Anda di halaman 1dari 4

Ni Kadek Intan Pramesti Kencana Dewi

2440103552 - TLEA

Tugas Personal 1

(Minggu 2 / Sesi 3)

Istilah “Mengenal Allah Melalui Sesama” bermakna sama dengan istilah atau
ungkapan lain, yakni “Sesama sebagai Penampakan Allah”. Istilah-istilah atau
ungkapan seperti ini tentu saja bukanlah dalam arti hurufiah, bahwa Allah bisa kita
lihat secara kasat mata dalam diri sesama. Ini adalah ungkapan atau istilah rohani-
spiritual, di mana Allah, dengan kebaikan-Nya (kasih sayang, perhatian, bantuan-Nya,
dsb) yang kita butuhkan dalam hidup ini, mulai dari kita kecil sampai kita
meninggalkan dunia ini, dapat kita alami dan rasakan secara nyata dalam banyak hal,
dalam dan melalui sesama kita, secara langsung atau tidak langsung, mulai dari orang-
orang paling dekat dengan kita (keluarga) sampai mereka, yang tidak kita kenal
sekalipun, namun dalam salah satu cara/bentuk atau lebih memiliki kontribusi positif
dalam kehidupan kita, yang membuat kita bisa exist seperti ini dalam kehidupan.

Kalau dikatakan kita “mengenal Allah melalui sesama” atau “sesama sebagai
penampakan Allah/wajah Allah” kepada kita, itu juga sekaligus berarti bahwa sesama
“mengenal Allah melalui kita” atau “kita sebagai penampakan wajah Allah” kepada
sesama. Silahkan teruskan refleksimu mendalami kedua hal ini, yakni “sesama
sebagai penampakan Allah” kepada kita dan sebaliknya ”kita sebagai penampakan
Allah” kepada sesama, dengan diinspirasi sedikit oleh pemaparan di atas (menyangkut
makna mendalam rohani-spiritual dari istilah-istilah itu termasuk konsekuensi
kongkritnya hal itu dalam menghayati hubungan dengan sesama, yakni dalam
mambangun pandangan, sikap dan perilaku terhadap sesama, serta juga dalam menata
kehadiran pada sesama, terutama mereka yang sangat membutuhkan kebaikan Allah
itu secara nyata).

Tulislah jawabanmu dalam 2 halaman (A4/Spasi 1,5/Times New Roman/Font 12).

CHAR6021 – Character Building: Agama


Jawab:

Istilah “Sesama sebagai penampakan Allah” kepada kita dan “Kita sebagai
penampakan Allah” kepada sesama merupakan suatu hal yang saling berkaitan erat
yang memiliki makna tersendiri bagi setiap umat manusia. Kita sebagai sesama
manusia yang merupakan wujud religius dari ciptaan Tuhan. Menurut saya, Tuhan itu
ada pada tiap diri manusia. Beliau hadir dalam wajah sesama melakukan hal-hal yang
merupakan bentuk cinta kasih Tuhan terhadap kita sebagai makhluk hidup ciptaannya.
Tuhan menggunakan wujud sebagai sesama manusia untuk memberikan inspirasi
langsung kepada manusia yang lain untuk tetap bersyukur dan melakukan hal-hal
positif kepada sesama manusia sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh Tuhan
ataupun orang lain. Kita sebagai manusia merupakan media yang bisa Tuhan gunakan
untuk menyebarkan kebaikan. Seperti contohnya apabila kita mendapatkan rezeki
yang lebih dalam bentuk apapun itu, hati nurani kita pasti akan menggerakan kita
untuk membagi kelebihan itu kepada orang sekitar yang membutuhkan. Hal itu
merupakan bukti bahwa Tuhan sedang menyebarkan kasihnya yang tak terbatas
kepada manusia-manusia ciptaanNya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita
berserah kepadaNya demi kebaikan dan kesejahteraan umat manusia. Dalam hal ini,
kita sebagai wujud manifestasi Tuhan harus dapat berprilaku dan memperlakukan
orang lain sebagaimana yang diajarkan dan dikehendaki oleh Tuhan dalam diri kita.
Atas segala kasih dan karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita, kita harus bisa
memperlakukan diri kita sendiri dan memperlakukan orang lain dengan bentuk rasa
terima kasih dan perwujudan dari penyerahan diri kita kepada Tuhan.

Pada umumnya semua agama meyakini satu kebenaran yakni bahwa setiap
manusia merupakan makhluk yang bernilai luhur dan mulia. Dapat kita sadari bahwa
Tuhan membedakan manusia dengan ciptaan-Nya yang lain. Berbeda dari makhluk
ciptaan Tuhan lainnya yang ada di bumi, manusia memiliki akal dan budi yang bisa
mereka gunakan untuk memilah antara yang baik dan buruk. Asumsi tentang semua
manusia merupakan ciptaan Tuhan ini memiliki akibat logisnya sendiri, yaitu bahwa
setiap manusia di penjuru dunia diciptakan oleh Allah atau Tuhan sendiri. Maka dari
itu, di wajah sesama manusia yang lain terdapat sosok Tuhan juga yang hadir disana.

CHAR6021 – Character Building: Agama


Menurut ajaran Agama Hindu alam semesta beserta isinya ini merupakan
ciptaan dari Dewa pencipta, yaitu Dewa Brahma. Beliau dipandang sebagai salah satu
manifestasi dari Brahman (sebutan Tuhan dalam Hindu) yang bergelar sebagai Dewa
pencipta. Manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Brahman memiliki Atma yang
dimana itu merupakan percikan kecil dari Brahman yang mampu menghidupkan
makhluk di semesta. Atma bersumber dari Brahman bagaikan matahari dengan
sinarnya. Matahari sebagai Brahman dan Sinarnya sebagai Atma-atma yang terpencar
memasuki dalam hidup semua makhluk. Jadi dengan adanya Atma di dalam diri
manusia, maka saya percaya dengan adanya istilah “Kita sebagai penampakan Allah”
kepada sesama.

Dengan menyadari bahwa setiap manusia memiliki gambar dan rupa Tuhan,
kita dapat langsung melihat-Nya dalam diri kita atau sesama kita, sehingga kita juga
bisa melakukan segala bentuk cinta kasih Tuhan kepada sesama baik itu dengan
memberikan pertolongan maupun memperlakukan orang lain dengan baik. Sejak kita
lahir, kita pertama kali mengenal Tuhan melalui orang tua kita. Ketika kita menjadi
dewasa, kita pun semakin mengenal dan memahami jati diri-Nya yang mahabaik,
maha penyayang, dan masih banyak lagi melalui pengalaman pribadi masing-masing
dengan sesama kita. Sesama kita tidak hanya terbatas pada keluarga, saudara, teman,
atau kenalan kita, tetapi juga semua manusia yang kita jumpai dalam kehidupan kita.
Tidak jarang, Tuhan menggunakan orang lain untuk menyatakan kehadiran-Nya atau
memberikan pertolongan kepada kita. Begitu pula sebaliknya, Tuhan dapat memakai
kita sebagai perpanjangan tangan-Nya bagi orang lain yang mungkin bahkan tidak
kita kenal sebelumnya. Dengan demikian, Tuhan dapat menampakkan diri-Nya
melalui kita maupun sesama kita manusia. Dengan menyadari kebenaran tersebut, kita
tentunya tidak akan memperlakukan sesama kita dengan semena-mena, tetapi
menghargai dan menyayangi mereka layaknya kita memperlakukan Tuhan. Sebagai
Tuhan, Ia telah terlebih dahulu menunjukkan kasih-Nya yang sempurna dengan
mengorbankan nyawa-Nya bagi kita, bahkan ketika kita masih berdosa. Sebagai
umatnya, kita juga harus dapat mengampuni dan mengasihi sesama kita dengan
meneladani kasih Tuhan pada kita sesuai dengan perintah-Nya tanpa memandang

CHAR6021 – Character Building: Agama


apapun. Dengan demikian, rantai kebaikan akan terus berlanjut dan semakin banyak
orang akan mengenal Tuhan dimulai dari sikap dan tindakan sederhana yang dapat
kita lakukan ini.

CHAR6021 – Character Building: Agama

Anda mungkin juga menyukai