POLTEKES MEDAN
DOSEN PENGAMPU :
Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memampukan saya
menyelesaikan pembuatan Modul Pendidikan Agama Kristen Poltekes Medan. Modul ini bertujuan agar
para Mahasiswa dapat menjadi Mahasiswa yang memiliki kompetensi tidak hanya dalam pengetahuan
intelektul saja tetapi memiliki kemampuan spritual yang berdampak kepada perilaku dan cara berfikir.
Modul ini memberikan penjelasan singkat yang dapat dipergunakan untuk
mengembangkan pegetahuan mengenai nilai-nilai Alkitab yang dituangkan dalam bentuk Modul,
diharapkan modul ini tidak hanya menambah pengetahuan saja tetapi memberikan dorongan kepada
para Mahasiswa Kebidanan untuk dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam setiap akhir
perkuliahan. Tujuan dari setiap modul diharapkan dapat mempersiapkan para Mahasiswa Kebidanan
dengan baik di dalam kelas dan diluar kelas untuk mempelajari materi pelajaran yang akan dibahas
dalam setiap pertemuan baik dalam perorangan dan kelompok, sehingga setelah tamat daapt menjadi
bidan-bidan yang takut akan Tuhan
Akhir kata, modul ini tidak dapat terlepas dari kekurangan, kiranya kritik dan saran dapat dijadikan
masukan untuk perbaikan modul di masa yang akan datang.
1. Kegiatan Belajar 1
2. Kegiatan Belajar 2
3. Kegiatan Belajar 3
4. Kegiatan Belajar 4
5. Kegiatan Belajar 5
6. Kegiatan Belajar 6
7. Kegiatan Belajar 7
8. Kegiatan Belajar 8
9. Kegiatan Belajar 9
Daftar Pustaka
* Hakekat Manusia *
Pertanyaan tentang “Siapakah Manusia?” telah didengungkan berabad-abad lamanya. Ada banyak
upaya yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang krusial ini. Namun, jika jawaban yang dimiliki tidak
kembali kepada Sumber jawaban yang pasti, maka dapat dipastikan semua itu merupakan upaya yang sia-
sia karena tidak menempatkan manusia sebagaimana seharusnya.
b) Diciptakan pada hari ke VI bersama ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar
Kej 1:24-27 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup,
ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.Allah menjadikan
segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi.
Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di
bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka, maka konsekuensi seorang
manusia yang tidak hidup sebagai peta teladan Allah, tindakan-tindakan yang dilakukan dapat
sama seperti tindakan binatang
Arti Teologis
Gambar dan rupa Allah, terkandung didalamnya bahwa manusia memiliki sesuatu yang disebut
dengan ”kebenaran asali”. Hal ini mencakup hal pengetahuan yang benar, kebenaran, kesucian.
Gambar dan rupa Allah mengacu pada elemen-elemen yang menjadi natur konstitusional manusia
seperti kekuatan intelektual, perasaan natural dan kebebasan moral.
Gambar dan rupa Allah mengacu pada kerohanian manusia. Manusia bukan
saja terdiri dari tubuh jasmani akan tetapi juga memiliki kerohanian yang memungkinkan manusia
berhubungan dengan Allah.
Gambar dan rupa Allah memberi arti bahwa manusia mempunyai nilai kekal
dalam kehidupannya. Kekekalan ini tidak berada didalam dirinya sendiri sebab manusia itu
diciptakan. Nilai kekal itu merupakan pemberian Allah dalam penciptaan manusia.
c. Manusia diciptakan oleh Allah dalam gambar dan rupanNya, ini berarti bahwa kemauan, kehendak
dan hidup manusia harus bersesuaian dengan tujuan Allah menciptakan manusia. Bahwa Allah
menjadikan manusia untuk kemuliaan-Nya (Yesaya 43:7).
Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang mulia yang diciptakan segambar dan serupa dengan
manusia. Tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar manusia melakukan kehendak Allah dibumi
sebagai mandataris Allah, manusia adalah hamba dan Allah adalah Tuan. Manusia diberikan kuasa yang
terbatas untuk menguasai ciptaan
* BERIMAN DAN BERTAKWA KEPADA TUHAN*
Alkitab menjelaskan bahwa manusia bukan saja mahkota dari seluruh ciptaan Allah, tetapi juga objek
khusus pemeliharaan Allah. Allah menciptakan manusiadalam keadaan kudus dan tidak berdosa. namun
kenyataan yang terjadi Adam (Manusia) pertama telah jatuh kedalam dosa,dan mengakibatkan seluruh
umat manusia yang ada dalam tubuh Adam menjadi berdosa.
a) Mahasiswa mampu menjelaskan mengapa manusia memiliki perilaku yang jahat (berdosa)
b) Mahasiwa mampu menghubungkan akibat dosa dengan perilaku manusia dengan (sesama,
lingkungan,dll)
c) Mahasiswa mengubah konsep tentang dosa sehingga sesuai dengan Alkitab.
I. Defenisi Dosa
a) Tidak kena sasaran atau tidak sampai pada tujuan. Dosa dalam arti ini berarti tidak sampai atau
menyimpang dari tujuan dan maksud Allah (bdk. Kej. 4:7; Kel. 9:27; Bil 6:11; Mzm 51:4,6; Ams.
8:36; Rom 3:23).
b) Durhaka yang berati melawan yang berhak, pemberontakan, pelanggaran. Dosa disini berarti
melawan perintah Allah dan melakukan bidat (Mzm 51:3; Ams 28:2.
c) Kejahatan, yang berarti bengkok, diputar. Ini berarti hati yang bengkok atau diputar dari yang
benar. Berkaitan juga dengan keadaan hati dan tabiat yang jahat (Kej. 15:16; Mzm. 32:5; Yes 5:18)
d) Pelanggaran yang berarti menyimpang dari yang seharusnya. Perkataan ini dipakai dalam
hubungannya dengan hukum Allah yang pasti (Rom 4:15). Semua pelanggaran akan berhadapan
dengan murka Allah. Kefasikan yang berarti keadaan tidak bertuhan. Kata ini mengandung arti
tabiat yang berlawanan dengan tabiat Allah (Rom 1:18; Yud. 14-15). Kesalahan, tidak berdiri teguh
pada saat harus teguh, tidak sampai pada keadaan yang seharusnya (Mat. 6:14-15; Gal 6:1; Yak
5:16). Kata yang paling banyak digunakan untuk menyatakan tentang dosa adalah ‘hamartia’, tidak
kena sasaran.
- Kematian Jasmani.
Salah satu bagian dari hukuman atas dosa adalah kematian tubuh. Seandainya tidak ada dosa,
maka tidak akan ada kematian jasmani. Allah sudah menyediakan sesuatu yang luar biasa,
seandainya mereka lepas dari maut dan tidak berbuat dosa. Allah menempatkan pohon kehidupan di
taman Eden. Sesungguhnya mereka bisa memakan buahnya dan mendapat hidup kekal. Tetapi,
mereka malah makan buah dari pohon yang terlarang. Mulai saat itu dan sampai hari ini, maut
menguasai dunia. Semua yang tinggal di bumi akan mati.
- Kematian Rohani.
Maut bukanlah suatu kepunahan, melainkan suatu pemisahan
dengan kebinasaan yang menyertainya. Kematian fisik berarti pemisahan antara jiwa dan raga.
Manusia diciptakan oleh Allah dala keadaanbaik dan sempurna agar manusiamenjadi gambar dan
rupa Allah. Sebagai gambaran Allah, manusia bukan Allah. Meskipun manusiadiberi kuasa untuk berkuasa
dan menaklukkan segala ciptaan, manusia diberi kehendak bebas dan batasan melalui larangan memakan
buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Namun manusia melanggar perintah Tuhan dengan
memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat yang mengakibatkan seluruh manusia jatuh ke
dalam dosa dan mengalami dampak yang mengerikan yaitu kerusakan moral, peperangan,penderitaan,
penyakit dan kematian.
* FILSAFAT KETUHANAN *
Ketika berbicara tentang penciptaan, ALkitab memberitahukan bahwa Pencipta alam semesta ini
adalah YHWH / TUHAN Allah Israel. YHWH/TUHAN merupakan awal dari segala sesuatu yang
menciptakan manusia dan alam semesta. Banyak teori-teori yang dikemukakan para ahli, teori - toeri ini
banyak yang bertentangan dengan Alkitab, oleh karena itu Mahasiswa perlu memahami pandangan Alkitab
sebagai pegangan Mahasiswa memahami penciptaan dengan benar.
Pandangan Ortodoks
Kitab Suci adalah Firman Allah secara obyektif. Jadi, apakah Kitab Suci itu diberitakan atau tidak,
didengar oleh manusia atau tidak, dimengerti atau tidak, ditaati atau tidak, Kitab Suci tetap adalah Firman
Allah. Dan pada waktu manusia mendengar pemberitaan Kitab Suci, apakah ia merasakan Allah
menggunakannya untuk berbicara kepadanya atau tidak, Kitab Suci itu tetap adalah Firman Allah. Alkitab
adalah firman Allah dan merupakan otoritas final terhadap kepercayaan dan perbuatan Kristen. Roh Kudus
dalam cara-Nya yang khusus dan penuh misteri menyatakan kehendak dan karya Allah dan membimbing
(Ingg: guided) para penulis dalam penulisan mereka. Alkitab menyatakan Allah dan rencana-Nya pada kita
namun Alkitab juga tetap memiliki misteri keberadaan ilahi yang tidak dapat dijangkau pemikiran manusia.
(W.A. Elwell, ed. Evangelical Dictionary of Theology, Grand Rapids: Baker, 1990. Hal. 186.) Dasar
Alkitabnya untuk hal ini adalah Ul. 29:29. Alkitab adalah firman Allah karena pencerahan Roh Kudus
sebagai kesaksian internal. Jadi bukan karena logika, sejarah atau argumentasi lainnya. Bukti paling tinggi
bagi Alkitab pada umumnya terpancar dari diri Allah yang berbicara dalam Alkitab itu, yakni pada kesaksian
Roh Kudus yang tersembunyi (Y. Calvin, Intitutio, Jakarta: Gunung Mulia, 1985. Hal.19.) Kesaksian Roh
Kudus lebih unggul dari alasan logis manapun juga, sebagaimana Allah sendiri sudah cukup memberi
kesaksian tentang diri-Nya di dalam firman-Nya.
3. Bukti-bukti lain.
a. Alkitab bisa bersatu dan harmonis.
Alkitab ditulis dalam jangka waktu 1500-1600 tahun, oleh kurang lebih 40 orang, yang hidup pada
jaman yang berbeda, mempunyai latar belakang yang berbeda (ada yang petani, gembala, nabi,
nelayan, raja, dsb), banyak yang tidak kenal satu sama lain namun tulisan mereka harmonis.
1. Manusia bisa meramal dengan ilmu pengetahuan (Mis: ramalan cuaca, ramalan akan terjadinya
gerhana, ramalan dari dokter tentang umur seseorang yang sudah sakit berat maupun dengan
kuasa gelap. (Mis: jailangkung, ramalan dengan melihat garis tangan/guamia, dll) tetapi ramalan-
ramalan itu pasti kadang-kadang meleset.
2. Tetapi semua nubuat/ramalan dalam Alkitab terjadi dengan tepat. Contoh: Maz 22:1,8,9,16,17,19
Yes 7:14 Mikha 5:1 Yes 53:3-7,9 Mat 24:2 dll. Ini membuktikan bahwa semua nubuat itu berasal
dari Tuhan!
3. Alkitab tahu bahwa bumi ini bulat, dan tidak disangga oleh tiang-tiang, jauh sebelum manusia
mengetahuinya (Yes 40:22 Ayub 26:7).
4. Dulu manusia beranggapan bahwa bumi ini datar seperti meja. Manusia baru mengetahui bahwa
bumi ini bulat pada abad 15, tepatnya pada tahun 1492 (Columbus). Tetapi hal itu ternyata sudah
tertulis dalam Kitab Yesaya (abad 7 SM, atau lebih dari 2000 tahun sebelum Columbus dan bahkan
dalam kitab Ayub yang lebih kuno lagi! Dari mana penulis-penulis Alkitab itu mengetahui hal itu?
Pada saat itu tidak ada seorang manusiapun yang tahu tentang hal itu. Jelas bahwa mereka
mengetahui hal itu dari Allah!
Seorang bernama Tom Paine menulis buku yang berjudul “The Age of Reason” yang menyerang
Alkitab, dan ia meramalkan bahwa bukunya akan laris di seluruh dunia sedangkan Alkitab hanya akan
dijumpai di museum. Tetapi kenyataannya, sekarang Alkitab bisa dijumpai di mana-mana dan buku “The
Age of Reason” itu yang hanya bisa dijumpai di museum.
Seorang bernama Voltaire mengatakan: 100 tahun setelah kematianku, Alkitab hanya akan ada di
museum. Ternyata 100 tahun setelah kematiannya, tempat di mana ia mengucapkan kata-kata itu jatuh ke
tangan “Geneva Bible Society”, dan ruangan itu diisi penuh dengan Alkitab dari lantai sampai langit-
langitnya.
Kejadian 1: 1 dan Ibr. 11: 3 menunjukan bahwa Allah (Elohim) menciptakan segala sesuatu dari
yang tidak ada menjadi ada.
Untuk aktifitas Allah mencipta ada 3 istilah yang dipakai:
a) ‘Bara’artinya mencipta : Kej. 1: 1, 21, 27
b) ‘Asa’artinya melakukan, membuat (Kej. 1: 25; Kel. 20: 11; Neh. 9: 6)
c) ‘Yatsar’artinya membentuk (Kej. 2: 7)
1. Teori Celah (Gap Theory) mengatakan bahwa ada rentangan waktu yang sangat panjang antara
penciptaan bumi dari penciptaan manusia. Manusia adalah merupakan ciptaan yang terakhir.
Mereka mengetikkan kata ‘hari” sebagai ‘rentangan waktu yang sangat panjang’.
2. Adam bukan manusia pertama. Teori ini mengatakan bahwa fosil-fosil yang ditemukan menyatakan
bahwa sudah ada manusia di bumi sebelum Adam ada. Tetapi semua punah dan Adam adalah
merupakan ciptaan yang kemudian. Ada yang berpendapat bahwa Adam adalah salah satu mata
rantai dari rentangan proses evolusi dan ia merupakan bentuk rendah dari manusia.
3. Kaum evolusi theistismengatakan bahwa manusia adalah mahluk purba dan merupakan hasil
proses evolusi dimana mahluk pra manusia dan manusia tingkat rendah kemudian menghasilkan
manusia. Ada sebahagian yang beranggapan bahwa sebelum Kej. 1: 1 sudah ada penciptaan
manusia dan itulah yang creatio ex nihilo. Tetapi karena bumi terhukum karena dosa maka Allah
membumi hanguskan semua ciptaan. Penciptaan bumi pada Kej. 1: 1 adalah merupakan persiapan
permulaan untuk menuju tatanan penciptaan yang baru termasuk manusia Adam. Konsep ini
disebut juga sebagai konsep ‘rentangan’ atau ‘teori penataan ulang dari kehancuran’ atau ‘teori
pemulihan’. Menurut konsep yang terakhir ini bumi yang dicatat pada Kejadian 1: 1 adalah bumi
yang sempurna yang dihuni segala jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sebahagian juga
berpendapat bahwa pada saat ini sudah ada manusia pra-Adam menghuni dunia. Tetapi pada
rentangan waktu antara ayat 1 dan 2 Iblis memberontak kepada Alah
Kita berada dalam lingkungan yang majemuk dan berbenturan dengan banyak prinsip yang
dianggap sebagai sumber kebenaran. Dalam berbangsa dan bernegara ada aturan yang menjadi
landasan,demikian juga kehidupan sosial dieprlukan sikap dan pegangan dalam kehidupan yang majemuk.
Sebagai orang Kristen harus menjadikan ALkitab sebagai pedoman hidup dalam menjalani
kehidupansehari-hari.
*KAJIAN NILAI-NILAI KETUHANAN*
Pembicaraan mengenai agama tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan mengenai Tuhan. Semua
agama mempercayai adanya Tuhan atau sejenisnya, dan kepecayaan tentang Tuhan inilah yang
membedakan agama dengan ateis. Demikian halnya dalam Kekristenan, ajaran tentang Tuhan merupakan
ajaran yang sangat penting untuk dipelajari dan diajarkan. Mengapa? Salah satu alasanya adalah karena
umumnya agama-agama yang ada di Indonesia, khususnya yang monotheisme mengakui, menyebut dan
menyembah Tuhan. Persoalannya adalah kalau pemahaman kita tentang ajaran mengenai Tuhan yang
diajarkan oleh Alkitab tidak benar dan kuat, maka kemungkinan besar kita akan menganggap, bahwa semua
Tuhan yang diberitakan oleh agama-agama adalah pribadi yang sama, karena kata yang dipakai untuk
menunjuk kepada Tuhan adalah sama yaitu Tuhan, maka Tuhannya juga adalah sama, sehingga sekaligus
juga semua agama adalah sama. Walaupun penggunaan nama Tuhan adalah sama sesungguhnya
pengertian masing-masing agama tentang Tuhan-nya berbeda.
I. TUHAN Tritunggal
Apa itu Doktrin Tritunggal?
Secara etimologi, kata “Tritunggal” berasal dari kata bahasa Latin “Trinitas” yang terdiri dari dua kata,
yaitu “tres” yang artinya “tiga”, dan “unus” yang berarti “esa”, “tunggal” atau “satu”.
1. Kesulitan Teologis
Sejak zaman Perjanjian Lama bangsa Yahudi selalu menekankan tentang Ke Esa-an Allah dan konsep
ini dibawa sampai abad-abad pertama masehi. Pada abad II, Tertulianus memformulasikan doktrin ini;
tapi masih banyak kekurangannya. (belum sempurna). Tertulianus (165M-220M) adalah orang pertama
yang menemukan istilah "Trinity" (Tritunggal). Tertulianus berusaha untuk memberikan penjelasan yang
alkitabiah tentang ajaran Tritunggal, karena pada saat itu di gereja banyak tersebar pengajaran
Monarkianisme
Teologia Kristen mempunyai pandangan yang unik tentang Allah (God is the Whole Other). Di
dalam Alkitab, Allah dinyatakan dengan begitu jelas yang meliputi diri atau esensi Allah, keberadaan
Allah, sifat-sifat atau karakter Allah, atribusi Allah, dan karya-karya-Nya. Secara khusus tentang diri atau
esensi Allah yang dikaitkan dengan sifat-sifat-Nya maka akan ditemukan dua konsep di dalamnya yaitu
(1) Allah itu esa (2) Ada tiga pribadi Allah yang memiliki kualitas yang sama dalam segala hal. Dua
kenyataan ini mengharuskan para teolog untuk menyusun dasar-dasar teologia yang seimbang dan tidak
menekankan atau mengutamakan salah satu aspek saja. Tetapi bagaimanakah hal itu dapat dilakukan?
Inilah kesulitan teologis dalam mempelajari dan merumuskan doktrin Tritunggal dengan benar.
Di dalam alasan teologis ini, terdapat tiga fakta yang menyebabkan kebenaran Tritunggal sulit
dimengerti atau dipahami (Stephen Tong; Allah Tritunggal; 1990; hal. 13-18). Ketiga fakta ini antara lain :
a) Kebenaran Tritunggal ini adalah kebenaran yang bersifat dan berdasarkan wahyu Allah
Yang dimaksud dengan kebenaran yang bersifat dan berdasarkan wahyu Allah di sini adalah
bahwa kebenaran Tritunggal bukanlah hasil spekulasi manusia, tetapi merupakan anugerah dari
Allah yang tidak bisa kita mengerti, juga tidak bisa kita bantah (tolak), hanya bisa kita terima. Dalam
kerangka berpikir tentang wahyu (pernyataan dari Allah) ini, kita mengenal adanya wahyu bertingkat
(Progressive Revelation) yaitu wahyu yang mengalami kemajuan dari yang sangat tidak jelas,
menjadi tidak jelas, kemudian menjadi kurang jelas, dan akhirnya menjadi jelas bahkan sangat jelas.
Wahyu progresif ini dibagi dalam dua jenis wahyu, yaitu wahyu Allah secara umum (General
Revelation of God), dan wahyu Allah secara khusus (Special Revelation of God).
c) Kebenaran Tritunggal adalah kebenaran mengenai Allah yang satu-satunya, Allah Yang Maha Esa
(The Only One God).
Kenyataan bahwa Allah adalah Ia yang satu-satunya, dan tak ada yang lain seperti Dia, membuat tak
mungkin menemukan sesuatu yang dapat menggambarkan tentang diri-Nya secara sempurna.
Stephen Tong mengatakan : “Biasanya kita mengerti sesuatu karena sesuatu itu mempunyai
persamaan dengan sesuatu yang lain, sehingga melalui persamaan itu kita menemukan analoginya.
Karena ada persamaan, kita mempunyai jembatan analogis untuk pengertian kita, sehingga dari
sesuatu yang sudah dimengerti kita loncat ke sesuatu yang belum kita mengerti, akhirnya kita
mengerti semuanya. Tetapi di dalam kita mengerti Allah, tidak ada pembanding-Nya, tidak ada
persamaan-Nya, sehingga tidak bisa dimengerti dengan rasio sepenuhnya (Stephen Tong : 16).
2. Kesulitan Filosofis
Thiessen mengatakan bahwa : “Ajaran tentang Tritunggal adalah suatu rahasia yang besar sekali.
Seakan-akan ajaran in merupakan teka-teki intelektual yang sulit dipecahkan atau bahkan merupakan
suatu kontradiksi.” (Teologi Sistematika; 1992; hal. 139). Rasio tak mampu memecahkan misteri ini.
”Bagaimana mungkin sesuatu itu tiga sekaligus satu atau satu sekaligus tiga?” Pemikir-pemikir Islam
sering terjebak dalam kesulitan in akhirnya menuduh agama Kristen sebagai agama yang mempunyai
konsep Allah (monoteisme) yang tak masuk akan (kontra rasional). Mereka sering memakai analogi
matematika untuk maksud itu, yaitu 1+1+1 = 1 (Andar Tobing; Apologetika Tentang Trinitas; 1972; hal. 9-
10). Memang inilah kesulitan filosofis dalam mempelajari doktrin Tritunggal, tetapi bagaimana jika
1x1x1= 1 ?
a. Ajaran Monarkianisme
Ajaran sesat Monarkianisme digolongkan menjadi 2:
Monarkianisme Dinamis (adoptionisme). Ajarannya: Yesus adalah manusia biasa yang
diadopsi oleh Allah dan diberikan kekuatan khusus pada saat Ia dibaptis.
Monarkianisme Modalistis.
Ajarannya: Allah adalah satu, tetapi muncul (tampil) kepada manusia dalam 3 mode
(bentuk), yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.
b. Arianisme
Arius (250M-336M) dari Aleksandria menentang ajaran Tritunggal. Arianisme adalah suatu konsep
kristologi dalam agama Kristen yang menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah yang
diperanakkan oleh Allah Bapa pada suatu ketika, berbeda dari Sang Bapa, dan oleh karena itu lebih
rendah derajatnya daripada Sang Bapa.Ia tidak setuju akan keAllahan Anak dan Roh Kudus,
berdasarkan Kol 1:15; Yoh 1:14; Yoh 3:16. Di Konsili Nicea (325M) ajaran Arian ini ditentang habis-
habisan oleh Athanasius, demikian juga di Konsili Konstantinopel (381M). Perdebatan yang paling
utama adalah mengenai dua istilah yang dipakai untuk menjelaskan tentang keAllahan Yesus dan Roh
Kudus.
Pada pertengahan abad 4, seorang teolog dari Kapadokia (Asia Kecil Timur) memberikan
doktrin Tritunggal yang definitif dan mengalahkan ajaran aliran Arianisme dan
mempertahankan istilah homoousios.
Doktrin Tritunggal yang paling tuntas diformulasikan pada masa Agustinus (354M-430M).
Ia menulis dalam bukunya "De Trinitate". Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus
tidak memiliki subordinasi, tetapi kesetaraan. Satu esensi Allah dengan 3 pribadi seperti
apa yang diajarkan dalam Akitab.
Konsili Toledo (589M) menyelesaikan perdebatan tentang "filioque" (Latin), yang artinya
"dan Anak" berdasarkan Yoh 14:26; Yoh 16:7; Yoh 15:26. Istilah "filioque" ini tidak
dicantumkan baik dalam Konsili 325M ataupun Konsili 381M. Baru ditambahkan dalam
Sinode Toledo (589M).
Sesudah masa Reformasi, Tokoh-tokoh Reformator, seperti Martin Luther dan John Calvin
tidak menolak doktrin Tritunggal versi Athanasius. Martin Luther berkata bahwa doktrin
Tritunggal harus diterima dengan iman, walaupun tidak bisa dijelaskan dengan tuntas,
karena ada dalam Alkitab. Sedangkan Calvin menulis penjelasan tentang Tritunggal
dalam bukunya Institutio.
Pandangan modern tentang Tritunggal bervariasi. Tetapi tidak ada hal yang baru lagi.
Semua kesalahan yang dilakukan oleh teolog-teolog modern sudah pernah terjadi
sebelumnya.
Pemahaman mengenai Allah dalam doktrin Kristen sangat berbeda dengan agama lain. Di dalam
kekristenan dikenal pemahaman dengan istilah Tritunggal. Meskipun tidak ditulis secara tersurat kata
Tritunggal, namun banyak ayat yang menjelaskan keberadaan Allah dalam konsep Tritunggal. Alkitab
sebagai sumber kebebenaran menjelaskan tentang Allah yang secara rasional dan empiris tidak dapat
diterima oleh akal. Keberadaan Allah tidak ditentukan apakah kita dapat menerima secara logika / rasional
karena ALlah bersifat rohani/supranatural maka natulisme manusia tidak mungkin memahami wilayah
supranatulisme Allah, sehingga sebagai orang beriman harus dengan rendah hati meminta Tuhan agar
dapat memahami keberadaan Allah.
* KAJIAN NILAI-NILAI KETUHANAN*
Salah satu Pribadi dalam Kejamakan Allah adalah pribadi Bapa, pemahaman tentang Pribadi Bapa
memerlukan hal yang mungkin melampaui logika, oleh karena itu perlu dipahami berdasarkan perspektif
Alkitab. Alkitab berasal dari bangsa Yahudi, oleh karena itu pemahaman yang telah didapatkan oleh bangsa
Yahudi melaluinabi-nabi yang dipilih oleh Tuhan harus menjadi acuan orang Kristen dalammemahami
konsep tentang Allah.
Alkitab Perjanjian Lama menyatakan Allah itu esa (Ulangan 4:35,39; 6:4; Yesaya 45:5,6), meskipun
demikian penyataan Allah dalam perjumpaan dengan manusia hadir dalam penampakkan (Theophany)
lebih dari satu Oknum (Kejadian 3:22; 11:6,7; 18:1,2 dab.). Alkitab Perjanjian Baru mencatat pernyataan
Yesus Kristus tentang hakekat Allah yang esa “Shema Israel Yahweh (Adonai) Elohenu Yahweh (Adonai)
Ehad” Lembaga Alkitab Indonesia mengartikan “Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu
esa” (Markus 12:29-32; Yohanes 17:3). Pernyataan tersebut diucapkan Yesus merupakan hukum yang
dikenal masyarakat luas di Israel, diambil dari Perjanjian Lama dalam Ulangan 6:4,5. Rasul Paulus
memberikan penegasan tentang keesaan Allah ditengah praktek kepercayaan menduakan Tuhan “… tidak
ada Allah lain dari pada Allah yang esa.” (Roma 3:30; 1 Korintus 8:4,6; Galatia 3:20; Efesus 4:6; 1 Tim 2:5).
Bahkan Yakobus menyatakan Setan pun percaya tentang keesaan Allah bahkan gemetar dan ketakutan
(Yakobus 2:19).
I. BAPA
1. Hakekat dan Keberadaan Allah
Hakekat dan Zat praktis sinonim bila dikenakan kepada Allah. Kedua kata ini dapat diartikan sebagai ‘yang
melandasi semua perwujudan keluar’. Dengan kata lain, hakikat atau zat keduanya adalah dasar bagi
semua sifat-sifat Allah. Allah itu Roh. Allah merupakan zat tetapi bukan zat bendawi melainkan rohani.
Tuhan Yesus mengatakan: “Allah itu Roh” (Yoh 4:24). Artinya: Allah itu Pribadi. Ada tiga tanda yang
harus dimiliki oleh seorang pribadi: kesadaran diri, kemampuan untuk membuat keputusan sendiri, dan
kesadaran moral.
2. Keberadaan Allah
Bukti Alkitab
Manusia sudah mempunyai kesadaran di dalam dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun hanya
samar-samar), tetapi menolak kesaksian ini. Tugas orang Kristen adalah menghadapkan orang bukan
Kristen dengan Allah, bukan untuk mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin Allah ada. Orang
berdosa hanya dapat memperoleh pengetahuan sesungguhnya tentang Allah melalui dilahirkan
kembali oleh Roh Kudus pada waktu mereka mendengar Injil. Rom 1:18-32
5. Nama-Nama Allah
1. YaHWeH = Nama diri (par exellence) yang hanya dipakai untuk Allah, dalam bentuk tunggal dan
tak berartikel. Dipakai + 5321 kali dalam Perjanjian Lama.
2. Adonai. Adonai berarti "Tuan" dalam bentuk tunggal; seperti yang dipakai sebagai tuan yang
berhak terhadap budak-budak jaman dahulu. Dalam bentuk jamak sama dengan Elohim. Kata ini
menunjukkan suatu otoritas mutlak bahwa Allahlah yang memiliki Israel/umat-Nya. (Kej. 19:2; 40:1;
1 Sam 1:15)
3. El, Elohim, dan Elyon Elohim adalah nama jenis dan berarti Allah. Ula 6:4: "YHWH adalah Elohim,
YHWH itu Esa." Elohim (Bentuk tunggal: "Eloah") mungkin berasal dari "alah" artinya dilingkupi
ketakutan. El dari kata "ul", artinya kuat dan berkuasa. Elyon diturunkan dari kata "alah" juga,
artinya ke atas atau ditinggikan. Digunakan sebanyak 2570 x dalam PL, dan kira-kira sebanyak
2310 x dari penggunaan itu. untuk Allah yang benar.Nama ini berhubungan dengan kedaulatan-
Nya. Yes 54:5 menyebut “Allah seluruh bumi” Nama ini berkaitan dengan karya-Nya dalam
penciptaan (Kej.1:1; Yes 45:18; Yun 1:9).
Nama dalam PL
Nama-nama gabungan
• El-Shaddai (Kej 17:1; 28:3; 35:11; Kel 6:3; Maz 91:1-2) Arti: Allah yang maha
kuasa yang sedang berdiri seperti gunung --> kuat, teguh, tidak goyah.
• El-Elyon (Kej 14:19) Arti: Allah yang maha tinggi; kedaulatanNya.
• El-Olam (Kej 21:33, Maz 100:5; 103:17) Arti: Allah yang kekal -- Tidak berubah
• El-Roi (Kej 16:13) Arti: Allah yang melihat
1. Yesus Kristus
Ada orang yang percaya dan menerimaNya, karena itu memperoleh hidup yang kekal (Yoh.3:16).
Ada juga yang tetap tidak percaya dan menolakNya, karena itu mengalami kebinasaan kekal (Yoh.3:18;
Yoh.8:24; baca juga I Kor.1:18 dan I Pet.2:6-7). Secara lahiriah, Yesus tidak berbeda dengan manusia
lainnya. Ia dilahirkan oleh seorang perempuan, dibesarkan di desa, dan berkata- kata dalam bahasa
manusia. Ia tidak memiliki hal yang begitu hebat sehingga kita harus memikirkan Dia sedalam-dalamnya.
Namun, selain menjadi batu sandungan bagi banyak orang, kemanusiaan Yesus ini juga menimbulkan
daya tarik dan tanda tanya yang mengagumkan sekaligus memusingkan banyak orang.Jika kita berbicara
dan berpikir tentang Kristus, maka kita harus kembali pada satu waktu di mana Kristus menuntut manusia
memberikan penilaian tentang diri-Nya. Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, "Menurut orang-orang,
siapakah Aku?"
Nama dalam PB
a. Theos. Bentuk yang setara dengan Elohim dalam PL (dipakai juga untuk allah orang kafir).
b. Kurios/Kyrios. Nama eksplisit Allah, seperti YHWH dalam Perjanjian Lama, artinya: "Alfa
& Omega"; "Yang dulu ada, Yang sekarang ada dan Yang akan tetap ada"; "Yang awal dan Yang
akhir" (Wah 1:4, 8, 17; 2:8; 21:6; 22:13) arti kata ini menekankan supremasi (otoritas) sebagai Tuan
(Yoh 4:11), Pemilik (Luk 19:33), Majikan (Kol.3:22) dan juga Suami (1Pet 3:6) atau berhala-berhala
(1Kor 8:5). Dipakai dalam PB sebanyak 717 kali, kebanyakan terdapat dalam surat-surat Paulus
(275 kali) dan Injil Lukas (210 kali), mengingat keduanya menulis kepada orang-orang Gerika.
• Ebionisme (ebion=rakyat jelata/miskin: Ia hanya manusia biasa yang menerima Roh Kudus
pada saat dibaptiskan).
• Arianisme/Saksi Yehova: Ajaran ini menyatakan bahwa Yesus adalah makhluk ketiga, karena
Ia bukan Allah, dan juga bukan manusia. Ia memiliki awal, Ia adalah ciptaan yang sulung
(bandingkan dengan saksi Yehova yang mengakui bahwa Yesus adalah ciptaan yang sulung
dan tertinggi). Kedudukan Kristus dianggap di bawah Bapa sedangkan Roh Kudus berada di
bawah Kristus.
• Eutychianisme (Absorpsionisme). Ajaran ini menyatakan bahwa Yesus hanya mempunya satu
natur, yaitu natur keilahian, karena natur kemanusiaan-Nya sehingga menghasilkan sebuah
natur ketiga yang baru.
• Nestorianisme (Nestorius adalah uskup Konstantinopel abad 4); Yesus seakan akan hanya
menjadi rumah kusus bagi Anak Allah sama seperti Allah tinggal dalam hati orang percaya
demikianlah Anak Allah mendiami Yesus, tetapi lebih sempurna.
– Anak Allah. Tuhan kita mempergunakan gelar bagi diri-Nya (meskipun hanya kadang-
kadang, Yoh. 10:36), dan Ia mengakui kebenarannya ketika dipergunakan oleh orang lain untuk
menunjuk kepada-Nya (Mat. 26:63- 64). Apakah artinya? Meskipun frase "anak dari" dapat
berarti "keturunan dari", hal ini juga mengandung arti "dari kaum." Jadi, dalam Perjanjian Lama
"anak- anak para nabi" berarti dari kaum nabi (1 Raj.20:35), dan "anak- anak penyanyi" berarti
kaum penyanyi (Neh. 12:28). Petunjuk "Anak Allah" apabila dipergunakan untuk Tuhan kita,
berarti dari kaum Allah dan merupakan suatu klaim yang kuat dan jelas untuk Keallahan yang
penuh." Dalam penggunaan di antara orang Yahudi, perkataan "Anak (dari)..." umumnya tidak
berarti suatu pembawahan, tetapi lebih kepada persamaan dan jati diri hakikat
Dengan dasar ketaatan Kristus, maka kita mengerti karyaNya (Atonement), sebagai berikut :
• Kurban.
• Perdamaian.
• Pemulihan.
• Penebusan.
Pembahasan tentang karya Kristus, sehubungan dengan karya keselamatan Kristus, adalah menurut
urutan di atas.
Kurban (Sacrifice)
Kematian Kristus bukanlah kematian yang biasa yang dialami oleh manusia pada umumnya. Sebab
kematian Kristus adalah suatu korban. Istilah ini (Korban) bukan berarti “mangsa” dan bukan dalam
arti “merelakan”, tetapi korban Kristus melalui kematianNya di atas kayu salib dihubungkan dengan
penebusan dosa Istilah “peri kematian” (karena dosa) dalam Roma 8:3, merupakan istilah yang
dipakai untuk “korban dosa”.
Pendamaian
Melalui Yesus Kristus, Allah telah mendamaikan manusia berdosa dengan diriNya sendiri. “Sebab
jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian anakNya lebih-lebih kita, kita
yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya” (Roma 5:10).
Dosa adalah penyebab permusuhan antara Allah dan manusia, karena itu dosa harus diselesaikan
untuk mengakhiri permusuhan tersebut. Jalan satu-satunya adalah melalui kematian Kristus. Hal ini telah
dikerjakan oleh Yesus sendiri di atas kayu salib. Kata ”mendamaikan” mengandung arti, bahwa karena
kematian Kristus ada suasana baru, yang menjiwai hubungan antara Tuhan Allah dan manusia. Hubungan
itu bukan berwujud permusuhan lagi, melainkan berwujud suasana “damai”. Dengan menjadi pendamai,
Yesus Kristus telah mengorbankan diriNya di atas kayu salib. Di kayu salib permusuhan atau perseteruan
antara Allah dan manusia diselesaikan, keterpisahan telah lenyap. Tindakan pendamaian semata-mata
adalah inisiatif Allah, manusia dapat mengalaminya, jika ia menerima Injil keselamatan dan bersedia
memberi diri untuk didamaikan dengan Allah secara pribadi.
Pemulihan (Reconciliation)
Terdapat dua kata Yunani yang dipergunakan untuk menjelaskan pendamaian Kristus, yaitu
Katallogi (pendamaian) dan Hilasmos (korban pendamaian). Ungkapan Katallogi mengandung arti
memperbaiki yang rusak, sedangkan Hilasmos mengandung gagasan tentang alat untuk memperbaiki yang
rusak. Sehu-bungan dengan ini, maka darah Kristus yang tertumpah di kayu salib merupakan alat untuk
memperbaiki yang rusak. Manusia dipersatukan kembali dengan Allah. Dengan demikian, hubungan yang
rusak kembali dipulihkan dan terciptanya kembali hubungan yang harmonis. Oleh karena manusia tidak
dapat menebus dirinya sendiri, maka Yesus Kristus bertindak sebagai refrensentatif Allah terhadap manusia
dan manusia di hadapan Allah Yesus Kristus telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan menggantikan
semua orang (1 Tim 2:6).
Telah Ia lakukan di atas kayu salib, sebagai karya penebusanNya Karya penebusanNya sempurna, semua
orang memiliki pengampunan dosa, hidup menjadi orang merdeka (Kol 1:14; Rm 3:24; Ef 1:7; 1 Kor 6:20,
7:23; Gal 3:13, 4:5).
Penebusan (Redemption)
Status sebagai manusia berdosa, mengakibatkan manusia mau tidak mau mengalami kematian
yang kekal. Dalam keadaan seperti ini, manusia tidak dapat melepaskan dan menebus dirinya sendiri dari
dosa, oleh karena status manusia berdosa dan dikuasai dosa menjadi budak dosa. Dengan demikian,
manusia membutuhkan penebusan. Terdapat banyak ungkapan dari Rasul Paulus tentang penebusan,
antara lain: “dibeli dengan pembayaran lunas” (1 Kor 6:20; 7:23), ditebus dari “Kutuk Hukum Taurat” (Gal
3:13;4:5), dibebaskan dari segala kejahatan (Tit 2:14).
Memahami Yesus sebagai Tuhan memerlukan pencerahan dari Tuhan. Seseorang tidak akan
dapat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan jika Tuhan tidak memberikan pengertian. Kesulitan yang
dihadapi manusia yang telah berdosa,terbatasdalam hal kemampuan membuat manusia tidak dapat
menerima Ketuhanan Kristus dan karyaNya. Karya Kristus yang telah diyatakan dikayu salib,sangat
bertentangan dengan nalar dan rasio manusia. Kristus pernah ada dalam sejarah manusia,Dia mati, bangkit
dan naik ke sorga untuk mengadakan pendamaian karena manusia yang sudah jatuh dalam keberdosaan
oelh karena satu orang yaitu Adam, sehingga manusia yang percaya kepada Tuhan Yesus mengalami
pengorbanan yang sempurna.
* KAJIAN KETUHANAN*
Salah satu Pribadi dalam Kejamakan Allah adalah pribadi Roh Kudus. Roh Kudus adalah janji
Allah kepada manusia yang berdosa dalam Perjanjian Lama. Untuk menggenapi rencana Allah ini, Allah
memilih Abraham dan keturunan Abraham dalam hal ini bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan.
Puncak dari janji Allah ini adalah melalui pengorbanan Yesus, sehingga setiap orang yang menerima Yesus
sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi di anugerahkan Roh Kudus dari ALlah sehingga orang yang
percaya disebut sebagai anak-anak Allah
a) Mahasiswa mampu menguraikan pribadi Roh Kudus (SIfat dan Gelar Roh Kudus)
b) Mahasiswa mampu menguraikan pekerjaan keilahian Roh Kudus
c) Mahasiwa menjalani kehidupan sehari-hari sesuai pimpinan Roh Kudus
d) Mahasiswa dapat menghasilkan tindakan-tindakan sesuai buah-buah Roh
I. Roh Kudus
Alkitab memberikan kesaksian tentang penyataan Allah dalam karya-Nya melalui Roh Kudus
sebagai pribadi yang senantiasa hadir dalam medan sejarah manusia. Kehadiran Roh Kudus dinyatakan
melalui simbol-simbol atau kekuatan yang luar biasa dalam diri seseorang, karena Roh Kudus tidak dapat
dilihat. Tidak dapat dilihat bukan berarti tidak ada. Alkitab menegaskan bahwa Roh Kudus ada dan tetap
berkarya dalam dunia. Melalui percakapan Yesus dengan Nikodemus, Yesus menunjuk kepada angin
dengan maksud memperlihatkan sifat pekerjaan Roh Kudus. Artinya angin dapat dirasakan hembusannya
dan dapat dilihat melalui gerakan benda yang diterpanya. Sama halnya dengan Roh Kudus yang dapat
dirasakan dan dilihat manifestasi-Nya, meskipun Ia sendiri tidak dapat dilihat secara fisik karena berupa
Roh.
Roh Kudus memiliki kesetaraan dengan Allah Bapa sebagaimana Yesus Kristus setara dengan Bapa
didalam ke-Tritunggalan. Secara dokmatis penyebutan dalam urutan ketiga untuk Roh Kudus setelah Allah
Bapa dan Allah Anak tidak memiliki arti apa-apa. Yesus menegaskan kesetaraan Roh Kudus dengan Bapa
melalui pernyataan “Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa” (Yohanes 15:26), seperti Yesus menyatakan
“Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9)
Allah hadir dalam dunia ciptaan-Nya tidak saja karena sifat Allah yang mahahadir, melainkan Allah
sendiri menghendaki untuk hadir secara khusus di tengah kehidupan orang percaya. Kehadiran yang
dibutuhkan sehubungan manusia memerlukan pertolongan untuk mencapai kualitas kehidupan yang sesuai
standart Allah. Manusia sendiri memiliki kesadaran dan keinginan untuk hidup benar (Roma 7:18-20), tetapi
tidak ada kemampuan untuk mewujudkannya. Hal tersebut dikarenakan manusia dikandung, dilahirkan dan
dibesarkan dalam dosa, serta dikondisikan dalam pola hidup jauh dari kebenaran. Untuk itu Allah hadir
melalui pribadi Roh Kudus yang akan mengadakan perjumpaan dengan manusia secara pribadi.
Roh Kudus sebagai pribadi nampak dalam tindakan dan karya-Nya, merupakan cara Allah
menunjukkan keberadaan-Nya sebagai Oknum ketiga dari Allah Yang esa. Pribadi Roh Kudus disebut
sebagai oknum ketiga tunggal pada saat melaksanakan karya-Nya yang diperhadapkan dengan Allah Bapa.
Henry Clarence Thiesen menegaskan bahwa:
“Kita mengetahui juga bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi. Kata ganti yang menunjuk kepada pribadi
dipakai untuk Roh Kudus, nama-nama yang diberikan kepadaNya adalah nama yang menunjuk
kepribadian, serta sifat-sifat kepribadian ada pada Roh Kudus. Ia melakukan tindakan-tindakan yang
menunjukkan kepribadianNya. Ia berhubungan secara pribadi dengan kedua Oknum lain dalam
Tritunggal, dan Ia dapat diperlakukan sebagai satu pribadi.”
Dalam Yohanes 14:26 dan 16:13,14 Yesus memakai kata orang demontratif “Dia” dalam bentuk
maskulin untuk Roh Kudus. Kesetaraan antara Yesus dan Roh Kudus hanya bermakna kalau Roh Kudus
dianggap memiliki sifat dari suatu kepribadian. Oleh karena Roh Kudus merupakan Pribadi, maka Alkitab
mencatat bahwa Ia memiliki :
1. Perasaan
Alkitab tidak hanya menyatakan eksistensi Roh Kudus yang berkarya di dalam kehidupan orang
percaya, melainkan mengajarkan juga agar setiap orang percaya menghargai Roh Kudus. Roh Kudus
sebagai pribadi memiliki perasaan yang patut dihargai oleh siapapun yang meyakini keberadaan-Nya.
Sebab orang dapat menentang suatu kuasa, tetapi hanya dapat mendukakan suatu kepribadian. Karena
Roh Kudus sebagai pribadi memiliki perasaan, terbukti Ia dapat:
- Merasa berduka ( Yesaya 63:10; Efesus 4:30 )
- Merasakan penghujatan ( Matius 12:31, 32 )
- Merasa didustai ( Kisah Para Rasul 5:3 )
- Merasa terhina ( Ibrani 10:29 )
- Memiliki kehendak ( I Korintus 12:11 )
- Memiliki keinginan ( Galatia 5:17 )
- Memberikan dorongan ( II Petrus 1:21 )
Orang yang mempercayai Roh Kudus sebagai pribadi yang memiliki perasaan akan merasa
bertanggung jawab untuk hidup dengan menghargai kehendak Roh Kudus. Dengan cara demikian orang
Kristen tidak saja meyakini keberadaan Allah secara dokmatis, secara aplikatif ia juga dapat
merefleksikan apa yang dipercayai sehingga dapat menampilkan hidup sebagai persembahan yang
kudus dan sebagai kediaman Roh Kudus (Roma 12:1,2; 1 Korintus 3:16).
2. Intelek
Tokoh-tokoh dalam Alkitab jika berhadapan dengan Roh Kudus mereka menyikapi-Nya sebagai
Pribadi yang berinisiatif dan mampu menginterfensi. Roh Kudus memiliki kecerdasan untuk menyelidiki
dan memahami hal-hal yang tersembunyi, baik tentang Allah dan juga tentang hati manusia. Roh
Kudus sebagai pribadi yang memiliki intelektualitas dapat terlihat dalam kemampuan-Nya
mengkoordinasi- kan pelaksanaan misi pekabaran Injil melalui pengaturan yang tertib dan terarah.
Kemampuan mengkoordinasi tersebut juga terlihat dari sifat dan kemampuan Roh Kudus yang :
- Memiliki tujuan (Kisah Para Rasul 13:2)
- Mengatur strategi (Kisah Para Rasul 16:6, 7)
- Memberi mandat (Kisah Para Rasul 13:4)
- Menentukan arah (Kisah Para Rasul 16:6)
- Memiliki pengetahuan ( Roma 8:26, 27 )
- Mampu menyelidiki ( I Korintus 2:10,11 )
Roh Kudus masih memiliki kepentingan terhadap pekerjaan misi melebarkan Kerajaan Allah di
bumi melalui gereja-Nya. Dalam hal ini Roh Kudus tetap memegang kendali dan mengontrol setiap
bentuk pelayanan. Hanya saja apakah setiap orang yang bergerak didalam pelayanan menyerahkan
koordinasi dan mengandalkan hikmat kepada Roh Kudus.
3. Memiliki kehendak
Roh Kudus memiliki kehendak atau kemauan untuk meraih tujuan tertentu. Ia berkarya dalam
kepentingan skala yang lebih besar dalam pembangunan tubuh Kristus. Walaupun Roh Kudus dapat
menyatakan kehendak terhadap setiap orang, dan kehendak-Nya agar direspon dalam ketaatan dan
rasa hormat. Roh Kudus memiliki kehendak dapat dilihat dalam hal seperti berikut :
- Karunia dibagikan sesuai yang dikehendaki Roh Kudus (2 Korintus 12:11)
- Berkehendak dan menentukan orang yang akan menjadi alat untuk melaksanakan misi Allah
(Kisah Para Rasul 13:2)
- Memiliki kehendak dalam mengarahkan perjalanan pekabaran Injil (Kisah Para Rasul 16:6,7).
Tantangan terberat dalam beriman kepada Allah adalah menyelaraskan hidup dalam kehendak
Roh Kudus. Karena kecenderungannya justru Roh Kudus hanya diperalat untuk memenuhi
kepentingannya sendiri.
4. Kreatif berkarya
Sebagai salah satu Oknum Tritunggal, Roh Kudus berkarya dengan maksud serta tujuan yang sama
dengan Allah Bapa dan Yesus Kristus. Ia berkarya dan memakai orang-orang yang bersedia menanggapi
panggilan-Nya untuk menyatakan kehendak Allah bagi dunia melalui gereja. Alkitab mencatat karya yang
dilakukan Roh Kudus diantaranya :
- Menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1-3; Ayub 33:4; Yesaya 40:12, 13)
- Mengajarkan kebenaran (Yohanes 14:26)
- Menyaksikan tentang Yesus (Yohanes 15:26)
- Menginsafkan dunia (Yohanes 16:8)
- Memberikan perintah (Kisah Para Rasul 13:4)
- Mengatur Strategi (Kisah Para Rasul 16:6, 7)
- Menaikkan safaat (Roma 8:26)
- Menyucikan (Roma 15:16)
- Memiliki kasih (Roma 15:30)
- Mengilhami (II Timotius 3:16; II Petrus 1:21, II Samuel 23:2)
Roh Kudus berkarya tidak pada ruangan hampa, Ia adalah Roh yang berkarya memakai manusia
untuk manusia. Sebagaimana Yesus menyatakan “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun
bekerja juga” (Yohanes 5:17), oleh sebab itu sebaiknya orang Kristen pun berkata “Roh Kudus bekerja
sampai sekarang, maka akupun bekerja juga”. Pernyataan tersebut sebagai tanggapan terhadap Roh
Kudus yang diyakini masih berkarya di dalam gereja-Nya.
Roh Kudus memiliki hakekat dan derajat yang sama dengan Allah Bapa dan Allah Anak, karena
ketiga-Nya adalah esa. Saat Tuhan Yesus memberikan perintah membaptis, Ia mengatakan
“Baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.” (Matius 28:19). Urutan penyebutan
tersebut tidak membedakan tingkat ketiga-Nya, sebab dalam 2 Korintus 13:13 Rasul Paulus menyebut
terlebih dahulu Yesus Kristus, barulah Bapa dan Roh Kudus. Ke-Allahan Roh Kudus terlihat pada saat
bersama dengan Allah Bapa berkarya didalam kemaha- kuasaan-Nya, dan sifat-sifat serta keilahian-Nya
mengidentifikasikan Roh Kudus adalah Allah. Roh Kudus memiliki sifat Allah dan melakukan apa yang
dilakukan Allah, Ia juga menerima kehormatan dan kemuliaan yang diperuntukkan bagi Allah. Keilahian
Roh Kudus dikatakan oleh Gisbert Greshake seperti berikut: “Singkatnya: Tidak pernah terjadi bahwa
hanya satu dari pribadi Ilahi (dari Trinitas) itu berkarya. Di dalam relasi cinta timbal balik, mereka secara
radikal bersatu, sepenuhnya saling meresapi satu sama lain.”
Keesaan dari ke-Tritunggalan yang memungkinkan sifat yang dimiliki Allah Bapa juga dimiliki
oleh Roh Kudus. Doktrin Kristen mempertahankan hakekat keilahian Yesus Kristus maupun Roh Kudus
tanpa mendalilkan adanya tiga Allah.
Sifat keilahian Roh Kudus membuktikan keilahian-Nya yang tidak terpisah dengan Allah Bapa dan
Allah Anak. Bersama Allah Bapa dan Allah Anak menyelesaikan pekerjaan penyelamatan didasarkan
kepada sifat yang sama yaitu cinta-kasih. Sifat keilahian Roh Kudus diantaranya adalah:
- Maha Kuasa ( Kejadian 1:1-3; Ayub 33:4; Mazmur 104:30 )
- Maha Suci ( Roma 1:4; 15:16; 1 Tesalonika 4:8; 2 Tesalonika 2:13 )
- Maha Hadir ( Mazmur 139:7-10 )
- Maha Tahu ( Yohanes 14:26; 16:13; 1 Korintus 2:10 )
- Maha Kekal ( Ibrani 9:14 )
- Dst.
Gelar yang melekat pada pribadi Roh Kudus merupakan gelar yang dimiliki Allah, hal tersebut
menunjuk pada keesaan. Jika pemahaman berangkat dari pernyataan bahwa Roh “keluar, datang dan
diutus dari Bapa” (Yohanes 15:26; 16:2; 14:26), maka akan dapat dimengerti kalau Roh Kudus memiliki
gelar yang membuktikan sebagai Allah. Adapun gelar-gelar tersebut diantaranya :
Semua pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus juga merupakan pekerjaan yang dilakukan Allah,
dengan kedaulatan-Nya menyatakan diri dalam kehidupan dunia materi. Roh Kudus adalah Allah yang
hadir di tengah-tengah umat-Nya. Ia melanjutkan, menyelesaikan dan menyempurnakan pekerjaan Allah
Bapa dan Allah Anak. Roh Kudus selaku Allah melakukan pekerjaan-pekerjaan keilahian diantaranya:
- Menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1-3; Ayub 33:4; Mazmur 104:30
- Memberikan kehidupan (Roma 8:11)
- Mengadakan pembaruan hidup (Titus 3:5)
- Mengilhamkan nubuatan (Lukas 4:18; 2 Petrus 1:21)
- Datang dari sorga (1 Petrus 1:12)
Melalui bukti-bukti di atas tidak diragukan lagi bahwa Roh Kudus sebagai Pribadi bersama Allah
Bapa turut menciptakan segala sesuatu. Ia senantiasa hadir berperan aktif di tengah-tengah kehidupan
manusia, karena hakekat-Nya yang Maha kasih dan Maha hadir. Iman Kristen yang konsisten terhadap
doktrin Trinitas akan menghormati, menghargai, mencintai, mentaati dan menyembah kepada Roh
Kudus sebagaimana terhadap Yesus Kristus dan Allah Bapa. Memperlakukan ketiga-Nya secara sama
dalam keyakinan ketiga-Nya adalah esa. Sahadat yang dicetuskan dalam Konseli di Nikea tahun 325
perumusannya dengan tegas mengajarkan tentang Allah Tritunggal, Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus,
yang bersama disembah dan dimuliakan. Artinya secara dogmatis menyembah Roh Kudus sama halnya
menyembah Allah Bapa, sebab Roh Kudus berada dalam Bapa (Yohanes 15:26). Berdoa kepada Roh
Kudus berarti berdoa kepada Yesus Kristus, dimana Roh Kudus juga disebut Roh Kristus (Kisah Para
Rasul 16:6,7). Dan memuliakan Yesus Kristus sama dengan memuliakan Allah Bapa, sebab Yesus
Kristus adalah firman Allah Bapa (Yohanes 1:1).
IV. PerananRohKudusDiDalamProsesKeselamatan
Bagaimana dengankonversi?Konversi,atau
berbalikkepadaAllah,umumnyadipahamimencakupduaaspek:pertobatandan iman.Keduaaspekini
dideskripsikanolehAlkitabsebagaikaruniaRohKudus.Dalam Kisah11:5,ketika mendeskripsikan
konversiKornelius,seorangnonYahudi,kepadaorang-
orangpercayadiYerusalem,Petrusmengatakan,"danketika akumulai berbicara,turunlahRohKuduskeatas
mereka[Korneliusdanseisi rumahnya],sama seperti dahulukeatas kita."Tanggapan jemaat
diYerusalem(yangterdiri dariorang-orangKristenberbangsaYahudi)diungkapkandalam ayat
18:"Ketikamereka mendengarhal itu...[mereka]memuliakan Allah,katanya: "Jadikepadabangsa-
bangsalain jugaAllahmengaruniakanpertobatan
[metanoia]yangmemimpinkepadahidup."AllahmemberikanpertobatankepadabangsanonYahudi,yaitu
melalui Rohyang datangkeatas diri mereka.
ImanjugamerupakankaruniaRoh.Dalam 1Korintus2,Paulusmenunjukkanbahwahanyamelalui
Roh-Nya,Allahmenyatakan hikmat-Nyakepadakita (ay.9),sehinggakita dapatmemahami apa yangtelah
dikaruniakanAllahkepadakita secara limpah (ay. 12)-yaitu kebenaranmengenaiKristusyangtidak
dipahamiolehpenguasaduniaini ketika merekamenyalibkanTuhanyang mulia (ay.8).Poinyangsama
jugadiungkapkandenganbegitujelas dalam 1Korintus12:3,"Tidakada seorangpun,yangdapat
mengaku:"Yesusadalah Tuhan"[kata-kata yanghanyadapatdiucapkanolehorangpercaya,selain
olehRohKudus."
ApakahPerjanjian
Barumengindikasikanpembenaran,yangumumnyadipahamisebagaikaryaAllahBapa,dihubungkandengan
RohKudus?Ya,bahkanlebih darisekali. Karenakita dibenarkanolehiman,danfakta bahwaiman
merupakankaruniaRoh, sebagaimanaditunjukkandiatas, makasecara jelas berkatini
dikaitkandenganPribadiketiga dariAllahTritunggal.Tidakada ayat Perjanjian
Baruyangmengaitkanpembenaransecara langsungdenganRohKuduslebih jelas
daripada1Korintus6:11,dimana Paulusmemberitahupembacanya,"Tetapi kamutelah
memberidirimudisucikan,kamutelah dikuduskan,kamutelah dibenarkan dalam
namaTuhanYesusKristusdandalam
RohAllahkita."Keduafrasekesimpulan(yangmerujukkepadaKristusdanRoh) diterapkankepadaketiga kata
kerja sebelumnya:"disucikan,""dikuduskan,"dan"dibenarkan."Didalam teksbahasaYunani, masing-
masingfraseini dimulai dengankata en,yangbiasanyaditerjemahkan"dalam"(Ing.=in); makakita
dapatmemahami frasekeduamenjadi "dalamRohAllahkita" (versiASV,NASB,RSVberbunyi"inthe
SpiritofourGod").Maknanyaadalah: "dalamkesatuandengan"atau
"dalamhubungandengan"Roh.Makapembenarankita tidak terpisahkandarikaryaRohKudus.
Bahwapengudusankita jugadiperhitungkansebagaipekerjaanRohKudustidaklah
mengejutkankita. Sesungguhnya,nama"Roh Kudus"telah
menyatakanbahwaRohdikaitkandengankekudusandanpengudusan.Di2Tesalonika2:13Paulusmengucap
syukur kepadaAllahatas parapembacasuratnya:"Allahdarimulanyatelah memilih kamuuntukdiselamatkan
dalam Rohyang
menguduskankamu."DiRoma15:16PaulusmendeskripsikanpekerjaannyasebagaipelayanKristusbagiban
gsa-bangsa non-Yahudiagar"bangsa-bangsanon-Yahudidapatditerima
olehAllahsebagaipersembahanyangberkenankepada-Nya,yang disucikanolehRohKudus."Tetapi
memperhitungkanpengudusankepadaRohKudustidak hanyadilakukanolehPaulus.Petrus memulai
suratnyayangpertama denganmemanggilpembacanyasebagai"orang-
orangyangdipilih,sesuaidenganrencanaAllah, Bapa kita,
danyangdikuduskanolehRoh"(1:2).Selarasdenganayat-ayat seperti ini,
PengakuanImanWestminstermenyebutRoh Kudussebagai"RohKristusyangmenguduskan."
Roh Kudus sebagai pribadi dari Allah Tritunggal bersama sama dengan Bapa dan Anak sejak semula
dari kekekalan. Roh Kudus telah melakukan karyaNya dalam proses penciptaan dan keselamatan
manusia melalui Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus manusia tidak dapat megnalami keselamatan, tanpa Roh
Kudus manusia tidak mungkin memahami Allah dan mengambil bagian dalam keilahian Allah. Orang
percaya dikaruniakan Roh Kudus seehingga memungkinkan manusia untik mentaati ALlah dan
menghasilkan buah - buah Roh.
*TAAT HUKUM DAN FUNGSI PROFETIKA AGAMA*
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang tertinggi. Manusia memiliki karakter ganda, yaitu
sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. Allah menciptakan manusia sebagai makhluk etis yang
memiliki kesadaran dan kebebasan untuk memilih baik dan buruk. Norma yang diberikan Allah kepada
manusia untuk hal baik dan buruk itu tidak hanya menyangkut hubungan manusia yang harmonis dengan
Allah, tetapi juga hubungan manusia yang harmonis dengan sesamanya, bahkan dengan lingkungan
hidupnya. Lagipula keharmonisan hubungan manusia dengan Allah menjadi nyata lewat hubungan yang
harmonis dengan sesama manusia dan lingkungan hidupnya. Hubungan manusia dengan sesamanya.
Hubungan manusia dengan sesamanya serta lingkungan hidupnya yang dimaksudkan disini mencakup
kerukunan, masyarakat, budaya, politik, hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni, bahkan hal-hal
lain seperti keluarga berencana, aborsi, euthanasia, donor darah, dll. Karena itu substansi kajian moral
dikaitkan dengan substansi kajian lain (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Seni, Kerukunan, Masyarakat,
Politik dan Hukum.)
Pada bagian berikut akan dibahas pengertian etika Kristen berdasarkan istilah “etika” dan kaitannya
dengan “moral”, norma yang mendasari etika itu, khususnya peranan hati nurani di dalamnya, kesadaran
etis dan perilaku bermoral sehubungan dengan perkembangan kepribadian seseorang dalam situasi konflik.
Bahasan ini diperhadap-mukakan dengan tantangan dari era modernisasi dan globalisasi yang bisa memicu
situasi konflik tersebut. Terakhir diperlihatkan hubungan antara iman dengan kesadaran dan perilaku orang
Kristen yang etis.
a. Koinonia
Orang percaya dipanggil dalam persekutuan dengan orang percaya dari segala bangsa tanpa
memandang kelas dan suku. Persekutuan ini dimungkinkan karena orang-orang yang yang
bersekutu percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Persekutuan yang dimaksud
adalah menghidupi kehidupan Kristus dan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari agar
ditengah-tengah kehidupan masyarakat orang percaya dapat menjadi garam dan terang. Dalam
Persekutuan tersebut ada seorang pemimpin rohani yang akan mengajari orang-orang percaya
tentang kebenaran dan Tuhan Yesus, berdoa terkadang ada perjamuan makan (Kis 2:42).
Persektuan tersebut dapat berupa persekutuan kampus, denominasi Gereja, satu komplek dengan
tujuan agar orang percaya lebih saling mengenal dan saling mengasihi. Dengan berkembangnya
kekristenan dibentuklah suatu badan Oikumene Gereja agar persekutuan semakin lebih luas lagi
diantara orang-orang percaya.
b. Dikonia
Tugas Gereja yang berikutnya adalah diakonia yang berhubungan dengan pelayanan. Gereja harus
menjadi garam dan terang, tugas ini meliputi peran Gereja alam masyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pelayanan tersebut berhubungan dengan pelayanan sosial seperti melayani panti
jompo, yatim piatu, berpartisipasi dalam berbangsa dan bernegara sehingga dapat memberi
pengaruh kepada kehidupan bayak orang dan berpartisipasi membangun komunitas masyarakat
yang lebih baik.
c. Marturia
Pelayanan Gereja marturia adalah bersaksi. Dalam hal ini berhubungan dengan mana Amanat
Agung Tuhan Yesus sebelum terangkat ke Sorga (Matius 28:19-20). Tugas orang percaya dalam
Marturia adalah memberitakan tentang Yesus dan perbuatanNya yaitu Allah yang menjadi manusia
sesuai dengan janjiNya untuk menyelamatkan manusia dari kuasa kegelapan dan kuasa dosa.
Dalam hal bersaksi, orang percaya harus menjadi saksi dalam hal perkataan dan tindakan
sehingga tidak menjadi batu sandungan. Dalam hal bersaksi, tidak diperkenankan ada unsur
pemaksaan apalagi pengancaman,karena menjadi orang Kristen adalah anugerah Allah dan
pekerjaan Roh Kudus (Yoh 6:44).
1. Jelaskanlah pengertian dan contoh tugas Gereja dalam hal Diakonia
2. Jelaskanlah pengertian dan contoh tugas Gereja dalam hal Marturia
3. Jelaskanlah pengertian dan contoh tugas Gereja dalam hal Koinonia
Ketika seseorang percaya kepada Kristus, orang tersebut mengalami transformasi hidup melalui
pekerjaan Roh Kudus. Ketika seseorang percaya kepada Kristus, orang tersebut harus menjadi saksi
(perbuatan dan tindakan) dan bersaksi (mengenai karya Kristus dikayu salib) sehingga menjadi garam dan
terang di masyarakat. Salah satu dampak beragama adalah memiliki moral yang mulia yaitu pelayanan
sosial. Pelayanan yang dimaksudkan adalah memberikan dampak positip kepada orang lain agar orang lain
dapat merasakan kasih Allah melalui kehidupan kita. Pelayanan yang kita kerjakan dapat berupa pelayanan
dalam profesi secara khusus 7pelayanan profesi bidan. Agama menolong kita agar memiliki prisnip-prinsip
yang akan diterapkan dalam dunia profesi, tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan tetapi menolong
orang yang membutuhkan.
*Kewajiban Menuntu dan mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Seni*
Apakah yang menjadi pokok persoalan dalam membahas topik ilmu Pengetahuan dan Teknologi
dalam hubungannya dengan pendidikan agama di Perguruan Tinggi? Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
ketiga istilah ini sangat berkaitan erat dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Manusia
khususnya manusia modern tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan dan teknologi. Terutama hal ini
berlaku bagi masyarakat Indonesia yang sedang membangun dirinya. Pembangunan selalu berjalan
bersama-sama dengan modernisasi dan globalisasi yang bertumpu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tetapi ilmu pengetahuan dan teknologi, baik secara langsung atau tidak langsung, sering
mendatangkan permasalahan dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi bukan saja dapat merosotkan iman seseorang, tetapi kadangkala membuat agama kurang relevan
dalam kehidupan manusia yang penuh dengan masalah. Dan tidak dapat disangkali bahwa dalam kasus
tertentu ilmu pengetahuan dan teknologi itu bertentangan dengan iman Kristen. Karena itu sebagian orang
beranggapan bahwa sebagai orang beriman kita harus bersikap antipati terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sejumlah apologis Kristen menyatakan bahwa analisis filosofis tak relevan dengan keyakinan
beragama. Sementara itu tidak jarang ilmuwan bersikap sangat negatif terhadap iman yang didasarkan
kepada kebenaran Alkitab.
Tanpa ilmu tidak akan lahir teknologi, tanpa teknologi ilmu sulit berkembang pesat, baik ilmu
maupun teknologi memerlukan sentuhan seni dalam pengembangannya. Secara khusus kita tahu bahwa
ilmu pengetahuan dan teknologi itu bukan saja penting bagi mahasiswa, tetapi Perguruan Tinggi adalah
tempat dimana ilmu pengetahuan dan teknologi itu dipelajari, bahkan dikembangkan. Undang-undang dan
sistem pendidikan nasional telah merumuskan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan iman.
Dengan diperolehnya hubungan yang bermakna itu, mahasiswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi sambil meningkatkan imanya kepada Tuhan.
Tujuan utama ilmu pengetahuan adalah menyelidiki alam semesta sebanyak-banyaknya, sedangkan tujuan
utama teknologi adalah mengaplikasikan hasil penyelidikan yang dilakukan itu untuk mengobah alam
semesta demi kesejahteraan hidup manusia. Jadi dengan ringkas dapat dikatakan bahwa teknologi adalah
aplikasi pengetahuan untuk mencari jalan keluar bagi masalah manusia. Jelas bahwa teknologi tidak
mungkin dikembangkan tanpa ilmu pengetahuan.Teknologi kadang-kadang merupakan hasil dari aplikasi
pengetahuan yang praktis tetapi dilain kesempatan ia bersumber dari teori-teori ilmiah.
1. Para penulis tidak bermaksud menuliskan buku teks ilmu pengetahuan. Karena tulisan-tulisan itu berisi
pengakuan iman atau cerita-cerita iman.Tulisan-tulisan itu dilatar belakangi budaya masyarakat yang
sangat sederhana dari abad ke-12 SM s/d abad ke-2 M. (Misalnya penelitian atas fenomena alam yang
dilakukan semata-mata lewat pengamatan mata karena mereka tidak mengenal yang namanya
mikroskop ataupun teleskop.)
2. Alkitab tidak boleh diperlakukan atau dituntut untuk memenuhi kriteria buku teks ilmu pengetahuan
seperti buku-buku sejarah, astronomi, biologi, yaitu buku-buku yang ilmiah pada abad 20 atau 21 ini.
Karena Alkitab memang tidak berisi ilmu pengetahuan dari zaman ini. Dan ilmu pengetahuan yang
diakui secara ilmiahpun sekarang belum tentu diakui ilmiah di abad-abad yang akan datang.
3. Alkitab tidak boleh dipahami secara harafiah saja. Yang harus dipahami ialah apa pengajaran yang
harus Allah sampaikan kepada orang beriman di zaman ini melalui huruf-huruf yang tertulis dalam
Alkitab, yang memiliki latar belakang sesuai dengan waktu penulisan, tujuan penulisan, dan situasi
yang mendorong tulisan. Untuk mendapatkan pemahaman yang benar harus ada loncatan dari budaya
penulisan Alkitab dulu ke budaya zaman modern kini.
4. Alkitab harus diteliti dalam konteks bahasa asli dan naskah yang mendekati naskah asli.Naskah
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang asli yang dituliskan oleh si pengarang tidak ada lagi. Yang
ada hanyalah salinan-salinan. Dan salinan yang satu kadang kala berbeda dengan salinan yang lain
walau pada umumnya perbedaan itu tidaklah bersidat prinsipil. Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru yang kita miliki sekarang adalah terjemahan dari teks Ibrani dan Yunani yang dituliskan pada
abad ke-10 dan ke-2 yang bisa saja telah mengalami kesalahan dalam salinan atau terjemahan.
Jelas kita membutuhkan teknologi untuk hidup dan mengembangkan kehidupan. Tetapi tidak seharusnya
orang Kristen mendewa-dewakan teknologi karena teknologi bisa juga menjadi ancaman bagi kesejahteraan
manusia. Karena itu baiklah kalau mahasiswa Kristen mendukung pengembangan dan penggunaan
teknologi itu dengan sikap yang kritis. Misalnya sikap yang mendukung diberikan selama harkat dan
martabat manusia dijunjung tinggi. Selama lingkungan hidup terpelihara dan keadilan sosial terjamin.
VIII. Hubungan antara ilmu pengetahuan dan iman dalam sejarah kehidupan manusia.
Berabad-abad lamanya, sampai zaman renaissance pada abad pertengahan, hubungan antara
iman dan ilmu pengetahuan tak pernah dipermasalahkan. Pada masa ini iman mendominasi ilmu
pengetahuan. Teologi (pengajaran dari Alkitab) diterima menjadi ukuran kebenaran, bukan hanya untuk
dogma dan etika yang berkaitan dengan kehidupan beragama, tetapi untuk segala hal dalam kehidupan
sehari-hari.
• Para tokoh gereja ini, sebagai pemegang ajaran Alkitab (teologi) yang menjadi penentu kebenaran
bagi ilmu pengetahuan, menjatuhkan hukuman kepada Galileo ketika ia menyatakan, bahwa bukan
matahari yang mengitari bumi, tetapi bumi yang mengelilingi matahari. Galileo sendiri dijatuhi
hukuman yang amat mengerikan karena temuannya dianggap bertentangan dengan pengajaran
Alkitab
• Lagi pula pengajaran yang mau disampaikan dalam bagian Alkitab itu sebenarnya bukan tentang
fenomena alam karena Alkitab bukanlah buku teks pengetahuan alam. Sebagai contoh, penulis
Kitab Kejadian mendeskripsikan terjadinya banjir karena hujan yang sangat lemat dengan
mengatakan ‘tingkap-tingkap” (jendela-jendela) di langit terbuka (Kej.7:11). Pastilah yang mau
diajarkan bukan proses terjadinya banjir besar, tetapi bagaimana Allah menjatuhkan hukuman
lewat banjir besar, yang dikemukakan berdasarkan apa yang dapat dilihat mata dan dipahami pada
masa penulisan cerita banjir itu.
Ketika TUHAN menciptakan manusia, manusia diberikan perintah untuk menguasai dan
menaklukkan ciptaan. TUHAN memperlengkapi manusia dengan kemampuan untuk menaklukkan bumi.
Hal ini dapat kita lihat dari perekembangan sejarah manusia hingga hari ini, ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang semakin maju dan menolong manusia dalam melakukan banyak hal. Namun akibat
dosa, sesuatu yang baik dapat menjadi hal yang tidak baik jika digunakan oleh manusia yang tidak baik.
Kita harus menerima menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kebaikan umat manusia dan
sepanjang tidak bertentangan dengan Alkitab
*Kerukunan Antar umat beragama*
Dalam negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk di daerah kita terdapat
beberapa jenis agama yang berbeda. Dari satu sisi, perbedaan-perbedaan yang ada dilihat dan dinilai
sebagai kekayaan bangsa dimana para penganut agama yang berbeda bisa saling menghargai atau
menghormati, saling belajar, saling menimbah serta memperkaya dan memperkuat nilai-nilai keagamaan
dan keimanan masing-masing. Perbedaan tidak perlu dipertentangkan, tetapi dilihat dan dijadikan sebagai
pembanding, pendorong, bahkan penguat dan pemurni apa yang dimiliki. Kaum beriman dan penganut
agama yang berbeda-beda semestinya bisa hidup bersama dengan rukun dan damai selalu, bisa bersatu,
saling menghargai, saling membantu dan saling mengasihi.
B. Kebebasan Ekstrim
Yang dimaksud dengan kebebasan ekstrim tanpa batas adalah sikap beragama yang
fundamentalis, sikap picik yang menganggap agamanya super baik, sehingga dengan terang-terangan
bahkan secara kasar merendahkan agama lain.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI, kita hidup dalam kehidupan yang
beraneka ragam termasuk agama dan keyakinan yang berbeda-beda. Sikap toleransi perlu ditunjukkan
dengan tidak memaksakankeyakinan kita terhadap orang lain. Para pendiri bangsa telah sepakat
menjadikan Pancasila sebagai bangsa yang membuat seluruh anak bangsa dapat hidup berdampingan,
oleh karena itu sejarah telah membuktikan ketika ada golongan tertentu yang ingin mengubah dasar negara,
maka golongan tersebut akan mengalami konsekuensi yang tidak baik dari Negara. Semua golongan
harus memiliki ppandangan Bhineka Tunggal Ika sehingga kerjasama dan pembangunan bangsa dan
negara dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contoh adalah menerapkan kerukunan antar umat
beragama
Taat Hukum TUHAN dan fungsi profetik agama
“Tugas utama gereja adalah mengusahakan pembaharuan batin”. Inilah semboyan Marthin Luther
yang sangat berpengaruh terhadap gereja di zamannya. Pandangan seperti ini juga dikemukakan gereja
Eropah yang telah dirasuki oleh rationalisme yang kering pada abad ke-18. gereja Eropah pada masa ini
kurang peduli dengan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Gereja tersebut berdiam diri terhadap
pemberian upah yang amat rendah, perumahan yang amat buruk, pendidikan yang tidak karu-karuan,dll.
Sikap seperti ini, tentunya bersama-sama dengan beberapa faktor lain, telah mengakibatkan larinya
masyarakat Eropah Barat pada awal abad ke-19 kepada Atheisme dan komunisme. Muncullah tokoh-tokoh
raksasa atheisme-komunisme seperti Ludwing Feurbach (1804, seorang mahasiswa teologi), Karl Marx
(1919, seorang Kristen Yahudi), Frederich Nietze (1884, anak seorang pendeta) yang mengatakan: “Iman
maupun Allah hanyalah angan-angan belaka”, “agama adalah candu bagi masyarakat”, “Allah itu sudah
mati”, dll.Dewasa ini masih banyak orang Kristen yang perduli hanya ke pada hal-hal “batiniah”, melalaikan
masalah sosial-ekonomi dan politik. Sikap pandang ini sekilas tampak amat saleh tetapi sebenarnya
bertentangan dengan isi Alkitab. Tugas gereja bersifat holistik, menyangkut seluruh kehidupan manusia.
Kepedulian semata-mata kepada hal-hal yang batiniah sebenarnya mirip dengan filsafat kafir Yunani Kuno
yakni helenestik. Lewat filsafat helenistik diajarkan bahwa yang paling penting dalam kehidupan manusia
adalah yang spiritual, sementara tubuh jasmani kotor dan jahat, karena tubuh harus disiksa supaya yang
spiritual kembali kepada yang ilahi.
Pada bagian berikut kita akan membahas pengertian gereja, pertumbuhan gereja dan tugasnya
dalam dunia ini. Dalam bahasan ini akan diperlihatkan perbedaan “gereja lokal” dan “gereja universal”.
Bahasan tentang gereja lokal dilengkapi dengan penjelasan singkat tentang kegiatan pelayanan mahasiswa
di kampus sebagai salah satu kegiatan para church. Secara khusus, untuk mengklarifikasi kesalahpahaman
tentang tugas gereja yang bersifat holistik, akan dikemukakan hubungan antara penginjilan dan pelayanan
sosial. Bahasan ini ditutup dengan suatu alasan mengenai tugas orang-orang Kristen dalam masyarakat
serta peran gereja dalam pembangunan nasional.
Mahasiswa taat kepada hukum TUHAN dan tau fungsi profetik agama
a) Mahasiswa dapat menjelaskan arti dan perilaku taat kepada hukum agama
b) Mahasiswa dapat menerapkan perilaku mahasiswa yang taat kepada hukum agama
c) Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi profetik Agama
Tugas utama gereja adalah mengusahakan pembaharuan batin” (Marthin Luther ). Eropah yang
telah dirasuki oleh rationalisme yang kering pada abad ke-18 kurang peduli dengan masalah-masalah
sosial dalam masyarakat. Nilai - nilai rohani yang telah dianggap kuno dan mulai memasuki masa
reneisance / rasionalitas. Dalam kehidupan masyarakat terjadi pergeseran nilai, rasionlitas membuat
manusia menjadi orang-orang yang egoistis bahkan Gereja juga terseret kepada hal yang demikian.
Gereja ut berdiam diri terhadap pemberian upah yang amat rendah, perumahan yang amat buruk,
pendidikan yang tidak karu-karuan,dll (telah mengakibatkan Atheisme dan komunisme)
I. Pengertian Gereja
Istilah yang digunakan dalam Alkitab untuk ‘gereja’ adalah ‘sidang’ atau ‘jemaat’. Istilah dalam
bahasa Ibrani qahal. Istilah dalam bahasa Yunani adalah ekklesia, bersamaan artinya dengan qahal, yaitu
sekumpulan umat yang keluar dari kegelapan rohani dan hukuman kekal untuk masuk kepada suatu
persekutuan dengan Allah yang diwujudkan Roh Kudus berdasarkan panggilan Allah melalui Yesus
Kristus (1 Pet.2:9). Dapat disimpulkan, bahwa ‘gereja’ atau ‘sidang’ atau ‘jemaat’ adalah himpunan
istimewa dari yang mendengar panggilan Allah untuk menerima karya penyelamatan Allah dalam Yesus
Kristus, dan yang bersedia bersaksi bagi keselamatan itu.Istilah ekklesia dipergunakan untuk himpunan
istimewa dari semua orang di seluruh dunia yang benar-benar telah mendengar panggilan Allah.
1. Kebangunan iman terutama dalam lingkungan kampus dengan penekanan untuk kembali kepada
Alkitab ,
2. Penebusan Yesus Kristus,
3. Bersandar kepada pekerjaan Roh Kudus,
( kegiatan parachurch biasanya dapat menjadi perpanjangan tangan gereja lokal dalam visi dan
misinya mewujudkan pertumbuhan gereja. Gerakan ini akan menghantarkan petobat-petobat,
pelayanan-pelayanan, bahkan para pemimpin ke gereja lokal. Karena itu perlulah gereja
mendukung pelayanan yang seperti ini
c. Pelayanan sosial
Pelayanan sosial yang dilakukan mahasiswa atau orang Kristen harus mempertimbangkan
( kesenjangan tingkat sosial ekonomi yang menyolok, yaitu antara rakyat jelata yang berpenghasilan
sangat kecil dan kaum “elit” (pemilik kuasa dan modal). Semenjak zaman penjajahan Belanda rakyat
“kapitalis liberal” dengan mengesahkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing di tahun 1967.
dengan cepat modal asing yang berguna bagi suatu strategi industrialisasi membanjiri Indonesia.
kehidupan masyarakat t yang adil dan beradab yang bertumbuh dan pembagian ekonominya adil,
sehingga tidak ada lagi golongan VIP dan dalam lingkungan Kekristenan maupun non Kristen
Mahasiswa harus peduli dengan kehidupan sosial masyarakat dengan menjadi bagian dalam
membangun, Contoh pelayanan Sosial
- Penampungan anak-anak cacat-yatim piatu,
- Panti jompo
- Tuna susila
- Gelandangan dan pengangguran
- Pedagang kaki lima,
- lingkungan yang dieksploitasi dengan sewenang wenang, dll)
.
1. Apakah pengertian Gereja ?
2. Apakah yang anda ketahui tentnag pelayanan kampus sebagai kegiatan parachurch?
3. Pelayanan seperti apakah yang dapat dilakukan Gereja sebutkan dan jelaskan!
Kita sebagai anggota Gereja harus berperan dalam masyarakat untuk mewujudkan masyarakat
yang beradab dan sejahtera. Agama berfungsi membimbing seseoranga untuk mengasihi manusia bukan
membenci apalagi membunuh manusia. Peran agama adalah menunjukkan kasih Allah kepada sesama
manusia sehingga melalui orang percaya mereka dapat melihat kasih Allah dalam diri ora
* PERANAN AGAMA DALAM MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA*
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, para pemeluk agama yang berbeda-beda telah
berjuang untuk membangun Indonesia baik dalam merebut kemerdekaan dan dalam mengisi
kemerdekaan, namun terkadang sering terjadi konflik agama. Agama seharusnya menjadi lembaga
yang memberikan pencerahan kepada pemeluk agama masing-masing agar tidak merusak persatuan
dan kesatuan bangsa.
a) Mahasiswa dapat menunjukkan bagian Alkitab yang menerangkan peran anggota gereja dalam
berbangsa dan bernegara
b) Mahasiswa dapat menerapkan sikap menghormati dan mendoakan pemerintahan
c) Mahasiswa berperan aktif dalam perkembangan politik di Indonesia
I. Politik
Pengertian Politik dan tujuannya
Politik dapat didekati dari beberapa sudut pandang dan dapat diartikan sebagai interaksi dari
masyarakat yang hidup di kota (polis), atau interaksi dari golongan masyarakat intelektual, dengan maksud
mengatur kehidupan bersama, demi kebaikan dan kesejahteraan semua golongan yang terdapat dalam
masyarakat. Tujuan Politik tidak mengenal golongan, karena perjuangan politik adalah demi kepentingan
semua golongan. Gerakan politik akan memberi inspirasi dan dorongan kepada warga masyarakat agar
turut berperan serta secara aktif untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, demi pembangunan
masyarakat yang adil dan makmur.
Dalam perkembangan IPTEK dan globalisasi, generasi saat ini diperhadapkan dengan kondisi yang
serba instant dan modern. Persaingan yang terjadi sering tidak sehat bahkan sering merugikan orang lain,
oleh karena itu diperlukan pola fikir akademik yang dapat membangun etos kerja agar terjadi rasa keadilan
di tengah-tengah masyarakat.
Mahasiswa menerapkan sikap yang diperintahkan Alkitab dalam Budaya Akademik dan Etos Kerja,
sikap terbuka dan Adil
I. Etika
pengertian etika Kristen berdasarkan istilah “etika” dan kaitannya dengan “moral”, norma yang
mendasari etika itu, khususnya peranan hati nurani di dalamnya, kesadaran etis dan perilaku
bermoral sehubungan dengan perkembangan kepribadian seseorang dalam situasi konflik.
III. Etika Kristen adalah salah satu dari sekian banyak etika yang ada. Makna etika Kristen tentu sama
dengan pengertian “etika” secara umum seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Perbedaanya
terletak di kata “Kristen”. Dengan demikian etika Kristen adalah prinsip moral bagi orang Kristen yang
perlu diteliti dan dipahami. Etika Kristen juga adalah ilmu mengenai sikap dan perilaku yang dianggap
baik, benar dan tepat bagi orang Kristen karena didasarkan kepada norma-norma yang berlaku dalam
Kekristenan.
3. Golongan vitalisme, yaitu golongan yang menjadi kekuatan dan kekuasaan sebagai norma bagi sikap
dan perilaku yang tepat. Sementara itu, etika Kristen menjadikan kehendak Allah sebagai norma utama
bagi sikap dan perilaku yang tepat
Implikasi pokok bahasan Etika atas bagi mahasiswa Kristen sekarang ini
Sering sekali hati nurani dijadikan sebagai pengambil keputusan yang lebih bijaksana, namun hati
nurani bisa saja keliru di dalam menyatakan baik atau buruknya suatu sikap dan tindakan seseorang,
apalagi dalam situasi yang amat rumit, atau karena adanya pendidikan khusus, budaya sekitar, atau adanya
pandangan umum yang keliru terhadap hal tersebut. Khususnya setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa,
manusia itu memiliki kecenderungan untuk memilih yang buruk dan mementingkan diri sendiri. Oleh karena
itu dalam mengambil sebuah keputusan
Pertama, norma utama bagi sikap dan perilaku Kristen yang etis adalah kehendak Allah seperti yang
dikemukanan di dalam Alkitab.
Kedua, masyarakat sekitar kita juga menjadi pertimbangan di dalam menentukan suatu sikap dan prilaku
yang kita anggap etis.
Ketiga, pertimbangan terakhir dalam menentukan sikap dan prilaku yang etis adalah suara hati nurani kita
sendiri.
V. Perkembangan Kesadaran Etis
Mengapa seseorang dapat berbeda dalam hal mengambil keputusan ? perbedaan ini disebabkan
tahap kesadaran dalam mengambil keputusan.Dikemukakan oleh psikolog Kohlberg bahwa perkembangan
ini terdiri dari 3 tahap pra-konvensional, konvensional, dan paska-konvensional.
1. Tahap awal dari pra-konvensional Kesadaran etis seseorang bersifat sangat kekanak-kanakan.
Inilah kesadaran etis yang hanya berorientasi pada hukum atau norma yang berlaku. Tindakan
yang dianggap benar adalah yang menaati hukum atau norma secara membabi buta dan tanpa
pertimbangan logis.
2. Tahap awal dari konvensionaldalam kesadaran etisnya seseorang lebih dewasa sehingga ia
berorientasi kepada tujuan untuk menjadi anggota kelompok yang baik. Yang dipertimbangkan di
dalam mengambil keputusan etis adalah norma yang dinilai baik oleh kelompok masyarakat di
mana dia menjadi anggota.
3. Tahap awal paska konvensional Seseorang sudah masuk kepada kesadaran etis yang dewasa.
Hukum dan norma lain yang berlaku dinilai bahkan dikritisi oleh akal. Akal sekarang mempunyai
fungsi yang kreatif untuk mencari apa yang benar dan baik. Pada tahap ini orang Kristen dengan
kritis sudah bisa menilai apakah metode pendekatan yang dipergunakan untuk mendapatkan
pengajaran Alkitab benar atau tidak? Apakah tradisi gereja bisa dipergunakan sebagai norma
kebenaran atau tidak? Dan pada tahap akhir paska-konvensional, kesadaran etis seseorang sudah
mencapai puncak kematangannya.
J oseph Fletcher (1905 – 1991). Adalah salah seorang tokoh Etika Situasi, dia adalah Alumni Berkeley
Divinity School dan imam Episcopal. Pandangan & tulisannya mengenai kerangka Etika Situasi
merupakan suatu acuan bagi penganut Etika Situasi karena dianggap argumentasinya sangat baik
dalam membela Etika Situasi. Dalam kerangka Etika Situasi, ia merupakan “supporter” euthanasia dan
aborsi; dan advokat dari gerakan “Planned Parenthood”. “Simple method of solving complex problem”
merupakan motto yang dianut Fletcher didalam menyelesaikan masalah. Beberapa “pendukung” Etika
Situasi: Durant Drake; Emil Brunner; Reinhold Niebuhr; dan John A.T. Robinson.
2. Menurut para pendukung Etika Situasi saat itu: Prinsip-prinsip Alkitab tidak ditinggalkan dalam
pendekatan ini, tetapi prinsip-prinsip tersebut lebih bersifat sebagai “rekomendasi taktis” daripada
yang seharusnya sebagai “Prinsip Mutlak”
Dapat juga kita defenisikan bahwa Etika Situasi ini punya prinsip “tidak ada yang mutlak, segalanya
relativ,” namun mereka telah melanggar prinsip itu sendiri, sebab akhirnya mereka telah
memutlakkan pendapat yang berkata “tidak ada yang mutlak” Maka kalau tidak ada yang mutlak
dengan sendirinya pendapat yang mengatakan “tidak ada yang mutlak” itu pun tidaklah mutlak,
maka sesungguhnya mereka yang sering tertawa sinis kepada orang yang berpegang kepada
Alkitab sebagai landasan hidup yang mutlak harus terlebih dahulu menertawakan diri sendiri .
Dewasa ini telah banyak yang terjadi dalam kehidupan masyarakat perbuatan-perbuatan yang
sangat mengerikan dari beberapa oknum-oknum yang berprofesi dalam bidang kesehatan yaitu
menggunakan profesi untuk kepentingan diri sendiri tanpa mempertimbangkan nilai-nilai kebenaran dan
nilai –nilai etika, oleh karena itu modul ini memberikan pandangan Alkitab mengenai praktek-praktek
kebidanan sebagai prinsip acuan dalam mengambil setiap tindakan dan pandangan Alktiab mengenai KB,
Tranpalantasi organ, bayi tabung, donor sperma, sewa rahim, adops
Norman L Geisler, di dalam buku Etika Kristen Pilihan dan Isu, memberikan lima pandangan mengenai
etika yang harus dipegang oleh orang Kristen didalam menjalankan kehidupannya serta didalam
pengambilan keputusan etika dan moral.
Lallu bagaimanakah kita menyikapi tentang aborsi darisudut pandang Alkitab, tentu harus dipahami
pengertian aborsi dan firman Tuhan dalam menyikapi kasus aborsi.
I. Aborsi
Aborsi merupakan tindakan “penggagalan “ janin menjadi manusia yang akan berkembang
selanjutnya. Tindakan untuk melakukan aborsi sering dilakukan baik melalui tindakan tradisional dan
modern. Sering terjadi perbedaan pandapat dari para ahli dalam menanggapitindakan aborsi. Namun
sebagai Mahasiswa kristen, tindakan etis yang harus dilakukan adalah keputusan yang disasarkan ataas
Etika Kristen. Pandangan Aborsi dari sudut pandang manusia dapat berbeda dengan pandangan Alkitab
Mazmur 139:13-16 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam
kandungan ibuku.1 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa
yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.139:15 Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-
Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang
paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-
hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.
2. Bayi Tabung
Di Makmal Terpadu FKUI harga ditawarkan cukup terjangkau dengan satu siklus sekitar 30- 40 juta
rupiah. Namun yang menjadi masalah keberhasilan bayi tabung di Indonesia masih kecil, sekitar 10%
Alkitab dengan jelas berkata bahwa kita tidak berdaulat atas hidup kita sendiri. “Tuhan yang memberi,
Tuhan juga yang mengambil” (Ayub 1:21). Selain itu juga, Allah berkata kepada Musa, “Akulah yang
mematikan dan Akulah yang menghidupkan” (Ulangan 32:39). Allah yang menciptakan kehidupan
(Kejadian 1: 21,27) dan dia sendirilah yang menopangnya (Kis 17:28). Karena itu kita tidak mempunyai
hak untuk mengambil hidup yang tidak bersalah (Kej 9:6, Kel 20:13). Bayi tabung dari sisi medis sudah
dapat dipastikan akan menimbukan banyak permasalahan, dari keguguran hingga kecacatan tubuh serta
kecacatan mental yang sangat parah.
Sebagai Mahasiswa Kristen yang akan menjadi seorang bidan, panggilan bidan adalah
memberikan pelayanan untuk menyelamatkan jiwa bukan menghilangkan nyawa karena alasan-alasan
yang subjektif. Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa Tuhan sangat menentang pembunuhan yang
dilakukan oleh manusia, oleh (Kej 9:5) karena itu proses bayi tabung dan aborsi harus sesuai dengan
Alkitab, ditentang jika dengan sengaja membunuh nyawa, diijinkan jika untuk menyelamatkan nyawa.
KB, Tranpalantasi organ, , donor sperma, sewa rahim, adopsi
Meskipun bukan dalam wilayah praktek kebidanan, namun praktek bedah plastik merupan hal yang
perlu disikapi dalam sudut pandang Alktiab agar profesi bidan sebagai salah satu tenaga medis dapat
memahami makna esensi operasi plastik untuk tujuan yang benar
http://7thgradeipto2.wordpress.com/rangkuman-materi/beriman-bertakwa-kepadatuhan/
http://pudhan.blogspot.com/2011/11/hakikat-manusia.html
Karel Sosipater, Etika Perjanjian Lama, Jakarta: Suara Harapan Bangsa, 2010
http://c3i.org/01/apr/2003/konseling_untuk_apakah_manusia_diciptakan