Abstrak
Dalam pemikiran Islam, ada dimensi dan aliran yang memandu umat Islam. Inilah
mazhab-mazhab yang membimbing umat Islam. Dalam pemikiran Islam terdapat berbagai
dimensi, antara lain Islam, Iman, Ihsan. Dimana dimensi-dimensi tersebut menjadi acuan
ajaran dalam Islam untuk mencapai keimanan yang benar. Dalam hal ini manusia diajarkan
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan dan memperkuat keimanannya.
Dengan mengamalkan dimensi ini, manusia dapat mencapai derajat ahwal yang paling
tinggi hingga mencapai puncak hakikat. Sementara itu, dalam mazhab-mazhab pemikiran
Islam, terdapat beberapa mazhab seperti mazhab ilmu kalam, mazhab fikih, mazhab tasawuf,
dan mazhab filsafat. Semua aliran pemikiran tersebut merupakan pedoman, keyakinan, dan
tuntunan yang dilakukan oleh seseorang agar hidupnya menjadi terarah.
Abstract
In Islamic thought, there are dimensions and schools that guide Muslims. These are
the schools that guide Muslims. In Islamic thought there are various dimensions, including
Islam, Iman, Ihsan. Where these dimensions become a reference for teachings in Islam to
achieve true faith. In this case humans are taught to carry out activities that can increase and
strengthen their faith.
3 By practicing this dimension, humans can reach the highest degree of ahwal to the
peak of essence. Meanwhile, in the schools of Islamic thought, there are several schools such
as the school of kalam, the school of jurisprudence, the school of Sufism, and the school of
philosophy. All of these schools of thought are guidelines, beliefs, and guidance carried out
by a person so that his life becomes directed.
1
Pendahuluan
Munculnya suatu pemikiran ditandai dengan adanya suatu kemajuan dalam budaya
yang dihasilkan dari karya, karsa, dan cita-cita manusia. Dari teori siklus Ibnu Khaldun,
setiap peradaban negara akan mengalami kehancuran setelah mencapai tahap kemajuan dan
kejayaan. Peradaban baru akan mengambil tempatnya.
Sifat manusia diciptakan hanya untuk ta'abbudi, yaitu beribadah hanya karena Allah
SWT. Beribadah tanpa pengetahuan akan sia-sia dan tidak bermanfaat. Sangat penting bagi
seorang hamba untuk menjaga dan mematuhi ketiga komponen yang saling berhubungan ini.
Tiga elemen utama yang menjadikan predikat hamba di sisi tuhannya sempurna Iman, Islam,
dan Ihsan adalah tiga komponen.
Seseorang dikatakan beriman ketika dia meyakini dan membenarkan adanya Allah
ta'ala, tuhan yang maha Esa, Malaikat Allah, Rasul, Kitab-kitab samawi, hari Kiamat, dan
Qadla' dan Qadar. Seseorang dikatakan sebagai seorang Muslim ketika ia mengerjakan apa
yang harus ia kerjakan dan meninggalkan apa yang dilarang oleh agamanya. Seseorang juga
dikatakan muhsin ketika ia merasakan kenikmatan beribadah sambil diawasi oleh Allah.1
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan literatur kepustakaan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan literatur baik berupa buku, catatan, maupun
hasil penelitian terdahulu.
