Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kelompok ke-1

Week 3

Anggota Group 3_TIDA :


1. Riestu Lodia – 2602213731
2. Fatmawati – 2602222742
3. Muhammad Basir Biyantoro – 2401983395
4. Firman Gautama – 2502049744
5. Ahmad Husnul Mutaqin - 2401976673

Semua umat beragama mengimani atau meyakini bahwa Allah adalah Mahapengasih dan
Penyayang bagi kita manusia, yang menolong, memperhatikan, membantu, menyayangi kita,
dsb. Namun kalau kita merefleksikan atau merenungkannya lebih dalam, sesungguhnya kasih
sayang dan segala kebaikan Allah itu tidak begitu saja jatuh dari langit untuk secara langsung
sampai kepada kita, melainkan dengan salah satu cara yakni dalam dan melalui sesama. Ketika
kita masih kecil dan tidak berdaya, kita hanya bisa bertahan hidup karena kasih sayang dan
bantuan orang-orang, mulai dari orang yang paling dekat dengan kita, orangtua dan saudara-
saudari lainnnya. Semakin lama kita hidup semakin banyak orang yang berjasa atau
berkontribusi dalam kehidupan kita. Tanpa kehadiran orang lain kita tidak mungkin bisa hidup.
Kasih sayang, perhatian, bantuan, pertolongan, dan berbagai kebaikan yang orang lakukan atau
perbuat pada kita, yang membuat kita bisa bertahan hidup dan bahkan mengalami kemajuan,
semuanya itu dapat kita maknai sebagai wujud kehadiran Allah dengan segala kebaikan-Nya
pada kita.
Catatan: Istilah “mengenal Allah melalui sesama” tidak boleh diartikan secara hurufiah,
seakan kita bisa melihat Allah secara kasat mata dalam diri sesama kita. Ini adalah istilah atau
ungkapan rohani-religius, sehingga kita juga hanya boleh memaknainya secara rohani-religius
spiritual.

Tugas Kelompok:
1. Analisislah narasi di atas dalam kaitan dengan ungkapan “Mengenal Allah Melalui
Sesama”. Silahkan kalian menambahkan argumen yang menguatkan narasi di atas,

Character Building: Agama


yang semakin memperkuat pengakuan bahwa sesama sungguh merupakan penampakan
wajah Allah dan kebaikan-Nya bagi kita. Bahkan bukan hanya mengenal Allah
(mengakui dan mengenal adanya Allah), melainkan lebih dari itu, dalam dan melalui
sesama, kita dapat merasakan dan mengalami kehadiran Allah dengan berbagai
kebaikan-Nya secara nyata dalam kehidupan kita (Panjang jawaban: 300 - 400 kata).

Jawaban :

Sebagai subjek otonom, sesama manusia merupakan pribadi lain yang unik dan berbeda-beda.
Dalam segala perbedaan yang dimiliki, setiap manusia memiliki kesamaan pada kenyataan
humanis bahwa kita sama – sama sebagai spesies manusia dan secara religius merupakan
makhluk ciptaan Allah. Asumsi tentang semua manusia adalah ciptaan Allah ini memiliki
akibat atau konsekuensi logis bahwa semua manusia sama – sama sebagai mahluk ciptaan
Allah, oleh karena itu Allah juga hadir dalam wajah sesama. Pengenalan Allah melalui sesama
atau sesama merupakan penampakan Allah bagi kita memiliki pengertian bahwa segala hal
yang diberikan atau dilakukan sesama kepada kita merupakan perwujudan dari kasih Allah
kepada kita.
Allah hadir di dalam diri sesama memberikan motivasi atau inspirasi kepada setiap kita untuk
berbuat baik, berlaku sopan, bertindak tulus dan penuh cinta untuk mengasihi sesama yang lain
sebagaimana kita dikasihi oleh Allah sendiri. Konsekuensi dari pengakuan akan “sesama
sebagai penampakan Allah (wajah Allah) bagi kita” adalah bahwa Allah telah menggunakan
sesama sebagai media untuk kasihnya yang tak terbatas kepada kita, oleh karena itu sudah
sepantasnya kita juga membiarkan diri kita untuk digunakan sebagai media kasih bagi sesama
pula. Dalam hal ini, kita sebagai penampakan Allah harus dapat bertindak dan memperlakukan
orang lain sebagaimana yang diajarkan dan dikehendaki oleh Allah dalam diri kita. Atas segala
kasih dan karunia yang telah diberikanNya kepada kita, bagaimana cara kita memperlakukan
diri kita sendiri dan memperlakukan orang lain adalah bentuk dari rasa terima kasih dan
perwujudan dari penyerahan diri kita kepada Allah.

