hanya berupa dugaan. Teori-teori yang diciptakan manusia dapat berubah-ubah
dan dapat direkayasa sehingga tidak dapat dipastikan 100%.
7

BAB III

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Alam semesta jagat raya termasuk bumi dan segala makhluk hidup di
dalamnya diciptakan oleh Tuhan.
2. Manusia tidak berasal dari makhluk lain melainkan dari sebuah ketiadaan.
3. Manusia memiliki citra Allah sehingga berbeda dari makhluk ciptaan
lainnya dan tidak dapat disamakan.
4. Setiap makhluk hidup memiliki tugas dan fungsinya masing-masing yang
berbeda-beda.
5. Fosil-fosil yang ditemukan tidak dapat dipastikan 100% fosil manusia.
6. Alkitab adalah sumber dari Firman Allah kepada manusia.
7. Kebenaran Alkitab dapat dipertanggungjawabkan sedangkan kebenaran
teori tidak pasti.

4.2. Saran

Adapun saran dari Penulis kepada pembaca karya ilmiah ini adalah:
1. Usahakan mengumpulkan bahan referensi dan mempelajari bahan referensi dari
sumber yang jelas.
2. Sebaiknya dalam memanfaatkan pemahaman teori penciptaan ini kita harus
tetap
berpegang teguh pada prinsip agar tidak melanggar norma-norma yang berlaku
di masyarakat serta tidak merugikan pihak lain.

DAFTAR PUSTAKA

Rosang, Djonly Johnson Relly.2019.STUDI KRITIK TEORI PENCIPTAAN

DALAM KEJADIAN 1:1-2.STT Kalimantan. 62–78

Kaseke,Fanny.2018. SAAT IMAN DAN AKAL BERBENTURAN: ALAM

SEMESTA MENURUT AJARAN ALKITAB DAN EVOLUSIONISM.


DOI: 10.47154/scripta.v5i1.45

Halawa, Ririn Valentina. Vol. 5 No. 1 (2022).TUHAN SEBAGAI PENCIPTA:

KONSEP PENCIPTAAN JAGAT RAYA BERDASARKAN KITAB


KEJADIAN PASAL 1-2.STT Soteria Purwokerto
9

Anda mungkin juga menyukai