1
Thaib, Hasballah bin zamakhsyari, “Metodologi Studi Islam” (Yogyakarta, cv Budi Utama 2022)
2
Nata, Abuddin, “Metodologi Studi Islam” Jakarta 2010) PT. Raja Grafindo persada
2
Pembahasan
3
Ahmad, M. Kursani, “ Pemikiran Kalam dalam konteks kekinian ilmu usuliddin” 2012
4
Rozali M, “Metodologi Studi Islam dalam Perpective Multydisiplin keilmuan” (Depok Pt Raja Wali Buana
Pusaka) Februari 2020
3
Semua komponen ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ketiga materi
Islam ini berasal dari Al-Qur'an dan sunnah Nabi, yang digambarkan dan dijelaskan
oleh ayat-ayatnya.5
1. Islam
Secara bahasa Islam, itu berarti "Sejahtera, tidak cacat, selamat", dan
diubah menjadi "islah", yang berarti tidak tercela, sejahtera, selamat, patuh,
damai, dan berserah diri. Secara sederhana, artinya adalah sikap dan
penyerahan diri, atau pasrah, seseorang kepada Tuhannya. Untuk mendapatkan
kebahagiaan dan keselamatan hidup, seseorang harus selalu mematuhi
perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya. Sebagai agama, Islam tidak
dapat dipisahkan dari kewajiban yang membentuknya, yang meliputi lima
rukun Islam: membaca syahadat, melaksanakan salat, menjalankan puasa dan
zakat, dan bagi yang memiliki kemampuan, naik haji.6
2. Iman
Iman berasal dari bentuk masdar dari kata kerja dalam bahasa Arab,
yang berarti percaya, tunduk, tenang, dan tenang. Kata tashdiq, yang berarti
"Pembenaran", digunakan oleh Imam Al-Ghazali untuk memaknainya. Iman
berarti mengikrarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan melakukan
dengan tindakan. Penjelasan utama akidah Islam terletak pada rukun iman,
yang terdiri dari iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, dan
takdir Allah.Kita tahu makna iman secara keseluruhan, yaitu sikap percaya,
terutama percaya pada rukun iman, karena percaya ini melandasi tindakan
seseorang. Oleh karena itu, definisi iman yang kita ketahui umumnya jelas dan
tepat.
3. Ihsan
Kata "ihsan" diambil dari bahasa Arab, dari kata kerja yang berarti
"perlakuan yang baik". Menurut para ulama, ihsan terdiri dari empat
komponen: ihsan terhadap Allah, diri sendiri, orang lain, dan ciptaan. Jadi,
rukun ihsan adalah kita menyembah Allah seakan-akan kita melihat-Nya; jika
kita tidak melihat-Nya, maka Dia melihat Anda. Hal ini bersumber dari hadits
5
Kurniawan Alif Muh, dkk,”Pemikiran dan Peradapan Islam”, Januari 2014
6
Kamil Hohd Mady, “Skop Sejarah dan Aliran pemikiran islam”.
4
yang diriwayatkan oleh Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu "anhu tentang
bagaimana Rasulullah SAW menjawab pertanyaan Jibril tentang ihsan.7
7
Wiji Hidayati, “Aliran Pemikiran Islam Pendidikan Islam” vol 3 no 1 Juli 2013
8
Marwan Bahtiar Nurhasanah, “Metodologi Studi Islam” Pekan Baru Cahaya Firdaus 2016
9
Mugiyono, “Perkembangan Pemikiran Dan Peradapan Islam Dalam perspektif Sejarah” No 1 Juni 2013
5
5) Adanya desakan atau pengaruh dari luar islam.
6) Menjadi kritik atau sekurang-kurangnya respon pada aliran lain yang
menganggap mempunyai kekurangan baik dari sisi hujjah (argumen)
ataupun gerakannya10
Awal munculnya arus politik pada masa kekhalifahan Ustman bin Afan
setelah kematiannya, dilatar belakangi oleh kepentingan golongan,
menimbulkan kontroversi pada tahun hingga terbunuhnya Khalifah Ustman.
Khalifah kemudian digantikan oleh Ali bin Abu Thalib pada tahun, dan
pembagian berlanjut. Umat Islam yang mengikuti Ali bin Abu Thalib
menyebut dirinya Syi'ah, sedangkan yang menentang Ali bin Abu Thalib
menyebut dirinya Khawaris.
Baik Syiah ataupun Sunni yang meningkat dari waktu ke waktu, pada
hakikatnya bukan lagi aliran pemikiran politik, tetapi juga memiliki corak
dan coraknya masing-masing, berbagai identitas, dan di antaranya. Jika
hanya persoalan politik, kesinambungannya adalah tentunya bersifat
sementara dan terbatas hanya pada perjuangan untuk mendapatkan
10
Mugiyono, “Integrasi Pemikiran Islam dan Peradapan Melayu” No 1 2016
6
keuntungan politik, alirannya bersifat abadi dan melampaui mengikuti jalan
krisis politik di Arab setelah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.11
b) Aliran Kalam
Menurutnya, tipe orang seperti ini berada di antara dua posisi manzilah
bain al-manzilataini dan sangat hangat diperdebatkan di forum, dan
menurut dia Washil bin Atha' tetap bersih saat meninggalkan forum, tetap
tidak tergoyahkan. Setelah itu, hadirin yang masih berada di forum
menyatakan i'tazala Anna wasil ibn Atha’ setelah itu Wasil ibn Atha'
mengatakan Mu'tazi. Pada waktu itu dikenal sebagai sekte Mutajilah.12
c) Aliran Mazhab
Fiqh Sejarah dan perkembangan Fiqh secara umum melewati empat fase
utama:
11
Mahmudi Latif Wildan,”Pertumbuhan Aliran-Aliran dalam Islam dan Historisnya”. Vol 5 No 2Oktober 2019
12
Rifa’an Ali “ Sejarah dan Perkembangan Tasawuf dalam Tradisi Islam”
7
dan keputusan para ahli hukum di antara para Sahabat. Selama
era ini, sumber utama Hukum Islam adalah: Al-Qur'an, Sunnah,
Ijmāʿ dan Ijtihād.13
3) Era ini dimulai setelah masa Khalifah yang bertindak benar,
sekitar tahun 41 H dan berlangsung hingga awal abad kedua H,
tepat sebelum jatuhnya Dinasti Umayyah. Peraturan perundang-
undangan pada periode ini sangat mirip dengan pada masa para
Sahabat . Artinya, metodologi para Sahabat dan murid-
muridnya, para Tābiʿūn, dalam memperoleh putusan-putusan
hukum sangat mirip. Pertama-tama mereka akan melihat Al-
Qur'an, lalu Sunnah, lalu Ijmāʿ dan terakhir Qiyās.
4) Era ini dimulai pada awal abad kedua H dan berlangsung
hingga sekitar pertengahan abad ke-4 H. Selama periode ini
Fiqh sebagai suatu disiplin mengalami pertumbuhan dan
pemurnian yang ekspansif. Itu berkembang dan berkembang
menjadi disiplin independen. Ini adalah era ahli hukum, para
mujtahid besar, yang meletakkan dasar mazhab pemikiran
mereka masing-masing.
Setiap aliran pemikiran pada kenyataannya adalah
metodologi yuristik untuk mendekati Al-Qur'an dan Sunnah
dan mengekstraksi aturan darinya. Ini juga merupakan era
ulama besar Hadits. Baik studi fiqh dan ḥadīth dikodifikasi dan
menjadi disiplin yang diajarkan dan dipelajari. Buku disusun
dan ditulis. Karena semua kemajuan di bidang Studi Islam
inilah jaman ini dikenal dengan Zaman Keemasan Fiqih, Era
Kodifikasi.
d) Aliran Falsafah
Dilihat dari asal kata dan asal muasal munculnya filsafat, jelaslah bahwa
bangsa Yunani kuno kira-kira abad ke-5 sebelum masehi merupakan
pelopor perkembangan pemikiran filsafat. Sebelum abad ke-5, mitos dan
gagasan berkembang dengan pola-pola alam filsafat alam, dimana unsur-
unsur seperti air, api, angin, dan tanah merupakan unsur-unsur kehidupan.
13
Kadir , Koko Abdul, “ Metodologi Studi Islam” (Bandung Cv Pustaka Setia) April 2017
8
Belakangan, pemikiran berpindah dari alam ke logo sains dan filsafat.
Pelopor.
e) Aliran Tasawuf
f) Aliran Pendidikan
Pemikiran filosofis dan pemikiran edukatif berbeda. Filosofi
pendidikan akan diturunkan dari pemikiran edukatif yang terkait atau tidak
terpisah berdasarkan dasar-dasar filosofis.George R. Knight berusaha
menghubungkan berbagai jenis falsafah dengan teori pendidikan baru.
Oleh karena itu, cara berpikir ini menunjukkan bahwa idealisme dan
realisme diterapkan pada pendidikan. Idealisme berfungsi sebagai dasar
dan sumber teori pendidikan esensialisme.15
14
Arfa, Ananda Faisal, “Metodologoi Studi Islam Jalan Tengah Memahami Islam” (Depok, PT Rajagrafindo
Persada) 2016
15
Saiin Dul, Dkk, “Dimensi Aliran Pemikiran Islam” Vol 8 Desember 2020
9
Kesimpulan
Semua orang yang beragama Islam tahu bahwasanya islam tidak sempurna tanpa
adanya iman, dan begitu juga ihsan tidak bisa dikatakan sempurna tanpa iman. Agama terdiri
dari tiga bagian yaitu islam, iman, dan ihsan. Jika seseorang berbeda dalam salah satu dari
ketiga bagian ini, itu memiliki arti. Ini dimulai dari islam kemudian berkembang ke iman, dan
akhirnya mencapai ihsan.
Pada masa kemajuan muncul tokoh dan ilmuwan muslim dalam berbagai bidang
dengan aliran dan pemikirannya, faktornya yaitu : Wafatnya Nabi Muhammad Saw, esensi
dan subtansinya ajaran islam memberikan ruang tempat untuk menggunakan pikiran, iklim
sosial budaya masyarakat yang mandiri dan berjiwa ekploratif, dukungan politik dari yang
berkuasa, desakan dan pengaruh dari luar islam,
Aliran-aliran pemikiran islam ada 6 aliran pemikiran islam yaitu : Aliran politik,
aliran kalam, aliran mazhab, aliran falsafah, aliran tasawuf, aliran pendidikan
10
DAFTAR PUSTAKA
Thaib, zamakhsyari bin Hasballah bin, “Metodologi Studi Islam” Yogyakarta, cv Budi
Utama 2022
Nata, Abuddin, “Metodologi Studi Islam” Jakarta 2010) PT. Raja Grafindo persada
Ahmad, M. Kursani, “ Pemikiran Kalam dalam konteks kekinian ilmu usuliddin” 2012
M. Rozali, “Metodologi Studi Islam dalam Perpective Multydisiplin keilmuan” (Depok Pt
Raja Wali Buana Pusaka) Februari 2020
Muh. Alif Kurniawan, dkk,”Pemikiran dan Peradapan Islam”, Januari 2014
Mady Hohd Kamil, “Skop Sejarah dan Aliran pemikiran islam”.
Wiji Hidayati, “Aliran Pemikiran Islam Pendidikan Islam” vol 3 no 1 Juli 2013
Nurhasanah Bahtiar Marwan, “Metodologi Studi Islam” Pekan Baru Cahaya Firdaus 2016
Mugiyono, “Perkembangan Pemikiran Dan Peradapan Islam Dalam perspektif Sejarah” No
1 Juni 2013
Kadir ,Abdul Koko, “ Metodologi Studi Islam” (Bandung Cv Pustaka Setia) April 2017
Arfa, Faisal Ananda, “Metodologoi Studi Islam Jalan Tengah Memahami Islam” (Depok, PT
Rajagrafindo Persada) 2016
Dul Saiin, Dkk, “Dimensi Aliran Pemikiran Islam” Vol 8 Desember 2020
11