Anda di halaman 1dari 4

MUHAMMAD LUTHFI HARTAZIA PUTRA

2101702616

Tugas Personal 02

(Minggu 7 / Sesi 11)

Pengantar:

Tugas personal kedua akan mengambil bahan dari materi-materi yang dibahas pada minggu keenam
dan minggu ketujuh, baik yang berasal dari Lecturer Notes, materi ppt, buku yang menjadi bahan
referensi, dan peraturan perundangan yang terkait dengan materi minggu keenam dan ketujuh.

Jawablah tugas ini dengan dalam bentuk Essay dan cantumkanlah sumber jawaban kalian di setiap
akhir jawaban (misalnya jika dari buku, tulislah nama penulisnya, judul buku, tahun terbit dan
halaman yang dikutip. Jika dari sumber internet tulislah link sumber tersebut dan tanggal berapa
kalian mengakses sumber tersebut)

! Pada setiap halaman pertama (cover) dari lembar jawaban yang di submit harus mencantumkan
nama dan NIM mahasiswa.

Soal:
1. Hubungan kerja antara pekerja dan pemberi kerja baru terjadi sejak disepakatinya perjanjian
kerja. Dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan diatur tentang 2 (dua) jenis perjanjian kerja.
Sebutkan dan jelaskan masing-masing perbedaan kedua jenis perjanjian kerja tersebut disertai
dengan contoh !

JAWABAN
Menurut UUTK, perjanjian kerja dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu :
A) Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu (PKWT)
B) Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tidak tertentu (PKWTT)

A. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)


Pekerja dengan jenis perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) ini dalam
prakteknya sering disebut sebagai pegawai kontrak. Menurut UUTK, dalam
perjanjian kerja jenis ini harus menyebutkan bahwa waktu tertentu tersebut

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


MUHAMMAD LUTHFI HARTAZIA PUTRA 2101702616

setidaknya harus berdasarkan pada :


a) Berdasarkan pada jangka waktu tertentu, dan
b) Berdasarkan selesainya pekerjaan tertentu.

Selain itu, UUTK juga mensyaratkan beberapa hal yaitu :


1) PKWT harus dibuat dalam bentuk tertulis dengan menggunakan Bahasa
Indonesia.
2) Tidak boleh ada ketentuan mengenai syarat percobaan. Jika tidak, maka
perjanjian ini dianggap batal demi hukum.
3) Jangka waktu perjanjian dibuat paling lama 2 (dua) tahun dan hanya dapat
diperpanjang maksimal selama 1 (satu) tahun.

Jenis pekerjaan yang selesai dalam waktu tertentu disebutkan dalam UUTK yaitu :
a) Pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya;
b) Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu
lama dan paling lama 3 (tiga) tahun;
c) Pekerjaan yang bersifat musiman;
d) Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

B. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)


Pekerja dengan dasar perjanjian jenis ini biasanya merupakan karyawan tetap
perusahaan. Sehingga untuk PKWTT ini, pengusaha diperbolehkan untuk
mensyaratkan adanya masa percobaan, tetapi paling lama maksimal 3 (tiga) bulan.
Pekerjaan yang dilakukan dalam perjanjian jenis ini adalah pekerjaan yang bersifat
tetap, yaitu pekerjaan yang sifatnya terus menerus, tidak terputus-putus, tidak
dibatasi waktu, dan merupakan bagian dari proses produksi dalam satu perusahaan
atau pekerjaan yang bukan musiman. Jika perjanjian merupakan perjanjian lisan,
maka pengusaha wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerja/buruh yang
bersangkutan.

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


MUHAMMAD LUTHFI HARTAZIA PUTRA 2101702616

2. Saat ini PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) memberikan mekanisme berlangganan listrik atau
membeli listrik dengan menggunakan cara prabayar, melalui Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
Prabayar (SPJBTL). Kontrak pembelian listrik ini sudah disiapkan oleh pihak PLN sebelumnya,
masyarakat tinggal menandatangi saja tanpa bisa melakukan negosiasi pada syarat-syarat yang
tercantum dalam perjanjian.

Berikan penjelasan dan analisa kalian apakah perjanjian semacam ini diperbolehkan oleh
undang-undang ?

== Selamat Mengerjakan ==

Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan BUMN yang oleh Pemerintah diberi kuasa dibidang
Ketenagalistrikan sesuai dengan UndangUndang No.30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan,
memiliki tugas utama untuk melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik sebesar-besarnya untuk
kepentingan umum. Perusahaan listrik milik negara tersebut telah banyak memberikan kontribusi
dalam hal penyaluran pasokan listrik terhadap setiap konsumen.
Sebelum dikenalnya metode penggunaan arus listrik dengan menggunakan Meter Prabayar, seluruh
konsumen listrik menggunakan Meter Pascabayar yang sistem pembayaran listriknya dilakukan
setelah listrik dinikmati/dipakai oleh konsumen. Pada umumnya pembayaran ini dilakukan pada akhir
bulan dan apabila pembayaran pemakaian arus listrik dilakukan lewat dari waktu yang telah
ditetapkan, maka terhadap konsumen dikenakan sanksi berupa denda.
Pada tahun 2010 Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengeluarkan kebijakan baru untuk pembayaran
listrik, yang dahulu pembayaran listrik dengan pascabayar yaitu pelanggan menggunakan energi
listrik dahulu dan membayar belakangan, pada bulan berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat
meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar pelangggan, melakukan penagihan
kepada pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen
terlambat atau tidak membayar rekening listrik setelah waktu tertentu. Sekarang ini PLN menerapkan
sistem baru yakni sistem listrik pintar (Prabayar) yakni, pelanggan mengeluarkan uang/biaya lebih
dulu untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya. Besar energi listrik yang telah dibeli oleh
pelanggan dimasukkan dalam Meter Prabayar (MPB) yang terpasang dilokasi Pelanggan melalui
sistem „token‟ atau stroom.1 Dengan diberlakukannya kebijakan mengenai penggunaan Meter
Prabayar oleh pihak PT.PLN, maka seluruh konsumen listrik dihimbau untuk menggunakan meteran
tersebut. Konsumen listrik di Pematangsiantar yg menggunakan Meter Pascabayar juga dihimbau
untuk mengganti meteran mereka dengan Meter Prabayar dengan tidak dibebani biaya oleh pihak

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic


PT.PLN, hal ini dilakukan untuk menarik perhatian konsumen listrik untuk beralih menggunakan
Meter Prabayar.

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5114/140200237.pdf?sequence=1&isAllowed=
y

LAWS6095 – Legal Aspect in Economic

Anda mungkin juga menyukai