Anda di halaman 1dari 165

ANAK TANGGUNG Umur 10-

12
BUKU AJAR th
I. BAHAN PELAJARAN
1.Program Sajian : FIRMAN
2.Pokok Bahasan : Allah Sebagai Pencipta dan Pemelihara
3.Sub Pokok Bahasan : Penciptaan Dunia
4.Bahan Bacaan : Kejadian 1 : 1 - 26; 2 : 1 - 6
5.Jenjang / Semester : AT I / 1
6.Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7.Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara serta Tanggung
jawab Manusia sebagai Ciptaan Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan pengertian Penciptaan
2. Menyebutkan cara Allah menciptakan dunia
3. Menguraikan isi dunia ciptaan Allah
4. Menjelaskan fungsi ciptaan Allah

IV. URAIAN MATERI


Pengertian Penciptaan.
(Pengasuh bertanya kepada anak-anak tentang “arti penciptaan” dan
berikan kesempatan untuk anak menjawab, baru pengasuh
menyimpulkan). Penciptaan adalah perbuatan yang besar, sebab Allah
menciptakan dunia ini berdasarkan kehendak dan kedaulatan Allah
yang bebas.

Cara Allah menciptakan Dunia ini.


Alkitab mulai beritanya dengan suatu pengakuan pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi (Kej 1:1). Dengan pengakuan itu berarti
kita percaya bahwa alam semesta itu diciptakan oleh Allah. Kitab Kej 1:1
-26 mengajar kita untuk melihat seluruh alam semesta yang luas ini.
Sebelum penciptaan alam semesta dalam keadaan kacau balau. Bumi
belum berbentuk dan kosong serta gelap gulita. Istilah yang dipakai
dalam bahasa Ibrani untuk menunjukkan keadaan tersebut adalah Tohu
Wa Bohu. Tuhan menciptakan alam semesta yang kacau balau itu
dengan cara berfirman sehingga yang kacau balau itu menjadi tertib,
teratur dan sarasi sehingga dapat ditempati oleh manusia.
Alkitab menceritakan, Tuhan menciptakan alam ini selama enam hari
berturut-turut, sebagai berikut:
a. Terang
b. Cakrawala
c. Laut dan darat serta tumbuh-tumbuhan
d. Matahari ; bulan dan bintang-bintang

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

e. Binatang yang hidup di air dan burung-burung di udara


f. Binatang yang hidup di darat dan manusia
Enam hari lamanya Tuhan menciptakan alam semesta dan segala
isinya dan pada hari ke tujuh Allah berhenti dan mengkuduskannya.
Semua yang diciptakan Allah berfungsi untuk kehidupan manusia.

Fungsi Ciptaan Allah


Dengan demikian maka fungsi penciptaan adalah:
a. Terang berfungsi untuk memisahkan terang dan gelap
b. Cakrawala berfungsi untuk memisahkan langit dan air
c. Matahari, bulan dan bintang berfungsi sebagai alat penerang bumi
d. Binatang-binatang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia
e. Tumbuh-tumbuhan berfungsi untuk menghiasi dunia ini dan juga
memberi kehidupan bagi manusia (manusia bisa makan jenis
tumbuhan yang ada)

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bervariasi (Cerita & Tanya Jawab)
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Karya Wisata.
5. Doa Pembacaan 4. Menyanyi
dan Baca Alkitab 5. Doa Syukur
6. Penyajian Materi 6. Menyanyi
(sesuai Metode) 7. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Kejadian 1 : 31


”Maka Allah melihat segala yang dijadikan-
Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang
dan jadilah pagi, itulah hari keenam”.

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Buku, Pena/pensil untuk membuat laporan

2
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

pengamatan, kamera, dll.


4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian Penciptaan?
2. Sebutkan cara Allah menciptakan dunia?
3. Uraikan isi dunia ciptaan Allah?
4. Jelaskan fungsi ciptaan Allah?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Allah Sebagai Pencipta dan Pemelihara
3. Sub Pokok Bahasan : Penciptaan Manusia
4. Bahan Bacaan : Kej. 1 : 26 - 30; 2 : 7 dan Maz. 8 : 5 - 6
5. Jenjang / Semester : AT I / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara serta Tanggung
jawab Manusia sebagai Ciptaan Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan cara Allah menciptakan manusia
2. Menjelaskan manusia sebagai citra Allah
3. Menjelaskan hakekat manusia sebagai ciptaan Allah

IV. URAIAN MATERI


Cara Allah Menciptakan Manusia
Menurutmu siapakah itu manusia? (Lengkapi dua kalimat di bawah ini)
- Menurut saya manusia adalah ............................
- Alasan saya menjawab di atas adalah ............................
(Pengasuh membagi kertas untuk anak menulis dan pengasuh
membacakan satu per satu, lalu mengambil kesimpulan)
Dalam Kejadian 1 dituliskan bahwa manusia diciptakan Allah
pada hari terakhir dari seluruh proses penciptaan, yaitu pada hari ke
enam. Tuhan Allah menciptakan manusia berbeda dengan makluk

3
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

lainnya.
Dalam menciptakan tumbuhan, binatang serta ciptaan yang lain,
Allah hanya berfirman dan jadilah seperti yang difirmankan Allah.
Berbeda dengan manusia. Manusia dibentuk Allah langsung dari debu
tanah dan diberikan nafas hidup (Kej 2:7). Hal inilah yang membuat
manusia di tempatkan sebagai mahkota ciptaan Allah.
Dalam kamus bahasa Indonesia, mahkota berarti hiasan kepala
atau songkok kebesaran yang menguasai, yang dihargai atau yang
dijunjung tinggi, yang dicintai. Gambar kesempurnaan manusia sebagai
mahkota ciptaan Allah juga disampaikan dalam rangkaian penciptaan
itu sendiri. Kalau ciptaan lain dinilai Allah adalah baik, maka manusia di
nilai sangat baik oleh Allah. Ungkapan tersebut semakin memperjelas
bahwa semua yang Tuhan ciptakan sempurna dan amat baik, setelah
penciptaan manusia yang diciptakanNYA menurut gambar dan rupa
Allah sendiri.

Manusia Sebagai Gambar dan Rupa Allah


Salah satu berita penting dalam penciptaan adalah bahwa
manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 4:26-27).
Manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah adalah laki-
laki dan perempuan. Namun ini tidak bisa diartikan bahwa perempuan
berada dibawa laki-laki. Baik laki-laki maupun perempuan semuanya
mendapat berkat dan diberi tugas untuk beranak cucu, bertambah
banyak, menaklukan bumi serta berkuasa atas ciptaan yang lain. Selain
itu, manusia juga di beri tugas untuk mengusahakan dan memelihara
taman Eden tempat manusia ditempatkan (Kejadian 2:15). Dengan
demikian gambar dan rupa Allah yang ada pada manusia juga
berdampak dalam hubungan manusia dengan sesamanya dan
hubungan dengan ciptaan yang lain.
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah berarti:
1. Manusia memiliki citra dan sifat-sifat Allah seperti mengasihi, sabar,
memiliki kehendak, pengetahuan, kebenaran, perasaan dsbnya.
Allah memiliki sifat menciptakan dan memelihara apa yang sudah
diciptakanNya tetapi Allah dapat juga menghukum ciptaanNya bila
memang melakukan pelanggaran (Kej 3:14-19).
2. Menusia diberi tanggung jawab untuk mengelolah bumi, berkuasa
dan memelihara ciptaan Allah yang laim. Hanya kepada manusia dan
bukan kepada ciptaan lainnya diberi tanggung jawab seperti ini dan
ini bukanlah tanggung jawab seperti ini dan ini bukanlah tanggung
jawab yang sederhana atau mudah dikerjakan.
3. Manusia sebagai gambar dan rupa Allah harus betul-betul menyadari
bahwa dirinya tidak bisa terlepas dari keterikatannya sebagai milik
Allah. Karena itu, manusia dituntut untuk hidup sesuai kehendaknya
dan ini hendaknya tercermin baik dalam hubungannya dengan

4
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

sesama manusia maupun dengan lingkungan dan alam semesta ini.


4. Dalam kaitan dengan keterkaitan dengan Allah, manusia mempunyai
hubungan khusus dengan Allah, yaitu manusia adalah makluk yang
bergaul dengan Allah dan hal ini tidak terdapat pada ciptaan yang
lain. Manusia yang diciptakan dari debu tanah dan diberi nafas hidup
oleh Tuhan dapat berkomunikasi dengan Allah dan ciptaan yang lain.

Hakekat Manusia sebagai makluk Ciptaan Allah


Gambar dan rupa Allah pada manusia hendaknya terwujud
dalam hidup manusia melalui ketaatannya dalam melakukan kehendak
Allah. Manusia dilahirkan sebagai makluk yang termulia dan terhormat.
Karena itu manusia harus melakukan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik. Setiap manusia dilahirkan dengan berbagai potensi, maka
setiap manusiapun dipanggil untuk menyatakan kasih Allah dalam
hidupnya.
Manurut Kejadian 1:28 ; 2:7, manusia diberi tanggung jawab
untuk mengelolah dan memelihara seluruh ciptaan Allah. Bertanggung
jawab sebagai gambar dan rupa Allah berarti melakukan perbuatan-
perbuatan yang menjadi berkat bagi sesama dan lingkungannya.
Misalnya menolong teman yang mengalami kesulitan dalam belajar,
mengunjungi teman yang sakit, dsbnya. Hal ini menjadi bukti bahwa
hidup manusia dapat menjadi teladan bagi sesamanya, sehingga
gambar dan rupa Allah yang ada padanya menjadi nyata dan dirasakan
oleh setiap orang melalui cara berpikir, kata-kata dan perbuatan yang
bertujuan akhir pada permuliaan Nama Tuhan.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bervariasi (Cerita dan Tanya Jawab)
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Diskusi Tentang
5. Doa Pembacaan Apa Saja Yang Harus
dan Baca Alkitab Dilakukan Untuk
6. Penyajian Materi Mewujudkan Gambar Dan
(sesuai Metode) Rupa Allah di rumah, di
7. Doa Persembahan sekolah, dll.
8. Menyanyi (Persembahan) 4. Menyanyi
9. Doa Syafaat 5. Doa Syukur
10. Menyanyi 6. Menyanyi
11. Berkat 7. Berkat

5
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

3. Ayat Hafalan : Kolose 1 : 16


“Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala
sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di
bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan,
baik singgasana, maupun kerajaan, baik
pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu
diciptakan oleh Dia dan untuk Dia”.

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Potongan kertas dan pensil atau pena untuk
menulis.
4.2. Sumber : Alkitab dan buku lainnya.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan cara Allah menciptakan manusia?
2. Jelaskan manusia sebagai citra Allah?
3. Jelaskan hakekat manusia sebagai ciptaan Allah?

I. BAHAN PELAJARAN
1.Program Sajian : FIRMAN
2.Pokok Bahasan : Allah Sebagai Pencipta dan Pemelihara
3.Sub Pokok Bahasan : Pemeliharaan Allah atas CiptanNya
4.Bahan Bacaan : Mazmur 19 : 1 - 5
5.Jenjang / Semester : AT I / 1
6.Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7.Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara serta Tanggung
jawab Manusia sebagai Ciptaan Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan cara Allah memelihara dunia ciptaanNya

6
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

2. Menjelaskan makna pemeliharaan dunia


3. memberikan contoh pemeliharaan Allah bagi dirinya

IV. URAIAN MATERI


Cara Allah memelihara dunia ciptaanNya
Manusia yang diciptakan Allah di beri tanggung jawab untuk
manguasai semua ciptaannya. Namun manusia sebagai penanggung
jawab utama atas ciptaan Allah telah memberontak terhadap Allah.
Taman Eden berubah menjadi dunia yang diwarnai dengan penderitaan
dan kesakitan. Walaupun dunia telah berubah, namun Allah tetap
memelihara alam dan isisnya sehingga tidak tercerai berai. Allah
melindungi ciptaannya bahkan Allah menjaga keberlangsungan hidup
dari ciptaanNya.

Makna Pemeliharaan Dunia


Menurut Alkitab, sejak manusia jatuh kedalam dosa, hidupnya
penuh dengan pemberontakan terhadap Allah. Akhirnya manusia
menderita berbagai kesukaran yang pada akhirnya membawa kematian.
Melihat kenyataan tersebut, Allah tetap setia kepada ciptaaNya, Ia tetap
memelihara, menyelamatkan dan meneruskan pekerjaanNya untuk
menciptakan dunia yang baru.
Pemeliharaan Allah terhadap dunia nampak dari:
1. Allah peduli terhadap CiptaanNya
Walaupun manusia jatuh kedalam dosa, Allah tetap mencari dan
memperhatikan manusia dan alam ciptaanNya.
2. Hukuman Allah terhadap CiptaanNya
Kepeduliaan Allah terhadap ciptaanNya tidak berarti Allah menyetujui
manusia berbuat dosa.
3. Kasih Allah terhadap makluknya
Wajib kalau Allah menghukum manusia karena dosa. Tapi hukuman
itu dijatuhkan dalam rangka kasih Allah kepada manusia. Allah tidak
ingin manusia binasa karena dosanya (Yoh 3:16).

Contoh Pemeliharaan Allah bagi dirinya


Ketika Allah menciptakan dunia dengan segala isinya termasuk
manusia, maka Allah telah menyediakan segala kebutuhan bagi anak-
anakNya. Pemeliharaan Allah ini digambarkan oleh Daud dalam
Mazmur 23, bahwa Tuhan adalah gembalaku yang baik. Ia memberi
rasa aman, ia mencukupi segala kebutuhan hidup, ia menuntun di jalan
yang benar dan menghindarkan kita dari marabahaya.
Kita percaya bahwa Allah selalu memelihara kita, sehingga kita
tidak usah kuatir di dalam hidup ini, terutama dalam hal sandang
pangan (Mat 6:25-26). Akibatnya sering muncul godaan, pertengkaran,
perang dan kebencian diantara manusia. Ia hendak menunjukkan
bahwa

7
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Allahlah yang memberi kita hidup, maka kita percaya bahwa Allah pun
akan menyediakan segala kebutuhan kita. Sama seperti orang tua yang
selalu memberi makan, pendidikan kepada anak-anaknya. Atau dengan
kata lain orang tua yang selalu menyayangi anak-anaknya.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bervariasi (Cerita dan Tanya Jawab)
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: kerja bakti
5. Doa Pembacaan membersihkan rumah
dan Baca Alkitab gereja dan halamannya.
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi
(sesuai Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Filipi 4 : 6


“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa
pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala
hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur”.

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Kain, sapu, keranjang sampah (alat-alat kerja
bakti).
4.2. Sumber : Alkitab dan buku lainnya.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan cara Allah memelihara dunia ciptaanNya?
2. Jelaskan makna pemeliharaan dunia?
3. Berikan contoh pemeliharaan Allah bagi dirinya?

8
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

9
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN :
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Tanggung jawab manusia sebagai
ciptaan
3. Sub Pokok Bahasan : Tanggung jawab manusia untuk memeli-
hara alam
4. Bahan Bacaan : Kejadian 2 : 15 - 20; Mazmur 8 : 7 - 9
5. Jenjang/Semester : AT I / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN :


Memahami Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara serta tanggung
jawab manusia sebagai ciptaan Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN :


1 Menjelaskan cara Allah memelihara manusia
2 Menjelaskan cara manusia memelihara alam sesuai kesaksian
Alkitab.
3 Menunjukkan bentuk-bentuk pemeliharaan alam di lingkungan
masing-masing berdasarkan kesaksian Alkitab

IV. URAIAN MATERI


Setelah Tuhan Allah menciptakan manusia, Tuhan Allah juga
memelihara manusia. Pemeliharaan itu dilakukanNya dengan cara
memberikan atau menyediakan kebutuihan-kebutuhan hidup manusia
antara lain:
1. Tuhan Allah memberi tempat untuk manusia tinggal dan bermukim.
Tuhan Allah membuat sebuah taman di Eden, taman itu subur,
mempunyai air berilimpah-limpah, di taman itu terdapat sebuah
sungai yang besar dan bercabang empat yang diberi nama masing-
masing; Pison, Gihon, Efrat dan Tigris. Sungai-sungai ini tidak hanya
membasahi taman Eden, tetapi juga memberi airnya kepada daerah-
daerah lain.
2. Tuhan menumbuhkan berbagai pohon dan tanaman dalam taman itu
untuk kebutuhan makanan bagi manusia.
3. Tuhan Allah memberi perintah kepada manusia. Perintah itu adalah
larangan memakan buah dari pohon “Pengetahuan tantang yang
baik dan yang jahat”
Pohon kehidupan tentang yang baik dan yang jahat menunjukkan
kepada manusia bahwa hanya Allah yang berhak menentukan yang
baik dan yang jahat. Manusia harus taat kepada perintah ini supaya
terhindar dari melakukan kejahatan. Dengan demikian menaati
perintah Allah akan membuat manusia hidupnya baik, penuh damai

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

dan rasa aman.


4. Allah memberikan penolong bagi manusia
- Binatang-binatang yang hidup di padang dan juga burung-burung
dibawa kepada manusia.
- Penolong yang sepadan yaitu seorang perempuan.
Tuhan Allah memelihara manusia, memberikan kebutuhan-kebutuhan
hidup bagi manusia termasuk seama manusia supaya menusia dapat
melaksanakan tugasnya yaitu memelihara alam ciptaan Tuhan.
Tuhan Allah yang mempunyai bumi serta segala isinya dan
mempercayakan kepada manusia untuk memeliharanya sebagai
sumber hidup. Memelihara dengan cara:
1. Merawat, menjaga dan melestarikan segala isi bumi ciptaan Tuhan
itu antara lain tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang.
2. Mengolah alam atau bumi dengan kata lain memberdayakan sumber
daya alam (tanah)
Dalam menciptakan bumi ini Tuhan Allah juga berkerja jadi untuk
mengolah bumi menjadi sumber hidup manusia harus bekerja. Jadi
bila orang malas tidak bekerja itu melanggar perintah Tuhan (2 Tes.
5:6-13)
Dimanapun manusia (anak-anak) tinggal harus bertanggung
jawab memelihara alam dan bumi tempat tinggal di lingkungan masing-
masing. Memelihara berarti menjaga dan melestarikan serta mengolah.
Bentuk-bentuk pemeliharaannya antara lain :
- Tampilkan gambar/tunjukan gambar kepada anak (bisa foto dari
surat kabar, vidio atau film) tentang lingkungan alam (tanah, air,
udara yang tercemar polusi dan juga tumbuhan dan binatang.
Gambar itu menunjukkan lingkungan yang rusak maupun yang
baik (dijaga, dipelihara)
- Mintakan tanggapan anak setelah melihat atau membaca gambar.
- Bertolak dari gambar berikan penjelasan berikut atau yang lain
sesuai konteks.
1. Terhadap alam (air, udara dan
tanah) Contoh :
- Air - Menghindari penebangan pohon pada sumber air
- Tidak membuang sampah di kali/sungai
- Penanaman kembali hutan
- Udara - Mengurangi polusi udara yang diakibatkan oleh
kedaran bermotor dan pabrik-pabrik seperti
- Merawat kendaraan dengan baik
- Penghijauan kota
- Atau contoh lain sesiuai konteks masing-masing
2. Terhadap makhluk hidup (hewan dan tumbuh-
tumbuhan) Contoh :
 Hewan - Tidak membunuh binatang sembarangan

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

- Memelihara hewan (mengkandangkan, memberi


makan, merawat)
 Tumbuhan-tumbuhan :
- Berkebun yang baik
- Tidak merusak hutan
(Kembangkan bentuk-bentuk pemeliharaan sesuai konteks masing-
masing).

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan a. Membuat kliping
dan Baca Alkitab artikel tentang
6. Penyajian Materi lingkungan alam atau
(sesuai Metode) lingkungan hidup.
7. Doa Persembahan b. Peninjauan objek
8. Menyanyi (Persembahan) lingkungan alam atau
9. Doa Syafaat lingkungan hidup
10. Menyanyi 4. Menyanyi
11. Berkat 5. Doa Syukur
6. Menyanyi
Berkat

Sistem Kerja :
1. Membuat Kliping
a. Membentuk kelompok (dapat juga perorangan)
b. Mengumpulkan artikel dan menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan (kertas, buku gambar, gunting, lem)
c. Pembuatan kliping (mengunting-menempel)
d. Kelompok menyusun tanggapan pendapat terhadap artikel-
artikel.
e. Presentasi hasil kerja kelompok.
f. Kesimpulan oleh Pengasuh
- Langkah a dan b disiapkan sebelum/ diluar hari TPI

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

- Langkah c s/d f dilaksanakan di TPI


- Kegitan diawali dan ditutup dengan menyanyi dan berdoa.

2. Peninjauan objek.
a. Berkumpul disuatu tempat
b. Membentuk kelompok
c. Menuju lokasi yang telah ditentukan Pengasuh.
d. Melakukan pengamatan sesuai objek yang dipilih (dipilih
sendiri oleh anak atau di undi)
e. Membuat tanggapan dan pendapat sesuai hasil pengamatan
dalam karya tulis (karangan, puisi, ilmiah)
f. Presentasi hasil karya
g. Kesimpulan oleh Pengasuh
- Setiap tahapan kegiatan diawali dan ditutup dengan
menyanyi dan berdoa.
- Langkah a s/d d di luar jam TPI
- Langkah e dan f di tempat TPI

2. Ayat Hafalan : Kejadian 2 : 5


“Belum ada semak apa pun di bumi, belum
timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang,
sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan
ke bumi, dan belum ada orang untuk
mengusahakan tanah itu”.
3. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : - Papan tulis, gambar-gambar (foto, guntingan
majalah/ surat kabar)
- VCD, TV, In focus, alat peraga TPI sesuai jenis
kegiatan
4.2. Sumber : Sejarah Kerajaan Allah, Hidup Sebagai Umat
Allah, Etika Perjanjian Lama.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan cara Allah memelihara manusia?
2. Jelaskan cara manusia memelihara alam sesuai kesaksian Alkitab?
3. Tunjukan bentuk-bentuk pemeliharaan aalam di lingkungan maing-
masing berdasarkan keasaksian Alkitab?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Tanggung jawab manusia sebagai
ciptaan
3. Sub Pokok Bahasan : Kejatuhan manusia ke dalam dosa
4. Bahan Bacaan : Kejadian 3 : 1 - 19
5. Jenjang/Semester : AT I / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara serta tanggung
jawab manusia sebagai ciptaan Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan arti dosa
2. Menjelaskan penyebab manusia jatuh ke dalam dosa
3. Menjelaskan tindakan Allah kepada manusia setelah melanggar
perintahNya.
4. Menguraikan jenis hukuman yang diberikan Allah

IV. URAIAN MATERI


Diawali dengan beberapa pertanyaan apersepsi :
- Apakah ada diantara anak-anak/adik-adik yang pernah melawan
orang tua atau melanggar perintah orang tua ?
- Menurut anak-anak/adik-adik kalau melanggar perintah orang tua itu
tindakan yang benar atau salah ?
- Bagaimana sikap orang tua kalau anak-anak/adik-adik melakukan
kesalahan?
Hari ini pelajaran kita (Sub Pokok Bahasan) tentang “Kejatuhan manusia
ke dalam dosa”
Apa itu itu dosa? (ditanyakan kepada anak)
Dosa adalah perbuatan salah, perbuatan manusia yang
melanggar perintah Allah. Kita telah belajar dalan cerita tentang
penciptaan dan pemeliharaan dunia bahwa untuk memelihara manusia
sebagai ciptaanNya, Allah memberi perintah kepada manusia.
Apa isi perintah yang Tuhan Allah berikan kepada manusia
(ditanyakan kepada anak)
Penyebab manusia jatuh kedalam dosa. Mengapa manusia jatuh
kedalam dosa? (tanyakan kepada anak). Jatuhnya manusia kedalam
dosa disebabkan oleh:
- Manusia melanggar perintah Allah atau manusia melawan Allah
manusia makan buah pohon yang dilarang.

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Mengapa manusia melanggar perintah Allah dengan makan buah


pohon itu (tanyakan kepada anak)
- Godaan Iblis
Manusia melanggar perintah Allah karena manusia tergoda oleh
iblis. Iblis memakai binatang ular untuk menggoda manusia.
Iblis melalui ular mula-mula datang kepada perempuan, iblis
memutarbalikkan isi perintah Tuhan.
Terjadi percakapan singkat antara iblis dan perempuan.
Ciptakan percakapan antara 2 kelompok/orang (laki-laki/perempuan)
sebelah kiri-sebelah kanan, sebagai ular dan perempuan dengan
membaca ayat 2-5.
Iblis (ular) mulai menggoda hati perempuan itu. Perempuan ini mulai
tertarik hatinya, timbul keinginan untuk tahu seperti yang dikatakan
iblis. Keinginan ini yang medorong perempuan itu untuk membuat
keputusan hatinya, ambil buah lalu makan.
Perempuan itu tidak makan sendiri tetapi kemudian ia berikan
kepada Adam. Adam langsung makan tanpa tanya-tanya lagi.
Yang tejadi adalah ketika mereka berdua sudah makan buah itu
mereka sadar bahwa mereka telanjang, timbul perasaan malu. Pada
saat itu mereka mulai merasa mereka sudah bersalah, kemudian
mereka mengambil daun-daun pohon ara dan dipakai sebagai cawat.
Jadi manusia jatuh kedalam dosa disebabkan
- Manusia melawan Allah, tidak taat kepada perintah Allah.
- Manusia tergoda oleh iblis
Jadi intinya adalah keinginan hati manusia yang dipengaruhi iblis
sehingga bertindak menurut kemauan sendiri dan tidak menuruti
perintah Tuhan
Setelah manusia jatuh kedalam dosa, Allah tidak tinggal diam
membiarkan manusia, Allah mulai mengambil tindakan. Tindakan itu
antara lain:
- Allah datang mencari manusia
Allah menyatakan diri melalui benda yang dirasakan manusia, semilir
angin dan langkah kaki.
Allah mencari dengan memanggil manusia “dimanakah engkau”
Manusia menjawab ; aku mendengar Engkau ada di taman, aku takut
dan bersembunyi sebab aku telanjang.
- Dari jawaban manusia ini Allah meminta pertanggungjawaban dari
manusia Allah bertanya : Siapa yang memberitahukan bahwa
engkau telanjang, apakah engkau makan buah pohon yang Ku
larang.
Ternyata manusia kurang bertanggung jawab, sudah melakukan
kesalahan tapi menyalahkan orang lain. Adam menyalahkan
perempuan (Hawa) dan Hawa menyalahkan ular.

Terhadap pelanggaran yang dilakukan manusia diberi hukuman

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

demikian juga dengan ular. Jenis hukuman yang diberikan Allah adalah
sebagai berikut :
- Kepada ular :
Allah mengutuk ular yang dipakai iblis, kutukan itu menjadi 2 (dua)
bagian :
- Ular akan menjalar dengan perut dan harus makan debu tanah.
(karena melanggar maka makan yang dimakan penuh dengan debu
tanah) ayat 14.
- Permusuhan antara ular dan manusia, keturunan perempuan akan
meremukan kepala ular. Akan selalu menjadi peperangan antara ular
dan manusia, tetapi manusia akan menang (ayat 15)
- Kepada perempuan :
Perempaun mengalami susah payah waktu mengandung dan akan
merasa sakit kalau melahirkan tetapi sekalipun sakit ia tetap mau
melahirkan (ayat 16)
- Kepada laki-laki :
Kerja diperberat, manusia akan bekerja keras baru memakan hasil
kerjanya. Tanah mendapat kutuk. Pekerjaan mengolah akan menjadi
berat, tanah yang ditanami harus diolah dan benih yang
ditabur/ditanam terancam mati pula bila rumput tumbuh.
Terhadap kesalahan manusia Allah memberi hukuman tetapi Allah tetap
menyatakan rahmat dan karuniaNya (kasih sayang) kepada manusia.
Kita akan belajar minggu depan tentang “Kasih sayang Allah kepada
manusia”

Catatan buat pengasuh:


(Ketika manusia jatuh kedalam dosa, manusia tidak langsung mati,
tetapi hubungan yang baik dengan Allah telah terputus dan manusia
pasti mati, tetapi tidak serentak. Allah dengan rahmatNya (kasih
sayangNya) sebagai khalik mau membawa kembali manusia. Manusia
akan mati tetapi Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk
mengalahkan iblis agar jangan iblis berkuasa atas manusia. Manusia
harus mempunyai anak untuk melanjutkan keturunan di bumi.)

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah dan Tanya Jawab
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Sosio Drama
5. Doa Pembacaan dan (drama lepas atau
Baca Alkitab spontanitas tentang
6. Penyajian Materi (sesuai kenyataan hidup sehari-
Metode) hari (satu babak)
7. Doa Persembahan 4. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 5. Doa Syukur
9. Doa Syafaat 6. Menyanyi
10. Menyanyi 7. Berkat
11. Berkat

Sistem Kerja:
a. Pengasuh membagikan kelompok dan memberikan topik/judul
yang ditentukan lebih dulu sesuai uraian pokok bahasan.
Contoh : “Mangga tetangga” atau “Anak bandel”
b. Kelompok menyiapkan materi dan latihan
c. Pentaskan
d. Kesimpulan oleh Pengasuh
e. Menyanyi dan berdoa penutup

3. Ayat Hafalan : I Yohanes 3 : 4


“Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga
hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran
hukum Allah”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Papan tulis, spidol dll.
4.2. Sumber : Sejarah Kerajaan Allah, Hidup Sebagai Umat
Allah, Etika Perjanjian Lama

VI. EVALUASI
1. Sebutkan arti dosa?
2. Jelaskan penyebab manusia jatuh ke dalam dosa?
3. Jelaskan tindakan Allah kepada manusia setelah melanggar
perintahNya?
4. Uraikan jenis hukuman yang diberikan Allah?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Tanggung jawab manusia sebagai
ciptaan
3. Sub Pokok Bahasan : Kasih sayang Allah terhadap manusia
4. Bahan Bacaan : Kejadian 3 : 20 - 24
5. Jenjang/Semester : AT I / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara serta tanggung
jawab manusia sebagai ciptaan Allah

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menguraikan bentuk-bentuk kasih sayang Allah terhadap Adam dan
Hawa
2. Menghubungkan bentuk-bentuk kasih sayang Allah kepada Adam
dan Hawa dengan manusia sekarang ini.

IV. URAIAN MATERI


Kasih Sayang Allah Terhadap Manusia
Manusia melanggar perintah Allah, jatuh kedalam dosa, Allah
datang mencari manusia. Allah mencari manusia, Allah menghendaki
manusia bertanggung jawab atas perbuatannya. Ketika manusia
bersalah ia diberi hukuman, namun didalam tindakan Allah datang dan
mencari serta memberi hukuman terdapat karunia dan rahmatNya bagi
manusia yng adalah wujud kasih sayang Allah sebagai pencipta kepada
ciptaanNya.
Bentuk-bentuk nyata dan kasih sayang kepada manusia Adam dan
Hawa antara lain:
- Allah membuat pakaian manusia dari kulit binatang untuk
menutupi badannya. Menutupi badan berarti secara fisik
melindungi manusia dari tubuh yang telanjang dan secara tidak
langsung melindungi manusia secara psihys dari rasa malu, tetapi
juga secara fisik melindungi manusia dari ancaman yang lain
terhadap tubuh manusia yang telanjang.
- Allah memberi tempat yang lain diluar Eden, sejalan dengan
hukuman manusia harus bekerja keras, tetapi Allah juga
menyediakan tempat bagi manusia untuk bekerja mengolah tanah,
menanaminya.

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

- Allah menempatkan kerub untuk menjaga taman agar manusia tidak


lagi melanggar perintah Tuhan, mengambil dan makan dari buah
“Pohon Kehidupan”
Allah membentengi manusia dari tindak yang melawan Allah, tidak
terpengaruh lagi untuk makan buah ‘Pohon Kehidupan”
Kerub adalah makhluk sorgawi (dapat disebut Malaikat), kekuatan
yang dapat menolak manusia untuk melakukan yang jahat.

Beberapa pertanyaan untuk diskusi kelompok.


1. Pernahkah anak-anak melakukan perbuatan-perbuatan yang
melanggar perintah Tuhan?
2. Berikan contoh konkrit !
3. Adam dan Hawa waktu melakukan perbuatan yang melanggar
perintah Tuhan, mereka mendapat hukuman, namun Allah tetap
menyatakan kasih sayangNya. Apakah anak-anak juga merasakan
dan mengalami kasih sayang Tuhan? Berikan contoh bentuk-bentuk
kasih sayang itu!
4. Apakah bentuk-bentuk kasih sayang Allah kepada Adam dan Hawa
ada dalam kehidupan manusia sekarang ini?

Isilah dalam daftar di bawah ini !

BENTUK-BENTUK KASIH SAYANG ALLAH


KEPADA MANUSIA
KEPADA ADAM DAN HAWA
SEKARANG
1. Datang mencari manusia 1.
2. Membuat pakaian kepada Adam 2.
dan Hawa dari kulit binatang
(melindungi tubuh manusia)
3. Memberi tempat tinggal yang baru 3.
sekaligus lahan usaha/ tempat
kerja berkebun atau bercocok
tanam.
4. Menempatkan Kerub menjaga 4.
taman supaya jangan manusia
mengambil buah Pohon Kehidu- dst.
pan (melakukan pelanggaran lagi)

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Diskusi
2. Langkah Kegiatan :

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Penyuluhan
5. Doa Pembacaan tentang : (pilih salah satu)
dan Baca Alkitab - Pendidikan: Belajar dan
6. Penyajian Materi cita-cita
(sesuai Metode) - Kesehatan: Seputar kese
7. Doa Persembahan -hatan diri/Narkoba,
8. Menyanyi (Persembahan) HIV AIDS, Flu burung
9. Doa Syafaat atau Pendidikan
10. Menyanyi - Pengaruh Globalisasi:
11. Berkat IPTEK, Dampak sarana
Infor-masi dan
Komunikasi
4. Menyanyi
5. Doa Syukur
6. Menyanyi
7. Berkat

Sistem Kerja:
a. Menyiapkan penyuluh (sesuai pilihan topik)
b. Menyanyi dan berdoa
c. Membaca Alkitab : Pilih bacaan sesuai topik penyuluhan
d. Menyampaikan materi :
- Kata pembukaan oleh Pengasuh
- Menjelaskan materi : Oleh Penyuluh
- Tanya jawab
- Kesimpulan oleh Pengasuh

3. Ayat Hafalan : Mazmur 145 : 8


“TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang
sabar dan besar kasih setia-Nya”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Karton manila/kertas Koran/HVS &Spidol
4.2. Sumber : Sejarah Kerajaan Allah, Hidup Sebagai Umat
Allah, Etika Perjanjian Lama

VI. EVALUASI
1. Uraikan bentuk-bentuk kasih sayang Allah terhadap Adam dan Hawa?
2. Hubungkan bentuk-bentuk kasih sayang Allah kepada Adam dan
Hawa dengan manusia sekarang ini?

2
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

2
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : Abraham
4. Bahan Bacaan : Kejadian 12 : 1 - 9
5. Jenjang/Semester : AT I / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 Menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami karya penyelamatan Allah melalui tokoh-tokoh dalam Alkitab.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan asal usul Abraham
2. Menjelaskan alasan Allah memanggil Abraham
3. Menjelaskan respons Abraham terhadap panggilan Allah
4. Memberikan contoh sikap Abraham dalam kehidupan sehari-hari

IV. URAIAN MATERI


Abraham di dalam keluarga adalah anak yang sulung. Ayah
Abraham bernama Terah, dia memiliki dua orang saudara yaitu Nahor
dan Haran. Istri Abraham bernama Sarah dan dia memiliki seorang
keponakan dari saudaranya Haran yang bernama Lot. Abraham dulunya
bernama Abram. Namun setelah dia dipanggil Allah namanya di ganti
menjadi Abraham. Pekerjaan Abraham adalah petani (bercocok tanam).
Abraham dipanggil Allah keluar dari tanah kelahirannya yaitu Ur-
Kasdim bukan atas kehendak orang lain, bukan karena Abraham orang
kaya, bukan karena Abraham seorang raja tetapi atas kehendak bebas
Allah. Allah tidak melihat Abraham dari materi dan kekuatan, justru Allah
memilih Abraham dari ketulusan Abraham. Abraham bukan seorang raja
dan bukan orang kaya, tetapi dia hanya orang biasa.
Dari Abraham maka akan dibentuk sebuah bangsa. Alasan Allah
memanggil Abraham bukan karena apa-apa tetapi Allah ingin
membentuk satu bangsa yang akan menyelamatkan dunia dan melalui
Abraham bangsa Israel itu ada, maka keturunan-keturunannya makin
banyak sampai ke akhirnya adanya Yesus yang menyelamatkan
manusia dari dosa-dosa mereka pada Tuhan.
Allah memanggil Abraham tanpa ada tawar menawar. Abraham
mengikuti perintah Allah tanpa ada persungutan. Karena imannya dan
ketaatan Abraham sehingga ia selalu disertai Tuhan. Dia yakin bahwa
janji-janji Allah kepadanya akan dipenuhi. Abraham berjalan sesuai
perintah Allah dengan tidak ada tuntutan. Karena kataatan Abraham
maka Allah selalu memberkati Abraham.
Dari cerita diatas, anak-anak dapat mencontohi sikap Abraham

2
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

dalam kehidupan sehari-hari. Contoh sikap yang taat terhadap Allah


yaitu taat kepada perintah orang tua. Begitu juga jika di sekolah itu
harus patuh pada guru misalnya membuat tugas-tugas yang diberikan
guru dan juga di sekolah minggu harus mendengar nasehat para
pengasuh.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian 1. Nyanyian Pembukaan
Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca Alkitab
2. Doa Pembukaan 3. Aktivitas: GAMES
3. Menyanyi - Anak-anak duduk melingkar
4. Pembagian - Pengasuh menaruh kain dan
Jenjang spidol di tangan seorang
5. Doa Pembacaan anak
dan Baca Alkitab - Anak-anak menaruh kain ke
6. Penyajian tangan (sambil diiringi sebuah
Materi (sesuai lagu)
Metode) - Hingga saatnya seorang
7. Doa Persembahan anak saja yang mendapat 2
benda tersebut.
8. Menyanyi - Anak yang mendapat 2
(Persembahan) benda itu maju ke tengah
9. Doa Syafaat lingkaran dan matanya di
10. Menyanyi tutupi kain tangannya
11. Berkat memegang spidol
- Siapkan sebuah papan atau
kertas untuk anak menggambar
sesuatu atas perintah teman-
temannya sehingga jadilah
sebuah gambar misalnya wajah
manusia atau gereja.
- Setelah selesai
menggambar kain penutup
mata di lepas
- Pengasuh memberi kesimpulan
terhadap gambar itu.
4. Menyanyi
5. Doa Syukur
6. Menyanyi
7. Berkat

2
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

3. Ayat Hafalan : Kejadian 12 : 3

2
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

“Aku akan memberkati orang-orang yang


memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang
yang mengutuk engkau, dan olehmu semua
kaum di muka bumi akan mendapat berkat”.

4. Alat dan Sumber


:
4.1. 4.1. Alat : White Board atau Karton manila/kertas, Kain dan
Spidol.
4.2. Sumber : Alkitab, KURIN SM-TPI, Sejarah Kerajaan Allah
Jilid 1.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan asal usul Abraham?
2. Jelaskan alasan Allah memanggil Abraham?
3. Jelaskan respons Abraham terhadap panggilan Allah?
4. Berikan contoh sikap Abraham dalam kehidupan seharí-hari?

2
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : YAKUB
4. Bahan Bacaan : Kej. 27:27-30; 28:10-22; 32:22-32
5. Jenjang / Semester : AT I / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 Menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami karya penyelamatan Allah melalui tokoh-tokoh dalam Alkitab.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan asal usul Yakub
2. Menceritakan cara Yakub memperoleh berkat
3. Menyebutkan isi berkat yang diterima oleh Yakub
4. Menceritakan kembali perjalanan Yakub setelah diberkati
5. Menjelaskan peristiwa pemulihan Yakub

IV. URAIAN MATERI


Yakub adalah anak dari Ishak dan Ribka. Yakub memiliki
seorang saudara yang bernama Esau. Dua saudara ini memiliki
perbedaan mulai dari fisik sampai pada hobi mereka. Esau badannya
berbulu, senang berburu dan hidup dilapangan luas lepas, dan Esau
lebih disayangi Ishak. Sedangkan Yakub lebih senang tinggal di rumah
memelihara ternak dan Yakub lebih disayangi Ribka ibunya.
Ketika Ribka mendengar apa yang diucapkan Ishak pada Esau,
maka Ribka yang lebih menyayangi Yakub menginginkan Yakub yang
harus mendapatkan berkat itu, sehingga Ribka menyuruh Yakub
mengambil dua anak kambing yang baik kemudian diolahnya menjadi
makanan yang diantarkan kepada ayahnya. Agar Yakub sama dengan
Esau, maka Yakub dipakaikan pakaian Esau, tangan dan lehernya
dibalut dengan bulu kulit binatang (sebab kulit Yakub tidak berbulu
seperti Esau). Dari hasil tipuan Ribka akhirnya Yakub diberkati Ishak.
Isi dari berkat itu adalah: “Sesungguhnya bau anakku adalah
sebagai bau pedang yang diberkati Tuhan. Allah akan memberikan
kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan
gandum serta anggur yang berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan
takluk kepadamu dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu ; jadilah
tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud
kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau terkutuklah ia, dan siapa yang
memberkati engkau diberkatilah ia.
Akibat penipuan yang dirancang Ribka, Yakub merasa bersalah
kepada Esau karena sudah merampas hak kakaknya, akhirnya ia

2
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

melarikan diri ke Haran di rumah pamannya Laban untuk


menghindari Esau. Karena lelah Yakub memilih bermalam di suatu
tempat. Diambil sebuah batu sebagai alas kepalanya. Di tempat
itulah Allah menampakan diri kepada Yakub. Dalam mimpinya
Yakub melihat sebuah tangga yang ujungnya sampai ke langit dan
malaikat-malaikat naik turun di tangga itu dan Allah sendiri berdiri
diatasnya. Allah memberkati Yakub: “Akulah Tuhan, Allah Abraham,
nenekmu dan Allah Ishak ; tanah tempat engkau berbaring itu akan
ku berikan kepadamu dan kepada keturunanmu (Lih Kej. 28:13-15).
Dan tempat itu di beri
nama Bethel, berdekatan dengan Luz.
Setelah beberapa Tahun Yakub melarikan diri dari hadapan
Esau dan tinggal di rumah pamannya Laban. Yakub ingin kembali
berdamai dengan kakaknya Esau. Ia telah menipu Esau dulu tetapi
sekarang tidak. Apa Esau masih marah pada Yakub??? Nah untuk
mengetahui apakah Esau masih marah atau tidak maka Yakub
mengutus beberapa orang ke tanah Seir atau Edom yaitu di kediaman
Esau. Setelah utusan itu pergi dan tak lama kemudian kembali dengan
berita bahwa Esau sudah datang dengan pasukannya menuju Yakub,
maka Yakub pun berdoa pada Tuhan karena Yakub takut jangan-jangan
kakaknya akan menyerang rombongan Yakub. Maka Yakub menyuruh
pasukannya menyeberangi sungai Yabok, karena ia takut diserang jika
masih ada dalam penyeberangan. Namun Yakub tidak ikut
menyeberang tetapi ia tinggal di tempat yang lain untuk bergumul.
Dalam tempat yang sunyi dia berdoa minta pengampunan dari Tuhan,
dia ingin sekali bertemu dengan kakanya, membawa istri dan anaknya
untuk diperkenalkan kepada Esau kakaknya. Dia bergumul di dalam
kesunyian dan tiba-tiba datanglah dari dalam kegelapan seorang laki-
laki bergulat dengan dia. Mula-mula Yakub tidak mengetahui siapa
lawannya, namun lambat laun mengertilah ia bahwa yang memegang
dia dan bergulat dengan dia adalah malaikat Tuhan sendiri. Pergulatan
Yakub dengan malaikat Tuhan akhirnya Yakub lumpuh pada pangkal
pahanya karena dipukul oleh malaikat. Namun ketika fajar menyingsing
malaikat Tuhan menyerah dan berkata: “Biarkanlah aku pergi karena
fajar telah tiba”. Namun Yakub tidak mau membiarkan malaikat itu pergi
sebelum Yakub diberkati. Maka dari situlah Yakub dipulihkan dan
diberkati dan namanya diganti dengan nama “Israel” yang berarti
perjuangan Allah. Dan Yakub menamai tempat itu Pniel yang berarti
Wajah Allah, karena ia telah melihat Allah berhadapan muka.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Cerita dan Tanya Jawab
2. Langkah Kegiatan :

2
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian 1. Nyanyian Pembukaan
Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
2. Doa Pembukaan Alkitab
3. Menyanyi 3. Aktivitas: Membuat Catatan
4. Pembagian Jenjang Harian
5. Doa Pembacaan - Anak diminta sediakan buku
dan Baca Alkitab dan pena
6. Penyajian - Anak diminta membuat
Materi (sesuai catatan harian tentang
Metode) perbuatan baik dan jahat
7. Doa Persembahan anak dalam kehidupan
8. Menyanyi sehari-hari.
(Persembahan) - Setelah selesai anak
9. Doa Syafaat diminta untuk membaca
10. Menyanyi untuk teman-temannya
11. Berkat mendengar.
- Kesimpulan Oleh
Pengasuh Contoh:
Tuhan, hari ini saya
merasa bersalah kepada
adik/kakak saya karena saya
tidak bertanggung jawab
terhadap buku cerita yang
dipinjam. Bukan sengaja tapi
saya benar- benar lupa dimana
saya meletakannya atau siapa
yang meminjamnya dariku.
Semoga adik/kakak saya mau
memaafkan saya.
Atau: Tuhan, saya sebel
saat ini, masa saya di ejek
teman-teman di sekolah
karena saya lupa membuat
tugas yang diberikan guru,
dstnya...
4. Menyanyi
5. Doa Syukur
6. Menyanyi
7. Berkat

3. Ayat Hafalan : Kejadian 27 : 28


“Allah akan memberikan kepadamu embun

2
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di


bumi dan gandum serta anggur berlimpah-
4. Alat dan Sumber limpah”.
:
4.1. Alat : Buku dan Pena (pengasuh Siapkan buku dan
pena juga).
4.2. Sumber : Alkitab, KURIN SM-TPI, Sejarah Kerajaan Allah
Jilid 1.

VI. EVALUASI.
1. Jelaskan asal usul Yakub?
2. Ceritakan cara Yakub memperoleh berkat?
3. Sebutkan isi berkat yang diterima oleh Yakub?
4. Ceritakan kembali perjalanan Yakub setelah diberkati?
5. Jelaskan peristiwa pemulihan Yakub?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : MUSA
4. Bahan Bacaan : Keluaran 2 : 1 - 10; 6 : 1 - 12
5. Jenjang / Semester : AT I / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 Menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami karya penyelamatan Allah melalui tokoh-tokoh dalam Alkitab.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan asal usul Musa
2. Menjelaskan makna pengutusan Musa

IV. URAIAN MATERI


Musa adalah anak dari keturunan suku Lewi. Ayahnya
bernama Amran, ibunya bernama Yokhebed dan saudaranya bernama
Harun dan Miryam. Ketika Musa dilahirkan, ia dibuang di sungai Nil
karena pada saat itu, Firaun memerintahkan untuk membunuh semua
anak laki-laki Israel sebab Bangsa Israel sudah mulai banyak dan dilihat
sebagai ancaman bagi Mesir. Di sungai Nil, putri Firaun yang
menemukan Musa
2
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

ketika ia bersama dayang-dayangnya datang kesungai Nil untuk mandi.


Putri Firaun melihat sebuah peti dan diambilnya, ternyata dalam peti itu
ada seorang bayi kemudian Putri Firaun dia dan mengangkatnya
sebagai anak. Putri Firaun menamakan bayi itu Musa yang berarti
terangkat/ditarik dari dalam air.
Musa semakin bertambah dewasa dan dia mulai mengenal
bangsanya, maka Tuhan memakai dia untuk menyelamatkan bangsa
Israel dari perbudakan. Tuhan berfirman kepada Musa bahwa IA telah
melihat segala aniaya yang berlaku terhadap Israel, dan bahwa IA akan
turun untuk melepaskan bangsa Israel.
Allah mengutus Musa dan menjadikan Musa alat dalam
tanganNya untuk membebaskan bangsa Israel. Musa harus menghadap
Firaun dan meminta pembebasan bagi bangsa Israel dari Mesir dan
membawa mereka kembali ke tanah perjanjian dan beribadah kepada
Tuhan Allah.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Temu Gembira
5. Doa Pembacaan dan - Mengundang teman
Baca Alkitab yang tidak aktif
6. Penyajian Materi beribadah untuk
(sesuai Metode) sharring dan makan
7. Doa Persembahan bersama.
8. Menyanyi (Persembahan) 4. Menyanyi
9. Doa Syafaat 5. Doa Syukur
10. Menyanyi 6. Menyanyi
11. Berkat 7. Berkat

3. Ayat Hafalan : Keluaran 6 : 6


“Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku
dan Aku akan menjadi Allahmu,
supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN,
Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja
paksa orang Mesir”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Alat-alat klasikal, alat Musik, memutar

3
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

slide/video yang memotivasi anak, (kembangkan


acara sesuai konteks masing-masing jemaat).
4.2. Sumber : Alkitab, KURIN SM-TPI, Sejarah Kerajaan Allah
Jilid 1.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan asal usul Musa?
2. Jelaskan makna pengutusan Musa?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : Hamba Naaman
4. Bahan Bacaan : II Raja-raja 5 : 1 - 27
5. Jenjang / Semester : AT I / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 Menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami karya penyelamatan Allah melalui tokoh-tokoh dalam Alkitab.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan asal usul Hamba Naaman
2. Menjelaskan peranan Hamba Naaman
3. Menjelaskan respons Naaman ketika disembuhkan
4. Menunjukkan contoh sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari

IV. URAIAN MATERI


Naaman adalah panglima raja Aram. Dia seorang terpandang
dihadapan tuannya dan sangat disayangi,sangat berani tetapi dia
seorang sakit kusta. Ada seorang perempuan kecil yang dibawah
sebagai tawanan. Ia tinggal dengan Naaman dan menjadi budak untuk
melayani istri Naaman.
Perempuan kecil anak Israel yang menjadi hamba Naaman ini
mengetahui penyakit tuannya Naaman dan ia pergi kepada isteri
Naaman menganjurkan bila tuannya bersedia dapat pergi kepada Nabi
di Samaria, karena nabi ini bisa menyembuhkan penyakit Naaman.
Isteri Naaman menyampaikan hal tersebut kepada Naaman. Jadi
perempuan kecil ini sekalipun dia hanya seorang budak tetapi dia
sangat

3
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

peduli kepada keselamatan tuannya. Hamba perempuan kecil ini sudah


memperkenalkan karya Allah yang menyelamatkan melalui peran Nabi
Elisa kepada Naaman. Terhadap anjuran hamba perempuan melalui
istrinya, Namaan pun mengikuti anjuran hambanya itu dan pergi ke
Samaria untuk bertemu dengan Nabi Elisa, agar penyakitnya dapat
disembuhkan. Saat tiba di Samaria dan bertemu dengan nabi Elisa,
Naaman disuruh mandi tujuh kali di sungai Yordan. Awalnya Naaman
tidak setuju karena baginya ada bagitu banyak sungai yang lebih baik di
Aram dari sungai Yordan. Namun berdasarkan pertimbangan para
dayangnya, mereka menganjurkan kepada Namaan untuk
melaksanakan perintah itu sebab perintah itu tidak berat dan hanya
mencelupkan badannya ke air. Pertimbangan itu di terima oleh Naaman
dan ia melaksanakan perintah Elisa sebagai nabi Allah dengan benar,
mencelupkan badannya sehingga Naaman pun sembuh dan Ia percaya
bahwa Allah itu ada serta kembali kepada nabi Elisa untuk memberikan
persembahan. Walaupun Naaman memberi persembahan kepada Nabi
Elisa namun Nabi Elisa tidak menerima karena karya penyelamatan
Allah tidak menuntut imbalan tetapi soal percaya dan bagaimana
melakukan kehendak Tuhan.
Dari kisah Hamba Naaman ini, sikap yang perlu dicontohi adalah
harus mencontohi perempuan kecil hamba Naaman ini, yakni berani
menyuarakan kebenaran (berkata yang benar), berbuat baik terhadap
sesama, menolong orang sakit yang membutuhkan pertolongan.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan Sosio Drama (Melakoni
dan Baca Alkitab cerita).
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi
(sesuai Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

3. Ayat Hafalan : II Raja-raja 5 : 16


“Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang
hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi
pelayan, sesungguhnya aku tidak akan
menerima apa-apa. Dan walaupun Naaman
mendesaknya supaya menerima sesuatu,
ia tetap menolak”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, KURIN SM-TPI, Sejarah Kerajaan Allah
Jil. 1 dan Menggali Isi Alkitab Jil. 1.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan asal usul Hamba Naaman?
2. Jelaskan peranan Hamba Naaman?
3. Jelaskan respons Naaman ketika disembuhkan?
4. Tunjukkanlah contoh sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : Elisabeth
4. Bahan Bacaan : Lukas 1 : 39 - 45
5. Jenjang / Semester : AT I / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 Menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami karya penyelamatan Allah melalui tokoh-tokoh dalam Alkitab.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan asal usul Elisabeth
2. Menjelaskan karya penyelamatan Allah melalui Elisabeth
3. Menunjukkan sikap Elisabeth terhadap karya penyelamatan Allah.

IV. URAIAN MATERI


Elisabeth adalah keturunan iman saudara Maria, isteri seorang

3
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

imam yang bernama Zakharia dan ibu dari Yohanes Pembaptis.


Elisabeth dan Maria, mereka berasal dari keturunan Harun. Mereka juga
tergabung dalam kelompok Abia (segolongan imam-imam yang
menjalankan kewajiban dalam bait suci).
Elisabeth dan Zakharia sudah lanjut umur dan tinggal di sebuah
dusun di pegunungan selatan Yudea. Hidup kedua orang tua ini diliputi
kesediahan yang sangat mendalam karena di masa hidup mereka,
mereka belum mempunyai anak. Elisabeth dan Zakharia berdoa berkali-
kali kepada Allah untuk dapat memperoleh keturunan tetapi belum
dikaruniakan keturunan. Sehingga ketika mereka telah berlanjut usia,
harapan untuk memperoleh keturunan itu sudah lenyap dari pikiran
mereka. Dari harapan yang sudah lenyap itu, maka Allah mengutus
malaikat Gabriel untuk memberitahukan kepada Zakharia tentang karya
penyelamatan Allah melalui Elisabeth, bahwa Elisabeth akan
mengandung serta melahirkan seorang anak laki-laki dan anak itu diberi
nama Yohanes (Yohanes yang artinya”Tuhan Menyayangi”).
Sekalipun Zakharia tidak mempercayai hal itu, sehingga dia
menjadi bisu namun Elisabeth. Ia begitu bersukacita mendengar berita
kalau ia akan mengandung dan melahirkan seorang bayi dan ia
mempersiapkan diri untuk menjadi ibu dan bagi perintis jalan untuk
Tuhan Yesus.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bercerita
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Pesan Berantai
5. Doa Pembacaan 4. Menyanyi
dan Baca Alkitab 5. Doa Syukur
6. Penyajian Materi 6. Menyanyi
(sesuai Metode) 7. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Lukas 1 : 42


Lalu berseru dengan suara nyaring:

3
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

"Diberkatilah engkau di antara semua


perempuan dan diberkatilah buah rahimmu”.

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, KURIN SM-TPI, Sejarah Kerajaan Allah
Jilid 2.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan asal usul Elisabeth?
2. Jelaskan karya penyelamatan Allah melalui Elisabeth?
3. Tunjukkanlah sikap Elisabeth terhadap karya penyelamatan Allah?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian :FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : Maria dan Marta
4. Bahan Bacaan : Lukas 10 : 38 - 42
5. Jenjang / Semester : AT I / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 Menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami karya penyelamatan Allah melalui tokoh-tokoh dalam Alkitab.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan asal usul Maria dan Marta
2. Membedakan sikap Maria dan Marta
3. Menunjukkan sikap hidup yang baik

IV. URAIAN MATERI


Maria dan Marta adalah dua orang bersaudara yang sangat baik.
Mereka mempunyai saudara laki-laki yang bernama Lazarus. Kedua
saudara ini tinggal di Betania. Walaupun mereka hidup dan tinggal
bersama-sama akan tetapi sifat dan karakter mereka berbeda.
Marta lebih senang mengurus hal-hal yang praktis/jasmaniah.
Sedangkan Maria memiliki sifat yang tenang, suka mendengarkan
dan

3
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

merenungkan hal-hal yang rohani. Ketika Yesus berkunjung dan


mengajar di rumah mereka, Marta begitu sibuk mengurus semua
persiapan-persiapan dan kebutuhan jasmani (makan, minum, dll).
Sedangkan Maria menghampiri Yesus dan duduk di dekat kaki Yesus
untuk mendengarkan Firman Tuhan.
Sikap Maria ketika Yesus ke rumah mereka, Maria duduk di
dekat kaki Yesus dan mendengarkan Firman. Sikap Marta, ia
menyambut Yesus dengan menyediakan kebutuhan untuk menjamu
Yesus sebagai tamu yang datang ke rumahnya. Karena kesibukan
persiapan menjamu Yesus maka Marta memintakan kepedulian Yesus
supaya Maria bisa membantunya. Karena bagi Marta, Maria hanya
duduk-duduk saja sedangkan dirinya lelah bekerja. Hal ini terungkap
dari perkataannya (ayat 40). Sikap Yesus terhadap pilihan Maria
maupun Marta. Bagi Yesus, Maria telah memilih yang terbaik, Maria
terbuka mendengarkan perkataan Firman Tuhan sedangkan Marta
dengan keluhannya Yesus menegur bahwa Marta menyibukan diri
dengan banyak perkara. Teguran Yesus kepada Marta bukan berarti
Marta bekerja menjamu Yesus dengan makan minum itu salah, tetapi
pekerjaannya dirasakan sebagai beban, lalu ia mengeluh karena lelah
sehingga melupakan tujuan untuk apa dia bekerja menyiapkan jamuan
bagi Yesus. Yang Yesus harapkan adalah Marta tidak boleh melupakan
Firman Tuhan sebab bagi Yesus bekerja adalah melayani sebagai
wujud melakukan Firman Tuhan. Tuhan Yesus mau menyelamatkan
Marta dari cara berpikir dan bertindak yang salah (Melayani dengan
Bersungut).
Dari contoh Maria dan Marta mau menunjukkan kepada kita
bahwa mendengarkan dan melakukan firman Tuhan itulah yang
terpenting. Mendengarkan berarti rajin ke SM-TPI, membaca Alkitab,
mendengarkan Firman Tuhan dan berdoa. Melakukan berarti
menyatakan dalam tindakan dan perbuatan (Hal-hal praksis tentang
mengasihi Yesus, antara lain menolong sesama teman). Jadi contoh
konkritnya hari minggu dan ibadah-ibadah SM-TPI harus kita perhatikan
ditengah kesibukan belajar, bekerja membantu orang tua, dll.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah dan Tanya Jawab
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

3
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Pelayanan dan
5. Doa Pembacaan dan pemberian Natura kepada
Baca Alkitab orang yang membutuhkan
6. Penyajian Materi (sesuai 4. Menyanyi
Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Lukas 10 : 27


Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu,
dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan
dengan segenap akal budimu, dan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, KURIN SM-TPI, Sejarah Kerajaan Allah
Jilid 2.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan asal usul Maria dan Marta?
2. Bedakanlah sikap Maria dan Marta?

3
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Karya Penyelamatan Allah
3. Sub Pokok Bahasan : Akwila dan Priskila
4. Bahan Bacaan : Kisah Para Rasul 18 : 1 - 8
5. Jenjang / Semester : AT I / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 Menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami karya penyelamatan Allah melalui tokoh-tokoh dalam Alkitab.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan asal usul Akwila dan Priskila
2. Menjelaskan peranan Akwila dan Priskila dalam Pekabaran Injil

IV. URAIAN MATERI


Korintus merupakan salah satu jemaat yang dikunjungi oleh
Paulus, ketika melakukan proses pekabaran injil. Korintus adalah kota
dagang yang sangat besar. Nilai-nilai kesusilaan di kota ini sangat
rendah. Dimana-mana terjadi percabulan karena banyak orang-orang
asing yang datang. Sebagian besar penduduk kota ini berasal dari
romawi tetapi ada juga yang berasal dari laut tengah.
Setelah melakukan perjalanan dari Athena, Paulus singgah di
Korintus dan memberitakan Injil Kristus. Di Korintus Paulus bertemu
Akwila dan Priskila. Akwila dan Priskila adalah suami-isteri yang berasal
dari Pontus, mereka juga termasuk orang Yahudi. Akwila dan Priskila
bekerja sebagai pembuat kemah untuk dijual. Ketika bertemu Paulus,
Akwila dan Priskila bersedia menjadi Kristen dan bekerja membantu
Paulus serta menampung Paulus tinggal di Rumah mereka.
Sebagai orang Kristen, mereka tidak hanya bekerja sebagai
pembuat kemah, tetapi mereka juga mengajar di gereja Korintus dan
menampung serta memperteguh iman Apolos di Efesus bahkan
menjadikan rumah mereka sebagai tempat pertemuan-pertemuan orang
Kristen. Dalam pekerjaan dan pengajaran yang mereka lakukan, banyak
orang menjadi percaya.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah dan Tanya Jawab
2. Langkah Kegiatan :

3
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan - Jumpa Tokoh (Majelis
dan Baca Alkitab Jemaat dan berdialog
6. Penyajian Materi seputar tugas pelaya-
(sesuai Metode) nan)
7. Doa Persembahan - Rekreasi
8. Menyanyi (Persembahan) 4. Menyanyi
9. Doa Syafaat 5. Doa Syukur
10. Menyanyi 6. Menyanyi
11. Berkat 7. Berkat

2. Ayat Hafalan : Kisah Para Rasul 18 : 9b


“Jangan takut! Teruslah memberitakan firman
dan jangan diam!”.

1. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, KURIN SM-TPI, Sejarah Kerajaan Allah
jilid 2.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan asal usul Akwila dan Priskila?
2. Jelaskan peranan Akwila dan Priskila dalam Pekabaran Injil?

3
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : Sejarah Pekabaran Injil di Indonesia
3. Sub Pokok Bahasan : Sejarah Pekabaran Injil di Indonesia
4. Bahan Bacaan : Matius 28 : 19 - 20
5. Jenjang / Semester : AT I / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Mengetahui Sejarah Pekabaran Injil di Indonesia dan Tokoh-tokoh
Pekabaran Injil di Maluku

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan Pengertian dari Pekabaran Injil
2. Menjelaskan latar belakang Sejarah Pekabaran Injil di Indonesia
3. Menjelaskan Pengaruh Pekabaran Injil di Indonesia

IV. URAIAN MATERI


Apa yang anak-anak ketahui tentang Injil? (biarkan anak
menjawab).
Membritakan Injil berarti menyampaikan berita atau kabar
sukacita. Kabar tentang keselamatan hidup manusia dan ciptaan
lainnya, kabar tentang karya Allah yang membebaskan, memulihkan,
membaharui, menyembuhkan. Karya yang telah dilakukan oleh Tuhan
Yesus. Setelah Tuhan Yesus menyelesaikan tugasnya dan sebelum
naik ke surga, Tuhan Yesus memberikan tugas kepada murid-muridnya
(orang-orang yang mengikuti Yesus atau yang percaya) untuk
memberitakan Injil kepada segala bangsa, yaitu mengabarkan berita
sukacita tentang Tuhan Yesus, tentang perbuatan-perbuatan Tuhan
Yesus yang menyelamatkan. Perbuatan-perbuatan menyelamatkan
menjadi tugas setiap orang percaya dan berita ini harus disampaikan
kepada semua bangsa.
Dari asia pembritaan injil masuk ke eropa dan pada awal abad ke
-15 datanglah orang-orang Portugis. Mereka datang dengan tujuan
untuk menguasai Indonesia dan untuk berdagang rempah-rempah
seperti cengkih, pala, lada dan kayu cendana. Rempah-rempah ini
banyak terdapat di Indonesia dan sangat mahal harganya di pasaran
Eropa pada waktu itu. Rempah-rempah tersebut diperlukan untuk
membuat obat-obatan dan untuk membuat masakan.
Selain mereka bermaksud untuk menguasai Indonesia dan
berdagang rempah-rempah, merekajuga memberitakan Injil kepada
orang-orang Indonesia. Bangsa Portugis beragama Roma Katolik. Bagi
mereka menyiarkan Injil kepada bangsa lain adalah sebuah tugas yang

4
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

harus dilakukan oleh setiap orang yang memeluk agama Roma Kalolik.
Karena itu baik pedagang, para pekabar Injil (misionaris) pun
pemerintah Portugis yang ada di Indonesia, mereka menjalankan tugas
itu di daerah-daerah dimana mereka tinggal.
Pada taluin 1522 orang Portugis tiba di Ternate dan tempat itu
mereka jadikan pangkalan pemerintahan Portugis serta pusat
Pekabaran Injil di Indonesia.
Pada tahun 1534 Injil dibawa dari Temate ke Halmahera Utara
oleh para pekabar Injil dari Portugis dan pada tanggal 8 Juli 1534
baptisan pertama di Indonesia dilakukan di Halmahera Utara. Di sini
pula Pekabar Injil Simon Vas dari Portugis meninggal dunia sebagai
Martir (mati syahid) pada tahun 1536. Simon Vas meninggal dunia
akibat terjadi pertempuran antara raja Temate yang bernama Sultan
Hairun dengan orang-orang Portugis. Pertempuran ini mengakibatkan
pekabaran Injil di Halmahera Utara dan di tempat-tempat lain di Maluku
mengalami banyak tantangan. Sekalipun banyak tantangan injil terus
diberitakan dimana-mana. Selain di Halmahera Utara, juga ke Sulawesi
Utara, Morotai, Sangir Talaud, Nusa Tenggara (terutama di Solor dan
Flores), juga di Pulau Jawa (terutama di Blambangan dan Panarukan).
Pada bulan Pebruari tahun 1546 Misionaris Franciscus Xaverius
datang dari Portugis ke Ambon dan mengabarkan Injil di Ambon dan
sekitarnya, sesudah itu ia meninggalkan Indonesia. Kemudian datang
pekabar-pekabar Injil yang lain dan memberitakan Injil sekalipun
mendapat banyak tantangan.
Tidak lama kemudian pada tahun 1602 datanglah orang-orang
Belanda ke Indonesia dengan tujuan utama untuk berdagang rempah-
rempah. Mereka mendirikan badan perdagangan yang disebut VOC
(Verenigde Oost Indische Compagne).
VOC memiliki armada perang yang besar dan kuat. Mereka
berperang mengalahkan dan mengusir orang-orang Portugis keluar dari
Indonesia. Orang-orang Belanda ini beragama Kristen Protestan, tetapi
mereka tidak terlalu menaruh perhatian untuk mengabarkan Injil kepada
orang-orang Indonesia, selain bila itu berhubungan dengan kepentingan
mereka yaitu berdagang. Itu sebabnya mereka lebih menaruh perhatian
kepada daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai tanaman-tanaman
yang mahal harganya (rempah-rempah) seperti di Maluku, Sulawesi
utara, Timor dan Pulau Jawa sedangkan di daerah-daerah lain VOC
hanya mendirikan benteng-benteng pertahanan untuk melindungi
perdagangan mereka sambil mengawasi raja-raja di Indonesia supaya
tidak menjual hasil-hasil tanaman mereka kepada orang lain selain
kepada Belanda.
Sesuai aturan pada waktu itu, “Siapa yang punya Negara
menentukan Agama”, oleh karena itu maka daerah-daerah yang sudah
ditaklukan oleh Belanda, penduduknya harus memeluk agama Kristen

4
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

protestan sehingga Orang-orang Katolik beralih ke Protestan. Tetapi


VOC tidak mempunyai tenaga pendeta. Di benteng benteng Belanda,
hanya ada seorang penghibur orang sakit yang bertugas untuk berdoa
setiap hari dan berkhotbah pada hari Minggu sesuai khotbah yang telah
ditulis oleh Pendeta di Belanda. Mereka ini yang dipakai untuk melayani
orang-orang Kristen dengan hanya berdoa dan membaca Khotbah.
Tidak ada usaha dari VOC untuk mendatangkan pendeta dari Belanda
atau juga mendidik orang-orang Kristen menjadi pelayan gereja.
Akibatnya jemaat-jemaat Kristen tidak bisa berkembang dengan baik
pada waktu itu.
Setelah VOC dibubarkan pada tahun 1799, Pemerintah Belanda
mengirim beberapa orang pendeta ke Indonesia melalui Lembaga-
lembaga Pekabaran Injil di Belanda seperti NZG (Nederlands Zending
Genootschap) mengutus pendeta Joseph Kam ke Maluku, Timor,
Sulawesi tengah sedangkan Pdt. Schwarz ke Minahasa. Setelah mereka
tiba di Indonesia, mereka mengabarkan Injil kepada Orang-orang
Indonesia, membangun sekolah-sekolah dan mendidik Orang Kristen
untuk menjadi Pekabar Injil. Kemudian setelah pemerintah Belanda
membentuk Gereja Protestan yang bernama De Protestantsch Kerk In
Nederlandsch Indie, yang kemudian diberi nama Gereja Protestan di
Indonesia maka lahirlah gereja-gereja Protestan di daerah-daerah di
Indonesia yang tergabung dalam Gereja Protestan di Indonesia (GPI).
Gereja-gereja tersebut seperti GPM (Gereja Protestan Maluku) di
Maluku, GMIM (Gereja Masehi Injili Minahasa) di Minahasa (Tomohon),
GPIB (Gereja Protestan Indonesia bagian Baral) di bagian barat
Indonesia (Jakarta), Gereja Protestan di Gorontalo (GPIG) di Sulawesi
Utara (Gorontalo) dan beberapa gereja lainnya yang terus berkembang
sampai sekarang ini. Jadi Pekabaran Injil sangat berpengaruh di
Indonesia sebab melalui Pekabaran Injil maka lahirlah gereja-gereja di
berbagai tempat di Indonesia.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

4
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Cerdas Cermat
5. Doa Pembacaan 4. Menyanyi
dan Baca Alkitab 5. Doa Syukur
6. Penyajian Materi 6. Menyanyi
(sesuai Metode) 7. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Matius 28 : 19 - 20


“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama
Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah,
Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Spidol. Kapur, Papan Tulis/White Board, Alat
Bantu: lembaran soal cerdas cermat.
4.2. Sumber : Alkitab. Ragi Cerita, Harta Dalam Bejana, Sejarah
Gereja di Indonesia, Sola Fide Sola Gratia Sola
Scriptura (Gereja Protestan di Indonesia),
Joseph Kam Rasul Maluku.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian dari Pekabaran Injil?
2. Jelaskan latar belakang Pekabaran Injil di Indonesia?
3. Jelaskan pengaruh Pekabaran Injil di Indonesia?

I. BAHAN PELAJARAN

4
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Program Sajian : GEREJA


2. Pokok Bahasan : Sejarah pekabaran Injil di Indonesia
3. Sub Pokok Bahasan : Sejarah Pekabaran Injil di Maluku
4. Bahan Bacaan : Matius 10 : 7 - 14
5. Jenjang / Semester : AT I / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit.
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Mengetahui Sejarah Pekabaran Injil di Indonesia dan Tokoh-tokoh
Pekabaran Injil di Maluku

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menceritakan keadaan orang-orang di Maluku sebelum Injil masuk
2. Menjelaskan Sejarah Pekabaran Injil di Maluku
3. Menunjukkan cara memberitakan Injil kepada sesama

IV. URAIAN MATERl


Anak-anak, sebelum Injil masuk di Maluku sudah ada agama
suku dan agam Islam. Agama suku dibawa oleh suku-suku yang berasal
dari luar Indonesia. Dalam agama suku yang disembah adalah tete
nenek moyang juga benda-benda seperti binatang (buaya dll), pohon
(beringin, dll), batu besar karena dianggap punya kekuatan yang besar
untuk menolong manusia tetapi juga menghukum manusia bila tidak
melakukan aturan-aturan yang ditetapkan dalam masyarakat tersebut.
Kepercayaan seperti ini disebut Dinamisme. Sedangkan agama Islam
dibawa oleh pedagang-pedagang dari Persia dan India Barat pada akhir
abad ke-13. Banyak orang Maluku yang memeluk agama Islam
terutama para sultan/ raja yang memerintah di berbagai tempat di
Maluku pada waktu itu sepertl sultan Ternate, sultan Tidore, juga orang-
orang yang tinggal di kota-kota pelabuhan dan sekitamya karena para
pedagang juga tinggal di situ.
Pada tahun 1522 datanglah orang-orang Portugis di kota
Ternate. Mereka beragama Roma Katolik. Diantara mereka ada pekabar
Injil seperti Simon Vas yang memberitakan Injil di Halmahera Utara dan
kemudian meninggal dunia sebagai Martir (mati syahid) pada tahun
1536 di Halmahera Utara. Pekabar Injil yang lain bernama Franciscus
Xaverius. Ia datang ke Ambon pada tahun 1546 dan memberitakan Injil
kepada orang-orang di Ambon. Pada bulan Pebruari tahun 1546
dilaksanakan Ibadah Pertama di benteng Victoria sekaligus dilakukan
baptisan Kudus. Dari Ambon, Franciscus pergi ke Lease, Bacan,
Halmahera, Ternate, Morotai, Tidore dan mengabarkan Injil disitu
dengan cara (metode): mengajar penduduk menghafal Pengakuan Iman
Rasuli, Doa Bapa kami, dan Hukum Kasih. Karena Pekabar Injil pada

4
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

waktu itu sangat sedikit sehingga Franciscus Xaverius tidak bisa berada
lama disatu tempat. Ia hanya berada beberapa hari saja kemudian pergi
ke tempat lain sampai akhimya ia meninggalkan Indonesia pergi ke
Jepang. Akibatnya tidak ada pembinaan lanjutan kepada orang-orang
yang telah masuk Kristen dan menyebabkan banyak orang kembali ke
agama asal yaitu agama suku. Kalau ada orang yang tetap bertahan
sebagai orang Kristen tetapi banyak yang tetap percaya kepada tete
nenek moyang ataupun benda-benda yang dianggap punya kekuatan
seperti batu, pohon dsb. Karena itu, ada istilah yang dikenakan kepada
orang-orang Kristen di Maluku yaitu Kristen Kue Lapis. Maksudnya
ialah, orang kristen hanya namanya Kristen tetapi hidupnya bukan
seperti orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus sebab selain
mereka percaya kepada Tuhan Yesus, mereka juga percaya kepada
tete nenek moyang dsbnya. Pada hal di dalam Alkitab yang berisikan
Firman Tuhan dikatakan jangan ada padamu allah lain selain percaya
kepada Tuhan Yesus, sebab yang menyelamatkan manusia bukan tete
nenek moyang atau batu, pohon dll, tetapi Tuhan Yesus.
Ternyata keadaan seperti ini terus ada sampai pada tahun 1602
datang orang-orang Belanda ke Indoncsia juga ke Maluku. Orang-orang
Belanda ini beragama Kristen Protestan. Sesuai aturan pada waktu itu
bahwa siapa yang punya negara yang menentukan agama, maka
orang- orang yang beragama Kristen katolik diharuskan untuk berpindah
menjadi Kristen Protestan karena Belanda berhasil mengusir Portugis
dari Indonesia sehingga Indonesia dikuasai oleh
Belanda. Tapi ternyata selama beberapa waktu lamanya tidak
ada pendeta dari Belanda sehingga keadaan orang-orang Kristen di
Maluku sangat memprihatinkan sebab hidup kekristenan mereka sudah
bercampur dengan kepercayaan kepada tete nenek moyang dsbnya.
Malah agama Kristen pada waktu itu dianggap oleh penduduk yang
beragama Islam sebagai agama Belanda. Dimana-mana orang Kristen
dibenci tetapi juga membenci orang yang beragama Islam. Ini
disebabkan karena pengaruh politik pada waktu itu dimana baik orang
Portugis pun Belanda juga para sultan/raja yang memerintah di Maluku,
saling ingin menguasai daerah-daerah di Maluku yang kaya dengan
rempah-rempah tetapi juga karena pengaruh ekonomi yaitu ingin
menguasai perdagangan rempah-rempah (pala, cengkih) yang sangat
mahal harganya sehingga selalu terjadi perang dan keadaan ini sangat
mempengaruhi hubungan antara penduduk yang beragama Islam
dengan yang beragama Kristen. Mereka tidak saling mengasihi tapi
saling membenci. Sikap hidup seperti ini adalah sikap yang salah.
Manusia harus hidup saling mengasihi dan menolong bukan saling
membenci dan menghancurkan. Agama manapun tidak pernah
mengajar pemeluknya untuk saling membenci, saling membunuh.
Keadaan ini terus berlanjut sampai tahun 1612 datang pendeta-pendeta

4
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

dari Belanda ke Maluku dan mereka terus melakukan pekabaran Injil


tapi kemudian kembali lagi ke Belanda, Akibatnya sejak tahun 1793
sampai awal tahun 1815 tidak ada pendeta seorang pun di Maluku.
Pada tgl 3 Maret 1815 baru datang di Ambon Pekabar Injil Joseph Kam.
la diberi gelar Rasul Maluku karena Kam bekerja keras untuk membina
dan membangun kehidupan iman orang-orang Maluku. Cara (metode)
yang dipakai Kam ialah setibanya di Ambon ia melaksanakan ibadah
dengan menggunakan bahasa melayu, melayani Sakramen Baptisan
Kudus dan Perjamuan Kudus. Ia membuat perkumpulan-perkumpulan
doa, mengajar dan membina anggota-anggota jemaat. Kemudian
dengan perahu yang dibuatnya ia berlayar dari Ambon ke tempat-
tempat lain seperti Lease, Seram, Banda Ternate, Buru, Kei, Aru,
Tanimbar, Kisar, Leti Moa Lakor, dsb. Ia mengunjungi orang-orang
Kristen di tempat-tempat itu dan membaptis serta melayani perjamuan
kudus juga mengajar dan membina orang-orang Kristen untuk
membantu pekabaran Injil, mengusahakan buku-buku nyanyian yang
sampai kini masih dipakai seperti Mazmur dan Tahlil. Namun sayang
dalam perjalanan kemhali dari Maluku Tenggara ke Ambon Joseph
Kham meninggal dunia pada tgl 18 Juli 1833 dan dimakamkan di
pekuburan Belakang Soya Ambon. Kuburan tersebut sekarang ini
terletak di halaman gereja Joseph Kam. Sekalipun Joseph Kam telah
meninggal dunia tetapi semangat untuk memberitakan Injil tidak pudar.
Api Injil terus diberitakan oleh orang- orang Kristen baik orang dewasa
pun anak-anak dimana saja mereka berada. Ada yang memberitakan
Injil seperti seorang pendeta, tetapi juga melayani orang-orang sakit
di rumah sakit sebagai dokter/bidan, mengajar di sekolah atau di
kampus sebagai guru dan dosen, bahkan menolong teman yang susah,
menghibur teman yang berdukacita, mengasihi sesama manusia baik
orang Kristen pun bukan Kristen, itu adalah memberitakan Injil kepada
semua orang.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

4
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Ziarah ke
5. Doa Pembacaan makam Joseph Kam atau
dan Baca Alkitab ke makam tokoh PI di
6. Penyajian Materi jemaat masing-masing.
(sesuai Metode) 4. Menyanyi
7. Doa Persembahan 5. Doa Syukur
8. Menyanyi (Persembahan) 6. Menyanyi
9. Doa Syafaat 7. Berkat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Matius 10 : 7 - 8


“Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga
sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit;
bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang
kusta; usirlah setan- setan. Kamu telah
memperolehnya dengan cuma- cuma, karena
itu berikanlah pula dengan cuma- cuma”.
4. Alat dan Sumber:
4.1. Alat : Spidol. Kapur, Papan Tulis/White Board.
4.2. Sumber : Alkitab. Ragi Cerita, Harta Dalam Bejana, Sejarah
Gereja di Indonesia, Sola Fide Sola Gratia, Sola
Scriptura (Gereja Protestan di Indonesia),
Joseph Kam Rasul Maluku.

VI. EVALUASI
1. Sebutkan keadaan orang-orang Maluku sebelum Injil masuk?
2. Jelaskan tentang Pekabaran Injil di Maluku?
3. Tunjukkan cara memberitakan Injil kepada semua orang?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : Sejarah pekabaran Injil di Indonesia
3. Sub Pokok Bahasan : Tokoh-tokoh Pekabaran Injil di Maluku
4. Bahan Bacaan : Lukas 5 : 1 - 11
5. Jenjang / Semester : AT I / 1

4
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit.


7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Mengetahui Sejarah Pekabaran Injil di Indonesia dan Tokoh-tokoh
Pekabaran Injil di Maluku

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan tokoh-tokoh Pekabaran Injil di Maluku asal Portugis
dan Belanda.
2. Menyebutkan beberapa tokoh Pekabaran Injil asal Maluku.

IV. URAIAN MATERl


Anak-anak, minggu lalu kita telah mendengar cerita tentang
pekabaran Injil di Indonesia dan di Maluku. Tokoh-tokoh Pekabar injil itu
ada yang berasal dari Portugis seperti Simon Vas dan Franciscus
Xaverius. Ada juga yang berasal dari Belanda, (anak diminta untuk
menjawab sendiri). Joseph Kam dan Schwars. Kemudian ada juga
Pekabar Injil yang berasal dari Maluku misalnya:
1. Teluti (Elnusa) : Bpk Habel Patotnem dan Bpk Paulus Patotnem.
2. Kairatu : Bpk. D. Pentury, Bpk. A. Pariama
3. Buru : Bpk. Paulus Behuku
4. Kei Besar : Bpk. Welhelmus Renleew
5. Lease : Bpk. J. Tutuarima, Bpk. Yan
Siahaya, Bpk.S.Nahumuri
6. Ambon : Bpk. J. Parera, Bpk. Jacob Saherlawan
7. Anak-anak diberikan kesempatan untuk menyebutkan nama
pekabar Injil di daerah/ Jemaat sendiri.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

4
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Bertutur Tentang
5. Doa Pembacaan Sejarah Injil Masuk di
dan Baca Alkitab Jemaat masing-masing.
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi
(sesuai Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat

Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Lukas 5 : 10


“demikian juga Yakobus dan Yohane, anak-
anak Zebedeus,yang menjadi teman Simon.
Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut
mulai dari sekarang engkau akan menjadi
penjala manusia.”
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Spidol. Kapur, Papan Tulis/White Board, Alat
Bantu: lembaran soal cerdas cermat.
4.2. Sumber : Alkitab. Ragi Cerita, Harta Dalam Bejana, Sejarah
Gereja di Indonesia, Sola Fide Sola Gratia, Sola
Scriptura (Gereja Protestan di Indonesia),
Joseph Kam Rasul Maluku.

VI. EVALUASI
1. Sebutkan tokoh-tokoh Pekabar Injil asal Portogis?
2. Sebutkan tokoh-tokoh Pekabar Injil asal Belanda?
3. Sebutkan tokoh-tokoh Pekabar Injil asal Maluku?

I. BAHAN PELAJARAN

4
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. ProgramSajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : Hidup Dalam Lingkungan Yang Sehat dan
Lestari
3. Sub Pokok Bahasan : Hidup yang Sehat
4. Bahan Bacaan : II Raja-Raja 2 : 19 - 22
5. Jenjang / Semester : AT I / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Lingkungan Sehat dan Lestari

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan pengertian Hidup Sehat
2. Menjelaskan manfaat air bersih bagi manusia
3. Memberikan contoh sikap yang baik untuk menjaga sumber-sumber
air bersih

IV. URAIAN MATERI


Tidak ada seorang manusia pun yang tidak ingin sehat. Semua
orang ingin memiliki hidup yang sehat, tapi apa sih… Pengertian hidup
sehat itu? Hidup sehat adalah hidup yang bebas dari penyakit atau
hidup yang bersih.
Untuk memiliki hidup yang bersih atau sehat itu, orang
memerlukan air sebab air berguna atau bermanfaat baik untuk di
minum, untuk memasak makanan juga untuk mandi dan membersihkan
atau mencuci. Agar tubuh sehat dan bersih, kita harus mandi dua kali
sehari dan minum air, air putih 8-10 gelas sehari. Menurut para peneliti
sebuah lembaga thrombosis di London, Inggris, jika seorang selalu
mandi dengan air dingin, peredaran darahnya akan membaik dan
tubuhnya terasa lebih bugar.
Selain untuk mandi air juga bermanfaat untuk mencuci dan
membersihkan baik makanan dan yang lainnya.
Karena pentingnya air, maka kita menjaga sumber-sumber air
bersih di tempat dimana kita tinggal. Caranya antara lain:
- Kita tidak melakukan penebangan pohon secara sembarangan.
- Tidak membuka lahan untuk berkebun di sekitar sumber air.
- Tidak melakukan kegiatan yang mengakibatkan terbakarnya hutan.
- Kita tidak boleh membangun rumah di daerah aliran sungai
- Kita tidak boleh membuang sampah atau limbah (keluarga dan pabrik)
secara sembarangan.
- Kita harus menggalakan gerakan reboisasi/penanaman kembali
pohon-pohon di daerah sumber air.
Inilah sikap yang mesti dimiliki guna memelihara hidup sehat dan bersih.

5
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan - Kerja bakti membersih-
dan Baca Alkitab kan sungai, sumur

6. Penyajian Materi atau sumber air bersih.


(sesuai Metode) - Melakukan Gerakan
7. Doa Persembahan Penanaman kembali
8. Menyanyi (Persembahan) hutan.
9. Doa Syafaat - Atau yang lain.
10. Menyanyi 4. Menyanyi
11. Berkat 5. Doa Syukur
6. Menyanyi
7. Berkat

3. Ayat Hafalan : II Raja-Raja 2 : 2b


"Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air
ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya
kematian atau keguguran bayi."
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Gambar-gambar lingkungan yang kotor dan
lingkungan yang bersih, dll.
4.2. Sumber : Alkitab dan buku-buku lainnya

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian Hidup Sehat?
2. Jelaskan manfaat air bersih bagi manusia?
3. Berikan contoh sikap yang baik untuk menjaga sumber-sumber air
bersih?

5
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. ProgramSajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : Hidup Dalam Lingkungan Yang Sehat
dan Lestari
3. Sub Pokok Bahasan : Lingkungan Yang Sehat dan Lestari
4. Bahan Bacaan : II Raja-Raja 20 : 20
5. Jenjang / Semester : AT I / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Lingkungan Sehat dan Lestari

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan pengertian Lingkungan Sehat
2. Menyebutkan langkah-langkah melestarikan lingkungan agar
tetap sehat dan lestari
3. Menjelaskan dampak lingkungan yang sehat dan lestari
bagi kehidupan manusia

IV. URAIAN MATERI


Lingkungan adalah daerah atau kawasan/wilayah tempat
manusia hidup dan beraktifitas, antara lain lingkungan rumah (keluarga),
lingkungan kerja, sekolah dan lingkungan alam.
Sehat adalah keadaan yang bebas dari penyakit atau ancaman
terhadap kehidupan baik manusia, makluk ciptaan lainnya (Tumbuhan,
hewan maupun alam). Jadi lingkungan yang sehat adalah wilayah atau
daerah yang bersih atau bebas dari ancaman terhadap kehidupan, baik
manusia maupun makluk lainnya.
Untuk memiliki lingkungan sehat dan lestari itu maka dibutuhkan
langkah-langkah nyata seperti:
- Membersihkan lingkungan sekitar setiap hari
- Membuat MCK (mandi, cuci, kakus) yang sehat dan memadai
- Membuang sampah pada tempat yang tersedia
- Menanam tanaman di halaman rumah.
Lingkungan yang sehat dan lestari memiliki dampak yang baik
bagi kehidupan manusia, antara lain:
- Manusia dapat menikmati hidup yang bersih

5
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

- Manusia dapat beraktifitas dengan baik


- Manusia terhindar dari penyakit
Karena itu memiliki lingkungan yang sehat dan lestari haruslah menjadi
idaman setiap orang.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Memilih kegiatan
5. Doa Pembacaan sesuai dengan topik
dan Baca Alkitab menciptakan lingkungan
6. Penyajian Materi hidup yang sehat.
(sesuai Metode) 4. Menyanyi
7. Doa Persembahan 5. Doa Syukur
8. Menyanyi (Persembahan) 6. Menyanyi
9. Doa Syafaat 7. Berkat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : II Raja-Raja 20 : 20


“Selebihnya dari riwayat Hizkia, segala
kepahlawanannya dan bagaimana ia
membuat kolam dan saluran air dan
mengalirkan air ke dalam kota, bukankah
semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah
raja-raja Yehuda”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal dan bahan lain sesuai kebutuhan.
4.2. Sumber : Alkitab, konkordansi, Ensiklopedi, Menggali isi
Alkitab dan buku-buku lainnya

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian Lingkungan Sehat ?
2. Sebutkan langkah-langkah melestarikan lingkungan agar tetap
sehat dan lestari?
3. Jelaskan dampak lingkungan yang sehat dan lestari bagi
kehidupan manusia?

5
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

5
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok bahasan : Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Arti Injil Yesus Kristus
4. Bahan Bacaan : Roma 1 : 16 - 17
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya waktu Belajar : 45 – 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN :


Memahami Injil Yesus Kristus sebagai kekuatan Allah yang
menyelamatkan.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN :


1. Menjelaskan Arti Injil Yesus Kristus
2. Menjelaskan Makna Injil sebagai kekuatan Allah yang
menyelamatkan

IV. URAIAN MATERI


1. Arti arti Injil Yesus Kristus
Kata “Injil” atau “gospel” (bahasa Inggris) berasal dari
bahasa Yunani: ευαγγελιον (baca: euanggelion) yang terdiri dari 2
kata yakni dari kata: ey berarti “baik” dan aggelo (baca: anggello)
berarti “mengabarkan”. Dengan demikian menyebut Injil berarti
menunjuk kepada “kabar baik” atau “kabar sukacita”. Injil atau
kabar baik itu bukan berasal dari manusia tetapi sebaliknya berasal
dari Allah (Roma 15:16 ; II Kor 11:7). Injil juga disebut kabar baik dari
atau tentang Yesus Kristus (Roma 15:19 ; Gal 1:7) dan
dianugerahkan kepada seluruh manusia tanpa terkecuali melalui
pribadi Yesus Kristus yang hadir di tengah-tengah dunia untuk karya
penyelamatan. Melalui hidup Yesus, kematian dan kebangkitan-Nya
Injil atau Kabar baik itu menjadi nyata sehingga dalam Perjanjian
Baru, Injil atau kabar baik itu seringkali diidentikkan dengan pribadi
Yesus (Markus 1:1 ; Kisah 5:42 ; 17:3,18).
Dalam diri Yesus tergenapi nubuat di mana Yesus
memberitakan kabar baik tentang kerajaan Allah (Mat 4:23 ; 9:35 ;
Mrk 1:15 ; Luk 8:1). Kabar baik atau kabar sukacita tersebut
disampaikan kepada orang-orang miskin, orang-orang tawanan,
orang-orang buta, orang-orang tertindas, dll (Luk 43:18). Oleh sebab
itu, Rasul Paulus mengatakan Injil itu adalah “kekuatan Allah” yang
menyelamatkan setiap orang percaya (Roma 1:16). Karena Injil
merupakan anugerah Allah yang menyelamatkan maka Injil mesti
ditanggapi/diresponi dengan sikap imam (percaya) oleh setiap orang
yang mendengar kabar baik tersebut. Percaya dan menerima Injil

5
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

berarti percaya kepada Yesus Kristus dan karya penyelamatannya,


sebaliknya menolak Injil identik dengan penolakan atau
pengingkaran terhadap Yesus Kristus bahkan Allah yang
menganugerahkan kabar baik/kabar sukacita tersebut.

4.2. Makna Injil sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan


Makna Injil sebagai kekuatan Allah menyelamatkan
semua orang tanpa terkecuali. Kabar baik tersebut mesti
diberitakan kepada seluruh dunia. Bukan saja orang-orang
Yahudi tetapi juga orang- orang Yunani mendapat bagian dalam
karya penyelamatan Allah. Itu berarti keselamatan Injil mencakup
semua orang baik orang-orang yang percaya maupun orang-
orang yang belum percaya. Kabar baik atau sukacita yang
dimaksudkan mencakup berbagai perbedaan tanpa membedakan
agama, suku, ras, jenis kelamin, usia; bahkan mencakup
keutuhan ciptaan yang lain (alam sekitar manusia/lingkungan
hidupnya). Injil atau kabar sukacita bukan saja milik orang-orang
Kristen atau dikhususkan untuk kepentingan orang
-orang Kristen sehingga menutup diri dari orang lain (eksklnsif) tetapi
Injil terbuka (inklusif) bagi orang-orang yang beragama lain (Muslim,
Hindu, Budha, dll) termasuk dunia (manusia, hewan dan tumbuhan
atau alam sekitamya). Oleh sebab itu tugas pemaklumam Injil /kabar
baik adalah para pemberita Injil atau kabar baik itu sendiri yakni
orang-orang percaya yang telah menerima Injil tersebut.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bervariasi (Cerita & Tanya Jawab)
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab

5
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Pesan Berantai


5. Doa Pembacaan (pesan dibuat sesuai Injil
dan Baca Alkitab sebagai kekuatan Allah).
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi
(sesuai Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Roma 1 : 16b


”Karena Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya,
pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang
Yunani.”

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan arti Injil Yesus Kristus?
2. Jelaskan makna Injil sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok bahasan : Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Kekuatan Injil atas kuasa alam
4. Bahan Bacaan : Matius 8 : 23 - 27
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN

5
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Memahami Injil Yesus Kristus sebagai kekuatan Allah yang


menyelamatkan.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menceritakan peristiwa angin ribut diredakan
2. Menyimpulkan kekuatan Injil yang menyelamatkan ada di dalam
diri Yesus Kristus

IV. URAIAN MATERI


1. Peristiwa angin ribut diredakan.
Anak-anak! Pernahkan anak-anak melihat dan merasakan
angin ribut/taufan? Di mana? Bagaimana rasanya? Apakah yang
terjadi pada saat itu? bagaiamana perasaan anak-anak ketika tiba-
tiba angin ribut datang menghempas? (berikan kesempatan untuk
beberapa anak menceritakan pengalaman mereka masing-masmg!).
Peristiwa datangnya angin ribut pernah terjadi pada zaman Yesus
ketika Yesus bersama-sama dengan para muridnya hendak bertolak
ke seberang danau dengan perahu untuk memberitakan Injil. Tiba-
tiba mengamuk angin taufan/ribut sehingga menyebabkan perahu
mereka menjadi oleng karena diterpa angin dan gelombang.
Menghadapi peristiwa tersebut, murid-murid menampakan 2 macam
sikap:
1) Rasa takut. Siapakah di antara anak-anak yang pernah merasa
takut? Ketakutan adalah perasaan yang muncul dalam diri
seseorang ketika di berhadapan dengan suatu peristiwa yang
mengguncangkan kehidupan entah itu bencana alam, angin ribut
atau ancaman dan tantangan lain dalam berbagai bentuk. Murid-
murid merasakan ketakutan karena mereka merasa seolah-olah
akan mati atau binasa karena badai atau angin tersebut bisa saja
menenggelamkan perahu mereka. Bahkan mereka merasakan
bahwa pada saat itu tidak ada seorang pun yang dapat
menyelamatkan kehidupan mereka termasuk kemampuan mereka
sebagai para nelayan yang handal dan cakap di laut pun tak
dapat menolong mereka dari terpaan angin ribut tersebut.
2) Sikap kurang percaya. Dalam menghadapi gelombang yang besar
itu murid-murid merasakan ketakutan yang luar biasa. Ketakutan
melahirkan sikap kurang percaya. Sebagai orang-orang yang
selalu bersama-sama dengan Yesus, yang pernah merasakan
dan menyaksikan berbagai tanda mujisat yang pernah Yesus
lakukan, mestinya para murid percaya dan bergantung kepada
Yesus. Tetapi yang terjadi justru murid-murid menjadi kurang
percaya bahwa Yesus sanggup menyelamatkan kehidupan
mereka. Sikap murid-murid ini akhirnya dikritik oleh Yesus. Yesus
menegur perilaku murid-murid yang merasa takut dan kurang
percaya, dan

5
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

berkata kepada mereka: mengapa kamu takut? Mengapa kamu


kurang percaya? (ayat 26). Teguran Yesus kepada mereka
kemudian dilanjutkan denganb sikap tindakan Yesus yakni
bangun dan menghardik angin ribut dan danau itu menjadi teduh
sekali. Menghadapi hal tersebut, para murid menjadi terheran-
heran karena mereka sendiri menyaksikan peristiwa mujisat yang
dilakukan oleh Yesus terhadap alam sehingga danau itu menjadi
teduh atau tenang seperti semula.

2. Kekuatan Injil yang menyelamatkan ada di dalam diri Yesus


Kristus.
Kekuatan Injil yang menyelamatkan kita ada dalam diri
Yesus Kristus di mana Yesus berkuasa atas alam dan segala
peristiwa yang terjadi didalamnya. Peristiwa Yesus meneduhkan
angin ribut mau menyadarkan murid-murid bahwa kuasa Yesus
sanggup melakukan berbagai mujisat yang tidak dapat dilaknkan
oleh manusia. Demikian juga dalam kehidupan kita sebagai orang
percaya. Dalam kehidupan ini, kita akan berhadapan dengan
berbagai kuasa yang mengancam kehidupan kita. Kuasa-kuasa
tersebut dapat datang dari luar kita yang muncul dalam wujud
tantangan dan ancaman misalnya penderitaan, bencana alam dan
sejenisnya. Semuanya itu terkadang hadir bagaikan badai atau angin
ribut yang bisa mengguncangkan dan membinasakan kehidupan kita.
Tetapi juga berbagai ancaman yang muncul dari dalam diri kita
sendiri misalnya kemalasan, keserakahan, kecemburuan dan-lain-
lain. Bacaan ini mau mengingatkan kita bahwa kekuatan injil ada di
dalam diri Yesus Kristus. Kuasa Yesus adalah kuasa yang
menyelamatkan dan menghidupkan orang percaya. Kuasa tersebut
jauh melebihi segala kuasa yang dihadapi dalam kehidupan kita.
Dengan demikian, sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak boleh kalah
terhadap berbagai kuasa tersebut tetapi sebaliknya menghadapinya
dengan Yesus. Ketika kita menggantungkan hidup kita dan
mengandalkan Yesus dalam hidup kita maka Ia akan menghalau
ancaman dan tantangan yang sewaktu-waktu datang dan
mengancam kehidupan kita.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bervariasi (Cerita & Tanya Jawab)
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

5
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan - Belajar Berdoa
dan Baca Alkitab - Doa Berantai.
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi
(sesuai Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Matius 8 : 27


”Dan heranlah orang-orang itu katanya:
orang apakah Dia ini sehingga angin dan
danau pun taat kepadaNya?”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain.

VI. EVALUASI
1. Ceritakanlah peristiwa angin ribut diredakan?
2. Simpulkanlah kekuatan Injil yang menyelamatkan ada dalam diri
Yesus Kristus?

6
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Kekuatan Injil yang memberi berkat
4. Bahan Bacaan : Lukas 5 : 1 - 11
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN :


Memahami Injil Yesus Kristus sebagai kekuatan Allah yang
menyelamatkan.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN :


1. Menceritakan peristiwa yang terjadi di danau Genesaret
2. Menyimpulkan kekuatan Injil yang memberi berkat dalam diri Yesus
Kristus

IV. URAIAN MATERI


1. Peristiwa yang terjadi di danau Genesaret
Anak-anak, pada suatu ketika, Yesus bersama murid-
muridnya sementara berjalan memberitakan Injil. Sampailah mereka
di sebuah tempat yakni pantai danau Genesaret. Danau Genesaret
terletak di sebelah kanan pantai danau Teberias, antara Magdala
dan Kapernaum. Di situ Yesus naik ke salah satu perahu milik
Simon. Sambil duduk di perahu Yesus mengajar sementara banyak
orang berdesak-dasakan untuk mendengar Injil Kerajaan Allah. Tiba-
tiba Yesus mengajak Simon menebarkan jalanya untuk menangkap
ikan. Tetapi Simon mengatakan kepada Yesus, Guru telah
sepanjang malam kami berkerja keras dan kami tidak mendapat apa-
apa. Dari jawaban tersebut, nampak kejujuran atau keterbukaan
Simon terhadap Yesus. Dengan kata lain, Simon mau mengatakan
kepada Yesus bahwa mereka sudah berupaya dan bekerja keras
sepanjang malam. Bukan baru satu atau dua kali jala itu ditebarkan
tetapi mungkin sudah berpuluh-puluh bahkan beratus kali sudah
mereka lakukan sepanjang malam tanpa memejamkan mata mereka.
Bahkan di tempat itu pun sudah mereka tebarkan jala. Tetapi lagi-lagi
tidak seekor ikan pun yang mereka dapati padahal mereka sudah
sangat lelah dan letih. Sekalipun demikian, ada 3 sikap yang dimiliki
oleh Simon yang perlu diteladani yakni:
1) Sikap ketaatan Simon untuk mengikuti suara/perintah Yesus
untuk menebarkan jala mereka di sebelah kanan perahu.
Ketaatan untuk mendengar dan melakukan perintah Yesus
menyebabkan mereka mendapatkan hasil yang banyak
sampai-sampai Lukas

6
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

menyebut jala mereka mulai koyak (Luk 5:6);


2) Sikap kerja keras. Simon dan teman-temannya tidak bersikap
pasif atau menunggu berkat. Mereka berkerja, aktif, berusaha,
berjuang sekalipun dalam keadaan yang letih dan lelah. Karena
kerja keras atau perjuangan mereka inilah maka Yesus
mempedulikan dan menjawab kebutuhan hidup mereka; dan
3) Sikap Percaya, hal ini nampak ketika Yesus menyuruh Simon
menebarkan jala, ia tidak protes atau bersungut-sungut. Mereka
juga tidak tawar menawar dengan Yesus atau mengatakan
kepada Yesus, bagaimana mungkin hal itu terjadi karena mereka
telah melakukannya? Simon melakukannya karena ia percaya
atau beriman kepada Yesus bahwa tidak mungkin setiap ucapan
yang keluar dari mulut Yesus sia-sia.
Selanjutnya anak-anak, apa yang terjadi ketika Simon dan
teman- temannya mendapat banyak ikan? Kisah ini
memaparkan:
a. Simon dan rekan-rekannya memanggil teman-teman nelayan
yang lain untuk membantu mereka dan bersama-sama mengisi
perahu mereka dengan ikan;
b. Simon tersungkur di hadapan Yesus dan berkata ia orang
berdosa sehingga tak layak berhadapan dengan Yesus;
c. Semua orang menjadi takjub melihat kuasa Yesus yang
memberikan tanda mujisat termasuk di antaranya Yakobus dan
Yohanes, anak-anak Zebedeus;
d. Mereka meninggalkan pekerjaan mereka dan mengikuti Yesus
ketika Yesus mengajak mereka menjadi penjala manusia.

4.2. Kekuatan Injil yang memberikan berkat dalam diri Yesus Kristus
Anak-anak, Yesus bukan saja berkuasa untuk meneduhkan
angin ribut dan gelombang. Tetapi dalam kisah ini Yesus juga
berkuasa untuk memberikan berkat atas kehidupan manusia. Ketika
Simon dau teman-temaimya berkerja seharian tetapi tidak
mendapatkan hasil apa-apa. Ketika Yesus memerintahkan mereka,
mereka pun memperoleh hasil bahkan berkat dalam bentuk ikan
yang mereka dapatkan berlimpah-limpah. Di sinilah letak kekuatan
Injil yang ada dalam diri Yesus Kristus. KehadiranNya mengajar
bukan saja mengajarkan kepada kita tentang hal-hal yang baik dan
benar tetapi di tengah-tengah kehadiranNya Yesus sungguh-
sungguh tahu dan peduli kebutuhan dan kekurangan anak-anakNya
yang berusaha (bekerja keras) tanpa pamrih. Kekuatan Injil
menyebabkan awalnya mereka berkekurangan (tidak memperoleh
apa-apa) tetapi kemudian ditambahkan oleh Yesus. Sikap mana
mesti juga direspon dengan ketaatan untuk men dengar suaraNya
mengikuti Yesus dan juga kesediaan untuk berbagi berkat dengan
orang lain.

6
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bervariasi (Cerita & Tanya Jawab)
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan Jamuan Kasih
dan Baca Alkitab 4. Menyanyi
6. Penyajian Materi 5. Doa Syukur
(sesuai Metode) 6. Menyanyi
7. Doa Persembahan 7. Berkat
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Yohanes 6 : 35b


”Akulah roti hidup, barang siapa datang
kepadaku ia tidak akan lapar lagi, dan barang
siapa percaya kepadaku, ia tidak akan haus
lagi”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain.

VI. EVALUASI
1. Ceritakanlah peristiwa yang terjadi di danau Germesaret?
2. Simpulkanlah kekuatan Injil yang memberi berkat dalam diri Yesus
Kristus?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Kekuatan Injil atas roh-roh Jahat

6
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

4. Bahan Bacaan : Lukas 8 : 26 - 39


5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya waktu Belajar : 45 – 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN :


Memahami Injil Yesus Kristus sebagai kekuatan Allah yang
menyelamatkan.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN :


1. Menceritakan keadaan orang yang dirasuk roh jahat
2. Menjelaskan sikap orang yang dirasuk roh jahat ketika berjumpa
dengan Yesus
3. Menjelaskan tindakan Yesus terhadap orang yang dirasuk roh jahat

IV. URAIAN MATERI


1. Keadaan orang yang dirasuk roh jahat
Pernahkan anak-anak melihat setan? Atau melihat orang
yang kerasuk oleh setan? Apa yang terjadi dengan mereka? (anak-
anak dipersilahkan untuk menceritakan pengalaman mereka dengan
kuasa jahat/setan). Anak-anak, roh jahat (setan-setan) itu ada di
mana-mana dan bisa menyerang siapa saja. Pada waktu dulu, Yesus
pernah berhadapan juga dengan roh jahat. Peristiwa itu terjadi di
daerah Gerasa. Wilayah Gerasa adalah kota yang termasuk
dekapolis dekat Yabboq, kurang lebih 55 km sebelah tenggara danau
Tiberias, disamakan dengan Yerasi masa kini. Kisah ini diawali
dengan seorang laki-laki yang disebut dengan nama sebagai Legion
(Luk 8:30). Sudah sangat lama ia kerasukan setan-setan atau roh
jahat. Ia sangat menderita karena terpisah dari sanak keluarga dan
masyarakatnya bahkan diasingkan dalam pergaulan. Legion
bergumul sendirian dengan penderitaannya karena tak ada seorang
pun yang dapat membantu atau menolong membebaskan ia dari
kuasa setan yang selama ini membelenggu kehidupannya.
Penderitaan Legion digambarkan dalam cerita ini sebagai berikut: ia
tidak lagi tinggal di rumah tetapi tinggal di pekuburan, tidak
berpakaian (telanjang), ia diseret-seret, dirantai dan dibelenggn oleh
roh jahat tersebut. Kuasa setan telah merasuki Legion sehingga ia
tidak dapat hidup dengan selayaknya (normal), karena kehilangan
kesadarannya. Bahkan keselamatan dan kehidupannya menjadi
terancam.

2. Sikap Orang yang dirasuki roh jahat ketika berjumpa dengan


Yesus
Ketika Legion berjumpa atau bertemu dengan Yesus, ia
kemudian menampilkan sikap, yakni:

6
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

a. ia berteriak lalu tersungkur di depan Yesus


b. ia memohon kepada Yesus.
Teriakan dan permohonan Legion adalah teriakan dan permohonan
supaya Yesus melihat penderitaannya dan membebaskan Dia dari
penderitaan yang selama ini membelenggu kehidupannya akibat
kuasajahat.

3. Tindakan Yesus terhadap kuasa jahat.


Permohonan laki-laki tersebut kemudian direspons oleh
Yesus. Yesus kemudian membebaskan (mengeluarkan roh-roh
jahat) dari Legion. Caranya yakni dengan memerintahkan setan-
setan itu masuk ke dalam babi-babi di tepi jurang sehingga mereka
terjun ke dalam jurang dan mati lemas. TindakanYesus menunjukan
bahwa:
a. Yesus ingin Legion hidup secara normal sebagaimana manusia
lainnya. Dengan membebaskan roh jahat dari Legion, Yesus
memberikan kehidupan kembali kepada Legion yang awalnya
hidup (secara fisik) tetapi sesungguhnya telah mati (jiwa) karena
belenggu kuasa kejahatan. Hal ini nampak ketika Legion kembali
berpakaian dan menjadi waras kembali (ayat 35);
b. Yesus ingin menyelamatkan atau mengangkat Legion dari
penderitaan yang selama ini membelenggunya karena kuasa
setan-setan;
c. Yesus hendak menunjukan bahwa kuasa kegelapan tidak dapat
menang atas kuasa terang. Kuasa terang berbeda dengan kuasa
gelap dan tidak bisa menyatu. Terang itu adalah Yesus sebagai
kekuatan Allah atas kuasa-kuasa kegelapan. Sehingga orang
yang hidup dalam Injil Allah tidak boleh takut dan kalah terhadap
kuasa kegelapan sebaliknya harus melawan kuasa kegelapan
dengan kuasa Injil (Yesus). Di hadapan Yesus kuasa kegelapan
tidak ada artinya bahkan akan dihancurkan.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bervariasi (Cerita & Tanya Jawab)
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

6
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Meditasi
5. Doa Pembacaan 4. Menyanyi
dan Baca Alkitab 5. Doa Syukur
6. Penyajian Materi 6. Menyanyi
(sesuai Metode) 7. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Lukas 8 : 39


”Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah
segala sesuatu yang telah diperbuat Allah
atasmu." Orang itu pun pergi mengelilingi
seluruh kota dan memberitahukan segala
apa yang telah diperbuat Yesus atas
dirinya.”

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal.
4.2.Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain

VI. EVALUASI
1. Ceritakan keadaan orang yang dirasuk roh jahat?
2. Jelaskan sikap orang yang dirasuk roh jahat ketika berjumpa
dengan Yesus?
3. Jelaskan tindakan Yesus terhadap orang yang dirasuk roh jahat?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Kekuatan Injil atas penyakit
4. Bahan Bacaan : Yohanes 5 : 1 - 13
5. Jenjang / Semester : AT II / 1

6
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

6. Lamanya waktu Belajar : 45 - 60 menit


7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Injil Yesus Kristus sebagai kekuatan Allah yang
menyelamatkan.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menceritakan keadaan orang lumpuh di kolam Bethesda
2. Menjelaskan tindakan Yesus terhadap orang lumpuh
3. Menjelaskan sikap orang lumpuh setelah sembuh

IV. URAIAN MATERI


1. Keadaan Orang lumpuh di kolam Betesda
Peristiwa penyembuhan pada hari Sabat seperti yang
dikisahkan dalam Injil Yohanes terjadi di Kolam Bethesda. Kolam
Betesda terletak di sebelah utara pelataran Bait Allah di Yerusalem.
Ada 5 serambinya. Di serambi tersebut berbaring sejumlah besar
orang sakit, orang lumpuh, orang timpang yang sewaktu-waktu
menanti goncangan air kolam tersebut. Sebab barang siapa yang
pertama kali masuk ke kolam tersebut ketika air kolam tersebut
mulai goncang akan sembuh apapun juga penyakitnya. Di situ ada
seorang lumpuh yang sudah 38 tahun lamanya menderita.
Penderitaan yang dialami oleh orang lumpuh tersebut mencakup:
- fisik, berupa kesakitan/kelumpuhan yang dialaminya sehingga
ia tak bisa berjalan bekerja, dan selalu menggantungkan hidup
kepada orang lain ;
- psikis/spiritual, yang diakibatkan oleh relasi sosial yang tidak
sehat karena sistim siapa yang kuat dia yang menang
menyebabkan rasa kecewa, tertekan, putus asa (ayat 7). Orang
sakit tersebut bergumul dengan penderitaan atau penyakitnya
seorang diri tanpa ada seorang pun yang mempedulikan dia
termasuk tokoh-tokoh agama dan orang-orang Yahudi yang setiap
saat masuk keluar Bait Allah karena melakukan aktifitas
keagamaan mereka. Jangankan menolong, peduli atau menoleh
saja pun tidak diungkapkan dalam cerita ini.

2. Tindakan Yesus terhadap orang lumpuh


Ketika Yesus melihat orang lumpuh tersebut ia tahu bahwa
orang lumpuh tersebut sudah lama berbaring. Artinya Yesus bukan
saja melihat dan memutar muka, tetapi Yesus mengetahui,
mengenal, memahami bahkan tentu merasakan penderitaan atau
kesakitan yang dialami olehnya. Hal ini nampak ketika Yesus
membangun sebuah dialog (percakapan) dengan si sakit tersebut:
maukah

6
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

engkah sembuh? dst (ayat 6b) yang dijawab oleh orang tersebut di
mana ia mengeluh atau mengungkapkan keadaannya bahwa
sesungguhnya ia memiliki kerinduan untuk sembuh tetapi tidak ada
orang yang membantu memapah dia ke kolam tersebut. Akhirnya
Yesus menyembuhkan orang sakit itu dengan memerintahkan ia
untuk bangun... mengangkat tilam dan berjalan (ayat 9). Sikap Yesus
menunjukan bahwa:
- Yesus peduli dan berpihak kepada orang-orang yang kecil, sakit,
tak berdaya, miskin dan menderita;
- Yesus menghendaki supaya mereka mengalami pembebasan dari
berbagai kungkungan penyakit yang mengakibatkan penderitaan
baik secara fisik maupun psikis;
- Kuasa Yesus jauh melebihi kusa penyakit/penderitaan. Itulah
sebabnya setiap orang seharusnya bergantung dan percaya
kepada Yesus dalam kesakitan atau penderitaan dan bukan
bergantung kepada kekuatan-kekuatan di luar Yesus (Injil).

3. Sikap orang lumpuh


Setelah mengalami kesembuhan dikatakan orang lumpuh
tersebut pergi ke Bait Allah dan menyaksikan peristiwa yang terjadi
atas dirinya. Sikap orang ini mengingatkan kita untuk tidak
menyimpan karya keselamatan yang kita alami. Tetapi sebaliknya
sebagai orang yang telah mengalami dan merasakan kabar baik atau
sukacita (Injil), otomatis dipanggil untuk memberitakan atau
menyaksikan karya keselamatan Injil yang dibawa Yesus Kristus bagi
sesama kita sehingga mereka juga mendapat bagian dalam Injil
Allah.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bervariasi (Cerita & Tanya Jawab)
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

6
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan - Belajar Berdoa
dan Baca Alkitab - Doa untuk orang sakit.
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi
(sesuai Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Yohanes 5 : 7


Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan,
tidak ada orang yang menurunkan aku ke
dalam kolam itu apabila airnya mulai
goncang, dan sementara aku menuju ke
kolam itu, orang lain sudah turun mendahului
aku.”.

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain

VI. EVALUASI
1. Ceritakanlah keadaan orang lumpuh di kolam Betesda?
2. Jelaskan tindakan Yesus terhadap orang lumpuh?
3. Jelaskan sikap orang lumpuh setelah sembuh?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : Firman
2. Pokok Bahasan : Perwujudan Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Kebenaran yang meyakinkan
4. Bahan Bacaan : Kisah Para Rasul 8 : 26 - 40
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit

6
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

7. Pertemuan Ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami perwujudan Injil Yesus Kristus dalam kehidupan manusia.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan perintah Tuhan kepada Filipus.
2. Menjelaskan peristiwa yang terjadi antara Filipus dan sida-sida.
3. Menunjukkan sikap sida-sida terhadap injil yang dijelaskan oleh
Filipus.

IV. URAIAN MATERI


Filipus adalah salah seorang dari tujuh diaken yang dipilih untuk
melayani jemaat Yerusalem. (menanyakan kepada anak nama ketujuh
diaken untuk menguji daya ingat anak terhadap materi yang pernah
diberikan). Dengan danya penganiayaan terhadap gereja yang disusul
dengan martilnya Stefanus, Filipus pergi ke Samaria untuk
memberitakan Injil. Di situ penginjilannya mendapat berkat. Dari situ,
Filipus di suruh oleh malaikat Tuhan untuk pergi ke jalan dari Yerusalem
ke Gaza untuk membawa sida-sida Etiopia kepada Kristus. Dalam
perjalanan ia melihat sebuah kereta yang didalamnya ada seorang sida-
sida dari Etiopia, sebuah negeri di sebelah selatan Mesir.
Sida-sida itu baru pulang dari pesta orang Yahudi di Yerusalem,
untuk menyembah Allah dan membeli kitab Nubuatan Yesaya. Dalam
perjalanan pulang sida-sida itu membaca kitab Nabi Yesaya didalam
keretanya, tetapi kata-kata dalam kitab itu tidak dimengertinya. Filipus
menghampirinya dan berkata “mengertikah tuan apa yang tuan baca
itu?” Mendengar perkataan Filipus tergeraklah hatinya untuk mendapat
penjelasan tentang siapakah Nabi berkata demikian? Tentang dirinya
sendiri atau tentang orang lain, maka Filipus naik ke dalam kereta itu
dan menjelaskan isi nas itu kepada sida-sida.
Berdasarkan penjelasan Filipus, sida-sida itu menjadi percaya
dan ketika sedang asyik bertukar pikiran, tibalah mereka disuatu tempat
yang ada air. Sida-sida itupun minta dibaptis. “Lihat disitu ada air,
apakah halangannya bila aku dibaptis, jika tuan percaya dengan
segenap hati boleh”. Kata sida-sida itu aku percaya bahwa Yesus
Kristus adalah Anak Allah. Dengan pengakuan itu berarti ia telah
memperoleh selamat sebab yang pokok itu ialah bahwa kalau
seseorang sudah dapat memandang Yesus sebagai Anak Allah ia
sudah selamat.
Lalu Filipus membawa sida-sida itu dan membaptisnya. Setelah dibaptis
ia sangat bersukacita, ia merasa terlepas dari pikiran-pikiran
keduniawian dan kesusahan-kesusahan sehingga dengan gembira ia
meneruskan perjalannya.

7
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bervariasi (Ceramah dan Diskusi)
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan
3. Menyanyi Dan Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Diskusi Tentang

5. Doa Pembacaan dan - Menurutmu sebagai


Baca Alkitab anak SM/TPI dengan
6. Penyajian Materi (sesuai cara apa kita bisa
Metode) menjalankan tugas kita
7. Doa Persembahan sebagai saksi-saksi
8. Menyanyi (Persembahan) Kristus? Berikanlah
9. Doa Syafaat contoh!
10. Menyanyi - Apakah kamu selama
11. Berkat ini sudah menjalankan
tugasmu sebagai anak
Tuhan? Jelaskanlah!
- Kesimpulan
4. Menyanyi
5. Doa Syukur
6. Menyanyi
7. Berkat

3. Ayat Hafalan : Kisah Para Rasul 8 : 37


Sahut Filipus: Jika tuan percaya dengan
segenap hati, boleh. Jawabnya: "Aku
percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak
Allah".
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain.

VI. EVALUASI
1. Sebutkan perintah Tuhan kepada Filipus?
2. Jelaskanlah peristiwa yang terjadi antara Filipus dengan sida-sida?
3. Tunjukkanlah sikap sida-sida terhadap injil yang dijelaskan
oleh Filipus?

7
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

7
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Perwujudan Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Kebenaran yang membarui
4. Bahan Bacaan : Yohanes 3 : 1 - 21
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan Ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami perwujudan Injil Yesus Kristus dalam kehidupan manusia

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan Latar Belakang Nikodemus.
2. Menjelaskan inti percakapan Yesus dengan Nikodemus.
3. Menunjukkan sikap yang baik setelah mendengar Firman Tuhan.

IV. URAIAN MATERI


Nikodemus adalah seorang Farisi dan pemimpin agama Yahudi,
anggota sanhedrin (Majelis Besar), ia juga seorang ahli Taurat.
Nikodemus adalah seorang yang tenang dan sangat hati-hati.
Bertolak dari latar belakangnya sebagai seorang sanhedrin dan
ahli taurat maka Nikodemus ingin mengetahui tentang Yesus. Olehnya
itu, Nikodemus menjumpai Yesus pada malam hari dan Yesus
menyambut Nikodemus lalu mereka bercakap-cakap.
Dalam perjumpaan itu, Nikodemus mengatakan bahwa tidak ada
seorang pun yang bisa melakukan tanda-tanda mujizat seperti yang
Yesus lakukan. Meresponi pernyataan Nikodemus ini, Yesus
mengatakan bahwa sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan
kembali ia tidak dapat melihat kerajaan Allah. Terhadap pernyatan
Yesus ini, Nikodemus kembali mempertanyakan tentang
“Bagaimanakah mungkin seseorang dilahirkan, kalau ia sudah
tua?” Yesus kemudian menerangkan apa artinya dilahirkan kembali,
yakni engkau harus dilahirkan dari air dan Roh yang bermakna
pertobatan. Pertobatan adalah berubah dari kehidupan lama (angkuh,
sombong, merasa diri benar dan lebih baik dari orang lain,
mementingkan diri sendiri) menjadi manusia baru (rendah hati, percaya
akan cinta kasih Allah, tidak mementingkan diri sendiri).

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Tanya Jawab Bervariasi
2. Langkah Kegiatan :

7
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Games
5. Doa Pembacaan (Mengambil Keputusan
dan Baca Alkita Menjadi Murid Yesus).
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi
(sesuai Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Yohanes 3 : 5b


Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari
air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam
Kerajaan Allah”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain

VI. EVALUASI
1. Sebutkanlah asal-usul Nikodemus?
2. Jelaskan inti percakapan Yesus dengan Nikodemus?
3. Tunjukkan sikap yang baik setelah mendengar Firman Tuhan?

7
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Perwujudan Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Kebenaran yang membebaskan
4. Bahan Bacaan : Yesaya 4 : 1 - 42
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan Ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami perwujudan Injil Yesus Kristus dalam kehidupan manusia

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan pandangan orang Yahudi terhadap orang Samaria
2. Menjelaskan peristiwa yang terjadi di sumur Yakub
3. Menjelaskan pengertian air hidup
2. Menunjukkan sikap perempuan Samaria

IV. URAIAN MATERI


Orang Samaria adalah juga keturunan Israel yang memisahkan
diri dari tubuh bangsa Israel akibat kecemaran Imam Eli pada jaman
Samuel. Mereka beribadah kepada Allah di dekat gunung Gerezim dan
menganggap diri mereka sebagai bangsa Israel yang hidupnya benar.
Pada Tahun 722 sM, mereka pernah dibuang keluar Palestina ketika ibu
kota Samaria jatuh ke tangan bangsa Asiria, namun 50 tahun kemudian
mereka kembali menduduki tanah air mereka. Sebaliknya, orang Yahudi
di Wilayah Yehuda menganggap orang Samaria sebagai keturunan dari
bangsa-bangsa yang oleh Asiria dimasukan ke wilayah Israel Utara
tersebut. Orang Samaria danggap sebagai yang tidak murni Israel oleh
orang Yahudi karena merupakan hasil kawin campuran. Berdasarkan
hal itu maka orang Yahudi menganggap ibadah orang Samaria itu
sebagai yang cemar serta orang Yahudi tidak mau bergaul dengan
orang Samaria.
Dalam perjalanan Yesus bersama para murid kira-kira pukul 12
siang, Yesus bertemu dengan perempuan Samaria di sumur Yakub,
sementara para murid pergi ke kota Skibar membeli bahan makanan. Di
sumur itu terjadilah dialog antara Yesus dan perempuan Samaria.
Yesus dilihat sebagai representasi orang Yahudi yang berbicara dengan
perempuan Samaria, sebab selama ini ada konflik internal antara orang
Yahudi dan Samaria sehingga Yesus berusaha menjembatani
pertentangan itu. Di sumur itu terjadilah dialog antara Yesus dan
perempuan Samaria.

Yesus : “Berilah Aku minum”.

7
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Perempuan Samaria : “Masakkan Engkau orang Yahudi minta minum


padaku orang Samaria?”
Yesus : Jika engkau tahu tentang kasih karunia Allah,
dan siapa Dia yang berkata kepadamu, maka
engkau akan mendapat air hidup.
Perempuan Samaria : Dimanakah Engkau memperoleh air hidup?
Adakah engkau lebih besar dari Bapa Yakub.
Yesus : Barang siapa minum air ini ia akan haus lagi,
tetapi barang siapa minum air yang kuberikan
kepadamu ia tidak akan haus untuk selama-
lamanya.
Perempuan Samaria : Tuhan, berilah aku minum air itu.

Air yang diberikan Yesus berarti hidup kekal (band. Yes 12:3). Itu
berarti orang yang menimbanya harus terus berhubungan dengan
sumbernya. Hubungan yang tidak baik dengan sumbernya akan menjadi
mata air yang kering (II Pet 2:17). Air hidup adalah Roh Kudus sendiri
(Yoh 7:38-39).
Perempuan Samaria itu makin yakin bahwa orang yang
bercakap- cakap dengannya adalah seorang Nabi besar. “Mari lihat!
Disana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang
tidak ku perbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?”. Orang-orang Samaria
itupun datang kepada Yesus dan Yesus menyambut mereka dengan
sukacita. Yesus mengajar tentang penabur dan penuai. Pengajaran
Yesus membuat mereka makin percaya bahwa Yesus adalah
Juruselamat, bukan saja dari perkataan perempuan itu tetapi mereka
sendiri mendengar dan melihatnya. Yesus adalah Juruselamat bukan
saja bagi orang Samaria tetapi bagi seluruh dunia. Demikian ungkapan
sukacita dari orang Samaria.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

7
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Sosio Drama
5. Doa Pembacaan 4. Menyanyi
dan Baca Alkitab 5. Doa Syukur
6. Penyajian Materi 6. Menyanyi
(sesuai Metode) 7. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Yohense 4 : 14


”Tetapi barangsiapa minum air yang akan
Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus
untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang
akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata
air di dalam dirinya, yang terus-menerus
memancar sampai kepada hidup yang kekal."
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pandangan orang Yahudi terhadap orang Samaria?
2. Jelaskan peristiwa yang terjadi di sumur Yakub?
3. Jelaskan pengertian air hidup?
4. Tunjukkanlah sikap perempuan Samaria itu setelah mendengar
penjelasan Yesus?

7
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Perwujudan Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Keadilan yang memulihkan
4. Bahan Bacaan : Lukas 19 : 1 - 10
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lama Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan Ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami perwujudan Injil Yesus Kristus dalam kehidupan manusia.

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan asal usul Zakheus.
2. Menceritakan perjumpaan Zakheus dengan Yesus.
3. Menjelaskan tindakan Zakheus setelah dipulihkan.

IV. URAIAN MATERI


Zakheus (nama itu adalah kata Yunani yang asalnya dari bahasa
Ibrani “Zakkai” artinya yang adil, yang suci). Zakheus adalah orang kaya
di kota Yerikho, pekerjaannya sebagai pemungut cukai.
Yerikho disebut juga Firdaus karena keindahannya. Iklimnya
sangat sejuk, sumber-sumber air cukup banyak. Pohon kurma yang
tidak sedikit jumlahnya, ditambah dengan bunga-bunga dari berbagai
warna, sehingga kota itu menjadi kota terindah di negeri Yudea.
Perdagangannya juga sangat ramai sehingga pemungut cukai,
termasuk Zakheus tergolong orang kaya di kota Yerikho.
Yesus masuk kota Yerikho dan Zakheus ingin melihatNya, sebab
ia telah banyak mendengar tentang Yesus. Tetapi karena orang nayak
mengerumuni Yesus, sehingga ia tidak dapat melihat karena ia pendek.
Zakheus memanjat pohon ara. Biasanya pohon ara rendah cabangnya,
lebar daunnya, memungkinkan Zakheus memanjat pohon itu.
Rombongan Yesus tiba dibawah pohon ara dan Yesus melihat ke atas.
Nampaklah seorang yang kecil ditengah-tengah daun-daun itu. Kata
Yesus “Zakheus segera turun, sebab hari ini Aku mau menumpang di
rumahmu”.
Zakheus menyambut Tuhan Yesus dengan penuh sukacita,
Zakheus ingin bertemu dengan Yesus karena Yesus memberikan
keselamatan. Walaupun pendek, tetapi kondisinya tidak membatalkan
dia bertemu dengan Yesus. Keinginan untuk mencari keselamatan itu
penting. Dalam perjumpaan dengan Yesus, terjadi perubahan di dalam
hidupnya. Zakheus mengembalikan hartanya kepada orang miskin yang
diambilnya dengan memeras akan dikembalikan empat kali lipat. Kata
Yesus “hari ini telah terjadi keselamatan pada rumah ini, karena
orang

7
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

ini anak Abraham, sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan
menyelamathan yang hidup”. Bukan hanya itu saja, Zakheus pun
menjual harta miliknya dan membagikannya kepada orang banyak.
Diluar orang Yahudi bersungut-sungut “Ia menumpang di rumah orang
berdosa”. Persungutan orang Yahudi ini terkait dengan
pandanganmereka bahwa pemungut cukai ini orang berdosa sebab
mereka menagih lebih dari yang ditetapkan bahkan menagih dengan
cara memeras sehingga mereka berlimpah harta. Namun meresponi
persungutan orang Yahudi itu, Yesus berkata: “Aku ini bukan datang
untuk mengadili, tetapi dimana saja orang haus akan hidup baru
dan mencari Allah dengan sungguh-sungguh Aku akan menolong dan
menyelamatkan dia”.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah Bervariasi
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Diskusi (dalam
5. Doa Pembacaan bentuk studi kasus).
dan Baca Alkitab 4. Menyanyi
6. Penyajian Materi 5. Doa Syukur
(sesuai Metode) 6. Menyanyi
7. Doa Persembahan 7. Berkat
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Amsal 5 : 20


”Celakalah mereka yang menganggap kejahatan
itu baik dan kebaikan itu jahat”.

4. Alat dan Sumber:


4.1. Alat : Klasikal dan Materi Diskusi yang disiapkan
Pengasuh terkait dengan tema keadilan yang
memulihkan.
4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain

7
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

VI. EVALUASI
1. Jelaskan asal-usul Zakheus?
2. Ceritakanlah perjumpaan Yesus dengan Zakheus?
3. Jelaskan tindakan Zakheus setelah dipulihkan?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Perwujudan Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Keadilan Terhadap Hak Anak
4. Bahan Bacaan : Markus 10 : 13 - 16
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PELAJARAN


Memahami Perwujudan Injil Yesus Kristus dalam Kehidupan Manusia

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan alasan orang membawa anak pada Yesus
2. Menjelaskan sikap para murid terhadap anak
3. Menjelaskan Sikap Yesus terhadap anak
2. Memberikan contoh hak anak dalam kehidupan sehari-hari

IV. URAIAN MATERI


Pernahkah anak-anak mau keibadah baik itu sekolah minggu
maupun TPI dilarang oleh mama atau papa (berikan kesempatan bagi
mereka menjawab). Dari jawaban anak-anak maka pengasuh
menjelaskan bahwa hal ini juga pernah dialami oleh anak-anak pada
zaman Yesus.
Sebagai orang Yahudi, Yesus tidak dapat terlepas begitu saja
yang dikatakan dalan PL dan tradisi keagamaan Yahudi yang
mengajarkan tentang anak. Namun dalam ajaran dan perbuatan Yesus,
bukan hanya tercermin unsur-unsur pemahaman keyahudian tentang
keadaan anak tetapi sekaligus nampak sesuatu yang baru. Anak dalam

8
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

masyarakat Yahudi memang diterima dan disambut sebagai berkat


(band. Maz 127:5-5). Malah mengandung dan melahirkan dilihat
sebagai bagian esensial dari pemenuhan janji Allah. Karena itu anak
sangat berharga dihadapan Allah sehingga orang membawa anak-anak
untuk datang kepada Yesus. Namun diluar konteks perjanjian Allah,
anak tidak punya arti apa-apa. Anak hanya dilihat sebagai obyek untuk
dididik dan didisiplinkan oleh orang dewasa. Karena itu kehadirannya
tidak membawa arti apa-apa.
Ketika orang banyak membawa anak-anak datang pada Yesus
supaya Yesus menjamah mereka, tetapi murid-muridnya memarahi
orang-orang itu. Para murid tidak mau anak-anak itu datang kepada
Yesus sebab bagi para murid anak-anak ini sangat merepotkan karena
itu perlu dididik dan didisiplinkan oleh orang dewasa. Jadi anak tidak
perlu dibawah pada Yesus. Sebenarnya sikap para murid ini melatar
belakangi pandangan Yahudi tentang anak. Anak bahkan perempuan
dipandang sebagai orang yang dinomorduakan bila dibandingkan
dengan laki-laki (budaya pathriakal). Karena itu, bagi para murid anak
harus berada dirumah saja dan tidak boleh mengikuti pertemuan-
pertemuan umum. Namun bagi Yesus anak mempunyai hak yang sama
dengan semua orang. Karena itu sikap Yesus berbeda dengan sikap
para murid. Yesus memarahi para murid serta berkata “Biarkan anak-
anak itu datang kepadaKu, Jangan menghalang-halangi mereka sebab
orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan sorga.
Sikap Yesus kepada anak-anak mau menunjukkan bahwa Yesus
mengkritisi pandangan orang Yahudi termasuk sikap para murid yang
melarang anak-anak-untuk datang kepada Yesus dengan cara Yesus
memeluk dan memberkati mereka. Yesus sangat memberi perhatian
kepada anak-anak (menyambut, memeluk, dan memberkati mereka)
tetapi Yesus juga menghargai dan menjadikan kahadiran mereka berarti
dalam hal mereka berperang dalam pengajaran Yesus. Hal ini jelas
ketika Yesus menegaskan pentingnya bersikap seperti anak kecil dalam
menyambut kerajaan Allah (Kerajaan Allah adalah kehidupan dimana
Allah ditaati sebagai yang memerintah, mengatur dan memimpin).
Dengan demikian orang yang dapat merasakan berlakunya
pemerintahan Allah, pengaturan dan pimpinan Allah adalah mereka
yang sangat mempercayai kasih Allah dan karena itu memberi diri untuk
ditolong, diatur dan dikuasai oleh Allah.
Dengan kata lain, mereka mempercayakan hidup sepenuhnya
kepada Allah. Dan sikap ini ditemukan pada anak-anak, yaitu Sikap
polos, selalu membuka diri untuk belajar, bergantung dan
berpengharapan pada orang lain. Anak tidak berdaya untuk menolong
hidupnya sendiri, anak membutuhkan orang-orang di sekitarnya (Orang
tua, guru, teman, lingkungan). Karena itu, anak punya hak untuk
melakukan segala aktivitas, hak untuk hidup, hak untuk bersekolah,
tetapi juga hak untuk

8
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

diperhatikan oleh orang tua..

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan Sharring Pengalaman di
dan Baca Alkitab antara anak-anak.
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi
(sesuai Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Markus 10 : l4b - 15


"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku,
jangan menghalang-halangi mereka, sebab
orang-orang yang seperti itulah yang
empunya Kerajaan Allah. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak
menyambut Kerajaan Allah seperti seorang
anak kecil, ia tidak akan masuk ke
dalamnya."
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia 2, tafsiran Alkitab Masa
Kini 3

VI. EVALUASI
1. Jelaskan alasan orang membawa anak pada Yesus?
2. Jelaskan sikap para murid terhadap anak?
3. Jelaskan sikap Yesus terhadap anak?
4. Berikan contoh hak anak dalam kehidupan sehari-hari?

8
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Perwujudan Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Keadilan bagi yang lemah
4. Bahan Bacaan : Roma 15 : 1 - 6
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami perwujudan Injil Yesus Kristus dalam kehidupan Manusia

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan perbedaan orang yang kuat dan orang yang lemah
menurut Paulus
2. Menjelaskan sikap orang yang kuat terhadap orang yang lemah
berdasarkan kesaksian Alkitab
3. Memberikan contoh sikap yang benar dari orang yang kuat terhadap
orang yang lemah dalam kehidupan sehari-hari

IV. URAIAN MATERI


Ketika paulus dalam melakukan perjalanan memberitakan injil,
banyak hal yang dilakukan yaitu baik menjelaskan tentang injil maupun
memberikan nasehat-nasehat kepada jemaat-jemaat yang di
kunjunginya. Salah satu hal yang dilihat yaitu ketika Paulus berada di
Roma. Di Roma Paulus memperingatkan kebodohan perpecahan dan
menasehatkan agar dalam gereja di Roma ada kesatuan, teristimewa
dalam hal kebebasan orang kristen serta hak orang non Yahudi.
Perbedaan-perbedaan yang kelihatan menurut Paulus adalah
orang yang kuat dan orang yang lemah.

ORANG KUAT ORANG LEMAH


1. Mempunyai jabatan dalam 1. Tidak mempunyai jabatan
gereja (Penatua dan dalam gereja (rakyat
Diaken). jelata).
2. Kemampuan 2. Tidak mempunyai
kesusilaannya (Moral) kemampuan kesusilaan
sangat tinggi. (Moralnya jelek).

Dari perbedaan di atas maka sikap orang kuat terhadap orang lemah,

8
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

antara lain:
1. Menanggung kelemahan orang lemah (Membantu dan bertanggung
jawab sebagai Pelayan Gereja).
2. Menolong, menghibur dan membela.
3. Mengasihi Kepedulian terhadap kepentingan sesama yang lemah.
Berdasarkan Anjuran Paulus bagi jemaat di Roma, maka anak-anak pun
diharapkan menunjukkan sikap yang benar sebagai orang kuat terhadap
orang yang lemah dalam kehidupan sehari-hari, yakni saling membantu
dan saling mengasihi. Jika ada teman yang tidak punya buku/pena,
yang berkelebihan harus membantu dan menolong teman tersebut,
ataupun bagaimana para pelayan gereja bersikap terhadap orang-orang
yang malas beribadah, suka berjudi, minum minuman keras
bahkan bagi anak-anakpun kita harus bisa menganjurkan kepada
teman-teman yang malas ke SM-TPI sehingga mereka bisa berubah.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Pelayanan
5. Doa Pembacaan kepada anak jatim piatu
dan Baca Alkitab 4. Menyanyi
6. Penyajian Materi 5. Doa Syukur
(sesuai Metode) 6. Menyanyi
7. Doa Persembahan 7. Berkat
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Galatia 6 : 10


”Karena itu, selama masih ada kesempatan
bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada
semua orang, tetapi terutama kepada
kawan-kawan kita seiman”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.

8
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia 2, Tafsiran Kitab


Roma, Sejarah kerajaan Allah 2.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan perbedaan orang yang kuat dan lemah menurut Paulus?
2. Jelaskan relasi-relasi orang yang kuat dan yang lemah berdasarkan
iman kristen?
3. Berikanlah sikap yang benar dari orang yang kuat kepada orang
yang lemah dalam kehidupan sehari-hari?

8
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Perwujudan Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Kedamaian Dalam Pujian
4. Bahan Bacaan : Kisah Para Rasul 16 : 19 - 40
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45-60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami perwujudan Injil Yesus Kristus dalam kehidupan Manusia

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan alasan Paulus dan Silas berada dalam penjara.
2. Menjelaskan kegiatan Paulus dan Silas didalam penjara.
3. Menceritakan peristiwa yang terjadi ketika Paulus dan Silas
berdoa dan menyanyikan puji-pujian.
4. Menjelaskan perbedaan sikap Paulus dan Silas dengan
kepala penjara.
5. Menentukan sikap yang tepat didalam menghadapi masalah.

IV. URAIAN MATERI


Ketika Rasul Paulus dalam perjalanannya memberitakan injil dari
kota ke kota, banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh
Paulus silih berganti. Tetapi semua hal itu bukanlah hal baru bagi
Paulus. Ketika Paulus berada di Filipi bersama dengan Silas yang
merupakan teman seperjalannya, mereka bertemu dengan seorang
hamba perempuan yang mempunyai Roh Petenung (sebutan kepada
naga). Perempuan ini diperalat agar tuannya mendapat penghasilan
yang banyak. Ketika Paulus mendengarkan hal tersebut, langsung
Paulus berpaling dan berteriak kepada roh tenung yang tinggal di dalam
perempuan itu "Demi Nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar
dari perempuan ini". Dan dengan seketika roh itu tidak berdaya lagi.
Orang-orang yang empunya hamba itu tidak setuju dengan cara Paulus.
Akhirnya karena pemberitaan injil maka Paulus dan Silas dicambuk
serta dipukuli sampai berlumuran darah dan mereka dipenjarakan.
Di dalam penjara paulus dan Silas terus berdoa dan
menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan. Penjagaan dipenjara itu sangat
ketet. Tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan Paulus dan
Silas.
Melalui kekuatan doa dan puji-pujian Paulus dan Silas kepada
Allah maka Allah berkenan menyatakan kuasanya untuk membebaskan
Paulus dan Silas melalui peristiwa yang terjadi pada malam hari, yaitu
terjadinya gempa bumi yang sangat dahsyat, sehingga

8
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

menggoncangkan bangunan penjara. Sendi-sendi penjara dan belenggu


rantai yang mengukat Paulus dan silas terlepas, serta pintu-piatu
penjara terbuka. Kepala penjara yang melihat tersebut sangat takut
sehingga ia mengambil pedangnya dan hendak membunuh diri.
Ketika kepala penjara itu hendak membunuh dirinya Paulus
mencegahnya dengan cara Paulus berteriak kepada kepala penjara itu
"Jangan celakakan dirimu, sebab karni semua masih ada disini". Paulus
juga membebaskan kepala penjara itu dari rasa takurnya.
Kepala penjara itu tercengang dan bertanya kepada Paulus apa
yang harus ia lakukan supaya ia dan seisi rumahnya beroleh
keselamatan? Maka dengan lantang Paulus katakan "Percayalah
kepada Tuhan Yesus Kristus maka engkau dan seisi keluargamu akan
selamat". Pernyatan Paulus diresponi oleh kepala penjara dan seisi
keluarganya dengan keterbukaan hati. Mereka memberikan diri untuk
dibaptis.
Dari gambaran peristiwa diatas, dapat ditarik perbedaan bahwa
sikap Paulus dan Silas dan kepala penjara seperti yang tertera di bawah
ini:

Paulus dan Silas Kepala Penjara


1. Tidak putus asa 1. Takut
2. Memiliki iman yang 2. Kurang percaya diri
teguh 3. Cepat mengambil jalan pintas
3. Tenang dan tidak takut 4. Tidak bertanggung jawab

Belajar dari sikap yang telah dilakukan oleh Paulus dan Silas
terhadap Kepala Penjara, maka sebagai anak-anak Tuhan kita dituntut
untuk mampu mengendalikan diri, mampu menumbuhkan kepercayaan
diri, teguh dalam iman, tekun dalam doa dan hidup dalam puji-pujian.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bervariasi (Cerita & Tanya Jawab)
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

8
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: MALAM IDOLA
5. Doa Pembacaan (Iman, Doa dan Lagu)
dan Baca Alkitab 4. Menyanyi
6. Penyajian Materi 5. Doa Syukur
(sesuai Metode) 6. Menyanyi
7. Doa Persembahan 7. Berkat
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Kisah Para Rasul 16 : 31


Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan
Yesus Kristus dan engkau akan selamat,
engkau dan seisi rumahmu”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia 2, Sejarah kerajaan Allah 2.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan alasan Paulus dan Silas berada dalam penjara?
2. Jelaskan kegiatan Paulus dan Silas didalam penjara?
3. Ceritakan peristiwa yang terjadi ketika Paulus dan Silas berdoa dan
menyanyikan puji-pujian?
4. Jelaskan perbedaan sikap Paulus dan Silas dengan kepala penjara?
5. Tentukan sikap yang tepat didalam menghadapi masalah?

8
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Perwujudan Injil Yesus Kristus
3. Sub Pokok Bahasan : Pengampunan yang Memulihkan
4. Bahan Bacaan : Lukas 15 : 11 - 32
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami perwujudan Injil Yesus Kristus dalam kehidupan Manusia

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan arti perumpamaan Anak yang Hilang
2. Menceritakan kembali perumpamaan Anak yang Hilang.
3. Menjelaskan proses pengampunan yang memulihkan.
4. Menjelaskan dampak dari pengampunan.

IV. URAIAN MATERI


Pengampunan Yang Memulihkan
Narator : Disebuah desa hiduplah seorang Bapak
yang kaya raya bersama dua orang anaknya.
Suatu ketika berkatalah anak yang bungsu
kepada bapaknya.
Anak Bungsu : Bapa.... Beta mau minta Beta pung bagian harta dolo.....
Bapak : He... anak... ose mau ambe bagian harta par apa.!!!!!
Anak Bungsu : Bapa e...e... Beta mau pi ronda ka kota skalian buka
usaha di sana.....
Narator : akhirnya bapak yang kaya raya itu pun membagi-
bagikan harta kekayaannya kepada anak-anaknya.
Setelah si Bungsu mendapat bagiannya, ia pun pergi
ke kota tujuannya. Ternyata di kota dia tidak
berusaha
tetapi dia mulai berfoya-foya dan menghambur-
hamburkan uangnya bersama teman-temannya.
Anak Bungsu : He.... tamang-tamang... dong ada biking apa Mari
batamang beta do....
Tamang - : Katong mau pi mana???? Mau pi makan???
Tapi Tamang ale bayar tamang boleh.....
Narator : Mereka pun pergi dan mulai menghabur-hamburkan
uangnya. Sampai suatu ketika si Bungsu tidak
mempunyai uang lagi, ia jatuh miskin, dan teman-
temannya pun pergi meninggalkan dia. Tak ada yang
mau menolong dia. Sampai akhirnya dia minta bekerja
pada seorang peternak Babi.

8
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Anak Bungsu : Bapa... tolong Beta jua, beta kerja par bapa jua yang
penting beta bisa makan...
Peternak Babi :Baiklah, kalau se mau kerja beta pung kabong ada di
sebelah gunung sana jadi ale tolong jaga beta pung
babi jua.
Narator : Demikianlah si bungsu pergi dan menjaga babi si
peternak itu. hari demi hari terus berlalu... si Bungsu
dengan setia terus menjaga babi. Sehingga pada
suatu ketika ia merasa kelaparan dan tidak ada apa-
apa yang harus dimakan hanya ada ampas-ampas
makanan babi.... namun tidak seorang pun yang
memberikan kepadanya Ia pun sadar akan keadaanya.
si Bungsu
lalu teringat kepada Bapaknya. Ia pun tergerak hati
untuk pulang kepada bapaknya.
Si Bungsu : (sambil merenung si bungsu pun berbicara sendiri)
lebih baik beta pulang ka beta bapa jua kaapa e....
Cuma.... apa beta pung bapa bisa terima beta lai ka
seng...tapi..seng apa-apa jua... beta pulang saja dari
pada beta mati lapar di sini... kalau Bapa seng mau
tarima beta... seng apa-apa jua, biar beta jadi bapa
pung orang karja.
Narator : akhirnya si Bungsu pun pulang ke rumah Bapaknya.
Setibanya di sana ....
Si Bungsu : Bapa e....e..... beta minta ampong jua... beta su
salahgunakan bapa pung pemberian biar beta jadi
Bapa pung orang karja jua.
Narator : Di luar dugaannya ia disambut dengan sukacita oleh
bapanya. Ternyata Bapak menerimanya dan mau
mengampuninya. Maka Bapaknya membuat pesta
yang meria, bahkan si Bungsu diberikan pakaian yang
bagus. Dalam suasana pesta yang meriah.. tiba-tiba
datanglah Si Sulung ias pun bertanya kepada salah
satu pekerja Bapaknya
Si sulung : Ada apa di rumah Bapak.... kok ramai sekali??? (si
Sulung bertanya kepada salah seorang Pekerja karena
tidak mau masuk ke rumahnya)
Pekerja : Bapak ada buat pesta karena si bungsu sudah
kembali Narator : Si Sulung pun marah dan memanggil Bapaknya
Si Sulung : Bapa Kanapa Bapa biking Pesta basar par si Bungsu
sedangkan par beta saja Bapak seng parna biking
pada hal beta yang jaga lia-lia Bapak
Narator : Bapak pung berkata kepada si Sulung katanya.....
Bapak : Anak e , ose selalu bersama-sama dengan beta dan
samua yang ada ini, su jadi ose pung milik.

9
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Narator : Dengan demikianlah si bapak berbicara kepada


anaknya yang sulung.

Nah Adik-adik, dari kisah ini kita diajak untuk mencontohi si


bungsu tadi yang mana sebagai Manusia kita banyak melakukan
kesalahan, tetapi Allah tetap mengasihi dan mencintai asalkan kita mau
bertobat dan menyadari semua kesalahan kita. Dengan demikian, arti
perumpamaan anak yang hilang adalah Allah selalu mengampuni orang
yang berdosa yang mau bertobat dan berbalik.
Inilah proses pengampunan yang memulihkan. Sikap bapak yang
mengampuni walaupun anak itu sudah melakukan banyak kesalahan
namun Bapaknya masih mau memaafkan dan mau menerimanya
kembali, merangkul, serta mencurahkan kepada anak itu kasih sayang.
Sedangkan sikap anak yang menyadari kesalahannya, serta bertobat
dan meminta maaf kepada Bapanya, merupakan sikap terpuji.
Dengan demikian dampak pengampunan yaitu manusia itu
diangkat dari keterpurukan hidup dan diselamatkan, serta mengalami
kehidupan yang baru. Oleh sebab itu, sebagai seorang anak tanggung
harus menghormati dan menghargai orang tua, kakak, adik (orang yang
lebih tua) dan harus selalu memberi maaf jika ada orang yang berbuat
kesalahan. Karena Tuhan akan selalu menyertai dan memberkatimu.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Cerita dan Tanya Jawab
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Diskusi
5. Doa Pembacaan 4. Menyanyi
dan Baca Alkitab 5. Doa Syukur
6. Penyajian Materi 6. Menyanyi
(sesuai Metode) 7. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Lukas 15 : 21


”Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah

9
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku


tidak layak lagi disebutkan anak bapa”.
4. Alat dan Sumber
:
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab, sejarah Kerajaan Allah 2, Tafsiran
Alkitab Masa Kini 3.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan arti perumpamaan Anak yang Hilang?
2. Ceritakan kembali perumpamaan Anak yang Hilang?
3. Jelaskan proses pengampunan yang memulihkan?
4. Jelaskan dampak dari pengampunan?

9
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : Hubungan Oikumenis Gereja-gereja di
Indonesia
3. Sub Pokok Bahasan : PGI
4. Bahan Bacaan : Yohanes 17 : 1 - 26
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit.
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Hubungan Oikumenis Gereja-gereja Di Indonesia

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan pengertian PGI
2. Menjelaskan latar belakang berdirinya PGI
3. Menjelaskan perkembangan PGI sampai saat ini
4. Menyebutkan Gereja-gereja anggota PGI

IV. URAIAN MATERl


PGI adalah Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia. Berdiri pada
25 Mei 1950. Tujuan dibentuknya PGI adalah: Mewujudkan Gereja
Kristen Yang Esa di Indonesia.

Latar belakang berdinya PGI:


Pada tanggal 6-13 November 1949 diadakan "Konferensi
Persiapan Dewan Gereja-gereja Indonesia", seperti diketahui Perang
Dunia II telah diupayakan mendirikan suatu Dewan yang membawahi
pekerjaan dan zending; namun karena pecahnya PD-II berdirilah 3 buah
Dewan Daerah yaitu "Dewan Permusyawaratan Gereja-gereja di
Indonesia", berpusat di Yogyakarta (Mei 1946); "'Majelis Usaha
Bersama Gereja-gereja di Indonesia bagian Timur", berpusat di
Makassar (Maret 1947) dan "Majelis Gereja-gereja bagian Sumatera"
(awal tahun 1949) di Medan. Ketiga Dewan ini didirikan dengan maksud
membentuk satu Dewan Gereja-gereja di Indonesia yang meiingkupi
ketiga dewan tersebut.
Pada tanggal 21-28 Mei 1950, diadakan Konfercnsi Pembentukan
Dewan Gereja-gereja di Indonesia, bertempat di Sekolah Tinggi
Theologi (sekarang STT Jakarta). Hadir dalam konferensi tersebut
adalah HKBP, GBKP, Gereja Methodis Sumatera, BNKP, HKI, Gereja
Dajak Evangelis, GPIB, GPI, Gereja Gerefonneed, Gereja Pasundan,
Patunggilan Pasamuan Kristen Sekitar Muria, Gereja Kristen Jawa
Tengah, Gereja Kristen Jawa Tengah Utara, Tionghoa Kie Tok Kauw
Hwee/Khoe Hwee Jawa Timur, Gereja Kristen Protestan Bali, Gereja
Kristen Sumba, Gereja

9
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Kristen Maluku (sekarang GPM).


Salah satu agenda dalam Konferensi tersebut adalah pembahasan
tentang Anggaran Dasar PGI. Pada tanggal 25 Mei, Anggaran Dasar
PGI disetujui oleh peserta konferensi dan tanggal tersebut ditetapkan
sebagai tanggal berdirinya Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI)
dalam sebuah manifest pembentukan DGI.
Dalam perjalanan sejarahnya pada Sidang Raya X di Ambon
tahun 1984 nama DGI diubah menjadi PGI. Pergantian nama itu
mengandung pembahan makna. Persekutuan adalah bahasa/istilah
Alkitab yang menyentuh segi eksistensial, intemal dan spiritual dari
kebersamaan umat kristiani. Kata persekutuan lebih niengedepankan
keterlibatan lahir dan batin antargereja anggota.
Kemudian PGI dalam perkembangannya hingga sekarang
memiliki 82 anggota gereja, yaitu:
1. Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), 2. Banua Niha Keriso
Protestan (BNKP), 3. Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), 4. Gereja
Methodist Indonesia (GMI), 5. Gereja Kalimantan Evangelis (GKE), 6.
Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST), 7. Gereja Masehi Injili
Minahasa (GMIM), 8. Gereja Masehi InJili Bolaang Mongondow
(GMIBM), 9. Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), 10.Gereja
Toraja, ll.Gereja Toraja Mamasa, 12. Gereja Kristen Sulawesi Selatan
(GKSS),
13. Gereja Protestan di Sulawesi Tenggara (GEPSULTRA), 14. Gereja
Masehi Injili Halmahera (GMIH), 15. Gereja Protestan Maluku (GPM),
16. GKI di Tanah Papua, 17. Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), 18.
Gereja Kristen Sumba (GKS), 19-Gereja Kristen Protestan di Bali
(GKPB), 20. Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), 21. Gereja Kristen
Indonesia (GKI),
22. Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ), 23. Gereja Kristen Jawa (GKJ),
24.Gereja Kristen Pasundan (GKP), 25. Gereja Kristus, 26. Gereja
Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), 27. Gereja Protestan di
Indonesia (GPI), 28. Gereja Isa Almasih (GIA), 29. Gereja Kristen Muria
Indonesia (GKMI), 30. Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS),
31.Gereja Kristen Pemancar Injil (GKPI), 32. Gereja Bethel Injil
Sepenuh (GBIS), 33. Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), 34.
Huria Kristen Indonesia (HKI),35. Gereja Kristen Luwuk Banggai
(GKLB), 36. Gereja Kristus Tuhan (GKT), 37. Gereja Protestan
Indonesia Donggala (GPID),
38. Gereja Punguan Kristen Batak (GPKB), 39.Gereja Protestan
Indonesia Gorontalo (GPIG), 40. Gereja Kristen Jawa Tengah Utara
(GKJTU), 41. Gereja Kristen Kalimantan Barat (GKKB), 42. Gereja
Gerakan pantekosta (GGP), 43. Gereja Kristen Protestan Indonesia
(GKPI),44.Gereja Protestan di Buol Toli-toli (GPIBT), 45. Gereja Kristen
Protestan Mentawai (GKPM), 46. Gercja Kristen Indonesia di Sumut
(GKIS), 47. Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA), 48. Kerapatan
Gereja Protestan Minahasa (KGPM), 49. Gereja Mission Batak (GMB),

9
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12
50. Gereja Angowuloa Masehi Indonesia (Gereja AMIN), 51. Gercja

9
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Kristen Anugerah (GKA), 52. Gereja Protestan Indonesia Luwu (GPIL),


53. Gereja Kebangunan Kalam Allah (GKKA), 54.Gereja Kristen Kalam
Kudus (GKKK), 55.0rahua Niha Keriso Protestan (ONKP), 56. Gereja
Sumatera Bagian Selatan (GKSBS), 57.Gereja Protestan Kalimantan
Barat (GPKB Pontianak), 58. Gereja Bethel Indonesia (GBI), 59. Gereja
Kristen Injili Indonesia (GKII), 60. Gereja Masehi Injili Indonesia
(GEMINDO), 61. Gereja Kristen Injili di Indonesia (GEKISIA), 62.
Gereja Kristen Luther Indonesia (GKLI), 63. Gereja Protestan
Persekutuan (GPP), 64. Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI), 65.
Gereja Tuhan di Indonesia (Gtdl), 66. Gereja Kristen hidonesia di
Sulawesi Selatan (GKI Sulsel), 67. Gereja Kristen Perjanjian Baru, 68.
Gereja Angowuloa Fa Awosa Kho Yesus (AFY), 69. Gereja Rehoboth,
70. Gereja Protestan Indonesia di Papua, 71. Gereja Kristen Protestan
Pak Pak Dairi (GKPPD),
72. Gereja Keesaan Injili Indonesia (GEKINDO), 73. Gereja Masehi
Protestan Umum (GMPU), 74. Gereja Kristen Sulawesi Barat (GKSB),
75. Gereja Kristen Oikumene di Indonesia (GKO), 76. Gereja Sahabat
Indonesia (GSI), 77. Gereja Utusan Pantekosta di Indonesia (GUPDI),
78.GPI di Banggai Kepulauan (GPIBK), 79. Gereja Masehi Injili di
Talaud (GERMITA), 80. Gereja Kristen Abdiel, 81. Gereja Kristus
Rahmani Indonesia (GKRI), 82.Gereja Sidang-sidang Jemaat Allah
(GSSAJ).

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Cerita Bervariasi
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab

4. Pembagian Jenjang 1. Aktivitas: Cerdas Cermat


5. Doa Pembacaan 2. Menyanyi
dan Baca Alkitab 3. Doa Syukur
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi
(sesuai Metode) 5. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

9
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

3. Ayat Hafalan : Yohanes 17 : 21


“Supaya mereka semua menjadi satu, sama
seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan
Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di
dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Spidol. Kapur, Papan Tulis/White Board,
lembaran soal cerdas cermat.
4.2. Sumber : Alkitab dan Buku-buku lainnya

VI. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian PGI?
2. Jelaskan latar belakang berdirinya PGI?
3. Jelaskan perkembangan PGI sampai saat ini?
4. Sebutkan Gereja-gereja anggota PGI?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : Gereja
2. Pokok Bahasan : Hubungan Oikumenis Gereja-gereja di
Indonesia
3. Sub Pokok Bahasan : PGIW Maluku
4. Bahan Bacaan : Efesus 4 : 1 - 4
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit.
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Hubungan Oikumenis Gereja-gereja Di Indonesia

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan pengertian PGIW Maluku
2. Menjelaskan sejarah berdirinya PGIW Maluku
3. Menjelaskan perkembangan PGIW Maluku sejak terbentuk sampai
saat ini
4. Menyebutkan Gereja-gereja anggota PGIW Maluku

IV. URAIAN MATERl


Secara historis setelah sidang raya DGI ke X di Ambon pada
tahun 1984, nama DGW atau PGW diubah menjadi PGI Wilayah

9
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

(Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah). PGI Wilayah adalah


persekutuan Gereja yang dibentuk dan didukung oleh Gereja-gereja dan
atau jemaat-jemaat lain yang berada di Wilayah tersebut dan disahkan
oleh MPL PGI dalam rangka perwujudan keesaan gereja di Indonesia.
Tata kerja PGI-Wilayah tidak boleh bertentangan dengan dengan tata
dasar PGI.
Fungsi PGI-Wilayah adalah untuk membicarakan, menggumuli
dan mewujudkan kehadiran bersama gereja-gereja di satu wilayah.
Menggalang kebersamaan gereja-gereja di wilayah melalui kegiatan-
kegiatan bersama, dan membantu gereja-gereja untuk
memikirkan/mengusahakan kebutuhan-kebutuhannya. Melaksanakan
keputusan SR/MPL PGI dengan menjabarkan ke dalam bentuk-bentuk
kegiatan bersama, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan wilayah yang
bersangkutan. Wakil PGI-Wilayah hadir dalam SR dan Sidang MPL-PGI
sebagai mitra.
Sejalan dengan itu pada tanggal 3 Februari 1967 di Maluku pun
membentuk PGIW Maluku, dengan maksud yang sama yakni
menggumuli dan mewujudkan kehadiran bersama gereja-gereja di satu
wilayah serta bertugas menggalang kebersamaan.
Dengan demikian PGIW Maluku dalam perkembangannya telah
banyak berorientasi membantu gereja-gereja untuk memikirkan dan
mengusahakan berbagai kebutuhan gereja-gereja anggotanya,
sehingga terciptalah kebersamaan dalam berbagai denominasi Gereja.
Sejak terbentuknya PGIW Maluku sampai sekarang telah
menunjukkan perkembangannya dengan terus bertambah keanggotaan
gereja menjadi dua belas gereja di dalamnya. Adapun gereja-gereja
angora PGIW Maluku antara lain sebagai berikut:
1. GPM
2. GBI
3. GBIS
4. Gereja Bala Keselamatan
5. GKKK
6. GKPB (Gereja Kristen Perjanjian Baru)
7. GP Pusat Surabaya
8. Gereja Tuhan Di Indonesia
9. Gereja Kristen Protestan Injil Indonesia
(GKPII) 10.GEKARI (Gereja KAsih Karunia
Indonesia) 11.Gereja Sidang Jemaat Allah
12.Gereja Suara Ketebusan.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Cerita Bervariasi
2. Langkah Kegiatan :

9
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan - Cerdas Cermat
dan Baca Alkitab - Koinonia
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi
(sesuai Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Efesus 4 : 2 - 3


“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah
lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu
dalam hal saling membantu. Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai
sejahtera”.

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Spidol. Kapur, Papan Tulis/White Board,
lembaran soal cerdas cermat.
4.2. Sumber : Alkitab dan buku-buku lainnya.

VI. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian PGIW Maluku?
2. Jelaskan sejarah berdirinya PGIW Maluku?
3. Jelaskan perkembangan PGIW Maluku sejak terbentuk sampai saat
ini?
4. Sebutkan Gereja-gereja anggota PGIW Maluku?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : Hubungan Oikumenis Gereja-gereja
di

9
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Indonesia
3. Sub Pokok Bahasan : Denominasi Gereja (non PGI)
4. Bahan Bacaan : I Korintus 12:21-27
5. Jenjang/Semester : AT II/1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45-60 menit.
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Hubungan Oikumenis Gereja-gereja Di Indonesia

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan pengertian Denominasi
2. Menyebutkan nama anggota Gereja-gereja denominasi (non PGI)
3. Menjelaskan bentuk-bentuk hubungan Oikumenis antara gereja-
gereja anggota PGI dan Non PGI

IV. URAIAN MATERl


Denominasi (Inggeris: denomination; satuan,
kaum/umat/sekte/golongan agama). Berdasarkan pengertian di atas,
denominasi memiliki pengertian golongan agama atau umat beragama.
Kata denominasi terkait dengan munculnya gerakan oikumene yang
tidak dapat dilepaskan dari keberadaan gereja-gereja yang hidup
terpisah dan terpecah belah. Fakta historis membuktikan, bahwa gejala-
gejala perpecahan pada dasamya sudah dimulai sejak gereja mulai
berkembang pada hari Pentakosta: diantara orang-orang Kristen Yahudi
berbahasa Yunani dan orang Yahudi berbahasa Ibrani (Kis.6:l), diantara
pengikut-pengikut Apolos, Paulus dan Kefas (1 Kor 3) atau diantara
orang-orang Kristen asal Yahudi dengan yang non-Yahudi (Rml4 dan
15). Bentuk-bentuk hubungan oikumenis antara gereja-gereja anggota
PGI, bukan hanya dalaro bentuk ibadah, merayakan secara bersama-
sama Perayaan Hari-hari raya Gerejawi, melamkan periunya
pengembangan sikap inklusif menjadi sikap pluralis dialogal dalam
membangun hubungan antargereja dan mengarah kepada hubungan
antar agama. Perlu saling mengenal dan saling menghargai ditumbuh-
kembangkan dalam kerjasama untuk kemanusiaan. Terkait dengan itu,
tantangan-tantangan kemanusiaan mesti menjadi perhatian seperti
kemiskinan dan kekerasan yang masih mewamai hubungan antargereja
maupun antaragama. Kemiskinan tidak saja karena kemalasan
masyarakat melainkan akibat ketidakadilan. Kekerasan dalam
masyarakat secara umum juga kekerasan dalam keluarga. Penindasan
dalam berbagai bentuk, yang nyata maupun tersembunyi merupakan
pelanggaran HAM yang belum tertangani dengan baik. Berbicara
tentang keesaan gereja berarti mesti menyentuh pemulihan hubungan-
hubmigan dalam masyarakat dimana keadilan dan penegakan hak-hak

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

asazi manusia mempakan masalah pokoki yang mesti diperhatikan.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Cerita Bervariasi
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan - Jumpa Tokoh Gereja
dan Baca Alkitab dari Anggota PGI dan
6. Penyajian Materi non PGI untuk sharring
(sesuai Metode) seputar hubungan
7. Doa Persembahan oikumenis antar gereja.
8. Menyanyi (Persembahan) - Cerdas Cermat
9. Doa Syafaat 4. Menyanyi
10. Menyanyi 5. Doa Syukur
11. Berkat 6. Menyanyi
7. Berkat

3. Ayat Hafalan : I Korintus 12:26-27


Karena itu jika satu anggota menderita,
semua anggota turut menderita; jika satu
anggota dihormati, semua anggota turut
bersukacita.
Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu
masing-masing adalah anggotanya.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal dan Daftar pertanyaan menyangkut
hubungan oikumenis gereja PGI dan non PGI
serta lembaran soal cerdas cermat jika memilih
aktivitas cerdas cermat..
4.2. Sumber : Alkitab dan buku-buku lainnya.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian Denominasi?
2. Sebutkan nama anggota Gereja-gereja denominasi (non PGI)?
3. Jelaskan bentuk-bentuk hubungan Oikumenis antara gereja-gereja
anggota PGI dan Non PGI?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. ProgramSajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : Dunia Kita
3. Sub Pokok Bahasan : Dunia yang Didiami
4. Bahan Bacaan : Kejadian 1 : 28
5. Jenjang / Semester : AT II / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Dunia Sebagai Tempat Beraktivitas

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan dunia ciptaan Allah sebagai Ekosistem
2. Menjelaskan fungsi dua kelompok organisme (Makluk Hidup) hasil
ciptaan Allah bagi Manusia
3. Menyebutkan contoh sikap hidup yang baik untuk menjaga,
mengolah dan melestarikan hasil ciptaan Allah

IV. URAIAN MATERI


Dunia yang diciptakan Allah adalah tempat hidup dan berdiam
mahkluk-mahkluk ciptaan Allah seperti hewan(di laut dan di darat)
Tumbuh-tumbuhan, dan manusia dimana ada hubungan timbal balik
antara satu dengan lainnya (manusia-hewan-tumbuhan) dengan
lingkungan alam tempat dimana mahkluk itu hidup. Dengan demikian
ada ketergantungan antara satu dengan yang lain baik manusia, hewan
dan tumbuh-tumbuhan maupun dengan lingkungannya sebagai satu
ekosistem.
Dalam upaya membangun ekosistem yang baik, maka manusia
membutuhkan makluk hidup lainnya yakni tumbuh-tumbuhan dan
hewan yang memiliki fungsi dan peran masing-masing guna menunjang
ekosistem yang berlangsung. Tumbuh-tumbuhan mempunyai fungsi
sebagai sumber makanan, obat-obatan dan bahan baku dalam
membangun rumah. Sedangkan hewan fungsinya sebagai sarana
transportasi tradisional, membantu meringankan beban pekerjaan di
sawah, kulit hewan dapat diolah menjadi sepatu, tas, dll, juga dapat
dijadikan bahan makanan seperti daging, telur selain itu dapat dijadikan
bahan obat (contoh minyak ikan paus).
Karena pentingnya maka kita harus menjaga, mengolah dan
melestarikan segala hasil ciptaan Allah yang ada di sekitar kita sesuai
yang difirmankan Allah (Kej.1:28).

Dan karena itu sikap yang baik yang mesti dinampakan ialah:
- Tidak menebang hutan sembarangan

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

- Tidak melakukan perburuan liar


- Menjaga hutan lindung
- Melakukan peramajaan hutan

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Cerita Bervariasi
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan - (Pemeliharaan Alam dan
dan Baca Alkitab Isisnya) Menjaga, meng-
6. Penyajian Materi olah dan melestarikan
(sesuai Metode) segala hasil ciptaan
7. Doa Persembahan Allah yang ada di sekitar
8. Menyanyi (Persembahan) kita sesuai yang
9. Doa Syafaat difirmankan Allah
10. Menyanyi (Kej.1:28)
11. Berkat - Diskusi / tanya jawab
4. Menyanyi
5. Doa Syukur
6. Menyanyi
7. Berkat

3. Ayat Hafalan : Kejadian 1:28


Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman
kepada mereka: "Beranak-cuculah dan bertambah
banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-
burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi."
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab dan buku-buku lainnya.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan dunia ciptaan Allah sebagai Ekosistem ?
2. Jelaskan fungsi dua kelompok organism (Makluk Hidup) hasil
ciptaan Allah bagi Manusia?
3. Sebutkan contoh sikap hidup yang baik untuk menjaga, mengolah

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

dan melestarikan hasil ciptaan Allah?

I. BAHAN PELAJARAN
1. ProgramSajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : Dunia Kita
3. Sub Pokok Bahasan : Dunia Sebagai Tempat Beraktivitas
4. Bahan Bacaan : Kejadian 2 : 15
5. Jenjang / Semester : AT 2 / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Dunia Sebagai Tempat Beraktivitas

III. TUJUAN KHUISUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan dunia ciptaan Allah sebagai tempat beraktivitas
2. Menyebutkan tiga sektor di bidang ekonomi yang umumnya ditekuni
masyarakat Maluku
3. Memberikan contoh sikap hidup yang baik untuk memelihara laut
sebagai salah satu sumber ekonomi
4. Menyebutkan contoh sikap hidup yang baik sebagai
respons/jawaban atas berkat Tuhan yang diterima

IV. URAIAN MATERI


Sepanjang ada makluk hidup di dunia ini, sepanjang itu pula
ada aktivitas yang berlangsung sebab itu pertanda ada hidup. Tentu
aktivitas itu tergantung dari ketrampilan dan kemampuan yang
dimiliki oleh yang beraktivitas (manusia). Entah itu di darat atau pun
di laut bahkan di udara.
Tiga sektor yang berhubungan dengan aktivitas manusia di
bidang ekonomi yang juga kita jumpai dalam kehidupan masyarakat
Maluku adalah:

- Sektor Perikanan
- Sektor Pertanian
- Sektor Perdagangan
Hal ini terjadi justru Maluku secara geografis memiliki wilayah agraris
yang subur tapi juga potensi laut yang kaya yang member jaminan
hidup ke masa depan. Selain itu pengaruh yang sudah ada sejak
abad ke-12

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

turut membentuk karakter manusia Maluku yang suka pada dunia


perdagangan. Ini semua memberi arti tersendiri dalam memerankan
hidup dengan berbagai aktivitas yang dapat member jaminan hidup.
Menopang semuanya itu, maka diperlukan sikap hidup yang baik untuk
memelihara baik laut maupun sebagai jawaban atas berkat yang
diterima dari Tuhan.
Sikap hidup yang baik dalam memelihara laut sebagai salah satu
sumber ekonomi adalah sebagai berikut:
- Tidak memakai bahan peledak (bom) untuk menangkap ikan
- Tidak memakai pukat harimau untuk menangkap ikan
- Tidak membuang limbah ke laut
- Tidak melakukan pengerukan pasir atau kerikil di pantai, dll.
Sedangkan sikap hidup yang baik sebagai wujud respons atau
jawaban manusia atas berkat Tuhan antara lain:
- Memenuhi kebutuhan keluarga dengan baik
- Menolong sesama yang membutuhkan pertolongan
- Menabung untuk keperluan hari depan
- Tidak memakai hasil kerja untuk judi, miras, narkoba dll
Dengan memahami semuanya itu, kita akan menjadikan dunia dimana
kita ada sebagai tempat beraktivitas yang mendatangkan manfaat guna
hidup sekarang dan esok yang menanti, bukan hanya bagi diri tetapi
juga bagi orang lain/sesama.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Cerita Bervariasi
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang
5. Doa Pembacaan dan 3. Aktivitas:
Baca Alkitab
- Ceramah dari Lembaga
6. Penyajian Materi
Terkait menyangkut
(sesuai Metode)
pemeliharaan alam dan
7. Doa Persembahan
lingkungan hidup.
8. Menyanyi (Persembahan)
- Diskusi / tanya jawab
9. Doa Syafaat
4. Menyanyi
10. Menyanyi
5. Doa Syukur
11. Berkat
6. Menyanyi
7. Berkat

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

3. Ayat Hafalan : Kejadian 2 : 15


TUHAN Allah mengambil manusia itu dan
menempatkannya dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal.
4.2. Sumber : Alkitab dan buku-buku lainnya.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan dunia ciptaan Allah sebagai tempat beraktivitas?
2. Sebutkan tiga sektor di bidang ekonomi yang umumnya ditekuni
masyarakat Maluku?
3. Berikan contoh sikap hidup yang baik untuk memelihara laut sebagai
salah satu sumber ekonomi?
4. Sebutkan contoh sikap hidup yang baik sebagai respons/jawaban
atas berkat Tuhan yang diterima?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub Pokok Bahasan : Arti dan Tujuan Ibadah yang Sejati
4. Bahan Bacaan : Roma 12 : 1 - 8
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45-60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan berbagai istilah ibadah
2. Menjelaskan arti ibadah yang sejati
3. Menjelaskan tujuan ibadah yang sejati

IV. URAIAN MATERI HARI INI


1. Berbagai Istilah Ibadah
Istilah ibadah, yang digunakan dalam Perjanjian Baru
(Terjemahan Baru atau sering disingkat TB) terbitan Lembaga Alkitab

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Indonesia adalah terjemahan dari tiga istilah Yunani, yaitu istilah


leitourgia (Kis 13:2 beribadah kepada Allah), istilah latreia
(Roma 12:1 mempersembahkan seluruh tubuh atau hidup kepada
Allah) dan istilah threskeia (Yakobus 1:26-27  pelayanan kepada
Janda- janda dan anak-anak yatim piatu dalam kesusahan mereka;
pelayanan kepada orang yang dalam kesusahan).
Di dalam Roma 12:1, Paulus menyerukan: “Serahkanlah
tubuhmu selaku logikos latreia”. Hal tersebut dapat diterjemahkan
sebagai kebaktian rohani dan/atau pelayanan secara berakal budi.
Hal ini dapat diarahkan kepada Allah atau kepada sesama atau
mungkin sekali kepada Allah di dalam diri sesama kita. Dalam
hubungan dengan hal ini, penulis kitab Ibrani menyimpulkan, bahwa
dalam ungkapan yang sangat mendalam tentang bagaimana makna
yang sebenarnya dari berbakti itu (12:18-27), yakni kita harus
memuliakan Allah dan/atau untuk melayani Allah dengan cara yang
berkenan. Hal ini sebaiknya dimaknai selaku ibadah bagi Allah yang
sekaligus pula (atau yang mengakibatkan) pelayanan di dunia (ay.
28).
Dalam hubungan dengan hal ini, Thomson menyatakan
bahwa kosa kata ibadah dalam Alkitab sangat luas, tapi konsep
asasinya baik dalam PL maupun PB ialah pelayanan. Kata Ibrani
avodalaboda dan kata Yunani latreia pada mulanya menyatakan
pekerjaan budak atau hamba upahan. Dan dalam rangka
mempersembahkan ibadah ini kepada Allah, maka para hamba-Nya
harus meniarap yang merupakan pengungkapan rasa takut penuh
hormat, kekaguman dan ketakjuban penuh puja.
Selain kata-kata leitourgia, latreia, threskeia, avodalaboda,
terdapat berbagai istilah yang menunjuk kepada ibadah:
Gottesdienst (Jerman). Itu adalah istilah yang membuat bahasa
Inggris mungkin saja iri. Beberapa kata dalam bahasa Inggris
diperlukan untuk menduplikasikan kata tersebut: “pelayanan Allah
dan pelayanan kita kepada Allah. Kata "Allah" dapat dibedakan tetapi
kata dienst kurang akrab, yang tidak mempunyai akar dalam bahasa
Inggris. Service atau pelayanan adalah padanan dalam kata bahasa
Inggris yang paling memadai. Adalah menarik hati bahwa kita juga
menggunakan kata ini untuk pelayanan-pelayanan ibadah.
Pelayanan berarti sesuatu yang dilakukan demi orang lain, apakah
kita berbicara tentang pelayanan sekretarial, pelayanan kehutanan
atau pelayanan jasa boga. Kata itu merefleksikan pekerjaan yang
ditawarkan kepada umum meskipun biasanya untuk keuntungan
pribadi. Sebenarnya, kata itu berasal dari kata bahasa Latin servus
(seorang budak-hamba yang terikat untuk melayani orang lain). Kata
Office (ibadah) dari bahasa Latin officium (pelayanan atau tugas),
juga digunakan untuk mengartikan suatu pelayanan ibadah.

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Gottesdienst merefeleksikan satu Allah yang “telah


mengosongkan diri-Nya, dan mengambil rupa seorang hamba” (Flp
2:7) dan pelayanan kita kepada Allah. Kata bahasa Jerman,
Gottesdienst, untuk ibadah ini selain mencakup baik pelayanan Allah
kepada manusia maupun pelayanan manusia kepada Allah; Ibadah
sebagai pelayanan Allah kepada Jemaat dan Ibadah sebagai
pelayanan Jemaat di hadapan Allah. Kata Bahasa Inggris worship
juga mempunyai akar sekuler. Kata itu berasal dari kata Inggris Kuno
weorthscipe yang secara harfiah terdiri atas kata weorth (worthy)
dan scipe (ship) dan berarti memberikan penghargaan atau
penghonnatan kepada seseorang.

2. Arti Ibadah Yang Sejati


Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, dapatlah
disimpulkan bahwa Ibadah yang sejati adalah suatu pelayanan yang
kita rayakan, baik di dalam gereja maupun pelayanan yang kita pakai
untuk melayani Tuhan dan sesama kita di dalam hidup kita sehari-
hari. Ibadah yang sejati memiliki dimensi vertikal (pelayanan kepada
Allah) maupun dimensi horizontal (pelayanan kepada sesama
manusia) yang saling berhubungan satu dengan yang lain.

3. Tujuan Ibadah Yang Sejati


Orang-orang Kristen, sebenarnya adalah suatu persekutan
yang beribadah ; orang-orang Kristen semestinya menjadi para
pengibadah yang sejati. Tujuan hidup orang-orang Kristen
sebenarnya adalah untuk beribadah, yakni melayani Allah dan
sesama di dalam seluruh aktivitas kehidupan. Ibadah orang-orang
Kristen tidak terbatas hanya di dalam gedung gereja saja atau di
ramah-rumah tertentu, pada jam-jam tertentu. Ibadahnya orang-
orang Kristen yang dilakukan di dalam gedung gereja atau rumah-
rumah tertentu mesti juga dilanjutkan di dalam hidup sehari-hari (di
rumah, tempat kerja, sekolah, dll.). Dengan ini hendak dinyatakan
bahwa tujuan dari ibadah yang sejati adalah manusia. Dalam hal ini
orang- orang Kristen, merespon atau menjawab tindakan
penyelamatan yang Allah lakukan; menjawab pertolongan,
kemurahan, kebaikan, perbuatan-perbuatan, maksud-maksud,
kehendak-kehendak Allah bagi orang-orang Kristen dalam hidup ini.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan dan Latih Lagu “Apalah Arti
Baca Alkitab Ibadahmu” (PKJ 264)
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi
(sesuai Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat 8.
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Roma 12 : 1


”Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai
persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia Alkitab, Kamus Alkitab,
Pengantar Perjanjian Bam, Tafsiran Ronia, Liturgi
das Komuiiikasi, Asas-asas Kebaktian Alkitabiah
dan Protestan, Ibadah Jemaat, Penghayatan
Agama, The Worship Maze, Pengantar Ibadah
Jemaat, Cermin Injil, Christian Worship, A Life
Style of Worship

VI. EVALUASI
1. Sebutkan berbagai istilah ibadah?
2. Jelaskan arti ibadah yang sejati?
3. Jelaskan tujuan ibadah yang sejati?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub Pokok Bahasan : Bentuk Ibadah yang Sejati: Ritual
dan Sosial
4. Bahan Bacaan : Maz. 50 : 7 - 15 dan Yak. 1 : 26 - 27
5. Jenjang/Semester : AT III / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan bentuk ibadah yang sejati
2. Menjelaskan arti ibadah ritual
3. Menjelaskan arti ibadah sosial
4. Mendemonstrasikan ibadah ritual dan sosial dalam hidup sehari-hari

IV. URAIAN MATERI


1. Minggu lalu kita telah belajar tentang arti dan tujuan ibadah
yang sejati. Hari ini kita akan belajar tentang bentuk-bentuk
ibadah yang sejati.
Ibadah yang sejati sebagaimana telah dijelaskan minggu lalu
adalah suatu pelayanan yang kita rayakan, baik di dalam gereja
maupun pelayanan yang kita pakai untuk melayam Tuhan dan
sesama kita di dalam hidup kita sehari-hari. Ibadah yang sejati
memiliki dimensi vertikal (pelayanan kepada Allah) maupun dimensi
horizontal (pelayanan kepada sesama manusia) yang saling
berhubungan satu dengan yang lain.
Bertolak dari pengertian tersebut di atas, maka bentuk ibadah
yang sejati itu meliputi ritual dan sosial. Keduanya saling berhubungan
satu dengan yang lain.

2. Kata ritual berasal dari kata bahasa Latin: ritus, yang berarti
pola upacara keagamaan yang terdiri dari rangkaian penataan,
kata, bunyi, gerak-gerik tetap yang disetujui bersama oleh
kelompok penganut agama.

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Ibadah orang-orang Kristen yang dilakukan secara ritual


adalah suatu bentuk pelayanan kepada Allah dan sesama yang ditata
atau diatur dengan suatu bentuk tata ibadah/model tertentu sehingga
ibadah bersama yang dilakukan oleh orang-orang Kristen/jemaat
dapat berlangsung dengan sopan dan teratur. Biasanya ibadah ritual
ini dilakukan di suatu tempat tertentu, misalnya di dalam ruangan
(gereja, rumah) atau di luar ruangan (pantai misalnya).
Dalam 1 Korintus 14:26 rasul Paulus menasihatkan para
anggota jemaat di Korintus, supaya apabila mereka datang berkumpul
dalam ibadah, “hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu
; yang seorang mazmur (nyanyian, puji-pujian), yang lain pengajaran
(didakhe), atau penyataan (wahyu) Allah, atau bahasa roh (glosolali),
atau penafsiran bahasa roh”. Tetapi ia memperingatkan jemaat,
bahwa semuanya itu tidak boleh mereka lakukan secara
sembarangan saja. Semua yang terjadi dalam ibadah harus
berlangsung “dengan sopan dan teratur” (ay.40) dan harus digunakan
untuk pembangunan Jemaat (ay.26).
Penataan ibadah ritual, sebagaimana dilaksanakan di dalam
ibadah jemaat pada hari Minggu misalnya, dapat dikelompokkan
menjadi beberapa rumpun/kelompok yang saling berhubungan, yakni
rumpun/kelompok: menghadap Tuhan, pelayanan Firman,
respon/Jawaban umat, pengutusan. Pengelompokkan ini berdasar
pada kesaksian Alkitab, Kitab Yesaya 6:1-9, dimana Yesaya
mendapat suatu penglihatan tentang Allah yang Suci, dikelilingi oleh
para malaikat yang berseru: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Yang
Mahakuasa.” Yesaya kemudian mengaku dosanya, yang dinyatakan
oleh penulis Kitab Yesaya dengan najis bibir dan kemudian
memperoleh pengampunan saat malaikat membakar bibimya dengan
bara dingin yang berasal dari altar, dan akhirnya dia mendengar
seruan dari Allah, “Siapakah yang akan Aku utus?” dan seruan itu di
jawab dengan suatu jawaban ketaatan, “Inilah aku. Utuslah aku!”
Model inilah yang diikuti oleh gereja-gereja bergaya Liturgical
Worship, termasuk GPM, di dalam urutan, nuansa dan isi, dimana
ibadah bermula dengan Menghadap Tuhan
(pemujaan/penyembahan, pengakuan, pengampunan dosa),
Pelayanan Firman Tuhan, Respon/Jawaban Umat/Jemaat, dan
berakhir dengan Pengutusan.

3. Kata sosial dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia memiliki


beberapa pengertian, antara lain: 1) segala sesuatu tentang
masyarakat atau kemasyarakatan; 2) dalam bahasa percakapan
berarti memperhatikan kepentingan umum, suka menolong, dll.
Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan ibadah sosial
adalah suatu pelayanan orang-orang Kristen, baik secara perorangan
maupun kelompok, dalam hidup keseharian yang ditujukan kepada

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

kepentingan umum. Beberapa hal yang terkait dengan perwujudan


beribadahnya orang-orang Kristen secara sosial adalah bagaimana
orang-orang Kristen dapat menjadi garam dan terang dalam berbagai
hal, misalnya kepemimpinan, bekerja, pendidikan, berlaku jujur,
menghargai perbedaan, persaudaraan sejati, dan kepedulian kepada
lingkungan hidup, mengunjungi orang/teman yang sakit, menolong
orang yang terkena bencana, dll.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah dan Diskusi
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Membuat tata
5. Doa Pembacaan ibadah SM untuk jenjang
dan Baca Alkitab Anak Tanggung, Belajar
6. Penyajian Materi memimpin ibadah,
(sesuai Metode) membersihkan halaman
7. Doa Persembahan rumah dan gereja
8. Menyanyi (Persembahan) 4. Menyanyi
9. Doa Syafaat 5. Doa Syukur
10. Menyanyi 6. Menyanyi
11. Berkat 7. Berkat

3. Ayat Hafalan : Mazmur 50 : 14


”Persembahkanlah syukur sebagai korban
kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada
Yang Maha tinggi”.
Yakobus 1 : 26 - 27
“Jikalau ada seorang menganggap dirinya
beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia
menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah
ibadahnya. Ibadah yang murni dan yang tak
bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah
mengunjungi yatim piatu dan janda-janda
dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya
dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia”.

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia Alkitab, Kamus Alkitab,


Pengantar Perjanjian Bam, Tafsiran Ronia, Liturgi
das Komuiiikasi, Asas-asas Kebaktian Alkitabiah
dan Protestan, Ibadah Jemaat, Penghayatan
Agama, The Worship Maze, Pengantar Ibadah
Jemaat, Cermin Injil, Christian Worship, A Life
Style of Worship

VI. EVALUASI
1. Sebutkan bentuk ibadah yang sejati?
2. Jelaskan arti ibadah ritual?
3. Jelaskan arti ibadah sosial?
4. Demonstrasikan ibadah ritual dan sosial dalam hidup sehari-hari?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub Pokok Bahasan : Rumpun Ibadah Ritual:
Menghadap Tuhan
4. Bahan Bacaan : Ibrani 10 : 19 - 25, Mazmur 100 : 1 - 5
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan unsur-unsur di dalam rumpun menghadap Tuhan
2. Menjelaskan unsur-unsur di dalam rumpun menghadap Tuhan
3. Menyusun unsur-unsur di dalam rumpun menghadap Tuhan
4. Mendemonstrasikan unsur-unsur di dalam rumpun menghadap
Tuhan

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

IV. URAIAN MATERI


Rumpun Menghadap Tuhan dapat terdiri dari unsur-unsur antara
lain: votum, panggilan beribadah, salam, nats pembimbing, nyanyian
jemaat, pengakuan dosa, berita pengainpunan dosa dan petunjuk hidup
baru, doa, dll.
Kebanyakan ibadah berjemaat dalam bentuk ritual dimulai
dengan votum (bahasa Latin, yang berarti: suatu janji, suatu sumpah).
Ada juga gereja-gereja yang mengawali votum dengan suatu mazmur
atau suatu kidung, yang dinyanyikan oleh jemaat sambil berdiri. Votum
adalah suatu pernyataan bahwa Allah yang telah memberikan
pertolongan dan menyelamatkan jemaat, Dialah juga yang telah
mengumpulkan jemaat untuk beribadah secara bersama-sama. Ada
juga yang memahami votum sebagai suatu proklamasi yang diucapkan
oleh pemimpin Ibadah (pengkhotbah) tentang pertolongan Allah yang
telah mengumpulkan jemaat untuk beribadah. Berikut ini disajikan
beberapa rumusan votum yang biasa digunakan oleh kebanyakan
gereja di Indonesia: Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang
telah menjadikan langit dan bumi (Mzm 124:8). Seringkali, rumusan ini
ditambahkan dengan yang tetap setia untuk selama-lamanya dan yang
tidak membiarkan pekerjaan tanganNya (Mzm 138:8 dan Mzm 146) ;
Dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Mat 28:19). Ada juga
gereja yang tidak menggunakan votum dalam ibadah mereka. Sebagai
gantinya, mereka mengajak (memanggil) jemaat untuk beribadah
dengan menggunakan suatu rumusan ajakan (rumusan panggilan) yang
biasanya dikutip dari mazmur-rnazmur dan diucapkan secara
berbalasan. Harus juga diingat bahwa votum harus diucapkan dengan
mata terbuka dan bukan dengan mata tertutup sebagaimana yang
selama ini dilakukan. Jemaat juga jangan menutup matanya saat votum
diucapkan.
Salam yang dimaksudkan di sini adalah salam dari pemimpin
ibadah (pengkhotbah) kepada jemaat dan dari jemaat kepada pemimpin
ibadah (pengkhotbah). Rumusan salam yang paling sederhana ialah
salam yang dipakai oleh Jemaat-jemaat dari Gereja Lama: “Tuhan
menyertai kamu!” kemudian di jawab oleh jemaat dengan: “dan
menyertai rohmu!” (2 Tim 4:22; bnd. 1 Tim 6:21). Rumusan salam yang
lain, adalah rumusan salam rasuli, yakni “kasih karunia dan damai
sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan kita Yesus kristus
menyertai kamu” (bnd a.l. Rm 1:7; I Kor 1:2; II Kor 1:2; Ef 1:2),
kemudian dijawab oleh jemaat dengan: Amin! Perlu diingat bahwa Amin
harus diucapkan oleh Jemaat, dan bukan oleh pemimpin ibadah
(pengkhotbah). Hal ini (pengucapan kata amin) berlaku juga dengan
pengucapan amin di tempat-tempat lain unsur tata ibadah (mis.
sesudah puji-pujian, doa, khotbah, berkat). Selain kedua rumusan salam

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

tersebut di atas ada juga yang mengusulkan rumusan salam: “kasih


karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus,
Tuhan kita, menyertai kamu” (II Tim 1:2) atau “kasih karunia Tuhan kita
Yesus kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai
kamu sekalian”(II Kor l3:13).
Ada juga yang memulai ibadah dengan nyanyian. Dalam
perkembangannya, nyanyian yang dinyanyikan biasanya dihubungkan
dengan Tahun Gerejawi (Adven, Natal, Usbu Sengsara, Kematian,
Paskah, Kenaikan, Pentakosta). Selain itu ada juga yang menempatkan
nats pendahuluan yang erat dihubungkan dengan Tahun Gerejawi
dalam rumpun menghadap Tuhan. Nats pendahuluan itu diucapkan oleh
pemimpin ibadali (pengkhotbah) dan dijawab oleh jemaat dengan
nyanyian.
Pengakuan dosa merupakan suatu unsur yang sangat tua dalam
ibadah. Ibadah Yahudi telah mengenalnya, juga ibadah Gereja lama
dalam nyanyian-nyanyian dan doa-doanya. Namun, kemudian
pengakuan dosa difokuskan pada pengakuan dosa pribadi dalam
ibadah. Pada waktu reformasi, pengakuan dosa bersama (oleh jemaat)
mulai digunakan dalam ibadah jemaat. Biasanya, pengakuan dosa
diawali dengan suatu ajakan, misalnya: “jika kita berkata, bahwa kita
tidak berdosa, kita menipu diri sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam
kita. Karena itu, marilah kita merendahkan diri di hadapan Allah dan
mengaku dosa-dosa kita kepadaNya”. Salah satu contoh rumusan
pengakuan dosa adalah: “Ya Allah yang mahakuasa dan yang kekal,
kami mengaku kepadaMu bahwa kami adalah orang-orang berdosa,
yang selalu berbuat jahat dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Kami
mohon kepadaMu, ya Bapa yang pengasih dan penyayang, janganlah
memurkai dan menghukum kami dalam kepanasan amarahMu, tetapi
kasihanilah kami orang-orang yang berdosa ini yang datang kepadaMu
dengan menyesali dosa-dosa kami. Berilah Roh Kudus bekerja di dalam
hati kami, supaya kami mengenal dosa-dosa kami, menyesalinya dan
bertobat kepadaMu serta hidup sesuai dengan kehendakMu, oleh Yesus
Kristus Tuhan kami!” Pengakuan dosa, biasa diaminkan oleh jemaat
dengan suatu nyanyian.
Sebagaimana pengakuan dosa, pemberitaan anugerah juga
adalah unsur ibadah yang sangat tua dan telah lama dikenal oleh
Gereja Lama dalam nyanyian-nyanyian dan doa-doanya. Pada waktu
reformasi, pemberitaan anugerah (yang diucapkan oleh pemimpin
ibadah/pengkhotbah, dimasukkan bersama-sama dengan pengakuan
dosa ke dalam ibadah. Salah satu alasannya ialah: kalau Allah tidak
mengampuni dosa jemaat yang berkumpul dalam ibadah, pemimpm
ibadah (pengkhotbah) sebentar tidak dapat memberitakan Firman.
Salah satu rumusan pemberitaan anugerah yang biasa dipakai dalam
ibadah adalah: “sebagai hamba Yesus Kristus, kami memberitakan

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

pengampunan dosa kepada tiap-tiap orang yang dengan jujur mengaku


dosanya di hadapan Allah”. Rumusan ini dilanjutkan oleh pemimpin
ibadah (pengkhotbah) dengan mengutip suatu bagian (ayat atau
beberapa ayat).
Sama seperti pengakuan dosa dan pemberitaan anugerah, puji-
pujian juga telah lama dikenal oleh Gereja lama. Akan tetapi, baru pada
waktu reformasi puji-pujian dihubungkan dengan pengakuan dosa dan
pemberitaan anugerah dalam ibadah. Sebagai jawaban atas
pengampunan Allah, jemaat mengucapkan syukur kepada Allah dengan
menyanyikan suatu kidung puji-pujian.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan Menyusun dan mendemon-
dan Baca Alkitab strasikan unsur-unsur di
6. Penyajian Materi dalam rumpun menghadap
(sesuai Metode) Tuhan
7. Doa Persembahan 4. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 5. Doa Syukur
9. Doa Syafaat 6. Menyanyi
10. Menyanyi 7. Berkat
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Ibtani 10 : 22


“Karena itu marilah kita menghadap Allah
dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan
iman yang teguh, oleh karena hati kita telah
dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan
tubuh kita telah dibasuh dengan air yang
murni”.
- Mazmur 100 : 2
”Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita,
datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai”.

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia Alkitab, Kamus Alkitab,


Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pengantar
Perjanjian Baru, Tafsiran Roma, Liturgi dan
Komunikasi, Asas-asas Kebaktian Alkitabiah dan
Protestan, Ibadah Jemaat, Penghayatan Agama,
The Worship Maze, Pengantar Ibadah Jemaat,
Cermin Injil, Christian Worship, A Life Style of
Worship, Elements of Worship

VI. EVALUASI
1. Sebutkan unsur-unsur di dalam rumpun menghadap Tuhan?
2. Jelaskan unsur-unsur di dalam rumpun menghadap Tuhan?
3. Susunlah unsur-unsur di dalam rumpun menghadap Tuhan?
(aktivitas TPI)
4. Demonstrasikan unsur-unsur di dalam rumpun menghadap Tuhan?
(aktivitas TPI)

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub Pokok Bahasan : Rumpun Ibadah Ritual: Pelayanan Firman
4. Bahan Bacaan : I Yohanes 1 : 1 - 4
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan unsur-unsur di dalam rumpun Pelayanan Firman
2. Menjelaskan unsur-unsur di dalam rumpun Pelayanan Firman
3. Menyusun unsur-unsur di dalam rumpun Pelayanan Firman
4. Mendemonstrasikan unsur-unsur di dalam rumpun Pelayanan Firman

IV. URAIAN MATERI


Rumpun Pelayanan Firman terdiri dari unsur-unsur antara lain:
doa pembacaan Alkitab, pembacaan Alkitab, khotbah, saat teduh.
Doa pembacaan Alkitab (Epiklese) yaitu doa untuk memohon
pimpinan Roh Kudus supaya jemaat (orang-orang yang hadir di dalam
ibadah) dapat mengerti Firman yang dibacakan dan disampaikan
kepadanya. Salah satu contoh epiklese adalah: “Ya Tuhan, kami berdoa
kepadaMu, pimpinlah kami oleh RohMu yang Kudus dalam segala
kebenaran dan tolonglah kami dengan kemurahanMu, supaya kami
beroleh terang dari FirmanMu yang Kudus, oleh Yesus Kristus, Tuhan
kami!”. Contoh lain: “kami berdoa kepadaMu, ya Tuhan, kiranya RohMu
yang Kudus menolong kami, menyucikan hati kami dan memelihara
kami dari jalan yang sesat, oleh Yesus Kristus, Tuhan kami”.
Pembacaan Alkitab merupakan suatu unsur tetap dari Ibadah
Jemaat. Ada Gereja-gereja yang berpendapat, bahwa pembacaan
Alkitab mempunyai tempat yang tersendiri dalam ibadah sehingga
harus diatur menurut Tahun Gerejawi dan tidak perlu dihubungkan
dengan nats khotbah. Ada juga yang berpendapat, bahwa maksud
pembacaan Alkitab ialah agar Firman yang dibacakan itu
diterangkan/dijelaskan kepada jemaat dalam ibadah. Oleh karena
itu, bagian Alkitab yang dibacakan harus erat berhubungan dengan
nats khotbah. Hubungan yang erat antara bagian Alkitab yang
dibacakan dengan nats khotbah yang diberikan sangat kuat
ditekankan oleh para reformator (Luther, Calvin). Di Sekolah Minggu
atau TPI, pembacaan Alkitab dapat berhubungan dengan Tahun
Gerejawi atau juga berhubungan dengan materi pembelajaran.

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Sama halnya dengan pembacaan Alkitab, khotbah


(pemberitaan Firman, bercerita tentang isi Alkitab, berdiskusi tentang
isi Aklitab, pemberitaan melalui gerakan/tarian,
nyanyian/lukisan/puisi/drama, dll) adalah juga suatu unsur tetap dari
Ibadah secara ritual. Perlu dipahami, bahwa khotbah bukanlah
pidato atau ceramah agama. Khotbah adalah sarana yang Tuhan
pakai untuk menyampaikan FirmanNya kepada Jemaat yang
berkumpul dalam ibadah. Oleh karena itu, khotbah janganlah
disampaikan dalam bahasa yang sulit dipahami oleh anggota-
anggota jemaat, tetapi semestinya disampaikan dengan
mempergunakan bahasa yang dapat dipahami oleh jemaat.
Saat teduh merupakan waktu dimana jemaat atau orang-
orang yang hadir dalam ibadah merenungkan khotbah/pemberitaan
firman yang telah mereka dengar. Seringkali terjadi, saat teduh hanya
dilakukan beberapa detik saja. Ini merupakan suatu kekeliruan. Saat
teduh dapat dilakukan antara 1-5 menit sehingga jemaat benar-
benar melakukan suatu perenungan dan memohon pertolongan dari
Allah untuk melakukan apa yang telah mereka dengar.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan
3. Menyanyi Dan
Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Menyusun dan
5. Doa Pembacaan dan Baca mendemonstrasikan
Alkitab unsur-unsur dalam
6. Penyajian Materi (sesuai pelayanan firman
Metode) 4. Menyanyi
7. Doa Persembahan 5. Doa Syukur
8. Menyanyi (Persembahan) 6. Menyanyi
9. Doa Syafaat 7. Berkat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Mazmur ll9 : 105


”Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang
bagi jalanku”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia Alkitab, Kamus Alkitab,
1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pengantar


Perjanjian Baru, Tafsiran Roma, Liturgi dan
Komunikasi, Asas-asas Kebaktian Alkitabiah dan
Protestan, Ibadah Jemaat, Penghayatan Agama,
The Worship Maze, Pengantar Ibadah Jemaat,
Cermin Injil, Christian Worship, A Life Style of
Worship, Elements of Worship

VI. EVALUASI
1. Sebutkan unsur-unsur di dalam rumpun Pelayanan Firman?
2. Jelaskan unsur-unsur di dalam rumpun Pelayanan Firman?
3. Susunlah unsur-unsur di dalam rumpun Pelayanan Firman?
(aktivitas TPI)
4. Demonstrasikan unsur-unsur di dalam rumpun Pelayanan
Firman? (aktivitas TPI)

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub Pokok Bahasan : Rumpun Ibadah Ritua:Respon Umat
4. Bahan Bacaan : II Korintus 9:6-15, I Timotius 2:8-15
5. Jenjang/Semester : AT III / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45-60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan unsur-unsur di dalam rumpun Respon Umat
2. Menjelaskan unsur-unsur di dalam rumpun Respon Umat
3. Menyusun unsur-unsur di dalam rumpun Respon Umat
4. Mendemonstrasikan unsur-unsur di dalam rumpun Respon Umat

IV. URAIAN MATERI


Rumpun Respon Umat terdiri dari beberapa unsur, antara lain:
Pengakuan iman, paduan suara, persembahan syukur, doa
persembahan, doa syafaat, nyanyian jemaat, dll.
Semula, pengakuan iman merupakan pengakuan iman pribadi,
namun kemudian menjadi pengakuan iman jemaat secara bersama-
sama. Beberapa rumusan pengakuan yang umumnya dipakai adalah
Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nice Konstantinopel, dan
Pengakuan Iman Athanasius. Hampir semua Gereja di Indonesia
memakai pengakuan iman dalam ibadahnya. Suatu tantangan bagi
gereja-gereja di Indonesia kemampuan untuk mengembangkan suatu
pengakuan iman Kristen yang kontekstual (konteks Indonesia, konteks
jemaat).
Doa syafaat adalah permohonan jemaat kepada Allah agar
segala sesuatu yang rusak, yang bobrok, yang tidak sesuai dengan
kehendak Allah, ditempatkan kembali di tempatnya yang semula
sehingga keadilan tidak diinjak-injak lagi, kebenaran tidak diperkosa
lagi, kekuasaan tidak disalahgunakan lagi, dll. Oleh karena itu, doa
syafaat tidak bersifat umum, tetapi konkrit. Dalam doa syafaat, jemaat
memohon kepada Allah supaya semua penderitaan dan kejahatan, yang
manusia tanggung dalam hidupnya (seperti kemiskinan, penyakit,
kelaparan, penindasan, penyalahgunaan kekuasaan, dan sebagainya)
Allah tiadakan dari dunia ini. Jadi, doa syafaat harus dipersiapkan
dengan baik agar jemaat yang hadir dalam ibadah dapat mengerti dan
dapat berpartisipasi didalamnya. Dalam kenyataannya, hal tersebut di
atas tidak selalu terjadi. Doa syafaat seringkali menyerupai suatu pidato

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

atau suatu puisi atau suatu rangkuman dari khotbah yang telah
disampaikan kepada jemaat. Dalam Gereja Lama, hal-hal yang
disampaikan dalam doa syafaat pertama-tama para pejabat (uskup-
uskup, presbiter-presbiter, diaken-diaken, dan para pejabat lain),
sesudah itu anggota-anggota jemaat (yang baru dibaptis, yang sedang
mengikuti pengajaran katekisasi, yang sakit, yang menderita, dll.), dan
akhimya dunia (perdamaian dan penyelamatannya). Doa syafaat dalam
Gereja Lama diawali dengan suatu ajakan oleh pemimpin ibadah
(pengkhotbah). Sesudah ajak, ia menyebutkan orang-orang dan hal-hal
yang harus didoakan. Tiap-tiap doa diselingi (dijawab) oleh jemaat
dengan: “Tuhan, kasihanilah kami!” Dalam hubungan dengan hal ini,
menurut Abineno, doa syafaat harus dipersiapkan dengan baik. Abineno
juga berpendapat, bahwa dengan menyebut orang-orang atau hal-hal
yang harus didoakan, tiap-tiap kali perhatian jemaat ditujukan kepada
“obyek” yang tertentu itu, sehingga dengan mudah mereka dapat
mengikuti dan dapat berpartisipasi dalam doa syafaat itu. Di beberapa
Gereja di Indonesia, doa syafaat diakhiri dengan doa Bapa Kami.
Kenyataan memperlihatkan, bahwa banyak sekali pemimpin ibadah
(pengkhotbah) dan anggota jemaat yang tidak tahu mengapa sampai
doa syafaat dalam ibadah-ibadah mereka diakhiri dengan doa Bapa
Kami. Karena itu, tak heran jika ada anggota yang menyangka, bahwa
fungsi doa Bapa Kami sesudah doa syafaat adalah untuk
“menyempurnakan” doa syafaat sehingga doa syafaat yang diucapkan
oleh pemimpin ibadah (pengkhotbah) tidak mereka ikuti dan turut
mendoakannya karena yang penting adalah doa Bapa Kami yang
mengakhiri doa syafaat. Kenyataan juga memperlihatkan, bahwa ada
juga pemimpin-pemimpin ibadah (pengkhotbah) yang berpendapat
demikian sehingga mereka tidak mempersiapkan doa syafaataya
dengan baik.
Sejak dahulu, nyanyian jemaat telah mendapat tempat yang
penting dalam Ibadah Jemaat. Dalam abad-abad sebelum reformasi,
nyanyian jemaat diserahkan oleh Gereja kepada paduan suara yang
terdiri dari para imam. Akan tetapi, pada waktu reformasi, para
reformator (terutama Luther dan Clavin) mengembalikannya kepada
Jemaat. Nyanyian Jemaat yang dinyanyikan sebaiknya disesuaikan
dengan tema ibadah dan perlu dikembangkan menyanyikan nyanyian
jemaat secara variatif.
Semula, persembahan jemaat diberikan dalam bentuk hasil
bumi. Persembahan dalam bentuk uang baru dimulai abad ke-11.
Dalam abad pertama, sejarah perkembangan gereja, persembahan
jemaat menempati kedudukan yang penting dalam pelayanan diakonal
jemaat. Ia bukan saja dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin, janda-
janda, anak-anak yatim piatu dan orang-orang hukuman, tetapi juga
kepada orang-orang asing di dalam jemaat. Dalam hubungan dengan
kenyataan

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

yang berlangsung di gereja-gereja di Indonesia, Abineno sangat


menyayangkan, bahwa unsur diakonal dari persembahan jemaat
tersebut tidak mendapat perhatian yang besar lagi. Persembahan
jemaat harus dimanfaatkan demi pembangunan, pembinaan,
pengembangan jemaat dalam persekutuan, pelayanan dan kesaksian di
bumi ini. Oleh karena itu, persembahan jemaat harus dikelola secara
baik dan benar.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan Menyusun dan mendemon-
dan Baca Alkitab strasikan unsur-unsur di
6. Penyajian Materi dalam respon umat
(sesuai Metode) 4. Menyanyi
7. Doa Persembahan 5. Doa Syukur
8. Menyanyi (Persembahan) 6. Menyanyi
9. Doa Syafaat 7. Berkat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : - II Korintus 9 : 7


“Hendaklah masing-masing memberikan
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih
hati atau karena paksaan, sebab Allah
mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita”.
- I Timotius 2 : 8
”Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-
mana orang laki-laki berdoa dengan
menadahkan tangan yang suci, tanpa marah
dan tanpa perselisihan”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia Alkitab, Kamus Alkitab,
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pengantar
Perjanjian Baru, Tafsiran Roma, Liturgi dan

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Komunikasi, Asas-asas Kebaktian Alkitabiah dan


Protestan, Ibadah Jemaat, Penghayatan Agama,
The Worship Maze, Pengantar Ibadah Jemaat,
Cermin Injil, Christian Worship, A Life Style of
Worship, Elements of Worship

VI. EVALUASI
1. Sebutkan unsur-unsur di dalam rumpun respon umat?
2. Jelaskan unsur-unsur di dalam rumpun respon umat?
3. Susunlah unsur-unsur di dalam rumpun respon umat? (aktivitas di
TPI)
4. Demonstrasikan unsur-unsur di dalam rumpun respon umat?
(aktivitas di TPI)

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub Pokok Bahasan : Rumpun Ibadah Ritual: Pengutusan
4. Bahan Bacaan : Yohanes 15 : 9 - 16
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan unsur-unsur di dalam rumpun Pengutusan
2. Menjelaskan unsur-unsur di dalam rumpun Pengutusan
3. Menyusun unsur-unsur di dalam rumpun Pengutusan
4. Mendemonstrasikan unsur-unsur di dalam rumpun Pengutusan

IV. URAIAN MATERI


Rumpun Pengutusan terdiri dari beberapa unsur, antara lain:
Pengutusan dan Berkat, Nyanyian Jemaat
Pengutusan merupakan unsur yang menyatakan bahwa jemaat
yang beribadah hendak diutus untuk memberitakan atau

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

memberlakukan Firman Tuhan yang telah mereka dengar. Tentang


berkat, gereja-gereja belum mempunyai pendapat yang sama. Ada
gereja yang berpendapat bahwa berkat adalah permohonan dalam
bentuk doa yang disampaikan oleh pelayan (pemimpm
ibadah/pengkhotbah) kepada Tuhan agar Tuhan mengaruniakan
berkatNya kepada Jemaat1. Sementara ada gereja-gereja yang
berpendapat bahwa berkat adalah pemberian Tuhan yang benar-benar
nyata dikaruniakan kepada Jemaat oleh pelayanan pelayan2. Ada juga
gereja-gereja yang menganut kedua pendapat tersebut di atas.
Rumusan berkat yang biasa dipakai antara lain sebagaimana tertulis di
dalam II Korintus 13:13 atau Bilangan 6:24-26. Jemaat menerima berkat
sambil berdiri. Sebagai jawaban atas berkat, jemaat mengucapkan
Amin! Ada juga yang kemudian jemaat melanjutkannya dengan
menyanyikan nyanyian permohonan berkat). Setelah berkat, biasanya,
jemaat menjawab dengan menyanyikan nyanyian Amin, Amin, Amin,
kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan Nyanyian Jemaat.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah.
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Menyusun dan
5. Doa Pembacaan mendemonstrasikan unsur
dan Baca Alkitab -unsur di dalam rumpun
6. Penyajian Materi pengutusan
(sesuai Metode) 4. Menyanyi
7. Doa Persembahan 5. Doa Syukur
8. Menyanyi (Persembahan) 6. Menyanyi
9. Doa Syafaat 7. Berkat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Yohanes 15 : 16


”Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah

1
Pendapat yang demikian mengakibatkan pelayan-pelayan gereja mengucapkan
berkat dengan menengadahkan tangan.
2
Pendapat yang demikian mengakibatkan pelayan-pelayan gereja mengucapkan
berkat dengan tangan dan telapak tangan menghadap ke bawah.

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

yang memilih kamu. Dan Aku telah


menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan
menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,
supaya apa yang kamu minta kepada Bapa
dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu”.
4. Alat dan Sumber
:
4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia Alkitab, Kamus Alkitab,
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pengantar
Perjanjian Baru, Tafsiran Roma, Liturgi dan
Komunikasi, Asas-asas Kebaktian Alkitabiah dan
Protestan, Ibadah Jemaat, Penghayatan Agama,
The Worship Maze, Pengantar Ibadah Jemaat,
Cermin Injil, Christian Worship, A Life Style of
Worship, Elements of Worship

VI. EVALUASI
1. Sebutkan unsur-unsur di dalam rumpun pengutusan?
2. Jelaskan unsur-unsur di dalam rumpun pengutusan?
3. Susunlah unsur-unsur di dalam rumpun pengutusan? (aktivitas di TPI)
4. Demonstrasikan unsur-unsur di dalam rumpun pengutusan?
(aktivitas di TPI)

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub pokok Bahasan : Unsur Ibadah Sosial: Kepemimpinan
4. Bahan Bacaan : Matius 20 : 20 - 28
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan arti kepemimpinan
2. Menguraikan pola-pola kepemimpinan
3. Membandingkan pola kepemimpinan Yesus dan pola kepemimpinan
orang lain pada umumnya

IV. URAIAN MATERI


Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai wewenang
untuk memerintah orang lain. Dengan kata lain, menjadi pemimpin
berarti menjadi seseorang yang mengatur, mengarahkan, dan
mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara untuk mencapai suatu
tujuan bersama. Keberhasilan seorang pemimpin tergantung pada
segenap kemampuannya. Di sisi lain, seorang pemimpin adalah
seorang penasihat, seorang teladan yang diamati orang lain.
Jika kita amati di dunia ini, orang yang “memerintah” dan
“menjalankan kuasa” dipandang sebagai orang besar. Banyak orang
yang ingin dirinya menjadi seperti itu sehingga pola kepemimpinan
duniawi umumnya lebih mengutamakan status, dominasi, dan
kekuasaan. Di sinilah kita bertemu dengan gaya kepemimpinan yang
berbeda:
otokrasi, diktator, demokratis, partisipatif, dan birokratis.
Pemimpin yang otokrasi cenderung mengutamakan kemauannya alias
egois dan menganggap bahwa orang-orang tidak akan melakukan apa-
apa, kecuali jika diperintahkan. Dia menganggap dirinya sangat
diperlukan. Gaya kepemimpman yang diktator muncul akibat sikap
otokratif. Pemimpin yang diktator memimpin dengan penuh kekerasan
untuk melegalkan kekuasaannya. Lain halnya dengan pemimpin yang
demokratis. Dia akan memimpin dengan mendengarkan suara orang-
orang yang dipimpinnya serta mengutamakan musyawarah. Hal ini juga
tampak dalam pola kepemimpinan partisipatif yang memakai cara
melibatkan orang-orang dalam proses pengambilan keputusan.
Sementara itu, pemimpin yang birokratif adalah satu gaya yang ditandai
dengan keterikatan ketat kepada aturan-aturan organisasi. Jadi, setiap
orang diharuskan menaati peraturan.
Sekarang, mari kita bandingkan dengan bacaan Firman Tuhan
yang menjadi landasan materi hari ini. Bagaimanakah pola
kepemimpinan yang diterapkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus
mempraktikkan pola kepemimpinan yang melayani. Tidak sebatas itu
saja, pola kepemimpinan yang ditunjukkan oleh Yesus adalah sikap
saling melayani dengan rendah hati. Jadi, menuntut pula sikap rela
berkorban, serba biasa memenuhi kebutuhan sejati orang lain. Yesus

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

mengatakan bahwa di dalam Kerajaan Allah kebesaran tidak akan


diukur dengan kekuasaan kita atas orang lain tetapi dengan
memberikan diri kita dalam pelayanan. “Barang siapa ingin menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barang
siapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hambamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani” (Matius 20:26-28). Jika kita bandingkan
dengan pola kepemimpinan duniawi, biasanya orang menganggap wajar
jika seorang pemimpin menunjukkan kekuasaanya atas orang yang
dipimpinnya. Namun, Yesus berkata bahwa gaya kepimpinan seperti itu
sekali-kali tidak boleh dipraktikkan di dalam gereja.
Menjadi pengikut Yesus hendaknya jangan berusaha untuk
meraih kedudukan yang tertinggi dengan maksud untuk menguasai atau
memerintah orang lain. Dunia menganggap bahwa seorang pemimpin
yang merendahkan diri akan kehilangan martabatnya, tetapi Tuhan yang
mengangkat dia menjadi pemimpin tidak sependapat dengan itu. Yesus
telah meninggalkan suatu teladan dalam hal kepemimpman. Kita
hendaknya belajar dari teladan-Nya untuk menjadi pemimpin yang sedia
melayani dengan rendah hati.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah, roleplay, dan tanya-jawab
Langkahnya :
- Dalam metode ceramah Pengasuh menjelaskan tentang arti
kepemimpinan dan pola-pola kepemimpinan.
- Untuk membedakan berbagi pola kepemimpinan duniawi, anak-
anak diminta untuk memainkan berbagai peran sesuai pola-pola
kepemimpinan yang telah dijelaskan sebelumnya. Misalnya,
bagaimana gaya orang yang memimpin dengan otoriter. Di sini
dibutuhkan juga peran dari beberapa teman yang menjadi orang-
orang yang dipimpin.
- Metode tanya-jawab digunakan seiring dengan metode ceramah
untuk memancing perhatian dan sekaligus mengetahui
pengetahuan awal yang telah dimiliki anak. Tanya jawab dapat
juga dipakai sebagai apersepsi untuk masuk ke dalam uraian
materi.

ARAHAN:
1) Bacalah dari Alkitab masing-masing bagian ayat yang menjadi
landasan belajar hari ini
2) Tanya jawab singkat Pernahkah anak-anak menjadi
pemimpin? Di kelas atau di pramuka? Bagaimanakah rasanya
menjadi seorang pemimpin? Di dunia ini tentu anak-anak
mengenal pemimpin-pemimpin dunia, salah satunya adalah
Presiden kita.

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Nah, semua pemimpin pasti mempunyai tugas. Apa saja tugas


menjadi seorang pemimpin?

2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan Rekreasi yang berkaitan
dan Baca Alkitab dengan kepemimpinan
6. Penyajian Materi (sesuai 4. Menyanyi
Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Matius 20 : 26b - 27


”Barangsiapa ingin menjadi besar di antara
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan
barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara
kamu, hendaklah ia menjadi hambamu”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : White Board, Spidol, koran/majalah yang
memuat tentang aktivitas kepemimpinan
4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia Alkitab, Kamus Alkitab,
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pengantar
Perjanjian Baru, Tafsiran Roma, Liturgi dan
Komunikasi, Asas-asas Kebaktian Alkitabiah dan
Protestan, Ibadah Jemaat, Penghayatan Agama.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan arti kepemimpinan?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

2. Uraikan pola-pola kepemimpinan?


3. Bandingkan pola kepemimpinan Yesus dan pola kepemimpinan
orang lain pada umumnya?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. ProgramSajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Subpokok Bahasan : Unsur Ibadah Sosial: Bekerja
4. Bahan Bacaan : Amsal 6: 1-8 & II Tesalonika 3:1-15
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45-60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUISUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan alasan mengapa orang bekerja sebagai bentuk ibadah
2. Menjelaskan tujuan orang bekerja sebagai bentuk ibadah
3. Membandingkan cara kerja semut dan cara kerja orang Kristen di
Tesalonika
4. Menunjukkan cara bekerja sesuai kehendak Allah

IV. URAIAN MATERI


Di dunia ini orang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam kedua pembacaan Alkitab kita kali ini secara jelas
disebutkan bahwa orang yang tidak bekerja adalah orang yang pemalas
(Amsal 6:6 & II Tes 3:6). Ini berarti mereka telah menyalahgunakan
kemurahan Allah. Paulus mengatakan bahwa orang semacam itu harus
didisiplinkan dengan menjauhkan diri dan jangan bergaul dengan
mereka (II Tes 3:6, 14). Walaupun Paulus menganjurkan bahwa
pertolongan harus diberikan kepada mereka yang betul-betul
memerlukannya, ia tidak pernah mengajarkan bahwa orang percaya
harus memberi uang atau makanan kepada orang sehat yang menolak
untuk bekerja (II Tes 3:10). Jadi, orang harus bekerja karena itu
merupakan perintah Tuhan Allah semenjak manusia pertama diciptakan:
memelihara dan mengusahakan isi Taman Eden.
Dengan demikian orang yang bekerja artinya orang yang
menjalankan ibadah karena dia telah melaksanakan perintah Tuhan.
Orang bekerja selain untuk memenuhi kebutuhan hidup juga untuk
mengembangkan karunia yang dimilikinya. Setiap manusia diciptakan
dengan karunia atau potensi yang berbeda-beda. Semua itu agar dia
melakukan berbagai pekerjaan dalam hidupnya. Lewat pekerjaannya,
orang akan membangun pula relasi sosial karena ini berarti dia akan
berkerja sama dan berhubungan dengan orang lain. Di sinilah tercipta
makna hidup saling mengasihi, saling membutuhkan, dan saling
melayani.
Jika kita belajar dari cara kerja semut dalam Amsal 6:8 akan kita

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

dapatkan bahwa semut menyediakan roti di musim panas dan


mengumpulkan makanannya pada waktu panen. Para semut tidak
pernah berhenti bekerja, bergerak hilir mudik mengumpulkan makanan
dan bahkan tidak memboroskan apa yang didapatkan di musim panen,
tetapi mempersiapkan persediaan bekal jika datang saat tak ada
makanan. Dalam ayat 7 dikatakan walaupun tidak ada pengatur dan
penguasa, mereka tetap bekerja secara spontan, tak ada yang
menyuruh atau menegur. Paulus menegur dan memesankan kepada
orang Kristen di Tesalonika agar menjauhi orang yang pemalas (II Tes
3:6) dan mengingatkan mereka akan teladan yang telah diberikan, yakni
harus berjerih payah siang dan malam supaya jangan menjadi beban
bagi siapapun (II Tes 3:8b).
Berdasarkan kedua pembacaan ini, kita belajar bahwa Allah
menghendaki agar orang Kristen giat bekerja karena itu berarti
mewujudkan karunia yang telah disediakan-Nya. Dengan bekerja, kita
menjalankan ibadah yang sejati. Dengan bekerja, kita menunjukkan
bahwa kita mengasihi diri kita dan orang lain, karena dengan bekerja
kita tidak membiarkan diri kita menderita susah dan juga tidak
merepotkan orang lain bahkan kita dapat membantu orang lain lewat
pekerjaan kita.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Tanya-jawab, debat, dan bermain
puzzle
Langkahnya :
- Metode tanya jawab dipakai sebagai apersepsi
- Anak-anak diminta untuk berdebat tentang bagaimana jika kita
menghadapi orang yang tidak mau bekerja: menegurnya,
membiarkannya, memberi bantuan, atau memusuhinya.
- Bermain puzzle dilakukan pada akhir uraian materi dengan tujuan
memotivasi anak agar giat bekerja. Caranya adalah Guru SM
mempersiapkan potongan-potongan gambar yang digunting acak
dari koran/majalah, atau kalender tentang aktivitas orang bekerja:
di rumah, di rumah sakit, di kantor, di bengkel, dlll. Kemudian,
anak- anak diminta membentuk kelompok dan berkerja sama
untuk menyusun potongan-potongan gambar tersebut menjadi
satu gambar yang utuh kemudian diberi judul sendiri oleh anak.

ARAHAN:
1) Tanya jawab singkat
Siapa yang pernah memperhatikan cara hidup semut? Apa
yang menarik dari semut-semut itu? Yah, mereka tak berhenti
berjalan ke sana kemari. Apa yang sebenarnya mereka lakukan
sambil berjalan itu? Baik, mereka mencari makanan. Nah, siapa
di antara kalian yang selalu membantu orang tua di rumah?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Apakah kalian pernah tidak bersedia membantu orang tua?


2) Bacalah dari Alkitab masing-masing bagian ayat yang menjadi
landasan belajar hari ini

2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan 4. Menyanyi
dan Baca Alkitab 5. Doa Syukur
6. Penyajian Materi 6. Menyanyi
(sesuai Metode) 7. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Amsal 6 : 6 - 8


“Hai pemalas, pergilah kepada
semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak,
biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya
atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di
musim panas, dan mengumpulkan
makanannya pada waktu panen”.
4. Alat dan Sumber :
4.3. Alat : Gambar dalam Koran/Majalah yang memuat
tentang aktivitas orang bekerja
4.4. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia Alkitab, Kamus Alkitab,
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pengantar
Perjanjian Baru, Tafsiran Roma, Liturgi dan
Komunikasi, Asas-asas Kebaktian Alkitabiah dan
Protestan, Ibadah Jemaat, Penghayatan Agama

VI. EVALUASI
1. Jelaskan alasan mengapa orang bekerja sebagai bentuk ibadah?
2. Jelaskan tujuan orang bekerja sebagai bentuk ibadah?
3. Bandingkan cara kerja semut dan cara kerja orang Kristen di

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Tesalonika?
4. Tunjukkan cara bekerja sesuai kehendak Allah?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub Pokok Bahasan : Unsur Ibadah Soial: Pendidikan
4. Bahan Bacaan : I Tim. 4 : 6 - 10; Ams. 1 : 7; 5 : 12 - 14 dan
Ulangan 6 : 6 - 9
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah Yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menguraikan dasar pendidikan menurut Iman Kristen
2. Menjelaskan tujuan pendidikan menurut Iman Kristen
3. Menunjukkan hubungan antara pola didikan di romah, di sekolah,
dan di gereja

IV. URAIAN MATERI


Adik-adik yang manis, siapa yang selalu rajin ke sekolah? Tidak
pernah bolos? Wah, bagus,....ternyata kalian semua anak-anak Tuhan
yang senang belajar. Untuk apa kalian ke sekolah? Yah, benar, untuk
belajar supaya menjadi anak yang pandai. Nah, sekarang, siapa yang
selalu menaati nasihat orang tua? Ada yang suka melawan atau tidak
dengar-dengaran kepada orang tua di rumah? Melawan ajaran dan
nasihat orang tua itu bukan perbuatan yang baik karena itu sama saja
dengan melawan perintah Tuhan, yakni “Hormatilah ayah dan ibumu
supaya lanjut umurmu”

Dasar Pendidikan menurut Iman Kristen


Dalam Amsal 1:7 dinyatakan bahwa “Takut akan Tuhan adalah
permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan
didikan”. Di sini jelas disebutkan bahwa Tuhan sebagai pencipta dan
penguasa isi dunia ini adalah telah menetapkan segala peraturan dan

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

didikan yang harus kita lakukan. Hal ini juga dinyatakan dalam Ulangan
6:6 bahwa apa yang Tuhan perintahkan harus kita perhatikan. Tuhan
Allah benar-benar menginginkan bahwa. firman-Nya tersimpan dalam
hati umat-Nya. Menaati perintah Tuhan dan belajar dari firman-Nya
adalah sumber segala pengetahuan. Jadi, sumber pengetahuan yang
utama dalam kehidupan kita terdapat dalam Alkitab yang berisi firman
Tuhan. Dengan rajin membaca Alkitab, kita akan menjadi anak-anak
Tuhan yang berhikmat dan berpendidikan, terutama dalam pendidikan
iman kristen, yakni mengetahui apa yang Allah kehendaki dalam
kehidupan kita.

Tujuan Pendidikan menurut Iman Kristen


Mengapa kita harus belajar dan menimba ilmu pengetahuan?
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa dasar pendidikan kita adalah
takut akan Tuhan. Dengan demikian, pendidikan akan menjadikan kita
sebagai anak-anak yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Allah,
sumber segala pengetahuan itu. Semakin kita mengenal kehendak-Nya,
semakin kita memiliki rasa hormat, kagum, dan mengakui
kemahakuasaan-Nya. Selain itu, Amsal 5:14 menyatakan bahwa jika
kita tidak menaati didikan dan tidak berpengetahuan, kita akan
terjerumus ke dalam tiap malapetaka. Ini berarti kita belajar,
rnemperoleh pendidikan agar kita dapat mengatasi berbagai
tantangan hidup dan kita dapat bertahan dalam kehidupan ini
dengan bekal pengetahuan/ ajaran yang kita terima. Atau dengan
kata lain, kita akan selamat dari segala pencobaan dunia karena
mampu memberdayakan diri. Semakin tinggi tingkat pengetahuan
kita, semakin banyak hal dapat kita atasi. Bayangkan saja jika kita
tidak memiiiki pengetahuan, kita akan mudah dibodohi, dibohongi,
bahkan mudah untuk diajak melakukan hal yang sia-sia karena
ketidakmengertian/ketidaktahuan kita.

Pola didikan di dalam kehidupan anak


Oleh karena itu, Tuhan rnenginginkan kita untuk menaati didikan:
baik didikan orang tua kita di rumah, didikan para guru di sekolah,
maupun didikan para pengasuh atau pendeta di gereja. Mereka semua
menjalankan misi ajaran Tuhan yang menginginkan agar kita semua
memperoleh kehidupan yang baik di dunia ini. Di rumah, orang tua
seharusnya mengajarkan kepada anak-anak tentang apa yang menjadi
kehendak Tuhan, bahkan menuntun anak-anak agar setia mempelajari
firman Tuhan. Dalam Ulangan 6:6-9 disebutkan bahwa hal ini harus
dilakukan berulang-ulang menjadi suatu peringatan terus-menerus.
Orang tua yang baik akan mengingatkan anak-anaknya juga untuk rajin
belajar di sekolah dan mengupayakan pendidikan yang bagi anak-
anaknya. Rasul Paulus juga mengingatkan bahwa dengan melakukan
peringatan dan pengajaran tentang hal-hal yang baik, maka kita akan

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

menjadi pelayan K.ristus yang terdidik. Ajaran para guru di sekolah juga
diperhatikan karena sebagaimana disebutkan dalam Amsal 5:12-14, jika
tidak mendengarkan suara guru atau para pengajar, kita akan
mendapatkan malapetaka. Tugas para pengasuh adalah juga menjadi
pendidik yang dapat menanamkan pengajaran yang baik dan benar
tentang kehendak Allah. Semua pola didikan yang diberikan haruslah
bersumber dari Firman Tuhan karena sekali lagi Tuhanlah yang menjadi
sumber segala pengetahuan.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah dan tanya-jawab
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Kuis atau
5. Doa Pembacaan pesona Alkitab
dan Baca Alkitab 4. Menyanyi
6. Penyajian Materi 5. Doa Syukur
(sesuai Metode) 6. Menyanyi
7. Doa Persembahan 7. Berkat
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Ulangan 6 : 7


“Haruslah engkau mengajarkannya berulang-
ulang kepada anak-anakmu dan
membicarakannya apabila engkau duduk di
rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan
apabila engkau bangun”.
4. Alat dan Sumber :

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

4.1. Alat : White board dan gambar bertema Pendidikan


(misalnya aktivitas anak di sekolah artau gambar
tentang anak-anak yang sedang tekun membaca
Alkitab)
4.2. Sumber : Alkitab, Ensiklopedia Alkitab, Kamus Alkitab,
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pengantar
Perjanjian Baru, Tafsiran Roma, Liturgi dan
Komunikasi, Asas-asas Kebaktian Alkitabiah dan
Protestan, Ibadah Jemaat, Penghayatan Agama

VI. EVALUASI
1. Uraikan dasar pendidikan menurut Iman Kristen?
2. Jelaskan tujuan pendidikan menurut Iman Kristen?
3. Tunjukkan hubungan antara pola didikan di rumah, di sekolah, dan
di gereja?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub Pokok Bahasan : Unsur Ibadah Sosial: Berlaku Jujur
4. Bahan Bacaan : I Raja-raja 17 : 7 - 16
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit.
7. Pertemuan ke 10

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan arti kejujuran
2. Menjelaskan sikap janda di Sarfat terhadap Elia
3. Memberikan contoh sikap jujur dalam hidup sesehari

IV. URAIAN MATERl


Ada 3 pokok utama yang terkai dengan materi pelajaran kia, antara lain
sebagai berikut:
1. Pengertian kejujuran.
Kejujuran kata dasarnya jujur ; kata jujur selalu terkait
dengan sikap laku hidup manusia. Hidup jujur mengandung arti hidup
yang transparan atau terbuka, hidup yang tidak pernah berkompromi
atau bersepakat, bersahabat dengan kejahatan.
Hidup jujur adalah hidup yang menjadi contoh, teladan pola anutan
bagi orang lain. Hidup jujur adalah bagian dari style atau gaya hidup
yang membebaskan diri dari kepentingan pribadi dan kepentingan-
kepentingan tertentu. Hidup jujur adalah hidup yang memperagakan
kesenyawaan atau kesamaan antara aspek ritual atau ibadah dan
aspek sosial atau perilaku hidup sesehari dengan orang lain. Dengan
kata lain hidup yang memperagakan kesenyawaan atau kesamaan
antara kata dan perbuatan.

2. Sikap Janda di Sarfat terhadap Elia


Istilah janda dikenakan bagi seorang istri yang telah
ditinggalkan suaminya karena mengalami kematian. Dengan kata
lain hidup tanpa suami. Janda ini berasal dari Sarfat. Kata Sarfat
dalam bahasa Yunani dan Latin di sebut serepte yang artinya
tempat peleburan untuk memurnikan logam. Sarfat adalah salah
satu kota kecil di Fenisia, (sekarang di sebut Sarafat).
Di zaman pemerintahan raja Ahab, kejahatan semakin parah ketika
istrinya Isabel beserta pengikutnya memelihara dan menyembah
berhala sebanyak 450 nabi Baal dan 400 nabi Asyera.

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Cara hidup mereka sangat bertentangan dengan Allah sehingga


Allah menghukum seisi negeri Sarfat dengan mendatangkan
kemarau panjang. Membuat seisi negeri Sarfat sukar mendapat air
dan kekeringan mengancam hidup mereka. Akibat pemberontakan
dan kekerasan hati terhadap perintah Allah, penderitaan dan
kemiskinan menyelimuti hidup mereka. Dan sekalipun mereka
menikmati hukuman Allah namun Allah tetap mengasihi mereka
dengan cara Allah memerintahkan Elia untuk tinggal di tepi sungai
kering dekat dengan tempat tinggal janda itu.
Elia adalah salah satu tokoh perjanjian lama yang terkenal, jabatan
yang disandang sebagai nabi. Panggilan selaku nabi atau utusan
Allah adalah berdasarkan kehendak bebas Allah karena:
- Memiliki hubungan erat dengan Allah
- Sangat dipercaya oleh Allah
- Sangat peka terhadap dosa dan kejahatan
- Dan Seorang nabi mempunyai visi tentang masa depan, hal ini
terungkat dalam berbagai nubuat.
Nama Elia punya arti yang sesungguhnya dalam bahasa
Ibrani disebut Eliyyhu atau Eliyya; sedangkan dalam bahasa Yunani
disebut Eleiou atau Eleias yang berarti Yah-lah El atau YHWH-lah
Allah atau Allah adalah Allahku. Arti nama tersebut menggambarkan
keyakinan kokohdalam kehidupan Elia. Elia berasal dari Tisbe di
Gileat.
Elia diperhadapkan dengan kondisi seorang janda miskin di tengah
kekeringan dan kegersangan. Ternyata persiapan janda ini hanya
sebatas segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak
dalam buli-buli. Sikap kepolosan dan keterbukaan, jujur saja janda
mengatakan kepada Elia. Seakan bagi janda tidak ada sesuatu yang
tersembunyi.

3. Memberikan contoh sikap jujur dalam hidup sehari-hari


Dalam kenyataan hidup anak tanggung III sesehari, sering
kedapatan sikap tertutup, berkompromi dengan kejahatan,
mengabaikan kebaikan. Tidak dapat memberi contoh, teladan yang
baik bagi lingkungan di mana ia berada ; entah di dalam keluarga, di
sekolah, di pergaulan. Lebih banyak memperagakan aspek ritual
ketimbang aspek sosial.
Nah..... belajar dari kisah janda di Sarfat dan nabi Elia, maka perlu
ditindak lanjuti dalam sikap dan perbuatan yang jujur, seperti berkata
apa adanya, tidak berbohong, tidak menipu, tulus hati, bersedia
mengasihi orang lain ketimbang mengasihi diri sendiri.
Kiranya firman Tuhan hari ini, dapat menumbuh kembangkan sikap
jujur, setia dan taat kepada Tuhan dan bersedia melayani sesama
dimana dan kapan saja anak tanggung III berada. Syaloom.

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah dan tanya-jawab
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Melayani teman
5. Doa Pembacaan yang sakit atau yang
dan Baca Alkitab berekonomi lemah
6. Penyajian Materi (sesuai 4. Menyanyi
Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

2. Ayat Hafalan : Mazmur 119 : 127 - 128


“Itulah sebabnya aku mencintai perintah-
perintah-Mu lebih dari pada emas, bahkan dari
pada emas tua. Itulah sebabnya aku hidup
jujur sesuai dengan segala titah-Mu; segala
jalan dusta aku benci”.

3. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal.

4.2. Sumber : Alkitab, Alkitab Penuntun Hidup


Berkelimpahan, Konkordansi Alkitab, Tafsiran
kita Raja-Raja, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
Jilid I dan II.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan arti kejujuran?
2. Jelaskan sikap Janda di Sarfat terhadap Elia?
3. Tunjukkan sikap jujur dalam hidup sesehari?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub Pokok Bahasan : Unsur Ibadah Sosial: Menghargai
Perbedaan
4. Bahan Bacaan : I Korintus 8 : 4 - 13
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45 - 60 menit.
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Membedakan pandangan orang Yahudi dan orang Yunani tentang
makanan yang dipersembahkan kepada berhala.
2. Menjelaskan sikap Paulus terhadap perbedaan pandangan Yahudi
dan Yunani.
3. Memberikan contoh sikap orang Kristen dalam menghargai
pebedaan

IV. URAIAN MATERI


Berkaca pada Sub Pokok Bahasan kita saat ini, maka terungkap
tiga catatan penting yang perlu disampaikan antara lain:
1. Perbedaan pandangan orang Yahudi dan orang Yunani tentang
makanan yang dipersembahkan kepada berhala.
- Yang dimaksudkan dengan orang Yahudi yaitu orang-orang Ibrani
dari keturunan Abraham, mereka lebih senang menyebut diri
orang- orang Israel. Dengan kata lain orang Yahudi adalah orang
Israel. Mereka dikhususkan dan dikuduskan dari antara bangsa-
bangsa di dunia untuk tetap percaya, setia dan taat kepada Allah.
Namun mereka diperhadapkan dengan godaan sehingga mereka
terjebak untuk menyembah berhala dan melakukan perbuatan-
perbuatan dosa lainnya, sehingga Allah mendidik, menggembleng
mereka melalui pembuangan ke Babilonia. Namun di kemudian
hari Allah kembali memulihkan mereka dari pembuangan di Babel
itu.
- Yang dimaksudkan dengan orang Yunani, yaitu orang-orang non-
Yahudi, yang mengklaim diri sebagai orang berhikmat dan orang
cerdik pandai ; Mereka memahami semua aspek kehidupan dan
segi ilmu pengetahuan. Orang Yahudi banyak terikat dengan hal-
hal yang lahiriah sifatnya, contoh sebelum makan cuci tangan dan
1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

kaki

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

; senang untuk menyembah berhala.


Karena itu Yesus mengkritisi tradisi ke-Yahudian yang sangat
terikat kepada hal-hal yang lahiriah sifatnya.
Bagi bangsa Yunani yang mengandalkan hikmat, memahami
bahwa mereka merasa bersalah jika mereka makan daging yang telah
dipersembahkan kepada berhala. Dengan kata lain makan atau tidak
makan makanan tidak mempengaruhi kedudukan sesorang dihadapan
Allah.

2. Sikap Paulus terhadap pandangan Yahudi dan Yunani


Paulus mengkritik, membantah dan berkata: Jagalah supaya
kebebasan baik Yahudi maupun Yunani, jangan menjadi batu
sandungan bagi mereka yang lemah iman. Lebih jelas lagi dalam
ayat 8 mengungkapkan bahwa “Makanan tidak membawa kita lebih
dekat kepada Allah, kita tidak rugi apa-apa kalau tidak makan, dan
kita tidak untung apa-apa kalau kita makan”. Bagi Paulus, apabila
makanan itu menjadi batu sandungan, baiklah makanan itu jangan
dimakan.

3. Memberikan contoh sikap orang kristen dalam menhargail


perbedaan.
Hidup dalam keperbedaan mesti disikapi dengan arif dan
bijaksana. Sebab keperbedaan adalah anugerah Tuhan yang mesti
dilayani sebagaimana adanya. Namun keperbedaan itu sering kali di
nodai atas nama berbagai kepentingan. Karena itu diisyaratkan bagi
kita agar tetap memelihara keperbedaan tersebut sebagai anugerah
Tuahn. Hal tersebut dapat diwujud nyatakan dalam hidup sesehari
dengan cara saling menerima, saling mengakui dan saling
menghormati, dsbnya.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
Baca Alkitab

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

3. Menyanyi 3. Aktivitas:
4. Pembagian Jenjang Cerdas Cermat Alkitab
5. Doa Pembacaan 4. Menyanyi
dan Baca Alkitab 5. Doa Syukur
6. Penyajian Materi 6. Menyanyi
(sesuai Metode) 7. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : I Korintus 8 : 8 - 9


"Makanan tidak membawa kita lebih dekat
kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau
tidak kita makan dan kita tidak untung apa-
apa, kalau kita makan. Tetapi jagalah,
supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu
sandungan bagi mereka yang lemah”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab, Alkitab Penuntun Hidup
Berkelimpahan, Konkordansi Alkitab, Tafsiran
kita Raja-Raja, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
Jilid I dan II.

VI. EVALUASI
1. Ceritakan latar belakang perbedaan kepercayaan di jemaat Korintus?
2. Jelaskan sikap yang benar di tengah keperbedaan yang ada?
3. Tunjukkan contoh keperbedaan dalam hidup sehari-hari?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub Pokok Bahasan : Unsur Ibadah Sosial: Persaudaraan
Sejati
4. Bahan Bacaan : Maz. 133 : 1 - 3 dan I Yoh. 3 : 11 - 18
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lama Waktu Belajar : 45 - 60 menit.
7. Pertemuan ke : 12

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan makna persaudaraan yang sejati.
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk persaudaraan sejati.
3. Menjelaskan dampak persaudaraan yang sejati.

IV. URAIAN MATERI


Ada 2 bagian bacaan yang mendasari pokok dan sub pokok bahasan:
1. Mazmur 133:1-3
Mazmur ini merupakan syair tentang kerukunan
kekeluargaan, persaudaraan sejati selaku umat Allah. Penampakan
kerukunan ini diawali pada pesta Ziarah, ketika bangsa-bangsa yang
terpisah itu dapat dipersatukan. Pemazmur atau Daud melukiskan
berkat-berkat persatuan atau persaudaraan dalam 2 simbol antara
lain:
a. Simbol Minyak, yang dipakai khusus pada saat pentahbisan para
imam. Minyak mempunyai makna kesukaan, keharuman,
ketentraman dan penyucian. Dengan demikian gambaran
kelimpahan minya sama halnya dengan kelimpahan berkat
Tuhan.
b. Simbol embun. Embun perlambang kesegaran Ilahi dalam wujud
karunia kehidupan kepada manusia, apabila mereka ada dalam
bingkai persaudaraan, persekutuan atau kerukunan.
Ditambahkan: turunnya embun Hermon ke atas Sion, betapa
menggambarkan kelimpahan berkat Tuhan bagi pribadi dan perlu
dibagi-bagi untuk keberuntungan bersama, sebab itulah yang
dikehendaki Allah dan pasti sangat menyenangkan hati Allah.

2. I Yohanes 3:11-18
Perikop ini mengandung imperatif atau perintah untuk berbuat
kasih kepada sesama. Yohanes katakan bahwa Kasih adalah-hukum
pertama yang perlu diterjemahkan dalarn kehidupan orang percaya.
Yohanes menampilkan sikap Kain yang membunuh Habel
adiknya, Nyata sekali sikap Kain yaitu penolakan terhadap kasih ;
Padahal kasih itu telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus di Golgota
dengan cara menyerahkan nyawa demi kita. Karena itu kasih jangan
berhenti pada waktu tertentu, tetapi kasih itu harus dibawa terus
seirama dengan perjalanan hidup kita selama Tuhan berkenaan.
Dengan kata lain sangat dibutuhkan terus menerus berlangsung
sepanjang hidup kita. Dengan demikian makna persaudaraan sejati
yang digambarkan melalui kedua perikop diatas, mengisyaratkan kita
untuk disebarlauskan lagi bagi sesama, dimana dan kapan saja
berada, termasuk anak tanggung III. Membangun rasa simpati dan

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

empati terhadap sesama dengan mengesampingkan atau

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

menjauhkan sikap mementingkan diri sendiri.

3. Bentuk-bentuk persaudaraan Sejati


bentuk-bentuk persaudaraan sejati merupakan berbagai
persekutuan yang dibangun atas dasar kasih Yesus yang sejati
seperti; persekutuan keluarga, persekutuan Unit, dll.

4. Dampak persekutuan yang sejati


Dampak dari persekutuan yang sejati itu adalah rasa aman dan
tentram, ada sukacita, tidak mementingkan diri sendiri dan hidup
saling berbagi. Dengan demikian apabila dengan sungguh manusia
memahami rumusan kasih Allah yang tak terhingga, maka
persekutuan yang sejati dapat terwujud dengan baik dalam tuntunan
Roh Kudus.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah, Tanya Jawab
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Pelayanan
5. Doa Pembacaan Kasih bagi teman yang
dan Baca Alkitab membutuhkan
6. Penyajian Materi 4. Menyanyi KJ. No. 249:1
(sesuai Metode) 5. Doa Syukur
7. Doa Persembahan 6. Menyanyi
8. Menyanyi (Persembahan) 7. Berkat
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Mazmur 133 : 1 - 3


"Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah
baiknya dan indahnya, apabila saudara-
saudara diam bersama dengan rukun!. Seperti
minyak yang baik di atas kepala meleleh ke
janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan
ke leher jubahnya. Seperti embun gunung
Hermon yang turun ke atas gunung-gunung
Sion. Sebab ke sanalah TUHAN
memerintahkan berkat,

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

kehidupan untuk selama-lamanya”.


4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab, Tafsiran PL dan PB.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan makna persaudaraan yang sejati?
2. Identifikasikan bentuk-bentuk persaudaraan yang sejati?
3. Jelaskan dampak persaudaraan yang sejati?
I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : FIRMAN
2. Pokok Bahasan : Ibadah yang Sejati
3. Sub Pokok Bahasan : Unsur Ibadah Sosial: Lingkungan Hidup
4. Bahan Bacaan : Yeremia 29:4-7
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya Waktu Belajar : 45-60 menit.
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Ibadah yang
Sejati

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan manfaat lingkungan hidup bagi kesejahteraan manusia
2. Menjelaskan contoh sikap menghargai lingkungan hidup sebagai
ibadah yang sejati

IV. URAIAN MATERI


1. Muatan Perikop Yeremia 29:4-7, menjelaskan tentang orang-orang
Israel yang terbuang ke Babilonia. Yeremia menulis surat kepada
orang-orang Israel agar mereka tidak terpengaruh dengan ucapan-
ucapan yang tidak bermanfaat. Yeremia memohon supaya orang-
orang Israel tetap sabar di tengah penderitaan untuk menerima
pemulihan Tuhan atas janjiNya.
Isi Janji Tuhan:
1. Orang terbuang (orang Israel) akan dituntun keluar dari
perbudakan masuk ke tanah Kanaan yang telah disediakan Tuhan
kepada mereka.
2. Tanah yang akan ditempati akan dilimpahi kesuburan
3. Mereka harus bekerja keras di tanah itu, supaya ada tunas-tunas
berkat terpancar bagi kehidupan mereka ke depan.
4. Berkat yang akan dimiliki bukan menjadi milik mereka sendiri
tetapi haruslah dibagikan kepada orang lain (menjadi berkat
sesama).
2. Contoh sikap menghargai lingkungan hidup sebagai ibadah yang

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

sejati. Perlu disadari bahwa tanah yang kita tempati, lingkungan yang
kita diami adalah sebuah anugerah Allah yang secara Cuma-Cuma
diberikan kepada kita untuk dapat menyambung kehidupan kini dan
ke depan. Kita patut berdoa syukur atas tanah, lingkungan yang telah
dinikmati. Kita patut menjaga dan melestarikan tanah, lingkungan
tersebut dari sikap-sikap manusia yang kurang bertanggung jawab
atasnya, seperti pembuangan sampah sembarangan yang mengotori
lingkungan dan dapat mendatangkan penyakit bagi manusia ;
pengrusakan hutan membuat hutan gundul dan mengakibatkan
banjir dan banyak sikap lainnya. Kita tidak sekedar menempati tanah,
lingkungan yang ada tetapi ada amanat atau perintah untuk
mengelolah, bekerja keras berusaha dengan setia.
Itu berarti budaya malas, masa bodoh, harap gampang,
berpangku kaki harus disingkirkan dalam iklim kehidupan kita.
Mengapa demikian? Sebab berkaca dari sejarah Penciptaan
Dunia ini, Allah bekerja keras dan dari hasil kerja keras Allah
bukan untuk kepentingan Allah semata tetapi untuk kepentingan
kita di bumi. Ketika kita bekerja keras, pasti saja kita dapat
menikmati hasil yang memuaskan dari Allah. Syaloom.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah dan Peragaan
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan Membuat Apotik Hidup
dan Baca Alkitab 4. Menyanyi
6. Penyajian Materi 5. Doa Syukur
(sesuai Metode) 6. Menyanyi
7. Doa Persembahan 7. Berkat
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Yeremia 29 : 7


"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana
kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota
itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya
adalah

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

kesejahteraanmu”.

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal dan gambar-gambar peragaan sesuai
materi yang diberikan.
4.2. Sumber : Alkitab, Alkitab Penuntun Hidup
Berkelimpahan, Konkordansi Alkitab, Tafsiran
Yeremia, Ensiklopedi Masa Kini Jilid I dan II.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan manfaat lingkungan hidup bagi kesejahteraan manusia?
2. Jelaskan contoh sikap menghargai lingkungan hidup sebagai
Ibadah yang sejati?

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : Kemandirian Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : Pengertian Kemandirian Gereja
4. Pembacaan Alkitab : Efesus 4 : 1 - 7
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Manghayati Peranan Kemandirian
Gereja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan arti kemandirian
2. Menjelaskan arti kemandirian Gereja

IV. URAIAN MATERI


Anak-anak sekalian, orang tua kita pasti bangga kalau kita dapat
membantu pekerjaan di rumah. Misalnya ketika bangun pagi setelah
selesai berdoa, maka kita merapikan tempat tidur kita sendiri. Itu berarti
kita telah belajar untuk melakukan sendiri sebuah pekerjaan dan
hasilnya itu, kita ikut membantu orang lain, dalam hal ini orang tua kita.
Nah, keadaan itu disebut dengan kemandirian dari asal kata mandiri
yang mempunyai arti yaitu keadaan dapat berdiri sendiri, tidak

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

bergantung kepada orang lain. Kemandirian dahulu sering kita dengar


dengan istilah berdikari (singkatan berdiri di atas kaki sendiri). Untuk
mewujudkan keadaan seperti itu, tidak sekalijadi tetapi merupakan
sebuah proses yang dilakukan terus-menerus. Sehingga pada akhimya
kita punya kemampuan sendiri dalam melakukan sesuatu pekerjaan
sekaligus membantu serta menopang orang lain demi mewujudkan
kehidupan dan masa depan bersama yang baik.
Dalam hubungan dengan Gereja, maka pengertian kemandirian
Gereja adalah suatu upaya yang dilakukan terus menerus untuk
mengembangkan kemampuan atau potensi sebagai anugerah Tuhan
yang diwujudkan secara bebas dan bertanggung jawab bagi
persekutuan, pelayanan dan kesaksian. Artinya Gereja atau
persekutuan orang percaya mesti menggantungkan seluruh kehidupan
pelayanan pada Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja, sehingga Gereja
mampu untuk menciptakan hidup yang mandiri baik antar pribadi,
maupun antara Gereja yang satu dengan yang lain. Itu berarti bahwa
kemandirian Gereja adalah merupakan panggilan Gereja di semua
tempat dan sepanjang perjalanan sejarah ini dalam kaitan dengan
keberadaan Gereja itu sendiri dalam rangka membaharui, membangun
dan mempersatukan.
Rasul Paulus juga membicarakan hal tersebut kepada jemaat di Efesus,
agar jemaat sebagai persekutuan yang telah diselamatkan melalui karya
penebusan Tuhan Yesus dapat mewujudkan kehidupan yang mandiri
dalam seluruh aktivitas pelayan jemaat. Didalam kasih Tuhan Yesus,
semua anggota dalam jemaat telah dianugerahkan talenta yang harus
diperlabakan baik untuk diri sendiri maupun untuk menolong dan
membantu orang lain. Dalam hal ini kita mengembangkan dan
memperlabakan talenta yang dianugerahkan oleh Tuhan agat tidak
menjadi beban bagi orang lain namun mampu untuk menolong dan
membantu orang lain. Sebab itulah panggilan dan misi kehidupan kita
sebagai persekutuan jemaat di tengah dunia.
Demikian pun kita sebagai anak-anak punya kemampuan dan talenta
masing-masing yang harus dikembangkan dan perlabakan. Apa saja
kemampuan dan talenta itu? Biarkanlah masing-masing anak memberi
pendapat, setelah itu kita arahkan agar mereka dapat mengerti dan
memahami dalam menggunakan dan mengembangkan kemampuan
yang dimiliki untuk kepentingan bersama dengan orang lain.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bercerita, Tanya Jawab
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Rekreasi
5. Doa Pembacaan 4. Menyanyi
dan Baca Alkitab 5. Doa Syukur
6. Penyajian Materi 6. Menyanyi
(sesuai Metode) 7. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Efesus 4 : 2


“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah
lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu
dalam hal saling membantu”.

Lagu : Kidung Jemaat 424 : 2

4. Alat dan Sumber :


4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain

VI. EVALUASI
1. Jelaskan arti kemandirian?
2. Jelaskan arti kemandirian Gereja?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : Kemandirian Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : Bentuk-bentuk Kemandirian Gereja
4. Pembacaan Alkitab : II Timotius 4 : 1 - 8
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Manghayati Peranan Kemandirian
Gereja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan bentuk-bentuk kemandirian Gereja
2. Menjelaskan manfaat kemandirian Gereja

IV. URAIAN MATERI


Anak-anak kita akan membahas tentang bentuk-bentuk
Kemandirian Gereja. Bentuk-bentuk kemandirian Gereja adalah:
a. Kemandirian Teologi
b. Kemandirian Daya
c. Kemandirian Dana.
Ketiga kemandirian Gereja ini penting dan saling berkaitan erat. Salah
satu kemandirian bisa menghambat yang lain kalau tidak diperhatian
dengan baik. Kalau diperhatikan dan didorong, maka akan sangat
membantu dan mendukung aktivitas pelayanan Gereja.
Yang dimaksudkan dengan Kemandirian Teologi berarti Gereja yaitu
umat dan para pelayan mampu untuk memberitakan kebenaran Tuhan
dan menjawab persoalan-persoalan serta tantangan-tantangan sesuai
dengan kehendak Allah melalui FirmanNya dan diwujudkan dalam
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, Gereja serta bangsa dan
Negara. Sehubungan dengan kemandirian ini, maka bidang teologi
mesti menjadi basis untuk membangun kehidupan umat maupun para
pejabat gereja. Teologi yang kontekstual harus ditumbuhkembangkan
untuk membaharui, membangun serta mempersatukan gereja.
Kemandirian Daya adalah upaya melengkapi umat dalam hal
membangun iman, sikap dan perilaku serta ketrampilan untuk
menjalankan tugas pelayanan dan kesaksian. Sedangkan Kemandirian
Dana adalah upaya meningkatkan kemampuan bersama untuk
memecahkan masalah-masalah ekonomi dan keuangan melalui
kerjasama dalam bentuk saling menolong dan menopang berdasarkan
kasih.-
Manfaat dari kemandirian gereja adalah memungkinkan gereja
dapat melaksanakan tugas panggilannya secara baik dan

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

tertanggungjawab kepada Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja.


Sekaligus melalui kemandirian ini gereja dapat memperjelas
indentitasnya sebagai tubuh Kristus, hamba Allah yang selalu dituntun
oleh Roh Kudus demi rencana keselamatan Allah kepada dunia. Maka
upaya kemandirian adalah merupakan tugas gereja yang tidak dapat
ditawar atau ditunda.
Tugas inipun disampaikan oleh Paulus kepada Timotius sebagai nas
bacaan kita. Kesiapan Timotius untuk pelayanan pekerjaan Tuhan hams
dengan baik sehingga akan menghasilkan yang baik pula. Untuk itu
diperlukan kesungguhan dalam menjalankan panggilan yang akan
dihadapi dengan banyak resiko penderitaan dan kesesakan. Namun
Timotius tidak periu kuatir atau kecewa sebab Paulus telah
membuktikan keberhasilan itu dengan kesungguharmya untuk melayani.
Keberhasilan Paulus bukan karena kehebatan dan kepmtararmya,
namun karena kepasrahannya untuk selalu dituntun oleh kuasa Roh
Kudus. Sehingga diharapkan juga Timotius imtuk selalu yakin dan
percaya kepada Allah dalam Kristus yang oleh tuntunan kuasa Roh
KudusNya akan memampukan Timotius dalam tugas pelayanannya.
Demikianpun juga kita sebagai anak-anak SMTPI ketika kita terpanggil
untuk melayani Tuhan baik di rumah, di sekolah, di tempat bermain, kita
hams mewujudkan sikap dan perilaku hidup yang baik sebagai anak-
anak Tuhan, maka disitupun kita telah memberitakan tentang Tuhan
Yesus. Itu berarti kita telah belajar hidup mandiri sebagai anak Tuhan
yang dipakai untuk menjadi alat kesaksian bagi dunia tentang Tuhan
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia ini.-

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bercerita, Tanya Jawab
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas: Quis
5. Doa Pembacaan dan 4. Menyanyi
Baca Alkitab 5. Doa Syukur
6. Penyajian Materi (sesuai 6. Menyanyi
Metode) 7. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
9. Doa Syafaat

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : II Timotius 4:8


“Sekarang telah tersedia bagiku mahkota
kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku
oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan
juga kepada semua orang yang merindukan
kedatangan-Nya”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal dan daftar pertanyaan untuk Quis
4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain

VI. EVALUASI
1. Jelaskan bentuk-bentuk kemandirian Gereja
2. Jelaskan manfaat kemandirian Gereja

I. BAHAN PELAJARAN
1. Program Sajian : GEREJA
2. Pokok Bahasan : Kemandirian Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : Peranan Kemandirian Teologi
4. Pembacaan Alkitab : Efesus 4 : 8 - 16
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Manghayati Peranan Kemandirian
Gereja

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan peranan Kemandirian Teologi
2. Menunjukkan peranannya dalam kaitan dengan kemandirian Teologi

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

IV. URAIAN MATERI


Kemandirian di bidang teologi sangat penting agar umat dan
para pejabat gereja sungguh-sungguh memahami tugas pelayanan dan
kesaksian Injil Yesus Kristus di tengah-tengah dunia. Pemberitaan Injil
di tengah dunia akan ditantang dengan berbagai ajaran-ajaran palsu
yang menyesatkan. Untuk itu pentingnya kebersamaan dan
kekompakan baik antar umat maupun para pejabatnya yang
mewujudkan keutuhan dan keesaan gereja.
Umat dalam hal ini pelayan dan warga Gereja memiliki
ketahanan iman, tidak mudah terombang-ambing, tersesat, tetap teguh
sebagai saksi Kristus menyatakan Injil kebenaran Allah yang
membebasakan, membaharui, mendamaikan , membangun
kesejahteraan hidup manusia. Sebagai anak-anak SMTPI
kita juga mesti mewujudkan kehidupan demkian
dalam setiap aktivitas kita sesehari. Sebab banyak sekali tantangan
dan hambatan terhadao iman dan keyakinan kepada Tuhan Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tantangan dalam kemajuan ilmu
pengetahun dan teknologi melalui media elektronik, dimana
tayangan-tayangan televisi yang banyak mempertontonkan kuasa-
kuasa kegelapan, juga film yang mengarah pada penyangkalan
terjadap Firman Tuhan. Untuk itu anak-anak hams senantiasa rajin
berdoa, membaca Firman Tuhan serta rajin ke Gereja dan Sekolah
Minggu, sehingga pengetahuan yang benar tentang Firman Tuhan
selalu dimiliki untuk bertumbuh dalam iman, kasih dan pengharapan
kepada
Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.-

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Bercerita, Tanya Jawab
2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan
2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan
3. Menyanyi Baca Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas : Kliping
5. Doa Pembacaan 4. Menyanyi
dan Baca Alkitab 5. Doa Syukur
6. Penyajian Materi 6. Menyanyi
(sesuai Metode) 7. Berkat
7. Doa Persembahan
8. Menyanyi (Persembahan)
1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

9. Doa Syafaat
10. Menyanyi
11. Berkat

2. Ayat Hafalan : Efesus 4:14-15


Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin
pengajaran, oleh permainan palsu manusia
dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan,Tetapi dengan teguh berpegang
kepada kebenaran di dalam kasih kita
bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia,
Kristus, yang adalah Kepala.
3. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal, Buka Gambar dan koran atau
majalah untuk dijadikan kliping, Lem/perekat
dan gunting.
4.2. Sumber : Alkitab, dan buku-buku yang lain

VI. EVALUASI
1. Jelaskan peranan Kemandirian Teologi?
2. Tunjukkan peranannya dalam kaitan dengan kemandirian Teologi?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. ProgramSajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : Permasalahan Sosial Kemasyarakatan
3. Sub Pokok Bahasan : Bentuk-bentuk Permasalahan Sosial
Kemasyarakatan
4. Bahan Bacaan : Kejadian 42 : 1 - 38
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Permasalahan Sosial Kemasyarakatan dan Pemecahannya

III. TUJUAN KHUISUS PENYAJIAN


1. Menjelaskan pengertian masalah sosial kemasyarakatan
2. Menyebutkan bentuk-bentuk permasalahan sosial kemasyarakatan
3. Menjelaskan dampak masalah sosial kemasyarakatan

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Masalah Sosial Kemasyarakatan
Masalah sosial adalah persoalan-persoalan yang muncul di
tengah kehidupan sekelompok orang yang hidup di suatu tempat
tertentu, dan mempunyai dampak yang negatif terhadap kehidupan
di dalam kelompok itu sendiri. Masalah-masalah yang sering muncul
dalam masyarakat mencakup:
1. Masalah kemanusiaan yakni persoalan-persoalan yang terjadi
sehubungan dengan hidup manusia itu sendiri (relasi, aktifitas,
situasi, dsb).
2. Masalah lingkungan hidup yakni persoalan yang terjadi dan
berkaitan dengan keadaan alam baik di darat, laut maupun udara.

2. Bentuk-bentuk Permasalahan Sosial Kemasyarakatan


Bentuk-bentuk permasalahan yang ada dalam masyarakat mencakup
- Kesehatan
Demam berdarah, flu burung, AIDS, Narkoba, gisi buruk, diare, dsb.
- Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik adalah perbuatan/tindakan yang dapat
mengakibatkan orang lain luka, cacat, menderita sakit, dsbnya.
- Kekerasan Non Fisik
Tindakan/perbuatan yang membuat orang merasa tertekan,
ditindas, diperas, merasa tidak aman. Misalnya: ancaman, fitnah.
- Kemiskinan
Suatu keadaan dimana orang merasa bahkan mengalami
kekuarangan baik itu pemahaman maupun materi. Misalnya:

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

Hidup yang melarat (tidak punya apa-apa), kurang memahami arti


hidup sehat, dsbnya,
- Lingkungan Sosial
Terganggunya keamanan dan ketertiban masyarakat, munculnya
berbagai penyakit masyarakat (Judi, Miras, pencurian,
pemerasan, dsbnya).
- Lingkungan hidup
Masalah yang terjadi di lingkungan hidup bak itu di darat, laut
maupun udara.
a. Darat. Penebangan hutan secara liar mengakibatkan erosi,
banjir. Membuangan sampah sembarangan.
b. Laut. Pengambilan batu karang, penebangan hutan bakau,
penangkapan ikan dengan bahan peledak dsbnya.
c. Udara. Polusi udara atau pencemaran udara, gas buangan
kendaraan bermotor.

3. Dampak Permasalahan Sosial


Berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang terjadi jelas
mempunyai dampak terhadap:
1. Pribadi (individu) yang ada dalam masyarakat itu sendiri.
Dampak yang sering terjadi adalah orang berada dalam tekanan
mental maupun fisik sehingga menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku, bisa dari yang baik menjadi buruk.
Misalnya: Orang menjadimudah emosi, bersikap masa bodoh
dsbnya.
2. Keluarga.
Dampak yang dapat dirasakan di dalam keluarga ialah terjadinya
ketidak harmonisan hubungan di antara anggota keluarga yang
jika tidak segera diatasi mengakibatkan keretakan. Juga hidup
dalam serba kekurangan dsbnya.
3. Lingkungan.
Di dalam lingkungan sosial anggota masyarakat tidak aman,
terganggunya ketertiban. Sedangkan pada lingkungan hidup
dilaut, darat maupun udara terjadinya kerusakan dan polusi yang
sangat merugikan bahkan membahayakan kehidupan
masyarakat.
4. Gereja.
Gereja sebagai persekutuan orang percaya akan terganggu
dalam melaksanakan misinya; khususnya yang berkaitan dengan
pelayanan, kesaksian dan persekutuan. Karena anggota gereja
mengalami krisis iman, hidup hanya untuk kepentingan diri
sendiri, dan melupakan sesama. Hidup mengandalkan kekuatan
sendiri dan melupakan Tuhan.

V. AKTIVITAS BELAJAR

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Metode yang digunakan : Ceramah


2. Langkah Kegiatan :
Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu
1. Nyanyian 1. Nyanyian Pembukaan
Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
2. Doa Pembukaan Alkitab
3. Menyanyi 3. Aktivitas:
4. Pembagian Jenjang - Anak diajak untuk meng-
5. Doa Pembacaan inventarisir atau mencatat
dan Baca Alkitab berbagai masalah yang
6. Penyajian terjadi
Materi (sesuai - Pengasuh membuka dis-kusi
Metode) untuk mencari peme-cahan
7. Doa Persembahan terhadap perma-salahan
8. Menyanyi sosial yang telah dicatat tadi
(Persembahan) - Kemudian bersama-sama
9. Doa Syafaat merumuskan tindakan apa
10. Menyanyi yang harus di lakukan
11. Berkat - Bersama anak, pengasuh
mengatur teknis pelaksa-
naan tindakan yang di-ambil
4. Menyanyi
5. Doa Syukur
6. Menyanyi
7. Berkat

3. Ayat Hafalan : Amsal 26 : 27


“Siapa menggali lobang akan jatuh ke
dalamnya, dan siapa menggelindingkan batu,
batu itu akan kembali menimpa dia”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab dan berbagai buku referensi menyangkut
topic.

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian masalah sosial kemasyarakatan?
2. Sebutkan bentuk-bentuk permasalahan sosial kemasyarakatan?
3. Jelaskan dampak masalah sosial kemasyarakatan?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

I. BAHAN PELAJARAN
1. ProgramSajian : KONTEKS
2. Pokok Bahasan : Permasalahan Sosial Kemasyarakatan
3. Sub Pokok Bahasan : Cara-cara Pemecahan
Permasalahan Sosial
4. Bahan Bacaan : Kejadian 47 : 13 - 26
5. Jenjang / Semester : AT III / 1
6. Lamanya waktu belajar : 45 - 60 menit
7. Pertemuan ke :

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Permasalahan Sosial Kemasyarakatan dan Pemecahannya

III. TUJUAN KHUISUS PENYAJIAN


1. Menyebutkan cara-cara pemecahan masalah sosial
2. Menjelaskan peran serta anak dalam memecahkan masalah sosial

IV. URAIAN MATERI


1. Cara-cara Pemecahan Masalah Sosial
Setiap permasalahan yang ada pasti memiliki dampak negatif
baik terhadap pribadi, keluarga, lingkungan dan gereja. Karena itu
harus di sikapi dengan serius. Artinya perlu diupayakan berbagai
cara yang bisa mengatasi permasalahan yang ada.
Menghadapi persoalan sosial kemasyarakatan maka langkah
-langkah atau cara pemecahannya dapat dilakukan dengan cara:
a. Penguatan Spiritual.
Penguatan Spiritual adalah tindakan yang diambil untuk
menumbuh kembangkan kehidupan iman (kerohanian) menjadi
lebih kokoh/kuat, sehingga dapat bertahan dalam menghadapi
berbagai persoalan yang muncul, yaitu:
- Berdoa
Doa adalah nafas hidup orang percaya. Di dalam doa orang
dapat mengkomunikasikan permohonan dan syukurnya kepada
Tuhan. Melalui doa orang dikuatkan dan diberikan kemampuan
oleh Tuhan untuk menghadapi bahkan menyelesaikan berbagai
masalah.

- Membaca Fiman Tuhan (Alkitab)


Alkitab adalah Firman Tuhan. Di dalam Alkitab bisa diketahui

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

kehendak Tuhan yang harus diberlakukan dalam hidup. Di


dalam Alkitab juga ada nasehat, ajaran, larangan bahkan janji
Tuhan. Dengan demikian mambaca Alkitab membuat orang
termotivasi untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak
Tuhan.
- Keterlibatan dalam peribadahan
Ibadah adalah saat dimana orang bersekutu dengan Tuhan.
Ketika jauh atau berada di luar persekutuan dengan Tuhan
orang menjadi lemah, tapi dalam persekutuan dengan Tuhan
orang mendapatkan kekuatan dalam menghadapi persoalan.
Sebab Tuhan sendiri yang akan campur tangan langsung dalam
mengatasi semua hal yang menimpa.

b. Penguatan Etik Moral


Adalah upaya yang dilakukan agar tiap orang bisa memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan yang baik dan benar,
serta hidup sesuai kehendak Tuhan maupun norma/aturan yang
berlaku di dalam masyarakat.
- Dengar-dengaran paa nasehat orang tua
Setiap orang tua menginginkan anak-anaknya hidup tertib,
disiplin dan memiliki kemampuan yang berkreasi dengan
potensi yang ada, serta mampu dalam mengambil keputusan
yang tepat dan berguna bagi hidupnya di masa kini maupun
masa yang akan datang. Karena itu, sebagai anak patutlah
mendengar dan melaksanakan nasehat orang tua, sebab di
dalam nasehat itu ada petunjuk, arahan untuk bagaimana
berperilaku hidup yang baik kepada sesama maupun Tuhan.
- Hati-hati dalam bergaul
Pergaulan itu penting, karena kita bisa bersosialisasi dan
berinteraksi dengan orang lain, baik di dalam maupun di luar
lingkungan hidupnya. Namun harus berhati-hati sebab salah
dalam pergaulan dapat berakibat buruk bahkan menghancurkan
masa depan.

c. Pemberdayaan
Tiap orang memiliki potensi diri dan kemampuan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi (entah akal, kecerdasan, pengetahuan).
Inilah yang harsu diberdayakan di kembangkan sehingga lebih
memiliki kepekaan dalam menghadapi dan mengatasi serta
menyelesaikan berbagai masalah sosial kemasyarakatan yang
ditemui.

2. Peran serta anak dalam pemecahan Masalah Sosial


Sebagai bagian dari masyarakat maka anak pun turut

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

berperan serta dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial yang


ada. Karena anak juga turut merasakan dampak negatif baik secara
langsung maupun tidak langsung dari berbagai masalah yang
muncul. Peran serta anak dapat dinyatakan dalam:
a. Bertindak sebagai perintis, motivator maupun pendorong
terlaksananya berbagai aktivitas dan kegiatan yang bersifat positif
dan membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada.
Misalnya memprakarsai kerja bakti, pelayanan sosial,
memberikan dorongan dan penguatan bagi teman-teman yang
terlanjur lemah karena himpitan berbagai masalah agar bisa
keluar dari masalah tersebut, dsbnya.

b. Membentuk kelompkok Tutor sebaya. Berinisiatif untuk


mengkoordinir teman-teman sebaya yang memiliki tujuan dan
motivasi untuk selanjutnya melakukan berbagai aktivitas dan
kegiatan yang positif. Sekaligus memanfaatkan potensi dan
kreativitas yang dimiliki untuk suatu tujuan yang baik dan
menguntungkan.

V. AKTIVITAS BELAJAR
1. Metode yang digunakan : Ceramah,
Partisipatif Langkah :
- Anak dimintakan menyebut berbagai dampak negatif
yang dirasakan sebagai akibat dari berbagai masalah
sosial yang diketahuinya
- Pengasuh memberikan kesempatan kepada teman
yang lain untuk menyebutkan bagaimana memecahkan
masalah yang dikemukakan
- Pengasuh memberikan penjelasan sesuai uraian materi
dengan menggunakan pemecahan masalah yang
disampaikan sebagai pintu masuk
- Sambil menguraikan materi munculkan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat membangkitkan partisipasi anak

2. Langkah Kegiatan :

Langkah kegiatan di
Langkah kegiatan di TPI
Sekolah Minggu

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

1. Nyanyian Pembukaan 1. Nyanyian Pembukaan


2. Doa Pembukaan 2. Doa Pembukaan Dan Baca
3. Menyanyi Alkitab
4. Pembagian Jenjang 3. Aktivitas:
5. Doa Pembacaan Melaksanakan kagiatan
dan Baca Alkitab yang telah disepakati
6. Penyajian Materi dalam pertemuan pertama
(sesuai Metode) 4. Menyanyi
7. Doa Persembahan 5. Doa Syukur
8. Menyanyi (Persembahan) 6. Menyanyi
9. Doa Syafaat 7. Berkat
10. Menyanyi
11. Berkat

3. Ayat Hafalan : Amsal 23:17-18


“Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang
berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN
senantiasa. Karena masa depan sungguh ada,
dan harapanmu tidak akan hilang”.
4. Alat dan Sumber :
4.1. Alat : Klasikal
4.2. Sumber : Alkitab dan buku-buku lainnya.

VI. EVALUASI
1. Sebutkan cara-cara pemecahan masalah sosial kemasyarakatan?
2. Jelaskan peran serta anak dalam memecahkan masalah-masalah
sosial kemasyarakatan?

1
ANAK TANGGUNG Umur 10-
12

16

Anda mungkin juga menyukai