ABSTRAK
Tulisan ini mencoba menggambarkan mengenai pengertian dan hakikat manusia, peran
manusia dalam kehidupan, potensi dan pengembangan yang dimilikinya. Beberapa ahli filsafat
mengklaim bahwa manusia itu dianggap mempunyai kecenderungan yang diyakini sama dengan
seekor binatang. Namun, pendapat tersebut bertolak belakang dengan apa yang dipercayai oleh
seorang muslim. Manusia memiliki potensi (potensi dari dalam atau kecenderungan dari dalam)
yang dapat dikembangkan melalui pengalaman hidup atau melalui pengajaran secara formal
seperti sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.
PENDAHULUAN
Manusia merupakan subjek dari pendidikan dan merupakan sasaran dari pendidikan.
Manusia dikaruniai potensi-potensi yang perlu dikembangkan agar terealisasi dalam
kehidupan. dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki maka manusia perlu
adanya pendidikan. Pendidikan berfungsi untuk menumbuh kembangkan potensi-
potensi yang dimiliki oleh manusia agar dapat menuju manusia yang seutuhnya.
Seorang pendidik harus memiliki kejelasan mengenai hakikat manusia agar dapat
menyusun rencana dan pelaksanaan usaha pendidikan. Selain itu seorang pendidik juga
harus mampu mengembangkan dimensi dari sifat hakikat manusia.
Manusia memiliki ciri khas yang membedakannya dengan hewan. Ciri khas tersebut
terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut
hakikat karena secara hakiki ciri tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat
pada hewan. Untuk mencapai pengetahuan mengenai hakikat manusia tersebut maka
akan dikemukakan materi yang meliputi arti dan wujud sifat hakikat manusia, dimensi
hakikat manusia serta potensi, keunikan, dan dinamikanya, pengembangan dimensi
hakikat manusia dan sosok manusia seutuhnya.
METODE
Desain tulisan ini adalah metode kualitatif, yaitu pemahaman lebih dalam yang
tertuju pada elemen manusia, objek, dan institusi serta hubungan atau interaksi diantara
elemen-elemen mengenai hakikat manusia.
1
Sumber literatur yang digunakan dalam jurnal ini berupa; (1) buku-buku dan
referensi, yang berisikan tentang hakikat manusia; (2) majalah, jurnal dan surat kabar,
yang memuat artikel-artikel tentang hakikat manusia.
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah
SWT. Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada
Allah SWT dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya. Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib
menjalankan ibadah seperti shalat wajib, puasa ramadhan dan melakukan
ibadah lainnya dengan penuh keikhlasan dan segenap hati sebagaimana
yang disebutkan dalam ayat berikut ini
Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam
Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya
dengan manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana
disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak
dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut
Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak
terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera
sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang
manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan
dan hubungannya dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT
berfirman
Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut
sebagai Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu
dan pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan
hal. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud berikut ini
Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah SWT agar
manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan.
Manusia sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya sehingga
tidak menghilangkan hakikat utama penciptaannya.
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social memiliki peranan yang penting
diantaranya menjaga kelestarian alam, menjaga hubungan antar sesama manusia, serta
menjaga hubungan dengan Sang Pencipta.
Peran manusia dalam kehidupan terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Peranan manusia sebagai makhluk individu
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah
lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini
berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-
peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau
sebagai diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan
secara sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu
bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang
dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar
faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni:
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial
karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk
mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak
pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.
KESIMPULAN
Manusia diciptakan di bumi untuk menjalankan tugas-tugas di dunia sebagai manusia
kepada penciptanya manusia juga diciptakan sebagai makhluk individu dan perbedaan
fisik, perbedaan social, dan perbedaan kepribadian. Hakikat manusia dalam islam dibagi
menjadi 6 yaitu, Sebagai hamba Allah swt, Sebagai al-nas, Sebagai khalifah Allah swt,
Sebagai bani adam, Sebagai al-insan, dan Sebagai makhluk biologis. Manusia juga
hidup Sebagai makhluk social, makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya.
Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai
makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol
untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
DAFTAR PUSTAKA