Anda di halaman 1dari 5

Nats : Keluaran 1:8-2:10

Tema : Allah Peduli Bangsaku

Khotbah

Melalui perikop ini, kita dapat melihat bahwa sekalipun umat Israel
mengalami berbagai macam penderitaan, yaitu diperbudak dan ditindas oleh orang
Mesir tetapi Allah tetap memelihara mereka dengan memakai para bidan-bidan di
Mesir menjadi salah satu alatNya sehingga umat Israel semakin bertambah banyak
jumlahnya, sebagaimana yang dijanjikan Allah kepada nenek moyang Israel,
bahwa Allah akan menjadikan umat Israel sebagai bangsa yang besar (Kej 12:2).
Allah memelihara umat Israel dengan “caraNya” sendiri agar umat Israel tidak
kehilangan iman ditengah penderitaan yang mereka alami.

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28)

Kisah nyata ini merupakan awal dari satu kejadian yang besar, yakni
tindakan Allah untuk menyelamatkan baik orang Yahudi yang dijadikan budak
oleh Firaun, maupun penyelamatan bangsa Mesir, paling tidak dinasti Firaun dari
keangkuhan dan keserakahan. dalam tindakan penyelamatan Allah ini, saya ingin
kita memperhatikan khusus pada dua hal penting. Pertama, tindakan penyelamatan
bukan satu perbuatan yang jatuh begitu saja dari langit. Tidak! Tuhan
menggunakan manusia untuk mengenapi rencana-Nya. Cerita ini memberikan
penggambaran yang terlihat dengan jelas bahwa Tuhan tidak membedakan orang
atau bersikap diskriminatif. Dalam karya penyelamatan-Nya, Tuhan bekerja
melalui seorang perempuan Yahudi, ibu kandung Musa. Tuhan juga berkenan
bekerja melalui seorang perempuan Mesir, putri Firaun.Lagi-lagi kita melihat di
sini betapa besarnya Tuhan. Ia merangkul dan mempersatukan manusia dari
berbagai latar belakang untuk ambil bagian dalam pekerjaan keselamatan. Kita saja
yang suka membatasi kebesaran Tuhan, seakan-akan Tuhan itu hanya suka kepada
kelompok ini dan mengabaikan manusia dari kelompok itu.

pekerjaan penyelamatan yang Allah lakukan bukan merupakan sebuah


kejadian yang sekali jadi, melainkan sebuah proses yang panjang. Pekerjaan-
pekerjaan besar yang dikaruniakan Allah kepada kita bermula dari hal-hal kecil. Ini
yang seringkali kita abaikan. Kita suka berharap Allah melakukan perkara-perkara
besar bagi kita dan di tengah-tengah kita, tetapi kita mengabaikan hal-hal kecil
yang tersedia di depan kita untuk kita selesaikan. Yokebed ibu Musa dan Miryam
saudari perempuan Musa percaya bahwa Tuhan akan melakukan hal besar terhadap
bayi kecil dan tidak berdaya itu. Tetapi mereka tidak berdiam diri atau berpangku
tangan, mereka mengambil langkah-langkah kecil yang diperlukan, yakni membuat
sebuah peti pandan, meletakkan Musa di dalamnya dan melepaskan peti itu di
sungai Nil. Ya, Allah tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan besar bagi kita,
jika kita sendiri tidak mau memberi diri menjadi alat dalam tangan Tuhan dengan
melakukan hal-hal kecil dalam percaya dan ketaatan akan Allah.

Sifra dan Pua, dua orang bidan yang biasa membantu ibu-ibu Israel
melahirkan anak-anaknya, menghadapi persoalan hidup yang berat. Mereka
mendapat perintah langsung dari Firaun, Raja Mesir, untuk membunuh anak laki-
laki Israel yang baru dilahirkan. Bagaimana Sifra dan Pua menghadapi persoalan
hidup mereka ini? Sifra dan Pua menghadapi persoalan hidup mereka dengan
keberanian. Keberanian Sifra dan Pua ini bukan jenis keberanian yang nekat.
Keberanian ini muncul karena ketaatan kepada Allah lebih besar daripada
ketakutan mereka terhadap raja. Dengan berani, mereka menolak perintah raja,
mereka tetap menolong kelahiran bayi-bayi Israel. Sifra dan Pua ini menunjukkan
kombinasi keberanian dengan kecerdasan atau hikmat. Keberanian yang cerdas
atau keberanian yang berhikmat inilah yang pada akhirnya membuka jalan bagi
bangsa Israel dengan lahirnya Musa yang membebaskan umat Israel dari
perbudakan di Mesir. Keberanian menjadi salah satu keutamaan (virtue) yang
penting dalam kehidupan manusia. Namun demikian, keberanian dilakukan bukan
semata-mata untuk unjuk keberanian, asal berani, atau nekat berani. Keberanian
mestilah mewujudkan keberanian yang cerdas atau keberanian yang berhikmat.
Sifra dan Pua tidak sekadar unjuk keberanian, asal berani, atau berani nekat. Kalau
itu yang ditampakkan Sifra dan Pua, dengan cepat mereka akan menemui ajal di
tangan Raja Firaun. Mereka yang menumbuhkan keberanian yang cerdas atau
berhikmat akan tetap memakai keberanian itu sebagai instrumen ketaatan pada
Allah (seperti Sifra dan Pua) sedangkan mereka yang sekadar unjuk keberanian,
asal berani, atau berani nekat, akan memakai keberanian itu tanpa mempedulikan
ketaatan kepada kehendak Allah. Mari, kita terus-menerus mempraktikkan
keberanian yang cerdas atau berhikmat dalam Tuhan untuk menghadapi persoalan
kehidupan ini, bukan sekadar unjuk keberanian, asal berani, atau berani nekat yang
justru bisa membawa kita abai terhadap kehendak dan kebenaran Tuhan.

Kehidupan anak-anak Tuhan juga saat ini tidak pernah lepas dari yang
namanya penderitaan (pergumulan) hidup. Penderitaan atau pergumulan apa yang
saat ini sedang kita alami? Salah satu persoalan hidup adalah penderitaan, mungkin
saudara pernah ingat masa-masa covid 19 dulu, hidup menjadi semakin berat, tidak
bebas beraktivitas atau kemana-mana bahkan kita harus tetap “tinggal” di rumah
demi memutus mata rantai penyebaran virus ini. Namun percayalah, bahwa Allah
yang tidak kelihatan itu akan tetap memelihara hidup kita dengan caraNya yang
tidak terduga bagi kita. Kita masih ada saat ini adalah salah satu bukti
pemeliharaan Allah yang luar biasa bagi kita. Hidup memang penuh penderitaan,
namun dibalik setiap penderitaan yang kita alami, Allah selalu memelihara
kehidupan kita.

Hidup adalah sebuah perjalanan yang harus ditempuh dan dilewati. Namun
dalam perjalanan kehidupan itu, seringkali kita mengalami yang namanya
penderitaan atau pergumulan hidup. Penderitaan atau pergumulan apa yang saat ini
kita alami dan itu membebani kehidupan kita? Di tengah penderitaan yang kita
alami itu, bagaimana Allah turut hadir?

Ketika bangsa Israel hidup di Mesir, merekapun mengalami yang namanya


penderitaan. Penderitaan yang mereka alami disebabkan karena ketakutan raja
Firaun karena pada waktu itu jumlah umat Israel di Mesir lebih banyak dari jumlah
orang Mesir sendiri. Akibatnya umat Israel diperbudak (disuruh kerja paksa atau
kerja rodi) dengan membangun kota-kota perbekalan yaitu Pitom dan Raamases
dan ditindas tanpa belas kasih sehingga umat Israel hidup dalam penderitaan.
Tidak hanya itu, demi mengendalikan pertambahan jumlah penduduk Israel, raja
Firaun juga memerintahkan para bidan-bidan di Mesir untuk membunuh dan
membuang setiap bayi laki-laki yang lahir bagi perempuan Israel dan membiarkan
anak-anak perempuan hidup dengan selamat. Tetapi semakin umat Israel ditindas
atau mengalami penderitaan, jumlah mereka semakin bertambah banyak sehingga
semakin ketakutanlah orang-orang Mesir terhadap mereka. Mengapa hal ini dapat
terjadi? Sebab Allah turut hadir dalam penderitaan yang dialami oleh umatNya di
Mesir. Kehadiran Allah dinyatakan melalui pemeliharaanNya dimana Allah justru
memakai bidan-bidan di Mesir untuk tetap membiarkan bayi-bayi dari anak-anak
Israel (laki-laki maupun perempuan) untuk tetap hidup. Allah memelihara
umatNya di tengah penderitaan dengan caraNya yang tak terduga.
Kehidupan umat Allah memang tidak pernah lepas dari yang namanya
penderitaan atau pergumulan hidup. Demikian pula dengan kehidupan kita sebagai
anak-anak Tuhan. Khususnya saat ini ketika kita diperhadapkan dengan Berbagai
situasi yang sulit dan mungkin pergumulan yang berat kita rasakan dalam hidup
kita, kita mungkin bertanya-tanya dimanakah Allah di tengah situasi dan
penderitaan yang kita alami? Sebagaimana Allah hadir dalam penderitaan umat
Israel di tanah Mesir, dimana Allah tetap memelihara umatNya meskipun umat
sedang ada dalam penderitaan, maka kita percaya juga Allah yang sama, yang
tidak pernah berubah dahulu sekarang dan selamanya akan tetap hadir dalam setiap
kehidupan kita saat ini. Allah hadir dalam penderitaan kita dengan caraNya untuk
terus memelihara kita sehingga kita senantiasa hidup dalam sukacita dan damai
sejahtera.

Demikian juga besar kasih Allah untuk Bangsa ini, di saat dalam penindasan
Tuhan menyatakan kebesarannya dalam sebuah momen kemerdekaan yang luar
biasa hebat, Allah peduli terhadap bansa ini, oleh sebab itu mari berdoa bagi
bangsa ini dan kiranya bangsa ini semakin diberkati oleh Tuhan Yesus, biar
kehadiran kita orang percaya juga menjadi terang bagi bangsa ini, sehingga orang
yang belum percaya dapat melihat kehidupan kita anak-anak Tuhan.

Tuhan Memberkati kita semua, amin.

Anda mungkin juga menyukai