Anda di halaman 1dari 66

Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli – September

2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta


ciptaan-Nya”

BULAN ke - 6 : JULI - 2023


MINGGU, 02 JULI 2023
KELENDER GEREJAWI : HJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 1 : 1 – 2 : 7
TEMA : “MENEMUKAN KEBAIKAN
TUHAN DALAM CIPTAAN-NYA”
LATAR BELAKANG
Hari ini kita sudah memasuki hari ke-183, minggu ke-27 dalam tahun
2023, atau kita berada pada bulan Juli, minggu pertama dari triwulan
ke-3, dimana fokus pelayanan Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga
Juli-Agustus-September 2023 diarahkan pada “Pembaruan Tuhan
Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” yang dibangun atau
dikembangkan dengan terang firman Tuhan dari Kejadian 1:1-2:7 untuk
terus menemukan jatidiri “cinta alam sebagai mengasihi sesama
sebagai kasih yang original, yang mula-mula dari Pencipta”.
Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Sejak awal Kitab Kejadian, fokus
dari sorotan penyataan terarah kepada Yang Mahakuasa, Dia adalah
yang Awal, Sang Pencipta dan Sumber dari segala yang ada. Pengarang
kisah pertama ini bermaksud mengelompokkan penciptaan semua
makhluk dengan cara yang jika ditinjau dari segi logika dapat diterima
dan yang mencakup segala sesuatu yang dijadikan Allah. Mula-mula
diciptakan makhluk hidup yang non manusia, lalu yang lain-lain
sampai dengan makhluk yang paling mulia, yaitu manusia sebagai
gambaran Allah. Karya Allah penciptaan berdasarkan teks sampai
dengan hari ketujuh Allah berhenti, teks ini menjadi semacam panduan
untuk manusia menentukan satu hari dalam seminggu adalah hari
khusus untuk bersekutu dengan Tuhan.

PENJELASAN TEKS
Pada tiga hari pertama, Allah menciptakan dan mengatur wadah untuk
sebuah kehidupan.
1) Di hari pertama (ayat 1-2), memberi gambaran bahwa pada mulanya
tidak ada apapun yang indah untuk di lihat, sebab bumi belum
berbentuk ( kekacauan) dan kosong (—kehampaan). Bumi tidak

1
berbentuk, tidak berguna, tanpa penghuni, tanpa hiasan, hanya
bayangan atau ancang, kasar dari hal-hal yang akan datang. Di sini
Allah kemudian diperkenalkan, sebagai Allah Pencipta langit dan
bumi, dan juga Allah Sumber dari kehidupan dan pergerakan di
dalam bumi ciptaan-Nya. Maka itu di hari pertama kita membaca
bahwa Allah menciptakan terang untuk Menjadi wadah waktu bagi
kehidupan yaitu siang dan malam. Tanpa terang, tidak ada
kehidupan.
2) Hari kedua dan hari ketiga merupakan pengaturan yang begitu rapih
dan, sistematis dari dunia ciptaan ini. Dihari kedua — (ayat 6-8)
terjadi pernisahan antara air di langit (cakrawala) dan air yang di
bawah langit yang bertujuan untuk menciptakan ruangan untuk
makhluk udara da makhluk air. Sedangkan pada hari ketiga (ayat 9-
13), yaitu pembentukan laut dan tanah kering, dan bumi dibuat
menjadi subur. Jika sebelumnya kekuasaan Sang Pencipta sudah
dikerahkan dan dicurahkan di sekitar bagian atas dari dunia yang
kelihatan: tetapi sekarang la turun ke dunia bawah, ke bumi, yang
dirancang bagi anak-anak manusia, dirancang baik untuk mereka
tinggali maupun untuk mereka pelihara. Dan di sini kita mendapati
gambaran bagaimana bumi dibuat cocok untuk ditinggali dan
dipelihara manusia, dan bagaimana rumah mereka dibangun serta
makanan mereka dipersiapkan. Daratan dengan berbagai tumbuhan
di dalamnya diciptakan dan diatur agar menjadi tempat yang indah
dan asri bagi penghuninya, berbagai makhluk hidup darat, dan
terutama manusia.
3) Sebagaimana penciptaan pada tiga hari yang pertama adalah untuk
mempersiapkan wadah bagi penghuni-penghuninya, maka demikian
pada tiga hari yang kedua, sampai dengan dunia binatang diciptakan
adalah penciptaan untuk tujuan kemanusiaan. Di hari keempat (ayat
14-19), matahari, bulan dan bintang-bintang diciptakan oleh Allah
dan diletakkan di tempatnya agar manusia dapat mengenal waktu
dan pola-nya. Benda-benda penerang ini berperan untuk
membedakan waktu: siang dan malam, musim panas dan musim
dingin, dsb. Hal ini penting kelak agar dapat menuntun tindakan
manusia: misalnya Allah telah menetapkan benda penerang yang
melaluinya kita bisa bekerja dan bukannya malah tidur atau
bermain-main atau membuang waktu percuma. Dan juga agar

2
manusia bisa mengelola alam secara tepat sesuai musim dan
tentunyg karakter dari berbagai ciptaan tersebut. Di hari kelima
(ayat 20-23). Allah menciptakan ikan dan burung untuk mengisi laut
dan udara, menjadi bagian dari keasrian alam ini. Jika kita amati
pada setiap hari penciptaan sebelumnya, memang telah dijadikan
ciptaan-ciptaan yang amat mulia dan unggul. Namun di hari kelima
inilah kita baru membaca tentang penciptaan makhluk hidup yang
bergerak. Lihatlah dalam penciptaan kali ini semakin istimewa
bukan hanya karena tahapannya yang berlanjut, tetapi juga hasil
ciptaan Allah itu makin unggul. Dan di sini juga kita bertemu bahwa
untuk pertama kalinya Allah memberkati ciptaan-Nya itu untuk
berkembang biak dan memenuhi ruang yang Allah ciptakan khusus
untuk mereka (ayat 23).
4) Akhirnya di hari keenam (ayat 24-31), setelah menciptakan hewan
yang hidup diudara dan laut, Tuhan menciptakan binatang yang
mendiami daratan, baik binatang hutan, ternak, maupun melata
sebagai bagian terakhir sebelum manusia diciptakan. Dengan ketiga
bagian alam sudah terisi oleh berbagai makhluk hidup, lengkap-lah
sudah segala sesuatu yang dipersiapkan Allah untuk ciptaan-Nya
yang termulia, yaitu manusia. Kesempurnaan penciptaan Allah
tampak dalam penciptaan manusia sebagai makhluk yang mulia
karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Meskipun ada
beberapa kesamaan dalam hal fisik dengan ciptaan yang lain, tetapi
ada perbedaan yang tidak dapat disamakan dalam hal kemampuan
moral, intelektual dan spiritualitas. Manusia dapat berkomunikasi
dengan Allah dan merespons Allah. Manusia juga dkaruniai
kemampuan khusus untuk mengembangkan diri agar hidupnya
dapat dipakai oleh Allah. Itu sebabnya manusia diberi otoritas dan
tanggung jawab untuk mengelola bumi dan segala isinya.

Semua karya penciptaan Allah ini diberi catatan sebagai hal yang baik
adanya, bahkan menutupnya dengan sebuah pernyataan bahwa “Maka
Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. “ (ayat
10,12,18,21,25.31). selanjutnya dalam Kejadian 2:1-7, sesudah enam
hari maka Allah berhenti dari semua pekerjaan penciptaan (ayat 2).
Apa tujuan Allah berhenti di hari ke tujuha dan meguduskannya? Tentu
bukan karena Allah perlu beristirahat! Ada dua jawaban untuk

3
pertanyaan tersebut: pertama, Allah telah menyelesaikan semua karya
penciptaan-Nya secara sempurna. Oleh karena itu, hari ketujuh adalah
hari perayaan atas maha karya itu. Dengan berhenti bekerja pada hari
sabat, kita sedang ikut dalam perayaan sukacita bersama Allah dalam
mengagumi dan menikmati kesempurnaan karya Nya. Kedua dengan
berhenti dari pekerjaan-Nya pada hari ketujuh, Allah sedang Memberi
model pola keteraturan kerja bagi manusia. Manusia tidak bisa kerja
terus-menerus tanpa henti, ia membutuhkan istirahat untuk
memulihkan tenaganya. Secara khusus dalam Kejadian 2:4-7, kita
seperti sedang melihat kisah kedua, tentang penciptaan. Jika dalam
kisah pertama, Allah berfirman maka semuanya menjadi ada. Maka
dalam pasal kedua ini, tindakan Allah dalam penciptaan manusia
sangat disoroti. Di sini manusia dikisahkan sebagai karya tangan Allah.
Allah sendiri yang membentuk manusia dari debu tanah, lalu
menghembuskan nafas kehidupan kepadanya.

PENERAPAN
Pekerjaan mencipta adalah pekerjaan yang sungguh amat baik. Segala
sesuatu yang dijadikan oleh Allah, dijadikan dengan baik, tidak ada
cacat atau kekurangan apapun di dalamnya. Baik, sebab semuanya
sesuai dengan pikiran Sang Pencipta, persis seperti apa yang
diinginkan-Nya. Baik, sebab pekerjaan itu memenuhi tujuan
penciptaan-Nya dan sesuai dengan maksud pekerjaan itu dirancang.
Baik, sebab pekerjaan itu berguna bagi manusia, yang telah ditunjuk
Allah sebagai tuan atas makhluk ciptaan yang kelihatan. Baik, sebab
semua itu demi kemuliaan Allah. Ketika Allah melihat kembali
pekerjaan-Nya, semuanya sungguh amat baik. Bagaimana ketika kita
dipercayakan sebuah pekerjaan! Apabila kita harus melihat kembali
pekerjaan-pekerjaan kita, apakah kita dapat mengatakan bahwa yang
kita kerjakan itu baik? Ataukah kita mendapati, dengan rasa malu,
bahwa banyak hal dikerjakan dengan amat buruk, terburu-buru, tidak
bersungguh-sungguh, bahkan cenderung sembrono? Pekerjaan
penciptaan itu sungguh amat baik. Setiap bagiannya baik, tetapi juga
keseluruhan ciptaan itu secara bersama-sama sungguh amat baik.
Manusia diberi otoritas dan tanggung jawab untuk mengelola bumi dan
segala isinya. Walaupun demikian, otoritas itu bukan merupakan hak
untuk merusak semua yang baik yang telah Allah ciptakan. Perintah

4
untuk menaklukkan bumi bukanlah perintah agar manusia menjadi
penguasa arogan yang berlaku sewenang-wenang atas alam.
Memanfaatkan kekayaan alam memang merupakan tugas manusia,
tetapi bila prosesnya melibatkan kerusakan alam, jelas harus
dipertimbangkan ulang. Kita harus ingat bahwa bumi ini pada mulanya
dijadikan dengan sungguh amat baik, maka jangan dirusak atau
diperlakukan sembarangan, karena kita harus mengembalikannya
dalam keadaan yang seharusnya baik.
Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk kembali menemukan
kebaikan Tuhan dalam ciptaan-Nya ini. Mari memulai dengan satu
tindakan kecil: buang sampah pada tempatnya, tanamlah satu pohon,
dan lain sebagainya. jika kita baik dengan alam, tentu alam pun akan
baik terhadap kita. Sebab semua telah dijadikan sungguh amat baik
sejak awalnya.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

Pertanyaan Pendukung Kelompok Diskus dalam Ibadah


Unsur PAM, PW dan PKB

Pertanyaan untuk Diskusi tentang Pembaharuan GKI pada Triwulan


ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas
alam semesta ciptaan-Nya” mengikuti teks Kejadian 1:1-2:7

(1) Sebutkanlah pembaruan dalam isi Penciptaan Allah, hari pertama


hingga hari ke-7 Allah menciptakan apa saja?
(2) Tentang Allah Pencipta disebutkan nama-Nya, dalam Bahasa
Ibrani, yaitu : Bara Elohimt (Allah Pencipta) : Ruakh Elohim (Roh
Allah) : wayomer Elohim (Firman Allah), yaitu satu Allah memiliki
3 keberadaan, yaitu Pencipta, Roh dan Firman. Kemukakanlah
pendapatmu tentang perbedaan “Pencipta” dan “Ciptaan” ,..!!
(3) Sebutkanlah satu per satu kebaikan Tuhan dalam ciptaan-Nya
untuk kita dan generasi yang akan datang?

5
MINGGU, 09 JULI 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KELUARAN 14 : 15 – 31
TEMA : “SELALU ADA JALAN KELUAR”

LATAR BELAKANG
Kita mengsyukuri hari ini sudah mencapai hari ke-190, minggu ke-28
bulan Juli tahun 2023, dalam mengelola seluruh pelayanan ibadah, kita
terus diingatkan untuk mendoakan GKI dan komitmen pelayanannya
dengan menentukan arah pelayanan dalam tahun pertama 2023
dengan fokus pada triwulan ketiga Juli- Agustus-September 2023
Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaanNya dengan
landasan firman Tuhan dari Keluaran 14 : 15 – 31. Bebas dan menerima
keadilan yang murni dari Allah yang bertindak merupakan anugerah.
Atas pertolongan dan pembelaan Tuhan terhadap bangsa Israel,
mereka dilepaskan dari perbudakan oleh bangsa Mesir. Bangsa Mesir
merasakan tekanan yang hebat dari Tuhan dan bangsa Israel melihat
sendiri betapa besar kuasa Tuhan yang ditunjukkan melalui kesepuluh
tulah yang diturunkan atas bangsa Mesir. Hal itu membuat bangsa
Israel yakin untuk melangkah pergi meninggalkan tempat di mana
mereka diperbudak menuju suatu tempat yang mereka sendiri belum
pernah tahu, kecuali nenek moyang mereka. Bangsa Israel yang saat itu
pergi keluar dari Mesir mempercayakan nasib mereka dalam pimpinan
Musa yang kelihatan dan tentunya kepercayaan kepada Tuhan yang
telah menunjukkan kekuatan dan kuasa yang besar di depan mata
mereka. Kita dapati di sini sejarah sebuah karya ajaib yang sangat
sering disebut di Perjanjian Lama dan Baru, yakni terbelah-nya Laut
Teberau tepat di depan mata orang Israel.

PENJELASAN TEKS
Bangsa Israel sedang menghadapi persoalan yang sangat pelik karena
mereka berhadapan dengan Laut Teberau dan di belakang mereka ada
pasukan Firaun yang datang mengejar. Mereka tidak hanya
menghadapi persoalan di depan yang keadaannya belum pasti, tetapi
juga menghadapi persoalan di belakang yaitu masa lalu mereka saat
diperbudak di Mesir. Dalam menghadapi kondisi seperti itu bangsa
Israel menjadi takut (14:10) dan saling menyalahkan (14:11-12). Apakah

6
Tuhan salah dalam rencana-Nya untuk melepaskan banga Israel dari
tangan bangsa Mesir? Tidak sama sekali, sebab semuanya itu sudah ada
dalam rencana Tuhan.
(Ayat 15-20) Dalam respon Tuhan terhadap Musa di ayat 15, kita
mungkin dapat menduga bahwa di hadapan Tuhan tampaknya Musa
menyuarakan buah perasaan pesimis, walaupun sebelumnya di
hadapan bangsa Israel ia terlihat sangat beriman (lihat 14:13-14). Musa
juga tidak mengerti mengapa Tuhan menempatkan mereka dalam
situasi demikian. Maka untuk menjawab ketakutan Musa dan bangsa
Israel itu, Allah memerintahkan Musa untuk melakukan serangkaian
tindakan untuk membelah Laut Teberau supaya orang Isrsel dapat
berjalan di tengah-tengahnya (ayat 16). Di sini Allah sendiri
menjelaskan bahwa la mempunyai tujuan dalam tindakan itu, yakni
agar orang Mesir, termasuk Firaun tentunya, tahu bahwa Allah Israel
adalah TUHAN (ayat 18).
(Ayat 21-31) Bagian ini menjadi satu contoh dari kuasa dahsyat Allah
atas alam semesta. la membelah lautan dan membuka jalan melaluinya.
Tanda yang pakai untuk mengawali mujizat ini adalah uluran tangan
Musa ke atas laut, ang menandakan bahwa mujizat ini diperbuat Allah
sebagai jawaban atas doa Musa, untuk membenarkan tugas pengutusan
Musa, dan menjadi tanda keberpihakan Allah terhadap bangsa yang
dipimpin Musa. Tanda alam yang menjadi perantara adalah angin
timur yang keras, yang menunjukkan bahwa kuasa Allah yang
mengerjakannya, di mana angin dan laut pun patuh kepadaNya.
Bangsa Israel menyeberangi Laut Teberau dan berhasil mencapai
daratan di sisi seberang. Orang Israel berjalan di tempat kering dari
tengah-tengah laut ayat 29), dengan tiang awan, yakni kemuliaan
Tuhan menjadi barisan be akang mereka, sedangdi kiri dan di kanan
mereka air itu sebagai tembok agar orang Mesir tidak menyerang
mereka dari sisi sayap. Tidak cukup hanya mengalami kuasa Allah yang
begitu besar yang membuat bangsa Israel berjalan di tanah kering di
tengah-tengah laut, Allah masih menunjukkan kuasa-Nya dengan
memusnahkan pasukan Firaun di depan mata bangsa Israel. Orang
Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut (ayat 30).
Pemeliharaan Allah telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga
gelombang pasang yang berikutnya menghempaskan mayat-mayat
orang Mesir ke permukaan. Mujizat tersebut ternyata sangat

7
mempengaruhi orang Israel, kini mereka menjadi malu atas
ketidakpercayaan dan sungut-sungut mereka. Mujizat yang telah Allah
kerjakan bagi mereka melalui kepemimpinan Musa telah mengikat
mereka untuk menaati Allah di bawah pimpinan Musa. Mujizat ini
mengatkan iman mereka akan janji yang kelak akan digenapi karena
mereka telah telah dibawa keluar dari Mesir dengan penuh
kemenangan. Kini mereka tidak ragu karena mereka memiliki Allah
yang dahsyat dan mereka juga memiliki seseorang yang menjadi
perantara mereka dengan Allah.

