Anda di halaman 1dari 13

MODUL AJAR

BAB I. Manusia Makhluk Pribadi


Sub Bab : Keluhuran Manusia sebagai Citra Allah

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : .....................................................................................
Satuan Pendidikan : SMA
Fase / Kelas : E - X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Elemen : Pribadi Peserta didik
Sub Elemen : Aku memiliki kemampuan dan keterbatasan,
kelebihan dan kekurangan
Alokasi Waktu : 3 JP
Tahun Penyusunan : 2022

II. KOMPETENSI AWAL


Dalam pelajaran yang lalu kita telah belajar bahwa Allah menempatkan laki laki dan
perempuan dalam kesetaraan. Setiap orang mempunyai martabat yang sama di
hadapan Allah. Pada pelajaran ini akan dibahas kekhasan yang lain dari manusia, yang
membedakan manusia dari ciptaan lain di bumi ini dan yang membuat manusia lebih
mirip dengan Sang Penciptanya

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


 Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman
tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
 Mandiri
Menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap integritas, yakni menampilkan tindakan
yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan dipikirkan.
 Bernalar kritis
Mampu menganalisa dinamika kehidupan yang terjadi sebaga anugerah Allah secara
kritis tanpa memaksakan pendapat atau keinginan sendiri sebagai perwujudan
pribadi dewasa.
 Kreatif
Selalu berupaya aktif menolong orang-orang yang membutuhkan dan mencarikan
solusi terbaik untuk mendukung keberlangsungan kehidupan mereka sebagai pribadi
dewasa yang meneladani ajaran Yesus.

IV. SARANA DAN PRASARANA


Fasilitas pembelajaran yang diperlukan diantaranya :

 LCD Projector,
 Multimedia pembelajaran interaktif,
 Laptop,
 Printer,
 Alat pengeras suara,
 Jaringan internet.
 Kitab Suci,
 Buku Siswa,
 Proyektor.

V. TARGET PESERTA DIDIK


Kategori siswa dalam proses pembelajaran ini adalah siswa regular/tipikal.
VI. MODEL PEMBELAJARAN
 Dialog Partisipatif
 Diskusi
 Penugasan
 Studi Pustaka
 Refleksi

VII. PENDEKATAN KATEKETIS


Pendekatan ini diawali dengan pengalaman sehari-hari yang dialami oleh peserta didik
baik secara langsung dialami siswa maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita
kehidupan orang lain. Selanjutnya pengalaman tersebut didalami dalam terang Kitab
Suci atau ajaran Gereja, sehingga peserta didik dapat mengaplikasikan dalam hidup
sehari-hari terhadap nilai-nilai yang diperoleh dari pendalaman yang dilakukan.

KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu memahami konsekuensi dirinya sebagai citra Allah dalam berelasi
dengan sesama manusia, bersyukur kepada Allah yang menciptakan dirinya sebagai
citra-Nya, dan pada akhirnya menghargai sesama manusia yang diciptakan sebagai
citra Allah yang bersaudara satu sama lain..

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Kemampuan pengamatan, pengalaman, cerita kehidupan orang lain. Selanjutnya
pengalaman tersebut direfleksikan dalam kekhasan yang lain dari manusia, yang
membedakan manusia dari ciptaan lain di bumi ini dan yang membuat manusia lebih
mirip dengan Sang Penciptanya..

III. PERTANYAAN PEMANTIK


 Jelaskan apa yang dimaksud dengan keluhuran manusia sebagai citra Allah?
 Mengapa manusia dinyatakan sebagai citra Allah?
 Apa saja yang mencirikan bahwa manusia bermartabat sebagai citra Allah?
 Keluhuran martabat manusia sebagai citra Allah nampak dimana manusia memiliki
keistimewaan yaitu?

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


KEGIATAN PENDAHULUAN : 15 Menit

1.  Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa


pembuka dan mengecek kesiapan siswa.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
 Guru menjelaskan proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
KEGIATAN INTI : 100 menit

2. Menggali pengalaman hidup dengan mengamati kisah dalam


memperjuangkan hak asasi manusia
 Peserta didik mengamati kasus pelanggaran terhadap martabat
kemanusiaan melalui artikel “Pertemuan Santo Fransiskus denga Sultan
Malik Al-Kamil.
 Peserta didik mengungkapkan tanggapannya terhadap kasus di atas dalam
bentuk pertanyaan untuk didiskusikan, berkaitan dengan tema keluhuran
martabat manusia sebagai citra Allah, misalnya:
 Apa yang mendasari/ menggerakkan hati santo Fransiskus menemui
Sultan Malik Al-Kamil?
 Pilihlah salah satu kalimat dalam kisah tersebut yang paling menarik
bagimu! Dan berikan alasannya!
 Nilai apa yag dapat kalian ambil dan perjumpaan Santo Fransiskus
dengan Sultan Malek Al-Kamel di atas? Beri penjelasan singkat!
 Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut dan mengemukakan contoh pelanggaran martabat
manusia yang terjadi di daerahnya!
 Setelah diskusi selesai, guru memberi kesempatan kepada masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasilnya. Kelompok lain dapat memberi
tanggapan berupa pertanyaan atau komentar kepada kelompok lain setelah
semua kelompok selesai presentasi.
 Peserta didik menggali informasi dari berbagai sumber tentang tokoh-tokoh
yang dianggap punya kepedulian dalam memjaga keluhuran martabat
manusia, misalnya Mahatma Gandi, Mother Theresa, Romo Mangun, Gus
Dur dll.
 Guru memberikan peneguhan terkait dengan pentingnya menjaga keluhuran
martabat manusia.
3. Mendalami Kitab Suci dan Ajaran Gereja yang tentang Keluhuran Martabat
Manusia sebagai Citra Allah.

 Peserta didik mendalami teks Kitab Mazmur 8: 2 - 10 dan Katekismus Gereja


Katolik artikel 357, 358 dan 360 yang menunjukkan keluhuran martabat
manusia sebagai citra Allah.
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk merumuskan nilai-nilai atau
ajaran yang hendak diwartakan melalui kutipan-kutipan di atas. Dalam
kelompok, peserta didik diminta menanggapi keterkaitan teks-teks Kitab Suci
dan ajaran Gereja di atas, dengan pemahaman tentang manusia Citra Allah,
misalnya dengan pertanyaan berikut:
 Apa keunggulan manusia dibandingkan ciptaan Allah yang lain?
 Berdasarkan kutipan di atas, siapa yang dimaksud dengan saudara?
Bagaimana pandangan kalian dengan pernyataan bahwa semua manusia
satu saudara?
 Buatlah sebuah rumusan yang menunjukkan sejauh mana kalian sudah
menghayati keberadaan dirinya sebagai Citra Allah!
 Jelaskan konsep bermartabat sebagai pribadi berdasarkan Katekismus
Gereja Katolik?
 Peserta didik mencatat hasil yang diperoleh dalam kelompok dan perwakilan
kelompok melaporkan hasilnya dalam pleno.
 Guru memberikan peneguhan terkait dengan keluhuran martabat manusia
sebagai citra Allah.
4. Refleksi dan Aksi:

a. Refleksi
Peserta didik membaca kitab mazmur 139: 7 – 17 dalam suasana hening
diiringi dengan musik yang lembut. Peserta didik diminta untuk memilih satu
ayat yang paling menyentuh hatinya dan kembali merenungkan dalam
hatinya mengapa mengambil ayat tersebut.
b. Aksi
 Peserta didik diminta mebuat sebuah refleksi tentang kedudukan laki-laki
dan perempuan di hadapan Allah.
 Peserta didik membuat sebuah doa berdasarkan ayat yang sudah dipilih
dalam refleksi di atas. Doa ditulis pada selembar kertas dan dihias
semenarik mungkin dan ditempel pada meja belajar dalam kamarnya atau
tempat yang sering dilihat.
Kegiatan Penutup: 20 Menit

5.  Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran


 Guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan tentang manfaat tema
pelajaran.
 Guru bersama peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup
dengan doa “Jadikanlah Aku Pembawa Damai” (Doa St. Fransiskus) dari PS
122 dan menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.

V. ASESMEN/PENILAIAN
 Kognitif : pemahaman peserta didik keluhuran manusia sebagai Citra Allah,.
 Sikap : penilaian yang dilakukan oleh peserta didik terhadap keluhuran
manusia sebagai Citra Allah.
 Perilaku : penilaian terhadap kesungguhan peserta didik mengikuti
pembahasan di kelas dan pengerjaan tugas-tugas.

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


1. Remedial/Perbaikan
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar berdasarkan Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran yang ditetapkan diharuskan mengikuti kegiatan
remedial. Kegiatan remedial dilakukan pada waktu tertentu sesuai perencanaan
penilaian.

Program Remedial dan Pengayaan


Sekolah : ……………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………….
Kelas : ………………………………
Semester : ……………………………....
Tahun : ………………………………

No Materi Nama Peserta Rencana Program Tanggal Hasil Simpulan


. Didik Pelaksanaan
Pengayaan Remedia Sebelu Sesudah
l m

2. Pengayaan
Peserta didik mencari dari berbagai sumber (mass media cetak maupun elektronik,
tokoh agama, tokoh masyarakat, teman sebaya, orang tua, dan sebagainya) untuk
memperoleh informasi, atau pengalaman atau paham/ pandangan, yang berkaitan
dengan tema: Keluhuran Manusia sebagai Citra Allah. Hal itu dapat dilakukan
dengan studi literatur, pengamatan, survei, wawancara dan teknik pengumpulan
data yang dikuasai peserta didik.

Setara dalam setiap segi kehidupan


Kontrol Perempuan dan laki laki diikutsertakan dalam proses
pengambilan keputusan.
Akses
Partisipasi
Manfaat

VII. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK

Refleksi Guru :
Apakah kegiatan belajar berhasil? Apa yang menurut ibu/bapak berhasil? Kesulitan apa
yang dialami? Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?

Refleksi Peserta Didik :


Nama Peserta didik :
Kelas :
No Pertanyaan Refleksi Jawaban
1 Bagian manakah yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
2 Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang
3
akan kamu berikan pada usaha yang telah kamu lakukan?
LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kognitif
 pemahaman peserta didik memahami diri dan sesamanya sebagai citra Allah yang
bersaudara satu sama lain.

No. Pilihan Ganda

1. 1. Bacalah Katekismus Gereja Katolik 357 berikut ini!


“Karena ia diciptakan menurut citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai pribadi:
ia bukan hanya sesuatu, melainkan seorang. Ia mampu mengenal diri sendiri, menjadi
tuan atas dirinya, mengabdikan diri dalam kebebasan dan hidup dalam kebersamaan
dengan orang lain, dan karena rahmat ia sudah dipanggil ke dalam perjanjian dengan
Penciptanya, untuk memberi kepada-Nya jawaban iman dan cinta, yang tidak dapat
diberikan suatu makhluk lain sebagai penggantinya.”
Berdasarkan kutipan Katekismus Gereja Katolik 357 tersebut, kalimat yang
menegaskan manusia sebagai citra Allah adalah… .
A. Manusia mampu mnegenal dirinya dan berhak melakukan segala sesuatu sesuai
keinginannya
B. Manusia memiliki martabat sebagai pribadi dan mampu mengenal diri dan
Penciptanya
C. Manusia menjadi tuan atas ciptaan lain dan diberi kuasa memanfaatkan ciptaan
sesuai dengan kemauannya sendiri
D. Manusia menjadi tuan atas dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya.
E. Manusia diberi karunia berupa akal budi, hati nurani dan kebebasan mutlak yang
tidak terbatas

2. Bacalah dokumen Gaudium et Spes art 12 berikut ini!


Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia diciptakan “menurut gambar Allah”; ia
mampu mengenal dan mengasihi Penciptanya; oleh Allah manusia ditetapkan
sebagai tuan atas semua makhluk di dunia ini (lih. Kej 1: 26; Keb 2: 23), untuk
menguasainya dan menggunakannya sambil meluhurkan Allah (lih. Sir 17: 3-10).
Kemudian perhatikan data berikut ini!
1) Memiliki akal budi
2) Diciptakan menurut gambar Allah
3) Diciptakan dengan suara hati
4) Mampu mengenal dan mengasihi Penciptanya
5) Memiliki martabat yang sama dengan Penciptanya
6) Ditetapkan sebagai tuan atas semua makhluk

Makna manusia sebagai Citra Allah berdasarkan dokumen Gaudium et Spes art
12 tersebut terdapat pada nomor... .
A. 1, 3 dan 4
B. 1, 2 dan 5
C. 2, 4 dan 6
D. 3, 4, dan 5
E. 3, 5 dan 6
3. Perhatikan data berikut ini!
1) Membuat penemuan baru
2) Membuat pilihan hidup
3) Membedakan baik dan buruk
4) Memutuskan sesuatu
5) Mempermudah hidup manusia
6) Mengikuti kehendak Tuhan

Yang termasuk fungsi suara hati ditunjukkan pada nomor... .


A. 1 dan 2
B. 1 dan 4
C. 2 dan 4
D. 3 dan 5
E. 3 dan 6

4. Salah satu contoh perwujudan tugas manusia sebagai citra Allah dalam kehidupan
sehari-hari ditengah-tengah keluarga adalah... .
A. Taat dengan ajaran orang tua
B. Hormat terhadap guru
C. Menjenguk teman yang sakit
D. Rukun dengan tetangga
E. Menerima orang lain seperti adanya

5. Kita sadar akan cinta Allah yang luar biasa dan menempatkan manusia di tempat
yang sangat istimewa, yakni secitra dengan-Nya. Dalam membangun relasi dengan
orang lain, kesadaran ini mendorong kita untuk mengembangkan sikap….
A. Mengasihi semua orang karena mereka semua saudara di hadapan Allah
B. Mengasihi semua saudara seiman dihadapan Allah
C. Rendah diri di tengah-tengah pergaulan dengan semua bangsa
D. Menjadikan diri sebagai tolok ukur kebenaran bagi semua orang
E. Memegahkan diri di tengah-tengah kehidupan maysrakat yang majemuk

Uraian

Soal Jawaban

2. Manusia adalah a. Istilah martabat berasal dari kata dignitas-dignus (latin), dignity
makhluk ciptaan yang berarti layak, patut, wajar. Secara singkat martabat
Tuhan yang berarti konsep moralitas yang menyatakan tingkat nilai atau
bermartabat. Apa bobot seorang pribadi. Karena bernilai itulah, maka manusia
artinya tidak dapat dijadikan obyek, diperalat, diperbudak atau
bermartabat? dijadikan sarana untuk mencapai tujuan tertentu baik oleh
dirinya sendiri maupun oleh orang lain.
b. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bermartabat.
Sebagai makhluk yang bermartabat, manusia memiliki di
dalam dirinya akal budi, rasa, hati dan kehendak. Manusia
menggunakan akal budi untuk menemukan kebenaran.
Manusia menggunakan perasaan untuk menilai kebaikan.
Manusia menggunakan hatinya untuk memutuskan yang baik.
Dan menusia menggunakan hatinya untuk memilih kebaikan.
Antara akal budi, rasa, hati, hati dan kehendak ada penyatuan
mutlak bagi manusia dalam mencapai kebaikan umum, yaitu
nilai-nilai keutamaan hidup yang berlaku bagi semua orang.
c. St. Thomas Aquinas memandang manusia sebagai makluk
bermartabat karena statusnya sebagai citra Allah yang
memiliki similitudo dan imago Dei. Similitudo adalah
keluhurannya atas makluk ciptaaan yang lain, sedangkan
imago lebih menunjuk pada panggilan terdalam untuk bersatu
dalam hidup Ilahi. Yang mencirikan manusia sebagai makhluk
bermartabat.

3. Pesan apa yang Mazmur 8: 1 - 10 ini, menggambarkan bagaimana Allah


hendak menciptakan manusia dan menempatkan manusia secara
disampaikan dalam istimewa di antara semua ciptaan dan merefleksikan kemuliaan
Mazmur 8:1 – 10 manusia. Mazmur ini merupakan kidung pujian kepada Allah
terkait dengan karena telah memberikan kepada manusia tanggung jawab dan
keluhuran manusia martabat. Kej 1:1-2:3. Manusia ditempatkan Allah pada
sebagai Citra kedudukan yang sangat istimewa. Ia diciptakan menurut gambar
Allah ? dan rupa sang Pencipta (Kej 1:26).

4. Hal apa saja yang Yang mencirikan bahwa manusia bermartabat sebagai pribadi
mencirikan bahwa berdasarkan KGK 357?
manusia
bermartabat a. Ia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang.
sebagai pribadi b. Ia mengenal diri sendiri.
berdasarkan KGK c. Ia dapat menjadi tuan atas diri sendiri.
357? d. Selalu mengabdikan diri dalam kebebasan.
e. Hidup dalam kebersamaan dengan orang lain.

 Lembar pengamatan diskusi

No Nama Melaksanaka Menjawab Menghargai Berpartisipasi Merespon Jumlah


. Siswa n tugas pertanyaan pendapat aktif dalam penjelasan Score
kelompok teman kelompok guru

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Sikap

1) Sikap Spiritual:
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
 Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda v pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
 Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No. Butir Instrumen Penilaian selalu sering Jarang Tidak


pernah

Aku bersyukur dan berdoa secara rutin


1. kepada Allah karena diciptakan secitra
dengan Allah.

Aku merasa bangga terhadap keadaan


2. diri saya seperti yang nampak saat
sekarang ini

Aku mensyukuri apapun yang ada /


3.
melekat pada diri saya

Aku merawat tubuh sebaik mungkin


4. sebagai ungkapan syukur saya atas
kebaikan Tuhan terhadap diri saya

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

2) Sikap Sosial: Penilaian diri:


Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
 Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda  pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
 Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No. Butir Instrumen selalu sering jarang Tidak


pernah
1 Saya bergaul dengan semua teman tanpa
bertindak diskriminatif.
2 Aku bersedia bergaul dengan temanku yang
mrmiliki kebutuhan khususd (catat), karena
dia juga adalah citra Allah.
3 Saya menerima mereka dengan segala
kekurangannya.
4 Saya tidak memilih-milih dalam pertemanan
5. Aku bersikap hormat terhadap yang tua dan
santun kepada yang lebih muda

jumlah nilai
Skor = jumlah nilai X 100%
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

Penilaian Keterampilan;
Guru meminta peseta didik untuk membuat refleksi tentang keluhuran manusia
sebagai Citra Allah

Pedoman penilaian untuk refleksi


Kriteria A (4) B (3) C (2) D (1)

Struktur Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan


Refleksi struktur yang struktur yang cukup struktur yang struktur yang
sangat sistematis (Dari 3 kurangsistemat tidak sistematis
sistematis bagian, terpenuhi 2). is (Dari 3 (Dari struktur
(Pembukaan – bagian, tidak terpenuhi
Isi – Penutup) terpenuhi 1). sama sekali).

Isi Refleksi Mengungkapka Mengungkapkan Kurang Tidak


(Mengungkapka n syukur syukur kepada mengungkapka mengungkapka
n tema yang kepada Allah Allah, tapi tidak n syukur n syukur
dibahas) dan menggunakan kepada Allah, kepada Alllah.
menggunakan refrensi Kitab Suci tidak ada
refrensi Kitab secara signifikan. refrensi Kitab
Suci. Suci.

Bahasa yang Menggunakan MenggunakanBaha Menggunakan Menggunakan


digunakan Bahasa yang sa yang jelas namun Bahasa yang Bahasa yang
dalam refleksi jelas dan ada beberapa kurang jelas tidak jelas dan
sesuai dengan kesalahan Pedoman dan banyak tidak sesuai
Pedoman Umum Penggunaan kesalahan dengan
Umum Bahasa Indonesia. Pedoman Pedoman
Penggunaan Umum Umum
Bahasa Penggunaan Penggunaan
Indonesia. Bahasa Bahasa
Indonesia . Indonesia .

Lampiran 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Artikel 1 :
Pertemuan Santo Fransiskus dengan Sultan Malek Al-Kamil
Gambar 1.4. Santo Fransiskus Asisi dengan Sultan Malek Al-Kamil

HIDUPKATOLIK.com – Santo Fransiskus dengan berani mendekati Sultan Mesir demi


mengupayakan perdamaian, sekalipun nyawanya menjadi taruhan.
Di tengah Perang Salib, Sultan Mesir Malek al-Kamil, keponakan Saladin, menyatakan bahwa
siapa pun yang menyerahkan padanya kepala orang Kristen akan diberi imbalan sepotong emas
Bizantium. Pada Agustus 1219, pasukannya berhasil mempertahankan Benteng Damietta dan
menewaskan sekitar 5.000 tentara salib.

