C. Keistimeaan Alquran
Al Quran adalah kalamullah yang merupakan bimbingan bagi umat Islam.
Pertama, mencakup dan sekaligus menyempurnakan isi kitab-kitab suci
terdahulu yang masih asli.
Al-Qur’an menggunakan bahasa arab yang sangat tinggi. Walau Anda
memahami bahasa fusha (bahasa tinggi) sekalipun, Anda tak akan bisa
menandingi bahasa Al-Qur’an.
Keistimewaan Al Quran yakni sejak diturunkan hingga akhir zaman kelak
kemurnian dan keotentikan Al Quran akan senantiasa terjaga.
Membaca Al-Qur’an adalah kegiatan yang mendatangkan banyak sekali pahala.
Keistimewaan Al Quran berikutnya adalah kitab suci yang akan menjadi
penolong di akhirat kelak. Al Quran akan memintakan syafa’at kepada Allah SWT
bagi orang yang selalu membacanya.
Al Quran tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan saja,
melainkan juga mengatur hubungan manusia dengan manusia, serta
hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
2. A. Hubungan Aqidah, Syariah, dan Akhlak
Aqidah merupakan kepercayaan, keimanan mengenai keesaan Allah.
Syariah (hukum) adalah jalan menuju sesuatu yang benar. Akhlak adalah budi
pekerti, sopan santun, dan perilaku.
Aqidah, Syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan
dalam ajaran Islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan. Aqidah sebagai sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen
dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama.
Sementara syariah sebagai system nilai berisi peraturan yang menggambarkan
fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika menggambarkan arah dan
tujuan yang hendak dicapai agama.
Muslim yang baik adalah orang yg memiliki aqidah yg lurus dan kuat yg
mendorongnya untuk melaksanakan syariah yg hanya ditujukan pada Allah
sehingga tergambar akhlak yg terpuji pada dirinya.
Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yg melakukan suatu
perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang itu
termasuk ke dalam kategori kafir. Seseorang yg mengaku beraqidah atau
beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik.
Sedangkan orang yg mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan
landasan aqidah yg tidak lurus disebut munafik.
3. toleransi beragama ialah sikap individu dalam menghargai dan menghormati keyakinan
individu lainnya yang berbeda, serta mengedepankan asas-asas kemanusiaan bukan
pada keyakinan.
Contoh eksternal :
Tidak menghalangi umat agama lain yang sedang beribadah.
Menumbuhkan kerukunan dan perdamaian antarumat beragama.
Membantu sesama masyarakat tanpa melihat latar belakang agamanya.
Contoh intenal:
Menghormati para ulama atau para pemuka agama
Tidak membeda-bedakan siapa ulamanya, selama mengajarkan kebaikan tetap hadir
Menghormati perbedaan pendapat