Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas anugrah dan kuasa-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang HAM (Hak
Asasi Manusia) yang berjudul “PENEGAKKAN DAN PERLINDUNGAN HAK
ASASI MANUSIA DI INDONESIA” .
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk
menyelesaikan tugas yang di berikan oleh Dosen pengajar, juga untuk
meningkatkan pengetahuan saya terhadap materi yang di berikan.
Saya telah berusaha untuk menyusun makalah ini dengan baik, namun saya pun
menyadari atas keterbatasan yang di miliki, oleh sebab itu jika terdapat
kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun isi dari makalah ini,
saya selaku penulis memohon maaf, kritik, serta saran dari Dosen pengajar
ataupun semua pembaca saya sangat mengharapkan guna untuk menyempurnakan
makalah ini terlebih juga untuk meningkatkan pengetahuan bersama dan
bermanfaat untuk Kita semua.

Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
BAB 1
PENDAHULUAN................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................... 4
1.3 Tujuan................................................................................................................................5

BAB 2
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 5
2.1 Pengakuan Bangsa Indonesia terhadap HAM.......................................................... 5
2.2 Piagam Hak Asasi Manusia di Indonesia.................................................................. 7
2.3 Penegakan HAM di Indonesia.................................................................................... 8
2.4 Partisipasi dalam penegakan HAM........................................................................... 9
2.5 Hambatan dan tantangan dalam penegakan HAM................................................ 12

BAB 3
PENUTUP............................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.......... ........................................................................................................... 14
3.2 Saran............................................................................................................................... 14
3.3 DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hak asasi manusia adalah hak yang ada sejak lahir yang di miliki manusia
sampai akhir hayatnya. Maka dari itu manusia sering kali berupaya untuk
memenuhi HAM pada dirinya sendiri, tetapi dari hal tersebut seringkali
menimbulkan banyaknya pergrseran-pergeseran HAM yang akhirnya terjadi
pelanggaran-pelanggaran HAM itu sendiri.
Jika dilihat dari perkembangan HAM di Indonesia, masih banyak terdapat
pelanggaran-pelanggaran HAM yang sering kita temui, mulai dari pelanggaran
HAM yang paling sederhana sampai dengan pelanggaran HAM yang bersifat
berat atau banyak kasus pelanggaran yang terdapat didalamnya.
Sejak tahun 1998 banyak pengrkembangan HAM yang di alami oleh negara
indonesia, pengakuan bangsa terhadap HAM, serta lembaga-lembaga penegakan
HAM pun di dirikan untuk menunjang komitmen penegakan HAM secara optimal.
Namun seiring dengan perkembangan HAM di indonesia, pelanggran-pelanggaran
HAM pun semakin sering terjadi di negara ini. Atas dasar tersebut di susunlah
makalah ini dengan judul “PENEGAKKAN DAN PERLINDUNGAN HAK ASASI
MANUSIA DI INDONESIA” untuk memberikan informasi tentang
perkembangan HAM di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan di
rumuskan sebagai berikut
a) Apa saja kah pengakuan Bangsa Indonesia terhadap HAM?
b) Bagaimana kah proses penegakan HAM di Indonesia?
c) Partisipasi apa saja kah yang di lakukan untuk penegakkan HAM di Indonesia?
d) Apasajakah tantangan bagi penegakan hak asasi manusia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui pengakuan Bangsa Indonesia terhadap HAM.
b) Untuk mengetahui permasalahan penegakan HAM di Indonesia.
c) Untuk mengetahui partisipasi dalam penegakan HAM.
d) Untuk mengetahui beberapa contoh kasus pelanggaran HAM.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Hak Asasi Manusia di Indonesia
1. Pengakuan Bangsa Indonesia terhadap HAM
Dalam hal hak asasi manusia, bangsa Indonesia menyadari untuk memberikan
penghotmatan, pengakuan dan jaminan perlindungan hak asasi manusia terhadap
warga negaranya. Hal ini dapat dilihat dalam pancasila, UUD 1945, Tap MPR, dan
UU.

a. Pancasila
Nilai-nilai pancasila yang terwujud dalam lima sila merupakan landasan
bagi pembangunan hak asasi manusia, terutama sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab. Berdasarkan sila ini, bangsa Indonesia mengakui bahwa manusia
memiliki harkat dan martabat yang sama. Oleh karna itu harkat dan martabat
manusia wajib di hormati dan di junjung tinggi.
b. Undang-Undang Dasar 1945
Hak asasi manusia tercermin dalam pembukaan UUD 1945 alinea 1 dengan
pernyataan “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa.” Selain itu, tercermin dalam
batang tubuh UUD 1945 pada pasal 29 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.”
Selain pasal 29 ayat (2) UUD 1945, pengaturan/perlindungan hak warga negara
dapat dijumpai dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
c. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998
Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia yang berisi
piagam hak asasi manusia bagi bangsa Indonesia.

d. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia


UU HAM ini di maksudkan untuk melindungi kepentingan manusia sebagai
individu, masyarakat, dan warga negara Indonesia.

e. UU No. 26 Tahun 2000


UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia. Keberadaan
pengadilan HAM ini di maksud untuk melindungi hak asasi manusia, baik bagi
perorangan maupun masyarakat, serta menjadi dasar penegakan dan kepastian
hukum. Jadi, keberadaan pengadilan HAM diharapkan dapat memberikan rasa
aman dan keadilan dari tindakan yang melanggar hak asasi manusia.

f. Peraturan perundang-undangan lain


Peraturan perundang-undangan lain pada hakikatnya tersirat tujuan untuk
menjamin perlindungan terhadap hak asasi manusia, antara lain:
 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
 UU Pers
 UU Kepolisian Negara
 UU Pertahanan Negara
 UU Penyampaian Pendapat di Muka Umum
 UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
 UU Perlindungan Anak

2. Piagam Hak Asasi Manusia di Indonesia


Munculnya piagam hak asasi manusia bagi bangsa indonesia di dasari
keluarnya Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Dengan
didasari oleh pemahaman, pandangan, dan sikap terhadap hak asasi manusia,
bangsa Indonesia menyatakan bahwa:
a. Hak asasi manusia merupakan hak dasar seluruh umat manusia tanpa ada
perbedaan. Hak asasi manusia adalah hak sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa
yang melekat pada diri manusia, yang bersifat kodrati, universal, abadi, serta
berkaitan dengan hakikat dan martabat manusia.
b. Setiap manusia diakui mempunyai hak asasi yang sama tanpa membedakan jenis
kelamin, warna kulit, kebebasan, agama, usia, pandangan politik, status sosial,
bahasa, serta status lain. Pengabaian atau perampasan terhadap HAM
mengakibatkan hilangnya hakikat dan martabat sebagai manusia sehingga diri dan
perannya tidak dapat di kembangkan secara utuh.
c. Bangsa indonesia menyadari bahwa hak asasi manusia bersifat historis dan
dinamis yang pelaksanaannya berkembang dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Selanjutnya, atas berkat rahmat Tuhan Yang Masa Esa demi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, bangsa
Indonesia yang mengukuhkan Piagam Hak Asasi Manusia dalam bentuk hukum
Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998.
Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia telah di
cabut dan dinyatakan tidak berlaku berdasar ketetapan MPR No. I/MPR? 2003
tentang Peninjauan terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majlis
Permusyawaratan Sementara dan Ketetapan Majlis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002. Isi dari ketetapan
MPR No. XVII/MPR/1998 tersebut telah tertuang dalam
perubahan pertama UUD 1945 Bab XA Pasal 28A-28J.

3. Penegakan HAM di Indonesia


Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia,
di samping dibentuk aturan-aturan hukum juga dibentuk kelembagaan yang
menangani masalah penegakan hak asasi manusia. Berikut ini adalah lembaga-
lembaga penegakan HAM di Indonesia:
a. Komisi nasional Hak asasi manusia (komnas HAM)
Komnas HAM dibentuk melalui keppres No.5 Tahun 1993 pada tanggal 7 juni
1993, yang kemudian di kukuhkan lagi melalui UU No. 39 Tahun 1999 Tentang
Hak Asasi Manusia(UU HAM). UU HAM dibentuk sebagai penguat keppres No.5
Tahun 1993 agar Komnas HAM bersifat independen dan tidak terkesan sebagai
alat pemerintah.
Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat lembaga
negara lainnya dan berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan,
pemantauan, dam mediasi hak asasi manusia.
Tujuan komnas ham adalah sebaga berikut:
 Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan pancasila, UUD 1945 dan piagam perserikatan bangsa-bangsa, serta
deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
 Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna perkembangan
pribadi manusia indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dlam
berbagai bidang kehidupan.
b. Pengadilan HAM
Berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam UU No.26 Tahun 2000,
dinyatakan bahwa pengadilan hak asasi manusia merupakan pengadilan khusus
yang berada di lingkungan pengadilan umum dan kedudukan di daerah kabupaten
atau kota.
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat di luar batas teritorial wilayah negara
Republik Indonesia selama di lakukan oleh warga negara indonesia.
c. Pengadilan HAM Ad Hoc
Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc di bentuk atas usul dari DPR
berdasarkan peristiwa tertentu dengan keputusan presiden, pengadilan HAM Ad
Hoc dibentuk untuk memerisa dan memutuskan perkara pelanggaran hak asasi
manusia berat yang terjadi sebelum di undangkannya UU No. 26 Tahun 2000
tentang pengadilan Hak Asasi Manusia. Misalnya, Untuk kasus Trisakti tahun
1998 dibentuk pengadilan HAM Ad Hoc Trisakti.
d. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
UU No. 26 Tahun 2000 memberikan alternatif bahwa penyelesaian
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dapat dilakukan di luar pengadilan hak
asasi manusia, yaitu melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang dibentuk
berdasarkan undang-undang.
UU No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia di samping
memuat hukum formil/ hukum acara juga memuat hukum materiil berupa
ketentuan mengenai pidana yang berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia
yang berat. Selanjutnya juga dinyatakan dalam UU No.26 Tahun 2000 bahwa
bagi pelanggaran hak asasi manusia yang berat tidak berlaku ketentuan mengenai
kadaluarsa.

