KAT.D.DBK. 7.1
IDENTITAS MODUL
1. Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti
2. Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
3. Kelas/Semester : VII / 1
4. Judul : Manusia Sebagai Citra Allah
5. Topik : 1. Aku Citra Allah Yang Unik
6. Target Peserta Didik : Peserta Didik Reguler
7. Jumlah Siswa : 41 orang
8. Model Pembelajaran : Tatap Muka
9. Sarana dan Prasarana : Alkitab, Buku Siswa
10. Alokasi Waktu : 6 JP ( 240 menit )
11. Penyusun : BENEDIKTUS S. LOWA, S.Fil
12. Sekolah/Instansi : SMPN SATAP 2 GOLEWA
13. Tahun Penyusunan : 2022
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
TOPIK 1 : AKU CITRA ALLAH YANG UNIK
1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu memahami dirinya sebagai citra Allah yang unik, menghayati keunikannya sesuai
dengan pesan Kitab Suci, mensyukuri dan mewujudkan penghayatan imannya sebagai citra Allah melalui
Tindakan nyata.
4. Media Pembelajaran
a. Alkitab
b. Buku Guru
c. Buku Siswa
5. Pendekatan
a. Pendekatan Kateketis
Pendekatan kateketis merupakan pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang
dialami oleh peserta didik baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita
kehidupan. Semua pengalaman ini direfleksikan dalam terang Kitab Suci, Ajaran Gereja sehingga
peserta didik dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman
nyata yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan materi ajar Aku Citra Allah Yang Unik.
6. Metode
a. Dialog Partisipatif
b. Sharing Pengalaman
c. Disko
d. Refleksi dan Aksi
7. Sumber Belajar
a. Pribadi Peserta Didik
b. Teks Kitab Suci Kej 1:26-28
c. Rangkuman Materi Pembelajaran
8. Persiapan Guru
a. Membuat Format Lembaran Kerja
b. Menyusun Ringkasan Materi Pembelajaran
c. Lembar Observasi Disko
d. Penuntun Untuk Kegiatan Refleksi
9. Alur Kegiatan Pembelajaran
4. Kesimpulan
Peserta didik dibantu Guru membuat kesimpulan
KEGIATAN PENUTUP : 20 menit
1. Refleksi dan Aksi
a. Refleksi :
Guru meminta peserta didik untuk hening sambil menjawab dalam hati pertanyaan-pertanyaan
berikut:
a. Bila Allah sudah menciptakanku sebagai pribadi yang unik sekaligus citra Allah, apakah aku
selama ini sudah bersyukur atas keunikanku?
b. Bila Allah sudah menciptakan aku “serupa dan segambar,” apakah kata dan perbuatanku
selama ini sudah memancarkan kebaikan Allah?
c. Bila semua manusia diciptakan unik dan sekaligus serupa dan segambar dengan Allah,
apakah
selama ini aku sudah menghormati sesamaku, tidak merendahkan atau mengejek mereka?
b. Aksi :
Meminta penjelasan dari orang tua: mengapa mereka memberi nama seperti yang peserta didik
miliki saat ini, apa latar belakang nama itu, dan makna nama yang diberikan. Tugas ditulis dan
ditanda tangan orang tua.
2. Doa
Guru mengajak peserta didik menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa
Petunjuk : Tunjukan seberapa sering kalian melakukan hal-hal berikut, dengan cara memberi tanda V pada
kolom: Tidak pernah (TP), Jarang (J), Sering (S), Sangat Sering (SS)
No Pernyataan TP J S SS
0 1 2 3
1. Saya memperlakukan orang yang difabel dengan hormat dan santun
2. Saya memperlakukan lawan jenis dengan hormat
3. Saya tidak merendahkan martabat siapapun
Score total
Score total: 9
Nilai = Score yang diperoleh x 100
Score total
No Pernyataan TP J S SS
0 1 2 3
1. Saya bersyukur karena diciptakan sebagai citra
2. Saya memelihara kesucian diri karena saya Citra Allah
3. Saya ikut memelihara lingkungan hidup agar tetap asri dan lestari
Score total
Score total: 9
Nilai = Score yang diperoleh x 100
Score total
b. Penilaian Pengetahuan
Bentuk dan alat penilaian : individu, penilaian formatif, uraian
Indikator Ketercapaian Tujuan Indikator Penilaian Nomor
Soal
Peserta didik mampu memahami dirinya Menjelaskan makna manusia diciptakan sebagai citra Allah 1
sebagai citra Allah yang unik, menghayati Menjelaskan sikap terhadap semua manusia sebagai citra 2
keunikannya sesuai dengan pesan Kitab Allah
Suci, mensyukuri dan mewujudkan Menjelaskan sikap yang harus dikembangkan dalam
penghayatan imannya sebagai citra Allah
3
menghadapi kenyataan bahwa manusia itu unik
melalui Tindakan nyata.
Soal
Jawaban :
1. Manusia disebut citra Allah, karena diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, dengan demikian ia harus
mampu memancarkan kasih Allah kepada sesama. Manusia juga mempunyai kedudukan yang lebih luhur
dibandingkan dengan ciptaan lainnya, karena diberi kuasa untuk menguasainya.
2. Menghargai setiap orang apa pun keadaannya. Tidak merendahkan martabat seseorang.
3. Mensyukurinya sebagai anugerah Allah, saling bekerjasama untuk saling mengembangkan.
c. Penilaian Keterampilan
Tugas
Membuat doa tertulis yang mengungkapkan rasa syukur diciptakan sebagai citra Allah yang unik
Kisi-kisi penilaian:
Kriteria Skor
4 3 2 1
Struktur Menggunakan struktur Menggunakan Menggunakan Menggunakan
yang sangat sistematis struktur yang cukup struktur yang struktur yang tidak
(Pembukaan- Isi – sistematis (Dari 3 kurang sistematis sistematis (Dari
Penutup) bagian, terpenuhi (Dari 3 bagian, struktur tidak
2). terpenuhi 1). terpenuhi sama
sekali ).
Isi doa Mengungkapkan syukur Mengungkapkan Mengungkapkan Mengungkapkan
Kepada Allah karena syukur kepada syukur kepada syukur kepada
Diciptakan sebagai Allah Allah karena dicip Allah karena
Citra Allah yang unik karena diciptakan takan sebagai citra diciptakan sebagai
sebagai citra Allah Allah yang unik citra Allah yang
yang unik unik
Bahasa Menggunakan bahasa yang Menggunakan Menggunakan Menggunakan
yang jelas dan sesuai dengan bahasa yang jelas bahasa yang bahasa yang tidak
digunakan kaidah Pedoman Umum namun ada beberapa kurang jelas dan jelas dan tidak
Penggunaan Bahasa Kesalahan Pedoman banyak kesalahan sesuai dengan
Indonesia. Umum Penggunaan Pedoman Umum Pedoman Umum
Bahasa Indonesia. Penggunaan Penggunaan
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
14. Remidial
Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai ketuntasan belajar minimal,
dengan kegiatan sebagai berikut
1. Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang belum mereka pahami.
2. Peserta didik diberi pembelajaran ulang (remidial teaching) baik dilakukan oleh guru secara
langsung atau dengan tutor teman sebaya.
3. Guru mengadakan kegiatan remedial dengan memberikan pertanyaan atau soal yang kalimatnya
dirumuskan dengan lebih sederhana (remidial test).
15. Pengayaan
Peserta didik mencari dari berbagai sumber ( media cetak maupun elektronik, tokoh agama, tokoh
masyarakat, teman sebaya, orang tua, dan sebagainya) untuk memperoleh informasi, tentang keunikan
manusia sebagai pribadi citra Allah.
16. Program Remidial dan Pengayaan
Sekolah : SMP Negeri 3 Golewa
Mata : Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti
Kelas : VII
Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Lampiran
Tuliskan ciri – ciri fisik, sifat/ karakter, bakat/kemampuan, kebiasaan baik, Kebiasaan
buruk, cita-cita atau harapan.
a. Ciri – ciri fisik 1.
2.
3.
b. Sifat - sifat 1.
2.
3.
c. Bakat/kemampuan 1.
2.
3.
d. Kebiasaan baik 1.
2.
3.
e. Kebiasaan buruk 1.
2.
3.
f. Cita-cita/harapan
2. Kasus
Kasus 1:
Ferdinand sesungguhnya berasal dari keluarga miskin, kedua orang tuanya hanyalah petani kecil
yang penghasilannya pas-pasan. Tetapi karena takut tidak dihargai teman-temannya, ia memaksa
orang tuanya untuk memberinya pakaian yang bermerek, bahkan menuntut uang jajan yang banyak.
Pertanyaan:
Apa tanggapan kalian terhadap sikap Ferdinand? Bila Ferdinand itu teman satu kelasmu, apa yang
akan kalian lakukan terhadap dia?
Kasus 2:
Maria itu sesungguhnya anak yang pandai. Nilai rapornya sejak SD selalu bagus. Tetapi setiap kali
bercermin ia merasa wajahnya tidak secantik temantemannya, pun pula merasa warna kulitnya
terlalu gelap dibandingkan temantemannya. Itulah sebabnya, di sekolah ia jarang bergaul dengan
temantemannya yang lain.
Pertanyaan:
Apa tanggapan kalian terhadap sikap Maria? Bila Maria itu teman satu kelasmu, apa yang akan
kalian lakukan terhadap dia?
3. Rangkuman Materi
Tak ada seorang manusia pun yang sama satu dengan yang lainnya. Bahkan orang yang disebut kembar
identik pun memiliki beberapa hal yang berbeda satu terhadap yang lain.
Itulah sebabnya manusia disebut unik, karena berbeda satu dengan yang lain.
Perbedaan manusia satu dengan yang lain itu bisa meliputi banyak aspek: fisik, psikis,
kebiasaan, keinginan, dsb.
MODUL 2
KAT.D.DBK. 7.1
IDENTITAS MODUL
1. Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
2. Jenjang : Sekolah Menengah Pertama
3. Kelas/Semester : VII / 1
4. Judul : Manusia Sebagai Citra Allah
5. Topik : 2. Aku Bangga Diciptakan Sebagai Perempuan
atau Laki - laki
6. Target Peserta Didik : Peserta Didik Reguler
7. Jumlah Siswa : 41 orang
8. Model Pembelajaran : Tatap Muka
9. Sarana dan Prasarana : Alkitab, Buku Siswa
10. Alokasi Waktu : 6 JP ( 240 menit )
11. Penyusun : BENEDIKTUS S. LOWA, S.Fil
12. Sekolah/Instansi : SMPN SATAP 2 GOLEWA
13. Tahun Penyusunan : 2022
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
TOPIK 2 : AKU BANGGA DICIPTAKAN SEBAGAI PEEMPUAN ATAU
LAKI - LAKI
1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu memahami bahwa dirinya sebagai perempuan atau laki-laki, yang bermartabat luhur,
sehingga dapat menghayati panggilannya sesuai dengan pesan Kitab Suci, serta mewujudkannya dengan
bersikap hormat terhadap sesama teman
2. Profil Belajar Pancasila
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia dan Kreatif
3. Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
a. Melalui diskusi kelompok peserta didik dapat menyebutkan hal-hal yang dapat menjadikan perempuan dapat
dibanggakan
b. Melalui membaca Kitab Suci peserta didik dapat menemukan pesan Kitab Suci tentang hal - hal yang dapat
membanggakan manusia sebagai perempuan atau laki-laki
c. Melalui dialog peserta didik dapat menyebutkan bentuk perwujudan iman sebagai perempuan atau laki-laki
yang dapat dibanggakan
4. Media Pembelajaran
a. Alkitab
b. Buku Guru
c. Buku Siswa
5. Pendekatan
a. Pendekatan Kateketis
Pendekatan kateketis merupakan pendekatan yang diawali dengan pengalaman sehari-hari yang
dialami oleh peserta didik baik secara langsung maupun melalui pengamatan, pengalaman, cerita
kehidupan. Semua pengalaman ini direfleksikan dalam terang Kitab Suci, Ajaran Gereja sehingga
peserta didik dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan pengalaman
nyata yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan materi ajar Aku Citra Allah Yang Unik.
6. Metode
a. Dialog Partisipatif
b. Sharing Pengalaman
c. Disko
d. Refleksi dan Aksi
7. Sumber Belajar
a. Pribadi Peserta Didik
b. Teks Kitab Suci Kej 1:26-31a
c. Rangkuman Materi Pembelajaran
8. Persiapan Guru
a. Membuat Format Lembaran Kerja
b. Menyusun Ringkasan Materi Pembelajaran
c. Lembar Observasi Disko
d. Penuntun Untuk Kegiatan Refleksi
9. Alur Kegiatan Pembelajaran
Petunjuk : Tunjukan seberapa sering kalian melakukan hal-hal berikut, dengan cara memberi tanda V pada
kolom: Tidak pernah (TP), Jarang (J), Sering (S), Sangat Sering (SS)
No Pernyataan TP J S SS
0 1 2 3
1. Saya berperilaku baik sebagai upaya menjadi perempuan atau laki-laki
yang membanggakan
2. Saya bergaul dengan siapa saja tanpa terpengaruh latar belakang suku,
ras atau agama
3. Saya tidak merendahkan martabat siapapun
Score total
Score total: 9
Nilai = Score yang diperoleh x 100
Score total
No Pernyataan TP J S SS
0 1 2 3
1. Saya tidak menyombongkan diri sebagai perempuan atau laki-laki
2. Saya mencitai sesama seperti Tuhan mencintai diri saya
Score total
Score total: 9
Nilai = Score yang diperoleh x 100
Score total
b. Penilaian Pengetahuan
Bentuk dan alat penilaian : individu, penilaian formatif, uraian
Indikator Ketercapaian Tujuan Indikator Penilaian Nomor
Soal
Peserta didik mampu memahami bahwa Menjelaskan ppendapat tentang kedudukan perempuan dan 1
dirinya sebagai perempuan atau laki-laki, laki - laki
yang bermartabat luhur, sehingga dapat Menjelaskan perhiasan yang tidak dapat binasa
menghayati panggilannya sesuai dengan
pesan Kitab Suci, serta mewujudkannya
dengan bersikap hormat terhadap sesama
teman
Soal
1. Bagaimana pendapatmu bila ada yang mengatakan laki-laki itu lebih hebat dari pada
perempuan?
2. Dalam 1 Petrus 3:4 dikatakan “Tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi
dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang
sangat berharga di mata Allah.”. Apa saja yang merupakan perhiasan yang tidak binasa yang
berasal dari roh?
Jawaban :
1. Pandangan itu tidak sesuai dengan ajaran Kitab Suci, karena sesungguhnya Allah menciptakan
perempuan itu baik adanya, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dan dipanggil
untuk saling menyempurnakan.
2. Menjadi perempuan dan laki – laki yang dapat dibanggakan, serta mengembangkan hidup
kerohanian
c. Penilaian Keterampilan
Tugas
Membuat doa tertulis yang mengungkapkan rasa syukur diciptakan sebagai perempuan atau laki-laki.
Kisi-kisi penilaian:
Kriteria Skor
4 3 2 1
Struktur Menggunakan struktur yang Menggunakan Menggunakan Menggunakan
sangat sistematis (Pembukaan- Isi struktur yang cukup struktur yang kurang struktur yang tidak
– Penutup) sistematis (Dari 3 bagian, sistematis sistematis (Dari struktur
terpenuhi 2). (Dari 3 bagian, tidak
terpenuhi 1). terpenuhi sama sekali ).
Isi doa Mengungkapkan syukur Mengungkapkan Mengungkapkan Mengungkapkan
Kepada Allah karena syukur kepada Allah syukur kepada syukur kepada
Diciptakan sebagai karena diciptakan Allah karena dicip Allah karena
perempuan atau laki-laki dengan sebagai perempuan atau takan sebagai diciptakan sebagai
sangat jelas laki-laki dengan perempuan atau perempuan atau
jelas laki-laki dengan laki-laki tidak
kurang jelas jelas
Bahasa Menggunakan bahasa yang Menggunakan bahasa Menggunakan Menggunakan
jelas dan sesuai dengan kaidah yang jelas namun ada bahasa yang bahasa yang tidak
yang Pedoman Umum beberapa kurang jelas dan jelas dan tidak
digunakan Penggunaan Bahasa Kesalahan Pedoman banyak kesalahan sesuai dengan
Indonesia. Umum Penggunaan Pedoman Umum Pedoman Umum
Bahasa Indonesia. Penggunaan Penggunaan
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
14. Remidial
Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum dapat mencapai ketuntasan belajar minimal,
dengan kegiatan sebagai berikut
1. Guru bertanya kepada peserta didik tentang materi yang belum mereka pahami.
2. Peserta didik diberi pembelajaran ulang (remidial teaching) baik dilakukan oleh guru secara
langsung atau dengan tutor teman sebaya.
3. Guru mengadakan kegiatan remedial dengan memberikan pertanyaan atau soal yang kalimatnya
dirumuskan dengan lebih sederhana (remidial test).
15. Pengayaan
Peserta didik mencari dari berbagai sumber ( media cetak maupun elektronik, tokoh agama, tokoh
masyarakat, teman sebaya, orang tua, dan sebagainya) untuk memperoleh informasi, tentang kebanggaan
sebagai laki – laki atau perempuan
16. Program Remidial dan Pengayaan
Sekolah : SMP Negeri 3 Golewa
Mata : Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti
Kelas : VII
Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Lampiran
1. Lembar Kerja : Hal – hal yang membanggakan sebagai perempuan atau laki - laki
No Saya bangga menjadi perempuan/laki-laki *) karena…. Menurut saya perempuan/laki-laki *) yang dapat
*) coret slah satu dibanggakan adalah… *) coret salah satu
1.
2.
3.
2. Artikel
Tak Usah Protes Kita Terlahir Seperti Apa.
Karena Kita yang Menentukan Akan Jadi Apa
Hidup adalah anugerah. Setidaknya, itulah kalimat yang disetujui mayoritas manusia yang ada di dunia
ini. Namun tak sedikit orang yang mengatakan bahwa hidupnya itu bukanlah anugerah. Mereka merasa
hidup mereka penuh ketidakadilan dan kesedihan. Bahkan mereka menganggap itu sudah bawaan lahir.
Mungkin kita juga pernah merasa demikian saat tak merasakan apa yang orang-orang sebut dengan
anugerah dalam mengartikan hidup. “Aku tak ingin dilahirkan seperti ini. Jika aku bisa memilih, mungkin
aku tak ingin dilahirkan ke dunia ini.” Kalimat itu pun sering kita ucapkan. Kalimat itu seolah jadi alasan
membela diri dari segala hal yang kita anggap sebagai ketidakadilan Tuhan. Mengapa kita berkata seperti
itu? Bukankah semua orang di dunia ini tak ada satupun yang bisa memilih terlahir seperti apa? Tidak
ada satu orang pun di dunia yang bisa meminta lahir di dunia sebagai anak orang kaya, anak pejabat,
sebagai anak professor, sebagai anak pengusaha atau sebagai anak pemuka agama.
Jelas, itu tidak ada! Semuanya sama. Kita semua tidak ada yang bisa memilih dari siapa kita dulu
terlahirkan. Lalu kenapa kita justru seolah menyalahkan Tuhan? Menyalahkan Tuhan tentang kenapa kita
berada dikondisi seperti sekarang? Mengapa? Kita pun tak bisa memilih akan dilahirkan sebagai seorang
perempuan atau laki-laki. Jadi, apakah kita pantas menyalahkan Tuhan karena kita telah diciptakan
sebagai laki-laki? Karena kita menganggap hidup sebagai perempuan itu lebih nyaman? Apakah posisi
kita layak memprotes Tuhan karena kita dilahirkan sebagai perempuan? Karena kita berpikir hidup
sebagai lelaki lebih terasa seru dan menyenangkan? Kalau hidup hanya berdasar anggapan manusia, untuk
apa Allah menurunkan aturan indah berupa agama? Atau kita malah meneriaki Tuhan dengan dalih hak
asasi manusia, kita mengganggap kesepakatan sesama manusia yang
utama? Mungkin kita lupa bahwa Allah Maha Mengetahui segala yang terbaik untuk kita. Lalu kenapa
kita ingin sok pintar mengubahnya? Menganggap pendapat kita yang lebih benar karena sebagian orang
telah mengiyakan? Contoh lain, kita mengeluh karena dilahirkan sebagai orang dari keluarga tak punya.
Kita menganggap bahwa orang kaya itu hidupnya pasti sangatlah membahagiakan. Lantas kita dengan
lantang protes pada Allah, mengapa kita terlahirkan seperti ini? Hingga akhirnya kita selayaknya
menyadari, terlahir dari keluarga miskin itu bukanlah sebuah kesalahan. Kesalahan sebenarnya adalah
ketika kita tak mau bangkit dari kemiskinan dan menjadi kaya. Waktu berjalan maju. Mungkin lebih
baik kita memikirkan apa yang akan kita lakukan di masa depan dengan kondisi yang sekarang kita
miliki. Pada dasarnya, semua manusia juga bermulai dari awalan yang nol. Semua melaju pada durasi
waktu yang sama. Sehari 24 jam, satu tahun 365 hari. Hingga apa yang telah kita miliki sekarang dan
apa yang telah kita capai sekarang. Semua adalah hasil proses yang kita lakukan. Namun bukanlah itu
PENILAIANnya. Rejeki sudah diatur Sang Maha Pengatur. Semua mendapatkan porsi berbeda, terlepas
usaha dan jerih payah. PENILAIAN yang utama (menurut penulis) adalah persepsi kita tentang hidup
sendiri. Apakah kita menerima atau tidak, apakah kita mensyukuri atau tidak. Di situlah letak
kebahagiaan dan penghargaan terhadap diri sendiri. Tak ada lagi menyalahkan Tuhan dengan kata, “Ini
semua adalah mutlak dari Tuhan untukku. Aku hanya menjalani apa yang aku anggap benar.” Karena
hal itu justru membuat kita membenarkan apapun yang kita anggap benar dan mengenyampingkan
aturan serta petunjuk Tuhan. Mungkin lebih baik kita mengatakan ini, “Ini semua memang kehendak
Allah untukku. Aku pun akan menjalani sesuai perintah dan aturan-Nya.” Bukankah dalam hidup ini,
kita hanya berperan sebagai manusia yang menjalani kodrat dan itrahnya sebagai manusia pula? Sebuah
mahkluk yang diciptakan di dunia untuk mengabdi kepada Allah. Makhluk yang diberikan kekuatan dan
kemampuan untuk senantiasa berusaha. Makhluk yang diberikan akal pikiran dan hati untuk bisa
berpikir dan merasakan. Lalu kenapa kita sering protes dengan diri kita ini? Tak cukup itu, Allah pun
menurunkan petunjuk dan aturan dalam menjalani kehidupan. Bagaimana cara kita agar merasa bahagia
bagaimana supaya kita bisa menjalani hidup dengan benar dan baik. Selanjutnya, bagaimanapun dan
dalam keadaan apapun kita terlahirkan di dunia ini, kita bebas dan punya kesempatan untuk menjadi
apapun yang kita inginkan. Namun tetap ada yang namanya baik buruk dan benar salah sebagai acuan
kita. Semangat dan syukurilah karena kita hidup itu bukanlah untuk meratapi kesedihan yang ada.
Tetapi untuk mengusahakan kebahagiaan ke depannya.
Sumber: https://www.hipwee.com/opini/tak-usah-protes-kita-terlahir-seperti-apa-karena-kitayang-
menentukan-akan-jadi-apa/
3. Rangkuman Materi
Sesungguhnya banyak sifat, kebiasaan, karakter, dan kemampuan yang kita miliki dapat membuat kita
bangga, baik sebagai perempuan atau laki-laki.
Kita juga sadar, ternyata orang lain punya harapan tertentu terhadap diri kita. Orang lain menginginkan
kita memiliki sifat, karakter, kebiasaan, dan kemampuan lebih dari sekedar yang sudah ada dalam diri kita.
Mungkin dalam keluarga, kamu pernah mendengar juga komentar-komentar dari orang tuamu, seperti
nampak dalam kata-kata seperti ini: “Seharusnya kamu itu...”
Dalam masyarakat sering terdapat pandangan dalam kebudayaan tertentu yang keliru, seolah-olah ada
sifat, karakter, kebiasaan dan kemampuan tertentu boleh dimiliki perempuan, atau laki-laki saja. Contoh,
laki-laki tidak boleh menangis atau cengeng; atau pekerjaan cuci, masak, setrika itu tugas perempuan. Ada
juga pandangan agama tertentu yang belum bisa menerima bila perempuan menjadi pemimpin negara.
Kita memang harus menjadi diri sendiri. Untuk menjadi diri yang bisa dibanggakan, kita perlu mendengar
komentar atau harapan orang lain sebagai masukan agar kita memiliki kualitas pribadi yang lebih baik.
Kita tidak usah menyesali diri sebagai perempuan atau laki-laki dengan segala keadaan yang kita hadapi.
Lebih baik kita mengarah diri ke masa depan
Masa depan sebagai perempuan atau laki-laki, antara lain bekerja, atau berumah tangga, atau memilih hidup
sebagai imam, biarawan/wati. Kita perlu membekali diri sejak dini untuk menyiapkan masa depan itu.
Kita patut bangga dan bersyukur karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah dan diberkati secara
khusus, serta diberi tugas menguasai ciptaan Allah lainnya. Allah terus mencintai dan memelihara kita
dengan menyediakan apa yang dibutuhkan demi hidup kita.
Setelah selesai mencipta bumi dan segala isinya Allah melihat segala yang diciptakan-Nya sungguh amat
baik. Di mata Allah, apa yang telah diciptakan-Nya, termasuk manusia, baik perempuan maupun laki-laki,
sungguh amat baik, sungguh sempurna, sungguh sesuai kehendak-Nya (bdk. Kej. 1:26-31a)