Anda di halaman 1dari 2

 Keunikan itu dapat diamati dari hal-hal

- fisik,
- psikis,
- bakat/kemampuan
- pengalaman
 Tetapi dalam menghadapi keunikan sering ditemukan dua sikap.
- bersikap positif akan menerima keunikan itu sebagai anugerah.
- Sikap negatif berarti kurang menerima keunikan diri. Sikap yang
ditunjukan adalah
merasa tidak puas, bahkan dapat melakukan tindakan apapun demi
menutupi diri, misalnya operasi plastik.

Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan sebagai


citra Allah, artinya serupa dan segambar dengan Allah. Kata “serupa” dan
“segambar”, sekaligus melukiskan secara tepat bahwa manusia dan Allah
berbeda.

 Sejauh terlukiskan dalam Kitab Suci, istilah citra Allah itu hanya dikatakan pada
manusia, tidak dikenakan pada ciptaan Tuhan lainnya. Hanya manusialah yang disebut
citra Allah.

 Karena manusia diciptakan sebagai citra Allah, manusia memiliki martabat


sebagai pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang. Ia mengenal diri
sendiri, menjadi tuan atas diri sendiri, mengabdikan diri dalam kebebasan, dan hidup
dalam kebersamaan dengan orang lain, dan dipanggil membangun relasi dengan Allah,
pencipta-Nya.

 Sebagai citra Allah, manusia sepantasnya memancarkan diri Allah. Maka


kalau Allah Maharahim, manusia pun harus penuh pengampunan; kalau
Allah Mahabaik, maka manusia pun harus bermurah hati. Sebagai citra-Nya,

Allah melengkapi manusia dengan akal budi, kebebasan, dan hati nurani. Kemampuan-
kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan ciptaan Tuhan
lainnya. Ia adalah ciptaan Allah yang bermartabat luhur.

Teks Kej. 1: 26-30 menegaskan bahwa Sebagai citra Allah, manusia dipanggil dan
diberi tugas untuk:

- Beranakcucu dan bertambah banyak;


- memenuhi bumi dan menaklukkannya; dan
- menguasai ciptaan Allah lainnya (

Manusia harus menjalankan panggilannya sesuai dengan kehendak Allah yang tampak
dalam kesadaran pada hal-hal berikut.
1. Segala sesuatu berasal dan diciptakan oleh Allah dan terarah kepada
pencipta-Nya;
2. Setiap makhluk memiliki kebaikan dan kesempurnaan;
3. Semua makhluk dan ciptaan Tuhan mempunyai ketergantungan satu
sama lain dan saling melengkapi secara timbal balik.
Banyak cara untuk mengembangkan kemampuan atau talenta, misalnya:
- melatih diri terus-menerus tanpa takut salah atau gagal;
- masuk dalam kelompok atau organisasi yang mempunyai minat yang
sama sehingga dapat saling mengembangkan;
- belajar dan berani bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman.

• Selain itu, perlu disertai dengan sikap-sikap berikut:


- tidak mudah putus asa;
- tekun;
- disiplin;
- berusaha dengan keras;
- menyertakan Tuhan dalam setiap usaha.

Dua sikap yang sering muncul menghadapi keterbatasan.:

- Sikap menerima dan mengakui. Sikap positif ini akan berdampak pada
kemampuan
untuk mengatasi keterbatasan dengan positif pula: belajar lebih keras, belajar
dari orang lain, tidak minder, dan sebagainya.
- sikap tidak mengakui, bahkan menutup-nutupi keterbatasan.

Rasa syukur hendaknya diwujudkan melalui tindakan nyata dalam


kehidupan sehari-hari seperti berikut:

- menolong sesama yang menderita,


- berusaha hidup lebih baik,
- memelihara kehidupan itu sendiri, misalnya dengan menjaga kesehatan,
kebersihan, menjauhi obat-obatan,
- menjaga kehidupan orang lain, seperti yang dilakukan Sr. Theresa yang
menolong orang-orang miskin dan terbuang,
- membiasakan bersyukur atas peristiwa hidup, baik suka maupun duka.

Anda mungkin juga menyukai