Anda di halaman 1dari 51

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1

Satuan Pendidikan : SMP N 1 PRINGSEWU


Mata Pelajaran :Pendidikan Agama Katolik
Terintegrasi Pendidikan Anti Korupsi
Kelas/ Semester : VII/ Satu
Materi Pokok : Manusia Citra Allah
Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (6 X40 menit)

Kopetensi Inti :
I. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
II. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
III. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
IV. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
1.1 Menghargai diri sebagai citra 1.1.1 Memahami ajaran Kitab Suci/ajaran Gereja tentang
Allah yang baik adanya keunikan manusia sebagai citra Allah
1.1.2 Mengamalkan ajaran Kitab Suci tentang tugas manusia
sebagai citra Allah
2.1 Menerima diri sebagai citra 2.1.1Terbiasa bersyukur atas keunikan dirinya sebagai citra
Allah yang unik yang Allah
diciptakan baik adanya .. 2.1.2 Terlibat secara aktif dalam memelihara ciptaan Tuhan
sebagai pelaksanaan tugas manusia citra Allah
3.1 Menemukan keunikan diri 3.1.1Menginventarisasi ciri-ciri yang menjadikan seseorang
sebagai citra Allah yang baik disebut unik.
adanya 3.1.2Menjelaskan sikap-sikap yang muncul dalam menghadapi
keunikan beserta dampaknya pada tindakan.
3.1.3Menjelaskan makna manusia sebagai citra Allah
berdasarkan Kej. 1: 26-28.
3.1.4Menyebutkan beberapa contoh kasus atau peristiwa yang
menggambarkan kondisi memperihatinkan dari ciptaan
Tuhan saat ini.
3.1.5Menjelaskan faktor penyebab terjadinya kondisi
memprihatinkan dari ciptaan Tuhan.
3.1.6Menjelaskan tugas manusia sebagai citra Allah
berdasarkan refleksi atas Kej. 1:26-30
3.1.7Menjelaskan ciri-ciri tindakan manusia yang sesuai
dengan kehendak Tuhan dalam pelaksanaan tugas yang
telah diberikan oleh Allah.
4.1 Menyusun doa yang 4.1.1Menyusun doa yang mengungkapkan rasa syukur atas
mengungkapkan rasa syukur dirinya sebagaicitra Allah yang diciptakan baik adanya
atas dirinya sebagaicitra Allah 4.1.2Melakukan satu kebiasaan yang menunjukkan sikap yang
yang diciptakan baik adanya sesuai dalam melaksanakan tugas sebagai citra Allah.

B. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
1. Mengenali keunikan diri
2. Sikap terhadap keunikan diri
3. Manusia unik diciptakan sebagai citra Allah
Pertemuan Kedua
1. Kondisi Ciptaan Tuhan Saat Ini
2. Tugas Manusia Sebagai Citra Allah Menurut Kej.1: 26-30
3. Panggilan Manusia dalam Konteks Keselamatan Semua Ciptaan Tuhan

C. METODE PEMBELAJARAN
1. Scientific Method
2. Contextual Teaching and Learning
3. Cooperative Learning
4. Communicative Approach
5. Project-Based Learning
6. Problem-Based Learning

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN PERTAMA:
a. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
1) Pemotivasian: menunjukkan beberapa foto remaja perempuan dan beberapa remaja laki-
laki dan menanyakan mengapa ada perbedaan diantara mereka
2) Apersepsi: Guru bertanya jawab tentang alasan perlunya mengenali kekhasan/ keunikan
diri
3) Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran
4) Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa pembuka (lihat Buku Siswa)

b. Kegiatan Inti (120 menit)


1) Siswa mengamatiperbedaan antara dirinya dengan temannya, dengan cara :
- berfantasi seolah-olah dirinya menerima “kado” dari Tuhan, membuka isi kado
tersebut dan menuliskan isinya (petunjuk lengkap: lihat Buku Guru)
- peserta didik saling menukar isi “Kado Tuhan” dengan beberapa temannya sambil
mengamati apa saja kekhasan dirinya dan kekhasan temannya.
- peserta didik hening, sambil merumuskan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan
membandingkan dirinya dengan temannya
- peserta didik mendaftar dan membuat pengelompokkan berbagai perbedaan antar
manusia yang satu dengan yang lain
2) (Bila dipandang perlu). Guru bersama peserta didik merumuskan gagasan penting dalam
kegiatan di atas.
3) peserta didik masuk dalam kelompok kecil
4) Guru mendampingi peseta didik mempertanyakan sikap-sikap yang sering muncul dalam
menghadapi keunikan diri dan sikap yang sering muncul dalam dirinya, dengan bantuan
pertanyaan:
- Apa sikap positif yang seharusnya dikembangkan dalam menanggapi keunikan diri dan
apa pengaruhnya?
- Apa sikap negatif yang sering muncul dalam menanggapi keunikan diri dan apa
pengaruhnya?
- Sikap mana yang dominan dalam dirimu selama ini ?
5) Peserta didik mencari informasi tentang ajaran Gereja atau Kitab Suci yang menyoroti
keunikan diri manusia sebagai citra Allah
6) Peserta didik membaca dan mendalami Kutipan Kitab Suci atau ajaran Gereja yang
ditemukan atau membimbing peserta didik membaca dan mendalami teks Kitab Suci Kej.
1: 26-28.
7) Peserta didik merumuskan makna teks Kej. 1: 26-28, melalui bantuan pertanyaan:
- Makna manusia sebagai Citra Allah
- unsur-unsur apa saja yang mencirikan/mencitrakan Diri Allah,
- Dari unsur tersebut, manaka saja yang selama ini sudah melekat pada dirinya sebagai
citra Allah.
8) Peserta didik mengasosi antara pengalaman dirinya selama ini dalam menghayati diri
sebagai citra Allah dengan pesan yang terdapat dalam teks Kej 1:26-28, dengan bantuan
pertanyaan:
- Hal atau gagasan baru apa yang diperoleh dari pesan kutipan Kitab Suci tadi ?
9) (Bila dipandang perlu) Sebelum refleksi, Guru dapat merumuskan bersama peserta didik
gagasan-gagasan penting dari langkah di atas
10) Peserta didik untuk melakukan refleksi dengan panduan yang terdapat dalam Buku Guru
halaman 14.
11) Peserta didik Mengkomunikasikan hasil refleksi dengan cara: mengungkapkan secara lisan
atau tertulis tentang niat yang akan dilakukan sebagai perwujudan pemahaman tentang
keberadaan dirinya sebagai citra Allah yang unik
12) Peserta didik membuat doa syukur tertulis yang mengungkapkan syukur telah diciptakan
sebagai Citra Allah yang unik

c. Kegiatan Penutup
1) Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa
untuk selalu bersyukur atas karunia keunikan dirinya
2) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang
relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik
3) Bersama peserta didik menutup pertemuan dengan mendaraskan Mazmur 104: 1-24
secara bergantian (lihat Buku Guru halaman 14-15 atau Buku Siswa halaman 6)

PERTEMUAN KEDUA:
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit )
1) Apersepsi: Guru meminta beberapa peserta didik menyampaikan secara lisan gagasan-
gagasan yang menarik dari pertemuan sebelumnya
2) Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran dalam pertemuan saat ini
3) Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa pembuka (lihat Buku Guru,
halaman 18 atau Buku Siswa, halaman 7)

b. Kegiatan inti (120 menit)


1) Peserta didik: dalam kelompok mengamati foto-foto yang terdapat dalam Buku Siswa, hal
7 dan 8, kemudian menanyakan beberapa hal berikut:
- Memberi Judul yang sesuai dari gambar-gambar yang ada.
- Merumuskan penyebab kondisi tersebut terjadi,
- Kondisi yang ideal/ Kondisi yang seharusnyaditemukan di muka bumi/ di lingkungan
kita
- mencari fakta/ kasus-kasus yang mirip, yang terjadi di lingkungannya serta
menganalisis: Isi kasusnya, akibat yang dirasakan, penyebab, yang bertanggung jawab
dalam kasus tersebut
2) Peserta didik mempresentasikan hasilnya. Kelompok lain dapat memberi tanggapan
berupa pertanyaan atau komentar kepada kelompok lain setelah semua kelompok selesai
presentasi
3) (Bila dipandang perlu) Guru bersama peserta didik dapat merangkum atau menegaskan
gagasan penting dari hasil pleno
4) Peserta didik mencari ajaran Gereja atau Kitab Suci yang menyoroti masalah sikap
manusia sebagai citra Allah dan tanggung jawabnya, atau membaca dan teks Kitab Suci
(Kej. 1: 26-30)
5) Peserta didik mendalami isi/pesan dari kutipan Kitab Suci (Kej. 1: 26-30) dalam kelompok
melalui beberapa pertanyaan berikut ini.
- Apa tugas yang diberikan oleh Allah kepada manusia? Tunjukkan ayatnya!
- Perhatikan dan baca dengan baik-baik ayat 29 dan ayat 30. Bagaimana seharusnya
hubungan antara manusia dan ciptaan Tuhan lainnya?
- Apakah kondisi-kondisi ciptaan Allah yang ada sekarang sudah sesuai dengan
kehendak semula Allah ketika Ia menciptakan dan menyerahkannya kepada manusia?
- Sebutkan ciri-ciri tindakan manusia yang selaras dengan kehendak Allah, seperti yang
diamanatkan dalam Kej 1:26-30
6) Kelompok mempresentasikan hasilnya. Kelompok lain dapat memberi tanggapan berupa
pertanyaan atau komentar kepada kelompok lain setelah semua kelompok selesai
presentasi.
7) (Bila dipandang perlu) Setelah pleno guru bersama peserta didik merumuskan pokok-
pokok gagasan yang dianggap penting
8) Peserta didik keadaan hening berrefleksi. Panduan refleksi lihat Buku Guru, halaman 22
9) Setelah berefleksi, Guru meminta masing-masing kelompok, menuliskan niat/ tindakan/
Rencana aksi nyata yang akan mereka lakukan dan biasakan, sebagai wujud tanggung
jawab sebagai citra Allah.

c. Kegiatan Penutup
1) Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa
untuk selalu bersyukur atas karunia keunikan dirinya
2) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang
relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik
3) Bersama peserta didik menutup pertemuan dengan mendaraskan Mazmur 104: 1-
24secara bergantian (lihat Buku Guru halaman 23 atau Buku Siswa halaman 10)

E. SUMBER BELAJAR
1. Buku Siswa
2. Kondisi alam lingkungan
3. Kepustakaan:
- Katekismus Gereja Katolik, Arnoldus, Ende: 1995
- KWI, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi, Kanisius, Yogyakarta: 1996
- Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010
- A. Bakker SVD, Ajaran Iman Katolik 1 untuk Mahasiswa, Kanisius, Yogyakarta: 1988
- Louis Leahy, Sains dan Agama dalam Konteks Zaman Ini, Kanisius, Yogyakarta: 1997
- Quentin Hakenewerth, SM, Ikutlah Panggilan Hidupmu, CLC, Jakarta: 1987
- Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010 6.

F. MEDIA PEMBELAJARAN

Media :
- Cerita “Kado Tuhan”
- Gambar foto remaja laki-laki dan perempuan
- Gambar foto tentang kerusakan alam ciptaan dan manusia
- Kitab Suci, khususnya teks Kej. 1: 26-28, Kej 1:26-30, Mazmur 8: 2-10 dan Mazmur 104: 1-24

Alat dan bahan:


- Lembar isian untuk menggali keunikan diri
- Penuntun Refleksi

G. PENILAIAN
1. Pengetahuan
a. Sebutkan ciri-ciri yang menjadikan seseorang disebut unik!
b. Jelaskan bagaimana sikap kalian dalam menghadapi keunikan yang ada dalam dirimu! Apa
dampak dari sikapmu?
c. Jelaskan makna manusia sebagai citra Allah berdasarkan Kej. 1:26-28. 2. Nontes
d. Sebutkan beberapa contoh kasus atau peristiwa yang menggambarkan kondisi
memperihatinkan dari ciptaan Tuhan saat ini!
e. Jelaskan faktor penyebab terjadi kondisi memprihatinkan dari ciptaan Tuhan!
f. Jelaskan kondisi ideal ciptaan Tuhan yang kamu impikan terjadi di muka bumi ini!
g. Jelaskan tugas manusia sebagai citra Allah berdasarkan refleksi atas Kej. 1:26-30!
h. Sebutkan ciri-ciri tindakan manusia yang sesuai dengan kehendak Tuhan dalam
pelaksanaan tugas yang telah diberikan oleh Allah!

2. Ketrampilan :
Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas dirinya yang ciciptakan sebagai Citra
Allah yang unik

3. Penilaian SikapSpiritual dan Sosial : aksi nyata sebagai tanggapan atas tugas manusia sebagai
citra Allah
Pringsewu,
Guru Bidang Studi

Drs. Petrus Narbino


NIP. 19650929 20012 1001

Lampiran 1: Intrumen Penilaian


1. Penilaian Pengetahuan:
a. Sebutkan ciri-ciri yang menjadikan seseorang disebut unik!
b. Jelaskan bagaimana sikap kalian dalam menghadapi keunikan yang ada dalam dirimu!
Apa dampak dari sikapmu?
c. Jelaskan makna manusia sebagai citra Allah berdasarkan Kej. 1:26-28. 2. Nontes
d. Sebutkan beberapa contoh kasus atau peristiwa yang menggambarkan kondisi
memperihatinkan dari ciptaan Tuhan saat ini!
e. Jelaskan faktor penyebab terjadi kondisi memprihatinkan dari ciptaan Tuhan!
f. Jelaskan kondisi ideal ciptaan Tuhan yang kamu impikan terjadi di muka bumi ini!
g. Jelaskan tugas manusia sebagai citra Allah berdasarkan refleksi atas Kej. 1:26-30!
h. Sebutkan ciri-ciri tindakan manusia yang sesuai dengan kehendak Tuhan dalam
pelaksanaan tugas yang telah diberikan oleh Allah!

