Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

CINTA AKHLAK DAN AMAL SHALEH


Dosen Pengampu: Salis Irvan Faudi, S.Pd.I.,M.Pd.I

Disusun oleh:
Ryan Febrian Natan Syah (2023110146)
Khairil Nur Afifah (2023110162)
Ifada Nur Aliffah (2023110163)
Muhammad Faisal Lutfi (2023110164)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN 4


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN WONOSOBO DI JAWA TENGAH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai cinta, akhlak, dan amal saleh.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I
A. Latar Belakang
Zaman sekarang yang dikenal dengan sebutan era globalisasi telah didominasi oleh pesatnya
perkembangan informasi, komunikasi, dan teknologi. Keadaan ini telah membawa perubahan besar
terhadap kehidupan masyarakat dalam banyak segi. Perubahan itu mengusung kemajuan yang luar
biasa, sekaligus menimbulkan kegelisahan di kalangan orang banyak. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah menjadikan planet bumi serasa kian menyempit, seakan-akan sekat
antar wilayah dan antar bangsa tidak lagi menjadi penghalang untuk melakukan komunikasi dan
mengakses informasi yang begitu cepat. Manusia zaman dahulu yang begitu gelap dan terbatas
pengetahuannya tentang ruang angkasa misalnya, kini mulai terkuak lebar dengan bantuan teknologi
super canggih yang diciptakannya sendiri.
Semuanya itu telah membawa perubahan besar terhadap perilaku manusia yang menjadi wilayah
kompetensi moral. Sekarang banyak orang yang telah melupakan cinta mereka kepada Allah dan
perilaku mereka yang mulai kembali pada zaman dahulu yaitu zaman jahiliyah. Banyak perilaku
tercela yang telah manusia lakukan, amal saleh yang seharusnya mereka miliki malah mulai sirna
akibat perkembangan zaman. Dari permasalahan tersebut maka kami selaku penulis ingin
menjelaskan sekaligus mengajak para pembaca agar lebih mendalami dan menerapkannya pada
kegiatan sehari-hari ini tentang bagaiman kita tidak terlena akan duniawi serta tetap mencintai allah
dengan segenap hati, berakhlak mulia dan tetap berperilaku baik.
Islam adalah satu-satunya agama yang datang dari Allah SWT, untuk menusia, fungsinya sebagai
petunjuk dalam menjalani kehidupannya. Islam adalah agama yang lintas zaman, geografi, budaya
dan sejenisnya. Islam mengajarkan kita untuk saling menghargai dan mencintai diri, mencintai
sesama mencintai lingkungan dan yang pasti mencintai Allah SWT.
Kata “cinta” dewasa ini terkesan milik kristen. Padahal nabi di utus ke dunia ini justru untuk
membangun “akhlak”. Sedangkan akhlak dibangun untuk atas dasar iman dan cinta. Dikalangan sufi,
cinta adalah prinsip tertinggi moralitas (akhlak). “Amal shaleh” sebagai wujud konkrit akhlak dan
buah iman malah syarat dengan ekspresi cinta.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian makna cinta, akhlak dan amal saleh?
2. Bagaimanakah cinta dijadikan sebagai wujud iman dan akhlak?
3. Apa dan bagaimana akhlak?
4. Apa dan bagaimanakah yang dimaksud dengan amal saleh?
BAB II
A. Pengertian makna cinta, akhlak dan amal sholeh
a) Makna cinta
Secara etimologi dalam kamus populer bahasa Indonesia, makna cinta sama dengan kasih-sayang
dan rasa kasih. Sehingga kata cinta dan kasih-sayang memiliki keterkaitan makna yang erat. Jika
Allah mengasihi dan menyayangi hambaNya maka hamba tersebut akan mendapatkan cintaNya,
jika orang tua mencintai anaknya, maka ia akan mengasihi dan menyayangi sang anak.
b) Makna akhlak
Akhlaq menurut etimlogi berasal dari bahasa arab, yaitu jama’ dari kata “khuluq” ( ‫ ) خلوق‬secara
bahasa kata ini memiliki arti perangai atau yang mencakup diantaranya: sikap, prilaku, sopan,
tabi’at, etika, karakter, kepribadian, moral dll. timbang”. Sedangkan menurut Mukhtar Ash
Shihah akhlak adalah berarti watak. Sedangkan menurut Al Firuzabadi akhlak adalah watak,
tabi’at, keberanian, dan agama.
