A. Tujuan Pembelajaran:
Melalui proses pembelajaran materi tentang aku citra Allah yang unik, peserta didik diharapkan jujur,
disiplin, kerjasama, dan terbuka dalam memahami aku citra Allah yang unik sesuai dengan gagasan-gagasan
berdasarkan berbagai sumber belajar. Peserta didik juga diharapkan kreatif, proaktif, percaya diri, dan tekun,
serta terampil dalam memahami materi tentang aku citra Allah yang unik dan mengomunikasikannya dalam
bentuk tugas projek.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Mengelompokkan contoh ciri-ciri yang menjadikan seseorang disebut unik dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menginventarisasi ciri-ciri yang menjadikan seseorang disebut unik.
3. Menjelaskan sikap-sikap yang muncul dalam menghadapi keunikan beserta dampaknya pada tindakan.
4. Menjelaskan makna manusia sebagai citra Allah berdasarkan Kejadian 1:26-28.
5. Menyusun doa tertulis yang mengungkapkan syukur karena diciptakan Allah unik adanya.
C. Petunjuk Belajar
1. Bacalah kitab Kej.1:26-28!
2. Temukan mengenali keunikan diri!
3. Temukan sikap terhadap keunikan diri!
4. Temukan manusia sebagai citra Allah yang unik!
5. Jika sudah paham, tulislah niatmu untuk menjadi citra Allah yang baik, lalu kumpulkan pada gurumu!
D. Alokasi waktu : Menit
E. Uraian Materi
Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia diciptakan sebagai citra Allah, artinya serupa dan
segambar dengan Allah. Kata “serupa” dan “segambar”, sekaligus melukiskan secara tepat bahwa
manusia dan Allah berbeda.
Dalam Kitab Suci, istilah citra itu hanya dikatakan kepada manusia, tidak dikenakan pada ciptaan
Tuhan yang lainnya. Karena diciptakan sebagai citra Allah maka, ia memiliki martabat sebagai pribadi:
bukan sesuatu melainkan seseorang.
Kita mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas diri sendiri, mengabdikan diri dalam kebebasan, dan
hidup dalam kebersamaan dengan orang lain dan membangun relasi dengan Allah, pencipta-Nya.
Sebagai citra Allah, manusia sepantasnya memancarkan diri Allah. Maka kalau Allah Maharahim,
manusia pun harus penuh pengampunan; kalau Allah Mahabaik, maka manusia pun harus bermurah
hati.
Sebagai citra-Nya, Allah melangkapi manusia dengan akal budi, kebebasan, dan hati nurani.
Kemampuan-kemampuan dasar itulah yang membedakan antara manusia dan ciptaan Tuhan lainnya.
Ia adalah ciptaan Allah yang bermartabat luhur.
Tugas Mandiri I:
1. Berdasarkan kutipan kitab Kej. 1:26-28, apa yang ingin kamu katakan kepada Tuhan tentang
dirimu?
2. Tulislah (3) hal yang harus anda lakukan untuk menjaga keadaamu sebagai citra Allah yang unik?
3. Tulislah (2) alasan mengapa manusia sepantasnya memancarkan diri Allah!
4. Tulislah sebuah doa syukur menurut kata-katamu sendiri yang mengungkapkan syukur karena
diciptakan Allah unik adanya!
MATERI PEMBELAJARAN II
MATERI POKOK: TUGASKU SEBAGAI CITRA ALLAH
A. Tujuan Pembelajaran:
Melalui proses pembelajaran materi tentang tugasku sebagai citra Allah, peserta didik diharapkan jujur,
disiplin, kerjasama, dan terbuka dalam memahami tugasku sebagai citra Allah sesuai dengan gagasan-gagasan
berdasarkan berbagai sumber belajar. Peserta didik juga diharapkan kreatif, proaktif, percaya diri, dan tekun,
serta terampil dalam memahami materi tentang tugasku sebagai citra Allah dan mengomunikasikannya dalam
bentuk tugas projek.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Memberi contoh kasus yang menggambarkan kondisi memprihatinkan dari ciptaan Tuhan saat ini dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan faktor penyebab terjadinya kondisi memprihatinkan dari ciptaan Tuhan.
3. Menjelaskan tugas manusia sebagai citra Allah berdasarkan refleksi atas Kejadian 1:26-30.
4. Menjelaskan ciri-ciri tindakan manusia yang sesuai dengan kehendak Tuhan dalam pelaksanaan tugas yang
telah diberikan oleh Allah.
5. Melakukan aksi nyata dalam bentuk menanam pohon/ bunga di pot sebagai wujud penghayatan akan tugas
sebagai citra Allah.
C. Petunjuk Belajar
1. Bacalah kitab Kej.1:26-30!
2. Temukan berbagai contoh kerusakan ciptaan Tuhan!
3. Temukan berbagai faktor penyebab terjadinya kesrusakan ciptaan Tuhan!
4. Temukan tugas manusia sebagai citra Allah berdasarkan refleksi atas Kejadian 1:26-30!
5. Temukan ciri-ciri tindakan manusia yang sesuai dengan kehendak Tuhan dalam pelaksanaan tugas yang
telah diberikan oleh Tuhan!
6. Jika sudah paham, tulislah niatmu untuk memelihara ciptaan Tuhan dengan cara menanam pohon/bunga,
lalu kumpulkan tugas itu pada gurumu!
D. Alokasi waktu : Menit
E. Uraian Materi
Kitab Suci menegaskan keluhuran martabat manusia sebagai citra Allah. Sebagai citra Allah, manusia
dipanggil dan diberi tugas untuk: beranakcucu dan bertambah banyak; memenuhi bumi dan
menaklukkannya; dan menguasai ciptaan Allah lainnya (Kej. 1:26-30).
Panggilan yang agung itu perlu ditempatkan dalam konteks keselamatan yang dikehendaki Allah sendiri,
yakni keselamatan secara utuh dan terpadu, tidak hanya menyangkut diri sendiri, tetapi erat kaitannya
dengan ciptaan Allah lainnya. Oleh karena itu, manusia tidak dapat bersikap sewenang-wenang atas
kuasa dan tugas yang diberikan Allah itu.
Kuasa yang diberikan oleh Allah sifatnya terbatas. Manusia tidak dapat menjalankan tugasnya melebihi
kekuasaan dan batasan yang diberikan oleh Allah. Oleh karena itu manusia perlu menjalankan tugas
secara bijak demi kemuliaan Allah. Maka sikap egoisme, keserakahan dan sikap acuh tak acuh terhadap
ciptaan Tuhan menjadi musuh utama kita manusia.
Sikap tanggung jawab diberikan kepada kita dalam bentuk upaya menampilkan kecitraan Allah sendiri
sebagai Pencipta dan pemelihara melalui kata dan perbuatan. Maka perlu diingat bahwa bukan sikap yang
menghancurkan dan menguasai tetapi sikap melakukan hal-hal kecil yang membangun seperti: menanam
bunga di rumah, garakan penghijauan, memperbaiki rumah kumuh.
Hal yang dapat kita lakukan sebagai bentuk syukur sebagai citra Allah:
1. Pengalaman bersyukur kepada Tuhan
2. Belajar bersyukur dari kisah sepuluh orang kusta
3. Berbagai cara mengungkapkan dan mewujudkan syukur
Gereja mengajak kita untuk senantiasa bersyukur, karena hanya manusia yang mampu bersyukur karena
manusia adalah Citra-Nya. Allah telah membekali manusia untuk senantiasa mencari Allah dan
mengarahkan hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Manusia akan mampu bersyukur jika mampu mengagumi keindahan dan karya serta pernyataan Tuhan
dalam hidunya; mengakui, bahwa apa yang dilakukan Tuhan tersebut sebagai cara Tuhan mencintai
dirinya; mengungkapkan dengan ibadah dan mewujudkan syukur dalam hidup sehari-hari melalui
tindakan.
Kisah “Kesupuluh Orang Kusta” dalam Luk.17:11-19, mengajak kita untuk mampu merefleksikan
pentingnya bersyukur dalam hidup. Pesan intinya adalah agar kita senantiasa bersyukur atas apapun yang
dilakukan Allah terhadap diri kita. Kita diajak untuk tidak melupakan kebaikan Tuhan.
Rasa syukur yang kita ungkapkan bisa dalam bentuk ibadah atau berdoa, oleh karena itu ibadah dan doa
bukan lagi kewajiban, melainkan kebutuhan untuk mengungkapkan rasa syukur itu.
Selanjutnya rasa syukur itu sebaiknya diwujudkan melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari,
seperti:
menolong sesama yang menderita,
berusaha hidup lebih baik,
memelihara kehidupan itu sendiri misalnya dengan menjaga kesehatan,
memelihara kehidupan itu sendiri , misalnya dengan menjaga kesehatan,kebersihan, menjauhi obat-
obat, menjaga kehidupan orang lain, seperti yang dilakukan Sr.Theresa yang menolong orang-orang
miskin dan terbuang
Tugas Mandiri V:
1. Mengapa Gereja mengajak kita untuk senantiasa bersyukur? Jelaskan 2 alasanmu!
2. Tulislah (4) alasanmu bagaimana Manusia akan mampu bersyukur?
3. Bagaimana anda merefleksikan pengalamanmu berdasarkan Kisah “Kesupuluh Orang Kusta” dalam
Luk.17:11-19?
4. Tulislah 4 contoh tidakan nyata kita dalam mengucapkan rasa syukur atas hidup yang kita terima!
5. Tulislah doa singkat dengan kata-katamu sendiri sebagai bentuk rasa syukur atas hidup yang kita terima!
MATERI PEMBELAJARAN VI
MATERI POKOK: AKU BANGGA SEBAGAI PEREMPUAN ATAU LAKI-LAKI
A. Tujuan Pembelajaran:
Melalui proses pembelajaran materi tentang aku bangga sebagai perempuan atau laki-laki, peserta
didik diharapkan jujur, disiplin, kerjasama, dan terbuka dalam memahami aku bangga sebagai perempuan atau
laki-laki sesuai dengan gagasan-gagasan berdasarkan berbagai sumber belajar. Peserta didik juga diharapkan
kreatif, proaktif, percaya diri, dan tekun, serta terampil dalam memahami materi tentang aku bangga sebagai
perempuan atau laki-laki dan mengomunikasikannya dalam bentuk tugas projek.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Memberi contoh aku bangga sebagai perempuan atau laki-laki dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan perilaku atau kebiasaan yang perlu dikembangkan agar menjadi pribadi perempuan atau laki-laki
yang membanggakan.
3. Menjelaskan pandangan Gereja tentang perempuan atau laki-laki seperti yang diinspirasikan dalam Kejadian
1:26-27;2:18,21-23. dan Katekismus Gereja Katolik artikel 2333 dan 2334.
4. Menyusun surat yang mengungkapkan kekaguman terhadap orang tua.
C. Petunjuk Belajar
1. Bacalah Kejadian 1:26-27;2:18,21-23 dan Katekismus Gereja Katolik artikel 2333 dan 2334!
2. Temukan kekhasan karakter perempuan dan laki-laki!
3. Temukan hal-hal yang membuat seseorang merasa bangga sebagai perempuan atau laki-laki!
4. Temukan perilaku atau kebiasaan yang perlu dilakukan agar menjadi pribadi perempuan atau laki-laki
yang membanggakan!
5. Temukan pandangan Gereja tentang perempuan atau laki-laki seperti yang diterangkan dalam Kejadian
1:26-27;2:18,21-23. dan Katekismus Gereja Katolik artikel 2333 dan 2334!
6. Jika sudah paham, tulislah niatmu untuk bangga terhadap diri sebagai perempuan atau laki-laki, lalu
kumpulkan tugas itu pada gurumu!
D. Alokasi waktu : Menit
E. Uraian Materi
Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan dan kepadanya masing-masing dilengkapi dengan
kebaikan dan keindahan. Semua itu, baik adanya. Allah memberkati dan mengasahi keduanya, mereka
begitu berharga di mata Allah.
Kita patut bersyukur karena Allah mempunyai maksud khusus dengan menciptakan kita sebagai laki-laki
atau perempuan,supaya melengkapi dan mengembangkan satu terhadap yang lain. Dengan kata lain,
laki-laki dan perempuan bersifat komplementer (lih. Kej. 2:18-25). Mereka saling membutuhkan dan
saling bergantung satu sama lain. Laki-laki tidak dapat hidup tanpa perempuan, dan sebaliknya
perempuan tidak dapat hidup tanpa laki-laki.
Kita patut bangga terhadap anugerah yang melekat pada diri kita dan mensyukurinya.
Dalam Kitab (Kej.1:26-27;18,21-23) mengisahkan bagaimana maksud dan tujuan Allah menciptakan
manusia sebagai laki-laki dan perempuan agar mereka saling melengkapi dan besatu untuk menjaga
makhluk ciptaanNya yang lain.
Dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK)
2333 “Tiap manusia, apakah ia pria atau wanita, harus mengakui dan menerima seksualitasnya.
2334 “Ketika menciptakan manusia sebagai pria dan wanita, Allah menganugerahkan kepada pria
dan wanita martabat pribadi yang sama dan memberi mereka hak-hak serta tanggung jawab yang
khas.
Yesus hidup dalam masyarakat Yahudi yang diwarnai dengan kebudayaan di mana kaum perempuan
menjadi warga masyarakat kelas dua dalam tatanan masyarakat. Pada masa itu, kaum perempuan Yahudi
banyak mendapat perlakuan tidak adil. Ketidakadilan itu misalnya tampak dalam beberapa kasus berikut:
Perempuan yang kedapatan berbuat dosa, dihakimi secara sepihak oleh orang banyak tanpa melihat
bahwa kaum laki-laki juga berdosa (lih.Yoh.8:2-11)
Peraturan-peraturan yang diberlakukan dalam pertemuan-pertemuan jemaat menunjukan kaum
perempuan terpinggirkan, kurang diberi tempat (lih.1Kor.14:26-40;1Tim.2:11-14).
Yesus sangat menghargai dan membela kaum perempuan. Yesus memperlakukan perempuan berzina
secara manusiawi (lih.Yoh.8:2-11). Yesus juga memuji seorang perempuan Kanaan yang percaya
(lih.Mrk.15:21-28) dan menempatkan contoh seorang janda miskin yang memberi sumbangan di bait
Allah sebagai teladan dalam kejujuran di hadapan Allah. Ia selalu berjuang agar tercipta suatu
masyarakat di mana laki-laki dan perempuan sederajat/setara.
Sikap dan tindakan Yesus itu tampaknya dilandasi oleh pemahaman-Nya bahwa baik laki-laki maupun
perempuan sama di mata Allah karena Allah sendiri telah menciptakan mereka sebagai citra Allah yang
saling membutuhkan. Karena saling membutuhkan itulah, maka tidak ada yang lebih tinggi atau lebih
rendah di antara mereka.
Di dalam perkawinan, Allah mempersatukan mereka sedemikian erat, sehingga mereka “menjadi satu
daging” (Kej.2:24) dan dapat meneruskan kehidupan manusia: “Beranak-cuculah dan bertambah
banyaklah, penuhilah bumi” (Kej.1:28). Dengan meneruskan kehidupan kepada anak-anaknya, pria dan
wanita sebagai suami istri dan orang-tua bekerja sama dengan karya Pencipta atas cara yang sangat
khusus.
A. Tujuan Pembelajaran:
Melalui proses pembelajaran materi tentang mengembangkan diri sebagai perempuan dan laki-laki, peserta
didik diharapkan jujur, disiplin, kerjasama, dan terbuka dalam memahami mengembangkan diri sebagai
perempuan dan laki-laki sesuai dengan gagasan-gagasan berdasarkan berbagai sumber belajar. Peserta didik
juga diharapkan kreatif, proaktif, percaya diri, dan tekun, serta terampil dalam memahami materi tentang
mengembangkan diri sebagai perempuan dan laki-laki dan mengomunikasikannya dalam bentuk tugas
projek.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Memberi contoh mengembangkan diri sebagai perempuan dan laki-laki dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan berbagai cara mengembangkan seksualitas sebagai perempuan dan laki-laki.
3. Menjelaskan pandangan Kristiani tentang panggilan untuk mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-
laki.
4. Melakukan aksi nyata di rumah sebagai bentuk melatih ketrampilan sebagai perempuan atau laki-laki sejati.
5. Menyusun doa tentang mengembangkan diri sebagai perempuan dan laki-laki.
C. Petunjuk Belajar
1. Bacalah Katekismus Gereja Katolik artikel 2342-2345!
2. Temukan pandangan tentang seksualitas sebagai perempuan atau laki-laki!
3. Temukan cara mengembangkan seksualitas sebagai perempuan atau laki-laki!
4. Temukan pandangan Kristiani tentang seksualitas sebagai perempuan atau laki-laki!
5. Jika sudah paham, tulislah niatmu untuk mengembangkan diri sebagai perempuan dan laki-laki , lalu
kumpulkan tugas itu pada gurumu!
D. Alokasi waktu : Menit
E. Uraian Materi
Allah menciptakan manusia, baik perempuan maupun laki-laki, sebagai citra-Nya. Maka panggilan agar
kita mengembangkan diri, entah sebagai perempuan atau laki-laki, terutama agar kita semakin mampu
menampilkan dan memancarkan gambaran dari Allah. Dalam Katekismus Gereja Katolik artikel 2335
ditegaskan bahwa: Manusia, entah perempuan atau laki-laki harus mampu memancarkan citra (gambaran
dari) kekuatan dan cinta kasih Allah yang lemah lembut.
Salah satu wujud untuk mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki antara lain dengan cara
menjaga kesucian diri, baik sebagai perempuan maupun laki-laki (bdk. Katekismus Gereja Katolik artikel
2342-2345). Santo paulus dalam 1Kor 6:13b-20 mengatakan bahwa ‘tubuh kita adalah bait Roh Kudus.
Tubuh kita merupakan sarana kehadiran Allah, sekaligus sarana kita untuk mewujudkan kehendakn Allah.
Untuk mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki kalian pun dapat melakukan berbagai
pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang perempuan atau laki-laki, sehingga kelak
dapat berperan sebagai seorang ibu atau seorang bapak yang baik.
A. Tujuan Pembelajaran:
Melalui proses pembelajaran materi tentang peran keluarga bagi perkembanganku, peserta didik diharapkan
jujur, disiplin, kerjasama, dan terbuka dalam memahami peran keluarga bagi perkembanganku sesuai dengan
gagasan-gagasan berdasarkan berbagai sumber belajar. Peserta didik juga diharapkan kreatif, proaktif, percaya
diri, dan tekun, serta terampil dalam memahami materi tentang peran keluarga bagi perkembanganku dan
mengomunikasikannya dalam bentuk tugas projek.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Memberi contoh peran keluarga bagi perkembanganku dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan peran anggota keluarga dalam perkembangan dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mejelaskan berbagai tindakan yang perlu dilakukan sebagai wujud tanggung jawab dalam keluarga.
4. Mejelaskan peran keluarga menurut Dokumen Konsili Vatikan II pernyataan tentang pernyataan tentang
pendidikan kristen, artikel 13.
5. Menyusun doa untuk keluarga.
C. Petunjuk Belajar
1. Bacalah Dokumen Konsili Vatikan II pernyataan tentang pernyataan tentang pendidikan kristen, artikel 13!
2. Temukan peranan keluarga dalam proses pengembangan diri!
3. Temukan tanggung jawab terhadap keluarga!
4. Temukan pandangan Gereja tentang peran keluarga bagi perkembangan diri seseorang!
5. Jika sudah paham, tulislah peran keluarga bagi perkembangan dirimu, lalu kumpulkan tugas itu pada
gurumu!
D. Alokasi waktu : Menit
E. Uraian Materi
Keluarga merupakan sekolah pertama. Pengetahuan dan keterampilan dasar pertama-tama diperoleh dari
keluarga, khususnya kedua orang tua, dan pula anggota keluarga yang tinggah serumah. Masing-masing
anggota keluarga mempunyai peran yang tak tergantikan dalam pembentukan dan pengembangan diri
kita. Ketika berhadapan dengan adik, kamu belajar melindungi, belajar melayani dan belajar membantu.
Ketika berhadapan dengan kakak, kamu belajar bersikap hormat, belajar meminta bantuan tatkala tidak
mampu. Demikian juga dari orang tua, belajar memberi dan sebaginya.
Mengingat penting dan besarnya peranan keluarga bagi perkembangan dirimu, maka kamu ikut
bertanggung jawab terhadap keluarga. Tanggung jawab itu dapat dinyatakan dalam ikut ambil bagian
dalam permasalahan keluarga, pekerjaan keluarga.
Keterlibatan dalam keluarga yang paling sederhana dapat dinyatakan denga cara memberi perhatian pada
peristiwa-peristiwa khusus atau istimewa dalam keluarga, misalnya memberi ucapan selamat pada
anggota keluarga yang berulang tahun, dan sejenisnya.
A. Tujuan Pembelajaran:
Melalui proses pembelajaran materi tentang peran sekolah bagi perkembanganku, peserta didik
diharapkan jujur, disiplin, kerjasama, dan terbuka dalam memahami peran sekolah bagi perkembanganku
sesuai dengan gagasan-gagasan berdasarkan berbagai sumber belajar. Peserta didik juga diharapkan kreatif,
proaktif, percaya diri, dan tekun, serta terampil dalam memahami materi tentang peran sekolah bagi
perkembanganku dan mengomunikasikannya dalam bentuk tugas projek.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Memberi contoh peran sekolah bagi perkembanganku dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menyebutkan peran orang-orang di sekolah dalam perkembangan dirinya.
3. Menjelaskan sikap yang perlu dikembangkan dalam belajar.
4. Menjelaskan pandangan Gereja tentang peran sekolah bagi perkembangan diri peserta didik berdasarkan
Gravissimum Educationis art.1 dan 5.
5. Menyusun doa bertemakan peran sekolah bagi perkembanganku.
C. Petunjuk Belajar
1. Bacalah Gravissimum Educationis art.1 dan 5!
2. Temukan pengalaman belajar di sekolah!
3. Temukan sikap-sikap yang perlu dikembangkan dalam bersekolah!
4. Temukan pandangan Gereja tentang peran sekolah bagi perkembangan diri seseorang!
5. Jika sudah paham, tulislah peran sekolah bagi perkembangan dirimu, lalu kumpulkan tugas itu pada
gurumu!
D. Alokasi waktu : Menit
E. Uraian Materi
Siapapun yang ada di lingkungan sekolahmu: Kepala Sekolah dan wakilnya, guru, dan karyawan,
semuanya berperan dalam proses pembentukan dirimu. Mereka masing-masing, mempunyai peran yang
tidak pernah dapat dilupakan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam Kitab Suci tidak digambarkan secara jelas apakah Yesus bersekolah atau tidak. Tetapi Yesus
senantiasa belajar dari orang lain yang dianggap lebih mampu. Itulah sebabnya dalam kesempatan
berkunjung ke Bait Allah, ia menggunakan waktunya untuk bertanya jawab dengan ahli-ahli Taurat. Ia
menjadi pribadi yang pembelajar, dan melalui belajar itu hikmat-Nya bertambah besar. Semangat-Nya
untuk belajar tidak terhalangi oleh kemiskinan yang ada dalam keluarga-Nya. Ia hanyalah seorang tukang
kayu.
Dalam dokumen Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen ditegaskan tentang pentingnya pendidikan
atau sekolah. Oleh karena itu, pelayanan pendidikan harus tertuju kepada semua orang, sebab melalui
sekolah kita disiapkan untuk mampu hidup di tengah masyarakat. Karena itu, kita perlu mempunyai
sejumlah pengetahuan dan ketrampilan agar mampu hidup.
Tugas Mandiri X:
1. Tulislah siapa-siapa yang ada di lingkungan sekolahmu dan bagamana peran mereka terhadap perkembanganmu!
2. Tulislah (2) pendapatmu bagaimana hubungan Yesus dengan sekolah dan dampak bagi hidupmu!
3. Tulislah pendapat Konsili Vatikan II terhadap keberadaan sekolah!
4. Tulislah doa singkat dengan kata-katamu mengungkapkan rasa syukurmu atas peran sekolah bagi perkembangan
dirimu!
1. Kepala Sekolah
3. Para Guru
4. Para Pegawai
5. Cleaning Service
6. Teman-teman di sekolah
MATERI PEMBELAJARAN XI
MATERI POKOK: PERAN GEREJA BAGI PERKEMBANGANKU
A. Tujuan Pembelajaran:
Melalui proses pembelajaran materi tentang peran Gereja bagi perkembanganku, peserta didik
diharapkan jujur, disiplin, kerjasama, dan terbuka dalam memahami peran Gereja bagi perkembanganku sesuai
dengan gagasan-gagasan berdasarkan berbagai sumber belajar. Peserta didik juga diharapkan kreatif, proaktif,
percaya diri, dan tekun, serta terampil dalam memahami materi tentang peran Gereja bagi perkembanganku
dan mengomunikasikannya dalam bentuk tugas projek.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Memberi contoh peran Gereja bagi perkembanganku dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mejelaskan berbagai kegiatan Gerejani yang dapat diikuti kaum remaja.
3. Mejelaskan manfaat yang diperoleh melalui keterlibatan dalam kegiatan pelayanan Gereja.
4. Mejelaskan peran Gereja bagi perkembangan diri umat.
5. Menyusun doa untuk mendoakan para pemimpin gereja.
C. Petunjuk Belajar
1. Bacalah Kitab Rom.10:14-15 dan Katekismus Gereja Katolik artikel. 2030!
2. Temukan berbagai kegiatan Gerejani yang dapat diikuti kaum remaja!
3. Temukan manfaat yang diperoleh melalui keterlibatan dalam kegiatan pelayanan Gereja!
4. Temukan peran Gereja bagi perkembangan diri umat!
5. Jika sudah paham, tulislah peran Gereja bagi perkembangan dirimu, lalu kumpulkan tugas itu pada
gurumu!
D. Alokasi waktu : Menit
E. Uraian Materi
Gereja yang hidup di jaman sekarang tidak bisa dilepaskan dari jasa mereka yang lebih dahulu menjadi
anggota Gereja, terutama para rasul, sebab berkat kesaksian hidup dan iman mereka kita pun dapat
menjadi anggota Gereja dan beriman pada Yesus Kristus.
Oleh karena itu, sepantasnya kita bersyukur atas jasa mereka. Kita patut mendoakan mereka, terutama
meneladani hidup mereka, serta terlibat aktif untuk meneruskan karya pelayanan Gereja dalam kehidupan
kita sehari-hari.
Dengan kata lain, sebagai anggotanya, dari Gereja kita memperoleh: Sabda Allah yang mencakup
“hukum-hukum Kristus”, rahmat sakramen, teladan kekudusan.
Gereja mempunyai tanggung jawab mengembangkan hidup setiap anggotanya, baik dalam
perkembangan pribadi sebagai manusia pada umumnya, maupun sebagai manusia beriman. Hal ini
ditegaskan dalam Katekismus Gereja Katolik artikel 2030: “Orang yang dibaptis menjalankan
perutusannya di dalam gereja. Gereja memberi kepadanya contoh kekudusan.
Dalam (Rom 10:14-15), Rasul Paulus memberi penegasan tentang peranan orang-orang beriman. Melalui
kesaksian hidup dan iman mereka itulah iman gereja akan Yesus Kristus sebagai jalan, kebenaran dan
hidup.
Tugas Mandiri XI:
1. Tulislah (2) alasanmu, mengapa Gereja yang hidup di jaman sekarang tidak bisa dilepaskan dari jasa mereka yang lebih
dahulu menjadi anggota Gereja!
2. Mengapa kita perlu mendoakan mereka yang telah berjasa untuk keberadaan Gereja saat ini?
3. Hal-hal apa saja yang kita peroleh sebagai anggota Gereja?
4. Apa maksud dari kalimat “Orang yang dibaptis menjalankan perutusannya di dalam gereja. Gereja memberi kepadanya
contoh kekudusan”?
5. Tulislah doa singkat dengan kata-katamu mengungkapkan rasa syukurmu atas peran Gereja bagi perkembangan dirimu!
1. Para Uskup,Imam,diakon
4. Teman-teman
MATERI PEMBELAJARAN XII
MATERI POKOK: PERAN MASYARAKAT BAGI PERKEMBANGANKU
A. Tujuan Pembelajaran:
Melalui proses pembelajaran materi tentang peran masyarakat bagi perkembanganku, peserta didik
diharapkan jujur, disiplin, kerjasama, dan terbuka dalam memahami peran masyarakat bagi perkembanganku
sesuai dengan gagasan-gagasan berdasarkan berbagai sumber belajar. Peserta didik juga diharapkan kreatif,
proaktif, percaya diri, dan tekun, serta terampil dalam memahami materi tentang peran masyarakat bagi
perkembanganku dan mengomunikasikannya dalam bentuk tugas projek.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Memberi contoh peran masyarakat bagi perkembanganku dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjelaskan peran masyarakat bagi perkembangan diri.
3. Menjelaskan sikap yang perlu dikembangkan dalam bermasyarakat.
4. Menjelaskan ajaran Gereja tentang sikap dalam masyarakat.
5. Menyusun doa untuk masyarakat dan tokoh masyarakat.
C. Petunjuk Belajar
1. Bacalah Dokumen Gaudium Et Spes art.25 dan Ad Gentes art.11!
2. Temukan peran masyarakat bagi perkembangan diri!
3. Temukan sikap yang perlu dikembangkan dalam bermasyarakat!
4. Temukan ajaran Gereja tentang sikap dalam masyarakat!
5. Jika sudah paham, tulislah peran masyarakat bagi perkembangan dirimu, lalu kumpulkan tugas itu pada
gurumu!
D. Alokasi waktu : Menit
E. Uraian Materi
Perkembangan diri seseorang tidak dapat dilepaskan dari peran masyarakat, sebab untuk
mengembangkan diri, manusia butuh bantuan, figur, keteladanan, norma dan kebiasaan yang
mendukung. Manusia juga butuh masyarakat sebagai tempat untuk mempraktekkan nilai-nilai, sikap dan
pandangannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam dokumen Konsili Vatikan II tentang Gereja dalam Dunia Dewasa ini (Gaudium et Spes) artikel 25
ditegaskan, bahwa “pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat itu saling bergantung”.
Hidup di tengah dan bersama masyarakat bukanlah suatu kewajiban, tetapi merupakan kodrat yang tidak
dapat dipungkiri. Ia melekat sebagai keharusan hakiki, karena tanpa itu semua ia tidak akan dapat hidup
dan berkembang.
Tetapi kehadiran kita di tengah dan bersama masyarakat tidak dapat dilepaskan dari iman kita akan
Yesus Kristus. Gereja mengajarkan agar iman akan Yesus Kristus itu mampu menjadi landasan dan
motivasi yang kuat dalam kehadiran dan keterlibatan dalam masyarakat. Umat beriman Kristiani tidak
boleh tergerus arus masyarakat begitu saja. Ia harus mampu mewarnai masyarakat dengan nilai-nilai
Kerajaan Allah yang telah diperjuangkan oleh Yesus Kristus. Ia harus mampu menjadi garam, ragi dan
terang dalam masyarakat.
Tugas MandiriG XII:
1. Tulislah (2) alasanmu, mengapa Perkembangan diri seseorang tidak dapat dilepaskan dari peran masyarakat!
2. Tulislah (2) pandangan Konsili Vatikan II tentang pengaruh masyarakat terhadap perkembangan diri seseorang?
3. Mengapa kehidupan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari iman kita akan Yesus Kristus?
4. Tulislah doa singkat dengan kata-katamu mengungkapkan rasa syukurmu atas peran masyarakat bagi perkembangan
dirimu!
2. Ketua RW
4. Lurah/Kepala Desa