Anda di halaman 1dari 12

Makalah Pendidikan Agama Islam

Islam Agama Rahmatan Lil ‘Alamin

Disusun oleh :

Eva Mariana Citra 17510134017

Fahrunil Ihsan 17510134028

Putrawan Imaduddin 17510134034

Program Studi D3 Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta

2017/2018
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah,
dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan
agama islam dengan judul ”Agama Islam” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan


berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Yogyakarta, 27 September 2017

Penyusun

2
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Ruusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

D. Pengertian Dinul Islam 2


E. Sistem Ajaran Islam 3
F. Karakteristik Dinul Islam 3
G. Pengertian Rahmatan Lil’alamin 7
H. Kerukunan dan Kebersamaan dalam Pluralitas Agama 8

BAB III PENUTUP 12

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Islam sering dise but agama, din yang rahmatan lil ‘alamin, yakni agama
pencerah dan penebar kasih sayang bagi semesta alam. Di balik itu, sering dijumpai
fenomena negatif dari muslim yang menyudutkan islam sendiri. Mereka mudah
mengafirkan muslim lainnya, merasa paling benar, merasa paling berkuasa, dan
paling berhak hidup di muka bumi. Kalau demikian, di manakah letah rahmatan lil
‘alamin?

Unruk mendalami islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin bab ini akan
dibahas mengertai pengertian dinul islam, sistem ajaran islam, karakteristik ajaran
islam, dan bukti bukti islam sebagai agam rahmatan lil ‘alamin. Agar islam mampu
down to earth, membumi sehingga islam shalih fil zaman wal makan yakni islam
sebagai agama pembawa kebaikan kapan pun dan dimana pun, selayaknya islam
dikaji dan diaplikasikan dalam beragam keilmuan. Produk muslim yang benar-benar
sadar akan keislamannya, kuat imannya, tekun menjalankan syariat islam, berakhlak
mulia, mampu mengaplikasikan antara agama dan sains dengan tepat, serta mampu
membuka diri terhadap segala perbedaan.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengkaji masalah yang terdapat dalam makalah “Manusia dan Agama”
ini, kelompok kami akan membuat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas:

1. Apakah pengertian dinul islam?


2. Bagaimanakah sistem ajaran islam?
3. Apa saja karakteristik dinul islam?
4. Apakah pengertian rahmatan lil ‘alamin?
5. Bagaimana sikap muslim terhadap pluralitas agama?

1.3 Tujuan

Dari beberapa rumusan masalah tersebut dapat ditarik beberapa tujuan sebagai
berikut:

1. Untuk memahami pengertian dinul islam


2. Untuk memahami sistem ajaran islam
3. Untuk memahami karakteristik dinul islam
4. Untuk memahami pengertian rahmatan lil ‘alamin
5. Untuk memahami sikap muslim terhadap pluralitas agama

1
BAB II

PEMBAHASAN
2. 1 . Pengertian dinul Islam

Secara estimologis kata din berasal dari kata dana-yadinu-dinan mempunyai arti
agama, kepercayaan, tauhid, ibadah, ketaatan.Ibnu manzhur memberikan batasan din
berarti balasan dan pahala, taat, adat, keadaan, ketundukan, kekuasaan, wara’ (menjaga),
dan paksaan. Ahmad Faris Ibn Zakaria mengatan din tersusun dar huruf dal, ya’, dan nun
yang mengandung arti ketundukan, kerendahan, dan juga berarti taat dan hisab. Ibrahim
Anis dalam Al-Mu’jam al-Wasith mengartikan din dengan tunduk dan rendah, juga
berarti tingkah laku, cara, jalan, adat, keadaan, kekuasaan, ketetapan, keputusan, selain
dari itu din juga berarti millah (agama).

Ahmad Athiyatullah memberikan batasan secara umum din berarti akidah, syariah
dan millah, sedang secara khusus din berarti islam. Walaupun demikian dalam tataran
aplikasi istilah din lebih populer daripada millah karena istilah din lebih banyak keluar
dalam Al-Quran sebanyak 94 kali dan kata millah hanya 54 kali. Secara estimologis kata
din mengacu pada makna menunjukan hubungan timbal balik antara kedua belah pihak
antara pihak Allah pemilik kekuasaan peritah dan hukum dan pihak manusia yang
memiliki sikap merendahkan diri dan tunduk.

Secara terminologis pengertian din sperti yang didefinisikan Muhammad


Abdullah Darraz, din yakni peraturan ilahi yang mengantarkan orang-orang yang berakal
sehat atas kehendak mereka sendiri menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Din
merupakan peraturan ilahi yang menuntun ke arah keyakinan yang benar dan tingkah
laku pergaulan hidup yang baik. Ulama islam mengelompokkan din ke dalam dua
kategori:

a. Din al-haqq atau din al-wahyu yakni agama Allah yang berisi perintah kepada
pemeluknya untuk menyembah Tuhan, menyuruh berbudi pekerti luhur,
melaksanakan ibadah, mengatur pergaulan, dan hubungan sesama.
b. Din al-bathil atau din thabi’i yakni agama alam, sebagai hasil cipta manusia baik
oleh individu maupun kelompoj yang bertujuan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan hidup manusia dan masalah yang mereka hadapi.

Secara terminologis dalam KBBI din yang bermakna agama didefinisikan sebagai
ajaran, sistem yang mengatur keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan serta lingkungannya.

Fungsi din dalam kehidupan manusia seperti yang tercantum dalam Al-Quran:

a. Memberi informasi kepada umat manusia bahwa Tuhan itu Esa, karena itu
beribadat dan taat hanya ditunjukan kepada-Nya.

2
b. Mengontrol perilaku manusia baik dalam hubungannya kepada Allah maupun
kepada sesamanya agar menjadi hamba yang taat dan menjadi warga masyarakat
yang baik.
c. Mendidik manusia agar berperilaku jujur dan bertindak adil dalam segala hal agar
dapat menciptakan kedamaian.
d. Mendidik manusia agar tidak berperilaku sombong dan bersifat dendam.
e. Menanamkan sifat sosial kemasyarakatan yang tinggi dengan cara mengeluarkan
zakat.
f. Mendidik dan menumbuhkembangkantolong menolong antara sesama.
g. Din merupakan motivator, dinamisator, dan stabilisator dalam diri manusia hingga
senantiasa melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan dengan kesadaran
bahwa segala yang dilakukan pasti diketahui oleh Allah.
h. Mendidik manusia agar dapat memilih dan menentukan akidah yang tepat dan
sesuai dengan fitrah manusia.
i. Memberi motivasi agar manusia menuntut ilmu pengetahuan.
j. Membina akhlak dan persaudaraan .

Kata islam berasal dari huruf sin, lam, dan mim yang secara estimologis
merupakan kata turunan dari kata salima-yaslamu-salamun wa salamatun. Kata dasar
salima berarti sejahtera, tidak tercela, dan tidak cacat. Dari kata tersebut terbentuk kata
masdar, selamat yang dalam bahasa Indonesia menjadi selamat. Dari perkataan selamat,
timbul ungkapan assalamualaikum yang telah membudaya dalam masyarakat Indonesia.
Artinya mengandung doa dan harapan semoga selamat, damai, dan sejahtera. Juga
terbentuk kata salm, silm yang berarti keselamatan, taslim yang berarti penyerahan,
sullami yang berarti titian, dan salama yang berarti memelihara.

Pada dasarnya agama islam terdiri atas akidah, syariah, dan akhlak, bersumberkan
kitab suci Al-Quran yang merupakan kodifikasi wahyu Allah SWT sebagai penyempurna
wahyu-wahyu sebelumnya yang ditafsirkan oleh sunnah Rosulullah SAW. Sebagai
agama, islam diyakini oleh para pemeluknya sebagai seperangkat ajaran atau doktrin
yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw yuntuk disampaikan kepada
manusia sebagai petunjuk. Sebagai doktrin islam menggariskan tata hubungan manusia
dengan lingkungannya. Secara ringkas islam mengajarkan sistem norma agarmanusia
dapat menjalankan hidupnya menuju kedamaian, ketundukan, dan kepasrahan kepada
Allah.

Rangkaian kata din dan islam ini membentuk kata majemuk din al-islam dan kata
inilah yang kemudian populer sebagai sebutan agama islam. Sebutan al-islam merupakan
bentuk hukum0hukum-Nya (sunnatullah) yang bersifat top down dan taken for granted
(diterima jadi) atau disebut dengan syariah yakni ketundukan, kepasrahan seluruh
manusia dan alam semesta kepada Allah yang bersifat bottom up yang penerapannya
disesuaikan dengan kemampuan manusia.

3
2.2 Sistem Ajaran Islam

Para ulama mengembangkan tiga konsep kajian. Konsep iman melahirkan kajian
tentang aqidah, konsep islam melahirkan kajian tentang syariah, dan konsep ihsan
melahirkan kajian tentang akhlak. Selanjutnya ketiga kajian ini yakni akidah, syariah,
dan akhlak dijadikan sebagai kerangka ajaran ilam yang sering juga disebut trilogi ajaran
islam.

Kajian akidah dimuat pembahasan tentang rukun iman, rukun islam, dan ihsan.
Kajian syariah yang bersumber pada Al-Quran, Hadist, dan Ijtihad memuat pembahasan
tentang hukum-hukum, diantaranya:

a. Ahkam al-ahwal al-syakhshiyyah (hukum masalah personal/keluarga)


b. Al-ahkam al-madaniyyah (hukum perdata)
c. Al-ahkam al-jinaiyyah (hukum pidana)
d. Ahkam al-murafa’at (hukum acara peradilan)
e. Al-ahkam al-dusturiyyah (hukum perundang-undangan)
f. Al-ahkam al-duwalyyah (hukum kenegaraan)
g. Al-ahkam al-iqtishadiyyah wa al-maliyyah (hukum ekonomi dan harta)

Asas-asas yang diperhatikan yakni asas keadilan, asas kepastian hukum, asas
kemanfaatan. Hukum-hukum yang diputuskan harus memperhatikan maqashidusy
syariah (tujuan hukum islam) dan asas-asas nya. Tujuan hukum islam menurut iman al-
Syatibi untuk:

a. Kebutuhan primer (al-umur dlaruriyyat) meliputi lima kebutuhan pokok


diantaranya menjaga iman, agama, jiwa, harta, dan keturunan.
b. Kebutuhan sekunder (al-hajjiyayat khamsah) yakni kebutuhan untuk menjaga dan
memelihara kebutuhan primer
c. Kebutuhan tersier (al-umur al-tahsiniyyah) yakni kebutuhan pelengkap bagi
manusia dalam menunjang pemenuhan primer dan sekunder.

Sedeangkan kajian akhlak memuat pembahasan tentang akhlak kepada Allah, akhlak
kepada Rasulullah, akhlak kepada Al-Quran, akhlak kepada diri sendiri, akhlak
kepada keluarga, tetangga, dan orang lain.

2.3 Karakteristik Agama Islam

Adapun yang dimaksud dengan karateristik adalah perbedaan dan kriteria yang
menjadikan agama islam itu berbeda dari agama yang lain. Terdapat beberapa karakter
yang sangat penting untuk dipahami dalam agama islam, diantaranya:

a. Rabbaniyah atau Diinun Ilaahiyyun ( Ketuhanan atau Agama Tuhan )


Disebut sebagai agama Rabbaniyah atau Diinun Ilahiiyyun karena islam
adalah agama yang Allah turunkan kepada para nabi-nabi Nya. Sehingga , Allah
sendiri yang menjamin unutk menjaga agama islam, menolongnya, serta
memenangkan agama islam. Sumber ajaran agama islam adalah Al-Qur’an yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Nabi Muhammad SAW

4
hanyalah bertugas untuk menyampaikan atau menyebarkan agama islam. Sebagai
pendukung dari sumber ajaran islam yaitu Al-Qur’an adalah As-Sunnah. Karena
As-sunnah juga merupakan wahyu yang diturunkan Allah SWT pada Nabi
Muhammad SAW.

b. Insaniyyah atau Dinul Fithrah


Al-Fithrah yaitu sifat yang ada didalam diri manusia yang Allah SWT
ciptakan untuk menuntut manusia agar beriman hanya kepada Allah SWT,
mengetahui yang benar dan salah, serta menerima kebenaran dan kesalahan
tersebut. Islam merupakan agama yang dibuat oleh Allah SWT agar manusia
dapat menerima dan mengamalkan ajaran agama islam. Sehingga, islam bukanlah
agama yang bertentangan dengan watak manusia, tetapi Islam adalah agama yang
sesuai dengan watak manusia sehingga dapat membawa kepada kebaikan-
kebaikan watak tersebut.

c. As-syumuliyyah
Islam merupakan agama yan memiliki aturan yang sangat lengkap yang
mencakup seluruh aspek bagian hidup baik dalam aturan-aturan dan hukum-
hukumnya, baik itu bersifat pribadi ataupun kelompok. Seperti ekonomi, politik,
sosial, kebudayaan dan lain-lain.
Berdasarkan firman Allah SWT tersebut, jelas bahwa tidak boleh bagi
seorang muslim untuk memberi toleransi kecuali dengan aturan-aturan agama
islam.

d. Al-Waqi’iyyah
Karakteristik lain dari agama islam adalah ajaran islam adalah ajaran yang
realistis, sehingga ini menunjukkan bahwa aturan-aturan dalam agama islam
benar-benar dapat direalisasikan secara nyata terhadap seluruh aspek kehidupan
manusia. Ini merupakan salah satu keistimewaan yang dimiliki agama islam
daripada agama-agama yang lain. Sehingga sasaran dari aturan-aturan dalam
agama islam itu mencakup seluruh aspek dalam diri manusia yang dapat
memenuhi kebutuhan manusia tersebut baik itu bersifat rohani atau diri, dan akal
atau perasaan.
Di samping itu, agama islam juga agama yang tidak bertentangan dengan
realitas perkembangan zaman. Sehingga islam menjadi agama yang mampu
menghadapi dan mengatasi berbagai masalah perkembangan zaman.

e. Al-Washathiyyah
Al-Washathiyyah merupakan sifat penyeimbang atau sifat tengah-tengah
diantara dua hal yang berbeda, seperti individual dan kelompok, realitas dan
idealitas dan lain-lain. Dalam aspek ini, islam menjadi agama yang bersifat
tengah-tengah, artinya islam menjadi agama yang tidak terlalu dalam beribadah
dan tidak terlalu dalam hal yang bersifat materil.

f. Al-Wudhuh

5
Karakteristik dalam agama islam yang lain yaitu konsepnya yang jelas
(wudhuh). Sehingga dengan konsep ini, membuat umat islam tidak bingung
dalam memahami dan mengamalkan ajaran islam. Hal ini disebabkan karena
islam adalah agama yang turun dari Allah SWT, sedangkan Allah SWt adalah Zat
yang Maha Sempurna. Karena kesempurnaan Allah SWT itulah yang menjadikan
agama islam ini menjadi sempurna dan sempurna.

g. Al-Jam’u bainast Tsabat wal Murunnah


Hal ini juga disebut dengan ajaran islam yang permanen sekaligus
fleksibel. Yang dimaksud dengan permanen yaitu ajarannya yang tidak bisa
diganggu gugat. Tetapi di samping sifatnya yang permanen, agama islam juga
merupakan agama yang fleksibel atau toleran, sehingga undang-undang peraturan
islam dapat mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.

Dari uraian tersebut, jelas bahwa islam merupkan agama yang jelas dan luwes,
fleksibel, tidak kaku, dan tidak liberal. Dengan tetap berpegang pada Al-qur’an dan Al-
Hadist , bulkan berarti islam tidakada kebebasan didalamnya. Justru dengan menjadikan
Al-Qur’an dan Al-HAdist sebagai pegangan maka seorang muslim akan menjadi lebih
matang dan terarah hidupnya.

2.4 Pengertian Rahmanatan Lil’alamin

Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT sejak manusia pertama
yaitu Nabi Adam AS . Islam tidak langsung diturunkan secara utuh kepada umatnya,
melainkan diturunkan secara bertahap melalui wahyu-wahyu ataupun kitab-kitab Allah
yang diberikan kepada para nabi dan rosulnya hingga pada masa kerasulan Muhammad
SAW.

Awal mula Rasulullah menyebarkan islam tidaklah berjalan lancar, banyak


halangan dan rintangan yang beliau hadapi. Mulai dari cacian, hingga penentangan.
Namun Rasulullah tidak pernah menyerah dan tidak pernah putus asa. Di dalam sebuah
hadist digambarkan bahwa Islam datangnya dianggap asing dan akan kembali dianggap
asing. Berbahagialah mereka yang dianggap asing karena telah berada di jalan yang
benar yaitu jalan Allah SWT.

Kata Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, tunduk, dan patuh. Islam
adalah kata yang berasal dari bahasa arab yaitu “sailama” yang dimasdarkan menjadi
“islaman” yang berarti damai.

Islam disebut sebagai agama rahmatan lil alamin.

[Dan tiadalah mengutus kamu (ya Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam (rahmatan lil 'alamin) QS Al-Anbiya' ayat 107].

6
Rahmatan lil 'alamin adalah istilah qurani. Dan, istilah itu sudah terdapat dalam
Alquran, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Anbiya' di atas.

Rahmatan lil 'alamin berarti ''kasih sayang bagi semesta alam". Karena itu, yang
dimaksud dengan Islam rahmatan lil 'alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah
kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia
maupun alam. Pesan kerahmatan dalam Islam benar-benar tersebar dalam teks-teks
Islam, baik Alquran maupun hadist. Kata 'rahman' yang berarti kasih sayang, berikut
derivasinya, disebut berulang-ulang dalam jumlah yang begitu besar, lebih dari 90 ayat
dalam Alquran. Bahkan, dua kata rahman dan rahim yang diambil dari kata 'rahmat' dan
selalu disebut-sebut kaum Muslim setiap hari adalah nama-nama Allah SWT sendiri (
asmaul husna ). Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Sayangilah siapa saja yang
ada di muka bumi niscaya Allah SWT menyanyanginya."

Alquran memiliki posisi yang amat vital dan terhormat dalam masyarakat Muslim
di seluruh dunia. Di samping sebagai sumber hukum, pedoman moral, bimbingan ibadah,
dan doktrin keimanan, Alquran juga merupakan sumber peradaban yang bersifat historis
dan universal. Alquran, sumber Islam paling otoritatif, menyebutkan misi kerahmatan
ini, wama ar salnaka illa rahmantan lil'alamin (Aku tidak mengutus Muhammad,
kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta). Ibnu Abbas, ahli tafsir awal, mengatakan
bahwa kerahmatan Allah meliputi orang-orang Mukmin dan orang kafir. Alquran juga
menegaskan, rahmat Allah meliputi segala hal. Karena itu, para ahli tafsir sepakat bahwa
rahmat Allah mencakup orang-orang Mukmin dan orang-orang kafir, orang baik ( al-
birr ) dan yang jahat ( al-fajir ), serta semua makhluk Allah. Apabila ajaran Islam
dilaksanakan secara benar, rahman dan rahim Allah akan turun semua. Dengan demikian,
berlakulah sunatullah; baik muslim maupun nonmuslim, kalau melakukan hal-hal yang
diperlukan oleh kerahmanan, mereka akan mendapatkannya.

Atas prinsip persamaan itu, maka setiap orang mempunyai hak dan kewajiban
yang sama. Islam tidak memberi hak-hak istimewa bagi seseorang atau golongan lainnya,
baik dalam bidang kerohanian, maupun dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan
kebudayaan. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan masyarakat, dan
masyarakat mempunyai kewajiban bersama atas kesejahteraan tiap-tiap anggotanya.
Islam menentang setiap bentuk diskriminasi, baik diskriminasi secara keturunan, maupun
karena warna kulit, kesukuan, kebangsaan, kekayaan dan lain sebagainya.

Bahkan Nabi Muhammad bersabda “Tidak beriman seorang kamu sehingga kamu
mencintai saudaramu sebagaimana mencintai dirimu sendiri”. Dari sinilah konsep ajaran
Islam dapat diketahui dan dipelajari. Persaudaraan manusia semakin dikembangkan,
karena sesama manusia bukan hanya berasal dari satu bapak satu ibu (Adam dan Hawa)
tetapi karena satu sama lain saling membutuhkan, saling menghargai dan saling
menghormati. Pada akhirnya terciptalah kehidupan yang tenteram dan sejahtera. Itulah
hakikat Islam sebagai agama rahmatan lil’alamin. Wallahu a’lamu bis shawab.

2.5 Kerukunan dan Kebersamaan dalam Pluralitas Agama

7
Dalam QS. Al Hujurat: 13, Allah menggambarkan adanya indikasi yang cukup
kuat tentang pluralitas. Pluralitas merupakan hukum alam (sunnatullah) yang mesti
terjadi dan tidak mungkin terelakkan, ia sudah merupakan kodrati dalam kehidupan.
Namun pluralitas tidak semata menunjukkan pada kenyataan adanya
kemajemukan, tetapi lebih dari itu adanya keterlibatan aktif terhadap kenyataan adanya
pluralitas tersebut. Seseorang baru dikatakan memiliki sikap keterlibatan aktif dalam
pluralitas apabila dia dapat berinteraksi secara positif dalam lingkungan kemajemukan.
Pemahaman pluralitas agama menuntut sikap pemeluk agama untuk tidak hanya
mengakui keberadaan dan hak agama lain, tetapi juga harus terlibat dalam usaha
memahami perbedaan dan persamaan guna mencapai kerukunan dan kebersamaan.
Eksistensi manusia dalam kerukunan dan kebersamaan ini, diperoleh pengertian
bahwa arti sesungguhnya dari manusia terletak pada kebersamaannya. Kerukunan dan
kebersamaan ini bukan hanya harus tercipta intern seagama, tetapi lebih penting adalah
antar umat yang berbeda agama didunia (pluralitas agama).
Dalam mewujudkan kerukunan dan kebersamaan dalam pluralitas agama,
didalam QS. An Naml: 125, menganjurkan dialog dengan baik. Dialog tersebut
dimaksudkan untuk saling mengenal dan saling membina pengetahuan tentang agama
kepada mitra dialog.
Kerukunan dan kebersamaan yang didambakan dalam islam bukanlah yang
bersifat semu, tetapi yang dapat memberikan rasa aman pada jiwa setiap manusia. Ada
perbedaan yang mendasar antara kerukunan dengan toleransi, namun antara keduanya
saling memerlukan.
Itulah konsep ajaran Islam tentang pluralitas, kalaupun kenyataannya berbeda
dengan realita, bukan berarti konsep ajarannya yang salah, akan tetapi pelaku atau
manusianya yang perlu dipersalahkan dan selanjutnya diingatkan dengan cara-cara yang
hasanah dan hikmah.

8
BAB III

PENUTUP
Islam sebagai agama terakhir, penutup dari syariah agama-
agama terdahulu merupakan agama yang paripurna, lengkap, dan
telah selesai. Tidak ada lagi syariah agama yang diturunkan setelah
islam, tidak ada lagi seorang Nabi yang diturunkan setelah Nabi
Muhammad saw. Nabi Muhammad saw, merupakan seorang nabi
terakhir, khatamul anbiya, penutup diutusnya para Nabi. Hal ini telah
diinformasikan jauh ketika Nabi pertama, Adam selesai diciptakan.
Akidah, syariah, dan akhlak seluruhnya merupakan entitas
kerangka bangunan Islam. Seorang muslim dengan kapasitas akal dan
keberagamannya adakalanya memilih jalan lurus, namun adakalanya
memilih jalan yang sesat. Berbagai metode kajian Islam digunakan
untuk membentuk karakter muslim menjadi manusia yang memilih
jalan yang lurus, di antaranya melalui pengintegrasian keilmuan pada
kapasitas keberagaman agar Islam tidak dimaknai sebagai perintah
Allah kepada umatnya semata akan tetapi umat harus mengerti dan
memahami dari mana dia diciptakan untuk apa dia diciptakan dan
kemana ia harus kembali. Hal ini menuntuk kesadaran penuh dalam
beragama sehingga umat akan selalu bertindak salih kepada Allah dan salih
kepada makhluk lainnya. Kesalihan ini merupakan tujuan islam progresif yang mengacu
para islam rahmatan al’amin.
Demikian pokok pembahasan yang dapat kami paparkan. Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan
dan referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun
menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai