Anda di halaman 1dari 3

PDO FILIPI Pembahasan : Kis 14:8-18

 PEMBAHASAN KE-59
KISAH PARA RASUL
Pembicara
Hari/Tanggal
: Pdt. Hendra G. Mulya
: Jumat, 25 Agustus 2006

Sharing
Bp Glenn Olyver
Idolatry at Lystra: Penyembahan berhala yang terjadi di kota Listra
Perjalanan Rasul Paulus:

Kota Listra
1. Kota Listra masih merupakan salah satu kota yang terletak di Propinsi Galatia (jaman Kerajaan Romawi).
2. Dipengaruhi kuat oleh Kebudayaan Yunani dan Romawi.
3. Penduduknya terdiri atas Bangsa Yahudi dan Yunani (Non Yahudi).
Budaya di situ masih dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani dan Romawi, sehingga masih banyak orang yang melakukan penyembahan kepada
dewa-dewa.
Bagian I (ayat 8-10): Mujizat yang dilakukan Paulus
1. Ada seorang yang menderita lumpuh sejak lahir – ayat 8.
2. Ia Duduk dan Mendengarkan Paulus berbicara – ayat 9. Tidak hanya sekedar mendengar, tetapi menyimak dengan baik.
3. Paulus menatap dia dan melihat bahwa dia beriman dan bisa disembuhkan – ayat 9..
4. Paulus menyembuhkan orang tsb – ayat 10.
Apa yang dapat dipelajari dari kejadian tsb? Menerima Berkat Tuhan dengan penuh Iman.
Bagaimana Reaksi Orang Banyak lainnya yang melihat hal tsb?
Bagian II (ayat 11-13): Reaksi orang banyak atas mujizat tsb.
1. Orang banyak mengira Dewa-Dewa mereka turun dalam rupa manusia – ayat 11.
2. Mereka menyebut Barnabas dengan Zeus dan Paulus Hermes – ayat 12. Zues adalah dewa yang punya kedudukan tertinggi dalam mitologi
Yunani, yang berdiam di pegunungan Olympus. Hermes adalah dewa keberuntungan, dewa pembawa berita
3. Mereka juga hendak mempersembahkan korban persembahan kepada Barnabas dan Paulus – ayat 13.
Mengapa mereka melakukan hal tsb? Karena pengaruh Budaya Yunani dan Romawi yang masih kuat di situ.
Apakah Perbuatan mereka boleh dibenarkan? Bagaimana respon Barnabas dan Paulus?
Bagian III (ayat 14-18): Respon Paulus dan Barnabas
1. Paulus dan Barnabas mengerti bahwa apa yang diperbuat orang banyak tsb salah, karena mereka hendak melakukan penyembahan berhala.
Sesuai perintah Allah, hanya kepada Dia kita menyembah. (Band. Kel 20:3-6). Apa yang orang-orang perbuat itu salah di mata Allah karena tidak
sesuai apa yang Tuhan perintahkan, terutama di dalam 10 perintah Tuhan.
2. Paulus dan Barnabas mengoyakkan pakaian mereka sebagai tanda dukacita/kesedihan yang mendalam atas kejadian tsb (Band. Kej 37:34, Yos
7:6, 2Sam 1:11). Tradisi orang Yahudi: mengoyakkan pakaian = tanda dukacita, atau kesedihan yang mendalam terhadap sesuatu hal.
3. Ayat 15-17, mereka menegur orang banyak itu dan menjelaskan siapa mereka, menegaskan bahwa mereka adalah manusia biasa, sama dengan
mereka. Dan mereka menyampaikan maksud dan tujuan mereka di situ yaitu memberitakan Injil, agar orang-orang banyak itu meninggalkan
perbuatannya yang sia-sia dan berbalik kepada Allah yang Hidup, bukan kepada dewa-dewa yang mati.
1Kor 10:14-22, Paulus memperingatkan jemaat Korintus untuk menjauhi perbuatan penyembahan berhala.
Beberapa hal yang dapat dipelajari mengenai berhala.
Ada 2 jenis penyembahan berhala:
1. Berhala itu menyembah sesuatu (yang bukan Allah)
Misalnya: - Menyembah Dewa-Dewa/Patung
- Berdoa kepada orang yang sudah mati
- Mencari wangsit dengan memberikan sesajian
2. Berhala di jaman modern
Ciri-ciri perilaku manusia yang dapat dikatakan berhala:
a. Mencintai sesuatu lebih dari Allah. Contoh: uang, diri sendiri.
b. Memberikan waktu lebih kepada sesuatu daripada hal-hal rohani. Contoh: meluangkan waktu yang berlebihan kepada binatang peliharaan.
c. Terikat pada suatu hal yang sulit untuk dilepas. Contoh: kecanduan narkoba. Kita seringkali mengikat diri dengan hal-hal yang menurut kita
baik tetapi tidak baik menurut Allah.
d. Tidak menjadikan Tuhan sebagai tujuan hidup.
Ayat 18, Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban
kepada mereka. Hampir tidak dapat = akhirnya berhasil mencegah dengan susah payah.

