KAT.D.DBK.7.1
IDENTITAS MODUL
1. Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti
2. Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
3. Kelas : VII (tujuh)
4. Judul : Manusia Sebagai Citra Allah
5. Topik : 1. Aku Citra Allah Yang Unik
2. Aku Bangga sebagai Perempuan dan Laki-laki
6. Target peserta didik : Peserta didik Reguler
7. Jumlah Siswa : Maksimal 30 peserta didik
8. Model Pembelajaran : Tatap muka
9. Sarana dan Prasarana : Alkitab, Laptop/komputer, internet, LCD
10. Alokasi Waktu : 12 JP (480 menit)
11. Penyusun : Yohanes Krisostomus Senda, S.Fil
12. Sekolah/ Instansi : SMP Katolik Sta. Maria Gunun Karmel
13. Tahun Penyusunan : 2022
Fase: D 7.1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu menjelaskan makna manusia sebagai citra allah yang unik, sehingga
merasa bangga atas dirinya, baik sebagai perempuan atau laki-laki, mensyukurinya
sebagai anugerah Allah dan mewujudkan imannya dengan memelihara diri dan
menghargai sesamanya.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Topik 1:Aku
Aku Citra
Memiliki Allah Yang Unik
Kemampuan
Sumber:https://www.google.com/search?
q=gambar+aku+cita+Allah+yang+unik&oq=gambar+aku+cita+Allah+yang+unik&aqs=chrome..69i57j0.67
45j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
a. Gagasan menarik apa saja yang kalian temukan dari kutipan tersebut berkaitan dengan
penciptaan perempuan dan laki-laki?
b. Apa artinya manusia “serupa dan segambar” dengan Allah?
c. Apa yang dilakukan Allah kepada manusia setelah Ia menciptakannya?
d. Apakah ciptaan Allah selain manusia dalam Kitab Suci juga disebut “serupa dan
segambar”? Kalau demikian apa maknanya?
e. Apakah semua manusia itu citra Allah?
4 Guru dapat memberikan kesempatan peserta didik memilih pertanyaan dan menjawabnya.
5 Guru dapat memberi peneguhan sebagai berikut:
a. Dalam kisah penciptaan dikatakan bahwa manusia, baik perempuan maupun laki-laki
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Tetapi segambar dan serupa dengan Allah
tersebut, bukan dalam arti isik jasmaniah. Sebab Allah adalah Roh.
b. Manusia segambar dan serupa dengan Allah terutama dalam pikiran dan kehendak.
Pikiran dan kehendak Allah itu kasih yang tertuju demi keselamatan dan kebahagiaan
manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Manusia dipanggil untuk mampu memancarkan
pribadi Allah yang penuh kasih kepada manusia dan segenap ciptaan-Nya dalam
pikiran, perkataan, dan perbuatan sehari-hari.
c. Sejauh terlukis dalam Kitab Suci, istilah segambar dan serupa Allah itu tidak ditujukan
kepada semua ciptaan Allah. Hanya manusialah yang segambar dan serupa dengan
Allah, atau citra Allah.
d. Semua manusia, baik perempuan maupun laki-laki adalah citra Allah. Mereka dikasihi
Allah, berharga di mata Allah. Allah mempunyai rencana pada masing-masing diri kita
yang tidak kita ketahui. Semua manusia, tanpa kecuali dan apa pun keadaannya harus
dihormati dan dikasihi. Merendahkan martabat mereka atau menghina mereka sama
artinya dengan merendahkan Allah sendiri sebagai penciptanya.
e. Manusia tidak saja diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, tapi ia juga diberkati
oleh Allah. Dengan demikian, manusia bukanlah sesuatu, melainkan seseorang. Ia
pribadi yang sangat berharga di mata Allah. Berkat akal budi dan kebebasan yang
dianugerahkan Allah kepada dirinya, manusia bisa berelasi dengan Allah secara
istimewa. Ia menjadi partner Allah.
f. Sebagai partner Allah, manusia diberi tugas untuk bertambah banyak, dan menguasai
ciptaan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai kedudukan istimewa
di antara ciptaan Allah lainnya. Ia memiliki martabat ilahi yang membuat kedudukannya
lebih tinggi dibandingkan ciptaan lainnya.
g. Tetapi karena penugasan itu berasal dari Allah, maka dalam menjalankan tugas
menguasai ciptaan Allah itu, ia harus melakukannya sesuai dengan kehendak Allah.
Karena diciptakan sebagai citra Allah, manusia memiliki martabat sebagai pribadi. la
mengenal diri sendiri, menjadi tuan atas diri sendiri, mengabdikan diri dalam
kebebasan, hidup dalam kebersamaan dengan orang lain, dan dipanggil membangun
relasi dengan Allah, penciptaNya.
h. Sepantasnya kita bersyukur telah diciptakan sebagai citra Allah yang unik. Dan rasa
syukur itu bisa diungkapkan dengan berbagai cara, misalnya: memelihara tubuh kita
sebaik-baiknya.
4. Refleksi dan Aksi
1 Guru meminta peserta didik untuk hening sambil menjawab dalam hati pertanyaan-
pertanyaan berikut:
a. Bila Allah sudah menciptakanku sebagai pribadi yang unik sekaligus citra Allah,
apakah aku selama ini sudah bersyukur atas keunikanku?
b. Bila Allah sudah menciptakan aku “serupa dan segambar,” apakah kata dan
perbuatanku selama ini sudah memancarkan kebaikan Allah?
c. Bila semua manusia diciptakan unik dan sekaligus serupa dan segambar dengan Allah,
apakah selama ini aku sudah menghormati sesamaku, tidak merendahkan atau
mengejek mereka?
2 Guru meminta peserta didik :
a. Menuliskan 2 (dua) perbuatan yang akan dilakukan sebagai buah-buah tindakan atas
pelajaran hari ini serta kapan akan dilakukan
b. Meminta penjelasan dari orang tua: mengapa mereka memberi nama seperti yang
peserta didik miliki saat ini, apa latar belakang nama itu, dan makna nama yang
diberikan. Tugas nomor 2 (dua) ditulis dan ditanda tangan orang tua.
Doa Penutup
Guru mengajak peserta didik menutup pembelajaran dengan mendaraskan Mazmur 8:1-9
secara bergantian. Ayat ganjil oleh peserta didik laki-laki dan ayat genap oleh peserta didik
perempuan.
1 Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan- Mu
yang mengatasi langit dinyanyikan.
2 Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kau-letakkan dasar
kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkam musuh dan pendendam
3 Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau-
tempatkan:
4 Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia sehingga
Engkau mengindahkannya?
5 Namun, Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah
memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
6 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kau-
letakkan di bawah kakinya:
7 Kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;
8 Burung-burung di udara, dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus
lautan.
9 Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulia nama-Mu di seluruh bumi.
Materi Ajar
Minggu pertama awal tahun ajaran baru, merupakan minggu penyesuaian
diriyang luar biasa bagi peserta didik kelas VII. Mereka sudah mulai menyadari
bahwa ada perbedaan yang besar yang sedang dialami oleh dirinya. Perubahan itu
menyangkut banyak aspek dalam hidupnya. Penampilan mereka berubah,
sebagaimana nampak dalam pakaian seragam yang mereka kenakan. Perubahan
sosiologis, karena mereka berjumpa dengan berbagai teman dengan berbagai latar
belakang sekolah dan kebiasaan mereka. Perubahan tanggung jawab, dari yang biasa
serba dilayani ke kebiasaan harus mulai mandiri. Dan masih banyak perubahan
lainnya yang mereka rasakan. Tidak semua peserta didik dengan mudah
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan itu. Maka tak jarang, minggu-
minggu awal tahun ajaran baru bisa membuat mereka mengalami tekanan yang besar
dalam hidpnya. Selain perubahan tersebut di atas, sesungguhnya tanpa sadar mereka
juga sedang mengalami berbagai perubahan dalam dalam berbagai aspek lainnya
pada diri mereka, baik perubahan fisik maupun psikis. Mereka mulai memasuki masa
transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang tidak jarang diwarnai
dengan kebingungan dan kegelisahan tentang siapa dirinya yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, sejak awal mereka perlu dibimbing agar mampu menemukan, menerima,
dan memposisikan diri dalam pergaulan dengan teman-temannya maupun dalam
upaya dirinya mengembangkan diri.
Dengan mereleksikan pesan dari Kitab Suci mereka diharapkan mampu
menemukan jawaban yang dapat membuka pemahaman dirinya secara lebih luas dan
mendalam, yakni bahwa mereka adalah pribadi yang unik, yang dikasihi Allah.
Mereka adalah pribadi yang mulia dan berharga serta yang dipanggil memancarkan
realitas Allah dalam hidupnya.(bdk. Kej. 1: 26-28). Melalui pengamatan terhadap
aspek-aspek fisik maupun psikis yang melekat pada dirinya, peserta didik diharapkan
mampu memahami serta menerima diri sebagai pribadi yang unik sehingga mampu
bersyukur atas keunikan yang ada pada dirinya.
Dengan demikian, sikap menerima dan syukur itu akan memotivasi diri untuk
melakukan tindakan untuk mewujudkan imannya atas keunikan dirinya itu dalam
kehidupan sehari-hari.