Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

DOSEN PEMBIMBING :
DRS.Nizom Zaini Mpd I
DISUSUN OLEH :
RAIHAN YOAN RAMADHAN
NIM 32211017

DIII RADIOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

Jalan Bintaro Raya No.10,RT 04/RW 10,Tanah Kusir ,Kecamatan Kebayoran


Lama,Kota Jakarta selatan, Daerah khusus ,Ibu kota Jakarta 12240(021) 7207184

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "MANUSIA MEMBUTUHKAN
AGAMA" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Pendidikan agama. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia membutuhkan agama bagi
para pembaca dan juga bagi saya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapa Nizom Zaini selaku dosen Mata
Pendidikan agama. Saya menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar saya
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

Jakarta,10 November 2021

Penulis :

Raihan Yoan Ramadhan


Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Manusia membutuhkan agama di dalam kehidupannya, yaitu sebagai pegangan hidup
baik untuk kehidupan di dunia maupun di akherat kelak. Sudah barang tentu agar
semuanya itu dapat dicapai maka ia harus dapat menjaga keseimbangan antara dua
kebutuhan, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani (agama)
mengandung dua dimensi, yaitu hubungan vertikal (hubungan manusia dengan
pencipta) dan hubungan horizontal (hubungan manusia dengan sesama mahkluk Tuhan
lainnya).

Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan


hubungan dengan Dia melalui serangkaian kegiatan ibadah yang sesuai dengan ajaran
agama itu. Sudah menjadi kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Sejatinya, manusia
adalah makhluk yang lemah, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya perlindungan dari
Tuhannya. Dengan agama yang dimiliki, manusia akan memperoleh perlindungan
dengan menjalin hubungan dengan Tuhannya.

Manusia adalah makhluk yang sangat menarik, makhluk yang paling unik, dijadikan
dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Dapat disimpulkan
bahwa agama sangat perlu bagi manusia, terutama bagi orang yang berilmu.

2. Rumusan masalah

a. Agama : Arti dan Ruang Lingkupnya


b. Pengertian agama
c. Pengertian manusia
d. Hubungan manusia dan agama?
e. Mengapa manusia perlu beragama?
3.Tujuan dan manfaat penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Pendidikan agama serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang manusia
membutuhkan beragama.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulis
dan pembaca tentang Agama dalam pandangan umat bergama dan untuk membuat kita
lebih memahami Agama tersebut.
4. Tujuan penelitian

- Mengetahui Arti dari agama

- Mengatahui Fungsi-fungsi Agama dalam kehidupan

- Mengetahui Latar Belakang Kebutuhan Manusia Terhadap Agama.

BAB II

PEMBAHASAN

1.Agama: Arti dan Ruang lingkupya

Ada bermacam teori mengenai kata agama. Pada mulanya akar kata agama adalah
gam yang mendapat awalan a sehingga menjadi a-gam-a. Akar tersebut dapat pula
mendapat awalan i dengan akhiran yang sama, sehingga menjadi i-gam-a. Dan
mendapat awalan u dengan akhiran yang sama, sehingga menjadi u-gam-a. Dalam
bahasa bali, ketiga bahasa tersebut mempunyai makna sebagai berikut;