1
KESIMPULAN
1. Berkat Tuhan bila diterima dengan penuh iman, tanpa kita sadari akan memberikan hasil yang dahsyat.
2. Dunia saat ini menawarkan begitu banyak pilihan-pilihan hidup dengan berbagai macam fasilitas yang ada. Apabila kita tidak hati-hati, kita dapat
terjerumus dalam model-model berhala modern.
Karena itu berjaga-jagalah, selalu waspada dan bertekun dalam doa, supaya iman kita selalu terpelihara

Ibu Fivianty Wijaya


Mengapa Paulus melakukan mujizat di Listra? Kebudayaan Listra dipengaruhi kebudayaan Yunani sehingga Paulus masuk ke kebudayaan mereka
melalui mujizat. Namun penduduk di sana malah menganggap mereka dewa. Paulus dan Barnabas menegaskan bahwa mereka manusia biasa dan
ada di sana untuk memberitakan injil.
Paulus dan Barnabas manusia biasa, sama seperti kita semua. Kita tidak harus punya kehebatan atau keahlian khusus baru dapat mengabarkan
injil. Kita masing-masing punya talenta untuk berkarya.
Misalnya ada yang punya talenta dan bisa berkarya mell menyanyi, di belakang layar, di pekerjaan kita dll.
Kita bisa berkarya mell talenta kita masing-masing. jangan membandingkan kelemahan kita dengan kehebatan orang lain sehingga menunggu kita
sempurna dulu baru mau melayani. Yang penting adalah kalau kita mau mengabarkan injil selalu bawalah Tuhan dalam hidup kita, sama seperti
apa yang sudah diteladankan oleh Paulus dan Barnabas.

Pembahasan
Kis 14:8-18, Di Listra dan Derbe
8
Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. 9Ia duduk
mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. 10Lalu kata Paulus
dengan suara nyaring: "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. 11Ketika orang banyak melihat
apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."
12
Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. 13Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya
terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban
bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. 14Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke
tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: 15"Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama
seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah
yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 16Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti
jalannya masing-masing, 17namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit
dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan." 18Walaupun rasul-rasul itu
berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.

Listra adalah satu kota yang mungkin dibandingkan dengan kota-kota lain yang didatangi Paulus, kota ini lebih terbelakang secara budaya, mereka
masih dipengaruhi oleh budaya-budaya Yunani.
Listra adalah daerah asal Timotius, Kis 16.

Lukas mengemukakan bahwa, di Listra ada seseorang yang duduk sa,a karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah
dapat berjalan, ayat 8.
Hal ini ditekankan untuk menunjukkan bahwa saat itu benar-benar terjadi mujizat, karena orang itu adalah orang-orang yang benar-benar lumpuh,
yang lumpuh sejak lahir. Kalau orang itu hanya baru lumpuh selama 2 minggu, maka kalau disembuhkan oleh Paulus, itu bukanlah mujizat.
Ayat 9, Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan .
Sikap dari orang lumpuh ini, dia duduk dan mendengarkan ketika Paulus berbicara.
Waktu dia mendengarkan pemberitaan injil, timbullah iman di dalam hatinya.

Mungkin pada waktu kita duduk mendengarkan pemberitaan firman Tuhan, hal itu memungkinkan terjadinya satu perjumpaan antara firman Tuhan
dengan diri kita. Bagaimana kita bisa melaksanakan ini di dalam kehidupan kita?
Apakah di setiap kali pemberitaan firman Tuhan kita bisa duduk diam memperhatikan dan mendapatkan sesuatu dari firman Tuhan?
Mungkin ini masih merupakan pergumulan bagi kita semua.
Masing-masing orang punya interpretasi yang berbeda terhadap pemberitaan firman Tuhan yang sama. Ada yang mengerti, ada yang tidak
mengerti, ada yang jadi bingung, ada yang tergugah.

Apakah iman dari orang tergantung pada pembicara/pemberita firman Tuhan? Kalau pembicara itu baik, iman kita juga baik dan sebaliknya?
Apakah iman akan selalu bergantung pada seorang pembicara? Seandainya iya, maka sistem penerimaan sekolah teologia harus memberikan
syarat kepada calon-calon mahasiwa yang cakap sebagai pembicara, harus ada test khusus untuk hal ini.
Apakah demikian? Tidak demikian.

Paulus waktu di Korintus berkata, aku datang kepadamu, tidak dengan kata-kata yang indah, supaya imanmu itu tidak bergantung pada perkataan
manusia, tetapi betul-betul bergantung pada firman Tuhan.
Jadi kita tidaklah boleh memandang pada si pembicara, menggantungkan iman kita pada si pembicara itu.
Gantungkanlah iman kita pada hikmat Tuhan. pada waktu memperhatikan firman Tuhan, ijinkan firman itu bicara pada kita secara pribadi.

