Disusun Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Agama Menjadi Kebutuhan Dasar Manusia..................................................3
2.2 Kebutuhan Manusia Terhadap Agama...........................................................3
2.3 Aturan Manusia Dalam Beragama.................................................................4
BAB III....................................................................................................................6
PENUTUP................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat
hidup dan berkembang dengan baik tanpa bantuan orang lain. Hubungan manusia
dengan sesama manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup yang
kompleks, yaitu kebutuhan bersifat fisik dan psikis. Substansi hubungan
manusia itu pada pokoknya adalah saling memenuhi kebutuhan masing-
masing. Ini pertanda bahwa manusia diberikan batasan-batasan tentang
perbuatan yang baik untuk keharmonisan interaksi.
Agama merupakan risalah yang disampaikan Tuhan kepada para nabi-Nya
untuk memberi peringatan kepada manusia. Memberi petunjuk sebagai
hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam
menyelenggarakan tata hidup yang nyata. Mengatur tanggung jawab kepada
Allah, kepada masyarakat dan alam sekitarnya. Oleh karena itu, kewajiban
semua orang untuk menyadarkan bahwa agama merupakan kebutuhan umat
manusia.
Untuk membahas hal tersebut yang menjadi pokok masalah dalam
tulisan ini adalah untuk menjawab “mengapa manusia
membutuhkan agama”, dengan sub pokok bahasan : Pengertian agama dan
agama Islam, Agama-agama Samawi dan Islam, Fungsi dan kedudukan
agama dalam kehidupan, dan Latar belakang perlunya manusia
beragama.
1
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui kebutuhan dasar manusia dalam beragama.
Untuk mengetahui kebutuhan manusia terhadap agama.
Untuk mengetahui aturan-aturan manusia dalam beragama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun kata religi berasal dari bahasa Latin yaitu berasal dari kata
relegere yang mengandung arti yang mengumpulkan dan membaca. Pengertian
demikian itu juga sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara-
cara mengabdi kepada Tuhan yang terkumpul dalam kitab suci yang harus dibaca.
Orang yang menjalankan kewajiban dan patuh kepada perintah agama akan
mendapat balasan yang baik dari Tuhan, Sedangkan orang yang tidak
menjalankan kewajiban dan ingkar terhadap perintah Tuhan akan mendapat
balasan yang menyedihkan.
3
Al-Quran, Musa Asy’ari sampai pada suatu kesimpulan, bahwa manusia
insan adalah manusia yang menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang
tidak diketahuinya. Manusia insan secara kodrati sebagai ciptaan Tuhan
yang sempurna bentuknya dibandingkan dengan ciptaan Tuhan lainya sudah
dilengkapi dengan kemampuan mengenal dan memahami kebenaran dan
kebaikan yang terpancar dari ciptaan-Nya.
Al-Quran menegaskan bahwa nafsu berpotensi positif dan negatif,
namun diperoleh pula isyarat bahwa pada hakikatnya potensi positif manusia
lebih kuat daripada potensi negatifnya,hanya saja daya tarik keburukan lebih
kuat daripada daya tarik kebaikan. Sifat-sifat yang cendrung kepada
keburukan yang ada pada manusia itu antara lain berlaku zhalim, dalam
keadaan susah payah, suka melampaui batas, sombong, ingkar dan sebagainya.
Faktor lain yang menyebakan manusia memerlukan agama adalah karena
manusia, dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan,
baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat
berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan tantangan dari
luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang di lakukan manusia
yang secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan.
4
5. Bersikap jujur.
6. Membaca kitab suci agama masing-masing dan mengamalkannya di
kehidupan sehari-hari.
7. Mencegah dan tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama.
8. Mengimani adanya Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-
masing.
Sanksi dalam norma beragama terbagi menjadi dua, sanksi secara tidak
langsung, artinya pelanggarnya baru akan menerima sanksinya nanti di akhirat
berupa siksaan di neraka. Dan sanksi langsung, artinya jika seseorang telah
melanggar norma agama. baik mengakui sendiri di depan mufti atau hakim, atau
kedapatan/tertangkap basah melakukan pelanggaran agama, dikenakan hukuman
sesuai dengan pelanggarannya.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agama adalah pegangan hidup untuk menuju kehidupan yang kekal.
Agama adalah solusi untuk menjawab persoalan kehidupan manusia. Manusia
yang sadar akan agamanya sangat dibutuhkan maka praktik agama yang dilakukan
dijalani dengan ikhlas tanpa melihat bahwa itu sebuah kewajiban. Kehidupan
modern yang mengikis keimanan manusia bukan sebuah alasan untuk tidak
berusaha dalam memperbaikinya. Melainkan arus modern dijadikan acuan untuk
terus meningkatkan ketakwaan.
6
DAFTAR PUSTAKA