a. Agama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan manusia dengan raja.
b. Agama artinya peraturan, tata cara, upacara dalam berhubungan dengan dewa-dewa,
c. Agama artinya peraturan, tata cara dalam berhubungan dengan sesama manusia.
d. Dalam bahasa Belanda terdapat kata ga,gaan dan dalam bahasa Inggris kata go yang
artinya sama dengan gam yaitu pergi. Namun setelah mendapat awalan a pengertian
tersebut berubah menjadi jalan.
Kata jalan sebagai perubahan arti pergi juga terdapat dalam agama Shinto (Jepang),
Budha menyebut undang-undang pokonya :jalan. Dalam agama islam terdapat kata
syari’at dan tariatknya artinya jalan. Selain arti tersebut, menurut teori ada beberapa arti
lain yang terkandung dalam kata agama yaitu tradisi. Yang dimaksud adalah tradisi atau
kebiasaan dalam agama Hindu dan Budha.
Setelah agama islam datang ke Indonesia, masyarakat yang berbahasa melayu
mempergunakan kata ag ama untuk menunjukkan sistem ajaran yang dibawa oleh
islam. Sistem dan ruang lingkup ajaran agama islam berbeda dengan sistem ajaran
agama Hindu dan Budha. Ajaran agama Islam tidak berasal dari tradisi, tetapi dari Alloh
melalui wahyu-Nya yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan
dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat, dan dengan
lingkungan hidupnya.
Dalam bahasa aslinya agama islam disebut din, tetapi mulai timbul kerancuan
pengertian karena lambing yang biasa dipakai dalam agama Hindu dan Budha
dipergunakan untuk din al Islam yang memiliki sistem ajaran dan ruang lingkup yang
sangat berbeda dengan agama yang mendahuluinya.
Kedatangan agama islam ke Indonesia kemudian disusul oleh agama Nasrani dan
timbul istilah baru yang menunjukkan sistem dan ruang lingkup agama Nasrani. Istilah
tersebut adalah religion yang berasal dari bahasa Latin relegere mempunyai arti
berpegang pada norma-norma. Istilah religion kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi religi. Kita harus menghormati pemeluk agama yang sistem dan
ruang lingkupnya berbeda, namun perlu ditegaskan bahwa persamaan istilah dalam
agama tidak dijadikan alasan untuk mengatakan semua agama adalah sama.
Menurut Paul Tillich, setiap orang yang beragama selalu berbeda dalam keadaan
involved (terlibat) dengan agama yang dianutnya. Menurut prof. Rasjidi, manusia yang
beragama itu “aneh”, ia melibatkan diri dengan agama yang dipeluknya dan
mengikatkan dirinya kepada Tuhan. Tetapi bersamaan dengan itu ia merasa bebas,
karena bebas menjalankan sesuatu menurut keyakinannya. Ia tunduk kepada Yang
Maha Kuasa, tetapi ia merasa dirinya terangkat karena mendapat kesleamatan.
Keselamatanlah yang menjadi tujuan akhir kehidupan manusia dan keselamatan itu
akan diperoleh melalui pelaksanaan keyakinan agama yang ia anut. Jadi dapat
disimpulkan bahwa agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan
mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, menyembah dan permohonan, dan
membentuk sikap hidup manusia menurut ajaran agama tersebut.
1. Pengertian agama
Agama menurut bahasa sansekerta, agama berarti tidak kacau (a=tidak gama=kacau)
dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia
dari kekacauan. Didunia baratter dapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini,
yaitu: religi, religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh
penderitaan atau mati-matian , perbuatan ini berupa usaha atau  sejenis  per ibadatan
yang dilakukan  secara  berulang  ulang.
Agama menurut KBBI adalah system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan)
dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan nya.
Istilah lain bagi agama ini yang berasal dari bahasa arab, yaitu  addiin yang berarti: 
hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan dan pembalasan.
Kesemuanya itu memberikan  gambaran bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan
penyerahan, mutlak dari seorang hamba kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan
tingkah laku tertentu, sebagai manifestasi  ketaat anter sebut (Moh.Syafaat,1965).
Dan secara umum, Agama adalah suatu system ajaran tentang Tuhan, dimana penganut-
penganut nya melakukan tindakan-tindakan ritual,  moral atau social atas dasar aturan-
aturan-Nya. Agama juga memiliki syarat, unsur dan fungsi.
a. Syarat-Syarat Agama
1. Percaya dengan adanya Tuhan
2. Mempunyai kitab suci sebagai pandangan hidup umat-umatnya
3. Mempunyai tempat suci
4. Mempunyai Nabi atau orang suci sebagai panutan
5. Mempunyai hari raya keagamaan.
b. Unsur-Unsur Agama
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
1. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada
keraguan lagi
2. Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
3. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-Nya,
dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran
agama.
4. Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang
dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
5. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama.
c. Fungsi Agama
1. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
2. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan
manusia.
3. Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
4. Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
5. Pedoman perasaan keyakinan
6. Pengungkapan estetika (keindahan)
7. Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.

2. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk yang sanagat menarik. Oleh karena itu ia telah menjadi
sasaran studi sejak dahulu , kini dan kemudian hari. Para ahli telah mengkaji manusia
menurut bidang studinay masing – masing , tetapi sampai sekarang para ahli masih
belum mencapai kata sepakat tentang manusia . Terbukti dari banyaknya penamaan
manusia , misalnya homo sapien ( manusia berakal ), homo economicus ( manusia
ekonomi ) yang kadang kala disebut economic animal ( binatang ekonomi ), dan
sebagainya, Al- Qur’an tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok binatang
selama manusia mempergunakan akalnya dan karunia Tuhan lainnya.
Di dalam Al-Qur’an manusia disebut antara lain dengan:
a. Bani Adam (QS. Al Isra (17) : 7 )
‫ِإ ْن َأحْ َس ْنتُ ْم َأحْ َس ْنتُ ْم َأِل ْنفُ ِس ُك ْم ۖ َوِإ ْن َأ َسْأتُ ْم فَلَهَا ۚ فَِإ َذا َجا َء َو ْع ُد اآْل ِخ َر ِة لِيَسُو ُءوا ُوجُوهَ ُك ْم َولِيَ ْد ُخلُوا ْال َم ْس ِج َد َك َما َد َخلُوهُ َأو ََّل‬
‫َم َّر ٍة َولِيُتَبِّرُوا َما َعلَوْ ا تَ ْتبِيرًا‬
Artinya : Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang
saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk
menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana
musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-
habisnya apa saja yang mereka kuasai. 
b. Basyar QS. Al Khafi (18) :110)
َ ً‫ي َأنَّ َما ِإلَهُ ُك ْم ِإلَهٌ َوا ِح ٌد فَ َمن َكانَ يَرْ جُو لِقَاء َربِّ ِه فَ ْليَ ْع َملْ َع َمال‬
‫ا َد ِة‬€€َ‫صالِحا ً َواَل يُ ْش ِر ْك بِ ِعب‬ َّ َ‫قُلْ ِإنَّ َما َأنَا بَ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم يُو َحى ِإل‬
١١٠﴿ ً‫َربِّ ِه َأ َحدا‬
Artinya : Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan
Yang Esa”. “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah
ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya“.
c. Al-Insan ( QS. Al Insan (76):1 )

Artinya : Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika
itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
d. An-nas (QS.An-Nas (14):1)
ِ َّ‫قُلْ َأعُو ُذ بِ َربِّ الن‬
‫اس‬
Artinya: Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia. 

Bertolak dari rumusan singkat itu , menurut ajaran Islam , manusia , dibandingkan
dengan makhluk lain , mempunyai berbagai ciri, antara lain ciri utamanya adalah :
a. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik , ciptaan Tuhan
yang paling sempurna.
b. Manusia memiliki potensi ( daya atau kemempuan yang mungkin dikembangkan
) beriman kepada Allah.
c. Manusia diciptakan Alloh untuk mengabdi kepada-Nya . Tugas manusia untuk
mengabdi kepada Allah.
d. Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadikan Khalifah-Nya di bumi.
e. Di samping akal , manusia dilengkapi dengan perasaan dan kemauan atau
kehendak . Dengan akal dan kehendaknya manusia akan tunduk dan patuh kepada
Allah, menjadi muslim,tetapi dengan akla dan kehendaknya juga manusia dapat tidak
percaya , tidak tunduk dan tidak patuh kepada kehendak Allah, bahkan mengingkari-
Nya .
f. Secara individual manusia bertanggungjawab atas segala perbuatannya.
g. Berakhlak. Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan dengan makhluk
lain. Artinya , manusia adalah makhluk yang diberi Allah kemempuan untuk
membedakan yang baik dengan yang buruk.
Manusia berasal dari tanah dan air. Yang dimaksud adalah air mani yang berasal
dari saripati makanan yang timbul di atas tanah .Selain dari air yang berasal dari
saripati tanah , komponen pembentukan manusia adalah ruh (ciptaan) Allah.
Dari uraian singkat mengenai asal manusia itu dapat diketahui bahwa manusia ,
menurut agama islam ,terdiri dari dua unsure yaitu unsure material dan unsure
immaterial . Unsur material adalah tubuh yang berasal dari tanah dan air. Unsur
immaterial adalah ruh yang yang berasal dari alam ghaib.
Dari proses kejadian dan asal manusia m,enurut Al-Qur’an , Ali Syari’ati
sejarawan dan ahli sosiologi islam , mengenukakan pendapatnya berupa interpretasi
tenetang hakikat penciptaan manusia . Menurut beliau ada simbolisme dalam penciptaan
manusia dari tanah dan dari ruh (ciptaan) Alloh. Makna simbolisnya adalh manusia
memounyai dua dimensi : dimensi ketuhanan,dan dimensi dimensi kerendahan atau
kehinaan. Ali Syari’ati lalu memberikan rumusan tentang filsafat manusia sebagai
berikut ;
pertama,manusia tiadak saja sama, tetapi bersaudara .Perbedaan antara persamaan
dan persaudaraan adalah jelas . Persamaan menunjuk pada esensi yang identik dalam
diri seliruh umat manusia terlepas dari latarbelakang ras, jenis kelamin, dan warna
kulit.

Kedua,terdapat persamaan antara pria dan wanita , karena mereka berasal dari
sumber asal yang sama yakni dari Tuhan, kendatipun dalam beberapa aspek terdapat
perbedaan-perbedaan (karena kodratnya atau bawaan sejak lahir).

Ketiga,manusia mempunyai drajat lebih tinggi dibandingkan dengan malaikat karena


pengetahuan yang di milikinya.Yang di maksud adalah pengetahuannya tentang nama-
nama.Allah telah mengajarkan nama-nama pada manusia,dan dengan demikian manusia
member nama pada (benda) di dunianya,menyebutkan segala sesuatu dengan tepat.
Keempat,manusia mempunyai fenomena dualistis itu terdiri dari tanah dan roh
(ciptaan). Tuhan.Karena fenomena dualistis itu,manusia bebas untuk memilih.Dengan
kebebasanya,manusia biasa kemana saja dapat memilih apa saja,tetapi harus
mempertanggung jawabkan pilihannya itu.
Manusia kalau diamati perjalanan hidupnya,tanpa kecuali,melalui beberapa
tahap.
Tahap pertama manusia hidup dan berada dialam ghaib dimana alam ghaib berada
tidak ada manusia yang mengetahuinya dengan pasti.Manusia seperti telah di
kemukakan diatas berasal dari saripati tanah dan ruh (ciptaan) Tuhan.
Tahap kedua kehidupan manusia sudah dapat di ketahui dengan pasti yakni dalam
kandungan manusia seorang wanita.Lamanya pun hidup didalam rahim di perkirakan
sekitar 9 bulan.
Tahap ketiga lahirlah janin kea lam dunia.Yang menarik adalah setiap bayi normal
dan sehat akan menangis setelah keluar dari nkandungan ibunya,sedangkan keluarga
yang menanti kehadiranya tertawa.Makna simbolistangis itu adalah manusia yang baru
lahir ke alam dunia “merasakan tantangan” yang akan dihadapinya berupa suka duka
silih berganti dalam kehidupan di tahap ketiga itu nanti.Dan setelah sampai waktunya
ruh (ciptaan) Allah yang merupakan hakikat manusia itu dipisahkan malaikat izrail dari
tubuh manusia.Terjadilah kematian yang pada hakikatnya adalah perpisahan ruh dengan
jasad yang bersatu pada diri manusia selama waktu tertentu.
Masuklah kehidupan manusia ke tahap keempat. Di alam ini ruh menunggu sanpai
dunia kiamat (berakhir). Setelah itu semua yang pernah hidup di dunia dibangkitkan
untuk diperiksa , dihitung segala perbuatannya selama kehidupan tahap ketiga , di suatu
yempat yang disebut Padang Mahsyar (tempat dikumpulkan seperti manusia berkumpul
disuatu tempat waktu melakukan ibadah haji di padang Arafah).Orang yang beriman
dan bertakwa , mengikuti pedoman yang diberikan Alloh dan melaksanakannya ,
dimasukkan ke dalam janah atau surga. Sebaliknya, jika manusia tidak beriman dan
tidak bertakwa serta tidak melakukan amal saleh selama hidupnya di dunia dimasukkan
ke dalam nar atau neraka.
Dari uraian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang terdiri dari jiwa dan raga , berwujud fisik dan ruh (ciptaan) Allah. Sebagai
makhluk ilahi hidup dan kehidupannya berjalan melalui lima tahap, masing-masing
tahap disebut “alam” yaitu :
(1) di alam ghaib,
(2) di alam rahim,
(3) di alam dunia ,
(4) di alam barzah dan
(5) di alam akhirat yakni alam tahap terakhir hidup dan kehidupan manusia.

3. Hubungan manusia dengan agama

Dalam masyarakat sederhana banyak peristiwa yang terjadi dan berlangsung di


sekitar manusia dan di dalam diri manusia, tetapi tidak dipahami oleh mereka. Yang
tidak dipahami itu dimasukkan ke dalam kategori gaib. Karena banyak hal atau
peristiwa gaib ini menurut pendapat mereka, meraka merasakan hidup dan kehidupan
penuh dengan kegaiban. Menghadapi peristiwa gaib ini mereka merasa lemah tidak
berdaya. Untuk mengautkan diri, merela mencari perlindungan pada kekuatan yang
menurut anggapan mereka menguasai alam gaib yaitu dewa atau Tuhan. Karena itu
hubungan mereka dengan para dewa atau Tuhan menjadi akrab. Keakraban hubungan
dengan dewa-dewa atau Tuhan itu terjalin dalam berbagai segi kehidupan : social,
ekonomi, kesenian,dan sebagainya. Kepercayaan dan system hubungan manusia dengan
para dewa atau Tuhan itu membentuk agama. Manusia, karena itu, dalam masyarakat
sederhana mempunyai hubungan erat dengan agama. Gambaran ini berlaku di seluruh
dunia.
Dalam masyarakat modern yaitu masyarakat yang telah maju, masayarakat yang
telah memahami peristiwa-peristiwa alam dan dirinya melalui ilmu pengetahuan,
ketergantungan kepada kekuatan yang dianggap menguasai alam gaib dalam masyarakat
sederhana menjadi berkurang bahkan di beberapa bagian dunia menjadi hilang.
Perkembangan pemikiran manusia terhadap diri dan alam sekitarnya menjadi berubah.
Timbullah berbagai teori mengenai hubungan manusia dengan diri dan alam sekitarnya.
Salah satu teori yang banyak mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu pengetahuan social, adalah teori August Comte yang terdapat dalam
bukunya yang mashur : Course de la Philosophie (1842). Ia menyebut tiga tahap
perkembangan manusia, yaitu :
a. Tahap Teologik, yaitu tahap pemikiran manusia yang percaya kepada Tuhan,
percaya kepada ajaran agama. Dalam pemikiran teologik ini manusia belum tahu
tentang musabab kejadian di alam ini, tidak tahu mengenai hal atau peristiwa-peristiwa
yang terjadi di sekitarnya.
b. Tahap Metafisik, yaitu tahap pemikiran manusia yang percaya pada ketakutan
atau hal-hal non fisik, yang tidak terlihat. Untuk keselamatan dirinya, dalam tahap ini
manusia berusaha menjinakkan kekuatan-kekuatan non fisik itu dengan sajian-sajian.
Dan apabila pengalaman serta pengetahuan manusia tumbuh dan berkembang lebih
lanjut, tahap pemikirannya pun meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Pada tingkat
atau tahapan nin sepei jaman modern sekarang, manusia telah mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang alam dan dirinya sendiri.
c. Tahap Positif, yaitu tahap pemikiran manusia yang masih tetap percaya pada
Tuhan dan metafisika. Di Eropa dan Amerika cenderung kembali pada Tuhan atau
ajaran agama di penghujung abad XX dan dalam abad XXI yang akan datang.
Sekuralisme yang berasal dari Inggris, menyeberang ke Eropa dan Amerika serta
menjalar ke seluruh dunia, menopang teori August Comte.
Sejarah umat manusia di barat menunjukkan kepada kita bahwa dengan
mengenyampingkan agama dan menempatkan ilmu dan akal manusia semata-mata
sebagai satu-satunya ukuran untuk menilai segala-galanya (anthropocentrisme yaitu
paham yang mejadikan manusia menjadi pusat), telah menyebabkan berbagai krisis dan
malapetaka. Dan karena pengalaman itu, kini perhatian manusia di bagian dunia itu dan
di selururh dunia kembali kepada agama. Ini disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya adalah :
a. Para ilmuwan yang selama ini meninggalkan agama, kembali berpaling pada
agama sebagai pegangan hidup yang sesungguhnya.
b. Karena harapan manusia kepada otak manusia untuk memecahkan segala
masalah yang dihadapinya pada abad-abad lalu, ternyata tidak terwujud.
Memang, sains dan teknologi telah memudahkan dan menyenangkan kehidupan
manusia, namun bersamaan dengan itu teknologi itu sendiri telah mengancam
kehidupan manusia yang membuatnya. Dengan panduan agama, terutama agama yang
berasal dari Allah SWT, teknologi dapat dikembangkan dan diarahkan untuk tujuan-
tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan, membawa keselamatan dan kebahagiaan umat
manusia.
Agama sangat perlu bagi manusia terutama bagi orang yang berilmu, apa pun
disiplim ilmunya. Sebabnya, karena dengan agama ilmunya akan lebih bermakna.Bagi
kita umat Islam, agama yang dimaksud adalah agama yang kita peluk yaitu agama
Islam.

5.Mengapa Manusia Perlu agama

Lazimnya, kita beragama cuma ikut orang tua saja. Jika kita lahir di timur dari
keluarga islam, maka kita islam. Jika kita lahir di barat dari keluarga christian, maka
kita christian. Jika kita lahir di Himalaya dari keluarga budha, maka kita jadi
bhisksu. Bila kita cermati, kecenderungan beragama ini merupakan fakta yang ada pada
tiap diri manusia. Sadar atau tidak, manusia punya kecenderungan untuk
menghubungkan dirinya dengan kekuatan yang Mahasempurna dan Mahasegalanya—
sebagai bentuk ketidakberdayaannya.
Agama membentuk jiwanya ber-budipekerti dengan adab yang sempurna baik
dengan tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat. Agama sudah sangat sempurna
dikarenakan dapat menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta
dibenarkan. keburukan cara ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarenakan
ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya. memburukan serta membandingkan agama
satu dengan yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama.
Ada beberapa tujuan agama yaitu :
a. Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa
(tauhid).
b. Mengatur kehidupan manusia di dunia, agar kehidupan teratur dengan
baik,sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan
batin, dunia dan akhirat.
c. Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.
d. Menyempurnakan akhlak manusia.
Apakah alam ini memiliki Tuhan? Siapa ya? Apa ciri-ciri dan sifat-Nya?
Bagaimana hubungannya dengan manusia? Apakah badan manusia yang material
memiliki sesuatu yang lain yang non-material? Apakah ada kehidupan lagi setelah
dunia? Dan kalau memang demikian, bagaimana hubunganya dengan kehidupan
yang sekarang? Pertanyaan-pertanyaan ini, dan setumpuk pertanyaan lainnya
membuat rasa ingin tahu manusia (fudhûli) mulai terusik, dan hal ini berkecamuk
dalam dirinya, yang tak akan pernah reda sampai ia menemukan jawaban yang
memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai