Abstract
Humans are creatures that cannot escape the view of the almighty God, this relationship is
called a religious relationship. The religious relationship is a sacred relationship that can
be established by humans to their god. That relationship can increase the religious value
of each person.Worship is a way for humans and god, namely Allah SWT, to establish a
religious relationship. From worship, it is an activity of Muslims, namely those who are
religious who are sure to communicate with God and can also be an activity that can make
a lot of its own meaning both as gratitude to God, thanks, and also as a reference in life.
Meanwhile, with sharia, which is still interconnected with worship because worship is a
form of our attention as Muslims to Allah SWT and sharia is how we carry out this
worship must be in accordance with the guidance of the Qur'an and Hadith.
Corresponding Author:
Fiaz Fauzi
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Email: fiazfauzi@gmail.com
Abstrak
Manusia merupakan mahkluk yang tidak dapat luput dari pandangan tuhan yang maha
esa, hubungan inilah yang dinamakan hubungan religius. Pada hubungan religius
merupakan hubunganbyang sakral yang dapat dijalin oelh manusia kepada tuhannya.
Hubungan itulah yang dapat meningakatkan nilain religius setiap orang. Ibadah
merupakan suatu cara manusia dan tuhan yaitu Allah SWT menjalin hubungan religius.
Dari ibadah itulah merupakan kegiatan umat muslim yaitu yang beragama yang
pastinnya untuk berkomunikasi dengan allah dan juga bisa merupakan kegiatan yang
dapat banyak membuat arti tersendiri baik itu sebagai rasa syukur kepada tuhan,
1
terimakasih, dan juga sebagai acuan dalam hidup. Sedangkan dengan syaiah yaitu masih
saling berhubungan dengan ibadah karena ibadah yaitu bentuk perhatian kita sebagai
umat islam kepada Allah SWT dan syariah yaitu cara kita melakukan ibadah tersebut
harus sesuai tuntunan Al- Qur’an dan Hadist.
Penulis Korespondensi:
Fiaz Fauzi
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Email: fiazfauzi@gmail.com
PENDAHULUAN
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan segala
pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan dirinya
tetapi dengan anugerah tersebut kdanng manusia lupakan dzat Allah swt atau
memanfaatkan anugerah Allah SWT. Hidup yang di bimbing oleh syariah akan
melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan
Rasul nya, salah satu cara untuk mencapai tuntunan tersebut adalah dengan beribadah.
Syariah islam ialah tata cara pengaluran tentang prilaku hidup manusia untuk mencapai
keridhaan dariAllah SWT. Ibadah merupakan suatu perkaran yang perlu adanya perhatian
terhadapnya, karena ibadah itu tidak bisa dimain-mainkan apalagi disalahgunakan. Dalam
islam ibadah harus berpedoman pada apa yang telah Allah perintahkan dan apa yang telah
di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat islam, yang dilandaskan pada kitab
yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW berupa kita suci Al-Qur’an dan
segala perbuatan, perkataan, dan ketetapan nabi atau dengan kata lain disebut dengan
hadist nabi sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk
beribadah kepada Allah SWT.1
Dampak yang kita dapatkan dalam mempelajari ibadah dan syariah tentunya kiata dapat
memperoleh banyak manfaat baik untuk kita ataupun untuk orang lain. Kiata dapat
mendekatkan diri kita kepada tuhan yang maha esa yaitu allah SWT dan juga kita dapat
menjadi pribadi yang lenih baik serta mudah dalam melakukan sesuatu yang sesuai
1
Dr. Nurliana.(2021) “Fiqih Ibadah”,LPPM STUI Diniyah Pekanbaru, hal 4
2
tuntutna Al-qur’an dan hadist.2
Serta yang pastinya kita tidak akan di hantui rsa takut ataupun enggan melakukan
kehidupan didunia ini karena jika kita membpelajari studi tentang ibadah dan syariah
kerena kita sudah tau apa yang akan kita sesuaikan dengan Al,-qur’an dan as-sunah.
Ilmu-ilmu ibadah yang sering dan banyak kita pelajari ialah fiqih ibdah, fiqih ibadah
merupakan pembelajaran yang tidak dapat terluput dari kehidupan kita fiqih ibadah .
Dengan mempelajari fiqih ibadah yang mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
manusia yaitu kehidupan sehari-hari, manusia yang pastinya banyak yang kurang paham
akan tuntunan ibadah yang sesuai dengan ajaran islam.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam kajian penelitian ini adalah kajian pustaka atau library
research.Penelitian pustaka merupakan penelitian yang menggunakan jurnal, buku-buku
serta majalah yang berhubungan dengan kajian penelitian yang diangkat sebagai data
primer untuk dijadikan sebagai sumber referensi. Penelitian ini disajikan dalam
bentuk deskriptif yang memiliki fokus penelitian pada buku serta kajian pustaka
yang tidak membutuhkan penelitian lapangan. Kemudian jenis penelitian yang
digunakan dalam kajian ini adalah jenis penelitian kualitatif sehingga dapat menghasilkan
informasi dan juga catatan serta data deskriptif yang berasal dari teks yang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif dibutuhkan analisis deskriptif sehingga dapat memberikan
penjelasan danjuga gambaran secara jelas, sistematis, objektif dan juga kritis
tentang moderasi beragama dalam hubungan antar umat beragama. Kemudian
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu
sumber data primer berupa buku-buku yang secara khusus membahas tentang Studi
Ibadah dan syariah.
4
Dasar – Dasar Agama Islam, Prof. Dr. Zakiah Haradjat Dkk, 1999, Jakarta.
Pendidikan Agama Islam, Drs. Nandang L. Hakim, 1988, Ganeca Exac, Bandung
5
ketentuan waktunya, berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya,
Ruang Lingkup dan Syarat diterimanya Ibadah
Ruang Lingkup Ibadah
1) Ibadah Secara Umum (ghairu mahdhah)
Ibadah umum atau ghairu mahdhah adalah segala amalan yang diizinkan oleh Allah,
misalnya; belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan lain sebagainya. Jadi, ibadah
secara umum ini termasuk fardhu kifayah dan sebagian yang hukum asalnya mubah.
Ibadah umum sangat luas yang mencakupi atau merangkumi seluruh pekara yang
berkaitan kehidupan manusia. Akan tetapi jika bertemu adanya nash yang
mengharamkannya, misalnya ada dalil yang melarang mengucap dzikir dengan lisan di
dalam tandan atau WC, maka ia haram mengucapkannya selama berada di dalamnya.
Selain itu selama dalil umum yang memayungi keharusan ibadah sunah tersebut dan tidak
ada pula dalil pengharaman bentuk dan cara pelaksanaannya, maka dibenarkan untuk
mengamalkannya.
2) Ibadah Secara Khusus (mahdhah)
Ibadah khusus atau mahdhah adalah ibadah yang apa saja yang telah ditetapkan Allah
akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah
misalnya adalah Thaharah, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji. Jadi, jenis dari ibadah ini
keberadaannya harus berdasarkan sumber-sumber hukum Islam (Al-Qur’an dan Hadits),
bukan berasal atau ditetapkan oleh akal logika melainnya berasal dari wahyu Allah SWT.
Dan hamba (semua manusia) wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah
kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah
SWT.
Syarat diterimanya Ibadah
1. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil
2. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
3. Meninggalkan riya, artinya beribadah bukan karena malu kepada manusia dan supaya
dilihat oleh orang lain.
4. Bermuraqabah, artinya yakin bahwa Allah itu melihat dan selalu ada disamping kita
sehingga kita bersikap sopan kepada-Ny
Keutamaan Ibadah
Ibadah di dalam syari’at Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-Nya.
Karenanyalah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-
Kitab suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan yang enggan melaksanakannya
6
dicela. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ِريَن َيْدُخ ُلوَن َجَهَّنَم َداِخ اَد ِتي َس َتْك ِبُروَن َع ْن ِعَب ِذ يَن َيْس َتِج ْب َلُك ْم ۚ ِإَّن اَّل وِني َأْس اَل َر ُّبُك ُم اْدُع َو َق
Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah SWT
(ritual), yang terdiri dari Rukun Islam : mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat,
zakat, puasa dan haji.
1. Al-Qur’an,
Al-Qur’an adalah kumpulan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang dihimpun dalam sebuah kita suci yang menjadi pegangan bagi
manusia. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan merupakan Undang-
Undang yang sebagian besar berisi hukum-hukum pokok.
2. Al-Hadist (As-Sunnah)
Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan penjelasan dan rincian
terhadap hukum-hukum Al-Qur’an yang bersifat umum. Sunnah adalah sumber hukum
islam (pedoman hidup kaum muslimin yang kedua setelah Al-Qur’an).
3. Ra’yu (Ijtihad)
Ra’yu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah untukmenetapkan
hukum yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
9
Klasifikasi sebagai berikut:
1. Kelompok Wajib (ijab)
2. Kelompok haram
3. Kelompok sunnat
4. Kelompok makru
5. Kelompok yang diizinkan (ibadah)
Bagi seseorang muslim melaksanakan syariah dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya
tidak hanya melaksanakan agama dalam arti khusus tapi melaksanakan agama yang
bersifat universal. Pelaksanaan syariah didalam islam ini sangat berhubungan dengan
kondisi, sebagai contoh orang yang tidak mampu untuk melaksanakan sesuatu kewajiban
secara normal maka dia pasti melaksanakannya dengan cara lain.
Syariah Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada umat Islam dan umumnya
pada seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Muamalah
dalam syariah Islam bersifat fleksibel tidak kaku. Dengan demikian Syariah Islam dapat
terus menerus memberikan dasar spiritual bagi umat Islam dalam menyongsong setiap
perubahan yang terjadi di masyarakat dalam semua aspek kehidupan.
Ibadah segala perbuatan yang disukai dan diridhai oleh Allah SWT, baik berupa
perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun tersembunyi dalam rangka
mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya, mensucikan jiwa,
mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya, mendidik mental, dan
menjadikan manusia yang disiplin dan bertanggung jawa
DAFTAR PUSTAKA
11
12