Anda di halaman 1dari 11

“KELEBIHAN MANUSIA ATAS MAKLUK LAIN”

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah AL – Islam
Kemuhammadiyahan II

DISUSUN OLEH :

Angel Ayu Lestari Kariwangan

22011022

DOSEN PENGAMPUH :

Dr. Jumahir S, Ag. M. Pd.

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini berjudul "Kelebihan Manusia Atas Makluk Lain". Tak lupa, saya
mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen selaku pembimbing kami dalam
pembelajaran mata kuliah AIK II.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam


mata kuliah AL Islam Kemuhammadiyahan II. Selain itu, pembuatan makalah ini
juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka saya yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Luwuk, 31 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia Menurut Islam 2

B. Kelebihan Manusia Dari Makhluk Lain ...............................................3

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan 4

B. Saran 5

DAFTAR PUSTAKA iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai makhluk Tuhan yang berakal, manusia merupakan satu-satunya
makhluk yang diciptakan oleh Allah swt, dengan segala kelebihan dibanding
makhluk lain baik secara fisik maupun psikis, jasmani maupun rohani. Dari segi
lahiriah ia mempunyai postur tubuh yang tegak dan anggota badan yang berfungsi
ganda sedangkan dari segi rohaniah ia mempunyai akal untuk berfikir sekaligus
nafsu untuk merasa, akal mampu membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, sedangkan untuk merasakan keindahan, keenakan serta merasakan yang
lain. Keduanya tidak bekerja secara berpisah, melainkan saling memberi
pertimbangan.
Manusia sebagai makhluk sosial, mempunyai karakteristik eksistensi
manusia yang harus dicari dalam relasi dengan Sang Pencipta makhluk-makhluk
Tuhan yang lain, yang mana salah satunya adalah hubungan manusia dengan sang
pencipta Allah swt.2 Manusia bukanlah benda mati yang hanya bergerak bila ada
daya dari luar mendorongnya. Manusia merupakan makhluk yang mempunyai
daya gerak dari dalam dirinya sendiri. Daya gerak dari dalam diri inilah yang
dikenal dengan motivasi. Motivasi dalam diri manusia menurut Sigmund Freud,
sebagaimana dikutip oleh M. Arifin, terdiri atas dua hal, yaitu dorongan atau
motivasi untuk hidup dan dorongan atau motivasi instink untuk mati. Dorongan
instink untuk hidup mendorongnya untuk mencintai dan mencipta, sedangkan
dorongan untuk mati mendorong manusia untuk membenci dan menghancurkan.
Dorongan atau motivasi ini yang menyebabkan manusia melaksanakan sesuatu
untuk bertindak.
Al-Qur’an adalah sebuah kitab suci dan petunjuk yang diturunkan Allah
kepada Nabi Muhammad saw bagi seluruh manusia. Ia berbicara kepada rasio dan
kesadaran (conscience) manusia. Ia juga mengajarkan kepada manusia aqidah
tauhid serta ia juga membersihkan diri manusia dengan berbagai praktek ibadah

1
dan menunjukkan kepadanya dimana letak kebaikan dalam kehidupan pribadi dan
kemasyarakatannya. Selanjutnya, Al-Qur’an juga menunjukkan kepada manusia
jalan terbaik guna merealisasikan dirinya, mengembangkan kepribadiannya dan
mengantarkannya pada jenjang-jenjang kesempurnaan insani agar dengan
demikian ia bisa merealisasikan kebahagiaan bagi dirinya, baik didunia maupun di
akhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manusia menurut islam?
2. Apa kelebihan yang dimiliki manusia?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian manusia menurut islam
2. Untuk mengetahui kelebihan yang dimiliki manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia Menurut Islam


Dalam Al-Quran manusia ada beberapa istilah, antara lain Al-insaan, An-
naas, Al-abd, bani adam, dan sebagainya. Al-insaan berarti suka, senang, jinak,
ramah, atau makhluk yang sering lupa. An-naas berarti manusia (jama’). Al-abd
berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak adam karena
berasal dari keturunan nabi Adam. Di dalam Al-Quran dan As-Sunnah disebutkan
bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai potensi
serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan
Akhirat.
a. Manusia sebagai An-Naas
Kata an-naas dinyatakan dalam Al-Quran sebanyak 240 kali dalam 53 surat.
Kata an-naas menunjukkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk hidup
dan makhluk sosial, serta keseluruhan, tanpa melihat status keimanan atau
kekafirannya, atau suatu keterangan yang jelas menun juk kepada jenis
keturunan nabi Adam. Kata an-naas dipakai Al-Quran untuk menyatakan
adanya sekelompok orang atau masyarakat yang mempunyai berbagai kegiatan
(aktivitas) untuk mengembangkan kehidupannya. Dalam menggunakan makna
manusia, kata an-naas lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan kata al-
Insan.
b. Manusia sebagai Al-Insan
Adapun penamaan manusia dengan kata al-insan yang berasal dari kata al-uns,
dinyatakan dalam al-Quran sebanyak 73 kali dalam 43 surat. Secara etimologi,
al-insan dapat diartikan harmonis, lemah lembut, tampak, atau pelupa. Kata
insan digunakan al-Quran untuk menunjukkan kepada manusia dengan seluruh
totalitas jiwa dan raga. Manusia berbeda antara seseorang dengan yang lain,
akibat perbedaan fisik, mental dan kecerdasannya serta sebagai makhluk
dinamis. Perpaduan antara aspek fisik dan psikis telah membantu manusia

3
untuk mengekspresikan dimensi al-insan dan al-bayan, yaitu sebagai makhluk
berbudaya yang mampu berbicara, mengetahui baik dan buruk, dan lain
sebagainya. Kata al-insan juga digunakan dalam al-Quran untuk menunjukkan
proses kejadian manusia sesudah adam. Kejadiannya mengalami proses yang
bertahap secara dinamis dan sempurna didalam rahim dan mengandung
pengertian makhluk mukallaf (yang dibebani tanggung jawab) mengemban
amanah, makhluk yang mulia sebab memiliki ilmu.

B. Kelebihan Manusia Dari Makhluk Lain


Sudah selayaknya kita sebagai manusia pandai (pandai bersyukur atas
segala karunia Allah SWT termasuk dalam penciptaan manusia dengan cara dan
sifatt yang istimewa. Berikut beberapa kelebihan atau keistimewaan yang
patutuntuk disyukuri.
a. Makhluk paling mulia dan utama
Manusia mendapat kedudukan tinggi daripada makhluk Allah yang lain. Ia
merupakan makhluk yang paling mulia dan utama karena manusia
dianugerahkan Allah dengan akal/pikiran yang paling maju dibanding
makhluk lain.
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia) dan
Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka
atas makhluk-makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang
menonjol (Q.S Al Isra : 70)
b. Makhluk yang paling cerdas
keistimewaan yang satu ini dikarenakan Allah SWT mengkaruniakan kita
akal/otak. Otak tersebut mampu memproses banyak sekali data yaang
masuk kemudian mengubahnya menjadi suatu tindakan positif, kreatif,
komunikatif, bahkan negatif. Namun sekali lagi anugerah otak itu pula
yang memberikan tanggung jawab kepada manusia agar dapat
membedakan antara yang baik dan buruk.

4
Malaikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang Al-asma (nama-
nama ilmu pengetahuan) sedangkan Adam mampu karena memang diberi
ilmu oleh Allah SWT.
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman :
“Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang
golongan yang benar.” Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada
yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami,
sesungguhnyua Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”
Allah berfirman, “Wahai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-
nama benda itu”, Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu,
Allah berfirman, “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa
sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang
kamu sembunyikan”. (Q.S Al Baqarah : 31-33)
c. Makhluk yang paling baik
Manusia memiliki keluluhan dan kemuliaan lebih baik dari malaikat, lebih
sempurna kejadian fisiknya maupun rohaninya.
“Sungguh kami telah menciptkan manusia, dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.” (Q.S At Tiin : 4)
Dengan demikian, makna manusia dalam al-Quran mencerminkan
karakteristik dan kesempurnaan penciptaan Allah terhadap manusia. Bukan saja
sebagai makhluk biologis dan psikologis melainkan juga sebagai makhluk
religius, makhluk social dan makhluk bermoral serta makhluk cultural yang
kesemuanya mencerminkan kelebihan dan keistimewaan manusia daripada
makhluk-makhluk lainnya. Oleh karena itu, manusia harus menggunakan
keistimewaan/anugerah yang telah diberikan Allah ini dengan penuh rasa
tanggung jawab dan bijaksana. Karena bersyukur bukan hanya oleh kata. Namun,
juga tindakan yang nyata. Dan semoga kita termasuk golongan manusia yang
mulia. Aamiin.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki berbagai
potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani
kehidupan di dunia dan akhirat. Kita sebagai manusia pandai-pandai
bersyukur atas segala karunia Allah S.W.T termasuk dalam penciptaan
manusia dengan cara dan sifat yang istimewa. Manusia sebagai An-
Naas dan Al-Insan diciptakan agar senantiasa mencari ilmu, makrifat,
dan menjalankan ibadah agar memperoleh Rahmat-Nya.
2. manusia dalam al-Quran mencerminkan karakteristik dan
kesempurnaan penciptaan Allah terhadap manusia. Bukan saja sebagai
makhluk biologis dan psikologis melainkan juga sebagai makhluk
religius, makhluk social dan makhluk bermoral serta makhluk cultural
yang kesemuanya mencerminkan kelebihan dan keistimewaan manusia
daripada makhluk-makhluk lainnya. Oleh karena itu, manusia harus
menggunakan keistimewaan/anugerah yang telah diberikan Allah ini
dengan penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana. Karena bersyukur
bukan hanya oleh kata.
B. Saran
1. Dengan segala yang telah melekat pada manusia, mulai dari proses
penciptaan sampai dengan keistimewaan atau kelebihan yang dimiliki
olehnya, juga kelemahan dan sifat buruk yang ada pada diri kita masing
masing, hendaknya kita lebih bisa mengetahui apa sebenarnya tujuan
dan hidup, untuk apa dan siapa kita hidup.
2. Kita harus senantiasa berusaha menahan hawa nafsu dan godaan setan
agar tidak terjerumus kedalam hal yang tidak baik. Hingga dapat
mencapai titik kemuliaan yang sesungguhnya di sisi Tuhan Yang Maha
Kuasa.

6
7
DAFTAR PUSTAKA

www.google.com/search?
q=pengertian+manusia+menurut+islam&rlz=1C1YTUH_idID1014ID1014
&oq=&aqs=chrome
kumparan.com/berita-hari-ini/kelebihan-manusia-dibandingkan-dengan-
makhluk-lain-dalam-pandangan-islam-1zMPLHFIJ99

iv

Anda mungkin juga menyukai