Anda di halaman 1dari 5

FT : 1 Kor 1;18-31

Tema : Hikmat dan kekuatan Allah


LB Surat: surat 1 kor ini ditulis o/ rasul Paulus yg dipanggil oleh A’menjadi rasul KY. Rasul berarti:seorg
yg diutus u/ melakukan pekerjaan khusus/ seorg yg dipilih A’u/ memberitakan ajaran YK.
Sostenes=a/ salah satu pemimpin org Yahudi di Korintus. Dia dipukuli org banyak ketika gubernur tdk
mau mendengarkan keberatan para pemimpin Yahudi atas pembertiaan Paulus. Dan Paulus
memberitahukan bahwa Sostenes telah menjadi pengikut Kristus.
Maksud penulisan Surat 1 Kor= Paulus menulis surat ini krn mrk a/ sahabat2nya dan krn Paulus
mendengar berbagai masalah yg timbul di jemaat Kor. Walaupun mereka sudah menjadi umat pilihan A’
tp banyak diantara mrk tdk mencerminkan sbg org2 pilihan A’.
Masalah2 yg terjadi di Kor:
1. Perpecahaan terjadi di antara jemaat 1:10-17
2. percabulan merajalela di kota Korintus, buktinya kita dapat melihat dalam 6:12-20,
3. perbandingan hikmat Allah dan hikmat manusia 1:18-16
4. Perselisihan, golongan Paulus, golongan Apolos 3:4-5
5. kesombongan jemaat Korintus 4:6-21
6. Jemaat Korintus juga dikenal karena penyembahaan kepada dewa dewi
7. Jemaat Korintus juga sebagai gambaran jemaat yang tersesat
8. korintus terkenal karena dosa percabulan, penyembahhan berhala, orang berzina , kebencian
9. Kota Korintus juga di kenal karena orang-orang pemabuk, pemfitnah, penipu dan lain sebagainya
10. kawin campur antara orang berimann dan tidak percaya pasala 7:1-16
11. Terkenal juga karena persembahan berhala
12. hiasan kepada wanita, bahkan kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam perjamuan malam.
13. pertemuan-pertemua malam mereka bukan mendatangkan kebaikan melainkan keburukan
14. penyalah gunaan karunia roh pasal 12:1-11
15. Perdangan yang semakin luar sehingga banyak orang datang berkunjung ke Korintus
16. kesalahan dalam mempergunakan karunia-karunia rohani.
Karena masalah2 itu Paulus mengirimkan surat ini kepada jemaat Tuhan yang ada di Korintus yg
bertujuan untuk menasihati dan mengajar mereka supaya menjadi murid Kristus yang hidup dalam
kebenaran.
Tema FT hari ini: Hikmat dan kekuatan Allah
Apa itu Hikmat ?? KBBI: kebijaksanaan/kearifan/kepintaran
Jadi hikmat adalah kepintaran mencapai hasil, menyusun rencana yang benar untuk memperoleh hasil
yang dikehendaki.
hikmat Allah adalah penempatan kata dan sikap yang tepat sesuai dengan apa yang Allah kehendaki
untuk disampaikan
==Bahaya kesombongnan/ keangkuhan itu sangan2 bisa hadir dlm kehidupan seseorg yg merasa diri
lebih dalam banyak hal:-kepintaran,jabatan,kekayaan/materi, kecantikan, bertalenta dll. Situasi ini bisa
membuat org bisa angkuh/sombong bahkan tidak menganggap org yg ada disekitarnya.
Kondisi seperti ini terjadi di jemaat Korintus. Dimana Kota Korintus adalah kota pelabuhan besar, kota yg
maju, yg mana org banyak bisa datang ke Korintus dan juga sebagai kota pusat perdagangan yg kaya.
Karena itu Paulus memberikan nasehat kepada jemaat di Korintus supaya mereka jangan memegahkan
diri mereka/sombong. Karna semuanya itu berasal dari Allah yg adalah sumber hikmat. Oleh sebab itu
sangat penting sekali hikmat dan kekutan A’ dalam diri kita.
Mengapa Hikmat dan kekuatan Allah penting bagi orang percaya?
1. Supaya Tidak memandang pemberitaan salib sebagai kebodohan tatapi
pemberitaan salib kristus adalah kekuatan A yg menyelamatkan’ (18)(Bdk Roma
1:16 dlm injil ada kekuatan A’ yg menyelamatkan)
Respon saat Paulus memberitakan tentang Salib:(24)
**bagi org Yahudi berita Salib=sbg batu sandungan. Krn kebanggaan mereka a/ mesias/ raja yg
ditunggu2 u/ membebaskan mrk.tp justru mati disalib.==sbg kehinaan
** bagi org non Yahuudi Salib==sbg kebodohan, krn mrk org yg terkenal dgn hikmat,
kecerdasan tetapi k” yg datang kedunia dan disalibkan tdk sesuai dgn harapan mrk.
** org pilihan A’merespon dgn baik; bahwa K’ a/ kekuatan A; dan hikmat A’.
Seringkali orang mencemooh suatu hal yang ia sendiri tidak pahami atau menganggap suatu kebodohan
akan hal-hal yang sebenarnya ia sendiri tidak mengerti. Misalnya, seseorang yang mencemooh keputusan
wasit pada pertandingan sepak bola. Dalam ketidak-mengertiannya ia akan menganggap wasit itu bodoh,
berpihak, dan tidak jeli. Padahal ia sendiri tidak mengerti akan peraturan pertandingan sepak bola. Atau
seseorang yang mencemooh musik dangdut. Karena tidak mengerti makna musik dangdut itu sendiri, ia
akan menganggap musik dangdut sebagai kebodohan, membosankan, kuno, kampungan dan tidak enak
didengar.
Tuduhan seperti itu terjadi pula saat orang-orang mendengar berita tentang Yesus yang disalib.
Karena ketidak-mengertiannya mereka menganggap berita atau pengajaran tentang Yesus yang disalib itu
adalah kebodohan.
Penjelasan Ayat 18:
Pemberitaan tentang salib akan dipandang sebagai “kebodohan” oleh mereka yang kurang mengerti, sebab
dalam penilaian manusia memang nampaknya bodoh kalau Anak Allah dibunuh oleh karena dosa manusia,
seharusnya dosa itu bisa dibinasakan oleh-Nya. Mereka hanya melihat sebatas pada salib saja dan tidak
melihat lebih jauh, yaitu pada kebangkitan dan kemenangan Tuhan Yesus atas kematian.

Manusia dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu mereka yang “akan dan sedang binasa” dan mereka yang
“akan dan sedang diselamatkan”. Setiap orang digolongkan sesuai dengan kepercayaannya. Bagi Paulus,
Injil itu adalah “kekuatan Allah”, karena Injil membuktikan kuasa Allah untuk mengalahkan kuasa dosa
serta memperbarui manusia yang percaya (band. Rom. 1:16).

2. Membuktikan hina bagi dunia tetapi dipilih Allah (26-31)


Dunia sering melihat orang hina dan yang tidak terpandang dengan sebelah mata. Artinya,
menganggap mereka seolah-olah tidak ada, disepelekan, diolok, dicaci, bahkan dikorbankan. Itulah sikap
orang duniawi melihat sesamanya. Biasanya orang kuat memegang kendali atas orang hina dan lemah.
Mereka merasa lebih pintar hingga akhirnya memandang rendah orang-orang yang lemah. Orang yang
berbuat semena-mena terhadap sesamanya, adalah mereka yang hidup tanpa kasih.
Kita mungkin boleh lemah, kita mungkin boleh dihina oleh orang lain. Namun selama hidup
kita benar di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan memakai kita untuk mengalahkan orang-orang
kuat yang hatinya penuh dengan kesombongan. Hal ini sesuai dengan Firman Tuhan dalam 1
Korintus 1:27-28, Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-
orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang
kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang
tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti.
Jangan sekali-kali kita menjadi sombong dan merasa bahwa tanpa Tuhan kita mampu
melakukan perkara yang hebat. Ingatlah bahwa hidup kita serupa bejana tanah liat di tangan
pembuatnya. Hidup kita adalah buatan tangan Allah dan apa yang ada pada diri kita adalah
karena kasih karunia.
Paulus mengungkapkan kesadaran yang amat dalam bahwa orang “bodoh dan lemah” justru
dipilih Allah. Orang yang merasa dirinya tidak berdaya, lemah, dan bodoh cenderung
membutuhkan bantuan dan mendambakan kehadiran serta persahabatan. Demikian pula dalam
ketergantungannya pada Allah, mereka benar-benar mengakui kebutuhan mereka akan
kehadiran-Nya. Mereka cenderung lebih terbuka terhadap Allah. Sebaliknya, orang yang mencari
pengaruh, pujian, dan kekayaan untuk diri sendiri sering tampak tertutup terhadap Allah karena
merasa sudah mampu memperolehnya dengan kekuatan sendiri.
Tuhan senang memakai apa yang menurut manusia terkecil, terbelakang, terlemah untuk
melakukan perkerjaan-pekerjaan-Nya yang besar. Yesus bukan dilahirkan di kota besar ketika itu
tapi di Betlehem yang kecil. Yesus pun tidak memilih orang-orang terpandai dan terkemuka
untuk menjadi Murid-murid-Nya melainkan para nelayan yang tak memiliki pendidikan yang
tinggi dan ketika itu bukan menduduki “kasta” yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.
Tuhan yang maha besar senang bekerja melalui orang yang lemah, tempat yang kecil untuk
menunjukkan bahwa keberhasilan bukan tergantung kekuatan manusia tapi semata-mata karena
kuasa-Nya.
Jika kita melihat Kitab Suci, maka kita akan menemukan bahwa hal-hal yang terlihat kecil
ternyata memiliki potensi untuk melakukan hal-hal yang berdampak besar, Misalnya:
– Biji sesawi! Meskipun ia adalah salah satu benih yang paling kecil, ketika bertumbuh ia bisa
menjadi pohon yang sangat besar.
– Musa! Meskipun ia tidak pandai berbicara, Tuhan menggunakannya untuk memimpin
Bangsa Israel keluar dari Mesir.
– Yunus! Meskipun ia hanya mengeluarkan sebuah kalimat yang singkat, Tuhan
menggunakannya untuk membuat seluruh rakyat Niniwe bertobat.
– Daud! Meskipun ia hanya seorang gembala domba bertubuh kecil, Tuhan menggunakannya
untuk mengalahkan seorang raksasa bernama Goliat.
– Anak yang membawa lima roti dan dua ikan! Meskipun ia hanya memiliki sedikit, Tuhan
menggunakannya untuk memberi makan 5000 laki-laki.
– Timotius! Meskipun ia masih sangat muda, Tuhan menggunakannya untuk menyebarkan
Injil bersama-sama dengan Rasul Paulus.
– Petrus! Meskipun ia hanya seorang penjala ikan yang tidak berpendidikan, Tuhan
menggunakannya untuk menjadi pemimpin pergerakan Kekristenan yang pertama.

Jika Tuhan bisa menggunakan mereka untuk melakukan hal-hal luar biasa, maka tentunya Dia
juga bisa menggunakan diriku dan dirimu untuk melakukan hal-hal luar biasa. Jangan pernah
merasa terlalu kecil, terlalu bodoh, terlalu lemah, atau pun terlalu muda. Tuhan kita adalah
Tuhan yang hebat dalam menggunakan hal-hal yang tak terpandang oleh dunia untuk melakukan
hal-hal besar bagi kemuliaan nama-Nya.

Penutup:
1. jgn memandang rendah diri kita/jgn mengecilkan diri krn kita berharga dimata T’, kita
sudah dipilih T’/diperlengkpi u/ melakukan hal2 yg besar.
2. Ingatlah bukan krn hebat kita, T’memilih kita. T’ pilih kita supaya kita menjadi org yg
hebat
Ayat 19-20:
Paulus mengutip Yesaya 29:14 untuk menunjukkan bahwa sejak zaman Perjanjian Lama hikmat Allah selalu
bertentangan dengan hikmat manusia. Manusia selalu beruusaha mencari keselamatan melalui hikmatnya
sendiri atau melalui hukum Taurat, karena Allah menyediakan jalan keselamatan yang mereka anggap tidak
masuk akal dan dianggap bodoh, yaitu iman kepada Tuhan Yesus yang disalibkan. Oleh karena cara
keselamatan seperti itu tidak masuk akal, maka kebanyakan manusia menganggapnya tidak berguna,
sehingga mereka selalu mencari keselamatan itu melalui usahanya sendiri.

Ayat 21:
Manusia tidak dapat mencari Allah dengan hikmatnya sendiri; sebaliknya Allah bersedia menyatakan diri-
Nya kepada manusia, walaupun dengan cara yang tidak terduga, yaitu dalam “kebodohan pemberitaan
Injil”. Pemberitaan itu dianggap sebagai suatu “kebodohan” karena selalu menekankan bahwa kristus harus
menderita, bahkan mati agar manusia diselamatkan. Hanya mereka yang bersedia percaya kepada
“kebodohan” itulah yang akan diselamatkan.

Ayat 22-23:
“Tanda” dan “Hikmat” merupakan ciri khas dari dua macam kebudayaan utama yang terdapat dalam jemaat
Korintus. “Menghendaki Tanda” adalah cirri khas orang Yahudi yang selalu bettindak berdasarkan fakta atau
realita, bukan berdasarkan pemikiran atau teori saja. Sejak zaman Perjanjian Lama orang Israel selalu
meminta tanda dari Allah, sebagai bukti dari kehadiran dan penyertaanNya. Demikian juga mereka selalu
meminta tanda dan mujizat dari Tuhan Yesus, sebagai bukti bahwa Ia adalah Mesias yang sejati (band. Yoh.
6:30). Mereka menilai kematian Yesus sebagai suatu kegagalan besar, sebab tidak sesuai dengan harapan
mereka tentang seorang Mesias yang agung dan mulia. Namun anehnya, mereka juga tidak percaya pada
tanda Kristus yang terbesar, yaitu kebangkitanNya. Hal ini semakin menunjukkan bahwa mereka kurang
mengerti tentang begitu banyak nubutan tentang penderitaan Mesias yang terdapat dalam Perjanjian Lama
(lih. Yes. 53, Mzm. 22).

“Mencari hikmat” adalah cirri orang Yunani yang selalu menekankan bahwa kebenaran hanya dapat
diperoleh melalui filsafat dan logika atau dengan memakai otak dan pikiran manusia sendiri. Bagi mereka,
Injil dan salib Kristus adalah kebodohan, karena tidak masuk akal bahwa seorang yang sudah mati dapat
menyelamatkan orang lain. Sehingga bagi kedua golongan kebudayaan besar itu, Injil merupakan berita
yang sulit untuk diterima dan harus ditolak.

Ayat 24-25:
Orang yang “dipanggil” adalah mereka yang telah menerima dan percaya kepada Injil sehingga sudah
menjadi orang-orang yang sudah menjawab panggilan Allah. Orang-orang yang demikian dapat mengerti
bahwa salib Kristus merupakan “kekuatan Allah” dan “hikmat Allah” untuk mengalahkan kuasa dosa dan
maut. Dan merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan manusia. Oleh karena itu, walaupun
kelihatan “bodoh” dan “lemah” dipandang dari sudut duniawi, rencana Allah melalui salib itu melebihi segala
hikmat dan kekuatan manusia.

Teologi Paulus tentang salib mencapai puncaknya pada satu ungkapan penuh kemenangan dalam sebuah
paradoks yang agung. Apa yang sepintas tampak yang bodoh dari Allah masih lebih besar hikmatnya
dibanding kebesaran hikmat manusia. Apa yang tampak sepintas yang lemah dari Allah masih jauh lebih
kuat dibanding segala kekuatan manusia. Bnenarlah apa yang diungkapkan oleh Ayub, “Pada Allahlah
hikmat dan kekuatan.” (Ayub 12:13).

3. Menjadi
Refleksi

Sangat sulit untuk menjelaskan kuasa salib Kristus kepada orang yang belum percaya. Tetapi bila kita
melihat salib itu melalui kacamata rohani, barulah kita mulai mengerti sepenuhnya hikmat yang terkandung
di dalamnya.
Rasul Paulus menjelaskan bahwa pemberitaan tentang salib adalah kebodohan bagi dunia, tetapi bagi kita
yang berada di dalam Kristus, pemberitaan itu adalah hikmat Allah. Jadi pada dasarnya, hikmat Allah
menyatakan betapa terbaliknya pemikiran dunia!

Dunia berpikir bahwa mereka penuh hikmat, dan menurut mereka, orang-orang Kristen hanya menyia-
nyiakan waktu untuk pergi ke gereja dan membicarakan tentang “cara mendapatkan keselamatan”. Padahal
itulah kebenaran yang akan membawa orang-orang yang terhilang ke dalam suatu hubungan yang
menyelamatkan mereka.

Seandainya keselamatan bergantung pada kita, mungkin kita akan melakukan berbagai usaha untuk
meraihnya. Itu yang diajarkan ajaran lain di bumi ini. Mereka menganggap amal dan perbuatan baik adalah
alat untuk mendapatkan keselamatan. Padahal bagi Bapa perbuatan baik sebanyak apapun tidak akan
cukup untuk membayar hutang dosa kita. Itulah sebabnya Ia sendiri yang bertindak dengan melakukan
sesuatu yang hanya Dia yang bisa dan tahu bahwa itu diperlukan untuk menyelamatkan jiwa kita.

Mungkin kita tidak suka mengakuinya, namun sadarilah bahwa Ia tahu apa yang kita butuhkan bahkan
sebelum kita bertanya kepada-Nya. Karena itu, marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yesus yang telah
membereskan masalah ini dan menyediakan apa yang tidak pernah dapat kita capai dengan kekuatan
sendiri. Ya, Tuhan Yesus menyediakan keselamatan, pengampunan, dan hubungan yang kekal dengan Allah,
Bapa di surga. Amin

Anda mungkin juga menyukai