Lalu, datanglah Santo Fransiskus dari Asisi. Awalnya, ia memohon kepada Kardinal Pelagius,
komandan pasukan Kristen, untuk menghentikan pertempuran ini. Namun, Pelagius menolak.
Fransiskus pun mengajak Bruder Illuminatus menemaninya melintasi garis pertempuran dengan
berani tanpa senjata. Tentara Sultan menangkap Fransiskus dan Illuminatus, memukul mereka
hingga babak belur lalu menyeret keduanya ke hadapan Sultan.
Dalam tulisannya, St Bonaventura menggambarkan dalam pertemuan itu, Sultan mengawali
percakapan dan bertanya oleh siapa, mengapa, dalam kapasitas apa mereka diutus, dan
bagaimana mereka sampai di sana. Namun, Fransiskus menjawab, mereka diutus oleh Allah,
bukan oleh manusia, untuk menunjukkan jalan keselamatan kepada Sultan dan rakyatnya, serta
memberitakan kebenaran Injil. Ketika Sultan melihat antusias dan keberaniannya, ia
mendengarkan Fransiskus dengan sabar dan mendesaknya untuk tetap bersamanya.

Fransiskus menyapa Sultan dengan salam, “Semoga Tuhan memberimu kedamaian.” Ini mirip
dengan salam tradisional Muslim “assalam o alaikum” atau ‘salam bagimu’. Salam yang sontak
mengejutkan Sultan, yang langsung terpesona oleh kekudusan Fransiskus. Fransiskus pun
melanjutkan dengan sebuah renungan dari Injil.

Sultan dapat melihat kasih yang mengalir dari Fransiskus. Ia kagum akan keberaniannya. Mereka
berbicara bersama tentang kehidupan spiritual, dan merefleksikan tradisi masing-masing.

Fransiskus dan Illuminatus kemudian tinggal di kamp Muslim selama beberapa hari. Sebelum
mereka pergi, Sultan memberi banyak hadiah berharga. Namun, karena spiritualitas
kesederhanaannya, Fransiskus menolak semuanya, kecuali satu hadiah istimewa: tanduk gading.
Tanduk gading itu biasa digunakan oleh muazin untuk menandakan azan. Sekembalinya ke Italia,
Fransiskus menggunakan tanduk gading untuk memanggil umatnya berdoa atau saat ia ingin
berkhotbah. Tanduk gading itu kini dipajang di Asisi.

Fransiskus juga membagikan rasa hormatnya yang baru dan mendalam terhadap saudara-saudari
Muslimnya, menghancurkan lingkaran permusuhan dan kesalahpahaman yang memicu Perang
Salib. Fransiskus terutama dikejutkan oleh Muslim yang berdoa lima kali sehari dan bersujud untuk
menyembah Allah. Surat-suratnya mendesak orang-orang Kristen untuk mengadopsi praktik
serupa: menjadikan doa sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, untuk mengingat Allah dalam
segala hal.

Pertemuan ini juga mengubah Sultan. Ia meminta prajuritnya untuk mengawal Fransiskus, saat ia
harus melalui negara-negara Muslim. Sejak saat itu, Sultan memperlakukan tahanan perang
Kristen dengan kebaikan dan kemurahan hati.
Fransiskus dan Sultan tidak ada yang berpindah keyakinan. Tetapi, mereka bertemu sebagai
manusia ciptaan Allah. Tak lama setelah itu, ada beberapa ikonografi dari Timur yang
menunjukkan kedua pria ini. Salah satu penasihat spiritual Sultan, mempunyai tulisan di nisannya
bahwa yang mengubah hidupnya adalah pertemuan antara seorang biarawan Kristiani dengan
Sultan.

Hermina Wulohering
HIDUP NO.08 2019, 24 Februari 2019 Hidupkatolik.com/2019/03/26/34266/fransiskus-asisi-dan-
malek-al-kamil/

Artikel 2 :

 Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bermartabat. Sebagai makhluk yang
bermartabat, manusia memiliki di dalam dirinya akal budi, rasa, hati dan kehendak.
Manusia menggunakan akal budi untuk menemukan kebenaran. Manusia
menggunakan perasaan untuk menilai kebaikan. Manusia menggunakan hatinya untuk
memutuskan yang baik. Dan menusia menggunakan hatinya untuk memilih kebaikan.
Antara akal budi, rasa, hati, hati dan kehendak ada penyatuan mutlak bagi manusia
dalam mencapai kebaikan umum, yaitu nilai-nilai keutamaan hidup yang berlaku bagi
semua orang.
 Istilah martabat berasal dari kata dignitas-dignus (latin), dignity yang berarti layak,
patut, wajar. Secara singkat martabat berarti konsep moralitas yang menyatakan
tingkat nilai atau bobot seorang pribadi. Karena bernilai itulah, maka manusia tidak
dapat dijadikan obyek, diperalat, diperbudak atau dijadikan sarana untuk mencapai
tujuan tertentu baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain.
 St. Thomas Aquinas memandang manusia sebagai makluk bermartabat karena
statusnya sebagai citra Allah yang memiliki similitudo dan imago Dei. Similitudo adalah
keluhurannya atas makluk ciptaaan yang lain, sedangkan imago lebih menunjuk pada
panggilan terdalam untuk bersatu dalam hidup Ilahi. Yang mencirikan manusia sebagai
makhluk bermartabat.
 Mazmur 8: 1 - 10 ini, menggambarkan bagaimana Allah menciptakan manusia dan
menempatkan manusia secara istimewa di antara semua ciptaan dan merefleksikan
kemuliaan manusia. Mazmur ini merupakan kidung pujian kepada Allah karena telah
memberikan kepada manusia tanggung jawab dan martabat. Kej 1:1-2:3. Manusia
ditempatkan Allah pada kedudukan yang sangat istimewa. Ia diciptakan menurut
gambar dan rupa sang Pencipta (Kej 1:26).
 Manusia sebagai citra Allah berarti manusia diberi tugas untuk melakukan apa yang
Allah buat yaitu berkuasa atas ciptaan lain. Manusia sungguh akan menjadi gambar
Allah kalau ia sungguh melaksanakan tugasnya itu sesuai dengan kehendak yang
pencipta. Maka tugas manusia ialah meneruskan karya penciptaan Allah di dunia ini
dengan meneruskan dan melestarikan kehidupan serta melaksanakan kekuasaan atas
ciptaan lain. Untuk dapat melaksanakan tugas itu manusia dibekali oleh Allah yaitu
berkat-Nya dan terutama dengan kemampuan intelektual.
 Karena manusia diciptakan sebagai Citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai
pribadi: ia bukan hanya sesuatu, melainkan seseorang. Ia mengenal diri sendiri,
menjadi tuan atas diri sendiri, mengabdikan diri dalam kebebasan, dan hidup dalam
kebersamaan dengan orang lain, dan dipanggil membangun relasi dengan Allah,
pencipta-Nya (KGK 357).
 Persaudaraan sejati tidak membedakan orang berdasarkan agama, suku, ras, ataupun
golongan, karena semua manusia adalah sama-sama umat Tuhan dan sama-sama
dikasihi Tuhan. Maka setiap orang yang membenci sesamanya, ia membenci Tuhan.
Lampiran 3
GLOSARIUM
aspek fisik : Aspek Fisik /Jasmani Bertumbuh menjadi dewasa
secara fisik adalah meliputi bertambahnya usia, berat badan dan
perubahan organ-organ yang lain termasuk organ seksual .
Perubahan organ-organ seksual yaitu kemampuan berkembangnya
organ-organ seksual atau ciri-ciri seksual yang semakin
membedakan antara pria dengan wanita.
aspek intelektual : Aspek yang berkaitan dengan kecerdasan peserta didik,
kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan bernalar
atau berpikir
aspek emosi : Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang
atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau
kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai
sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap
sesuatu.
aspek sosial : Aspek sosial merupakan hasil aktivitas hubungan manusia dengan
alam sekitarnya. Salah satu bentuknya adalah penindasan.
Penindasan adalah suatu kekerasan, ancaman, atau paksaan yang
dilakukan seseorang kepada orang lain yang melibatkan
ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau orang lain.
aspek rohani : aspek rohani (spiritual) pada segala sesuatu, adalah eksistensi
bahwa segala sesuatu adalah dicipta oleh Tuhan.
aspek identitas : aspek-aspek identitas diri adalah genetik, adaptif, struktural,
dinamis, timbal balik psikososial dan status eksistensial yang
dapat membantu individu dalam menemukan identitas dirinya

Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
 Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K
Kelas X. Yogyakarta:Kanisius, 2008.
 Kristianto. Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama
Katolik untuk SMA/K Kelas X. Yogyakarta: Kanisius.
 Maman Sutarman dan Sulis Bayu Setyawan, Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti
untuk SMA Kelas X, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
 Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, 1995.
 Puji Syukur 198, 221
 Internet: Hidupkatolik.com/2019/03/26/34266/fransiskus-asisi-dan-malek-al-kamil/

Anda mungkin juga menyukai