PENGANTAR
DAFTAR ISI
TEMA I:
MANUSIA MAKHLUK PRIBADI: SIAPA SAYA
Pelajaran 1
Pelajaran 2
Pelajaran 3
Pelajaran 4
Pelajaran 5
Pelajaran 6
Pelajaran 7
Pelajaran 8
Pelajaran 9
Pelajaran 10
TEMA II:
YESUS KRISTUS
Bagian Pertama
KITAB SUCI DAN TRADISl
Pelajaran 11a : Kitab Suci Perjanjian Lama
Pelajaran 11b : Kitab Suci Peijanjian Baru
Pelajaran 12
: Tradisi
Bagian Kedua
YESUS MEWARTAKAN DAN NEMPERJUANGKANKERAJAAN ALLAH
Pelajaran 13 : Gambaran Kerajaan Allah pada Zaman Yesus
Pelajaran 14 : Yesus Mewartakan dan Memperjuangkan Allah
Bagian Ketiga
SENGSARA, WAFAT DAN KEBANGKITAN YESUS
Pelajaran 15 : Sengsara dan Wafat Yesus.,
Pelajaran 16 : Kenangkitan dan Kenaikan Yesus ke Surga
Bagian Keempat
YESUS, SAHABAT, TOKOH IDOLA .DAN PUTRA ALLAH
Pelajaran 17 : Yesus Sahabat Sejati dan Tpkoh Idola
Pelajaraa 18 : Yesus Putra Allah dan Juru Selamat
Bagian Kelima
ROH KUDUS DAN ALLAH TRITUNGGAL
Pelajaran 19 : Roh Kudus
Pelajaran 20 : Tritunggal Mahakudus
TEMA I
MANUSIA MAKHLUK PRIBADI: SIAPA SAYA
PENGANTAR
Para siswa yang kini mulai menduduki bangku Kelas X SMA adalah insan-insan yang sedang
menjalani masa remaja yang kaya warna. Mereka sedang berusaha untuk mencari dan menemukan
identitas atau jati dirinya. Dalam usahanya yang penting ini, mereka perlu didampingi dengan baik
untuk mengenal dan menerima dirinya secara tepat, sehingga mereka tidak jatuh ke dalam sikap-sikap
yang ekstrem, yaitu sikap rendah diri atau sikap angkuh. Rendah diri karena tidak dapat menerima
kekurangan-kekurangan yang melekat di dalam dirinya, angkuh karena terlalu membanggakan
keunggulan-keunggulan yang dimilikinya. Mengenal dan menerima diri secara tepat adalah modal
utama untuk perkembangan diri dan pribadi ke arah yang lebih baik.
Tema 1 tentang "Manusia Makhluk Pribadi" ini akan dijabarkan ke dalam beberapa topik yaitu:
1. Saya Pribadi yang Unik
2. Saya Memiliki Kelebihan dan Kekurangan
3. Saya Diciptakan Sebagai Citra Allah
4. Saya dan Sesama adalah Saudara
5. Kepriaan dan Kewanitaan
6. Tugas Pria dan Wanita
7. Suara Hati
8. Membina Suara Hati
9. Sikap Kritis Terhadap Media Massa
10. Sikap Kritis Terhadap Paham, Aliran, dan Ideologi yang Berkembang
KOMPETENSI DASAR
Siswa mengenal diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya, cita-cita dan panggilan
hidupnya, sehlngga ia dapat menerima diri sebagaimana adanya.
Pelajaran 1. Saya Pribadi yang Unik.
PEMIKIRAN DASAR
Secara jasmaniah remaja adalah manusia yang sedang mekar-mekarnya. Badan mereka sangat
indah dan mengagumkan. Dalam badan yang indah itu terdapat kekayaan rohaniah yang sangat
potensial seperti: kemampuan menari dan menyanyi, tertawa dan menangis, mencintai dan bercita-cita,
berpikir dan berfantasi, berkehendak dan mengambil keputusan secara bebas. Selain kemampuankemampuan tersebut di atas, manusia masih dihiasi oleh kekayaan rohaniah yang lain, yaitu karakter
dan sifat, seperti sifat ramah tamah, pemurah, setia, penuh pengertian, dan sebagainya.
Manusia muda memiliki pengalaman-pengalaman, baik pengalaman yang menyenangkan
maupun pengalaman pahit yang menantang. Setiap insan remaja pasti memiliki pengalamanpengalaman yang unik.
Singkatnya, manusia adalah makhluk yang indah dan "istimewa". Keistimewaan dan keagungan
manusia ini hendaknya sungguh disadari oleh semua siswa. Untuk melukiskan keistimewaan dan
keagungan manusia itu, Kitab Suci Kejadian menceritakannya dengan indah sekali.
1. Waktu menciptakan manusia, Tuhan merencanakan dan menciptakannya menurut gambar dan
rupa-Nya, menurut citra-Nya (Kej 1: 26).
2. Waktu menciptakan manusia, Tuhan bekerja" secara istimewa. Tuhan membentuk manusia dari
debu dan tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya" (Kej 2: 7).
3. Segala sesuatu, termasuk taman Firdaus itu diserahkan untuk manusia (Kej 1:26).
Bukankah manusia itu istimewa? Tuhan memperlakukan manusia secara khusus. Manusia
sudah dipikirkan dan direncanakan oleh Tuhan sejak keabadian. Kehadiran manusia di bumi
dipersiapkan dan diatur secara teliti dan mengagumkan. Manusia sungguh diperlakukan sebagai
"orang" sebagai pribadi "seperti" Tuhan sendiri.
Pertanyaan Refleksi:
1. Sebutkan pesan Mz 139!
2. Buatlah kliping artikel yang dapat mendorong agar orang dapat menjadi diri sendiri!
Pelajaran 2
PEMIKIRAN DASAR
Para remaja kadangkala tidak menyadari potensi-potensi yang dimilikinya, tetapi di pihak lain
mereka pun sulit menerima keterbatasan-keterbatasannya. Dalam pelajaran ini, kita mau menyadari
bahwa kita adalah ciptaan yang unik. Pria ataupun wanita mempunyai potensi-potensi yang besar atau
talenta-talenta yang berharga, selain keterbatasan-keterbatasan, yang memang sudah merupakan
bagian dan kodrat manusiawi kita.
Pertama : Potensi-potensi dan keunggulan dalam diri setiap orang
Setiap siswa mungkin belum menyadari potensi-potensi dan keunggulan yang mereka
miliki. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh pendidikan di rumah ataupun di luar
rumah di mana mereka masih diperlakukan seperti anak-anak. Dengan demikian,
kepercayaan diri mereka seolah-olah dibungkam sehingga mereka belum menyadari
kemampuan-kemampuannya. Slogan-slogan seperti: "Kaum muda adalah harapan atau
masa depan Gereja dan Bangsa" memberi kesan seolah-olah peranan para remaja
adalah hanya untuk masa yang akan datang, bukan sekarang. Hal ini juga dapat
menyebabkan kaum remaja secara tidak sadar memendamkan bakat-bakat dan
kemampuannya untuk masa depan. Belum tagi larangan-larangan yang terus-menerus
dari semua pihak untuk kegiatan dan kreativitas para remaja yang dinilai tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia atau moral tradisional. Semua itu dapat membuat
para remaja tidak kreatif atau berdiam diri, acuh tak acuh atau frustasi. Sebaliknya,
kemungkinan ada sementara siswa yang sangat menyadari keunggulan-keunggulannya
sehingga mereka ber-sikap arogan, angkuh, dan sok super. Sikap superior atau sikap
"sok" dapat menjadikan hidup seseorang sangat terganggu. Karena merasa "lebih"
daripada yang lain, maka mereka bersaing menonjolkan diri, meremehkan orang lain,
suka membangkang, suka mendahului, dan sebagainya. Hal-hal ini dapat membuat
mereka mudah kecewa, mudah merasa dihina, merasa disingkirkan dari pergaulan, dan
sebagainya.
Kedua: Kekurangan-kekurangan dan berbagai cacat dalam diri setiap orang.
Setiap siswa mungkin belum menyadari berbagai kekurangan dan cacat yang mereka
miliki. Kekurangan atau cacat dapat menyebabkan sikap minder atau sikap rendah diri.
Sikap minder atau rendah diri dapat menjadikan hidup seseorang sangat berat. Siswa
yang menyadari kekurangannya atau cacatnya sering berpikir bahwa hanya orang-orang
lain saja yang beruntung. Mereka selalu merasa sial, karena kekurangannya atau
kecacatannya. Perasaan sial ini sering mengganggu hubungan sosial mereka dengan
orang lain atau hubungan mereka dengan masyarakatnya.
Setiap orang mempunyai kemampuan dan bakat dalam ukuran dan lingkungan tertentu.
Kemampuan dan bakat yang dimiliki seseorang seharusnya dikembangkan dari digunakan. Kemampuan
dan bakat adalah anugerah Tuhan, yang dalam Kitab Suci sering disebut talenta. Tuhan menghendaki
agar talenta itu dikembangkan dan digunakan. Dalam Injil Matius (Mat 25:
44-30), dikisahkan tentang seorang tuan yang memanggil hamba-hamba-Nya dan memberi kepada
mereka sejumlah talenta untuk "dikembangkan" dan "digunakan". Tuan yang memben sejumlah talenta
itu temyata bertindak tegas terhadap hamba yang tidak mengembangkan dan menggunakan talenta
dengan baik.
Setiap orang (termasuk para remaja) diberi talenta oleh Tuhan. Mereka harus mengembangkan
dan menggunakan talenta itu sebagaimana mestinya. Mengembangkan dan menggunakan talenta
sebagaimana mestinya adalah panggilan dan tuntutan Kristiani.
Para remaja (dan kita semua) hendaknya dapat menerima diri seadanya. Tuhan menciptakan kita
seadanya dan apa baik adanya. Menolak kehendak Allah atas diri kita yang konkret dapat menjadi
penghalang bagi kemajuan diri kita sendiri dan menjadi rintangan bagi jalan kita menuju Allah. Kita
hendaknya menerima kehendak Allah yang nyata dalam diri kita. Kita percaya bahwa "Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai
dengan rencana-Nya" (lih. Rom 8:28).
Menerima kehendak Allah berarti menerima bimbingan-Nya, karena Dia akan mengantar kita
Modul Pendidikan Agama Katolik Klas X
setapak demi setapak melalui keadaan konkret diri kita dan lingkungan kita menuju ke keselamatan. Itu
semua akan terjadi sejauh kita menerima dan melaksanakan kehendak-Nya.
Pertanyaan Refleksi:
1. Sebutkan keunggulan diri kalian dalam hal sifat, tubuh, potensi!
2. Sebutkan kekurangan kalian!
3. Bagaimana sikap kalian terhadap keunggulan dan kekurangan kalian?
4. Inspirasi apa saja yang dapat kalian petik dari Mt 25:14-30?
Pelajaran 3
PEMIKIRAN DASAR
Remaja dapat saja dihinggapi oleh perasaan rendah diri atau rasa minder yang dapat menjadi
kendala bagi perkembangan dirinya. Refleksi alkitabiah tentang manusia sebagai gambaran dan citra
Allah kiranya dapat membangkitkan rasa harga diri pada diri siswa (remaja).
Apa artinya manusia adalah gambaran dan citra Allah? Apa kekhasan atau keunikan manusia
sehingga dapat disebut sebagai citra Allah? Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu telah dipelajari bahwa
manusia adaiah makhluk yang unik. Pada pelajaran ini akan diperdalam dua hal yang unik dari manusia
itu, yang membedakan manusia dari ciptaan lain di bumi ini dan yang membuat manusia lebih mirip
dengan sang Penciptanya.
1. Manusia memiliki akal budi dan kehendak bebas.
Dengan akal budinya, manusia dapat mengerti dan menyadari dirinya dan dunia sekitarnya, dapat
mengembangkan hubungan yang khas antar-manusia dan dapat membuat kemajuan. Hewan
misalnya, tak dapat melakukan itu. Dengan kehendak bebasnya, musia dapat bertindak, yaitu
melakukan sesuatu dengan sengaja dan bertanggung jawab. la dapat melakukan tindakan-tindakan
moral.
2. Manusia dikurniakan kemampuan untuk "berkuasa oleh Allah. la diberi kuasa untuk memanfaatkan,
menata, dan melestarikan ciptaan lainnya. la menjadi rekan sekerja dari Tuhan untuk
mengembangkan alam ini.
Kitab Kej 1:26-27 mengisahkan: Berfirmanlah Allah: "Baiklah kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka
Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia, lakilaki dan perempuan diciptakan-Nya mereka". Dalam kutipan Kej 1:26-27 ini jelas dinyatakan bahwa
manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Tentang makhluk-makhluk yang lain tidak
dikatakar seperti itu.
Dalam pelajaran ini, para siswa diharapkan dapat mengagumi martabatnya yang luhur dan
mensyukurinya.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apa artinya manusia adalah gambaran dan citra Allah?
2. Bagaimana sikap kalian berkenaan tentang kebenaran itu?
3. Apa yang kalian ketahui tentang Sta. Katarina dari Siena dan St. Yohanes Krisostomus?
Pelajaran 4
PEMIKIRAN DASAR
Siswa-siswi usia Sekolah Lanjutan Atas umumnya suka berteman, karena pada usia itu sikap
sosial mereka mulai berkembang pesat, sikap-sikap asosial sebenamya tidak mereka sukai. Demikian
juga, sikap-sikap yang bersifat fanatik kelompok dan diskriminatif pada dasamya mereka tolak.
Akhir-akhir ini, terasa bahwa sikap fanatik dan diskriminatif ras, suku; agama, budaya, dan
kelompok sosial muncul dimana-mana. Amat disayang-kan bahwa cukup banyak orang-orang muda
yang terseret dalam arus ini, Maka, sangat urgen untuk menyadarkan orang-orang muda bahwa isu
diskriminasi dan fanatisme ras, etnis, agama, dan kelompok sosial dapat melahirkan berbagai
kekerasan dan tindakan anarkis yang sungguh merusak.
Dalam pelajaran ini, para siswa diajak untuk melihat dan mendalami bahwa sikap diskriminatif dan
fanatisme sempit yang merusak sangat melukai citra Allah yang terpateri dalam alam ciptaan-Nya,
khususnya manusia.
Para siswa diajak menyadari bahwa sebagai sesama citra Allah, manusia adalah sesama
Modul Pendidikan Agama Katolik Klas X
saudara. Sebagai sesama citra Allah, kita harus saling menghormati dan saling mengasihi.
Ketika seorang Farisi bertanya kepada Yesus: "Siapakah sesamaku manusia?, maka Yesus
menceritakan tentang orang Samaritan yang baik hati. Orang Samarita yang baik hati itu telah
memperlakukan orang Yahudi yang mendapat bencana di jalan seperti saudaranya sendiri, bahkan
lebih dah itu.
Pertanyaan Reflleksi:
1. Mengapa sering timbul sikap fanatik dan diskriminatif?
2. Bagaimana cari mengatasinya?
3. Mengapa kita harus bersikap terbuka (inklusif) terhadap sesama yang berbeda dengan diri
kalian?
Pelajaran 5
PEMiKIRAN DASAR
Pada umur remaja, seseorang mengalami pertumbuhan jasmaniah dan rohaniah yang sedang
mekar-mekamya. Tetapi, pertumbuhan jasmaniah dan rohaniah ini sering kurang disadari. Pada saat
tumbuh mekar itu, remaja mengalami adanya dorongan-dorongan dan daya-daya tertentu dalam
dirinya, khususnya daya tarik terhadap lawan jenisnya. Daya tarik terhadap lawan jenis ini sering belum
disadari secara penuh oleh para remaja sebagai hal yang luhur, indah, wajar, dan manusiawi. Oleh
karena itu, para remaja sering mempercakapkan dirinya dan lawan jenisnya justru dengan cara
"menghina" dan menurunkan martabat dirinya. Mereka menanggapinya secara tidak senonoh. Lebih
parah lagi jika mereka lari pada percakapan atau bacaan-bacaan yang tidak senonoh, pomografis.
Ketidaktahuan dan ketidaksadaran akan adanya dorongan dan daya tarik terhadap lawan jenis ini
dapat menyebabkan remaja tidak pandai menempatkan diri dalam pergaulan antar-jenis. Bahkan,
pergaulan antar-jenis di kalangan para remaja sering "menyimpang". Karena itulah, para remaja
memerlukan bimbingan agar mereka memiliki pengetahuan dan kesadaran yang memadai tentang
hakikat kepriaan dan kewanitaan serta daya tarik terhadap lawan jenisnya. Dengan demkian, para
remaja dapat menghargai dirinya sendiri dan lawan jenisnya (pria dan wanita) sebagai ciptaan Tuhan
yang indah, luhur, dan suci.
Kitab Suci, khususnya Kejadian, menceritakan bahwa pria dan wanita merupakan ciptaan Tuhan
yang paling indah. Pria dan wanita diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi, untuk menjadi teman
hidup. Pria saja tidaklah lengkap. Allah sendiri berkata: "Tidaklah baik, kalau manusia itu seorang diri
saja. Aku akan menjadikan seorang penolong baginya, Hyang sepadan dengan dia" (Kej 2:18). Untuk
menyatakan bahwa wanita sungguh-sungguh merupakan kesatuan dengan pria, maka Tuhan
menciptakan wanita itu bukan dari bahan lain, tetapi dari tulang rusuk pria itu. Maka, pria itu kemudian
berkata tentang wanita itu demikian "Inilah dia, tuiang dari tulangku dan daging dari dagingku" (Kej
2:23). Dalam ungkapan cita rasa Indonesia: "Inilah dia, sijantung hatiku!" Dari kutipan Kitab Suci ini
jelaslah bahwa hubungan pria dan wanita adalah hubungan yang suci dan sepadan.
Pertanyaan Refleksi:
1. Bagaimana cara mengatasi tentang anggapan masyarakat tertentu bahwa pria lebih
bermartabat daripada wanita?
2. Jelaskan bahwa antara pria dan wanita bersifat komplementer (saling melengkapi)!
3. Sebutkan tindakan konkret bahwa kalian menghormati pria dan wanita itu sederajat!
Pelajaran 6
PEMiKIRAN DASAR
Pada umumnya, masyarakat masih berpandangan bahwa pria lebih unggul daripada wanita,
sehingga banyak sekali terjadi perlakuan yang tidak adil terhadap wanita. Masyarakat tradisional masih
beranggapan bahwa peranan dan tugas wanita terbatas pada urusan dapur, meja makan, dan tempat
tidur. Bahkan, ada pandangan yang mengatakan bahwa wanita sudah ditakdirkan untuk menjadi milik
laki-laki, menjadi pengabdi laki-laki.
Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu kita sudah melihat bahwa pria dan wanita itu secara kodrati
Modul Pendidikan Agama Katolik Klas X
saling membutuhkan dan saling melengkapi. Secara seksual, pria dan wanita bersifat komplementer.
Kalau kita bertolak dari peranan reproduktifnya, maka peranan wanita adalah menerima, mengandung,
melahirkan, dan memelihara, sedangkan peranan pria adalah memberi, mengadakan, dan melindungi.
Jika dilihat dari peranan dan tugasnya, secara kodrati pria dan wanita sederajat. Kiranya jelas pria
dan wanita diciptakan sedemikian rupa, sehingga cocok untuk yang satu dan yang lainnya. Pria dan
wanita saling melengkapi. Sifat korelatif itu sangat jelas dalam bentuk pria dan wanita. Tetapi juga
kelihatan dalam seluruh kemanusiaannya, seperti: perasaan, cara bepikir, dan cara menghadapi
kenyataan, termasuk Tuhan. Tuhan mengatakan: *Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku
akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia" (Kej 2: 18).
Pertanyaan Refleksi:
1. Sebutkan alasan terjadinya perendahan martabat wanita!
2. Sebutkan tugas dan peranan pria dan wanita selaras dengan kodratnya & Kitab Suci!
3. Bagaimana menurut penilaianmu tentang peranan dan tugas wanita di lingkunganmu?
Pelajaran 7
Hati Nurani
PEMIKIRAN DASAR
Masa remaja adalah masa yang penuh aktivitas. Dalam beraktivitas itu, para remaja perlu
dibimbing agar tidak menyimpang atau menyeleweng dari hati nuraninya atau suara hatinya. Dalam
pelajaran ini, secara khusus kita akan membahas tentang hati nurani atau suara hatl,
Hati nurani atau suara hati dapat diartikan secara luas dan secara sempit.
1 Hati nurani secara luas dapat diartikan sebagai keinsafan akan adanya kewajiban. Hati nurani
merupakan kesadaran moral yang timbul dan tumbuh dalam hati manusia.
2. Hati nurani secara sempit dapat diartikan sebagai penerapan kesadaran moral dalam situasi
konkret, yang menilai suatu tindakan manusia atas buruk baiknya. Hati nurani tampil sebagai
hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru.
Da!am pelajaran ini kita akan mendaiami dan menyadari tentang hati nurani dalam arti yang
kedua. Hati nurani yang selalu mendorong kita ke arah yang baik dan memperingatkan kita jika kita
menyimpang dan menyeleweng dari kebaikan dalam suatu situasi konkret.
Santo Paulus mengatakan kepada kita bahwa dalam diri kita ada dua hukum, yaitu hukum Allah dan
hukum dosa. Kedua hukum itu saling bertentangan. Hukum Allah menuju kepada kebaikan, sedangkan
hukum dosa menuju kepada kejahatan. Santo Paulus menyadari bahwa selalu ada pergulatan antara
yang baik dan yang jahat dalam hati manusia (lih. Rm 7:13-26).
Konsili Vatikan II dalam dokumen Gaudium et Spes (GS), Artikel 16, antara lain dikatakan: Di
dalam hati nuraninya, manusia menemui suatu bukum yang mengikat untuk ditaati. Hukum yang
berseru kepada manusia untuk menjauhkan yang jahat dan memanggil manusia untuk melakukan yang
baik. Hukum yang ditanam dalam hati manusia oleh Allah sendiri.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apakah hati nurani itu?
2. Apakah fungsi hati nurani?
3. Apakah fungsi hati nurani masih cukup berbicara di tengah masyarakat sekarang?
Pelajaran 8
PEMIKIRAN DASAR
Dewasa ini perkembangan dunia semakin pesat, sekaligus persoalan-persoalan yang
ditimbulkannya semakin kompleks. Tidak mengherankan jika kita, terlebih kaum remaja, semakin
bingung menghadapi masalah-masalah moral yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan.
Tata nilai kehidupan seperti: ketaatan, sopan santun, kejujuran, keadilan, tanggungjawab, dsb.
sering menjadi kabur. Sementara itu, timbul soal-soal baru, seperti masalah bayi tabung, alat-alat
kontrasepsi, transplantasi jantung, dsb. Masih banyak contoh lain yang menggambarkan keadaan dunia
yang semakin kompleks. Terhadap masalah-masalah semacam itu, hati nurani kita dapat menjadi raguragu dan bingung.
Sementara itu, pengaruh lingkungan, pandangan masyarakat, pendidikan yang salah dalam
keluarga, pengaruh emosi (seperti rasa takut, malu atau marah) dapat membuat atau menyebabkan
Modul Pendidikan Agama Katolik Klas X
hati nurani kita menjadi tumpul bahkan buta. Oleh karena itu, kita semua, khususnya kaum remaja
sangat membutuhkan pencerahan atau pembinaan hati nurani.
Pencerahan atau pembinaan hati nurani dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain
dengan:
selalu mengikuti hati nurani dan setiap kali memeriksanya lagi;
mencari keterangan pada sumber yang baik dan dapat dipercaya;
mengikuti kegiatan-kegiatan rohani, misalnya rekoleksi, retret, dsb.;
mempelajari dan mengasah kepekaan terhadap situasi.
Sebagai orang Kristen, kita dituntut untuk hidup mengikuti Roh dan tidak boleh mengikuti
keinginan daging (.Gal 5:16). Keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh. Maka, Santo Paulus
menasihati, supaya kita memberikan diri di bawah pimpman Roh (Gal 5: 17). Selanjutnya, Santo Paulus
mengatakan, Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala
hawa nafsu dan keinginannya. (lih. Gal 5: 24) Singkatnya, Santo Paulus menasihati kita supaya kita
selalu berusaha untuk memenangkan hati nurani kita dan mengalahkan semua kecenderungan kita
yang menyesatkan. Suara hati harus dimenangkan dan dikokohkan dengan berbagai usaha.
Konsili Vatikan II dalam Gaudium et Spes Artikel 16, antara lain mengatakan: Tidak jarang terjadi,
bahwa hati nurani keliru karena ketidak-tahuan yang tak teratasi, namun karena itu ia tidak kehilangan
martabatnya. Hal itu sebenarnya tak perlu terjadi, jika manusia selalu berikhtiar untuk mencari yang
benar baik...."
Pertanyaan Refleksi:
1. Sebutkan contoh-contoh & alasan bahwa hati nurani dapat bingung, keliru, dan tumpul!
2. Bagaimana hati nurani dapat dibina?
Pelajaran 9
PEMIKIRAN DASAR
Para remaja usia SLTA umumnya sedang dalam proses mencari dan berusaha menemukan
identitasnya. Selain usaha dan problem menemukan identitasnya, mereka juga sedang mengalami
persoalan kebebasan, ketaatan, hidup masa depan, hidup seksual, dan sebagainya. Dalam situasi
seperti itu, mereka berusaha untuk menemukan jawaban atas persoalan-persoalan tersebut. Mereka
dapat saja mencari dan menemukan jawaban-jawabannya pada orang tuanya dan pada gurunya.
Tetapi, mereka dapat juga menemukan jawabannya dari berbagai media seperti surat kabar, radio, TV,
VCD, intemet, dan sebagainya.
Zaman ini adalah zaman media. Salah satu sasaran media yang paling besar massanya adalah
kaum muda. Media membawa banyak dampak yang sangat besar dan luas, baik yang bersifat positifkonstruktif,maupun yang berdampak negatif-destruktif.
Menghadapi semua dampak itu, para siswa diharapkan memiliki sikap kritis, mandiri, dan
kreatif. Sikap kritis berarti dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah; mana yang
baik dan mana yang buruk; mana yang berguna dan mana yang tidak berguna.
Sikap kritis umumnya masih sulit dihayati oleh para pemaja, sebab baik pendidikan di rumah
maupun di sekolah sampai saat ini mengkondisikan para remaja.untuk tidak bersikap kritis.
Sebaliknya, pendidikan di sekolah atau di rumah masih mengkondisikan para remaja bersikap
mendengar dan menaati otoritas yang ada. Ada stereotip: Anak yang baik adatah anak yang diam
dan taat." Dengan demikian, bersikap kritis terhadap orang tua dan guru sering dianggap kurang
ajar.
Pada zaman globalisasi ini, di mana arus informasi membanjir lewat berbagai media, perlulah para
remaja dilatih untuk bersikap kritis. Pada zaman Yesus, belum ada banyak jenis media. Media yang
sangat berpengaruh pada waktu itu adalah kitab atau buku. Kitab yang paling berpengaruh dalam
masyarakat Yahudi pada waktu itu adalah Kitab Hukum Taurat. Yesus rupanya menolak pendapat yang
mengatakan bahwa manusia harus tunduk secara mutlak dan harafiah terhadap Hukum Taurat,
terutama Hukum Taurat mengenai hari Sabat. Yesus secara kritis menegaskan bahwa Hukum Taurat
mengenai Sabat dibuat untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat (lih. Mrk 2: 23-28).
Pertanyaan Refleksi:
1. Sebutkan pengaruh positif-negatifnya dari media massa!
Pelajaran 10
PEMIKIRAN DASAR
Pada pelajaran yang laiu kita sudah mendalami bahwa datam usaha mencari dan menemukan
identitasnya, kaum muda hendaknya bersikap kritis terhadap media, terutama pada berbagai infbrmasi
yang disampaikan oleh media itu. Pada pelajaran ini. kita mengamati berbagai pengaruh dari:
Pertama
: Ideologi, paham-paham, dan aliran yang beraneka ragam. Ideologi, paham-paham,
dan aliran itu dapat melahirkan partai-partai politik atau sekte-sekte agama. Tidak
jarang kaum muda menjadi sasaran dari penyebaran dan perluasan ideologi atau
paham-paham dan aliran itu.
Kedua
: Trend-trend yang sedang berkembang pesat pada saat ini. Trend-trend yang sangat
pesat berkembang dapat disebut antara lain: materialisme, konsumerisme,
individualisme, pluralisme, fundamentalisme, dsbnya. Trend-trend ini pun sangat terpaut
dengan kaum muda.
Waktu Yesus hidup di Palestina, la pun bertemu dengan berbagai orang yang menganut rupa-rupa
ideologi, paham dan aliran seperti kaum Farisi, kaum Saduki, Essensi, dan kaum Zelot itu. Yesus tentu
bersikap kritis, dan la telah niemilih Kerajaan Aliah sebagai opsinya.
Yesus juga pernah dihadapkan pada berbagai tawaran yang menggiurkan, seperti jaminan sosial
ekonomi, kekuasaan, dan kesenangan, tetapi la menolak. (Mat 4: 1-11). Opsinya tetap pada
mewartakan dan memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah.
Pada zaman yang penuh tawaran ideologi dan paham-paham serta rupa-rupa godaan untuk
berbagai jaminan sosial ekonomi dan politik serta kesenangan ini, para siswa hendaknya membekali diri
dengan sikap kritis yang tegar.
Pertanyaan Refleksi:
1. Sebutkanlah beberapa ideologi yang kalian kenal!
2. Sebutkan sikap kalian terhadap pandangan Nasionalisme, Teokrasi, Fundamendalisme!
3. Sebutkan godaan mana yang paling kuat mempengaruhi kaum muda!
Pelajaran 11a
PEMIKIRAN DASAR
Para remaja sebaiknya sudah mulai diajak untuk mendalami Kitab Suci secara sungguh-sungguh.
Dalam pelajaran ini, kita akan membahas Kitab Suci Perjanjian Lama. Terjadinya Kitab Suci yang kita
miliki sekarang ini melewati proses yang panjang, kurang lebih sepuluh abad, dari kira-kira abad XI
sebelum Masehi sampai kurang lebih abad 1 sesudah Masehi. Dari kenyataan ini, dapat dikatakan
bahwa Kitab Suci mempakan salah satu buku .tertua di muka bumi ini.
Kitab Suci Perjanjian Lama yang sekarang kita miliki pada mulanya berupa kumpulan cerita-cerita
tentang pengalaman bangsa Israel dalam hubungannya dengan sejarah keselamatan. Bangsa Israel
mengalami Tuhan yang menyertai, melindungi, dan menyelamatkan umat-Nya. Mereka mengalami
kasih Allah yang begitu besar. Pengalaman-pengalaman tentang Allah yang menyelamatkan itu secara
turun-temurun diceritakan kepada anak cucu mereka. Akhimya, cerita-cerita yang ditulis oleh
pengarang Kitab Suci atas dasar ilham Roh Kudus itu dikumpulkan dan disusun menjadi sebuah buku
utuh seperti yang kita miliki sekarang ini.
Melalui proses pembelajaran tentang Kitab Suci Peijanjian Lama, para siswa diajak untuk
mengenal Alkitab sebagai buku kesaksian iman bangsa Israel sekaligus sebagai firman Tuhan yang
tertulis. Para siswa diberi masukan tentang proses terjadinya Kitab Suci Perjanjian Lama secara garis
besar. Kemudian, para siswa diberi penjelasan tentang pembagian Kitab Suci Perjanjiaii Lama dan
akhirnya diuraikan tentang pentingnya mendalami sabda Tuhan dalam Kjtab Suci.
Pertanyaan Refleksi:
1. Bagaimana suatu suku bangsa menemukan keyakinan atau ajaran mereka?
2. Bagaimana cara mereka mewariskan ajaran leluhur?
3. Mengapa mereka mewariskan ajaran menggunakan cerita bukan uraian?
4. Bagaimana sejarah Keselamatan menurut Alkitab!
2. Jelaskan pernyataan: bagi Gereja Katolik, Alkitab dan Tradisi merupakan tolak ukur tertinggi
dari iman Gereja!
Bagian Kedua
YESUS MEWARTAKAN DAN MEMPERJUANGKAN KERAJAAN ALLAH
PENGANTAR
Sesudah kita mempelajari Kitab Suci dan Tradisi yang mengungkapkan tentang Yesus Kristus, sekarang
kita berusaha untuk memahami tentang perjuangan-Nya, tentang warfa dan karya-Nya. Perjuangan dan
pilihan (opsi) Yesus adalah Kerajaan Allah. Maka, secara berturut-turut dalam bagian kedua ini kita akan
bergumul dengan topik-topik:
Gambaran tentang Kerajaan Allah pada zaman Yesus
Yesus datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah.
'
KOMPETENSl DASAR
Para siswa mengenal Yesus yang datang untuk mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah.
Maka, para siswa diharapkan merasa terpanggil untuk berjuang bersama Yesus.
10
11
Di sini tidak akan dibahas kisah sengsara dan wafat Yesus menurut keempat Injil, tetapi hanya
membahas menurut Injil Lukas saja. Sebab, kisah sengsara dalam Injil Lukas memperlihatkan segi
kemanusiaan Yesus. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan jika ada keinginan untuk menyoroti
kisah sengsara dari Injil lain atau keempat-empatnya.
Sengsara dan wafat Yesus merupakan tanda terbesar kasih Allah kepada manusia: "Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga la telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal"
(Yoh 3:16). Allah Bapa menyerahkan Putra-Nya untuk menderita dan wafat demi keselamatan manusia.
Pertanyaan Refleksi:
1. Mengapa Yesus diadili dan disalibkan?
2. Apakah makna sengsara dan kematian Yesus?
3. Tunjukkan sisi ajaran perjuangan pembebasan yg dilakukan oleh
sengsara & kematian itu!
4. Susunlah doa dan renungan atas dasar no. 3 di atas!
12
13
14
KOMPETENSI DASAR
Siswa mengenal Roh Kudus yang melahirkan, membimbing dan merighidupi Gereja dalam rangka
membangun Kerajaan Allah dan mengenal Allah Tntunggal sebagai kebenaran iman knstiani.
Pelajaran 19 : Roh Kudus
PEMIKIRAN DASAR
Sebelum Yesus kembali kepada Bapa., la telah menjanjikan kepada para murid akan datangnya
Roh Penolong yang akan meneruskan karya-Nya. Roh Penolong itu tidak lain adalah Roh Kudus. Roh
Kudus membuat para murid mampu meneruskan pewartaan Yesus. Dia adalah Roh Yesus sendiri yang
tinggal bersama mereka. la mengajarkan (lih. Yoh 14:26), bersaksi {lih. Yoh 15:26), memuliakan (lih.
Yoh 16:14). la tidak berdiri di samping Yesus, tetapi meneguhkan wahyu Yesus yang sudah diterima
oleh para murid, Kehadiran Roh Kudus berarti kehadiran Yesus yang mulia di dalam Gereja. Roh Kudus
adalah daya kekuatan Allah yang mengangkat dan mengarahkan hidup kaum beriman. Roh Kudus
sendiri tidak kelihatan dan juga jarang dibicarakan. Yang dikenal adalah pengaruh-Nya, akibat karyaNya. Karya Roh Kudus itu lazim disebut "rahmat" atau 'Kasih karunia". Rahmat atau kasih karunia Allah
itu diberikan kepada manusia secara cuma-cuma. Dengan kasih Allah itu, manusia diajak dan
Modul Pendidikan Agama Katolik Klas X
15
dimampukan untuk mengambil bagian dalam hidup Allah sendiri. Karena kasih Allah itu juga, manusia
makin menyadari ketidakpantasannya sekaligus keberaniannya untuk membuka diri bagi kebaikan dan
kekudusan Allah. "Rahmat" berarti bahwa "kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah
kepada kita dan mengakui bahwa Allah adalah kasih" (bdk. Yoh 4:16). Kasih Allah itu telah dicurahkan
di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (Rm 5:5). Kasih itu disebut
"rahmat", karena merupakan pemberian diri Allah yang bebas dan berdaulat.
Roh Kudus disebut rahmat tak tercipta karena Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri. Roh Kudus
diberikan kepada kita dan menjadikan kita sebagai anak Allah, maka Roh itu adalah sumber rahmat dan
pantas disebut "rahmat dasar". Karena karya Roh, rahmat menjadi kenyataan, manusiawi, dialami,
diwujudkan, dan dihayati manusia.
Hasil karya Roh, yang disebut "rahmaf', adalaft kenyataan hidup manusia. Sejauh mana manusia
dapat mengalami rahmat itu? Rahmat tidak dialami tersendiri, melainkan dalam aneka ragam kegiatan
keagamaan yang menunjuk kepada Allah dan Roh-Nya. Roh Kudus tidak hanya diterima dalam
sakramen, tetapi juga diterima dalam ajaran dan pewartaan Gereja mengenai Allah dan segala kegiatan
Gereja yang lain. Semua itu merupakan tanda yang memungkinkan dan membantu manusia
menghayati pertemuan dengan Allah menjadi lebih sadar dan lebih hidup. Melalui pelajaran ini, para
siswa dibimbing untuk menyadari kehadiran dan peranan Roh Kudus dalam hidup siswa, dan Gereja.
Pertanyaan Refleksi:
1. Sebutkalah lambang kehadiran Roh Kudus!
2. Sebutkanlah makna Pentakosta bagi para Rasul, Gereja, dan diri sendiri!
3. Sebutkanlah yang dimaksud dengan:Tanda-tanda Zaman!
4. Sebutkanlah tiga peristiwa konkret dalam sehari kemarin yang membuat tanda-tanda bahwa
kamu semangat menjalaninya.
5. Sebutlah tiga peristiwa besar dan aktual akhir-akhir ini, dan kritiklah!
Pelajaran 20 : Tritunggal Mahakudus
PEMIKIRAN DASAR
Sesudah hari raya Pentakosta, Gereja Katolik merayakan pesta Tritunggal Mahakudus. Pesta itu
merupakan rangkuman seluruh tahun liturgi. Dogma atau ajaran Gereja mengenai Allah Tritunggal
merupakan rangkuman seluruh iman dan ajaran Kristen. Iman akan Allah Tritunggal bukanlah titik
pangkal, melainkan kesimpulan dan rangkuman dari seluruh sejarah pewahyuan Allah, serta tanggapan
iman manusia.
Inti pokok iman akan Allah Tritunggal ialah keyakinan bahwa Allah (Bapa) menyelamatkan manusia
dalam Kristus (Putra) oleh Roh Kudus. Ajaran mengenai Allah Tritunggal pertama-tama bukan berbicara
mengenai hidup Allah dalam diri-Nya sendiri, melainkan mengenai misteri Allah yang memberikan diri
kepada manusia. Maka, pelajaran mengenai Tritunggal Mahakudus ini sebaiknya tidak mulai dengan
rumus "satu Allah, tiga sifat", tetapi dengan pergumulan manusia dan Kitab Suci.
Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga sifat. Tritunggal
yang sehakikat". Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagikan ke-Allah-an yang satu itu, Tritunggal
Mahakudus sepenuhnya dan seluruhnya adalah Allah.
Ketiga Pribadi ilahi berbeda secara real satu dengan yang lain. Allah yang satu bukanlah "seakanakan sendirian". Allah tidak sendirian. "Bapa, Putra, dan Roh Kudus", bukanlah hanya nama-nama yang
menyatakan cara-cara berada yang berbeda dari hakikat ilahi, karena ketiga sifat Ilahi itu secara real
berbeda satu dengan yang lain: Bapa yang melahirkan, Putra yang dilahirkan, dan Roh Kudus yang
dihembuskan". Kesatuan ilahi ini bersifat Tritunggal.
Ketiga Pribadi berhubungan satu dengan yang lain. Karena perbedaan real antar-pribadi itu tidak
membagi kesatuan ilahi., maka perbedaan itu hanya terdapat dalam hubungan timbal balik: "Dengan
nama-nama pribadi yang menyatakan hubungan, maka Bapa dihubungkan dengan Putra, Putra
dihubungkan dengan Bapa, dan Roh Kudus dihubungkan dengan keduanya. Walaupun mereka
dinamakan tiga sifat seturut hubungan mereka, namun mereka adalah satu hakikat. Demikianlah iman
Kristiani.
Pelajaran ini dapat bertolak dari pengalaman siswa menyanglcut karya Allah yang trinitaris. Dari
pengalaman siswa, kemudian masuk ke dalam Kitab Suci dan ajaran Gereja. Bagian terakhir mencari
s
makna ajaran Tritunggal bagi hidup kita.
DOA-DOA DAN IBADAT YANG MENGUNGKAPKAN IMAN KITA KEPADA TRITUNGGAL
1. Tanda Salib: "Demi Nama Bapa dan Putra dan Roh Kodus"
Apa Artinya tanda salib?
16
Sebagai peringatan akan Yesus yang mati di salib sebagai Juru-selamat manusia. Sebagai tanda karya penyelamatan dan penebusan yang mendamaikan alam semesta, memberi hidup
,dan mengalahkan yang jahat. Menurut keyakinan Kristiani, karya keselamatan dan penebusan
berpangkal pada Allah dan dilaksanakan oleh Allah, yakni oleh Allah Tritunggal, yaitu Bapa, Putra, dan
Roh Kudus.
Menandai dirinya dengan salib sambil menyerukan nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus, kita
menempatkan diri kita seluruhnya di bawah naungan salib Yesus yang mendapat kekuatan untuk
mengalahkan dosa dan mcngantar manusia kepada Allah Bapa melalui Putra dalam Roh Kudus.
2. Doa "Kemuliaan/Gloria"
Apa isi doa Kemuliaan/Gloria yang didoakan/dinyanyikan pada Perayaan Ekaristi sesudah
doa/nyanyian Tuhan Kasihilah Kami?
Jika kita mendoakan/menyanyikan "Kemuliaan/Gloria", kita ingat akan semua yang dilakukan Allah bagi
kita. Walaupun kita katakan "Kemuliaan kepada Allah di surga", kita tahu bahwa Allah telah turun dari
surga untuk keselamatan kita dan untuk mengangkat kita ke surga. Oleh karena itu, kita memuji-Nya
dengan iman dan cinta-kasih.
Jika kita mendoakan/menyanyikan "Kemuliaan/Gloria", kita memuji Putra AUah yang setara dengan Bapa,
yang menghapus dosa dunia, dan yang menebus kita.
Dalam doa: "Kemuliaan kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus. kita memuliakan Allah Tritunggal dan Kristus
Penebus kita yang telah mewahyukan Bapa bersama dengan Roh Kudus.
3. Syahadat/Credo
Apa yang diungkapkan dalam Syahadat/Credo, baik yang singkat maupun yang panjang?
Syahadat sesungguhnya merupakan pengakuan iman akan Allah Tritunggal.
Syahadat/Credo merupakan ringkasan seluruh sejarah suci mulai dari penciptaan, penjelmaan,
kebangkitan, kedatangan Roh Kudus, misteri Gereja, sakramen-sakramen, sampai dengan kehidupan kekal.
Setiap kali kita mengucapkan/mendoakan "Syahadat/Credo", kita mengenangkan seluruh sejarah keselamatan.
Sejarah keselamatan adalah sejarah keselamatan yang berasal dari Bapa, terlaksana oleh Putra, dan dilanjutkan
oleh Roh Kudus di dalam Gereja sampai pada akhir zaman.
4. Doxologi
Apa artinya doxologi? Bagaimana isi doanya dan didoakan?
Doxologi artinya doa pujian. Ciri khas doxologi dalam liturgi Ekaristi adalah susunannya yang trimter.
Artinya, Allah Tritunggal Mahakudus yang menjadi isi/inti doa tersebut.
Pada akhir doa Syukur Agung didoakan doxologi: "Bersama dan bersatu dengan Kristus dan dengan
perantaraan-Nya, dalam persatuan dengan Roh Kudus, disampaikanlah kepada-Mu Allah Bapa yang Mahakuasa,
segala hormat dan pujian, kini dan sepanjang segala masa. "Amin.
5. Pembaptisan
Pembaptisan orang Kristiani memakai rumusan Trinitas. Pada waktu membaptis, Imam (Romo)
mengucapkan: "Aku membaptis kamu, dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus." Dengan pembaptisan
itu, orang yang dibaptis dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan Tritunggal Mahakudus.
Pertanyaan Refleksi:
1. Sebutkanlah ajaran Alkitab tentang Trinitas!
|
Modul Pendidikan Agama Katolik Klas X
17
|
|
||
|||
||||
|||||
Disusun berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, buku pegangan wajib:
Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/SMK
Perutusan Murid-Murid Yesus
oleh Komisi Kateketik KWI
|||||
||||
|||
||
|
|
|
Tahun 2013
18