( RPP 1 )
A. KOMPETENSI INTI
C. NILAI-NILAI KEMANUSIAAN
1. Religius
2. Daya Juang
3. Kerendahan hati
4. Percaya diri
D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik dan dengan
model pembelajaran cooperatif learningstudent, peserta didik dapat menunjukkan rasa syukur
atas dirinya, menampilkan perilaku jujur atas keadaan diri apa adanya, menjelaskan sikap yang
biasanya muncul terhadap perbedaan atau keunikan diri, menjelaskan sikap yang perlu
dikembangkan terhadap keunikan yang dimliki dan menunjukkan niat untuk mengembangkan
keunikan dirinya.
E E. MATERI PEMBELAJARAN
S Setiap manusia itu unik (unique/ Inggris atau unus/ latin = satu), tak ada satu orangpun
yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun selalu
mempunyai perbedaan. Perbedaan itu lebih jauh dan lebih dalam dari yang dapat dilihat, dirasa,
didengar dan dikatakan. Pada umumnya perbedaan ini yang membuat orang iri hati,
bertentangan, bermusuhan dan ingin saling meniadakan. Padahal dengan perbedaan itu justru
orang dapat saling memperkaya dan melengkapi. Perbedaan itulah yang menjadi
keunikan setiap manusia. Keunikan itu bisa diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat/kemampuan
serta pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Keunikan diri itu merupakan anugerah yang
menjadikan diri seseorang berbeda dan dapat dikenal dan diperlakukan secara khusus pula.
Untuk mengatasi perbedaan itu, diperlukan sikap menerima diri apa adanya.
Jabatan dalam keorganisasian dapat digantikan oleh orang lain, tetapi kedudukan setiap
manusia dalam seluruh kerangka ciptaan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Peran orang
tua dalam keluarga dapat saja digantikan oleh orang lain, tetapi peran sebagai ciptaan tidak
mungkin digantikan oleh siapapun. Tuhanmenciptakan setiap manusia dengan tugas yang khas
di dunia ini. Orang yang bersikap positif akan menerima keunikan itu sebagai anugerah,
ia bangga bahwa dirinya berbeda, ia bersyukur bahwa apa pun yang ada pada
dirinya merupakan pemberian Tuhan yang baik adanya. Dengan demikian, ia tidak
akan minder, ia tidak berniat menjadi sama seperti orang lain, ia tidak akan
menganggap dirinya tidak berharga, ia tidak akan melakukan tindakan yang melawan
kehendak Tuhan akibat ketidakpuasan terhadap dirinya, hidupnya akan tenang dan
mampubergaul dengan siapa saja. Ada orang yang kurang menerima keunikan diri. Orang yang
demikian akan merasa tidak puas, bahkan dapat melakukan tindakan apa pun demi menutupi
keterbatasan diri, misalnya operasi plastik. Orang yang demikian sering beranggapan seolah
penampilan luar lebih penting. Singkatnya, manusia adalah makhluk yang indah dan
“istimewa”.
Sebagai orang beriman kristiani yang sungguh-sungguh ingin semakin memahami, menerima,
bangga, dan percaya diri, Yesus adalah teladan yang paling utama dan pertama. Dari semula Ia
menyadari diri sebagai manusia yang berbeda dengan yang lainnya. Dari cara berpikir, bersikap
dan bertindak, Ia tidak ragu menunjukkan diri sebagai pribadi yang tidak sama dengan yang
lainnya. Sebagai seorang pribadi kita harus menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya.
Dengan demikian kitapun akan dapat semakin mengembangkan diri dan melakukan sesuatu
dengan kesadaran diri (self-consciousness), penerimaan diri (self-acceptance), kepercayaan diri
(self-confidence) dan perasaan aman diri (selfassurance) yang tinggi. Dengan dasar itu kita
dapat mengisi hidup, meraih cita-cita dan melaksanakan panggilan Allah.
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan yang digunakan : Pendekatan Saintifik
1. Model Pembelajaran : Cooperatif learning student
2. Metode : Diskusi, Pembahasan bersama, Refleksi, Studi Pustaka,
dan Penugasan
G. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Film dan cerita-cerita tokoh dunia (Louis Braile, Helen Keler, Nick Vujicic, Misi Burung
Pelatuk dan lain-lain) www.wikipedia.org
2. Teks puisi Be The Best, Jadilah diri sendiri yang terbaik
3. Komisi Kateketik KWI, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K Kelas X, Kanisius
Yogyakarta, 2010.
H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. LCD Proyektor
2. Slide PPT tentang keunikan manusia
3. Film
4. Teks puisi
J. PENILAIAN
1. Sikap spiritual
a. Tehnik : Penilaian diri
b. Bentuk instrument : Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi
No Sikap / Nilai Butir instrumen
1 Kagum akan Tuhan 1
2 Merasa dicintai Tuhan secara
2
istimewa
3 Bangga akan keunikan yang dmiliki 3
4 Merasa bangga terhadap keadaan
4
dirinya
5 Ikut serta menghormati ciptaan
5
yang lain
6 Bangga terhadap orang yang
berusaha mengembangkan 6
kemampuanya
d. Intrumen penilaian
Penilaian Sikap spiritual :
Petunjuk : Nilaialah dirimu sendiri seberapa sering dirimu menyadari hal-hal berikut dalam
kehidupan sehari-hari
4 = Selalu
3 = Sering
2 = Kadang-kadang
1 = Tidak pernah
N Pernyataan Nilai
o 1 2 3 4
1 Saya kagum akan Tuhan yang telah menciptakan setiap orang
secara unik
2 Saya merasa dicintai Tuhan secara istimewa
3 Saya merasa bangga akan sikap bangga akan kemampuan yang
dimiliki
4 Saya merasa bangga terhadap keadaan dirinya yang sangat
berharga ini
5 Saya ikut serta menghormati keberadaan lain
6 Saya merasa bangga terhadap orang yang berupaya
mengembangkan keunikannya
Nilai :
6 – 10 = Kurang
11 – 15 = Cukup
16 – 20 = Baik
21 – 24 = Sangat baik
2. Sikap sosial
a. Tehnik : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar observasi
c. Kisi-kisi
Nilai :
6 – 10 = Kurang
11 – 15 = Cukup
16 – 20 = Baik
21 – 24 = Sangat baik
3. Pengetahuan
a. Tehnik : Tertulis
b. Bentuk instrument : Uraian
c. Kisi-kisi
No Sikap / Nilai Butir instrumen
1 Menginventarisir keunikan 1
yang dimilikinya
2 Menjelaskan sikap yang biasa 2
muncul terhadap keunikan yang
dimiliki
3 Menjelaskan sikap yang perlu 3
dikembangkan terhadap keunikan
yang dimilikinya
4 Menentukan upaya yang dapat 4
dilakukan untuk mengembangkan
diri
5 Menjelaskan sikap yang tepat 5
terhadap kelebihan orang lain
6 Mendiskripsikan sikap yang tepat 6
dalam menghadapi keunikan yang
dimiliki
Nilai :
20 – 41 Kurang
41 – 60 Cukup
61 – 80 Baik
81 – 100 Sangat baik
C. NILAI-NILAI KEMANUSIAAN
1. Religius
2. Daya Juang
3. Kerendahan hati
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Saintifik dan kateketis peserta didik
dapat menunjukkan rasa syukuratas talenta yang dimilikinya, berusaha mengembangkan talenta
sebagai bentuk syukurnya, menampilkan prilaku jujur dalam menerima keterbatasandirinya,
sikapnya terhadap keberhasilan orang ain, menyebutkan sikap-sikap dan upaya yang diperlukan
dalam mengembangkan bakat dan kemampuannya, menjelaskan tentang mengembangkan
karunia Allah atau talenta, merumuskan sikap-sikap yang sering muncul dalam menghadapi
kekuatan dan keterbatasan diri, menuliskan refleksi tentang upaya mengembangkan talenta,
mengungkapkan doa syukur (tertulis) atas kemampuan dan keterbatasan yang dianugerahkan
Allah.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Orang seringkali tidak menyadari kemampuan yang dimilikinya. Beberapa orang bahkan
menolak keberadaan dirinya karena kekurangan yang ia miliki.” kemampuan besar menuntut
tanggungjawab yang besar ( ”Great Power Comes Great Responsibility”) demikian kutipan
perkataan uncle Ben, paman Peter Parker dalam Film Spiderman 2. Dengan demikian bakat
yang kita miliki mewajibkan kita memikul tanggungjawab untuk mengembangkannya dengan
maksimal. Melalui Matius 25:14-30, mengandung pesan yang sangat pentinf yakni;
mengembangkan bakat yang kita miliki adalah ungkapan syukur. Setiap kita memiliki
talentanya masing-masing. Tidak mengembangkannya berarti tidak bersyukur atas talentannya.
Dari perikop yang sama dikatakan bahwa tanggungjawab terutama pada mengembangkan
talenta itu dan menggunakannya untuk kepentingan umum. Dikembangkan dengan cara melatih
diri dan belajar, digunakan dengan melatih dan menghibur orang serta untuk kemuliaan Allah.
Dalam pelajaran ini peserta didik diajak untuk kembali menyadari diri dengan segala
kelebihannya dan kekurangannya. Kemudian masuk ke dalam proses berupa menyimak cerita,
mendalami cerita dan mendalami pesan kitab suci dari perikop Matius 25:14-30. Setelah itu
merefleksikan pengalaman pribadi mereka.
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan :
1. PendekatanSaintifik
2. Pendekatan Kateketis
Metode :
1. Dialog Partisipatif
2. Diskusi
3. Penugasan
4. Studi Pustaka
5. Refleksi
G. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Pengalaman hidup peserta didik
2. Kisah tentang GM Irene Kharisma Sukandar http://osis.sman7malang.sch.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=116:mengenal-sosokgmwindonesia-irene-kharisma-
sukandar-&catid=40:redaksi&Itemid=69
3. Kitab Suci: ( Mat 25: 14 – 30)
4. Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolikuntuk
SMA/K Kelas X. Yogyakarta:Kanisius, 2008.Kristianto. Yoseph, dkk. 2010.Menjadi Murid
Yesus, Buku Teks PendidikanAgama Katolik untuk SMA/K Kelas X. Yogyakarta:Kansius
5. Konferensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995.
6. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores.
7. http://sosok.kompasiana.com/2013/03/08/gratia-nindyaratri-peserta-lombasciencetingkat-
internasional-di-usa-535252.html
8. http://id.wikipedia.org/wiki/Agnes_Monica
9. http://id.wikipedia.org/wiki/Michael_Adrian
H. MEDIA PEMBELAJARAN
1. LCD Proyektor
2. Slide PPT tentang materi mengembangkan karunia Allah
3. Film kisah Irene Kharisma Sukandar
I. Langkah-LangkahKegiatanPembelajaran
Pertemuan 1:
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal: 15 menit
Memberi salam
Doa Pembukaandipimpinolehsalahseorangsiswa
Presensi
Memotivasi siswa
Memberikan garis besar materi
Memberikan tujuan pembelajaran
No Kegiatan Alokasi Waktu
2 Kegiatan Inti: 100 menit
Menyimak kisah Irene Kharisma Sukandar
Menanya hal-hal yang berkaitan dengan kisah Irene
Kharisma Sukandar, misalnya: hal apa yang menarik dari
kisah Irene? Bagaimana Irene mencapai kesuksesan?
Bagaimana sikapnya dalam menghadapi kesulitan atau
tantangan?
Mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan
dirinya, sikap dalam menghadapi keterbatasan dan
kemampuan, upaya yang telah dilakukan dalam
mengembangkan kemampuan
Menggali informasi tentang kemampuan dan
keterbatasan dengan membaca kisah Lena Maria.
Mencari dari berbagai sumber kisah-kisah orang yang
mencapai sukses, sekalipun memiliki keterbatasan
Membaca bersama kutipan dari Kitab Suci Perjanjian
Baru Matius 25:14-30
Mendalami dan merumuskan pesan kutipan Matius
25:14-30 tentang panggilan untuk mengembangkan talenta
Membandingkan sikap dan tindakan yang selama ini
dilakukan terhadap kemampuan dan keterbasatan yang
dimiliki dengan pesan Kitab Suci yang didalami.
Mempertajam hasil perbandingan dengan
merefleksikan “Kisah Pensil”
J. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Teknik : Penilaian Diri
b. BentukInstrumen : lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi :
Butir
No Sikap/ nilai
instrument
1. Bersyukur atas talenta 1
2. Rendah hati menerima kekurangan 2
3. Percaya diri dengan talenta 3
4. Menghargai talenta orang lain 4
5. Mendukung teman dalam berkembang 5
6. Berniat mengembangkan talentanya 6
d. InstrumenPenilaianSikap spiritual :
Petunjuk :Nilai ialah dirimu sendiri seberapa sering dirimu menyadari hal-hal
Berikut dalam kehidupan sehari-hari
4 = Selalu
3 = Sering
2 = Kadang-kadang
1 = Tidakpernah
No Pernyataan Nilai
1 2 3 4
1 Saya bersyukur kepadaTuhan yang telah memberikan
talenta kepada saya
2 Saya merasa bisa menerima segala kekurangan yang
saya miliki
3 Saya merasa bangga dengan talenta yang saya miliki
4 Saya merasa bangga terhadap talenta yang dimiliki
teman-teman saya
5 Saya ikut serta mendukung teman dalam
mengembangkan talenta
6 Saya akan berusaha untuk mengembangkan talenta
saya
Nilai :
6 – 10 = Kurang
11 – 15 = Cukup
16 – 20 = Baik
21 – 24 = Sangatbaik
2. SikapSosial
a. Teknik : Observasi
b. BentukInstrumen : Lembar observasi
c. Kisi-kisi :
No Sikap/ nilai Butir instrument
1. Menghargai kemampuan orang lain 1
2. Mendukung teman untuk berkembang 2
3. Menerima segala kelebihan dan kekurangannya 3
N Pernyataan Nilai
o 1 2 3 4
1 a. Menerima kelebihan/kemampuan yang dimiliki
orang lain
b. Menghormati setiap teman karena pada dasarnya s
etiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing
2 a. Menghargai setiap usaha dari teman untuk
mengembangkan diri
b. Bersedia membantu orang lain bila diperlukan
dalam rangka usaha untuk mengembangkan
kemampuannya
Nilai :
6 – 10 = Kurang
11 – 15 =Cukup
16 – 20 =Baik
21 – 24 = Sangatbaik
3. Pengetahuan
a. Teknik : Tertulis
b. BentukInstrumen : Uraian
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Butir
Instrumen
1. Menyebutkan sikap-sikap dan upaya yang 1
diperlukandalammengembangkan bakat
dankemampuannya.
d. InstrumenPenilaianpengetahuan
4. Ketrampilan
a. Teknik : Membuat doa syukur.
b. BentukInstrumen` : Membuat doa syukur
c. Kisi-kisi :
No Sikap/ nilai Butir
instrument
Membuat doa spontan berkaitan dengan kelebihan 1,2,3,4
1.
dan kekurangnnya
d. Instrumen PenilaianKetrampilan
A. KOMPETENSI INTI
2.2. Santun sebagai 2.2.1. Menghargai perbedaan antara pria dan wanita
perempuan atau laki- laki sesuai dengan martabatnya yang saling
yang saling melengkapi melengkapi
dan sederajat
3.2. Memahami jati 3.2.1. Menginventarisir bentuk-bentuk pelanggaran
dirinya sebagai perempuan terhadap martabat perempuan yang sering terjadi
atau laki- laki yang saling dalam masyarakat kita.
melengkapi dan sederajat
3.2.2. Menjelaskan ajaran Gereja tentang sifat saling
melengkapi dalam relasi antara laki-laki dan
perempuan.
3.2.3. Menjelaskan ajaran Kitab Suci (Alkitab)
tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan, (misalnya
4.2. Melakukan aktivitas 4.2.1. Menuliskan refleksi tentang kesetaraan laki-
(misalnya menuliskan laki dan perempuan.
refleksi/puisi/doa) tentang
jati dirinya sebagai 4.2.2. Membuat doa syukur sebagai ungkapan
perempuan atau laki- syukur atas jati dirinya sebagai laki-laki dan
laki yang saling perempuan yang saling melengkapi dan
melengkapi dan sederajat sederajat
C. NILAI-NILAI KEMANUSIAAN
1. Religius
2. Daya Juang
3. Kerendahan hati
4. Persaudaraan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengamati berbagai perbedaan antara pria dan wanita serta menginventarisir
berbagai bentuk-bentuk pelanggaran dan mendalaminya melalui Kitab Suci peserta didik
mampu :
1.2.1 Menyadari akan keunikan dirinya sebagai laki-laki dan perempuan dengan
segala kelebihan dan kekurangannya.
3.2.2. Mendalami cerita “Adat Mengkondisikan Perempuan di bawah pria” dan sharing
tentang perbedaan laki-laki dan perempuan, peserta didik mampu menjelaskan sifat saling
melengkapi antara laki-laki dan perempuan.
3.2.2. Menjelaskan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan bersumber dari Ajaran
3.2.3. Menjelaskan ajaran Kitab Suci (Alkitab) tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan,
(misalnya dalam Kitab Kejadian 2: 18 – 23
4.2.1 Menyusun serta merefleksikan tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan yang
diwujudkan membuat doa syukur atas jati dirinya sebagai laki-laki dan perempuan
E. MATERI PEMBELAJARAN
Pergaulan antar laki-laki dan perempuan di kalangan para remaja sering menyimpang.
Misalnya: terjadinya pelecehan di tempat tempat umum, pemerkosaan, kurang menghargai
perempuan, dsb. Maka para remaja memerlukan bimbingan agar mereka memiliki
pengetahuan dan kesadaran yang memadai tentang hakekat kepriaan dan kewanitaan serta
daya tarik terhadap lawan jenisnya. Sehingga remaja dapat menghargai diri sendiri dan
lawan jenisnya sebagai ciptaan Allah yang indah, luhur dan suci.
Gaudium et Spes art.12. (Manusia diciptakan menurut gambar Allah) Kaum beriman
maupun tak beriman hampir sependapat, bahwa segala sesuatu di dunia ini harus diarahkan
kepada manusia sebagai pusat dan puncaknya. Apakah m anusia itu? Di masa silam dan
sekarang pun ia mengemukakan banyak pandangan tentang dirinya, pendapat- pendapat yang
beraneka pun juga bertentangan: seringkali ia menyanjung-nyanjung dirinya sebagai tolok
ukur yang mutlak, atau merendahkan diri hingga putusasa; maka ia seraba bimbang dan
gelisah. Gereja ikut merasakan kesulitan-kesulitan itu secara mendalam. Diterangi oleh Allah
yang mewahyukan Diri, Gereja mampu menjawab kesukaran-kesukaran itu, untuk melukiskan
keadaan manusia yang sesungguhnya, menjelaskan kelemahan-kelemahannya, sehingga serta
merta martabat dan panggilannya dapat dikenali dengan cermat. Adapun kitab suci
mengajarkan bahwa manusia diciptakan “menurut gambar Allah”; ia mampu mengenal dan
mengasihi Penciptanya; oleh Allah manusia ditetapkan sebagai tuan atas semua makhluk di
dunia ini. untuk menguasainya dan menggunkannya sambil meluhurkan Allah . “Apakah
manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau
mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya Lih. Kej 1:26; Keb 2:23.Lih. Sir 17:3-
10. hampirsama seperti Allah, dan memahkotai-nya dengan kemuliaan dan hormat.
Engkau menjadikannnya berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah
Kauletakkan di bawah kakinya.
(Mzm 8:5-7).
Tetapi Allah tidak menciptakan manusia seoarng diri: sebab sejak awal mula “Ia
menciptakan mereka pria dan wanita” (Kej 1;27). Rukun hidup mereka merupakan bentuk
pertama persekutuan antar pribadi. Sebab dari kodratnya yang terdalam manusia bersifat
sosial; dan tanpa berhubungan dengan sesama ia tidak dapat hidup atau mengembangkan
bakat-pembawaannnya. Maka, seperti kita baca pula dalam Kitab suci, Aalah melihat “segala
sesuatu yang telah dibuat-Nya, dan itu semua amat baiklah adanya” (Kej 1:31).
Dalam pembahasan ini peserta didik diajak untuk menyadari bahwa laki-laki dan perempuan
diciptakan semartabat dan sederajat. Keduanya diciptakan menurut citra Allah: diciptakan
menurut gambar dan rupa Allah yang satu dan sama ( kej 1, 26 -27). Lebih dari itu, mereka
dianugarahi kepercayaan dan kesempatan yang sama untuk mengambil bagian dalam
karyaNya yang agung. Mereka dipanggil untuk membangun persekutuan (communio) dan
bekerja sama dalam pengelolaan dunia dan seisinya serta pelestarian generasi umat manusia
(kej 1, 31).
Laki-laki dan perempuan saling melengkapi. Sifat korelatif itu sangat jelas dalam bentuk pria
dan wanita. Tetapi juga kelihatan dalam seluruh kemanusiaannya, seperti: perasaan, cara
berpikir, dan cara menghadapi kenyataan, termasuk Tuhan. Tuhan mengatakan: “Tidak baik,
kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan
dengan dia” (Kej 2: 18).
Laki-laki dan perempuan diciptakan bukan pertama-tama sebagai tuan dan hamba atau
atasan dan bawahan, tetapi rekan yang sepadan. Tugas dan tanggung jawab yang
diberikan kepada keduanya sama. Nilai karya dan peran mereka pada karya Allah pada
umumnya tidak berbeda: tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah. Sabda
Allah yang berbunyi, :Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita…”(kej
1, 26) dan “…yang dijadikanNya itu sungguh amat baik” (kej 1, 31) menunjukkan perbedaan
manusia dengan ciptaan lain. Sabda itu menunjukkan keistimewaan mereka sebagai laki-laki
dan perempuan di antara semua ciptaan, bukan perbedaan mereka sebagai laki-laki dan
perempuan.
Dalam Kitab Kejadian juga diceritakan bahwa pria dan wanita merupakan ciptaan Tuhan
yang paling indah. Pria dan wanita diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi, untuk
menjadi teman hidup. Pria saja tidaklah lengkap. Allah sendiri berkata: “Tidaklah baik,
kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan seorang penolong baginya, yang
sepadan dengan dia” (Kej 2: 18). Untuk menyatakan bahwa wanita sungguh-sungguh
merupakan kesatuan dengan pria, maka Tuhan menciptakan wanita itu bukan dari bahan
lain, tetapi dari tulang rusuk pria itu. Maka, pria itu kemudian berkata tentang wanita itu
demikian: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” (Kej 2: 23). Dari
kutipan Kitab Suci ini jelaslah bahwa hubungan pria dan wanita adalah hubungan yang suci
dan sepadan.
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Saintifik
2. Pendekatan Kateketis
1. Media
2. Alat:
- LCD
- Proyektor,
- Laptop,
3. Sumber pembelajaran
Kristianto. Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama
Pertemuan 1
Presensi
Momotivasi siswa
Doa Penutup
Pertemuan 2
Doa Pembukaan
Presensi
Memotivasi siswa
I. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Tehnik : Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri
c. Kisi-kisi :
Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri: seberapa sering dirimu menyadari hal-hal berikut
dalam kehidupanmu sehari-hari
4 = selalu
3 = sering
2 = kadang-kadang
1 = tidak pernah.
Nilai
1 2 3 4
No Pernyataan
1. Saya menyadari bahwa saya berbeda dengan teman saya
2. Saya bangga terhadap diri saya yang ada sekarang ini
3. Saya berbeda dengan teman saya
Saya merasa bersikap rendah diri atas keadaan fisik yang
4.
Saya sadar bahwa apapun yang melekat pada diri saya
5.
Saya merawat tubuh saya sebaik mungkin sebagai ungkapan
6.
Saya bergaul dengan siapa saja tanpa terpengaruh pada
c. Kisi-kisi :
Nilai:
7-12 = Kurang
13-18 = Cukup
19-24 = Baik
a. Tehnik : Observasi
c. Kisi-kisi :
No Sikap/ nilai Butir instrument
1. Memupuk kepercayaan diri 1
2. Bergaul dengan sesamanya tanpa memandang adanya 2 – 4
4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= tidak pernah
Nilai:
7-12 = Kurang
13-18 = Cukup
19-24 = Baik
24-28 = Sangat Baik
3. Pengetahuan
a. Tehnik : Tertulis
4. Ketrampilan:
Nilai:
21-40 : Kurang
41-60 : Cukup
61-80 : Baik
Penilaian Ketrampilan:
Nilai:
21-40 : Kurang
41-60 : Cukup
61-80 : Baik
Mengetahui,
A. KOMPETENSI INTI :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
1.3. Beryukur kepada Allah 1.3.1. Peserta didik mampu menunjukkan rasa
yang menciptakan dirinya syukurnya bahwa dirinya diciptakan sebagai citra
sebagai citra-Nya yang Allah yang bersaudara satu dengan yang lain
bersaudara satu sama lain.
2.3. Menghargai sesama 2.3.1. Peserta didik mampu menampilkan prilaku
manusia yang diciptakan jujur dalam menghargai orang lain sebagai satu
sebagai citra Allah yang saudara dengan yang lain
bersaudara satu sama lain
3.3.Memahami konsekuens 3.3.1. Peserta didik mampu menganalisis sebab-
i dirinya sebagai citra Allah sebab munculnya tindakan diskriminasi dan sikap
dalam berelasi dengan fanatisme dalam hidup manusia.
sesama manusia yang 3.3.2. Peserta didik mampu merumuskan ajaran
diciptakan sebagai citra Gereja dalam buku-buku dokumen Gereja yang
Allah yang bersaudara satu mengajarkan tentang keluhuran martabat manusia
sama lain sebagai Citra Allah.
3.3.3. Peserta didik mampu merumuskan ajaran
Kitab Suci (Alkitab) tentang keluhuran manusia
sebagai Citra Allah.
3.3.4. Peserta didik mampu merumuskan
keistimewaan manusia sebagai Citra Allah
dibandingkan dengan ciptaan Allah lainnya.
4.4.Melakukan aktivitas 4.3.1. Peserta didik mampu menuliskan refleksi
(misalnya menuliskan tentang keluhuran manusia sebagai Citra Allah.
refleksi/ doa/ menyusun 4.3.2. Peserta didik mampu membuat aksi nyata
kliping berita dan gambar) bersama kunjungan ke panti asuhan/ membantu
tentang sikap saling sesama yang berkebutuhan khusus dan memberikan
menghargai sesama manusia sumbangan kemanusiaan.
yang diciptakan sebagai citra
Allah yang bersaudara satu
sama lain.
C. NILAI-NILAI KEMANUSIAAN
1. Religious
2. Persaudaraan
3. Kerendahan hati
4. Solidaritas
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pendekatan saintifik dan kateketis, peserta didik mampu menunjukkan rasa syukurnya
bahwa dirinya diciptakan sebagai citra Allah yang bersaudara satu dengan yang lain, mampu
menampilkan perilaku jujur dalam menghargai orang lain sebagai satu saudara dengan yang
lain, mampu menganalisis sebab-sebab munculnya tindakan diskriminasi dan sikap fanatisme
dalam hidup manusia, mampu merumuskan ajaran Gereja dalam buku-buku dokumen Gereja
yang mengajarkan tentang keluhuran martabat manusia sebagai Citra Allah, mampu
merumuskan ajaran Kitab Suci (Alkitab) tentang keluhuran manusia sebagai Citra Allah,
mampu merumuskan keistimewaan manusia sebagai Citra Allah dibandingkan dengan ciptaan
Allah lainnya, mampu menuliskan refleksi tentang keluhuran manusia sebagai Citra Allah,
mampu membuat aksi nyata bersama kunjungan ke panti asuhan/ membantu sesama yang
berkebutuhan khusus dan memberikan sumbangan kemanusiaan.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Dewasa ini banyak terjadi pelanggaran terhadap martabat kemanusiaan. Di berbagai tempat
terjadi kekerasan yang diakibatkan dari sikap fanatik dan diskriminatif ras, suku, agama,
budaya, dan kelompok sosial. Sikap ini dapat menjalar pada siapa saja, tidak terkecuali orang
muda. Oleh karena itu, mereka perlu disadarkan bahwa sikap tersebut dapat melahirkan
berbagai kekerasan dan tindakan anarkis yang sungguh merusak dan sangat melukai martabat
manusia sebagai citra Allah.
Sebagai sesama citra Allah, setiap manusia adalah bersaudara. harus saling menghormati dan
saling mengasihi. Sikap ini seperti yang digambarkan Yesus dalam perumpamaan tentang orang
Samaria yang murah hati. Dalam perumpamaan itu dikisahkan bagaimana orang Samaria yang
baik hati itu telah memperlakukan orang Yahudi yang mendapat bencana di jalan seperti
saudaranya sendiri, bahkan lebih dari itu.
Dalam Kitab Kej 1: 26-27 dikisahkan demikian: Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata
yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut
gambar Allah diciptakan-Nya dia, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”. Dalam
kutipan Kej 1: 26-27 ini jelas dinyatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah, tentang makhluk-makhluk yang lain tidak dikatakan seperti itu. Dalam pelajaran ini, para
peserta didik diharapkan dapat mengagumi martabatnya yang luhur dan mensyukurinya.
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan :
1. Pendekatan Saintifik
2. Pendekatan Kateketis
Metode :
1. Dialog Partisipatif
2. Diskusi
3. Penugasan
4. Studi Pustaka
5. Refleksi
G. SUMBER BELAJAR
1. Pengalaman hidup peserta didik
2. Kitab Suci Kej 5: 18 – 23
3. Majalah Hidup No. 28 Tahun ke-60, 9 Juli 2006
4. Majalah Hidup no. 45 tahun ke-60, 5 Nopember 2006
5. Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik
untuk SMA/K Kelas X. Yogyakarta:Kanisius, 2008.
6. Kristianto. Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan
Agama Katolik untuk SMA/K Kelas X. Yogyakarta:Kanisius
7. Konferensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, Kanisius, Yogyakarta, 1995.
8. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores,
http://id.wikipedia.org/wiki/Bunda_Teresa http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-
ensiklopedi/2543-suritauladan- bangsa/
9. http://id.wikipedia.org/wiki/YB Mangunwijaya/
10. http://id.wikipedia.org/wiki/Munir_Said_Thalibdblindonesia.com
11. 1ball.wordpress.com/2010/07/25/pengalaman-pertama-kepanti-asuhan/
H. MEDIA PEMBELAJARAN
Cerita “Kado Tuhan”
Gambar foto remaja laki-laki dan perempuan
Gambar foto tentang konflik/pertengkaran antar manusia
PPT tentang keluhuran martabat manusia
I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
No Kegiatan Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal: 15 Menit
Doa Pembukaan
Presensi
Memotivasi siswa
Memberikan garis besar materi
Memberikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti: 100 Menit
Mengamati berbagai situasi yang
menggambarkan terjadinya perendahan martabat
manusia, misalnya dalam artikel “Harapan di Tengah
Konflik Timor Leste”
Menyampaikan pertanyaan berkaitan dengan
artikel “Harapan di Tengah Konflik Timor Leste“,
misalnya: Adakah bagian-bagian dalam artikel yang
bisa menggambarkan bentuk perendahan martabat
manusia?
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
tentang bentuk-bentuk perendahan martabat manusia
No Kegiatan Alokasi Waktu
yang terjadi dalam masyarakat
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
tentang tokoh-tokoh yang berjuang melawan
perendahan martabat manusia dan mengupayakan
penghormatan dan pembelaan terhadap keluhuran
martabat manusia
Saling berbagi informasi dari berbagai
data/sumber yang telah didapatkan.
3 Kegiatan Akhir: 20 Menit
Merumuskan kesimpulan menyeluruh dalam
bentuk refleksi tertulis
Berbagi hasil refleksi dalam kelompok
Doa Penutup
Pertemuan 2
NO Kegiatan Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal: 15 menit
Doa Pembukaan
Presensi
Memotivasi siswa
Memberikan garis besar materi
Memberikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti: 100 menit
Dikerjakan dalam kelompok:
a. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
tentang tokoh-tokoh yang berjuang melawan
perendahan martabat manusia dan mengupayakan
penghormatan dan pembelaan terhadap keluhuran
martabat manusia
b. Merumuskan pesan Kitab Suci ajaran dan Gereja
yang beraitan dengan keluhuran martabat manusia
c. Membandingkan pengetahuan dan
pemahamannya selama ini tentang keluhuran martabat
manusia dengan ajaran Gereja dan Kitab Suci
d. Menyusun rencana melakukan kunjungan ke
Panti asuhan, atau panti Jompo, atau penampungan
anak terlantar, atau keluarga yang patut dibantu
Presentasi
Peneguhan dari guru
3 Kegiatan Akhir: 20 menit
Merumuskan kesimpulan dalam bentuk refleksi
tertulis tentang keluhuran martabat manusia
NO Kegiatan Alokasi Waktu
Laporan hasil rencana kunjungan yang telah
dirumuskan dalam kelompok
Membuat kesepakatan waktu pelaksanaan dan
tehnis laporan dari tiap kelompok
Doa Penutup
Pertemuan 3
NO Kegiatan Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal: 15 menit
Doa Pembukaan
Presensi
Memotivasi siswa
Memberikan garis besar materi dan proses
pembelajaran yangakan dilakukan
Memberikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti: 100 menit
Laporan dari kelompok tentang pelaksanaan
kunjungan yang telah dilakukan
Setiap kelompok melaporkan dalam bentuk
presentasi
3 Kegiatan Akhir: 20 menit
Merumuskan kesimpulan dalam bentuk refleksi
tertulis tentang keluhuran martabat manusia
berdasarkan hasil kunjungan yang telah dilakukan
Doa Penutup
J. PENILAIAN
1) Sikap Spiritual
a. Teknik : Penilaian Diri
b. BentukInstrumen : lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi :
No Sikap/ nilai Butir
instrument
1. Bersyukur karena diciptakan sebagai citra Allah 1
2. Bersyukur diciptakan baik adanya dan memiliki 2
kelebihan dibandingkan dengan mahluk ciptaan yang
lain
3. Percaya diri dengan kondisi diri apa adanya 3
4. Menghargai orang lain sebagai sesama 4
5. Mendukung dan membantu teman dalam 5
berkembang
4 = Selalu
3 = Sering
2 = Kadang-kadang
1 = Tidak pernah
Nilai :
5 – 8 = Kurang
9 – 13 = Cukup
14 – 17 = Baik
17 - 20 = Sangat baik
2) Sikap Sosial
a. Teknik : Observasi
b. BentukInstrumen : Lembar observasi
c. Kisi-kisi :
No Sikap/ nilai Butir
instrument
1. Menghargai perbedaan satu dengan yang lain 1
2. Menerima perbedaan dengan orang lain yag 2
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-
masing
3. Bersedia membantu sesama karena sesama 3
adalah saudara
No Pernyataan Nilai
1 2 3 4
1 a. Menerima perbedaan satu dengan yang lain
Nilai :
5 – 8 = Kurang
9 – 13 = Cukup
14 – 17 = Baik
17 - 20 = Sangat baik
3) Pengetahuan
a. Teknik : Tertulis
b. BentukInstrumen : Uraian
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Butir Instrumen
1. menganalisis sebab-sebab 1,2
munculnya tindakan
diskriminasi dan sikap fanatisme
dalam hidup manusia.
2. 2 merumuskan ajaran Gereja dalam 3
buku-buku dokumen Gereja
d. Instrume
yang mengajarkan tentang
n Penilaian
keluhuran martabat manusia
pengetahuan
sebagai Citra Allah.
No
3. Pernyataan
merumuskan ajaran Kitab Suci 4 Skor
(Alkitab) tentang keluhuran
1 Ceritakanlah 1 peristiwa yang menunjukkan adanya 10
manusia sebagai Citra Allah.
4. tindakan deskriminatif dengan
merumuskan lengkap!5 Jelaskan
keistimewaan
manusia sebagai Citra Allah
dibandingkan dengan ciptaan
Allah lainnya
No Pernyataan Skor
penyebabnya!
2 Ceritakanlah 1 peristiwa yang menunjukkan adanya 10
tindakan fanatisme dengan lengkap! Jelaskan
penyebabnya!
3 Sebutkan salah satu ajaran Gereja yang mengajarkan 10
tentang keluhuran martabat manusia sebagai Citra Allah.
Jelaskan makna / artinya!
4 Tuliskan 1 ajaran Kitab Suci (Alkitab) tentang 10
keluhuran manusia sebagai Citra Alla! Pesan apa
yang Anda dapatkan dari kutipan terseut?
5 Jelaskan arti dari manusia diciptakan sesuai dengan citra 10
Allah! Keistimewaan apa yang dapat Anda temukan
dalam diri Anda bila dibandingkan dengan ciptaan
Tuhan yang lainnya?
Nilai :
20 – 41 : Kurang
41 – 60 : Cukup
61 – 80 : Baik
81 – 100 : Sangat baik
Waingapu ……..2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,