Kopetensi Inti :
I. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
II. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
III. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
IV. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
1. Mengenali keunikan diri
2. Sikap terhadap keunikan diri
3. Manusia unik diciptakan sebagai citra Allah
Pertemuan Kedua
1. Kondisi Ciptaan Tuhan Saat Ini
2. Tugas Manusia Sebagai Citra Allah Menurut Kej.1: 26-30
3. Panggilan Manusia dalam Konteks Keselamatan Semua Ciptaan Tuhan
C. METODE PEMBELAJARAN
1. Scientific Method
2. Contextual Teaching and Learning
3. Cooperative Learning
4. Communicative Approach
5. Project-Based Learning
6. Problem-Based Learning
c. Kegiatan Penutup
1) Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa
untuk selalu bersyukur atas karunia keunikan dirinya
2) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang
relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik
3) Bersama peserta didik menutup pertemuan dengan mendaraskan Mazmur 104: 1-24
secara bergantian (lihat Buku Guru halaman 14-15 atau Buku Siswa halaman 6)
PERTEMUAN KEDUA:
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit )
1) Apersepsi: Guru meminta beberapa peserta didik menyampaikan secara lisan gagasan-
gagasan yang menarik dari pertemuan sebelumnya
2) Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran dalam pertemuan saat ini
3) Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa pembuka (lihat Buku Guru,
halaman 18 atau Buku Siswa, halaman 7)
c. Kegiatan Penutup
1) Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa
untuk selalu bersyukur atas karunia keunikan dirinya
2) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang
relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik
3) Bersama peserta didik menutup pertemuan dengan mendaraskan Mazmur 104: 1-
24secara bergantian (lihat Buku Guru halaman 23 atau Buku Siswa halaman 10)
E. SUMBER BELAJAR
1. Buku Siswa
2. Kondisi alam lingkungan
3. Kepustakaan:
- Katekismus Gereja Katolik, Arnoldus, Ende: 1995
- KWI, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi, Kanisius, Yogyakarta: 1996
- Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010
- A. Bakker SVD, Ajaran Iman Katolik 1 untuk Mahasiswa, Kanisius, Yogyakarta: 1988
- Louis Leahy, Sains dan Agama dalam Konteks Zaman Ini, Kanisius, Yogyakarta: 1997
- Quentin Hakenewerth, SM, Ikutlah Panggilan Hidupmu, CLC, Jakarta: 1987
- Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010 6.
F. MEDIA PEMBELAJARAN
Media :
- Cerita “Kado Tuhan”
- Gambar foto remaja laki-laki dan perempuan
- Gambar foto tentang kerusakan alam ciptaan dan manusia
- Kitab Suci, khususnya teks Kej. 1: 26-28, Kej 1:26-30, Mazmur 8: 2-10 dan Mazmur 104: 1-24
G. PENILAIAN
1. Pengetahuan
a. Sebutkan ciri-ciri yang menjadikan seseorang disebut unik!
b. Jelaskan bagaimana sikap kalian dalam menghadapi keunikan yang ada dalam dirimu! Apa
dampak dari sikapmu?
c. Jelaskan makna manusia sebagai citra Allah berdasarkan Kej. 1:26-28. 2. Nontes
d. Sebutkan beberapa contoh kasus atau peristiwa yang menggambarkan kondisi
memperihatinkan dari ciptaan Tuhan saat ini!
e. Jelaskan faktor penyebab terjadi kondisi memprihatinkan dari ciptaan Tuhan!
f. Jelaskan kondisi ideal ciptaan Tuhan yang kamu impikan terjadi di muka bumi ini!
g. Jelaskan tugas manusia sebagai citra Allah berdasarkan refleksi atas Kej. 1:26-30!
h. Sebutkan ciri-ciri tindakan manusia yang sesuai dengan kehendak Tuhan dalam
pelaksanaan tugas yang telah diberikan oleh Allah!
2. Ketrampilan :
Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas dirinya yang ciciptakan sebagai Citra
Allah yang unik
3. Penilaian SikapSpiritual dan Sosial : aksi nyata sebagai tanggapan atas tugas manusia sebagai
citra Allah
Pringsewu,
Guru Bidang Studi
2. Penilaian Ketrampilan:
- Karya 2 dimensi: Doa tertulis: Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas dirinya
yang ciciptakan sebagai Citra Allah yang unik
- Proyek: a. Laporan rencana aksi nyata b. Pelaksanaan dan evaluasi aksi nyata
3. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
Kebiasaan untuk mewujudkan pemahaman akan keunikan diri
Penilaian Ketrampilan:
Karya: Doa
Nilai Spiritual
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
1. Saya menyadari bahwa saya berbeda dengan teman saya
2. Saya bangga terhadap diri saya yang ada sekarang ini
Saya merasa iri hati terhadap teman yang lebih
3.
cantik/tampan
Saya merasa bersikap rendah diri atas keadaan fisik yang
4.
saya miliki
Saya sadar bahwa apapun yang melekat pada diri saya
5.
merupakan bukti cinta Tuhan terhadap diri saya
Saya merawat tubuh saya sebaik mungkin sebagai
6. ungkapan syukur saya atas kebaikan Tuhan dalam diri
saya
Saya bergaul dengan siapa saja tanpa terpengaruh pada
7.
keadaan fisik saya maupun orang lain
Saya berfikir positif terhadap semua teman tanpa
8.
melihat kekurangan yang ia miliki
Sikap Sosial
(Melalui Pengamatan guru)
Nama siswa yang diamati: ………………..
Pengamatan dari tgl……………. – tanggal …………………
Nilai
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
1. Peserta didik tidak minder dalam bergaul
Peserta didik sering bersikap sombong terhadap kecantikan/
2.
ketampanan dirinya
Peserta didik melecehkan temannya yang secara fisik/ psikis
3.
memiliki kekurangan
Peserta didik bergaul secara merata dengan temannya tapa
4.
terganggu dengan perbedaan
5. Peserta didik terlihat merawat dirinya
B. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama
Mengenali berbagai kemampuan yang dimilikinya
Cita-cita yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengembangkan kemampuan diri
Pertemuan kedua
Usaha manusia untuk mengembangkan talenta yang dimiliki berdasarkan refleksi atas
Matius 25:14-30
Doa syukur atas berbagai kemampuan yang dimiliki
C. METODE PEMBELAJARAN
Pengamatan diri, Diskusi Kelompok, Refleksi, role playing dan Sharing
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama ;
a. Kegiatan pendahuluan (10’)
1. Pemotivasian : Menunjukkan beberapa gambar orang yang memilki kemampuan
( gambar orang main music, bermain bola, dkk)
2. Apersepsi : guru bertanya jawab tentang beberapa alasan perlunya mengenali
kemampuan dirinya
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran
4. Guru mengajak perserta didik untuk mengawali pembelajaran dengan doa (lih.
Buku siswa)
Pertemuan kedua
a. Kegiatan pembuka
1. Apersepsi : guru meminta beberapa peserta didik menyampaikan secara lisan gagasan-
gagasan yang menarik dari pertemuan sebelumnya
2. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran dalam pertemuan saat ini
3. Guru mengajak siswa mengawali pembelajaran dengan doa pembuka
b. Kegiatan Inti
1. Peserta didik mendramatisasikan perumpamaan tentang Talenta menurut Matius 23:14-
30
2. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok dilanjutkan dengan pleno beberapa
pertanyaan sebagai berikut ;
a. Apa sikap yang tergambar dalam perumpamaan tentang talenta ?
b. Sikap mana menurutmu yang sejalan dengan upaya pengembangan kemampuan ?
c. Apa yang kamu pahami dari ungkapan pada ay. 29-30 ? dan bagaimana
tanggapanmu terhadap pernyataan tersebut ?