Ayat 9, Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan .
Prosesnya: Paulus berbicara firman Tuhan – orang lumpuh itu mendengarkan – dia beriman – dia disembuhkan.
Seringkali kita lebih memakai iman sebagai ilmu orang Kristen.

2
Seorang filsuf mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang proyeksinya/tujuannya ingin menjadi Allah.
Dalam kitab Kejadian juga dituliskan demikian. Manusia jatuh dalam dosa karena manusia ingin menjadi seperti Allah.
Pada waktu manusia ingin menjadi seperti Allah, manusia punya kecenderungan untuk mengikat Allah.

Agama itu adalah sesuatu usaha manusia untuk mengikat Allah.


Misalnya: orang melihat dewa-dewa, gunung meletus pertanda dewa marah sehingga banyak jatuh korban. Sehingga bagaimana cara agar si dewa
tidak marah, maka manusia memberikan sesajen. Ternyata kepercayaan dari manusia itu membuat dewa itu menjadi lumpuh, melumpuhkan dewa
dengan sesajen.
Jadi agama adalah usaha manusia untuk mengikat Allah sehingga dia bertindak sesuai dengan keinginan kita.

Setelah kita jadi Kristen, konsep agama tetap sama. Agamanya berubah, tetapi dasarnya tetap sama: ingin mengikat Tuhan.
Misalnya, waktu kita sakit, kita mau sembuh. Biasanya kita berdoa. Tetapi doa kadang-kadang dikabulkan, kadang-kadang tidak. Jadi kalau doa
tidak dikabulkan, bagimana kita agar bisa sembuh? Dengan iman. Sehingga banyak orang yang berkata, berdoa harus pakai iman agar doa dapat
dikabulkan. Oleh karena itu iman kita pakai untuk mengikat Tuhan.

Jadi iman seringkali kita pakai untuk menaklukkan Tuhan.


Kita menggunakan firman Tuhan: iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung. Dengan iman kecil, kita dapat melakukan sesuatu yang
besar. Oleh karena itu kita cenderung berusaha untuk beriman, namun iman kita itu sesungguhnya kita pakai untuk menaklukkan Allah.

Apa iman itu sebenarnya? Apakah kita orang beriman?


Iman adalah percaya yang sungguh kepada, bukan satu entitas yang berdiri sendiri. Iman itu adalah percaya yang sungguh kepada sesuatu.
Misalnya seorang anak yang tidak bisa berenang, tetapi berani lompat ke ayahnya yang sedang berenang di kolam yang agak dalam airnya.
Dia yakin (beriman) bahwa ayahnya tidak akan membiarkan dia tenggelam.

Dalam kekristenan, iman adalah percaya kepada Tuhan Yesus.


Orang lumpuh mendengar firman Tuhan diberitakan, duduk mendengar, dia terima, barulah dia beriman kepada kebenaran firman Tuhan yang
dikemukakan oleh Paulus. Setelah dia terima itu, maka Paulus melihat bahwa orang itu beriman dan bisa disembuhkan.
Roma 10:17, Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus .
Inilah iman yang sesungguhnya.

Iman harus berdasarkan firman Tuhan, bukan keyakinan kita sendiri.


Misalnya, kita yakin bahwa Tuhan akan memberi kita sesuatu (mis. mobil), itu bukan iman, karena bukan berdasarkan firman Tuhan.

Dari manakah iman itu muncul?


Ada yang mendengar jadi percaya, ada yang mendengar tidak percaya bahkan menolak.
Yang percaya dan tidak percaya sama-sama mendengar.
Jadi sebenarnya iman itu bisa muncul karena pemberian/anugrah Tuhan. Sehingga ada orang yang mendengar bisa jadi percaya bisa tidak.
Karena iman itu muncul dari Tuhan, Paulus melihat sesuatu bahwa orang itu bisa disembuhkan, ada satu kontak yang dia lihat, ada pekerjaan
Tuhan di dalam diri orang itu.

Iman adalah sesuatu yang diberikan oleh Tuhan tanpa kita mengerti bagaimana caranya, tetapi kita bisa rasakan, bagaimana Tuhan mengubah dan
menggerakkan hati kita.
Iman itu pasti dari firman Tuhan. iman bekerja dalam hidup kita memberikan hal-hal yang sesuai dengan yang Tuhan rencanakan untuk kita.

Kadang-kadang kita mengatakan kita orang beriman, padahal hidup kita menunjukkan kita bukan orang beriman.
Kita inign mendapatkan sesuatu sesuai dengan keinginan kita bukan keinginan Tuhan.
Biarlah firman Tuhan akan menghasilkan iman yang sejati dalam hidup kita.
Hidup beriman adalah hidup yang sangat indah yang Tuhan berikan kepada kita, hidup yang senantiasa berjalan bersama-sama dengan Tuhan.
Hidup jadi indah karena kita bisa melewatinya bersama-sama dengan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai