Pendahuluan
Kehidupan manusia tidak akan lepas dari sejarah, termasuk di dalamnya sejarah gereja.
Sejarah sebagai tonggak pengingat dari masa lalu untuk memahami masa kini dan menjadi
guru untuk merancang masa mendatang. Kita bisa belajar banyak hal dari sejarah gereja,
antara lain perjuangan para perintis kekristenan, kebijaksanaan mereka, dan keberadaan
gereja sekarang. Oleh karena itu warga gereja masa kini perlu mengetahui dan memahami
titik awal sejarah gerejanya sendiri.
1
Robert J. Schreiter, C.PP.S., 2001, Rancang Bangun Teologi Lokal, BPK: Gunung Mulia, p. 24
2
Ibid, p. 83
3
Ibid, p. 83
1
GKJ Kebonarum berawal dari berbagai persekutuan-persekutuan di lingkup
pelayanan GKJ Klaten. Penulis memaparkan beberapa wilayah persekutuan di
GKJ Klaten yang nantinya menjadi bagian wilayah pelayanan GKJ Kebonarum.
1. Bendogantungan- Sumberejo
4
Pemerintah Hindia Belanda sebelumnya melarang pemberitaan Injil kepada
orang-orang Jawa. Sebab pemberitaan Injil kepada orang Jawa dipandang
menjadi sederajat dengan orang Belanda dan orang Jawa tak akan mau
membayar pajak pada Belanda. Lambat laun ada ijin dari pemerintah Hindia
Belanda dan mengutus Van Andel untuk pemberitaan Injil di wilayah
Surakarta tahun 1910.
5 6
Pdt.Van Andel mengutus Guru Injil Stefanus Arun untuk memberitakan
Injil di wilayah Klaten pada tahun 1916. Beliau inilah yang pertama kali
bertempat tinggal dan mengajar di Bendogantungan. Stefanus Arun yang
7
memang terkenal sebagai guru yang patut diteladani .
4
Setelah berakhirnya kekuasaan Inggris, Indonesia dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada mulanya,
pemerintahan ini merupakan pemerintahan kolektif terdiri dari tiga orang, yaitu Flout, Buyskess, dan Van der
Capellen. Mereka berpangkat komisaris jenderal. Pemerintahan kolektif ini bertugas menormalisasikan
keadaan Nusantara saat di bawah kekuasaan Inggris yang lama, ke kondisi yang baru di tangan Belanda dari
tahun 1816-1819. Pada tahun 1919,, kepala pemerintahan Belanda mulai dipegang oleh seorang gubernur
jenderal, yaitu Van der Capellen. Selanjutnya ada pengembangan di bidang ekonomi dan sejarah. Selain itu
muncul gerakan kristenisasi sebagai tugas politik utama,dimana dengan mengutamakan kelembagaan
pendidikan dan kesehatan yang dirasa bidang-bidang tersebut sangat berpengaruh dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Dikutip dari www.indonesian-persons.blogspot.com , diunduh pada tanggal 5 Agustus
2016.
5
Van Andel tokoh penting di Solo dimana beliau merupakan tokoh Kristen yang memprakarsai adanya
kekristenan di Solo. Beliau adalah pendeta utusan wilayah Surakarta. Beliau mendirikan rumah sakit, lembaga
pendidikan, dan yayasan di Solo. Van Andel juga seorang pendeta di Solo. Van Andel memiliki pengharapan,
agar daerah di sekitar Solo, seperti Boyolali dan Klaten, juga ada pertumbuhan akan kekristenan.
6
Stefanus Arun menumbuhkembangkan kehidupan masyarakat di Bendogantungan, khususnya dalam
memetakan pertumbuhan kehidupan Kristen. Perawat rumah sakit banyak yang tinggal di daerah
Bendogantungan. Stefanus Arun melihat dengan mudah untuk mewartakan Injil dalam lingkup
Bendogantungan. Saat ini, keturunan dari Stefanus Arun tak diketahui keberadaannya.
7
Hasil wawancara dengan Bapak Bowo Margono pada tanggal 14 Maret 2016.
8
Rumah sakit ini didirikan oleh Dr. J. Gerrit Scheurer dengan nama PETRONELLA ZIENKENHUIS. Rumah Sakit Dr.
Scheurer yang sekarang bernama Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro atau RS Tegalyoso berkaitan dengan
proses RS Bethesda yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 1899. RS Bethesda disebut sebagai RS TOELOENG/
PITULUNGAN. Selain RS Bethesda, RS Tegalyoso berkaitan dengan RS di Jebres. Rumah Sakit zending Jebres
yang didirikan pada tahun 1912 oleh Gereja Gereformeerd Delft dan Gereja-gereja Zuid Holland ten Noorden.
Lambat laun, RS Jebres diambil alih oleh pemerintahan Indonesia dan namanya diganti RS Moewardi dan
bertepatan dengan hari pahlawan nasional pada tanggal 10 November 1988.
2
Adanya rumah sakit ini menjadikan banyak juru rawat, karyawan rumah sakit,
dan guru yang bertempat tinggal di Bendogantungan , antara lain Siswa
Diharjo, Kristinah, Sukoco, Kartodimejo, Sastra Supadmo, dan sebagainya.
Tokoh-tokoh yang membawa pengaruh bagi pertumbuhan umat Kristen di
Bendogantungan. Mereka memberikan pelayanan kepada setiap orang yang
membutuhkan pertolongan, baik itu untuk masalah kesehatan atau sebagai
tempat berbagi permasalahan hidup lainnya. Perkembangan kehidupan orang
Kristen bertambah sampai pada peristiwa PKI pada tahun 1965. Usai peristiwa
PKI, makin bertambah banyaklah orang-orang yang tergerak untuk masuk
9
dalam agama Kristen .
9
Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam. Keadaan diperparah dengan
adanya perselisihan anggotanya dan melarang untuk pergerakan perjuangan Indonesia. Banyak anggota yang
keluar. Selanjutnya karya PKI adalah melakukan pemberontakan, pembunuhan massal, dan ingin menguasai
negara. Banyak orang yang kebingungan dengan gerakan PKI. Namun pemerintah tak tinggal diam. Pemerintah
mewajibkan orang untuk memeluk agama supaya tidak dicap PKI. Banyak orang yang ketakutan karena di cap
sebagai anggota PKI. Dalam situasi yang genting masa itu, ada gereja yang menjadi tempat berlindung dan
membantu orang yang tersisih. Tindakan gereja tersebut memberikan jalan dan waktu bagi mereka yang ingin
belajar agama Kristen. Diperoleh dari www.apirevolusi.blogspot.co.id . Diunduh pada tanggal 8 Agustus 2016.
10
Tidak mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai sosok wanita ini.
11
Dokter Bakker adalah pimpinan Rumah Sakit Dr. Scheurer Hospital atau yang sekarang disebut RS Tegalyoso.
Dimana Bakker berasal dari Belanda, yang notabene RS Tegalyoso kala itu masih di bawah yayasan zending
yang bergerak di bidang kesejahteraan umat masyarakat. (diambil dari www.pusatinfocpns.com pada tanggal
28 April 2016).
3
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah adanya persekutuan dengan pujian,
melakukan kunjungan kasih, dan menaruh perhatian bagi orang-orang di
sekitar Mayungan.
Sekitar tahun 1948-1949 ada perang kedua, banyak orang Kristen yang
13
mengungsi ke Krosok dan tinggal di rumah Martowiryo . Orang-orang
Kristen yang dimaksud dari Gayamprit, napak tilas dari GKJ Klaten. Selain itu
juga ada ketertarikan dari asrama tentara yang dekat dengan daerah Krosok
ini. Mereka memiliki peranan perkembangan kekristenan di Krosok.
Pada tahun 1950 orang Kristen di Krosok dan diperbantukan sebagai guru di
14
sekolah Kristen adalah Atmowiryanto . Sejak saat itu banyak warga Krosok
yang tertarik menjadi orang Kristen. Atmowiryanto mengadakan doa syukur
dan membuat beberapa orang yang hadir tertarik menjadi orang Kristen.
13
Keturunan Martowiryo masih ada sampai sekarang, salah satunya keluarga Bp. Siswanto. Keluarga tersebut
ambil bagian untuk pelayanan di gereja dan menjadi motor penggerak kegiatan pelayanan di Krosok.
14
Keturunan Atmowiryanto masih ada di Krosok, salah satunya keluarga Ibu Pairo Diarjo. Atmowiryanto masih
satu rumpun keluarga dari Martowiryo. Atmowiryanto memiliki putra dr. Didik Nugroho yang bertempat
tinggal di Bendogantungan. Keluarga yang ada di Krosok masih aktif pelayanan dan pengembangan untuk
gereja.
4
memiliki keinginan sendiri untuk masuk dalam agama Kristen serta mengajak
seluruh kerabat keluarga besarnya untuk masuk agama Kristen. Itu bukan
karena paksaan atau sekedar mengikuti, tetapi dengan kesediaan diri dan hati
15
secara nyata .
15
Hasil wawancara dengan Ibu Surat Tirto Handayani pada tanggal 15 Juni 2016. Ibu Surat menikah secara
Kristiani.
16
Beliau ini masih memiliki rumah dan kebun di belakang gereja Ngrundul. Akan tetapi, rumah itu kosong,
tidak dihuni siapapun. Anak dan cucunya berada di Jakarta dan jarang pulang ke tanah asalnya di Ngrunsul,
Klaten. Sesekali, ada cucunya, Ibu Dewi (yang memang diwarisi rumah kosong di Ngrundul tersebut) pulang
ketika Natal dan tak ada komunikasi lanjut. Banyak yang tidak mengetahui perkembangan keturunan dari Alm.
Purwohardiyono.
17
Tokoh pendahulu ini masih meneruskan tugas karyanya sampai sekarang di Gereja Ngrundul. Keturunan
Sunardi, Sugiyono, Ruslan, Suharni, dan sebagainya menjadi bagian cikal-bakal di Ngrundul dan mengikuti
kegiatan pelayanan di gereja dengan penuh semangat. Contohnya adalah Sugiyono menjadi pengurus PWK
Klaten, ada anak menantu dari Suharni yang menjadi majelis GKJ Kebonarum yaitu Sarjana, dan sebagainya
dengan ambil bagian talenta masing-masing.
18
Hasil wawancara dengan Bapak Sucipto Cipto Suwarno pada tanggal 15 April 2016.
5
menampung orang-orang akibat gerakan PKI. Orang-orang pertama yang
menjadi Kristen di Pluneng adalah Sukirdo, Sutardi Dwidjosupadmo, Sinom
19
Prapto Wiyono, dan sebagainya . Pada tahun 1967 dibuka katekisasi
persiapan baptis banyak yang mengikutinya. Pemeluk agama kristen
mengalami peningkatan tahun 1968 karena banyak sekolah Kristen. Banyak
20
pemuda menerima sakramen baptis pada tahun 1969 di rumah Brotosutarno .
19
Keturunan dari Sukirdo memilih untuk memeluk agama lain, sehingga tak ada yang meneruskan karya
pendahulunya di Pluneng. Sedangkan keturunan Sutardi Dwijo Supadmo mendukung kegiatan dan
memberikan perhatian pada gereja, yaitu keluarga Surodjo, Pramono, dan sebagainya. Keturunan Sinom
Prapto Wiyono ada yang ambil bagian dalam pelayanan di gereja, seperti Purwanto dan Ngadiyono.
20
Pada mulanya, rumah Pak Brotosutarno menjadi tempat kebaktian di Pluneng. Beliau masih terus melakukan
pelayanan di gereja dan sampai sekarang rumah beliau dipakai untuk kegiatan Sekolah Minggu atau untuk
pertemuan gereja dan umum, juga untuk kegiatan yang membantu kepentingan warga gereja dan
masyarakat.
21
Bapak Ngadilam ini berasal dari Sentolo, Kulon Progo. Keturunan beliau sekarang menjadi anggota warga GKJ
Gumulan. Catatan selanjutnya mengenai keturunan Sukidjo dan Suharno berkarya di tempat lain dan memeluk
agama lain. Saat ini Bapak Sukidjo tinggal di Jakarta dan menjadi dosen Universitas Indonesia (UI). Beliau juga
yang merintis gagasan supaya gereja menjalankan Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) yang nanti keterangan
selanjutnya dalam kegiatan pelayanan gereja.
6
Juli 1971 di SD Kristen 2 Gudang. Pdt. S. Notodiryo selaku pendeta konsulen dari
GKJ Klaten yang memimpin kebaktian pendewasaan gereja.
Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis disini hanya akan menulis salah satu
unsur orang yang ambil bagian dan peranan di GKJ Kebonarum, yaitu pendeta.