B. Berpartisipasi dalam penegakan HAM


1. Proses Penegakan HAM di Indonesia
Sebelum diundangakan UU No.26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi
Manusia, di Indonesia terjadi beberapa peristiwa yang dinilai merupakan
pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Antara lain dapat kita catat seperti
dibawah ini:

 Tragedi Tanjung Periok di Jakarta Tahun 1984


 Tragedi pembunuhan pekerja Marsinah tahun 1993
 Tragedi pembunuhan wartawan Fuad Muhammad Syarifudin tahun 1996
 Tragedi penyrangan kantor DPP PDI tahun 1996
 Tragedi Trisakti tahun 1998
 Tragedi aksi pembakaran dan penjarahan tahun 1998

Kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang berat tersebut terjadi


antara kelompok penduduk sipil dengan kelompok penduduk yang lain. Akan
tetapi, ada juga yang dilakukan oleh negara terhadap penduduk sipil. Jadi,
pelanggaran hak asasi manusia bisa dilakukan oleh masyarakat, individu, atau
aparat selaku penyelenggara negara.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, UU No. 26 Tahun 2000 Pasal 43
mrenyatakan bahwa dapat dibentuk pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc yang
diberi wewenang utuk memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia berat yang terjadi sebelum keluarnya UU No. 26 Tahun 2000 tentang
pengadilan HAM.
Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc seperti yang di maksudkan UU No. 26
Tahun 2000 Pasal 43 ini berada di lingkungan peradilan umum. Pembentukan
pengadilan HAM Ad Hoc atas usul DPR berdasarkan peristiwa pelanggaran hak
asasi manusia berat yang terjadi di tempat tertentu.
Perlindungan hak asasi manusia diwujudkan melalui proses peradilan bagi
para pelaku pelanggaran hak asasi manusia dalam UU No. 26 tahun 2000 tentang
pengadilan Hak Asasi Manusia telah di atur mengenai langkah-langkah
penyelesaian perkara pelanggaran berat hak asasi manusia.
Penyelesaian perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dapat juga
di lakukan di luar pengadilan hak asasi manusia. Pasal 47 UU No. 26 Tahun 2000
menyatakan bahwa penyelesaian perkara pelanggaran hak asasi manusia yang
berat dapat dilakukan oleh suatu komisi, yaitu Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
Komisi ini di bentuk dengan suatu undang-undang.

2. Berpartisipasi terhadap penegakkan HAM dalam kehidupan Bermasyarakat,


Berbangsa, dan Bernrgara.

Kehidupan dalam bermasyarakat, dan berbangsa membutuhkan


perlindungan dari negara. Hal ini sesuai dengan kewajiban negara untuk
melindungi segenap bangsa indonesia. Menegakan hak asasi manusia adalah salah
satu bentuk kewajiban melindungi segenap bangsa Indonesia. Perlindungan
diberikan oleh aparat negara yang berwenang, contohnya polisi. Kita hormat
kepada polisi yang bertugas memberikan perlindungan masyarakat dan menjaga
ketertiban masyarakat. Kita dapat membayangkan seandainya dalam kehidupan
bermasyarakat tidak ada yang bertugas menjaga ketertiban, keamanan,dan
perlindungan.
Tidak adanya perlindungan terhadap hak asasi manusia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dapat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut

 Kesewenang-wenangan dari para penyelenggara negara.


 Penindasan atas harkat dan martabat manusia oleh manusia lain.
 Tindak kejahan atau kekerasan terhadap orang lain.
 Rasa tidak aman dan rasa takut.
 Pertikaian, konflik, kekerasan, dan perang antar masyarakat, suku, bangsa dan
antar negara.

Oleh karna itu, sebai pelajar dan generasi muda kita perlu mendukung
proses perlindungan terhadap hak asasi manusia. Kita bisa berpartisipasi dalam
melindungi masyarakat dari tindak kejahatan dan kekerasan. Misalnya, dengan
melaporkan kepada aparat yang berwenang mengenai terjadinya kejahatan di
suatu tempat mendampingi para korban yang meminta perlindungan, dan
memberitahukan mengenai tempat-tempat yang aman bagi warga.
Partisipasi warga negara dalam penegakan hak asasi manusia dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 Memberikan pengetahuan yang luas kepada masyarakat akan pentingnya hak


asasi manusia dan penghargaan atas hak asasi manusia.
 Melakukan pencegahan terhadap upaya-upaya pihak-pihak tertentu yang dapat
menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia.
 Memberikan bantuan kepada aparat penegak hukum dalam menyelesaikan kasus
pelanggaran hak asasi manusia.

Dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM juga di sebutkan adanya partisipasi
masyarakat. Bentuk partisipasi, setiap orang, kelompok, organisasi politik,
organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga
kemasyarakatan lainnya adalah sebagai berikut:

 Berhak menyampaikan laporan atas terjadinya pelanggaran hak asasi manusia


pada Komnas HAM atau lembaga lain yang berwenang dalam rangka perlindungan,
penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia.
 Berhak untuk mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan yang
berkaitan dengan hak asasi manusia pada Komnas HAM atau lembaga lainnya.
 Secara sendiri maupun kerjasama dengan Komnas HAM dapat melakukan
penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi manusia.

3. Hambatan dan Tantangan Hak Asasi Manusia di Indonesia


Tantangan bagi penegakan hak asasi manusia adalah adanya ancaman dan
tindak pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi. Ancaman terhadap hak asasi
manusia dapat terjadi dalam kondisi sebagai brerikut:

 Terjadi kerusuhan, pertikaian dan peperangan yang berkepanjangan.


 Tidak adanya penghargaan antar sesama.
 Manusia/bangsa berada di bawah penindasan dan penjajahan manusia/bangsa
lain.
 Adanya penguasa negara yang bertindak sewenang-wenang dan serba menguasai.
 Belum ditegakannya hukum dan aturan yang menjamin HAM.
 Belum tegaknya pengadilan HAM yang menangani HAM.
 Belum tegaknya sistem politik demokrasi di dalam negara.

Ancaman dan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi secara terus
menerus dapat mengakibatkan hal-hal seperti tersebut di bawah ini.

 Penindasan atas harkat dan martabat manusia oleh manusia lain.


 Penderitaan lahir batin yang berkepanjangan.
 Sakit hati dan dendam pada diri korban.
 Keretakan hubungan sosial kemasyarakatan.
 Kesewenangan penguasa atau pihak yang berkuasa.
 Kegagalan integrasi dan keamanan nasional.
 Bertikaian, konflik, kekerasan, dan perang antar suku, bangsa, dan antar negara.
 Diisolasi dan dikucilkan masyarakat internasional.
 Kehancuran masa depan kehidupan umat manusia.

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penegakan HAM selalu mempunyai hubungan yang positif dengan tegaknya
hukum di negara hukum seperti Indonesia, sehingga dengan dibentuknya
KOMNAS HAM dan pengadiklan HAM akan sangat berperan penting dalam
penegakan hukum di Indonesia. Atas dasar undang-undang yang mengatur HAM
yaitu UU No. 39 Tahun 1999, UU No. 26 Tahun 2000 dan HAM Ad Hoc akan
membantu bangsa Indonesia untuk menegakan hukum dalam HAM. Dengan itu
berarti bangsa indonesia berhak menikmati kebenaran, kesejahteraan, dan
keadilan hukum di Indonesia. Dengan adanya hukum yang benar maka dengan
sendirinya kehidupan bernegapun akan berjalan dengan baik.

B. Saran
Manusia sebagai makhluk sosial harus mampu dalam mempertahankan
HAM dirinya sendiri, tetapi disamping itu juga kita harus memperhatikan,
menghormati, dan menjaga HAM orang lain. Jangan sampai HAM kita di rebut
atau di injak-injak orang lain, atau sebaliknya kita yang melakukan pelanggaran
terhadap HAM orang lain. Keduanya harus seimbang agar tidak terjadi
pelanggaran HAM.
Disamping itu juga kita harus membantu negara dalam proses penegakan
HAM agar proses penegakan HAM berjalan dengan baik

C. Daftar Pustaka
Wijianto. 2007. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: Piranti Darma Kalok

Anda mungkin juga menyukai