Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METODOLOGI STUDI ISLAM

MISI AJARAN ISLAM DAN KEDUDUKANNYA

TERHADAP AGAMA LAIN

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Pemikiran Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. Badrut Tamam, M.Pd.I

Disusun Oleh :
1. Puput Salmiah (2111101077)
2. Nurul Khotimah (2111101079)
3. Muhammad Fahmi (2111101102)

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS


SAMARINDA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Misi ajaran islam merupakan sebuah aspek, yang mana aspek ini

berkaitan dengan ilmu dan studi Pendidikan islam yang di gunakan untuk

mengajarkan hal-hal tentang agama islam. Ketertarikan akan paham ilmu

Pendidikan islam membuat misi ajaran islam rendah akan penerapan dan

pemahaman oleh banyak masyarakat.

Misi ajaran islam dan kedudukannya menjadi sebuah pemahaman

public dan pendidik serta seorang pelajar yang mendalami tentang ilmu

agama islam, dalam menjalankan dan mengajarkan Pendidikan islam maka

misi ajaran islam perlu adanya peningkatan dalam pemahaman, untuk

tercapainya sebuah tujuan dalam dunia Pendidikan khususnya Pendidikan

islam.

Dengan adanya kajian Pustaka mengenai misis ajaran islam dan

kedudukannya, maka peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang

misi dan kedudukan ajaran islam akan semakin meninhgkat dan

berkembang secara pesat.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana nilai-nilai ajaran Islam?

2. Bagaimana misi ajaran Islam?

3. Bagaimana kedudukan Islam terhadap agama-agama dunia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui nilai-nilai ajaran Islam.

2. Untuk mengetahui misi ajaran Islam.

3. Untuk mengetahui kedudukan Islam terhadap agama-agama dunia.

4.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Nilai-nilai Ajaran Islam

Nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan yang

diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus

kepada pola pikiran, perasaan, keterkaitan maupun perilaku. 1 Namun akan

berbeda jika nilai itu dikaitkan dengan agama, karena nilai sangat erat

kaitannya dengan perilaku dan sifat-sifat manusia, sehingga sulit ditemukan

batasannya. nilai merupakan suatu konsep yang mengandung tata aturan

yang dinyatakan benar oleh masyarakat karena mengandung sifat

kemanusiaan yang pada gilirannya merupakan perasaan umum, identitas

umum yang oleh karenanya menjadi syariat umum dan akan tercermin

dalam tingkah laku manusia.

Dari segi isi, agama terdiri dari seperangkat ajaran yang merupakan

perangkat nilai-nilai kehidupan yang harus dijadikan barometer

parapemeluknya dalam menentukan pilihan tindakan dalam kehidupannya.

Nilai-nilai ini secara populer disebut dengan nilai agama.2 Oleh karena itu,

nilai-nilai agama merupakan seperangkat standar kebenaran dan kebaikan.

Nilai-nilai agama adalah nilai luhur yang ditransfer dan diadopsi ke dalam

diri. Oleh karena itu, seberapa banyak dan seberapa jauh nilainilai agama

bisa mempengaruhi dan membentuk sikap serta perilaku seseorang sangat

1
Zakiah Daradjat, Dasar-Dasar Agama Islam.( Jakarta:Bulan Bintang. 1992), hal. 260.
2
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
hal. 10.

3
tergantung dari seberapa dalam nilai-nilai agama tersebut

merasuk/terinternalisasi di dalam dirinya. Semakin dalam nilai-nilai agama

terinternalisasi dalam diri seseorang, kepribadian dan sikap religiusnya akan

muncul dan terbentuk. Jika sikap religius/keagamaan sudah muncul dan

terbentuk, maka nilai- nilai agama akan menjadi pusat nilai dalam

menyikapi segala sesuatu dalam kehidupan.

Dari uraian tersebut dapat diambil pengertian bahwa nilai agama

Islam adalah sejumlah tata aturan yang menjadi pedoman manusia agar

dalam setiap tingkah lakunya sesuai dengan ajaran Agama Islam sehingga

dalam kehidupannya dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan lahir dan

batin dunia dan akhirat.

B. Misi Ajaran Islam

Studi terhadap misi ajaran Islam secara komprehensif dan mendalam

adalah sangat diperlukan karena beberapa sebab sebagai berikut :3

1. Untuk menimbulkan kecintaan manusia terhadap ajaran Islam

yang didasarkan kepada alasan yang sifatnya bulan hanya

normatif, yakni karena diperintah oleh Allah, dan bukan pula

karena emosional semata-mata karena didukung oleh argumentasi

yang bersifat rasional, kultural dan aktual. Yaitu argumen yang

masuk akal, dapat dihayati dan dirasakan oleh umat manusia.

2. Untuk membuktikan kepada umat manusia bahwa Islam baik

secara normatif maupun secara kultural dan rasional adalah ajaran

3
Hayana Liswi, Kebutuhan Manusia Terhadap Agama, (Jurnal Pencerahan : Vol. 12 No.
2, September 2018), h. 218.

4
yang dapat membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik,

tanpa harus mengganggu keyakinan agama Islam.

3. Untuk menghilangkan citra negatif dan sebagian Masyarakat

terhadap ajaran Islam.

Terdapat sejumlah argumentasi yang dapat digunakan untuk

menyatakan bahwa misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh

alam. Argumentasi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :4

1. Misi ajaran Islam untuk menunjukkan bahwa islam sebagai

pembawa rahmat dapat dilihat dari pengertian islam itu sendiri.

Kata islam makna aslinya masuk dalam perdamaian, dan orang

muslim ialah orang yang damai dengan Allah dan damai dengan

manusia. Damai dengan Allah, artinya berserah diri sepenuhnya

kepada kehendaknya, dan damai dengan manusia bukan saja

berarti menyingkiri berbuat jahat dan sewenang-wenang kepada

sesamanya, melainkan pula ia berbuat baik kepada sesamanya.

Dua pernyataan ini dinyatakan dalam Al-Qur’an Al-Karim

sebagai inti agama Islam yang sebenarnya. Al-qur’an

menyatakan sebagai berikut :

Artinya : “(tidak demikian) bahkan barang siapa yang

menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan,

maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada

kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih

hati.”(QS. Al-Baqarah, 2:112).


4
Rahma Yanti dan Nita Yusdiana, Misi Ajaran Islam, 2017, h. 4-5.

5
Dengan demikian, dari sejak semula, islam adalah agama

perdamaian dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah, dan

kesatuan atau persaudaraan umat manusia, menjadi bukti yang

nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya.

2. Misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari

peran yang dimainkan Islam menangani berbagai problematika

agama, sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan,

kebudayaan, dan sebagainya. Dan sejak kelahirannya 15 abad

yang lalu islam senantiasa hadir memberikan jawaban terhadap

permasalahan diatas. Islam sebagaimana dikatakan H.A.R. Gibb

bukan semata-mata ajaran tentang keyakinan saja melainkan

sebagai sebuah sistem kehidupan yang multi dimensional.

Berkenaan dengan peran islam yang demikian itu. Syaikh Al-

Nadwi dalam bukunya Madza Khasira al-Alam bi Inhithath al-

Muslimin (Kerugian Apa Yang Diterita Dunia Akibat

Kemerosotan Dunia) mengatakan bahwa pada saat Islam datang

ke muka bumi keadaan dunia tak ubahnya seperti baru saja

dilanda gempa yang sangat dahsyat. Disana sini terdapat

bangunan yang roboh rata dengan tanah, tiang yang bergeser,

genteng pecah hancur berantakan, harta benda tertimbun tanah

dan jiwa manusia melayang. Demikian pula keadaan masyarakat

baik dari segi social, ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan

dan sebagainya dalam keadaan berantakan dan kacau balau.