Sedangkan akhlak menurut terminologi Prof.Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah
kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu bila dibiasakan akan sesuatu maka
kebiasaannya itu di sebut akhlak. Contohnya bila kehendak itu dibiasakan memberi, maka
kebiasaan itu ialah akhlak dermawan. Sedangkan menurut syekh Muhammad Nawawi Al
Jawiyydalam kitabnya “Murooqiyul ‘Ubudiyah”,“akhlak adalah kedaan didalam jiwa yang
mendorong prilaku yang tidak terpikir dan tidak ditimbang.
c) Pengertian Amal Saleh
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, amal diartikan sebagai perbuatan (baik atau buruk).
Secara istilah, amal saleh berarti perbuatan sungguh- sungguh dalam menjalankan ibadah ataupun
menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat kebaikan terhadap
masyarakat atau sesama manusia.contoh mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana
alam, penyandang cacat, orang jompo dan anak yatim piatu.
B. Cinta Sebagai Wujud Iman dan Akhlak
Salah satu buah iman kepada allah adalah cinta hamba kepada tuhannya, menguasai seluruh
jiwanya. Cinta yang menuntut ketaatan dan kepatuhan yang purna untuk melaksanankan perintah-
perintah-Nya dan mengutamakan apa yang dicintai allah daripada apa yang disenangi mereka..
Manusia diciptakan bertemperamen mencintai kesempurnaan karena allah semata, kesempurnaan
mutlak. Dan manusia bertabiat pula mencintai orang yang berbuat baik kepadanya. Hanya allah
sajalah pembuat baik dan pemberi nikmat karunia kepada manusia. Setiap nikmat yang diterima
manusia bersumber dari allah. Sebagai firman allah: (surah An-nahl, ayat 53)

‫َو َم ا ِبُك ْم ِم ْن ِنْع َم ٍة َفِم َن ِهَّللا ُثَّم ِإَذ ا َم َّس ُك ُم الُّض ُّر َفِإَلْيِه َتْج َأُروَن‬
yang artinya:“dan apa saja nikmat yang ada pada kamu , Maka dari Alloh-lah , dan bila kamu
ditimpa oleh kemudharatan, Maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.”

‫َو آَتاُك ْم ِم ْن ُك ِّل َم ا َس َأْلُتُم وُه َو ِإْن َتُع ُّد وا ِنْع َم َة ِهَّللا ال ُتْح ُصوَها ِإَّن اإلْنَس اَن َلَظُلوٌم َك َّفاٌر‬
(surah ibrahim, ayat 34) yang artinya:“dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang
kamu mohonkan kepada-Nya. Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan
mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat
Allah)”.Di antara ciri seorang hamba yang benar-benar mencintai Tuhannya, ialah wassalam;
mengerjakan apa yang didatangkannya dan meninggalkan apa yang dilarangnya. Diantara tanda-
tanda cinta kepada Allah ialah taat kepada-Nya, mengingat-Nya secara rahasia dan terang-
terangan, serta merasa nikmat beribadah kepadanya-Nya.
Manusia diciptakan bertemperamen mencintai sesuatu yang dibutuhkan dan tidak mempu
melepaskan diri dari ketergantungan kepada-Nya. Di antara ciri seorang hamba yang benar-benar
mencintai Tuhannya, ialah wassalam; mengerjakan apa yang didatangkannya dan meninggalkan
apa yang dilarangnya. Diantara tanda-tanda cinta kepada Allah ialah taat kepada-Nya, mengingat-
Nya secara rahasia dan terang-terangan, serta merasa nikmat beribadah kepadanya-Nya.
Dikalangan sufi, cinta adalah prinsip etika dan moralitas. Dengan kata lain, etika dan moral tidak
akan ada tanpa cinta. Menurut sufi beribadah dan beramal shaleh yanag kita kerjakan hendaknya
dalam rangka "cinta" kepada Allah, bukannya mengharapkan surga atau takut neraka. bila
mengharapkan surga atau takut neraka berarti kitaa telah terjerumus ke dalam kemusyrikan
karena hanya mengejar, "makhluk" Tuhan, bukannya menuju Tuhan yang Maha Esa.
Maqam ( tingkatan) "cinta" (mahabah) sebagai maqam tertinggi sufi tidak bisa dikejar dengan
pengetahuan dan peribadatan. Sebelum maqam mahabah ini telebih dahulu kita harus mengejar
maqam ma'rifat ( menegnla Allah dengan ilmu yakin. dengan pengkajian mendalam) dan maqam-
maqam dibawahnya, diantaranya menghilangkan segala sikap egois daan cint dunia, kemudian
mengisi nya dengan ilmu yakin, peribadatan yang ikhlas, dan amal shaleh karena untuk menuju
keabadian Allah SWT. Untuk menggapai "cinta" abadi, terlebih dulu kita kita perlu mengenali
apasaja penyebab adanya cinta :

1. Cinta "Diri" sendiri penyebabnya ada sifat egois dan mementingkan diri sendiri, cinta
terhadap harta, kedudukan, dan kehormatan.
2. Cinta pada orang lain. Kita biasanya memberi cinta kepada orang lain karena orang lain itu
memberikan cinta dan kebaaikan kepada kita.
Imam Ghazali menunjukkan 2 cara mencintai Allah Yaitu :
1. Melepaskan diri dari ikatan-ikatan duniawi, bukan berarti melepas diri sama sekali dengan
dunia melainkan justru menguasai dunia.
2. Mengeluarkan kotoran-kotoran hati
Tanpa Cinta Berarti Tiada Iman. Cinta disebut-sebut sebagai ekspresi keimanan. Tapi Iman
bukanlah keyakinan "nol" melaikan suatu keyakinaan yang disertai cinta, sedangkan tinggi
rendahnya cinta dapat diukur dari seberapa besar tinggi rendahnya pengorbanan.Para Nabi
teladan-teladan umat itu justru mengekspresikan keimanan mereka dalam bentuk cinta. Allah
menghendaki didatangkanyya para Nabi itu untuk memberikan teladan dalam keimanan dan
kecintaan.

C. Akhlak
Ungkapan akhlak dimaksudkan untuk menyebutkan " akhlak al-karimah" atau akhlak al-
mahmudahsan sebagai lawannya adalah akhlak buruk.
Dalam arti luas akhlak didefenisikan sebagai segala tindakan yang baik, yang mendatangkan
pahala bagi orang yang mengerjakannya, atau segala tindakan yang didasarkan pada perintah
syarat yang wajib, syarat yang haram atau makhruh. Adapun untuk pengertian yang terbatas
akhlak hanya dimaksudkan untuk tindakan yang baik, etis dan pelakunya memang patut dipuji.
Ciri-ciri Perbuatan Akhlak Yaitu :
1. Akhlak merupakan suatu tindakan yang baik
2. Akhlak merupakann suatu tindakn ikthtian yang patut dipuji,
3. Akhlak merupakan buh dari keimanan
4. Akhlak bersifat fitri
5. Akhlakbersifat ta'abbudi
6. Akhlak merupakan moral dan etika universal
7. Pelanggaran terhadap Akhlak akan dikutuk masyarakat
Faktor yang Memperkuat dan memperlemah Akhlak
Faktor yang Memperkuat :
1. Mantapnya keimanan
2. Terbimbing oleh seorang guru yang shaleh
3. Memiliki pengetahuan Agama yang cukup dan benar
4. Memiliki Filosofi hidup yang baik dan sesuai dengan ajaran agama islam
5. memiliki lingkungan pergaulan yang baik
6. Visioner seorang yang memiliki wawasan kedepan akan mempertimbangkan segala sikap
dan tindakan
7. Memiliki pekerjaan dan aktifitas
8. Terpenuhinya kebutuhan pokok
Faktor yang memperlemah Akhlak :
1. Hidup Mewah
2. Miskin
3. Lingkungan Pergaulan yang buruk
4. Menganggur
5. Minim Pengetahuan
6. Negative Thingking
Dari segi sifatnya, akhlak dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama, akhlak yang baik, atau
disebut juga akhlak mahmudah (terpuji) atau akhlak al-karimah; dan kedua, akhlak yang buruk
atau akhlak madzmumah.
1. Akhlak Mahmudah
“Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan tanda keimanan seseorang.
Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula”.
Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain: cinta kepada Allah, cinta kepada rasul, taat
beribadah, senantiasa mengharap ridha Allah, tawadhu’, taat dan patuh kepada Rasulullah,
bersyukur atas segala nikmat Allah, bersabar atas segala musibah dan cobaan, ikhlas karena
Allah, jujur, menepati janji, qana’ah, khusyu dalam beribadah kepada Allah, mampu
mengendalikan diri, silaturrahim, menghargai orang lain, menghormati orang lain, sopan santun,
suka bermusyawarah, suka menolong kaum yang lemah, rajin belajar dan bekerja, hidup bersih,
menyayangi binatang, dan menjaga kelestarian alam.
2. Akhlak Madzmumah
“Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang merusak iman
seseorang dan menjatuhkan martabat manusia.”
Sifat yang termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak
mahmudah, antara lain: kufur, syirik, munafik, fasik, murtad, takabbur, riya, dengki, bohong,
menghasut, kikil, bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah, qati’urrahim, ujub, mengadu
domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari lingkungan, dan merusak alam.

C. Amal Shaleh
Talaludin Rakhmat mengungkapkan bahwa sering kali iman ditandai dengna bentuk amal sosial
dari pada amal shaleh yang bersifat ritual. Ibadah Ritual sebenarnya tidak hanya shalat, shaum,
zakat, haji dll, yang dimaksudkan secara langsung "menyembah Allah". Manurut nya juga Islam
menekankan ibadah dalam dimensi sosialnya lebih besar daripada dimensi ritual. Alasan :
Al-Qur'an mengemukakan ciri-ciri orang mukmin. misalnya, berbahagialah orang yang beriman
yaitu orang yang khusyu dalam shalatnya.
Bila mengerjakan ibadah ritual itu bersamaan dengan pekerjaan lain yang mengandung dimensi
sosial kita diberi pelajarana untuk mendahulukan kepentingan sosial misalnya, ketika nabi sedang
shalat sunat beliau berhenti dan membukakan pintu untuk tamu yang datang.
Kalau ibadah ritual itu tercatat, kita dianjurkan untuk berbuat sesuatu yabg vbersifat sosial.
contohnya ketika melanggar chaum kita dianjurkan membayar fidyah.
Kata amal shaleh di dalam Al – Qur’an disebut kan berulang kali, dan hampir di pastikan selalu
beriringan dengan kata iman. Itu menunjuk kan karna hanya orang – orang yang beriman lah yang
mampu mampu melaksana kan amal yang shaleh. Lebih dari 400 tempat dalam Al – Qur’an di
temui kata – kata mengenai amal, dan sebagian besar beriringan dengan kata As-salihah, yang
berarti kebaikan – kebaikan. Banyak nya perkataan tersebut menunjuk kan tentang penting nya
makna yang terkandung dalam perkataan amal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, amal di artikan sebagai perbuatan (baik atau buruk)
perbuatan baik mendatang kan pahala, suatu yang di tuju kan untuk mendatang kan kebaikan
terhadap masyarakat atausesame manusia. Sedang kan secara istilah, amal saleh berarti perbuatan
sungguh – sungguh dalam menjalan kan ibadah atau pun menunai kan kewajiban agama yang di
lakukan dalam bentuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesame manusia. Di lihat dari
sudut syariah, amal merupa kan unsur yang pokok. Dalam Al – Qur’an banyak dijumpai
perkataan amal dengan berbagai bentuk nya, seperti : ‘amila, ‘amala, ta’malun,ya’malun, ‘amilun,
‘amalus salihat, dan ‘amalus sayyi’at.
Secara umum pengelompokan amal terbagi dua, yaitu amal saleh (amal yang baik) dan ‘amalus
sayyi’ah (amal yang buruk). Amal saleh ialah segala perbuatan kebajikan yang mendatang kan
manfaat untuk diri sendiri, keluarga, bangsa, dan manusia seluruh nya. Baik berupa perbuatan,
perkataan , maupun sikap. Bahkan tidak melakukan perbuatan yang di larang Allah itu pun
termasuk Amal saleh. Al – Qur’an banyak menerang kan tentang manfaat atau nilai positif dari
amal saleh, baik di dunia maupun di akhirat, antara lain :
a. Senantiasa mendapat keberuntungan
Surah Al – Qasas (28) ayat 67
‫فامامن تاب وامن و عمل صا لحا فعسى ان يكون من‬
) ٦٧ : ‫المفلحين ( القصص‬
Artinya : Maka ada pun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan amal kebajikan,
maka mudah – mudahan dia termasuk orang yang beruntung. ( QS. Al – Qasas : 67 )
b. Akan mendapat rahmat dancinta
Sebagai mana di firman kan Allah SWT. Dalam surah Al-Jaisiyah (45) ayat 30 sebagai berikut :
)٣٠ : ‫ڧاماالذين امنواوعملواالصلحت فيدخلهم ربهم في رحمتٖه ذلك هوالفوڒالمبين (الجا ثيه‬
Artinya : Maka adapun orang – orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka tuhan
memasuk kan mereka ke dalam rahmat nya (surga). Demikian itu lah kemenangan yang nyata.
(QS. Al-Jaisiyah/45:30)
c. Memperoleh rezeki yang baik
Firman Allah dalam surah Al-Hajj (22) ayat 50
)٥٠:‫فا الذين أمنواوعملواالصلحت لهم مغڧرةورڒق ڪريم (الحج‬
Artinya : Maka orang – orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereke memperoleh
ampunan dan rezeki dari yang mulia (QS. Al-Hajj/22 :50)
d. Memperoleh keadilan
Sebagaimana surah Yunus (10) ayat 4 mengisah kan
‫اليه مرجعڪم جميعا وعدهللا حق انه يبدؤاالخلق ثم يعده ليجڒي الذين امنواوعملواالصلحت بالقسط والذين كفروالهم شراب من‬
)٤:‫حميم وعذاب اليم بما كنوايكفرون (يونس‬
Artinya : Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu merupa kan janji Allah yang benar
dan pasti. Sesungguh nya dial ah yang memulai penciptaan makhluk kemudian mengulangi nya
(menghidupkan nya kembali sesudah berbangkit), agar dia memberi balasan kepada orang –
orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan adil. Sedang kan untuk orang – orang
kafir (di sediakan) minuman air yang mendidih dan siksaan yang pedih karna kekafiran mereka.
e. Memperoleh ampunan Allah
Firman Allah dalam surah Fatir (35) ayat 7
)٧:‫الذين كفروالهم عذاب شديدوالذين امنواوعملواالصلحت لهم مغفرةوأجركبير(فاطر‬
Artinya : orang – orang yang kafir mereka akan mendapat azab yang sangat keras. Dan orang –
orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang
besar. (QS. Fatir/35:7)
Beramal saleh merupakan kewajiban bagi setiap manusia, baik sebagai pribadi yang mencermin
kan diri sendiri, maupun selaku umat, kaum dan bangsa. Karena sesungguh nya amal perbuatan
seseorang sangat menentukan status nya secara pribadi, kaum, dan bangsa.
Mengerjakan amal saleh hendak nya tidak di sertai pamrih karena ada sesuatu di balik amalan
nya. Mengerjakan amal saleh harus di sertai niatan yang ikhlas, bukan karena mengharap kan
pujian, keuntungan, jabatan, dan lain – lain. Karena sesungguh nya yang di nilai oleh Allah pada
amalan seseorang adalah niat dan tujuan nya, sebagai mana di ingat kan allah dalam surah Al –
mu’minun (23) ayat 40.
Amal Shalih mempunyai arti yang sangat luas. Apalagi dalam kehidupan bermasyarakat.
Khususnya dalam pandangan agama yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Untuk
kaumnya, karena membiasakan melakukan amal shalih itu sangatlah beragam caranya,
diantaranya:
1. Membantu orang lain tanpa minta balasan
2. Sadaqoh di jalan Allah
3. Mengamalkan perbuatan kita dalam setiap perkataan.
Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Firman Allah SWT. Dalam Q.S An-Nahl :97
” Barang siapa yang mengerjakan amal shalih baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dan apa
yang telah mereka kerjakan” Dalam Qur’an tersebut dijelaskan secara singkat bahwa setiap
kebaikan sekecil apapun akan mendapatkan suatu balasan, karena Allah lah Maha Mengetahui
apa yang hamba hamba-Nya kerjakan.
BAB III
A. Kesimpulan
Iman bukanlah sebuah keyakinan “nol”, melaikan suatu keyakinan yang disertai cinta.Beribadah
dan beramal saleh yang kita kerjakan hendaklah dalam rangka cinta kepada allah, bukannya
mengharap surga atau takut neraka.
Akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa
dipikir dan direnungkan lagi.Karakteristik akhlak Islam adalah perbuatan yang dilakukan dengan
mudah, disengaja, mendarah-daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran Islam.Proses
terbentuknya akhlak meliputi, reinforcement (penguatan yang diberikan terhadap perilaku
manusia, dan adanya peran hereditas, fitrah manusia dan lingkungan dalam terbentuknya
akhlak.Akhlak manusia di bagi menjadi dua, yaitu Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah.
Akhlak Mahmudah adalah akhlak yang terpuji. Sedangkan, Akhlak Madzmumah adalah akhlak
yang tercela.
Secara istilah amal saleh berarti perbuatan sungguh – sungguh dalam menjalankan ibadah
ataupun menunai kan kewajiban agama yang di lakukan dalam bentuk berbuat kebaikan terhadap
masyarakat atau sesama manusia.
DAFTAR PUSTAKA
https://amalilmukita.blogspot.com/p/makalah-cinta-akhlak-dan-amal-saleh.html
https://mutiarafadhilahnasution.blogspot.com/2018/03/makalah-materi-paicintaakhlak-dan-
amal.html
https://aderuspiani.blogspot.com/2014/11/cinta-akhlak-dan-amal-shaleh.html
https://auth.scribd.com/u/signup?
state=hKFo2SBTbC1zM29ZNHlZaUl6N00zMU50UnF6SzViNkFVRjM0eqFur3VuaXZlcnNhbC
1sb2dpbqN0aWTZIEV3THlSdmRsMkhCQ0hNam1ERGhRT2lyMkRLdGVQZ0Juo2NpZNkgZ3
ljN3lyZnpzdkpmaXd5bHNlYXU4Y3g5dVZhb2FOU1A&ui_locales=en
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=Gv9mDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=info:8hB2E-
vRdzQJ:scholar.google.com/&ots=rd9-
3_fBEL&sig=lzfj357t_kWK5NlHhVw2mMr9LDA&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai