Anda di halaman 1dari 10

Khotbah MINGGU XV SESUDAH PENTAKOSTA

Minggu, 6 September 2015

KEBERHASILAN HIDUP

Amsal 10:1-7

Konteks

Kumpulan amsal-amsal Salomo

10:1 Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang
bebal adalah kedukaan bagi ibunya. 10:2 Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna,
tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut. 10:3 TUHAN tidak membiarkan orang benar
menderita kelaparan, tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya. 10:4 Tangan yang lamban membuat
miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. 10:5 Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia
berakal budi; siapa tidur pada waktu panen membuat malu. 10:6 Berkat ada di atas kepala orang benar,
tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. 10:7 Kenangan kepada orang benar
mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk.

Sumber SGDK:

PENGANTAR

Amsal pasal 10 berisi kumpulan atau koleksi amsal-amsal atau

petuah-petuah, yang secara umum disebut "amsal-amsal

Salomo". Petuah-petuah ini bisa berkaitan satu sama lain tetapi

bisa juga tidak. Tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa

petuah-petuah ini bersifat praktis yang bertujuan agar hidup

sehari-hari seseorang dapat diatur berdasarkan hikmat kebijak-

sanaan di bawah terang llahi.


PEMAHAMAN KONTEKS

Di banyak khazanah kebijaksanaan-kebijaksanaan kuno, mu-

tiara-mutiara kebijaksanaan diberikan dalam bentuk petuah-

petuah. Di tanah Batak misalnya, terdapat kepustakaan yang

cukup banyak mengenai bagaimana seseorang harus hidup, dan

dapat dibandingkan dengan petuah-petuah yang terdapat di

dalam kitab Amsal. Kebijaksanaan-kebijaksanaan ini tidak ber-

sifat abstrak, melainkan praktis. Intinya adalah : kalau anda ingin

menjadi bijaksana, lakukanlah tindakan-tindakan bijaksana. Tin-

dakan-tindakan bijaksana itulah yang membuat anda menjadi

orang bijaksana, bukan kata-kata bijaksana itu sendiri. Entah

mengapa, dalam konteks dan kondisi sekarang, kebanyakan

petuah tinggal menjadi kata-kata yang indah dan tidak dimak-

sudkan untuk dipraktikkan. Mungkin kita masih mewarisi pema-

haman mengenai penataran Pancasila di masa Orde Baru. Waktu

itu yang penting adalah anda lulus penataran Pancasila,

mengenai tindakan bagaimana yang bersifat Pancasila jangan

ditanya karena memang tidak diajarkan sama sekali. Juga ba-

nyak dari antara orang-orang Kristen yang sangat suka ke gereja

untuk mendengarkan kotbah. Orangnya bisa sangat terkesan

dengan kotbah, tetapi jangan tanya apa dia mau melaksanakan

apa yang didengarnya.

PEMAHAMAN TEKS

Ayat 1 berbicara mengenai hubungan anak dengan ayah dan


ibunya. Petuah ini ditujukan kepada ketiga pihak, bagaimana

mereka menjalankan hubungan itu satu sama lain. Memang

dalam teks dikatakan bahwa anak bijak menjadi sukacita bagi

ayah sedangkan anak bebal menjadi kedukaan bagi ibunya,_tetapi

perkara bagaimana jadinya anak itu adalah urusan ketiga-tiganya.

Ayat 2 dan ayat 3 saling berkaitan dan merupakan kebijaksanaan

praktis yang berlaku sampai pada masa kini : mereka yang

mengumpulkan harta dengan jalan yang tidak benar, akhirnya

tidak berguna bagi pemiliknya. Harta itu menjadi kutuk baginya.

Sebaliknya, mereka yang berjalan dalam kebenaran akan

mengalami perlindungan Tuhan. Mereka disebut "orang benar".

Orangnya mungkin tidak menjadi kaya, tetapi tidak pernah akan

kelaparan. Bencana kelaparan merupakan hal yang selalu

mengancam kehidupan orang di Asia Barat Daya Kuno, tetapi

mereka yang mengandalkan Tuhan akan luput daripadanya.

Ayat 4 dan 5 juga berhubungan. Orang yang malas akan jatuh

miskin, sedangkan orang yang rajin akan menjadi kaya. Petuah

praktis ini didasarkan atas pengalaman-pengalaman petani dan

pedagang. Biasanya petani sekaligus juga menjadi pedagang

bagi hasil buminya. Masa panen adalah masa bersukaria, tetapi

orang harus tetap sigap sehingga hasilnya dapat dijual dan

mem beri keuntungan. Ayat 6 dan 7 berbicara mengenai "orang

benar" dan "orang fasik". Seperti sudah dikatakan di atas, pe-

tuah-petuah ini bersifat praktis dan bertolak dari apa yang sudah

dilakukan. Orang yang melakukan hal-hal yang benar akan


terberkati dan dikenang sebagai orang benar, sedangkan orang

yang melakukan hal-hal yang fasik akan meninggalkan nama

yang busuk.

KOTBAH LENGKAP

Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan,

Puji Tuhan, sekarang nampaknya kita tidak pernah akan menga-

lami bahaya kelaparan. Begitu harga beras naik, pemerintah tumn

tangan untuk menstabilkannya. Tetapi di sana-sini pasti masih

ada orang yang karena kehabisan uang, menderita kelaparan.

Maka kita perlu tetap sensitif untuk melihat keadaan ofang-orang

di sekitar kita, siapa tahu mereka adalah orang yang kelaparan.

Di jaman dulu, kelaparan dianggap sebagai sebuah wabah,

makanya kita sering rnendengar istilah "ba|a kelaparan" yang

kemudian diperhalus menjadi "busung lapar". Oleh karena panen

yang gagal atau perang yang berkepanjangan, masyarakat sering

menderita kelaparan. Pemerintah yang kejam seringkali

mem punyai niatjahat untuk memusnahkan suatu golongan atau

suku bangsa, dengan jalan membiarkan mereka kelaparan dan

akhirnya mati kelaparan. Sewaktu Rusia diserbu oleh Jerman

(Nazi) pada tahun 1941, mereka merencanakan untuk secara

sengaja membiarkan orang Rusia mati kelaparan. Jadi kalau

orang lain membuat program untuk mengatasi orang kelaparan,

kaum Jerman (Nazi) bahkan membuat program untuk membuat

orang kelaparan!
Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan,

Di dalam nas renungan kita, Tuhan menjanjikan kepada orang

benar, bahwa dia tidak akan mengalami kelaparan. Janji itu tentu

saja benar, namun kita perlu memeriksa dulu apakah dan

siapakah yang dimaksudkan dengan "orang benar". Di dalam

kerangka kepercayaan Kristen, kita mengaku bahwa tidak ada

orang benar. Semua orang tidak benar. Yang ada ialah orang

yang "dibenarkan" oleh Allah Bapa melalui Putra-Nya Yesus

Kristus. Jadi kita orang Kristen adalah orang berdosa yang

dibenarkan. Maka kalau kita membaca Perjanjian Lama, kita

sering bingung menemukan istilah "orang benar", dan jumlah

istilah ini cukup banyak bertebaran di Perjanjian Lama, termasuk

padanannya, yaitu istilah "orang fasik". "Orang benar" adalah

mereka yang melakukan tindakan-tindakan yang benar, sedang-

kan "orang fasik" adalah mereka yang melakukan tindakan-

tindakan yang tidak benar. Manusia dinilai dari perbuatannya,

bukan dari perkataannya atau pun dari hal-hal lain, misalnya asa|-

usul ataupun golongan dan agamanya. Maka orang benarakan

mengalami penggenapan janji Tuhan, hanya apabila dia

melaksanakan tindakan-tindakan yang benar.

Dalam konteks perikop kita, tindakan-tindakan ini adalah

berusaha sekuat tenaga untuk membangun sebuah kehidupan

keluarga yang menjamin kesejahteraan anggota-anggotanya,


baik untuk masa kini maupun untuk masa depan. Kalau untuk

mengkonkretkan hal ini, orangnya harus berkuliah dan bekerja

sekaligus, tidak mengapa, sebab tujuannya mulia, supaya "dapur

tetap menyala". Sebaliknya, "orang fasik" menganggap bahwa

segala sesuatu akan terjadi dengan sendirinya, entah dengan

bantuan orang lain atau dengan pertolongan Tuhan, dengan

mujizat misalnya. Bisa juga hasratnya untuk menonjol dan diakui

sebagai orang kaya, menyebabkan dia mengambil keputusan-

keputusan yang gegabah dan konyol, misalnya ikut tawaran lotre

jutaan dollar USA atau tertipu oleh berita mengenai penemuan

harta karun di internet atau di hand-phone. Entah sudah berapa

orang yang jatuh gara-gara godaan di internet. Karena bangkrut

maka mereka secara harfiah memang mengalami kelaparan

bersama anggota-anggota keluarganya! lni contoh-contoh

mengenai kasus-kasus individual, tetapi juga sama halnya

dengan kasus-kasus kolektif. Bisa terjadi pemerintah-pemerintah

di negara-negara berkembang tergoda untuk mengambil

tindakan-tindakan jalan pintas dengan tujuan segera mencapai

kemakmuran, tetapi kenyataannya bahwa yang makmur hanya

sebagian dari warga. Kebanyakan warga tidak menikmati hasiI-

nya, bahkan banyak warga malahan menjadi korban demi untuk

kemakmuran sebagian warga. Dengan kata lain, banyak kepu-

tusan-keputusan penting yang menyangkut rakyat banyak, tetapi

justru malah merugikan rakyat banyak. Bukannya jumlah orang

miskin berkurang namun semakin bertambah. Pemerintah yang


demikian tidak bisa disebut "pemerintah yang benar" melainkan

"pemerintah yang fasik". Bagi rakyat banyak ukuran pemerintah-

an yang baik itu sederhana saja, yaitu apakah mereka bisa hidup

dengan layak sebagai manusia, bersama dengan keluarganya.

Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan.

Kalau kita tetap segan menerapkan kepada diri kita istilah "orang

benar", oleh karena kita sadar bahwa kita tidak benar, ya tidak

mengapa. Tetapi biarlah berdasarkan renungan terhadap Amsal

10:3, kita mencoba untuk menjadi manusia praktis yang bertin-

dak secara praktis, bukan hanya secara teoritis saja. Sebagai

orang Protestan kita yakin pada semboyan Sola Fide, "hanya

oleh iman". Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa keselamatan

tidak bisa kita peroleh dengan usaha sendiri, melainkan hanya

dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Namun demikian, rasul

Yakobus mengingatkan kita bahwa iman tanpa perbuatan adalah

mati. Kita orang Kristen adalah orang berdosa yang dibenarkan,

tetapi marilah kita menghayati pembenaran kita itu dengan

bertindak benar yang menyebabkan kita dan orang-orang yang

menjadi tanggungjawab kita bisa hidup sekarang dan di masa

depan dengan baik dan benar; bukan bertindak fasik. Jika

bertindak fasik dampaknya adalah kita menghancurkan hidup

kita sendiri dan hidup orang-orang serta rakyat yang justru kita

cintai! Mari kita mendidik anak-anak kita dengan baik dan benar,

agar mereka belajar bertindak benar dan bukan hanya dicekoki


terus menerus dengan nasihat-nasihat abstrak saja; dan mari

kita menjadi teladan bagi mereka dalam perbuatan yang benar.

Tuhan menyertai kita sekalian, Amin.

RENUNGAN HARI INI, AMSAL 10:1-7

TEOLOGI YANG TIMPANG

SELASA, 4 Feb 2014

Bacaan : Amsal 10:1-7


Tangan yg lamban membuat miskin, tetapi tangan org rajin menjadikan kaya. (Amsal 10:4)

Bacaan Alkitab Setahun:

Imamat 7-8

Saya mengenal seorg pria yg begitu aktif dlm pelayanan di gereja. Pada saat yg sama, ia menelantarkan
bisnis toko warisan orangtua nya. Keuangannya mjd morat-marit shg mengakibatkan kesusahan bg
keluarganya. Ketika saya mengingatkannya utk lbh ber tanggungjawab dlm usahanya, ia malah mjwb,
"Saya tdk pernah memusingkan urusan toko krn Tuhan pasti memberkati kami selama saya melayani Dia
dgn sungguh2!"

Sepintas lalu, jwbannya terdengar benar & mulia. Akan tetapi, di sini ada sebuah ketimpangan dlm
berpikir. Amsal memberi kan pandangan yg jauh lbh seimbang. Di satu sisi, Tuhanlah yg memberkati &
mencukup kan kebutuhan kita (ay. 3, 22). Kita tdk boleh menyombongkan berbagai pencapaian ekonomi
kita seolah itu hasil kecakapan kita semata. Di sisi lain, Tuhan mau kita bekerja keras & bertanggung jwb
utk mencukupi kebutuhan hidup se-hr2 (ay. 45, 16). Kita tdk dpt menggunakan dalih bahwa Tuhan pasti
memelihara kebutuhan kita utk membenarkan kemalasan kita dlm bekerja. Tuhan tdk memberkati
kemalasan; Dia menghendaki kita menjauhi sikap buruk itu.

Bgm kita dpt mengalami kehidupan yg dicukupkan oleh Tuhan? Andalkan Tuhan senantiasa sbg sumber
berkat. Namun, jgn berhenti di sana. Giatlah dlm melakukan pekerjaan atau bisnis scr profesional
disertai dgn hati yg takut akan Tuhan. Kombinasi keduanya memungkinkan kita menikmati berkat
Tuhan.

TUHAN MAU MEMBERKATI ANDA MELALUI KETEKUNAN

& KESETIAAN ANDA DLM BEKERJA.O:). ` Waktu sedang “jaya”, kita merasa banyak teman di sekeliling
kita.Waktu sedang “berkuasa”, kita bisa melakukan apa saja. Waktu tak berdaya, barulah kita sadar
siapa aja sahabat sejati yg ada. Waktu “jatuh”, kita baru sadar selama ini siapa aja teman yg memperalat
& menggunakan kita.Waktu “sakit”, kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, jauh melebihi
harta.Manakala “miskin”, kita baru tahu jadi orang harus banyak memberi / bersedekah dan saling
membantu.Saat di ambang “ajal”, kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia².Hidup
tidaklah lama,Sudah saatnya kita bersama² membuat HIDUP LEBIH BERHARGA dengan :1. Saling
menghargai2. Saling membantu3. Saling memberi4. Saling mendukung({}) Jadilah sahabat setia tanpa
syarat Selamat siang saudara2ku tercinta..!

Anda mungkin juga menyukai