Dosen Pengampu:
Mambaul Ulumiddin, M.Pd.I
Disusun Oleh :
1. Hanif Hafidzah (P27838122010)
2. I Made Rama Bhaskara A.P (P27838122012)
3. M. Lailan Adha (P27838122015)
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah AWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-NYA sehingga makalah kami yang berjudul “Taat Hukum Tuhan Dan Fungsi Profetik
Agama” dapat diselesaikan dengan baik.
Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada dosen pengajar mata kuliah Agama
Bapak Mambaul Ulumiddin M.Pd.I yang telah mengamanahi penugasan makalah ini. Ucapan
terimakasih juga saya sampaikan kepada rekan-rekan atu tim, atas kerjasama, partisipasi serta
dukunganya terhadap oengerjaan makalah ini.
Kiranya hasil pengerjaan makalah ini tidak sampai pada titik kesempurnaan. Sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Semoga makalh ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakangnya...............................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................2-4
A. Pengertian Agama.............................................................................................2
B. Pengertian Hukum.............................................................................................3
C. Pengertian Profetik Agama..............................................................................3
D. Fungsi Profetik Agama....................................................................................4
E. Fungsi Profetik Agama Dalam Hukum............................................................4
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................5
A. Kesimpulan......................................................................................................5
B. Saran..................................................................................................................5
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan sarana yang menjamin kelapangan dada dalam individu dan
menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya. agama akan memelihara manusia dari
segala bentuk perilaku yang salah, dan menjauhkanya dari tingkah laku yang
merugikan diri sendiri maupun orang lain. Bahkan agama akan membuat hati manusia
menjadi jernih, halus, dan suci. Di samping itu, agama merupakan benteng pertahanan
bagi generasi muda dalam menghadapi berbagai macam perilaku yang tidak sesuai
dengan norma- norma yang ada di masyarakat
Salah satu aspek penting dalam pengenalan kepada Allah adalah mematihi
kehendak-NYA. Secara umum kita dapat berkata bahwa setiap kejadian yang terjadi
dalam kehidupan adalah manifestasi-manifestasi dari Kehendak Allah SWT. Kehendak
Allah karena itu merupakan aktualitas dari setiap hasrat ilahiyah yang menjadi
peristiwa yang kemudian bisa dirasakan, baik dengan panca inderawi maupun dengan
kehalusan citarasa. Dan karena itu pula, pengungkapan suatu kejadian sebagai
kehendak Allah harus disertai dengan pemahaman dan ilmu.
Kesederhanaan pengetahuan manusia tentang ketaatan kepada Allah lah yang
menjadikan manusia lalai terhadap perannya. Apabila tidak diketahuinya dasar
tersebut, semakin merebaknya ketidaktaatan manusia terhadap perintah Allah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum serta jenis-jenis hukum?
2. Apa yang dimaksud dengan profetik agama?
3. Apa fungsi dari profetik agama?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AGAMA
Agama adalah suatu ajaran dan sistem yang mengatur tata keimanan/ kepercayaan
dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta tata kaidah terkait pergaulan
manusia dengan manusia serta lingkungannya.
Pendapat lain mengatakan arti agama adalah suatu kepercayaan dan penyembahan
terhadap kuasa dan kekuatan sesuatu yang luar biasa di luar diri manusia. Sesuatu yang
luar biasa itu disebutkan dengan beragam istilah sesuai dengan bahasa manusia,
misalnya; Aten, Tuhan, Yahweh, Elohim, Allah, Dewa, God, Syang-ti, dan lain
sebagainya.
Kata “Agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang secara umum berarti suatu
tradisi, dimana “A” artinya tidak dan “Gama” artinya kacau. Sehingga bila dilihat dari
asal katanya, definisi agama adalah suatu peraturan yang dapat menghindarkan manusia
dari kekacauan, serta mengarahkan manusia menjadi lebih teratur dan tertib.
1. Anthoni F. C. Wallace
2. Émile Durkheim
Menurut Émile Durkheim, arti agama adalah suatu sistem yang terdiri dari
kepercayaan serta praktik yang berhubungan dengan hal suci dan menyatukan para
penganutnya dalam suatu komunitas moral (umat).
3. Nicolaus Driyarkara SJ
Menurut Nicolaus Driyarkara SJ, pengertian agama adalah suatu kenyakinan karena
adanya kekuatan supranatural yang mengatur serta menciptakan alam dan seisinya.
4. Jappy Pellokila
Menurut Jappy Pellokila, pengertian agama adalah suatu keyakinan yang percaya
dengan adanya tuhan yang maha esa serta mempercayai hukum-hukumnya.
5. Damianus Hendropuspito
Menurut Damianus Hendropuspito, pengertian agama adalah suatu sistem nilai yang
mengatur hubungan antara manusia dengan alam semesta yang memiliki keterkaitan
dengan keyakinan.
B. PENGERTIAN HUKUM
Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan
tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah
terjadinya kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya kepastian
hukum dalam masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarat berhak untuk memperoleh
pembelaan didepan hukum. Hukum dapat diartikan sebagai sebuah peraturan atau
ketetapan/ ketentuan yang tertulis ataupun yang tidak tertulis untuk mengatur
kehidupan masyarakat dan menyediakan sangsi untuk orang yang melanggar hukum.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama sebagai bagian dari kebudayaan manusia tidak hanya dipandang sebagai bentuk ekspresi
tapi juga isi. Ekspresi berupa tanda-tanda fisik sedangkan isi adalah fungsi (Umberto Eco, 1976).
Dalam ranah kebudayaan, simbolisasi melalui kata, kalimat, teks, perilaku sampai peribadatan
pertama-tama muncul sebagai representasi dari isi. Objek aktual di dunia ini akan bernilai guna
jika ia ditandai dan fungsinya telah dikenali. Ketika manusia pertama kali menemukan suatu
tumbuhan dan mengenali fungsinya untuk kesehatan, maka tumbuhan itu adalah obat (ekspresi)
yang menjadi bagian dari kebudayaan manusia karena berguna untuk menyembuhkan suatu
penyakit (isi-fungsi). Begitu pula dalam agama, ekspresi simbolik harus merepresentasikan isi
dari keluhuran agama. Dalam skala kecil, ucapan salam, cara berpakaian, pola hubungan, dan
bentuk peribadatan bukan sekadar ekspresi simbolik semata tapi isi yang dikontekstualisasikan.
B. Saran
1. Agar manusia taat kepada hukum Allah, manusia memerlukan kesadaran bahwaAllah lah
Sang Maha Pencipta.
2. Untuk mengatasi pihak yang kurang sadar terhadap ketaatan kepada Allah, manusia
hendaknya menyadari bahwa ada surga dan neraka sebagai timbal balik perbuatan
manusia di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Robbi Sholi. (2013). Fungsi Profetik Agana Di Dalam Hukum. Diakses pada 07 Agustus
2015. https://robisevilla.blogspot.id/2013/04/fungsi-profetik-agama-di-dalam-
hukum.html
Akrom Urbane. (2010). Fungsi Profetik Agama Dalam Hukum. Diakses pada 07 Agustus
2022. https://axsdv.blogspot.co.id/2010/03/fungsi-profetik-agama-dalamm-hukum.html
Andrilamodji. (2014). Pengertian, Tujuan Jrnis Jenis Dan Macam-Macam Pembagian
Hukum. Diakses paa 07 Agustus 2022.
https://andrilamodji.wordpress.com/hukum/pengertian-tujuan-jenis-jenis-dan-macam-
macam-pembagian-hukum/