Anda di halaman 1dari 4

AKU CITRA ALLAH YANG UNIK

Kejadian 1:26-28
Berfirmanlah Allah: ”Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak
dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia:
laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: ”Beranakcuculah dan bertambahlah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
segala binatang yang merayap di bumi”
 Setiap manusia itu unik. Keunikan itu dapat diamati dari hal-hal fisik, psikis,
bakat/kemampuan serta pengalaman-pengalaman yang dimilikinya.
 Ada 2 sikap dalam menghadapi keunikan. Yang bersikap positif akan menerima
keunikan itu sebagai anugerah. Ia bangga bahwa dirinya berbeda, ia bersyukur bahwa
apapun pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yang baik. Ia tidak minder, ia tidak
berniat menjadi sama seperti orang lain, ia tidak akan menganggap dirinya tidak
berharga, ia tidak akan melakukan tindakan yang melawan kehendak Tuhan akibat
ketidakpuasan terhadap dirinya, hidupnya akan tenang dan mampu bergaul dengan
siapa saja.
 Yang bersikap negatif, kurang menerima keunikan diri. Ia akan merasa tidak puas, dapat
melakukan tindakan apapun demi menutupi diri, misalnya operasi plastik. Orang yang
demikian sering beranggapan seolah penampilan luar lebih penting.
 Manusia diciptakan sebagai citra Allah, artinya serupa dan segambar dengan Allah.
Kata “serupa” dan “segambar”.
 Istilah citra Allah itu hanya dikatakan pada manusia, tidak dikenakan pada ciptaan
Tuhan lainnya. Hanya manusialah yang disebut citra Allah. Sebagai citra-Nya, Allah
melengkapi manusia dengan akal budi, kebebasan, dan hati nurani. Kemampuan-
kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan ciptaan Tuhan lainnya.
 Sebagai citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu,
melainkan seseorang. Ia mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas diri sendiri,
mengabdikan diri dalam kebebasan, dan hidup dalam kebersamaan dengan orang lain,
dan dipanggil membangun relasi dengan Allah, pencipta-Nya.
 Sebagai citra Allah, manusia sepantasnya memancarkan diri Allah. Maka kalau Allah
Maharahim, manusia pun harus penuh pengampunan; kalau Allah Mahabaik, maka
manusia pun harus bermurah hati

Kemampuan yang dimiliki manusia, yang tidak dimiliki mahkluk hidup lainnya:
1. Akal Budi, fungsinya untuk:
 Mengenal dan menyadari dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya
 Mengembangkan dirinya
 Berkreasi dan membuat penemuan baru
2. Kehendak bebas, fungsinya untuk:
 Membuat pilihan dalam bertindak
 Melakukan tindakan yang dipandang baik dan luhur
 Melakukan segala sesuatu dengan sadar (tahu dan mau)
3. Hati nurani, fungsinya untuk:
 Membedakan yang baik dan buruk
 Menilai yang baik dan jahat
TUGASKU SEBAGAI CITRA ALLAH

1. Sebagai makhluk yang sempurna dan diciptakan sebagai Citra Allah, manusia diberi
tanggungjawab oleh Allah menjadi partner atau rekan kerja Allah di dunia ini. Kitab
Kejadian 1:28-30 menegaskan bahwa manusia diberi tugas Allah untuk beranak cucu
dan bertambah banyak, memenuhi bumi dan menaklukkannya serta menguasai
ciptaan Allah lainnya.
2. Sebagai Citra Allah, yang dikaruniai akal budi, kehendak bebas dan hati nurani,
manusia juga dikaruniai kebaikan-kebaikan yang merupakan cermin dari sikap Allah
sendiri. Maka manusia sepantasnya memancarkan diri Allah dalam perilakunya.
Kalau Allah Maharahim, manusia pun harus penuh pengampunan; kalau Allah
Mahabaik, maka manusia pun harus bermurah hati dsb.
3. Namun pada kenyataannya banyak perilaku manusia tidak menampakkan dirinya
sebagai Citra Allah. Tindakan manusia yang melakukan tindakan buruk seperti:
 Perang
 Pembalakan liar
 Pencemaran lingkungan dengan limbah
 Kejahatan terhadap orang-orang yang lemah
 Korupsi
 Kekerasan terhadap anak dan perempuan
 Aborsi (pengguguran janin) dll
Merupakan tindakan yang tidak mencerminkan Citra Allah.
4. Tindakan-tindakan yang menyimpang dari panggilan Allah sebagai CitraNya,
disebabkan oleh sikap egois dan keserakahan, serta sikap tidak peduli terhadap
kehidupan orang lain. Kitab Suci menegaskan keluhuran martabat manusia sebagai
citra Allah. Sebagai citra Allah, yang dipanggil dan diberi tugas untuk: beranakcucu
dan bertambah banyak; memenuhi bumi dan menaklukkannya; dan menguasai
ciptaan Allah lainnya (Kej. 1: 26-30), manusia tidak boleh bersikap sewenang-wenang
atas kuasa dan tugas yang diberikan Allah itu. Kuasa yang diberikan Allah itu sifatnya
terbatas. Manusia tidak dapat menjalankan tugasnya melebihi kekuasaan dan
batasan yang diberikan oleh Allah.
5. Sebagai Citra Allah, kita harus bertindak sesuai dengan kehendak Allah yakni
mencintai kedamaian dan belas kasih kepada siapapun. Manusia harus saling
mengasihi, tidak saling menghina serta hidup sebagai saudara satu sama lain. Kita
bertindak sesuai dengan sifat ke Allahan yang menjauhi kekerasan dan permusuhan,
menciptakan lingkungan yang ramah dan bersahabat. Dengan alam sekitar dan
ciptaan lain, manusia diajak untuk berpartisipasi dalam menjaga, memelihara,
menghargai, mengolah ciptaan dan alam sekitar dan menjamin kelangsungannya.
6. Saatnya kita mulai mengembangkan ketaatan kepada Allah, sikap bertanggung
jawab dan berupaya menampilkan kecitraan Allah sendiri sebagai Pencipta dan
Pemelihara melalui kata dan perbuatan.
Contoh konkrit yang dapat diwujudkan saat di sekolah adalah:
 Menggunakan waktu untuk belajar dengan baik dan serius
 Mematuhi tata tertib sekolah
 Aktif di kelas
 Menghormati guru dan karyawan
 Jujur dalam mengerjakan ulangan dll
Contoh konkrit yang diwujudkan di rumah adalah:
 Menghormati dan menghargai orangtua
 Mudah memaafkan bila saudara bersalah
 Menciptakan kerukunan dan suasana persaudaraan
 Membantu pekerjaan oranagtua
 Menjaga nama baik keluarga dan orangtua dll
Contoh konkrit yang diwujudkan di masyarakat adalah:
 Terlibat dalam kegiatan masyarakat sekitar
 Berlaku sopan terhadap orang lain
 Tenggang rasa dengan kebutuhan lingkungan
 Bersikap bela rasa terhadap sesama
 Menjaga dan memelihara lingkungan
 Menciptakan kondisi lingkungan hidup yang sehat dll

Anda mungkin juga menyukai