Anda di halaman 1dari 11

DIMENSI ALIRAN PEMIKIRAN ISLAM

Latif1, Nurul Amir2


Manajemen Pendidikan Islam UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda
1
2211102071, 22211102076

Abstrak
Dalam pemikiran Islam, ada dimensi dan aliran yang memandu umat Islam. Inilah
mazhab-mazhab yang membimbing umat Islam. Dalam pemikiran Islam terdapat berbagai
dimensi, antara lain Islam, Iman, Ihsan. Dimana dimensi-dimensi tersebut menjadi acuan
ajaran dalam Islam untuk mencapai keimanan yang benar. Dalam hal ini manusia diajarkan
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan dan memperkuat keimanannya.

Dengan mengamalkan dimensi ini, manusia dapat mencapai derajat ahwal yang paling
tinggi hingga mencapai puncak hakikat. Sementara itu, dalam mazhab-mazhab pemikiran
Islam, terdapat beberapa mazhab seperti mazhab ilmu kalam, mazhab fikih, mazhab tasawuf,
dan mazhab filsafat. Semua aliran pemikiran tersebut merupakan pedoman, keyakinan, dan
tuntunan yang dilakukan oleh seseorang agar hidupnya menjadi terarah.

Kata Kunci: Dimensi islam, aliran islam, pemikiran islam

Abstract

In Islamic thought, there are dimensions and schools that guide Muslims. These are
the schools that guide Muslims. In Islamic thought there are various dimensions, including
Islam, Iman, Ihsan. Where these dimensions become a reference for teachings in Islam to
achieve true faith. In this case humans are taught to carry out activities that can increase and
strengthen their faith.

3 By practicing this dimension, humans can reach the highest degree of ahwal to the
peak of essence. Meanwhile, in the schools of Islamic thought, there are several schools such
as the school of kalam, the school of jurisprudence, the school of Sufism, and the school of
philosophy. All of these schools of thought are guidelines, beliefs, and guidance carried out
by a person so that his life becomes directed.

Keywords: Islamic dimension, Islamic school, Islamic thought

1
Pendahuluan

Munculnya suatu pemikiran ditandai dengan adanya suatu kemajuan dalam budaya
yang dihasilkan dari karya, karsa, dan cita-cita manusia. Dari teori siklus Ibnu Khaldun,
setiap peradaban negara akan mengalami kehancuran setelah mencapai tahap kemajuan dan
kejayaan. Peradaban baru akan mengambil tempatnya.

Sifat manusia diciptakan hanya untuk ta'abbudi, yaitu beribadah hanya karena Allah
SWT. Beribadah tanpa pengetahuan akan sia-sia dan tidak bermanfaat. Sangat penting bagi
seorang hamba untuk menjaga dan mematuhi ketiga komponen yang saling berhubungan ini.
Tiga elemen utama yang menjadikan predikat hamba di sisi tuhannya sempurna Iman, Islam,
dan Ihsan adalah tiga komponen.

Seseorang dikatakan beriman ketika dia meyakini dan membenarkan adanya Allah
ta'ala, tuhan yang maha Esa, Malaikat Allah, Rasul, Kitab-kitab samawi, hari Kiamat, dan
Qadla' dan Qadar. Seseorang dikatakan sebagai seorang Muslim ketika ia mengerjakan apa
yang harus ia kerjakan dan meninggalkan apa yang dilarang oleh agamanya. Seseorang juga
dikatakan muhsin ketika ia merasakan kenikmatan beribadah sambil diawasi oleh Allah.1

Islam, sebagai agama Rahmatanlil'alamin, telah memberi manusia pedoman hidup


untuk hidup yang bahagia, yang dapat dicapai melalui proses pendidikan. Namun, pendidikan
adalah proses, bukan hasil instan. Pendidikan pada dasarnya adalah kumpulan aktivitas yang
terorganisir, terarah, dan berkesinambungan sebagai suatu proses.

Setiap aktifitas pendidikan didukung oleh sejumlah komponen yang berkaitan,


berhubungan, dan menentukan satu sama lain. Dengan kata lain, pendidikan adalah semua
tindakan yang dilakukan oleh system kami harus mempertimbangkan aspek filosofis dari
tradisi pemikiran pendidikan dari dasar konsep tersebut.2

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan literatur kepustakaan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan literatur baik berupa buku, catatan, maupun
hasil penelitian terdahulu.

1
Thaib, Hasballah bin zamakhsyari, “Metodologi Studi Islam” (Yogyakarta, cv Budi Utama 2022)
2
Nata, Abuddin, “Metodologi Studi Islam” Jakarta 2010) PT. Raja Grafindo persada

2
Pembahasan

A. Konsep Dimensi Aliran Pemikiran Islam


Pengukuran yang digunakan untuk menjelaskan panjang, lebar, dan tinggi
suatu objek atau bentuknya disebut dimensi. Iman, ihsan, dan islam adalah dimensi
islam yang dimaksud dalam aspek ini, yaitu sisi keislaman seseorang. Dengan tiga
ajaran ilahi, Nurcholis Madjid menyatakannya. Hadist yang diriwayatkan oleh Imam
al-Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab sahih mereka menceritakan percakapan
antara Nabi Muhammad saw. dan Malaikat Jibril tentang trilogi ini adalah dasar
dimensi Islam
“Nabi Muhammad saw keluar dan (berada disekitar sahabat) seorang datang
menghadap beliau dan bertanya : “Hai Rasul Allah, apakah yang dimaksud dengan
iman? “Beliau menjawab : “ Iman adalah engkau percaya kepada Allah, malaikat-
Nya, kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, para utusan-Nya, dan percaya kepada
kebangkitan.” Laki-laki itu kemudian bertanya lagi : “Apakah yang dimaksud dengan
islam ?” Beliau menjawab : “Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak
musyrik kepada-Nya, apabila engkau tidak melihat-Nya, maka (engkau berkeyakinan)
bahwa Dia melihatmu.3
Semua orang yang beragama Islam tahu bahwasanya islam tidak sempurna
tanpa iman, dan begitu juga ihsan tidak bisa dikatakan sempurna tanpa iman.
Sebaliknya, ihsan tidak mungkin tanpa iman, dan islam pun tidak mungkin tanpa
iman. Ibnu Taimiah mengatakan bahwa din terdiri dari tiga bagian: islam, iman, dan
ihsan. Jika seseorang berbeda dalam salah satu dari ketiga bagian ini, itu memiliki
arti. Ini dimulai dari islam, berkembang ke iman, dan akhirnya mencapai ihsan.
Akidah, ibadah, dan muamalah adalah tiga komponen utama agama Islam. 4
Al-Ghazali membahas makna islam dalam tiga komponen utama: islam, iman,
dan ihsan, yang disebut sebagai "trilogi ajaran ilahi" oleh Nurcholis Madjid. Ilmu
akidah dan ilmu kalam adalah dua bidang pemikiran yang membentuk iman. Islam
adalah penerapan ilmu, amaliyah (fiqih), dan ihsan, yang masing-masing memiliki
hubungan yang kuat dengan sifat sufistik dalam konteks sosial kemasyarakatan.

3
Ahmad, M. Kursani, “ Pemikiran Kalam dalam konteks kekinian ilmu usuliddin” 2012
4
Rozali M, “Metodologi Studi Islam dalam Perpective Multydisiplin keilmuan” (Depok Pt Raja Wali Buana
Pusaka) Februari 2020

3
Semua komponen ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ketiga materi
Islam ini berasal dari Al-Qur'an dan sunnah Nabi, yang digambarkan dan dijelaskan
oleh ayat-ayatnya.5