Walaupun tak tertulis dan tersirat, penulis sangat menghargai dan bangga dengan
adanya para sesepuh, majelis dan seluruh orang yang turut berkontribusi untuk
proses kelangsungan perjalanan GKJ Kebonarum. Penulis hanya memotret
bagaimana proses kependetaan GKJ Kebonarum sebagai sarana membangun
imajinasi sejarah gereja kita dengan membawa semangat kebersamaan yang
dibangun dari awalnya. Selain mengenai tokoh pendeta, pada bagian ini penulis
mempaparkan beberapa pelayanan di GKJ Kebonarum.
a. Pendeta
Semenjak itu, ada proses penerimaan dalam sidang klasis Surakarta Barat
tanggal 30-31 Mei 1972 dilanjutkan permohonan ujian peremptoir pada
tanggal 13-14 November 1972 dinyatakan lulus dan layak tahbis. Pada
tanggal 1 Desember 1972, beliau ditahbiskan menjadi pendeta pertama
GKJ Kebonarum.
7
Masa pelayanan Pdt. Christian Sutopo sampai 1 Juli 1976. Waktu itu ada
surat panggilan dari LPK (yang sekarang disebut LPPS) Yogyakarta untuk
menjadi tenaga LPK. Melalui banyak pergumulan dari semua pihak,
majelis menyetujui bahwa Pdt. Christian Sutopo menjadi tenaga LPK di
Yogyakarta pada tanggal 3 Juni 1976. Pergumulan itu akhirnya disetujui
majelis dan jemaat karena konteks pelayanan yang lebih besar, yang bisa
menjadi semangat dalam berkarya pelayanan dalam lingkup lembaga
sinode GKJ, khususnya di LPK Yogyakarta yang menjadi Lembaga
Pembinaan Kader bagi banyak gereja. Meskipun ada yang merasa
kehilangan atau masih jatuh cinta dengan kehadiran Pdt. Christian Sutopo
dimana masa pelayanannya masih tergolong muda.
8
Setelah emiritus, beliau tetap melayani jemaat dan menulis beberapa buku
yang di terbitkan oleh TPKwalau mengalami kondisi fisik yang kurang
sehat. Sampai pada rancanganNya, pada tanggal 5 Februari 2011, Pdt.
Djimanto mendahului untuk pulang ke rumah Bapa di sorga dan
mengakhiri masa tugas pelayanan dan karyanya di dunia ini. Segala pihak
begitu kehilangan beliau secara fisik. Akan tetapi, inspirasi dan teladan
Pdt. Djimanto diteruskan oleh gereja serta perlu ditingkatkan.
22
Data didapat dari catatan statistik kantor gereja, Materi Sidang Majelis Terbuka 2016, h. 10
9
1. Perkembangan organisasi di GKJ Kebonarum
Pada mulanya, pembagian struktur majelis GKJ Kebonarum bukan
berdasarkan bidang-bidang, melainkan hanya disebutkan dalam tiap
komisi sesuai dengan tujuan pencapaiannya. Perubahan model pembagian
ini dimulai sekitar tahun 2000 supaya lebih tertata dalam melakukan
koordinasi yang baik. Sesuai tata gereja Bab IV Pasal 9. 3 mengenai
kepemimpinan GKJ bertujuan untuk memberdayakan segenap warga GKJ,
23
sehingga GKJ dapat melaksanakan tugas panggilannya sebagai gereja .
Perubahan diatas berdampak ada beberapa komisi yang namanya berubah
seperti Komisi Rumah Tangga Gereja yang sebelumnya adalah Komisi
Rumah Tangga Pendeta, Komisi Kesaksian dan Pelayanan menjadi nama
bagian bidang dalam struktur majelis sebagai pendamping untuk kemudian
membuat komisi secara spesifik yang berkaitan dengan Kesaksian dan
Pelayanan gereja. Komisi yang paling baru adalah Komisi Studi dan
Pengembangan yang dibentuk pada tahun 2007.
2. Diakonia
Pelayanan diakonia di GKJ Kebonarum dikerjakan bagi warga gereja
maupun bagi warga masyarakat umum. Pelayanan diakonia bagi warga
gereja antara lain: Bantuan untuk warga yang kurang mampu dan bantuan
pendidikan anak dimulai tahun 1987, tanda kasih warga yang sakit dan
keluarga majelis yang baru berjalan pada pertengahan tahun 2016 ini,
usaha modal dan Pengembangan Ekonomi Jemaat dimulai pada tahun
2005, dan pelayanan kedukaan/ pralenan warga dilakukan mulai tahun
1988. Secara khusus, blok 7 yang melakukan Gerakan Orang Tua Asuh
24
(GOTA) yang dimulai tahun 2003 dan masih tetap berjalan sampai
sekarang.
23
. 15
Sinode GKJ, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa, h
24
Gagasan pengadaan GOTA dirintis oleh tokoh pemula di Prayan, Bapak Sukidjo dan baru dimulai sekitar
tahun 2003. Keberadaan beliau di Jakarta yang selalu memperhatikan dan membantu gereja dalam wujud
dana untuk kegiatan pelayanan di Prayan. Selain Bapak Sukidjo, ada juga Keluarga Bapak Hardi di Banyuaeng
yang memperhatikan untuk GOTA ini. GOTA ini tak hanya untuk warga gereja saja, tetapi juga untuk warga
masyarakat umum yang membutuhkan. GOTA dilakukan bagi anak-anak SD/ SMP/ SMA.
10
25
dan menjadi sukacita. Sehingga menimbulkan daya kinerja dan tugas
kewajiban dengan optimal. Terlebih anak-anak SD Kristen 2 saat ini
memiliki kegiatan baru untuk pengembangan talenta mereka, seperti
26
adanya gamelan dan sinden yang menjadi maskot kegiatan di SD Kristen
2, di samping kegiatan yang lainnya.
25
Hasil wawancara dengan Ibu Suprihyem selaku Kepala SD Kristen 2 Gudang. Keterangan tambahan dari
beliau, pemerhati tersebut adalah Pak Slamet Riyadi yang datang setahun tiga kali dan memberikan tambahan
kesejahteraan guru. Pak Momot Indarjo datang setiap minggu sekaligus melatih anak-anak karawitan. Panitia
HRP (Hari Raya Penuaian) dari Blok 1-3 dan Blok 5 memberikan bantuan untuk sekolah serta sebagian dari
warga yang ikut memberikan perhatikan bagi SD Kristen 2 Gudang.
26
Ada pengadaan perangkat gamelan dan pelatih sebagai pemerhati untuk pengembangan talenta anak mulai
tahun 2015. Perangkat gamelan diberikan oleh donatur di Jakarta dan pelatih gamelan adalah Bapak Momot
Indarjo yang memang ingin membagikan ilmu beliau untuk pengembangan talenta musik anak.
27
Atas dasar resume beberapa Sidang Klasis Klaten Barat dan Sidang Klasis Klaten Timur agar gereja-gereja GKJ
dalam lingkup Klasis Klaten Barat maupun Klasis Klaten Timur mendirikan lembaga pendidikan PAUD (KB/TK).
Karena di Gereja Krosok memiliki ruang sekolah minggu dan tempat parkir yang relatif luas yang bisa untuk
kegiatan belajar-mengajar, maka pada tanggal 8 Juni 2010, kelompok Dasa Warga blok IV Krosok GKJ
Kebonarum mengambil inisiatif mengundang Ketua Majelis GKJ Kebonarum, Alm. Pdt. Djimanto Setiadi, Pdt.
Tri Ratno Wahono, Komisi Kespel GKJ Kebonarum, Kepala TK Kridawita Klaten, dan Pengurus YPK Klaten Bidang
TK untuk membicarakan perintisan berdirinya KB/TK di GKJ Kebonarum. Dari pandangan dan tanggapan
peserta rapat, setelah memperhitungkan potensi dan permasalahannya, maka menyepakati untuk merintis
mendirikan KB/TK di GKJ Kebonarum dan menugaskan kepada Bp. Sugeng Mulyadi untuk menindaklanjuti dan
menjadi ketua komisi KB/TK yang diberi nama KB/TK Cahaya Intan, Bp. Widada menjadi sekretaris dan Ibu
Yulianti Evita menjadi Bendahara, dilanjutkan oleh beberapa anggota yang terdiri dari komisi Kespel GKJ
Kebonarum. Data diperoleh dari Maju dan Berkembang Bersama: KB/ TK Cahaya Intan Tahun 2015/2016,
(Klaten:YPK KB/TK Cahaya Intan), h.10-11
11
untuk kebakaran Pastori di GKJ Manisrenggo, dan sebagainya. Perhatian
selanjutnya adalah mengadakan rehabilitasi Rumah Warga yang dilakukan
mulai tahun 2011 sampai sekarang. Kegiatan tambahan yang baru
berlangsung tahun ini adalah Penanaman Pohon sebagai wujud kepekaan
jemaat dalam memelihara alam dengan bijak dan baik, yang diawali dalam
wilayah Pastori 2 di Cinde-Pluneng.
Dari pemaparan diatas di dapati ternyata ada orang-orang yang menjadi motor penggerak
dalam mewujudkan kekristenan bahkan ada rela mempersembahkan tanah untuk pelayanan
gereja. Hal ini menjadi kesaksian awal di GKJ Kebonarum mengenai tugas panggilan gereja
28
dan orang-orang percaya . Gereja tumbuh bersama dengan orang- orang yang rela melayani
dan mempersembahkan hidup dan hartanya.
Belajar pada masa lalu, pelayanan dalam bidang kesehatan dan pendidikan pada masa itu
yang dibutuhkan. Namun sekarang pelayanan dalam bidang itu sudah banyak dilakukan pihak
lain. Sejarah mengajarkan bahwa peran gereja nyata pada saat melayani hal yang dibutuhkan
masyarakat pada masanya. Oleh karena itu inovasi masa lalu harus menjadi sumber pelajaran
bagi pelayanan sekarang dan masa depan: Pelayanan apa saja yg dibutuhkan masyarakat yang
belum ada pada masa sekarang dan nanti, itulah yang harus mulai dirintis oleh Gereja.
Kalaupun masih menganggap pelayanan pendidikan dan kesehatan, hendaknya bukan yang
sama dengan yang sudah ada, namun perlu dipikirkan yang jauh lebih maju dan menjawab
kebutuhan masa depan, supaya gereja juga menjadi sarana dalam mengemban dan
29
melaksanakan fungsinya dalam karya penyelamatan Allah .
Sejarah gereja tak lepas dari adanya peristiwa politik khususnya PKI. Gereja menampung
orang tersisih atau korban politik. Gereja mempedulikan kehidupan politik tanpa mempunyai
30
ambisi untuk memperoleh kekuasaan . Oleh karena itu, gereja sekarang dan ke depan
hendaknya menaruh perhatian dalam kehidupan politik untuk memberikan kontribusi positif
dengan dasar pemahaman yang harus dipegang sebagai orang Kristiani dalam menjalani
31
kehidupan bernegara .
Belajar dari sejarah GKJ Kebonarum, gereja tumbuh oleh karena peran orang yang rela
melayani, bentuk pelayanan yang menjawab kebutuhan masyarakat pada masanya
(pelayanan yang inovatif), serta menjadi tempat menolong orang-orang yang tersisihkan.
28
Bdk Sinode GKJ, Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa Edisi 2005, p. 31 (Isi tugas panggilan gereja dan
orang-orang percaya adalah bersaksi tentang penyelamatan Allah kepada mereka yang belum mendengarnya
dan memelihara keselamatan orang-orang yang telah diselamatkan. Melalui salah satu isi PPA GKJ mengenai
tugas panggilan gereja tersebut sesuai dengan kenyataan sejarah GKJ Kebonarum yang bisa menjadi bagian
dalam tugas panggilan gereja yang diharapkan tersebut).
29
Bdk Sinode GKJ, Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa Edisi 2005, p. 33
30
Sinode GKJ, Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa Edisi 2005, p. 73
31
Bdk Sinode GKJ, Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa Edisi 2005, p. 73
12
Ketiga hal tersebut menjadi titik semangat GKJ Kebonarum untuk membawa gereja yang
berdaya guna dalam memberikan pemberdayaan dan pengkaderan bagi semua pihak.
Harapan yang bisa diwujudnyatakan dalam kerangka kehidupan sekarang dan proses
mendatang adalah setiap orang (Gereja) sadar akan tanggung jawabnya menjadi bagian dari
tubuh Kristus yang bisa menjadi motor penggerak atau motivator untuk rencana-rencana
kegiatan kesaksian dan diakonia yang terbuka dan bertumbuh. Salah satunya adalah
memberikan peran untuk bisa regenerasi atau mengkader orang-orang yang baru dengan
dibimbing dari awal sampai terjun pelayanan secara menyeluruh. Hal sederhana yang
seringkali diabaikan oleh kebanyakan Gereja. Melalui hal sederhana tersebut, bisa
menjadikan daya kepekaan diri dalam membuat kreativitas penuh ekspresi, prestasi, dan
inovasi dalam berbagai sisi kehidupan.
Penulis mengingat akan sebuah lagu dari Kidung Jemaat 257: 1 yang demikian:
Semoga dalam setiap kata lagu tersebut membawa makna kesegaran bagi kita dalam
mewujudnyatakan gereja yang bertumbuh dan bertambah pesat sesuai karakter jati diri yang
32
mewarnai sekelilingnya . Gereja yang sadar akan setiap orang percaya yang dipanggil Allah
dalam menjalankan tugas karyanya di dunia ini.
32
Bdk Sinode GKJ, Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa Edisi 2005, p. 29
13