3. Guru memberikan penegasan beberapa hal ;
a. Manusia harus mempertanggung jawabkan kemampuan sebgai anugerah Allah
terhadap dirinya
b. Berbagai cara mengembangkan kemampuan atau talenta
4. Peserta didik membuat doa syukur tertulis yang mengungkapkan rasa syukur atas
kemampuan yang telah diberikan sebagai anugerah Tuhan
c. Kegiatan Penutup
1. Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini serta memberikan
dorongan kepada siswa untuk selalu bersyukur atas kemampuan yang sudah dimiliki
2. Guru memberikan penghargaan (pujian atau bentuk perghargaan lain yang relevan)
terhadap kelompok yang berkinerja baik
3. Bersama peserta didik menutup kegiatan pembelajaran dengan doa penutup
E. SUMBER BELAJAR
a. Buku siswa
b. Pengalaman peserta didik
c. Kepustakaan ;
A.M. Mangunhardjana, Mengatasi Hambatan-Hambatan Kepribadian, Cet. 17, Kani-
sius, Yogyakarta: 2002 2.
P. Van Breemen S.J., Kupanggil Engkau dengan Namamu, Kanisius, Yogyakarta: 1983
Robert E. Vallet, Aku Mengembangkan Diriku, CLC Jakarta: 1989
Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama
Katolik untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010
G. MEDIA PEMBELAJARAN
Media :
Gambar orang bermain music dan bermain bola
Kitab Suci (Matius 25;14-30)
Alat dan Bahan
Lembar isian untuk menggali kemampuan diri
Penuntun reflesi
H. PENILAIAN
1. Pengetahuan
a. Sebutkan cita-cita dimasa depan berdasarkan kemampuan yang dimiliki!
b. Jelaskan sikap yang perlu dimiliki dalam usaha mengembangkan kemampuan!
c. Jelaskan pesan Kitab Suci Mat. 25:14-30 berkaitan dengan mengembangkan kemampuan!
2. Keterampilan :
Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas kemampuan diri yang dimiliki
d. Penilaian sikap Spiritual dan Sosial
Aksi nyata sebagai tanggapan atas kemampuan diri yang dimiliki sebagai anugerah Allah
Pringsewu,
Guru Bidang Studi
Penilaian Ketrampilan:
Karya: Doa
Sikap Sosial
(Melalui Pengamatan guru)
Nama siswa yang diamati: ………………..
Pengamatan dari tgl……………. – tanggal …………………
Nilai
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
Peserta didik tidak minder akan keterbatasan
1.
kemampuan yang dimilikinya
Peserta didik sering bersikap sombong terhadap
2.
kemampuan yang dimilikinya
Peserta didik melecehkan temannya yang secara fisik/
3.
psikis memiliki keterbatasan kemampuan
Peserta didik bergaul secara merata dengan temannya
4.
tanpa terganggu dengan perbedaan kemampuan
Peserta didik terlihat mengembangkan kemampuan
5.
yang dimilikinya
A. MATERI PEMBELAJARAN
1. Keterbatasan Kemampuan Manusia
2. Sikap manusia Menghadapi Keterbatasan Kemampuannya
3. Contoh Cerita Orang Sukses
4. Markus 4:35-41 tentang Angin Ribut Diredahkan
B. METODE PEMBELAJARAN
Model : Siklus (Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi) dengan
pendekatanScientific
Metode: Tanya jawab, Cerita, Diskusi Kelompok, dan Penugasan
Langkah 1
Selama generasi-generasi sebelum abad ini, usaha untuk mengembangkan perajin ahli
dilakukan oleh seorang ayah dengan mengajarkan profesinya kepada anak laki-lakinya. Keahlian
yang diperlukan untuk membuat kerajinan diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Bertahun-tahun yang lalu, seorang pembuat sepatu mengajarkan kepada anak laki-lakinya
yang berumur sembilan tahun untuk membuat kerajinan sepatu ini guna mempersiapkan
dia menghadapi kehidupan di masa mendatang.
Pada suatu hari, alat pelubang kulit jatuh dari meja pembuat sepatu itu dan secara tragis
membutakan sebelah mata anaknya yang berumur sembilan tahun. Karena belum ada
pengetahuan dan keahlian kedokteran seperti zaman sekarang, maka anak tersebut akhirnya
tidak hanya kehilangan sebelah mata saja, tetapi kehilangan kedua matanya.
Ayahnya memasukkan anaknya yang telah menjadi buta itu ke sekolah khusus bagi anak
tuna netra. Pada masa itu mereka diajar membaca dengan menggunakan balok-balok kayu
yang diukir dengan huruf-huruf. Belajar dengan balok-balok kayu semacam itu tentu saja
merepotkan dan memerlukan banyak waktu untuk belajar. Walaupun demikian, anak tukang
sepatu tersebut tidak puas hanya belajar membaca. Dia tahu pasti ada cara yang lebih mudah
dan lebih baik.
Selama bertahun-tahun, dia merancang sistem membaca yang baru bagi orang buta
dengan menusukkan bintik-bintik pada kertas. Untuk mencapai tujuannya, anak pembuat
sepatu tersebut menggunakan alat pelubang kulit yang sama dengan pelubang kulit yang
telah membutakannya itu. Nama anak itu adalah Louis Braille.
1. Guru mengajak para peserta didik untuk mendalami kisah di atas dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Apa yang menarik bagimu dari kisah tersebut?
b. Dapatkah kamu menemukan tokoh-tokoh lain yang mempunyai
kemiripan dengan kisah itu?
c. Apa pelajaran yang kamu petik petik dari kisah tersebut?
2. Guru meminta peserta didik masuk dalam kelompok kecil untuk merumuskan sikap
positif dan negatif yang sering muncul dalam menghadapi keterbatasan kemampuan
serta dampak sikap tersebut pada tindakan dan kebiasaan
Langkah 2
Mendalami Pesan Kitab Suci tentang Sikap Menghadapi Keterbatasan Kemampuan
1. Guru mengajak para peserta didik untuk membaca teks Kitab Suci Mrk. 4: 35-41.
35Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak
ke seberang”. 36Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus
beserta dengan mereka dalam perahu tempat Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain
juga menyertai Dia. 37Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur
masuk ke dalam perahu sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
38Pada waktu itu, Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid- murid-Nya
membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
39Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu:“Diam! Tenanglah!”Lalu
angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 40Lalu Ia berkata kepada mereka:
“Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” 41Mereka menjadi sangat
takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin
dan danau pun taat kepada-Nya?”
2. Guru mengajak peserta didik mendalami teks Mrk. 4: 35-41, dengan bantuan pertan- yaan seperti
berikut.
a. Keterbatasan apa yang dialami/dihadapi oleh para murid Yesus dalam kisah tersebut?
b. Perasaan atau sikap apa yang muncul dalam diri mereka saat menghadapi keterbatasan?
c. Apa yang mereka lakukan untuk mengatasi keterbatasan mereka?
Ketika sadar akan keterbatasan kemampuan, ada sebagian orang menjadi bingung,
bahkan ada pula yang menyalahkan Tuhan. Para murid Yesus rupanya mengalami hal yang
kurang lebih sama. Mereka bingung dan menyalahkan Yesus seolah-olah Yesus tidak
peduli dengan nasib mereka, seperti nampak dalam ungkapan: “Guru, Engkau tidak
perduli kalau kita binasa?” Mungkin dalam bahasa manusia sekarang hal tersebut bisa
berbunyi: “mengapa saya tidak dilahirkan dengan wajah canti/ganteng? Mengapa orang
tua saya miskin? Mengapa saya tidak sepintar dia? Mengapa Engkau menciptakan aku
dalam keadaan cacat?”
Tetapi ada hal yang menarik dari kutipan tersebut. Ketika sadar akan keter- batasan
kemampuannya, para murid Yesus pergi mencari pertolongan Yesus. Mereka sadar
bahwa saat menghadapi keterbatasan, manusia perlu mem- beranikan diri memnita
bantuan orang lain, terutama Tuhan.
Ada dua pesan yang kuat yang tersampaikan dalam kisah Yesus mereda- kan angin
ribut. Pertama, menguatkan keyakinan iman kita, bahwa dibalik keterbatasan yang
dimiliki pada setiap orang pada saat manusia diciptakan, Allah bermaksud supaya
manusia bisa saling membantu dan bekerja sama satu sama lain untuk saling
mengembangkan dan menyempurnakan. Bukan maksud Tuhan untuk bersikap tidak adil.
Ketika dalam keluarga ada satu ang- gotanya yang cacat, misalnya, Tuhan hendak
mengajari mereka untuk lebih peduli dan menyayangi anggota keluarga itu. Kita
semakin diteguhkan jika saling membantu dan bekerja sama dalam keterbatasan
masing-masing demi saling melengkapi dan mengembangkan diri. Kedua, pada akhirnya
manusia harus sadar, bilamana mengalami keterbatasan diri ia harus mencari sumber
kekuatan dan kesempurnaan sejati, yakni Tuhan Allah. Kenyataan tersebt bisa kalian lihat,
mengapa pada saat-saat sulit orang tuamu atau kamu lebih rajin berdoa, supaya kamu
lulus ujian banyak orang tuamu bermohon kepada Tuhan dengan bernovena.
Langkah 3
1. Guru mengajak para peserta didik untuk refleksi dengan cara duduk tenang dengan
memejamkan mata sambil mendengarkan tuntunan guru , misalnya:
Marilah kita hening sejenak untuk meresapkan apa yang telah kita pelajari hari ini. Tidak
ada gading yang tak retak,
ada yang hebat dan ada yang biasa-biasa saja, bahkan ada pula yang memiliki kekurangan.
Allah menciptakan manusia seperti itu bukan tanpa maksud, Allah
sengaja melakukannya agar manusia saling bekerjasama, saling memberi
dan saling membantu.
Kepada yang lemah, Allah mengajari agar mau berusaha keras dan tak pernah malu meminta
bantuan kepada yang kuat.
Kepada yang kuat Allah mengajari agar ia mau berbagi dan membantu
Manusia adalah mahluk yang terbatas, ini kenyataan yang tidak dapat disangkal.
Terutama di hadapan Tuhan, manusia tidak ada apa-apanya.
Maka setiap saat Tuhan pun menanti kedatangan manusia dan
selalu siap memberi pertolongan.
Sekarang coba ingat-ingat kembali keterbatasan kemampuan yang kamu miliki!
Ingatlah bahwa keterbatasanmu itu bukan penjaran yang akan menghambatmu
untuk maju! Apakah selama ini saya menutup-nutupi keterbatasanku ?
Apakah selama ini saya malu mengakui keterbatasanku
? Apa yang telah saya upayakan mengatasi
keterbatasanku ?
Sekarang tuliskan seperti berikut.
Upaya apa lagi yang akan dilakukan agar keterbatasan kemampuanku tidak
menghalangiku untuk maju ?
Percayalah bahwa selalu ada jalan keluar bila kamu mempunyai tekad besar !
Tugas Pribadi
Lagu
Jangan Menyerah
(D’ Masiv)
Tak ada manusia yang terlahir sempurna
jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah
dapatkan cobaan yang berat
Penilaian
1. Tes: lisan/tertulis
a. Jelaskan sikap positif dan negatif dalam menghadapi keterbatasan kemamp- uan serta
dampaknya pada kebiasaan/tindakan sehari-hari!
b. Jelaskan pesan Mrk. 4: 35-41 berkaitan dengan sikap menghadapi keter- batasan!
c. Jelaskan apa saja usahamu untuk mengatasi keterbatasanmu!
2. Nontes
a. Hasil kerja pribadi
Daftar berbagai keterbatasan kemampuan yang dimiliki manusia, salah satu keterbasan yang
dianggap paling menghambat, dan cara mengatasi.
b. Hasil kerja kelompok
Sikap positif dan negatif dalam menghadapi keterbatasan kemampuan dan dampaknya bagi
tindakan.
c. Karya
Ringkasan tentang tokoh terkenal yang bisa mencapai sukses sekalipun mem- punyai
keterbatasan.
Pringsewu,
Guru Bidang Studi
Drs. Petrus Narbino
NIP. 19650929 20012 1001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
4.3. Merencanakan berbagai 4.3.1. Menyusun doa syukur karena diciptakan sebagai laki-
aktivitas demi laki atau perempuan baik adanya
mengembangkan 4.3.2. Melakukan satu kebiasaan yang menunjukkan sikap
kesederajatan perempuan penghormatan kepada teman yang berbeda jenis
dan laki-laki dalam hidup kelamin
sehari-hari
B. MATERI PEMBELAJARAN
1. Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan baik adanya.
2. Laki-laki dan perempuan bersifat komplementer (lih. Kej. 2: 18-25).
3. Bangga diciptakan sebagai laki-laki atau perempuan
C. METODE PEMBELAJARAN
1. Scientific Method
2. Contextual Teaching and Learning
3. Cooperative Learning
4. Communicative Approach
5. Project-Based Learning
6. Problem-Based Learning
( Cerita, Sharing, Diskusi Kelompok )
PERBEDAAN FISIOLOGIS/BIOLOGIS/ANATOMIS
NO. PRIA WANITA
1.
2.
3.
4.
5.
PERBEDAAN PSIKOLOGIS
NO. PRIA WANITA
1.
2.
3.
4.
5.
1. (Bila dipandang perlu). Guru bersama peserta didik merumuskan gagasan penting
dalam kegiatan di atas.
2. peserta didik masuk dalam kelompok kecil
3. Guru mendampingi peserta didik dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk
didiskusikan dalam kelompok :
Apa artinya laki-laki dan perempuan bersifat komplementer ?
Jelaskan hal apa yang membuat kalian bangga dilahirkan sebagai laki-laki atau
perempuan !
4. Guru mengajak peserta didik menyimak kasus berikut. Ada orang yang terlahir sebagai laki-
laki, tetapi dalam keseharian lebih senang tampil sebagai “perempuan”; atau sebaliknya.
Bahkan ada beberapa diantara mereka yang melakukan operasi kelamin, supaya menjadi apa
yang diinginkannya. Guru meminta peserta menyampaikan pandangan atau sikapnya
terhadap kasus tersebut, dengan bantuan pertanyaan berikut.
Bagaimana sikap masyarakat pada umumnya selama ini terhadap mereka? Dan
bagaimana sikapmu terhadap sikap masyarakat seperti itu?
Bagaimana sikapmu selama ini? Dan Sikap seperti apa yang sebaiknya dikembangkan?
Apa yang hendak kamu biasakan sebagai wujud kebanggaan dirimu sebagai perempuan
atau laki-laki?
5. Peserta didik mencari informasi tentang ajaran Gereja atau Kitab Suci yang menyoroti
tentang penciptaan manusia laki-laki dan perempuan.
6. Peserta didik membaca dan mendalami Kutipan Kitab Suci atau ajaran Gereja yang
ditemukan atau membimbing peserta didik membaca dan mendalami teks Kitab Suci Kej 1:
26–27; 2: 18, 21–23
7. Peserta didik merumuskan makna teks Kej 1: 26–27; 2: 18, 21–23 melalui bantuan
pertanyaan:
Makna laki-laki dan perempuan bersifat komplementer
unsur-unsur apa saja yang membedakan laki-laki dan perempuan
8. Peserta didik mengasosiasi antara pengalaman dirinya selama ini dalam menghayati diri
sebagai laki-laki atau perempuan dengan pesan yang terdapat dalam teks Kej 1: 26–27; 2:
18, 21–23, dengan bantuan pertanyaan:
Hal atau gagasan baru apa yang diperoleh dari pesan kutipan Kitab Suci tadi ?
9. (Bila dipandang perlu) Sebelum refleksi, Guru dapat merumuskan bersama peserta didik
gagasan-gagasan penting dari langkah di atas
10. Peserta didik untuk melakukan refleksi dengan panduan yang terdapat dalam buku Guru
11. Peserta didik Mengkomunikasikan hasil refleksi dengan cara: mengungkapkan secara lisan
atau tertulis tentang niat yang akan dilakukan sebagai perwujudan pemahaman
tentang kebanggaanya sebagai laki-laki atau perempuan
12. Peserta didik membuat doa syukur tertulis yang mengungkapkan syukur telah diciptakan
sebagai laki-laki atau perempuan baik adanya
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
1. Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa
untuk selalu bersyukur karena diciptakan Tuhan sebagai laki-laki atau perempuan dengan
baik adanya
2. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang
relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik
3. Bersama peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup
E. SUMBER BELAJAR
1. Buku Siswa
2. Lingkungan sekitar
3. Kepustakaan:
Buku Teks Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Teks Kitab Suci Kej 1: 26-28 dan Kej 2: 18-25.
Liria Tjahaja.1999. Bertumbuh dan Beriman,Pendidikan Seksualitas untuk Peserta didik
SLTP. Jakarta: Komkat & Kom-KK KAJ.
Dr. J.L.Ch. Abineno. 2002. Seksualitas dan Pendidikan Seksualitas, Cet.6, BPK Gunung
Mulia: Jakarta.
Prof. Dr. Soerjono. 1997. Remaja dan Masalah-Masalahnya. Cet. 7, Kanisius-Yogyakarta,.
Romo Yosef Lalu pr, Percikan Kisah Anak Manusia, Komkat KWI)
Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010
F. MEDIA PEMBELAJARAN
Media :
- Cerita “Tuhan Menciptakan Pria dan Wanita”
- Gambar / foto remaja laki-laki dan perempuan
- Kitab Suci Kej 1: 26-28 dan Kej 2: 18-25.
G. PENILAIAN
1. Pengetahuan
a. Sebutkan perilaku atau kebiasaan yang perlu dilakukan agar menjadi pribadi perempuan
atau laki-laki yang membanggakan!
b. Jelaskan pandangan KItab Suci tentang perempuan atau laki-laki seperti yang diterangkan
dalam Kej 1: 26–27; 2: 18, 21–23!
c. Jelaskan pandangan Gereja tentang perempuan dan laki-laki sebagaimana diuraikan dalam
Katekismus Gereja Katolik artikel 2333 dan 2334!
2. Ketrampilan :
Membuat doa syukur karena diciptakan Tuhan sebagai Laki - laki atau Perempuan
Pringsewu,
Guru Bidang Studi
b. Penilaian Ketrampilan:
- Karya 2 dimensi: Doa tertulis: Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas dirinya
yang diciptakan sebagai laki-laki atau perempuan
4. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
Kebiasaan untuk mewujudkan penghormatan kepada sesama yang berlainan jenis kelamin
Lampiran 2: Rubrik Penilaian
Penilaian Ketrampilan:
Karya: Doa
No. Unsur yang dinilai Score
1. Struktur jelas: ada pengantar, isi dan penutup 20
2. Doa sesuai dengan tema 10
3. Isi mengungkapkan rasa syukur atas dirinya sebagai
50
laki-laki atau perempuan
4. Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa difahami 20
Score total
100
Nilai Spiritual
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
Saya menyadari bahwa saya berbeda dengan
1.
teman saya
Saya bangga terhadap diri saya sebagai laki-laki /
2.
perempuan
Saya merasa lebih berharga dari teman yang
3.
berbeda jenis kelamin
Saya merasa bersikap rendah diri atas keadaan
4.
saya sekarang
Saya sadar bahwa apapun yang melekat pada
5. diri saya merupakan bukti cinta Tuhan terhadap
diri saya
Saya menghormati teman yang berbeda jenis
6. kelamin sebagai ungkapan syukur saya atas
kebaikan Tuhan dalam diri saya
Saya bergaul dengan siapa saja tanpa
7.
terpengaruh pada perbedaan jenis kelamin
Saya berfikir positif terhadap semua teman
8. tanpa melihat perbedaan jenis kelamin
Sikap Sosial
(Melalui Pengamatan guru)
Nama siswa yang diamati: ………………..
Pengamatan dari tgl……………. – tanggal …………………
Nilai
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
Peserta didik tidak memilih-milih teman dalam
1.
bergaul
Peserta didik sering bersikap sombong terhadap
2.
kecantikan/ ketampanan dirinya
Peserta didik melecehkan temannya yang berbeda
3.
jenis kelamin
Peserta didik bergaul secara merata dengan temannya
4.
tanpa terganggu perbedaan jenis kelamin
Peserta didik terlihat menghormati teman yang
5.
berbeda jenis kelamin
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
b. METODE PEMBELAJARAN
Kerja Kelompok, Tanya Jawab, Menyanyi
c. SUMBER BELAJAR
1. Julius dan Rini Chandra, Melangkah ke Alam Kedewasaan, Cet. ke-9, Kanisius-Yogya karta:
2001
2. Alex Lanur, OFM., Menemukan Diri, Cet. ke-9, Kanisius - Yogyakarta: 2000
3. Liria Tjahaja, Bertumbuh dan Beriman, Pendidikan Seksualitas untuk Peserta didik SLTP,
Jakarta: Komkat & Kom-KK KAJ, 1999
4. Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pendahuluan :
1. Membuka pelajaran dengan ucapan salam dan doa Pembukaan (Spontan dari guru)
2. Menyampaikan Kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai
B. Kegiatan Inti :
Langkah Pertama : Menggali Pandangan Masyarakat tentang Kedudukan Perempuan dan
Laki-Laki
1. Guru memberi pengantar singkat tentang pokok pelajaran hari ini. Di beberapa daerah
atau suku yang ada dalam masyarakat Indonesia masih terdapat berbagai kebiasaan,
sikap dan pandangan yang menempatkan seolah-olah laki-laki itu lebih hebat dari
perempuan; tetapi juga sebaliknya di beberapa tempat perempuan dipandang lebih
berharga dibandingkan laki-laki.
2. Guru mengajak peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk membahas beberapa hal
berikut ini.
a. Menginventarisasi bentuk kebiasaan, sikap dan pandangan yang dianut dalam
masyarakat tentang kedudukan perempuan dan laki-laki.
b. Di daerah/suku mana kebiasaan tersebut berlaku?
c. Kedudukan siapa yang lebih ditonjolkan/diunggulkan? Perempuan atau laki-laki?
d. Dampak positif atau negatif dari kebiasaan, sikap dan pandangan yang dianut.
3. Bila selesai, guru meminta tiap kelompok memilih salah satu kebiasaan, sikap dan
pandangan yang sudah kamu temukan yang paling menarik, lalu menguraikan penilian
mereka terhadapnya.
5. Guru mengajak peserta didik mengamati dan memberi pendapat tentang beberapa
bentuk kesederajatan yang sudah tampak dalam masyarakat, dengan mengamati foto-
foto dalam buku pegangan peserta didik.
6. Guru meminta peserta didik mendiskusikan bidang-bidang kehidupan apa saja yang
memungkinkan untuk menjadi sarana pengembangan kesederajatan antara perempuan
dan laki-laki, itu sebaiknya dikembangkan pada zaman sekarang, beserta alasannya!
Sikap dan tindakan Yesus itu tampaknya dilandasi oleh pemahaman-Nya bahwa
baik laki-laki maupun perempuan sama di mata Allah karena Allah sendiri telah
menciptakan mereka sebagai citra Allah yang saling membutuhkan. Karena saling
membutuhkan itulah, maka tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah di antara
mereka.
Keluhuran martabat manusia bukan ditentukan oleh apakah dia seorang laki-
laki atau perempuan.
Apakah saya selama ini menghormati teman saya sebagai ciptaan Allah yang
bermartabat luhur?
Sekarang, pikirkan kebiasaan baik apa yang akan dilakukan sebagai wujud penghor-
matan terhadap kesederajatan perempuan dan laki-laki, misalnya:
Mau bergaul dengan siapa saja dengan tetap menjaga kesopanan dan kesusilaan
Tidak menghina lawan jenis
2. Masih dalam suasana hening, buatlah motto yang menggambarkan keyakinanmu bahwa
perempuan dan laki-laki itu sederajat. Hiasilah motto itu sebaik mungkin dan
kumpulkan
d. Kegiatan Penutup :
Doa Penutup
Guru mengajak para peserta didik untuk menutup pelajaran dengan doa.
2. Non Tes: Karya Membuat motto yang mengungkapkan keyakinan bahwa perempuan dan
laki-laki itu sederajat.
TOTAL SKOR
3. Penilaian Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi untuk melihat sikap empati siswa dengan lembar
observasi yang menilai sebagai berikut
Skor Nilai
4 3 2 1
No Kriteria Pengamatan
(sangat (Baik) (Cukup) (Kura
baik) ng)
1 Kerjasama dengan teman
kelompok
2 Kepedulian pada teman kelompok
3 Sikap menghargai teman
Skor Maksimum : 16
N=
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
Pringsewu,
Guru Mata Pelajaran
2. Penilaian Ketrampilan:
- Karya 2 dimensi: Doa tertulis: Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas dirinya
yang diciptakan sebagai laki-laki atau perempuan
3. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
Kebiasaan untuk mewujudkan penghormatan kepada sesama yang berlainan jenis kelamin
Lampiran 2: Rubrik Penilaian
Penilaian Ketrampilan:
Karya:
Doa
Nilai Spiritual
Nomor
No. Pernyataan
Unsur yang dinilai Score
1 2 3 4 5
1. Saya menyadari bahwa saya berbeda
Struktur jelas: ada pengantar, isi dan penutup 20
1.
dengan teman saya
2. Doa sesuai dengan tema 10
Saya bangga terhadap diri saya sebagai laki-
2.
3. laki / perempuanrasa syukur atas dirinya sebagai laki-laki atau
Isi mengungkapkan
Saya merasa lebih berharga dari teman yang
perempuan 50
3.
berbeda jenis kelamin
Saya kata
4. 4. Bahasa, merasa bersikap
tepat, rendah
jelas dan bisadiri atas
difahami 20
keadaan saya sekarang
Score totalSaya sadar bahwa apapun yang melekat 100
5. pada diri saya merupakan bukti cinta Tuhan
terhadap diri saya
Saya menghormati teman yang berbeda
6. jenis kelamin sebagai ungkapan syukur saya
atas kebaikan Tuhan dalam diri saya
Saya bergaul dengan siapa saja tanpa
7.
terpengaruh pada perbedaan jenis kelamin
8. Saya berfikir positif terhadap semua teman
tanpa melihat perbedaan jenis kelamin
Nilai
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
1. Peserta didik tidak memilih-milih teman dalam bergaul
Peserta didik sering bersikap sombong terhadap
2.
kecantikan/ ketampanan dirinya
Peserta didik melecehkan temannya yang berbeda jenis
3.
kelamin
Peserta didik bergaul secara merata dengan temannya
4.
tanpa terganggu perbedaan jenis kelamin
Peserta didik terlihat menghormati teman yang berbeda
5.
jenis kelamin
B. MATERI PEMBELAJARAN
Umumnya remaja SMP sadar bahwa dirinya, sebagai perempuan atau laki-laki
sedang berkembang. Ia sadar bahwa dirinya makin menarik karena cantik atau tampan. Ia juga
sadar bahwa kekhasan dan fungsi-fungsi dirinya makin bertambah. Dalam kondisi semacam
itu sesungguhnya mereka makin perlu mendapat bimbingan dan arahan, agar mereka tidak
hanya merasa puas terhadap pencapaian kematangan fisik. Sebab, banyak kasus sekarang ini
yang memperlihatkan beberapa remaja yang menggunakan pencapaian kematangan fisik itu
justru dengan melakukan tindakan yang dapat merusak diri mereka sendiri, seperti
memamerkan bahkan menjual tubuh secara murahan, atau melakukan pengeroyokan untuk
memperlihatkan kekuatan, merokok atau memakai narkoba sebagai gaya hidup. Tentu saja
para remaja perlu belajar menyadari bahwa pencapaian kematangan fisik itu bukan titik akhir
dari perkembangan mereka. Para remaja, perlu diajak melangkah untuk berfikir lebih jauh
bahwa masih banyak hal yang harus dilatih, dimiliki dan dibiasakan dalam hidupnya. Sebab
panggilan luhur mereka sebagai perempuan atau laki-laki yang sesungguhnya adalah menjadi
manusia sempurna, manusia sejati, yakni sebagai perempuan sejati atau sebagai laki-laki
sejati.
Iman Katolik memberi penegasan bahwa pria atau wanita pada dasarnya merupakan
anugerah Allah yang indah dan patut disyukuri. Maka perlu dihormati, dijalankan dan
dikembangkan secara benar dan bertanggung jawab. Mengembangkan diri sebagai
perempuan atau laki-laki pertama-tama berarti mengembangkan diri agar sebagai perempuan
atau laki-laki, mampu memancarkan citra kekuatan dan kasih Allah yang lemah-lembut.
Bersamaan dengan itu, mengembangkan diri menjadi perempuan atau laki-laki dapat
diwujudkan pula dengan sejak dini menjaga kemurnian dan kesucian, baik fisik (tubuh)
maupun jiwa. Tentang kesucian Tubuh, Santo Paulus dalam Suratnya kepada umat di Korintus
menegaskan bahwa tubuh kita merupakan Bait Roh Kudus (1Kor. 6: 13b-20), yakni tempat roh
Allah hadir dan berkarya dalam diri manusia. Maka, kita tidak hanya perlu menghormati tubuh
kita, melainkan merawatnya dan menggunakan tubuh kita sesuai dan demi kemuliaan Allah
sendiri. Lebih jauh dalam syahadat ditegaskan kembali bahwa tubuh kita juga akan
dibangkitkan kembali, diubah, dan disempurnakan oleh Allah pada saat kebangkitan. Kita
percaya akan adanya kebangkitan badan. Maka tubuh manusia tidak hanya fisik-jasmaniah,
melainkan bersifat spiritual-rohaniah, yang dari padanya harus menghasilkan buah-buah
kebajikan dan susila yang baik. Jangan sampai tubuh yang kita miliki menjerumuskan kita ke
dalam dosa.
C. METODE PEMBELAJARAN
Sharing, Informasi, dan Diskusi Kelompok
D. SUMBER BELAJAR
1. Ben Handaya. Etiket dan Pergaulan. Cet. ke-17, Kanisus Yogyakarta: 2001
2. Julius dan Rini Chandra. Melangkah ke Alam Kedewasaan. Cet. Ke-9, Kanisius-Yogyakarta:
2001
3. Alex Lanur, OFM. Menemukan Diri, Cet. ke-9, Kanisius, Yogyakarta: 2000
4. Bernard Kieser SJ. Moral Dasar. Kanisius-Yogyakarta
5. Dr. J.L.Ch. Abineno. Seksualitas dan Pendidikan Seksualitas. Cet. Ke-6, BPK Gunung Mulia:
Jakarta, 2002
6. Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pendahuluan :
1. Membuka pelajaran dengan ucapan salam dan doa Pembukaan (Spontan dari guru)
2. Menyampaikan Kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai
B. Kegiatan Inti :
Langkah Pertama : Menggali Panggilan untuk Berkembang sesuai dengan Kodrat sebagai
Perempuan dan Laki-laki
1. Guru mengajak peserta didik berdiskusi dengan temannya untuk merumuskan kriteria
perempuan sejati dan kriteria laki-laki sejati.
2. Guru mengajak peserta didik mendalami cerita “Dulu menjengkelkan, Kemudian Ber-
guna”, dengan pertanyaan sebagai berikut.
a. Hal menarik apa yang kalian peroleh dari cerita tersebut?
b. Pengetahuan dan ketrampilan apa yang sebaiknya kamu latih agar kelak dapat men-
jadi perempuan sejati atau laki-laki sejati?
c. Kebiasaan dan nilai-nilai apa yang perlu di tumbuhkan dalam dirimu sehingga dirimu
bertumbuh menjadi citra Allah sejati? d. Uraikan contoh yang mengungkapkan
sikap/perilaku yang tidak sesuai dengan penghayatan diri sebagai perempuan atau
laki-laki !
1. Guru mengajak peserta didik untuk membaca dan mendalami kutipan Katekismus
Gereja Katolik berikut.
Katekismus Gereja Katolik Artikel 2335
Kedua jenis kelamin mempunyai martabat yang sama dan, walaupun atas cara
yang berbeda-beda, merupakan citra kekuatan dan cinta kasih Allah yang lemah
lembut
Katekismus Gereja Katolik Artikel 2342
Memperoleh pengendalian diri adalah satu tugas yang membutuhkan waktu. Kita
tidak boleh berpendapat bahwa kita telah memperolehnya untuk selama-lamanya.
Kita harus selalu berusaha terus-menerus dalam segala situasi kehidupan. Dalam
bagian kehidupan tertentu, ketika kepribadian dibentuk, ia menuntut satu usaha
khusus, misalnya dalam masa kanak-kanak dan dalam masa muda.
Katekismus Gereja Katolik Artikel 2343
Kemurnian mengikuti hukum pertumbuhan: ia melewati beberapa tahap, di mana
ia masih tidak sempurna dan mudah untuk berdosa. Manusia yang berkebajikan
dan murni adalah “suatu makhluk dalam sejarah, yang dari hari ke hari
membentuk diri melalui sekian banyak keputusannya yang bebas; karena itu ia
mengenal, mencintai dan melaksanakan kebaikan moral juga secara bertahap” (FC
34).
Katekismus Gereja Katolik Artikel 2344
Kemurnian adalah satu tugas pribadi; tetapi ia menuntut juga satu usaha kultural,
karena “pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat sendiri
saling tergantung” (GS 25,1). Kemurnian mengandaikan penghormatan kepada
hak-hak manusia, terutama sekali hak atas pembinaan dan pendidikan, yang
memperhatikan dimensi susila dan rohani kehidupan manusia.
Katekismus Gereja Katolik Artikel 2345
Kemurnian adalah satu kebajikan susila. Ia juga merupakan anugerah Allah, satu
rahmat, satu buah roh Roh Kudus yang menganugerahkan kekuatan untuk
mengikuti kemurnian Kristus kepada mereka yang dilahirkan kembali dalam air
Pembaptisan.
2. Guru meminta peserta didik mendalami kutipan dengan cara merumuskan secara
singkat pesan yang terungkap dalam masing-masing artikel Katekismus Gereja Katolik.
a. Apa yang kalian pahami, bila manusia itu, perempuan atau laki-laki harus mampu
menjadi citra kekuatan dan kasih Allah yang lemah lembut?
b. Artikel 2342-2344, berbicara mengenai perlunya menjaga kemurnian/ kesucian diri
sebagai perempuan atau laki-laki. Apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesucian/
kemurnian tersebut?
3. Guru dapat meminta beberapa peserta didik mengungkapkan hasil rumusan yang
dibuatnya, lalu merangkumnya.
4. Bila dipandang perlu, guru dapat menyampaikan beberapa peneguhan berikut ini.
Santo Paulus dalam 1Kor 6: 13b-20 mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh
Kudus. Tubuh kita merupakan sarana kehadiran Allah, sekaligus sarana kita untuk
mewujudkan kehendak Allah.
Sebagaimana diuraikan dalam pelajaran sebelumnya bahwa Allah menciptakan
manusia baik perempuan maupun laki-laki sebagai citra-Nya. Maka panggilan
manusia, entah sebagai perempuan atau laki-laki, menampilkan dan memancarkan
diri sebagai Citra Allah. Secara lebih khusus, dalam artikel 2335 ditegaskan bahwa
manusia, entah perempuan atau laki-laki harus mampu memancarkan citra
(gambaran dari) kekuatan dan cinta kasih Allah yang lemah lembut. (bdk. artikel
2335)
Gambaran Allah yang kita imani adalah Allah yang kuat kuasa. Kekuatan Allah itu tak
akan tergoyahkan oleh kekuatan apapun juga. Kekuatan Allah bukan kekuatan untuk
menindas dan menguasai; melainkan untuk melayani, mengasihi, membahagiakan
dan menyelamatkan. Gambaran Allah yang kita imani juga adalah Allah yang
Mahakasih. Kasihnya lemah lembut, penuh pengampunan dan tanpa batas. Allah
menyatakan kasih-Nya yang lembut serta tanpa batas itu dengan rela menyerahkan
anak-Nya sendiri menjadi korban tebusan bagi manusia sampai wafat di kayu Salib.
Salah satu usaha memampukan diri sebagai pancaran kekuatan dan kasih Allah itu,
maka kita diajak menjaga kesucian diri, baik sebagai perempuan maupun laki-laki
(bdk. artikel 2342-2345), sebagaimana diungkapkan dalam Katekismus Gereja
Katolik.
Sepasang gadis dan perjaka yang saling mengasihi memutuskan untuk menikah.
Setelah menikah, mereka tinggal di sebuah rumah kecil, jauh dari kedua orang
tuanya. Tetapi rupanya kebahagiaan yang mereka bayangkan tentang pernikahan,
justru mulai pudar sejak mereka hidup bersama. Masalah demi masalah mulai
muncul dari hal-hal sepele. Suaminya mengeluhkan istrinya karena tidak bisa
memasak, tidak bersih kalau mencuci pakaian, dan tidak bisa mengatur dan
mengurus rumah Istrinya juga demikian. Ia sering mengeluhkan suaminya, yang
masih sering begadang dengan teman-temannya dulu, sepulang bekerja masih
keluyuran, kadang-kadang pulang sudah larut malam.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ternyata, sang istri semasa mudanya tak
pernah belajar melihat dan membantu Ibunya memasak. Ia tak pernah belajar
mencuci pakaian sendiri. Ia tak pernah belajar menjadi seorang perempuan. Ia
tidak belajar menjadi seorang Ibu. Demikian pula sang suami. Ia tidak pernah
belajar menjadi seorang Bapak yang melindungi, memberi rasa aman, dan peduli
terhadap keadaan rumah.
Apakah kalian mau seperti mereka? Kalau tidak ingin seperti mereka, coba pikirkan apa
yang sebaiknya kamu lakukan untuk mengembankan diri sebagai laki atau perempuan.
Tuliskan dalam catatanmu!