1. Islam
Secara bahasa Islam, itu berarti "Sejahtera, tidak cacat, selamat", dan
diubah menjadi "islah", yang berarti tidak tercela, sejahtera, selamat, patuh,
damai, dan berserah diri. Secara sederhana, artinya adalah sikap dan
penyerahan diri, atau pasrah, seseorang kepada Tuhannya. Untuk mendapatkan
kebahagiaan dan keselamatan hidup, seseorang harus selalu mematuhi
perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya. Sebagai agama, Islam tidak
dapat dipisahkan dari kewajiban yang membentuknya, yang meliputi lima
rukun Islam: membaca syahadat, melaksanakan salat, menjalankan puasa dan
zakat, dan bagi yang memiliki kemampuan, naik haji.6
2. Iman
Iman berasal dari bentuk masdar dari kata kerja dalam bahasa Arab,
yang berarti percaya, tunduk, tenang, dan tenang. Kata tashdiq, yang berarti
"Pembenaran", digunakan oleh Imam Al-Ghazali untuk memaknainya. Iman
berarti mengikrarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan melakukan
dengan tindakan. Penjelasan utama akidah Islam terletak pada rukun iman,
yang terdiri dari iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, dan
takdir Allah.Kita tahu makna iman secara keseluruhan, yaitu sikap percaya,
terutama percaya pada rukun iman, karena percaya ini melandasi tindakan
seseorang. Oleh karena itu, definisi iman yang kita ketahui umumnya jelas dan
tepat.
3. Ihsan

Kata "ihsan" diambil dari bahasa Arab, dari kata kerja yang berarti
"perlakuan yang baik". Menurut para ulama, ihsan terdiri dari empat
komponen: ihsan terhadap Allah, diri sendiri, orang lain, dan ciptaan. Jadi,
rukun ihsan adalah kita menyembah Allah seakan-akan kita melihat-Nya; jika
kita tidak melihat-Nya, maka Dia melihat Anda. Hal ini bersumber dari hadits

5
Kurniawan Alif Muh, dkk,”Pemikiran dan Peradapan Islam”, Januari 2014
6
Kamil Hohd Mady, “Skop Sejarah dan Aliran pemikiran islam”.

4
yang diriwayatkan oleh Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu "anhu tentang
bagaimana Rasulullah SAW menjawab pertanyaan Jibril tentang ihsan.7

Ketika seseorang beribadah kepada Allah, mereka merasa seolah-olah


mereka berada di dekat-Nya. Ini dikenal sebagai ihsan. Ihsan adalah dasar
keagamaan, menurut Ibn Taimiyah. Arti ihsan lebih luas dari pada iman karena
itu lebih khusus dari pada iman, seperti halnya iman yang artinya atau
maknanya lebih luas dibandingkan iman. Akibatnya, iman lebih khusus dari
pada ihsan karena ihsan sudah ada dalam iman dan islam, begitu pula dengan
iman. Iman dan ihsan berbeda dalam pandangan Islam, tetapi mereka tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan nyata. Iman dan keyakinan saling terkait,
tetapi islam berarti keselamatan, patuh, dan tunduk, dan ihsan.8

B. Munculnya Aliran Pemikiran dalam Islam


Tokoh dan ilmuwan muslim muncul dalam berbagai bidang seiring
kemajuan. Faktor-faktor berikut ini membentuk berbagai aliran pemikiran Islam:
1) Setelah meninggalnya Nabi Muhammad Saw., yang merupakan sumber
rujukan utama untuk menyelesaikan konflik, telah membuka berbagai
perspektif tentang masalah tersebut.
2) Esensi dan subtansinya dari ajaran Islam adalah memberikan ruang untuk
menggunakan pikiran dan motivasi untuk berpikir, yang sangat
mempengaruhi pemikiran dan pemahaman orang yang berbeda, sehingga
memotivasi seseorang untuk membuat aliran dan pemikiran sendiri.9
3) Mayoritas suku dan qabilah di wilayah ini, yang terdiri dari beberapa bukit
yang terpisah dari gurun sahara dan padang pasir, memiliki iklim sosial
budaya yang mandiri dan berjiwa eksploratif. Kehidupan ekonomi mereka
bergantung pada perdagangan, sehingga mereka memiliki sikap dan jiwa
yang mandiri saat mengalami konflik atau masalah. Sikap dan jiwa mandiri
ini juga dirasakan oleh para tokoh muslim di seluruh dunia.
4) Suatu aliran akan berkembang lebih cepat dengan dukungan politis dari
bagian yang berkuasa pada saat itu.