PENERAPAN
a) Allah tidak pernah tinggal diam ketika umat-Nya bergumul dalam
masalah. Tuhan selalu bertindak tepat pada waktunya dalam
kebuntuan, ketegangan dan ketakutan yang sedang dihadapi oleh
manusia dengan, memberikan jalan keluar kepada mereka. Ia
melepaskan umat-Nya dan berbagai pencobaan bahkan segala
sesuatu yang tidak mungkin, dijadika mungkin bagi Allah. Karena
itu jangan pernah kehilangan iman kita kepada Tuhan.
b) Peristiwa Laut Teberau menjadi titik balik dalam sejarah Israel. Bila
sebelumnya mereka berada di bawah kuasa Mesir, maka saat itu
mereka menyaksikan sendiri bagaimana Tuhan menyingkirkan
orang Mesir dari kehidupan mereka. Matinya tentara Mesir
merupakan konfirmasi bahwa kelepaan mereka dari dunia
perbudakan Mesir sungguh nyata. Mereka tidak perlu lagi merasa
tertekan karena bangsa lain menindas mereka, Identitas mereka
sebagai bangsa, terutama sebagai bangsa pilihan Allah, telah
dipulihkan oleh Allah yang memilih mereka.
c) Tuhan memakai alam: menguakkan air laut dengan perantaraan
angin timur yang keras — padahal menurut pakar meteorologi,
angin timur yang berhembus di padang gurun itu berhembus sangat
dahyat dan bisa menimbulkan tsunami — untuk membaharui
kehidupan umat Israel dan membebaskan mereka dari dunia
perbudakan Mesir. Apa yang menurut teori dan pemikiran manusia
dapat menimbulkan hal-hal yang buruk, namun di tangan Tuhan hal
itu justru dapat menghasilkan mujizat bagi kita.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

8
MINGGU, 16 JULI 2023
KALENDER GEREJAWI : HIJAU
BACAAN ALKITAB : YOSUA 3 : 1 – 17
TEMA : “KUDUSKANLAH DIRIMU!
ALLAH YANG HIDUP ADA DI
TENGAH-TENGAH KAMU”

LATAR BELAKANG
Hari ini minggu 16 Juli, kita memasuki hari ke-197, hari minggu ke-29
tahun 2023, setiap minggu terus kita diarahkan untuk Ingat tentang
fokus tahun pelayanan GKI jalan triwulan ketiga Juli-Agustus-
September 2023, yaitu “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta
ciptaan-Nya” dilandasi dengan firman Tuhan dari Yosua 3:1-17 yang
menjadi patokan untuk pelayanan dalam minggu berjalan, Karena itu
kita terus memberikan fokus khotbah pada dua tema, yaitu Tema
sentral bulan Juli, dan tema bacaan, tema sentral-nya adalah"
Pembaharuan Tuhan terhadap alam ciptaan-Nya dan tema khotbah”
Kuduskanlah dirimu! Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu.
Jika kita menghubungkan dua tema ini menjadi satu pengajaran maka
akan ada banyak pelajaran dari tema tema ini. Kekudusan dan
kehadiran Allah membawa pembaharuan, atas alam, manusia dan
seluruh ciptaan-Nya. Dengan demikian kita akan bicara tentang
Kekudusan, Simbol Kehadiran Allah ditengah-tengah hidup umat Nya
dan Kuasa Allah yang membawa pembaharuan hidup.

PENJELASAN TEKS :
Pengajaran Tentang Kekudusan
Kekudusan dalam konteks Yosua 3 : 1 - 17, berhubungan dengan umat,
dalam tema ini ditekankan dengan tanda seru (!), artinya ini suatu
perintah, bagian ini diambil dari ayat "3:5 Berkatalah Yosua kepada
bangsa itu: "Kuduskanlah dirimu sebab besok TUHAN akan melakukan
perbuatan yang ajaib di antara kamu. Kekudusan ini berkaitan dengan
perbuatan Tuhan atau apa yang akan dikerjakan oleh Tuhan bagi
bangsa Israel. Kata “kudus” dalam bahasa aslinyax (qadosh) artinya
adalah “untuk memisahkan”, terpisah: bukan putih bersih tanpa cacat
cela. Akar kata “gadosh” adalah terpotong, untuk menguduskan sesuatu
adalah memisahkan. Maka supaya manusia bisa melihat perbuatan

9
Ajaib dari Tuhan, mereka harus kudus, terpisah dari kelakuan,
kehidupan, kebiasaan manusia lain yang najis, otor, tidak sopan,
sembarangan saja, bercacat. Petrus mengutip dari Kitab Imamat
“Kuduslah kamu sebab Aku kudus”. (1 Petrus 1:16), ayat 15 “tetapi
hendaklah kamu menjadi kudus dindalam seluruh hidupmu sama
seperti Dia yang Kudus yang telah memanggil kamu.
Maka orang yang menyembah Allah yang kudus, sungguh harus
mengerti bahwa Allah adalah Allah yang kudus, Orang tersebut melihat
Alahnya sebagai Allah yang sangat terpisah, jauh melampaui kita, Allah
yang bukan kita. Allah yang jauh berbeda dari kita. Waktu kita
mengatakan bahwa Allah mempunyai cinta yang kudus, itu berarti
cintaNya jauh melampaui segala macam cinta yang kita bisa tahu.
Waktu kita mengatakan bahwa Allah mempunyai bijaksana yang
kudus, itu berarti bijaksana-Nya melampaui segala bijaksana yang kita
bisa tahu. Intinya, mengatakan bahwa Allah kita kudus, berarti kita
menyadari Allah tidak bisa ditimbang, tidak terukur.
Tindakan pengudusan (bd. Kel. 19:10 14-15) menunjuk kepada prinsip
bahwa Allah tidak akan bertindak dengan penuh kuasa demi umat-Nya
jikalau hati kita belum kudus dan selaras dengan kehendak-Nya.
Sebelum kita memohon Allah melakukan tanda dan keajaiban di
tengah-tengah kita, kita harus memastikan dahulu bahwa hati kita
murni dan keinginan -keinginan kita dipimpin oleh Roh Kudus.
Simbol/Lambang Kehadiran Allah Ditengah-Tengah Umatnya
Kehadiran Allah dalam Yosua 3 : 1 — 17, adalah Tabut perjanjian.
Benar-benar menjadi SIMBOL/ TANDA KEHADIRAN ALAH. Apakah
tabut itu punya Kuasa ?? 3:12 Maka sekarang, pilihlah dua belas Orang
dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku. 3:13 Segera sesudah
kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi,:
berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan
terputus: air yang turun dari hulu: akan berhenti mengalir menjadi
bendungan. Tabut perjanjian mempunyai peran yang sangat penting
dalam Cerita ini
"tabut perjanjian" menjadi lambang dari kehadiran Allah di tengah-
tengah mereka (Kel 25:22 bd. Bil 10:35). Sewaktu mereka dituntun
untuk memiliki tanah perjanjian, Tuhan juga terang-terangan
menyatakan diri di dalam mukjizat-mukjizat (ayat Yos 3:5, 14-17; 4:18).
Yang memiliki Kuasa adalah Allah. Apa isi dalam tabut perjanjian
10
Di dalam Tabut Perjanjian itu ditempatkan:
 Dua loh batu berisi Sepuluh Perintah Allah (Kel 25-16)
 Gulungan Kitab Taurat (berisi lima kitab pertama Alkitab Ibrani dari
Kitab Kejadian sampai Kitab Ulangan. UI 31:26)
 Satu buli-buli emas berisi manna. Kel. 16 : 33 -34)
 Tongkat Harun yang pernah bertunas, (Ibrani 9 :4)
Jika kita coba hubungkan atau artikan Tabut sebagai tanda/symbol
kehadiran Allah ke dalam kehidupan kita saat Ini, maka tidak ada
simbol langsung yang sama, tetapi jika kita hubungkan lambang
kehadiran Allah seperti Isi Tabut, diantaranya 10 perintah Tuhan,
gulungan kitab taurat, maka kita bisa katakan “LAMBANG
KEHADIRAN ALLAH" saat ini adalah ALKITAB yang memuat Taurat
dan Injil/Firman Allah (Yoh 1:1)
Kuasa Allah Membawa Pembaharuan Hidup
"3:9 Lalu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Datanglah dekat dan
dengarkanlah firman TUHAN, Allahmu." 3:10 Lagi kata Yosua: "Dari
hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-
tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-Nya orang
Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang
Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu:
Berdasarkan ayat 9 — 10, ada tiga bukti Kuasa Allah hadir di tengah
umat-Nya, yang akan membawa pembaharuan hidup (orang yang
percaya)
1. Orang tersebut/kita/mereka akan datang mendekat kepada Allah
2. Orang tersebut/kita/mereka akan selalu mau mendengar firman
Allah sama seperti ketika tabut perjanjian dibawa ke tengah sungai,
maka air berhenti, demikianlah, ketika firman Tuhan hadir dan
hidup di dalam kehidupan orang percaya, maka kekuatan, kuasa,
yang menjadi penghalang, hambatan, rintangan akan bisa dilewati.
3. Seperti Allah menghalau bangsa-bangsa lawan Israel, Allah akan
menghalau, semua hal yang merupakan musuh kita (kelakuan, sifat
buruk/jahat, rencana jahat orang lain, kebencian orang lain dan
sebagainya yang merupakan musuh orang baik)
PENERAPAN
1. Hidup kudus, terpisah dari kebiasaan hidup dunia, bukan berarti
tidak bisa bergaul dengan dunia ini, tetapi karakter, kelakuan, sifat

11
harus dipisahkan dari dunia. Hidup kudus adalah syarat mutlak,
harus.. wajib.. tidak bisa ditawar kalau mau melihat perbuatan
Tuhan yang Ajaib, kalau mau mengalami pembaharuan dalam
pergumulan, pembaharuan dalam hubungan dengan Tuhan, tidak
menjadi sama dengan dunia, ada hidup di dunia tetapi berbeda
dengan dunia. Kehidupan pernikahan, keluarga yang berlangsung
dalam kekudusan akan mengalami banyak mujizat Tuhan. Hamba-
hamba Tuhan yang bekerja hidup kudus akan melihat berbagai
berbuatan Ajaib dari Tuhan.
Ada banyak umat Tuhan, orang Kristen yang hanya “Kudus” saat
datang ke gereja, banyak hamba Tuhan (Pendeta, Penatua, Syamas,
guru Sekolah Minggu) Badan pelayan Unsur yang hanya “Kudus di
hari minggu” tetapi senin sampai sabtu “Kudis” kelakuannya,
kelakuan mereka, kelakuan kita sama seperti dunia, tidak terpisah,
bahkan susah dibedakan, hidup dalam dunia modern yang
mengutamakan dan mengagungkan dunia dan semua gayanya.
2. Jika Alkitab/Firman Allah/Injil adalah symbol kehadiran Allah,
maka mintalah Allah memberi kuasa, kemampuan untuk hidup
sesuai isi firman Allah, sebab ketika Tabut dipikul masuk ke dalam
sungai, maka air sungai itu berhenti mengalir. Betapa besar Kuasa
Allah di dalam firman Tuhan. II Tim 3:16 Segala tulisan yang
diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran. AMIN.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

12
MINGGU, 23 JULI 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 104 : 1 – 35
TEMA : “BERTEMU TUHAN DI ALAM
SEKITAR KITA”

LATAR BELAKANG
Hari ini 23 Juli, kita berada pada hari ke-204, hari minggu ke-30 dalam
tahun 2023, yang terus mengingatkan kita untuk memperhatikan fokus
pelayanan GKI yang sudah kita masuki pada triwulan ketiga Juli-
Agustus-September 2023, yaitu “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam
semesta ciptaan-Nya”, fokus pelayanan ini akan diterangi oleh firman
Tuhan Mazmur 104:1-35. Mazmur 104 adalah Mazmur nyanyian
mengenai Allah yang menciptakan segala sesuatu dan pemeliharaan
atas hasil pekerjaan-Nya. Isinya menekankan keterlibatan Allah dengan
segala hal yang telah diciptakan-Nya karena Ia tinggal di dunia serta
menopang-nya. Tema Khotbahnya adalah: Bertemu Tuhan Di Alam
Sekitar Kita”, secara sederhana kita bisa katakan “Bahwa Tuhan Ada
Dekat Dengan Saya”.
Tema ini Mengajak untuk meneguhkan iman kita tentang bagaimana
mengenal Allah yang Menyatakan Diri kepada manusia. kita mengerti
bahwa proses Penyataan Diri Allah berlangsung secara umum dalam
ciptaan-Nya, yang disebut “Penyataan Umum” dan Allah Menyatakan
Diri di dalam Yesus Kristus dengan “Penyataan Khusus”. Penyataan
Khusus, secara muka dengan muka Allah hidup didalam Tuhan Yesus
Kristus sebagai manusia. tetapi penyataan umum Allah melalui seluruh
alam raya Seluruh Semesta, seluruh Jagad Raya, masih terus ada
selama dunia masih ada, sampai selama-lamanya.... Tuhan Allah tetap
ada. Setelah Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi (Kej 1:1), Ia
tidak meninggalkan dunia atau membiarkan dunia berjalan sendiri.
Sebaliknya, Ia terus terlibat seutuhnya di dalam kehidupan umat-Nya
dan di dalam pemeliharaan ciptaan-Nya. Allah bukanlah seperti
seorang ahli pembuat jam yang membuat jam, menjalankannya, dan
kini membiarkannya berjalan sendiri. Pertanyaan sederhananya
adalah: Bagaimana saya bisa bertemu Tuhan Allah di Alam sekitar
saya?

13
PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 9, Tuhan Pegang Kendali atas alam semesta.
Secara simbolik penulis kitab Mazmur 104, menceritakan Tuhan Allah,
memelihara dunia ini, dengan kendali atau control-Nya, seperti ada di
dalam rumah kita. perhatikan 1. Terang sebagai selimut 2 langit seperti
tenda, 3. Air adalah loteng kamar, 4. awan-awan sebagai kendaraan, 5.
angin sebagai pesuruh, 6. nyala api sebagai pelayan - pelayan. Bukan
hanya itu saja, tetapi Kontrol Tuhan dari dasar bumi, Tuhan
menghardik air, naik turun lembah, ini bisa kita pikirkan seperti sungai
besar dan air terjun. Air yang lari kebingungan terhadap suara Guntur,
bisa jadi itulah hujan deras yang disertai Guntur/petir, dan kilat.
Sungguh sangat dahsyat. bagi dunia purba air yang bergejola
menakutkan dan merupakan gambaran kuasa jahat, tetapi Tuhan
Pegang kendali atas seluruhnya.
Ayat IO — 18, Tuhan berkuasa mengatur kehidupan binatang
dan tumbuh-tumbuhan.
Bukan hanya Samudra raya, air di laut maupun juga air di langit, tetapi
Tuhan berkuasa mengatur kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Siapa ka yang dapat mengamati proses pertumbuhan atau
perkembangan. Setiap inci pada makhluk hidup, entah manusia,
binatang maupun tumbuhan. Siapakah yang dapat melihatnya, tidak
kelihatan pertumbuhan atau perkembangan itu bergerak tetapi nyata
ada, siapa bisa melihat daging manusia bergerak bertumbuh, atau
batang pohon, ranting dan daun-duan bergerak bertumbuh, tidak ada
tetapi mereka berkembang dan bertumbuh. Tuhan Allah menunjukkan
pemeliharaannya, (ay 11) “Engkau memberi minum segala....... (ay 13-
18) menceritakan bagaimana Tuhan Allah memelihara binatang-
binatang dan tumbuh-tumbuhan, Tuhan Allah mengenal satu-satu, lih:
Maz 50: 10-11 “punya-Ku-lah segala binatang hutan, dan beribu-ribu
hewan di gunung. Aku kenal segala burungdi udara, dan apa yang
bergerak di padang adalah dalam kuasa Ku.
Ayat 19 - 30, Tuhan berkuasa atas masa dan waktu.
Bagian ini menceritakan bagaimana bulan, bintang-bintang dan
matahari bergerak dan berfungsi sesuai tugas masing-masing dengan
sadar, bukan kebetulan malam ada bintang, bukan kebetulan siang ada
matahari, sebab seperti itulah Tuhan Allah telah mencipta dan

14
menentukan fungsi benda-benda angkasa ini ( Kej : 1:14 Berfirmanlah
Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk
memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu
menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari
dan tahun-tahun, 1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah
benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian. 1:16 Maka
Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang
lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk
menguasai malam, dan menjadikan juga. Bintang-bintang. 1:17 Allah
penaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 1:18 dan
untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari
gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:19 Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari ke-empat.
Pada bagian ini, pengakuan sang penyanyi tentang kuasa Tuhan
nampak pada (ay 24) “betapa banyak perbuatan-Mu ya Tuhan,
semuanya Kau jadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan
ciptaan-Mu. seluruh kemegahan, keindahan, bumi dan seluruh ciptaan
ini, bergantung hanya pada Kuasa Allah, ayat 27 — 30. Sebab semua
yang hebat itu, makan dari tangan Allah dan hidup dari Roh Allah. Jika
Allah menarik tangan-Nya dan mengambil Roh-Nya maka semua akan
binasa.
Ayat 31 — 35. Respons terhadap kebesaran Tuhan atas
ciptaan-Nya.
Aku hendak menyanyi bagi Tuhan selagi aku hidup, bermazmur bagi
Allahku, selagi Aku ada (ay 33), inilah inti respon dari seluruh
kekaguman dan pengakuan sang Pemazmur terhadap kebesaran Tuhan
di dalam seluruh Ciptaan Tuhan. Pengakuan ini mendorongnya untuk
menyatakan “biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya
(31)
PENERAPAN
Menjawab pertanyaan kecil “ bagaimana saya bisa bertemu Tuhan di
alam sekitar saya” jika saudara punya mata tidak buta, maka jawaban
pertanyaan ini adalah “ Tuhan ada di dalam terang”, saat matahari
terbit saudara sesungguhnya sudah melihat Tuhan, persoalannya
adalah apakah saudara menghargai hari baru/hidup baru/pagi hari
sebagai tanda Tuhan sedang ada bersama saudara, dan saudara

15
menetapkan dan menjalani hidup dengan bersukacita, bermakna
ataukah hari-hari hanya biasa saja. langit, dan seluruh kosmos/alam
semesta, menunjukkan bahwa Allah benar-benar dekat di dalam rumah
kita. Jangan hidup untuk harta, jangan sibuk cari nama dan jabatan,
Jangan pusing dengan pujian, harga diri nama baik. sampai lupa pada
tujuan hidup yaitu mengucap Syukur, lupa cari Tuhan. Lupa hubungan
dengan Tuhan. Kalau di suruh pilih antara persekutuan dan pertemuan
usaha, banyak orang akan pilih pergi ke pertemuan usaha, banyak
tekanan hidup sampai lupa bersyukur, lupa memuji Tuhan. Mari kita
belajar dari sang pemazmur, dengan memuji Tuhan selama kita hidup.
seperti lagu ini (menyanyikan jika bisa),
Ya Tuhanku aku hendak bernyanyi bagi-Mu Selama ku hidup
Ya Allahku aku hendak bermazmur bagi-Mu, Selagi ku ada
Inilah yang ku renungkan setiap waktu
Nyanyian pujian dan pengagungan kepadaMu
Biarlah manis Kau dengar Tuhan
Manis Kau dengar Tuhan
Dan hatiku bersuka karena-Mu
Jika seluruh ciptaan dan alam sekitar menghadirkan atau membuat
kita lihat Allah hidup di sekitar kita, maka kita berkewajiban
memelihara alam, tidak menghancurkan alam, sebab alam bukan
hanya memberitahukan kita tentang Allah hidup didalamnya tetapi
Allah memelihara hidup makhluk lainnya dengan alam, rumput
tumbuh bagi hewan, pohon menjadi rumah bagi burung-burung,
sungai dan danau menjadi istana bagi ikan-ikan, hutan belantara
menjadi taman bagi makhluk - makhluk liar.......jangan merusak
dengan buang sampah sembarang, menebang hutan sesuka hati,
membunuh binatang liar untuk jual...seperti buaya dan burung
cendrawasi, menggusur dan menghancurkan gunung dengan
keserakahan, sebab Tuhan akan Marah... Kita manusia dapat
menikmati hidup, selalu ingat Tuhan hadir dengan kuasaNya di dalam
seluruh alam ini, maka yang patut kita lakukan adalah dalam segala
situasi sebab Tuhan pegang Kendali atas seluruh semesta, baik, indah
dan menyenangkan, di alam sekitar kita nikmati, atau mungkin tidak
baik, buruk dan menakutkan, kita belajar tetap memuji Tuhan, seperti
nyanyian

16
(nyanyikan lagu ini “Bila ku lihat bintang gemerlapan dan bunyi guruh
riuh ku dengar, ya Tuhan ku tak putus aku heran melihat ciptaan-Mu
yang besar... maka jiwaku pun memuji-Mu, sungguh besar Kau
Allahku). Entah saat hari penuh bintang-bintang, entah saat langit
hitam pekat dan bunyi Guntur hebat, kita tetap memuji Tuhan, sebab
Tuhan ada disana, ia memberitahukan kita Ia ada dan berkuasa
selama-lamanya. amin

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

17
MINGGU, 30 JULI 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 8 : 1 – 9
TEMA : “ENGKAU SANGAT BERHARGA"

LATAR BELAKANG
Tanpa kita sadari, kita sudah berada pada minggu terakhir atau minggu
ke-5 bulan Juli, dan hari ini, minggu 30 Juli kita berada pada hari ke-
211, dan memasuki hari minggu ke-31 dalam tahun 2023, dalam
minggu ini, fokus tahun pelayanan triwulan ketiga Juli-Agustus-
September 2023, yaitu “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta
ciptaan-Nya” dengan dasar firman Tuhan Mazmur 8 : 1 – 9 untuk terus
menemukan jatidiri manusia sebagaimana Pemazmur rumuskan
dengan agung.
Seorang bayi ditemukan dalam kantong plastik di pinggir jalan,
beruntung ia diambil oleh seorang perawat dan dibesarkan dengan
penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri, bayi kecil ini tidak
diketahui asal-usulnya, dan ia bernasib baik, ia sama sekali tidak
dibedakan dengan anak-anak kandung dari perawat tersebut. Tetapi
berbeda dengan seorang bayi lain yang ditemukan di dalam kardos dan
diletakkan di depan pintu panti asuhan, ia dibesarkan di panti asuhan,
ia harus bekerja keras, seringkali diejek bahkan dihina karena tidak
tahu siapa orang tuanya, tetapi kemudian ada keluarga yang
mengadopsi anak ini, mereka memperlakukan dia dengan sangat baik,
karena pasangan suami-istri ini tidak mempunyai anak, maka seluruh
milik mereka adalah juga miliknya. Dua cerita ini menggambarkan
bagaimana perlakuan terhadap anak-anak yang tidak diinginkan, anak-
anak yang tidak dianggap bahkan anak-anak yang di buang, tetapi
ketika keluarga yang mengangkat memberi status baru, anak-anak ini
benar-benar jadi berharga, Ini contoh yang dapat kita pakai untuk
cerita tentang “Makhluk hina” yang di buat mulia dan hampir sama
seperti Allah”, dalam bacaan ini dengan tema “ engkau sangat berharga.
Mazmur ini ditulis oleh Raja Daud sendiri” melihat isinya, kita bisa
membayangkan Raja Daud sedang menatap langit di malam hari saat
bulan terang, dengan bintang-bintang yang indah, lalu Daud menyanyi
tentang keadaan dirinya yang kecil, berdosa, tidak berharga, tetapi

18
dihargai Tuhan Allah bahkan di buat hampir sama seperti Allah. Kita
berharga karena diangat menjadi anak, diadopsi.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 -2 Kebesaran Tuhan.
Kebesaran Tuhan nyata dalam kemuliaan dan keagungan Tuhan Allah.
Ada satu yang khusus yaitu Kekuatan Tuhan telah diletakkan pada
mulut bayi yang menyusu. Kemuliaan dan keagungan Allah adalah
keindahan dari Roh Allah. Ini bukan keindahan buatan atau keindahan
material, melainkan keindahan yang memancar dari Allah, bersumber
penuh dari-Nya. Yak 1:10 menyebut orang kaya “kedudukannya yang
rendah”, menunjukkan bahwa kemuliaan tidak berarti kekayaan atau
kekuasaan atau keindahan material. Kemuliaan ini dapat memahkotai
seseorang atau memenuhi dunia. kemuliaan Allah, yang dapat di lihat
dalam semua ciptaan Allah tidak akan pernah berlalu. Kemuliaan dan
keagungan Allah itu bersifat kekal. Yes 43:7 mengatakan bahwa Allah
menciptakan kita dalam kemuliaan-Nya. Dalam konteks di ayat lain, ini
berarti manusia “memuliakan” Allah karena melalui manusia
kemuliaan Allah dapat terlihat dalam segala hal seperti kasih, musik,
kepahlawanan, dan sebagainya, sebab manusia diciptakan “se-gambar
dan serupa dengan Allah, dalam karakter. hal-hal yang berasal dari
Allah yang kita bawa “dalam bejana tanah liat” (2 Kor 4:7). Kita adalah
bejana yang “mengandung” kemuliaan Allah. Segala hal dapat kita
lakukan dan kita temukan dalam Dia. Allah punya hubungan dengan
alam dengan cara yang sama. Alam menunjukkan kemuliaan-Nya.
Kemuliaan-Nya ini tampak dalam pikiran manusia di dunia dalam
berbagai cara, dan seringkali dengan cara berbeda-beda bagi setiap
orang.
Seseorang dapat merasa senang dengan melihat pegunungan,
sementara Seseorang yang lain dapat menyukai keindahan lautan.
Namun di balik Semuanya itu (kemuliaan Allah) berbicara pada setiap
manusia dan menghubungkannya dengan Allah. Melalui cara ini, Allah
menyatakan diriNya kepada manusia: tidak peduli apa ras, budaya,
atau lokasi mereka. Seperti Maz 19:1-4 mengatakan, “Langit
menceritakan kemuliaan Allah, dan Cakrawala memberitakan
pekerjaan tangan-Nya: hari meneruskan berita itu kepada hari, dan
malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada

19
berita dan tidak ada kata. suara mereka tidak terdengar: tetapi gema
mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke
jung bumi.”
Ayat 2 : Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kau
letakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan
musuh dan pendendam. Tafsiran sehubungan dengan dasar kekuatan
Tuhan yang diletakkan pada mulut bayi dan anak-anak yang menyusu,
terkait dengan masa bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu sebagai
kiasan bagi manusia di dalam kelemahannya. Pujian yang tulus dari
"bayi-bayi" ini sangat berbeda dengan rencana-rencana jahat dari
musuh-musuh Allah. Tuhan Yesus mengutip ayat ini, ketika la
menyucikan bait Allah di Yerusalem saat anak-anak kecil bersorak
“"Hosana bagi Anak Daud!" membuat panas hati para ahli taurat (Mat
21:15-16). Kuasa Tuhan Allah untuk membungkam musuh dan
pendendam tidak terletak pada kekuatan fisik atau kelicikan hikmat
dunia, karena pada mulut bayi dan anak-anak yang menyusu saja pun
Allah meletakkan kekuatan-Nya. Kekuatan Allah berlangsung dalam
ketulusan dan dalam kejujuran
Ayat 3—4 : Allah yang besar dan manusia yang kecil tak
berdaya.
Melihat langit, bulan dan bintang, seperti seolah-olah Tuhan Allah
memegang dan meletakkan dengan jari-Nya, menempatkan seperti
mainan kesukaan Tuhan sesuai keinginan-Nya, ditempatkan pada
bagian bumi yang jauh, gambaran Allah yang sangat besar. Jika
dibandingkan manusia, apa yang bisa dikerjakan oleh makhluk kecil
ini, makhluk yang juga sama seperti ciptaan lainnya, Allah terlalu besar
dan manusia terlalu kecil, lalu menuntun penulis untuk bertanya “Siapa
Saya Anak Manusia Ini” sehingga “Allah ingat Saya. Allah
Memperhatikan Saya” tidak ada yang bisa kita manusia buat supaya
bisa “kelihatan besar” di depan Tuhan Allah, sebab Dia yang mencipta
kita. Pertanyaan ini, selalu harus menjadi “pagar” menjadi rambu-
rambu, menjadi seperti lampu merah di jalan raya, bagi kita, supaya
waktu kita menemui atau mengalami bahwa kita “cukup mampu”
punya ini dan itu, punya status sosial dan jabatan yang baik, tinggi,
berpengaruh, kita pintar, cantik dan gagah. kita bertanya “Tuhan Siapa
Saya, Sehingga Engkau memperhatikan saya : memberikan saya semua,
semua ini.
20
Ayat 5 — 9 : Kemuliaan dan kuasa Allah yang ada di dalam
diri manusia
1. Manusia dibuat hampir sama seperti Allah (8-6), kemuliaan dan
kuasa Allah diberikan kepada anda,
2. Manusia mendapat hadiah (mahkota) kemuliaan dan kehormatan.
3. Manusia diberi kuasa atas seluruh ciptaan Allah, Engkau membuat
dia berkuasa atas buatan tangan-Mu: segala-galanya telah Kau
letakkan di bawah kakinya: (7) kambing domba dan lembu sapi
sekalian, juga binatang-binatang di padang: (8) burung-burung di
udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.

Ayat 10 akhir dari lagu pujian Penulis “Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa
mulianya nama-Mu di seluruh bumi.

PENERAPAN
1. Allah telah memberi hak istimewa kepada kita, kita yang berdosa,
hina, tak berdaya, di angkat menjadi anak Nya, diadopsi, karena
hanya Yesus Kristus satu-satunya Anak Allah, status kita menjadi
istimewa, dikuduskan, dibersihkan dari kehinaan dosa-dosa kita di
dalam Yesus Kristus.
2. Hak istimewa itu membuat kita menjadi mulia, bukan karena
kekayaan dunia, kemuliaan materi, tetapi kemuliaan dalam
Karakter, kepribadian, maka sebagai manusia kita wajib dan harus
berjuang hidup dalam kekudusan yang membuat orang
memuliakan, memuji Allah yang mulia. Bukan merusak kemuliaan
Tuhan yang telah diberikan kepada kita.
3. Semua ciptaan Tuhan, telah diletakkan di dalam kuasa manusia,
maka kita harus merawat alam dan seluruh ciptaan Tuhan,
mengelola dan menggunakan dengan bertanggungjawab. Amin.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

21
SENIN, 31 JULI 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH AKHIR BULAN JULI
2023 - HJAU
PEMBACAAN ALKITAB : Filemon 1 : 4 – 7
TEMA : “BERSYUKURLAH BAIK ATAU
TIDAK BAIK KEADAANMU”

LATAR BELAKANG
Dari dalam penjara Rasul Paulus menulis surat Filemon, surat
terpendek dari 12 surat Rasul Paulus, surat ini ditujukan kepada
Filemon, berkaitan dengan seorang hamba Filemon yang Bernama
Onesimus, yang telah melarikan diri ke Roma. Sesuai dengan hukum
perbudakan Roma, seorang hamba yang melarikan diri wajib di hukum
mati. Filemon bertobat oleh karena pelayanan Rasul Paulus dan
sebagai orang kaya ia setia melayani Rasul Paulus sebagai sahabat/
kawan. Dalam surat ini kelihatan bagaimana Seorang sahabat berfungsi
mendamaikan dua orang yang berbeda status. Filemon sebagai tuan
dan Onesimus sebagai hamba, yang telah melakukan kesalahan. Dari
dalam penjara Rasul Paulus tetap berdoa untuk sahabatnya Filemon

PENJELASAN TEKS
Ayat 4 : Rasul Paulus mengucap syukur kepada Allah untuk Filemon,
di dalam doanya
Ayat 5 : hal yang disyukuri oleh Rasul Paulus tentang Filermon adalah
Kasihnya kepada orang-orang kudus, diantaranya Onesimus, yang
walaupun adalah seorang hamba, tetapi ia juga adalah sahabat Rasul
Paulus, bahkan Rasul Paulus menyebutnya “ buah hatiku” (ay 12)
Ayat 6 : Permohonan Rasul Paulus kepada Allah bagi Filemon, yaitu
agar persekutuan Filemon dalam iman menghasilkan pengetahuan
yang baik, diantara mereka.
Ayat 7 : Kasih Filemon, menjadi sumber kegembiraan dan kekuatan.
Ada empat pelajaran besar dalam Teks ini :
1. Bersyukur dilakukan dengan cara berdoa di semua keadaan". Rasul
Paulus menulis, “setiap kali aku mengingat engkau di dalam doaku",
Rasul Paulus mempraktekkan cara bersyukur dengan “berdoa”. Ini
artinya jika kita berpikir untuk bersyukur, tetapi tidak bicara dengan
Tuhan secara khusus. maka ungkapan syukur itu dipertanyakan,
22
apakah satu kali saja berdoa. Tidak Rasul Paulus menulis “Setiap
kali” itu berarti selalu, terus dan terus berdoa, mengambil waktu
cukup. merencanakan untuk berdoa selalu sebagai tanda bersyukur.
Apakah berdoa yang beberapa kata saja??...tidak tetapi semua hal
yang terjadi, itu artinya “bercerita dengan Allah" tentang sahabat
kita, bercerita dengan Allah tentanga anak kita, bercerita dengan
Allah tentang “seseorang yang meskipun di dalam penjara, Rasul
Paulus berdoa bagi sahabatnya di luar penjara. Tubuhnya yang
terpenjara, tetapi jiwanya tidak, semangatnya tetap karena itulah
juga kepada orang-orang di tesalonika Rasul Paulus menulis
“mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang
dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu" (I Tes 5:18)
2. Kasih dan Iman, kelihatan dalam hal mengampuni dan melayani
dengan sepenuh hati. Sudah berapa besar kita mengasihi Allah,
apakah cukup dengan berdoa....ternyata tidak juga, karena berdoa
itu bicara tetapi harus dibuktikan dengan perbuatan. Dan ini yang
dilakukan Filemon, karena ia mengampuni Onesimus seorang
hamba yang melarikan diri dan sebenarnya harus di hukum mati.
Kesalahan besar apakah yang sanggup saudara kalahkan dengan
memberi pengampunan bagi orang yang melakukan kesalahan
tersebut. Iman Filemon kelihatan dalam perbuatannya. Iman harus
dibuktikan seperti tertulis dalam /Yoh 4:12 Tidak ada seorangpun
yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di
dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. 4:19 Kita
mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. 4:20 Jikalau
seorang berkata: "Aku mengasihi Allah, "dan ia membenci
saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak
mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi
Allah, yang tidak dilihatnya.
3. Iman menghasilkan “pengetahuan yang baik” orang yang memiliki
Iman pasti juga memiliki pengetahuan yang baik “ dalam konteks
ucapan syukur ini, Rasul Paulus menulis “epignosei", artinya
“pengakuan tentang semua kebaikan”. Ini artinya Iman membuat
orang Berhikmat. Orang berhikmat dapat memahami banyak
persoalan dengan pengertian yang baik. Pengertian yang baik, sabar,
tenang. bersyukur dalam segala hal.

23
4. Kasih adalah sumber energi positif yang membangun dan memberi
kekuatan.
 Berilah perhatian sebagai kasih bagi orang yang kehilangan
perhatian.
 Berilah kasih dengan menghargai orang yang tidak dihargai,
maka ia akan bangkit
 Berilah kasih dengan kehadiran bagi orang yang kehilangan
 Berilah kasih dengan memahami orang yang butuh
pemahaman..........

PENERAPAN
1. Bersyukur dalam segala keadaan, Jangan biarkan masalah-masalah
buruk, menjadi penjara bagi “jiwa dan kasih” kita kepada orang lain.
Jangan biarkan persoalan-persoalan di sekitar kita menjadi penjara
bagi sukacita kita, sehingga kita hanya terkurung dengan berbagai
persoalan negatif dan tidak membuka pikiran dan pengertian yang
baik. Terkurung dan terpenjara dengan kesedihan, kemarahan,
kecurigaan, kecemburuan, ketakutan, kekuatiran, mempersalahkan
diri sendiri, mengasihani diri, selalu menuntut, bersungut-sunggut,
ambisi dan keinginan daging, hingga lupa bahwa ada begitu banyak
kebaikan yang bisa kita lakukan, lebih dari satu masalah kecil, lebih
dari satu tubuh yang “terpenjara”. Tubuh boleh terpenjara karena
penyakit, tubuh boleh terpenjara karena kekurangan finansial,
tubuh boleh terpenjara karena jarak, tetapi kasih tidak bisa
dipenjarakan.
2. Lihat kebaikan yang orang lakukan bagi kita, mungkin tidak besar,
tetapi belajarlah menyampaikan terima kasih untuk hal sekecil
apapun yang Orang lain lakukan sehingga ada kebaikan
3. Belajar selalu mengasihi, karena kasih adalah sumber energi positif
yang dapat membangkitkan semangat dan memberi kekuatan bagi
orang lain.

24
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-
September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas
alam semesta ciptaan-Nya”

BULAN KE-8 : AGUSTUS 2023


MINGGU, 06 AGUSTUS 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KIDUNG AGUNG 4 : 1 – 15
TEMA : “INDAHNYA IKATAN CINTA”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 6 Agustus adalah hari ke-218, minggu ke-32 dalam tahun
2023 yang telah mendorong seluruh pelayanan GKI mencapai aspek
pembaruan pada level ke-3 pada triwulan ke-3, yaitu fokus pelayanan
Pembaharuan GKI pada Triwul an ketiga Juli-Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”, di mulai
dengan memahami “indahnya ikatan cinta dari cinta Agung Tuhan”
sebagaimana Kidung Agung 4:1-16. Gary Chapman mengeluarkan buku
yang terkenal itu, “The 5 Love languages”, yang salah satunya adalah
“words of affirmation”, namun hal ini sudah dibicarakan Kitab Suci
sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Bagian yang kita baca ini, jangan
dimengerti sebagai kalimat rayuan gombal, yang tidak tulus, omong
kosong, dsb. — bukan seperti itu; ini perkataan yang tulus, ini suatu
pengakuan (acknowledgemen!i).
Bukan kebetulan cinta menghinggapi manusia. Tuhanlah yang
menciptakannya. Perintah pertama dan utamaNya adalah agar manusia
mencintai-Nya dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Kidung Agung
adalah kitab yang paling gamblang mengekspresikan cinta, karena
memang ditulis sebagai syair-syair cinta Raja Salomo. Kitab ini adalah
salah satu tulisan suci yang dibacakan pada hari raya Paskah umat
Yahudi. Para penafsir sepakat bahwa kitab ini memberikan model
seksualitas yang sehat sebagaimana rancangan Tuhan, yaitu hubungan
antara laki-laki dan perempuan (bukan antara sesama jenis), dan
dinikmati dalam ikatan pernikahan yang kudus.

PENJELASAN TEKS
Kidung Agung 4:1-15 adalah rayuan sang raja yang ditujukan untuk
Menaklukkan hati dari yang di rayu. Dan meskipun sang raja turut “di
bantu" Oleh para permaisuri dan para selir-nya, yakni puteri-puteri
25
Yerusalem Penghuni harem untuk membujuk dia, ternyata si gadis
Sunem tetap tegar. Cinta dan kesetiaannya kepada kekasihnya sang
penggembala domba tidak pernah berubah.
Meski kitab ini secara unik mengangkat hubungan kasih dalam
pernikahan, ada banyak hal yang dapat direnungkan dalam konteks
hubungan cinta personal kita dengan Tuhan. Misalnya yang kita baca
hari ini. Betapa kita, terpesona melihat cinta yang berkobar hebat di
antara kedua mempelai.
Ayat 1-7, mengisahkan semua puteri Sion di panggil keluar untuk
melihat kehebatan kedatangannya dan Salomo memuji pengantinnya
dengan puisi. Salomo memandang gadis itu sebagai wanita yang
sempurna, cantik sekali, manis, tanpa cacat cela. Sosok dan keindahan
dari yang terkasih membayang ke mana pun pergi (ayat 2-3, 7-8, 9-10,
12-14).
Ayat 8-15, menceritakan Salomo yang memanggil pengantinnya untuk
ikut dan tinggal bersama dia. Dia memanggilnya untuk menikmati
kasih yang sempurna. Dia memanggilnya untuk masuk ke dalam
kebunnya, tempat mata air, bunga, buah dan rempah, serta tempat
angin sepoi bertiup segar. Waktu-waktu bersama begitu
menggairahkan dan begitu dinanti.

PENERAPAN
Pernahkah cinta kita kepada Tuhan berkobar sedemikian hebat?
Pikirkan saja waktu-waktu teduh kita. Apakah dilalui dengan gairah
dan kerinduan untuk bertemu Tuhan? Ataukah itu rutinitas yang ingin
kita lewati dengan cepat saja! Apakah keindahan pribadi dan karya
Tuhan adalah hal-hal yang senang kita renungkan ketika menjalani
hari-hari kita, ataukah kita terlalu sibuk untuk memikirkan Tuhan?
Diiringi syukur atas cinta yang Tuhan karuniakan dalam relasi kita
dengan orang orang terkasih, mari memeriksa temperatur cinta kita
kepada Tuhan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

26
MINGGU, 13 AGUSTUS 2023
KELENDER GEREJAWI ”—: HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 84:1-13
TEMA : “RINDU KEPADA KEDIAMAN
ALLAH"

LATAR BELAKANG
Hari minggu 13 Agustus saat ini adalah hari ke-225, minggu ke-33
dalam tahun 2023 yang terus mendorong untuk memberikan perhatian
pada Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September
2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”
mengikuti Mazmur 84:1-13 agar setiap orang memiliki kerinduan
kepada Allah dan kediaman-Nya.
Awal tahun 2020 — 2021 dunia diperhadapkan dengan pandemi covid
— 19 yang membatasi aktivitas berkumpul di ruang-ruang publik akibat
dari banyak korban yang terpapar covid19 bahkan ada yang meninggal.
Gereja termasuk yang juga merasakan dampak dari situasi ini. Ibadah-
ibadah menjadi dibatasi jumlah kehadiran bahkan beberapa Gereja
memutuskan untuk ibadah secara online sehingga jermaat tidak perlu
datang secara fisik ke gereja tapi bisa mengikuti ibadah secara daring
dari rumah. Kondisi ini menimbulkan rasa rindu atau kerinduan untuk
dapat Bersekutu, Beribadah, Bersaksi dan Melayani seperti waktu
sebelum pandemi civid-19 muncul dan memaksa semua orang
beradaptasi dan berdamai dengan situasi yang ada. Perasaan rindu
kepada kediaman ALLAH juga dirasakan oleh pemazmur ketika
menuliskan Mazmur 84 ini.
Mazmur 84 adalah mutiara dari seluruh Mazmur. Mazmur 84 adalah
Mazmur ratapan. Pemazmur meratap karena menginginkan sesuatu
yang sudah hilang untuk kembali kepada dia, yaitu Bait ALLAH atau
Kehadiran ALLAH. Pemazmur yang diduga adalah Daud setelah dia
berdosa dan ketika hukuman ALLAH datang, dia harus keluar dari
kerajaannya, menjadi pelarian dan tidak bisa mengunjungi Bait ALLAH
di Yerusalem. Daud tidak meratap untuk kembali mendapatkan
kerajaannya. Daud meratap untuk bisa kembali beribadah kepada
ALLAH di tengah-tengah jemaat-NYA.

27
PENJELASAN TEKS
Ayat 1-5, pemazmur menyatakan ekspresi kerinduan yang mendalam
kepada tempat kediaman ALLAH. Tetapi juga lebih dari itu pemazmur
merindukan kehadiran ALLAH dalam hidupnya. Merindukan tempat
kediaman ALLAH adalah merindukan pribadi ALLAH sendiri.
Pemazmur merindukan kehadiran ALLAH di dalam persekutuan umat
ALLAH di dalam gereja yang sejati, Kehadiran ALLAH ada da percaya.
Persekutuan umat ALLAH adalah hal yang bernilai di mata ALLAH dan
yang terindah dalam dunia. Pemazmur mencintai suatu tempat di
mana dia mengalami dan mengetahui ALLAH itu hidup. Dalam
persekutuan umat ALLAH, dia dapat mengalami dan mengatakan
ALLAH itu hidup. Jelas sekali ada kerinduan yang dalam dari
pemazmur sehingga dia membandingkan diri dengan burung pipit dan
burung laying-layang dan iri kepada mereka karena bisa dekat dengan
rumah TUHAN, hidupnya ada di sana, di pelataran rumah ALLAH.
Hidupnya, hatinya, keluarganya di dalam rumah TUHAN. Kumpulan
umat percaya adalah kumpulan di mana TUHAN Berada dan
Bertakhta. TUHAN menjadi pelindung, pengharapan dan tuan satu-
satunya. Dengan seluruh air matanya merindukan satu tempat yang
saat itu tidak dia jumpai lagi, tempat di mana persekutuan dengan
umat ALLAH.
Ayat 6-8 tempat kediaman ALLAH adalah tempat yang dia tuju. Ini
adalah ayat-ayat di mana pemazmur mengatakan kepada dirinya
sendiri. Orang yang terbuang itu melihat tempat Bait ALLAH di
Yerusalem. Dia berusaha dengan fisiknya, sekalipun seandainya tidak
bisa, maka hatinya didekatkan kepada Yerusalem. Yang terbuang ini
berusaha untuk menguatkan hatinya sendiri. Pemazmur mengajarkan
sekalipun berjalan dengan menangis, terpisah, tetapi seluruh hati dan
perjalanan hidup mendekati hadirat TUHAN. Pemazmur mengatakan
akan ada penyertaan TUHAN. Lembah baka, diperkirakan adalah suatu
lembah yang selalu dilewati musafir yang akan ke Yerusalem. Lembah
itu adalah lembah kering dan akan terisi air hanya jika ada hujan. Jadi,
lembah ini benar-benar hanya bergantung kepada berkat ALLAH.
Lembah Baka dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai lembah air
mata. Orang yang menetapkan langkahnya mendekat kepada Bait
ALLAH yang sejati tidaklah mudah, akan ada air mata karena orang
lain berjalan berlawanan arah dengan dia. Tetapi kekuatan TUHAN
28
akan menopang-nya. Ada berkat yang membuat dia penuh menjadi
mata air. Mereka berjalan makin lama, makin kuat, hendak menghadap
ALLAH di Sion. Kekuatan berjalan sebagai musafir adalah kekuatan
dari ALLAH dan kekuatannya itu akan bertambah dan bukan menurun.
Ayat 9-10, adalah doa orang benar dihadapan Allah. Pemazmur
berpikir apa hak dia di dengar oleh Allah. Ada satu pribadi yang
dimunculkan Oleh pemazmur, yaitu pribadi yang diurapi yang menjadi
perisai mereka sehingga layak dipandang dan didengar oleh Allah.
Beberapa tafsiran mengarahkan pribadi yag diurapi ini menunjuk
kepada Yesus Kristus. Allah yang hidup dan hadir di tengah-tengah
manusia. Masalah utama umat TUHAN adalah Allah yang suci itu
murka kepada umat-Nya, Tidak ada yang dapat mendamaikan manusia
dengan Allah kecuali ada pelindung manusia dari unsur Allah sendiri,
yang diurapi yaitu Sang Mesias Yesus Kristus. Hanya ketika Allah di
Sorga melihat Sang Mesias Yesus Kristus dan umat percaya ada dalam
Yesus Kristus, maka umat manusia baru bisa diselamatkan dan
teriakan umat manusia di dengar. DIA adalah satu-satunya
Juruselamat umat manusia.
Ayat 11-13, di dalam bagian terakhir ini, dijelaskan pemazmur bahwa
tempat kediaman ALLAH adalah di bumi ini yang bersentuhan dengan
kekekalan. Kata seribu dipakai di dalam Alkitab berbicara tentang
sesuatu yang besar. Kekekalan itu melampaui ruang dan waktu. Alkitab
menyatakan persekutuan umat percaya yang sejati mendapatkan
kekekalan. Permazmur juga mengatakan lebih baik berdiri di ambang
pintu rumah ALLAH-ku karena dia bisa memandang ALLAH-nya dan
bisa melihat DIA hadir, ALLAH yang hidup daripada diam di kemah-
kemah orang fasik. Pemazmur memuji kebaikan TUHAN. Orang benar
tidak akan kekurangan sesuatu yang baik dari ALLAH. ALLAH akan
mencerahkan dia, melindungi dia. ALLAH adalah matahari dan perisai.
Mereka akan menjadi milik-NYA seutuhnya dan akan mengalami
perkenaan dan akan diberikan kehormatan dari ALLAH. Mereka
adalah orangOrang yang mengandalkan ALLAH, yang tempat
berlindung-nya adalah ALLAH. Tidak seperti orang fasik, dia akan
seperti sekam yang ditiupangina dan tidak akan kuat dalam
penghakiman.

29
PENERAPAN
1. Ratapan ini tidak dimiliki oleh dunia. Hanya orang-orang yang
dilahirkan baru dalam YESUS KRISTUS yang memiliki ratapan ini,
yang mengenal Keindahan TUHAN dan Keindahan Gereja-NYA.
Hanya ROH KUDUS saja yang bisa membuat orang-orang percaya
jeli akan keindahan, kehormatan dan harga sebuah Gereja yang
sejati. Gereja adalah isi hati TUHAN. rumah TUHAN, mempelai
KRISTUS. Hanya orang yang sungguh-sungguh tahu ALLAH ada di
mana yang mau merendahkan dirinya untuk pergi ke sana.
Meskipun sulit, tidak ada uang, khotbahnya sulit dan sangat keras
menegur dosa tetapi ROH KUDUS ada di sana. Dia mengetahuinya,
menghargainya dan mau bersama-sama berjuang di sana.
2. Dosa dalam diri kita dapat membuat kita kehilangan rasa takjub
akan Gereja TUHAN, tidak lagi mengasihi dan memuji TUHAN,
tidak ada gairah pergi ke gereja. Pemazmur mengatakan hal
terpenting yang menjadi kegairahan kita seharusnya adalah ALLAH
dan Bait ALLAH karena akan tiba waktunya di depan kita, di mana
kita tidak lagi bisa bergerak, tidak bisa lagi pergi bersekutu dan
beribadah ke tempat ALLAH bertahta. Mungkin karena sakit,
mungkin kita menjadi tua renta, mungkin kita dibuang oleh
TUHAN, mungkin saja tempat itu sudah dirusak oleh musuh-musuh
TUHAN, mungkin kita berdosa dan pergi dari rumah TUHAN dan
tidak bisa kembali, mungkin ada pandemi seperti covid — 19 yang
membatasi kita beraktifitas dan berkumpul termasuk ke gereja.
Ketika ini belum terjadi bertobatlah, datanglah, buka hatimu dan
biarlah TUHAN YESUS KRISTUS menjadi rajamu, takluk-lah.
Sehingga kita dapat menyatakan kepada TUHAN: Betapa disenangi
tempat kediaman-MU, ya TUHAN semesta alam. Jiwaku hancur
karena merindukan pelataran - pelataran TUHAN, hatiku dan
dagingku bersorak sorai kepada ALLAH yang hidup. Hargai-lah
ALLAH yang ada di tengah-tengah kita dan seluruh pekerjaan-NYA
di dalam gereja-NYA. Kiranya TUHAN menaklukkan hati kita.
Jangan keraskan hati. Takluk-lah dan lihat bagaimana TUHAN
Memberkati.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

30
MINGGU, 20 AGUSTUS 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 1 SAMUEL 17 : 40 – 58
TEMA : "MENGANDALKAN TUHAN”

LATAR BELAKANG
Kita tidak menduga bahwa hari minggu 20 Agustus hari ini, sudah
Tuhan karuniakan sebagai hari ke-232, minggu ke-34 kita miliki, dalam
minggu ini focus pelayanan juga tetap diingatkan yaitu Pembaharuan
GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan
Tuhan Pencipta atas dalam sernesta ciptaan-Nya" dan didasarkan pada
firman Tuhan 1 Samuel 17:40-53 untuk setiap orang terus
mengandalkan Tuhan. Kita mungkin pernah mendengar istilah
underdog? Dalam dunia olah raga underdog ialah atlit yang tidak
diperhitungkan bisa menang atau juara. Justru sosok underdog bisa
memberi kejutan, ketika ia mampu mengalahkan sang favorit juara
atau juara bertahan. Bagaimana mungkin? Jawabannya karena tidak
diperhitungkan, seorang underdog tidak memiliki beban apa pun untuk
menang. Sebaliknya sang jagoan kadang terlalu percaya diri sehingga
meremehkan lawan, akibatnya teledor atau tidak waspada atau berhati-
hati. Demikian juga yang terjadi dalam kisah Daud melawan Goliat.

PENJELASAN TEKS
Ayat 40. mengatakan bahwa Daud mengambil beberapa batu untuk
menjadi senjatanya. Dia mempersiapkan lima batu dengan iman bahwa
Tuhanlah yang akan berperang bagi dia. Dia tidak menyerahkan kepada
Tuhan dan tidak melakukan apa apa sebagai persiapan. Dia memilih
lima batu. Jika yang pertama gagal, masih ada empat batu yang lain
sebagai senjata Mempersiapkan diri dan mengandalkan Allah
seharusnya berjalan secara bersama-sama.
Ayat 41-44, ayat-ayat ini mengisahkan dialog Goliat dengan Daud di
mana kalimat sangat indah dari Daud dicatat. Daud mengatakan bahwa
dia datang dalam nama Tuhan semesta alam. TUHAN pemimpin
ribuan pasukan malaikat! inilah pernyataan iman yang sangat besar
dari Daud. Dia memiliki pengakuan iman yang tepat dengan reaksi dan
tindakannya. Mengakui Tuhan sebagai Panglima perang yang memiliki
segala kekuatan di surga berjalan beriring dengan keberanian dia
31
mendatangi Goliat dan menantang dia. Iman, pengakuan di mulut, dan
tindakan dengan utuh menjadi satu di dalam diri Daud. Alkitab
mengatakan bahwa Daud tergerak untuk melawan Goliat karena nama
Allahnya dihina oleh raksasa itu. Inilah yang disebut dengan semangat
untuk membela kekudusan Allah. Zeal, atau kegigihan yang menyala-
nyala untuk Tuhan. Kegigihan yang sama juga terdapat pada Yosua dan
Kaleb, para hakim Israel, dan juga Yonatan. Kegigihan ini jugalah yang
membuat Paulus dan para rasul terus memberitakan Injil Tuhan. Di
dalam seluruh Alkitab tercatat orang-orang dengan kegigihan yang
seperti itu.
Ayat 45-46, Daud menyatakan kegigihan yang besar untuk nama
Tuhannya, maka seruan-nya pada menjadi proklamasi iman yang
membangkitkan semangat seluruh orang Israel. Bagaimana dengan
Saul? Pada saat Saul mementingkan dirinya sendiri, maka kegigihan
untuk Tuhan menjadi habis sama sekali. Dan di mana kegigihan untuk
Tuhan hilang, di situ inspirasi berhenti. Saul tidak lagi mampu
menginspirasi orang Israel. Kegigihan memperjuangkan kesucian Allah
dan ketulusan untuk mengasihi umat Tuhan, itulah yang membuat
seorang raja menjadi agung.
Ayat 47, menyatakan mengenai keagungan karakter Daud. Apa yang
dia perjuangkan hanya untuk membuktikan satu hal, yaitu supaya
segenap jemaah tahu bahwa Tuhan yang menyelamatkan bukan dengan
atau karena senjata manusia. Dia tidak bertarung untuk membuktikan
diri. Dia tidak merasa perlu mengalami pembuktian yang menunjukkan
pencapaian-nya di mata seluruh umat Tuhan. Dia tidak sedang
memamerkan kemampuan guna menunjang prestasinya.
Ayat 48-54, menyatakan mengenai Daud yang hanya menginginkan
seluruh orang tahu bahwa Tuhanlah yang menolongnya. Itulah
kerinduan-nya yang begitu besar. Maka Tuhan menyertai Daud. Daud
maju dan membunuh orang Filistin itu dengan cara yang sangat tidak
biasa di dalam peperangan. Daud membunuh Goliat tanpa pedang di
tangan. Daud mengimani bahwa Tuhan yang menyelamatkan bukan
dengan atau karena senjata manusia dan membuktikannya di dalam
tindakan.

32
Ayat 54-58, Daud melengkapi kemenangannya dengan membawa
kepada Goliat ke Yerusalem, untuk menjadikannya kengerian bagi
orang-orang Yesus, yang menjaga benteng pertahanan Sion. Kemudian
bagian ini juga menjelaskan tentang Saul yang telah melupakan Daud,
karena mengidap tekanan jiwa dan gangguan pikiran, sehingga tidak
terpikirkan olehnya kalau sang pemusik nya cukup memiliki
keberanian untuk menjadi pahlawan -nya. Oleh karena itu, seolah-olah
belum pernah bertemu sebelumnya, dia bertanya anak siapakah Daud?
Abner juga tidak mengenalnya, tetapi membawanya kepada Saul, dan
menjelaskan siapa Daud. Dengan demikiah Daud diperkenalkan
kepada istana dengan keuntungan yang jauh lebih besar, daripada
sebelumnya, dan dalam semuanya itu ia mengakui tangan Allah-lah
yang telah menolongnya dan memberikannya kemenangan.

PENERAPAN
1. Andalkan Tuhan dan Tuhan akan menyertai dan menolong kita. Ini
adalah faktor terpenting dan terutama atas kemenangan Daud sebab
percuma kita memiliki keberanian, keyakinan yang kokoh dan
kemampuan namun kita tidak mengandalkan Tuhan. Daud sadar
betul Tuhanlah satu-satunya tempatnya berharap dan memberikan
kemenangan. Sehingga berulang kali Daud menegaskan bahwa Dia
sepenuhnya mengandalkan Tuhan. Ketahuilah keberhasilan yang
kita raih berasal dari pada Tuhan, sebelum berperang, selama
berperang bahkan setelah kemenangan pun nama Tuhan saja yang
ditinggikan, segalanya dikembalikan untuk hormat kemuliaan
Tuhan. Jangan bangga dengan kemampuan diri sendiri, sebab
terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya
sendiri (Yeremia 17:5). Andalkan Tuhan dalam segala perkara,
milikilah keberanian yang dari Tuhan, berpegang pada keyakinan
dan tak tergoyahkan dan melatih diri, kembangkan kemampuan
yang kita miliki maka kita akan memperoleh kemenangan,
melakukan perkara-perkara besar bersama dengan Tuhan.
2. Berlatih dan Mempersiapkan Diri. Daud yang maju ke medan
pertempuran bukanlah orang yang tidak bisa apa-apa, Daud yang
dipakai Tuhan bukanlah orang yang hanya bermalas-malasan
kemudian dilbwa Tuhan, melainkan — Daud — mempunyai
kemampuan — dan mengembangkannya. Daud bekerja keras dan

33
mempersiapkan diriny: dengan baik. Ketika dirinya diragukan Saul,
Daud berkata dia biasa menghadapi beruang dan singa. Demikian
juga kita sebagai umat Tuhan Orang percaya kita harus terus
berlatih dan mempersiapkan diri dengan rajin Berdoa dan
melakukan Firman Tuhan sehingga kita memilik kesabaran dan
kemampuan serta keberanian menjalani kehidupan dengan
mengandalkan Tuhan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU Ill

34
MINGGU, 27 AGUSTUS 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : AMSAL 3 : 1 – 26
TEMA : “BERKAT HIKMAT”

LATAR BELAKANG
Hari ini minggu 27 Agustus tepat kita berada pada hari ke-239, minggu
ke-35 bahwa dalam minggu ini focus pelayanan juga diingatkan
memberikan perhatian pada Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga
Juli-AgustusSeptember 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam
semesta ciptaan-Nya” yang didasarkan pada firman Tuhan Amsal 3 : 1
– 26, bahwa pembaruan atas alam harus pula menggunakan hikmat
yang benar dari Tuhan.
Jadi tujuan kitab Amsal seperti yang ditegaskan dalam Amsal 1:2-7,
untuk memberi hikmat dan pengertian mengenai pola hidup bijaksana,
berpegang pada kebenaran, jujur, adil dan tulus, sehingga ada bekal
bagi mereka yang belum berpengalaman. Lalu bagaimana pengamsal
menulis kitab ini dan mempersembahkannya pada para pembaca di
segala zaman? Pada dasarnya Pengamsal adalah pengantar kehidupan.
la mengamati kehidupan praktis sehari-hari. Ia tidak mulai dari teori
yang tinggi-tinggi namun dari cara hidup orang setiap hari. la
menemukan ada yang tidak bijaksana dalam hidup. Mereka hidup, tapi
penuh dengan sikap sia-sia yang nantinya akan berujung pada kesia-
siaan. Untuk memperoleh hidup yang penuh makna maka orang harus
memiliki hikmat yang bersumber dari Tuhan. Berikut catatan renungan
dari Amsal 3:1-26

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku,
dan biarlah hatimu memelihara perintahku
Bagian ini dimulai dengan seruan kepada anak untuk memperhatikan
ajaran dan perintah bapanya. Kita telah membicarakan pentingnya
ajaran dan berintah bapa. Apa yang menjadi sumber ajaran maupun
perintah bapa? Apakah berbeda dari hukum yang ada pada
'Pentateuk"? Anggapan kita bahwa ajaran maupun perintah yang bapa
inginkan supaya anak menaatinya berasal dari pengajaran orang tua
yang bergantung pada hukum pentateuk, Hukum-hukum ini tidak

35
boleh dilupakan, dalam arti lain mengingatnya, dan mengingat segala
sesuatu dari PL berarti lebih dari pada sekedar ingatan secara sadar.
Mengingat, atau tidak melupakan berarti juga menaati. Ketaatan anak
lebih dari masalah yang dangkal seperti pada ayat di atas kolom kedua,
di mana di hatinya-lah berdiri inti kepribadiannya yang melindungi
perintah. Melindungi berarti mengamati perintah-perintah yang telah
tertanam dalam hati anak.
Ayat 2 karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera
akan ditambahkannya kepada-mu. Motivasi atas ketaatan dapat
dalam bentuk upah / hadiah. Menaati perintah akan menyebabkan
umur yang panjang. Perintah-perintah tersebut adalah bagian kecil
pedoman hidup yang sehat. Semua hal akan seimbang, bagi orang-
orang yang mengikuti jalan hidup Tuhan seperti yang diajarkan oleh
bapa yang bijak akan hidup lebih lama daripada orang-orang yang
berlagak mengikutinya. Namun hal ini lebih dari sekedar umur panjang
yang diperlihatkan di sini. Hidup yang -panjang dengan penuh
penderitaan atau perjuangan bukanlah sesuatu hal yang menjadi upah.
Bapa menambahkan kualifikasi bahwa hidup yang panjang dari anak
yang taat akan dicirikan dengan "damai". Damai berarti lebih dari
sekadar ketiadaan perjuangan: tetapi menunjuk kepada keadaan hidup
yang berharga dan penuh arti.
Ayat : 3 Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan
engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada
loh hatimu, Ayat ini merujuk kepada peringatan. Bapa terus
menuntut untuk hidup dengan kasih dan setia. la meminta anak
mengikat kasih dan setia pada lehernya dan menuliskannya pada loh
hatinya. Mungkin pada leher disebutkan di sini karena ketidaktaatan
dapat digambarkan sebagai leher yang keras. Loh hati adalah ungkapan
hukum yang menunjuk kepada internalisasi perintah Tuhan dalam
hidup, jadi bukan hanya tindakan namun juga motivasi yang suci.
Ayat : 4 maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan
dalam pandangan Allah serta manusia. Ayat ini dapat dimengerti
sebagai konsekuensi ketaatan. Sebagai upah ketaatan, Tuhan dan
manusia akan menghormati orang yang mendapat kasih dan
penghargaan. Orang-orang tersebut akan dihormati dan dicari atas
hikmat mereka.

36
Ayat : 5-6 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap
hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu
sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka la akan
meluruskan jalanmu. Lagi-lagi bapa memperingatkan anak untuk
percaya kepada TUHAN. Percaya kepada TUHAN menyatakan bahwa
orang tidak akan mempercayai kemampuannya sendiri. Orang yang
memiliki pengertian yang kurang akan terbuka terhadap kekuatan dan
hikmat Tuhan. Yaitu panduan hidup yang lebih baik. Jika orang tahu
Tuhan ada dalam jalannya, Orang itu akan tentunya adalah orang yang
benar, dan Ia akan menjaga orang itu agar tetap di jalan yang lurus.
Ayat : 7 Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak,
takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan: Dengan kata lain
anak tidak diperbolehkan bergantung pada pengertiannya sendiri. Jika
ia berpikir bahwa ia bijak, maka ia akan mencoba melakukan segala hal
dengan kemampuannya sendiri, yang mana tidak akan cukup.
Kebalikan dari hal itu adalah takut akan Tuhan yang akan
mengembalikan anak pada pandangan yang benar dan secara alami
akan menjauhi kejahatan.
Ayat : 8 itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan
menyegarkan tulangtulangmu. Jika orang-orang takut akan
Tuhan, menghindari kejahatan, dan tidak menganggap diri bijak, maka
mereka akan disembuhkan dan disegarkan. Namun ini bukanlah janji
tetapi adalah kebenaran, segala sesuatu saling menyeimbangkan. Hal
ini akan menciptakan dorongan untuk melakukan hal yang benar.
Ayat : 9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan
hasil pertama dari segala penghasilan-mu, Orang dapat
menunjukkan bahwa mereka mempunyai kelakuan yang benar
terhadap TUHAN, dalam mempercayai dan takut kepada-Nya, jika
mereka bersedia memberikan bagian dari kekayaan mereka.
Ayat : 10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh
sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahan-mu akan
meluap dengan air buah anggurnya. Akibat dari menaati
peringatan pada ayat 9 akan membuahkan upah pada ayat 10. Kita
harus mencatat bahwa proses bertambahnya kekayaan tidaklah secara
eksplisit, namun kita harus menyadari bahwa Tuhanlah di belakang
kelimpahan itu.

37
Ayat : 11 Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan
TUHAN, dan lnganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
Bapa mengakhiri dengan peringatan terakhir untuk tidak menolak
peringatan TUHAN. Orang bijak ingin memperbaiki pikiran dan
tindakan mereka yang salah, hanya orang bodoh yang menolaknya. Di
sini bapa bertindak sebagai orang bijak dan menyampaikan didikan
Tuhan.
Ayat 12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang
dikasihi-Nya, seperti ayah kepada anak yang disayangi. Amsal
3:13-26 Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang
memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan
perak, dan hasilnya melebihi emas. la lebih berharga dari pada
permata: apapun yang kau inginkan, tidak dapat menyamainya.
Amsal 8:11 Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun
yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya. Itu sebabnya pada
saat Tuhan bertanya kepada Salomo perihal apa yang Salomo
kehendaki untuk Tuhan berikan kepadanya, maka respon dari pada
Salomo di dalam 1 raja-raja 3, Salomo tidak meminta umur panjang,
juga tidak mengharapkan takhta dan kejayaan/popularitas/reputasi
yang luar biasa, ia tidak meminta kekayaan dan umur panjang tetapi ia
berkata “berikanlah kepadaku
PENERAPAN
Demikianlah, selaku orang percaya kita dipanggil untuk memiliki
kehidupan berhikmat. Dengan hikmat Tuhan kita akan selalu
menghargai dan mengisi kehidupan ini dengan hal-hal yang baik.
Apalagi kita sadari kehidupan ini hanya sementara. Karena hanya
sementara maka hargai-lah itu dengan takut akan Tuhan dan selalu
menjadi berkat bagi orang lain. Bukankah ini juga yang dilakukan
Tuhan Yesus bagi kita. la menyelamatkan kita dengan darah-Nya,
supaya kita menghargai keselamatan yang dianugerahkan-nya melalui
hidup yang menyenangkan Tuhan dan sesama. Dan secara bersamaan,
saat kita menjalani hidup yang demikian maka kebahagiaan,
kesejahteraan, keberkatan itu akan secara konkrit pula kita alami
sekarang, dan esok, kini dan disini, di tengah hidup berumah tangga,
bergereja dan bermasyarakat. Amin

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV


38
KAMIS, 31 AGUSTUS 2023
KALENDER GEREJAWI : IBADAH AKHIR BULAN
AGUSTUS 2023
PEMBACAAN ALKITAB : YAKOBUS 4 : 13 – 17
TEMA : “RENCANA DAN KEHENDAK
TUHAN"

LATAR BELAKANG
Hari Kamis 31 Agustus, hari dan minggu terakhir dalam bulan Agustus,
kita ada pada hari ke-243 dalam minggu ke-35 tahun 2023, bulan
pertama dari triwulan ke-3 hendak kita akhiri, berikan perhatian juga
pada pelayanan yang dibangun GKI dengan fokus Pembaharuan GKI
pada Triwulan ketiga Juli Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan
Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya” di dasarkan pada firman
Tuhan Yakobus 4 : 13 - 17 bahwa mengalir dalam rencana dan
kehendak Allah.
Surat Yakobus adalah salah satu kitab dalam bagian Perjanjian Baru di
Alkitab Kristen. Digolongkan ke dalam "surat-surat umum" (bahasa
Yunani: Katholike Epistole) bersama dengan surat Yudas, surat 1
Petrus, surat 2 Petrus, dan ketiga, surat Yohanes, sejak zaman Eusebius
sekitar tahun 260-340 Masehi
Inti dari keseluruhan surat ini adalah menguraikan berbagai pokok
pandangan Kristen seperti misalnya kekayaan dan kemiskinan, godaan,
kelakuan yang baik, prasangka, iman dan perbuatan, ucapan-ucapan
mulut, kebijaksanaan, pertengkaran, keangkuhan dan kerendahan hati,
hal menyalahkan orang lain. membual, kesabaran, dan doa.
Surat ini juga menekankan bahwa dalam menjalankan agama Kristen,
iman harus disertai perbuatan.
Penulis Kitab Yakobus adalah sebuah nama yang sangat biasa di
kalangan orang Yahudi, tetapi Yakobus yang diperkenalkan dalam
Yakobus 1:1 bukanlah orang yang sembarangan. Dalam Perjanjian Baru
beberapa kali sempat muncul nama Yakobus, tetapi Yakobus ayah rasul
Yudas dan Rasul Yakobus bin Zebedeus bukanlah orang-orang yang
menulis surat Yakobus. Banyak bukti menunjuk kepada Yakobus
saudara laki-laki Yesus Kristus sebagai penulisnya, yang pernah
bertemu secara khusus dengan Yesus setelah kebangkitan dan
mempunyai peran penting di antara murid-murid meskipun tidak

39
termasuk keduabelas murid. (Matius 13:55: Kis. Para Rasul 21:15-25: 1
Korintus 15:7: Galatia 1:19: Galatia 2:9 Penulis sendiri hanya
mencantumkan keterangan dirinya sebagai “hamba Allah dan Tuhan
Yesus Kristus (Yakobus 1:1) seperti Yudas yang memulai suratnya
dengan menyebut dirinya “hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus.”
(Yudas 1:1 Lagipula, kalimat pembuka surat Yakobus ini berisi kata:
"Salam!" seperti surat mengenai sunat yang dikirimkan dari Yerusalem,
di mana Yakobus, saudara Yesus, berperan penting dalam persidangan
yang dihadiri “rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat”
di Yerusalem (Kisah Para Rasul 15:13 22 23 . Hal ini diakui oleh bapa-
bapa gereja mula-mula dari surat-surat mereka. Waktu Penulisan :
Surat Yakobus diperkirakan ditulis sebelum tahun 62 Masehi, karena
Yakobus meninggal pada tahun itu. Robinson meyakini surat ini ditulis
pada tahun 47-48 M.
Menjadi orang kristen itu bisa dikatakan membingungkan. Jika kita
membuat sebuah perencanaan, bahkan perencanaan itu sudah matang
dan tinggal dikerjakan, apakah semua itu sungguh-sungguh kehendak
Tuhan? Tetapi jika kita diam saja, tanpa membuat perencanaan sama
sekali, apakah kita tidak memiliki hikrmat untuk membuat kebaikan
yang akan menolong hidup kita? Padahal, biasanya di awal tahun baru,
kita selalu ingin membuat perencanaan bagi hidup kita, minimal untuk
tahun yang akan segera dilewati. Yakobus, seorang gembala sidang di
gereja Yerusalem memberikan nasehat praktis bagi jemaat-nya melalui
surat yang ditulisnya sebelum ia meninggal dunia sebagai martir Pada
perikop yang berjudul "Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan"
memaparkan beberapa prinsip rohani dalam membuat perencanaan
dalam hidup manusia.

PENJELASAN TEKS
Ayat (13-14) Pada ayat ini dengan jelas penulis memberikan contoh
yang dapat di rangkum dalam beberapa kata : waktu (hari ini atau
besok, setahun), tempat (di kota anu), tujuan (berdagang) dan hasil
yang diharapkan mendapat untung). Dalam membuat perencanaan,
faktor-faktor diatas memang sangat diperlukan, tetapi seolah-olah
manusia tahu bahwa dia dapat mengusahakan sesuatu jika dia mampu
melakukannya tanpa mengingat sedikitphun pada Pencipta-Nya yang
memberikan hikmat kepadanya untuk memikirkan hal yang baik.

40
Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan hatinya jauh dari
Tuhan, diberkati orang yang mengandalkan Tuhan, (Yeremia 17:5, 7).
Ayat (15) Yakobus, dalam terjemahan lain mengajarkan bagaimana
kita haru, membuat perencanaan dalam hidup dengan mengatakan
"Jika Tuhan menghendaki, dan jika kita masih hidup, saya akan
melakukan hal ini dan itu.
Kata-kata ini tidak boleh diartikan bahwa kita hanya berpangku tangan
saja tanpa mengerjakan atau merencanakan sesuatu. Kata "akan"
merupakan kata yang mengacu pada sesuatu yang akan datang atau
dalam konteks ini perencanaan.
Ayat (16) Ketika manusia sudah berada pada puncak kesuksesan-nya,
ia cenderung menganggap segala sesuatu itu mudah di dapat dan
mudah di kerjakan. Apalagi hidup yang bergelimang harta, lebih
mudah untuk membuat perencanaan-perencanaan yang besar dan
sangat menguntungkan bagi-nya. Bukan hanya dalam hal duniawi,
dalam hal rohani pun manusia dapat dengan mudah membuat rencana
jika ada sokongan materi yang kuat.
Ayat (17) Di akhir perikop ini, Yakobus menegaskan bahwa berdosa
orang yang tahu bagaimana harus berbuat baik, tetapi tidak
melakukannya. Jika kita tahu sesuatu yang baik yang harus kita
kerjakan, maka kita harus mengerjakannya dengan tulus dan tidak
menghindarinya. Perduli dengan semua disekeliling kita, bahkan
merencanakan dan melakukan segala yang baik di hadapan Tuhan
dengan tulus, bukan membiarkan atau menghindarinya, karena jika
demikian kita akan berdosa.

PENERAPAN
Ada Beberapa hal yang perlu kita renungkan dalam bagian ini berkaitan
dengan tema kita Rencana Dan Kehendak Tuhan adalah ?
1) Jangan mengandalkan kemampuan sendiri Ayat 13-14: Sebagai
orang percaya, kita perlu mengikutsertakan Yesus dalam membuat
perencanaan bagi hidup kita, karena Dialah yang memiliki hidup ini.
Yakobus menanyakan "apakah arti hidup kita? Hidup ini seperti uap
yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (14)." Dengan kata lain
Yakobus ingin mengatakan bahwa hidup ini sangat singkat, dan kita
tidak tahu atau tidak bisa memprediksi kapan akhir hidup tiap-tiap
41
orang, ini adalah rahasia Allah. Oleh sebab itu, dalam setiap
perencanaan yang kita buat, jangan lupa untuk mengikutsertakan
Yesus sebagai Allah kita, agar rencana yang kita buat berkenan bagi-
Nya.
2) Berserah pada kehendak Tuhan (15) Penekanan Yakobus disini
adalah penyerahan total hidup kita pada kehendak Tuhan selama
kita masih memiliki kesempatan untuk hidup. Dalam pengertian
lain, kita harus mengisi hidup kita dengan sesuatu yang dikehendaki
Tuhan, bukan mengikuti keinginan kita sendiri
3) Jangan congkak Ayat l6 Tetapi Yakobus mengingatkan, jangan
bermegah dalam kecongkakan, Semua kemegahan yang membawa
manusia menjadi sombong adalah salah. Membuat perencanaan
yang baik memerlukan kerendahan hati di hadapan Tuhan, karena
kita adalah hamba-Nya yang merencanakan segala sesuatu yang kita
kerjakan di dunia ini untuk mensukseskan rencana-Nya yang kekal
bagi hidup kita,
4) Peduli Ayat 17 Dalam melalui hari-hari, sangat baik membuat
perencanaan yang akan menolong hidup kita lebih terarah dan
teratur, Tetapi jangan melupakan prinsip-prinsip yang telah
diajarkan oleh Yakobus kepada kita untuk : tidak mengandalkan
kemampuan sendiri, berserah pada kehendak Tuhan, jangan
congkak dan perduli pada pekerjaan baik, Tuhan Yesus memberkati.

42
Pembaharuan GKI pada Trihvulan ketiga
Juli-Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam sernesta ciptaan-Nya"

BULAN KE-9 : SEPTEMBER 2023


MINGGU, 03 SEPTEMBER 2023
KELENDER GEREJA : HUJAU
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 14:25-35
TEMA : "ORANG BERIMAN DI DALAM
MENGIKUT YESUS HARUS
MEMILIKI KOMITMEN"

LATAR BELAKANG
Hari minggu 3 September hari Ini tepat kita berada pada hari ke-246,
minggu ke-36 dalam tahun 2023 sebagai bulan ke-2 dalam triwulan ke-
3, bulan September. Focus pelayanan yang menjadi perhatian adalah
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli -Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pendpta atas alam semesta ciptaan-Nya” di
dasarkan pada firman Tuhan Lukas 14 : 25 — 35 bahwa komitmen
sangat diperlukan dalam mengikut Yess. Orang beriman di dalam
mengikut Yesus harus memiliki komitmen untuk tetap setia dan
bersedia menghadapi tantangan yang berat di dalam kehidupannya.
Bila membaca kitab Injil Lukas, maka Kitab Injil Lukas ditulis sekitar
tahun 60 sebelum masehi oleh Lukas yang diduga adalah seorang
Yunani yang bekerja sebaga seorang dokter atau tabib dan ia
merupakan seorang kawan atau rekan sekerja Paulus. Kitab injil Lukas
dialamatkan kepada Teofilus yang agung, yaitu seorang kafir yang
masuk Kristen karena telah menerima berita Injil. Penekanan utama Id
Lukas adalah Yesus Kristus sebagai anak manusia.
Secara khusus Injil Lukas 14:25-35 menunjukkan bahwa ketika Yesus
sedang dalam perjalanan ke Yerusalem (band Lukas 13:1) banyak orang
mengikuti Nya. Yesus menunjukkan bahwa di dalam mengikuti-Nya
bukan suatu perkara mudah atau hanya datang mendengar pengajaran
dan pergi begitu saja Namun yang dibutuhkan adalah suatu komitmen
untuk tetap setia memberitakan Injil dan tidak seperti mereka yang
berdalil atau beralasan di dalam soal iman mereka (band 14:15-24)

43
PENJELASAN TEKS
Ayat 15-27: Harus memiliki komitmen Di Dalam Mengikut
Yesus
Bagian ini memberi ketegasan bahwa hal yang penting bagi seorang
pengikut Yesus adalah harus ada komitmen. Hal ini dimulai
denganayat 15 yang menunjukkan bahwa ketika Yesus dalam
perjalanan menuju Yerusalem, banyak orang yang datang untuk
mengikuti-Nya. Tentu setiap orang yang datang mengikut Yesus
memiliki tujuannya masing — masing. Ada yang hanya datang sekedar
untuk mendengar ajaran Yesus, ada yang mungkin tertarik untuk
mengikut Yesus karena ada cerita tentang mujizat yang Yesus lakukan,
bahkan mungkin ada yang ingin datang untuk berdebat dengan Yesus
seperti kaum Farisi dan Para Imam Yahudi. pada dasarnya ada
berbagai alasan. Namun, menurut Yesus kedatangan mereka itu
terlihat bukan terlahir dari suatu keputusan yang sungguh untuk
mengikuti Nya. Di dalam ayat 26, Yesus menyatakan bahwa di dalam
mengikuti-Nya, harus memiliki kerelaan untuk melepaskan hal yang
bersifat pribadi dan tidak membawa kepentingan pribadi dan keluarga
di dalam pekerjaan pelayanan. Hal ini terlihat jelas di dalam ungkapan
Yesus di ayat 26: Jikalau seorang datang kepada Ku.., ia tidak dapat
menjadi murid-Ku. Yesus menggambarkan bahwa pekerjaan pelayanan
itu adalah suatu pekerjaan yang berat, karena membutuhkan
pengorbanan. Itu artinya mengikuti Yesus, harus benar - benar siap
untuk melalui jalan salib, yaitu jalan penderitaan, rela berkorban dan
tidak mencari kepentingan sendiri. Seperti terlihat pada ayat 27 yang
menyatakan: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,
Ia tidak dapat menjadi murid-Ku,”
Ayat 28-35: Tuhan Memakai Orang Yang Siap Sedia Untuk
Menjadi Murid-Nya
Pada dasarnya Tuhan memakai orang yang siap sedia untuk menjadi
muridNya, Hal ini digambarkan di dalam tiga bentuk perumpamaan
yang diberikan Oleh Yesus: Pertama, Di dalam membangun menara
dibutuhkan perencanaan yang matang, sehingga tidak gagal di dalam
membangun dan diejek oleh Orang melihatnya, seperti yang tersirat
pada ayat 28-30. Itu artinya Yesus di dalam pemberitaan Injil-Nya
menggunakan orang-orang yang bersungguh-sungguh mengikuti Nya,
sehingga pemberitaan Injil tidak gagal. Yesus tidak menggunakan
44
orang yang tidak siap sedia untuk menjadi alat kesaksian-Nya. Kedua,
ayat 31-33 perumpamaan Yesus ini memberi penekanan pada aspek
Pertimbangan, yang terlukis dengan kata Yesus: Atau raja manakah
yang kalau mau pergi perang melawan raja lain tidak duduk dahulu
untuk Mempertimbangkan,....., tidak dapat menjadi murid-Ku. Pada
kedua ayat ini memberikan gambaran yang jelas bahwa Tuhan
mempertimbangkan apa yang layak untuk pekerjaan pelayanan-Nya.
Oleh karena tidak mungkin Menggunakan orang yang masih menaruh
kepentingan pribadi Nya di atas kepentingan pelayanan. Bagi Yesus
orang seperti itu tidak layak menjadi pengikut atau murid-Nya. Ketiga,
ayat 34-35 Yesus memberikan perumpamaan tentang garam yang
menjadi tawar, yang tidak lagi memiliki Nila apa - apa atau dengan kata
lain sudah tidak berfungsi sama sekali. Tentu orang akan
membuangnya karena sudah tidak berguna. Seperti pernyataan Yesus:
Garam memang baik, tetapi jika.......... , dan orang membuangnya saja
Itu berarti Hidup pelayanan orang percaya itu harus memiliki arti,
tidak hanya sekedar mengikuti Yesus namun harus berguna atau
bermanfaat bagi pemberitaan Injil. Sebab bila tidak setia maka Tuhan
tidak akan menggunakan lagi bagi pekerjaan pelayanan atau
pemberitaan Injil. Yesus mengakhiri dengan suatu seruan yaitu siapa
mempunyai telinga, hendaklah ia mendengar.

PENERAPAN
Orang beriman di dalam mengikuti Yesus harus memiliki komitmen
untuk tetap setia, berusaha untuk tidak mencampur adukkan urusan
pribadi dan keluarga dengan pekerjaan pelayanan. Terkadang sulit
untuk memisahkan antara urusan pribadi dan keluarga dengan
pelayanan. Banyak di antara kita terjebak untuk lebih memikirkan
kepentingan keluarga kita atau pribadi kita di banding dengan
pelayanan. Yesus menginginkan para pengikut atau murid Nya untuk
benar-benar setia di dalam pelayanan. Tidak boleh mencari
kepentingan diri sendiri, kelompok dan keluarga di dalam pelayanan.
Pelayanan pemberitaan Injil itu akan melalui jalan salib, yaitu jalan
penderitaan, penyangkalan diri dan rela berkorban. Yesus tahu bahwa
kita manusia memiliki keterbatasan di dalam melayani. Namun
dibutuhkan komitmen atau kesungguhan untuk mengikuti Yesus. Ego
kita sebagai manusia harus diturunkan dan jalan seorang hamba yang

45
setia kepada Tuhan itu yang harus diambil. Ini nilai penting di dalam
kehidupan kekristenan kita.
Mesti kita pahami bahwa orang yang setia di dalam pekerjaan
pelayanan itu akan dipakai oleh Yesus secara luar biasa, Yesus
menginginkan kita orang percaya membuka diri untuk dibentuk dan
dipakai Yesus bagi pekerjaan pelayanan-Nya. Yesus akan memberi
berkat bagi yang setia.
Sesungguhnya Yesus telah mempertimbangkan siapa pengikut atu
murid yang layak untuk digunakan bagi pekerjaan pelayanan-Nya.
Sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa barangsiapa yang
tidak setia bagi pekerjaan pelayanan tidak akan layak untuk pekerjaan
pelayanan-Nya dan ibarat garam yang tawar tidak akan digunakan oleh
Tuhan untuk pekerjaan pelayanan-Nya se-pintar atau sehebat apapun
orang tersebut. Yesus hanya menggunakan setiap orang yang memiliki
kerendahan hati dan kepekaan di dalam melayani. Tuhan Yesus berkati
setiap orang beriman yang berkomitmen mengikuti Yesus di dalam
melayani.

46
MINGGU, 10 SEPTEMBER 2023
KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 16 : 1 – 9
TEMA : “PILIHAN HIDUP BERIMAN
YANG BERTANGGUNGJAWAB”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 10 September, hari ini kita sudah ada pada hari ke-253,
minggu ke-37 dalam tahun 2023, terus-menerus kita diingatkan
tentang fokus pelayanan Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-
Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam
semesta ciptaan-Nya” yang akan diterangi oelh firman Tuhan Lukas
16:1-9 dimanapun kita tanggung jawab diperlukan untuk apapun yang
dipercayakan.
Di dalam kehidupan orang beriman salah satu hal penting yaitu harus
memberikan pilihan hidup yang tepat, yaitu hidup yang bertanggung
jawab. Setiap orang beriman harus menyadari bahwa ada tanggung
jawab yang diberikan oleh Tuhan yaitu supaya mempergunakan
hidupnya ataupun milik kepunyaannya (hartanya) untuk melakukan
pemberitaan injil Kristus di tengah-tengah dunia ini. Di dalam
keterkaitan-nya dengan tujuan utama dari injil Lukas yang menyatakan
Yesus sebagai anak manusia maka injil Lukas menggambarkan :
bagaimana manusia Yesus itu bertindak di dalam pekerjaan
pelayanannya yang bertujuan agar orang—orang berdosa juga
diselamatkan. Seperti alamat “Injil Lukas yaitu kepada seorang kafir
yang bernama Theofilus masuk Kristen — karena pemberitaan Injil
Yesus Kristus. Injil Lukas yang ditulis pada tahun 60 ” Masehi
menggambarkan secara detail kepada orang percaya bahwa pentingnya
pelayanan Yesus bagi semua orang. Hal ini juga terlihat di dalam :
Pembacaan Injil Lukas 16:1-9 berisikan perumpamaan dari Yesus yang
Merupakan suatu pengajaran khusus bagi para murid-Nya. Murid—
murid Yesus diharapkan dapat belajar dari sikap seorang bendahara
yang tidak jujur.

PENJELASAN TEKS
Ada hal menarik di dalam perumpamaan Yesus di dalam teks Injil
Lukas 16:1-9 yang memberikan suatu pengajaran iman untuk belajar

47
dari seorang bendahara yang tidak jujur. Tentu para murid Yesus
sebagai tujuan utama dari pengajaran perumpamaan ini, namun kita
juga sebagai orang percaya masa kini akan merasa aneh mengapa Yesus
menggunakan contoh sikap etika seseorang yang negatif yang tidak
memiliki kejujuran, yang sebenarnya sebagai murid ataupun orang
percaya tidak boleh ditiru. Tapi mesti dipahami bahwa Yesus juga di
dalam perumpamaan-Nya yang menggunakan figur yang dianggap
kelakuannya tidak etis dan seharusnya tidak perlu ditiru, seperti Hakim
yang tak benar (Lukas 18:1-8). Namun sesungguhnya di dalam teks Injil
Lukas 16:1-9 tentang perumpamaan Yesus yang khusus ditujukan
kepada para murid-Nya ada dua pokok pengajaran, yaitu:
Ayat 1-7 Hidup beriman yang bertanggung jawab
Bila memahami ayat 1 7 dari teks Lukas 16 ini ada hal menarik yang
Yesus: hendak ajarkan kepada para murid-Nya yaitu sikap hidup
beranggung jawab” dan memiliki pikiran yang matang tentang apa yang
akan terjadi di masa depan. Pada ayat 1 Yesus menceritakan bahwa ada
seorang kaya yang memiliki bendahara yang dituduh menghamburkan
uang majikannya. Lalu pada ayat 2 dikisahkan bagaimana Bendahara
itu dipanggil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan ia
dipecat. Namun di sini ada hal yang menarik yang ditunjukkan pada
ayat 3 bahwa bendahara itu berpikir ' di dalam hati bahwa ia tidak
memiliki keahlian apapun selain hanya menjadi bendahara. Ia berpikir
punya keahlian mencangkul, dan bila mengemis pasti malu. Iya
berpikir bahwa hanya ada satu cara supaya ia bisa memiliki hari esok
yang baik dan ada diantara orang yang berhutang bisa menampungnya
ketika ia dipecat yaitu dengan cara memanggil semua orang yang
pernah berhutang pada tuannya, yaitu ia menanyakan berapa hutang
mereka (ayat4- 5), orang pertama berhutang 100 tempayan minyak, ia
memberi surat hutang kepada orang tersebut, namun ia menyuruh
menurunkan hutang orang tersebut menjadi 50 tempayan saja (ayat 6).
Dan untuk orang kedua yang berhutang seratus pikul gandum, diberi
surat hutang namun dipotong 20 pikul gandum, sehingga orang
tersebut hanya menulis di surat hutangnya adalah 80 pikul gandum. Ini
hal yang menarik karena bendahara ini membuat suatu strategi bahwa
di dalam keadaan ketika ia sudah tidak menjabat seorang bendahara
lagi. Orang — orang ini akan memberi tumpangan baginya karena | ia
pernah menolong atau berjasa bagi mereka. Harus dipahami pada
48
perumpamaan ini Yesus tidak bermaksud bahwa orang percaya atau
para murid-Nya di dorong untuk mengikuti tindakan bendahara yang
tidak jujur ini. Yesus sangat menolak nilai ketidakjujuran, namun hal
penting yang diberikan dari sikap bendahara ini adalah ada sikap
bertanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dan ia memiliki pemikiran
strategi tentang masa depannya. Teks ini memberi petunjuk dari Yesus
bahwa orang percaya atau para murid Nya harus memiliki sikap hidup
bertanggung jawab.
Selain itu ayat 1-7 ini juga menunjukkan suatu sikap Yesus bahwa ia
tidak menyatakan bahwa memperoleh uang atau kekayaan itu sesuatu
yang salah, Tidak ada yang salah. Menjadi murid Yesus harus sadar
bahwa uang atau kekayaan itu dapat menolong pekabaran Injil. Namun
hal yang penting adalah harus dipergunakan secara bertanggung jawab,
pelayanan yang dilakukan orang percaya juga harus
dipertanggungjawabkan, dan harus bersikap strategis untuk pelayanan
di masa depan.
Ayat 8-9 Kehidupan Orang Beriman harus memberikan
pilihan
Pada bagian ini ada hal yang menarik yang dikatakan di dalam
perumpamaan ini (ayat 8a) bahwa tuannya memuji bendahara yang
tidak jujur sebagai orang cerdik karena berpikir strategis untuk masa
depannya. Di dalam mengakhiri perumpamaan ini Yesus pada ayat 8b
memberikan suatu pernyataan atau statemen bahwa ternyata anak-
anak dunia, di dalam hal ini bukan para murid Yesus atau orang
percaya jauh lebih cerdik di dalam melihat masa depannya dibanding
dengan anak —anak terang. Pernyataan Yesus ini memberikan suatu
dorongan bagi para murid-Nya atau orang beriman supaya harus
memberikan pilihan yang strategis di dalam pelayanan dan tidak boleh
kurang cerdik dari anak - anak dunia/orang yang tidak percaya Yesus.
Itulah mengapa Yesus pada ayat 9 memberikan penegasan kepada para
murid-Nya bahwa: ikatlah persahabatan dengan mempergunakan
Mamon yang tidak Jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong
lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” Melalui penegasan Yesus
ini menyatakan bahwa kadang Mamon atau harta benda/kekayaan
yang dibayangkan sebagai oknum yang jahat (band Matius 6:24) itu
dapat dipergunakan untuk pelayanan pekabaran injil, Namun ada
waktu uang atau harta kekayaan itu tidak lagi dibutuhkan karena itu
49
bukan tujuan suatu pelayanan injil Kristus, namun pilihan hidup
beriman yang bertanggung jawab untuk mengembangkan Misi
keselamatan Allah di dalam dunia ini, akan menghantar orang percaya
untuk memperoleh kehidupan kekal bersama Allah di dalam Yesus. Itu
yang ditandai dengan kata kemah abadi. Misi Tuhan Yesus harus
dijalankan dengan memberikan pilihan Iman yang bertanggung jawab.