C. Kegiatan Penutup :
Doa Penutup
Guru mengajak para peserta didik untuk menutup pelajaran dengan doa.
2. Penilaian Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi untuk melihat sikap empati siswa dengan lembar observasi
yang menilai sebagai berikut
Skor Nilai
No Kriteria Pengamatan 4 3 2 1
(sangat baik) (Baik) (Cukup) (Kurang)
1 Kerjasama dengan teman kelompok
2 Kepedulian pada teman kelompok
3 Sikap menghargai teman
4 Partisipasi dalam kelompok
Skor Maksimum : 16
N=
Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
Pringsewu,
Guru Mata Pelajaran
3.Penilaian Ketrampilan:
- Karya 2 dimensi: Doa tertulis: Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas talenta
yang diberikan.
Nilai Spiritual
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
Saya menyadari bahwa saya berbeda dengan
1.
teman saya
Saya bangga terhadap diri saya sebagai laki-laki /
2.
perempuan
Saya merasa lebih berharga dari teman yang
3.
berbeda jenis kelamin
Saya merasa bersikap rendah diri atas keadaan
4.
saya sekarang
Saya sadar bahwa apapun yang melekat pada
5. diri saya merupakan bukti cinta Tuhan terhadap
diri saya
Saya menghormati teman yang berbeda jenis
6. kelamin sebagai ungkapan syukur saya atas
kebaikan Tuhan dalam diri saya
Saya bergaul dengan siapa saja tanpa
7.
terpengaruh pada perbedaan jenis kelamin
Saya berfikir positif terhadap semua teman
8.
tanpa melihat perbedaan jenis kelamin
Sikap Sosial
(Melalui Pengamatan guru)
Nama siswa yang diamati: ………………..
Pengamatan
Nilai dari
No. Pernyataan
1 2 3 4 5 tgl…………….
Peserta didik tidak memilih-milih teman dalam – tanggal
1. bergaul …………………
Peserta didik sering bersikap sombong terhadap
2. kecantikan/ ketampanan dirinya
Peserta didik melecehkan temannya yang berbeda
3. jenis kelamin
Peserta didik bergaul secara merata dengan
4. temannya tanpa terganggu perbedaan jenis kelamin
Peserta didik terlihat menghormati teman yang
5. berbeda jenis kelamin
3.5.Menemukan Pesertadidikmampu
peran keluarga, 1. Menyebutkan faktorfaktor yang dapat
sekolah dan merusak kehidupan keluarga zaman sekarang
masyarakat 2. Menyebutkan peran anggota keluarga dalam
terhadapperkemban perkembangan dirinya.
gan 3. Menyebutkan berbagai tindakan yang
3 . 6 . Menghargaipera selayaknya dilakukan demi keutuhan dan
nkeluarga,sekolahdan keharmonisan keluarga.
masyarakatterhadap 4. Menjelaskan peran keluarga menurut
perkembangandiriny Dokumen Konsili VatikanII Pernyataan tentang
a Pendidikan Kristen,artikel13.
5. Menyusun doa untuk keluarga.
B. MATERI PEMBELAJARAN
1. Peranankeluargadalamprosespengembangandiri
2. Tantanganbagikeluarga-keluarga dalammasyarakatmodern
3. Perananakdalamkeluarga
C. METODE PEMBELAJARAN
1. Scientific Method
2. Contextual Teaching and Learning
3. Cooperative Learning
4. Communicative Approach
5. Project-Based Learning
6. Problem-Based Learning
Guru mengajakparapesertadidikuntukmembukapelajarandengandoa.
Allah,BapaYang Pengasih dan Penyayang,
Kami bersyukur karena Engkau mengasihi kami melalui keluarga kami,
Terutama melalui kedua orangtua kami, yang dengan penuh cinta dan pengabdian telah
memelihara kami.
Bantulahkami,
Agar kami dapat mencintai mereka
Melalui doa dan peran kami dalam keluarga. KeluargaKudusNazaret,
hadirkanlahsemangatmudalamkeluargakami agar keluarga kami menjad isurga yang indah
tempat kami saling mengasihi
dan tempat kami untuk meluhurkan nama-Mu. Demi Kristus Tuhan dan
pengantara kami.
Amin.
4. Peserta didik mengungkapkan hal-hal yang paling mengesankan dari syair lagu sinetron
Keluarga Cemara,dan menjelaskan alasannya
Setelah beberapa peserta didik menyampaikan kesanatas lagu Keluarga Cemara, Guru
meminta peserta didik masuk dalam kelompok untuk berdiskusi, dengan
panduanpertanyaan berikut. :
a. Sebutkan sebanyak mungkin ciri-ciri keluarga yang kamu idamkan!
b. Siapayangbertanggungjawabuntukmewujudkankondisiidealyangkamuidamkanitu?
Dengancarabagaimanadilakukan?
c. Tantanganapasajayangdapatmenghambatkeluargaidealitusulittercapai?
d. Uraikansalahsatuhalyangmemprihatinkandalamkeluargamu,lalucarilahpenyebabnya!
e. Jelaskanpulaapayangsudahatauakankamulakukanuntukmemperbaikisituasitersebut!
5. Hasildiskusi diplenokan.
6. Bila dipandang perlu guru dapat memberi tanggapan ataur angkuman dari hasil
pleno.
8. Gurumeminta peserta didik menyebutkan dan menjelaskan hal-hal yang penting dan menarik dari dok.
Yang berkaitan dengan peran keluarga
1. Guru mengajak siswa duduk sambi lmemejamkan mata dalam suasana hening
,un- tuk berefleksi, sambil menyampaikan tuntunan berikut, (atau memutar film
singkat tentang perjuangan orang tua demi kasihnya kepada anaknya).
10. Penilaian
1. TesLisan:
a. Sebutkanlah siapa saja yang termasuk anggota keluarga itu
b. Apa peran dirimu dalam keluarga
2. Tes Tulis :
a. Sebutkan faktor faktor yang dapat merusak kehidupan keluarga zaman
sekarang
b. Sebutkan peran anggota keluarga dalam perkembangan dirinya.
c. Sebutkanberbagaitindakanyangselayaknyadilakukandemikeutuhandan
keharmonisan keluarga.
d. Jelaskanlah peran keluarga menurut Dokumen Konsili VatikanII Pernyataan
Pringsewu,
Guru Mata Pelajaran
a. MATERI PEMBELAJARAN
1. Peranankeluargadalamprosespengembangand
2. Tantangan bagi keluarga-keluarga dalam masyarakat modern
3. Peran anak dalam keluarga
b. METODE PEMBELAJARAN
1. Scientific Method
2. Contextual Teaching and Learning
3. Cooperative Learning
4. Communicative Approach
5. Project-Based Learning
6. Problem-Based Learning
c. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
Pemotivasian: menunjukkan beberapa keluarga keluarga yang bahagia dan harmonis, dan
juga menunjukkan contoh gambar dari guntingan dari koran / majalah anak / keluaraga yang
tidakbahagia.
Doa
Guru mengajak para peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa.
Allah, Bapa Yang Pengasih dan Penyayang,
Melalui doa dan peran kami dalam keluarga. Keluarga Kudus Nazaret,
Hadirkanlah semangat mu dalam keluarga kami agar keluarga kami menjadi surga yang
indah tempat kami saling mengasihi
Dan tempat kami untuk meluhurkan nama-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
Amin.
4. Peserta didik mengungkapkan hal-hal yang paling mengesankan dari syair lagu sinetron
Keluarga Cemara,dan menjelaskan alasannya
Setelah beberapa peserta didik menyampaikan kesen atas lagu Keluarga Cemara,
Guru meminta peserta didik masuk dalam kelompok untuk berdiskusi, dengan panduan
pertanyaan berikut. :
a. Sebutkansebanyakmungkinciri-cirikeluargayangkamuidamkan!
b. Siapayangbertanggungjawabuntukmewujudkankondisiidealyangkamuidamkanitu?
Dengancarabagaimanadilakukan?
c. Tantanganapasajayangdapatmenghambatkeluargaidealitusulittercapai?
d. Uraikansalahsatuhalyangmemprihatinkandalamkeluargamu,lalucarilahpenyebabnya!
e. Jelaskanpulaapayangsudahatauakankamulakukanuntukmemperbaikisituasitersebut!
5. Bila dipandang perlu guru dapat memberi tanggapan atau rangkuman dari hasil pleno.
6. Mendalami Pandangan Gereja tentang Peran Keluarga bagi Perkembangan Diri
Gaudium et Spes Artikel3
Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak , terikat kewajiban
amat berat untuk. Maka orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik mereka yang
pertama dan utama. Begitu pentinglah tugas mendidik itu ,sehingga bila diabaikan,
sangat sukar pula dapat dilengkapi. Sebab merupakan kewajibanorangtua: menciptakan
lingkungan keluarga, yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih saying terhadap
sesame sedemikian rupa, sehingga menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial
anak anak mereka. –keutamaan sosial, yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat. Adapun
terutama dalam keluaraga kristen, yang diperkaya dengan rahmat serta kewajiban
Sakramen Perkawinan, anak-anak sudah sejak dini harus diajar mengenal Allah serta
berbakti kepada- Nya dan mengasihi sesama, seturut iman yang telah mereka terima
dalam Baptis. Disitulah anak-anak menemukan pengalaman pertama masyarakat manusia
yang sehat serta Gereja. Melalui keluargalah akhirnya mereka lambat-laun diajak
berintegrasi dalam masyarakat manusia dan umat Allah. Maka hendaklah para orang tua
menyadari, betapa pentinglah
keluargayangsungguhkristenuntukkehidupandankemajuanumatAllahsendiri.
7. Guru meminta peserta didik menyebutkan dan menjelaskan hal-hal yang penting dan
menarik dari dok. Yang berkaitan dengan peran keluarga
b. Guru mengajak siswa duduk sambil memejam kan mata dalam suasana
hening ,un- tuk berefleksi, sambil menyampaikan tuntunan berikut ,(atau
memutar film singka tten t ang perjuangan orang tua demikasihnya kepada
anaknya).
c. Guru menugaskan peserta didik untuk melaku kan hal berikut Menyusun doa
bagi keluarga.
Mencari lima kutipan Kitab Suci tentang perlunya menghormati ora ng tua dan
memberi ulasan atas ayat tersebut.
H. Penilaian
Tes Lisan
1. Sebutkanlah siapa saja yang termasuk anggota keluarga itu
2. Apa peran dirimu dalam keluarga
Tes Tulis :
Sebutkan faktor-faktor yang dapat merusak kehidupan keluarga zaman seka- rang.
a. Sebbutkan peran anggota keluarga dalam perkembangan dirinya.
b. Sebutkanberbagaitindakanyangselayaknyadilakukandemikeutuhan
c. dan keharmonisankeluarga.
d. Jelaskanlah perankeluargamenurutDokumenKonsiliVatikanII
Pringsewu,
Guru Mata Pelajaran
2.5 Hormat dan kasih pada 2.5.1. membangun rasa tanggungjawabterhadap setiap mata
sekolah atas peran mereka pelajaran
terhadap perkembangan 2.5.2. menghargai setiap mata pelajaran
dirinya 2.5.3 menaruh hormat terhadap tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan serta teman
3.5 Menemukan berbagai peran 3.5.1Menginventarisasi peran orang-orang di sekolah
sekolah dalam terhadap perkembangan diri peserta didik.
perkembangan dirinya 3.5.2Menjelaskan hak dan kewajiban siswa di sekolah
3.5.3 Menjelaskan peran sekolah bagi perkembangan diri
peserta didik berdasarkan Gravissimum Educationis art. 1 dan
4.5. Merencanakan berbagai 4.1.1Menyusun doa yang mengungkapkan rasa syukur atas
aktivitas yang peran sekolah terhadap perkembangan dirinya
mengungkapkan rasa syukur 4.5.2 Melakukan satu kebiasaan yang menunjukkan sikap yang
atas peran sekolah, membangun hubungan almamater.
terhadap perkembangan
dirinya
B. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
1. menceritakan peran orang-orang di sekolah SD
2. Sikap terhadap orang-orang yang ada di lingkungan sekolah
3. peran sekolah terhadap perkembangan diri siswa menurut ajaran Gereja
C. METODE PEMBELAJARAN
1. Scientific Method
2. Contextual Teaching and Learning
3. Cooperative Learning
4. Communicative Approach
5. Project-Based Learning
6. Problem-Based Learnin
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN PERTAMA:
b. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
1. Pemotivasian: mengajak siswa menyanyikan lagu “Guru Bak Pelita”
2. Apersepsi: Guru bertanya jawab tentang makna lagu tersebut
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran
7. (Bila dipandang perlu) Sebelum refleksi, Guru dapat merumuskan bersama peserta
didik gagasan-gagasan penting dari langkah di atas
8. Peserta didik untuk melakukan refleksi dengan panduan yang terdapat dalam Buku
Guru halaman 96.
9. Peserta didik Mengkomunikasikan hasil refleksi dengan cara: mengungkapkan secara
lisan atau tertulis tentang niat yang akan dilakukan sebagai perwujudan pemahaman
untuk mengunjungi Guru-Guru SD tempatmu belajar
10. Peserta didik membuat doa syukur tertulis yang mengungkapkan syukur atas peran
orang-orang yang ada di sekolah terhadap perkembangan dirinya
6. Kegiatan Penutup
1. Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta
mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas peran sekolah terhadap dirinya
2. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain
yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik
3. Bersama peserta didik menutup pertemuan dengan menyanyikan lagu“Himne
Guru“ (lihat Buku Guru halaman 97)
a. SUMBER BELAJAR
1. Buku Siswa
2. Kondisi lingkungan sekolah
3. Kepustakaan:
- Katekismus Gereja Katolik, Arnoldus, Ende: 1995
- KWI, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi, Kanisius, Yogyakarta: 1996
- Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama
Katolik untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010
- Robert J. Wicks. Self-Care for Every Day – Kasihilah Dirimu dari Hari ke Hari. Kanisius,
Yogyakarta: 2002
b. MEDIA PEMBELAJARAN
Media :
- Lagu “Guru Bak Pelita”
- Dokumen Gereja Gravissimum Educationis art. 1 dan 5.
- Lagu ”Hymne Guru”
c. PENILAIAN
Pengetahuan
a. Sebutkan orang-orang di sekolahyang berperan dalam perkembangan dirimu!
b. Jelaskan apa peran orang-orang tersebut dalam perkembanganmu!
c. tuliskan sikap-sikap yang muncul terhadap orang-orang yang berperan di sekolah!
d. Jelaskan peran sekolah berdasarkan Dokumen Gereja Gravissimum Educationis art. 1
dan 5.
e. Sebutkan hak dan kewajiban di sekolah!
Ketrampilan :
Menyusun doa yang mengungkapkan rasa syukur atas peran orang-orang di lingkungan
sekolah terhadap perkembangan dirinya
Pringsewu,
Guru Mata Pelajaran
2. Ketrampilan :
Menyusun doa yang mengungkapkan rasa syukur atas peran orang-orang di lingkungan
sekolah terhadap perkembangan dirinya
3. Penilaian SikapSpiritual dan Sosial : aksi nyata untuk mengunjungi Guru-Guru SD tempatmu
belajar dulu.