2. Penilaian Ketrampilan:
- Karya 2 dimensi: Doa tertulis: Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas dirinya
yang ciciptakan sebagai Citra Allah yang unik
- Proyek: a. Laporan rencana aksi nyata b. Pelaksanaan dan evaluasi aksi nyata
3. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
Kebiasaan untuk mewujudkan pemahaman akan keunikan diri

Lampiran 2: Rubrik Penilaian

Penilaian Ketrampilan:
Karya: Doa

No. Unsur yang dinilai Score


1. Struktur jelas: ada pengantar, isi dan
20
penutup
2. Doa sesuai dengan tema 10
3. Isi mengungkapkan rasa syukur atas dirinya
50
yang unik
4. Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa difahami 20
Score total 100

Penilaian Sikap Spiritual :


(Melalui Penilaian diri)
Nama: ………………….

Nilai Spiritual
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
1. Saya menyadari bahwa saya berbeda dengan teman saya
2. Saya bangga terhadap diri saya yang ada sekarang ini
Saya merasa iri hati terhadap teman yang lebih
3.
cantik/tampan
Saya merasa bersikap rendah diri atas keadaan fisik yang
4.
saya miliki
Saya sadar bahwa apapun yang melekat pada diri saya
5.
merupakan bukti cinta Tuhan terhadap diri saya
Saya merawat tubuh saya sebaik mungkin sebagai
6. ungkapan syukur saya atas kebaikan Tuhan dalam diri
saya
Saya bergaul dengan siapa saja tanpa terpengaruh pada
7.
keadaan fisik saya maupun orang lain
Saya berfikir positif terhadap semua teman tanpa
8.
melihat kekurangan yang ia miliki

Sikap Sosial
(Melalui Pengamatan guru)
Nama siswa yang diamati: ………………..
Pengamatan dari tgl……………. – tanggal …………………

Nilai
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
1. Peserta didik tidak minder dalam bergaul
Peserta didik sering bersikap sombong terhadap kecantikan/
2.
ketampanan dirinya
Peserta didik melecehkan temannya yang secara fisik/ psikis
3.
memiliki kekurangan
Peserta didik bergaul secara merata dengan temannya tapa
4.
terganggu dengan perbedaan
5. Peserta didik terlihat merawat dirinya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan : SMPN 1 PRINGSEWU
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik
Terintegrasi Pendidikan Anti Korupsi
Kelas/ Semester : VII/ Satu
Materi Pokok : Aku Memiliki Kemampuan
Alokasi Waktu : 2x Pertemuan (6 X40 menit)
Kompetensi Inti:
I. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
II. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli(toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
III. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
IV. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR


1. Memahami bahwa dirinya Peserta didik mampu
diciptakan sebagai citra Allah yang 1. Menyebutkan berbagai kemampuan yang dimiliki,
memiliki kemampuan dan baik menurut pandangan sendiri maupun orang lain.
keterbatasan 2. Menyebutkan cita-cita di masa depan berdasarkan
4.2. Mensyukuri diri sebagai citra kemampuan yang dimiliki.
Allah yang memiliki kemampuan 3. Menjelaskan cara dan sikap yang perlu dimiliki
dan keterbatasan dalam usaha mengembangkan kemampuan.
4. Menjelaskan pesan kutipan Kitab Suci Mat. 25:14-30
berkaitan dengan upaya mengembangkan
kemampuan.
5. Menyusun doa syukur atas berbagai kemampuan
yang dimiliki.

B. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama
 Mengenali berbagai kemampuan yang dimilikinya
 Cita-cita yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
 Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengembangkan kemampuan diri
Pertemuan kedua
 Usaha manusia untuk mengembangkan talenta yang dimiliki berdasarkan refleksi atas
Matius 25:14-30
 Doa syukur atas berbagai kemampuan yang dimiliki

C. METODE PEMBELAJARAN
Pengamatan diri, Diskusi Kelompok, Refleksi, role playing dan Sharing

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan pertama ;
a. Kegiatan pendahuluan (10’)
1. Pemotivasian : Menunjukkan beberapa gambar orang yang memilki kemampuan
( gambar orang main music, bermain bola, dkk)
2. Apersepsi : guru bertanya jawab tentang beberapa alasan perlunya mengenali
kemampuan dirinya
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran
4. Guru mengajak perserta didik untuk mengawali pembelajaran dengan doa (lih.
Buku siswa)

b. Kegiatan Inti (110’)


1. Siswa Mengivestarisasi berbagai kemampuan yang dimilikinya dengan cara ;
 Mengisi pada blanko A tentang kemampuan diri yang dimilikinya
 Meminta 5 orang teman untuk mengisi blanko B tentang kemampuan yang
dimilikinya
 Mengurutkan kemampuan yang dimilikinya dimulai dari yang paling menonjol
2. Siswa merumuskan cita-cita sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya dan menyampaikan di depan teman-temannya.
3. Guru bersama peserta didik merumuskan gagasan penting dalam
kegiatan penting diatas
4. Siswa mendiskusikan dalam kelompok tentang usaha-usaha yang perlu
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dirinya dan dilanjutkan
dengan pleno hasil diskusi
5. Guru memberikan rangkuman materi melalui permainan dan Guru
memberika teaching point permainan
6. Peserta didik dalam keadaan hening berefleksi (panduan refleksi lihat
buku guru)
7. Setelah berefleksi guru meminta masing-masing siswa merencanakan
aksi nyata mengembangkan kemampuan sebagai wujud tanggung jawab
atas anugerah Allah

c. Kegiatan penutup (10’)


1.Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini serta
mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia keunikan dirinya
2. Guru memberikan penghargaan (pujian atau bentuk perghargaan lain yang
relevan) terhadap kelompok yang berkinerja baik
3.Bersama peserta didik menutup kegiatan pembelajaran dengan doa penutup

Pertemuan kedua
a. Kegiatan pembuka
1. Apersepsi : guru meminta beberapa peserta didik menyampaikan secara lisan gagasan-
gagasan yang menarik dari pertemuan sebelumnya
2. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran dalam pertemuan saat ini
3. Guru mengajak siswa mengawali pembelajaran dengan doa pembuka

b. Kegiatan Inti
1. Peserta didik mendramatisasikan perumpamaan tentang Talenta menurut Matius 23:14-
30
2. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok dilanjutkan dengan pleno beberapa
pertanyaan sebagai berikut ;
a. Apa sikap yang tergambar dalam perumpamaan tentang talenta ?
b. Sikap mana menurutmu yang sejalan dengan upaya pengembangan kemampuan ?
c. Apa yang kamu pahami dari ungkapan pada ay. 29-30 ? dan bagaimana
tanggapanmu terhadap pernyataan tersebut ?
3. Guru memberikan penegasan beberapa hal ;
a. Manusia harus mempertanggung jawabkan kemampuan sebgai anugerah Allah
terhadap dirinya
b. Berbagai cara mengembangkan kemampuan atau talenta
4. Peserta didik membuat doa syukur tertulis yang mengungkapkan rasa syukur atas
kemampuan yang telah diberikan sebagai anugerah Tuhan

c. Kegiatan Penutup
1. Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini serta memberikan
dorongan kepada siswa untuk selalu bersyukur atas kemampuan yang sudah dimiliki
2. Guru memberikan penghargaan (pujian atau bentuk perghargaan lain yang relevan)
terhadap kelompok yang berkinerja baik
3. Bersama peserta didik menutup kegiatan pembelajaran dengan doa penutup
E. SUMBER BELAJAR
a. Buku siswa
b. Pengalaman peserta didik
c. Kepustakaan ;
 A.M. Mangunhardjana, Mengatasi Hambatan-Hambatan Kepribadian, Cet. 17, Kani-
sius, Yogyakarta: 2002 2.
 P. Van Breemen S.J., Kupanggil Engkau dengan Namamu, Kanisius, Yogyakarta: 1983
 Robert E. Vallet, Aku Mengembangkan Diriku, CLC Jakarta: 1989
 Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama
Katolik untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010

G. MEDIA PEMBELAJARAN
Media :
 Gambar orang bermain music dan bermain bola
 Kitab Suci (Matius 25;14-30)
Alat dan Bahan
 Lembar isian untuk menggali kemampuan diri
 Penuntun reflesi

H. PENILAIAN
1. Pengetahuan
a. Sebutkan cita-cita dimasa depan berdasarkan kemampuan yang dimiliki!
b. Jelaskan sikap yang perlu dimiliki dalam usaha mengembangkan kemampuan!
c. Jelaskan pesan Kitab Suci Mat. 25:14-30 berkaitan dengan mengembangkan kemampuan!
2. Keterampilan :
Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas kemampuan diri yang dimiliki
d. Penilaian sikap Spiritual dan Sosial
Aksi nyata sebagai tanggapan atas kemampuan diri yang dimiliki sebagai anugerah Allah

Pringsewu,
Guru Bidang Studi

Drs. Petrus Narbino


NIP. 19650929 20012 1001

Lampiran 1 : Instrumen Penilaian


1. Penilaian Pengetahuan
a. Sebutkan cita-cita dimasa depan berdasarkan kemampuan yang dimiliki!
b. Jelaskan sikap yang perlu dimiliki dalam usaha mengembangkan kemampuan!
c. Jelaskan pesan Kitab Suci Mat. 25:14-30 berkaitan dengan mengembangkan kemampuan!
2. Keterampilan :
- Karya dua dimensi : Doa tertulis : Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas
kemampuan diri yang dimiliki
- a. Laporan rencana aksi nyata b. pelaksanaan dan evaluasi aksi nyata
3. Penilaian sikap Spiritual dan Sosial
- Kebiasaan untuk mewujudkan pemahaman akan kemampuan diri yang dimiliki sebagai
anugerah Allah
-
Lampiran 2: Rubrik Penilaian

Penilaian Ketrampilan:
Karya: Doa

No. Unsur yang dinilai Score


1. Struktur jelas: ada pengantar, isi dan
20
penutup
2. Doa sesuai dengan tema 10
3. Isi mengungkapkan rasa syukur atas dirinya
50
yang unik
4. Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa difahami 20
Score total 100

Penilaian Sikap Spiritual :


(Melalui Penilaian diri)
Nama: ………………….

Nomo Nilai Spiritual


Pernyataan
r 1 2 3 4 5
1. Saya menyadari kemampuan yang saya miliki
Saya bangga terhadap kemampuan diri saya yang ada
2.
sekarang ini
3. Saya merasa iri hati terhadap teman yang lebih mampu
Saya merasa bersikap rendah diri atas kemampuan yang
4.
saya miliki
Saya sadar bahwa kemampuan apapun yang saya miliki
5.
merupakan anugerah Tuhan
Saya mengembangkan kemampuan yang saya miliki
6. sebaik mungkin sebagai ungkapan syukur saya atas
kebaikan Tuhan dalam diri saya
Saya bergaul dengan siapa saja tanpa terpengaruh pada
7.
kemampuan yang saya maupun orang lain miliki
Saya berfikir positif terhadap semua teman tanpa melihat
8.
kemampuan yang ia miliki

Sikap Sosial
(Melalui Pengamatan guru)
Nama siswa yang diamati: ………………..
Pengamatan dari tgl……………. – tanggal …………………

Nilai
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
Peserta didik tidak minder akan keterbatasan
1.
kemampuan yang dimilikinya
Peserta didik sering bersikap sombong terhadap
2.
kemampuan yang dimilikinya
Peserta didik melecehkan temannya yang secara fisik/
3.
psikis memiliki keterbatasan kemampuan
Peserta didik bergaul secara merata dengan temannya
4.
tanpa terganggu dengan perbedaan kemampuan
Peserta didik terlihat mengembangkan kemampuan
5.
yang dimilikinya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP N 1 Pringsewu


Mata Pelajaran :Pendidikan Agama Katolik
Terintegrasi Pendidikan Anti Korupsi
Kelas/ Semester : VII/ Satu
Materi Pokok : Kemampuanku Terbatas
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6 X40 menit)
Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
4.1. Memahami 5. Mendaftar berbagai keterbatasan kemampuan yang
bahwa dirinya dimiliki manusia.
diciptakan 6. Menjelaskan sikap positif dan negatif dalam menghadapi
sebagai citra keterbatasan kemampuan.
Allah yang 7. Menceritakan kembali kisah orang yang sukses,
memiliki sekalipun mempunyai keterbatasan.
kemampuan 8. Menjelaskan pesan Mrk. 4: 35-41 berkaitan dengan
dan sikap menghadapi keterbatasan.
keterbatasan
4.2. Mensyukuri diri
sebagai citra
Allah yang
memiliki
kemampuan
dan
keterbatasan

A. MATERI PEMBELAJARAN
1. Keterbatasan Kemampuan Manusia
2. Sikap manusia Menghadapi Keterbatasan Kemampuannya
3. Contoh Cerita Orang Sukses
4. Markus 4:35-41 tentang Angin Ribut Diredahkan

B. METODE PEMBELAJARAN
Model : Siklus (Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi) dengan
pendekatanScientific
Metode: Tanya jawab, Cerita, Diskusi Kelompok, dan Penugasan

C. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1.Media
a. Gambar/foto manusia
b. Film tentang Kisah Orang Sukses
2. Alat Pembelajaran
a. Papan tulis
b. LCD
c. Laptop
3. Sumber Pembelajaran
a. Buku Siswa
b. LKS
c. Kitab Suci
D. LANGKAH- LANGKA KEGIATAN PEMBELAJARAN
Doa
Guru mengajak para peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa.

