Anda di halaman 1dari 6

Pengertian dan Hakikat Manusia

Rahma Fariza Erlinda, Septiana Larasati , Azrina Nurdin


Program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah
Magelang
email: rahmafarizaerlinda05@gmail.com
no hp/wa: 082124675011

ABSTRAK
Tulisan ini mencoba menggambarkan mengenai pengertian dan hakikat manusia, peran
manusia dalam kehidupan, potensi dan pengembangan yang dimilikinya. Beberapa ahli filsafat
mengklaim bahwa manusia itu dianggap mempunyai kecenderungan yang diyakini sama dengan
seekor binatang. Namun, pendapat tersebut bertolak belakang dengan apa yang dipercayai oleh
seorang muslim. Manusia memiliki potensi (potensi dari dalam atau kecenderungan dari dalam)
yang dapat dikembangkan melalui pengalaman hidup atau melalui pengajaran secara formal
seperti sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.

Kata kunci: hakikat manusia,karakteristik manusia, pengembangan potensi manusia

PENDAHULUAN

Manusia merupakan subjek dari pendidikan dan merupakan sasaran dari pendidikan.
Manusia dikaruniai potensi-potensi yang perlu dikembangkan agar terealisasi dalam
kehidupan. dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki maka manusia perlu
adanya pendidikan. Pendidikan berfungsi untuk menumbuh kembangkan potensi-
potensi yang dimiliki oleh manusia agar dapat menuju manusia yang seutuhnya.
Seorang pendidik harus memiliki kejelasan mengenai hakikat manusia  agar dapat
menyusun rencana dan pelaksanaan usaha pendidikan. Selain itu seorang pendidik juga
harus mampu mengembangkan dimensi dari sifat hakikat manusia.
Manusia memiliki ciri khas yang membedakannya dengan hewan. Ciri khas tersebut
terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut
hakikat karena secara hakiki ciri tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat
pada hewan. Untuk mencapai pengetahuan mengenai hakikat manusia tersebut maka
akan dikemukakan materi yang meliputi arti dan wujud sifat hakikat manusia, dimensi
hakikat manusia serta potensi, keunikan, dan dinamikanya, pengembangan dimensi
hakikat manusia dan sosok manusia seutuhnya.

METODE
Desain tulisan ini adalah metode kualitatif, yaitu pemahaman lebih dalam yang
tertuju pada elemen manusia, objek, dan institusi serta hubungan atau interaksi diantara
elemen-elemen mengenai hakikat manusia.

1
Sumber literatur yang digunakan dalam jurnal ini berupa; (1) buku-buku dan
referensi, yang berisikan tentang hakikat manusia; (2) majalah, jurnal dan surat kabar,
yang memuat artikel-artikel tentang hakikat manusia.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, memiliki berbagai potensi
untuk tumbuh berkembang menuju kepada kesempurnaan dan untuk menjalankan tugas-
tugas di dunia sebagai manusia kepada penciptanya. Di dunia ini manusia diciptakan
sebagai makhluk sosial yang berarti manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain,yang hakikatnya manusia harus bisa mendirikan kaidah perilaku bekerja
sama dalam kelompok. Manusia juga diciptakan sebagai makhluk individu dengan
perbedaan fisik, perbedaan sosial, dan perbedaan kepribadian.

B. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam

1. Sebagai Hamba Allah

Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah
SWT. Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada
Allah SWT dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya. Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib
menjalankan ibadah seperti shalat wajib, puasa ramadhan dan melakukan
ibadah lainnya dengan penuh keikhlasan dan segenap hati sebagaimana
yang disebutkan dalam ayat berikut ini

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah


dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama
yang lurus …,” (QS:98:5).

2. Sebagai al- Nas

Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam
Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya
dengan manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana
disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak
dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut

“Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu yang telah


menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan istirinya, dan dari pada keduanya Alah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) namanya kamu
saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS: An
Nisa:1).

3. Sebagai khalifah Allah

Telah disebutkan dalam tujuan menciptakan manusia bahwa pada


hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt sebagai khlaifah atau
pemimpin di muka bumi.

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di


muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan
kamu dari jalan Allah. …”(QS Shad:26).

4. Sebagai Bani Adam

Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak
terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera
sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang
manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan
dan hubungannya dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT
berfirman

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu


pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu
ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana
ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS : Al araf
26-27).

5. Sebagai al- Insan

Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut
sebagai Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu
dan pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan
hal. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud berikut ini

“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian


rahmat itu kami cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi
tidak berterima kasih.” (QS: Al Hud:9)
6. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)

Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena


manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik,
tumbuh, memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya
sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti
makhluk lainnya di bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat manusia
sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami kematian,
bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus
dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar
manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan.
Manusia sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya sehingga
tidak menghilangkan hakikat utama penciptaannya.

C) Peran Manusia dalam Kehidupan

Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social memiliki peranan yang penting
diantaranya menjaga kelestarian alam, menjaga hubungan antar sesama manusia, serta
menjaga hubungan dengan Sang Pencipta.
Peran manusia dalam kehidupan terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Peranan manusia sebagai makhluk individu
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah
lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini
berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-
peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau
sebagai diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan
secara sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa.

2. Peranan manusia sebagai makhluk social


Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial
karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk
mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan social
manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status
dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan
kewajibannya di dalam kebersamaan.

Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu
bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang
dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar
faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni:

1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi


satu sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia
yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan
dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan
membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk
kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang
yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis

Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial
karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk
mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.

Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak
pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.

KESIMPULAN
Manusia diciptakan di bumi untuk menjalankan tugas-tugas di dunia sebagai manusia
kepada penciptanya manusia juga diciptakan sebagai makhluk individu dan perbedaan
fisik, perbedaan social, dan perbedaan kepribadian. Hakikat manusia dalam islam dibagi
menjadi 6 yaitu, Sebagai hamba Allah swt, Sebagai al-nas, Sebagai khalifah Allah swt,
Sebagai bani adam, Sebagai al-insan, dan Sebagai makhluk biologis. Manusia juga
hidup Sebagai makhluk social, makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya.
Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai
makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol
untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
DAFTAR PUSTAKA

https://dalamislam.com/info-islami/hakikat-manusia-menurut-islam (13/9/2022 21.28)


https://www.dosenpendidikan.co.id/manusia-sebagai-makhluk-sosial/ (16/09/2022
11.54)
Syarif, M. (2017). Hakekat Manusia dan Implikasinya Pada Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 2(2), 135-147. (13/9/2022 :18.43)
https://dosen.ikipsiliwangi.ac.id/wp-content/uploads/sites/6/2018/03/hakikat-
manusia.ppt (13/9/2022 :18.43)

Anda mungkin juga menyukai