Anda di halaman 1dari 6

“YPK MEMBANGUN PERADAPAN ORANG PAPUA”

Oleh : Pdt. Mesak Ullo, S.si. Teo

I. Pendahuluan
Tanggal 8 Maret 2024 kita warga GKI dan YPK akan memperingati 62 tahun Yayasan Pendidikan
Kristen di Tanah Papua yang berdiri dan lahir di atas negeri dan tanah yang kita cintai ini, lahirnya YPK
tidak terlepas dari misi pekabaran injil yang telah dipelopori oleh para zendeling yang mula-mula
bekerja di Tanah Papua, pekabaran injil itu satu paket dengan pendidikan, seperti halnya diungkapkan
oleh Pdt. Absalom Takaytow, S.Th “sebagai pengakuan bahwa pekabaran Injil dan pendidikan ibarat
satu mata uang dengan dua sisi yang berbeda yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya”, hal ini disampaikan saat memberikan himbauan menjelang
perayaan HUT YPK ke 62 tahun 2024 harus dirayakan luar biasa karena bertepatan dengan tahun
pemberdayaan GKI di Tanah Papua. Oleh sebab itu tulisan ini akan memberikan arah pandangan kita
tentang apa yang menjadi latar belakan berdirinya YPK dan sejarahnya, namun yang paling terpenting
adalah bahwa YPK telah membangun peradaban orang Papua yang tidak terlepas dari Visi dan Misi
YPK selaku lembaga penyelengara pendidikan di Tanah Papua, tulisan ini juga disadur sebagian dari
buku 10 tahun GKI sesudah 101 tahun zendin di Irian Barat.

II. Berdirinya Yayasan Pendidikan Kristen


Sejak awal dari masuknya Injil di Tanah Papua 5 Februari 1855 telah berjalan bersama-sama
dengan pendidikan untuk Persekolahan di Irian Barat di Jalankan oleh Zending sejak bekerja di Tanah
Papua, sekolah dasar di buka dengan makud akan mengajar anggota gereja belajar sehingga dapat
membaca alkitab serta buku-buku pengetahuan lainnya, selain diajarkan membaca, menulis,
berhitung dengan bahasa melayu (Indonesia) juga diberikan pendidikan budi pekerti.

Konsep Yayasan Persekolahan Kristen yang disediakan dipelajari oleh BPHSU GKI dan Dewan
Zending di Oegstgeet, sesudah diadakan perubahan dan perbaikan maka tercapailah suatu
persetujuan dengan mendirikan Yayasan pada tanggal 8 April 1962, Yayasan itu disebut Yayasan
Persekolahan Kristen disingkat YPK yang terdiri dari wakil-wakil GKI, GPM dan Badan Zending yang
bekerja sama di Irian Barat. Kemudian dari 1 Mei 1963 maka struktur persekolahan di Irian Barat
disesuaikan dengan keadaan di lain-lain daerah di luar Irian Barat, cara pendidikan yang dijalankan di
Irian Barat oleh Belanda diganti secara keseluruhan dengan cara Indonesia.

III. YPK Membangun Peradapan Orang Papua


Tidak disangkal bahwa YPK mempunyai banyak bukti yang kuat atas manusia di atas tanah Papua
yang telah dimanusiakan oleh YPK dengan menciptakan sumber daya manusia yang handal, YPK
bekerja tidak terlepas Visi dan Misinya dimana Visi YPK adalah “YPK bangkit dan bergerak menuju
pendidikan berkarakter Kristen dan unggul di Tanah Papua”, dan Misinya adalah “Pertama menjadikan

1
YPK di Tanah Papua yang mampu bersaing dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni baik di tingkat
Nasional maupun internasional tahun 2036, yang kedua adalah menjadikan YPK sebagai penghasil
cendekiawan berkarakter Kristen dan unggul”. Dari Visi dan Misi ini memberikan spirit baru yang
sekaligus merupakan program kerja dalam tahun pemberdayaan GKI tahun 2024 memasuki masa dan
peradaban baru bahwa YPK dan GKI di Tanah Papua tidak bekerja dalam ruang dan waktu yang
kosong namun kedua lembaga ini telah bekerja dalam waktu dan ruang yang ditentukan Allah bagi
umat Tuhan di atas tanah dan negeri yang berlimpah susu dan madunya. Oleh sebab itu berdasarkan
faktata historis bahwa YPK dan GKI telah bekerja pada periodelisasi sebagai berikut :
a. Periode 1855-1863
Periode ini masa pendaratan Injil di Pulau Mansinam dan nyonya Ottow membuka sekolah
tahun 1857, sebuah bilik rumah dijadikan ruang kelas tempat anak-anak diberi pelajaran, setelah
anak tambah banyak barulah dibangun sekolah di Mansinam. Pdt. Geissler sebai tenaga mengajar
sekolah di Mansinam dan memberikan pengajaran bahasa melayu. Sekolah yang berikut di buka di
Kwawi tahun 1863 Pdt. J. L. van Hasselt menjadi guru, kemudian sekolah dibuka di Andai tahun
1868 oleh Pdt. Woelders untuk orang-orang Arfak atau Hatam dan ia juga membuka percetakan
zending pertama.
b. Periode 1863-1907
Periode ini pendeta-pendetra UZV yang diutus oleh kerapatan Injil yang berpusat di kota
Utrecht (Belanda) dilengkapi dengan pendidikan guru dan pendeta mereka juga mempunyai
kemampuan mengajar pertukangan, pertanian, kesehatan dan berdagang mereka ini menjadi
tenaga dipekerjaan dalam medan pekabaran Injil yang tersebawa di daratan pulau Papua.
c. Periode 1907-1924
Pihak pemerintah Belanda memberikan subsidi kepada sekolah-sekolah Zending dan Pdt. F.
J. F van Hasselt membuka pelayanan di Metudebi Hollandia 1910 dan daerah Pulau Sarmi tahu
1911 serta menempatkan guru-guru di sana. Tahun 1916 Pdt. J. Bijkerk menjadi pendeta di daerah
Demta, penambahan tenaga di Resort Sarmi tahun 1928 oleh Pdt. A. J. de Neef, Pdt. Bijkerk
metetap di Genyem besama Pdt. Schneider. Pdt. De Neef dan Pdt. H. J. Agter meneruskan
pekerjaan di Biak, Bosnik, Wardo yang sudah dimulai oleh Pdt. Jens dan Pdt. Duyvendak. Pdt. F. J.
F van Hasselt membuka pekerjaan di Sorong Raja Ampat tahun 1913 menempatkan guru
Tamtelahitu dan kawan-kawan. Di daerah Fakfak dibuka oleh Pdt. Van Muylwik tahun 1912. Tahun
1923 Pdt. I. S Kijne tiba di Mansinam dan menjadi kepala sekolah di sekolah guru dalam bulan
oktober 1925 dipindahkan ke Miei. Pdt. J. Wetstein tugas di Inanwatan, Pdt. Eygendaal di Babo.
Pada tahun 1917 pembukaan sekolah guru di Mansinam oleh Pdt. F. J. F van Hasselt yang
mendidik pemuda-pemuda Irian Barat, Ambon dan Sangihe-Talaud untuk menjadi guru yang
kemudian mendapatkan subsidi dari pemerintah dan diakui tahun 1952 tamatan sekolah guru ini
terseber ke beberaapa pelosok Irian Barat pada waktu itu.
d. Periode 1924-1942

2
Pdt. I. S. Kijne yang mempunyai keahlian mendidik, seni dan melukis diberi tanggung jawab
menangani Cursus Volksonderwijzer atau CVO di Mansinam. Periode ini juga di datangkan guru-
guru dari Maluku dan Sangihe untuk bertugas membuka jemaat dan sekolah di pos-pos zending di
Irian Barat. Sekolah dan jemaat merupakan bagian dari pemberitahan injil dan sebagai alat untuk
masyarakat setempat mendapat kebudayaan dan peradaban baru.
e. Periode 1942-1945
Periode ini adalah masa ujian atau masa pencobaan dimana terjadi perang dunia ke dua
yang dipelopori oleh Jepang sampai merambat ke Irian Barat, semua pekerja Zending ditangkap,
tidak ada subsidi sehingga guru-guru dan penginjil meninggalkan tempat tugas mencari pekerjaan
lain, gereja dihaancurkan dan sekolah-sekolah ditutup anak-anak tidak mendapat pengajaran,
timbullah gerakan nasionalisme suku-suku di Irian Barat yang membangkitkan kepercayaan agama
suku. Namun ada penginjil, guru jemaat, penatua dan syamas yang setia mempertahankan
pekabaran Injil dan pendidikan inilah yang menjadi modal membangun dan memperbaiki semua
yang telah rusak.
f. Periode 1945-1956
Periode ini disebut masa pembangunan kembali dan persiapan menuju berdirinya gereja
yang mandiri terlepas dari badan zending, hal ini sangat penting karena waktu perang dunia kedua
banyak pendeta dan guru yang meninggal dan pulang meningalkan Irian Barat. Sebelumnya Pdt. I.
S. Kijne telah mengarang suatu werkorde sementara tahun 1946-1947 yang digunakan untuk
pembentukan organisasi GKI pada tanggal 26 Oktober 1956. Dalam periode ini juga sekolah
penginjil dibuka di Serui 1951 bersamaan dengan itu sekolah pendeta di buka maka sekolah
penginjil dipindahkan ke Ransiki tahun 1957 diberi nama Lachai Roi.
g. Periode Berdirinya YPK 1962
Sebelu terbentuknya YPK pendidikan di Irian Barat ditangani oleh persekolah zending yang
bertambah besar luasnya menyebabkan urusan persekolahan dipisahkan dari pekabaran injil
secara kusus supaya mendapat perhatian dan pelayanan sebaik-baiknya, pekerjaan pendeta
bertambah banyak sehingga pekerjaan pendidikan harus dilepaskan maka dibentuk pegurus
sekolah zending yang dipengang oleh pengurus sekolah resort, pengurus Umum sekolah-sekolah
zending yang pertama adalah Pdt. H. J. Teutscher yang diangkat kemudian diganti oleh Tuan N.
van der stoep. Perkembangan selanjutnya dalam tiap resor diangkat pengurus sekolah zending
atau pengurus resor.

Hal yang paling penting untuk YPK hari ini adalah konsep Yayasan Persekolahan Kristen yang
disediakan dipelajari oleh BPHSU GKI dan Dewan Zending di Oegstgeest, sesudah diadakan
perubahan dan perbaikan maka tercapailah suatu persetujuan dengan mendirikan yayasan, yayasa
itu disebut Yayasan Persekolahan Kristen disingkat YPK yang terdiri dari wakil-wakil GKI, GPM dan
badan-badan zeding yang bekerja di Irian Barat. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
disahkan dan anggota-anggota pengurus YPK yang pertama adalah :

3
1. Pdt. H. J. Teutscher Wakil GKI Ketua
2. Pdt. F. J. S. Rumainum Wakil GKI Anggota
3. Pdt. A. Rigters Wakil GKI Anggota
4. Tuan J. Bakker Wakil ZNHK Anggota
5. Pdt. W. Sirag Wakil DGZ Anggota
6. Tuan P. de Bruin Panitera/Bendahara (P.U.S.-Y.P.K).

Segenap kekuatan atas sekolah Zending dibagian utara sekolah-sekolah GPM ZGPM dibagian
selatan serta sekolah-sekolah dari zending C.A.M.A dan segalah milik diserahkan kepada yayasan
dewan zending mengutus Mr. C. C. W. Uffelie ke Irian Barat mewakili zending dan menyerahkan
pengurusan persekolahan Kristen kepada yayasan itu. Pada tanggal 8 april 1962 didalam upacara
yang bertempat di aula SMA Gabungan di Sukarnopura, Mr. C. C. W. Uffelie atas nama Dewan
Zending menyerahkan kepengurusan sekolah zending ke YPK yang baru dibentuk itu. Kemudian
dari 1 Mei 1963, maka struktur persekolahan di Irian Barat disesuaikan dengan keadaan lain-lain
daerah di luar Irian barat oleh Belanda diganti secara keseluruhan dengan cara Indonesia, semua
pekerja Belanda pulang, maka diminta tenaga guru dari luar irian Barat. Tenaga-tenaga untuk
pengurus umum sekolah-sekolah (PUS YPK), kepala sekolah lanjutan pertama dsb. Dalam bulan
September 1962 Pdt. F. J. S. Rumainum dan Pdt. D Prawar ditugaskan oleh BPH SU GKI ke Jakarta
untuk meminta bantuan tenaga guru dan pegawai YPK dari pemerintah Indonesia melalui DGD
dalam waktu yang tidak lama maka anggota-anggota pengurus YPK yang lama diganti dengan yang
baru. Pdt. J. Mamoribo yang kembali dari negeri Belanda diangkat sebagai ketua menggantikan
Pdt. H. J. Teutcher, susunan badan pengurus yang baru ialah:

1. Pdt. J. Mamoribo Ketua


2. Pdt. F. J. S. Rumainum anggota/Wakil Ketua
3. Pdt. W. Maloali anggota
4. Nn. S. Patty anggota (GPM)
5. Pdt. R. Saptojo Judokusumo-Bendahara/Sekretaris PUS.

Kemudian Nn. S. Patty diganti oleh Pt. D. Pelamoni yang diangkat sebagai sekretaris dan
ditambah lagi Pdt. B. Reba, Pdt. R. Sabtojo Judokusumo diangkat menjadi ketua, sedangkan Pdt.
Mamoribo dijadikan bendahara merangkap PUS. Di Resort Sukarnopura diangkat Guru W. Giay
sebagai PSR dibantu oleh pengurus sekolah dasar PSD ialah :

1. Charles Hokojoku
2. Johan Daserona
3. Assar Sefa

Teluk Cendrawasih:

PSR (PSW) Tuan L. Mandibondiho di Biak dibantu oleh:

4
1. K. Karubaba di Biak
2. E. Akobiarek di Biak
3. T. Wospakrek di Serui
4. J. Bisai di Serui

Manokwari PSR (PSW) Teherupun, kemudian pindah ke fak-fak dan diganti oleh T. Wospakrek.
PSD ialah M. Watofa di manokwari, J. Manusawai di Sorong dan J. S. Rumawi, S. Risamasu di
Teminabuan dan Ayamaru. Di Fak-fak (PSR) ialah tuan Leiwakabessy kemudian diganti oleh
Teherupun. Di Merauke PSR ialah Pdt. B. Lokollo. Pada tiap kantor PSW YPK ditempatkan bebera
tenaga tata usaha.

IV. YPK dan Masa Depan Orang Papua


YPK merupakan harga mati pendidikan di Papua, dengan melihat sejarah pekabaran injil maka YPK
patut diangkat jempol dan diberikan apresiasi bahwa mereka telah bekerja untuk Sumber Daya
Manusia orang Papua, sampai hari ini pun YPK mempunyai nilai tertinggi dalam menyelenggarakan
pendidikan di Tanah Papua. YPK hari ini telah membedahi dirinya untuk menjadi lembaga pendidikan
yang bermutu dan berkualitas dengan melihat perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang
berkembang saat ini, YPK yang dinakodahi Pnt. J, Bataubum, S.H. M. Hum telah membuka babak baru
lembaga ini dengan mengindifikasi sekolah-sekolah YPK berserta guru, mendata aset-aset YPK yang
bergerak maupun tidak bergerak, serta mengadakan Fokus Grup Diskusi dan penyesuaian bagi peserta
didik dalam kurikulum merdeka belajar ini semata-mata untuk terwujudnya output YPK yang handal
berdasarkan Visi dan Misi YPK.
Namu tidak dapat dipungkiri basih saja ada hambatan-hambatan yang harus dibenahi bersama-
sama misalnya GKI sebagai pemilik YPK harus memberikan perhatian penuh serutama dalam dana YPK
yang harus diselurkan terus menerus kepada YPK dan juga YPK terus memberikan laporan secara
rutin. Pemerintahpun harus terlibat dalam meflafonkan data pendidikan untuk menopang YPK. DPR
dan MRP harus membuat regulasi supaya ada keberpihakkan buat YPK yang menjadi aset orang
Papua.
Masa depan orang Papua ada di YPK untuk itu YPK harus memiliki guru-guru yang trampil dan
frofesional serta diimbangi dengan peningkatan kesejahteraan dan fasilitas pendukung, tempat dingal
dan asrama bagi anak-anak seperti halnya yang dilakukan oleh YAPIS, YPPK, SDVEN dan KALAM HIDUP
yang hampir semuanya dilengkapi oleh Yayasan. Namun YPK mempunyai alumni yang banyak tersebar
di tanah Papua maupun luar tanah Papua inilah kekuatan YPK untuk membangun kembali YPK dengan
membuat aksi sayang YPK dengan memberikan donasi buat YPK. Memang pendidikan itu berakar
pahit tetapi berbuah manis, tidak ada satu bangsapun dibawa kolom langit ini yang maju tampa
melupakan pendidikan, demikian gereja hari ini dan orang Papua akan maju jika pendidikan diberikan
porsi dan ruang karena itu sudah sejah awal dikerjakan oleh para zending yang membuka negeri ini.

V. Kesimpulan

5
YPK berdiri atas dasar pekabaran Injil dan dua bagian ini tidak dapat dipisahkan, pada waktu itu
karena tugas pendeta banyak sehingga pendidikan dipisahkan dari tugas-tugas pekabaran Injil dengan
membentuk pengurus sekolah zending dan kemudian pada tanggal 8 Maret 1962 di bentuk dan
disahkan Yayasan Persekolahan Kristen yang sampai tanggal 8 Maret 2024 genap berusia 62 tahun,
sehingga kita belajar dari peristiwa pekabaran Injil setiap di mana saja berdiri jemaat-jemaat di
bangun sekolah-sekolah. Kita belajar dari Negara Israel yang system pendidikan berdasarka budaya
dan alkitabiah serta pengembangan pendidikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga hari ini orang Israel dapat kuasi dan menggendalikan semua bidang kehidupan, mereka
menguasi dunia dengan ciptaanya. Semaga melalau YPK anak-anak Papua seperti anak-anak Israel
dapat menguasai dunia dengan hasil temuan dan hasil ciptaan mereka. Amin…..

Anda mungkin juga menyukai