Allah, Bapa yang Mahabaik


kami senantiasa bersyukur kepadaMu
karena Engkau telah menganugerahi kami masing-
masing dengan berbagai kemampuan khusus.
Bimbinglah kami agar setia mengembangkannya
dan sadarkanlah kami pula akan keterbatasan yang kami
miliki, sehingga kami bisa saling belajar dan saling
membantu,
serta bersedia bekerjasama demi perkembangan
kami demi pelayanan kepada sesama.
Amin.

Langkah 1

Menggali Pengalaman tentang Keterbatasan Kemampuan

1. Guru dapat memberi pengantar singkat tentang macam-macam keterbatasan


yang dialami manusia, misalnya sebagai berikut.
Setiap manusia mempunyai keterbatasan. Keterbatasan tersebut dapat berupa
keterbatasan fisik, atau keterbatasan kemampuan.

2. Guru meminta peserta didik menuliskan beberapa hal berikut.


a. Hal-hal yang dianggap menjadi keterbatasan dirinya;
b. Memilih satu keterbatasan kemampuan yang dianggap dapat menjadi penghalang
untuk berkembang dan sukses beserta alasannya;
c. Merumuskan jalan keluar yang sebaiknya dilakukan.
Keterbatasanku Uraian
Fisik Pendek, kurang menarik, cacat, …………

3. Guru memberi kesempatan beberapa pesewrta didik menyampaikan jawabannya.


4. Guru mengajak peserta didik membandingkan jawaban-jawaban tersebut dengan
mendalami cerita
“Mengubah Tragedi Menjadi Kemenangan” berikut ini.

Mengubah Tragedi Menjadi Kemenangan

Selama generasi-generasi sebelum abad ini, usaha untuk mengembangkan perajin ahli
dilakukan oleh seorang ayah dengan mengajarkan profesinya kepada anak laki-lakinya. Keahlian
yang diperlukan untuk membuat kerajinan diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Bertahun-tahun yang lalu, seorang pembuat sepatu mengajarkan kepada anak laki-lakinya
yang berumur sembilan tahun untuk membuat kerajinan sepatu ini guna mempersiapkan
dia menghadapi kehidupan di masa mendatang.
Pada suatu hari, alat pelubang kulit jatuh dari meja pembuat sepatu itu dan secara tragis
membutakan sebelah mata anaknya yang berumur sembilan tahun. Karena belum ada
pengetahuan dan keahlian kedokteran seperti zaman sekarang, maka anak tersebut akhirnya
tidak hanya kehilangan sebelah mata saja, tetapi kehilangan kedua matanya.
Ayahnya memasukkan anaknya yang telah menjadi buta itu ke sekolah khusus bagi anak
tuna netra. Pada masa itu mereka diajar membaca dengan menggunakan balok-balok kayu
yang diukir dengan huruf-huruf. Belajar dengan balok-balok kayu semacam itu tentu saja
merepotkan dan memerlukan banyak waktu untuk belajar. Walaupun demikian, anak tukang
sepatu tersebut tidak puas hanya belajar membaca. Dia tahu pasti ada cara yang lebih mudah
dan lebih baik.
Selama bertahun-tahun, dia merancang sistem membaca yang baru bagi orang buta
dengan menusukkan bintik-bintik pada kertas. Untuk mencapai tujuannya, anak pembuat
sepatu tersebut menggunakan alat pelubang kulit yang sama dengan pelubang kulit yang
telah membutakannya itu. Nama anak itu adalah Louis Braille.

Zig Ziglar, Something to Smile About (Untuk Membuat Kita Tersenyum).

1. Guru mengajak para peserta didik untuk mendalami kisah di atas dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan berikut.
a. Apa yang menarik bagimu dari kisah tersebut?
b. Dapatkah kamu menemukan tokoh-tokoh lain yang mempunyai
kemiripan dengan kisah itu?
c. Apa pelajaran yang kamu petik petik dari kisah tersebut?

2. Guru meminta peserta didik masuk dalam kelompok kecil untuk merumuskan sikap
positif dan negatif yang sering muncul dalam menghadapi keterbatasan kemampuan
serta dampak sikap tersebut pada tindakan dan kebiasaan

Sikap positif terhadap keterbatasan Dampak

Sikap negatif terhadap keterbatasan Dampak

7. Pleno hasil diskusi kelompok.

8. Setelah pleno selesai, bila dianggap perlu guru dapat menyampaikan


beberapa penegasan, seperti berikut ini.
 Kisah Louis Braille, memberi pesan yang amat jelas. Keterbatasan apapun bila
disikapi secara positif bisa menjadi peluang untuk berkembang. Kalian dapat
menyaksikan sendiri banyak orang cacat yang menjadi terkenal, banyak
orang yang kurang pandai dalam matematika tetapi sukses jadi
pengusaha, banyak orang yang berasal dari pelosok kampung---yang ke
sekolah harus berjalan kaki puluhan kilometer dan fasilitas belajarnya
sangat minim bisa menjadi juara olimpiade. Masih banyak lagi contoh
yang bisa ditemukan.Yang penting keberanian menerima keterbatasan,
mengatasi dengan bekerja keras, yakin bahwa segala sesuatu bisa di raih
asal ada tekad, dan sebagainya. Maka mengeluh, minder, frustrasi, iri, atau
menghalalkan segala cara tidak akan menyelesaikan keterbatasan yang
dimiliki.
 Semua orang mempunyai keterbatasan, atau pada saat tertentu sadar akan
keterbatasan. Bahkan murid-murid Yesus pun pada saat tertentu merasakan
keterbatasan kemampuan dirinya. Apa yang mereka lakukan? Simaklah dalam kisah
mereka berikut ini.

Langkah 2
Mendalami Pesan Kitab Suci tentang Sikap Menghadapi Keterbatasan Kemampuan
1. Guru mengajak para peserta didik untuk membaca teks Kitab Suci Mrk. 4: 35-41.

Angin Ribut Diredakan

35Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak
ke seberang”. 36Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus
beserta dengan mereka dalam perahu tempat Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain
juga menyertai Dia. 37Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur
masuk ke dalam perahu sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
38Pada waktu itu, Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid- murid-Nya
membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
39Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu:“Diam! Tenanglah!”Lalu
angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 40Lalu Ia berkata kepada mereka:
“Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” 41Mereka menjadi sangat
takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin
dan danau pun taat kepada-Nya?”

2. Guru mengajak peserta didik mendalami teks Mrk. 4: 35-41, dengan bantuan pertan- yaan seperti
berikut.
a. Keterbatasan apa yang dialami/dihadapi oleh para murid Yesus dalam kisah tersebut?
b. Perasaan atau sikap apa yang muncul dalam diri mereka saat menghadapi keterbatasan?
c. Apa yang mereka lakukan untuk mengatasi keterbatasan mereka?

4. Setelah meminta beberapa peserta didik untuk mengungkapkan

jawaban, guru dapat menyampaikan beberapa penegasan berikut ini.

 Ketika sadar akan keterbatasan kemampuan, ada sebagian orang menjadi bingung,
bahkan ada pula yang menyalahkan Tuhan. Para murid Yesus rupanya mengalami hal yang
kurang lebih sama. Mereka bingung dan menyalahkan Yesus seolah-olah Yesus tidak
peduli dengan nasib mereka, seperti nampak dalam ungkapan: “Guru, Engkau tidak
perduli kalau kita binasa?” Mungkin dalam bahasa manusia sekarang hal tersebut bisa
berbunyi: “mengapa saya tidak dilahirkan dengan wajah canti/ganteng? Mengapa orang
tua saya miskin? Mengapa saya tidak sepintar dia? Mengapa Engkau menciptakan aku
dalam keadaan cacat?”

 Tetapi ada hal yang menarik dari kutipan tersebut. Ketika sadar akan keter- batasan
kemampuannya, para murid Yesus pergi mencari pertolongan Yesus. Mereka sadar
bahwa saat menghadapi keterbatasan, manusia perlu mem- beranikan diri memnita
bantuan orang lain, terutama Tuhan.

 Ada dua pesan yang kuat yang tersampaikan dalam kisah Yesus mereda- kan angin
ribut. Pertama, menguatkan keyakinan iman kita, bahwa dibalik keterbatasan yang
dimiliki pada setiap orang pada saat manusia diciptakan, Allah bermaksud supaya
manusia bisa saling membantu dan bekerja sama satu sama lain untuk saling
mengembangkan dan menyempurnakan. Bukan maksud Tuhan untuk bersikap tidak adil.
Ketika dalam keluarga ada satu ang- gotanya yang cacat, misalnya, Tuhan hendak
mengajari mereka untuk lebih peduli dan menyayangi anggota keluarga itu. Kita
semakin diteguhkan jika saling membantu dan bekerja sama dalam keterbatasan
masing-masing demi saling melengkapi dan mengembangkan diri. Kedua, pada akhirnya
manusia harus sadar, bilamana mengalami keterbatasan diri ia harus mencari sumber
kekuatan dan kesempurnaan sejati, yakni Tuhan Allah. Kenyataan tersebt bisa kalian lihat,
mengapa pada saat-saat sulit orang tuamu atau kamu lebih rajin berdoa, supaya kamu
lulus ujian banyak orang tuamu bermohon kepada Tuhan dengan bernovena.
Langkah 3

Refleksi dan Aksi

1. Guru mengajak para peserta didik untuk refleksi dengan cara duduk tenang dengan
memejamkan mata sambil mendengarkan tuntunan guru , misalnya:

Anak-anakku yang terkasih,

Marilah kita hening sejenak untuk meresapkan apa yang telah kita pelajari hari ini. Tidak
ada gading yang tak retak,

tidak ada manusia yang sempurna ,

tidak ada manusia yang tidak memiliki kekurangan dan keterbatasan.


Bayangkan,
bila semua manusia itu hebat, maka yang akan terjadi persaingan dan pertengkaran.
Sebaliknya,
bila semua manusia lemah, mungkin mereka hanya akan saling memandang penuh putus asa.
Ada yang kuat dan ada yang lemah,

ada yang hebat dan ada yang biasa-biasa saja, bahkan ada pula yang memiliki kekurangan.
Allah menciptakan manusia seperti itu bukan tanpa maksud, Allah
sengaja melakukannya agar manusia saling bekerjasama, saling memberi
dan saling membantu.
Kepada yang lemah, Allah mengajari agar mau berusaha keras dan tak pernah malu meminta
bantuan kepada yang kuat.
Kepada yang kuat Allah mengajari agar ia mau berbagi dan membantu

Bukanlah hal ini sesuatu yang indah ?

Manusia adalah mahluk yang terbatas, ini kenyataan yang tidak dapat disangkal.
Terutama di hadapan Tuhan, manusia tidak ada apa-apanya.
Maka setiap saat Tuhan pun menanti kedatangan manusia dan
selalu siap memberi pertolongan.
Sekarang coba ingat-ingat kembali keterbatasan kemampuan yang kamu miliki!
Ingatlah bahwa keterbatasanmu itu bukan penjaran yang akan menghambatmu
untuk maju! Apakah selama ini saya menutup-nutupi keterbatasanku ?
Apakah selama ini saya malu mengakui keterbatasanku
? Apa yang telah saya upayakan mengatasi
keterbatasanku ?
Sekarang tuliskan seperti berikut.
Upaya apa lagi yang akan dilakukan agar keterbatasan kemampuanku tidak
menghalangiku untuk maju ?
Percayalah bahwa selalu ada jalan keluar bila kamu mempunyai tekad besar !

Tugas Pribadi

Peserta didik membuat ringkasan kisah tokoh-tokoh terkenal, yang sekalipun


mempu- nyai keterbatasan tetapi bisa mencapai sukses.! Hasilnya dikumpulkan
minggu berikut.

Lagu

Guru mengajak peserta didik untuk mendengarkan lagu atau menyanyikan


lagu berikut.:

Jangan Menyerah
(D’ Masiv)
Tak ada manusia yang terlahir sempurna
jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah
dapatkan cobaan yang berat

seakan hidup ini tak ada artinya lagi


Reff 1
Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah Tetap jalani hidup
ini melakukan yang terbaik
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna jangan kau sesali
Segala yang pernah terjadi
Kembali ke Reff 1: Reff 2:
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya Bagi hambanya yang
sabar Dan tak kenal putus asa
Kembali ke Reff 1
Kembali ke Reff 2

Penilaian
1. Tes: lisan/tertulis
a. Jelaskan sikap positif dan negatif dalam menghadapi keterbatasan kemamp- uan serta
dampaknya pada kebiasaan/tindakan sehari-hari!
b. Jelaskan pesan Mrk. 4: 35-41 berkaitan dengan sikap menghadapi keter- batasan!
c. Jelaskan apa saja usahamu untuk mengatasi keterbatasanmu!

2. Nontes
a. Hasil kerja pribadi

Daftar berbagai keterbatasan kemampuan yang dimiliki manusia, salah satu keterbasan yang
dianggap paling menghambat, dan cara mengatasi.
b. Hasil kerja kelompok

Sikap positif dan negatif dalam menghadapi keterbatasan kemampuan dan dampaknya bagi
tindakan.
c. Karya

Ringkasan tentang tokoh terkenal yang bisa mencapai sukses sekalipun mem- punyai
keterbatasan.

Pringsewu,
Guru Bidang Studi
Drs. Petrus Narbino
NIP. 19650929 20012 1001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMPN 1 Pringsewu


Mata Pelajaran :Pendidikan Agama Katolik
Terintegrasi Pendidikan Anti Korupsi
Kelas/ Semester : VII/ Satu
Materi Pokok : Aku Bangga Sebagai Perempuan atau Laki-laki
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (3 X 40 menit)
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
1.3. Menghargai laki-laki atau 1.3.1. Menyebutkan kekhasan karakter perempuan dan laki-
perempuan sebagai citra laki
Allah yang sederajat 1.3.2. Menjelaskan alasan dirinya bangga sebagai perempuan
atau laki-laki
1.3.3. Menyebutkan perilaku atau kebiasaan yang perlu
dilakukan agar menjadi pribadi perempuan atau laki-laki
yang membanggakan
2.3. Menghormati
2.3.1. Menyebutkan perbedaan pria dan wanita berdasarkan
perempuan dan laki
Kejadian 2:18-25, dan menjelaskan sikap Allah setelah
laki sebagai
Ia menciptakan manusia.
ciptaanTuhan yang
2.3.2. Menjelaskan pandangan Gereja tentang perempuan
sederajat
atau laki-laki seperti yang diterangkan dalam Kej 1:
26–27; 2: 18, 21–23. dan Katekismus Gereja Katolik
artikel 2333 dan 2334.
3.3. Mengumpulkan informasi 3.3.1. Menjelaskan pandangan masyarakat yang keliru
tentang sikap dan terhadap perempuan dan laki-laki
pandangan masyarakat 3.3.2. Menjelaskan pandangan yang benar tentang
tentang kesederajatan kesederajatan perempuan dan laki-laki
perempuan dan laki-laki

4.3. Merencanakan berbagai 4.3.1. Menyusun doa syukur karena diciptakan sebagai laki-
aktivitas demi laki atau perempuan baik adanya
mengembangkan 4.3.2. Melakukan satu kebiasaan yang menunjukkan sikap
kesederajatan perempuan penghormatan kepada teman yang berbeda jenis
dan laki-laki dalam hidup kelamin
sehari-hari

B. MATERI PEMBELAJARAN
1. Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan baik adanya.
2. Laki-laki dan perempuan bersifat komplementer (lih. Kej. 2: 18-25).
3. Bangga diciptakan sebagai laki-laki atau perempuan

C. METODE PEMBELAJARAN
1. Scientific Method
2. Contextual Teaching and Learning
3. Cooperative Learning
4. Communicative Approach
5. Project-Based Learning
6. Problem-Based Learning
( Cerita, Sharing, Diskusi Kelompok )

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


a.Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
1. Pemotivasian: menunjukkan beberapa foto remaja perempuan dan beberapa remaja
laki-laki dan menanyakan mengapa ada perbedaan di antara mereka
2. Apersepsi: Guru dan siswa bertanya jawab tentang perbedaan laki-laki dan perempuan
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran
4. Guru mengajak peserta didik mengawali pelajaran dengan doa pembuka (lihat Buku
Siswa)
b.Kegiatan Inti (110 menit)
Siswa mengamati perbedaan antara dirinya dengan temannya yang berbeda jenis
kelamin dengan mengisi tabel perbedaan laki-laki & perempuan berdasarkan fisik dan
psikologisnya.

PERBEDAAN FISIOLOGIS/BIOLOGIS/ANATOMIS
NO. PRIA WANITA
1.
2.
3.
4.
5.

PERBEDAAN PSIKOLOGIS
NO. PRIA WANITA
1.
2.
3.
4.
5.

1. (Bila dipandang perlu). Guru bersama peserta didik merumuskan gagasan penting
dalam kegiatan di atas.
2. peserta didik masuk dalam kelompok kecil
3. Guru mendampingi peserta didik dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk
didiskusikan dalam kelompok :
 Apa artinya laki-laki dan perempuan bersifat komplementer ?
 Jelaskan hal apa yang membuat kalian bangga dilahirkan sebagai laki-laki atau
perempuan !
4. Guru mengajak peserta didik menyimak kasus berikut. Ada orang yang terlahir sebagai laki-
laki, tetapi dalam keseharian lebih senang tampil sebagai “perempuan”; atau sebaliknya.
Bahkan ada beberapa diantara mereka yang melakukan operasi kelamin, supaya menjadi apa
yang diinginkannya. Guru meminta peserta menyampaikan pandangan atau sikapnya
terhadap kasus tersebut, dengan bantuan pertanyaan berikut.
 Bagaimana sikap masyarakat pada umumnya selama ini terhadap mereka? Dan
bagaimana sikapmu terhadap sikap masyarakat seperti itu?
 Bagaimana sikapmu selama ini? Dan Sikap seperti apa yang sebaiknya dikembangkan?
 Apa yang hendak kamu biasakan sebagai wujud kebanggaan dirimu sebagai perempuan
atau laki-laki?
5. Peserta didik mencari informasi tentang ajaran Gereja atau Kitab Suci yang menyoroti
tentang penciptaan manusia laki-laki dan perempuan.
6. Peserta didik membaca dan mendalami Kutipan Kitab Suci atau ajaran Gereja yang
ditemukan atau membimbing peserta didik membaca dan mendalami teks Kitab Suci Kej 1:
26–27; 2: 18, 21–23
7. Peserta didik merumuskan makna teks Kej 1: 26–27; 2: 18, 21–23 melalui bantuan
pertanyaan:
 Makna laki-laki dan perempuan bersifat komplementer
 unsur-unsur apa saja yang membedakan laki-laki dan perempuan
8. Peserta didik mengasosiasi antara pengalaman dirinya selama ini dalam menghayati diri
sebagai laki-laki atau perempuan dengan pesan yang terdapat dalam teks Kej 1: 26–27; 2:
18, 21–23, dengan bantuan pertanyaan:
 Hal atau gagasan baru apa yang diperoleh dari pesan kutipan Kitab Suci tadi ?
9. (Bila dipandang perlu) Sebelum refleksi, Guru dapat merumuskan bersama peserta didik
gagasan-gagasan penting dari langkah di atas
10. Peserta didik untuk melakukan refleksi dengan panduan yang terdapat dalam buku Guru
11. Peserta didik Mengkomunikasikan hasil refleksi dengan cara: mengungkapkan secara lisan
atau tertulis tentang niat yang akan dilakukan sebagai perwujudan pemahaman
tentang kebanggaanya sebagai laki-laki atau perempuan
12. Peserta didik membuat doa syukur tertulis yang mengungkapkan syukur telah diciptakan
sebagai laki-laki atau perempuan baik adanya
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit )
1. Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta mendorong siswa
untuk selalu bersyukur karena diciptakan Tuhan sebagai laki-laki atau perempuan dengan
baik adanya
2. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang
relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik
3. Bersama peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup

E. SUMBER BELAJAR
1. Buku Siswa
2. Lingkungan sekitar
3. Kepustakaan:
 Buku Teks Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
 Teks Kitab Suci Kej 1: 26-28 dan Kej 2: 18-25.
 Liria Tjahaja.1999. Bertumbuh dan Beriman,Pendidikan Seksualitas untuk Peserta didik
SLTP. Jakarta: Komkat & Kom-KK KAJ.
 Dr. J.L.Ch. Abineno. 2002. Seksualitas dan Pendidikan Seksualitas, Cet.6, BPK Gunung
Mulia: Jakarta.
 Prof. Dr. Soerjono. 1997. Remaja dan Masalah-Masalahnya. Cet. 7, Kanisius-Yogyakarta,.
 Romo Yosef Lalu pr, Percikan Kisah Anak Manusia, Komkat KWI)
 Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010

F. MEDIA PEMBELAJARAN
Media :
- Cerita “Tuhan Menciptakan Pria dan Wanita”
- Gambar / foto remaja laki-laki dan perempuan
- Kitab Suci Kej 1: 26-28 dan Kej 2: 18-25.

Alat dan bahan:


- Lembar isian
- Penuntun Refleksi

G. PENILAIAN
1. Pengetahuan
a. Sebutkan perilaku atau kebiasaan yang perlu dilakukan agar menjadi pribadi perempuan
atau laki-laki yang membanggakan!
b. Jelaskan pandangan KItab Suci tentang perempuan atau laki-laki seperti yang diterangkan
dalam Kej 1: 26–27; 2: 18, 21–23!
c. Jelaskan pandangan Gereja tentang perempuan dan laki-laki sebagaimana diuraikan dalam
Katekismus Gereja Katolik artikel 2333 dan 2334!

2. Ketrampilan :
Membuat doa syukur karena diciptakan Tuhan sebagai Laki - laki atau Perempuan

3. Penilaian SikapSpiritual dan Sosial :


Aksi nyata sebagai ungkapan syukur diciptakan Tuhan sebagai laki-laki atau perempuan

Pringsewu,
Guru Bidang Studi

Drs. Petrus Narbino


NIP. 19650929 20012 1001
Lampiran 1 dan 2 di halaman berikut
Lampiran 1: Intrumen Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan:
a. Sebutkan perilaku atau kebiasaan yang perlu dilakukan agar menjadi pribadi
perempuan atau laki-laki yang membanggakan!
b. Jelaskan pandangan KItab Suci tentang perempuan atau laki-laki seperti yang
diterangkan dalam Kej 1: 26–27; 2: 18, 21–23!
c. Jelaskan pandangan Gereja tentang perempuan dan laki-laki sebagaimana diuraikan
dalam Katekismus Gereja Katolik artikel 2333 dan 2334!

b. Penilaian Ketrampilan:
- Karya 2 dimensi: Doa tertulis: Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas dirinya
yang diciptakan sebagai laki-laki atau perempuan
4. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
Kebiasaan untuk mewujudkan penghormatan kepada sesama yang berlainan jenis kelamin
Lampiran 2: Rubrik Penilaian
Penilaian Ketrampilan:
Karya: Doa
No. Unsur yang dinilai Score
1. Struktur jelas: ada pengantar, isi dan penutup 20
2. Doa sesuai dengan tema 10
3. Isi mengungkapkan rasa syukur atas dirinya sebagai
50
laki-laki atau perempuan
4. Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa difahami 20
Score total
100
Nilai Spiritual
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
Saya menyadari bahwa saya berbeda dengan
1.
teman saya
Saya bangga terhadap diri saya sebagai laki-laki /
2.
perempuan
Saya merasa lebih berharga dari teman yang
3.
berbeda jenis kelamin
Saya merasa bersikap rendah diri atas keadaan
4.
saya sekarang
Saya sadar bahwa apapun yang melekat pada
5. diri saya merupakan bukti cinta Tuhan terhadap
diri saya
Saya menghormati teman yang berbeda jenis
6. kelamin sebagai ungkapan syukur saya atas
kebaikan Tuhan dalam diri saya
Saya bergaul dengan siapa saja tanpa
7.
terpengaruh pada perbedaan jenis kelamin
Saya berfikir positif terhadap semua teman
8. tanpa melihat perbedaan jenis kelamin

Penilaian Sikap Spiritual :


(Melalui Penilaian diri)
Nama: ………………….

Sikap Sosial
(Melalui Pengamatan guru)
Nama siswa yang diamati: ………………..
Pengamatan dari tgl……………. – tanggal …………………

Nilai
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
Peserta didik tidak memilih-milih teman dalam
1.
bergaul
Peserta didik sering bersikap sombong terhadap
2.
kecantikan/ ketampanan dirinya
Peserta didik melecehkan temannya yang berbeda
3.
jenis kelamin
Peserta didik bergaul secara merata dengan temannya
4.
tanpa terganggu perbedaan jenis kelamin
Peserta didik terlihat menghormati teman yang
5.
berbeda jenis kelamin
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMPN 1 Pringsewu


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Terintegrasi Pendidikan Anti Korupsi
Kelas / Semester : VII / Ganjil
ALOKASI WAKTU : 3 x 40 menit

MATERI POKOK :AKU DICIPTAKAN SEBAGAI PEREMPUAN ATAU LAKI-LAKI


2.1.2 Perempuan dan laki-laki sederajat
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR


4.2. Memahami kesederajatan
sebagai laki-laki atau Peserta didik mampu :
perempuan 1. Menjelaskan pandangan masyarakat
4.3 Mengembangkan tentang kedudukan perempuan dan laki-
kesederajatan sebagai laki-laki laki.
atau perempuan dalam hidup 2. Memberikan contoh kasus yang
sehari-hari memperlihatkan pandangan keliru tentang
kedudukan perempuan dan laki-laki.
3. Menjelaskan makna kesederajatan antara
perempuan dan laki-laki berdasarkan kuti-
pan Katekismus Gereja Katolik artikel 369,
371, 372; Yoh 8: 2–11 dan Mrk 15: 21-28.
4. Menyebutkan berbagai usaha untuk
mengembangkan kesederajatan perempuan
a. MATERI PEMBELAJARAN
dan laki-laki dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam

kebudayaan tertentu di masyarakat kita masih banyak ditemukan pandangan yang


menganggap laki-laki lebih berharga dibandingkan dengan perempuan. Anak laki-laki sering
dianggap andalan masa depan karena ia akan menjadi tulang punggung keluarga. Hal itu
disebabkan karena laki-laki dianggap pribadi yang kuat dan dapat menguasai banyak hal. Laki-
laki adalah kebanggan keluarga. Sebaliknya, anak perempuan dipandang sebagai pribadi yang
lemah dan kurang mampu menjadi pemimpin dalam keluarga. Maka sering kita jumpai ada
orangtua yang merasa kecewa ketika mengetahui bahwa anak yang lahir ternyata adalah anak
perempuan. Dalam banyak hal, anak laki-laki sering lebih banyak mendapat kesempatan untuk
mendapat pendidikan yang tinggi, dan perempuan kurang memperoleh kesempatan yang
sama. Inilah yang disebut budaya patriarkhi, yakni budaya yang memandang kedudukan kaum
laki-laki lebih penting daripada kedudukan kaum perempuan.
Situasi serupa terjadi pula pada zaman Yesus di kalangan bangsa Yahudi,
sebagaimana banyak dikisahkan dalam Kitab Suci. Kaum perempuan menjadi kaum nomor dua
dalam tatanan masyarakat. Maka tidak mengherankan jika banyak perlakuan tidak adil
terhadap kaum perempuan. Perempuan yang tertangkap basah sedang berbuat dosa dihakimi
secara sepihak oleh orang banyak tanpa melihat bahwa kaum laki-laki juga berdosa (lih. Yoh.
8: 2-11). Peraturan-peraturan yang diterapkan dalam pertemuan-pertemuan jemaat
menunjukkan betapa kaum perempuan terpinggirkan, kurang diberi tempat (lih. 1Kor. 14: 26-
40; 1Tim. 2: 11-14). Walaupun demikian, Yesus sangat menghargai dan membela kaum
perempuan. Yesua memperlakukan perempuan berzinah secara manusiawi (lih. Yoh. 8: 2-11).
Yesus juga memuji seorang perempuan Kanaan yang percaya (lih. Mrk. 15: 21-28) dan
menempatkan contoh seorang janda miskin yang memberi sumbangan di bait Allah sebagai
teladan dalam kejujuran di hadapan Allah. Yesus selalu berjuang agar tercipta suatu
masyarakat ketika laki-laki dan perempuan sederajat/setara.

b. METODE PEMBELAJARAN
Kerja Kelompok, Tanya Jawab, Menyanyi

c. SUMBER BELAJAR
1. Julius dan Rini Chandra, Melangkah ke Alam Kedewasaan, Cet. ke-9, Kanisius-Yogya karta:
2001
2. Alex Lanur, OFM., Menemukan Diri, Cet. ke-9, Kanisius - Yogyakarta: 2000
3. Liria Tjahaja, Bertumbuh dan Beriman, Pendidikan Seksualitas untuk Peserta didik SLTP,
Jakarta: Komkat & Kom-KK KAJ, 1999
4. Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pendahuluan :
1. Membuka pelajaran dengan ucapan salam dan doa Pembukaan (Spontan dari guru)
2. Menyampaikan Kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai

B. Kegiatan Inti :
Langkah Pertama : Menggali Pandangan Masyarakat tentang Kedudukan Perempuan dan
Laki-Laki
1. Guru memberi pengantar singkat tentang pokok pelajaran hari ini. Di beberapa daerah
atau suku yang ada dalam masyarakat Indonesia masih terdapat berbagai kebiasaan,
sikap dan pandangan yang menempatkan seolah-olah laki-laki itu lebih hebat dari
perempuan; tetapi juga sebaliknya di beberapa tempat perempuan dipandang lebih
berharga dibandingkan laki-laki.

2. Guru mengajak peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk membahas beberapa hal
berikut ini.
a. Menginventarisasi bentuk kebiasaan, sikap dan pandangan yang dianut dalam
masyarakat tentang kedudukan perempuan dan laki-laki.
b. Di daerah/suku mana kebiasaan tersebut berlaku?
c. Kedudukan siapa yang lebih ditonjolkan/diunggulkan? Perempuan atau laki-laki?
d. Dampak positif atau negatif dari kebiasaan, sikap dan pandangan yang dianut.

3. Bila selesai, guru meminta tiap kelompok memilih salah satu kebiasaan, sikap dan
pandangan yang sudah kamu temukan yang paling menarik, lalu menguraikan penilian
mereka terhadapnya.

4. Guru memberi kesempatan masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya


dalam pleno.

5. Guru mengajak peserta didik mengamati dan memberi pendapat tentang beberapa
bentuk kesederajatan yang sudah tampak dalam masyarakat, dengan mengamati foto-
foto dalam buku pegangan peserta didik.

6. Guru meminta peserta didik mendiskusikan bidang-bidang kehidupan apa saja yang
memungkinkan untuk menjadi sarana pengembangan kesederajatan antara perempuan
dan laki-laki, itu sebaiknya dikembangkan pada zaman sekarang, beserta alasannya!

Langkah Kedua : Mendalami Pandangan Gereja tentang Kesederajatan Perempuan dan


Laki-Laki
1. Guru mengajak peserta didik untuk membaca beberapa kutipan dari Katekismus Gereja
Katolik yang berkaitan dengan pandangan tentang kesederajatan perempuan dan laki-
laki. (artikel 369, 371, 372)
2. Guru meminta masing-masing kelompok merumuskan gagasan pokok, dari tiap artikel!
3. Bila memungkinkan, guru meminta tiap kelompok membaca dan merenungkan Yoh 8: 2-
11 dan Mrk 15: 21-28 dan merumuskan pesan yang terdapat di dalamnya berkaitan
dengan perjuangan Yesus menegakkan kesederajatan perempuan dan laki-laki.
4. Setelah diplenokan, guru dapat menyampaikan beberapa gagasan berikut ini.
 Yesus hidup dalam masyarakat Yahudi tatkala kaum perempuan menjadi warga
masyarakat kelas dua dalam tatanan masyarakat. Pada masa itu, kaum perempuan
Yahudi banyak mendapat perlakuan tidak adil.
 Beberapa kasus dalam Kitab Suci memperlihatkan hal itu. Antara lain: Perempuan
yang kedapatan berbuat dosa, dihakimi secara sepihak oleh orang banyak tanpa
melihat bahwa kaum laki-laki juga berdosa (lih. Yoh. 8: 2-11). Peraturan-peraturan
yang diberlakukan dalam pertemuan-pertemuan jemaat menunjukkan betapa
kaum perempuan terpinggirkan, kurang diberi tempat (lih. 1Kor. 14: 26-40; 1Tim.
2:11-14).
 Yesus sangat menghargai dan membela kaum perempuan. Yesus memperlakukan
perempuan berzinah secara manusiawi (lih. Yoh. 8: 2-11). Yesus juga memuji
seorang perempuan Kanaan yang percaya (lih. Mrk. 15: 21-28) dan menempatkan
contoh seorang janda miskin yang memberi sumbangan di bait Allah sebagai
teladan dalam kejujuran di hadapan Allah. Ia selalu berjuang agar tercipta suatu
masyarakat di mana laki-laki dan perempuan sederajat/setara.

 Sikap dan tindakan Yesus itu tampaknya dilandasi oleh pemahaman-Nya bahwa
baik laki-laki maupun perempuan sama di mata Allah karena Allah sendiri telah
menciptakan mereka sebagai citra Allah yang saling membutuhkan. Karena saling
membutuhkan itulah, maka tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah di antara
mereka.

Langkah 3 Refleksi dan Aksi


1. Guru mengajak peserta didik masuk dalam suasana hening untuk berefleksi dan
merencanakan aksi nyata yang akan dilakukan.
Anak-anak yang terkasih,
Sebagai penutup pelajaran hari ini, mari kita refleksi sejenak,

Keluhuran martabat manusia bukan ditentukan oleh apakah dia seorang laki-
laki atau perempuan.
Apakah saya selama ini menghormati teman saya sebagai ciptaan Allah yang
bermartabat luhur?

Menghina manusia citra Allah sama dengan menghina penciptanya.


Apakah saya pernah menghina teman saya perempuan atau laki-laki?
Laki-laki dan perempuan itu sederajat.
Apakah saya menghiormati siapa saja dan tidak menganggap lawan jenis
sebagai saingan?

Sekarang, pikirkan kebiasaan baik apa yang akan dilakukan sebagai wujud penghor-
matan terhadap kesederajatan perempuan dan laki-laki, misalnya:
 Mau bergaul dengan siapa saja dengan tetap menjaga kesopanan dan kesusilaan
 Tidak menghina lawan jenis
2. Masih dalam suasana hening, buatlah motto yang menggambarkan keyakinanmu bahwa
perempuan dan laki-laki itu sederajat. Hiasilah motto itu sebaik mungkin dan
kumpulkan

d. Kegiatan Penutup :
Doa Penutup
Guru mengajak para peserta didik untuk menutup pelajaran dengan doa.

e. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Tes: Lisan/tertulis: PG/Uraian
a. Jelaskan pandangan masyarakat tentang kedudukan perempuan dan laki-laki!
b. Berilah contoh kasus yang memperlihatkan pandangan keliru tentang kedudukan
perempuan dan laki-laki!
c. Jelaskan makna kesederajatan antara perempuan dan laki-laki berdasarkan kutipan
Kej.1: 26-27; 2:18!
d. Sebutkan berbagai usaha untuk mengembangkan kesederajatan perempuan dan laki-
laki dalam kehidupan sehari-hari!

2. Non Tes: Karya Membuat motto yang mengungkapkan keyakinan bahwa perempuan dan
laki-laki itu sederajat.

Kunci jawaban dan skor


NO KUNCI SKOR

TOTAL SKOR

3. Penilaian Observasi
 Mengamati pelaksanaan diskusi untuk melihat sikap empati siswa dengan lembar
observasi yang menilai sebagai berikut

Skor Nilai
4 3 2 1
No Kriteria Pengamatan
(sangat (Baik) (Cukup) (Kura
baik) ng)
1 Kerjasama dengan teman
kelompok
2 Kepedulian pada teman kelompok
3 Sikap menghargai teman

4 Partisipasi dalam kelompok

Skor Maksimum : 16

N=

Konfersi Nilai Kualitatif


MK = 14 - 16
MB = 11 - 13
MT = 7 - 10
BT = 4 - 6

Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

Pringsewu,
Guru Mata Pelajaran

Drs. Petrus Narbino


NIP. 196509292000121001
Lampiran 1 dan 2 di halaman berikut
Lampiran 1: Intrumen Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan:
a. Jelaskan pandangan masyarakat tentang kedudukan perempuan dan laki-laki!
b. Berilah contoh kasus yang memperlihatkan pandangan keliru tentang kedudukan
perempuan dan laki-laki!
c. Jelaskan makna kesederajatan antara perempuan dan laki-laki berdasarkan kutipan Kej.1:
26-27; 2:18!
d. Sebutkan berbagai usaha untuk mengembangkan kesederajatan perempuan dan laki-laki
dalam kehidupan sehari-hari!

2. Penilaian Ketrampilan:
- Karya 2 dimensi: Doa tertulis: Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas dirinya
yang diciptakan sebagai laki-laki atau perempuan
3. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial
Kebiasaan untuk mewujudkan penghormatan kepada sesama yang berlainan jenis kelamin
Lampiran 2: Rubrik Penilaian
Penilaian Ketrampilan:
Karya:
Doa

Nilai Spiritual
Nomor
No. Pernyataan
Unsur yang dinilai Score
1 2 3 4 5
1. Saya menyadari bahwa saya berbeda
Struktur jelas: ada pengantar, isi dan penutup 20
1.
dengan teman saya
2. Doa sesuai dengan tema 10
Saya bangga terhadap diri saya sebagai laki-
2.
3. laki / perempuanrasa syukur atas dirinya sebagai laki-laki atau
Isi mengungkapkan
Saya merasa lebih berharga dari teman yang
perempuan 50
3.
berbeda jenis kelamin
Saya kata
4. 4. Bahasa, merasa bersikap
tepat, rendah
jelas dan bisadiri atas
difahami 20
keadaan saya sekarang
Score totalSaya sadar bahwa apapun yang melekat 100
5. pada diri saya merupakan bukti cinta Tuhan
terhadap diri saya
Saya menghormati teman yang berbeda
6. jenis kelamin sebagai ungkapan syukur saya
atas kebaikan Tuhan dalam diri saya
Saya bergaul dengan siapa saja tanpa
7.
terpengaruh pada perbedaan jenis kelamin
8. Saya berfikir positif terhadap semua teman
tanpa melihat perbedaan jenis kelamin

Penilaian Sikap Spiritual :


(Melalui Penilaian diri)
Nama: ………………….
Sikap Sosial
(Melalui Pengamatan guru)
Nama siswa yang diamati: ………………..
Pengamatan dari tgl……………. – tanggal …………………

Nilai
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
1. Peserta didik tidak memilih-milih teman dalam bergaul
Peserta didik sering bersikap sombong terhadap
2.
kecantikan/ ketampanan dirinya
Peserta didik melecehkan temannya yang berbeda jenis
3.
kelamin
Peserta didik bergaul secara merata dengan temannya
4.
tanpa terganggu perbedaan jenis kelamin
Peserta didik terlihat menghormati teman yang berbeda
5.
jenis kelamin

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah : SMPN 1 PRINGSEWU
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Terintegrasi Pendidikan Anti Korupsi
Kelas / Semester : VII / Satu
MATERI : Mengembangkan diri sebagai perempuan atau laki-laki
Waktu : 3 x 40 menit
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR

1.4 Memahami seksualitas 1. Menyebutkan contoh sikap/kebiasaan


sebagai anugerah Allah remaja tidak mendukung perkembangan
demi kehidupan bersama dirinya menjadi perempuan atau laki-laki
yang lebih baik sejati.
4.4. Menghargai seksualitas 2. Menjelaskan berbagai keterampilan, sikap,
sebagai anugerah Allah kebiasaan yang perlu dilatih dan dikuasai
demi kehidupan bersama sejak kini agar berkembang menjadi
yang lebih baik perempuan atau laki-laki sejati.
3. Menjelaskan pandangan Kristiani tentang
panggilan untuk mengembangkan diri
sebagai perempuan atau laki-laki.

B. MATERI PEMBELAJARAN
Umumnya remaja SMP sadar bahwa dirinya, sebagai perempuan atau laki-laki
sedang berkembang. Ia sadar bahwa dirinya makin menarik karena cantik atau tampan. Ia juga
sadar bahwa kekhasan dan fungsi-fungsi dirinya makin bertambah. Dalam kondisi semacam
itu sesungguhnya mereka makin perlu mendapat bimbingan dan arahan, agar mereka tidak
hanya merasa puas terhadap pencapaian kematangan fisik. Sebab, banyak kasus sekarang ini
yang memperlihatkan beberapa remaja yang menggunakan pencapaian kematangan fisik itu
justru dengan melakukan tindakan yang dapat merusak diri mereka sendiri, seperti
memamerkan bahkan menjual tubuh secara murahan, atau melakukan pengeroyokan untuk
memperlihatkan kekuatan, merokok atau memakai narkoba sebagai gaya hidup. Tentu saja
para remaja perlu belajar menyadari bahwa pencapaian kematangan fisik itu bukan titik akhir
dari perkembangan mereka. Para remaja, perlu diajak melangkah untuk berfikir lebih jauh
bahwa masih banyak hal yang harus dilatih, dimiliki dan dibiasakan dalam hidupnya. Sebab
panggilan luhur mereka sebagai perempuan atau laki-laki yang sesungguhnya adalah menjadi
manusia sempurna, manusia sejati, yakni sebagai perempuan sejati atau sebagai laki-laki
sejati.
Iman Katolik memberi penegasan bahwa pria atau wanita pada dasarnya merupakan
anugerah Allah yang indah dan patut disyukuri. Maka perlu dihormati, dijalankan dan
dikembangkan secara benar dan bertanggung jawab. Mengembangkan diri sebagai
perempuan atau laki-laki pertama-tama berarti mengembangkan diri agar sebagai perempuan
atau laki-laki, mampu memancarkan citra kekuatan dan kasih Allah yang lemah-lembut.
Bersamaan dengan itu, mengembangkan diri menjadi perempuan atau laki-laki dapat
diwujudkan pula dengan sejak dini menjaga kemurnian dan kesucian, baik fisik (tubuh)
maupun jiwa. Tentang kesucian Tubuh, Santo Paulus dalam Suratnya kepada umat di Korintus
menegaskan bahwa tubuh kita merupakan Bait Roh Kudus (1Kor. 6: 13b-20), yakni tempat roh
Allah hadir dan berkarya dalam diri manusia. Maka, kita tidak hanya perlu menghormati tubuh
kita, melainkan merawatnya dan menggunakan tubuh kita sesuai dan demi kemuliaan Allah
sendiri. Lebih jauh dalam syahadat ditegaskan kembali bahwa tubuh kita juga akan
dibangkitkan kembali, diubah, dan disempurnakan oleh Allah pada saat kebangkitan. Kita
percaya akan adanya kebangkitan badan. Maka tubuh manusia tidak hanya fisik-jasmaniah,
melainkan bersifat spiritual-rohaniah, yang dari padanya harus menghasilkan buah-buah
kebajikan dan susila yang baik. Jangan sampai tubuh yang kita miliki menjerumuskan kita ke
dalam dosa.

C. METODE PEMBELAJARAN
Sharing, Informasi, dan Diskusi Kelompok

D. SUMBER BELAJAR
1. Ben Handaya. Etiket dan Pergaulan. Cet. ke-17, Kanisus Yogyakarta: 2001
2. Julius dan Rini Chandra. Melangkah ke Alam Kedewasaan. Cet. Ke-9, Kanisius-Yogyakarta:
2001
3. Alex Lanur, OFM. Menemukan Diri, Cet. ke-9, Kanisius, Yogyakarta: 2000
4. Bernard Kieser SJ. Moral Dasar. Kanisius-Yogyakarta
5. Dr. J.L.Ch. Abineno. Seksualitas dan Pendidikan Seksualitas. Cet. Ke-6, BPK Gunung Mulia:
Jakarta, 2002
6. Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik
untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Pendahuluan :
1. Membuka pelajaran dengan ucapan salam dan doa Pembukaan (Spontan dari guru)
2. Menyampaikan Kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai

B. Kegiatan Inti :
Langkah Pertama : Menggali Panggilan untuk Berkembang sesuai dengan Kodrat sebagai
Perempuan dan Laki-laki
1. Guru mengajak peserta didik berdiskusi dengan temannya untuk merumuskan kriteria
perempuan sejati dan kriteria laki-laki sejati.
2. Guru mengajak peserta didik mendalami cerita “Dulu menjengkelkan, Kemudian Ber-
guna”, dengan pertanyaan sebagai berikut.
a. Hal menarik apa yang kalian peroleh dari cerita tersebut?
b. Pengetahuan dan ketrampilan apa yang sebaiknya kamu latih agar kelak dapat men-
jadi perempuan sejati atau laki-laki sejati?
c. Kebiasaan dan nilai-nilai apa yang perlu di tumbuhkan dalam dirimu sehingga dirimu
bertumbuh menjadi citra Allah sejati? d. Uraikan contoh yang mengungkapkan
sikap/perilaku yang tidak sesuai dengan penghayatan diri sebagai perempuan atau
laki-laki !

Langkah Kedua : Mendalami Panggilan Allah untuk Mengembangkan Diri Menjadi


Perempuan dan Laki-laki Sejati

1. Guru mengajak peserta didik untuk membaca dan mendalami kutipan Katekismus
Gereja Katolik berikut.
Katekismus Gereja Katolik Artikel 2335
Kedua jenis kelamin mempunyai martabat yang sama dan, walaupun atas cara
yang berbeda-beda, merupakan citra kekuatan dan cinta kasih Allah yang lemah
lembut
Katekismus Gereja Katolik Artikel 2342
Memperoleh pengendalian diri adalah satu tugas yang membutuhkan waktu. Kita
tidak boleh berpendapat bahwa kita telah memperolehnya untuk selama-lamanya.
Kita harus selalu berusaha terus-menerus dalam segala situasi kehidupan. Dalam
bagian kehidupan tertentu, ketika kepribadian dibentuk, ia menuntut satu usaha
khusus, misalnya dalam masa kanak-kanak dan dalam masa muda.
Katekismus Gereja Katolik Artikel 2343
Kemurnian mengikuti hukum pertumbuhan: ia melewati beberapa tahap, di mana
ia masih tidak sempurna dan mudah untuk berdosa. Manusia yang berkebajikan
dan murni adalah “suatu makhluk dalam sejarah, yang dari hari ke hari
membentuk diri melalui sekian banyak keputusannya yang bebas; karena itu ia
mengenal, mencintai dan melaksanakan kebaikan moral juga secara bertahap” (FC
34).
Katekismus Gereja Katolik Artikel 2344
Kemurnian adalah satu tugas pribadi; tetapi ia menuntut juga satu usaha kultural,
karena “pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat sendiri
saling tergantung” (GS 25,1). Kemurnian mengandaikan penghormatan kepada
hak-hak manusia, terutama sekali hak atas pembinaan dan pendidikan, yang
memperhatikan dimensi susila dan rohani kehidupan manusia.
Katekismus Gereja Katolik Artikel 2345
Kemurnian adalah satu kebajikan susila. Ia juga merupakan anugerah Allah, satu
rahmat, satu buah roh Roh Kudus yang menganugerahkan kekuatan untuk
mengikuti kemurnian Kristus kepada mereka yang dilahirkan kembali dalam air
Pembaptisan.
2. Guru meminta peserta didik mendalami kutipan dengan cara merumuskan secara
singkat pesan yang terungkap dalam masing-masing artikel Katekismus Gereja Katolik.
a. Apa yang kalian pahami, bila manusia itu, perempuan atau laki-laki harus mampu
menjadi citra kekuatan dan kasih Allah yang lemah lembut?
b. Artikel 2342-2344, berbicara mengenai perlunya menjaga kemurnian/ kesucian diri
sebagai perempuan atau laki-laki. Apa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesucian/
kemurnian tersebut?

3. Guru dapat meminta beberapa peserta didik mengungkapkan hasil rumusan yang
dibuatnya, lalu merangkumnya.
4. Bila dipandang perlu, guru dapat menyampaikan beberapa peneguhan berikut ini.
 Santo Paulus dalam 1Kor 6: 13b-20 mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh
Kudus. Tubuh kita merupakan sarana kehadiran Allah, sekaligus sarana kita untuk
mewujudkan kehendak Allah.
 Sebagaimana diuraikan dalam pelajaran sebelumnya bahwa Allah menciptakan
manusia baik perempuan maupun laki-laki sebagai citra-Nya. Maka panggilan
manusia, entah sebagai perempuan atau laki-laki, menampilkan dan memancarkan
diri sebagai Citra Allah. Secara lebih khusus, dalam artikel 2335 ditegaskan bahwa
manusia, entah perempuan atau laki-laki harus mampu memancarkan citra
(gambaran dari) kekuatan dan cinta kasih Allah yang lemah lembut. (bdk. artikel
2335)
 Gambaran Allah yang kita imani adalah Allah yang kuat kuasa. Kekuatan Allah itu tak
akan tergoyahkan oleh kekuatan apapun juga. Kekuatan Allah bukan kekuatan untuk
menindas dan menguasai; melainkan untuk melayani, mengasihi, membahagiakan
dan menyelamatkan. Gambaran Allah yang kita imani juga adalah Allah yang
Mahakasih. Kasihnya lemah lembut, penuh pengampunan dan tanpa batas. Allah
menyatakan kasih-Nya yang lembut serta tanpa batas itu dengan rela menyerahkan
anak-Nya sendiri menjadi korban tebusan bagi manusia sampai wafat di kayu Salib.
 Salah satu usaha memampukan diri sebagai pancaran kekuatan dan kasih Allah itu,
maka kita diajak menjaga kesucian diri, baik sebagai perempuan maupun laki-laki
(bdk. artikel 2342-2345), sebagaimana diungkapkan dalam Katekismus Gereja
Katolik.

Langkah 3 Refleksi dan Aksi


Guru mengajak siswa masuk dalam suasana hening untuk berefleksi, dengan tuntuan berikut

Sepasang gadis dan perjaka yang saling mengasihi memutuskan untuk menikah.
Setelah menikah, mereka tinggal di sebuah rumah kecil, jauh dari kedua orang
tuanya. Tetapi rupanya kebahagiaan yang mereka bayangkan tentang pernikahan,
justru mulai pudar sejak mereka hidup bersama. Masalah demi masalah mulai
muncul dari hal-hal sepele. Suaminya mengeluhkan istrinya karena tidak bisa
memasak, tidak bersih kalau mencuci pakaian, dan tidak bisa mengatur dan
mengurus rumah Istrinya juga demikian. Ia sering mengeluhkan suaminya, yang
masih sering begadang dengan teman-temannya dulu, sepulang bekerja masih
keluyuran, kadang-kadang pulang sudah larut malam.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Ternyata, sang istri semasa mudanya tak
pernah belajar melihat dan membantu Ibunya memasak. Ia tak pernah belajar
mencuci pakaian sendiri. Ia tak pernah belajar menjadi seorang perempuan. Ia
tidak belajar menjadi seorang Ibu. Demikian pula sang suami. Ia tidak pernah
belajar menjadi seorang Bapak yang melindungi, memberi rasa aman, dan peduli
terhadap keadaan rumah.

Apakah kalian mau seperti mereka? Kalau tidak ingin seperti mereka, coba pikirkan apa
yang sebaiknya kamu lakukan untuk mengembankan diri sebagai laki atau perempuan.
Tuliskan dalam catatanmu!

C. Kegiatan Penutup :
Doa Penutup
Guru mengajak para peserta didik untuk menutup pelajaran dengan doa.

G. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Tes: Lisan/tertulis
1) Sebutkan contoh sikap/kebiasaan remaja yang tidak mendukung perkembangan dirinya
menjadi perempuan atau laki-laki sejati!
2) Jelaskan berbagai keterampilan, sikap, dan kebiasaan yang perlu dilatih dan dikuasai
sejak kini agar berkembang menjadi perempuan atau laki-laki sejati!
3) Jelaskan pandangan Kristiani tentang panggilan untuk mengembangkan diri sebagai
perempuan atau laki-laki!

2. Penilaian Observasi
Mengamati pelaksanaan diskusi untuk melihat sikap empati siswa dengan lembar observasi
yang menilai sebagai berikut
Skor Nilai
No Kriteria Pengamatan 4 3 2 1
(sangat baik) (Baik) (Cukup) (Kurang)
1 Kerjasama dengan teman kelompok
2 Kepedulian pada teman kelompok
3 Sikap menghargai teman
4 Partisipasi dalam kelompok

Skor Maksimum : 16

N=

Konfersi Nilai Kualitatif


MK = 14 - 16
MB = 11 - 13
MT = 7 - 10
BT = 4 - 6

Keterangan:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

Pringsewu,
Guru Mata Pelajaran

Drs. Petrus Narbino


NIP. 196509292000121001
Lampiran 1 dan 2 di halaman berikut
Lampiran 1: Intrumen Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan:
1) Sebutkan contoh sikap/kebiasaan remaja yang tidak mendukung perkembangan dirinya
menjadi perempuan atau laki-laki sejati!
2) Jelaskan berbagai keterampilan, sikap, dan kebiasaan yang perlu dilatih dan dikuasai
sejak kini agar berkembang menjadi perempuan atau laki-laki sejati!
3) Jelaskan pandangan Kristiani tentang panggilan untuk mengembangkan diri sebagai
perempuan atau laki-laki!

3.Penilaian Ketrampilan:
- Karya 2 dimensi: Doa tertulis: Membuat doa yang mengungkapkan rasa syukur atas talenta
yang diberikan.

Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial


Kebiasaan untuk mewujudkan penghormatan kepada sesama yang berlainan jenis kelamin
Lampiran 2: Rubrik Penilaian
Penilaian Ketrampilan:
Karya: Doa

No. Unsur yang dinilai Score


1. Struktur jelas: ada pengantar, isi dan penutup 20
2. Doa sesuai dengan tema 10
3. Isi mengungkapkan rasa syukur atas dirinya sebagai laki-laki
50
atau perempuan
4. Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa difahami 20
Score total 100

Nilai Spiritual
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5
Saya menyadari bahwa saya berbeda dengan
1.
teman saya
Saya bangga terhadap diri saya sebagai laki-laki /
2.
perempuan
Saya merasa lebih berharga dari teman yang
3.
berbeda jenis kelamin
Saya merasa bersikap rendah diri atas keadaan
4.
saya sekarang
Saya sadar bahwa apapun yang melekat pada
5. diri saya merupakan bukti cinta Tuhan terhadap
diri saya
Saya menghormati teman yang berbeda jenis
6. kelamin sebagai ungkapan syukur saya atas
kebaikan Tuhan dalam diri saya
Saya bergaul dengan siapa saja tanpa
7.
terpengaruh pada perbedaan jenis kelamin
Saya berfikir positif terhadap semua teman
8.
tanpa melihat perbedaan jenis kelamin

Penilaian Sikap Spiritual :


(Melalui Penilaian diri)
Nama: ………………….

Sikap Sosial
(Melalui Pengamatan guru)
Nama siswa yang diamati: ………………..
Pengamatan
Nilai dari
No. Pernyataan
1 2 3 4 5 tgl…………….
Peserta didik tidak memilih-milih teman dalam – tanggal
1. bergaul …………………
Peserta didik sering bersikap sombong terhadap
2. kecantikan/ ketampanan dirinya
Peserta didik melecehkan temannya yang berbeda
3. jenis kelamin
Peserta didik bergaul secara merata dengan
4. temannya tanpa terganggu perbedaan jenis kelamin
Peserta didik terlihat menghormati teman yang
5. berbeda jenis kelamin

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan : SMP N 1 PRINGSEWU
Mata Pelajaran :Pendidikan Agama Katolik
Terintegrasi Pendidikan Anti Korupsi
Kelas/ Semester : VII/ Satu
MateriPokok : Peran Keluarga Bagi Perkembanganku
Alokasi Waktu : 3 X 40 Menit
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.

a. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR

3.5.Menemukan Pesertadidikmampu
peran keluarga, 1. Menyebutkan faktorfaktor yang dapat
sekolah dan merusak kehidupan keluarga zaman sekarang
masyarakat 2. Menyebutkan peran anggota keluarga dalam
terhadapperkemban perkembangan dirinya.
gan 3. Menyebutkan berbagai tindakan yang
3 . 6 . Menghargaipera selayaknya dilakukan demi keutuhan dan
nkeluarga,sekolahdan keharmonisan keluarga.
masyarakatterhadap 4. Menjelaskan peran keluarga menurut
perkembangandiriny Dokumen Konsili VatikanII Pernyataan tentang
a Pendidikan Kristen,artikel13.
5. Menyusun doa untuk keluarga.

B. MATERI PEMBELAJARAN
1. Peranankeluargadalamprosespengembangandiri
2. Tantanganbagikeluarga-keluarga dalammasyarakatmodern
3. Perananakdalamkeluarga

C. METODE PEMBELAJARAN
1. Scientific Method
2. Contextual Teaching and Learning
3. Cooperative Learning
4. Communicative Approach
5. Project-Based Learning
6. Problem-Based Learning

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
 Pemotivasian: menunjukkan beberapa keluarga keluarga yang bahagia dan harmonis, dan
juga menunjukkan contoh gambar dari guntingan dari koran / majalah anak / keluaraga yang
tidakbahagia.
 Doa

Guru mengajakparapesertadidikuntukmembukapelajarandengandoa.
Allah,BapaYang Pengasih dan Penyayang,
Kami bersyukur karena Engkau mengasihi kami melalui keluarga kami,
Terutama melalui kedua orangtua kami, yang dengan penuh cinta dan pengabdian telah
memelihara kami.
Bantulahkami,
Agar kami dapat mencintai mereka
Melalui doa dan peran kami dalam keluarga. KeluargaKudusNazaret,
hadirkanlahsemangatmudalamkeluargakami agar keluarga kami menjad isurga yang indah
tempat kami saling mengasihi
dan tempat kami untuk meluhurkan nama-Mu. Demi Kristus Tuhan dan
pengantara kami.
Amin.

Kegiatan Inti (110 menit )


1. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang peran keluarga dalam
pengembangan diri.

2. Mendiskripsikan Peran Keluarga berdasarkan sinetron“ KELUARGACEMARA”. Sinetron tersebut


menggambarkan dinamika ke- hidupan sebuah keluarga sederhana, yang sangat
indah.Bahkan bagi banyak orang, Keluarga cemara ini dapa tdisebut sebagai Keluarga
Idaman.Sinetron tersebut dinilai sangat bagus, itulah sebabnya sangat diminati.Soundtrack
lagu Keluarga Cemara, menggambarkan sebagian situasi yang indah itu.

3. Guru mengajak para peserta didikuntukmenyimakataumenyanyikanbersamalagu “ Keluarga


Cemara “
Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga .Puisi yang
paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiadatara adalah keluarga.
Selamat pagiemak. Selamat pagi abah.
Mentari pagi ini bersinar indah.
Terimakasihemak.Terima kasih abah.Bentukkami perkasa.
Putra-putriyangsiapberbakti.

4. Peserta didik mengungkapkan hal-hal yang paling mengesankan dari syair lagu sinetron
Keluarga Cemara,dan menjelaskan alasannya
Setelah beberapa peserta didik menyampaikan kesanatas lagu Keluarga Cemara, Guru
meminta peserta didik masuk dalam kelompok untuk berdiskusi, dengan
panduanpertanyaan berikut. :
a. Sebutkan sebanyak mungkin ciri-ciri keluarga yang kamu idamkan!
b. Siapayangbertanggungjawabuntukmewujudkankondisiidealyangkamuidamkanitu?
Dengancarabagaimanadilakukan?
c. Tantanganapasajayangdapatmenghambatkeluargaidealitusulittercapai?
d. Uraikansalahsatuhalyangmemprihatinkandalamkeluargamu,lalucarilahpenyebabnya!
e. Jelaskanpulaapayangsudahatauakankamulakukanuntukmemperbaikisituasitersebut!
5. Hasildiskusi diplenokan.

6. Bila dipandang perlu guru dapat memberi tanggapan ataur angkuman dari hasil
pleno.

7. Mendalami Pandangan Gereja tentang Peran Keluarga bagi Perkembangan Diri


Gaudium et Spes Artikel3
Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, terikat
kewajiban amat berat untuk mendidik anak mereka .Maka orang tualah yang
harus diakui sebagai pendidik mereka yang pertama dan utama. Begitu pentinglah
tugas mendidik itu, sehingga bila diabaikan, sangat sukar pula dapat dilengkapi.
Sebab merupakan kewajiban orangtua: menciptakan lingkungan keluarga, yang
diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sedemikian
rupa, sehingga menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak
mereka. Maka keluarga itulah lingkungan pendidikan pertama keutamaan-
keutamaan sosial, yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat .Adapun terutama
dalam keluaraga kristen, yang diperkaya dengan rahmat serta kewajiban
Sakramen Perkawinan ,anak-anak sudah sejak dini harus diajar mengenal Allah serta
berbakti kepada- Nya dan mengasihi sesama, seturut iman yang telah mereka
terima dalam Baptis. Disitulah anak-anak menemukan pengalaman pertama
masyarakat manusia yang sehat serta Gereja .Melalui keluargalah akhirnya mereka
lambat-laun diajak berintegrasi dalam masyarakat manusia dan umat Allah. Maka
hendaklah para orang tua menyadari ,betapa pentinglah keluarga yang sungguh
kristen untuk kehidupandan kemajuan umat Allah sendiri.

8. Gurumeminta peserta didik menyebutkan dan menjelaskan hal-hal yang penting dan menarik dari dok.
Yang berkaitan dengan peran keluarga

9. Refleksi dan Aksi :

1. Guru mengajak siswa duduk sambi lmemejamkan mata dalam suasana hening
,un- tuk berefleksi, sambil menyampaikan tuntunan berikut, (atau memutar film
singkat tentang perjuangan orang tua demi kasihnya kepada anaknya).

2. Guru menugaskan peserta didik untuk melakukan hal


berikut.
a. Menyusun doa bagi keluarga.
Mencari lima kutipan KitabS uc itentang perlunya menghormati orang tua
dan memberi ulasan atas ayat tersebut.

10. Penilaian
1. TesLisan:
a. Sebutkanlah siapa saja yang termasuk anggota keluarga itu
b. Apa peran dirimu dalam keluarga

2. Tes Tulis :
a. Sebutkan faktor faktor yang dapat merusak kehidupan keluarga zaman
sekarang
b. Sebutkan peran anggota keluarga dalam perkembangan dirinya.
c. Sebutkanberbagaitindakanyangselayaknyadilakukandemikeutuhandan
keharmonisan keluarga.
d. Jelaskanlah peran keluarga menurut Dokumen Konsili VatikanII Pernyataan

Pringsewu,
Guru Mata Pelajaran

Drs. Petrus Narbino


NIP. 196509292000121001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP N 1 PRINGSEWU


Mata Pelajaran :Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Terintegrasi Pendidikan Anti Korupsi
Kelas/ Semester : VII/ Satu
MateriPokok : Peran Keluarga Bagi Perkembanganku
Alokasi Waktu : 3 X 40 Menit
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
3.5.Menemukanp Pesertadidikmampu
erankeluarga,sekol
ahdanmasyarakat 1. Menyebutkanfaktor-
terhadapperkem faktoryangdapatmerusakkehidupankeluargazamansekarang
bangan 2.
Menyebutkanperananggotakeluargadalamperkembangandirinya
4.5.Menghargaipe .
rankeluarga,sekola 3.
hdanmasyarakatt Menyebutkanberbagaitindakanyangselayaknyadilaku
erhadapperkemb kandemikeutuhandankeharmonisankeluarga.
angandirinya 4.
MenjelaskanperankeluargamenurutDokumenKonsiliVatikanIIPernya
taantentang
PendidikanKristen,artikel13.
5. Menyusundoauntukkeluarga.

a. MATERI PEMBELAJARAN
1. Peranankeluargadalamprosespengembangand
2. Tantangan bagi keluarga-keluarga dalam masyarakat modern
3. Peran anak dalam keluarga

b. METODE PEMBELAJARAN
1. Scientific Method
2. Contextual Teaching and Learning
3. Cooperative Learning
4. Communicative Approach
5. Project-Based Learning
6. Problem-Based Learning
c. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
 Pemotivasian: menunjukkan beberapa keluarga keluarga yang bahagia dan harmonis, dan
juga menunjukkan contoh gambar dari guntingan dari koran / majalah anak / keluaraga yang
tidakbahagia.

Doa

Guru mengajak para peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa.
Allah, Bapa Yang Pengasih dan Penyayang,

Kami bersyukur karena Engkau mengasihi kami melalui keluarga kami,


Terutama melalui kedua orangtua kami, yang dengan penuh cinta dan pengabdian telah
memelihara kami.
Bantulahkami,

Agar kami dapat mencintai mereka

Melalui doa dan peran kami dalam keluarga. Keluarga Kudus Nazaret,
Hadirkanlah semangat mu dalam keluarga kami agar keluarga kami menjadi surga yang
indah tempat kami saling mengasihi
Dan tempat kami untuk meluhurkan nama-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
Amin.