Contoh teladan tokoh yang dapat kita temukan pada sosok bunda Teresa dalam kehidupan yang
dijalaninya di Kolkata, India. Dalam panggilan kehidupannya, bunda Teresa mendedikasikan
hidupnya untuk membantu dan melayani mereka yang miskin dan sakit serta mereka yang

Character Building: Agama


membutuhkan bantuan tanpa pamrih dan membeda – bedakan. Perbuatan bunda Teresa
merupakan salah satu contoh nyata dari kehadiran dan penampakan Allah pada diri sesama di
mana dalam kasihNya yang tulus dan tidak terhingga, Ia membantu kita dalam wujud kehadiran
dan bantuan yang kita terima dari sesama. Bunda Teresa pernah berkata, mungkin tidak setiap
orang dapat melakukan hal besar, tapi pasti setiap orang dapat melakukan hal-hal kecil dengan
cinta yang besar. Cinta itu yang berasal dan kita terima dari Allah dan kita bagikan kepada
sesama sebagai perwujudan kasih kita kepada Allah.

Narasi di atas merangkum gagasan religius yang penting, yaitu mengenali dan merasakan
keberadaan Allah melalui kebaikan dan kasih sayang sesama. Dalam konteks Islam, konsep ini
dikenal sebagai tazkiyah atau penyucian jiwa, dimana setiap Muslim diharapkan
mengekspresikan kebaikan Allah melalui perilaku dan tindakan mereka.

Pertama, ungkapan "Mengenal Allah Melalui Sesama" dapat dianalisis melalui lensa ibadah
sosial dalam Islam, yang dikenal sebagai Muamalat. Di dalamnya, seorang Muslim
diperintahkan untuk berbuat baik kepada sesama, termasuk memberikan bantuan, kasih sayang,
dan pertolongan. Tindakan-tindakan ini sejatinya adalah representasi dari sifat-sifat Allah yang
Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Oleh karena itu, ketika kita merasakan kebaikan dari
sesama, kita sedang mengenal dan merasakan kehadiran Allah.

Contoh nyata dari pengamalan ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika
seseorang membantu tetangganya yang kesusahan, atau ketika seorang anak berbakti kepada
orang tuanya. Tindakan-tindakan seperti ini menggambarkan kebaikan dan kasih sayang Allah
yang tercermin melalui tindakan baik manusia.

Kedua, konsep ini juga menegaskan bahwa kehadiran Allah dapat dirasakan melalui interaksi
sosial kita. Dalam era digital saat ini, misalnya, kita dapat menunjukkan kebaikan dan kasih
sayang Allah melalui media sosial. Bisa jadi, postingan positif atau kata-kata semangat yang
kita bagikan bisa menjadi penyejuk bagi seseorang yang sedang berjuang dengan masalahnya.
Ini adalah contoh bagaimana kita bisa menjadi "wajah" Allah bagi orang lain, bukan secara
literal, tetapi dalam arti figuratif sebagai wakil kebaikan-Nya.

Character Building: Agama


Dalam Al-Qur'an, Surat Al-Baqarah Ayat 117, Allah berfirman:

"Bukanlah yang disebut orang berbakti itu, yaitu menghadapkan wajahmu ke arah timur
dan barat, tetapi orang yang berbakti itu ialah orang yang beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat, kitab dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
bantuan), orang-orang yang meminta-minta dan dalam (memerdekakan) budak; dan
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya
apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka
itulah orang-orang yang bertakwa."

Ayat ini mengajarkan bahwa orang berbakti adalah orang yang memberikan apa yang
dicintainya kepada orang lain, menegaskan konsep berbuat baik kepada sesama sebagai
cerminan kasih sayang Allah.

Penting untuk diingat bahwa mengenal Allah melalui sesama bukanlah tentang mengidolakan
manusia, melainkan tentang melihat cahaya kebaikan Allah yang tercermin melalui mereka.
Seperti matahari yang menerangi dunia melalui pantulannya di air, demikian pula kebaikan
Allah tercermin melalui tindakan baik sesama manusia. Oleh karena itu, setiap kali kita
merasakan kebaikan dari orang lain, kita sejatinya merasakan kehadiran Allah dan kebaikan-
Nya dalam hidup kita.

2. Dengan mengatakan “sesama sebagai penampakan wajah Allah dan kebaikannya


kepada kita”, selain hal itu bermakna bahwa kita dapat mengenal dan merasakan
kehadiran serta kebaikan Allah pada kita melalui sesama, itu sama artinya untuk
mengatakan “kita adalah penampakan wajah Allah dan kebaikan-Nya kepada sesama
kita”. Silahkan teman-teman memaparkan lebih lanjut bagaimana supaya kita bisa
menjadi penampakan wajah Allah dan kebaikan-Nya bagi sesama kita. Atau dengan

Character Building: Agama


kata lain, bagaimana supaya sesama kita dapat merasakan dan mengalami kehadiran
dan kebaikan Allah dalam dan melalui diri kita? (Panjang jawaban: 300 – 400 kata)

Jawaban :

Mengenal Allah melalui sesama bukan hanya berarti kita dapat merasakan kasih dan kebaikan
Allah melalui orang lain, tetapi juga mengimplikasikan tanggung jawab kita untuk menjadi
penampakan wajah Allah dan kebaikan-Nya bagi sesama kita. Ini berarti, melalui tindakan dan
perilaku kita, orang lain harus dapat merasakan dan mengalami kehadiran dan kebaikan Allah.

Untuk menjadi 'penampakan' kebaikan Allah ini, kita perlu berusaha mewujudkan sifat-sifat
yang baik dalam Islam dalam perilaku kita sehari-hari. Misalnya, menjadi lebih penyayang,
pengasih, adil, dan dermawan, mirip dengan sifat-sifat Allah. Praktek nyata dalam kehidupan
sehari-hari bisa berupa memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan, menunjukkan
rasa hormat dan penghargaan kepada orang lain, serta menjadi penegak keadilan.

Contohnya, di era digital saat ini, kita bisa menggunakan media sosial untuk menyebarkan
kebaikan dan pesan positif. Misalnya, berbagi informasi yang bermanfaat, memberikan
dukungan moral kepada orang yang sedang kesulitan, atau membantu menggalang dana untuk
amal dan bantuan kemanusiaan. Melalui tindakan-tindakan seperti ini, kita secara tidak
langsung mewujudkan kebaikan Allah dan memperlihatkan 'wajah' Allah kepada sesama kita.

Selain itu, kita juga harus berusaha memperbaiki diri dan berusaha menjadi lebih baik setiap
harinya. Islam menekankan pentingnya jiwa yang baik dan suci. Ini berarti berusaha
membersihkan diri dari sifat-sifat negatif dan mengerjakan perbuatan baik, sehingga kita bisa
menjadi 'cermin' dari kebaikan Allah.

Namun, yang terpenting adalah kita melakukan semua ini bukan karena ingin dipuji atau
dihargai oleh orang lain, melainkan karena ingin merasakan kehadiran Allah dan merasakan
kepuasan spiritual dari berbuat baik. Dengan kata lain, motivasi utama kita adalah ikhlas dalam
beribadah kepada Allah dan berusaha mematuhi perintah-Nya.

