Anda di halaman 1dari 11

MODUL AJAR

BAB III. Sumber-sumber untuk Sumber-sumber untuk Mengenal Yesus


Sub Bab : Tradisi Suci

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : VINANSIUS RINON INDRAYANA S.Ag
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 4 MANOKWARI
Fase / Kelas : E - X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Elemen : Yesus Kristus
Sub Elemen : Pribadi Yesus yang terungkap dalam Ajaran Iman
Gereja Katolik.
Alokasi Waktu : 3 JP
Tahun Penyusunan : 2024

II. KOMPETENSI AWAL


Pada pertemuan sebelumnya peserta didik belajar tentang Kitab Suci sebagai sumber
untuk mengenal Yesus. Sekarang peserta didik akan belajar tentang sumber yang lain
untuk mengenal Yesus, yakni Tradisi Suci.
III. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME
Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman
tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
 Mandiri
Menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap integritas, yakni menampilkan tindakan
yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan dipikirkan.
 Bernalar kritis
Mampu menganalisa dinamika kehidupan yang terjadi sebaga anugerah Allah secara
kritis tanpa memaksakan pendapat atau keinginan sendiri sebagai perwujudan
pribadi dewasa.
 Kreatif
Selalu berupaya aktif menolong orang-orang yang membutuhkan dan mencarikan
solusi terbaik untuk mendukung keberlangsungan kehidupan mereka sebagai pribadi
dewasa yang meneladani ajaran Yesus.

IV. SARANA DAN PRASARANA


Fasilitas pembelajaran yang diperlukan diantaranya :

 LCD Projector,
 Multimedia pembelajaran interaktif,
 Laptop,
 Printer,
 Alat pengeras suara,
 Jaringan internet.
 Kitab Suci,
 Buku Siswa,
 Proyektor.

V. TARGET PESERTA DIDIK


Kategori siswa dalam proses pembelajaran ini adalah siswa regular/tipikal.
VI. MODEL PEMBELAJARAN
 Dialog Partisipatif
 Diskusi
 Penugasan
 Studi Pustaka
 Refleksi

KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu memahami Tradisi suci sebagai salah satu sumber untuk
mengenal Yesus dan dasar iman kristiani, serta bersikap responsif dan proaktif dalam
mengembangkan ajaran-Nya, sehingga semakin mencintai Tradisi suci dan
menghidupinya dalam hidup sehari-hari..

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Kemampuan pengamatan, pengalaman, pengetahuan mengenai pengertian tradisi,
kaitan kitab suci dengan tradisi dan pokok iman kristiani, peserta didik belajar membuat
sebuah refleksi pribadi tentang tradisi baik yang ada di keluarga dan mengapa tradisi itu
dipertahankan. ..

III. PERTANYAAN PEMANTIK


 Apa yang dimaksudkan dengan Tradisi Suci?
 Apa contoh contoh tradisi dalam Gereja Katolik?
 Apa yang dimaksud dengan tradisi dalam agama Katolik?
 Apa saja yang termasuk dalam tradisi Gereja?

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


KEGIATAN PENDAHULUAN : 15 Menit

 Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa


1.
pembuka dan mengecek kesiapan siswa
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
 Guru menjelaskan proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
KEGIATAN INTI : 100 menit