PENERAPAN
Melalui teks perumpamaan di dalam Lukas 16:1-9 menolong orang
percaya masa kini untuk memiliki pilihan hidup beriman yang
bertanggung jawab.
Orang percaya diharapkan untuk memahami dengan sungguh bahwa
hidupya diberikan oleh Tuhan Yesus untuk memiliki pilihan hidup
yaitu harus memiliki iman yang baik dan bertanggung jawab.
Pilihan itu seperti apa? Seperti pesan Yesus di dalam perumpamaan
kepada para murid-Nya bahwa sebagai seorang beriman harus memilih
berpikiran cerdik atau pandai tapi berhikmat. Artinya cerdik di dalam
menjalani hidup, tahu apa yang akan terjadi di masa depan dan
memiliki kemampuan untuk menjawab tantanganyang akan datang
dengan tepat atau strategis. Seperti bendahara tersebut maka orang
percaya tidak boleh hanya pasrah dengan keadaan lalu menyatakan
bahwa ah itu sudah nasib jadi kalau tidak berhasil, gagal di dalam
hidup, pekerjaan amburadul, hidup rumah tangga tidak harmonis,
pelayanan di jemaat statis atau tidak mengalami persoalan lalu duduk
diam dan menerima sebagai suatu bagian dari nasib. Ini pemikiran
yang keliru, ada hikmat Tuhan yaitu memiliki kesanggupan untuk
dapat memecahkan persoalan hidup dan masa depan. Seperti sikap
bendahara yang tidak pasrah dengan nasib, namun dia mencari jalan
keluar yang strategis untuk masa depannya. Maka orang percaya pun
harus demikian. Tidak boleh lemah di dalam iman. Hidup harus
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Bila berhasil di dalam melewati
badai kehidupan, maka Tuhan juga akan memuji kita sebagai orang
yang cerdik tapi berhikmat. Ada hal lain yang juga di dalam hidup ini
yang harus dipahami secara baik oleh orang percaya Mamon atau
uang/harta kekayaan yang selalu dianggap sebagai kuasa jahat yang
akan menguasai manusia, itu sebenarnya tidaklah benar.

50
Mengapa karena uang atau harta kekayaan bila dipergunakan secara
baik untuk menolong orang yang membutuhkan, pelayanan
kemanusiaan atau pekabaran injil, maka akan bernilai positif seperti
pada ayat 9 katakan. Namun hal yang mesti dipahami hidup orang
percaya tidak boleh sepenuhnya bergantung pada kekuatan mamon
sehingga menjadi buta dan memiliki nafsu hanya mengejar mamon
seperti banyak contoh kita dapati banyak orang yang berambisi
memperoleh uang atau harta kekayaan namun tidak memiliki
kebahagiaan bahkan berubah menjadi jahat dan menyebabkan banyak
orang menderita. Hal yang Tuhan Yesus inginkan adalah uang itu
berguna bagi pelayanan, namun tidak sepenuh pelayanan pekabaran
injil bergantung pada uang. Sebab hal yang pokok adalah keselamatan
yang berasal dari Tuhan itu sendiri yang lebih utama bagi kehidupan
orang percaya. Maka hal yang paling penting bagi orang percaya adalah
berilah pilihan iman yang bertanggung jawab seperti yang Yesus
kehendaki.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

51
MINGGU, 17 SEPTEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 15 : 1 – 13
TEMA : SALING MENOPANG DALAM
PERBEDAAN”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 17 September, kita sudah masuki hari ke-260, minggu ke-
38 dalam tahun 2023, sebagai persekutuan GKI sudah menentukan
arah pelayanan untuk triwulan ke-3, yaitu fokus pada Pembaharuan
GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023 “Pembaruan
Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”, yang akan menerangi
oleh firman Tuhan dari Roma 15:1-13 bahwa kita harus saling
menopang, meskipun dalam hal tertentu kita berbeda.
Dalam sebuah Tim Tari Papua, memiliki banyak instrumen dan banyak
bagian yang berbeda, Yaitu (1) Tim Tari, ada laki dan perempuan
dengan perannya masing — masing, (2) Tim Musik, ada yang tiup
tabura, main gitar, ukulele, toki tifa, dsb, dan (3) tim penyanyi, ada
beberapa orang dengan warna suara dan pembagian suara yang
berbeda. Mereka juga memiliki kemampuan menyerap materi yang
berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Tetapi mereka harus
memiliki kesatuan sentral untuk hasil yang baik dan harmonis antara
penari, pemusik dan penyanyi. Untuk hasil akhir yang baik, mereka
harus memiliki kesatuan hati mencapai tujuan dengan saling
mendukung satu sama lainnya, supaya pada akhirnya mencapai tujuan
bersama.
Dalam Roma 15, Paulus berbicara tentang gereja Tuhan yang adalah
umat yang berlatar belakang budaya yang berbeda, karakter yang
berbeda, bahkan kemampuan yang berbeda, tetapi menjadi satu
kesatuan yang harmonis dalam kehidupan bergereja dengan kuncinya
yaitu yang kuat menolong yang lemah Untuk kemuliaan nama Tuhan.
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus dalam perjalanannya ke
Yerusalem (15:25) kepada jemaat yang belum dikenalnya, baik kepada
orang Yahudi (2:17, 4:1) dan untuk orang bukan Yahudi (11:13). Oleh
karena itu surat Roma Ini lebih bersifat objektif, karena tidak banyak
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi jemaat. Maksud dan tujuan surat
ini, yaitu Papulus memberitahu tencana mengunjungi mereka dan ada

52
harapan mereka dapat menolong Paulus dengan memperlancar
perjalanan pelayanannya ke Spanyol serta Meminta dukungan doa
mereka untuk perjalan-nya ke Yerusalem, di mana ia akan mendapat
bahaya dari orang-orang Yahudi yang tidak percaya.
Secara khusus dalam pasal 15, mulai terjadi pergeseran dari kata
"saudara" menjadi 'sesama'. Dalam pasal 14 Paulus berbicara tentang
hubungan orang Kristen dengan sesama orang percaya, menggunakan
istilah yang paling sering "saudara" (14:10). Tetapi dalam pasal 15,
Paulus mengesampingkan istilah "saudara" dan sebaliknya
menggunakan istilah "sesama" (15:2). Dengan demikian, Paulus
memperluas penerapan ajarannya mengenai kasih dan kebebasan.
Kasih tidak hanya mengharuskan saya berbuat baik kepada "saudara
lelaki" saya, tetapi bahwa saya berbuat baik kepada "sesama" saya,
termasuk musuh saya (lihat Roma 12:17-21: Matius 5:43-48 .

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-6 : “ Kristus Sebagai Teladan”.
Ayat 1 & 2 : Menolong yang lemah untuk memuliakan Allah.
Kata yang “kuat” (hoi dunatoi) dipakai mengenai kepahlawanan Daud.
Paulus mengatakan kepada para pembaca Roma, bahwa kekuatan
bukan dipakai untuk menyakiti yang lemah (dengan menghakimi
mereka dan menyebabkan mereka tersandung — pasal 14) tetapi untuk
membantu mereka. Yang kuat harus menanggung kelemahan mereka
yang kekurangan kekuatan. Alih-alih menempatkan yang lemah ke
bawah, yang kuat harus menanggung yang lemah, di area kelemahan
mereka. Pelayanan semacam terjadi jika ada pengorbanan, penolakan
terhadap kepentingan pribadi dan mementingkan diri sendiri. Jika kita
ingin "menanggung kelemahan mereka yang tidak memiliki kekuatan,"
kita tidak boleh dan tidak dapat "menyenangkan diri kita sendiri"
(15:1). Artinya kelemahan mereka tidak bisa dipakai untuk mencapsi
kesenangan diri sendiri.
Petunjuk Paulus untuk menyenangkan orang lain membutuhkan
klarifikasi. Yaitu : (1) menyenangkan orang lain untuk kebaikannya, (2)
menyenangkan orang lain untuk meneguhkannya, dan (3)
menyenangkan orang lain supaya Kristus berkenan atasnya.
Menyenangkan sesama kita untuk memuliakan nama Tuhan.

53
Ayat 3-6 : Kristus sebagai Teladan Kebaikan
Paulus mengalihkan perhatian kita pada teladan Tuhan Yesus Kristus.
Kristus yang adalah Anak Allah, tidak mencari kesenangan sendiri,
tetapi mengutamakan orang lain supaya mereka juga menikmati
kesenangan yaitu keselamatan. Rujukan Paulus dalam ayat 3
bersumber dari Mazmur 69 : 10. Paulus mengutip ayat ini sebab
dengan begitu Orang yang kuat merendahkan diri dan bisa
memperoleh ketekunan, penghiburan dan pengharapan (ayat 4) serta
ada kerukunan hidup persekutuan (ayat 5) untuk memuliakan nam3
Tuhan (ayat 6).
Ayat 7-12 : “Yahudi dan Non Yahudi Sehati Sepikir Memuji
Tuhan”
Nada ayat 7-12 berubah dari nada ayat 5 dan 6. Dalam ayat 5 dan 6,
Paulus memandang kepada Allah untuk menyediakan ketekunan,
dorongan semangat, dan harapan. Dan tidak ada keraguan dalam
pikirannya bahwa Allah akan menyediakannya. Ayat 7-12 berfokus,
sekali lagi, pada orang Kristen dan tanggung jawabnya untuk percaya
dan patuh. "Karenanya" di awal ayat 7 menunjukkan bahwa nasihat
atau petunjuk yang mengikutinya adalah hasilnya, hasil dari apa yang
telah dia katakan. Ini adalah kesimpulan Paulus, penerapan praktisnya,
aplikasi terakhirnya. Ayat 7 kembali ke masalah menerima sesama yang
lebih lemah, yang awalnya diperkenalkan pada 14:1: "Sekarang
terimalah orang yang lemah dalam iman, tetapi tidak untuk tujuan
menghakimi. Dalam pasal 14, penekanannya jatuh pada tujuan-tujuan
yang untuknya kita tidak menerima orang lain. Kita harus menerima
saudara kita yang lebih lemah, tetapi tidak untuk berdebat dengannya
tentang keyakinannya atau untuk menghakimi dia untuk mereka. Kita
juga tidak boleh menerima saudara kita yang lebih lemah, hanya untuk
menyebabkan dia tersandung oleh pelaksanaan kebebasan kita sendiri
yang tidak bertanggung jawab. Dalam Roma 15, Paulus beralih ke
tujuan positif yang untuknya kita harus menerima sesama kita yang
lebih lemah. Kita harus menerima orang lain demi kemuliaan Allah.
Sekali lagi, Kristus adalah teladan kita. Kehidupan dan pelayanan-Nya
memberi kita motivasi dan sarana untuk menerima mereka yang
lemah. Tuhan kita menerima kita, untuk kemuliaan Allah. Tuhan kita
menjadi seorang hamba. Dia adalah seorang hamba bagi orang-orang
Yahudi, untuk meneguhkan janji-janji yang telah Allah berikan kepada
54
para leluhur, para leluhur (ayat 8). Dia juga seorang hamba bagi orang-
orang bukan Israel, untuk kebaikan kita, dan pada akhirnya untuk
kemuliaan Allah, karena belas kasihanNya (ayat 9). Semua ini tidak
mengherankan. Keselamatan orang bukan Israel ukanlah rencana
alternatif, yang dituntut oleh ketidakpercayaan dan Pemberontakan
Israel terhadap Allah. Ini semua sesuai dengan rencana dan ljuan Allah,
ditentukan dalam kekekalan masa lalu dan berulang kali Yiungkapkan
dalam Kitab Suci Perjanjian Lama.
Ayat 9-12 memuat empat kutipan Perjanjian Lama. Dalam ayat 9,
Paulus mengutip Uari 2 Samuel 22:50 (diulangi dalam Mazmur 18:49 .
Ayat 10 berasal dari Ulangan 32:43: ayat 11 dari Mazmur 17:13 dan ayat
12 dari Yesaya 11:10. Mengapa empat kutipan? Pertama, Paulus ingin
kita memahami bahwa dia tidak mati-matian Menggenggam teks-teks
bukti di sini. Tujuan Tuhan agar orang orang Yahudi dan Yang-orang
bukan Yahudi bergabung dalam pujian yang harmonis. Persatuan dan
keharmonisan harus menjadi salah satu bukti kasih karunia Allah
dalam hidup kita, hasil dari pekerjaan-Nya di kayu salib Kalvari.
Ayat 13 : “Berkat Yang Meringkaskan Seluruh Surat Roma”
Ayat 13 berisikan kata-kata terakhir Paulus tentang argumen formalnya
dalam Roma. Harapan Paulus adalah bahwa Allah akan mengisi orang
percaya dengan segala sukacita dan segala damai sejahtera. Tidak ada
sukacita atau kedamaian yang tidak datang dari Allah. Dan sukacita
dan kedamaian yang datang dari Allah dialami oleh iman. Jadi, Paulus
mengatakan bahwa kita dipenuhi dengan sukacita dan kedamaian
"dalam percaya." Tidak ada dalam kehidupan Kristen yang berkenan
kepada Allah yang bukan karena iman.

PENERAPAN
1. Kekristenan menjungkirbalikkan pemikiran dunia mengenai yang
"kuat" dan yang "lemah." Dunia berpikir mereka yang kuat harus
menggunakan kekuatan mereka untuk mengambil keuntungan dari
yang lemah. Kerentanan orang lain dipandang sebagai kesempatan
bagi yang kuat untuk mendapatkan keuntungan dengan
mengorbankan yang lemah.
2. Alkitab mengubah pola pikir ini dari dalam ke luar. Ini
membutuhkan pikiran yang berubah mengenai yang kuat dan yang
lemah. Mereka yang kuat memiliki kewajiban kepada yang lemah.
55
Yang lemah bukan menjadi korban dari yang kuat, tetapi dibantu
oleh yang kuat. Pola pikir ini terbukti dalam Hukum Perjanjian
Lama di mana para janda, anak yatim, dan orang asing diberi
pertimbangan, perlindungan, dan manfaat khusus. Tidak hanya
orang Orang tak berdaya ini tidak dimanfaatkan, mereka juga harus
dibantu.
3. Inilah sebabnya mengapa kita harus berjalan dalam kasih dan tidak
membiarkan primodialime sempit menjadi dasar untuk konflik dan
perselisihan. Jika persatuan dan keharmonisan antara orang Yahudi
dan orang bukan Israel adalah tujuan Tuhan, kehendak Tuhan,
kepastian dalam dan untuk kekekalan, standar dan cita-cita bagi
gereja saat ini, maka berjalan dalam kasih adalah suatu keharusan.
Secara khusus, kita tidak berani menerima orang lain untuk
menghakimi mereka atau untuk menyebabkan mereka tersandung
kita harus menerima orang lain untuk membangunnya sehingga kita
semud dapat, dalam kesatuan dan keharmonisan, memuji Tuhan
sesuai denga! tujuan-Nya dan untuk kemuliaan-Nya.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

56
MINGGU, 24 SEPTEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KIDUNG AGUNG 1 : 9 – 2 : 7
TEMA : “CINTA YANG MENDUKUNG
DAN MENYEJUKKAN”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 24 September, merupakan minggu terakhir atau minggu
ke-4 bulan September, kita sudah memasuki hari ke-267, minggu ke-39
dalam tahun 2023. Kita akan terus ingat tentang fokus tahun pelayanan
untuk triwulan ke-3 yaitu fokus pada Pembaharuan GKI pada Triwulan
ketiga Juli Agustus-September 2023 “Pembaruan Tuhan Pencipta atas
alam semesta ciptaan-Nya” dengan dasar firman Tuhan dari Kidung
Agung 1: 9 — 2 : 7, bahwa cinta yang menyejukkan akan
membangkitkan pembaruan.
Agnese Gonxhe Bojaxhiu atau yang di kenal dengan Mother Teresa
berkata “Jika Anda tidak dapat melakukan hal-hal besar, lakukan
hal-hal kecil dengan cinta yang besar. Jika Anda tidak dapat
melakukannya dengan cinta yang besar, lakukan dengan sedikit
cinta. Jika Anda tidak bisa melakukannya dengan sedikit cinta,
lakukan saja." Dan “Cinta yang tulus itu diikuti dengan sikap yang
penuh cinta. Seseorang mengatakan mencintai itu menjadi benar,
Jika dalam tindakannya juga penuh cinta pada orang yang dicintai"
Demikian juga Ketika kita mengatakan mencintai tanah kita, maka
akan diikuti dengan sikap cinta yang merawat alam kita. Ketika kita
menyatakan cinta pada Tuhan, maka akan diikuti dengan sikap yang
sungguhsungguh taat bada kehendak Tuhan karena cinta itu. Jika kita
mengatakan mencintai seseorang maka diikuti dengan sikap penuh
cinta.
Kitab Kidung Agung di sebut Shir hashshirim (Kid. 1:1) yang secara
harfiah berarti nyanyian yang melebihi segala nyanyian atau nyanyian
di atas segala nyanyian. Dalam Septuaginta diterjemahkan dengan
Asma Asmatoon, sedangkan dalam vulgate (terjemahan Latin) dipakai
kata Canticum Canticorum. Baik Ibrani, Yunani maupun Latin
memakai bentuk ini untuk menunjukkan satu tingkat yang tertinggi.
Bentuk tertinggi (-superlatif) dipakai beberapa kali dalam Perjanjian
Lama misalnya Ketika Musa disuruh menguduskan suatu Mezbah

57
untuk kebutuhan imam (Kel 29.37), maka mezbah itu menjadi yang
kudus dari semua yang kudus (Ibr : qodesh gadddashim). Ini cara yang
dipakai dalam Bahasa Ibrani untuk mengatakan bahwa seseorang atau
sesuatu melebihi semua yang lain.
Menurut tradisi, Salomo dipandang sebagai penggubah nyanyian-
nyanyian terindah tentang cinta dalam kitab Kidung Agung (Ibr: Sihir
hashshirim “ash lishelomoh' (Kid 1:1). Hal ini merujuk pada beberapa
ayat dalam kidung Agung (Kid 1:5: 3:7, 9, 11) dimana ayat - ayat ini
memakai kata ganti orang ketiga tunggal untuk laki-laki yang
dihubungkan dengan keterangan tentang Salomo (Ibr: Iishelomo - Kid.
1:1).
Bahan — bahan dalam Kitab Kidung Agung, terlihat berbau seksual dan
sampai erotis, tetapi sebenarnya bahan — bahan ini ditempatkan dalam
konteks umat Israel di zaman sesudah pembuangan dan digunakan
untuk membimbing umat yang terpuruk supaya dapat Kembali
menemukan citra diri secara utuh sebagai ciptaan Allah. Dalam Kidung
Agung ada dua hal penting yang tercatat, yaitu : Harapan di tengah
Kehancuran dan manusia baru.

PENJELASAN TEKS
Ayat 9 -11 : Dukungan Yang Membesarkan Hati
Ayat ini berisikan perumpamaan yang merupakan ungkapan pujian
dalam rasa saling menyayangi, di mana seorang pemuda memuji
kekasihnya dan membayangkan kekasihnya seperti kuda betina (Ibr:
Lesusat) Firaun di masa lampau. Sama seperti Kuda firaun yang
didandani dengan gagah untuk menarik perhatian, demikian daya tarik
kekasih si pemuda ini dan hendak menyatakan bahwa gadis itu benar —
benar adalah kekasihnya yang benar - benar dicintainya.
Dalam bagian ini, Nampak pujian dari laki - laki kepada perempuan
kekasihnya itu tidak hanya pujian tetapi juga Nampak dukungan yang
diberikan bagi kekasihnya, “kami akan membuat bagimu perhiasan -
perhiasan emas dengan manik - manik perak' (ayat 11).
Ayat 12 — 14 : Monolog
Ayat ini adalah sebuah monolog dari gadis ini, sebagai jawaban
terhadap apa yang dikatakan kekasihnya (sang pemuda).

58
Apa yang diungkapkan dalam ayat - ayat ini adalah sesuatu yang
manusiawi dan alamiah dimana gadis itu mendandani dirinya dengan
minyak wangi pada waktu dan tempat yang tepat “Sementara raja
duduk pada mejanya femerbak bau narwastuku" (1:12). Yang dimaksud
disini bukan meja kebesara! raja. Kata sebenarnya berarti bangku atau
meja yang rendah di mana orang dapat membaringkan diri atau
bersantai. Ini berarti ayat 12 menjelaskan tentang perjumpaan yang
romantis. Dandanan dengan berbagai minyak wangi seperti narwastu
memang terlintas menciptakan gairah bercinta yang dapat mengarah
pada erotis. Namun dalam bagian ini penekanan-nya ada pada bau
wangi yang tercium dapat membangkitkan kemampuan mental untuk
memandang dan memahami atau merasakan keindahan sesuatu atau
kecantikan seseorang.
Sementara pada ayat 13 nampak kesan erotis dimana perempuan
menyatakan kekasihnya bagaikan sebungkus mur yang tersisip diantara
buah dadanya.. sesungguhnya ini menjadi gambaran tentang dada
menjadi tempat menyadarkan kepala di tengah kesedihan, seseorang
yang sedih selalu membutuhkan pelukan dan saat ter-nyaman adalah
Ketika ia dipeluk dan kepalanya berada di dada seseorang. Hal ini
memberi gambaran bahwa si perempuan atau gadis ini akan yang
memberi rasa nyaman bagi kekasihnya.
Ayat 15 — 2:7 : Kedua Kekasih Bersenda gurau
Pada bagian ini, Nampak pujian mereka satu sama lainnya yang benar-
benar menunjukkan kelebihan masing - masing. Nampak bahwa
mereka saling mengatakan bahwa kekasih mereka adalah yang terbaik
dari semua yang ada. Dalam bagian ini ada beberapa hal penting , yaitu
(1) mata digambarkan seperti merpati (ayat 15) untuk menunjukkan
bahwa mata adalah jendela hati untuk menyampaikan pesan cinta.
Kadang mulut bisa menipu tetapi mata tidak dapat menipu.
(2) .'sungguh sejuk petiduran kita” (ayat 16,) ini menunjukkan bahwa
hubungan cinta itu harus memberi kesejukan, kenyamanan dan
kedamaian, saling menguatkan, saling menyegarkan (ayat 3), saling
menguatkan (Ayat 6), bukan malah sebaliknya, saling menghancurkan.
(3) Cinta harus dibangun atas dasar yang kuat, tidak hanya arena
kesenangan semata, karena fisik semata, tetapi benar — benar cinta itu
dibangun dan harus dilindungi.

59
PENERAPAN
1. Cinta adalah anugerah yang diberikan Tuhan bagi setiap orang.
Cinta ini harus dijaga dan dirawat. Rasa cinta seseorang kepada
kekasihnya harus benar - benar ditunjukan dalam sikapnya. Seperti
cinta Tuhan yang nyata Yalam hidup manusia. Cinta ditunjukkan
dalam Sikap yang nyata melalui Yukungan yang diberikan. Misalnya:
seseorang yang mencintai suami atau strinya, akan memberi
dukungan, akan menolong suami atau istrinya.
Dukungan anak kepada orang tua, dukungan orang tua kepada anak,
dukungan saudara kepada saudaranya. Dan itu harus Nampak
dalam cara hidup. Dukungan ini yang terpenting adalah perhatian,
kepedulian antara satu dengan lainnya.
2. Saya tidak bisa mengatakan mencintai seseorang tetapi saya
menghancurkan hidupnya. Saya tidak bisa mengatakan saya
mencintai suami atau istri tetapi saya membiarkannya berjalan
sendiri bahkan menghianatinya. Saya tidak bisa mengatakan
mencintai orang tua saya sementara saya mengecewakan-nya. Saya
tidak bisa mengatakan saya mencintai anak saya, ketika saya tidak
mempedulikan-nya. Saya tidak bisa mengatakan saya mencintai
alam tetapi saya tidak merawat.
3. Hubungan cinta itur haus memberi kesejukan, kenyamanan dan
kedamaian, saling menguatkan, saling menyegarkan, saling
menyejukkan bukan malah sebaliknya, saling menyakiti dan
menghancurkan.
4. Cinta harus mampu menyatukan perbedaan, dengan saling
menghormati dan menghargai setiap perbedaan, seperti laki — laki
dan perempuan yang berbeda namun saling mencintai menepis
semua perbedaan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

60
SABTU, 30 SEPTEMBER 2023
KELENDER GEREJAWI : IBADAH AKHIR BULAN - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : AMSAL 18 : 10 – 12
TEMA : “TUHAN SUMBER HIDUP DAN
KESELAMATAN”

LATAR BELAKANG
Hari Sabtu 30 September adalah hari ke-273 dalam minggu ke-4 akhir
dari bulan September. Sekaligus sebagai hari terakhir dari
pengembangan pelayanan pada triwulan ke-3 tentang fokus pada
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga JuliAgustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaanNya”, dengan
dasar firman Tuhan Amsal 18 : 10 — 12 kita terus menerus bersandar
pada sumber hidup yang menyelamatkan, yaitu Tuhan.
Dapatkah manusia membeli sehari saja waktu hidup? Uang bisa
membeli apapun, tetapi tidak bisa membeli nafas hidup. Kekuasaan
bisa dipakai untuk mendapat apapun, tetapi tidak bisa mendapat sehari
waktu hidup. Artinya bahwa uang, kekuatan kita kekuasaan kita tidak
bisa membeli hidup, sebab hanya Tuhan yang memberikan kehidupan.
Kitab Amsal adalah salah satu dari kitab Perjanjian Lama yang ditulis
dalam bentuk puisi yang terdiri dari 17 judul puisi. Bentuk puisi yang
paling mendasar dalam kitab Amsal dan yang membedakannya dari
kitab-kitab lain ialah puisi dua baris atau dua larik. Hampir semuanya
berbentuk pernyataan yang mengungkapkan kebenaran atau kenyataan
kehidupan yang mengekspresikan suasana hati serta pengalaman,
berupa ucapan didaktik yang pendek, padat. kuat, dan berirama,
mudah diingat, berpijak pada pengalaman, kebenaran universal, untuk
tujuan praktis.
Tujuan kitab Amsal dinyatakan dalam Amsal 1:2-6, yaitu memberikan
hikmat dan tuntunan agar pembaca dapat hidup sesuai dengan
kehendak Allah, sehingga kehidupannya dapat berjalan dengan baik.
Kitab Amsal ditujukan kepada orang muda yang kurang pengalaman
ataupun orang yang lebih tua, sehingga mereka dapat memperoleh
kecerdasan secara moral dan mental yang Menuntun kehidupan
mereka. Dalam kitab Amsal terdapat pengajaran - pengajaran yang
digunakan di rumah ataupun istana untuk menolong orang: Orang
muda dapat bertumbuh dalam posisi kepemimpinan. Motto dari kitab

61
ini adalah takut akan Tuhan merupakan awal hikmat atau pengetahuan
(Amsal 1:7: 9:10), yang menunjukkan bahwa nasihat nasihat dalam
kitab ini bukanlah nasihat sekuler, tetapi didasarkan atas perspektif
Allah.

PENJELASAN TEKS
Ayat 10-12 : Nama Tuhan Menara Yang Kuat
Ayat 10-12 merupakan pengajaran mengenai nama TUHAN sebagai
perlindungan yang kuat, dimana menjadi tempat perlindungan bagi
manusia Ayat 10 : Menara Yang Kuat dan Kesana orang benar berlari
Dalam ayat ini Tuhan digambarkan sebagai Menara yang kuat. Menara
kuat ini berada dalam kota perlindungan, sehingga menjadi tempat
perlindungan Ketika ada serangan musuh (Yes 2:15. Maz 61:3-4). Nama
Tuhan diperlihatkan identik dengan Menara perlindungan itu. Tuhan
menjadi tempat perlindungan dan kesana-lah orang benar berlari.
Orang benar yang dimaksud adalah orang - orang yang dalam segala
aspek kehidupannya selalu berprinsip pada kebenaran. Dengan
demikian maka orang benar selalu mendapat jaminan keselamatan dan
hidup kekal.
Ayat 11 : Harta benda orang kaya dan tembok yang tinggi
Dalam bagian ini, nama Tuhan sebagai Menara perlindungan itu
dibandingkan dengan harta benda orang kaya. Hal ini menjadi
peringatan kepada orang - Orang yang mengandalkan harta benda dan
kekuatannya sebaga perlindungan. Bahwa sesungguhnya kekayaan ini
menjadi lambang kekuatan manusia tidak bisa memberi perlindungan
mutlak dan keselamatan.
Ayat 12 : Kehancuran dan kehormatan
Terkait dengan orang kaya yang menganggap harta bendanya bisa
melindunginya, dalam ayat 12 ini ada peringatan keras terhadap orang
yag tinggi hati, yaitu orang yang sombong karena mengandalkan harta
bendanya bahwa kesombongan itu akan menghancurkan-nya.
dilanjutkan dengan kalimat tetapi kerendahan hati mendahului
kehormatan. Artinya orang yang sombong karena mengandalkan harta
bendanya akan mengalami kehancuran tetapi orang yang rendah hati
mendahului kehormatan artinya kerendahan hati akan memberinya
kehormatan. Orang yang rendah hati selalu melihat Tuhan dibalik
setiap hal dalam hidupnya.

62
PENERAPAN
1. Banyak orang mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi tidak
sungguh- sungguh mempercayakan hidupnya pada Tuhan. Hal ini
Nampak dari cara hidupnya yang lebih mengandalkan materi,
mengandalkan manusia kekuasaan, kekayaan. Dengan menganggap
bahwa semua itu dapat menjamin masa depannya, kehidupannya
bahkan keselamatannya. Secara manusia itu tidak salah, selama
hidup manusia membutuhkan uang, membutuhkan kuasa,
membutuhkan kekuatan dan membutuhkan orang lain. Tetapi
jangan sampai semua itu menjadi yang paling utama dikejar dan
melupakan Tuhan sebagai satu — satunya sumber keselamatan.
2. Ada begitu banyak masalah, tantangan kehidupan. Ada begitu
banyak pergumulan hidup dalam keluarga, pekerjaan, pelayanan.
Demikian juga pergumulan atas tanah Papua. Saat kita tidak mampu
mengatasinya, saat kehidupan kita terancam, kepada siapa kita
berharap? . Ketika tertentu Hanya Tuhan satu — satunya sumber
perlindungan dan keselamatan.
3. Orang yang rendah hati, adalah orang yang melihat Tuhan dalam
hidupnya, melihat Tuhan dalam keberhasilannya, melihat Tuhan
dalam capaian-capaian nya.
4. Sebuah cerita tentang Tuhan itu ada :( Teori Einstein Tentan: Tuhan
Berikut adalah salah satu kisah menarik dari salah satu ilmuwan
terkenal Yaitu Albert Einstein yang mengalahkan Dosen Profesor-
nya Saat Berdebat tentang Agama : Apakah Tuhan membuat segala
yang ada? Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan membuat
kejahatan? Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal
menantang mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini.
Professor : "Apakah Tuhan membuat segala yang ada?." (seorang
mahasiswa dengan berani menjawab)
Mahasiswa : "Betul, Dia yang membuat semuanya".
Professor : "Tuhan membuat semuanya?" Tanya professor sekali
lagi.
Mahasiswa : "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.
Professor : "Jika Tuhan membuat segalanya, berfaedah Tuhan
membuat Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan
menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita
menjelaskan siapa kita, kita bisa berasumsi bahwa

63
Tuhan itu adalah kejahatan." (Mahasiswa itu terdiam
dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.
Professor itu merasa menang dan menyombongkan
diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan jikalau
agama itu adalah sebuah mitos. Mahasiswa lain
mengangkat tangan dan berucap : )
Mahasiswa : "Professor, boleh aku bertanya sesuatu?"
Professor : "Tentu saja,"
Mahasiswa : "Profesor, apakah dingin itu ada?"
Profesor : "Pertanyaan jenis apa itu? Tentu saja dingin Itu ada.
Apakah kamu tidak pernah sakit flu?" (Tanya si
professor disertai tawa mahasiswa lainnya).
Mahasiswa : "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut
hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah
ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas
sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan
tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita membuat
kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas."
(dia kemudian melanjutkan bertanya,) "Profesor,
apakah gelap itu ada?"
Professor : "Tentu saja gelap itu ada."
Mahasiswa : "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada.
Gelap adalah kondisi dimana tidak ada cahaya.
Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. "Kita bisa
memakai prisma Newton untuk memecahkan cahaya
menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai
panjang gelombang setiap wama." "Tapi Anda tidak
bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan
diukur! dengan berapa intensitas cahaya di ruangan
tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk
mendeskripsikan ketiadaan cahaya." (Kesudahannya
mahasiswa —' itu bertanya lagi) "Profesor, apakah
kejahatan itu ada?"
Professor : (Dengan bimbang menjawab), "Tentu saja, seperti
yang telah : kukatakan sebelumnya. Kita melihat
setiap hari di Koran dan TV. Banyak agenda kriminal

64
dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara
tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."
Mahasiswa : "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada.
Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin
atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai
manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan.
"Tuhan tidak membuat kejahatan. Kejahatan adalah
hasil dari ketidakadaan Tuhan di hati manusia.
Seperti dingin yang timbul dari , ketiadaan panas dan
gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."
Profesor itu terdiam.... Dan mahasiswa itu adalah, Albert Einstein.
Tuhan ada, Dialah pencipta alam semesta dan manusia, segala
kehidupan : ada di tangan-Nya, karena itu Tuhan adalah satu
satunya sumber kehidupan dan keselamatan.

65
JULI – SEPTEMBER 2023

66

Anda mungkin juga menyukai