Anda di halaman 1dari 3

Aku Citra Allah yang Unik

Untuk memahami pokok bahasan ini, ada empat kata kunci yang perlu kita dalami: Aku,
Citra, Allah, dan Unik”.

“Aku”
Siapakah aku? Setiap orang punya jawaban masing-masing. Namun, apa pun jawabannya,
ada satu kesamaan yang menyatukan kita semua. Manusia! Ya, kita semua adalah manusia.
Nah, pertanyaan selanjutnya adalah siapakah manusia atau apakah manusia ini?

Alkitab memberikan jawaban:

Berfirmanlah Allah: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak
dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi” (Kejadian
1:26)
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka (Kejadian 1:27).

Dari Kitab Kejadian kita tahu, bahwa ternyata manusia itu adalah ciptaan Allah. Lebih
hebatnya lagi, manusia bukan hanya ciptaan biasa melainkan ciptaan yang diciptakan dengan
istimewa: menurut gambar Allah! Hmm, maksudnya? Kita bahas di kata kunci selanjutnya.

“Citra”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, citra adalah:
(1) rupa, gambar, gambaran
(2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau
produk.

Singkat kata, citra itu adalah rupa/gambar/gambaran dari sesuatu. Citra itu memperlihatkan
kepada kita gambaran dari sesuatu, tetapi citra bukanlah sesuatu itu sendiri. Contohnya
adalah sebuah foto diri kita. Foto diri kita itu dengan sangat baik menggambarkan gambaran
fisik kita, tetapi foto itu bukanlah diri kita. Foto itu hanyalah gambaran tentang diri kita.

Nah, jadi jika Allah menciptakan kita manusia menurut gambar-Nya, apa artinya? Itu berarti
bahwa kita adalah gambaran dari Allah, tetapi kita bukanlah Allah. Allah menciptakan kita
supaya semua yang melihat kita memiliki gambaran akan Allah, tetapi kita bukanlah Allah.
Lalu, siapakah “Allah” ini?

“Allah”
Dari Kitab Kejadian, kita tahu bahwa Allah adalah pencipta langit dan bumi. Hm, lalu
siapakah yang menciptakan Allah?

Dari iman kita, kita telah mengetahui bahwa Allah adalah Alfa dan Omega: Awal dan Akhir!
Jadi tentu pertanyaan „siapakah yang menciptakan Allah?‟ dapat dengan mudah kita jawab:
Allah tidak diciptakan karena Dia adalah Sang Awal. Tentu tidak ada yang lebih awal dari
Sang Awal, karena jika ada, maka Dia bukan lagi Sang Awal.
Lantas, bagaimana manusia bisa tahu tentang Dia? Dari mana iman itu berasal?

Allah terus menerus menuntun hidup manusia. Bahkan setelah manusia yang Dia ciptakan
menurut gambar-Nya itu diusir-Nya dari taman Eden, Dia tetap berbicara dengan mereka. Dia
bukan hanya berbicara dengan mereka, tetapi juga menuntun dan menyelamatkan mereka.
Setelah keturunan Adam dan Hawa menjadi semakin banyak, Dia tetap berbicara kepada
mereka dengan perantaraan para nabi. Dari nenek moyang inilah kita mengetahui siapa Allah
itu dan apa yang telah Dia lakukan untuk kita. Betapa bersyukurnya kita bahwa nenek
moyang iman kita ini (para nabi dan orang-orang pilihan-Nya) menuliskan semua hal penting
yang harus kita ketahui tentang Dia dan menjadikannya buku. Buku itulah yang sekarang kita
sebut sebagai Alkitab. Jadi, Allah secara terus menerus menawarkan Diri-Nya kepada
manusia melalui banyak cara. Jika kita menanggapi-Nya, itulah iman.

Dalam Kitab Kejadian Allah mengatakan “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita.“? Siapakah “Kita” itu?

Mari kita baca ayat dari Kitab Kejadian (1:1-3) berikut ini:

“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong;
gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan
air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.”

Setelah itu, kita baca juga kutipan Injil Yohanes berikut ini:

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan
tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu
kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran (Injil Yohanes 1:1-3.14).

Dari Kitab Kejadian kita dapat menyimpulkan bahwa ada tiga pribadi dalam penciptaan itu:
(1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, (2) RohAllah melayang-layang di atas
permukaan air, (3) Allah menciptakan segala sesuatu dengan Firman-Nya. Dari Injil
Yohanes kita tahu bahwa ternyata, Firman itu adalah Tuhan Yesus, Sang Putra. Dan dari
Tuhan Yesus kemudian kita menyapa Allah itu sebagai Bapa (saat Tuhan mengajarkan doa
Bapa Kami). Jadi, “Kita” dalam Kitab Kejadian itu adalah Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Jadi, Allah itu ada tiga?

Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita baca Sabda Tuhan Yesus sendiri:

“Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30).


“Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9).
“Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa,
Putera dan Roh Kudus” (Mat 28:18-20).

Selain itu, kita lihat juga ajaran Rasul Yohanes dalam Suratnya yang pertama:
“Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan
ketiganya adalah satu” (1 Yohanes 5:7).

Nah, dari Sabda Tuhan Yesus sendiri, dan dari ajaran Santo Yohanes Rasul, murid yang
paling dikasihi-Nya, kita tahu bahwa ternyata Bapa, Putra dan Roh Kudus adalah satu. Dari
sinilah kemudian kita mengenal istilah “Allah Tritunggal”: satu Allah dalam tiga pribadi.

Koq sangat sulit untuk dipahami dan dijelaskan? Santo Agustinus pernah mengatakan
bahwa kalau kita mampu memahami-Nya, Ia bukan lagi Allah. Dia yang Tak Terbatas tak
akan pernah dapat dijelaskan secara sempurna oleh kita yang terbatas!

“Unik”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, unik adalah “tersendiri dalam bentuk atau jenisnya;
lain daripada yang lain; tidak ada persamaan dengan yang lain; khusus.”

Setiap orang itu uinik. Artinya, setiap orang itu khusus, lain daripada yang lain, tidak ada
yang menyamainya.

KESIMPULAN

Aku Citra Allah yang Unik artinya adalah aku adalah manusia yang diciptakan menurut
gambar Allah, yang lain daripada yang lain. Aku istimewa, bukan hanya karena aku ini hanya
ada satu di dunia ini, tetapi terlebih karena Allah menciptakanku supaya setiap orang yang
melihatku mendapatkan gambaran tentang-Nya. Apapun pendapat orang tentangku, itu tidak
dapat merenggut kebenaran yang melekat pada diriku: aku berharga karena aku adalah
gambaran-Nya!

Anda mungkin juga menyukai