Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN IMAN,

IBADAH DAN AKHLAK


DALAM ASPEK
KEHIDUPAN

OLEH : KELOMPOK 11
YURI INDRIANI (182114201)
YENNISA RAHMAH (182114202)
SHAFIRA VICKA YUSTITIA (182114203)
PENDAHULUAN

 Manusia diciptakan bukan sekedar hidup


mendiami dunia ini dan kemudian mengalami
kematian tanpa adanya pertanggung-jawaban
kepada penciptanya, melainkan manusia itu
diciptakan oleh Allah SWT untuk mengabdi kepada-
Nya. Sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an
surah al Bayyinah ayat 5:
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama
yang lurus.
 Dapat kita pahami dari ayat ini bahwa manusia
diciptakan bukan sekedar sebagai unsur pelengkap
isi alam saja yang hidupnya tanpa tujuan, tugas
dan tanggung-jawab. Sebagai makhluk yang
diciptakan paling sempurna, pada hakikatnya
manusia diperintahkan untuk mengabdi kepada
penciptanya, Allah SWT.
Pada prinsipnya pengabdian manusia (ibadah)
merupakan sari dari ajaran Islam yang mempunyai arti
penyerahan diri secara total pada kehendak Allah
SWT. Dengan demikian, hal ini akan mewujudkan suatu
sikap dan perbuatan dalam bentuk ibadah. Apabila ini
dapat dicapai sebagai nilai dalam sikap dan perilaku
manusia, maka akan lahir suatu keyakinan untuk tetap
mengabdikan diri kepada Allah SWT dan tentunya bila
keyakinan itu kemudian diwujudkan dalam bentuk
amal keseharian akan menjadikan maslahah dalam
kehidupan social.
A. Pengertian Iman

 Iman secara lughat atau secara bahasa berasal


dari lafadz tashdiq yang artinya percaya (baik
percaya kepada yang benar atau kepada yang
bathil). Sedangkan menurut syara’ iman adalah
membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan
lisan serta mengamalkan dengan perbuatan.
B. Pengertian Ibadah

 Ibadah merupakan kata mashdar dari kata


‘abada-ya’budu-‘ibaadatan yang artinya taat,
tunduk, menyembah dsb. Dalam bahasa indonesia,
ibadah sering kita sebut dengan menyembah.
Dalam al-Qur’an banyak ayat-ayat yang terdapat
kata ibadah dengan berbagai bentuk
perubahannya. Ada yang menjelaskan bahwa
ibadah itu berarti taat, ada yang tunduk, ada yang
do’a dan lain sebagainya.
Pembagian ibadah :

Dalam hal ini, perlu kita ketahui, bahwa ibadah terbagi


menjadi dua bagian :

ibadah ghairu
Ibadah
mahdzah
mahdzah
c. Pengertian Etika atau Akhlak

 Perkataan etika berasal dari bahasa yunani ethos yang berarti


kebiasaan. Yang dimaksud adalah kebiasaan baik atau
kebiasaan buruk. Dalam kepustakaan umumnya kata etika
diartikan sebagai ilmu. Makna etika dalam KBBI misalnya adalah
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral atau akhlak. Didalam ensiklopedi
pendidikan diterangkan bahwa etika adalah filsafat tentang nilai,
kesusilaan tentang baik dan buruk.

 Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian akhlak adalah suatu


perbuatan sebagai sebuah kebiasaan yang berpangkal dari
dalam hati, jiwa dan kehendak yang timbul secara spontan.
D. Hubungan iman, ibadah, akhlak
dalam aspek kehidupan sehari-hari

Iman ibadah dan etika juga memiliki hubungan kausalitas (sebab


akibat). Kualitas iman seseorang ditentukan oleh kualitas dan
kuantitas ibadah orang tersebut. Makin tinggi kualitas ibadah
seseoarang (misal shalat makin khusu’, mengurangi atau
menghilangkan syirik kepada Allah). Dan kuantitasnya (misal
menambah shalat wajib dengan shalat sunnah, banyak
bershadaqah) akan menambah dan mempertebal iman seseorang,
makin mengurangi dan mempertipis, bahkan dapat menghilangkan
kualitas iman seseorang kepada Allah SWT.
 Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan pada tiga
hubungan yang mengharuskannya untuk berbuat sesuatu. Yaitu
hubungan manusia dengan Allah SWT ( ibadah ), hubungan
manusia dengan sesama manusia ( muamalah dan uqubat ) dan
hubungan manusia dengan dirinya sendiri ( akhlak, makanan,
minuman, pakaian, dan lain-lain ). Ketiga hubungan tadi
mengharuskan kita untuk menentukan sikap yang harus diambil
sesuai dengan pemikirannya, dan termasuk akhlak.
 Hubungan iman dan ibadah adalah sejauh mana keimanan
dapat mempengaruhi ibadah dan etika atau moral dan
sebaliknya. Keimanan atau akidah adalah fondasi dari
semua ajaran islam, yaitu akidah, syariah dan akhlak.
Akidah diwujudkan dalam pengucapan dua kalimat syahadat,
diimani, diyakini, dan dibenarkan dalam hatinya. Sebagai wujud
keimanannya kepada Allah, dia harus melaksanakan syariah
berupa ibadah mahdah dan ibadaH ghairu mahdah.
 Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah (iman) yang
kuat mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya
ditujukan kepada Allah sehinngga tergambar akhlak yang terpuji
bagi dirinya. Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yang
melakukan suatu pernuatan baik ,tetapi tidak dilandasi oleh
aqidah dan keimanan, maka orang itu termasuk dalam kategori
kafir.
 Seseorang yang mengaku beraqidah atau beriman, tetapi tidak
mau melaksanakan syariah, maka orang itu di sebut fasik.
Sedangkan orang yang mengaku beriman dan melaksanakan
syariah tetapi dengan landasan aqidah yang lurus disebut munafik.
 Aqidah, syariah dan akhlak dalam Al-Quran disebut amal
saleh.Iman menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh
menunjukkan pengertian syariah dan akhlak.
Seseorang yang melakukan perbuatan baik, tetapi tidak
dilandasi aqidah, maka perbuatannya hanya di kategorikan
sebagai perbuatan baik. Perbuatan baik adalah perbuatan yang
sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi belum tentu benar
di pandangan Allah. Sedangakan perbuatan baik yang di
dorong oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud
pelaksanaan syariah disebut amal saleh. Karena itu di dalam Al-
Quran kata amal saleh selalu di awali dengan kata iman.
Hubungan iman dengan ibadah dan akhlak dalam pergaulan
seakan tidak pernah lepas, karena sejauh mana keimanan dapat
mempengaruhi ibadah dan etika pergaulan. Misalnya :Seseorang
apabila imannya kuat dan tekun beribadahnya maka moral atau
tingkah lakunya akan menjadi baik karena merasa tingkah lakunya
akan selalu diawasi oleh Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai