DISUSUN OLEH
M. PRADAVA ARIANSYAH
(NIT: 2302040)
DOSEN PENGAMPU
NURSYAHRUL RITONGA, ST., MPd
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa komponen (utama) agama Islam adalah akidah,
syari’ah dan akhlak. Penggolongan itu didasarkan pada penjelasan Nabi Muhammad kepada
Malaikat Jibril di depan para sahabatnya mengenai arti Islam, Iman dan Ihsan yang ditanyakan
Jibril kepada Beliau. Intinya hampir sama dengan isi yang dikandung oleh perkataan akidah,
syari’ah dan akhlak. Perkataan ihsan (tersebut di atas) berasal dari kata ahsana-yuhsinu-ihsanan
yang berarti berbuat baik.
Di dalam Al-Qur’an terdapat kata ihsan yang artinya berbuat kebajikan atau kebaikan (antara
lain pada surat An-Nahl (16) ayat 90) dan kebaikan (pada surat ar-Rahman (55) ayat 60). Baik
kebajikan maupun kebaikan rapat hubungannya dengan akhlak
Kata akhlaq (kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi akhlak) berasal dari kata khilqun,
yang mengandung segi-segi persesuaian kata khaliq dan makhluq.
Dari sinilah asal perumusan ilmu akhlak yang merupakan koleksi ugeran yang
memungkinkan timbulnya hubungan yang baik antara makhluk dan Khalik serta antara makhluk
dengan makhluk lain.
Menurut definisi yang dikemukakan oleh Al-Ghazali, akhlak adalah; suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan, tanpa
telalu banyak pertimbangan dan pemikiran yang lama.
Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu perbuatan atau tindakan yang terpuji menurut
ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan
perbuatan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk. (Mahyudin; 1991:5)
Kata dalam bahasa Indonesia yang lebih mendekati maknanya dengan akhlak adalah budi
pekerti. Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang ideal, tergantung pada
palaksanaan atau penerapannya melalu tingkah laku yang mungkin positif, mungkin negatif,
mungkin baik mungkin buruk.
Yang termasuk ke dalam pengertian positif adalah segala tingkah laku, tabiat, watak dan
perangai yang sifatnya benar, amanah, sabar, pemaaf, rendah hati dan lain-lain sifat yang baik.
Sedang yang termasuk pengertian akhlak atau budi pekerti yang buruk adalah semua tingkah
laku, perangai, watak sombong, dendam, dengki, kianat, dan lain-lain sifat yang buruk. Yang
menentukan apakah suatu perbuatan itu baik apa buruk adalah nilai dan norma agama, dan
katakan bahwa al-haq datangnya dari Tuhanmu.
BAB II
PEMBAHASAN
Akhlak dalam agama Islam adalah konsep yang sangat penting dan merujuk pada tata cara,
perilaku, dan sifat-sifat moral yang tercermin dalam tindakan dan sikap seseorang. Istilah akhlak
dalam Islam biasanya diterjemahkan sebagai "akhlaq," yang berasal dari akar kata Arab yang
berarti "tabiat" atau "sifat-sifat batin." Akhlak dalam Islam berkaitan dengan pengembangan
karakter moral yang baik dan etika yang sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran agama Islam.
Pentingnya akhlak dalam Islam mencakup dua dimensi utama: hubungan manusia dengan
Allah (hubungan vertikal) dan hubungan manusia dengan sesama manusia (hubungan
horizontal). Dalam dimensi vertikal, akhlak mencerminkan hubungan individu dengan Allah
SWT. Ini mencakup kualitas seperti iman, taqwa (kesadaran akan Allah), tawakal (kepercayaan
kepada Allah), dan ibadah yang ikhlas (ibadah yang tulus). Dalam dimensi horizontal, akhlak
mencakup bagaimana seseorang berinteraksi dengan sesama manusia. Ini melibatkan nilai-nilai
seperti kejujuran, kebaikan, kasih sayang, dan sikap yang adil dan bijaksana dalam segala aspek
kehidupan.
Akhlak dalam Islam juga melibatkan kesadaran tentang akhirat (kehidupan setelah kematian)
dan pertanggungjawaban individu terhadap perbuatan dan perilaku mereka. Ini mendorong orang
untuk selalu melakukan kebaikan dan menjauhi perilaku buruk, karena mereka percaya bahwa
amal perbuatan mereka akan dihitung dan dihakimi oleh Allah pada hari kiamat.
Dalam Islam, akhlak juga merupakan cara untuk mencapai kesempurnaan diri dan menjalani
kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai moral yang baik. Ini bukan hanya tentang menjalankan
tugas agama, tetapi juga tentang menjadi individu yang berintegritas, bijaksana, dan bermanfaat
bagi masyarakat. Akhlak dalam Islam diintegrasikan dalam seluruh aspek kehidupan sehari-hari
dan menjadi panduan untuk menghadapi berbagai situasi dan tantangan dalam kehidupan.
d. Qana'ah\ yaitu menerima dengan ikhlas semua kada dan kadar Ilahi setelah berikhtiar
maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas tertinggi);
Rasulullah SAW juga bergaul dan bersenda gurau dengan para sahabatnya, bermain dengan
anak-anak mereka serta memangkunya, memenuhi undangan dan menjenguk orang sakit, serta
menerima permohonan maaf orang yang memintanya.
Beliau juga memanggil para sahabatnya dengan nama panggilan yang paling mereka sukai,
dan tidak pernah memotong pembicaraan orang lain.
Diriwayatkan dari Qatadah ia berkata: Tatkala datang utusan raja Najasyi Nabi Muhammad
SAW melayani mereka, maka para sahabatnya berkata: Biarkanlah kami yang melayani mereka.
Maka beliau berkata: "Sesungguhnya mereka telah menghormati sahabat-sahabatku, dan aku
ingin membalas kebaikan mereka." Lalu beliau berkata: "Sesungguhnya aku seorang hamba yang
makan seperti hamba yang lain, dan duduk seperti yang lain.” Beliau juga menunggang keledai,
dan menjenguk orang-orang miskin serta berkumpul dengan orang-orang fakir.”
BAB III
KESIMPULAN
Dalam rangkuman materi di atas, dapat disimpulkan bahwa akhlak dalam agama Islam
memiliki peran sentral dalam membimbing perilaku dan moral seorang Muslim. Akhlak
merupakan landasan moral yang ditekankan oleh ajaran Al-Qur'an dan Hadis. Dalam Islam,
akhlak bukan hanya tentang tindakan luar, melainkan juga tentang karakter batin yang
mencerminkan nilai-nilai seperti kejujuran, kebaikan, dan kasih sayang.
Selain itu, akhlak yang baik juga memiliki hubungan erat dengan iman. Akhlak yang baik
dianggap sebagai bukti dari iman yang kuat, sehingga seorang Muslim yang benar-benar beriman
akan mempraktikkan nilai-nilai etis Islam dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan
demikian, akhlak yang baik adalah ekspresi dari keselarasan iman dan perbuatan.
Pentingnya akhlak dalam Islam juga terlihat dalam pengaruh positifnya pada hubungan sosial.
Islam mengajarkan pentingnya kasih sayang, toleransi, dan adab dalam berinteraksi dengan
sesama manusia. Melalui akhlak yang baik, seorang Muslim dapat membantu menciptakan
lingkungan sosial yang penuh kasih, hormat, dan saling menghormati, yang pada gilirannya
dapat mengurangi konflik dan memperkuat ikatan antarindividu dan kelompok.
Terakhir, akhlak yang baik dalam Islam juga merupakan persiapan untuk kehidupan akhirat.
Dalam Islam, individu akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan dan perilaku mereka di
hari kiamat, dan akhlak yang baik membantu seseorang menghadapi pertanggungjawaban ini
dengan keyakinan akan pahala yang mereka peroleh. Dengan menjalani kehidupan yang baik dan
berakhlak, seorang Muslim mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik setelah
kematian.
Dalam keseluruhan, akhlak dalam agama Islam bukan hanya sekadar panduan etika, tetapi
juga landasan moral yang kuat dalam menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip dan
nilai-nilai agama Islam. Akhlak yang baik merupakan cerminan dari iman yang kokoh, karakter
yang baik, dan persiapan untuk kehidupan akhirat yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA