Anda di halaman 1dari 7

INTEGRASI IMAN, ISLAM, DAN IHSAN DALAM MEMBENTUK MANUSIA

SEUTUHNYA (INSAN KAMIL)

M. Ali Abdillah Khotami


Universitas Mataram/Teknik Informatika Kelas B
demsenator555@gmail.com

Lalu Muhammad Rizaldi Kurniawan


Universitas Mataram/Teknik Informatika Kelas B
lalumuhammadrizaldikurniawan12@gmail.com

Yusri Abdi
Universitas Mataram/Teknik Informatika Kelas B
yusriabdi837@gmail.com

Abstrak
Integrasi antara iman Islam dan ihsan adalah konsep penting dalam Islam yang
menggambarkan keselarasan antara keyakinan dan tindakan yang baik dalam kehidupan
seorang Muslim. Iman dalam Islam adalah dasar keyakinan pada Allah, para rasul-Nya,
kitab-kitab-Nya, dan semua elemen keyakinan dasar lainnya dalam agama Islam. Di sisi
lain, ihsan adalah konsep yang mencerminkan tindakan dan perilaku baik yang lahir dari
kecintaan dan kesadaran akan Allah yang mendalam.
Integrasi iman Islam dan ihsan mengajarkan kepada umat Islam untuk tidak hanya
memiliki keyakinan dalam hati mereka, tetapi juga untuk menjalani kehidupan sehari-
hari mereka dengan mempertimbangkan Allah dalam semua tindakan mereka. Ini
mencakup tindakan-tindakan baik, belas kasihan, kebaikan, dan keadilan dalam
hubungan sosial, serta dedikasi dalam ibadah kepada Allah. Dalam esensi, integrasi ini
menggambarkan upaya untuk menjadikan iman sebagai dasar bagi perilaku etis dan
moral yang luhur.
Ihsan juga mengingatkan bahwa Allah selalu hadir dalam semua aspek kehidupan,
sehingga setiap tindakan yang kita lakukan seharusnya mencerminkan kesadaran akan-
Nya. Ketika seorang Muslim menggabungkan iman dan ihsan dalam kehidupan sehari-
hari mereka, mereka mencapai tingkat kesempurnaan dalam beribadah dan berinteraksi
dengan sesama manusia.
Untuk itu dengan mengumpulkan jurnal dari berbagai sumber, jurnal ini bisa
bermanfaat bagi pembaca agar bisa memahami integrasi dari iman, islam, dan ihsan
untuk menjadi insan kamil yang mencerminkan Allah SWT. yang sesungguhnya.

Abstract
Integration between Islamic faith and ihsan is an important concept in Islam that
describes the harmony between belief and good actions in a Muslim's life. Faith in Islam
is the basic belief in Allah, His messengers, His books, and all other basic elements of belief
in the Islamic religion. On the other hand, ihsan is a concept that reflects good actions and
behavior that are born from deep love and awareness of Allah.
The integration of Islamic faith and ihsan teaches Muslims to not only have faith in
their hearts, but also to live their daily lives by considering Allah in all their actions. This
includes acts of kindness, mercy, kindness, and justice in social relationships, as well as
dedication in the worship of Allah. In essence, this integration describes an effort to make
faith the basis for noble ethical and moral behavior.
Ihsan also reminded us that Allah is always present in all aspects of life, so every action
we take should reflect awareness of Him. When a Muslim combines faith and ihsan in
their daily life, they reach a level of perfection in worship and interacting with fellow
humans.
Thus, the integration of Islamic faith and ihsan is not just about living religion as a ritual
or belief alone, but about living a life with high moral integrity and deep love for Allah.
This is a holistic view of Islam that emphasizes the importance of combining faith in the
heart with good actions in daily life, so that every Muslim can achieve spiritual and moral
brilliance in their lives.

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Integrasi iman, Islam, dan ihsan adalah konsep inti dalam Islam yang
memberikan kerangka kerja untuk mencapai keseluruhan sebagai manusia yang
berlandaskan pada keyakinan kepada Allah, praktik-praktik agama, dan
keunggulan spiritual. Konsep ini bukanlah semata-mata teori, tetapi merupakan
panduan praktis yang dapat membimbing individu Muslim dalam menjalani
kehidupan sehari-hari mereka.
Sejarah Islam yang panjang dan perkembangan tradisi-tradisinya telah
membuktikan bahwa integrasi ini memiliki dampak yang signifikan dalam
membentuk karakter, moralitas, dan etika dalam masyarakat Muslim. Namun,
dalam konteks dunia yang semakin kompleks dan terkoneksi saat ini, pertanyaan
muncul tentang relevansi dan penerapan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari
yang serba cepat dan beragam.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk menggali lebih dalam konsep
integrasi iman, Islam, dan ihsan, serta membahas bagaimana konsep ini masih
relevan dan dapat membantu individu Muslim mencapai potensi penuh mereka
sebagai manusia seutuhnya dalam lingkungan yang terus berubah. Makalah ini
akan mempertimbangkan aspek-aspek teoritis dan praktis dari integrasi ini, serta
menganalisis tantangan-tantangan yang mungkin dihadapi dalam
implementasinya. Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana integrasi iman, Islam, dan ihsan
dapat membentuk manusia seutuhnya dalam konteks dunia modern yang
dinamis.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan jurnal ini adalah
dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber.

B. PEMBAHASAN
1. Konsep Iman, Islam, dan Ihsan
a. Iman
Iman memiliki arti ketentraman dan kedamaian kalbu yang dari kata itu bisa
muncul kata al-amanah (amanah: dapat dipercaya). Yang dimaksud keimanan
seseorang terhadap sesuatu adalah jika dalam hati orang tersebut telah tertanam
kepercayaan dan keyakinan tentang sesuatu dan sejak saat itu ia tidak khawatir
lagi terhadap menyelusupnya kepercayaan lain yang bertentangan dengan
kepercayaannya. (2018)
Jadi, seseorang yang tidak memiliki keprcayaan dan keyakinan tentang
sesuatu maka ia bukanlah orang yang mukmin. Sesuai dengan firman Allah
dalam Al-Qur’an, yang berbunyi ;

Artinya ;’’ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah,
Rasul-Nya(Nabi Muhammad), Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada
Rasul-Nya, dan kitab yang Dia turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur
kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari
Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh.’’
(Q.S. AN-Nisa/4 : 136)(Agama, 2020)

Untuk itu, dari ayat tersebut merujuk pada rukum iman yang 6 yaitu;
1. Iman Kepada Allah
2. Iman Kepada Malaikat
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
4. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
5. Iman Kepada Hari Akhir
6. Iman Kepada Qada dan Qadar
b. Islam
Menurut Taufiqullah, secara etimologi, Islam berasal dari bahasa Arab.
Berasal dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Selanjutnya dari kata
salima yang berarti selamat sentosa di atas, dibentuk muta'adi (transitif)
menjadi aslama yang artinya memelihara diri, tunduk patuh dan taat. Orang
yang melakukan aslama atau masuk Islam dinamakan Muslim.(Sodikin, 2003)
Selain pengertian diatas Islam sendiri secara bahasa memiliki banyak
pengertian, beberapa diantaranya(Eroglu S., Toprak S., Urgan O, 2012):
1. Berserah diri (Aslama)
2. Tunduk patuh (Istislam)
3. Bersih/suci (Saliim)
4. Selamat/sejahtera (Salama)
5. Perdamaian (Silmu)
Dari pengertian diatas bahwa islam mengajarkan kebaikan yang dilakukan
baik untuk diri sendiri maupun antar sesama manusia dan orang yang
melakukan hal tersebut(masuk islam) disebut sebagai muslim dan juga dapat
disimpulkan dari pengertian tersebut bahwa islam yang dimaksud adalah :
1. Mengucapkan dua kalimat syahadat
2. Mendirikan Shalat
3. Berpuasa di bulan Ramadhan
4. Membayar Zakat
5. Pergi Haji (jika mampu)
c. Ihsan
Ihsan berasal dari kata hasana yuhsinu, yang artinya adalah berbuat baik,
sedangkan bentuk masdarnya adalah ihsanan, yang artinya kebaikan.(Eroglu
S., Toprak S., Urgan O, 2012)
Orang yang berihsan adalah orang yang merasa segala perbuatan yang
dilakukan di bumi ini dilihat oleh Allah SWT. meskipun manusia tidak
mengetahui perbuatan tersebut. Sesuai dengan firman Allah SWT. dalam
Al-Qur’an :

Artinya :’’ Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di
dunia. Berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.’’(Q.S. Al-Qasas/28 : 77)(Agama, 2020)

2. Integrasi Iman, Islam, dan Ihsan Yang Membentuk Insan Kamil


Menurut Ibn ‘Arabi :’’ Insan kamil ialah manusia yang sempurna dari segi
wujud dan pengetahuannya. Kesempurnaan dari segi wujudnya ialah karena dia
merupakan manifestasi sempurna dari citra Tuhan, yang pada dirinya tercermin
nama-nama dan sifat Tuhan secara utuh. Adapun kesempurnaan dari segi
pengetahuannya ialah karena dia telah mencapai tingkat kesadaran tertinggi,
yakni menyadari kesatuan esensinya dengan Tuhan, yang disebut
makrifat.’’(Mahmud, 2014)
Dari pengertian yang disampaikan Ibn ‘Arabi diatas bahwa insan kamil tidak
hanya dilihat dari satu hal saja seperti iman, islam, maupun ihsan, akan tetapi
insan kamil dilihat dari ketiganya yang saling berhubungan dan terikat satu sama
lain. Dalam melakukan ihsan perlu dipelajari dulu bagaimana yang diatur dalam
islam dan harus dilakukan dengan iman, untuk itu ketiganya tidak bisa
terpisahkan satu sama lain untuk mewujudkan insan kamil.

Abdulkarim Al-Jilli membagi insan kamil atas tiga tingkatan.(Eroglu S., Toprak S.,
Urgan O, 2012) yaitu:
a. Tingkatan permulaan (al-bidāyah).
Pada tingkat ini insan kamil mulai dapat merealisasikan asma dan
sifat-sifat ilahi pada dirinya.
b. Tingkat menengah (at-tawasuth)
Pada tingkat ini insan kamil sebagai orbit kehalusan sifat manusia
yang terkait dengan realitas kasih Tuhan. Pengetahuan yang dimiliki
oleh insan kamil pada tingkat ini telah meninngkat dari pengetahuan
biasa. karena sebagian hal-hal yang gaib telah dibukakan Tuhan
kepadanya.
c. Tingkat terakhir (al-khitām)
Pada tingkat ini insan kamil telah dapat merealisasikan citra Tuhan
secara utuh. Ia pun telah dapat mengetahui rincian dari rahasia
penciptaan takdir.

C. KESIMPULAN
Iman, islam, dan ihsan adalah tiga hal yang saling berhubungan satu dengan yang
lain untuk membentuk insan kamil yang dimana adalah seseorang yang memiliki
iman dan insan yang baik serta memiliki pemahaman tentang islam. Untuk itu,
sebagai muslim yang baik kita harus bisa menjadi insan kamil yang bisa
memperlihatkan citra Allah SWT. secara utuh pemilik seluruh alam semesta ini
beserta isinya.
REFERENSI
Agama, K. (2020). Qur’an Kemenag. In Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an.
https://quran.kemenag.go.id/#!

Eroglu S., Toprak S., Urgan O, M. (2012). Mengintegrasikan iman, islam dan ihsan dalam
membentuk insan kamil. In Saudi Med J (Vol. 33, pp. 3–8).

Mahmud, A. (2014). Insan Kamil Perspektif Ibnu Arabi. Sulesana, 9(2), 33–45.

Sodikin, R. A. (2003). Konsep agama dan islam. Al Qalam. In Al Qalam (Vol. 20, Issue 97,
pp. 1–20).

Anda mungkin juga menyukai