Anda di halaman 1dari 61

MODUL

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

POLTEKES MEDAN

GANJIL 2019 /2020

DOSEN PENGAMPU :

GERHARD E SIPAYUNG, MTH


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memampukan saya
menyelesaikan pembuatan Modul Pendidikan Agama Kristen Poltekes Medan. Modul ini bertujuan agar
para Mahasiswa dapat menjadi Mahasiswa yang memiliki kompetensi tidak hanya dalam pengetahuan
intelektul saja tetapi memiliki kemampuan spritual yang berdampak kepada perilaku dan cara berfikir.
Modul ini memberikan penjelasan singkat yang dapat dipergunakan untuk
mengembangkan pegetahuan mengenai nilai-nilai Alkitab yang dituangkan dalam bentuk Modul,
diharapkan modul ini tidak hanya menambah pengetahuan saja tetapi memberikan dorongan kepada
para Mahasiswa Kebidanan untuk dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap akhir
perkuliahan. Tujuan dari setiap modul diharapkan dapat mempersiapkan para Mahasiswa Kebidanan
dengan baik di dalam kelas dan diluar kelas untuk mempelajari materi pelajaran yang akan dibahas
dalam setiap pertemuan baik dalam perorangan dan kelompok, sehingga setelah tamat daapt menjadi
bidan-bidan yang takut akan Tuhan
Akhir kata, modul ini tidak dapat terlepas dari kekurangan, kiranya kritik dan saran dapat dijadikan
masukan untuk perbaikan modul di masa yang akan datang.

Gerhard E Sipayung, M.Th


DAFTAR ISI

1. Kegiatan Belajar 1

2. Kegiatan Belajar 2

3. Kegiatan Belajar 3

4. Kegiatan Belajar 4

5. Kegiatan Belajar 5

6. Kegiatan Belajar 6

7. Kegiatan Belajar 7

8. Kegiatan Belajar 8

9. Kegiatan Belajar 9

10. Kegiatan Belajar 10

11. Kegiatan Belajar 11

12. Kegiatan Belajar 12

13. Kegiatan Belajar 13

14. Kegiatan Belajar 14

Daftar Pustaka
* Hakekat Manusia *

Pertanyaan tentang “Siapakah Manusia?” telah didengungkan berabad-abad lamanya. Ada banyak
upaya yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang krusial ini. Namun, jika jawaban yang dimiliki tidak
kembali kepada Sumber jawaban yang pasti, maka dapat dipastikan semua itu merupakan upaya yang sia-
sia karena tidak menempatkan manusia sebagaimana seharusnya.

Mahasiswa dapat Memahami hakekat, Martabat dan Tanggungjawab

a) Mahasiswa dapat menjelaskan Hakekat manusia menurut Alkitab


b) Mahasiswa dapat menerapkan nilai-nilai penghargaan kepada manusia berdasarkan Alkitab
c) Mahasiswa dapat mengubah perilaku-perilaku yang merendahkan manusia

I. Defenisi Umum “Manusia”


Berasal dari Kata ‘’Manu’’ (Sanskerta) yang berarti berfikir, berakal budi (mampu menguasai mahluk
lain.

II. Penciptaan Manusia


a) Didahului oleh suatu pertimbangan yang agung. Kejadian 1:26 mencatat: “ Baiklah Kita menjadikan
manusia....

b) Diciptakan pada hari ke VI bersama ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar

Kej 1:24-27 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup,
ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.Allah menjadikan
segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi.
Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka, maka konsekuensi seorang
manusia yang tidak hidup sebagai peta teladan Allah, tindakan-tindakan yang dilakukan dapat
sama seperti tindakan binatang

c) Menurut gambar dan rupa Kita” .


Arti Etimologis
 Kata Ibrani ‫‘ צלם‬Tselem’. Kata ‘gambar’
o (Inggris) adalah ‘image’
o ( Ibrani ) adalah tselem,
o (Yunani ) adalah ‘morphe” artinya suatu peta atau gambar yang ada bentuk atau
patronnya (dihias) yang sering dihubungkan dengan bentuk fisik atau materi.

 Kata Ibrani ‫‘ דמות‬Demuth’. Kata ‘rupa’ Inggris adalah ‘likeness’


o (Ibrani) adalah demuth,
o (Yunani )adalah ”skema” yang berarti suatu bentuk yang bersesuaian dengan bentuk
pertamanya artinya suatu kesamaan dalam model atau bentuk yang pertama, tapi lebih
bersifat abstrak atau ideal (standard).

 Arti Teologis
Gambar dan rupa Allah, terkandung didalamnya bahwa manusia memiliki sesuatu yang disebut
dengan ”kebenaran asali”. Hal ini mencakup hal pengetahuan yang benar, kebenaran, kesucian.
Gambar dan rupa Allah mengacu pada elemen-elemen yang menjadi natur konstitusional manusia
seperti kekuatan intelektual, perasaan natural dan kebebasan moral.

 Gambar dan rupa Allah mengacu pada kerohanian manusia. Manusia bukan
saja terdiri dari tubuh jasmani akan tetapi juga memiliki kerohanian yang memungkinkan manusia
berhubungan dengan Allah.
 Gambar dan rupa Allah memberi arti bahwa manusia mempunyai nilai kekal
dalam kehidupannya. Kekekalan ini tidak berada didalam dirinya sendiri sebab manusia itu
diciptakan. Nilai kekal itu merupakan pemberian Allah dalam penciptaan manusia.

d) Dibentuk oleh Allah


Kej 2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup
ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Kata “Penciptaan manusia” dalam pengertian paling sempitnya adalah tindakan Allah secara
langsung seperti seorang penjunan membentuk sesuatu dari tanah liat, sementara ciptaan yang lain
dijadikan Allah hanya dengan mengucapkan firmanNya (“Berfirmanlah Allah”….dst). Pengertiannya
adalah bahwa melalui penciptaan apa yang semula merupakan bentuk awal yang ada pada Allah
kemudian ”dicetakkan” pada manusia. Allah adalah yang aslinya dan manusia adalah salinannya.

III. Implementasi Hakekat Manusia

a. Allah adalah “Tuan”.


Manusia dicipta oleh Tuhan Allah ini berarti bahwa manusia milik Tuhan, Tuhan yang empunya
manusia. Oleh karena itu maka hidup manusia hanya diperuntukkan kepada Tuhan saja, tidak
kepada yang lain. Hanya kepada Tuhan saja menusia mengabdi dan menyembah. Manusia tunduk
hanya kepada Tuhan Allah.
b. Manusia merupakan gambar dan rupa Allah, ini berarti bahwa manusia dalam hidupnya harus
mencerminkan, menggambarkan Allah dalam kehidupannya. Perkataan dan perbuatan manusia
harus mencerminkan kemuliaan peciptanya yaitu Allah.

c. Manusia diciptakan oleh Allah dalam gambar dan rupanNya, ini berarti bahwa kemauan, kehendak
dan hidup manusia harus bersesuaian dengan tujuan Allah menciptakan manusia. Bahwa Allah
menjadikan manusia untuk kemuliaan-Nya (Yesaya 43:7).

IV. Fungsi Dan Tanggungjawab Manusia


1. Wakil Allah di dalam dunia ciptaan
2. Wakil Allah untuk menyatakan kemuliaan Allah di dlm dunia ciptaan
3. Wakil Allah di dalam menjalankan pemerintahan Allah di dlm dunia ciptaan
4. Bersekutu dengan Allah

1. Apakah defenisi manusia menurut bahasa Sansekerta ?


2. Apakah maksud Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah
3. Apa persamaan dan perbedaan manusia dan ciptaan lain (ternak,binatang liar, hewan melata pada
hari keenam ?
4. Apakah implementasi hakekat manusia ?
5. Apakah fungsi dan tanggungjawab manusia ?

Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang mulia yang diciptakan segambar dan serupa dengan
manusia. Tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar manusia melakukan kehendak Allah dibumi
sebagai mandataris Allah, manusia adalah hamba dan Allah adalah Tuan. Manusia diberikan kuasa yang
terbatas untuk menguasai ciptaan
* BERIMAN DAN BERTAKWA KEPADA TUHAN*

Alkitab menjelaskan bahwa manusia bukan saja mahkota dari seluruh ciptaan Allah, tetapi juga objek
khusus pemeliharaan Allah. Allah menciptakan manusiadalam keadaan kudus dan tidak berdosa. namun
kenyataan yang terjadi Adam (Manusia) pertama telah jatuh kedalam dosa,dan mengakibatkan seluruh
umat manusia yang ada dalam tubuh Adam menjadi berdosa.

Mahasiswa memiliki sikap beriman dan bertakwa kepadaTuhan

a) Mahasiswa mampu menjelaskan mengapa manusia memiliki perilaku yang jahat (berdosa)
b) Mahasiwa mampu menghubungkan akibat dosa dengan perilaku manusia dengan (sesama,
lingkungan,dll)
c) Mahasiswa mengubah konsep tentang dosa sehingga sesuai dengan Alkitab.

I. Defenisi Dosa

a) Tidak kena sasaran atau tidak sampai pada tujuan. Dosa dalam arti ini berarti tidak sampai atau
menyimpang dari tujuan dan maksud Allah (bdk. Kej. 4:7; Kel. 9:27; Bil 6:11; Mzm 51:4,6; Ams.
8:36; Rom 3:23).
b) Durhaka yang berati melawan yang berhak, pemberontakan, pelanggaran. Dosa disini berarti
melawan perintah Allah dan melakukan bidat (Mzm 51:3; Ams 28:2.
c) Kejahatan, yang berarti bengkok, diputar. Ini berarti hati yang bengkok atau diputar dari yang
benar. Berkaitan juga dengan keadaan hati dan tabiat yang jahat (Kej. 15:16; Mzm. 32:5; Yes 5:18)
d) Pelanggaran yang berarti menyimpang dari yang seharusnya. Perkataan ini dipakai dalam
hubungannya dengan hukum Allah yang pasti (Rom 4:15). Semua pelanggaran akan berhadapan
dengan murka Allah. Kefasikan yang berarti keadaan tidak bertuhan. Kata ini mengandung arti
tabiat yang berlawanan dengan tabiat Allah (Rom 1:18; Yud. 14-15). Kesalahan, tidak berdiri teguh
pada saat harus teguh, tidak sampai pada keadaan yang seharusnya (Mat. 6:14-15; Gal 6:1; Yak
5:16). Kata yang paling banyak digunakan untuk menyatakan tentang dosa adalah ‘hamartia’, tidak
kena sasaran.

II. Manusia Dan Keberdosaan

Asal Mula Dosa


1. Manusia tidak boleh dianggap sebagai penyebab dosa, tidak boleh pula menyebutkan bahwa
Allah pencipta yang bertanggung jawab atas masuknya dosa dalam dunia (Ayub 34:10;
Yesaya 6:3;45:7; ).
2. Dosa berasal dari dunia Malaikat (Yesaya 14:2, 12-15; Yeh 28:13-19.

Dengan singkat dapat diartikan “ Dosa “adalah pelanggaran hukum

Akibat Dosa Manusia


a. Sikap manusia terhadap Allah.
Mereka (Adam dan Hawa) menyembunyikan diri terhadap Allah YHWH, mereka bersembunyi
diantara pohon-pohon di dalam Taman (Kejadian 3:8), dan menutup diri/tubuh mereka dengan cawat
(Kejadian 3:7). Manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, untuk bersekutu dengan
Allah menjadi takut bertemu dengan Allah. Hal ini menunjukkan hubungan yang terputus antara Allah
yang kudus dengan manusia yang telah jatuh dalam dosa.

b. Terhadap Manusia Lainnya


- Terhadap Hawa dan perempuan
Hawa dan selanjutnya semua perempuan akan menderita penyakit bersalin tetapi tetap
akan birahi terhadap suaminya. (Kejadian 3:13).
- Terhadap Adam dan laki-laki.
Ia (Adam) dan selanjutnya semua laki-laki akan berpeluh untuk mencari nafkah, untuk
mengusahakan bumi dimana ia ditempatkan oleh Allah (Kejadian 3:17-19).
- Terhadap seluruh umat manusia.
Tidak hanya menimpa Adam dan Hawa tetapi juga menimpa segenap keturunan mereka. karena apa
yang mereka alami setelah jatuh dalam dosa akan menimpa atau dialami oleh semua keturunan
mereka dikemudian hari. I Petrus 1:18,19.

c. Dalam Hubungannya Dengan Ular


Ular yang dipakai oleh iblis untuk menggoda Hawa, dikutuk. Ia harus merayap dengan
perutnya dan memakan debu sepanjang hidupnya (Kejadian 3:14). Walaupun Alkitab tidak
meyatakan dengan jelas bentuk ular itu sebelum dikutuk, tetapi ini bukan merupakan kiasan
melainkan fakta. Permusuhan antara keturunan perempuan dengan keturunan ular. Yang kemudian
diyakini oleh para ahli sebagai nubuat pertama tentang kedatangan Mesias yang lahir dari seorang
keturunan perempuan. Tentu yang dihadapi keturunan perempuan ini bukanlah ular tetapi Iblis yang
memakai ular tersebut dan pengikut-pengikutnya (iblis).

d. Terhadap Alam Semesta


Tanah menjadi terkutuk (Kejadian 3:17 bd Roma 8:20). Bencana kejatuhan manusia kedalam dosa
mendatangkan bencana atas alam semesta, yang tadinya manusia telah dikarunia kuasa. Dosa
adalah peristiwa dalam kawasan rohani manusia, tetapi akibatnya menimpa seluruh alam semesta

e. Terhadap Jiwa Manusia


- Mendatangkan maut.
Hukum Allah disertai dengan hukuman kematian/maut.Kepada Adam dan Hawa Dia berkata, "tetapi
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab
pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." Kejadian 2:17. Ada dua macam kematian,
dan keduanya adalah merupakan akibat dosa.

- Kematian Jasmani.
Salah satu bagian dari hukuman atas dosa adalah kematian tubuh. Seandainya tidak ada dosa,
maka tidak akan ada kematian jasmani. Allah sudah menyediakan sesuatu yang luar biasa,
seandainya mereka lepas dari maut dan tidak berbuat dosa. Allah menempatkan pohon kehidupan di
taman Eden. Sesungguhnya mereka bisa memakan buahnya dan mendapat hidup kekal. Tetapi,
mereka malah makan buah dari pohon yang terlarang. Mulai saat itu dan sampai hari ini, maut
menguasai dunia. Semua yang tinggal di bumi akan mati.

- Kematian Rohani.
Maut bukanlah suatu kepunahan, melainkan suatu pemisahan
dengan kebinasaan yang menyertainya. Kematian fisik berarti pemisahan antara jiwa dan raga.

a) Apakah defenisi Dosa?


b) Apakah penyebab kejatuhan manusia? (jelaskan kronologis kejatuhan manusia kedalam dosa)
c) Kapankah manusia disebut berdosa ?
d) Apakah akibat kejatuhan manusia kedalam dosa.

Manusia diciptakan oleh Allah dala keadaanbaik dan sempurna agar manusiamenjadi gambar dan
rupa Allah. Sebagai gambaran Allah, manusia bukan Allah. Meskipun manusiadiberi kuasa untuk berkuasa
dan menaklukkan segala ciptaan, manusia diberi kehendak bebas dan batasan melalui larangan memakan
buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Namun manusia melanggar perintah Tuhan dengan
memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat yang mengakibatkan seluruh manusia jatuh ke
dalam dosa dan mengalami dampak yang mengerikan yaitu kerusakan moral, peperangan,penderitaan,
penyakit dan kematian.
* FILSAFAT KETUHANAN *

Ketika berbicara tentang penciptaan, ALkitab memberitahukan bahwa Pencipta alam semesta ini
adalah YHWH / TUHAN Allah Israel. YHWH/TUHAN merupakan awal dari segala sesuatu yang
menciptakan manusia dan alam semesta. Banyak teori-teori yang dikemukakan para ahli, teori - toeri ini
banyak yang bertentangan dengan Alkitab, oleh karena itu Mahasiswa perlu memahami pandangan Alkitab
sebagai pegangan Mahasiswa memahami penciptaan dengan benar.

Menjelaskan Alkitab sebagai wahyu Allah sebagai sumber kebenaran.

a) Mahasiswa dapat menguraikan sejarah tentang Alkitab


b) Mahasiswa dapat menerima Alkitab sebagai wahyu Allah sehingga menjadi sumber kebenaran dan
pegangan hidup.
c) Mahasiswa dapat menguraikan pandangan-pandangan mengenai Alkitab
d) Mahasiswa dapat membandingkan teori penciptaan menurut Alkitab dengan ilmu pengetahuan

I. ALKITAB SEBAGAI WAHYU ALLAH


Keunikan Sejarah
Keseluruhan Alkitab terdiri dari 66 kitab, yaitu 39 kitab Perjanjian Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru.
Kitab yang pertama ditulis mulai sejak sekitar tahun 1400 sebelum Masehi, oleh nabi Musa. Sedangkan
kitab terakhir ditulis sekitar tahun 100 Masehi. Berarti jarak waktu penulisannya adalah sekitar 1500 tahun.
Meskipun demikian, topik utama pembahasan dalam Alkitab tetap

1. Berbagai Pandangan Tentang Alkitab


Pandangan Liberal
Golongan Liberal beranggapan bahwa “Kitab Suci bukanlah Firman Allah”, atau bahwa “Kitab Suci
mengandung Firman Allah”.
Kalau dikatakan bahwa “cincin ini mengandung emas”, maka artinya adalah bahwa cincin ini tidak terbuat
dari emas murni, tetapi ada campuran logam lain. Demikian juga kalau dikatakan bahwa “Kitab Suci
mengandung Firman Allah”, maka itu berarti bahwa dalam Kitab Suci ada bagian-bagian yang adalah
Firman Allah, dan ada juga bagian-bagian yang bukan Firman Allah. Dan bagian-bagian yang bukan
Firman Allah itu tentu saja bisa salah.

Pandangan Neo Ortodoks


Tokoh dari pandangan ini adalah Karl Barth, yang mengajar/beranggapan bahwa Kitab Suci
menjadi/adalah Firman Allah, kalau Allah memakainya untuk berbicara kepada kita (atau, kalau kita
merasakan Allah berbicara kepada kita melalui Firman-Nya).Tetapi kalau Allah tidak memakainya untuk
berbicara kepada kita (atau, kalau kita tidak merasakan bahwa Allah berbicara kepada kita melalui Firman-
Nya), maka Kitab Suci bukanlah Firman Allah. Jadi Kitab Suci adalah Firman Allah secara subyektif, bukan
secara obyektif.

Pandangan Ortodoks
Kitab Suci adalah Firman Allah secara obyektif. Jadi, apakah Kitab Suci itu diberitakan atau tidak,
didengar oleh manusia atau tidak, dimengerti atau tidak, ditaati atau tidak, Kitab Suci tetap adalah Firman
Allah. Dan pada waktu manusia mendengar pemberitaan Kitab Suci, apakah ia merasakan Allah
menggunakannya untuk berbicara kepadanya atau tidak, Kitab Suci itu tetap adalah Firman Allah. Alkitab
adalah firman Allah dan merupakan otoritas final terhadap kepercayaan dan perbuatan Kristen. Roh Kudus
dalam cara-Nya yang khusus dan penuh misteri menyatakan kehendak dan karya Allah dan membimbing
(Ingg: guided) para penulis dalam penulisan mereka. Alkitab menyatakan Allah dan rencana-Nya pada kita
namun Alkitab juga tetap memiliki misteri keberadaan ilahi yang tidak dapat dijangkau pemikiran manusia.
(W.A. Elwell, ed. Evangelical Dictionary of Theology, Grand Rapids: Baker, 1990. Hal. 186.) Dasar
Alkitabnya untuk hal ini adalah Ul. 29:29. Alkitab adalah firman Allah karena pencerahan Roh Kudus
sebagai kesaksian internal. Jadi bukan karena logika, sejarah atau argumentasi lainnya. Bukti paling tinggi
bagi Alkitab pada umumnya terpancar dari diri Allah yang berbicara dalam Alkitab itu, yakni pada kesaksian
Roh Kudus yang tersembunyi (Y. Calvin, Intitutio, Jakarta: Gunung Mulia, 1985. Hal.19.) Kesaksian Roh
Kudus lebih unggul dari alasan logis manapun juga, sebagaimana Allah sendiri sudah cukup memberi
kesaksian tentang diri-Nya di dalam firman-Nya.

2. Bukti bahwa Alkitab adalah Firman Allah


1. Pengakuan dari dalam Alkitab sendiri.Dalam Alkitab berulang-ulang dikatakan “Allah berfirman”.
Cth: Yer 1:2,4,7.
2. Dalam Alkitab berulangkali dikatakan bahwa Allah menyuruh orang menuliskan Firman-Nya. Cth :
Kel 34:27 Yer 30:1-2 Wah 1:11,19.
3. Roma 3:1-2 secara jelas menyebutkan bahwa Alkitab (Perjanjian Lama) adalah Firman Allah (yang
dipercayakan kepada orang Israel / Yahudi).
4. Kata-kata nabi / penulis Perjanjian Lama dianggap sebagai kata-kata Tuhan / Roh Kudus. Contoh:
- Bandingkan Yes 7:14 dengan Mat 1:22.
- Bandingkan Maz 95:7b-9 dengan Ibr 3:7.

3. Bukti-bukti lain.
a. Alkitab bisa bersatu dan harmonis.
Alkitab ditulis dalam jangka waktu 1500-1600 tahun, oleh kurang lebih 40 orang, yang hidup pada
jaman yang berbeda, mempunyai latar belakang yang berbeda (ada yang petani, gembala, nabi,
nelayan, raja, dsb), banyak yang tidak kenal satu sama lain namun tulisan mereka harmonis.

b. Alkitab tidak bisa habis dipelajari.


Kalau saudara mempelajari buku lain, bagaimanapun tebalnya buku itu, maka pada suatu saat
buku itu akan habis dipelajari dan saudara tidak akan bisa menambah pengetahuan apa-apa lagi dari buku
itu. Tetapi Alkitab sudah dipelajari oleh jutaan manusia selama ribuan tahun, dan tidak ada seorang pun
yang bisa tamat belajar Alkitab! Ada yang mengatakan bahwa kalau buku lain itu seperti bak, yang
sekalipun besar, tetapi kalau terus diambili airnya, maka airnya akan habis. Tetapi Alkitab seperti sebuah
sumber, yang sekalipun terus diambili airnya, tidak akan pernah habis.
Kalau kita belajar Alkitab, sekalipun makin lama saudara akan makin banyak mengerti tentang
Alkitab, tetapi anehnya kita akan melihat bahwa makin banyak juga hal-hal yang belum kita mengerti
tentang Alkitab. Manusia tidak bisa mempelajari Alkitab secara tuntas, apalagi mengarangnya!

c. Semua nubuat / ramalan dalam Alkitab terjadi dengan tepat

1. Manusia bisa meramal dengan ilmu pengetahuan (Mis: ramalan cuaca, ramalan akan terjadinya
gerhana, ramalan dari dokter tentang umur seseorang yang sudah sakit berat maupun dengan
kuasa gelap. (Mis: jailangkung, ramalan dengan melihat garis tangan/guamia, dll) tetapi ramalan-
ramalan itu pasti kadang-kadang meleset.
2. Tetapi semua nubuat/ramalan dalam Alkitab terjadi dengan tepat. Contoh: Maz 22:1,8,9,16,17,19
Yes 7:14 Mikha 5:1 Yes 53:3-7,9 Mat 24:2 dll. Ini membuktikan bahwa semua nubuat itu berasal
dari Tuhan!
3. Alkitab tahu bahwa bumi ini bulat, dan tidak disangga oleh tiang-tiang, jauh sebelum manusia
mengetahuinya (Yes 40:22 Ayub 26:7).
4. Dulu manusia beranggapan bahwa bumi ini datar seperti meja. Manusia baru mengetahui bahwa
bumi ini bulat pada abad 15, tepatnya pada tahun 1492 (Columbus). Tetapi hal itu ternyata sudah
tertulis dalam Kitab Yesaya (abad 7 SM, atau lebih dari 2000 tahun sebelum Columbus dan bahkan
dalam kitab Ayub yang lebih kuno lagi! Dari mana penulis-penulis Alkitab itu mengetahui hal itu?
Pada saat itu tidak ada seorang manusiapun yang tahu tentang hal itu. Jelas bahwa mereka
mengetahui hal itu dari Allah!

d. Alkitab tetap terpelihara sampai sekarang


a) Alkitab adalah buku yang sangat kuno. Tidak ada buku yang setua Alkitab. Kitab Kejadian sudah
berusia 3500 tahun!
b) Banyak orang menyerang Alkitab untuk menghancurkan-nya. Ada serangan yang bersifat fisik, dan
ada serangan yang berupa ajaran-ajaran sesat, misalnya:

Seorang bernama Tom Paine menulis buku yang berjudul “The Age of Reason” yang menyerang
Alkitab, dan ia meramalkan bahwa bukunya akan laris di seluruh dunia sedangkan Alkitab hanya akan
dijumpai di museum. Tetapi kenyataannya, sekarang Alkitab bisa dijumpai di mana-mana dan buku “The
Age of Reason” itu yang hanya bisa dijumpai di museum.
Seorang bernama Voltaire mengatakan: 100 tahun setelah kematianku, Alkitab hanya akan ada di
museum. Ternyata 100 tahun setelah kematiannya, tempat di mana ia mengucapkan kata-kata itu jatuh ke
tangan “Geneva Bible Society”, dan ruangan itu diisi penuh dengan Alkitab dari lantai sampai langit-
langitnya.

II. TEORI PENCIPTAAN

1. Creatio ex Nihilo (Penciptaan dari yang tidak ada)

Kejadian 1: 1 dan Ibr. 11: 3 menunjukan bahwa Allah (Elohim) menciptakan segala sesuatu dari
yang tidak ada menjadi ada.
Untuk aktifitas Allah mencipta ada 3 istilah yang dipakai:
a) ‘Bara’artinya mencipta : Kej. 1: 1, 21, 27
b) ‘Asa’artinya melakukan, membuat (Kej. 1: 25; Kel. 20: 11; Neh. 9: 6)
c) ‘Yatsar’artinya membentuk (Kej. 2: 7)

2. Saat (Waktu )Penciptaan


‘Pada mulanya Allah (Elohim) menciptakan langit dan bumi (Kej. 1: 1)
‘In the beginning’ (Ingg.), ‘pada mulanya’ adalah merupakan keterangan waktu yang berarti adanya satu titik
awal. Berbeda dengan Yoh. 1:1 Pada mulanya adalah Firman, yang berarti ‘dalam kekekalan’. Tidak ada
penanggalan diberikan tetapi frasa ini berarti keterangan mengenai ‘waktu’. Kaum evolusi mengatakan
4.500.000.000 SM. Langit dan bumi’ (Ingg. ‘heavens and earth) adalah objek yang dicipta. Kata ‘langit’
adalah dalam bentuk jamak (plural) yang berarti ruang angkasa, dan kata ‘bumi’ adalah ‘planet yang
didiami manusia’.

3. Beberapa pandangan mengenai ‘Penciptaan’ yang kurang tepat

1. Teori Celah (Gap Theory) mengatakan bahwa ada rentangan waktu yang sangat panjang antara
penciptaan bumi dari penciptaan manusia. Manusia adalah merupakan ciptaan yang terakhir.
Mereka mengetikkan kata ‘hari” sebagai ‘rentangan waktu yang sangat panjang’.

2. Adam bukan manusia pertama. Teori ini mengatakan bahwa fosil-fosil yang ditemukan menyatakan
bahwa sudah ada manusia di bumi sebelum Adam ada. Tetapi semua punah dan Adam adalah
merupakan ciptaan yang kemudian. Ada yang berpendapat bahwa Adam adalah salah satu mata
rantai dari rentangan proses evolusi dan ia merupakan bentuk rendah dari manusia.

3. Kaum evolusi theistismengatakan bahwa manusia adalah mahluk purba dan merupakan hasil
proses evolusi dimana mahluk pra manusia dan manusia tingkat rendah kemudian menghasilkan
manusia. Ada sebahagian yang beranggapan bahwa sebelum Kej. 1: 1 sudah ada penciptaan
manusia dan itulah yang creatio ex nihilo. Tetapi karena bumi terhukum karena dosa maka Allah
membumi hanguskan semua ciptaan. Penciptaan bumi pada Kej. 1: 1 adalah merupakan persiapan
permulaan untuk menuju tatanan penciptaan yang baru termasuk manusia Adam. Konsep ini
disebut juga sebagai konsep ‘rentangan’ atau ‘teori penataan ulang dari kehancuran’ atau ‘teori
pemulihan’. Menurut konsep yang terakhir ini bumi yang dicatat pada Kejadian 1: 1 adalah bumi
yang sempurna yang dihuni segala jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sebahagian juga
berpendapat bahwa pada saat ini sudah ada manusia pra-Adam menghuni dunia. Tetapi pada
rentangan waktu antara ayat 1 dan 2 Iblis memberontak kepada Alah

a) Bagaimamanakah prosese pembentukan sejarah Alkitab?


b) Jelaskanlah beberapa pandangan-pandangan mengenai Alkitab
c) Bagaimanakah anda meyakini Alkitab sebagai sumber kebenaran ?
d) Apakah yang anda ketahui mengenai penciptaan menurut Alkitab ?

Kita berada dalam lingkungan yang majemuk dan berbenturan dengan banyak prinsip yang
dianggap sebagai sumber kebenaran. Dalam berbangsa dan bernegara ada aturan yang menjadi
landasan,demikian juga kehidupan sosial dieprlukan sikap dan pegangan dalam kehidupan yang majemuk.
Sebagai orang Kristen harus menjadikan ALkitab sebagai pedoman hidup dalam menjalani
kehidupansehari-hari.
*KAJIAN NILAI-NILAI KETUHANAN*

Pembicaraan mengenai agama tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai Tuhan. Semua
agama mempercayai adanya Tuhan atau sejenisnya, dan kepecayaan tentang Tuhan inilah yang
membedakan agama dengan ateis. Demikian halnya dalam Kekristenan, ajaran tentang Tuhan merupakan
ajaran yang sangat penting untuk dipelajari dan diajarkan. Mengapa? Salah satu alasanya adalah karena
umumnya agama-agama yang ada di Indonesia, khususnya yang monotheisme mengakui, menyebut dan
menyembah Tuhan. Persoalannya adalah kalau pemahaman kita tentang ajaran mengenai Tuhan yang
diajarkan oleh Alkitab tidak benar dan kuat, maka kemungkinan besar kita akan menganggap, bahwa semua
Tuhan yang diberitakan oleh agama-agama adalah pribadi yang sama, karena kata yang dipakai untuk
menunjuk kepada Tuhan adalah sama yaitu Tuhan, maka Tuhannya juga adalah sama, sehingga sekaligus
juga semua agama adalah sama. Walaupun penggunaan nama Tuhan adalah sama sesungguhnya
pengertian masing-masing agama tentang Tuhan-nya berbeda.

Menjelaskan tentang Allah Tritunggal

a) Mahasiswa dapat menjelaskan doktrin Trtunggal


b) Mahasiwa dapat menguaraikan sejarah doktrin Tritunggal
c) Mahasiswa dapat menguaraikan kesulitan mempelajari doktrin Tritunggal
d) Mahasiwa menunjukkan bukti bahwa Alkitab mengajarkan Doktrin Tritunggal

I. TUHAN Tritunggal
Apa itu Doktrin Tritunggal?
Secara etimologi, kata “Tritunggal” berasal dari kata bahasa Latin “Trinitas” yang terdiri dari dua kata,
yaitu “tres” yang artinya “tiga”, dan “unus” yang berarti “esa”, “tunggal” atau “satu”.

II. Kesulitan Mempelajari Doktrin Tritunggal

1. Kesulitan Teologis
Sejak zaman Perjanjian Lama bangsa Yahudi selalu menekankan tentang Ke Esa-an Allah dan konsep
ini dibawa sampai abad-abad pertama masehi. Pada abad II, Tertulianus memformulasikan doktrin ini;
tapi masih banyak kekurangannya. (belum sempurna). Tertulianus (165M-220M) adalah orang pertama
yang menemukan istilah "Trinity" (Tritunggal). Tertulianus berusaha untuk memberikan penjelasan yang
alkitabiah tentang ajaran Tritunggal, karena pada saat itu di gereja banyak tersebar pengajaran
Monarkianisme
Teologia Kristen mempunyai pandangan yang unik tentang Allah (God is the Whole Other). Di
dalam Alkitab, Allah dinyatakan dengan begitu jelas yang meliputi diri atau esensi Allah, keberadaan
Allah, sifat-sifat atau karakter Allah, atribusi Allah, dan karya-karya-Nya. Secara khusus tentang diri atau
esensi Allah yang dikaitkan dengan sifat-sifat-Nya maka akan ditemukan dua konsep di dalamnya yaitu
(1) Allah itu esa (2) Ada tiga pribadi Allah yang memiliki kualitas yang sama dalam segala hal. Dua
kenyataan ini mengharuskan para teolog untuk menyusun dasar-dasar teologia yang seimbang dan tidak
menekankan atau mengutamakan salah satu aspek saja. Tetapi bagaimanakah hal itu dapat dilakukan?
Inilah kesulitan teologis dalam mempelajari dan merumuskan doktrin Tritunggal dengan benar.
Di dalam alasan teologis ini, terdapat tiga fakta yang menyebabkan kebenaran Tritunggal sulit
dimengerti atau dipahami (Stephen Tong; Allah Tritunggal; 1990; hal. 13-18). Ketiga fakta ini antara lain :

a) Kebenaran Tritunggal ini adalah kebenaran yang bersifat dan berdasarkan wahyu Allah
Yang dimaksud dengan kebenaran yang bersifat dan berdasarkan wahyu Allah di sini adalah
bahwa kebenaran Tritunggal bukanlah hasil spekulasi manusia, tetapi merupakan anugerah dari
Allah yang tidak bisa kita mengerti, juga tidak bisa kita bantah (tolak), hanya bisa kita terima. Dalam
kerangka berpikir tentang wahyu (pernyataan dari Allah) ini, kita mengenal adanya wahyu bertingkat
(Progressive Revelation) yaitu wahyu yang mengalami kemajuan dari yang sangat tidak jelas,
menjadi tidak jelas, kemudian menjadi kurang jelas, dan akhirnya menjadi jelas bahkan sangat jelas.
Wahyu progresif ini dibagi dalam dua jenis wahyu, yaitu wahyu Allah secara umum (General
Revelation of God), dan wahyu Allah secara khusus (Special Revelation of God).

b) Kebenaran Tritunggal adalah kebenaran yang berasal dari Sang Pencipta.


Berbicara tentang Tritunggal adalah berbicara tentang Allah sebagai Sang Pencipta. Manusia
berusaha untuk memahami Allah Tritunggal. Siapakah manusia yang mau memahami-Nya? Manusia
adalah makhluk (ciptaan), dan Tritunggal adalah Allah (pencipta).

c) Kebenaran Tritunggal adalah kebenaran mengenai Allah yang satu-satunya, Allah Yang Maha Esa
(The Only One God).
Kenyataan bahwa Allah adalah Ia yang satu-satunya, dan tak ada yang lain seperti Dia, membuat tak
mungkin menemukan sesuatu yang dapat menggambarkan tentang diri-Nya secara sempurna.
Stephen Tong mengatakan : “Biasanya kita mengerti sesuatu karena sesuatu itu mempunyai
persamaan dengan sesuatu yang lain, sehingga melalui persamaan itu kita menemukan analoginya.
Karena ada persamaan, kita mempunyai jembatan analogis untuk pengertian kita, sehingga dari
sesuatu yang sudah dimengerti kita loncat ke sesuatu yang belum kita mengerti, akhirnya kita
mengerti semuanya. Tetapi di dalam kita mengerti Allah, tidak ada pembanding-Nya, tidak ada
persamaan-Nya, sehingga tidak bisa dimengerti dengan rasio sepenuhnya (Stephen Tong : 16).

2. Kesulitan Filosofis
Thiessen mengatakan bahwa : “Ajaran tentang Tritunggal adalah suatu rahasia yang besar sekali.
Seakan-akan ajaran in merupakan teka-teki intelektual yang sulit dipecahkan atau bahkan merupakan
suatu kontradiksi.” (Teologi Sistematika; 1992; hal. 139). Rasio tak mampu memecahkan misteri ini.
”Bagaimana mungkin sesuatu itu tiga sekaligus satu atau satu sekaligus tiga?” Pemikir-pemikir Islam
sering terjebak dalam kesulitan in akhirnya menuduh agama Kristen sebagai agama yang mempunyai
konsep Allah (monoteisme) yang tak masuk akan (kontra rasional). Mereka sering memakai analogi
matematika untuk maksud itu, yaitu 1+1+1 = 1 (Andar Tobing; Apologetika Tentang Trinitas; 1972; hal. 9-
10). Memang inilah kesulitan filosofis dalam mempelajari doktrin Tritunggal, tetapi bagaimana jika
1x1x1= 1 ?

3. Kesulitan Empiris (Pengalaman)


David D. Duncan mengatakan bahwa : “Dalam pengalaman kita, tidak ada sesuatu yang
sebanding dengan ketritunggalan dalam keesaan dan keesaan dalam ketritunggalan. Kita tahu bahwa
tidak ada tiga orang yang secara struktur adalah satu. Tidak ada tiga orang yang masing-masing
mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang apa yang dibuat atau dipikirkan oleh yang lainnya.
Setiap orang memagari dirinya sendiri dengan kebebasan pribadi. Tidak ada manusia yang memiliki
kepribadian jamak seperti yang dinyatakan tentang Allah (Dasar-Dasar Kebenaran; 1989; hal. 27).
,
4. Ajaran Sesat mengenai Tritunggal

a. Ajaran Monarkianisme
Ajaran sesat Monarkianisme digolongkan menjadi 2:
 Monarkianisme Dinamis (adoptionisme). Ajarannya: Yesus adalah manusia biasa yang
diadopsi oleh Allah dan diberikan kekuatan khusus pada saat Ia dibaptis.
 Monarkianisme Modalistis.
Ajarannya: Allah adalah satu, tetapi muncul (tampil) kepada manusia dalam 3 mode
(bentuk), yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.

b. Arianisme
Arius (250M-336M) dari Aleksandria menentang ajaran Tritunggal. Arianisme adalah suatu konsep
kristologi dalam agama Kristen yang menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah yang
diperanakkan oleh Allah Bapa pada suatu ketika, berbeda dari Sang Bapa, dan oleh karena itu lebih
rendah derajatnya daripada Sang Bapa.Ia tidak setuju akan keAllahan Anak dan Roh Kudus,
berdasarkan Kol 1:15; Yoh 1:14; Yoh 3:16. Di Konsili Nicea (325M) ajaran Arian ini ditentang habis-
habisan oleh Athanasius, demikian juga di Konsili Konstantinopel (381M). Perdebatan yang paling
utama adalah mengenai dua istilah yang dipakai untuk menjelaskan tentang keAllahan Yesus dan Roh
Kudus.
 Pada pertengahan abad 4, seorang teolog dari Kapadokia (Asia Kecil Timur) memberikan
doktrin Tritunggal yang definitif dan mengalahkan ajaran aliran Arianisme dan
mempertahankan istilah homoousios.
 Doktrin Tritunggal yang paling tuntas diformulasikan pada masa Agustinus (354M-430M).
Ia menulis dalam bukunya "De Trinitate". Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus
tidak memiliki subordinasi, tetapi kesetaraan. Satu esensi Allah dengan 3 pribadi seperti
apa yang diajarkan dalam Akitab.
 Konsili Toledo (589M) menyelesaikan perdebatan tentang "filioque" (Latin), yang artinya
"dan Anak" berdasarkan Yoh 14:26; Yoh 16:7; Yoh 15:26. Istilah "filioque" ini tidak
dicantumkan baik dalam Konsili 325M ataupun Konsili 381M. Baru ditambahkan dalam
Sinode Toledo (589M).
 Sesudah masa Reformasi, Tokoh-tokoh Reformator, seperti Martin Luther dan John Calvin
tidak menolak doktrin Tritunggal versi Athanasius. Martin Luther berkata bahwa doktrin
Tritunggal harus diterima dengan iman, walaupun tidak bisa dijelaskan dengan tuntas,
karena ada dalam Alkitab. Sedangkan Calvin menulis penjelasan tentang Tritunggal
dalam bukunya Institutio.
 Pandangan modern tentang Tritunggal bervariasi. Tetapi tidak ada hal yang baru lagi.
Semua kesalahan yang dilakukan oleh teolog-teolog modern sudah pernah terjadi
sebelumnya.

5. Isi doktrin Tritunggal.


a) Allah adalah 3 Pribadi (Bapa, Anak dan Roh Kudus). Masing-masing Pribadi Allah itu adalah Allah
yang sempurna.
b) Mereka 3 Pribadi tetapi Allah yang Esa; satu esensi
• Kejadian 1:1-2 – Pada mulanya Allah..., Roh Allah
melayang-layang
• Kejadian 1:26,27 – Baiklah kita...gambar dan rupa kita

1. Apa-apa sajakah kesulitan mempelajari doktrin Tritunggal ?


2. Bagaimanakah doktrin tritunggal dalam perjalanan sejarah Kekristenan ?
3. Apakah yang anda ketahui pandangan Monarkiansime dan Arianisme tentang Tritunggal ?

Pemahaman mengenai Allah dalam doktrin Kristen sangat berbeda dengan agama lain. Di dalam
kekristenan dikenal pemahaman dengan istilah Tritunggal. Meskipun tidak ditulis secara tersurat kata
Tritunggal, namun banyak ayat yang menjelaskan keberadaan Allah dalam konsep Tritunggal. Alkitab
sebagai sumber kebebenaran menjelaskan tentang Allah yang secara rasional dan empiris tidak dapat
diterima oleh akal. Keberadaan Allah tidak ditentukan apakah kita dapat menerima secara logika / rasional
karena ALlah bersifat rohani/supranatural maka natulisme manusia tidak mungkin memahami wilayah
supranatulisme Allah, sehingga sebagai orang beriman harus dengan rendah hati meminta Tuhan agar
dapat memahami keberadaan Allah.
* KAJIAN NILAI-NILAI KETUHANAN*

Salah satu Pribadi dalam Kejamakan Allah adalah pribadi Bapa, pemahaman tentang Pribadi Bapa
memerlukan hal yang mungkin melampaui logika, oleh karena itu perlu dipahami berdasarkan perspektif
Alkitab. Alkitab berasal dari bangsa Yahudi, oleh karena itu pemahaman yang telah didapatkan oleh bangsa
Yahudi melaluinabi-nabi yang dipilih oleh Tuhan harus menjadi acuan orang Kristen dalammemahami
konsep tentang Allah.

Menjelaskan Pribadi Bapa dan Yesus Kristus dalam konsep Tritunggal

a) Mahasiswa mampu menjelaskan konsep Allah Bapa menurut ALkitab


b) Mahasiswa dapat menyebutkan gelar-gelar Allah dalam Perjanjian Lama
c) Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai Yesus Kristus menurut Allkitab
d) Mahasiswa daapt menjelaskan pandangan-pandangan Kristologi

Alkitab Perjanjian Lama menyatakan Allah itu esa (Ulangan 4:35,39; 6:4; Yesaya 45:5,6), meskipun
demikian penyataan Allah dalam perjumpaan dengan manusia hadir dalam penampakkan (Theophany)
lebih dari satu Oknum (Kejadian 3:22; 11:6,7; 18:1,2 dab.). Alkitab Perjanjian Baru mencatat pernyataan
Yesus Kristus tentang hakekat Allah yang esa “Shema Israel Yahweh (Adonai) Elohenu Yahweh (Adonai)
Ehad” Lembaga Alkitab Indonesia mengartikan “Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu
esa” (Markus 12:29-32; Yohanes 17:3). Pernyataan tersebut diucapkan Yesus merupakan hukum yang
dikenal masyarakat luas di Israel, diambil dari Perjanjian Lama dalam Ulangan 6:4,5. Rasul Paulus
memberikan penegasan tentang keesaan Allah ditengah praktek kepercayaan menduakan Tuhan “… tidak
ada Allah lain dari pada Allah yang esa.” (Roma 3:30; 1 Korintus 8:4,6; Galatia 3:20; Efesus 4:6; 1 Tim 2:5).
Bahkan Yakobus menyatakan Setan pun percaya tentang keesaan Allah bahkan gemetar dan ketakutan
(Yakobus 2:19).

I. BAPA
1. Hakekat dan Keberadaan Allah
Hakekat dan Zat praktis sinonim bila dikenakan kepada Allah. Kedua kata ini dapat diartikan sebagai ‘yang
melandasi semua perwujudan keluar’. Dengan kata lain, hakikat atau zat keduanya adalah dasar bagi
semua sifat-sifat Allah. Allah itu Roh. Allah merupakan zat tetapi bukan zat bendawi melainkan rohani.
Tuhan Yesus mengatakan: “Allah itu Roh” (Yoh 4:24). Artinya: Allah itu Pribadi. Ada tiga tanda yang
harus dimiliki oleh seorang pribadi: kesadaran diri, kemampuan untuk membuat keputusan sendiri, dan
kesadaran moral.

2. Keberadaan Allah
Bukti Alkitab
Manusia sudah mempunyai kesadaran di dalam dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun hanya
samar-samar), tetapi menolak kesaksian ini. Tugas orang Kristen adalah menghadapkan orang bukan
Kristen dengan Allah, bukan untuk mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin Allah ada. Orang
berdosa hanya dapat memperoleh pengetahuan sesungguhnya tentang Allah melalui dilahirkan
kembali oleh Roh Kudus pada waktu mereka mendengar Injil. Rom 1:18-32

3. Bentuk penyangkalan akan keberadaan Allah


Penyangkalan mutlak (Atheis). Mereka yg menyangkal keberadaan Allah digolongkan menjadi 2 kategori:
• Atheis teoritis/sejati. Orang-orang yg mendasarkan penyangkalannya kepada
Tuhan atas suatu proses pemikiran. 2Ko 4:4, 5, 1Ko 1:21
• Atheis praktis. Orang-orang yang tak bertuhan, yang dalam hidup sehari-harinya
tidak mengindahkan Tuhan. Maz 14:1, Maz 10:4b; Efe 2:12.

4. Konsep-konsep kontemporer yang salah


• Allah yang imanen saja (Kehadiran dan kuasaNya yang senantiasa berlaku
dalam ciptaanNya. Ia tidak jauh, Ia tidak masa bodoh. Ia merasuk ke segala sesuatu. Ia ada
dalam kehidupan di dalam dan di luar).
• Allah yang transenden saja( Keterlepasan dari seluruh ciptaanNya, sebagai
pribadi yang berdaulat dan bebas bertindak sendiri dan yang ada hadir sendiriNya. Ia tidak
dikukung oleh alam, tapi tanpa batas. Yes 57:15)
• Allah yang terbatas
• Allah yang tidak berpribadi
• Allah sebagai suatu ide abstrak semata (proyeksi pikiran manusia).

5. Nama-Nama Allah
1. YaHWeH = Nama diri (par exellence) yang hanya dipakai untuk Allah, dalam bentuk tunggal dan
tak berartikel. Dipakai + 5321 kali dalam Perjanjian Lama.
2. Adonai. Adonai berarti "Tuan" dalam bentuk tunggal; seperti yang dipakai sebagai tuan yang
berhak terhadap budak-budak jaman dahulu. Dalam bentuk jamak sama dengan Elohim. Kata ini
menunjukkan suatu otoritas mutlak bahwa Allahlah yang memiliki Israel/umat-Nya. (Kej. 19:2; 40:1;
1 Sam 1:15)
3. El, Elohim, dan Elyon Elohim adalah nama jenis dan berarti Allah. Ula 6:4: "YHWH adalah Elohim,
YHWH itu Esa." Elohim (Bentuk tunggal: "Eloah") mungkin berasal dari "alah" artinya dilingkupi
ketakutan. El dari kata "ul", artinya kuat dan berkuasa. Elyon diturunkan dari kata "alah" juga,
artinya ke atas atau ditinggikan. Digunakan sebanyak 2570 x dalam PL, dan kira-kira sebanyak
2310 x dari penggunaan itu. untuk Allah yang benar.Nama ini berhubungan dengan kedaulatan-
Nya. Yes 54:5 menyebut “Allah seluruh bumi” Nama ini berkaitan dengan karya-Nya dalam
penciptaan (Kej.1:1; Yes 45:18; Yun 1:9).
Nama dalam PL
Nama-nama gabungan
• El-Shaddai (Kej 17:1; 28:3; 35:11; Kel 6:3; Maz 91:1-2) Arti: Allah yang maha
kuasa yang sedang berdiri seperti gunung --> kuat, teguh, tidak goyah.
• El-Elyon (Kej 14:19) Arti: Allah yang maha tinggi; kedaulatanNya.
• El-Olam (Kej 21:33, Maz 100:5; 103:17) Arti: Allah yang kekal -- Tidak berubah
• El-Roi (Kej 16:13) Arti: Allah yang melihat

II. Siapakah Yesus Kristus?

1. Yesus Kristus
Ada orang yang percaya dan menerimaNya, karena itu memperoleh hidup yang kekal (Yoh.3:16).
Ada juga yang tetap tidak percaya dan menolakNya, karena itu mengalami kebinasaan kekal (Yoh.3:18;
Yoh.8:24; baca juga I Kor.1:18 dan I Pet.2:6-7). Secara lahiriah, Yesus tidak berbeda dengan manusia
lainnya. Ia dilahirkan oleh seorang perempuan, dibesarkan di desa, dan berkata- kata dalam bahasa
manusia. Ia tidak memiliki hal yang begitu hebat sehingga kita harus memikirkan Dia sedalam-dalamnya.
Namun, selain menjadi batu sandungan bagi banyak orang, kemanusiaan Yesus ini juga menimbulkan
daya tarik dan tanda tanya yang mengagumkan sekaligus memusingkan banyak orang.Jika kita berbicara
dan berpikir tentang Kristus, maka kita harus kembali pada satu waktu di mana Kristus menuntut manusia
memberikan penilaian tentang diri-Nya. Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, "Menurut orang-orang,
siapakah Aku?"

Nama dalam PB
a. Theos. Bentuk yang setara dengan Elohim dalam PL (dipakai juga untuk allah orang kafir).
b. Kurios/Kyrios. Nama eksplisit Allah, seperti YHWH dalam Perjanjian Lama, artinya: "Alfa
& Omega"; "Yang dulu ada, Yang sekarang ada dan Yang akan tetap ada"; "Yang awal dan Yang
akhir" (Wah 1:4, 8, 17; 2:8; 21:6; 22:13) arti kata ini menekankan supremasi (otoritas) sebagai Tuan
(Yoh 4:11), Pemilik (Luk 19:33), Majikan (Kol.3:22) dan juga Suami (1Pet 3:6) atau berhala-berhala
(1Kor 8:5). Dipakai dalam PB sebanyak 717 kali, kebanyakan terdapat dalam surat-surat Paulus
(275 kali) dan Injil Lukas (210 kali), mengingat keduanya menulis kepada orang-orang Gerika.

Bacalah Markus 8:27-30.


Arti Nama Yesus
Nama Yesus merupakan sebuah nama diri dalam bahasa Yunani, yang berasal dari kata Ibrani:
Jehoshua atau Joshua (Yos. 1:1). Nama ini berasal dari akar kata Yasha (hoshia) yang artinya
menyelamatkan. Sedangkan nama Kristus (Yunani = Kristos = The Anointed = Yang Diurapi)
merupakan nama jabatan seperti juga halnya dengan nama Mesias (dari kata mashach / Al-masih
artinya mengurapi). Yesus disebut Kristus karena Dialah yang dipilih Allah menjadi penyelamat
(Juruselamat) dan Tuhan. Akhirnya Kristus juga menjadi nama diri untuk Yesus.
Kristus merupakan pusat pemberitaan Alkitab dan pengharapan umatNya. Tanpa Kristus, Kekristenan
tidak mempunyai makna apa pun! No Christian without Christ!

2. Tiga Jabatan Kristus:


a) Nabi: Yesus adalah penggenapan dari nubuat di Perjanjian Lama dan Dia sendiri adalah
seorang Nabi
b) Imam: Yesus adalah imam yang mempersembahkan korban dan Korban itu sendiri. Sebagai
Imam Ia mempersembahkan diriNya sendiri
c) Raja: Yesus adalah raja yang diurapi dari segala raja, dan Tuan dari segala tuan

3. Berbagai Pandangan Kristologi :


• Gnostikisme:. Gnostik menentang kemanusiaan dan keilahian kristus, Yesus itu bukan Allah.
Ia hanya berada pada salah satu tingkatan dalam keilahian, Ia bahkan berada di bawah
tingkat malaikat.

• Ebionisme (ebion=rakyat jelata/miskin: Ia hanya manusia biasa yang menerima Roh Kudus
pada saat dibaptiskan).

• Arianisme/Saksi Yehova: Ajaran ini menyatakan bahwa Yesus adalah makhluk ketiga, karena
Ia bukan Allah, dan juga bukan manusia. Ia memiliki awal, Ia adalah ciptaan yang sulung
(bandingkan dengan saksi Yehova yang mengakui bahwa Yesus adalah ciptaan yang sulung
dan tertinggi). Kedudukan Kristus dianggap di bawah Bapa sedangkan Roh Kudus berada di
bawah Kristus.

• Eutychianisme (Absorpsionisme). Ajaran ini menyatakan bahwa Yesus hanya mempunya satu
natur, yaitu natur keilahian, karena natur kemanusiaan-Nya sehingga menghasilkan sebuah
natur ketiga yang baru.

• Nestorianisme (Nestorius adalah uskup Konstantinopel abad 4); Yesus seakan akan hanya
menjadi rumah kusus bagi Anak Allah sama seperti Allah tinggal dalam hati orang percaya
demikianlah Anak Allah mendiami Yesus, tetapi lebih sempurna.

4. Pandangan Alkitab Mengenai Yesus

a. Yesus Adalah Allah Sejati


“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."
(Yohanes 1:1)

b. Ia Memiliki Sifat-sifat yang Hanya dimiliki oleh Allah


– Kekekalan. Ia mengaku sudah ada sejak kekal (Yoh. 8:58; 17:5).
– Mahahadir. Ia mengaku hadir di mana-mana (Mat. 18:20; 28:20).
– Mahatahu. Ia memperlihatkan pengetahuan tentang hal-hal yang hanya dapat diketahui
jika Ia mahatahu (Mat. 16:21; Luk. 6:8; 11:7; Yoh. 4:29).
– Mahakuasa. Ia memperagakan dan menyatakan kekuasaan satu Pribadi yang Mahakuasa
(Mat. 28:20; Mrk. 5:11-15; Yoh. 11:38-44

c. Ia Melakukan Hal-hal yang Hanya Dapat Dilakukan oleh Allah


– Pengampunan. Ia mengampuni dosa selama-lamanya. Manusia mungkin dapat
melakukannya untuk sementara, namun Kristus memberikan pengampunan kekal (Mrk.2:1-12).
– Kehidupan. Ia memberikan kehidupan rohani kepada barang siapa yang dihendaki-Nya
(Yoh.5:21).
– Kebangkitan. Ia akan membangkitkan orang mati (Yoh. 11:43).
– Penghakiman. Ia akan menghakimi semua orang (Yoh. 5:22, 27). Lagi-lagi, semua
contoh di atas adalah hal-hal yang Ia lakukan atau pengakuan yang diucapkan-Nya sendiri,
bukan orang lain.

d. Ia diberi Nama-nama dan Gelar-gelar Keallahan

– Anak Allah. Tuhan kita mempergunakan gelar bagi diri-Nya (meskipun hanya kadang-
kadang, Yoh. 10:36), dan Ia mengakui kebenarannya ketika dipergunakan oleh orang lain untuk
menunjuk kepada-Nya (Mat. 26:63- 64). Apakah artinya? Meskipun frase "anak dari" dapat
berarti "keturunan dari", hal ini juga mengandung arti "dari kaum." Jadi, dalam Perjanjian Lama
"anak- anak para nabi" berarti dari kaum nabi (1 Raj.20:35), dan "anak- anak penyanyi" berarti
kaum penyanyi (Neh. 12:28). Petunjuk "Anak Allah" apabila dipergunakan untuk Tuhan kita,
berarti dari kaum Allah dan merupakan suatu klaim yang kuat dan jelas untuk Keallahan yang
penuh." Dalam penggunaan di antara orang Yahudi, perkataan "Anak (dari)..." umumnya tidak
berarti suatu pembawahan, tetapi lebih kepada persamaan dan jati diri hakikat

e. Ia Mengaku sebagai Allah.


Mungkin peristiwa yang paling kuat dan jelas tentang pengakuan ini, terjadi pada waktu hari raya
penahbisan Bait Allah di Yerusalem, ketika Ia berkata, "Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh. 10:30). Kata
"satu" di sini bukan berarti Ia dan Bapa merupakan satu Pribadi melainkan bahwa mereka merupakan
kesatuan dalam sifat dan kegiatannya, suatu fakta yang benar, hanya jika Ia sama Keallahan-Nya
dengan Bapa. Orang-orang yang mendengar pengakuan ini memahaminya demikian karena itu
mereka segera berupaya merajam-Nya dengan alasan penghujatan karena Ia menyatakan diri-Nya
sebagai Allah (Ay. 33).
Bagaimana seseorang dapat mengatakan bahwa Yesus dari Nazaret sendiri tak pernah mengaku
sebagai Allah? Dan bahwa pengikut-Nyalah yang menyatakan demi Dia? Kebanyakan dari kutipan
diatas berasal dari kata-kata Kristus Sendiri. Karena itu, kita haruslah menghadapi satu-satunya
pilihan: apakah yang diakui-Nya itu memang benar ataukah Ia seorang pembohong. Dan apa yang
diakui-Nya itu merupakan Keallahan yang penuh dan sempurna - tak ada yang kurang atau
dikurangkan semasa hidup-Nya di bumi.

5. Yesus Adalah manusia Sejati


Kata Inkarnasi tidak ada didalam Alkitab, namun komponen kata tersebut (“dalam” dan “daging”) ada
disitu asal katanya in carne (en sarki). I Yoh. 4:2; II Yoh 7; Rom 8:3; I Tim 3:16 I Pet 4:1; 3:18; Efe.
2:15; Yoh 1:14. Pribadi ke-dua dari Tritunggal mengambil bentuk manusia . Anak Allah menjelma,
menghampakan dari menjadi daging. Meskipun doktrin keilahian Yesus Kristus penting sekali dalam
study Kristologi, doktrin kemanusiaan Kristus juga sangat penting. Mereka yang menolak kemanusiaan
sejati Yesus kristus seperti halnya golongan “Christian Science” modern sama dengan menolak
seluruh keyakinan dasar kekristenan, sama dengan mereka yang menolak keilahian Yesus Kristus.
Pentingnya azas kemanusiaan Yesus Kristus karena padanya tergantung: “realitas kematianNya
disalib; pernyataan bahwa Ialah Mesias Israel; kenyataan bahwa Kristus akan duduk ditahta Daud; dan
jabatan Yesus sebagai Imam dan Nabi.Kenyataan kemanusiaan terlihat dari kebenaran-kebenaran
bahwa:Ia memiliki tubuh jasmani : lahir dari seorang perempuan, bertumbuh menjadi besar menurut
hukum alamiah, ia dilihat dan ada hidup dizaman manusia.

6. Karya Yesus Kristus


Bagian ini terutama akan dibahas tentang karya keselamatan Kristus. Pembahasan ini dapat dilihat
dari beberapa segi, yaitu antara lain: dari segi namaNya, jabatanNya, dan lain-lain. Namun dalam
bagian ini, akan terfokus pada karya Kristus dari segi korban, pendamaian dan penebusan, karya
keselamatan Kristus tidak dapat dipisahkan dari ketaatan Kristus sampai mati di atas kayu salib. Oleh
karena berdasarkan ke-taatan Kristus, manusia dimungkinkan untuk mengerti karya Kristus.

Dengan dasar ketaatan Kristus, maka kita mengerti karyaNya (Atonement), sebagai berikut :
• Kurban.
• Perdamaian.
• Pemulihan.
• Penebusan.
Pembahasan tentang karya Kristus, sehubungan dengan karya keselamatan Kristus, adalah menurut
urutan di atas.

Kurban (Sacrifice)
Kematian Kristus bukanlah kematian yang biasa yang dialami oleh manusia pada umumnya. Sebab
kematian Kristus adalah suatu korban. Istilah ini (Korban) bukan berarti “mangsa” dan bukan dalam
arti “merelakan”, tetapi korban Kristus melalui kematianNya di atas kayu salib dihubungkan dengan
penebusan dosa Istilah “peri kematian” (karena dosa) dalam Roma 8:3, merupakan istilah yang
dipakai untuk “korban dosa”.

Pendamaian
Melalui Yesus Kristus, Allah telah mendamaikan manusia berdosa dengan diriNya sendiri. “Sebab
jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian anakNya lebih-lebih kita, kita
yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya” (Roma 5:10).
Dosa adalah penyebab permusuhan antara Allah dan manusia, karena itu dosa harus diselesaikan
untuk mengakhiri permusuhan tersebut. Jalan satu-satunya adalah melalui kematian Kristus. Hal ini telah
dikerjakan oleh Yesus sendiri di atas kayu salib. Kata ”mendamaikan” mengandung arti, bahwa karena
kematian Kristus ada suasana baru, yang menjiwai hubungan antara Tuhan Allah dan manusia. Hubungan
itu bukan berwujud permusuhan lagi, melainkan berwujud suasana “damai”. Dengan menjadi pendamai,
Yesus Kristus telah mengorbankan diriNya di atas kayu salib. Di kayu salib permusuhan atau perseteruan
antara Allah dan manusia diselesaikan, keterpisahan telah lenyap. Tindakan pendamaian semata-mata
adalah inisiatif Allah, manusia dapat mengalaminya, jika ia menerima Injil keselamatan dan bersedia
memberi diri untuk didamaikan dengan Allah secara pribadi.

Pemulihan (Reconciliation)
Terdapat dua kata Yunani yang dipergunakan untuk menjelaskan pendamaian Kristus, yaitu
Katallogi (pendamaian) dan Hilasmos (korban pendamaian). Ungkapan Katallogi mengandung arti
memperbaiki yang rusak, sedangkan Hilasmos mengandung gagasan tentang alat untuk memperbaiki yang
rusak. Sehu-bungan dengan ini, maka darah Kristus yang tertumpah di kayu salib merupakan alat untuk
memperbaiki yang rusak. Manusia dipersatukan kembali dengan Allah. Dengan demikian, hubungan yang
rusak kembali dipulihkan dan terciptanya kembali hubungan yang harmonis. Oleh karena manusia tidak
dapat menebus dirinya sendiri, maka Yesus Kristus bertindak sebagai refrensentatif Allah terhadap manusia
dan manusia di hadapan Allah Yesus Kristus telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan menggantikan
semua orang (1 Tim 2:6).
Telah Ia lakukan di atas kayu salib, sebagai karya penebusanNya Karya penebusanNya sempurna, semua
orang memiliki pengampunan dosa, hidup menjadi orang merdeka (Kol 1:14; Rm 3:24; Ef 1:7; 1 Kor 6:20,
7:23; Gal 3:13, 4:5).

Penebusan (Redemption)
Status sebagai manusia berdosa, mengakibatkan manusia mau tidak mau mengalami kematian
yang kekal. Dalam keadaan seperti ini, manusia tidak dapat melepaskan dan menebus dirinya sendiri dari
dosa, oleh karena status manusia berdosa dan dikuasai dosa menjadi budak dosa. Dengan demikian,
manusia membutuhkan penebusan. Terdapat banyak ungkapan dari Rasul Paulus tentang penebusan,
antara lain: “dibeli dengan pembayaran lunas” (1 Kor 6:20; 7:23), ditebus dari “Kutuk Hukum Taurat” (Gal
3:13;4:5), dibebaskan dari segala kejahatan (Tit 2:14).

Yesus Adalah Satu-Satunya Juruselamat


Seringkali di ajukan pertanyaan: "Bagaimana orang dari agama lain seperti Islam, Hindu dsb?
Akankah mereka di selamatkan?" Jawaban menurut Alkitab ialah, "Tidak. Yesus, Anak Allah, adalah satu-
satu-Nya yang dapat menyelamatkan."Misalnya ada seseorang yang ingin pergi dari satu kota ke kota lain.
Hanya ada satu jalan agar tiba di sana. Orang itu menjadi bingung ketika dia mulai mempersiapkan
perjalanannya. Dalam kebingungannya, dia memilih jalan yang salah. Dia dengan tulus percaya bahwa dia
berjalan di jalan yang benar. Walaupun dia tulus, dia tidak akan pernah tiba di tempat yang ingin dituju.
Banyak orang seperti itu-mereka bersungguh-sungguh tulus tapi mereka keliru. Dalam Ams 14:12 kita
membaca, "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." Yesus membuat hal itu
menjadi sangat jelas yaitu bahwa tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada Allah, kecuali melalui-
Nya. Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku Yoh 14:6.Dalam Kis 4:12 Anda akan membaca, "Dan keselamatan
tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain
yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Ayat Alkitab di atas mengajarkan
bahwa jika seseorang percaya di jalan yang lain dari Yesus Kristus untuk keselamatan, orang itu salah jalan.

Yesus Menyelamatkan Kita Dari Dosa


Hal berikut yang Anda harus mengerti tentang Yesus sebagai Juruselamat ialah Yesus
menyelamatkan manusia dari dosa. Beberapa orang percaya bahwa jika mereka menjadi seorang Kristen,
mereka diselamatkan dari semua penyakit dan kesusahan/kesulitan. Sehingga ketika mereka sakit atau
mengalami kesulitan, mereka merasa bahwa Yesus telah gagal melakukan hal-hal yang seharusnya Dia
lakukan untuk mereka. Ini karena mereka tidak mengerti maksud Yesus sebagai Juruselamat. Bila kita
membaca dalam Alkitab tentang kehidupan murid-murid Yesus, kita mengamati bahwa mereka juga
menderita berbagai kesulitan. Beberapa orang dipukuli. Beberapa orang yang lain dipenjarakan. Bahkan
beberapa orang dibunuh. Kesulitan-kesulitan mereka alami karena mereka menjadi pengikut Yesus. Jadi
bukan karena kejahatan mereka. Mereka tidak mengeluh. Mereka menyadari bahwa Yesus telah
menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka dan mereka telah mempunyai tempat tinggal yang kekal di
sorga bersama Dia. Sekarang pikirkan tentang dosa ini.

a) Apakah yang anda ketahui mengenai Allah ?


b) Apakah konsep-konsep kontemporer yang salah mengenai Allah
c) Sebutkanlah nama-nama ALlah dalam Perjanjian ALama dan artinya
d) Sebutkan 3 jabatan Kristus dan pengertiannya
e) Sebutkan dan jelaskan pandangan-pandangan mengenai Kristologi dan penjelasannya
f) Mengapa Yesus disebut sebagai Allah yang sejati ?
g) Apakah karya Kristus sehubungan dengan karya keselamatan ?

Memahami Yesus sebagai Tuhan memerlukan pencerahan dari Tuhan. Seseorang tidak akan
dapat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan jika Tuhan tidak memberikan pengertian. Kesulitan yang
dihadapi manusia yang telah berdosa,terbatasdalam hal kemampuan membuat manusia tidak dapat
menerima Ketuhanan Kristus dan karyaNya. Karya Kristus yang telah diyatakan dikayu salib,sangat
bertentangan dengan nalar dan rasio manusia. Kristus pernah ada dalam sejarah manusia,Dia mati, bangkit
dan naik ke sorga untuk mengadakan pendamaian karena manusia yang sudah jatuh dalam keberdosaan
oelh karena satu orang yaitu Adam, sehingga manusia yang percaya kepada Tuhan Yesus mengalami
pengorbanan yang sempurna.
* KAJIAN KETUHANAN*

Salah satu Pribadi dalam Kejamakan Allah adalah pribadi Roh Kudus. Roh Kudus adalah janji
Allah kepada manusia yang berdosa dalam Perjanjian Lama. Untuk menggenapi rencana Allah ini, Allah
memilih Abraham dan keturunan Abraham dalam hal ini bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan.
Puncak dari janji Allah ini adalah melalui pengorbanan Yesus, sehingga setiap orang yang menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi di anugerahkan Roh Kudus dari ALlah sehingga orang yang
percaya disebut sebagai anak-anak Allah

Menjelaskan Pribadi Roh Kudus dan KaryaNya

a) Mahasiswa mampu menguraikan pribadi Roh Kudus (SIfat dan Gelar Roh Kudus)
b) Mahasiswa mampu menguraikan pekerjaan keilahian Roh Kudus
c) Mahasiwa menjalani kehidupan sehari-hari sesuai pimpinan Roh Kudus
d) Mahasiswa dapat menghasilkan tindakan-tindakan sesuai buah-buah Roh

I. Roh Kudus

Alkitab memberikan kesaksian tentang penyataan Allah dalam karya-Nya melalui Roh Kudus
sebagai pribadi yang senantiasa hadir dalam medan sejarah manusia. Kehadiran Roh Kudus dinyatakan
melalui simbol-simbol atau kekuatan yang luar biasa dalam diri seseorang, karena Roh Kudus tidak dapat
dilihat. Tidak dapat dilihat bukan berarti tidak ada. Alkitab menegaskan bahwa Roh Kudus ada dan tetap
berkarya dalam dunia. Melalui percakapan Yesus dengan Nikodemus, Yesus menunjuk kepada angin
dengan maksud memperlihatkan sifat pekerjaan Roh Kudus. Artinya angin dapat dirasakan hembusannya
dan dapat dilihat melalui gerakan benda yang diterpanya. Sama halnya dengan Roh Kudus yang dapat
dirasakan dan dilihat manifestasi-Nya, meskipun Ia sendiri tidak dapat dilihat secara fisik karena berupa
Roh.

Roh Kudus memiliki kesetaraan dengan Allah Bapa sebagaimana Yesus Kristus setara dengan Bapa
didalam ke-Tritunggalan. Secara dokmatis penyebutan dalam urutan ketiga untuk Roh Kudus setelah Allah
Bapa dan Allah Anak tidak memiliki arti apa-apa. Yesus menegaskan kesetaraan Roh Kudus dengan Bapa
melalui pernyataan “Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa” (Yohanes 15:26), seperti Yesus menyatakan
“Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9)

II. Roh Kudus Sebagai Pribadi

Allah hadir dalam dunia ciptaan-Nya tidak saja karena sifat Allah yang mahahadir, melainkan Allah
sendiri menghendaki untuk hadir secara khusus di tengah kehidupan orang percaya. Kehadiran yang
dibutuhkan sehubungan manusia memerlukan pertolongan untuk mencapai kualitas kehidupan yang sesuai
standart Allah. Manusia sendiri memiliki kesadaran dan keinginan untuk hidup benar (Roma 7:18-20), tetapi
tidak ada kemampuan untuk mewujudkannya. Hal tersebut dikarenakan manusia dikandung, dilahirkan dan
dibesarkan dalam dosa, serta dikondisikan dalam pola hidup jauh dari kebenaran. Untuk itu Allah hadir
melalui pribadi Roh Kudus yang akan mengadakan perjumpaan dengan manusia secara pribadi.

Roh Kudus sebagai pribadi nampak dalam tindakan dan karya-Nya, merupakan cara Allah
menunjukkan keberadaan-Nya sebagai Oknum ketiga dari Allah Yang esa. Pribadi Roh Kudus disebut
sebagai oknum ketiga tunggal pada saat melaksanakan karya-Nya yang diperhadapkan dengan Allah Bapa.
Henry Clarence Thiesen menegaskan bahwa:

“Kita mengetahui juga bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi. Kata ganti yang menunjuk kepada pribadi
dipakai untuk Roh Kudus, nama-nama yang diberikan kepadaNya adalah nama yang menunjuk
kepribadian, serta sifat-sifat kepribadian ada pada Roh Kudus. Ia melakukan tindakan-tindakan yang
menunjukkan kepribadianNya. Ia berhubungan secara pribadi dengan kedua Oknum lain dalam
Tritunggal, dan Ia dapat diperlakukan sebagai satu pribadi.”

Dalam Yohanes 14:26 dan 16:13,14 Yesus memakai kata orang demontratif “Dia” dalam bentuk
maskulin untuk Roh Kudus. Kesetaraan antara Yesus dan Roh Kudus hanya bermakna kalau Roh Kudus
dianggap memiliki sifat dari suatu kepribadian. Oleh karena Roh Kudus merupakan Pribadi, maka Alkitab
mencatat bahwa Ia memiliki :

1. Perasaan

Alkitab tidak hanya menyatakan eksistensi Roh Kudus yang berkarya di dalam kehidupan orang
percaya, melainkan mengajarkan juga agar setiap orang percaya menghargai Roh Kudus. Roh Kudus
sebagai pribadi memiliki perasaan yang patut dihargai oleh siapapun yang meyakini keberadaan-Nya.
Sebab orang dapat menentang suatu kuasa, tetapi hanya dapat mendukakan suatu kepribadian. Karena
Roh Kudus sebagai pribadi memiliki perasaan, terbukti Ia dapat:
- Merasa berduka ( Yesaya 63:10; Efesus 4:30 )
- Merasakan penghujatan ( Matius 12:31, 32 )
- Merasa didustai ( Kisah Para Rasul 5:3 )
- Merasa terhina ( Ibrani 10:29 )
- Memiliki kehendak ( I Korintus 12:11 )
- Memiliki keinginan ( Galatia 5:17 )
- Memberikan dorongan ( II Petrus 1:21 )

Orang yang mempercayai Roh Kudus sebagai pribadi yang memiliki perasaan akan merasa
bertanggung jawab untuk hidup dengan menghargai kehendak Roh Kudus. Dengan cara demikian orang
Kristen tidak saja meyakini keberadaan Allah secara dokmatis, secara aplikatif ia juga dapat
merefleksikan apa yang dipercayai sehingga dapat menampilkan hidup sebagai persembahan yang
kudus dan sebagai kediaman Roh Kudus (Roma 12:1,2; 1 Korintus 3:16).

2. Intelek
Tokoh-tokoh dalam Alkitab jika berhadapan dengan Roh Kudus mereka menyikapi-Nya sebagai
Pribadi yang berinisiatif dan mampu menginterfensi. Roh Kudus memiliki kecerdasan untuk menyelidiki
dan memahami hal-hal yang tersembunyi, baik tentang Allah dan juga tentang hati manusia. Roh
Kudus sebagai pribadi yang memiliki intelektualitas dapat terlihat dalam kemampuan-Nya
mengkoordinasi- kan pelaksanaan misi pekabaran Injil melalui pengaturan yang tertib dan terarah.
Kemampuan mengkoordinasi tersebut juga terlihat dari sifat dan kemampuan Roh Kudus yang :
- Memiliki tujuan (Kisah Para Rasul 13:2)
- Mengatur strategi (Kisah Para Rasul 16:6, 7)
- Memberi mandat (Kisah Para Rasul 13:4)
- Menentukan arah (Kisah Para Rasul 16:6)
- Memiliki pengetahuan ( Roma 8:26, 27 )
- Mampu menyelidiki ( I Korintus 2:10,11 )

Roh Kudus masih memiliki kepentingan terhadap pekerjaan misi melebarkan Kerajaan Allah di
bumi melalui gereja-Nya. Dalam hal ini Roh Kudus tetap memegang kendali dan mengontrol setiap
bentuk pelayanan. Hanya saja apakah setiap orang yang bergerak didalam pelayanan menyerahkan
koordinasi dan mengandalkan hikmat kepada Roh Kudus.

3. Memiliki kehendak

Roh Kudus memiliki kehendak atau kemauan untuk meraih tujuan tertentu. Ia berkarya dalam
kepentingan skala yang lebih besar dalam pembangunan tubuh Kristus. Walaupun Roh Kudus dapat
menyatakan kehendak terhadap setiap orang, dan kehendak-Nya agar direspon dalam ketaatan dan
rasa hormat. Roh Kudus memiliki kehendak dapat dilihat dalam hal seperti berikut :
- Karunia dibagikan sesuai yang dikehendaki Roh Kudus (2 Korintus 12:11)
- Berkehendak dan menentukan orang yang akan menjadi alat untuk melaksanakan misi Allah
(Kisah Para Rasul 13:2)
- Memiliki kehendak dalam mengarahkan perjalanan pekabaran Injil (Kisah Para Rasul 16:6,7).

Tantangan terberat dalam beriman kepada Allah adalah menyelaraskan hidup dalam kehendak
Roh Kudus. Karena kecenderungannya justru Roh Kudus hanya diperalat untuk memenuhi
kepentingannya sendiri.

4. Kreatif berkarya
Sebagai salah satu Oknum Tritunggal, Roh Kudus berkarya dengan maksud serta tujuan yang sama
dengan Allah Bapa dan Yesus Kristus. Ia berkarya dan memakai orang-orang yang bersedia menanggapi
panggilan-Nya untuk menyatakan kehendak Allah bagi dunia melalui gereja. Alkitab mencatat karya yang
dilakukan Roh Kudus diantaranya :
- Menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1-3; Ayub 33:4; Yesaya 40:12, 13)
- Mengajarkan kebenaran (Yohanes 14:26)
- Menyaksikan tentang Yesus (Yohanes 15:26)
- Menginsafkan dunia (Yohanes 16:8)
- Memberikan perintah (Kisah Para Rasul 13:4)
- Mengatur Strategi (Kisah Para Rasul 16:6, 7)
- Menaikkan safaat (Roma 8:26)
- Menyucikan (Roma 15:16)
- Memiliki kasih (Roma 15:30)
- Mengilhami (II Timotius 3:16; II Petrus 1:21, II Samuel 23:2)
Roh Kudus berkarya tidak pada ruangan hampa, Ia adalah Roh yang berkarya memakai manusia
untuk manusia. Sebagaimana Yesus menyatakan “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun
bekerja juga” (Yohanes 5:17), oleh sebab itu sebaiknya orang Kristen pun berkata “Roh Kudus bekerja
sampai sekarang, maka akupun bekerja juga”. Pernyataan tersebut sebagai tanggapan terhadap Roh
Kudus yang diyakini masih berkarya di dalam gereja-Nya.

III. Keilahian Roh Kudus.

Roh Kudus memiliki hakekat dan derajat yang sama dengan Allah Bapa dan Allah Anak, karena
ketiga-Nya adalah esa. Saat Tuhan Yesus memberikan perintah membaptis, Ia mengatakan
“Baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.” (Matius 28:19). Urutan penyebutan
tersebut tidak membedakan tingkat ketiga-Nya, sebab dalam 2 Korintus 13:13 Rasul Paulus menyebut
terlebih dahulu Yesus Kristus, barulah Bapa dan Roh Kudus. Ke-Allahan Roh Kudus terlihat pada saat
bersama dengan Allah Bapa berkarya didalam kemaha- kuasaan-Nya, dan sifat-sifat serta keilahian-Nya
mengidentifikasikan Roh Kudus adalah Allah. Roh Kudus memiliki sifat Allah dan melakukan apa yang
dilakukan Allah, Ia juga menerima kehormatan dan kemuliaan yang diperuntukkan bagi Allah. Keilahian
Roh Kudus dikatakan oleh Gisbert Greshake seperti berikut: “Singkatnya: Tidak pernah terjadi bahwa
hanya satu dari pribadi Ilahi (dari Trinitas) itu berkarya. Di dalam relasi cinta timbal balik, mereka secara
radikal bersatu, sepenuhnya saling meresapi satu sama lain.”

Keesaan dari ke-Tritunggalan yang memungkinkan sifat yang dimiliki Allah Bapa juga dimiliki
oleh Roh Kudus. Doktrin Kristen mempertahankan hakekat keilahian Yesus Kristus maupun Roh Kudus
tanpa mendalilkan adanya tiga Allah.

1. Memiliki sifat Allah

Sifat keilahian Roh Kudus membuktikan keilahian-Nya yang tidak terpisah dengan Allah Bapa dan
Allah Anak. Bersama Allah Bapa dan Allah Anak menyelesaikan pekerjaan penyelamatan didasarkan
kepada sifat yang sama yaitu cinta-kasih. Sifat keilahian Roh Kudus diantaranya adalah:
- Maha Kuasa ( Kejadian 1:1-3; Ayub 33:4; Mazmur 104:30 )
- Maha Suci ( Roma 1:4; 15:16; 1 Tesalonika 4:8; 2 Tesalonika 2:13 )
- Maha Hadir ( Mazmur 139:7-10 )
- Maha Tahu ( Yohanes 14:26; 16:13; 1 Korintus 2:10 )
- Maha Kekal ( Ibrani 9:14 )
- Dst.

2. Memiliki gelar yang dimiliki Allah

Gelar yang melekat pada pribadi Roh Kudus merupakan gelar yang dimiliki Allah, hal tersebut
menunjuk pada keesaan. Jika pemahaman berangkat dari pernyataan bahwa Roh “keluar, datang dan
diutus dari Bapa” (Yohanes 15:26; 16:2; 14:26), maka akan dapat dimengerti kalau Roh Kudus memiliki
gelar yang membuktikan sebagai Allah. Adapun gelar-gelar tersebut diantaranya :

- Roh Allah (Yesaya 11:2; 61:1; I Korintus 3:16; 2 Korintus 3:3)


- Roh Kristus (Kisah Para Rasul 16:7; Roma 8:9; Galatia 4:6; Filipi 1:19)
- Roh Kebenaran (Yohanes 14:17; 15:26; 16:13)
- Roh Penghibur (Yohanes 14:26; 15:26; 16:7)
- Roh Kemuliaan (1 Petrus 4:14)
- Roh Hikmat (Yesaya 11:2)
- Roh Yang Kekal (Ibrani 9:14)
- Roh Kasih Karunia (Ibrani 10:29)
- Roh Kekudusan (Roma 1:4)
-
3. Pekerjaan Keilahian Roh Kudus

Semua pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus juga merupakan pekerjaan yang dilakukan Allah,
dengan kedaulatan-Nya menyatakan diri dalam kehidupan dunia materi. Roh Kudus adalah Allah yang
hadir di tengah-tengah umat-Nya. Ia melanjutkan, menyelesaikan dan menyempurnakan pekerjaan Allah
Bapa dan Allah Anak. Roh Kudus selaku Allah melakukan pekerjaan-pekerjaan keilahian diantaranya:
- Menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1-3; Ayub 33:4; Mazmur 104:30
- Memberikan kehidupan (Roma 8:11)
- Mengadakan pembaruan hidup (Titus 3:5)
- Mengilhamkan nubuatan (Lukas 4:18; 2 Petrus 1:21)
- Datang dari sorga (1 Petrus 1:12)

Melalui bukti-bukti di atas tidak diragukan lagi bahwa Roh Kudus sebagai Pribadi bersama Allah
Bapa turut menciptakan segala sesuatu. Ia senantiasa hadir berperan aktif di tengah-tengah kehidupan
manusia, karena hakekat-Nya yang Maha kasih dan Maha hadir. Iman Kristen yang konsisten terhadap
doktrin Trinitas akan menghormati, menghargai, mencintai, mentaati dan menyembah kepada Roh
Kudus sebagaimana terhadap Yesus Kristus dan Allah Bapa. Memperlakukan ketiga-Nya secara sama
dalam keyakinan ketiga-Nya adalah esa. Sahadat yang dicetuskan dalam Konseli di Nikea tahun 325
perumusannya dengan tegas mengajarkan tentang Allah Tritunggal, Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus,
yang bersama disembah dan dimuliakan. Artinya secara dogmatis menyembah Roh Kudus sama halnya
menyembah Allah Bapa, sebab Roh Kudus berada dalam Bapa (Yohanes 15:26). Berdoa kepada Roh
Kudus berarti berdoa kepada Yesus Kristus, dimana Roh Kudus juga disebut Roh Kristus (Kisah Para
Rasul 16:6,7). Dan memuliakan Yesus Kristus sama dengan memuliakan Allah Bapa, sebab Yesus
Kristus adalah firman Allah Bapa (Yohanes 1:1).

IV. PerananRohKudusDiDalamProsesKeselamatan

Menurutkalimat dariPengakuanImanWestminster,RohKudusadalah "satu-


satunyaPelakuefisien dalam penerapanpenebusan." PaulusmengajarkanbahwaAllahmenyelamatkan
kita, bukankarenaperbuatanbaikyangtelah kita lakukan,melainkan melalui
pembaharuanyangdikerjakanolehRohKudus(Tit. 3:5);Paulusmeyakinkanjemaat Galatia bahwakita
hidupolehRoh (maksudnyabukanhanyasecara fisik,tetapi
khususnyakehidupanrohani,Gal.5:25).Yesussendirimemberitahuparamuridbahwa
Rohmemberihidupyangkekal(Yoh.6:63).SebagaiPribadiyangmenerapkanpenebusankedalam hati
danhidupkita, RohKudushidupdanberdiambersamakita dandidalam kita
(Yoh.14:17;Rom.8:9;1Kor.3:16;2Tim.1:14).

Peranutama RohKudusdalam proseskeselamatan kita adalah menyatukankita


denganKristus.Paulusmengungkapkanpemikiran ini dengancara yangpalingjelas dalam
1Korintus12:13,"Sebabdalam [dengan]satuRohkita semuatelah dibaptismenjadi satu tubuhdankita
semuadiberiminumdarisatuRoh"-danjelas darikontekssebelumnyabahwatubuhyangsatuini adalah
Kristus. Dengankata lain, Paulus"merujukseluruhkehidupanbaruini, baikdalam hal
sumbernyamaupunrealisasinya serta pengkomunikasiannya,kepadaRohKudus,yaitu
merupakanpekerjaan,kuasadankarunia-Nya."

RohKudus-lah yangmenyatukankita denganKristus.RohKudus disebut RohAllah(2


Kor.3:17),RohKristus(Rom.8:9;1Pet.1:11),RohYesusKristus(Flp.1:19),atau RohAnak-Nya(Gal.4:6).
Ketika seseorangmengambilbagiandidalam Kristus,makadia jugamengambilbagiandidalam
RohKudus.Paulus mengilustrasikanpoinini secara dramatis dalam suratnyakepadajemaat Roma.Dalam
Roma8:9dia mendeskripsikanorang-orang percayasebagaimerekayangtidak hidupdidalam
daging(ensarki)tetapi dalam Roh(enpneumati).KemudianPaulusmenyebut
RohKudussebagaiRohAllahdanRohKristus.Tetapi diayat 10dia mendeskripsikanorang-
orangpercayasebagaimerekayang didalamnyaKristusberada(berdiam).Makaberadadidalam
Kristusdandidalam Rohbukanlahduahal yangberlainan, melainkan hal yangsama.

Karenaitu, kita tidak terkejut saat mendapati semuaunsurdasardidalam proseskeselamatan


diperhitungkankepadaRohKudus sebagaiPenciptanya.Regenerasiatau
kelahiranbarudikatakansebagaikaryaRoh:"Akuberkatakepadamu,"kata Yesuskepada
Nikodemus,"sesungguhnyajika seorangtidak dilahirkandariair danRoh,ia tidak dapatmasukkedalam
KerajaanAllah"(Yoh. 3:5).PernyataanPaulusdalam Titus 3:5bahwaAllahmenyelamatkan kita
"olehpermandiankelahirankembali danoleh
pembaharuanyangdikerjakanolehRohKudus"jugamemperhitungkanregenerasiatau
kelahiranbarusebagaipekerjaanRoh.

Bagaimana dengankonversi?Konversi,atau
berbalikkepadaAllah,umumnyadipahamimencakupduaaspek:pertobatandan iman.Keduaaspekini
dideskripsikanolehAlkitabsebagaikaruniaRohKudus.Dalam Kisah11:5,ketika mendeskripsikan
konversiKornelius,seorangnonYahudi,kepadaorang-
orangpercayadiYerusalem,Petrusmengatakan,"danketika akumulai berbicara,turunlahRohKuduskeatas
mereka[Korneliusdanseisi rumahnya],sama seperti dahulukeatas kita."Tanggapan jemaat
diYerusalem(yangterdiri dariorang-orangKristenberbangsaYahudi)diungkapkandalam ayat
18:"Ketikamereka mendengarhal itu...[mereka]memuliakan Allah,katanya: "Jadikepadabangsa-
bangsalain jugaAllahmengaruniakanpertobatan
[metanoia]yangmemimpinkepadahidup."AllahmemberikanpertobatankepadabangsanonYahudi,yaitu
melalui Rohyang datangkeatas diri mereka.

ImanjugamerupakankaruniaRoh.Dalam 1Korintus2,Paulusmenunjukkanbahwahanyamelalui
Roh-Nya,Allahmenyatakan hikmat-Nyakepadakita (ay.9),sehinggakita dapatmemahami apa yangtelah
dikaruniakanAllahkepadakita secara limpah (ay. 12)-yaitu kebenaranmengenaiKristusyangtidak
dipahamiolehpenguasaduniaini ketika merekamenyalibkanTuhanyang mulia (ay.8).Poinyangsama
jugadiungkapkandenganbegitujelas dalam 1Korintus12:3,"Tidakada seorangpun,yangdapat
mengaku:"Yesusadalah Tuhan"[kata-kata yanghanyadapatdiucapkanolehorangpercaya,selain
olehRohKudus."

Rohjugamemberikankepadakita jaminan keselamatan, yangmerupakansalah


satutandapalingpentingdariiman yangsehat. Dalam Roma8:16Paulusmemberitahukankepadakita, "Rohitu
bersaksibersama-samadenganrohkita, bahwakita adalah anak-anakAllah."Karenabentuktensesdarikata
yangditerjemahkandengan"bersaksi"(symmartyrei)ini dalam bentukpresent,
yangmengimplikasikantindakanyangterus-menerus,makakita dapatmenyimpulkanbahwakesaksianRohini
bukankejadian yangterjadi sewaktu-waktuatau sekali untukselamanya,melainkan kejadian
yangterusberlanjutdisepanjanghiduporang percaya.

ApakahPerjanjian
Barumengindikasikanpembenaran,yangumumnyadipahamisebagaikaryaAllahBapa,dihubungkandengan
RohKudus?Ya,bahkanlebih darisekali. Karenakita dibenarkanolehiman,danfakta bahwaiman
merupakankaruniaRoh, sebagaimanaditunjukkandiatas, makasecara jelas berkatini
dikaitkandenganPribadiketiga dariAllahTritunggal.Tidakada ayat Perjanjian
Baruyangmengaitkanpembenaransecara langsungdenganRohKuduslebih jelas
daripada1Korintus6:11,dimana Paulusmemberitahupembacanya,"Tetapi kamutelah
memberidirimudisucikan,kamutelah dikuduskan,kamutelah dibenarkan dalam
namaTuhanYesusKristusdandalam
RohAllahkita."Keduafrasekesimpulan(yangmerujukkepadaKristusdanRoh) diterapkankepadaketiga kata
kerja sebelumnya:"disucikan,""dikuduskan,"dan"dibenarkan."Didalam teksbahasaYunani, masing-
masingfraseini dimulai dengankata en,yangbiasanyaditerjemahkan"dalam"(Ing.=in); makakita
dapatmemahami frasekeduamenjadi "dalamRohAllahkita" (versiASV,NASB,RSVberbunyi"inthe
SpiritofourGod").Maknanyaadalah: "dalamkesatuandengan"atau
"dalamhubungandengan"Roh.Makapembenarankita tidak terpisahkandarikaryaRohKudus.

Salahsatuberkatdaripembenarankita adalah pengadopsiankita menjadi anak-anakAllah.Berkat


ini jugasecara erat dikaitkan denganRohKudus.Kita membaca mengenaihal ini diGalatia 4:4-
6.AllahmengutusAnak-Nya,demikianPaulusmemberitahu kita, sehingga"kita diterima menjadi
anak"(ay.5,NIV:receive the full rightsofsons-menerima haksepenuhnyasebagai anak-anak).Kata
Yunaniyangditerjemahkanmenjadi "haksepenuhnyasebagaianak-anak"adalah huiothesia,suatuistilah
yang dipergunakandalam papirusyangberasal darimasa awal Kekristenanuntukmenyatakantindakanlegal
pengadopsianseseorang sebagaianak.Paulusmeneruskan,"Dankarenakamuadalah anak,makaAllahtelah
menyuruhRohAnak-Nyakedalam hati kita, yangberseru:"yaAbba,yaBapa!"(ay.6)Dengankata lain, adalah
RohKudus,yangtinggal didalam diri kita, yangmemanggil
AllahsebagaiBapa,dengandemikianmeyakinkankita bahwakita bukanlagi budak,melainkan anak-
anakAllah.

Poinyangsama jugadiberikandalam Roma8.Diayat 15,Paulusmengatakan,"Kamutelah


menerima Rohyangmenjadikankamu anak(huiothesia)Allah.OlehRohitu kita
berseru:"yaAbba,yaBapa!"Disinisecara khususditunjukkanbahwakita, orang-orang
percayamemanggilAllahsebagaiBapa,walaupunkita melakukannyaolehatau melalui
RohKudus.Bukanhanyasampai disitu, karenadenganmengikutibimbinganRohKuduskita belajar
untukhidupsebagaianak-anakAllah: "[mereka]yangdipimpinRoh Allah,adalah anakAllah"(ay.14).

Bahwapengudusankita jugadiperhitungkansebagaipekerjaanRohKudustidaklah
mengejutkankita. Sesungguhnya,nama"Roh Kudus"telah
menyatakanbahwaRohdikaitkandengankekudusandanpengudusan.Di2Tesalonika2:13Paulusmengucap
syukur kepadaAllahatas parapembacasuratnya:"Allahdarimulanyatelah memilih kamuuntukdiselamatkan
dalam Rohyang
menguduskankamu."DiRoma15:16PaulusmendeskripsikanpekerjaannyasebagaipelayanKristusbagiban
gsa-bangsa non-Yahudiagar"bangsa-bangsanon-Yahudidapatditerima
olehAllahsebagaipersembahanyangberkenankepada-Nya,yang disucikanolehRohKudus."Tetapi
memperhitungkanpengudusankepadaRohKudustidak hanyadilakukanolehPaulus.Petrus memulai
suratnyayangpertama denganmemanggilpembacanyasebagai"orang-
orangyangdipilih,sesuaidenganrencanaAllah, Bapa kita,
danyangdikuduskanolehRoh"(1:2).Selarasdenganayat-ayat seperti ini,
PengakuanImanWestminstermenyebutRoh Kudussebagai"RohKristusyangmenguduskan."

RohKudusjugasecara tidak terpisahkanterlibat didalam pemeliharaan (preservation)atas diri


kita, atau ketekunan(perseverance) kita didalam
iman.AdaduaungkapanAlkitabyangmenarikperhatiankita: "meterai" dan"jaminan"(pledge).Dalam
Efesus4:30, Rohdikatakansebagaimeterai darikeselamatan final kita,
"JanganlahkamumendukakanRohKudusAllah,yangtelah memeteraikan kamumenjelang
haripenyelamatan."Didalam Perjanjian Baru,sebuahmeterai seringkalimerupakantanda kepemilikan;
dimeteraikan olehRohberarti dipisahkanuntukmenjadi milik Allah.Tetapi dalam ayat ini, "dimeteraikan
olehRoh" jugabermaknabahwaRohakanmenjaga kita agartetap beradadidalam
persekutuandenganAllahsampai hariterakhir keselamatan.
Demikianjugadidalam Efesus1:13-14,Paulusmendorongkita denganmengatakan,"didalam
Dia[Kristus],kamujuga,ketika kamupercaya,dimeteraikan denganRohKudus,yangdijanjikan-Nyaitu.
DanRohKudusitu adalah jaminan bagiankita sampai kita memperolehseluruhnya,yaitu
penebusanyangmenjadikankita milik Allah."Kata yangditerjemahkansebagai"jaminan" adalah
arrabon.Paulusmenegaskan,bahwajika kita memiliki Rohdidalam diri kita, makakita memiliki jaminan
bahwa kemuliaan mendatangyangmerupakanwarisankita didalam Kristussuatuharinanti pasti
akanmenjadi milik kita -tidak ada satu punyangdapatmerebutwarisanitu darikita.

Kata arrabonjugadigunakanuntukRohdiduaayat yanglain. Didalam 2Korintus1:22,kita mempelajari


bahwaAllahtelah "memeteraikan tandamilik-Nyaatas kita danmemberikanRohKudusdidalam hati kita
sebagaijaminan darisemuayangtelah disediakanuntukkita."Dandidalam
2Korintus5:5,Paulusmengajarkankepadakita bahwaAllahsedangmempersiapkansuatu "tempat
kediamandisorgabagikita, suatutempat kediamanyangkekal"(ay.1),"mengaruniakanRohkepadakita
sebagaijaminan segala sesuatuyangtelah disediakanbagikita."Dengankata lain, RohKudusdengancara
yangmisteriustetapi luarbiasa, memampukankita untukbertekundidalam kehidupanini
sebagaiorangKristenhinggaharidimanakita akanmasukkedalam bumi baruyangtelah
disempurnakan,yangtelah diwariskankepadakita

a) Mengapa Roh Kudus disebut sebagai Pribadi ?


b) Apakah yang membuat Roh Kudus memiliki Keilahian ?
c) Bagaimanakah peranan Roh Kudus dalam prosese keselamatan?

Roh Kudus sebagai pribadi dari Allah Tritunggal bersama sama dengan Bapa dan Anak sejak semula
dari kekekalan. Roh Kudus telah melakukan karyaNya dalam proses penciptaan dan keselamatan
manusia melalui Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus manusia tidak dapat megnalami keselamatan, tanpa Roh
Kudus manusia tidak mungkin memahami Allah dan mengambil bagian dalam keilahian Allah. Orang
percaya dikaruniakan Roh Kudus seehingga memungkinkan manusia untik mentaati ALlah dan
menghasilkan buah - buah Roh.
*TAAT HUKUM DAN FUNGSI PROFETIKA AGAMA*

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang tertinggi. Manusia memiliki karakter ganda, yaitu
sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk etis yang
memiliki kesadaran dan kebebasan untuk memilih baik dan buruk. Norma yang diberikan Allah kepada
manusia untuk hal baik dan buruk itu tidak hanya menyangkut hubungan manusia yang harmonis dengan
Allah, tetapi juga hubungan manusia yang harmonis dengan sesamanya, bahkan dengan lingkungan
hidupnya. Lagipula keharmonisan hubungan manusia dengan Allah menjadi nyata lewat hubungan yang
harmonis dengan sesama manusia dan lingkungan hidupnya. Hubungan manusia dengan sesamanya.
Hubungan manusia dengan sesamanya serta lingkungan hidupnya yang dimaksudkan disini mencakup
kerukunan, masyarakat, budaya, politik, hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni, bahkan hal-hal
lain seperti keluarga berencana, aborsi, euthanasia, donor darah, dll. Karena itu substansi kajian moral
dikaitkan dengan substansi kajian lain (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Seni, Kerukunan, Masyarakat,
Politik dan Hukum.)

Pada bagian berikut akan dibahas pengertian etika Kristen berdasarkan istilah “etika” dan kaitannya
dengan “moral”, norma yang mendasari etika itu, khususnya peranan hati nurani di dalamnya, kesadaran
etis dan perilaku bermoral sehubungan dengan perkembangan kepribadian seseorang dalam situasi konflik.
Bahasan ini diperhadap-mukakan dengan tantangan dari era modernisasi dan globalisasi yang bisa memicu
situasi konflik tersebut. Terakhir diperlihatkan hubungan antara iman dengan kesadaran dan perilaku orang
Kristen yang etis.

Mahasiswa memahami tugas panggilan Gereja

a) Mahasiswa dapat menjelaskan Tritugas panggilan Gereja


b) Mahasiswa dapat melakukan tugas Diakonia Gereja
c) Mahasiswa dapat melakukan tugas Koinonia Gereja
d) Mahasiswa dapat melakukan tugas Marturia Gereja
I. Agama
Agama dapat diartikan dengan memperhatikan akar katanya. Dalam bahasa Sansekerta kata
agama berasal dari kata “A“ yang artinya TIDAK dan dari kata “ GAMA “ yang artinya KACAU. Jadi secara
harafiah Agama berarti TIDAK KACAU. Agama adalah suatu cara ( the way of life ) yang membuat manusia
tidak kacau, baik dalam hubungan dengan Tuhan, sesama dan alam semesta. Dalam bahasa Latin, agama
disebut RELIGIO yang berasal dari kata RELIGERE yang berarti mengembalikan ikatan atau mengikatkan
kembali dan memperhatikan dengan seksama.
Kekristenan telah ada di dunia ini sejak 2000 tahun yang lalu dan telah mengambil banyak peran
dalam mempengaruhi peradaban dunia dalam banyak bidang dan pelayanan. Sampai saat ini orang
Kristen harus melakukan fungsi profetiknya sehingga kehidupan manusia menjadi lebih baik dan lebih
beradab.

II. Fungsi profetik Agama Kristen

a. Koinonia
Orang percaya dipanggil dalam persekutuan dengan orang percaya dari segala bangsa tanpa
memandang kelas dan suku. Persekutuan ini dimungkinkan karena orang-orang yang yang
bersekutu percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Persekutuan yang dimaksud
adalah menghidupi kehidupan Kristus dan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari agar
ditengah-tengah kehidupan masyarakat orang percaya dapat menjadi garam dan terang. Dalam
Persekutuan tersebut ada seorang pemimpin rohani yang akan mengajari orang-orang percaya
tentang kebenaran dan Tuhan Yesus, berdoa terkadang ada perjamuan makan (Kis 2:42).
Persektuan tersebut dapat berupa persekutuan kampus, denominasi Gereja, satu komplek dengan
tujuan agar orang percaya lebih saling mengenal dan saling mengasihi. Dengan berkembangnya
kekristenan dibentuklah suatu badan Oikumene Gereja agar persekutuan semakin lebih luas lagi
diantara orang-orang percaya.

b. Dikonia
Tugas Gereja yang berikutnya adalah diakonia yang berhubungan dengan pelayanan. Gereja harus
menjadi garam dan terang, tugas ini meliputi peran Gereja alam masyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pelayanan tersebut berhubungan dengan pelayanan sosial seperti melayani panti
jompo, yatim piatu, berpartisipasi dalam berbangsa dan bernegara sehingga dapat memberi
pengaruh kepada kehidupan bayak orang dan berpartisipasi membangun komunitas masyarakat
yang lebih baik.

c. Marturia
Pelayanan Gereja marturia adalah bersaksi. Dalam hal ini berhubungan dengan mana Amanat
Agung Tuhan Yesus sebelum terangkat ke Sorga (Matius 28:19-20). Tugas orang percaya dalam
Marturia adalah memberitakan tentang Yesus dan perbuatanNya yaitu Allah yang menjadi manusia
sesuai dengan janjiNya untuk menyelamatkan manusia dari kuasa kegelapan dan kuasa dosa.
Dalam hal bersaksi, orang percaya harus menjadi saksi dalam hal perkataan dan tindakan
sehingga tidak menjadi batu sandungan. Dalam hal bersaksi, tidak diperkenankan ada unsur
pemaksaan apalagi pengancaman,karena menjadi orang Kristen adalah anugerah Allah dan
pekerjaan Roh Kudus (Yoh 6:44).
1. Jelaskanlah pengertian dan contoh tugas Gereja dalam hal Diakonia
2. Jelaskanlah pengertian dan contoh tugas Gereja dalam hal Marturia
3. Jelaskanlah pengertian dan contoh tugas Gereja dalam hal Koinonia

Ketika seseorang percaya kepada Kristus, orang tersebut mengalami transformasi hidup melalui
pekerjaan Roh Kudus. Ketika seseorang percaya kepada Kristus, orang tersebut harus menjadi saksi
(perbuatan dan tindakan) dan bersaksi (mengenai karya Kristus dikayu salib) sehingga menjadi garam dan
terang di masyarakat. Salah satu dampak beragama adalah memiliki moral yang mulia yaitu pelayanan
sosial. Pelayanan yang dimaksudkan adalah memberikan dampak positip kepada orang lain agar orang lain
dapat merasakan kasih Allah melalui kehidupan kita. Pelayanan yang kita kerjakan dapat berupa pelayanan
dalam profesi secara khusus 7pelayanan profesi bidan. Agama menolong kita agar memiliki prisnip-prinsip
yang akan diterapkan dalam dunia profesi, tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan tetapi menolong
orang yang membutuhkan.
*Kewajiban Menuntu dan mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Seni*

Apakah yang menjadi pokok persoalan dalam membahas topik ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dalam hubungannya dengan pendidikan agama di Perguruan Tinggi? Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
ketiga istilah ini sangat berkaitan erat dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Manusia
khususnya manusia modern tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama hal ini
berlaku bagi masyarakat Indonesia yang sedang membangun dirinya. Pembangunan selalu berjalan
bersama-sama dengan modernisasi dan globalisasi yang bertumpu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tetapi ilmu pengetahuan dan teknologi, baik secara langsung atau tidak langsung, sering
mendatangkan permasalahan dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi bukan saja dapat merosotkan iman seseorang, tetapi kadangkala membuat agama kurang relevan
dalam kehidupan manusia yang penuh dengan masalah. Dan tidak dapat disangkali bahwa dalam kasus
tertentu ilmu pengetahuan dan teknologi itu bertentangan dengan iman Kristen. Karena itu sebagian orang
beranggapan bahwa sebagai orang beriman kita harus bersikap antipati terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sejumlah apologis Kristen menyatakan bahwa analisis filosofis tak relevan dengan keyakinan
beragama. Sementara itu tidak jarang ilmuwan bersikap sangat negatif terhadap iman yang didasarkan
kepada kebenaran Alkitab.
Tanpa ilmu tidak akan lahir teknologi, tanpa teknologi ilmu sulit berkembang pesat, baik ilmu
maupun teknologi memerlukan sentuhan seni dalam pengembangannya. Secara khusus kita tahu bahwa
ilmu pengetahuan dan teknologi itu bukan saja penting bagi mahasiswa, tetapi Perguruan Tinggi adalah
tempat dimana ilmu pengetahuan dan teknologi itu dipelajari, bahkan dikembangkan. Undang-undang dan
sistem pendidikan nasional telah merumuskan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan iman.
Dengan diperolehnya hubungan yang bermakna itu, mahasiswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi sambil meningkatkan imanya kepada Tuhan.

Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni


a) Mahasiswa dapat menjelaskan IPTEK menurut pandangan Alkitab
b) Mahasiswa dapat membedakan dampak positip dan dampak negatip IPTEK
c) Mahasiswa dapat menerapkan tindakan yang benar penggunaan IPTEK dalam kehidupan sehari-
hari

I. llmu Pengetahuan dan Teknologi


Ilmu pengetahuan tidak sama dengan teknologi tetapi keduanya mempunyai hubungan yang erat.
Defenisi sederhana untuk ilmu pengetahuan adalah: hasil penyelidikan terhadap alam semesta yang
dilakukan secara teliti, teratur, berulang-ulang dan teruji atau terbukti sehingga hasil yang ditemukan
terbukti benar-benar objektif.

II. Defenisi Teknologi


adalah: metode, cara dan keterampilan di dalam menerapkan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan
manusia.

III. Tujuan Utama Teknologi dan Ilmu Pengetahuan

Tujuan utama ilmu pengetahuan adalah menyelidiki alam semesta sebanyak-banyaknya, sedangkan tujuan
utama teknologi adalah mengaplikasikan hasil penyelidikan yang dilakukan itu untuk mengobah alam
semesta demi kesejahteraan hidup manusia. Jadi dengan ringkas dapat dikatakan bahwa teknologi adalah
aplikasi pengetahuan untuk mencari jalan keluar bagi masalah manusia. Jelas bahwa teknologi tidak
mungkin dikembangkan tanpa ilmu pengetahuan.Teknologi kadang-kadang merupakan hasil dari aplikasi
pengetahuan yang praktis tetapi dilain kesempatan ia bersumber dari teori-teori ilmiah.

IV. Dampak Teknologi


1. Teknologi amat dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.
2. Dengan menggunakan teknologi manusia dapat dibebaskan dari kemiskinan, penyakit, kebodohan
dll.
3. Teknologi juga bisa berakibat negatif, misalnya dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup.
4. Teknologi canggi bisa tidak terkontrol sehingga dapat menjadi sarana pembunuhan manusia
secara massal. Karena itu teknologi sering sekali mengimplikasikan pilihan etis. Misalnya karena
ketersediaan teknologi canggih, aborsi yang tanpa resiko yang cukup berarti terhadap wanita
mengandung, dapat dengan mudah dilakukan. Sehingga realita dalam masyarakat karena
mudahnya melakukan aborsi menjadi meningkat dengan pesat.

V. IPTEK, Iman dan Pendekatan Alkitab


Iman amat berkaitan dengan Alkitab ataupun pengajaran yang terdapat didalamnya. Dalam iman
pengajaran Alkitab atau firman Allah diakui atau diterima benar. Dan orang yang beriman selalu setia
kepada pengajaran itu, karenanya pengajaran itu diterima sebagai salah satu norma kebenaran dalam
kehidupannya.

1. Para penulis tidak bermaksud menuliskan buku teks ilmu pengetahuan. Karena tulisan-tulisan itu berisi
pengakuan iman atau cerita-cerita iman.Tulisan-tulisan itu dilatar belakangi budaya masyarakat yang
sangat sederhana dari abad ke-12 SM s/d abad ke-2 M. (Misalnya penelitian atas fenomena alam yang
dilakukan semata-mata lewat pengamatan mata karena mereka tidak mengenal yang namanya
mikroskop ataupun teleskop.)

2. Alkitab tidak boleh diperlakukan atau dituntut untuk memenuhi kriteria buku teks ilmu pengetahuan
seperti buku-buku sejarah, astronomi, biologi, yaitu buku-buku yang ilmiah pada abad 20 atau 21 ini.
Karena Alkitab memang tidak berisi ilmu pengetahuan dari zaman ini. Dan ilmu pengetahuan yang
diakui secara ilmiahpun sekarang belum tentu diakui ilmiah di abad-abad yang akan datang.

3. Alkitab tidak boleh dipahami secara harafiah saja. Yang harus dipahami ialah apa pengajaran yang
harus Allah sampaikan kepada orang beriman di zaman ini melalui huruf-huruf yang tertulis dalam
Alkitab, yang memiliki latar belakang sesuai dengan waktu penulisan, tujuan penulisan, dan situasi
yang mendorong tulisan. Untuk mendapatkan pemahaman yang benar harus ada loncatan dari budaya
penulisan Alkitab dulu ke budaya zaman modern kini.

4. Alkitab harus diteliti dalam konteks bahasa asli dan naskah yang mendekati naskah asli.Naskah
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang asli yang dituliskan oleh si pengarang tidak ada lagi. Yang
ada hanyalah salinan-salinan. Dan salinan yang satu kadang kala berbeda dengan salinan yang lain
walau pada umumnya perbedaan itu tidaklah bersidat prinsipil. Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru yang kita miliki sekarang adalah terjemahan dari teks Ibrani dan Yunani yang dituliskan pada
abad ke-10 dan ke-2 yang bisa saja telah mengalami kesalahan dalam salinan atau terjemahan.

VI. Sikap Mahasiswa Kristen Terhadap Ilmu Pengetahuan/ Teknologi


1. Iman dan Ilmu Pengetahuan seharusnya saling terbuka dan saling menghormati.
2. Perbedaan dan persamaan di antara keduannya harus dipahami. Dengan demikian keduannya
bisa saling mengisi dalam kehidupan manusia yang berilmu dan beriman.
3. Harus diingat bahwa ruang kerja ilmu pengetahuan terbatas yaitu dimulai dan berakhir pada
pengalaman manusia. Karena itu ilmu pengetahuan tidak boleh mendiskripsikan seperti apa surga
atau neraka itu, apalagi mengklaim bahwa Allah ada atau tidak ada.
4. Dalam Alkitab dipergunakan metode yang sederhana dan tradisional sesuai dengan waktu
penulisannya sedangkan ilmu pengetahuan menggunakan cara kerja ilmiah menurut zaman
modern ini.
5. lmu pengetahuan tidak boleh menyentuh hal-hal yang supranatural yang melampaui kemampuan
rational. Karena pembahasan tentang semua itu ada di dalam ruang kerja penyataan Allah atau
iman. Tatkala Alkitab atau pengajaran Alkitab dan ilmu pengetahuan sama-sama berbicara tentang
pengalaman manusia atau alam semesta yang memang berada dalam ruang kerja ilmu
pengetahuan dan iman, harus diingat bahwa walau keduanya berbicara tentang hal yang sama,
tetapi dengan cara yang berbeda.
6. Apa yang pernah dianggap benar dan ilmiah ternyata belakangan hari sering salah dan tidak
ilmiah. Karena itu apa yang dianggap sekarang benar dan ilmiah bisa jadi di masa mendatang
dianggap salah. Apalagi kalau paradigma untuk menentukan benar dan salah berbeda-beda.

Jelas kita membutuhkan teknologi untuk hidup dan mengembangkan kehidupan. Tetapi tidak seharusnya
orang Kristen mendewa-dewakan teknologi karena teknologi bisa juga menjadi ancaman bagi kesejahteraan
manusia. Karena itu baiklah kalau mahasiswa Kristen mendukung pengembangan dan penggunaan
teknologi itu dengan sikap yang kritis. Misalnya sikap yang mendukung diberikan selama harkat dan
martabat manusia dijunjung tinggi. Selama lingkungan hidup terpelihara dan keadilan sosial terjamin.

VII. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Manusia khususnya manusia modern tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pembangunan selalu berjalan bersama-sama dengan modernisasi dan globalisasi yang bertumpu pada
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Tetapi ilmu pengetahuan dan teknologi, baik secara langsung
atau tidak langsung, sering mendatangkan permasalahan dalam kehidupan manusia (merosotkan
iman , membuat agama kurang relevan dalam kehidupan manusia yang penuh dengan masalah. Tidak
jarang ilmuwan bersikap sangat negatif terhadap iman yang didasarkan kepada kebenaran Alkitab.

VIII. Hubungan antara ilmu pengetahuan dan iman dalam sejarah kehidupan manusia.

Berabad-abad lamanya, sampai zaman renaissance pada abad pertengahan, hubungan antara
iman dan ilmu pengetahuan tak pernah dipermasalahkan. Pada masa ini iman mendominasi ilmu
pengetahuan. Teologi (pengajaran dari Alkitab) diterima menjadi ukuran kebenaran, bukan hanya untuk
dogma dan etika yang berkaitan dengan kehidupan beragama, tetapi untuk segala hal dalam kehidupan
sehari-hari.
• Para tokoh gereja ini, sebagai pemegang ajaran Alkitab (teologi) yang menjadi penentu kebenaran
bagi ilmu pengetahuan, menjatuhkan hukuman kepada Galileo ketika ia menyatakan, bahwa bukan
matahari yang mengitari bumi, tetapi bumi yang mengelilingi matahari. Galileo sendiri dijatuhi
hukuman yang amat mengerikan karena temuannya dianggap bertentangan dengan pengajaran
Alkitab
• Lagi pula pengajaran yang mau disampaikan dalam bagian Alkitab itu sebenarnya bukan tentang
fenomena alam karena Alkitab bukanlah buku teks pengetahuan alam. Sebagai contoh, penulis
Kitab Kejadian mendeskripsikan terjadinya banjir karena hujan yang sangat lemat dengan
mengatakan ‘tingkap-tingkap” (jendela-jendela) di langit terbuka (Kej.7:11). Pastilah yang mau
diajarkan bukan proses terjadinya banjir besar, tetapi bagaimana Allah menjatuhkan hukuman
lewat banjir besar, yang dikemukakan berdasarkan apa yang dapat dilihat mata dan dipahami pada
masa penulisan cerita banjir itu.

IX. Zaman Renaisance


Sejak zaman renaisance manusia mulai menyadari kemampuannya. Kesadaran ini terutama dipicu
oleh temuan ilmiah Galileo. Dan sayang sekali bahwa, seperti dikemukakan sebelumnya gereja keliru di
dalam mensikapinya, sehingga terjadilah pertentangan yang keras antara iman yang dianggap berdasarkan
kepada pengajran Alkitab. (1856-1936),dll. Pertentangan ini bertambah kuat dan memuncak pada zaman
rasionalisme, sehingga sejak abad ke-17 s/d awal abad ke-19 ilmu pengetahuan mendominasi iman.
Muncullah ilmuwan-ilmuwan (berdasarkan temuan mereka) yang mengkritik bahkan menolak pengajaran
Alkitab. Ilmuan itu antara lain Rene Descartes (1596-1650), Charles Darwin (1809-1882), Karl Marx (1818-
1882), Frederich Nietche (1844-1900), Sigmund Freud Para ilmuwan ini memperlihatkan bahwa ilmu
pengetahuanlah yang mempunyai cara kerja yang dapat dipercaya karena hasilnya pasti objektif, rasional
dan universal. Dua cara kerja besar yang dimaksudkan para ilmuwan adalah cara kerja deduktif (rationalis)
dan cara kerja induktif (empiris). Dan menrut mereka cara kerja yang memulai penjelajahannya pada
pengalaman manusia ini tidak berhenti pada pengalaman manusia, sehingga hidup sesudah mati, surga,
neraka, bahkan Allahpun merupakan wilayah penelitian ilmu pengetahuan. Mereka tidak melihat bahwa hal-
hal yang disebutkan terakhir ini berada diwilayah pengalaman hidup manusia di dunia. Cara kerja iman
dinilai tidak dapat dipercaya karena tak bersifat rational tetapi sebaliknya bersifat subjektif dan emosional.
Alkitab sendiri bagi mereka tidaklah rasional. Akibatnya, banyak orang mempercayai metode ilmu
pengetahuan dan mulai meragukan iman terhadap pengajaran Alkitab. Rasio, ilmu pengetahuan dan
metodenya, menjadi ukuran bagi segala-galanya, termasuk ukuran kepercayaan dan kebenaran Alkitab.
Rasio itu otonom, bebas dari prasangka-prasangka luar akal. Karena itu keyakinan keagamaan jangan
sampai mempengaruhi akal yang sedang berpikir secara ilmiah. Bahkan pendapat yang dikemukakan
aliran-aliran keagamaan hendaknya diperiksa dan dinilai oleh akal, sekiranya pengajaran Alkitab itu rasional
dan objektif boleh diterima tetapi bila tidak masuk akal pengajaran itu harus ditolak. Puncaknya
pertentangan ini terlihat lewat kata-kata beberapa ilmuwan, misalnya Aguste Comte (1798-1857)
mengatakan bahwa agama sudah kolot, karenanya agama itu harus diganti dengan ilmu pengetahuan.
X. Abad 19-20
Pada akhir abad ke-19, khususnya di abad ke-20, orang mulai menyadari bahwa ilmu pengetahuan
dan metodenya mempunyai keterbatasan bahkan ketidakpastian. Lagipula perkembangan ilmu
pengetahuan yang begitu pesat dan sikap tergantung sepenuhnya kepada ilmu pengetahuan, memiliki
dampak negatif. Kedua hal tersebut diatas, ditambah beberapa faktor lain, telah memicu munculnya sikap
yang lebih positif kepada pengajaran Alkitab atau Alkitab sendiri. Kecenderungan untuk meninggalkan
kepercayaan dan menolak Alkitab diganti dengan usaha mencari titik temu di antara iman dan ilmu
pengetahuan .Berdasarkan bahasan diatas, kita dapat melihat bahwa hubungan yang tak harmonis atau
konflik antara iman dan ilmu pengetahuan terjadi ketika para ilmuwan tidak menyadari adanya keterbatasan
ilmu pengetahuan, metode ilmiah dan temuannya. Konflik yang sama juga bisa muncul bila pendekatan
yang dipergunakan tokoh gereja untuk mendapatkan pengajaran Alkitab tidak tepat.

1. Apakah yang dimaksud dengan IPTEK ?


2. Apakah tujuan ilmu pengetahuan ?
3. Apakah yang anda ketahui mengenai Zaman Reneisance ?
4. Apakah dampak teknologi dalam hal negatip dan positip ?
5. Bagaimanakah sikap mahasiswa Kristen terhadap IPTEK ?

Ketika TUHAN menciptakan manusia, manusia diberikan perintah untuk menguasai dan
menaklukkan ciptaan. TUHAN memperlengkapi manusia dengan kemampuan untuk menaklukkan bumi.
Hal ini dapat kita lihat dari perekembangan sejarah manusia hingga hari ini, ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang semakin maju dan menolong manusia dalam melakukan banyak hal. Namun akibat
dosa, sesuatu yang baik dapat menjadi hal yang tidak baik jika digunakan oleh manusia yang tidak baik.
Kita harus menerima menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kebaikan umat manusia dan
sepanjang tidak bertentangan dengan Alkitab
*Kerukunan Antar umat beragama*

Dalam negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk di daerah kita terdapat
beberapa jenis agama yang berbeda. Dari satu sisi, perbedaan-perbedaan yang ada dilihat dan dinilai
sebagai kekayaan bangsa dimana para penganut agama yang berbeda bisa saling menghargai atau
menghormati, saling belajar, saling menimbah serta memperkaya dan memperkuat nilai-nilai keagamaan
dan keimanan masing-masing. Perbedaan tidak perlu dipertentangkan, tetapi dilihat dan dijadikan sebagai
pembanding, pendorong, bahkan penguat dan pemurni apa yang dimiliki. Kaum beriman dan penganut
agama yang berbeda-beda semestinya bisa hidup bersama dengan rukun dan damai selalu, bisa bersatu,
saling menghargai, saling membantu dan saling mengasihi.

Kerukunan Antar Umat Beragama

a) Mahasiswa dapat menjelaskan makna kerukunan umat beragama


b) Mahasiswa dapat menerapkan sikap toleransi dengan pemeluk agama lain
c) Mahasiswa tidak memaksa pemeluk agama lain berpindah agama

A. MENGAPA PERLU KERUKUNAN UMAT BERAGAMA ?

1. Realita Masyarakat Majemuk di Indonesia


a) Masyarakat Indonesia sangatlah majemuk (suku, ras, agama dan golongan-golongan)
b) Secara resminya ada lima agama di Indonesia yaitu agama Islam, Kristen Protestan, Kristen
Katolik, Hindu dan Buddha yang diakui secara sah oleh Negara (belakangan Kongfucu diakui
sebagai agama resmi).
c) Ketetapan MPR RI No.4/MPR/1978 menegaskan bahwa pebinaan dalam aliran Kebatinan (Aliran
ini berazas kepada sila Ketuhanan yang Mahaesa dan tujuan utamanya adalah membentuk budi
pekerti yang luhur.
2.Lima Kelompok Besar Organisasi Agama Yaitu
1. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
2. Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) – Persekutuan Gereja-Gereja Pantekosta di
Indonesia (PGPI) – Persekutuan Lembaga dan Gereja Injili Indonesia (PGLII)
3. Konfrensi Wali Gereja di Indonesia (KWI)
4. Parisada Hindu Dharma Pusat (PHDP)
5. Perwaliaan Umat Buddha Indonesia (WALUBI)

B. Kebebasan Ekstrim
Yang dimaksud dengan kebebasan ekstrim tanpa batas adalah sikap beragama yang
fundamentalis, sikap picik yang menganggap agamanya super baik, sehingga dengan terang-terangan
bahkan secara kasar merendahkan agama lain.

C. Penyebab Kebebasan Ekstrim


1. kurangnya pemahaman penganut agama akan agamanya sendiri dan agama orang lain,\
2. kurangnya komunikasi dan saling pengertian antar pemimpin masing-masing umat beragama
sehingga ada kecurigaan antar umat beragama,.
3. kurangnya pemahaman para penganut agama akan peraturan pemerintah, ketidak-mantapan
pemahaman akan kerukunan antar umat beragama, dll.
4. Fundamentalisme yang konservatif dan radikal seperti ini dapat menjadi konflik antar umat
beragama, terutama di antara agama yang mementingkan tugas missi. ( Konflik ini bisa
dipercepat oleh factor kesenjangan status social ekonomi dan pendidikan penganut agama yang
satu dengan lainnya, khususnya oleh kepentingan tertentu seperti kepentingan ekonomi, politik,
perluasan kekuasaan dan penjajahan )

D. Kerukunan umat beragama yang diharapkan antara lain sebagai berikut:


1. tidak adanya konflik intern umat beragama atau konflik ekstern antar golongan-golongan agama
2. keharmonisan hubungan dalam kehidupan bermasyarakat yang saling mengisi dan menguatkan
3. secara simple dan praktis berupa pengendalian diri sehingga setiap penganut agama menghormati
kebebasan tiap orang di dalam menjalankan ibadah dan kehidupan sesuai dengan agamanya,
bertenggang rasa, dan tidak berniat untuk memaksakan agamanya kepada orang lain.

E. Sikap Etis Mahasiswa Kristen Terhadap Penganut Agama Lain


1. pengendalian diri sehingga mahasiswa Kristen dapat memperlihatkan rasa hormatnya akan
kebebasan tiap orang di dalam menjalankan ibadah dan kehidupan sesuai dengan agamanya,
bertenggang rasa, dan tidak berniat memaksakan agamanya kepada orang lain.
2. Mahasiswa Kristen juga perlu berpartisipasi baik secara langsung maupun tak langsung dalam
usaha-usaha bagi pembinaan dan pelaksanaan kerukunan hidup beragama
3. Dewasa ini gereja memiliki dan melaksanakan program “teologi agama-agama”. Yang mana
ditekankan dalam program ini adalah secara jujur belajar memahami agama-agama lain yang
berbeda aturan, tujuan dan latar belakangnya dengan agama yang kita anut.
4. Sebagai masyarakat madani (civil society) yang melakukan pengawasan terhadap pemerintah
sehingga tidak ada produk legislative maupun kebijakan eksekutif yang bertentangan dengan
keyakinan pokok agama atau agama-agama dan dengan kepentingan masyarakat
1. Mengapa perlu kerukunan antar umat beragama ?
2. Apakah yang dimaksud kebebasan ekstrim ?
3. Apakah penyebab kebebasan ekstrim ?
4. Bagaimanakh sikap etis mahassiwa kristen terhadap penganut lain ?
5. Sebutkanlah contoh tindakan-tindakan yang menggangu kerukunan antar umat beragama

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI, kita hidup dalam kehidupan yang
beraneka ragam termasuk agama dan keyakinan yang berbeda-beda. Sikap toleransi perlu ditunjukkan
dengan tidak memaksakankeyakinan kita terhadap orang lain. Para pendiri bangsa telah sepakat
menjadikan Pancasila sebagai bangsa yang membuat seluruh anak bangsa dapat hidup berdampingan,
oleh karena itu sejarah telah membuktikan ketika ada golongan tertentu yang ingin mengubah dasar negara,
maka golongan tersebut akan mengalami konsekuensi yang tidak baik dari Negara. Semua golongan
harus memiliki ppandangan Bhineka Tunggal Ika sehingga kerjasama dan pembangunan bangsa dan
negara dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contoh adalah menerapkan kerukunan antar umat
beragama
Taat Hukum TUHAN dan fungsi profetik agama

“Tugas utama gereja adalah mengusahakan pembaharuan batin”. Inilah semboyan Marthin Luther
yang sangat berpengaruh terhadap gereja di zamannya. Pandangan seperti ini juga dikemukakan gereja
Eropah yang telah dirasuki oleh rationalisme yang kering pada abad ke-18. gereja Eropah pada masa ini
kurang peduli dengan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Gereja tersebut berdiam diri terhadap
pemberian upah yang amat rendah, perumahan yang amat buruk, pendidikan yang tidak karu-karuan,dll.
Sikap seperti ini, tentunya bersama-sama dengan beberapa faktor lain, telah mengakibatkan larinya
masyarakat Eropah Barat pada awal abad ke-19 kepada Atheisme dan komunisme. Muncullah tokoh-tokoh
raksasa atheisme-komunisme seperti Ludwing Feurbach (1804, seorang mahasiswa teologi), Karl Marx
(1919, seorang Kristen Yahudi), Frederich Nietze (1884, anak seorang pendeta) yang mengatakan: “Iman
maupun Allah hanyalah angan-angan belaka”, “agama adalah candu bagi masyarakat”, “Allah itu sudah
mati”, dll.Dewasa ini masih banyak orang Kristen yang perduli hanya ke pada hal-hal “batiniah”, melalaikan
masalah sosial-ekonomi dan politik. Sikap pandang ini sekilas tampak amat saleh tetapi sebenarnya
bertentangan dengan isi Alkitab. Tugas gereja bersifat holistik, menyangkut seluruh kehidupan manusia.
Kepedulian semata-mata kepada hal-hal yang batiniah sebenarnya mirip dengan filsafat kafir Yunani Kuno
yakni helenestik. Lewat filsafat helenistik diajarkan bahwa yang paling penting dalam kehidupan manusia
adalah yang spiritual, sementara tubuh jasmani kotor dan jahat, karena tubuh harus disiksa supaya yang
spiritual kembali kepada yang ilahi.
Pada bagian berikut kita akan membahas pengertian gereja, pertumbuhan gereja dan tugasnya
dalam dunia ini. Dalam bahasan ini akan diperlihatkan perbedaan “gereja lokal” dan “gereja universal”.
Bahasan tentang gereja lokal dilengkapi dengan penjelasan singkat tentang kegiatan pelayanan mahasiswa
di kampus sebagai salah satu kegiatan para church. Secara khusus, untuk mengklarifikasi kesalahpahaman
tentang tugas gereja yang bersifat holistik, akan dikemukakan hubungan antara penginjilan dan pelayanan
sosial. Bahasan ini ditutup dengan suatu alasan mengenai tugas orang-orang Kristen dalam masyarakat
serta peran gereja dalam pembangunan nasional.

Mahasiswa taat kepada hukum TUHAN dan tau fungsi profetik agama

a) Mahasiswa dapat menjelaskan arti dan perilaku taat kepada hukum agama
b) Mahasiswa dapat menerapkan perilaku mahasiswa yang taat kepada hukum agama
c) Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi profetik Agama

Tugas utama gereja adalah mengusahakan pembaharuan batin” (Marthin Luther ). Eropah yang
telah dirasuki oleh rationalisme yang kering pada abad ke-18 kurang peduli dengan masalah-masalah
sosial dalam masyarakat. Nilai - nilai rohani yang telah dianggap kuno dan mulai memasuki masa
reneisance / rasionalitas. Dalam kehidupan masyarakat terjadi pergeseran nilai, rasionlitas membuat
manusia menjadi orang-orang yang egoistis bahkan Gereja juga terseret kepada hal yang demikian.
Gereja ut berdiam diri terhadap pemberian upah yang amat rendah, perumahan yang amat buruk,
pendidikan yang tidak karu-karuan,dll (telah mengakibatkan Atheisme dan komunisme)

I. Pengertian Gereja
Istilah yang digunakan dalam Alkitab untuk ‘gereja’ adalah ‘sidang’ atau ‘jemaat’. Istilah dalam
bahasa Ibrani qahal. Istilah dalam bahasa Yunani adalah ekklesia, bersamaan artinya dengan qahal, yaitu
sekumpulan umat yang keluar dari kegelapan rohani dan hukuman kekal untuk masuk kepada suatu
persekutuan dengan Allah yang diwujudkan Roh Kudus berdasarkan panggilan Allah melalui Yesus
Kristus (1 Pet.2:9). Dapat disimpulkan, bahwa ‘gereja’ atau ‘sidang’ atau ‘jemaat’ adalah himpunan
istimewa dari yang mendengar panggilan Allah untuk menerima karya penyelamatan Allah dalam Yesus
Kristus, dan yang bersedia bersaksi bagi keselamatan itu.Istilah ekklesia dipergunakan untuk himpunan
istimewa dari semua orang di seluruh dunia yang benar-benar telah mendengar panggilan Allah.

II. Akibat Ketidakpedulian Gereja


Akibat kesenjangan sosial dan kehilangan fungsi profetik agama, maka muncullah tokoh-tokoh
raksasa atheisme-komunisme seperti Ludwing Feurbach (1804, seorang mahasiswa teologi), Karl Marx
(1919, seorang Kristen Yahudi), Frederich Nietze (1884, anak seorang pendeta) yang mengatakan:
“Iman maupun Allah hanyalah angan-angan belaka”, “agama adalah candu bagi masyarakat”, “Allah itu
sudah mati”, dll.
 Dewasa ini masih banyak orang Kristen yang perduli hanya ke pada hal-hal “batiniah”, melalaikan
masalah sosial-ekonomi dan politik.
 Gereja bersifat holistik, menyangkut seluruh kehidupan manusia.
(filsafat kafir Yunani Kuno yakni helenestik. Lewat filsafat helenistik diajarkan bahwa yang paling penting
dalam kehidupan manusia adalah yang spiritual, sementara tubuh jasmani kotor dan jahat, karena tubuh
harus disiksa supaya yang spiritual kembali kepada yang ilahi)

III. Fungsi profetik Agama


Panggilan Gereja di tengah-tengah Masyarakat adalah bersaksi (marturia) / pemberitaan Injil yang
dapat dilakukan secara verbal atau eksistensial yaitu lewat kesaksian hidup yang benar, adil dan kasih.
Melayani (diakonia) Tugas gereja yang lain adalah melakukan pelayanan kasih bagi kesejahteraan
segenap umat manusia (Mat. 4:23). Deskripsi tentang pelayanan kasih ini bersumber dari adanya jabatan
syamas dalam Perjanjian Baru. Bersekutu (koinonia) Dalam bentuk ibadah, penelaahan Alkitab,
katekisasi, pembinaan keluarga, dll. Dalam gereja mula-mula salah satu persekutuan yang penting adalah
ibadah minggu (Kis.2:46). Namun Gereja harus menjadi garam dan terang kepada masyarakat dalam hal
ini menjadi saksi (taat kepada perintah agama) sehingga disukai orang sehingga ketika bersaksi tidak
menjadi batu sandungan. Salah satu fungsi funsgsi profetis agama adalah Pelayanan Kampus sebagai
salah satu kegiatan parachurch
a. Pelayanan Mahasiswa di kampus

Yang ditekankan adalah:


1. Otoritas Alkitab sebagai firman Allah, penebusan Yesus Kristus,
2. Pekerjaan Roh Kudus dalam diri orang percaya,
3. Pengharapan akan kedatangan Tuhan Yesus kembali,
4. Persekutuan yang sangat kuat dan tidak menonjolkan gereja lokal dari mana mahasiswa berasal,
5. Gerakan kaum awam (mahasiswa dan para alumni) bagi penginjilan, persekutuan dan pembinaan.
• Pelayanan ini mirip dengan persekutuan dan pelayanan gereja mula-mula dalam Kisah Para Rasul.
Persekutuan ini bukan bagian dari gereja lokal, tidak menyelenggarakan baptisan kudus dan
perjamuan kudus, biasanya disebut dengan istilah parachurch.

Tujuan Pelayanan Mahasiswa :

1. Kebangunan iman terutama dalam lingkungan kampus dengan penekanan untuk kembali kepada
Alkitab ,
2. Penebusan Yesus Kristus,
3. Bersandar kepada pekerjaan Roh Kudus,
( kegiatan parachurch biasanya dapat menjadi perpanjangan tangan gereja lokal dalam visi dan
misinya mewujudkan pertumbuhan gereja. Gerakan ini akan menghantarkan petobat-petobat,
pelayanan-pelayanan, bahkan para pemimpin ke gereja lokal. Karena itu perlulah gereja
mendukung pelayanan yang seperti ini

b. Tanggungjawab Mahasiswa dalam pembangunan Masyarakat


Masyarakat yang menjadi konteks gereja di Indonesia adalah masyarakat yang sangat majemuk.
Kemajemukan itu tidak hanya berbentuk perbedaan agama dan budaya tetapi juga kesenjangan
tingkat sosial ekonomi.

c. Pelayanan sosial
Pelayanan sosial yang dilakukan mahasiswa atau orang Kristen harus mempertimbangkan
( kesenjangan tingkat sosial ekonomi yang menyolok, yaitu antara rakyat jelata yang berpenghasilan
sangat kecil dan kaum “elit” (pemilik kuasa dan modal). Semenjak zaman penjajahan Belanda rakyat
“kapitalis liberal” dengan mengesahkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing di tahun 1967.
dengan cepat modal asing yang berguna bagi suatu strategi industrialisasi membanjiri Indonesia.
kehidupan masyarakat t yang adil dan beradab yang bertumbuh dan pembagian ekonominya adil,
sehingga tidak ada lagi golongan VIP dan dalam lingkungan Kekristenan maupun non Kristen
Mahasiswa harus peduli dengan kehidupan sosial masyarakat dengan menjadi bagian dalam
membangun, Contoh pelayanan Sosial
- Penampungan anak-anak cacat-yatim piatu,
- Panti jompo
- Tuna susila
- Gelandangan dan pengangguran
- Pedagang kaki lima,
- lingkungan yang dieksploitasi dengan sewenang wenang, dll)

.
1. Apakah pengertian Gereja ?
2. Apakah yang anda ketahui tentnag pelayanan kampus sebagai kegiatan parachurch?
3. Pelayanan seperti apakah yang dapat dilakukan Gereja sebutkan dan jelaskan!

Kita sebagai anggota Gereja harus berperan dalam masyarakat untuk mewujudkan masyarakat
yang beradab dan sejahtera. Agama berfungsi membimbing seseoranga untuk mengasihi manusia bukan
membenci apalagi membunuh manusia. Peran agama adalah menunjukkan kasih Allah kepada sesama
manusia sehingga melalui orang percaya mereka dapat melihat kasih Allah dalam diri ora
* PERANAN AGAMA DALAM MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA*

Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, para pemeluk agama yang berbeda-beda telah
berjuang untuk membangun Indonesia baik dalam merebut kemerdekaan dan dalam mengisi
kemerdekaan, namun terkadang sering terjadi konflik agama. Agama seharusnya menjadi lembaga
yang memberikan pencerahan kepada pemeluk agama masing-masing agar tidak merusak persatuan
dan kesatuan bangsa.

Memahami Peranan Agama dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan bangsa

a) Mahasiswa dapat menunjukkan bagian Alkitab yang menerangkan peran anggota gereja dalam
berbangsa dan bernegara
b) Mahasiswa dapat menerapkan sikap menghormati dan mendoakan pemerintahan
c) Mahasiswa berperan aktif dalam perkembangan politik di Indonesia

I. Politik
Pengertian Politik dan tujuannya
Politik dapat didekati dari beberapa sudut pandang dan dapat diartikan sebagai interaksi dari
masyarakat yang hidup di kota (polis), atau interaksi dari golongan masyarakat intelektual, dengan maksud
mengatur kehidupan bersama, demi kebaikan dan kesejahteraan semua golongan yang terdapat dalam
masyarakat. Tujuan Politik tidak mengenal golongan, karena perjuangan politik adalah demi kepentingan
semua golongan. Gerakan politik akan memberi inspirasi dan dorongan kepada warga masyarakat agar
turut berperan serta secara aktif untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, demi pembangunan
masyarakat yang adil dan makmur.

II. Perjuangan Politik


Politik adalah sesuatu yang positif jika difahami dalam konteks meraih kekuasaan untuk membuat
sebuah kebijakan yang berguna untuk semua golongan. Dalam politik setiap orang diberi hak
1. hak untuk memiliki sesuatu,
2. mempunyai kebebasan untuk berbicara, bersuara,
3. berkumpul,
4. beribadah,
5. menulis,
6. memilih,
7. bekerja,
8. dan mendapatkan perlindungan bagi setiap warga negara. Hal-hal ini sudah diatur oleh
undang-undang.
III. Politik dalam Konteks Modern
Sebagai alat perjuangan untuk mendapat kedudukan dan kekuasaan, dengan tujuan membangun
masyarakat agar setiap anggota masyarakat tersebut mempunyai kesempatan untuk menikmati keadilan
dan kemakmuran.

IV. Penyalahgunaan Politik


1. Dijadikan sebagai alat untuk menakut-nakuti sebagian dari warga masyarakat, sehingga
mereka kehilangan hati nurani yang jernih
2. Dengan janji atau ancaman tertentu mereka dipaksa oleh oknum atau kelompok tertentu untuk
melakukan suatu tindakan memilih hal yang bertentangan dengan hati nurani mereka. Dalam
hal ini, kata politik hanya akan dinikmati oleh para penguasa dan yang dekat dengan
kekuasaan.

V. Perspektif Kristen terhadap politik


Rasul Paulus, “Naikkan permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang,
untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala
kesalehan dan kehormatan” (1Tim. 2:1-2). Dalam Roma 13:4, Rasul Paulus berkata bahwa Pemerintah
adalah
1. Hamba Allah untuk kebaikan umat manusia (berfungsi sebagai pelaku kebenaran dan keadilan)
2. Pemerintah berjuang untuk keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat tanpa memandang
latar belakang golongan. Pemerintah sebagai alat Tuhan untuk kebaikan dan kebajikan umat manusia.
Oleh karena itu, orang Kristen harus tunduk kepada pemerintah sepanjang tidak merusak doktrin
agama dan berpartisipasi dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa demi kemakmuran dan
peradaban sosial yang baik.

1. Apakah yang anda ketahui tentang politik dan tujuannya ?


2. Apa sajakah hak seseorang dalam berpolitik ?
3. Bagaimanakah seseorang menyalahgunakan politik ?
Sebagai salaah satu agama yang diakui di Indonesia, pemeluk agama Kristen tidak boleh pasif
memainkan peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tetapi pro aktif. Kita sebagai anggota Gereja
harus berperan dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan NKRI
yang telah direbut dengan pengorbanan nyawa dan materi. Salah satu cara untuk mewujudkan hal tersebut
adalah dengan berpartisipasi dalam politik baik secara langsung maupun tidak langsung, namun harus
diingat persatuan dan kesatuan bangsa harus diatas segalanya.
* Budaya akademik dan etos sikap terbuka dan adil*

Dalam perkembangan IPTEK dan globalisasi, generasi saat ini diperhadapkan dengan kondisi yang
serba instant dan modern. Persaingan yang terjadi sering tidak sehat bahkan sering merugikan orang lain,
oleh karena itu diperlukan pola fikir akademik yang dapat membangun etos kerja agar terjadi rasa keadilan
di tengah-tengah masyarakat.

Budaya Akademik dan Etos Kerja, sikap terbuka dan Adil

Mahasiswa menerapkan sikap yang diperintahkan Alkitab dalam Budaya Akademik dan Etos Kerja,
sikap terbuka dan Adil

I. Etika
pengertian etika Kristen berdasarkan istilah “etika” dan kaitannya dengan “moral”, norma yang
mendasari etika itu, khususnya peranan hati nurani di dalamnya, kesadaran etis dan perilaku
bermoral sehubungan dengan perkembangan kepribadian seseorang dalam situasi konflik.

II. Pengertian Etika Kristen


Istilah ‘etika’ berasal dari bahasa Yunani ethos yang artinya ‘kebiasaan’, ‘kesusilaan’, ‘adat istiadat’,
‘lingkungan yang biasa bagi seseorang’, ‘cara seseorang mengungkapkan lewat diri dan perilakunya”.
Dari kata ethos yang berarti kebiasaan atau adat-istiadat kita mendapatkan kata etiket yaitu suatu adat
kebiasaan yang berlaku disuatu daerah atau kelompok masyarakat. Tetapi etika mempunyai arti yang
lebih luas dari etiket, dan bisa saja keduanya bertentangan. Dari kata ethos yang berarti kesusialaan kita
mendapatkan kata etika. Kata sila (sansekerta) artinya perintah, norma, sikap hati. Kata su artinya baik,
jadi susila artinya perintah, norma, sikap hati yang baik.
Maka secara umum etika adalah ilmu yang menyelidiki dan memberikan norma/pedoman bagaimana
manusia bertingkah laku yang baik di dalam segala aspek kehidupannya sehari-hari. Etika juga kadang
disamakan dengan moral (latin = mores-mose) artinya norma, adat dan kebiasaan untuk menentukan
sifat suatu tindakan, benar atau salah. Tetapi pengertian etika lebih dalam dan lebih luas dari pada arti
moral, karena etika menyangkut motivasi dalam bertindak, sedangkan moral lebih menekankan pada
wujud dari perbuatan. Paul Lehmann mengatakan: “ethics is concern with the foundation of human
behavior, and morality with actual practise or behavior on these foundation” maka dapat dikatakan moral
adalah kesusialaan yang berlaku dan etika adalah pertimbangan kesusilaan itu. Orang yang berbuat
begitu atau berkorban (moral), tetapi apakah dia berbuat baik (etika). Etika tidak bisa tanpa moral tetapi
moral belum tentu mengandung etika.

III. Etika Kristen adalah salah satu dari sekian banyak etika yang ada. Makna etika Kristen tentu sama
dengan pengertian “etika” secara umum seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Perbedaanya
terletak di kata “Kristen”. Dengan demikian etika Kristen adalah prinsip moral bagi orang Kristen yang
perlu diteliti dan dipahami. Etika Kristen juga adalah ilmu mengenai sikap dan perilaku yang dianggap
baik, benar dan tepat bagi orang Kristen karena didasarkan kepada norma-norma yang berlaku dalam
Kekristenan.

IV. ETIKA NON KRISTEN


1. Golongan Hedonisme Golongan Hedonisme misalnya beranggapan bahwa norma untuk sikap dan
prilaku yang baik adalah kenikmatan dan puasan rasa pribadi.

2. Golongan Utilitarisme Utilitarisme Individual mengutamakan kepentingan individual sedangkan


Utilitarisme Sosial mementingkan apa yang berguna bagi masyarakat.

3. Golongan vitalisme, yaitu golongan yang menjadi kekuatan dan kekuasaan sebagai norma bagi sikap
dan perilaku yang tepat. Sementara itu, etika Kristen menjadikan kehendak Allah sebagai norma utama
bagi sikap dan perilaku yang tepat

Etika Kristen dan Etika Non Kristen


1. Seperti etika umum, etika Kristen juga tidak bisa lepas dari norma-norma lain yang berlaku dalam
masyarakat seperti antropologi, psikologi, terutama dari sosiologi ( membahas apa yang lazim
dianggap baik atau buruk di dalam masyarakat).
2. Etika Kristen juga berkaitan erat dengan kata hati atau suara hati nurani.

Implikasi pokok bahasan Etika atas bagi mahasiswa Kristen sekarang ini
Sering sekali hati nurani dijadikan sebagai pengambil keputusan yang lebih bijaksana, namun hati
nurani bisa saja keliru di dalam menyatakan baik atau buruknya suatu sikap dan tindakan seseorang,
apalagi dalam situasi yang amat rumit, atau karena adanya pendidikan khusus, budaya sekitar, atau adanya
pandangan umum yang keliru terhadap hal tersebut. Khususnya setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa,
manusia itu memiliki kecenderungan untuk memilih yang buruk dan mementingkan diri sendiri. Oleh karena
itu dalam mengambil sebuah keputusan

Pertama, norma utama bagi sikap dan perilaku Kristen yang etis adalah kehendak Allah seperti yang
dikemukanan di dalam Alkitab.
Kedua, masyarakat sekitar kita juga menjadi pertimbangan di dalam menentukan suatu sikap dan prilaku
yang kita anggap etis.
Ketiga, pertimbangan terakhir dalam menentukan sikap dan prilaku yang etis adalah suara hati nurani kita
sendiri.
V. Perkembangan Kesadaran Etis
Mengapa seseorang dapat berbeda dalam hal mengambil keputusan ? perbedaan ini disebabkan
tahap kesadaran dalam mengambil keputusan.Dikemukakan oleh psikolog Kohlberg bahwa perkembangan
ini terdiri dari 3 tahap pra-konvensional, konvensional, dan paska-konvensional.

1. Tahap awal dari pra-konvensional Kesadaran etis seseorang bersifat sangat kekanak-kanakan.
Inilah kesadaran etis yang hanya berorientasi pada hukum atau norma yang berlaku. Tindakan
yang dianggap benar adalah yang menaati hukum atau norma secara membabi buta dan tanpa
pertimbangan logis.

2. Tahap awal dari konvensionaldalam kesadaran etisnya seseorang lebih dewasa sehingga ia
berorientasi kepada tujuan untuk menjadi anggota kelompok yang baik. Yang dipertimbangkan di
dalam mengambil keputusan etis adalah norma yang dinilai baik oleh kelompok masyarakat di
mana dia menjadi anggota.

3. Tahap awal paska konvensional Seseorang sudah masuk kepada kesadaran etis yang dewasa.
Hukum dan norma lain yang berlaku dinilai bahkan dikritisi oleh akal. Akal sekarang mempunyai
fungsi yang kreatif untuk mencari apa yang benar dan baik. Pada tahap ini orang Kristen dengan
kritis sudah bisa menilai apakah metode pendekatan yang dipergunakan untuk mendapatkan
pengajaran Alkitab benar atau tidak? Apakah tradisi gereja bisa dipergunakan sebagai norma
kebenaran atau tidak? Dan pada tahap akhir paska-konvensional, kesadaran etis seseorang sudah
mencapai puncak kematangannya.

VI. Dunia Modern: Tantangan bagi sikap dan prilaku etis


Kata ‘modernisasi’ dalam bahasa Inggris berasal dari kata to modernize, artinya to make or
become modern dan to make confirm to present style. Kedangkalan hidup religis dan kemerosotan
moral.Kehidupan yang bertumpu kepada iptek yang canggih membuat masyarakat cenderung untuk
memiliki sikap hidup yang sekularis yang kurang menghargai nilai luhur agama. Sementara itu fasilitas
dan peluang lewat teknologi infomatika yang canggih akan memperkenalkan norma etis global yang tak
sesuai dengan norma lokal, bahkan bisa mengakibatkan kemerosotan moral. (. Khususnya setelah PD II
di Eropah dan Amerika bermunculan teologia liberal seperti God is dead theology.)

VII. Iman Mahasiswa dalam akademik bersikap terbuka dan adil


Kata “iman” (Yunani ) adalah pistis, yaitu ”keyakinan”, “keteguhan” dan “kesetiaan”. Jikalau ke-240
kali penggunaan kata ini dikelompokkan menurut maknanya maka akan diperoleh pengertian sebagai
berikut:
Keyakinan, keteguhan dan kesetiaan akan doktrin Allah terutama tentang doktrin keselamatan oleh iman
akan kasih karunia Allah lewat Yesus Kristus (Yoh.3:34; 20:31; Kis. 16:30). Implikasi Iman dalam
Akademik dan Bersikap, Terbuka dan Adil adalah
1. Seorang mahasiswa harus menunjukkan iman dalam tindakan dan setiap keputusan yang diambil
dan dilakukan
2. Prilaku bermoral yang dimaksudkan didasarkan kepada etika Kristen.
3. Pernyataan iman haruslah didukung oleh keterbebananya akan sikap dan prilaku etis yang
menghasilkan prilaku yang bermoral.
4. Prilaku Kristen yang bermoral bukan saja merupakan bukti imannya yang sungguh, tetapi juga
berfungsi sebagai suatu kesaksian hidup mahasiswa Kristen. Kesaksian hidup ini amat penting
dalam dunia modernisasi dan globalisasi dewasa ini.
5. Keputusan etis yang dilakukan oleh orang lain juga harus dihargai meskipun berbeda dengan sikap
etis Mahasiswa Kristen
VIII. Etika Situasi
Latar Belakang & Pendahuluan Etika Situasi adalah Relativisme. Perkembangan pandangan yang
menolak adanya Kebenaran secara Absolut dan memberikan alternatif pandangan yang berpedoman
kepada prinsip Relativisme (Tidak Ada Kebenaran Yang Bersifat Absolut/Mutlak).

J oseph Fletcher (1905 – 1991). Adalah salah seorang tokoh Etika Situasi, dia adalah Alumni Berkeley
Divinity School dan imam Episcopal. Pandangan & tulisannya mengenai kerangka Etika Situasi
merupakan suatu acuan bagi penganut Etika Situasi karena dianggap argumentasinya sangat baik
dalam membela Etika Situasi. Dalam kerangka Etika Situasi, ia merupakan “supporter” euthanasia dan
aborsi; dan advokat dari gerakan “Planned Parenthood”. “Simple method of solving complex problem”
merupakan motto yang dianut Fletcher didalam menyelesaikan masalah. Beberapa “pendukung” Etika
Situasi: Durant Drake; Emil Brunner; Reinhold Niebuhr; dan John A.T. Robinson.

Prinsip Utama Etika Situasi


1. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
Menanyakan “what is the loving thing to do?” dalam kasus tsb. Oleh karena itu argumentasinya adalah
Landasan Utama Etika Situasi adalah “Hukum Kasih Allah”. Bagi orang Non-Kristen, Kasih merupakan
“sesuatu yang tertinggi” yang menjadi standard utama.

2. Menurut para pendukung Etika Situasi saat itu: Prinsip-prinsip Alkitab tidak ditinggalkan dalam
pendekatan ini, tetapi prinsip-prinsip tersebut lebih bersifat sebagai “rekomendasi taktis” daripada
yang seharusnya sebagai “Prinsip Mutlak”
Dapat juga kita defenisikan bahwa Etika Situasi ini punya prinsip “tidak ada yang mutlak, segalanya
relativ,” namun mereka telah melanggar prinsip itu sendiri, sebab akhirnya mereka telah
memutlakkan pendapat yang berkata “tidak ada yang mutlak” Maka kalau tidak ada yang mutlak
dengan sendirinya pendapat yang mengatakan “tidak ada yang mutlak” itu pun tidaklah mutlak,
maka sesungguhnya mereka yang sering tertawa sinis kepada orang yang berpegang kepada
Alkitab sebagai landasan hidup yang mutlak harus terlebih dahulu menertawakan diri sendiri .

IX. Contoh sikap Etis yang diperhadapkan dengan Etika Kristen


Langston mencoba memberi tiga pertanyaan kunci.
1. Apakah pemberian itu membengkokkan keadilan
– Apakah merampas hak orang lain
– Apakah pertanggungjawaban kesalah jadi diabaikan
– Apakah tugas utama akhirnya tidak dilakukan
2. Apakah pemberian itu menyebabkan meningkatnya kecenderungan diskriminasi/faforitisme?
3. Apakah pemberiaan ini dimotivasi oleh keserakahan dan ketidak jujuran untuk mendapat untung?
• Apa tindakan ini tindakan ekstorsi
• Apakah karena ada permitaan khusus

1. Apakah yang dimaksud dengan etika Kristen ?


2. Sebutkan dan jelaskan jenis- jenis etika Non Kristen dan contohnya.
3. Jelaskan perkembangan kesadaran etis dan contohnya
4. Jelaskan pemahaman saudara mengenai etika situasi dan contohnya
Sebagai Mahasiswa Kristen yang dibekali Tuhan dengan Firman melalui Alkitab, prinsip-prisneip dalam
segala sendi kehidupan telah diberikan Tuhan. Alkitab yang meskipun berumur ribuan tahun telah
menunjukkan pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan setiap zaman, oleh karena itu prinsip-
prinsip Etika Kristenharus menjadi dasar dalam Budaya akademik dan etos sikap terbuka dan
adil,maksudnya adalah Mahasiswa Kristen harus memiliki sikap namun harus terbuka dan adil
menghormati keputusan yang diambil oleh orang lain.
* Bayi Tabung, Adopsi *

Dewasa ini telah banyak yang terjadi dalam kehidupan masyarakat perbuatan-perbuatan yang
sangat mengerikan dari beberapa oknum-oknum yang berprofesi dalam bidang kesehatan yaitu
menggunakan profesi untuk kepentingan diri sendiri tanpa mempertimbangkan nilai-nilai kebenaran dan
nilai –nilai etika, oleh karena itu modul ini memberikan pandangan Alkitab mengenai praktek-praktek
kebidanan sebagai prinsip acuan dalam mengambil setiap tindakan dan pandangan Alktiab mengenai KB,
Tranpalantasi organ, bayi tabung, donor sperma, sewa rahim, adops

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai bayi tabung,


2. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai Aborsi

Norman L Geisler, di dalam buku Etika Kristen Pilihan dan Isu, memberikan lima pandangan mengenai
etika yang harus dipegang oleh orang Kristen didalam menjalankan kehidupannya serta didalam
pengambilan keputusan etika dan moral.

1. Etika Kristen haruslah berdasarkan kepada kehendak Allah.


Dalam pandangan ini, kita sebagai orang Kristen harus mengambil keputusan etika terhadap bayi
tabung, dengan meletakkan bayi tabung pada “bejana” kehendak ALLAH, dalam hal ini Alkitab haruslah
menjadi standar utama penilaian terhadap bayi tabung, apakah sesuai atau tidak ?.

2. Etika Kristen bersifat mutlak.


Etika Kristen yang berlaku dan yang kita pegang berdasarkan Alkitab tersebut, tidaklah diperbolehkan
untuk dikompromikan dengan isu- isu yang tidak sesuai dengan standar etika Kristen, pada point
manapun.
3. Etika Kristen berdasarkan wahyu Allah.
Karena etika Kristen berdasarkan wahyu ALLAH maka etika Kristen tidaklah bolehdisejajarkandengan
standar etika yang bersumber dari apapun diluar wahyu ALLAH.

5. Etika Kristen bersifat menentukan.


Orang Kristen berdasarkan etika yang dipegang dan dilaksanakan didalam hidupnya, harus berani
menentukan langkahnya, berpihak atau menolak bayi tabung pada manusia
6. Etika Kristen itu Deontologis.
Etika Kristen itu bersifat seperti sebuah aturan yang wajib dan mengikat.

Lallu bagaimanakah kita menyikapi tentang aborsi darisudut pandang Alkitab, tentu harus dipahami
pengertian aborsi dan firman Tuhan dalam menyikapi kasus aborsi.

I. Aborsi
Aborsi merupakan tindakan “penggagalan “ janin menjadi manusia yang akan berkembang
selanjutnya. Tindakan untuk melakukan aborsi sering dilakukan baik melalui tindakan tradisional dan
modern. Sering terjadi perbedaan pandapat dari para ahli dalam menanggapitindakan aborsi. Namun
sebagai Mahasiswa kristen, tindakan etis yang harus dilakukan adalah keputusan yang disasarkan ataas
Etika Kristen. Pandangan Aborsi dari sudut pandang manusia dapat berbeda dengan pandangan Alkitab
Mazmur 139:13-16 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam
kandungan ibuku.1 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa
yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.139:15 Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-
Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang
paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-
hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.

Dalam Gereja,aborsi hanya layak dibenarkan dalam dua kasus dilematis


1. Dilematis pertama, yakni situasi dimana jelas bahwa janin akan mati bersama ibunya apabila tidak
dilaksanakan pengguguran.
2. Dilematis kedua, yakni situasi dimana ibu akan meninggal bila janin tidak digugurkan.)
Jadi tujuan aborsi adalah mengurangi angka kematian bukan menambah angka kematian . Contoh
Studi Kasus Jikalau seseorang menjadi korban pemerkosaan, dan ia takut kalau anak yang
dilahirkannya dilecehkan oleh masyarakat, ia tetap tidak boleh melakukan tindakan aborsi. Tetapi Gereja
akan membantu menyiapkan proses kematangan jiwa sang ibu misalnya melalui pendampingan oleh
para imam sehingga sang ibu mau melahirkan anak dan membatalkan niat pengguguran. Gereja
menyiapkan mental/kejiwaan si korban perkosaan melalui pendampingan (konseling) yang bisa
dilakukan oleh para pelayan Tuhan(Pendeta

2. Bayi Tabung
Di Makmal Terpadu FKUI harga ditawarkan cukup terjangkau dengan satu siklus sekitar 30- 40 juta
rupiah. Namun yang menjadi masalah keberhasilan bayi tabung di Indonesia masih kecil, sekitar 10%
Alkitab dengan jelas berkata bahwa kita tidak berdaulat atas hidup kita sendiri. “Tuhan yang memberi,
Tuhan juga yang mengambil” (Ayub 1:21). Selain itu juga, Allah berkata kepada Musa, “Akulah yang
mematikan dan Akulah yang menghidupkan” (Ulangan 32:39). Allah yang menciptakan kehidupan
(Kejadian 1: 21,27) dan dia sendirilah yang menopangnya (Kis 17:28). Karena itu kita tidak mempunyai
hak untuk mengambil hidup yang tidak bersalah (Kej 9:6, Kel 20:13). Bayi tabung dari sisi medis sudah
dapat dipastikan akan menimbukan banyak permasalahan, dari keguguran hingga kecacatan tubuh serta
kecacatan mental yang sangat parah.

Permasalahan bayi Tabung


Secara medis, teknik bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF), Masalahnya adalah dalam proses IVF,
IVF akan mengambil beberapa sel telur dan sperma dari pasangan suami-istri tersebut sehingga nanti akan
tercipta beberapa “batch” hasil pembuahan. Batch yang menunjukkan hasil pembuahan terbaiklah yang
kemudian akan dikembangkan selanjutnya dalam rahim si ibu. Sementara hasil pembuahan lain yang juga
berhasil terjadi tetapi dianggap “kualitasnya kurang prima” dibuang/dimusnahkan. Pemusnahan bayi-bayi
yang lain ini yang termasuk dalam pembunuhan, yang berarti melanggar hukum ke-6. Inilah yang menjadi
dilema dalam kasus bayi tabung. Bolehkah bayi tabung?, boleh jika pasangan yangmelakukan bayi tabung
berani mengambil resiko menerima keadaan apapun dari anak hasil bayi tabung (dalam keadaan cacat fisik
dan mental) dan tidak membunuh janin yang dianggap tidak baik. Mungkin akan dipertanyakan masalah
biaya dan hasil yang tidak baik jika hanya satu janin yang diuji coba, tentu inilah yang harus dibayar mahal
dan masalah biaya seharusnya tidak boleh menjadi alasan melegalkan pembunuhan Janin

1. Apakah yang anda pahami mengenai Aborsi


2. Apakah yang anda pahami mengenai bayi tabung ?
3. Apakah yang anda pahami mengenai pandangan alkitab terhadap aborsi ?
4. Apakah yang anda pahami mengenai pandangan alkitab terhadap aborsi ?
5. Apakah yang anda pahami mengenai pandangan alkitab terhadap bayi tabung ?

Sebagai Mahasiswa Kristen yang akan menjadi seorang bidan, panggilan bidan adalah
memberikan pelayanan untuk menyelamatkan jiwa bukan menghilangkan nyawa karena alasan-alasan
yang subjektif. Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa Tuhan sangat menentang pembunuhan yang
dilakukan oleh manusia, oleh (Kej 9:5) karena itu proses bayi tabung dan aborsi harus sesuai dengan
Alkitab, ditentang jika dengan sengaja membunuh nyawa, diijinkan jika untuk menyelamatkan nyawa.
KB, Tranpalantasi organ, , donor sperma, sewa rahim, adopsi

Meskipun bukan dalam wilayah praktek kebidanan, namun praktek bedah plastik merupan hal yang
perlu disikapi dalam sudut pandang Alktiab agar profesi bidan sebagai salah satu tenaga medis dapat
memahami makna esensi operasi plastik untuk tujuan yang benar

3. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai KB,


4. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai Tranpalantasi organ
5. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai bayi tabung,
6. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai donor sperma,
7. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai sewa rahim
8. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai Adopsi

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai KB,


2. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai Tranpalantasi organ
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai bayi tabung,
4. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai donor sperma,
5. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai sewa rahim
6. Mahasiswa dapat menjelaskan pandangan Alkitab mengenai Adopsi
DAFTAR PUSTAKA

http://7thgradeipto2.wordpress.com/rangkuman-materi/beriman-bertakwa-kepadatuhan/

Wiesye M.S.Nangoy,S.Th,M.Teol,PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN.Tondano,januari


2012

http://pudhan.blogspot.com/2011/11/hakikat-manusia.html

Karel Sosipater, Etika Perjanjian Lama, Jakarta: Suara Harapan Bangsa, 2010

http://c3i.org/01/apr/2003/konseling_untuk_apakah_manusia_diciptakan

Anda mungkin juga menyukai