1
Pelajaran 1
MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH
I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
2
III. URAIAN MATERI
3
dengan panggilannya sebagai citra Allah.
Berdasarkan Kitab Kejadian itu pula manusia diberi
tugas oleh Allah untuk: beranak cucu dan bertambah
banyak, untuk memenuhi bumi dan menguasai, serta
untuk memelihara semua alam ciptaan Tuhan ini.
Dengan Dengan
Hal-hal yang mirip
ayah* ibu*
1. …………………………
2. …………………………
3. …………………………
4. …………………………
5. …………………………
6. …………………………
4
2. Tuliskan beberapa contoh tindakan seseorang
yang dapat merusak “Citra” keluarganya dan
berikan alasannya!
ALLAH MENCIPTAKAN
LANGIT DAN BUMI SERTA ISINYA
(Kejadian 1: 26–30)
5
yang merayap di bumi. “Maka Allah menciptakan
manusia itu menurut gambar-Nya, menurut
gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada
mereka: Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah
atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi.
“Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan
kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji
di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang
buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
Tetapi kepada segala binatang di bumi dan
segala burung di udara dan segala yang merayap
di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala
tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.”
6
3. Menurut pengamatanmu apakah kehidupan
manusia pada dewasa ini sudah sepenuhnya
menggambarkan dirinya sebagai Citra Allah?
7
V. RANGKUMAN
8
- Sebagai Citra Allah manusia diberi tugas untuk :
beranakcucu; bertambah banyak; memenuhi bumi;
dan menguasai ciptaan Allah lainnya (Kej: 26-30).
- Kuasa manusia terhadap alam dan isinya bersifat
terbatas karena kuasa manusia tersebut berasal
dari Allah; maka segala sesuatu yang berkaitan
dengan pengelolaan alam harus berdasarkan
pada rencana dan kehendak Allah.
VI. EVALUASI
9
Pelajaran 2
AKU MEMILIKI KEMAMPUAN
DAN KETERBATASAN
I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
10
III. URAIAN MATERI
11
ajakan dalam mengatasi keterbatasan untuk mencari
sumber kekuatan sejati yakni Allah sendiri.
No Kemampuanku No Keterbatasanku
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
12
3. Keterbatasan dalam hal apa yang dapat
menghambat usahamu mengembangkan
kemampuan?
MEMILIKI DUNIA
13
Pengobatan kemoterapi terus dilakukan. Masih
banyak orang yang tergerak untuk mendonorkan
darah putihnya kepadaku. Salah satunya adalah
saudara laki-lakiku. Pada suatu waktu, aku
dinyatakan bahwa aku tidak lagi menunjukkan
tanda-tanda leukemia. Aku merasa bangga.
Kemudian, hari demi hari, saat mendekati musim
panas, aku merasa memperoleh kekuatan hidupku
lagi. Hal ini menyadarkanku tentang betapa
berharga dan rapuhnya semua orang. Aku sadar
akan keterbatasan diriku. Dalam sebuah catatan
aku pernah menulis, “Aku menjalani pertarungan
yang panjang dan berat, tapi aku takkan menukar
pelajaran yang kudapat selama sepuluh bulan itu
dengan apapun. Aku telah belajar menjadi berani.
Aku telah belajar menjadi kuat. Dan, yang
terpenting, aku telah belajar tidak menyerah.”
Dua bulan kemudian, Liz Alarie mengalami
relaps atau kekambuhan penyakit. Tak lama
kemudian, putri Ray dan Mary Pat ini meninggal
di rumahnya. Orangtua Liz merasa kehilangan
tapi juga bangga padanya. Menurut mereka, Liz
telah menjalani lima belas bulan sakitnya dengan
keanggunan yang bersinar, kedewasaan dan rasa
syukur yang tidak pernah sirna. Ia mencapai
kebesarannya di dunia sebagai seorang guru.
Harapan Liz untuk umat manusia sangat
sederhana, yakni mulailah sekarang menjalani
kehidupanmu sepenuh mungkin. Ini tidak
mustahil.
(Disadur dari Chicken Soup for the Teenage III, hlm. 63-269)
14
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa kelebihan (kemampuan) yang sangat
menonjol dalam diri Liz Alarie?
TALENTA
(Mat 25: 14-30)
15
mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang
seorang diberikannya lima talenta, yang seorang
lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-
masing menurut kesanggupannya, lalu ia
berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima
lima talenta itu. Ia manjalankan uang itu dan
memperoleh laba lima talenta. Hamba yang
menerima dua talenta itupun berbuat demikian
juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang
menerima satu talenta itu pergi dan menggali
lubang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang
tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-
hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan
mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu
datang dan ia membawa laba lima talenta,
katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan
kepadaku, lihat, aku telah memperoleh laba lima
talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik
sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik
dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil,
aku akam memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah
dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah
hamba yang menerima dua talenta itu, katanya:
Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku,
lihat, aku telah memperoleh laba dua talenta.
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia memikul tanggung jawab
dalam perkara kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan
tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang
16
menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku
tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam
yang menuai di tempat dimana tuan tidak
menabur, dan yang memungut dari tempat
dimana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut
dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di
dalam tanah; Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka
jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat
dan malas, jadi kamu sudah tahu bahwa aku
menuai di tempat dimana aku tidak menabur, dan
memungut dari tempat dimana aku tidak
menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uang
itu kau berikan kepada orang yang menjalankan
uang, supaya sekembaliku aku menerimanya
serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah
talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada
orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
Karena setiap orang yang mempunyai,
kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan. Tepapi siapa yang tidak
mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan
diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba
yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang
paling gelap. Disanalah akan terdapat ratap dan
kertak gigi.”
17
2. Bagaimana sikap Tuhan terhadap hamba
yang tidak mau mengembangkan talentanya?
18
Yesus duduk di buritan dan tidur dengan
nyenyak. Hari semakin malam. Angin mulai
kencang, tanda bahwa akan turun angin ribut.
Benar, tidak lama kemudian terjadilah angin ribut.
Begitu dahsyatnya angin taufan, sehingga
membuat gelombang menjadi besar dan perahu
mereka mulai oleng dan air mulai masuk ke
dalam perahu.
Ketika air mulai memenuhi perahu dan angin
taufan tetap mengamuk, para murid mulai
ketakutan. Mereka segera membangunkan Yesus
dengan berteriak, ”Tuhan, angin taufan
mengamuk, perahu kita diombang-ambingkan
ombak, air mulai penuh, kita terancam tenggelam.
Bangunlah Tuhan, apakah Engkau tidak peduli
kita mau binasa?” Yesus bangun dan menegur
mereka, ”Mengapa kamu takut? Mengapa kamu
tidak percaya?” Kemudian, Yesus menghardik
angin ribut, ”Hai angin, diamlah!” dan menghardik
danau, ”Hai danau, tenanglah!” Apa yang terjadi?
Angin ribut tiba-tiba reda dan danau menjadi
tenang. Para muridpun lega.
19
2. Bagaimana caramu sendiri dalam
mengatasi keterbatasan?
V. RANGKUMAN
20
dianggap bodoh dapat meraih sukses di
kemudian hari)
5. Memohon bantuan atau pertolongan Tuhan
seperti yang juga dilakukan oleh murid-murid
Yesus (lihat Mrk 4: 35-41)
VI. EVALUASI
21
Pelajaran 3
SYUKUR ATAS HIDUP
I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
22
yang berpandangan bahwa hidup sebagai seni yang
indah.
Bagi orang beriman Kristiani, Yesus menawarkan
suatu pandangan baru tentang hidup bahwa hidup
adalah anugerah Allah yang patut disyukuri. Allah
berencana menyelamatkan manusia melalui berbagai
macam pengalaman hidup, baik itu yang manis,
maupun yang pahit sekalipun.
Kita diajak untuk meneladani sikap orang
Samaria yang diceritakan dalam Injil Lukas 17: 11-19.
Dari sepuluh orang kusta yang disembuhkan oleh
Yesus, hanya satu orang yang kembali kepada-Nya
untuk bersyukur. Ia melakukan hal yang terbaik bagi
hidupnya, karena melalui peristiwa penyembuhan itu,
ia dapat merasakan kehadiran Allah yang
menyelamatkan.
Hal ini memberi pelajaran kepada kita untuk
selalu mensyukuri setiap peristiwa hidup yang kita
alami; dan kita harus meyakini bahwa melalui
peristiwa tersebut Allah telah merencanakan apa
yang terbaik bagi hidup kita.
23
2. Ceritakan secara singkat pengalaman
hidupmu yang menyedihkan! Jelaskan
pandanganmu dari pengalaman itu!
24
5. Coba rumuskan semboyan atau motto
hidupmu!
25
ini?” Lalu Ia berkata kepada orang itu: “Berdirilah
dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan
engkau.”
26
4. Bagaimana sikapmu seandainya kamu
termasuk orang yang disembuhkan Yesus
tersebut? Mengapa kamu bersikap demikian?
V. RANGKUMAN
27
4) Hidup sebagai anugerah.
Hidup adalah karunia Tuhan yang terbesar,
yang patut untuk disyukuri. Semua peristiwa
hidup baik senang maupun derita harus
dipahami sebagai bagian dari rencana yang
terbaik bagi hidup kita.
- Hidup dianugerahkan oleh Allah, bukan untuk
dikuasai dan diperlakukan semaunya, tetapi
harus dijaga keluhurannya dan digunakan untuk
pelayanan dan pengabdian kepada Allah dan
sesama.
- Banyak cara untuk mensyukuri hidup:
1) Memuliakan Allah melalui doa/ ibadat baik
pribadi maupun bersama.
2) Berusaha hidup lebih baik.
3) Menolong sesama yang menderita.
4) Menjaga kehidupan itu sendiri misalnya;
menjaga kebersihan, menjaga kesehatan,
menjauhi obat-obatan terlarang.
5) Membiasakan diri bersyukur atas seluruh
peristiwa atau pengalaman-pengalaman hidup
yang dialami, susah maupun senang.
VI. EVALUASI
28
Bagaimana pendapatmu jika ada orang yang
berpandangan seperti itu?
4. Sebagai seorang pelajar, bagaimanakah caranya
kamu mensyukuri hidupmu?
5. Bila orang lain membutuhkan kemampuanmu,
apa yang akan kamu lakukan? Mengapa?
6. Bagaimana seharusnya sikap orang beriman
dalam menghadapi keterbatasan dirinya?
VII. TUGAS
29
Pelajaran 4
AKU DICIPTAKAN
SEBAGAI PRIA DAN WANITA
I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
30
III. URAIAN MATERI
31
IV. PENDALAMAN MATERI
32
4. ……………………… 4. ………………………
5. ……………………… 5. ………………………
6. ……………………… 6. ………………………
7. ……………………… 7. ………………………
8. ……………………… 8. ………………………
9. ……………………… 9. ………………………
10. ……………………... 10. ………………………
33
C. Bacalah kutipan Kitab Suci berikut ini!
34
manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup,
demikianlah nanti nama makhluk itu.
Manusia itu memberi nama kepada segala
ternak, kepada burung-burung di udara, dan
kepada segala binatang hutan, tetapi baginya
sendiri ia tidak menjumpai penolong yang
sepadan dengan dia.
Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur
nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil
salah satu tulang rusuk dari padanya, lalu
menutup tempat itu dengan daging.
Dan dari rusuk yang diambil Tuhan Allah dari
manusia itu, dibangun-Nyalah seorang
perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang
dari tulangku, daging dari dagingku. Ia akan
dinamai perempuan sebab ia diambil dari laki-
laki.”
Sebab itu seorang laki-laki akan
meninggalkan ayah ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan
isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
35
V. RANGKUMAN
36
VI. EVALUASI
37
Pelajaran 5
SEKSUALITAS SEBAGAI
ANUGERAH ALLAH
I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
38
III. URAIAN MATERI
39
IV. PENDALAMAN MATERI
b. Hidup perkawinan.
40
3. Bagaimana tanggapanmu terhadap pandangan
yang demikian?
41
6. Bahaya apa yang dapat ditimbulkan oleh
majalah atau film porno?
42
Kristus untuk menyerahkannya kepada
percabulan? Sekali-kali tidak!
Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang
mengikatkan dirinya kepada perempuan cabul,
menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab,
demikianlah kata nas: “Keduanya akan menjadi
satu daging.” Tetapi siapa yang mengikatkan
dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa
lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar
dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan
berdosa terhadap dirinya sendiri.
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu
adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu,
Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan
bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab
kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar. Karena itu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu!
43
2. Apa nasihat Paulus terhadap percabulan?
V. RANGKUMAN
44
VI. EVALUASI
45
Pelajaran 6
AKU MEMBANGUN PERSAHABATAN
DENGAN ORANG LAIN
I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
46
III. URAIAN MATERI
47
yang menyangkut kepribadiannya yang asli ditutup-
tutupi supaya tidak mengecewakan pacarnya. Pada
masa pacaran, hal-hal yang ditutupi inilah yang
hendaknya mampu untuk saling dikenali. Ada
beberapa tahap dalam pergaulan dengan lawan jenis
yang pada akhirnya sampai pada jenjang
perkawinan, antara lain: Tahap I adalah pergaulan
biasa, dimana setiap orang bergaul dengan siapa
saja tanpa ada perasaan apapun. Tahap II Ada
kemungkinan berlanjut pada tahap Pacaran atau
pada tahap persahabatan. Dalam tahap ini mulailah
ada rasa tertarik secara khusus pada lawan jenis
(mulai pacaran). Namun demikian ada pula yang
mulai bergaul secara khusus sehingga terjalin suatu
persahabatan. Bisa jadi seorang sahabat pada
akhirnya dapat menjadi pacar atau sebaliknya. Tahap
III Pertunangan (khusus untuk perkembangan dari
tahap berpacaran). Ketertarikan dan pacaran yang
lebih diarahkan menuju jenjang perkawinan.
Pergaulan remaja tidak hanya tertuju untuk
berpacaran saja. Namun demikian secara khusus,
remaja dapat menjalin pergaulan secara khusus
dengan orang-orang tertentu yang bukan untuk
berpacaran, inilah yang disebut dengan
persahabatan. Manfaat dari persahabatan antara lain:
memungkinkan kita untuk mendapat perlindungan
dari sahabat, ada yang mau mendengarkan saat
mengalami kedukaan, ada orang yang mau mengerti
akan dirinya, ada orang yang mau membantu dirinya,
ada orang yang mau diajak berbagi suka dan duka
dan sebagainya. Persahabatan merupakan
pergaulan dengan orang lain yang lebih dalam dan
lebih kental dibandingkan dengan pertemanan biasa.
48
Namun demikian, persahabatan yang kental dan
mendalam itu dapat pula menjadi retak atau bahkan
hancur oleh hal-hal antara lain: ketidakjujuran,
egoisme, mencari keuntungan sendiri, tidak setia,
sikap pura-pura dan sebagainya.
Iman Kristiani menawarkan prinsip-prinsip
persahabatan yang lebih baik dari apa yang sering
dipahami oleh remaja. Hal itu dapat direfleksikan
dalam persahabatan antara Daud dan Yonathan
dalam I Sam 18: 1-4 dan 20: 1-43. Dari kisah
tersebut, ada beberapa segi pandang ajaran iman
Kristiani tentang persahabatan yaitu: a) persahabatan
mengandaikan kejujuran dan keterbukaan untuk
saling membangun. b) persahabatan perlu didasari
oleh kebenaran yang tidak dapat dikalahkan oleh
ikatan apapun, baik ikatan darah, ikatan fungsional
maupun ikatan-ikatan lainnya.
Persahabatan yang sejati adalah persahabatan
yang sungguh-sungguh berorientasi (tertuju) pada
orang yang dikasihinya. Ciri-ciri persahabatan yang
sejati adalah a) persahabatan yang memampukan
dirinya untuk berbuat tanpa pamrih, b) berani
meninggalkan dirinya sendiri demi sahabatnya tidak
hanya bersama dikala suka, c) tetap hadir terutama
saat duka menimpa, dan d) berani berkorban
segalanya demi sahabatnya.
Gambaran sahabat sejati paling nyata ada dalam
pribadi Yesus Kristus. Yesus telah membuktikan diri-
Nya sebagai sahabat bagi semua orang, terutama
mereka yang hidup tanpa harapan, menderita dan
dikucilkan. Yesus adalah sahabat yang sejati, sebab
Ia berani berkurban untuk sahabat-sahabat-Nya,
bahkan Ia menyerahkan nyawa-Nya sendiri demi
49
sahabat-sahabat-Nya. (Lih. Yoh 15: 13-15)
Persahabatan sejati tidak dibangun demi kesenangan
pribadi dan untuk waktu yang sesaat saja.
Persahabatan sejati adalah persahabatan yang
dilandasi iman akan Allah yang lebih dahulu
mengasihi dan menjadi sahabat manusia (Lih. Sir 6:
5-17).
Persahabatan yang sejati dapat pula akan
terpengaruh oleh hal-hal yang buruk seperti halnya
persahabatan biasa. Oleh karena itu, persahabatan
yang sejati hendaknya selalu kita usahakan untuk
dikembangkan dengan cara antara lain: a) berusaha
mengenal sang sahabat secara mendalam, sehingga
dapat sehati sejiwa, memahami harapan, kesulitan,
kegembiraan dan kesedihannya agar dapat
membantu secara tepat, b) refleksi dan berdoa, agar
apa saja yang kita lakukan dan dilakukan oleh
sahabat dalam persahabatan itu sesuai dengan
kehendak Allah.
50
2. Untuk tujuan apakah sebenarnya berpacaran
itu?
51
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Menurut pendapatmu, apa yang dimaksud
dengan sahabat?
52
D. Simaklah bacaan Kitab Suci di
bawah ini!
53
3. Sikap mana dari persahabatan mereka yang
menunjukkan sikap persahabatan yang
sejati?
54
G. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Mengapa Yesus dikatakan sebagai gambaran
sahabat yang sejati?
55
V. RANGKUMAN
56
persahabatan itu sesuai dengan kehendak Allah.
VI. EVALUASI
57
Pelajaran 7
HIDUP BERSAMA ORANG LAIN
I. KOMPETENSI DASAR
I. INDIKATOR
58
II. URAIAN MATERI
59
bersama yang selaras dibutuhkan suatu asas hidup
bersama, baik yang berbentuk aturan adat, aturan
kelompok, hukum dan perundang-undangan, serta
hukum agama.
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus
memperlihatkan bahwa asas hidup bersama yang
dimaksud diatas bukan hanya sekedar etiket
pergaulan. “Segala sesuatu yang kamu kehendaki
supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah
demikian juga kepada mereka” (Mat 7: 12). Sikap
hidup yang adil, jujur, dan tidak egois merupakan
prasyarat yang harus dijunjung tinggi dalam hidup
bersama. Yesus masih menunjukkan lagi unsur lain
yang jauh lebih penting dan utama dalam asas hidup
bersama, yaitu relasi antar manusia harus dilandasi
dengan sikap kasih. (Mat 22: 34-40). Unsur penting
itulah yang seharusnya mendorong semua orang
untuk memperlakukan orang lain sebagai pribadi
yang berharga dan bermartabat, bukan sekedar
pelengkap (Gaudium et Spes, no 29). Asas kasih
mengarahkan semua orang untuk dapat mencintai
sesama sebagaimana mencintai diri sendiri.
Semuanya itu dilakukan sebagai perwujudan dan
ungkapan atas kasih yang telah dialami oleh Yesus
sendiri dari Allah.
Yesus dengan kasih-Nya selalu menyerukan
persatuan umat manusia, sekalipun berbeda-beda.
Sekalipun ada perbedaan dan masalah dalam hidup
bersama, mereka diharapkan saling mengasihi dan
mengampuni. Dan yang lebih tegas lagi, Yesus
mengajak kita untuk berani mengasihi dan
mendoakan orang-orang yang memusuhi kita (Mat 5:
43). Hidup bersama akan terjamin bila manusia saling
60
mengasihi satu sama lain, sebab Allah sendiri
mencintai semua orang (Mat 5: 45). Allah mencintai
dengan cara yang berbeda-beda. Ukuran cinta Tuhan
sangatlah berbeda dengan ukuran manusia. Allah
mencintai semua orang, yang jahat maupun yang
baik. Bagi orang yang baik, Yesus tetap mengasihi
dengan harapan agar orang tersebut tidak menjadi
sombong dan takabur, melainkan agar orang baik
tersebut dapat menjadi semakin baik. Tuhan juga
mengasihi orang yang jahat dengan maksud agar
orang tersebut mau berubah menjadi baik. Dalam hal
ini Yesus memberi kesempatan kepada orang yang
jahat itu untuk bertobat dan menjadi orang yang baik.
Bukti bahwa Allah mengasihi semua orang, juga
termasuk mengasihi orang yang jahat adalah: a) Allah
tidak membinasakan Adam dan Hawa setelah
mereka berbuat dosa, b) Allah tetap melindungi Kain
yang telah membunuh Habel adiknya sendiri, c) Allah
selalu menolong bangsa Israel sekalipun mereka
kerap melupakan-Nya, dan sebagainya.
Kepada semua orang yang percaya kepada-Nya,
Yesus meminta agar mereka saling mengasihi.
Hanya mereka yang mengasihi sesama yang diakui
oleh Yesus sebagai murid-Nya. Hanya orang yang
mengasihi, yang menjalankan perintah Bapa, dan
hanya orang yang mengasihi akan sampai kepada
Bapa. Akhirnya hanya apabila manusia saling
mengasihi, Kerajaan Allah benar-benar terwujud.
61
III. PENDALAMAN MATERI
62
B. Simaklah Bacaan berikut ini!
63
GAUDIUM ET SPES
ARTIKEL 29
64
2. Sebutkan perbedaan asas dalam hidup
bersama yang dihayati oleh masyarakat pada
umumnya dengan asas hidup bersama
berdasar Kitab Suci dan Gaudium et Spes di
atas!
65
karena pak Bagio sulit diajak “kerja sama” untuk
korupsi.
Kejadian itu membuat pak Bagio sangat
kecewa dan sakit hati. Karena alasan itu pula ia
menjadi sangat benci dengan pimpinannya.
Dalam doanya, pak Bagio selalu mengutuk
pimpinannya itu: ”Mudah-mudahan ia ketabrak
mobil.” “Mudah-mudahan ia terserang penyakit
berat.”
Tetapi tahun berganti tahun, lama setelah
peristiwa pemecatan dirinya, ia merasa heran.
Pimpinannya semakin kaya raya, rumahnya
bertambah, mobilnyapun bertambah. Ia mulai
bertanya-tanya: ”Mengapa Tuhan tidak adil?
Bukankah orang seperti dia seharusnya cepat
mati, karena dia begitu jahat?”
66
2. Menurut pak Bagio Allah itu tidak adil.
Bagaimana menurutmu? Jelaskan!
IV. RANGKUMAN
67
- Faktor yang dapat merusak kehidupan bersama,
antara lain faktor ketidakjujuran, egoisme/
mementingkan diri sendiri, sikap tidak peduli
terhadap orang lain, sikap acuh tak acuh dalam
hidup bersama, sikap sombong, sikap tidak adil
dan sebagainya.
- Yesus menunjukkan unsur yang penting dan
utama dalam asas hidup bersama, yaitu relasi
antar manusia harus dilandasi dengan sikap
kasih. (Mat 22: 34-40).
- Kepada orang yang “baik” Tuhan berharap agar ia
tidak menjadi sombong dan takabur, tetapi agar ia
menjadi semakin baik. Tuhan juga mengasihi
yang jahat untuk memberi kesempatan kepada
orang jahat agar berubah menjadi baik.
- Yesus menawarkan suatu pandangan baru
tentang makna dan cara mengasihi, yaitu bahwa
kasih yang sejati selalu terarah demi kebahagiaan
orang lain tanpa syarat, tanpa pamrih dan terarah
kepada siapa saja termasuk orang yang
memusuhi kita.
- Bukti bahwa Allah mengasihi semua orang, juga
termasuk mengasihi orang yang jahat adalah a)
Allah tidak membinasakan Adam dan Hawa
setelah mereka berbuat dosa, b) Allah tetap
melindungi Kain yang telah membunuh Habel
adiknya sendiri, c) Allah selalu menolong bangsa
Israel sekalipun mereka kerap melupakan-Nya.
68
V. EVALUASI
69
TEMA II
YESUS KRISTUS
70
Pelajaran 8
YESUS BERBELAS KASIH
I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
71
Pada zaman sekarang ini, semakin banyak kita
jumpai orang-orang yang terpinggirkan, miskin,
menderita dan tidak diperhatikan oleh orang lain.
Orang-orang semacam itu sangat membutuhkan
uluran kasih dari orang yang lain yang hidupnya lebih
baik dari pada mereka. Dengan menerima kasih dari
orang lain, mereka merasa mendapat perhatian dan
dukungan dari sesamanya untuk lebih
memperjuangkan hidup yang baik. Sudah banyak
memang orang yang peduli pada sesamanya yang
menderita, namun demikian masih banyak pula orang
yang tidak peduli. Belas kasih bukan terutama
terletak pada besar kecilnya bantuan, namun yang
penting dalam sikap belas kasih adalah sikap bela
rasa, merasakan penderitaan orang lain sebagai
penderitaannya sendiri. Biasanya orang mau
melakukan perhatian kepada orang yang menderita
pertama-tama sering karena tersentuh hatinya oleh
belas kasihan atas penderitaan orang itu.
Yesus hidup dalam situasi dimana banyak
masyarakat miskin yang diperlakukan tidak adil,
tersingkirkan dan menderita lahir dan batin.
Menghadapi kondisi semacam itu, Yesus terpanggil
untuk berbelarasa. Yesus menunjukkan bela rasa dan
kepedulian serta belas kasih-Nya kepada mereka
dengan cara: menyapa mereka, hidup ditengah-
tengah mereka, mengalami suka duka hidup mereka.
Yesus tidak membantu secara material, tetapi Ia hadir
dan menyapa mereka, Ia berpihak kepada mereka, Ia
adalah pribadi yang selalu melakukan tindakan belas
kasih pada sesama-Nya yang menderita. Tindakan
Yesus ini antara lain tampak dalam peristiwa mukjizat
72
ketika membangkitkan seorang pemuda di kota Nain.
(Luk 7: 11-17) Melalui sikap dan tindakan-Nya, Yesus
ingin menyatakan cinta Allah kepada semua manusia
tanpa kecuali. Kasih Yesus sungguh menguatkan dan
meneguhkan orang lain, sehingga pada akhirnya
orang yang menderita merasa diselamatkan dan
memuliakan Allah. Tindakan Yesus yang
menunjukkan sikap berbelas kasih yang lainnya
tampak dalam perbuatan: a) menyelamatkan wanita
yang tertangkap basah berzinah, b) menyembuhkan
orang sakit kusta, c) menyembuhkan orang buta, dan
sebagainya. Yesus melakukan semua perbuatan
kasih itu bukan demi mencari pengikut yang banyak,
bukan pula demi popularitas, namun semua itu
dilakukan demi pembebasan orang yang dikasihi-
Nya, demi kebahagiaan orang yang dikasihi-Nya.
Kasih yang diberikan Yesus tertuju pada semua
orang, bagi mereka yang menderita, juga bagi
mereka yang bersalah kepada-Nya. Setiap orang
pasti pernah melakukan kesalahan baik terhadap diri
sendiri, terhadap orang lain maupun terhadap Tuhan.
Namun demikian tidak semua orang bila melakukan
kesalahan cepat-cepat untuk meminta maaf atas
kesalahannya. Demikian pula tidak semua orang
yang mau dengan senang hati untuk memaafkan
atau memberi pengampunan kepada orang yang
bersalah dan berusaha meminta maaf atau mohon
pengampunan padanya, apa lagi jika dirasa bahwa
kesalahannya sungguh terlalu berat dan menyakitkan
hati.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
orang sulit untuk memaafkan atau juga orang sulit
untuk meminta maaf atas kesalahannya, yaitu antara
73
lain: a) karena keinginan untuk mempertahankan
“harga diri” atau wibawa, b) karena gengsi, c) karena
sikap egois dan mau menang sendiri.
Ketidakmampuan memaafkan atau mengampuni
dapat mengakibatkan: a) menumbuhkan rasa
dendam, yang sesungguhnya dapat merugikan diri
sendiri, b) orang yang bersalah pada akhirnya
menanggung rasa bersalah secara berkepanjangan,
c) tumbuhnya permusuhan dan kebencian.
Kekurangjujuran atau ketidakberanian mengakui
kesalahan dapat menjadikan hati nurani tumpul yang
mengakibatkan kesalahan apapun dianggap biasa,
akhirnya lama kelamaan kesalahan besarpun
termasuk yang merugikan orang lain akan dianggap
biasa pula. Meminta maaf atau memberi
pengampunan, sesungguhnya dapat
menguntungkan, baik bagi yang bersalah maupun
bagi orang yang telah dirugikan. Dengan mau
mengampuni, ataupun mau meminta maaf, akan
dapat menjadikan hati kita tenang, tenteram, damai,
jauh dari segala permusuhan dan dendam, bahkan
dengan memaafkan atau meminta maaf, hubungan
kita dengan sesama dan dengan Tuhan akan tetap
terjalin dengan harmonis dan menyenangkan.
Yesus adalah pribadi yang selalu hadir dengan
kasih-Nya yang tidak terbatas. Yesus mengasihi
orang lain tanpa membedakan dan kasih-Nya tertuju
kepada siapapun termasuk kepada kaum pendosa.
Kepada setiap pendosa yang bertobat, Yesus selalu
membukakan pintu maaf dan pengampunan, bahkan
Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk selalu
mengampuni tanpa batas, seperti diungkapkan dalam
Matius 18: 21-22 yaitu mengampuni bukan hanya
74
sampai tujuh kali tetapi tujuh puluh kali tujuh kali.
Dalam Yohanes 8: 2-11, Yesus telah mengajarkan
kepada orang-orang dizaman-Nya bahwa setiap
orang tidak ada yang sempurna. Setiap orang pasti
pernah melakukan kesalahan dan untuk itu setiap
orang diharapkan tidak cepat-cepat melakukan
penghakiman kepada sesamanya. Kepada
perempuan yang berdosa, Yesus tidak bersikap
mengadili, tetapi memberi kesempatan kepada
perempuan tersebut untuk berubah dan tidak
melakukan dosa lagi. Pewartaan Yesus yang tidak
hanya dalam kata-kata tetapi terlebih dalam
keteladanan hidup-Nya inilah yang hendaknya kita
teladani dengan mengasihi orang lain tanpa batas
dan berusaha untuk membarikan pengampunan pada
orang yang bersalah serta berusaha untuk
secepatnya memohon maaf jika kita sendiri telah
melakukan suatu kesalahan.
75
Seorang anak sedang Seorang anak membantu nenek-
memberikan sedekah pada nenek menyebrang jalan
pengemis/fakir
76
3. Jika kamu dapat melakukan perbuatan
belas kasih seperti diatas, bagaimana
perasaanmu? Mengapa?
77
ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari
kota itu menyertai janda itu.
Dan ketika Tuhan melihat janda itu,
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia
berkata kepadanya: ”Jangan menangis!” Sambil
menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan
sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai
anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”
Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai
berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya
kepada ibunya.
Semua orang itu ketakutan dan mereka
memuliakan Allah, sambil berkata: ”Seorang nabi
besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan
“Allah telah melawat umat-Nya.” Maka tersiarlah
kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan
diseluruh daerah sekitarnya.
78
3. Menurutmu, apa saja yang dapat mendorong
atau memotivasi seseorang mau berbelas
kasih pada sesamanya?
KEMENANGAN MENGAMPUNI
79
“Tidak,” kataku dengan keras. “Perkataanmu
telah menyakiti hatiku. Aku tidak akan pernah
memaafkan kamu! Bagaimana tidak menyakitkan,
kamu senang mengolok-olok aku sebagai anak
haram dihadapan teman-teman, hanya karena
warna kulitku lebih gelap dibandingkan dengan
saudara-saudaraku yang putih mulus. Mulai hari
ini, aku tidak akan bersahabat lagi denganmu!”
Mendengar perkataanku yang keras itu,
Dianpun terkejut. Ia pun tertunduk dengan muka
memerah. Rasa bersalah yang teramat besar
tampak dalam raut wajahnya. Dan aku pun
merasa menang.
Sejak saat itu, rasa dendamku makin
bertambah. Setiap aku berpapasan dengannya,
aku langsung membuang muka. Kadang-kadang
hal itu disertai dengan kata-kata untuk
menyatakan rasa ketidaksenanganku kepadanya.
“Huh, dasar tukang fitnah!” atau kata-kata lain
untuk mengungkapkan kekesalanku terhadap
perbuatannya yang telah menyakitiku.
Wajah Dian rasanya tidak pernah lepas dari
benakku. Setiap kali membayangkan wajahnya,
rasanya aku ingin membunuhnya atau
mencelakainya atau apa saja yang dapat
kulakukan untuk membalas sakit hatiku. Bahkan
kerap kali aku berdoa yang jelek-jelek bagi dia,
agar dia celaka, agar dia sakit, agar nilai
ulangannya jelek, agar tertabrak kendaraan, dan
sebagainya. Tapi herannya, tidak satupun yang
kuinginkan terjadi. Dianpun tampak baik-baik
saja. Sepertinya dia biasa-biasa saja. Dia tetap
saja menyapaku, sekalipun aku tidak pernah
80
menanggapinya. Dia tetap menawarkan bantuan
bila dia tahu bahwa aku membutuhkan sesuatu,
tetapi aku selalu menolak dan mencari bantuan
dari orang lain. Hal itu berlangsung hingga
beberapa bulan.
Menjelang Natal, aku bersama ayah ibuku
pergi ke gereja untuk mengikuti ibadat tobat. Aku
tersentuh oleh kotbah pastor parokiku. Akupun
mulai berfikir: ”Mengapa aku tidak bersedia
memaafkan Dian? Mengapa aku masih
menyimpan perasaan dendam kepadanya?
Betulkah dengan menyimpan rasa dendam yang
mendalam itu aku menang? Ataukah itu justru
tanda kekalahanku yang paling besar? Apa
untungnya aku memdendam kepadanya?
Bukankah aku sendiri yang rugi, banyak waktu
dan pikiran terbuang untuk memikirkan hal-hal
yang buruk tentang dia?”
Akhirnya, kuputuskan untuk mengungkapkan
semua itu dalam sakramen tobat. Aku
menceritakan semuanya kepada pastor yang
mendengar pengakuanku. Di dalam kamar
pengakuan, pastor memberi nasihat agar aku
berdoa meminta kekuatan dari Roh Kudus untuk
dapat memaafkan dia. Sementara sedang
mendengar nasihat itu, hatiku terus bergolak,
antara memaafkan dan tidak memaafkan.
Rupanya hal itu membuat pastor terheran karena
aku terdiam. Ia lalu mengejutkan aku: ”Sekarang
berdoalah di depan Bunda Maria mohon kekuatan
Roh Kudus untuk mampu memaafkan dia,
doakan juga agar dia dapat menjadi sahabat yang
baik.” Akupun keluar, lalu berdoa.
81
Setelah keluar dari gereja, aku merasa lega.
Aku benar-benar merasa menang sekarang. Aku
merasa ringan sekali, bagaikan tidak ada beban
lagi di pundakku. Pikiranku dipenuhi rencana
untuk berbaikan lagi dengan Dian. “Besok bila
bertemu di sekolah, aku akan menyapanya lebih
dahulu dengan senyum,” demikian gumanku
dalam hati.
82
G. Simaklah cerita Kitab Suci di bawah ini!
83
setelah mereka mendengar perkataan itu,
pergilah mereka seorang demi seorang, mulai
dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus
seorang diri dengan perempuan itu yang tetap
ditempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan
berkata kepadanya: ”Hai perempuan, dimanakah
mereka? Tidak adakah seorang yang
menghukum engkau? Jawabnya: ”Tidak ada,
Tuhan.” Lalu kata Yesus: ”Akupun tidak
menghukum engkau. Pergilah, dan jangan
berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
84
V. RANGKUMAN.
85
menanggung rasa bersalah berkepanjangan,
dapat juga menyebabkan tumbuhnya
permusuhan dan kebencian.
- Meminta maaf atau memberi pengampunan,
sesungguhnya dapat menguntungkan, baik bagi
yang bersalah maupun bagi orang yang telah
dirugikan.
- Dengan mau mengampuni, ataupun mau
meminta maaf, akan dapat menjadikan hati kita
tenang, tenteram, damai, jauh dari segala
permusuhan dan dendam, bahkan dengan
memaafkan atau meminta maaf, hubungan kita
dengan sesama dan dengan Tuhan akan tetap
terjalin dengan harmonis dan menyenangkan.
- Kepada setiap pendosa yang bertobat, Yesus
selalu membukakan pintu maaf dan
pengampunan, bahkan Yesus mengajak murid-
murid-Nya untuk selalu mengampuni tanpa batas
seperti diungkapkan dalam Matius 18: 21-22
yaitu mengampuni bukan hanya sampai tujuh kali
tetapi tujuh puluh kali tujuh kali.
- Kepada perempuan yang berdosa (Yoh 8: 2-11),
Yesus tidak bersikap mengadili, tetapi memberi
kesempatan kepada perempuan tersebut untuk
berubah dan tidak melakukan dosa lagi.
VI. EVALUASI
86
2. Sebutkan beberapa tindakan belas kasih Yesus
Kristus yang dapat diteladani dalam hidup sehari-
hari!
3. Sebutkan faktor penghambat yang membuat
orang sulit mengampuni!
4. Sebutkan faktor penghambat yang membuat
orang sulit meminta maaf!
5. Sebutkan keuntungan bila mampu mengampuni
dan mendapatkan pengampunan!
6. Jelaskan pengampunan yang dilakukan Yesus
Kristus seperti dikisahkan dalam Yohanes 8: 2-11!
87
Pelajaran 9
YESUS PEDULI PADA PENDERITAAN SESAMA
I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
88
12. Menyebutkan contoh sikap pergaulan Yesus
tanpa pengkotakkan.
89
Yesus dengan orang kecil/ orang yang disingkirkan
dan orang yang tertindas. Dalam karya-Nya Yesus
menyembuhkan orang kusta (Luk 6: 6-11)
menyembuhkan orang sakit (Mat 4: 23-25)
menyembuhkan orang buta (Mat 9: 27-31) dan masih
banyak peristiwa lain yang dapat ditemukan dalam
kitab suci perjanjian baru.
Apa yang telah diajarkan Tuhan Yesus itu tidak
hanya cukup diketahui saja, melainkan harus
diwujudkan dalam tindakan nyata; seperti
mengunjungi orang sakit, menghibur yang
kesusahan, membantu yang miskin. Bantuan dan
perhatian dapat juga diwujudkan dalam bentuk doa.
Doa merupakan suatu sarana komunikasi antara
manusia dengan Tuhan. Dalam doa terjadi
komunikasi timbal balik. Artinya ketika kita berdoa
Tuhan mendengarkan dan sebaliknya ada saat
dimana kita harus membuka hati untuk
mendengarkan sapaan Tuhan kepada kita. Dalam
berdoa kita dapat menyatakan maksud dan niat
kita; misalnya memuliakan Tuhan, bersyukur dan
memohon. Yang sering terjadi, kalau berdoa yang
paling pertama adalah memohon.
Disamping itu dalam doa tidak hanya memikirkan
kepentingan kita semata, melainkan juga untuk
mendoakan sesama, lebih-lebih mereka yang
menderita dan tersingkirkan. Hal ini mau
menunjukkan bahwa hubungan kita dengan Allah
harus mendorong kita untuk menjalin relasi dengan
sesama. Hal ini telah ditunjukkan oleh Yesus. Dalam
karya-Nya, Yesus memulainya dengan doa, Ia
menjalin relasi dengan Bapa-Nya. (Luk 11: 1-13).
90
Tuhan Yesus selalu menyerahkan doa dan karya-
Nya kepada Bapa dan mengajarkan kepada kita
untuk menyapa Allah sebagai Bapa kita (Mat 6: 5-15).
Yesus tidak hanya berdoa untuk dirinya saja
melainkan juga untuk murid-murid-Nya. Karena kita
adalah muridnya, maka Iapun berdoa untuk kita (Yoh
17: 1-26). Doa bukan untuk dipamerkan kepada
orang lain. Tujuan utama doa adalah berkomunikasi
dengan Tuhan. Maka dalam berdoa harus disertai
dengan sikap penyerahan, cinta kasih, keadilan dan
pengampunan seperti terdapat dalam kitab suci.
Yesus berdoa untuk murid-Nya karena Ia selalu
dekat dengan semua orang. Ia terbuka dan bergaul
dengan siapa saja. Bagi Yesus tidak ada
pengkotakkan dan kelas-kelas diantara manusia. Ia
akrab dengan semua orang mulai dari golongan
terhormat seperti para Imam (Yoh. 7: 42-52) dan juga
penguasa bahkan penjajah (Mrk.7: 1-10). Yesus juga
bergaul dengan para koruptor (Luk 19: 1-10), dengan
para tuna susila (Luk. 7: 36-50; Yoh.8: 1-11) dan juga
para penderita penyakit yang berbahaya yang
dikucilkan oleh masyarakat. Ia juga mengunjungi
orang kafir (Mat. 15: 21-28).
Sikap Yesus ini sangat bertentangan dengan
ajaran bangsa Yahudi saat itu; yang melarang untuk
bergaul dengan orang-orang yang dianggap berdosa.
Dimata Yesus orang seperti inilah yang pantas
mendapat pertolongan.
91
IV. PENDALAMAN MATERI
Orang yang
Bentuk pertolongan
No. membutuhkan
yang diberikan.
pertolongan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
92
4. Pernakah anda mempedulikan sesamamu?
Apa bentuk kepedulian itu?
93
1. Sedang apakah Yesus pada gambar
tersebut?
94
C. Carilah kisah dalam Kitab Suci, yang
menceritakan tentang Yesus bergaul dengan
berbagai macam orang! Isilah tabel berikut!
V. RANGKUMAN
95
- Dalam doa-Nya, Yesus selalu berpasrah kepada
Bapa di surga.
- Yesus mengajarkan kita agar memanggil Allah
dengan Bapa. (Mat 6: 5-15).
VI. EVALUASI
96
Pelajaran 10
YESUS MEWARTAKAN SABDA BAHAGIA
I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
97
10. Menyebutkan contoh perwujudan tindakan bebas
sebagai anak-anak Allah, seperti yang
diperjuangkan Yesus.
98
ketenangan, ketenteraman dan kedamaian dalam
hidup.
Pandangan manusia tentang kebebasan, bila
dibandingkan dengan pandangan Yesus dalam
Matius 5: 1-12, sangat bertentangan. Kekayaan
materi yang menjadi dambaan setiap orang justru
tidak mendapat tempat dihati Yesus. Yesus berkata:
“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah
karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga”
(Mat 5: 3). Demikian halnya dengan ketenangan,
sukacita dan damai; Yesus bersabda: “Berbahagialah
orang yang berduka cita karena mereka akan dihibur
(Mat 5: 4). Kalau demikian halnya apa sebenarnya
yang dikehendaki Yesus?
99
menyandarkan hidup kepada Allah. Mereka itu
adalah;
a. Orang miskin; bukan mereka miskin
karena tidak memiliki harta benda, melainkan
karena tertindas oleh orang kaya dan kuat.
b. Orang yang berduka cita; mereka
mengharapkan penghiburan yang datang dari
Allah (Yes 61: 1-3)
c. Orang yang lemah lembut; orang
yang dengan rendah hati menantikan
pertolongan dari Tuhan.
d. Orang yang lapar dan haus akan
kebenaran; mereka adalah orang-orang yang
rindu dibenarkan oleh Allah (Mzm 146: 7)
Dari aspek iman orang yang berbahagia adalah
orang yang sepenuhnya mengandalkan Tuhan dan
tindakan Allah dalam keadaannya sekarang yang
kurang baik.
100
d. Orang yang dianiaya karena
kebenaran; artinya orang yang berjuang demi
tegaknya kebenaran.
Dari aspek ini, Tuhan Yesus menghendaki agar
setiap orang beriman, mewujudkan imannya dalam
perbuatan kasih yang nyata terhadap sesama.
Jadi, kebahagiaan penuh yang didambakan akan
terpenuhi jika setiap orang condong mengharapkan
segalanya dari Tuhan atau orang yang menerima
Allah sebagai satu-satunya raja mereka.
Namun perlu diingat bahwa Yesus tidak
bermaksud mempertahankan kemiskinan dan
penderitaan yang dialami oleh manusia. Yesus ingin
mengingatkan kepada kita untuk memperhatikan
orang orang yang selayaknya mendapat perhatian.
Karena Yesus berkata: “Apa yang kamu lakukan
kepada saudaraku yang hina ini itu kamu lakukan
untuk aku” (Mat 25: 40).
Pewartaan sabda bahagia merupakan tindakan
Yesus untuk membebaskan manusia dari perlakuan
diskriminatif. Karena pada hakekatnya kebebasan itu
sudah melekat pada diri manusia sejak manusia ada
yang kita kenal dengan hak asasi. Namun dalam
kenyataannya kebebasan manusia seringkali
disalahgunakan oleh manusia itu sendiri, mulai dari
para pejabat sampai kepada pribadi-pribadi.
Manusia sering salah menafsirkan makna yang
terkandung dalam aturan-aturan yang dikeluarkan
baik oleh penguasa negara maupun pemimpin
agama.
Aturan yang semula merupakan ketentuan atau
rambu-rambu untuk menciptakan kebebasan,
ketenteraman dan kedamaian bagi manusia sehingga
101
menjadi manusia yang bertanggungjawab dibelokkan
menjadi senjata untuk menindas orang kecil bahkan
membinasakan orang lain. Sekedar contoh, korupsi
terjadi dimana-mana, bom meledak dimana-mana,
merenggut ratusan nyawa manusia yang tak
bersalah. Semuanya terjadi karena salah
menerjemahkan arti kebebasan.
Semua orang mendambakan kebebasan tetapi
dihayati dan dipraktekan secara salah. Misalnya
peraturan sekolah yang bertujuan agar menanamkan
disiplin pada siswa, dianggap sebagai penghambat
kebebasan. Atau nasihat orang tua dianggap sebagai
larangan yang mengekang kebebasan mereka, dan
akhirnya mereka berusaha secara sembunyi atau
bahkan dengan berani melanggarnya. Sikap kurang
disiplin dalam keluarga ini menciptakan masyarakat
yang akan bertindak seenaknya saja.
Banyak pelanggaran yang terjadi karena salah
kaprah tentang arti kebebasan. Kebebasan diartikan
bertindak sekehendak hatinya. Maka terjadilah
pelanggaran di segala segi kehidupan. Pelanggaran
lalu lintas, perampokan dan pencurian kendaraan
bermotor dan lain lainnya karena kita tidak lagi
menghargai milik orang lain. Tindakan semacam ini
bertentangan dengan sikap Yesus.
Tuhan Yesus memaklumkan bahwa Allah itu
pembebas. Allah ingin agar manusia mengembangkan
diri secara penuh, dengan demikian segala hukum,
peraturan dan perintah harus diabadikan pada tujuan
pemerdekaan manusia; artinya tujuan utama hukum
adalah membebaskan manusia dari segala sesuatu
yang dapat menghalangi manusia untuk berbuat baik.
102
Yesus ingin mewujudkan hukum taurat dalam terang
kasih.
Atas dasar kasih itulah Tuhan Yesus bertindak. Ia
melakukan mukjizat penyembuhan pada hari Sabat;
membolehkan para murid untuk memetik gandum
pada hari Sabat, semuanya itu dilakukan Yesus,
karena menurut Yesus aturan seharusnya membuat
manusia semakin bebas dalam kasih, dengan begitu
ia semakin dekat dengan Allah.
Bagi orang yang telah dibebaskan oleh sengsara
wafat dan kebangkitan Yesus, tugas yang harus
diemban selanjutnya adalah membebaskan sesama
dari tindakan sewenang-wenang dan dari keterikatan
pada dosa yang mengakibatkan maut. Oleh sebab itu
jangan menggunakan kebebasan untuk hal-hal yang
tidak berguna serta merusak masa depan.
Gereja melalui Sakramen Baptis mengangkat kita
menjadi anak-anak Allah yang merdeka, bebas dari
dosa dan melancarkan hubungan manusia dengan
Allah, terhindar dari kematian kekal dan dengan
bebas pula melayani Tuhan dan sesama.
103
imannya, tetapi ia tidak pernah mengalaminya. Ia
hampir saja putus asa, ketika pada suatu hari
muncul suatu penglihatan. Rahib itu gembira
sekali. Tetapi apa yang terjadi kemudian? pada
saat ia mengalami penglihatan itu, lonceng biara
berbunyi. Bunyi lonceng itu menandakan saatnya
para rahib memberi makan orang miskin yang
setiap hari berkumpul di depan pintu biara.
Dan sekarang adalah gilirannya rahib untuk
memberi makan kepada mereka. Apabila ia tidak
membawa makanan, maka mereka akan pergi
dengan diam-diam. Mereka berpikir bahwa hari
itu biara tidak punya makanan untuk mereka.
Rahib tua itu harus membuat pilihan, antara
pekerjaan harian atau penglihatan. Akan tetapi,
sebelum lonceng biara berhenti berdentang si
rahib sudah membuat keputusan. Dengan berat
hati ia meninggalkan penglihatan dan pergi
memberikan makanan kepada orang-orang
miskin. Sekitar satu jam kemudian, si rahib tua itu
kembali ke kamarnya.
Ketika ia hendak berlutut untuk mengucap
syukur, ia mendengar orang itu berkata: “Anak-
Ku, jika saja engkau tidak memberi makan orang-
orang miskin itu, tentu saja Aku telah pergi
meninggalkanmu.”
Jalan terbaik untuk melayani Tuhan adalah
melayani sesama kita, lebih-lebih mereka yang
miskin dan menderita.
104
B. Jawablah pertanyaan berikut!
1. Menurut cerita diatas, apa yang dicari rahib
tersebut?
105
C. Simaklah bacaan Kitab Suci di bawah ini!
UCAPAN BAHAGIA
(Matius 5: 1-12)
1
Ketika Yesus melihat orang banyak itu,
naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk,
datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2 Maka
Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka,
kata-Nya:
“3 Berbahagialah orang yang miskin
dihadapan Allah, karena merekalah yang
empunya Kerajaan Surga.
4
Berbahagialah orang yang berduka cita,
karena mereka akan dihibur.
5
Berbahagialah orang yang lemah lembut,
karena mereka akan memperoleh di bumi, apa
yang dijanjikan Allah.
6
Berbahagialah orang yang lapar dan haus
akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
7
Berbahagialah orang yang murah hatinya,
karena mereka akan beroleh kemurahan.
8
Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah.
9
Berbahagialah orang yang membawa damai,
karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
10
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh
sebab kebenaran, karena merekalah yang
empunya Kerajaan Surga.
106
11
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu
dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan
segala yang jahat.
12
Bersuka cita dan bergembiralah, karena
upahmu besar di surga, sebab demikian juga
telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”
107
E. Isilah kolom berikut!
1. Aturan di rumah
2. Aturan di sekolah
Aturan sekolah
Alasan mengapa aturan itu
No. yang saya
disenangi
senangi
1.
2.
3.
4.
5.
108
2. Kebebasan macam apa yang kamu inginkan?
109
V. RANGKUMAN
110
- Dalam Kitab Suci Tuhan Yesus membebaskan
orang yang membutuhkan pertolongan dan ingin
hidup bahagia.
VI. EVALUASI
111
Pelajaran 11
YESUS MEMPERJUANGKAN
KESETARAAN MARTABAT MANUSIA
I. KOMPETENSI DASAR
II. INDIKATOR
112
Sikap tidak menghormati martabat manusia, akan
menimbulkan perlawanan dari setiap pribadi yang
merasa keberadaannya tidak dihargai.
Gereja menghendaki agar kita semua
menghargai harkat dan mertabat setiap pribadi
manusia dan membebaskannya dari penyalahgunaan
kewenangan. Untuk menghormati pribadi manusia,
hendaklah kita berprinsip: “Setiap orang wajib
memandang sesamanya tak seorangpun terkecuali,
sebagai ‘dirinya yang lain’ terutama mengindahkan
perihidup mereka beserta upaya-upaya yang mereka
butuhkan untuk hidup secara layak”(GS 27,1)
Dengan demikian kita haruslah memandang
sesama, dari sudut pandang Kristiani sebagai
seorang saudara dan saudari, seperti yang dikatakan
oleh Tuhan Yesus sendiri: “Segala sesuatu yang
kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku
yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk
Aku.” (Mat. 25: 40).
Kesamaan martabat manusia berhubungan erat
dengan martabatnya sebagai pribadi dan dengan
hak-hak yang melekat pada dirinya. Oleh sebab itu:
“Setiap cara diskriminasi dalam hak-hak asasi
pribadi, entah bersifat sosial, entah budaya,
berdasarkan jenis kelamin, suku, warna kulit, kondisi
sosial, bahasa atau agama, harus diatasi dan
disingkirkan, karena bertentangan dengan maksud
Allah. (GS. 29,2).
Dari uraian ajaran Gereja diatas menyadarkan
kita bahwa merendahkan martabat orang lain berarti
kita melanggar ajaran Gereja yang diterima dari
Tuhan Yesus Kristus. Terhadap teman kita yang
kurang mampu baik secara ekonomi ataupun
113
kepandaian sering kali kita jauhi, kita singkirkan dari
kelompok kita yang akhirnya ia semakin minder dan
bahkan putus asa. Jika kita tetap berlaku seperti ini,
maka kita melakukannya untuk Yesus juga.
Banyak orang yang memperjuangkan kesetaraan
martabat manusia baik dalam negeri kita maupun di
dunia internasional. Banyak pahlawan yang gugur
karena membela harkat dan martabat bangsa
Indonesia. Banyak tokoh dunia yang
memperjuangkan kesetaraan martabat seperti Indira
Gandhi di India, Nelson Mandela dan Martin Luther
King di Afrika, dan para santo santa dalam Gereja
yang memperjuangkan kesetaraan martabat
manusia.
Tokoh utama pejuang kesetaraan martabat
manusia adalah Tuhan Yesus sendiri. Dari persoalan
gender, Yesus membiarkan diri-Nya dibantu oleh para
wanita dalam karya-Nya. Yesus juga membela wanita
yang diperlakukan tidak adil..
Yesus bergaul tanpa pilih kasih. Ia mengajarkan
kesetaraan dan persamaan derajat. Ia berusaha
merangkul semua golongan dan tidak mau terikat
dengan aturan yang diskriminatif. Ia bergaul dengan
Zakheus pemungut cukai yang dimata orang Yahudi
sebagai pendosa yang harus disingkirkan. Sikap
Yesus ini hendaknya diteladani.
114
IV. PENDALAMAN MATERI
115
B. Simaklah Bacaan Kitab Suci berikut ini!
ZAKHEUS
(Lukas 19: 1–10)
116
C. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Mengapa Yesus mau menumpang di rumah
Zakheus?
117
V. RANGKUMAN
VI. EVALUASI
ooo ooooo
118