7
Wiji Hidayati, “Aliran Pemikiran Islam Pendidikan Islam” vol 3 no 1 Juli 2013
8
Marwan Bahtiar Nurhasanah, “Metodologi Studi Islam” Pekan Baru Cahaya Firdaus 2016
9
Mugiyono, “Perkembangan Pemikiran Dan Peradapan Islam Dalam perspektif Sejarah” No 1 Juni 2013

5
5) Adanya desakan atau pengaruh dari luar islam.
6) Menjadi kritik atau sekurang-kurangnya respon pada aliran lain yang
menganggap mempunyai kekurangan baik dari sisi hujjah (argumen)
ataupun gerakannya10

C. Aliran-aliran Pemikiran Islam


a) Aliran Politik

Awal munculnya arus politik pada masa kekhalifahan Ustman bin Afan
setelah kematiannya, dilatar belakangi oleh kepentingan golongan,
menimbulkan kontroversi pada tahun hingga terbunuhnya Khalifah Ustman.
Khalifah kemudian digantikan oleh Ali bin Abu Thalib pada tahun, dan
pembagian berlanjut. Umat Islam yang mengikuti Ali bin Abu Thalib
menyebut dirinya Syi'ah, sedangkan yang menentang Ali bin Abu Thalib
menyebut dirinya Khawaris.

Puncak perpecahan di kalangan umat Islam diikuti oleh perang antara


Ali bin Abu Thalib dan Aisyah (Perang Yamal) dan perang antara Ali bin
Abu Thalib dan Muawiyah (Perang Shifin). Menurut Abid Al-Jabiri, jauh
sebelum isu-isu politik tersebut muncul, kerangka pemikiran telah ada di
kalangan umat Islam yang memungkinkan adanya keragaman kelompok
politik dan ideologi. Situasi krisis politik pasca Nabi hanya menjadi
katalisator munculnya perbedaan-perbedaan tersebut, benih dan kerangka
pemikirannya sudah ada. Asumsi al-Jabiri ini dapat dibuktikan di kemudian
hari dengan melihat dinamika aliran-aliran teologi dalam Islam.

Baik Syiah ataupun Sunni yang meningkat dari waktu ke waktu, pada
hakikatnya bukan lagi aliran pemikiran politik, tetapi juga memiliki corak
dan coraknya masing-masing, berbagai identitas, dan di antaranya. Jika
hanya persoalan politik, kesinambungannya adalah tentunya bersifat
sementara dan terbatas hanya pada perjuangan untuk mendapatkan

10
Mugiyono, “Integrasi Pemikiran Islam dan Peradapan Melayu” No 1 2016

6
keuntungan politik, alirannya bersifat abadi dan melampaui mengikuti jalan
krisis politik di Arab setelah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.11

b) Aliran Kalam

Sebagai contoh, pembahasan soal Aqidah berkembang menjadi aliran


kalam ketika Halaka mengajukan pertanyaan tentang bagaimana kedudukan
umat Islam yang melakukan dosa besar di akhirat nanti. Wasir bin Attar
yang hadir dalam forum tersebut mengatakan bahwa laki-laki tersebut tidak
layak masuk neraka karena ia seorang muslim, namun ia tidak layak masuk
surga karena telah melakukan dosa besar.

Menurutnya, tipe orang seperti ini berada di antara dua posisi manzilah
bain al-manzilataini dan sangat hangat diperdebatkan di forum, dan
menurut dia Washil bin Atha' tetap bersih saat meninggalkan forum, tetap
tidak tergoyahkan. Setelah itu, hadirin yang masih berada di forum
menyatakan i'tazala Anna wasil ibn Atha’ setelah itu Wasil ibn Atha'
mengatakan Mu'tazi. Pada waktu itu dikenal sebagai sekte Mutajilah.12

c) Aliran Mazhab

Fiqh Sejarah dan perkembangan Fiqh secara umum melewati empat fase
utama:

1) Era Nabi dimulai dengan diangkatnya Muhammad (saw)


sebagai rasul terakhir tiga belas tahun sebelum Hijrah ke
Madinah, dan berakhir dengan wafatnya beliau pada tahun ke-
11 setelah Hijrah. Era ini dianggap sebagai periode paling
penting dalam perkembangan Fiqih karena merupakan era
turunnya wahyu.
2) Era ini dimulai setelah wafatnya Nabi pada tahun 11 H dan
berlangsung selama kurang lebih 30 tahun, hingga tahun 40 H.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, wahyu Ilahi telah
lengkap pada masa Nabi dalam bentuk Al Qur'an dan Sunnah,
dan keduanya menjadi sumber utama untuk penilaian hukum

11
Mahmudi Latif Wildan,”Pertumbuhan Aliran-Aliran dalam Islam dan Historisnya”. Vol 5 No 2Oktober 2019
12
Rifa’an Ali “ Sejarah dan Perkembangan Tasawuf dalam Tradisi Islam”

7
dan keputusan para ahli hukum di antara para Sahabat. Selama
era ini, sumber utama Hukum Islam adalah: Al-Qur'an, Sunnah,
Ijmāʿ dan Ijtihād.13
3) Era ini dimulai setelah masa Khalifah yang bertindak benar,
sekitar tahun 41 H dan berlangsung hingga awal abad kedua H,
tepat sebelum jatuhnya Dinasti Umayyah. Peraturan perundang-
undangan pada periode ini sangat mirip dengan pada masa para
Sahabat . Artinya, metodologi para Sahabat dan murid-
muridnya, para Tābiʿūn, dalam memperoleh putusan-putusan
hukum sangat mirip. Pertama-tama mereka akan melihat Al-
Qur'an, lalu Sunnah, lalu Ijmāʿ dan terakhir Qiyās.
4) Era ini dimulai pada awal abad kedua H dan berlangsung
hingga sekitar pertengahan abad ke-4 H. Selama periode ini
Fiqh sebagai suatu disiplin mengalami pertumbuhan dan
pemurnian yang ekspansif. Itu berkembang dan berkembang
menjadi disiplin independen. Ini adalah era ahli hukum, para
mujtahid besar, yang meletakkan dasar mazhab pemikiran
mereka masing-masing.
Setiap aliran pemikiran pada kenyataannya adalah
metodologi yuristik untuk mendekati Al-Qur'an dan Sunnah
dan mengekstraksi aturan darinya. Ini juga merupakan era
ulama besar Hadits. Baik studi fiqh dan ḥadīth dikodifikasi dan
menjadi disiplin yang diajarkan dan dipelajari. Buku disusun
dan ditulis. Karena semua kemajuan di bidang Studi Islam
inilah jaman ini dikenal dengan Zaman Keemasan Fiqih, Era
Kodifikasi.
d) Aliran Falsafah

Dilihat dari asal kata dan asal muasal munculnya filsafat, jelaslah bahwa
bangsa Yunani kuno kira-kira abad ke-5 sebelum masehi merupakan
pelopor perkembangan pemikiran filsafat. Sebelum abad ke-5, mitos dan
gagasan berkembang dengan pola-pola alam filsafat alam, dimana unsur-
unsur seperti air, api, angin, dan tanah merupakan unsur-unsur kehidupan.

13
Kadir , Koko Abdul, “ Metodologi Studi Islam” (Bandung Cv Pustaka Setia) April 2017

8
Belakangan, pemikiran berpindah dari alam ke logo sains dan filsafat.
Pelopor.

Perkembangan pemikiran filsafat pada zaman Yunani kuno antara lain


Socrates, Plato, dan Aristoteles, dengan arus utama idealisme dan realisme.
Karena akar mazhab inilah yang nantinya akan berkembang dan
mempengaruhi dunia Islam, maka kami akan memberikan penjelasan yang
diperlukan tentang karakter kedua mazhab filsafat tersebut. Selanjutnya,
sambil mempelajari peradaban Yunani, saya akan memperkenalkan aliran
filsafat Islam yang memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri yang
menyentuh pemikiran umat Islam.14

e) Aliran Tasawuf

Aliran tasawuf yang berbentuk asketisme yang mengacu pada ciri-ciri


daerah dan kota yang didiami patung-patung sufi, dapat dibagi menjadi
empat aliran utama, dimulai dari asal usul kota tempat Zahid bermukim.
Empat aliran yang dirujuk adalah: aliran Basra, aliran Madinah, aliran
Kuffah, aliran Mesir.

f) Aliran Pendidikan
Pemikiran filosofis dan pemikiran edukatif berbeda. Filosofi
pendidikan akan diturunkan dari pemikiran edukatif yang terkait atau tidak
terpisah berdasarkan dasar-dasar filosofis.George R. Knight berusaha
menghubungkan berbagai jenis falsafah dengan teori pendidikan baru.
Oleh karena itu, cara berpikir ini menunjukkan bahwa idealisme dan
realisme diterapkan pada pendidikan. Idealisme berfungsi sebagai dasar
dan sumber teori pendidikan esensialisme.15

14
Arfa, Ananda Faisal, “Metodologoi Studi Islam Jalan Tengah Memahami Islam” (Depok, PT Rajagrafindo
Persada) 2016
15
Saiin Dul, Dkk, “Dimensi Aliran Pemikiran Islam” Vol 8 Desember 2020

9
Kesimpulan

Semua orang yang beragama Islam tahu bahwasanya islam tidak sempurna tanpa
adanya iman, dan begitu juga ihsan tidak bisa dikatakan sempurna tanpa iman. Agama terdiri
dari tiga bagian yaitu islam, iman, dan ihsan. Jika seseorang berbeda dalam salah satu dari
ketiga bagian ini, itu memiliki arti. Ini dimulai dari islam kemudian berkembang ke iman, dan
akhirnya mencapai ihsan.

Pada masa kemajuan muncul tokoh dan ilmuwan muslim dalam berbagai bidang
dengan aliran dan pemikirannya, faktornya yaitu : Wafatnya Nabi Muhammad Saw, esensi
dan subtansinya ajaran islam memberikan ruang tempat untuk menggunakan pikiran, iklim
sosial budaya masyarakat yang mandiri dan berjiwa ekploratif, dukungan politik dari yang
berkuasa, desakan dan pengaruh dari luar islam,

Aliran-aliran pemikiran islam ada 6 aliran pemikiran islam yaitu : Aliran politik,
aliran kalam, aliran mazhab, aliran falsafah, aliran tasawuf, aliran pendidikan

10
DAFTAR PUSTAKA

Thaib, zamakhsyari bin Hasballah bin, “Metodologi Studi Islam” Yogyakarta, cv Budi
Utama 2022
Nata, Abuddin, “Metodologi Studi Islam” Jakarta 2010) PT. Raja Grafindo persada
Ahmad, M. Kursani, “ Pemikiran Kalam dalam konteks kekinian ilmu usuliddin” 2012
M. Rozali, “Metodologi Studi Islam dalam Perpective Multydisiplin keilmuan” (Depok Pt
Raja Wali Buana Pusaka) Februari 2020
Muh. Alif Kurniawan, dkk,”Pemikiran dan Peradapan Islam”, Januari 2014
Mady Hohd Kamil, “Skop Sejarah dan Aliran pemikiran islam”.

Wiji Hidayati, “Aliran Pemikiran Islam Pendidikan Islam” vol 3 no 1 Juli 2013

Nurhasanah Bahtiar Marwan, “Metodologi Studi Islam” Pekan Baru Cahaya Firdaus 2016
Mugiyono, “Perkembangan Pemikiran Dan Peradapan Islam Dalam perspektif Sejarah” No
1 Juni 2013

Mugiyono, “Integrasi Pemikiran Islam dan Peradapan Melayu” No 1 2016


Wildan Latif Mahmud,”Pertumbuhan Aliran-Aliran dalam Islam dan Historisnya”. Vol 5 No
2 Oktober 2019
Ali Rifa’an, “ Sejarah dan Perkembangan Tasawuf dalam Tradisi Islam”

Kadir ,Abdul Koko, “ Metodologi Studi Islam” (Bandung Cv Pustaka Setia) April 2017

Arfa, Faisal Ananda, “Metodologoi Studi Islam Jalan Tengah Memahami Islam” (Depok, PT
Rajagrafindo Persada) 2016

Dul Saiin, Dkk, “Dimensi Aliran Pemikiran Islam” Vol 8 Desember 2020

11

Anda mungkin juga menyukai