6
Dari sejak kelahirannya, Islam sudah memiliki komitmen dan respon

yang tinggi untuk ikut serta terlibat dalam memecahkan berbagai masalah

Islam bukan hanya mengurusi sosial, ibadah, dan seluk beluk yang terkait

dengannya saja, melainkan juga ikut terlibat memberikan jalan keluar yang

terbaik untuk mengatasi berbagai masalah tersebut dengan penuh bijaksana,

adil, demokratis, manusiawi, dan seterusnya. Hal-hal yang demikian itu

dapat dikemukakan sebagai berikut:5

1. Misi Islam Dalam bidang sosial

Dalam bidang sosial islam memperkenalkan ajaran yang bersifat

egaliter atau kesetaraan dan kesederajatan antara manusia

dengan manusia lain. Satu dan lainnya sama-sama sebagai

makhluk Allah SWT. Dengan segala kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Orang yang memiliki kelebihan

dalam bidang tertentu misalnya ia memiliki kekurangan dalam

bidang tertentu lainnya. Orang yang memiliki kekurangan dalam

bidang tertentu tapi memiliki kelebihan dalam bidang lainnya.

Selain itu, ajaran Islam tentang aspek sosial ini menekankan

adanya kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan.

Sebagaimana halnya kaum pria, kaum wanita dalam Islam

memiliki kesamaan kesempatan dan peluang untuk

mengaktualisasikan potensi yang ada dalam dirinya. Ajaran

Islam dalam bidang sosial inilah yang dibawa oleh Nabi

5
Rahma Yanti dan Nita Yusdiana, Misi Ajaran Islam, 2017, h. 7-9.

7
Muhammad SAW. yaitu ajaran yang bersifat, eligater, toleransi,

persaudaraan, tolong-menolong, nasehat-menasehati, saling

menjaga dan mengamankan dan seterusnya.

2. Misi Islam sebagai pembawa rahmat dalam bidang ekonomi

Misi Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam dapat

dilihat dari ajaran dalam bidang ekonomi yang bersendikan azas

keseimbangan dan pemerataan. Dalam ajaran Islam seseorang

diperbolehkan memiliki kekayaan tanpa batas, namun dalam

jumlah tertentu dalam hartanya itu terdapat milik orang lain

yang harus dikeluarkan dalam bentuk zakat, infak, dan sedekah.

Dengan cara demikian, makin banyak harta kekayaan yang

dimiliki seseorang, semakin banyak pula sumbangan yang harus

ia keluarkan. Harta yang dikeluarkan itu dibagi kepada mereka

yang kurang mampu. Dengan cara demikian kecemburuan

kesenjangan sosial yang dapat memicu terjadinya pertentangan

dapat dihindari. Selain itu misi Islam dalam bidang ekonomi ini

dapat dilihat pula dari perintah berdagang dengan cara yang

jujur yaitu pedagang yang jauh dari kecurangan, penipuan atau

tindakan lainnya yang merugikan konsumen, dseperti

mengurangi timbangan, takaran, dan sebagainya. Lebih lanjut

ajaran Islam sangat melarang keras melakukan praktik Riba atau

membungakan uang yang menguntungkan secara berlipat ganda

tanpa memperhitungkan kemampuan orang yang meminjamnya.

8
3. Misi ajaran islam rahmatal lil alamin dalam bidang politik Misi

ajaran islam rahmatal lil alamin dalam bidang politik terlihat

dari perintah Al-Qur'an agar seorang pemerintah bersikap adil,

bijaksana terhadap rakyat yang dipimpinnya, memperhatikan

aspirasi dan kepentingan rakyat yang dipimpinnya,

mendahulukan kepentingan-kepentingan rakyat daripada

kepentingan dirinya, melindungi dan mengayomi rakyat,

memberikan keamanan dan ketentraman kepada masyarakat.

Kepemimpinan dalam Islam adalah merupakan amanah yang

harus dipertanggungjawabkan dengan cara melaksanakan

kegiatan yang berguna bagi rakyat yang dipimpinnya.

4. Misi Islam rahmatal lil alamin dalam bidang hukum

Misi rahmatal lil alamin ajaran Islam dalam bidang hukum-

hukum terlihat dari perintah Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 58.

Ayat tersebut memerintahkan seorang hakim agar berlaku adil

dan bijaksana dalam memutuskan perkara dengan tidak

memndang perbedaan pada orang yang sedang berperkara.

Penegakan supremasi hukum sangat dianjurkan dalam ajaran

Islam.

5. Misi rahmatal lil alamin ajaran Islam dalam bidang pendidikan

Misi ajaran Islam rahmatal lil alamin dapat pula dilihat dalam

bidang pendidikan. Hal ini terlihat dalam ajaran Islam yang

memberikan kebebasan kepada manusia untuk mendapatkan

9
hak-haknya dalam bidang pendidikan. Islam menganjurkan

belajar sungguhpun dalam keadaan perang. Dan menuntut ilmu

mulai dari buaian hingga ke liang lahat, serta melakukannya

sepanjang hayat. Pendidikan dalam Islam adalah untuk semua.

Pemerataan dalam pendidikan adalah merupakan misi ajaran

Islam.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, terlihat dengan jelas bahwa misi

ajaran Islam adalah membawa rahmat bagi seluruh umat manusia dengan

cara menata aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan

dan sebagainya. Misi ajaran Islam adalah tegaknya nilai-nilai kemanusiaan,

menyelamatkan umat manusia dari kehancuran.

C. Kedudukan Islam Terhadap Agama-agama Dunia

Islam adalah agama yang terakhir diantara sekalian agama besar di

dunia yang semuanya merupakan kekuatan raksasa yang menggerakan

revolusi dunia dan mengubah nasib sekalian bangsa, agama yang

melingkupi segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang datang

sebelumnya. Mengenal kedudukan Islam terhadap agama-agama yang

datang sebelumnya dapat di kemukakan sebagai berikut:

Pertama, dapat dilihat dari ciri khas agama islam yang paling

menonjol, yaitu bahwa Islam menyuruh para pemeluknya agar beriman dan

mempercayai bahwa sekalian agama besar didunia yang datang sebelumnya

diturunkan dan diwahyukan oleh Allah Ta'ala. Salah satu rukun iman ialah

10
bahwa seseorang harus beriman kepada sekalian Nabi yang di utus sebelum

Nabi Muhammad SAW.

Di dalam Alquran dijumpai ayat-ayat yang menyuruh umat islam

mengakui agama-agama yang diturunkan sebelumnya sebagai bagian dari

rukun iman, misalnya suruh albaqarah ayat 136 di jelaskan

artinya :"Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada

Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan

kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq. Yaqub dan anak cucunya, dan apa yang

diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi

dari Tuhannya, kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka

dan kami Hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Berdasarkan ayat tersebut terlihat jelas bahwa kedudukan Islam di

antara agama-agama lainnya dari sudut keyakinan adalah agama yang

meyakini dan mempecayai agama yang di bawa oleh para Rasul

sebelumnya. Dengan demikian orang islam bukan saja beriman kepada Nabi

Muhammad SAW, melainkan beriman pula kepada semua Nabi.

Kedua, kedudukan Islam di antara agama-agama di dunia dapat pula

di lihat dari ciri khas agama Islam yang memberinya kedudukan istimewa di

antara sekalian agama. Selain menjadi agama yang terakhir dan yang

meliputi semuanya, Islam adalah pernyataan kehendak ilahi yang sempurna.

Dalam Al-Qur'an di nyatakan dalam surat Al-Maidah ayat 3 yang artinya :

"Pada hari ini Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan Aku

lengkapkan nikmat-Ku kepadamu, dan Aku meridhoi islam sebagai

11
agamamu." Sebagaimana halnya bentuk-bentuk kesadaran yang lain,

kesadaran bagi manusia sedikit demi sedikit dan berangsur-angsur dari abad

ke abad mengalami kemajuan.

Ketiga, kedudukan Islam di antara agama-agama lainya dapat dilihat

dari peran yang di mainkannya. Dalam hubungan ini Agama islam memiliki

tugas yang besar yaitu:

1. Mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk

persaudaraan diantara sekalian agama di dunia.

2. Menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam agama yang

telah ada sebelumnya.

3. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh para

penganut agama sebelumnya yang kemudian dimasukan

kedalam agamanya itu.

4. Megajarkan kebenaran abadi yang sebelumnya tidak pernah

diajarkan, berhubung keadaan bangsa atau umat pada waktu itu

masih dalam taraf permulaan dari tingkat perkembangan

mereka, dan yang terakhir adalah memenuhi segala kebutuhan

moral dan rohani bagi umat manusia yang selalu bergerak maju.

Keempat, kedudukan Islam di antara agama-agama lain dapat pula di

lihat dari adanya unsur pembaharuan di dalamnya. Dengan datangnya islam,

agama memperoleh arti yang baru. Ada dua hal mengenai hal ini, yaitu

agama tak boleh di anggap sebagai digma yang orang harus menerimanya,

jika ia ingin selamat dari siksaan yang kekal dan ruang lingkup agama Islam

12
itu tak terbatas pada kehidupan akhirat saja melainkan juga mencakup

kehidupan dunia. Dengan kehidupan dunia yang baik, manusia dapat

mencapai kesadaran akan adanya kehidupan yang lebih tinggi.

Kelima, kedudukan agama Islam terhadap agama-agama lain dapat

dilihat dari dua sifat yang dimiliki ajaran islam, yaitu akomodatif dan

persuasif. Islam berupaya mengakomodir ajaran-ajaran agama masa lalu

dengan memberikan makna dan semangat baru didalamnya. Dan Islam

terhadap agama lainnya adalah bersikap persuasif misalnya islam melihat

adanya hal-hal yang tidak disetujui dan harus dihilangkan, namun dari segi

yang lain Islam mengupayakan agar proses menghilangkan tradisi yang

demikian itu tidak menimbulkan gejolak sosial yang merugikan. Proses

tersebut dilakukan secara bertahap sambil menjelaskan makna larangan

tersebut yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan intelektual mereka,

hingga akhirnya perbuatan tersebut benar-benar ditinggalkan oleh

masyarakat.

Keenam, Hubungan Islam dengan agama-agama lain dapat dilihat

pada ajaran moral yang ada didalamnya atau akhlak mulia yang ada di

dalamnya. Contoh ajaran moral dalam agama yaitu ajaran tentang

pengendalian diri dari mempertaruhkan hawa nafsu yang berakibat pada

terjadinya tindakan kejahatan. Ajaran tentang pengendalian diri dapat pula

dijumpai dalam ajaran Yahudi yang di bawa oleh Nabi Musa.

13
Ajaran Islam di antara agama-agama lain selain mengoreksi dan

membenarkan juga melanjutkan sambil memberikan makna-makna baru dan

tambahan-tambahan yang sesuai dengan kebutuhan zaman.6

6
Nova Susanti, Posisi Islam Diantara Agama-agama Dunia, (Banda Aceh : 2014-2015),
h. 2-6.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

- Nilai ajaran islam menjadi sebuah identitas khusus kepada pola


pikiran, perasaan, keterkaitan, maupun prilaku, dan menjadi sebuah
aturan untuk menggapai sebuah tujuan di dunia dan di akhirat.
- Misi ajaran islam yakni sebaagai rahmat di bidang ekonomi, sosial,
politik, dan pendidiakan.
- Kedudukan ajaran islam hadir sebagai penjelas dan penyempurna dari
setiap ajaran agama yang ada di dunia.

B. Saran

Berdasarkan materi di atas penulis menyatakan bahwa misi ajaran islam


dan kedudukannya perlu untuk di kaji dan di telaah lebih lanjut untuk
mendapatkan pemahaman dan pengertian yang sesuai dan tepat dengan data
dan peneitian yang di lakukan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hayana Liswi, (2018) Kebutuhan Manusia Terhadap Agama, (Jurnal


Pencerahan : Vol. 12 No. 2,).
Muhammad Alim, (2011) Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Nova Susanti, (2015) Posisi Islam Diantara Agama-agama Dunia, Banda


Aceh.
Rahma, Nita, (2017) Misi Ajaran Islam, Jakarta.

Zakiah Daradjat, (1992) Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta:Bulan


Bintang.

16

Anda mungkin juga menyukai