Kegiatan Inti (110 menit )


1. Guru menyampaikan garis besartujuan pembelajaran tentang peran keluarga dalam
pengembangan diri.
2. Mendiskripsikan Peran Keluarga berdasarkan sinetron “KELUARGACEMARA”. Sinetron
tersebut menggambarkan dinamika ke- hidupan sebuah keluarga sederhana, yang sangat
indah. Bahkan bagi banyak orang, Keluarga cemara ini dapat disebut sebagai Keluarga
Idaman. Sinetron tersebut dinilai sangat bagus, itulah sebabnya sangat diminati. Sound track
lagu Keluarga Cemara, menggambarkan sebagian situasi yang indah itu.
3. Guru mengajak para peserta didik untuk menyimak atau menyanyikan bersama lagu “
Keluarga Cemara “
Harta yang paling berharga adalah keluarga.
Istana yang paling indah adalah keluarga .
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga .
Mutiara tiada tara adalah keluarga.
Selamat pagi emak .Selamat pagi abah.
Mentari pagi ini bersinar indah.

Terima kasih emak. Terimakasihabah. Bentuk kami perkasa.


Putra-putri yang siap berbakti.

4. Peserta didik mengungkapkan hal-hal yang paling mengesankan dari syair lagu sinetron
Keluarga Cemara,dan menjelaskan alasannya

Setelah beberapa peserta didik menyampaikan kesen atas lagu Keluarga Cemara,

Guru meminta peserta didik masuk dalam kelompok untuk berdiskusi, dengan panduan
pertanyaan berikut. :
a. Sebutkansebanyakmungkinciri-cirikeluargayangkamuidamkan!
b. Siapayangbertanggungjawabuntukmewujudkankondisiidealyangkamuidamkanitu?
Dengancarabagaimanadilakukan?
c. Tantanganapasajayangdapatmenghambatkeluargaidealitusulittercapai?
d. Uraikansalahsatuhalyangmemprihatinkandalamkeluargamu,lalucarilahpenyebabnya!
e. Jelaskanpulaapayangsudahatauakankamulakukanuntukmemperbaikisituasitersebut!

Hasil diskusi diplenokan.

5. Bila dipandang perlu guru dapat memberi tanggapan atau rangkuman dari hasil pleno.
6. Mendalami Pandangan Gereja tentang Peran Keluarga bagi Perkembangan Diri
Gaudium et Spes Artikel3

Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak , terikat kewajiban
amat berat untuk. Maka orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik mereka yang
pertama dan utama. Begitu pentinglah tugas mendidik itu ,sehingga bila diabaikan,
sangat sukar pula dapat dilengkapi. Sebab merupakan kewajibanorangtua: menciptakan
lingkungan keluarga, yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih saying terhadap
sesame sedemikian rupa, sehingga menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial
anak anak mereka. –keutamaan sosial, yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat. Adapun
terutama dalam keluaraga kristen, yang diperkaya dengan rahmat serta kewajiban
Sakramen Perkawinan, anak-anak sudah sejak dini harus diajar mengenal Allah serta
berbakti kepada- Nya dan mengasihi sesama, seturut iman yang telah mereka terima
dalam Baptis. Disitulah anak-anak menemukan pengalaman pertama masyarakat manusia
yang sehat serta Gereja. Melalui keluargalah akhirnya mereka lambat-laun diajak
berintegrasi dalam masyarakat manusia dan umat Allah. Maka hendaklah para orang tua
menyadari, betapa pentinglah
keluargayangsungguhkristenuntukkehidupandankemajuanumatAllahsendiri.

7. Guru meminta peserta didik menyebutkan dan menjelaskan hal-hal yang penting dan
menarik dari dok. Yang berkaitan dengan peran keluarga

Refleksi dan Aksi :

b. Guru mengajak siswa duduk sambil memejam kan mata dalam suasana
hening ,un- tuk berefleksi, sambil menyampaikan tuntunan berikut ,(atau
memutar film singka tten t ang perjuangan orang tua demikasihnya kepada
anaknya).
c. Guru menugaskan peserta didik untuk melaku kan hal berikut Menyusun doa
bagi keluarga.
Mencari lima kutipan Kitab Suci tentang perlunya menghormati ora ng tua dan
memberi ulasan atas ayat tersebut.
H. Penilaian
Tes Lisan
1. Sebutkanlah siapa saja yang termasuk anggota keluarga itu
2. Apa peran dirimu dalam keluarga

Tes Tulis :
Sebutkan faktor-faktor yang dapat merusak kehidupan keluarga zaman seka- rang.
a. Sebbutkan peran anggota keluarga dalam perkembangan dirinya.
b. Sebutkanberbagaitindakanyangselayaknyadilakukandemikeutuhan
c. dan keharmonisankeluarga.
d. Jelaskanlah perankeluargamenurutDokumenKonsiliVatikanII

Pringsewu,
Guru Mata Pelajaran

Drs. Petrus Narbino


NIP. 196509292000121001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMPN 1 PRINGSEWU


Mata Pelajaran :Pendidikan Agama Katolik
Terintegrasi Pendidikan Anti Korupsi
Kelas/ Semester : VII/ Satu
Materi Pokok : Peran sekolah terhadap perkembangan diri manusia
Alokasi Waktu : 1xpertemuan (3 X40 menit)
Kompetensi Inti :
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR


Menjelaskan pandangan Gereja tentang peran sekolah bagi perkembangan diri peserta
didik berdasarkan Gravissimum Educationis art. 1 dan 5.
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN HASIL BELAJAR
1.5 Menghargai peran sekolah, 1.5.1 Memahami pandangan Gereja tentang peran sekolah
terhadap perkembangan bagi perkembangan diri peserta
dirinya didik berdasarkan Gravissimum Educationis art. 1 dan 5.

2.5 Hormat dan kasih pada 2.5.1. membangun rasa tanggungjawabterhadap setiap mata
sekolah atas peran mereka pelajaran
terhadap perkembangan 2.5.2. menghargai setiap mata pelajaran
dirinya 2.5.3 menaruh hormat terhadap tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan serta teman
3.5 Menemukan berbagai peran 3.5.1Menginventarisasi peran orang-orang di sekolah
sekolah dalam terhadap perkembangan diri peserta didik.
perkembangan dirinya 3.5.2Menjelaskan hak dan kewajiban siswa di sekolah
3.5.3 Menjelaskan peran sekolah bagi perkembangan diri
peserta didik berdasarkan Gravissimum Educationis art. 1 dan
4.5. Merencanakan berbagai 4.1.1Menyusun doa yang mengungkapkan rasa syukur atas
aktivitas yang peran sekolah terhadap perkembangan dirinya
mengungkapkan rasa syukur 4.5.2 Melakukan satu kebiasaan yang menunjukkan sikap yang
atas peran sekolah, membangun hubungan almamater.
terhadap perkembangan
dirinya

B. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
1. menceritakan peran orang-orang di sekolah SD
2. Sikap terhadap orang-orang yang ada di lingkungan sekolah
3. peran sekolah terhadap perkembangan diri siswa menurut ajaran Gereja

C. METODE PEMBELAJARAN
1. Scientific Method
2. Contextual Teaching and Learning
3. Cooperative Learning
4. Communicative Approach
5. Project-Based Learning
6. Problem-Based Learnin
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN PERTAMA:
b. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit )
1. Pemotivasian: mengajak siswa menyanyikan lagu “Guru Bak Pelita”
2. Apersepsi: Guru bertanya jawab tentang makna lagu tersebut
3. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran

5. Kegiatan Inti (120 menit)


1. Siswa menceritakan kembali pengalaman yang paling berkesan selama sekolah di SD :
- peserta didik mengidentifikasikan mata pelajaran yang disukai dan yang tidak
disukai
- peserta didik mampu menjelaskan alasan menyukai dan tidak menyukai pelajaran
tersebut.
2. peserta didik menjelaskan peran orang-orang yang ada di sekolah dalam
perkembangan dirinya.
3. peserta didik menuliskan sikap yang sering muncul terhadap guru-guru dan tenaga
kependidikan. dalam belajar di sekolah
4. Peserta didik mencari informasi tentang ajaran Gereja yang menyoroti tentang peran
sekolah terhadap perkembangan diri manusia
5. Peserta didik membaca dan mendalami Dokumen Gereja tentang Pendidikan
Kristen ”Gravissimum Educationis, artikel 1 dan 5.
6. Peserta didik merumuskan makna dokumen ”Gravissimum Educationis, artikel 1 dan 5,
 Peserta didik mengasosi antara pengalaman dirinya selama ini dalam menghayati peran sekolah
dalam perkembangan diri manusia dengan pesan yang terdapat dalam dokumen Gereja
tentang peran sekolah/ pendidikan dalam pengembangan dirinya

7. (Bila dipandang perlu) Sebelum refleksi, Guru dapat merumuskan bersama peserta
didik gagasan-gagasan penting dari langkah di atas
8. Peserta didik untuk melakukan refleksi dengan panduan yang terdapat dalam Buku
Guru halaman 96.
9. Peserta didik Mengkomunikasikan hasil refleksi dengan cara: mengungkapkan secara
lisan atau tertulis tentang niat yang akan dilakukan sebagai perwujudan pemahaman
untuk mengunjungi Guru-Guru SD tempatmu belajar
10. Peserta didik membuat doa syukur tertulis yang mengungkapkan syukur atas peran
orang-orang yang ada di sekolah terhadap perkembangan dirinya

6. Kegiatan Penutup
1. Bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini, serta
mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas peran sekolah terhadap dirinya
2. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain
yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik
3. Bersama peserta didik menutup pertemuan dengan menyanyikan lagu“Himne
Guru“ (lihat Buku Guru halaman 97)
a. SUMBER BELAJAR
1. Buku Siswa
2. Kondisi lingkungan sekolah
3. Kepustakaan:
- Katekismus Gereja Katolik, Arnoldus, Ende: 1995
- KWI, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi, Kanisius, Yogyakarta: 1996
- Komkat KWI, Membangun Komunitas Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama
Katolik untuk SMP Kelas VII, Yogyakarta, Kanisius, 2010
- Robert J. Wicks. Self-Care for Every Day – Kasihilah Dirimu dari Hari ke Hari. Kanisius,
Yogyakarta: 2002
b. MEDIA PEMBELAJARAN
Media :
- Lagu “Guru Bak Pelita”
- Dokumen Gereja Gravissimum Educationis art. 1 dan 5.
- Lagu ”Hymne Guru”

Alat dan bahan:


- Lembar isian untuk menggali peran orang-orang di sekolah
- Penuntun Refleksi

c. PENILAIAN
Pengetahuan
a. Sebutkan orang-orang di sekolahyang berperan dalam perkembangan dirimu!
b. Jelaskan apa peran orang-orang tersebut dalam perkembanganmu!
c. tuliskan sikap-sikap yang muncul terhadap orang-orang yang berperan di sekolah!
d. Jelaskan peran sekolah berdasarkan Dokumen Gereja Gravissimum Educationis art. 1
dan 5.
e. Sebutkan hak dan kewajiban di sekolah!
Ketrampilan :
Menyusun doa yang mengungkapkan rasa syukur atas peran orang-orang di lingkungan
sekolah terhadap perkembangan dirinya

Penilaian SikapSpiritual dan Sosial : aksi nyata untuk mengunjungi Guru-Guru SD


tempatmu belajar dulu.

Pringsewu,
Guru Mata Pelajaran

Drs. Petrus Narbino


NIP. 1965092920001210
Lampiran 1: Intrumen Penilaian
1. Pengetahuan
a. Sebutkan orang-orang di sekolahyang berperan dalam perkembangan dirimu!
b. Jelaskan apa peran orang-orang tersebut dalam perkembanganmu!
c. tuliskan sikap-sikap yang muncul terhadap orang-orang yang berperan di sekolah!
d. Jelaskan peran sekolah berdasarkan Dokumen Gereja Gravissimum Educationis art. 1
dan 5.
e. Sebutkan hak dan kewajiban di sekolah!

2. Ketrampilan :
Menyusun doa yang mengungkapkan rasa syukur atas peran orang-orang di lingkungan
sekolah terhadap perkembangan dirinya

3. Penilaian SikapSpiritual dan Sosial : aksi nyata untuk mengunjungi Guru-Guru SD tempatmu
belajar dulu.

Lampiran 2: Rubrik Penilaian


Penilaian Ketrampilan:
Karya: Doa
No. Unsur yang dinilai Score
1. Struktur jelas: ada pengantar, isi dan
20
penutup
2. Doa sesuai dengan tema 10
3. Isi mengungkapkan rasa syukur atas peran
orang-orang yang ada di lingkungan
50
sekolah terhadap perkembangan diri
sendiri
4. Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa dipahami 20
Score total 100

Penilaian Sikap Sosial:


(Melalui Penilaian diri)
Nama: ………………….

Nomo Nilai Spiritual


Pernyataan
r 1 2 3 4 5
1. Saya menyadari bahwa saya berhasil karena peran guru

2. Saya bangga terhadap sekolah almamater saya

3. Saya merasa kecewa dengan guru tertentu

4. Saya mampu bergaul dengan guru-guru SDku


Saya sadar bahwa saya saat ini adalah hasil didikan dari bapak-
5. ibu guru di SD

6. Saya dapat bergaul secara baik dengan lingkungan sekolah SMP


Saya berfikir positif terhadap semua teman tanpa melihat
7. kekurangan yang ia miliki

Anda mungkin juga menyukai