2. Mendalami Pengalaman Hidup Sehari-Hari Berkaitan dengan Pelaksanaan


Tradisi dalam Masyarakat.
 Peserta didik menggali nilai-nilai dari “Tradisi Lintas Agama di Gereja Ganjuran”
dan mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut:
 Bagaimana kesan kalian ketika membaca artikel di atas? 2) Apa yang
mendasari munculnya kegiatan kenduri lintas agama di Gereja Ganjuran?
 Bagaimana tanggapan masyarakat setempat terhadap kegiatan tersebut?
 Nilai-nilai apa yang dapat kalian ambil dari kegiatan tersebut?
 Peserta didik menuliskan semua hasil diskusi yang dianggap penting ke dalam
catatan. Selanjutnya, peserta didik mencari informasi melalui studi pustaka atau
browshing di internet tentang salah satu terdisi yang ada di daerahnya masing-
masing dan menuliskan pesan apa yang hendak disampaikan melalui tradisi
tersebut. Secara acak beberapa di antara mereka mensharingkan informasi
yang didapat di hadapan temen-teman sekelas.
3. Mendalami Teks Kitab Suci dan Ajaran Gereja tentang Tradisi
 Peserta didik mendalami kutipan Injil Yohanes 21: 24 - 25 dan Katekismus
Gereja Katolik artikel 78 yang berbicara tentang tradisi.
 Peserta didik mendiskusikan beberapa pertanyaan berikut ke dalam kelompok
dan mencatat segala informasi yang diperoleh dalam proses diskusi pada buku
catatan dengan bantuan pertanyaan berikut:
 Pesan apayang dapat kalian ambil dari kata-kata Yohanes dalam penutup
Injilnya tersebut berkaitan denga nada banyaknya Tradisi dalam Gereja?
 Ap aarti ungkapan: Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh
Yesus, tetapi jikalau itu harus dituliskan satu persatu, maka agaknya dunia
ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu?
 Apa yang hendak disampaikan dalam Katekismus Gereja Katolik artikel 78
berkaitann dengan tradisi suci?
 Carilah contoh salah satu Tradisi Suci yang sampai saat ini masih dihidupi
dalam Gereja Katolik!
 Pada akhir kegiatan, setiap perwakilan kelompok memplenokan hasilnya di
depan kelas.
 Selanjutnya, guru memberikan peneguhan,
4. Refleksi dan Aksi:
 Refleksi
 Peserta didik merenungkan sebuah refleksi secara hening dari Sr. Dr.
Grasiana, PRR tentang sunat dalam Tradisi Yahudi. Kegiatan ini bisa
diiringi dengan musik yang lembut, jika memungkinkan.
 Aksi
 Berdasarkan literasi renungan di atas, peserta didik diminta membuat
sebuah refleksi pribadi tentang tradisi baik yang ada di keluargamu dan
mengapa tradisi itu dipertahankan. Mintalah orang tua menandatangani
hasil refleksi yang dibuat.
 Peserta didik membuat sebuah doa syukur sudah menjadi bagian dari
Gereja katolik yang sangat menjunjung tradisi.
Kegiatan Penutup: 20 Menit

5.  Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran


 Guru mengajak peserta didik untuk merefleksikan tentang manfaat tema
pelajaran.
 Guru bersama peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup dengan
membacakan Mzm 11: 1 – 7 (Tuhan, tempat perlindungan) yang dibacakan
secara bergantian dan menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya

V. ASESMEN/PENILAIAN
 Kognitif : pemahaman peserta didik tentang tradisi suci.
 Sikap : penilaian yang dilakukan oleh peserta didik tentang tradisi suci.
 Perilaku : penilaian terhadap kesungguhan peserta didik mengikuti
pembahasan di kelas dan pengerjaan tugas-tugas.

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


1. Remedial/Perbaikan
Diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai ketercapaian tujuan
pembelajaran, dengan kegiatan sebagai berikut:
 Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang belum mereka
pahami.
 Berdasarkan materi yang belum mereka pahami tersebut, guru mengadakan
pembelajaran ulang (remedial teaching) baik dilakukan oleh guru secara
langsung atau dengan tutor teman sebaya.
 Guru mengadakan kegiatan remedial dengan memberikan pertanyaan atau
soal yang kalimatnya dirumuskan dengan lebih sederhana (remedial test).

Program Remedial dan Pengayaan


Sekolah : ……………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………….
Kelas : ………………………………
Semester : ……………………………....
Tahun : ………………………………

No Mater Nama Rencana Program Tanggal Hasil Simpula


. i Pesert Pelaksanaa n
a Didik Pengayaa Remedi n Sebelu Sesuda
n al m h

2. Pengayaan
Peserta didik mencari dari berbagai sumber (media cetak maupun elektronik, tokoh
agama, tokoh masyarakat, teman sebaya, orang tua, dan sebagainya) untuk
memperoleh informasi, atau pengalaman atau paham/pandangan, yang berkaitan
dengan tema: suara hati, bersikap kritis dan bertanggung jawab terhadap media
massa, bersikap kritis terhadap ideologi dan gaya hidup yang berkembang.
Hal itu dapat dilakukan dengan studi literatur, pengamatan, survei, wawancara, dan
teknik pengumpulan data yang dikuasai peserta didik..

SKOR
ASPEK PENILAIAN Sangat Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Kurantg 21 – 40 41 - 61 - 80 81 - 100
< 21 60
Kemampuan Komunikasi
Penguasaan Materi
Kemampuan Mengahadapi
pertanyaan
Penggunaan alat peraga presentasi
Ketepatan menyelesaikan masalah

VII. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK

Refleksi Guru :
Apakah kegiatan belajar berhasil? Apa yang menurut ibu/bapak berhasil? Kesulitan apa
yang dialami? Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
Apakah seluruh siswa mengikuti pelajaran dengan baik?

Refleksi Peserta Didik :


Nama Peserta didik :
Kelas :
No Pertanyaan Refleksi Jawaban
1 Bagian manakah yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
2 Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang
3
akan kamu berikan pada usaha yang telah kamu lakukan?

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kognitif
 pemahaman peserta didik tentang tradisi suci.

Uraian

Soal Jawaban

1. Jelaskan Pengertian Tradisi berasal dari kata latin tradition yang berarti
Tradis!i diteruskan. Ini mengarah pada sesuatu yang telah dilakukan
untuk sejak lama dan menjadi bagian dari suatu kelompok
masyarakat. Mulanya istilah ini dipahami sebagai
penyerahan suatu barang secara sah dari pemilik lama ke
pemilik baru. Dalam hal ajaran tradisi dipahami sebagai
penerusan ajaran dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Tentu saja ada penambahan ataupun pengurangan yng
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakatnya. Ini adalah
sesuatu hal yang tidak terhindarkan.
2. Apa kaitan kitab suci Tradisi sangat berperan dalam membentuk suatu kelompok
dengan tradisi? sosial karena bisa menjembatani beberapa generasi
terutama dalam pengalihan atau penerusan ajaran. Tradisi di
masa lalu tetap dipertahankan karena dianggap tetap
bermanfaat untuk masa sekarang dan yang akan datang.
3. Sebutkan contoh tradisi Contoh tradisi berkaitan dengan pokok iman:
berkaitan dengan pokok  Syahadat Nikea Konstantinopel (antara 325-381).
iman kristiani! merupakan hasil dari dua konsili ekumenis yang
berlangsung di Nicea pada tahun 325 dan Konstantinopel
pada tahun 381.
 Syahadat Para Rasul (sebelum tahun 390). Pengakuan
iman yang merupakan warisan khas iman Kristen Barat
ini menurut tradisi dibuat oleh para rasul.

 Lembar pengamatan diskusi

No Nama Melaksanaka Menjawab Menghargai Berpartisipasi Merespon Jumlah


. Siswa n tugas pertanyaan pendapat aktif dalam penjelasan Score
kelompok teman kelompok guru

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Sikap

1) Sikap Spiritual:
Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
 Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda v pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
 Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No. Butir Instrumen Penilaian selalu sering Jarang Tidak


pernah

Aku bersyukur karena menjadi bagian


1. dari Gereja katolik yang menjunjung
tinggi tradisi

Saya bersyukur atas ajaran iman yang


2. diwariskan secara turun temurun dalam
Gereja
3. Saya menghormati tradisi dalam Gereja

Saya secara teratur berdoa “Aku


4. Percaya”

jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal

2) Sikap Sosial: Penilaian diri:


Nama : ...............................................
Kelas/Semester : ..................../..........................
Petunjuk:
 Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda  pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.
 Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No. Butir Instrumen selalu sering jarang Tidak


pernah
1 Saya terlibat pewartaan Sabda Allah.

2 Saya ikut menjadi lektor di Gereja.

3 Saya Ikut paduan suara di Gereja

4. Saya terlibat dalam kegiatan pendampingan


iman anak di Gereja.
5. Saya terlibat dalam kegiatan pendalaman
kitab suci di lingkungan.

Skor = jumlah nilai X 100%


jumlah nilai
Skor = ------------------- X 100%
Skor maksimal
Penilaian Keterampilan;

Guru meminta peserta didik untuk membuat refleksi tentang kedudukan laki-laki dan
perempuan di hadapan Allah.
 Peserta didik membuat sebuah refleksi pribadi tentang tradisi baik yang ada di
keluarganya dan mengapa tradisi itu dipertahankan. Mintalah orang tua menandatangani
hasil refleksi yang dibuat.
 Peserta didik membuat sebuah doa syukur sudah menjadi bagian dari Gereja katolik yang
sangat menjunjung tradisi.

Pedoman penilaian untuk refleksi

Kriteria A (4) B (3) C (2) D (1)


Struktur Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
Refleksi struktur yang struktur yang cukup struktur yang struktur yang
sangat sistematis (Dari 3 kurangsistemat tidak sistematis
sistematis bagian, terpenuhi 2). is (Dari 3 (Dari struktur
(Pembukaan – bagian, tidak terpenuhi
Isi – Penutup) terpenuhi 1). sama sekali).

Isi Refleksi Mengungkapka Mengungkapkan Kurang Tidak


(Mengungkapka n syukur syukur kepada mengungkapka mengungkapka
n tema yang kepada Allah Allah, tapi tidak n syukur n syukur
dibahas) dan menggunakan kepada Allah, kepada Alllah.
menggunakan refrensi Kitab Suci tidak ada
refrensi Kitab secara signifikan. refrensi Kitab
Suci. Suci.

Bahasa yang Menggunakan MenggunakanBaha Menggunakan Menggunakan


digunakan Bahasa yang sa yang jelas namun Bahasa yang Bahasa yang
dalam refleksi jelas dan ada beberapa kurang jelas tidak jelas dan
sesuai dengan kesalahan Pedoman dan banyak tidak sesuai
Pedoman Umum Penggunaan kesalahan dengan
Umum Bahasa Indonesia. Pedoman Pedoman
Penggunaan Umum Umum
Bahasa Penggunaan Penggunaan
Indonesia. Bahasa Bahasa
Indonesia . Indonesia .

Lampiran 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Artikel
Tradisi Kenduri Lintas Agama di Gereja Ganjuran

Gambar Tradisi kenduri di Ganjuran

Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus di Ganjuran Bantul Yogyakarta melaksanakan tradisi
kenduri bersama lintas agama-agama untuk memperingati hari ulang tahun ke-94
gereja yang didirikan oleh keluarga Belanda pemilik pabrik gula di daerah itu,Kamis
(21/6/18).

BANTUL, YOGYAKARTA —
Ketika matahari mulai condong ke barat, hari Kamis ((21/6) sekitar pukul 4 sore, ratusan
orang dewasa yang mayoritas laki-kali duduk bersila diatas tikar yang digelar pada
rerumputan dan lapangan di komplek gereja Hati Kudus Tuhan Yesus yang dipenuhi
pepohonan yang rindang di desa Ganjuran kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hadirin dengan latar belakang agama dan kepercayaan yang berbeda-beda tersebut berasal
dari dusun-dusun sekitar gereja Ganjuran yang datang untuk mengikuti kenduri
memperingati ulang tahun ke-94 keberadaan gereja Katolik ditengah masyarakat yang plural
di sekitarnya.
Dipandu seorang pembawa acara berbahasa Jawa, mereka melaksanakan kenduri dan
berdoa bersama dipimpin oleh 6 pemuka agama berbeda.

Agama Islam diwakili oleh Warsito yang kebetulan ketua RT setempat, Kristen oleh Pendeta
Suharjono dari GKJ desa tetangga Jodog, agama Hindu oleh Wagimin, dari aliran
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh Heri Sujoko, dan dari agama Katolik oleh
FX Tugiono.
Bupati Bantul Suharsono mengajak seluruh warga yang hadir agar senantiasa menjaga
persaudaraan dan kerukunan umat beragama serta merawat keragaman dengan cinta kasih
guna mencapai kesejahteraan bersama di Bantul yang kaya akan potensi alam.

Bupati juga menawarkan kepada pengurus Paroki Ganjuran mengajukan permohonan


bantuan sedikit keuangan kepada pemerintah setempat karena komunitas agama-agama
lainnya sudah mendapatkan bantuan.

Kepada VOA Suharsono menegaskan, ia berkomitmen merangkul semua penganut agama


di wilayahnya. “Saya ingin merangkul semua penganut agama yang sesuai perundangan
ada di Indonesia yang wajib menghargai dan menghormati. Walaupun banyak hambatan
untuk mewujudkannya saya tidak akan mundur kalau agama tersebut diakui oleh pemerintah
Indonesia, wajib kita hargai” kata Suharsono.

Windu Kuntoro, panitia rangkaian acara peringatan ulang tahun ke-94 Gereja Ganjuran
menyebutkan, tradisi Kenduri lintas iman di gereja Ganjuran sudah dilaksanakan selama
bertahun-tahun. Kebersamaan dengan masyarakat sekitar yang berbeda agama juga sudah
terbangun sejak lama. “Sudah lama sekali terbangun hubungan harmonis dengan semua
agama disini dan itu menjadi agenda kita dan selalu menjadi berkat dalam kenduri ini. Lalu
memberikan berkat ini untuk seluruh masyarakat yang ada di sekitar gereja Ganjuran. Ini
adalah wajah yang sesungguhnya bahwa kita menjadi berkat bagi sesamanya tanpa melihat
perbedaan apapun. Masyarakat hidup rukun dengan gereja ini, mereka bekerja di sekitar
gereja, membuka warung, romo kami juga memiliki hubungan yang sangat baik dengan RT
setempat, membangun komunikasi dengan tokoh-tokoh NU, tokoh Muhammadiyah, saling
menngunjungi dan setiap tahun kita kenduri bersama,” ujar Windu Kuntoro.

Gereja Ganjuran didirikan tahun 1924 oleh keluarga Belanda pemilik pabrik gula, Joseph dan
Julius Schmutzer untuk kebaktian keluarga maupun pegawainya. Sejak awal, Gereja Hati
Kudus Tuhan Yesus Ganjuran mengadopsi budaya lokal yaitu budaya Jawa sebagai bagian
dari tata cara ibadah agama Katholik meski tetap mengikuti aturan dari Vatikan.

Esti Wijayati, anggota Komisi X DPR RI yang ikut hadir pada kenduri bersama lintas agama
mengatakan, ia berharap rasa takut atau khawatir karena masih adanya perselisihan antar
pengikut agama-agama bisa hilang dengan belajar dari tradisi kenduri di gereja Ganjuran.
“Setidaknya dengan acara kenduri bersama ini kita punya harapan besar. Dari gereja
Ganjuran akan tersiar meluas ke seluruh Indonesia betapa kebersamaan yang dibangun
atas dasar persaudaraan, kebhineka-tunggal-ikaan ini menjadi berkah dan karunia bagi
bangsa Indonesia membangun bersama republik ini. Sehingga kekhawatiran yang mungkin
muncul atau masih ada mengenai bagaimana kelompok yang satu tidak memberi ruang
kepada kelompok lain ini akan hilang,” jelas Esti Wijayati. [ms/ab]

https://www.voaindonesia.com/a/tradisi-kenduri-lintas-agama-di-gereja-ganjuran/
4451417.html

Materi:

 Masyarakat kita terdiri dari berbagai macam suku yang masing-masing memiliki budaya
dan tradisi dan tradisi berbeda-beda. Tradisi itu tumbuh dan dipelihara dengan baik
sebagai warisan turun temurun dari satu genersi ke generasi berikutnya, misalnya
upacara bersih desa, syukur atas panen dll.
 Tradisi berasal dari kata tradition yang berarti diteruskan. Ini mengarah pada sesuatu
yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat. Mulanya istilah ini dipahami sebagai penyerahan suatu barang secara sah
dari pemilik lama ke pemilik baru. Dalam hal ajaran tradisi dipahami sebagai penerusan
ajaran dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tentu saja ada penambahan ataupun
pengurangan yng disesuaikan dengan kebutuhan masyarakatnya. Ini adalah sesuatu hal
yang tidak terhindarkan.
 Tradisi sagat berperan dalam membentuk suatu kelompok sosial karena bisa
menjembatani beberapa generasi terutama dalam pengalihan atau penerusan ajaran.
Tradisi di masa lalu tetap dipertahankan karena dianggap tetap bermanfaat untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang.

Lampiran 3
GLOSARIUM
aspek fisik : Aspek Fisik /Jasmani Bertumbuh menjadi dewasa
secara fisik adalah meliputi bertambahnya usia, berat badan dan
perubahan organ-organ yang lain termasuk organ seksual .
Perubahan organ-organ seksual yaitu kemampuan berkembangnya
organ-organ seksual atau ciri-ciri seksual yang semakin
membedakan antara pria dengan wanita.
aspek intelektual : Aspek yang berkaitan dengan kecerdasan peserta didik,
kemampuan menyelesaikan masalah, kemampuan bernalar
atau berpikir
aspek emosi : Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang
atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau
kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai
sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap
sesuatu.
aspek sosial : Aspek sosial merupakan hasil aktivitas hubungan manusia dengan
alam sekitarnya. Salah satu bentuknya adalah penindasan.
Penindasan adalah suatu kekerasan, ancaman, atau paksaan yang
dilakukan seseorang kepada orang lain yang melibatkan
ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau orang lain.
aspek rohani : aspek rohani (spiritual) pada segala sesuatu, adalah eksistensi
bahwa segala sesuatu adalah dicipta oleh Tuhan.
aspek identitas : aspek-aspek identitas diri adalah genetik, adaptif, struktural,
dinamis, timbal balik psikososial dan status eksistensial yang
dapat membantu individu dalam menemukan identitas dirinya

Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA

 Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K Kelas X.
Yogyakarta: Kanisius, 2008.
 Maman Sutarman dan Sulis Bayu Setyawan, Pendidikan Agama katolik dan Budi Pekerti untuk
SMA Kelas X, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
 Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, 1995.

o Internet
 https://gaya.tempo.co/read/1360986/ajarkan-kesetaraan-pada-anak-di-keluarga-dengan-
bermain-peran/full&view=ok
 https://kumparan.com/pencerah-nusantara/bagaimana-cara-terbaik-mewujudkan-kesetaraan-
gender-dalam-pembangunan-1t2fR7y5OrH/full.
 https://kumparan.com/the-shonet/wow-maudy-ayunda-bikin-puisi-untuk-para-wanita-yang-
sedang-berjuang-dengan-kesetaraan-gender-1541933379992619260

Anda mungkin juga menyukai