Character Building: Agama


Dalam Al-Qur'an, Surat Al-Baqarah ayat 195, Allah berfirman:

"Dan belanjakanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik."

Ayat ini menekankan pentingnya berbuat baik kepada sesama dan menghabiskan harta kita
untuk karya-karya yang baik. Dengan melakukan hal ini, kita mencerminkan kebaikan dan
kasih sayang Allah kepada sesama kita.

Jadi, untuk menjadi 'penampakan' wajah Allah dan kebaikan-Nya bagi sesama, kita perlu
mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari kita, berbuat baik kepada sesama,
dan berusaha memperbaiki diri kita sendiri. Dengan demikian, kita dapat membantu orang lain
merasakan dan mengalami kehadiran dan kebaikan Allah dalam kehidupan mereka.

Kita menyadari bahwa semua agama, baik Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, maupun
Konghucu meyakini satu kebenaran religius yang sama, yaitu bumi dan segala isinya adalah
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Namun, jika kita membaca Firman Tuhan dengan seksama,
kita dapat menyadari bahwa Allah membedakan manusia dengan ciptaan-Nya yang lain. Pada
Kejadian 1:26-27, Allah berfirman bahwa Ia menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-
Nya. Secara spesifik, kita sebagai manusia memiliki gambar dan rupa dari Allah pencipta kita.
Inilah kebenaran dasar yang perlu kita sepakati bersama sebelum mengenal Allah lebih dalam.

Dengan menyadari bahwa setiap manusia memiliki gambar dan rupa Allah, kita dapat langsung
melihat-Nya dalam diri kita atau sesama kita, berbeda dengan alam yang tidak memiliki
gambar dan rupa-Nya, meskipun itu berarti kita harus memandang dan memperlakukan alam
setara dengan kita memperlakukan sesama manusia. Sejak kita lahir, kita pertama kali
mengenal Allah melalui orang tua kita. Semakin beranjak dewasa, kita pun semakin mengenal
dan memahami jati diri-Nya yang maha baik, maha penyayang, dan masih banyak lagi melalui
pengalaman pribadi bersama dengan sesama kita. Sesama kita tidak hanya terbatas pada
keluarga, saudara, teman, atau kenalan kita, tetapi juga semua manusia yang kita jumpai dalam

Character Building: Agama


kehidupan kita. Tidak jarang, Allah menggunakan orang lain untuk menyatakan kehadiran-Nya
atau memberikan pertolongan kepada kita. Begitu pula sebaliknya, Allah dapat memakai kita
sebagai perpanjangan tangan-Nya bagi orang lain yang mungkin bahkan tidak kita kenal
sebelumnya. Dengan demikian, Allah dapat menampakkan diri-Nya melalui kita maupun
sesama kita manusia. Dengan menyadari kebenaran tersebut, kita tentunya tidak akan
memperlakukan sesama kita dengan semena-mena, tetapi menghargai dan menyayangi mereka
layaknya kita memperlakukan Allah. Sebagai Allah, Ia telah terlebih dahulu menunjukkan
kasih-Nya yang sempurna dengan mengorbankan nyawa-Nya bagi kita, bahkan ketika kita
masih berdosa. Sebagai umatnya, kita juga harus dapat mengampuni dan mengasihi sesama
kita dengan meneladani kasih Allah pada kita sesuai dengan perintah-Nya tanpa memandang
apapun. Dengan demikian, rantai kebaikan akan terus berlanjut dan semakin banyak orang akan
mengenal Allah dimulai dari sikap dan tindakan sederhana yang dapat kita lakukan ini.

Referensi :
Lecture Notes CB Agama Week 3
https://binus.ac.id/character-building/2021/02/penampakan-wajah-tuhan-dalam-sesama-
manusia/
https://binus.ac.id/character-building/2021/02/mengenal-wajah-tuhan-dalam-kemanusiaan/

Character Building: Agama

Anda mungkin juga menyukai